LAPORAN AKHIR PROGRAM PPM IPTEK BAGI PESANTREN (IbP)
IbP PENDIDIKAN POLITIK DAN WAWASAN KEBANGSAAN BAGI PELAJAR DAN SANTRI DI PESANTREN
Dibiayai Oleh : Universitas Siliwangi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Sesuai Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) Nomor SP. DIPA-042.01.2.400863/2016, tanggal 7 Desember 2015
Oleh : Akhmad Satori, S.IP., M.SI Mohammad Ali Andrias, S.IP., M.Si
NIDN. 0428078102 NIDN. 0424038201
UNIVERSITAS SILIWANGI OKTOBER, 2016
LAPORAN PENGGUNAAN KEUANGAN IPTEK BAGI PESANTREN (IbP)
IbM PENDIDIKAN POLITIK DAN WAWASAN KEBANGSAAN BAGI PELAJAR DAN SANTRI DI PESANTREN
Dibiayai Oleh : Universitas Siliwangi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Sesuai Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) Nomor SP. DIPA-042.01.2.400863/2016, tanggal 7 Desember 2015 Oleh : Akhmad Satori, S.IP., M.SI Mohammad Ali Andrias, S.IP., M.Si
NIDN. 0428078102 NIDN. 0424038201
UNIVERSITAS SILIWANGI OKTOBER, 2016
HALAMAN PENGESAHAN IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP) 1. Judul IbP
2. Nama Mitra Program IbP (1) Nama Mitra Program IbP (2) 3. Ketua Tim Pengusul a. Nama b. NIDN c. Jabatan/Golongan d. Program Studi e. Perguruan Tinggi f. Bidang Keahlian g. Alamat Kantor/Telp/Faks/surel
: IbP Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan Bagi Santri dan Pelajar di Pesantren : Ponpes Riyadul Ulum wa Da’wah Condong : SMK Ponpes Manaarotul Ulum Saguling : Akhmad Satori, S.IP., M.Si : 0428078102 : Lektor / Penata Tk I/ III C : Ilmu Politik : Universitas Siliwangi Tasikmalaya : Pemikiran Politik Islam : Jl Siliwangi No. 24 Tasikmalaya-46115 Tlp. 0265 323531 / faks. 0265 325812
4. Anggota Tim Pengusul a. Jumlah Anggota : 1 (satu) orang Dosen b. Nama Anggota I/bidang keahlian : Pengantar Ilmu Politik d. Pelajar/ Santri yang terlibat : 2 (dua) orang 5. Lokasi Kegiatan/Mitra (1) a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Kel. Saguling Kec. Kawalu b. Kabupaten/Kota : Kota Tasikmalaya c. Propinsi : Jawa Barat d. Jarak PT ke lokasi mitra (Km) : 8 km 6. Lokasi Kegiatan/Mitra (2) a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan : Kel. Condong Kec. Cibeureum b. Kabupaten/Kota : Kota Tasikmalaya c. Propinsi : Jawa Barat d. Jarak PT ke lokasi mitra (Km) : 10 km 7. Luaran yang dihasilkan : Nilai Karakter Kebangsaan dan Modul Pelatihan 8. Jangka waktu Pelaksanaan : 3 bulan 9. Biaya Total : Rp. 10.000.000,- Dikti : - Sumber lain (sebutkan ….) : dan lampirkan Surat Pernyataan Penyandang Dana. Mengetahui, Dekan
Tasikmalaya, 24 Oktober 2016 Ketua Tim Pengusul
Dr. H. Iis Marwan, SH., M.Pd NIP.196408181990021001
Akhmad Satori, S.IP., M.Si NIDN. 0428078102
Mengetahui Ketua LPPM UNSIL
Prof. H. Aripin, P.hD NIP. 196708161996031001
DAFTAR ISI
Hal HALAMAN JUDUL............................................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv RINGKASAN ....................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Analisis Situasi ........................................................................................ 1 B. Permasalahan Mitra ................................................................................. 5 C. Solusi Yang Ditawarkan .......................................................................... 5 BAB II. TARGET DAN LUARAN .................................................................... 8 A. Target Kegiatan ....................................................................................... 8 B. Luaran Kegiatan ...................................................................................... 8 BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................... 7 A. Metode Kegiatan Yang Digunakan ......................................................... 7 B. Bentuk / Keragaman Kegiatan................................................................. 7 C. Alat Penunjang Kegiatan ......................................................................... 7 D. Ruang Lingkup Kegiatan dan Waktu Kegiatan....................................... 7
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ............................................ 9
BAB V. HASIL YANG DI CAPAI .................................................................... 20 A. Deskripsi Mitra IbP ................................................................................ 20 B. Pelaksanaan Program IbP....................................................................... 28 BAB VI KESIMPULAN .................................................................................... 48 A. Simpulan ................................................................................................... 48 B. Saran .......................................................................................................... 49 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 50 LAMPIRAN ......................................................................................................... 52
RINGKASAN Pengabdian pada masyarakat melalui tema “Ibm Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan Di Pondok Pesantren” mengambil tempat di Ponpes Riyadhul Ulum Condong Dan SMK Manaarotul Ummah di Tasikmalaya, berupaya memberikan pemahaman lebih mendalam tentang pendidikan politik bagi kalangan santri dan pelajar, bagaimana memahami pendidikan politik yang baik dan beretika, sehingga siswa ataupun santri akan terbentuk karakter yang secara rasional memahami politik secara subtansial. Pendidikan ini sebagai proses pembinaan kesadaran bagi kalangan pemilih pemula dalam melaksanakan hak dan kewajiban, bagaimana pemahaman politik sangat penting dilakukan sejak dini, agar memahami cara berpartisipasi politik yang tepat tanpa arogansi dan memunculkan konflik politik. Kemudian dengan pengabdian ini tentang pemahaman nilai-nilai filosofis wawasan kebangsaan dan Pancasila, mampu membangkitkan semangat dan membentuk karakter siswa yang berakhlak ataupun bermoral sesuai dengan nilainilai filosofis Pancasila. Pengabdian pada masyarakat ini, akan difokuskan di wilayah Tasikmalaya yang mempunyai label “kota santri”. Dengan pengabdian ini para pelajar dan santri memiliki diharapkan memiliki rasa Cinta Tanah Air dan Bangsa, meningkatkan rasa toleransi terhadap keanekaragaman (majemuk) masyarakat Indonesia. Serta adanya sikap saling hormat menghormati dan menghargai dikalangan pelajar dan santri, bahwa mereka merupakan bagian dari masyarakat. Dalam konteks inilah Pendidikan Politik dan wawasan Kebangsaan mendapatkan urgensinya. Hasil Pengabdian pada masyarakat melalui tema “Ibm Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan bagi Pelajar di Pondok Pesantren” ini memberikan pemahaman lebih mendalam tentang pendidikan tentang pemahaman nilai-nilai filosofis wawasan kebangsaan dan Pancasila, mampu membangkitkan semangat dan membentuk karakter siswa yang berakhlak ataupun bermoral sesuai dengan nilai-nilai filosofis Pancasila. Pemahaman karakter wawasan kebangsaan sebagai sebuah pendidikan dalam penerapannya, harus dilakukan secara bertahap dan konsisten, apalagi di tengah situasi dimana rasa kebangsaan yang melekat pada tiap generasi muda kian tipis, perlu dicetuskan pendidikan nilai nilai kebangsaan wujud penanaman karakter kebangsaan kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga upaya pembangunan manusia Indonesia yang berakhlak budi pekerti yang mulia dapat diwujudkan. . Kata Kunci : Pendidikan Politik, Wawasan Kebangsaan, Pelajar dan Santri
BAB I PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi Euphoria demokratisasi di Indonesia tidak diikuti dengan “kedewasaan politik” dan kesadaran hidup nilai-nilai Pancasila. Kondisi sosial politik di Tanah Air ternoda konflik sosial dan agama. Lenyapnya nilai-nilai filosofis wawasan kebangsaan dan Pancasila telah menimbulkan keprihatinan, sebagai bangsa yang memiliki ragam kultur dan agama, kenyataannya rawan menimbulkan berbagai persoalan. Permasalahan sosial atau konflik bisa muncul kapan saja (bahaya laten). Persoalan ini semakin krusial jika masyarakat sulit menemukan kesepakatan dalam menghadapi permasalahan yang muncul. Miniatur permasalahan sosial yang dianggap krusial di berbagai wilayah Indonesia, mengenai kasus yang terjadi di kalangan siswa sekolah seperti tawuran, bullying, pelecehan seksual, geng motor serta narkoba. Permasalahan yang terjadi di sekolah jika tidak diselesaikan secara berkesinambungan dan serius, baik kalangan guru maupun pemerintah. Maka akan tidak mungkin akan menjadi permasalah sosial yang lebih besar. Sebab unit terkecil (sekolah) selain keluarga, seharusnya sebagai institusi utama dan wajib untuk mampu dan menghasilkan karakter siswa yang berakhlak ataupun bermoral sesuai dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai filosofis Pancasila. Hilangnya nilai-nilai karakter siswa untuk jujur, bertanggungjawab, menghormati, serta tindakan positif lainnya. Karena minimnya pendidikan karakter yang diterapkan secara berkesinambungan dan serius. Sementara dalam pengabdian pada masyarakat ini, difokuskan di wilayah Tasikmalaya yang mempunyai label “kota santri” yang terdapat ratusan pesantren di wilayah Priangan Timur ini. Pondok Pesantren merupakan lembaga studi Islam yang punya nilai historis terhadap gerakan sosial keagamaan. Lembaga ini merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Maka wajarlah apabila banyak kalangan yang menyebutnya sebagai “Bapak” pendidikan Islam di negara yang mayoritas
penduduknya umat Islam ini. Pondok pesantren lahir karena adanya tuntutan dan kebutuhan masyarakat, karena pada zaman dahulu belum ada lembaga pendidikan formal yang mengajarkan pendidikan agama. Kelahiran Pondok pesantren karena adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan. Karena lahir dari tuntutan dari umat ini, maka pondok pesantren selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat di sekitarnya sehingga kehadirannya di tengah-tengah masyarakat tidak menjadi terasing. Dalam waktu yang sama segala aktivitasnya juga mendapat dukungan dan apresiasi dari masyarakat sekitar. Pada dasarnya pondok pesantren bukan hanya sekedar lembaga pendidikan. Pesantren juga merupakan medium budaya dalam kehidupan masyarakat.Namun demikian, sebagaimana dikemukakan oleh KH. Abdurrahman Wahid, jarang sekali orang yang berpandangan demikian. Pondok pesantren bukan hanya lembaga pendidikan intelektual, akan tetapi juga, pendikan spiritual, pendidikan moral, dan sebagai lembaga pendidikan sosial kemasyarakatan. Di sini pesantren mendidik masyarakat kehidupan praktis di masyarakat dan bagaimana seorang santri menjalankan peran sosial dalam masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan dan perantara kebudayaan masyarakat, pondok pesantren dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat termasuk peran politik. Pesantren mempunyai aset yang cukup handal dan tidak bisa diremehkan. Aset-aset ini bisa diarahkan untuk memacu kemajuannya, akan tetapi apabila ada salah langkah dalam pengelolan asset dan memainkan perannya maka tidak mustahil yang terjadi adalah sebaliknya, ia akan ditinggalkan oleh simpatisan dan civitas akademikanya. Aset Pesantren belakangan ini seringkali menjadi target politik kekuasaan. Pesantren dewasa ini tengah dihadapkan pada pusaran politik praktis, banyak dari pesantren yang terbuka kepada politik, bahkan ada pula yang terlibat langsung dengan politik praktis. Kelompok ini membuka pintu (lebar-lebar) kepada para elit politik atau pejabat pemerintahan. Pengasuh pesantren juga bersedia berkunjung ke kediaman mereka. Dalam konteks ini pendidikan politik perlu dilakukan di pesantren, agar pesantren bisa menempatkan posisi politik yang paling tepat bagi bangsa Indonesia.
Di sisi lain santri sebagai pemilih pemula dan jumlahnya cukup besar, namun belum memiliki jangkauan politik yang luas untuk menentukan arah politik kemana mereka harus memilih. Sehingga, terkadang apa yang mereka pilih tidak sesuai dengan yang diharapkan, kadang hanya menjadi alat dukungan politik. Alasan ini yang menyebabkan santri dan pelajar sangat rawan untuk dipengaruhi dan didekati dengan
pendekatan
materi
politik
kepentingan
partai-partai
politik.
Ketidakpahaman dalam soal politik praktis, terlebih dengan pilihan-pilihan dalam pemilu atau pilkada, membuat mereka sering tidak berpikir rasional dan lebih memikirkan kepentingan jangka pendek. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk membangun kesadaran santri dan pelajar dalam program pendidikan politik dan pemahaman kembali dalam membangun wawasan kebangsaan berdasarkan nilainilai Pancasila. Pendidikan politik yang biasa dilakukan sebagai proses pembinaan kesadaran warga negara dalam melaksanakan hak dan kewajiban perlu disosialisasikan kepada warga negara Indonesia, termasuk di kalangan pondok pesantren. Pendidikan politik juga bisa dilakukan dengan mensosialisasikan wawasan kebangsaan bagi generasi muda yang selama ini semakin luntur.Usaha sosialisasi nilai politik dan wawasan bangsa Indonesia secara sadar dilakukan oleh berbagai organisasi pergerakan jauh sebelum masa kemerdekaan dengan tujuan untuk memperoleh hak politik yang dirampas oleh penjajah. Dalam kerangka sosialisasi inilah ilmuwan politik harus merasa terpanggil mengabdikan ilmunya kepada masyarakat. Sosialisasi pendidikan politik untuk pelaksanaan pemilu, dan pembelajaran pemahaman politik lainnya sangat penting dilakukan sejak dini. Sosialisasi tersebut dapat berupa pendidikan politik dalam memahami cara berpartisipasi politik yang tepat. Upaya tersebut terus berlangsung secara alamiah menjadi sikap politik yang rasional melalui peningkatan kemampuan berorganisasi di bidang politik. Kemudian mengenai pemahaman mengenai wawasan kebangsaan bagi kalangan santri dan pelajar di Pondok Pesantren penting dilaksanakan. Dengan memahami dan mendalami wawasan kebangsaan ini, diharapkan para pelajar dan santri memiliki rasa Cinta Tanah Air dan Bangsa, meningkatkan rasa toleransi terhadap keanekaragaman (majemuk) masyarakat Indonesia. Serta adanya sikap
saling hormat menghormati dan menghargai dikalangan pelajar dan santri, bahwa mereka merupakan bagian dari masyarakat secara umum. Dengan memberikan pemahaman ini karakter pelajar dan santri akan semakin meningkat dan menjadi bagian penting dari pembangunan bangsa Indonesia. Dalam konteks inilah Pendidikan Politik dan wawasan Kebangsaan mendapatkan urgensinya. Bahkan urgensinya pendidikan politik dan wawasan kebangsaan sudah dilaksanakan beberapa tahun terakhir, di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Salah satu pengabdian masyarakat yang sudah dilaksanakan yakni : Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan Bagi Santri dan Pelajar di Ponpes CipasungTasikmalaya (2015), Pemberdayaan Pendidikan Politik Bagi Perempuan di Cijinjeung Ciamis (2014), Meningkatkan Peran Pemilih Pemula pada Pemilu 2014 di Ponpes Miftahul Huda Cibeureum (2014), Pendidikan Wawasan Kebangsaan, Melalui Penguatan Nilai Budaya Lokal dalam Memperkuat Jati Diri Bangsa di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya (2013), dan Pendidikan Politik Bagi Perempuan” Desa Batu Sumur Manonjaya Kota Tasikmalaya (2010). Kemudian penelitian yang juga dilaksanakan adalah penelitian dengan judul Studi Pemetaan dan Pemecahan Masalah Dalam Implementasi Pendidikan Karakter Pada Institusi Pendidikan di Kota Tasikmalaya pada tahun 2014. Dengan beberapa pelaksanaan pengabdian pada masyarakat dan penelitian pada beberapa tahun terakhir sesuai dengan tema saat ini, kami menganggap urgenitas mengenai pendidikan politik dan wawasan kebangsaan kepada masyarakat, khususnya bagi kalangan santri dan pelajar saat ini. Agar pemikiran dan pemahaman mengenai politik dan wawasan kebangsaan dilakukan secara rasionalitas. Kemudian kami memandang bahwa pendidikan politik dan wawasan kebangsaan
ini
memang
terus
dilakukan
secara
berkelanjutan
dan
berkesinambungan. B. Permasalahan Mitra Berangkat dari analisis situasi di atas, Tim PPM menganggap pentingnya untuk memetakan kembali (maping problem) dan mencari solusi (problem solving)
dalam implementasi pendidikan politik dan pendidikan nilai nilai kebangsaan dalam institusi pendidikan pesantren. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diinventarisasi permasalahan Santri dan Pelajar sebagai Mitra kegiatan IbM yang direncanakan, meliputi :1) Belum ada upaya untuk melakukan sosialisasi atau pelatihan dan pendidikan politik secara langsung bagi santri dan pelajar di pesantren; 2) belum pernah di berikan secara langsung pemahaman akan politik dan wawasan kebangsaan sangat penting dilakukan untuk bekal dan di masyarakat. C. Solusi yang Ditawarkan Solusi yang ditawarkan adalah pelatihan dan pendampingan Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan bagi pelajar dan santri di Pondok Pesantren Riadlul Ulum Wadd’awah dan SMK Manaarotul Ummah dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman pelajar dan santri di ponpes Riadlul Ulum Wadd’awah dan SMK Manaarotul Ummah akan pentingnya pendidikan politik dan wawasan kebangsaan Revitalisasi Nilai-Nilai Wawasan Kebangsaan dan Pengetahuan akan Politik yang
diharapkan merupakan terobosan untuk mencapai tiga manfaat
sekaligus, yaitu : 1) Menanggulangi lemahnya kesadaran anak muda untuk mencintai negara dan bangsanya; 2) Menyediakan modul untuk di pahami sebagai bahan acuan nilai-nilai kebangsaan. 3) Menekan tingginya tingkat kenakalan di kalangan pelajar dan anak muda lainya. Pelatihan dan pendampingan ini direncanakan akan diikuti oleh dua puluh orang peserta yang mewakili santri dan Pelajar di lingkungan Pesantren Riadlul Ulum Wadd’awah dan SMK Manaarotul Ummah. BAB II TARGET DAN LUARAN
A. Target Kegiatan
1. Terbangun kesadaran Berbangsa dan bernegara dan meningkatnya pendidikan politik mereka. 2. Terciptanya kesadaran anak muda untuk mencintai negara dan bangsanya; 3. Menekan tingginya tingkat kenakalan di kalangan pelajar dan anak muda lainya. B. Luaran Kegiatan 1. Kesadaran tinggi dari para pelajar dan santri akan berbangsa dan bernegara dan meningkatnya pendidikan politik mereka. 2. Terbentuknya Kader Santri dan Pelajar dalam Peningkatan Wawasan Kebangsaan 3. Laporan evaluasi terhadap peningkatan kesadaran, kemauan, kemampuan adopsi, dan keterampilan Pelajar dan Santri Mitra IbM 4. Modul Lengkap mengenai Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan Untuk Pemula
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Metode Kegiatan Yang Digunakan 1. Pemberian Materi Pelatihan 2. Diskusi, Games dan Simulasi 3. Focus Guidence Discusion (FGD) B. Bentuk/Keragaman Kegiatan 1. 2. 3. 4.
Pembuatan Modul Pra Test dan Post Test Pelatihan Dialog, Games dan Silmulasi
C. Alat Penunjang Kegiatan 1. 2. 3. 4. 5.
Infocus dan Layar Laptop Alat Tulis KIT pelatihan Alat Games dan Simulasi
D. Ruang Lingkup Kegiatan dan Waktu Kegiatan 1. Kegiatan Pembuatan modul Pendidikan Wawasan Kebangsaan untuk Pemuda dilaksanakan dalam rentang waktu 1 bulan. 2. Kegiatan Pelatihan Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan ini akan dilaksanakan pada 2 (dua) kali dalam satu bulan selama 2 bulan pelaksanaan di Pondok Pesantren Riyadlul Ulum Wadd’awah dan, SMK Manaarotul Ummah di Tasikmalaya. Untuk mengukur keberhasilan pelatihan digunakan instrumen penilaian berupa pra test (sebelum di mulai pelatihan) dan post test (setelah dimulai pelatihan). Hasil dari test tersebut di jadikan acuan untuk Luaran PPM IbM ini.
3. Kegiatan Games dan Simulasi dilaksanakan pada saat pelatihan bagi Pelajar dan Santri Ponpes Riadlul Ulum Wadd’awah dan SMK Manaarotul Ummah, dengan tujuan sebagai pemantapan nilai kebangsaan.
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
A. Kelayakan Perguruan Tinggi Universitas Siliwangi selama ini melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi uang meliputibidang pendidikan/akademi, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Universitas Siliwangi dalam bidang Tri Darma Perguruan tinggi bisa dilihat pada tabelberikut ini.
Bentuk Penghargaan* No.
Nama Karya Paten
HaKI
Nasional/ Internasional
(4)
(5)
(1)
(2)
(3)
1
M-BIO (Pengajuan pendaftaran PATEN) Surat terdaftar :
√
2
”Mandi Khatulistiwa” Pelayaran Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari 2011 di atas geladak KRI Makassar -590 dalam rangkaian ”Sail Belitong 2011”, a.n. Angga Muhamad Lukman
√
3
Micola Kegiatan lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari Wilayah Barat pada Sail Wakatobi – Belitong 2011, a.n. Angga Muhamad Lukman
√
4
5
Indonesia’s Leadership Competition (ILC) 2011/2012, a.n Aziz Fauzi dan Wulan Trya PS
√
√
6
Lintas Nusantara Remaja Pemuda Bahari/Kapal Pemuda Nusantara pada Indonesia Sail Morotai 2012, Agustus s/d 24 September 2012, di Propinsi Maluku Utara, a.n. Angga Muhamad Lukman
√
B. Kepakaran Pengusul Kurun Waktu Jenis No.
Kerjasama
Nama Instansi Kegiatan
Mulai (1)
Manfaat yang Telah Diperoleh
Berakhir
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
CV. Sunda Jaya Parking
Pengelolaan Perparkiran di seluruh Area Universitas Siliwangi
1 Sept
1 Sept 2010
Perparkiran di Area Unsil Terkelola
Bapel JPKM Intern Unsil dengan Balai Pengobatan Utama Letjen TNI (Purn) H. Ibrahim Adjie Universitas Siliwangi
Pelayanan kesehatan peserta JPKM Intern Universitas Siliwangi Tasikmalaya
27 Sept 2010
1 Okt
Civitas Akademika Unsil sebagai Peserta JPKM Intern terlayani layanan kesehatannya
3.
Universitas Pakuan
Kerjasama 28 Sept membangun 2010 sumberdaya manusia Indonesia melalui peningkatan Tridharma PT bidang pengelolaan PT, pendidikan dan pengajaran serta pelatihan, penelitian dan pengembangan SDM serta pengabdian kepada Masyarakat
28 Sept 2015
Perbantuan dan pertukaran tenaga pengajar, pembinaan dan pengembangan staf pengajar /pemagangan, pelaksanaan dan pengembangan program diklat, penelitian bersama, PkM bersama, pelaksanaan dan pengembangan program kePelajar/ Santrian dan lainnya.
4.
PT.Bank Syariah Mandiri
Pelayanan Penerimaan 4 Okt Pembayaran Biaya 2010 Pendidikan yang terkait dengan kegiatan Universitas Siliwangi
4 Okt 2013
Terlayaninya penerimaan pembayaran biaya pendidikan yang terkait dengan kegiatan di Universitas Siliwangi
1.
2.
2010
2011
5.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Layanan Astinet
27 Des 2010
6.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Pemerintah Propinsi Jawa Barat
Kerjasama bidang Tridharma Perguruan Tinggi dan Penunjang Tridharma Perguruan Tinggi
25 Jan 2011
7.
LIPI
Penerapan dan pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Daerah (IPTEKDA) LIPI
1 Feb 2011
30 Nop 2011
Ilmu pengetahuan dan Tek yang dikembangkan di Unsil diaplikasikan pada masy.
8.
PT. Anugrah Cipta Komunikasi Media
Sponsorship campus
Ma ret 2011
Ma ret 2012
Tergantinya papan basket lama, pengecatan full block dan tembok kantin, bangku, taplak dan canopy serta sejumlah bantuan finansial
9.
Direktorat Jenderal Pajak Pembentukan Tax Kementrian Keuangan Center Universitas Republik Indonesia Siliwangi
5 April 2011
5 April 2014
Unsil berperan dalam mewujudkan kesadaran dan kepeduliaan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya di bidang perpajakan
10.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat
1 Juni 2011
1 Juni 2012
Pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui kegiatan di bidang pendidikan, penelitian pengabdian kepada
Kerjasama bidang pendidikan, pelatihan dan pengabdian kepada Masyarakat
27 Des 2010
Tersedia layanan Astinet Tridharma dan penunjang Tridharma Unsil terealisasi
masyarakat sebagai kontribusi bagi pembangunan Jawa Barat 11.
Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya
Kerjasama kegiatan 11 Agust Pemberdayaan Potensi 2011 Masyarakat melalui Program desa Binaan yang berkelanjutan
11 Agust
12.
Depdiknas RI di lingkungan KOPERTIS Wil IV Jabar (MoU ?)
Pemberian Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (BPPA) Lama Tahap II (Dua) Tahun Ak. 2011/2012
12 Agst 2011
Des 2011
13.
Depdiknas RI di lingkungan Kopertis wilayah IV Jabar (MoU ?)
Pemberian Beasiswa Bantuan Belajar Pelajar/ Santri (BBBM) Lama Tahap II (Dua) Tahun Ak. 2011/2012
12 Agst 2011
Desa 2011 Pelajar/ Santri/ mahasiswi Unsil mendapatkan beasiswa BBBM
14.
PT. (PERSERO) Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Solusi komunikasi optimal dan hemat untuk komunikasi pendidikan di Universitas Siliwangi
10 Nov 2011
10 Nov 2012
Tersedianya komunikasi optimal dan hemat untuk komunikasi pendidikan di unsil
15.
LIPI
Penerapan dan pemanfaatan Ipteks di Daerah (IPTEKDA) Lipi
1 Feb 2012
30 Nov 2012
Ipteks Unsil diaplikasikan di masyarakat
16.
PT. Bursa Efek Indonesia Kerjasama Pemasyarakatan dan Edukasi Pasar Modal
6 Maret 2012
2014
Sebagai media bagi Faperta unsil untuk memberikan kontribusi pada program peningkatan kesejahteraan masy melalui Tri Dharma PT Pelajar/ Santri/ mahasiswi Unsil mendapatkan beasiswa BPPA
Unsil berperan dalam pemasyarakatan dan edukasi pasar modal
17.
Pemerintah Kota Tasikmalaya
Peningkatan fungsi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
13 Maret 2012
13 Maret 2017
Unsil berperan dalam kegiatan peningkatan fungsi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
18.
PD pasar Resik Kota Tasikmalaya
Pelatihan, Penelitian dan Pengelolaan Sampah dengan memanfaatkan sumberdaya dan fasilitas yang ada di lingkungan semua pihak
13 Maret 2012
13 Maret 2017
Unsil berperan dalam Pelatihan, Penelitian dan Pengelolaan Sampah dengan memanfaatkan sumberdaya dan fasilitas yang ada di lingkungan semua pihak
19.
Pemerintah Kabupaten Cilacap
Peningkatan fungsi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
31 Mei 2012
31 Mei 2012
Unsil berperan dalam peningkatan fungsi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta pemberdayaan potensi di Kabupaten Cilacap
20.
PT. Prodia Widyahusada
Keringanan biaya pemeriksaan
16 Mei 2012
15 Mei 2013
Pegawai Universitas Siliwangi mendapatkan keringanan biaya pemeriksaan di Lab.Klinik Prodia
5 Juni
Tridharma perguruan tinggi Faperta Unsil terealisasi dan siswa MAN
21. 1 Madrasah Aliyah Negeri Penyelenggaraan 5 Juni (MAN) Kiarakuda Ciawi kegiatan pendidikan 2012 dengan Fakultas vokasional pertanian dan pelatihan serta (Uji Kompetensi) bagi
2017
Pertanian Universitas Siliwangi
para siswa MAN Kiarakuda
Kiarakuda memiliki pengetahuan dan keterampilan pertanian serta teruji kompetensinya
22.
Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya
Pemberdayaan potensi 12 Juni masyarakat melalui 2012 program Desa Binaan yang berkelanjutan
12 Juni 2015
Media bagi LP2M untuk memberikan kontribusi serta turut membantu pemerintah dalam program peningkatan kesejahteraan masyarakat meliputi Tridharma PT
23.
Kopertis Wil IV Dirjen Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Pelaksanaan Program Penelitian Hibah Dosen Pemula
Des 2013
Peningkatan kinerja bidang Pendidikan dan peningkatan SDM
24.
Perum Perhutani Kota Tasikmalaya
Kerjasama dalam 12 Juli bidang pengelolaan, 2012 pemanfaatan lahan hutan dan penelitian di kawasan wisata urug
12 Juli 2016
Unsil berperan dalam pengelolaan parawisata di kawasan rest area urug dan pengelolaan lahan hutan untuk dijadikan hutan penelitian
25.
SMP Negeri 2 Ciamis
Kerjasama pengembangan pendidikan, pengajaran, penelitian dan Pengabdian kepada Guru
2 Agust 2012
2 Agust 2014
Unsil berperan dalam peningkatan kemampuan Guru SMP Negeri 2 Ciamis
26.
Politeknik Pos Indonesia
Pengembangan 7 Agust Tridharma PT, 2012 Pengembangan Dosen, Pengembangan Riset
7 Agust 2015
Tridharma Universitas
6 Juli 2012
Bersama, Pemanfaatan Pustaka, Pemanfaatan Jurnal dan E-Learning
Siliwangi terealisasikan
27.
CV Apix Intermedia
Pemeliharaan infrastruktur TI
26 Sept 2012
26 Sept 2013
Infrastruktur TI Universitas Siliwangi terpelihara
28.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Penggunaan layanan Astinet
26 Sept 2012
26 Sept 2013
Tersedianya layanan Astinet di Unsil
29.
TDCnet (PT. Daya Putra Sukapura)
Kerjasama koneksi Internet
1 Okt 2012
1 Okt 2013
Koneksi internet tersedia
30.
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya
Kerjasama kelembagaan
7 Des 2012
2015
Unsil berperan dalam upaya medukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya
31.
Rumah Sakit umum Pendidikan, daerah Kota Tasikmalaya Pengajaran dan PkM
2 Jan 2013
2 Jan 2014
Tridharma unsil berjalan dengan baik
32.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya
Kerjasama penelitian Ayam Ras Pedaging
6 Feb. 2013
Juni 2013
Terjalin kerjasama antara Unsil dengan BI dan Unsil berkontribusi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan peternak ayam ras di wilayah kajian
33.
Kelompok Intermediasi Alih Teknologi (KIAT) Bina Agritek
Kerjasama pelaksanaan kegiatan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di daerah (IPTEKDA) LIPI
15 Maret 2013
30 Nop 2013
Menjamin keberhasilan dan keberlanjutan pelaksanaan IPTEKDA LIPI
34.
Kantor Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya
Penyelenggaraan kajian perhitungan nilai tukar nelayan (NTN) Kabupaten Tasikmalaya
21 Mar
31 Juli 2013
Unsil berperan dalam menyelenggaraka n perhitungan Nilai Tukar Nelayan (NTN) di Kab. Tasikmalaya
35.
Lab. Kesehatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya
Pelaksanaan Pendidikan dan penelitian
2 April 2013
2 April 2016
Pelaksanaan kegiatan prakrikum mhs FIK berjalan terselenggara dengan baik
36.
PT. Injakayu Terpadu
Penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan lingkungan Hidup (UKL-UPL) rencana pembangunan pabrik kayu lapis terpadu di Kab. Ciamis
18 April 2013
18 Mei 2013
Unsil berperan dalam penyusunan dokumen UKLUPL untuk rencana pembangunan pabrik kayu lapis di Ciamis
37.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI)
Penyelenggaraan Ujian Sertifikasi Keagenan Asuransi Jiwa dan/atau Bancassurance Metode Elekronik (Ujian on line) untuk agen-agen dan/atau staf Bank di wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya
1 Mei 2013
31 Universitas Desember Siliwangi 2013 berperan serta dalam memfasilitasi sertifikasi keagenan Asuransi Jiwa dan/atau Bancassurance Metode Elekronik (Ujian on line) untuk agen-agen dan/atau staf Bank di wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya
38.
Universitas Muhammadiyah Malang
Kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi
5 Mei 2013
5 Mei 2018
2013
Peningkatan kualitas sumberdaya, dan
kelembagaan pada ruang lingkup pengembangan akreditasi Perguruan Tinggi dan pengembangan enterprenearship 39.
Universitas Islam Indonesia
Kegiatan Tridharma perguruan Tinggi
40.
Kopertis wil. IV
Pelaksanaan Penelitian 10 Mei Desentralisasi usulan 2013 baru
1.
5 Mei 2013
5 Mei 2018
Meningkatkan kualitas sumberdaya, kelembagaan sesuai dengan fungsi dan wewenang
Des 2013
Terlaksananya kegiatan penelitian di Unsil sebagai realisasi tridharma PT dan peningkatan SDM
Akhmad Satori, S.IP., M.Si, sebagai Ketua Tim Pelaksana adalah salah seorang dosen di Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsil yang mengampu Mata Kuliah Pesantren dan Politik menekuni Politik Lokal religiusitas terutama permasalahan Pesantren dan Politik Lokal di Tasikmalaya. Sejumlah karya ilmiah Pesantren dan Politik Islam dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat terkait yang telah dilakukan (Biodata pada Lampiran 1).
2.
Mohammad Ali Andrias, S.IP., M.Si, Sebagai Anggota Tim adalah seorang dosen dengan jabatan fungsional sebagai Lektor, pada Program Studi Ilmu Politik FISIP Unsil, mrngampu mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik, mengampu Mata Kuliah kajian Kepartaian dan Ekonomi Politik dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, selain itu juga peduli dengan masalah-
masalah pendidikan karakter, beberapa karya nya sangat concern di bidang tersebut. (Biodata di Lampiran 1)
B. Reputasi yang Relevan Kegiatan Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan ini merupakan hasil dedikasi Tim PPM FISIP Universitas Siliwangi yang telah dirintis oleh Akhmad Satori dkk., sebagai dosen tetap FISIP Universitas Siliwangi, antara lain telah dilakukan kegiatan : 1. Pembicara dalam Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara bersama Anggota DPR dan MPR RI KH. Drs. Acep Adang Ruhiyat, M.Si Di Singaparna Tasikmalaya, 10 Maret 2015 2. Pembicara pada Pendidikan Politik dan Pendidikan Wawasan Kebangsaan
bagi
Santri
dan
Pelajar
di
Ponpes
Cipasung
Kab.Tasikmalaya, 3 Desember 2014 3. Peserta Pemantapan Nilai Nilai Kebangsaan bagi Pemuda Angkatan VIII, LEMHANAS RI, 23-30 November 2014 4. Pembicara pada PPM Pendidikan Politik Bagi Perempuan di Desa Pamalayan Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis, Agustus 2014 5.
Pembicara “ Public Speaking dan Karaker” Pada Kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Tasikmalaya Tahun 2014
6. Pembicara pada Pendidikan Politik Bagi Pemilih Pemula bagi Santri dan Pelajar di Ponpes Mathlaul Khoer Cintapada Kota Tasikmalaya, Januari 2014 7. Pendamping “Revitalisasi Nilai-Nilai Kebangsaan Bagi Masyarakat Adat” di Kampung Naga Kec. Salawu, Kab. Tasikmalaya, Tahun 2013. 8. Tim PPM Pendidikan Wawasan Kebangsaan, Melalui Penguatan Nilai Budaya Lokal Dalam Memperkuat Jati Diri Bangsa desa Tanjungsari Kab. Tasikmalaya, Tahun 2013 9. Pembicara pada Sosialisasi Pemilukada Kota Tasikmalaya Tahun 2012 Kec. Mugarsari dan Tamansari Tahun 2012
10. Pembicara Pada Seminar KKN, tema Pendidikan Politik bagi Masyarakat Desa di Desa Cigunung Parungponteng Kab. Tasikmalaya tahun 201 Menunjang pelaksanaan penelitian di lingkungan Univesitas Siliwangi tersedia sarana dan prasarana yang memadai, yaitu: 1. Materi Mengenai Wawasan Kebangsaan dan Pendidikan Politik 2. Alat Penunjang Presentasi 3. Internet wireless dan Perpustakaan sebagai penunjang kegiatan dalam penyediaan referensi mutakhir
BAB V HASIL YANG DI CAPAI
A. Deskripsi Mitra Iptek Bagi Pesantren 1. Pesantren Condong : Riyadul Ulum wa Da’wah Peristiwa Kerusuhan Tasikmalaya tahun 1996, membawa cerita lain mengenai keberadaan pesantren di Tasikmalaya. Selain menimbulkan banyak kerugian baik materil maupun moril, ternyata ada hikmah dibalik peristiwa tersebut. Pesantren Condong yang sebelumnya tidak terlalu dikenal dan hanya menjadi pesantren salafiah tradisional biasa, sekarang telah menjadi pesantren besar yang terkenal sampai keluar negeri. Pondok Pesantren Riyadlul Ulum Wadda’wah adalah Pondok Pesantren yang berlokasi di Kp. Condong RT.01 RW.04 Kelurahan Setianegara Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya Jawa Barat, merupakan salah satu pondok pesantren tertua yang ada di Kota Tasikmalaya Jawa Barat didirikan tahun 1864 masehi, asal mulanya Pesantren ini memberlakukan sistem pendidikan klasikal yang mengkhususkan diri pada pengajian kitab-kitab klasik ulama-ulama terdahulu, didirikan oleh K.H. Nawawi yang berasal dari kampung Sukaruas Rajapolah Kota Tasikmalaya, yang telah mengalami 7 generasi kepemimpinan, yaitu : (Condong : 2016) 1. K.H. Nawawi mendirikan pesantren akhir abad 18 atau sekitar tahun 1864 M dengan bukti sejarah adanya wakap tanah seluas 400 tumbak dari Pangeran Kornel Sumedang. 2. Sepeninggal beliau perjuangannya dilanjutkan anaknya bernama K.H. Adrai. 3. Berhubung K.H Adrai membuka pesantren di daerah yang lain maka pesantren ini diserahkan kepada menantunya, K.H. Hasan Muhammad. 4. Sepeninggal K.H. Hasan Muhammad Pondok Pesantren ini dipimpin oleh K.H. Damiri mengingat anak laki-laki tertuanya masih kecil. 5. Tatkala anak laki-laki tertua sudah besar yakni K.H. Nazmuddin, maka kepemimpinan sejak itu diserahkan kepada beliu sampai tahun 1986.
6. Dari tahun 1986 sampai tahun 2014 dipimpin adik almarhum, K.H. Ma’mun. 7. Dari tahun 2014 sampai sekarang pimpinan pesantren diamanatkan kepada putra tertua beliau Yaitu KH.Diding Darul Falah. Pesantren ini berdiri diatas area -+ 3 hektar tanah dengan fasilitas asrama putra, asrama putri, gedung sekolah , mesjid, mushola , fasilitas lab, fasilitas olahraga, lahan perkebunan, lahan perikanan, MCK dll. Pada awalnya pesantren ini hanya mengajarkan kitab kuning, hingga sudah banyak alumninya yang menjadi pejuang penyebar agama di berbagai daerah yang datang dari pelosok nusantara dan luar negeri (Jawa Barat, Banten, DKI, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, NTT, Papua, Singapura, Malaysia). Sehingga pada waktu kerusuhan 26 Desember 1996 di Tasikmalaya, banyak para alumni beserta jama’ahnya yang datang ke Pesantren untuk menengok ustad Mahmud Farid, putra Pimpinan Pesantren yang menjadi korban kekerasan oknum Polisi yang mengakibatkan kemarahan masyarakat luas. Sejak tahun 1985 pondok pesantren ini sudah mulai memadukan kurikulum pondok pesantren dengan kurikulum gontor, dan sejak tahun 2001 sudah memadukan dengan kurikulum pendidikan Nasional, yaitu SMP Terpadu. Mulai 2003-2004 dibuka SMA Terpadu dengan program lanjutan dari SMA Terpadu dan Program Intensif (SMP dari luar). Sama seperti halnya SMP Terpadu, SMA Terpadu juga paduan dari kurikulum Pendidikan Nasional, Kurikulum Pondok Pesantren dan kurikulum Gontor. Selanjutnya Sejarah Pesantren Condng bisa di bagi menjadi dua fase sejarah, yaitu sejarah fase Condong lama dan Condong baru. Fase Condong lama dimulai sejak berdirinya Pondok Pesantren Condong sekitar abad ke-18 atau sekitar tahun 1864 M sampai dibukanya pendidikan formal di lembaga pendidikan ini. Dalam fase ini, Pesantren memberlakukan sistem pendidikan klasikal yang mengkhususkan diri pada pengajian kitab-kitab klasik ulama-ulama terdahulu. Dimulai dari dibukanya pondok oleh seorang ulama terkenal dari Rajapolah, KH. Nawawi sampai meninggalnya KH. Hasan Muhammad yang merupakan generasi keempat dari Pondok Pesantren Condong.
Kiprah Pesantren Condong dalam upaya mengembangkan masyarakat melalui pendidikan dan dakwah, diawali dari kedatangan santri bernama Anwi/Nawawi. Beliau berasal dari Sukaruas Rajapolah. Menikah dengan salah seorang puteri gurunya KH Badaruddin dari Sindangkasih bernama Nyai Latifah. KH. Badaruddin sendiri adalah seorang pendatang dari daerah Cirebon yang konon memiliki kecerdasan hafalan kitab fiqh Fathul Wahab karangan Syaikhul Islam Abi Yahya Zakaria al-Anshori. Atas petunjuk KH. Badaruddin-lah beliau mendirikan pesantren di kampung Condong (tepatnya berada di palang pintu spoor/rel kereta api saat ini). Pada awal pendirian pesantren, beliau tidak memberikan nama untuk pesantren tersebut. Tetapi pesantren itu dikenal dengan nama kampung dimana pesantren itu berdiri, yaitu Kampung Condong. Maka pesantren tersebut oleh masyarakat dan santrinya dinamakan Pondok Pesantren Condong. Pesantren ini berdiri sekitar abad ke-18 Masehi, sebelum pembangunan spoor/rel kereta api pada pemerintahan Hindia Belanda. KH. Anwi dikaruniai 3 orang putra yaitu KH. Adra’I (Muhammad Arif), Nyai Emehwati dan Eyang Ento. Dalam menjalankan kepemimpinan pesantren ia dibantu oleh anaknya KH. Adra’I. KH. Adra’I pernah mondok dan mendapatkan pendidikan agama di Jawa Timur tepatnya di daerah Pamekasan Madura pada seorang Kyai terkenal bernama Syaikhuna Kholil selama 4 tahun. Di pondok ini pernah mondok pendiri organisasi kemasyarakatan NU, KH. Hasyim Asy’ari. Setelah mukim beliau diberangkatkan oleh ayahnya ke tanah suci Mekkah. Ketika pemerintahan Belanda membangun rel kereta api/spoor, pesantren Condong dipindahkan untuk keperluan pembangunan rel tersebut. Selanjutnya pondok tersebut berpindah ke sebuah lahan kosong berupa padang ilalang yang merupakan wakaf dari Embah Azidin seluas kurang lebih 4 ha. KH. Nawawi meninggal dunia dan dimakamkan di Gunung Suuk (daerah sekitar Lanud Wiriadinata). Pada masa berikutnya kepemimpinan pesantren dilanjutkan oleh putranya yaitu KH. Adra’I (Arif Muhammad). Dari pernikahannya yang pertama dengan Nyai Apang beliau dikarunai anak H. Shobari, Syuja’I dan Eyoh. Sepeninggal
isterinya ia menikah lagi dengan Nyai Natamirah. Untuk keberlangsungan kegiatan kepesantrenan, beliau mengamanatkannya kepada menantunya KH. Hasan Muhammad dari Nagarakasih. KH. Hasan Muhammad adalah cucu dari KH. Badaruddin. Dari pernikahan kedua KH. Adra’I dikaruniai 6 oran putra dan putri yaitu: Nyai Iti, KH. Abdullah, Endun, Muhammad Toha, Nyai Enyoh dan Nyai Juwe. KH. Adra’I sendiri pindah ke Sindangmulih dengan mendirikan pesantren di tempat tersebut. Pada masa kepemimpinan KH. Adra’I sendiri semasa hidupnya pernah diamanati Dalem Sumedang bernama Pangeran Kornel, dimana Tasikmalaya saat itu masuk wilayah Kota Sumedang. Dalem Sumedang memberikan sejumlah uang sebesar 60 perak melalui KH. Jafar. Uang tersebut dibelikan sebidang tanah seluas 500 tumbuk dan diserahkan kepada KH. Adra’I. beliau wafat dan dikebumikan di Nagrog. Generasi ketiga kepemimpinan pesantren diamanatkan kepada KH. Hasan Muhammad yang menikahi salah seorang putri KH. Adra’I bernama Eyoh Siti Ruqoyah. Bagi KH. Hasan Muhammad, KH. Adra’I adalah guru sekaligus mertua dan masih punya hubungan kerabat dengan cicitnya KH. Badaruddin. Dari pernikahannya, beliau dikaruniai 8 orang putra/putri, yaitu: Nyai Diyoh, Nyai Eneh,Hj. Erum, Nyai Noneng, Nyai Mamat, KH. Najmuddin, KH. Ma’mun dan Cucu Sukmariah. Dalam menjalankan dakwahnya, KH. Hasan Muhammad menerapkan pendekatan kultural dan berbaur dengan kebudayaan masyarakat sehingga hasilnya cukup memuaskan. Dalam kepemimpinannya KH. Hasan Muhammad dibantu oleh KH. Syuja’I, salah seorang iparnya yang konon memiliki kecerdasan ilmu hikmah dan pernah mengenyam pendidikan agama di Mekkah selama 9 tahun. Beliau wafat dan dimakamkan di pemakaman Pesantren Condong (samping Masjid Jami’). Mengingat KH. Hasan Muhammad wafat dengan meninggalkan anaknya yang masih kecil, maka kepemimpinan pesantren dilanjutkan oleh Thohir yang dikenal dengan nama KH. Damiri. Beliau santri yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan KH. Hasan Muhammad dan menikahi salah satu putrinya yang
bernama Hj. Erum. Dari perkawinannya beliau dikaruniai 9 orang putra yaitu Aj. Muhammad Sambas, H. Yusuf Affandi (alm), Ny. Nana Nahidah (alm), Ny, Nenoh, Ny. Memoh, Ny. Idoah, Ny. Juju Juariyah, Muhammad (alm), dan H. Abdullah. Dalam dakwahnya, KH. Damiri merupakan pelopor Madrasah Diniyah yang dikenal dengan nama Sekolah Diniyah. Dalam salah satu imtihan yang diadakan di madrasah ini pernah dihadiri oleh Bupati pertama Tasikmalaya; R.A.A Wiratanuningrat. KH. Damiri juga menerapkan metode Nadham dalam pengajaran diniah seperti dalam bidang Tauhid dan Fikih yang diambil dari intisari kitab Safitanun-Naja. Untuk selanjutnya kepemipinan pesantren diserahkan kepada KH. Najmuddin pada tahun 1933. KH. Damiri berkonsentrasi untuk mengelola Madrasah Diniyah. Beliau wafat dan dimakamkan di Pemakanan Pesantren Condong. Kedua, Fase Condong Baru dimulai dari diangkatnya ulama muda kharismatik KH. Najmuddin [Mama Mamu] sebagai pimpinan Pondok Pesantren Condong generasi kelima menggantikan KH. Damiri yang sebelumnya diangkat sebagai pimpinan pondok sementara. Pada fase ini, pondok mulai membuka pendidikan formal pada sistem pendidikannya dengan membuka MWB {Madrasah Wajib Belajar] yang kelanjutannya bertransformasi menjadi Madrasah Ibtidaiyah Condong. Selanjutnya pada kepemimpinan KH. Ma’mun diberlakukan sistem pendidikan terpadu dengan membuka SMP dan SMA Terpadu yang mengintegrasikan 3 sintesa kurikulum, yaitu: kurikulum Pesantren salafiyah, kurikulum Pesantren modern ala Pondok Modern Gontor dan kurikulum Departemen Pendidikan Nasional. Di fase ini pula cita-cita pondok Pesantren untuk merintis Ma’had Aly mulai terwujud dengan dibukanya Ma’had Aly pada tahun 2009. Dalam kepemimpinannya, KH. Najmuddin tampil sebagai ulama muda yang berusia 18 tahun. Beliau dilahirkan pada 1917. Pendidikan yang pernah ditempuhnya yaitu nyantri pada KH. Zaenal Abidin di Jamanis, Gunung Kawung Singaparna, Cisumur Garut, Sukaraja, Condong kemudian ke Pesantren Cikalang yang diasuh oleh KH. Bakri. Pendidikan yang beliau tempuh adalah Forpolh. KH.
Najmuddin sering dikenal dengan Mama Mamu di kalangan santrinya dan merupakan ulama yang kharismatik. Beliau banyak mencetak kader yang mengikuti jejak perjuangannya dalam mengembangkan ilmu agama dan mendirikan pesantren di berbagai daerah khususnya Jawa Barat dan sekitarnya. KH. Najmuddin menikahi Hj. Onah Siti Ainah binti H. Abdullah yang meninggal pada tahun 1983. Pada tahun itu juga, beliau menikah lagi dengan Hj. Ai. Sayang, dari kedua isterinya beliau tidak mendapatka keturunan. Kontribusi
beliau
bagi
pendidikan
masyarakat
adalah
dengan
mendirikan MWB (Madrasah Wajib Belajar) dalam lingkungan pesantren guna mengimbangi pendidikan wajib belajar 6 tahun. MWB dikepalai oleh Aj. Muhammad Sambas yaitu salah satu kemenakannya. Pada selanjutnya MWB ini berkembang menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Condong. Pada masa beliau ini juga dibentuk sebuah yayasan yaitu Yayasan Tarbiyatul Islamiyah yang bertujuan untuk memperkuat kedudukan wakaf dan pengembangan pesantren dalam bidang dakwah dan pendidikan. KH. Najmuddin wafat pada tahun 1986 tepatnya 40 hari setelah reuni alumni Pesantren Condong yang pertama dalam usia 69 tahun. Sepeninggal KH. Najmuddin pengelolaan pesantren dilanjutkan oleh adiknya bernama KH. Ma’mun. Beliau merupakan pemegang amanah pesantren ke-6 dari asal pendidirinya. KH. Ma’mun lahir tahun 1920 yang menikah dengan Hj. Oyom Maryam binti KH. Dimyati pendiri Pondok Pesantren Cintapada. Beliau dikaruniai 11 orang putra dan putri yaitu: Hj. Nunung Nuroniah, Hj. Ukah Mulkah, Hj. Iin Inqiadah, KH. Diding Darul Falah, K. Ade Diar Hasani, Hj. Euis Robiatul Adawiyah, Ny. Dedeh Mahmudah, KH. Drs. Mahmud Farid, Ny. Neni Nurhamidah, Usth. Entin Suryatin, dan KH. Drs. Endang Rahmat. KH. Ma’mun memiliki latar belakang pendidikan pesantren, di Pesantren Condong, Rawa Singaparna pada Ajengan Izuddin, Sukaraja pada Ajengan Aceng Endi, Jamanis pada KH. Zaenal Abidin (1939), Cikalang pada KH. Bakri (1941), Sumur Nangsuk Mangkubumi (1944) bertepatan dengan pemberontakan Sukamanah oleh KHZ. Musthopa). Bermukim di Pesantren Condong pada tahun 1944 yang bersama-sama dengan kakaknya mengembangkan pesantren ini.
Sedangkan pendidikan formalnya ditempuh di Sekolah Forpolh, KLPSGB (1959). KH. Ma’mun diangkat menjadi guru pemerintah tahun 1960. Kiprahnya dalam pengembangan pesantren adalah menerapkan pendidikan bahasa yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris yang dibantu oleh anak dan cucunya yaitu: H. Drs. Mahmud Farid, H. Drs. Endang Rahmat dan Ustadz Mamin. Pada tahun 2001, Pondok Pesantren Condong menyelenggarakan pendidikan formal setingkat SMP. Selanjutnya pada tahun 2004 dibuka lembaga pendidikan tingkat SMA. Pendidikan dan pengajaran di SMP-SMA Terpadu ini merupakan perpaduan antara tiga sintesa kurikulum; yaitu, kurikulum pesantren salaf, kurikulum Pesantren modern ala Pondok Modern Darussalam Gontor Gontor dan kurikulum yang bersumber dari Departemen Pendidikan Nasional yang mengutamakan keseimbangan iman, ilmu dan amal. Pada tahun 2009, Pondok Pesantren Condong membuka pendidikan Pesantren tingkat Ma’had Aly yang merupakan kelanjutan dari sistem pembelajaran 6 tahun di SMP-SMA Terpadu. Ma’had Aly ini didesain untuk mencetak kaderkader ulama yang bertafaquh fiddin dan siap berdakwah di masyarakat. Dalam mengelola pesantren ini, KH. Ma’mun dibantu oleh pengasuh dan pendidikan dari berbagai latar berlakang pendidikan yang berbeda yaitu: alumni pesantren salaf, Pondok Modern Darussalam Gontor dan alumni perguruan tinggi negeri dan swasta. Cita-cita KH. Ma’mun dalam mengembangkan pesantren ini adalah mewujudkan pendidikan pesantren sampai ke jenjang Perguruan Tinggi dan Ma’had ‘Aly secara terpadu dengan harapan alumni pesantren nantinya mampu berdakwah sesuai perkembangan zaman. Pesantren Condong telah banyak melahirkan alumni yang berperan di masyarakat dalam berbagai profesi. Di antaranya banyak yang mengikuti jejak gurunya mendidirikan pesantren seperti Pesantren Bantagedang yaitu KH. Ruhiat dan KH. Bahrum. Pesantren di Cianjur yaitu KH. Mahmud dan KH. Asikin. Pesantren di Cimerak: KH. Yusuf. Pesantren di Cijulang dan Parigi yaitu KH. Sahlan, KH. Apuy (alm), KH. Dayat, KH. Usman. Pesantren di Purbaratu yaitu: KH. Rasyid, KH. Asep Abdullah, KH. Mukhtar Ghazali. Pesantren di Salopa Aj.
Arif. Pesantren di Cikaleker yaitu Aj. Aep. Di Cikalong yaitu KH. Hamim, KH. Oot Syahruddin. Di daerah Banjar di antaranya KH. Hasbullah (alm.), KH, Mumu, KH. Tabrani, KH. Ahmad Dimyati di Cintapada, KH. Syahiddi (alm) di Awipari. Dan alumni lainnya yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya baik dalam jajaran birkorasi maupun pengusaha. Sepeninggal KH. Ma`mun pengelolaan pesantren dilanjutkan oleh anak lelakinnya yang tertua bernama KH. Diding Darul Falah. Beliau merupakan pemegang amanah pesantren ke-7 dari asal pendidirinya. KH. Diding lahir tahun 1953 yang menikah dengan Hj. Titi St Hanah. Beliau dikaruniai 3 orang putra dan 4 putri. KH. Diding memiliki latar belakang pendidikan pesantren Condong, pesantren Cikole dan Pesantren Cipasung .
2. SMK Manaaratul Ummah Saguling Kawalu Kota Tasikmalaya Yayasan Manaarotul Ummah, merupakan Yayasan pendidikan Islam atau bisa disenut Pondok Pesantren Manaarotul Ummah, lokasi pondok tersebut di kampong Saguling Panjang RT 002 / RW 005, Kelurahan Cilamajang Kecamatan kawalu Kota Tasikmalaya, kurang lebih 20 km dari pusat kota Tasikmalaya. Yayasan ini berdiri diatas tanah Wakaf/ Hibah dengan luas tanah mencapai 1162 m2, dengan Nomor / Akta Notaris Yayasan : 92 / H. SONNY SONATHA INDRASENA, S.H. SP.1, Tanggal : 23 November 2015, Akta MENKUMHAM : AHU-0025629.AH.01.04.Tahun 2015, Tanggal
: 24 November 2015.
Yayasan atau pondok pesantren Manaaroyul Ummah mengelola lembaga pendidikan islam atau madrasah mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), masyarakat mengenal lembaga Pendidikan /Madrasah Manarotul Ummah disingkat MU, sehingga menjadi MI MU, Mts MU maupun SMK MU (Manaarotul Ummah). PAUD dan Madrasah Ibtidaiyah MU berada dalam komplek Pondok pesantren, sedangkan SMK Manarotul Ummah yang menjadi lokasi pengabdian letaknya terpisah, yaitu berada sekitar 500 m dari komplek pondok pesantren. SMK Manaarotul Ummah, sekolah yang dijadikan Mitra program Iptek Bagi Masyarakat ini, merupakan sekolah dibawah binaan Yayasan Manaarotiul
Ummah, berdiri sejak tahun 2008 dengan SK Operasional 421.5/1408/Dikmen, Tanggal Operasional / Pendirian, 30 Juli 2008, Status Sekolah Swasta, dengan alamat sekolah, di Saguling Panjang RT 002 / RW 005,
Kelurahan Cilamajang
Kecamatan kawalu Kota Tasikmalaya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya SMK MU letaknya berada di luar komplek Pondok Pesantren, karena merupakan pengembangan dari yayasan Manarotul Ummah. SMK MU tergolong Sekolah Baru, dengan bangunan yang masih dalam pengembangan, namun nilai akreditasi Sekolah SMK MU adalah B dengan SK Akreditasi Sekolah: 02.00/209/BAP-SM/SK/X/2012. Hal ini merupakan prestasi yang baik bagi sekolah, karena dapat menunjukan kualitas Sekolah meskipun berada di wilayah pinggiran kota. Siswa-siswi SMK MU lebih banyak didominasi oleh pelajar yang berasal dari desa sekitar Pondok Pesantren, meskipun ada juga yang berasal dari luar daerah tersebut. Metode pendidikan yang dilaksanakan di SMK MU, merupakan gabungan adntara kurikulum pemerintah dengan materi kepesantrenan yaitu menyesuaikan dengan kurikulum pendidikan menengah Kemendikbud, juga memberikan tambahan materi ajar kepesantrenan bagi siswa SMK.
B. Pelaksanaan Program Iptek Bagi Pesantren Program ini di laksanakan sebagai implementasi dari tri dharma perguruan tinggi bidang pengabdian masyarakat, sebagai Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Siliwangi melaksanakan program ini dengan tema : “ Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan bagi Santridan Pelajar di Pondok Pesantren di Kota Tasikmalaya” , dilaksanakan pada hari Kamis-Jumat, tanggal 25 - 26 Agustus 2016 di dua Pesantren yang berbeda, yang pertama di Pondok Pesantren Riyadul Ulum Wa Dakwah Condong, dengan fokus santri pondok, yang kedua, di pesantren Manaarotul Umman Saguling Kawalu Kota Tasikmalaya, sengan sasaran peserta pada pelajar SMK Manaarotul Ummah. Untuk lebih jelasnya proses tahapan pengabdian masyarakat darat di jelaskan sebagai berikut : Tabel.1. Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Iptek Bagi Pesantren
No 1
Nama
Metode/Media
Peserta
Pendidikan Wawasan Kebangsaan Bagi Pelajar Di SMK Manaarotul Ummah Saguling Kawalu Kota Tasikmalaya
penyampaian materi Curah pendapat Diskusi interaktif kelompok
Pelajar Kelas 10-11 SMK Manaarotul Ummah
Tempat Waktu
Out put
SMK Manaarotul Ummah
Surat Tugas Pengabdian Pra Test dab Post Test Draft Laporan Kegiatan Modul Pengabdian Foto Kegiatan Absensi Kegiatan
2
Pendidikan penyampaian Wawasan materi Kebangsaan Curah Bagi Santri pendapat Di Ponpes Diskusi Riyadul interaktif Ulum Permainan Wadda’wah Condong Kota Tasikmalaya
Ruang Lab Santri Fisika Pengurus Ponpes Riyadul Ulum Wadda’wah Condong Kota Tasikmalaya
Surat Tugas Pengabdian Pra Test dab Post Test Draft Laporan Kegiatan Modul Pengabdian Foto Kegiatan Absensi Kegiatan
1. Identitas Kegiatan Kegiatan
: Mengisi Pelatihan/Penyuluhan Wawasan Kebangsaan di Ponpes Riyadul Ulum Wa Dawah Condong dan
Jadwal Kegiatan Out Put
: :
Bukti Pendukung
:
Tahapan Kegiatan
:
SMK Manaarotul Ummah Saguling Kawalu Kota Tasikmalaya 25 - 26 Agustus 2016 a. Surat Tugas Penelitian b. Pra Test dab Post Test c. Draft Laporan Kegiatan d. Draft Laporan Keuangan a. Foto Kegiatan b. Absensi Kegiatan a. Berkomunikasi dengan pimpinan pondok b. Membuat draft/ bahan ceramah Pendidikan Wawasan Kebangsaan c. Mempersiapkan Tenpat dan fasilitas Kegiatan d. Memberikan evaluasi Pra dan Post Test bagi Peserta e. Melaksanakan kegiatan ceramah f. Menulis laporan kegiatan
2. Pelaksanaan Tahapan Kegiatan IbP di Ponpes Riyadul Ulum Wa Dawah Salah satu dari darma perguruan tinggi adalah melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, Darma Pengabdian Masyarakat adalah Kegiatan yang sangat mendukung Visi Misi organisai yaitu menghasilkan sarjana ilmu politik yang memiliki jiwa kepemimpinan dan mampu memecahkan persoalan masyarakat serta mampu menyesuaikan dengan perkembangan sosial-politik masyarakat. Penyusun melaksanakan pengabdian masyarakat di Pesantren melalui Program LP2M PM Iptek Bagi Pesantren dengan tema “Pendidikan Wawasan Kebangsaan di Ponpes Riyadul Ulum Wa Dawah Condong Kota Tasikmalaya”. Dengan sasaran Santri di lingkungan pondok. Tahapan kegiatan yang yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah, berkomunikasi dengan pimpinan pondok, atau pengurus yang mewakili, memohon izin untuk penyelenggaraan kegiatan pendidikan wawasan kebangsaan bagi santri di pondok Riyadul Ulum Wa Dawah. Setelah mendapatkan izin penelitian tahap selanjutnya mempersiapkan kegiatan dengan membuat modul sebagai buku panduan pemahaman Pelajar/ Santri terhadap nilai nilai kebangsaan.
Gb.1. Modul Kegiatan Pendidikan Wawasan Kebangsaan
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan pendidikan wawasan kebangsaan bagi santri di Ponpes Riyadul Ulum Wa Dawah . disampaikan dihadapan santri pondok bahwa pendidikan wawasan kebangsaan harus di tanamkan bagi setiap generasi muda, khususnya santi, nantinya akan menciptakan kader santri yang tangguh, cinta tanah air, dan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Santri harus mampu menjadi pendorong perubahan bangsa menjadi bangsa yang bermartabat dan di segani oleh bangsa lain.
Gb. 2. Pendidikan Wawasan Kebangsaan Bagi Santri di Ponpes Riyadul Ulum Wa Dawah
3. Nilai Nilai Wawasan Kebangsaaan yang di Sampaikan Kegiatan Pendidikan wawasan Kebangsaan Bagi santri di Ponpes Riyadul Ulum Wa Dawah, dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, hal ini karena setiap rencana kegiatan yang sudah dikerjakan harus di hadapi dengan kesiapan dan integritas dan kesungguhan dalam menjalani amanah. Kepedulian terhadap kondisi pemuda di Indonesia dewasa ini, menggugah penyusun untuk melakukan satu kontribusi, yaitu
melakukan Pendidikan politikm dan pendidikan wawasan
kebangsaan sebagai proses pembinaan kesadaran bagi kalangan pelajar dan santri sejak dini, melalui pemahaman nilai-nilai filosofis wawasan kebangsaan dan Pancasila, mampu membangkitkan semangat dan membentuk karakter siswa yang berakhlak ataupun bermoral sesuai dengan nilai-nilai filosofis Pancasila. Penugasan untuk pengabdian dari atasan memerlukan komunikasi yang baik dengan mengedepankan aspek kesantunan, termasuk komunikasi ketika menyebarkan angket atau kuisioner kepada masyarakat, harus di sertai nilai etika yang baik. Hal ini bisa mempermudah pekerjaan dan pengumpulan data menjadi legih cepat dan terarah, masyarakat menerima dan bisa bekerjasama dengan baik tentu saja dengan menunjukan perijinan terlebih dahulu.
Penyusun mempunyai komitmen terhadap permasalahan wawasan kebangsaan dan karakter pemuda, dengan pendidikan wawsan kebangsaan ini penyusun rasa sangat Efektif dan Efisien dalam membangun kesadaran pemuda sebagai harapan bangsa
4. Dampak Nilai Kebangsaan Dampak negatif yang akan terjadi tanpa adanya nilai nilai Kebangsaan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut 1) tanpa kejelasaan dan tanpa kerjasama dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian yang akan menyebabkan hilangnya kepercayaan dari masyarakat. 2) Banyaknya pemuda yang tidak peduli dengan wawasan kebangsaan 3) Tanpa nilai kesantunan dan kesopanan akan mencoreng nama baik institusi 4) Hilangnya kepercayaan dari mitra kerjasama ketika hasil kegiatan tidak menunjukan kualitas mutu.
5. Pelaksanaan Tahapan Kegiatan IpB di SMK Manaarotul Ummah Pengabdian pada masyarakat melalui tema “Ibm Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan bagi Pelajar di Pondok Pesantren” mengambil tempat di SMK Manaarotul Ummah di Tasikmalaya, berupaya memberikan pemahaman lebih mendalam tentang pendidikan politik bagi kalangan santri dan pelajar, bagaimana memahami pendidikan politik yang baik dan beretika, sehingga siswa ataupun santri akan terbentuk karakter yang secara rasional memahami politik secara subtansial. Pendidikan ini sebagai proses pembinaan kesadaran bagi kalangan pemilih pemula dalam melaksanakan hak dan kewajiban, bagaimana pemahaman politik sangat penting dilakukan sejak dini, agar memahami cara berpartisipasi politik yang tepat tanpa arogansi dan memunculkan konflik politik. Kemudian dengan pengabdian ini tentang pemahaman nilai-nilai filosofis wawasan kebangsaan dan Pancasila, mampu membangkitkan semangat dan membentuk karakter siswa yang berakhlak ataupun bermoral sesuai dengan nilainilai filosofis Pancasila. Pengabdian pada masyarakat ini, akan difokuskan di wilayah Tasikmalaya yang mempunyai label “kota santri”. Dengan pengabdian ini para pelajar dan santri memiliki diharapkan memiliki rasa Cinta Tanah Air dan Bangsa, meningkatkan rasa toleransi terhadap keanekaragaman (majemuk) masyarakat Indonesia. Serta adanya sikap saling hormat menghormati dan menghargai dikalangan pelajar bahwa mereka merupakan bagian dari masyarakat. Dalam konteks inilah Pendidikan Politik dan wawasan Kebangsaan mendapatkan urgensinya.
Gb. 3. Pendidikan Wasbang bagi Pelajar di SMK Manarotul Ummah
Kemudian metode kegiatan yang digunakan dan dilaksanakan dengan Pelatihan dan Pendampingan tentang pemahaman dan pendidikan karakter wawasan kebangsaan melalui penguatan nilai budaya lokal dalam penguatan jatidiri bangsa. Tujuan dan solusi yang ditawarkan adalah pelatihan dan pendampingan ini, untuk meningkatkan pemahaman pelajar SMK Manaarotul Ummah akan pentingnya pendidikan politik dan wawasan kebangsaan, diharapkan merupakan terobosan untuk mencapai tiga manfaat sekaligus, yakni : 1) Menanggulangi lemahnya kesadaran anak muda untuk mencintai negara dan bangsanya; 2) Menyediakan modul untuk di pahami sebagai bahan acuan nilai-nilai kebangsaan. 3) Menekan tingginya tingkat kenakalan di kalangan pelajar dan anak muda lainya. Luaran dan dari hasil kegiatan ini adanya pengetahuan mengenai wawasan kebangsaan melalui pra test dan post test, dan pemberian modul lengkap mengenai pendidikan politik dan wawasan kebangsaan untuk pemula dan terbentuknya kader wawasan kebangsaan di kalangan pemuda serta publikasi di jurnal pengabdian masyarakat.
Gb. 4. Pendidikan Wasbang bagi Pelajar di SMK Manarotul Ummah
Kegiatan Pendidikan wawasan Kebangsaan Bagi santri di Ponpes Riyadul Ulum Wa Dawah, dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, hal ini karena setiap rencana kegiatan yang sudah dikerjakan harus di hadapi dengan kesiapan dan integritas dan kesungguhan dalam menjalani amanah. Kepedulian terhadap kondisi pemuda di Indonesia Dewasa ini, menggugah penyusun untuk melakukan satu kontribusi, yaitu melakukan Pendidikan wawasan kebangsaan sebagai proses pembinaan kesadaran bagi kalangan pelajar dan santri sejak dini, melalui pemahaman nilai-nilai filosofis wawasan kebangsaan dan Pancasila, mampu membangkitkan semangat dan membentuk karakter siswa yang berakhlak ataupun bermoral sesuai dengan nilai-nilai filosofis Pancasila. Penugasan untuk pengabdian dari atasan memerlukan komunikasi yang baik dengan
mengedepankan
aspek
kesantunan,
terasuk
komunikasi
ketika
menyebarkan angket atau kuisioner kepada masyarakat, harus di sertai nilai etika yang baik. Hal ini bisa mempermudah pekerjaan dan pengumpulan data menjadi legih cepat dan terarah, masyarakat menerima dan bisa bekerjasama dengan baik
tentu saja dengan menunjukan perijinan terlebih dahulu. Penyusun mempunyai komitmen terhadap permasalahan wawasan kebangsaan dan karakter pemuda, dengan pendidikan wawsan kebangsaan ini penyusun rasa sangat Efektif dan Efisien dalam membangun kesadaran pemuda sebagai harapan bangsa. Akhirnya dalam pelaksanaan pengabdian juga di tuntut untuk melaksanakan keteladanan yaitu dengan menerapkan semangat kejujuran dan menjunjung tinggi semangat dan integritas dalam pelaporan.
C. Materi Penyuluhan Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan bagi Santri dan Pesantren Pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai warganegara dan penguatan budaya lokal dalam pembangunan karakter bangsa menjadi topik utama dalam penyuluhan Pengabdian Masyarakat bagi Santri dan Pesantren di Pesantren Riyadul Ulum waddawah dan SMK Manaarotul Ulum di Kota Tasikmalaya, pada, materi yang disampaikan adalah antara lain mengenai undang-undang tentang warganegara, hak dan kewajiban warganegara, hak dan kewajiban bela Negara, pilar-pilar karakter bangsa dan pembangunan karakter bangsa serta penguatan budaya lokal dalam membangun karakter bangsa, yang antara lain sebagai berikut : 1.
Undang-Undang Mengenai Warga Negara Warga Negara Indonesia adalah : Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanjian pemerintah RI dengan negara lain sebelum Undang- Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Imdonesia; Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia; Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing; Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia; Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau
hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut; Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia; Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia; Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Idonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun dan/atau belum kawin; Anak yang lahir di wilayah negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya; Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara RI selama ayah dan ibunya tidak diketahui. Anak yang lahir di wilayah negara RI apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya; Anak yang lahir di luar wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan; Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
2. Hak dan kewajiban Warga Negara Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warganegara mencakup pasal-pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33 dan 34. Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak warganegara yang sama dalam hukum dan pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan; Pasal 27 ayat (2) menetapkan hak warganegara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan; Pasal 27 ayat (3) dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menetapkan hak dan kewajiban warganegara untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara; Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warganegara untuk berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan; Pasal 29 ayat (2) menyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadat menurut agamanya; Pasal 30 ayat (1) dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menyebutkan hak dan kewajiban warganegara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara; Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
3.
Hak Dan Kewajiban Bela Negara Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Bagi warganegara Indonesia, usaha pembelaan negara dilandasi oleh kecintaan pada tanah air (wilayah Nusantara) dan kesadran berbangsa dan bernegara Indonesia dengan keyakinan pada Pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada UUD 1945 sebagai konstitusi negara. Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warganegara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan pasal 27 ayat (3) dalam Perubahan Kedua UUD 1945, bahwa usaha bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warganegaranya. Hal ini menunjukkan adanya asas demokrasi dalam pembelaan negara yang mencakup dua arti. Pertama, bahwa setiap warganegara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku. Kedua, bahwa setiap warganegara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing. Usaha pembelaan negara bertumpu pada kesadaran setiap warganegara akan hak dan kewajibannya. Kesadarannya demikian perlu ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Proses motivasi untuk membela negara dan bangsa akan berhasil jika setiap warga memahami keunggulan dan kelebihan negara dan bangsanya. Disamping itu setiap warganegara hendaknya juga memahami
kemungkinan segala macam ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia. Dalam hal ini ada beberapa dasar pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan motivasi setiap warga negara untuk ikut seta membela negara Indonesia. a. Pengalaman sejarah perjuangan RI. b. Kedudukan wilayah geografis Nusantara yang strategis. c. Keadaan penduduk (demografis) yang besar. d. Kekayaan sumber daya alam. e. Perkembagan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan. f. Kemungkinan timbulnya bencana perang.
4. Pembangunan Karakter Bangsa Telah kita ketahui bersama bahwa Indonesia adalah negara Multibudaya , sejak dahulu masyarakatnya terdiri dari berbagai suku bangsa yang beragam budaya, bahasa, tradisi, adat istiadat dan kebisaan-kebiasaan lainnya yang berbeda satu sama lainnya, demikian pula dengan agama dan kepercayaannya. Sejalan dengan arus globalisasi berbagai budaya asing yang ditopang oleh teknologi informasi masuk ke alam pengetahuan masyarakat Indonesia. Budaya asing itu lambat laun mendominasi tata hidup masyarakat Indonesia,
mengalahkan
budaya
lokal,
sehingga
bangsa
Indonesia
dikhawatirkan kehilangan jati dirinya. Indonesia setelah merdeka lebih dari 60 tahun telah banyak meraih kemajuan di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan keagamaan.Kemajuan tersebut juga ditandai oleh pengakuan internasional. Stamina spiritual dan intelektual bangsa ini tidaklah kalah bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Namun energi yang positif itu sampai batas tertentu terbuang sia-sia karena ketidak sungguhan dan berbagai kesalahan kolektif , yang terkait dengan melemahnya visi dan Nilai Budaya bangsa.kelemahan Nilai Budaya bangsa menjadi beban nasional yang berat ketika berakumulasi dengan berbagai persoalan internal yang kompleks, seperti kemiskinan, pengangguran,
kebodohan, keterbelakangan, korupsi, kerusakan lingkungan, utang luar negeri, dan perilaku elite yang tidak menunjukkan keteladanan. Nilai Budaya bangsa semakin menurun dengan adanya faktor eksternal seperti intervensi kepentingan asing dan dampak krisis global dalam berbagai aspek kehidupan Menipisnya
nasionalisme,
lunturnya
semangat
gotong-royong,
menguatnya ikatan2 primordial, merajalelanya tindakan2 kekerasan dan lainlain. Kondisi demikian dikhawatirkan dapat menimbulkan bahaya, yaitu bahaya manusia Indonesia menjadi manusia “marginal Cita-cita bangsa yang telah menjadi komitmen nasional yaitu ;melindungi tumpah darah ,memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan social, perlu diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Salah satu pilar penting dalam mewujudkan cita-cita luhur tersebut, adalah memalui pembinaan karakter bangsa. Karakter bangsa adalah sifat mental atau etika yang kompleks, yang menjadi ciri suatu bangsa. karakter ini merupakan “bawaan” yang melekat pada suatu bangsa: cara berfikir, berkata, dan bertindak, cara respons. Karakter bukan sesuatu untuk diperlihatkan kepada orang atau bangsa lain tetapi adalah sesuatu yang ditunjukkan meskipun tidak ada orang lain yang melihatnya Berikut
adalah
6
pilar
karakter
dari
Josephson
Institute,
htto://charactercounts.org/sixpillars.html, diakses tanggal 3 April 2010)]
Trustworthiness (dapat dipercaya) 1. Jujur 2. Tidak curang, licik (cheat = nyontek), mencuri 3. reliable (lakukan apa yang dikatakan) 4. Mempunyai keberanian (keteguhan) untuk melakukan hal yang benar dalam kondisi apa pun (integritas) 5. Membangun reputasi 6. Loyal (siap membantu keluarga/teman dan membela negara)
Respect (menghormati orang lain) 1. Menghargai terhadap sesama 2. Toleran terhadap perbedaan 3. Perilaku baik dan bertutur kata yang sopan 4. Peka terhadap perasaan orang lain 5. Tidak menyakiti orang lain 6. Menahan amarah
Responsibility (tanggung jawab) 1. Melakukan apa yang diharapkan untuk dilakukan 2. Gigih: coba terus, pasti bisa 3. Melakukan yang terbaik 4. Memiliki Kendali diri, motivasi diri, disiplin 5. Memperhitungkan semua konsekensi sebelum bertindak 6. Bertanggungjawab atas tindakan dan pilihan
Fairness (adil) 1. Sesuai aturan main 2. Berbagi 3. Berpikiran terbuka, mau mendengar orang lain 4. Tidak memanfaatkan orang lain 5. Tidak (selalu) menyalahkan orang lain
Caring (perhatian terhadap orang lain) 1. Baik hati 2. Peduli pada penderitaan orang lain 3. Berterimakasih 4. Pemaaf 5. Penolong
Citizenship (Warga masyarakat, warganegara) 1. Berbagi dengan komunitas: tempat tinggal, sekolah, tempat kerja, masyarakat 2. Kerjasama
3. Terlibat/partisipasi dalam kegiatan masyarakat/negara: kerja bakti, sukarelawan, pajak, pemilu, 4. Menjadi tetangga yang baik 5. Menaati hukum 6. Menghormati petugas hukum, birokrasi 7. Melestarikan lingkungan
6. Memahami Konsep Bela Negara Bela Negara atau pembelaan negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan kepada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara bagi warga negara Indonesia, usaha pembelaan negara dilandasi kecintaan kepada tanah air Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia dengan keyakinan pada Pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada UUD 1945 sebagai konstitusi negara.(Kaelan dan Zubaidi, 2010) Bela negara adalah sebuah gerakan nasional yang menanamkan kesadaran akan nilai nilai dan kesadaran sikap perilaku bela negara. Nilai-nilai bela negara yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Cinta Tanah Air Republik Indonesia, mengenal dan mencintai wilayah nasional, selalu waspada, siap membela Indonesia, selalu membina kerukunan, persatuan dan kesatuan, 2) Kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia selalu mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan, memahami lambang negara, lagu kebangsaan dan mentaati seluruh perundang-undangan yang berlaku; 3) Meyakini kebenaran Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara; 4) Rela berkorban bagi bangsa dan Negara, dan 5) Memiliki kemampuan awal Bela Negara. Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai nilai Pancasila dan UUD 1945.
Kesiapan dan kerelaan
demikian perlu ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mecintai tanah air dan untuk ikut melaksanaan pembelaan negara. Proses ini akan berhasil jika setiap
warga negara memahami keunggulan dan kelebihan bangsannya. Disampinng itu setiap warga negara juga hendaknya memahami kemungkinan segala macam ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia. (Kaelan dan Zubaidi, 2010) Selama ini konsep bela negara selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara Nasional Indonesia, padahal berdasarkan pasal 27 ayat (3) UUD 1945, bahwa usaha bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara. Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap setiap ancaman baik yang datang dari dalam maupun luar. Kesadaran bela negara meupakan satu hal yang esensial dan harus dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia (WNI), sebagai perwujudan hak dan kewajibannya dalam upaya bela negara. Kesadaran bela negara menjadi modal dasar sekaligus kekuatan bangsa, dalam rangka menjaga keutuhan, kedaulatan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dapat dipahami bahwa implementasi konsep bela negara bisa dikaitkan dalam dua aktifitas, Pertama, bela negara dikaitkan dengan aktifitas fisik, yakni pelaksanaan bela negara di lakukan dengan mekanisme militeristik dan berbagai upaya untuk melatih ketahanan fisik, keras dan kedisiplinan, hingga upaya menangkal ancama musuh secara nyata. Kedua, konsep bela negara dikaitkan dengan aktifitas non fisik, yakni pelaksanaan bela negara melalui pendidikan di laksanakan dengan cara peningkatan pedidikan karakter non militeristik. Aspek non fisik juga dapat di definisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan negara dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
7. Bela Negara sebagai Karakter Bangsa Bela negara memiliki spektrum yang sangat luas di berbagai bidang kehidupan, mulai dari politik, ekonomi, sosial dan budaya. Bela negara bisa dilakukan setiap warga negara dari berbagai profesi, mulai dari petani, buruh,
professional sampai dengan pedagang.
Bela negara bisa diwujudkan dalam
kehidupan sehari hari. Sesuai peran dan profesi warga negara.
Upaya untuk
menjadikan bela negara sebagai karakter bangsa adalah dengan membangun dan membina kesadaran bela negara kepada setiap warga negara. Bela negara diwujudkan melalui tekad, sikap, perilaku, dan tindakan warga negara dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaan terhadap negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara kebahasaan, karakter sering diberi padanan kata watak, tabiat, perangai atau akhlak. Dalam bahasa Inggris character diberi arti a distinctive differentiating mark, tanda yang membedakan secara khusus. Karakter adalah keakuan rohaniah, het geestelijk ik, yang nampak dalam keseluruhan sikap dan perilaku, yang dipengaruhi oleh bakat, atau potensi dalam diri dan lingkungan. Karakter juga diberi makna the stable and distinctive qualities built into an individual’s life which determines his response regardless of circumstances. Dengan demikian karakter adalah suatu kualitas yang mantap dan khusus, sebagai pembeda, yang terbentuk dalam kehidupan individu yang menentukan sikap dalam mengadakan reaksi terhadap rangsangan dengan tanpa terpengaruh oleh situasi lingkungan.Karakter terbentuk oleh faktor endogeen atau factor yang dibawa oleh individu sejak lahir dan faktor exogeen atau faktor yang dating dari luar diri. (Andrias dan Satori, 2016) Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang serta nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Karakter dapat juga diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti, sehingga karakter bangsa identik dengan akhlak bangsa atau budi pekerti bangsa. Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang berakhlak dan berbudi pekerti, sebaliknya bangsa yang tidak berkarakter adalah bangsa yang tidak atau kurang berakhlak atau tidak memiliki standar norma dan perilaku yang baik.
Sebagai contoh rakyat Indonesia semula dikenal bersikap ramah, memiliki hospitalitas yang tinggi, suka membantu dan peduli terhadap lingkungan, dan sikap baik yang lain; dewasa ini telah luntur tergerus arus global, berubah menjadi sikap yang kurang terpuji, seperti egois, mementingkan diri sendiri, mencaci maki pihak lain, mencari kesalahan pihak lain, tidak bersahabat dan sebagainya. Hal ini mungkin saja didorong oleh keinginan untuk bersaing sebagai salah satu kompetensi yang harus dikembangkan dalam era globalisasi.Karakter dapat berubah akibat pengaruh lingkungan, oleh karena itu perlu usaha membangun karakter dan menjaganya agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang menyesatkan dan menjerumuskan. Dalam design induk Pembangunan Karakter Bangsa tahun 2010-2025 (2010) dikatakan bahwa, Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang unik dan baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa dan perilaku berbangsa dan bernegara dari hasil olah piker, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang unik-baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai pancasila, norma UUD 1945, keragaman dalam prinsip bhineka tunggal ika, dan komitmen terhadap NKRI. Bagaimana cara membentuk karakter bela negara tersebut, aktivitas ini merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Seseorang tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula. Ada tiga pihak yang mempunyai peran penting, yaitu keluarga, Kampus, dan masyarakat. Dalam pembentukan karakter, ada tiga hal yang berlangsung secara terintegrasi. Pertama, seorang Pelajar/ Santri mengerti baik dan buruk. Ia mengerti tindakan apa yang harus diambil serta mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik. Kedua, ia mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan buruk. Kecintaan ini merupakan semangat untuk berbuat kebajikan. Misalnya, seorang Pelajar/ Santri tidak mau menyontek ketika ujian tengah berlangsung. Karena menyontek adalah kebiasaan buruk, ia tidak mau melakukannya. Ketiga,
Pelajar/Santri di dalam lingkungannya mampu melakukan kebajikan dan terbiasa melakukannya. Pembinaan kesadaran bela negara adalah usaha-usaha kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna untuk menumbuh kembangkan cinta tanah air yang dijiwai oleh kesadaran berbangsa dan bernegera, keyakinan akan pancasila sebagai ideologi negara, kerelaan berkorban untuk negara serta dapat memberikan kemampuan bela negara. Kesadaran bela negara yang di internalisasikan dengan baik akan menumbuhkan suatu tradisi dan pada gilirannya akan menjadi sebuah karakter dan mental. Internalisasi itu sendiri merupakan suatu proses penenaman nilai tentang budaya, karenanya membutuhkan waktu dan proses yang lama, perlu kesabaran. Proses pembentukan karakter dan mental membutuhkan keterkaitan antara pikiran, perasaan dan tindakan. Dari akal terbentuk pola pikir, dari fisik terbentuk menjadi perilaku.
Cara berpikir menjadi visi, cara merasa menjadi mental dan cara
berprilaku menjadi karakter. Membangun karakter bela negara bukannya tanpa kompleksitas hambatan atau kerumitan-kerumitan. Kompleksitas ini bersumber pada tiga hal; pertama, pembentukan karakter bela negara boleh jadi harus menghadapi tekanan-tekanan dan pengaruh nilai budaya lain sebagai akibat dari adanya globalisasi dan kemajuan informasi yang sangat pesat. Kedua, partisipasi masyarakat yang kurang karena tidak didukung oleh fasilitas yang memadai; ketiga, adanya upaya dari pihak lain yang berusaha melemahkan dan mengahalangi secara tidak konsepsional.
BAB VI KESIMPULAN
A. Simpulan Kekhawatiran akan degredasi moral dan merosotnya mental generasi muda Indonesia semakin terbukti, seiring pudarnya budaya bangsa akibat persaingan global, yang mengusung nilai kebebasan yang individualistik mendorong
berkembangnya sikap pragmatik, konsumeristik, hedonisme,dan materialistik, yang mengabaikan nilai-nilai luhur bangsa seperti gotong royong, kekeluargaan, kerukunan dan kebersamaan sebagai pencerminan wawasan kebangsaan. Kekhawatiran tersebut dapat kita sadari betapa pentingnya implementasi pendidikan wawasan kebangsaan, agar terciptanya sebuah harmoni sosial dengan tatanan masyarakat yang bermoral dan berjalan untuk kebaikan bersama. Pendidikan karakter melalui pendidikan wawasan kebangsaan harus dimulai sedini mungkin, Integrasi pendidikan kurikuler, kokurikuler dan ekstra kurikuler. Pendidikan Karakter juga bias tumbuh dan dibangun dari nilai-nilai lokal masyarakat yang telah ada yang semakin hari semakin terlupakan. Pengabdian pada masyarakat melalui tema “Ibm Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan bagi Pelajar di Pondok Pesantren” ini berupaya memberikan pemahaman lebih mendalam tentang pendidikan tentang pemahaman nilai-nilai filosofis wawasan kebangsaan dan Pancasila, mampu membangkitkan semangat dan membentuk karakter siswa yang berakhlak ataupun bermoral sesuai dengan nilai-nilai filosofis Pancasila. Pemahaman karakter wawasan kebangsaan sebagai sebuah pendidikan dalam penerapannya, harus dilakukan secara bertahap dan konsisten, apalagi di tengah situasi dimana rasa kebangsaan yang melekat pada tiap generasi muda kian tipis, perlu dicetuskan pendidikan nilai nilai kebangsaan wujud penanaman karakter kebangsaan kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga upaya pembangunan manusia Indonesia yang berakhlak budi pekerti yang mulia dapat diwujudkan.
B. Saran dan Tindak Lanjut Dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini diharapkan menghasilkan tindak lanjut sebagai berikut : 1. Peningkatan kesadaran akan wawasan kebangsaan harus senantiasa di pupuk dan ditumbuh kembangkan pada setiap warga masyarakat desa dengan berbagai upaya, a.l. pengenalan kembali simbol-simbol Negara, pemahaman terhadap pancasila sebagai dasar Negara.
2. Mengembangkan model pendidikan bela negara bagi setiap pemuda desa, dan menanamkan jiwa patriotisme dan cinta terhadap tanah air. 3. Membangun kembali karakter masyarakat desa dengan menguatkan nilainilai lokal yang mulai ditinggalkan. 4. Mengembangkan metode pendidikan, penataran dan pelatihan di masyarakat baik di lingkungan pendidikan, di lingkungan kerja, maupun lingkungan pemukiman sampai tingkat yang lebih kecil. 5. Pendidikan karakter bagi masyarakat sejak dini harus dimulai dari pelatihan dan pendidikan bagi kalangan pemuda dan pelajar/ santri.
DAFTAR PUSTAKA
Amal, Ichlasul (Ed), 1996, Teori-Teori Mutakhir Partai Politik, Tiara Wacana, Jogjakarta. Budiarjo, Miriam. 1975. Masalah Kenegaraan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. ______________.1994. Demokrasi di Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama. ______________.2005. Dasar -Dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Dwi Winarno. 2006. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, PT. Bumi Aksara. Gaffar, Alfian. 2005. Politik Indonesia : Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hidayatullah, M.Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta : Yuma Pustaka. Hamid Darmadi. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan, Alfabeta Bandung, _____________. 2010. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, Alfabeta Bandung. Isjwara, F.1995. Pengantar Ilmu Politik. Bandung : Bina Cipta. Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Penerbit Paradigma. _____ dan Ahmad Zubaidi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Penerbit Paradigma. Mulyana, Yoyo dkk. 2011. Pendidikan Karakter Di Sekolah dari Gagasan ke Tindakan. Seri Pendidikan Karakter Yayasan Jati Diri Bangsa. Jakarta : Penerbit PT. Elex MediaKomputindo. Rudy, Teuku May. 2003. Pengantar Ilmu Politik (Wawasan Pemikiran dan Kegunaannya). Bandung : PT Refika Aditama.
Rachman, Maman. 2000. Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun Ke-7 Rifai, Muhammad. 2011. Politik Pendidikan Nasional. Yogyakarta : Penerbit Ar Ruzz Media Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Widia Sarana Indoenesia. Jurnal Ilmu Politik 10. 1990. Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). PT Gramedia Pustaka Utama. Internet : Andrias, Moh. Ali dan Akhmad Satori. 2016.” Studi Pemetaan dan Pemecahan Masalah dalam Implementasi Pendidikan Karakter pada Institusi Pendidikan di Kota Tasikmalaya”, Jurnal JIPP Vo.2 No.1 Januari 2016 hal. 83-99 Musrida, Irvan Jaya. (2013) Permasalahan Pendidikan di Indonesia Beserta Solusinya. Van88.wordpress.com (internet). Tersedia dalam
(diakses pada 10 Agustus 2014) Nisa, Janatan. (2014) Pendidikan Karakter : Peran Sekolah dan Keluarga. Kompasiana.com (internet). Tersedia dalam (diakses pada 4 November 2014) Wibowo, Timoty. (2013) Mewujudkan Pendidikan Karakter Yang Berkualitas. www.pendidikankarakter.com (internet). Tersedia dalam (diakses pada 4 November 2014). Depdiknas, (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, diakses pada www.depdiknas.go.id (internet), (diakses pada 17 September 2012)
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul 1. Identitas Diri Ketua Tim 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Lengkap (dengan gelar) Jenis Kelamin Jabatan Fungsional Jabatan Struktural NIP/NIK/Identitas lainnya NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Email Telepon/Faks/ Nomor HP
10
Alamat Kantor
11
Nomor Telepon/Faks
12
Lulusan yang Telah Dihasilkan
13. Mata Kuliah yg Diampu
Akhmad Satori, S.IP., M.SI Lektor Ketua Program Studi Ilmu Politik 0428078102 Subang, 28 Juli 1981 HP. 081328774850 Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos. 164 Tasikmalaya (0265) 330634 / (0265) 325812 S-1= 27 Orang; S-2= - Orang; S-3= Orang Politik Identitas dan Multikulturalisme Sosiologi Politik Pesantren dan Politik Negara dan Masyarakat Sipil Pemikiran Politik Islam
B. Riwayat Pendidikan Strata Nama Perguruan Tinggi
S1 Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
S2 Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Bidang Ilmu Jurusan Ilmu Politik Konsentrasi Studi Politik dan Pemerintahan dalam Islam Tahun Masuk-Lulus 2000 -2004 2005-2007 Judul Hubungan Kekuasaan Pusat Sistem Pemerintahan Iran Skripsi/Thesis/Disertasi dan Daerah Di Kabupaten Modern (Studi Pemikiran Subang (Januari 2001-2004) Poliitik Imam Khomeini) Nama Prof. Dr. H. Abd. Salam Drs. H.M. Soebiantoro, M.Si Pembimbing/Promotor Arief, MA.
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis,
maupun Disertasi) No. 1
Tahun 2014
Judul Penelitian
Studi Model Kepemimpinan Tradisional dalam Mengelola Masyarakat Majemuk Di Dusun
Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp) Hibah 50 Bersaing
2
2013
3
2013
4
2012
5
6
7
8
9
10.
2011
2011
2010
2010
2010
2009
11
2009
12
2009
13
2008
Susuru, Panawangan, Ciamis (Tahun Kedua) Hibah Studi Model Kepemimpinan Bersaing Tradisional Dalam Mengelola Masyarakat Majemuk Di Dusun Susuru, Panawangan, Ciamis Budaya Politik Pesantren Cipasung Hibah Dosen Pemula Kabupaten Tasikmalaya Pergeseran Perilaku Politik Islam Tradisional (Studi Kasus Pergeseran Perilaku Memilih Warga Nahdiyin Pasca Pemilu Legislatif tahun 2009 di Kota Tasikmalaya Kemajemukan Masyarakat Dusun Susuru Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis Sebagai Model Masyarakat Pancasila Kepemimpinan Politik Masyarakat Adat : Studi Model Pembagian Peran dan Relasi Kuasa Pemimpin Adat di kampung Naga, Neglasari, Salawu, Tasikmalaya, 2011 Partisiasi Politik Masyarakat Adat dalam Formulasi Kebijakan : Deskripsi Partisipasi Politik Masyarakat Kampung Kuta dalam Formulasi Kebijakan di Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kab.Ciamis Persepsi Partai Politi Islam dan Partai Politik Islam di Kabupaten Tasikmalaya Terhadap Penerapan Syariat Islam di Kabupaten Akulturasi Budaya Islam Lokal : Studi Perbandingan Islam di India, Afrika, Indonesia dan Balkan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sikap dan Orientasi Pemilih terhadap Calon Legislatif pada Pemilu 2009 di Daerah Pemilihan TawangCihideung Kota Tasikmalaya. Survey Perilaku Pemilih Pilkada Banjar 2008 Pergolakan Politik Iran : Perjalanan Nation-State dari Monarkhi ke Republik Islam Studi Pendalaman Pemaknaan Agama Dalam PARTAI POLITIK PPP, PKB, PAN dan PKS Kota Tasikmalaya
50
9
Hibah Kompetisi Universitas
1,5
Hibah Kompetisi Universitas
1,5
Hibah Kompetisi Universitas
1,5
Penelitin Dosen Muda DIKTI
9,875
Mandiri
Mandiri Hibah Kompetisi Universitas
HKU
-
3
2,5
Mandiri
-
Hibah Kompetisi Universitas
1,5
D. Pengalaman Melaksanakan Pengabdian Masyarakat No
Tahun
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
1
2014
2
2014
3
2013
4
2013
Pendidikan Politik Bagi Perempuan di Desa Pamalayan Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis Pendidikan Politik Bagi Pemilih Pemula bagi Santri dan Pelajar di Ponpes Mathlaul Khoer Cintapada Kota Tasikmalaya “Revitalisasi Nilai-Nilai Kebangsaan Bagi Masyarakat Adat” di Kampung Naga Kec. Salawu, Kab. Tasikmalaya. Pendidikan Wawasan Kebangsaan, Melalui Penguatan Nilai Budaya Lokal Dalam Memperkuat Jati Diri Bangsa desa
5
2012
6
2012
7
2011
Pendanaan Sumber* Jumlah Hibah PPM 3.7 Universitas Hibah PPM Universitas
3.5
Hibah PPM Universitas
3
Hibah PPM Universitas
3.5
Hibah PPM Universitas
3
Tanjungsari Kab. Tasikmalaya
8
2010
9
2010
2008
Kemandirian Ekonomi Masyarakat Menuju Welfare Society Desa Sukaratu Kec. Sukaratu Kab. Tasikmalaya Sosialisasi Pemilukada Kota Tasikmalaya Tahun 2012 Kec. Mugarsari dan Tamansari “Revitalisasi Nilai-Nilai Kebangsaan” di Dusun Susuru Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kab. Ciamis, “Pendidikan Politik Bagi Perempuan” Desa Batu Sumur Manonjaya Kota Tasikmalaya, Revitalisasi Modal Sosial Masyarakat Masyarakat Kampung Kuta Ds. Karangpaningal Tambaksari Ciamis Revitalisasi Modal Sosial dan Pertanian Pada Masyarakat Purwaraharja Bojonggambir
Hibah PPM Universitas
3
Hibah PPM Universitas
3
Hibah PPM Universitas
3
Hibah PPM Universitas
3
Hibah PPM Universitas
3
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah di Jurnal No. 1
2
3
Judul Artikel Ilmiah Budaya Politik Masyarakat Adat Kampung Naga Desa Neglasari Kecamatan Salawu Tasikmalaya Pergeseran Perilaku Politik Islam Tradisional (Studi Kasus Pergeseran Perilaku Memilih Warga Nahdiyin Pasca Pemilu Legislatif tahun 2009 di Kota Tasikmalaya Kemajemukan Masyarakat Dusun Susuru Desa Kertajaya Kecamatan
Vol. Tahun Vol.1 No.2 Januari 2013
Nama Jurnal JIPP ISSN: 2301-8453
Vol.1 No.1 Juli 2012
JIPP ISSN: 2301-8453
Vol.4, No.1, Januari 2012
Jurnal Aliansi ISSN: 2085-0387
4
5
6
7
8
Panawangan Kabupaten Ciamis Sebagai Model Masyarakat Pancasila Kepemimpinan Politik Masyarakat Adat : Studi Model Pembagian Peran dan Relasi Kuasa Pemimpin Adat di kampung Naga, Neglasari, Salawu, Tasikmalaya, Partisiasi Politik Masyarakat Adat dalam Formulasi Kebijakan : Deskripsi Partisipasi Politik Masyarakat Kampung Kuta dalam Formulasi Kebijakan di Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Tasikmalaya Akulturasi Budaya Islam Lokal : Studi Perbandingan Islam di India, Afrika, Indonesia dan Balkan Persepsi Partai Politi Islam dan Partai Politik Islam di Kabupaten Tasikmalaya Terhadap Penerapan Syariat Islam di Kabupaten Tasikmalaya Survey Perilaku Pemilih Pilkada Banjar 2008 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sikap dan Orientasi Pemilih terhadap Calon Legislatif pada Pemilu 2009 di Daerah Pemilihan TawangCihideung Kota Tasikmalaya. Pergolakan Politik Iran : Perjalanan Nation-State dari Monarkhi ke Republik Islam,
Vol.12, No.2, Oktober 2011
Jurnal Swara Politika ISSN: 1412-8144
Vol.3, No.1, Januari 2011
Jurnal Aliansi ISSN: 2085-0387
Vol.2, No.2, Juli 2010
Jurnal Aliansi ISSN: 2085-0387
Vol.2, No.1, Januari 2010
Jurnal Aliansi ISSN: 2085-0387
Vol.1, No.2, Juli 2009
Jurnal Aliansi ISSN: 2085-0387
Vol. 1, Nomor 2, Juli 2009
Jurnal Aliansi ISSN: 2085-0387
Vol.1, No.1, Januari 2009,
Jurnal Aliansi ISSN: 2085-0387
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir No. 1
Nama Pertemuan Seminar Pendidikan Politik
2
Program Pengenalan Studi Perguruan Tinggi Masa Bimbingan Pelajar/ Santri 2012
3
Judul Artikel Ilmiah Pendidikan Politik Bagi Masyarakat Desa Soft skill Birokrasi Kampus
Waktu dan Tempat Desa Cigunung Kec. Parungponteng Kab. Tasikmalaya/ 2011 FISIP Univ. Siliwangi/2011 FISIP Univ. Siliwangi/2012
G. Pengalaman Penulisan Buku 5 Tahun Terakhir : No
Judul Buku
1
Sistem Pemerintahan Iran Modern : Pemikiran Politk Imam Khomeini ISBN. 979-155763-2 Pemikiran Politik Ibnu Khaldun Tentang Negara dalam buku Sketsa Pemikiran Politik Islam ISBN.929-155761-7 Wacana Negara Islam dalam Parlemen Konstituante : Hubungan Antagonistik Islam dan Negara di Indonesia dalam buku Pergumulan Tak Kunjung Usai, Islam dan Negara Bangsa di Indonesia ISBN. 979-157761-0-1 Negara dan Masyarakat sipil : Konsep, Sejarah dan Perkembangannya ISBN :979-17954-6-0
2
3
4
Tahun
Jumlah Halaman
Penerbit
2012
270
Rausyan Fikr Yogyakarta
2010
320
Politeia Press Yogyakarta
2007
312
Politeia Press Yogyakarta
Proses Penerbit an
147
Pustaka Felicha Yogyakarta
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah IbM Tasikmalaya, 20 April 2015 Ketua Pengusul,
Akhmad Satori, S.IP., M.SI NIDN. 0428078102
2. Identitas Diri Anggota TIM 1 2 3 3 4 5 6
Nama Lengkap (dengan gelar) Jenis Kelamin Jabatan Fungsional Jabatan Struktural NIP/NIK/Identitas lainnya NIDN Tempat dan Tanggal Lahir
Mohammad Ali Andrias, S.IP.,M.Si Laki-Laki Lektor 411209253 0424038301 Tasikmalaya, 24 Maret 1982
7
Email
[email protected]
8
No Telepon/ HP
9
Alamat Kantor
11 12
Nomor Telepon/Faks Lulusan Yang Telah dihasilkan
13
Mata Kuliah Yang Diampu
HP. 081807090614 Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos. 164 Tasikmalaya (0265) 330634 / (0265) 325812 S1 = 20 orang, S2 = -, S3 = - orang 1. Pemberdayaan Masyarakat Desa 2. Komunikasi Politik 3. Ekonomi Politik 4. Pengantar Ilmu Politik
B. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus Judul Skripsi/Thesis/Disertasi
Nama Pembimbing/Promotor
S1 Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Ilmu Politik 2000 -2005 Ekonomi Politik Pengusaha-Buruh Studi Kasus Penanaman Modal Asing Korea Selatan Di Purbalingga Jawa Tengah
Drs. H.M. Solahudin Kusumanegara, M.Si
S2 Program Magister Universitas Diponegoro Semarang Ilmu Politik 2009-2011 Ekonomi Politik Pertanian (Benturan Kepentingan dan Peraturan Ekonomi Politik Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pembangunan Perumahan Saphire Regency di Kelurahan Kober, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas ) Drs. Warsito.SU
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No
Tahun
Judul Penelitian
1
2009
2
2008
3
2008
4
2009
Studi Komparasi Pemaknaan Agama Dalam Partai Politik PPP, PKB, PAN Dan PKS Kota Tasikmalaya Partisipasi Politik dan Gaya Kepemimpinan HMI-MPO Cabang Purwokerto 2005-2006 Kesiapan Elemen Desa Dalam Pelaksanaan Pilkades 2006 (Studi Terhadap Kesiapan Eksekutif Desa, BPD, dan Masyarakat Desa di Desa Kalitinggar Utara dan Desa Padamara, Kecamatan Padamara, Kabupaten Padamara Survey Perilaku Pemilih Pilkada Banjar 2008
5
2009
7
2010
8
2011
9
2012
10
2012
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sikap dan Orientasi Pemilih terhadap Calon Legislatif pada Pemilu 2009, di Daerah Pemilihan Tawang Cihideung Kota Tasikmalaya Membangun Oposisi Menuju Demokrasi Substansial (Tinjauan Kritis Tenggelamnya Oposisi Partai Politik Pada Pemerintahan SBY Jilid II) Persepsi Partai Politik Terhadap Ketentuan Kuota 30% Perempuan Dalam UU Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik (Deskripsi Tentang Persepsi PKB, Golkar, PKS, PPP, dan PDIP di Kabupaten Tasikmalaya) Pergeseran Perilaku Politik Islam Tradisional (Studi Kasus Pergeseran Perilaku Memilih Warga Nahdiyin Pasca Pemilu Legislatif Tahun 2009 di Kota Tasikmalaya Partai Politik dan Pemilukada (Analisis Marketing Politik dan
Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp) Mandiri -
Mandiri
-
Mandiri
-
Hibah Penelitian Kompetisi Universitas Hibah Penelitian Kompetisi Universitas
2,5
Mandiri
-
Hibah Penelitian Dosen Muda DIKTI
9,885
Hibah Penelitian Kompetisi Universitas
1,5
Hibah Penelitian
12,5
3
Strategi Positioning Partai Politik Pada Pilkada Kabupaten Tasikmalaya) 11
2013
Affirmatife Action : Kebijakan Otonomi Daerah Yang Berkeadilan Gender
12
2013
13
2013
Studi Model Kepemimpinan Tradisional Dalam Mengelola Masyarakat Majemuk di Dusun Susuru, Panawangan, Ciamis Pelaksanaan Fungsi Representasi dan Komunikasi Politik Anggota DPRD Pada Masa Reses
14
2014
15
2014
Media dan Pertarungan Wacana Pada Pilpres 2014 (Anlisis Pembentukan Wacana Media Televisi Metro TV dan TV One) Studi Pemetaan dan Pemecahan Masalah Dalam Implementasi Pendidikan Karakter Pada Institusi Pendidikan di Kota Tasikmalaya
Dosen Pemula DIKTI Hibah Kompetisi Universitas Hibah Penelitian Bersaing DIKTI Hibah Penelitian Dosen Pemula DIKTI Hibah Penelitian Kompetisi Universitas Hibah Penelitian Kompetisi Universitas
5
45
12,5
3
6,75
E. Pengalaman Melaksanakan Pengabdian Masyarakat No
Tahun
1
2015
2
2014
3
2014
4
2013
5
2012
6
2012
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan Bagi Santri dan Pelajar di Ponpes CipasungTasikmalaya Pemberdayaan Pendidikan Politik Bagi Perempuan Meningkatkan Peran Pemilih Pemula pada Pemilu 2014 Pendidikan Wawasan Kebangsaan, Melalui Penguatan Nilai Budaya Lokal dalam Memperkuat Jati Diri Bangsa di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya Sosialisasi Pemilukada Kota Tasikmalaya Tahun 2012 Kec. Mugarsari dan Tamansari Kemandirian Ekonomi Masyarakat Menuju Walfare
Pendanaan Sumber* Jumlah Hibah PPM 9 Universitas
Hibah PPM Universitas
3,7
Hibah PPM Universitas Hibah PPM Universitas
3,5
Hibah PPM Universitas
3
Hibah PPM Universitas
3
3
7
2011
8
2010
9
2010
10
2008
Society Di Desa Sukaratu, Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya “Revitalisasi Nilai-Nilai Kebangsaan” di Dusun Susuru Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kab. Ciamis, “Pendidikan Politik Bagi Perempuan” Desa Batu Sumur Manonjaya Kota Tasikmalaya, Revitalisasi Modal Sosial Masyarakat Masyarakat Kampung Kuta Ds. Karangpaningal Tambaksari Ciamis Revitalisasi Modal Sosial dan Pertanian Pada Masyarakat Purwaraharja Bojonggambir
Hibah PPM Universitas
3
Hibah PPM Universitas
3
Hibah PPM Universitas
3
Hibah PPM Universitas
3
E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No 1
2
3
4
Judul Artikel Ilmiah Ekonomi Politik PengusahaBuruh Studi Kasus Penanaman Modal Asing Korea Selatan di Purbalingga Jawa Tengah Persepsi Partai Politik Terhadap Ketentuan Kuota 30% Perempuan Dalam UU Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik (Deskripsi Tentang Persepsi PKB, Golkar, PKS, PPP, dan PDIP di Kabupaten Tasikmalaya Membangun Oposisi Menuju Demokrasi Subtansial (Tinjauan Kritis Tenggelamnya Oposisi Partai Politik Pada Pemerintahan SBY Jilid II) Pergeseran Perilaku Politik Islam Tradisional Pasca Pemilu Legislatif Tahun 2009 di Kota Tasikmalaya
Nama Jurnal Aliansi; Jurnal Politik dan Pemerintahan ISSN : 2085-0387 Aliansi; Jurnal Politik dan Pemerintahan ISSN : 2085-0387
Volume/Nomor/Tahun Vol.1/No.1/2009
Aliansi; Jurnal Politik dan Pemerintahan ISSN : 2085-0387
Vol.2/No.1/2010
Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan ISSN : 2301-8453
Vol.1/No.1/2012
Vol.3/No.1/2011
5
Kepentingan Ekonomi Politik dan Hegemoni Pemilik Media Massa
6
Partai Politik dan Demokrasi Prosedural Indonesia (Minimnya Peran dan Fungsi Parpol dalam Mengimplementasikan Sistem Politik yang Demokratis di Indonesia
7
Konflik Ekonomi Politik dan Tantangan Otonomi Daerah dalam Menekan Alih Fungsi Lahan Pertanian di Banyumas
8
Partai Politik dan Pemilukada (Analisis Marketing Politik dan Strategi Positioning Partai Politik Pada Pilkada Kabupaten Tasikmalaya Partisipasi Pemilukada dan Ancaman Golput
9
Jurnal Observasi Kajian Komunikasi dan Informatika ISSN : 1412-5900 Prosiding Seminar Nasional Mewujudkan Demokrasi yang Mensejahterakan di Indonesia FISIP Unsoed XXVI ISBN : 978-9799204-51-6 Prosiding Seminar Nasional Otonomi Daerah dalam Perspektif Pendidikan Karakter Bangsa ISBN : 978-60298204-2-3 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan ISSN : 2301-8453 Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional Spektrum, UNWAHAS ISSN 1829-6580
Vol.12/No.1/2014
Prosiding Seminar Nasional
Prosiding Seminar Nasional
Vol 1/No.3/2013
Vol 8/ No. 2/ 2011.
F. Pemakalah Seminar Nasional (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Sekali No 1
Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Prosiding Seminar Nasional Otonomi Daerah Dalam Perspektif Pendidikan Karakter Bangsa
Judul Artikel Ilmiah Konflik Ekonomi Politik dan Tantangan Otonomi Daerah dalam Menekan Alih Fungsi Lahan Pertanian di Banyumas
Waktu dan Tempat Rektorat UNSIL 12 Maret 2012
2
Prosiding Seminar Nasional Partai Politik dan Mewujudkan Demokrasi yang Demokrasi Prosedural Mensejahterakan di Indonesia Indonesia (Minimnya Peran dan Fungsi Parpol dalam Mengimplementasikan Sistem Politik yang Demokratis di Indonesia
FISIP UNSOED 1 Desember 2011
G. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi atau Institusi lainnya) No
Jenis Penghargaan
1
Sertifikat
2
Sertifikat
3
Piala dan Sertifikat
4
Sertifikat
5
Sertifikat
6
Sertifikat Pendidik
7
Sertifkat dan Piagam
8
Serfikat
9
Sertifikat
10
Sertifikat
Institusi Pemberi Penghargaan FISIP Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto FISIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Pewarta Indonesia dan Bawaslu RI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Jenderal Soedirman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Universitas Diponegoro Semarang Panwaslu Kota Tasikmalaya FISIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya FISIP Universitas Jenderal Soedirman
Tahun 2011 2012 2012 2014 2011
2014 2011 2012 2011 2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah IbM. Tasikmalaya, 20 April 2015 Anggota Tim Pengusul,
Mohammad Ali Andrias.,S.IP., M.Si NIDN : 0424038201
Lampiran 3. Peta Lokasi Mitra
Lokasi Mitra 1 Univ. Siliwangi
Lokasi Mitra 2
Lampiran 3. Surat Kerjasama Mitra