LAPORAN AKHIR PEMANTAUAN KEGIATAN PENGUATAN-LDPM 2015
Pusat Distribusi Dan Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian
2015
KATA PENGANTAR Kegiatan
koordinasi,
sinkronisasi,
pengembangan,
pemantapan
dan
pemantauan merupakan salah satu bentuk pelaksanaan tugas Bidang Distribusi Pangan, sesuai tugas dan fungsinya untuk mendukung Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan-Kementerian Pertanian dalam rangka penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantauan dan evaluasi kelembagaan pangan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka melaksanakan pemantauan dan pengumpulan data; pembinaan dan pengendalian serta sinkronisasi dan konsolidasi salah satu kegiatan strategis Badan Ketahanan Pangan, yaitu mengimplementasikan
kegiatan
Penguatan-Lembaga
Distribusi
Pangan
Masyarakat (P-LDPM) sejak tahun 2009 sampai 2015 gapoktan yang telah dibina sejumlah 1.582 yang tersebar di 28 provinsi sentra produksi padi/jagung. Konsep kegiatan P-LDPM adalah memberikan bantuan sosial (bansos) untuk penguatan modal Gapoktan P-LDPM. Kegiatan P-LDPM dirancang dalam 3 tahap, yaitu (1) Tahap penumbuhan diberikan dana bansos untuk penguatan modal dan pendampingan; (2) Tahap pengembangan diberikan dana bansos untuk penguatan modal dan pendampingan, dan (3) Tahap kemandirian diberikan pendampingan. Laporan akhir kegiatan P-LDPM tahun 2015 ini disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pemantauan, pembinaan, koordinasi dan sinkronisasi kegiatan P-LDPM untuk memberikan gambaran tentang perkembangan
pelaksanaan
kegiatan
P-LDPM dilapangan
dan
permasalahan serta tantangan yang dihadapi dalam pemanfaatan bansos sebagai penguatan modal pengembangan usaha distribusi/pemasaran dan pengelolaan cadangan pangan serta penguatan posisi kelembagaan gapoktan dalam upaya stabilisasi harga minimal di tingkat petani anggotanya. Keterbatasan dan kekurangan dalam tulisan laporan ini akan dijadikan acuan pada masa datang. Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan
Dr. Benny Rachman i
Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2015
DAFTAR ISI Halaman TIM PENYUSUN ...................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................. ii DAFTAR ISI........................................................................... iii DAFTAR TABEL ..................................................................... iV DAFTAR GAMBAR ................................................................... V DAFTAR GRAFIK .................................................................... Vi BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1 A.LATAR BELAKANG ............................................................. 1 B.TUJUAN ......................................................................... 2 C.RUANG LINGKUP PEMANTAUAN ............................................. 3 BAB II METODE PEMANTAUAN .................................................... 4 A.KERANGKA PIKIR PEMANTAUAN ............................................. 4 B.METODE PENGUMPULAN DATA............................................... 4 C.METODE PENGOLAHAN DATA ................................................ 5 BAB III KONSEP PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT ................................................................................... 6 A.KERANGKA PIKIR KEGIATAN LDPM ........................................... 6 B.STRATEGI KEBERLANJUTAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUATAN-LDPM .................................................................................. 9 BAB IV HASIL PEMANTAUAN KEGIATAN P-LDPM .............................. 12 A.PERKEMBANGAN HARGA RATA-RATA PEMBELIAN GABAH DAN JAGUNG OLEH GAPOKTAN PENGUATAN-LDPM ....................................... 12 B.PERKEMBANGAN PEMANFAATAN DANA BANSOS KEGIATAN PENGUATANLDPM ............................................................................ 17 B.1.PERKEMBANGAN PEMANFAATAN DANA BANSOS PENGUATAN –LDPM .................................................................................. 17 B.2.PERKEMBANGAN PEMANFAATAN DANA BANSOS PENGUATAN –LDPM PERPROVINSI ................................................................... 21-90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 91 LAMPIRAN............................................................................ 95
iii Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014
DAFTAR TABEL Halaman TABEL 1. HARGA RATA-RATA PEMBELIAN JAGUNG OLEH GAPOKTAN LDPM TAHUN 2014 ..................................................... 16 TABEL 2.REALISASI PENYALURAN DANA BANSOS PENGUATAN-LDPM TAHUN 2014 ............................................................ 18 TABEL 3.GAPOKTAN P-LDPM KABUPATEN KARAWANG, JABAR ............. 26 TABEL4.DAFTAR NAMA GAPOKTAN PELAKSANA KEGIATAN PENGUATAN P– LDPM DI KABUPATEN TASIKMALAYA ............................... 26 TABEL 5.MODAL USAHA GAPOKTAN SUBUR TANI ............................. 38 TABEL6.ASET GAPOKTAN SUBUR TANI DESA BUDUR BERUPA ALSINTAN, MODAL USAHA DAN MODAL TETAP ...................... 40 TABEL7.HASIL VERIFIKASI GAPOKTAN TAHAP PENGEMBANGAN TAHUN 2014 ...................................................................... 60 TABEL8.GAPOKTAN PENGUATAN-LDPM PROVINSI DIY TAHUN 2014 ........ 69 TABEL9.RINCIAN TOTAL ALOKASI DANA BANSOS P-LDPM PROVINSI JAWA TIMUR ............................................................. 87 TABEL10.LAPORAN PERKEMBANGAN DANA BANSOS GAPOKTAN SEJAHTERA ............................................................. 90
iv Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014
DAFTAR GAMBAR Halaman GAMBAR 1.KERANGKA PIKIR PEMANTAUAN KEGIATAN PENGUATAN LDPM ................................................................... 4 GAMBAR 2.KERANGKA PIKIR KEGIATAN PENGUATAN LDPM ................. 6 GAMBAR 3.PERKEMBANGAN JUMLAH LDPM TAHUN 2009-2014 ............. 10
v Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014
DAFTAR GRAFIK Halaman GRAFIK 1. HARGA PEMBELIAN RATA-RATA GKP OLEH GAPOKTAN LDPM TAHUN 2014 ......................................................... 13 GRAFIK 2. HARGA PEMBELIAN RATA-RATA GKG OLEH GAPOKTAN LDPM TAHUN 2014 .................................................. 14 GRAFIK 3. HARGA PEMBELIAN RATA-RATA BERAS OLEH GAPOKTAN LDPM TAHUN 2014 .................................................. 15
vi Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka perlindungan dan pemberdayaan petani, Poktan, dan/atau Gapoktan terhadap jatuhnya harga gabah, beras, dan/atau jagung di saat panen raya dan masalah aksesbilitas pangan, pemerintah melalui Kementerian Pertanian c.q. Badan Ketahanan Pangan, sejak tahun 2009 telah melaksanakan kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan-LDPM). Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan stabilisasi harga pangan di tingkat petani dan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga petani melalui: (i) pengembangan unitunit
usaha
pengolahan
(unit dan
usaha
distribusi
pengelolaan
atau
cadangan
pemasaran pangan);
atau
dan
(ii)
pembangunan sarana penyimpanan milik Gapoktan agar dapat meningkatkan posisi tawar petani, meningkatkan nilai tambah produksi petani dan mendekatkan akses masyarakat terhadap sumber pangan. Dana belanja bansos yang disalurkan ke Gapoktan pada: (i) Tahap Penumbuhan wajib digunakan untuk pembangunan atau renovasi sarana penyimpanan (gudang); pengadaan gabah, beras dan/atau pangan lokal spesifik lainnya; dan pembelian gabah, dan/atau beras terutama dari hasil produksi petani anggotanya, (ii) Tahap Pengembangan wajib digunakan untuk pengadaan gabah, beras dan/atau pangan lokal spesifik lainnya jika dibutuhkan; dan pembelian gabah, beras dan/atau jagung terutama dari hasil produksi petani anggotanya. Bagi provinsi/kabupaten/kota yang sudah mengalokasikan dana dari APBD untuk pembangunan gudang, maka dana belanja bansos tersebut dapat digunakan untuk penguatan modal usaha penjualan-pembelian gabah, beras dan/atau jagung dan/atau untuk
pengadaan
cadangan
pangan.
Gapoktan
Tahap
Kemandirian tidak lagi menerima dana belanja bansos tetapi Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
1
wajib
mengelola
dana
yang
sudah
diterimanya
secara
berkelanjutan untuk terus digunakan dalam pembelian gabah, beras dan/atau jagung sehingga terjadi pemupukan modal dari kegiatan pembelian dan penjualan pangan. Pada tahun 2015 kegiatan Penguatan-LDPM dialokasikan kepada 203 Gapoktan tahap penumbuhan, 38 Gapoktan tahap pengembangan, dan 117 Gapoktan
tahap
kemandirian.
Agar
pelaksanaan
kegiatan
Penguatan LDPM tahap pengembangan dan tahap kemandirian dapat
berjalan
sesuai
ketentuan,
perlu
dilaksanakan
pemantauan, pembinaan, koordinasi, dan konsolidasi terhadap seluruh stake holder yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan tersebut. Kegiatan pemantauan dalam laporan ini merupakan gambar kegiatan yang mencakup pemantauan, pembinaan, koordinasi, dan konsolidasi LDPM diharapkan dapat memberikan gambaran hasil perkembangan pencairan dan pemanfaatan dana bansos Gapoktan dan pelaksanaan kegiatan bansos Penguatan-LDPM, serta terbinanya Gapoktan tahap penumbuhan, pengembangan, kemandirian dan pasca kemandirian.
B. Tujuan Tujuan Kegiatan Pemantauan Penguatan - LDPM adalah : 1. Menyusun Gapoktan
informasi dalam
Penguatan-LDPM
gambaran
organisasi dalam
pelaksanaan
Gapoktan
pemberdayaan
pelaksana
mengembangkan
unit
kegiatan usaha
distribusi/pemasaran pangan dan unit pengelola penyediaan cadangan pangan. 2. Memantau perkembangan Gapoktan dalam memanfaatkan dana bansos sebagai penguatan modal usaha pada tahap penumbuhan dan tahap pengembangan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
2
3. Memantau perkembangan stabilisasi harga gabah dan jagung yang dilakukan oleh Gapoktan Penguatan-LDPM 4. Menyampaikan hasil pembinaan, koordinasi dan sinkronisasi perkembangan kegiatan Penguatan-LDPM tahap penumbuhan, pengembangan dan kemandirian bagi aparat, pendamping dan pendampingan Gapoktan
C. Ruang Lingkup Pemantauan
1. Lokasi Pemantauan Lokasi Pemantauan kegiatan dilaksankan di 15 (lima belas) Provinsi
yang terdiri dari : Banten, Jawa Barat, Sulawesi
Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Lampung, Bengkulu, Riau, Kalsel, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Jawa Tengah,Sumatera Barat. 2. Sasaran Pemantauan Pemantauan dilaksanakan pada Gapoktan pelaksana kegiatan Penguatan-LDPM tahun 2015 yang terdiri dari Gapoktan tahap penumbuhan tahun 2015, Gapoktan tahap pengembangan yang ditumbuhkan tahun 2015 dan Gapoktan tahap kemandirian yang ditumbuhkan tahun 2013.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
3
BAB II Metode Pemantauan
A. Kerangka Pikir Pemantauan Yang dimaksud dengan kegiatan pemantauan dalam laporan ini adalah kegiatan meliputi kegiatan pemantauan, koordinasi dan sinkronisasi serta pembinaan kegiatan Penguatan-LDPM tahap
penumbuhan,
tahap
pengembangan
dan
tahap
kemandirian tahun 2015. Kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengumpulan data P-LDPM dilakukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan oleh Gapoktan (Tahap Penumbuhan, Tahap pengembangan dan Tahap Kemandirian) dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan usaha distribusi/pemasaran/ pengolahan pangan dan pengelola cadangan pangan ditinjau dari 3 aspek yaitu : kelembagaan, unit
usaha
distribus/pemasaran/pengolahan
dan
unit
cadangan pangan. (Gambar 1) Penguatan-LDPM Th. 2015
Tahap Penumbuhan 201
Tahap Pengembangan
Tahap Kemandirian
Manfaat Pemanfaatan Bansos sebagai Penguatan modal untuk:
Kelembagaan
Unit Distribusi/Pengolahan
Unit Cadangan Pangan
Gambar 1. Kerangka Pikir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
4
B. Metode Pengumpulan Data Metode pemantauan dilaksanakan melalui pengumpulan data dan tatap muka. Pengumpulan data dengan menggunakan Kuesioner (kuesioner terlampir) dengan sasaran pemantauan adalah
Gapoktan
pelaksana
Penguatan-LDPM
tahap
penumbuhan, pengembangan dan tahap kemandirian tahun 2015. Sumber data dan informasi dikumpulkan dengan melakukan wawancara dengan aparat provinsi selaku Tim Pembina, aparat kabupaten selaku Tim Teknis, pendamping dan pengurus Gapoktan pelaksanaan Penguatan-LDPM. Materi pemantauan antara lain meliputi pemanfaatan dana bansos sebagai penguatan modal usaha sesuai dalam pedoman dan manfaat yang diperoleh bagi anggota dan pengurus Gapoktan Penguatan-LDPM serta berkembangnya membangun jejaring kemitraan. Selain itu dalam laporan pemantauan ini juga disampaikan hasil dari laporan Gapoktan
Penguatan-LDPM
melalui SMS center. C. Metode Pengolahan Data Pengolahan data meliputi tabulasi data dan pengolahan data yang berasal dari SMS center dan pengumpulan data hasil pemantauan di lapangan dengan menggunakan kuesioner. Data dari sms center dianalisis untuk melihat perkembangan harga rata-rata pembelian Gapoktan Penguatan-LDPM dalam pemanfaatan bansos sebagai bantuan penguatan modal. Sedangkan data dari kuesioner pemantauan langsung di lapangan untuk melihat : (1) perkembangan pemanfaatan dana bansos yang dilaksanakan oleh Gapoktan PenguatanLDPM
untuk
kegiatan
pembangunan/renovasi
gudang,
pengembangan unit usaha distribusi/pemasaran pangan dan pengelolaan
cadangan
pangan,
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
(2)
perkembangan
5
kelembagaan
Gapoktan
dalam
kiprahnya
membanguan
organisasi Gapoktan melalui pemberdayaan, (3) manfaat dana bansos bagi Gapoktan penguatan-LDPM, dan (4) permasalahan yang dihadapi dan prospek pengembangannya.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
6
BAB III KONSEP PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT
A. Kerangka Pikir Kegiatan LDPM
Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian
dalam
pelaksanaan
kegiatan
Penguatan-LDPM
merupakan untuk mewujudkan stabilisasi harga pangan di tingkat petani dan Ketahanan Pangan di tingkat rumah tangga petani melalui: a) pengembangan unit-unit usaha (unit usaha distribusi atau pemasaran atau pengolahan dan pengelolaan cadangan pangan); dan b) pembangunan sarana penyimpanan milik Gapoktan agar dapat meningkatkan posisi tawar petani, meningkatkan nilai tambah produksi petani dan mendekatkan akses masyarakat terhadap sumber pangan (Gambar 1).
Terwujudnya stabilitas harga pangan wilayah
Terwujudnya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga petani
Posisi tawar meningkat Harga di petani baik
Nilai tambah produk meningkat
Akses pangan meningkat Unit Usaha Pengolahan
Gapoktan Unit Usaha Distribusi/Pemasaran/ Pengolahan
Modal usaha dan manajemen meningkat
Unit Pengelolaan
Cadangan Pangan
B A N S O S + Pendampingan
Permasalahan
Rendahnya posisi tawar petani pada saat panen raya Rendahnya nilai tambah produk pertanian Terbatasnya modal usaha Gapoktan Terbatasnya akses pangan (beras) pada saat masa paceklik
A.Gambar 1 Kerangka Pikir Kegiatan Penguatan LDPM. Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
7
Kebijakan tersebut diarahkan untuk: a) mendukung upaya petani memperoleh harga yang lebih baik pada saat panen raya; b) meningkatkan kemampuan petani memperoleh nilai tambah produk
pangan
dan
usahanya
melalui
kegiatan
pengolahan/pengepakan/pemasaran sehingga terjadi perbaikan pendapatan di tingkat petani anggotanya; dan
c)
memperkuat kemampuan Gapoktan dalam pengelolaan cadangan pangan sehingga mampu mendekatkan akses pangan anggotanya saat menghadapi paceklik atau tidak ada panen. Dana Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan ke Gapoktan pada: a) Tahap Penumbuhan wajib digunakan untuk pembangunan atau renovasi sarana penyimpanan (gudang); pengadaan gabah, beras dan/atau pangan lokal spesifik lainnya; dan pembelian gabah, dan/atau beras terutama dari hasil produksi petani anggotanya; b) Tahap Pengembangan wajib digunakan untuk
pengadaan
gabah, beras dan/atau pangan lokal spesifik lainnya jika dibutuhkan; dan pembelian gabah, beras dan/atau jagung terutama
dari
hasil
produksi
petani
anggotanya.
Bagi
provinsi/kabupaten/kota yang sudah mengalokasikan dana dari APBD untuk pembangunan gudang, maka dana Belanja Bantuan Sosial tersebut dapat digunakan untuk penguatan modal usaha penjualan-pembelian gabah, beras dan/atau jagung dan/atau untuk pengadaan cadangan pangan. Gapoktan Tahap Kemandirian tidak lagi menerima dana Belanja Bantuan Sosial tetapi wajib mengelola dana yang sudah diterimanya secara berkelanjutan untuk terus digunakan dalam pembelian gabah, beras dan/atau jagung sehingga terjadi pemupukan modal dari kegiatan pembelian dan penjualan pangan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
8
Dukungan pemerintah dalam rangka pemberdayaan Gapoktan di daerah
sentra
produksi,
dengan
meningkatnya
kegiatan
pembelian-penjualan diharapkan mampu meminimalkan tingkat fluktuasi harga di wilayah pada saat panen raya sehingga terwujud
stabilisasi
terkendalinya diharapkan
harga
tingkat mampu
harga
di
tingkat
pangan
mengatasi
di
inflasi,
petani.
Dengan
wilayah
tersebut
dan
memotivasi
bekerjanya mekanisme pasar secara efektif dan efisien. Sejalan
dengan
Penguatan-LDPM
proses Tahun
pemberdayaan, 2015
dilakukan
maka
kegiatan
melalui
beberapa
tahapan yaitu: Penumbuhan, Pengembangan dan Kemandirian. Dukungan dana Belanja Bantuan Sosial yang bersumber dari APBN untuk kegiatan Penguatan-LDPM hanya diberikan ke Gapoktan Tahap Penumbuhan dan Pengembangan, yaitu pada tahun pertama dan tahun kedua. Sementara itu pada tahun ketiga, Gapoktan hanya menerima pembinaan dari pendamping, Tim Teknis maupun Tim Pembina Pada Tahap Penumbuhan dan Tahap Pengembangan, Tim Pembina provinsi dan Tim Teknis kabupaten/kota melakukan verifikasi,
identifikasi
bagi
calon
Gapoktan
yang
akan
ditumbuhkan dan siap atau layak menerima tambahan Dana Belanja Bantuan Sosial tahun 2015 sebesar Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) serta melakukan evaluasi dan seleksi terhadap Gapoktan yang sudah ditumbuhkan tahun 2015 untuk dinilai apakah siap atau layak untuk menerima tambahan Dana
Belanja
Bantuan
Sosial
tahun
2015
sebesar
Rp
75.000.000,00 ( tujuh puluh lima juta rupiah) sebagai tambahan modal usaha. Bagi Gapoktan yang sudah masuk Tahap Penumbuhan pada tahun pertama tetapi belum juga memenuhi persyaratan masuk ke Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
9
Tahap Pengembangan, maka provinsi dan kabupaten/kota wajib melakukan
pembinaan
teknis
dan
administrasi
sehingga
Gapoktan dinyatakan layak masuk ke Tahap Pengembangan. Selama masih dalam proses pembinaan, Dana Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp 75.000.000,00 (Tujuh puluh lima juta rupiah) belum dapat dicairkan. Apabila sampai dengan akhir tahun pelaksanaan, Gapoktan belum juga layak untuk dapat masuk ke Tahap Pengembangan maka provinsi segera mengembalikan Dana tersebut ke Kas Negara. Pada tahun berikutnya, Gapoktan tidak akan lagi mendapat Dana Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah), namun daerah tetap harus melakukan pembinaan lanjutan terhadap Gapoktan agar aset yang telah diberikan oleh pemerintah masih dapat terus berkembang. Pada
Tahap
kabupaten/kota,
Kemandirian, dan
Tim
pendamping, Pembina
provinsi
Tim
Teknis
melanjutkan
pembinaan teknis dan administrasi terhadap Gapoktan Tahap Kemandirian agar mereka dapat terus mengembangkan unit usahanya sehingga akumulasi Dana Belanja Bantuan Sosial yang dikelolanya akan terus meningkat melakukan kegiatan usaha jual-beli gabah,beras dan/atau jagung. Kegiatan Penguatan-LDPM dilaksanakan melalui pendekatan pemberdayaan. Gapoktan dibina dan dibimbing agar melalui unit usaha yang dikelolanya mampu mengatasi permasalahan petani anggotanya, khususnya masalah ketidakmampuan anggotanya dalam
mengakses pangan di saat paceklik, masalah harga
pangan
yang
jatuh
saat
panen
raya,
dan
masalah
pembiayaan/modal usaha. B. Strategi
Keberlanjutan Pelaksanaan Kegiatan Penguatan-
LDPM
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
10
Gapoktan yang telah dibina oleh Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian melalui kegiatan penguatan-LDPM sejak tahun 2009 sampai tahun 2015 berjumlah 1.582 Gapoktan di 270 kabupaten 29 provinsi. (Daftar rekapitulasi Gapoktan
Tahun
2009 sd 2015 terlampir).
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
11
BAB IV HASIL PEMANTAUAN KEGIATAN P-LDPM
A. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Gabah dan Jagung oleh Gapoktan Penguatan-LDPM. 1. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Gabah Kering Panen (GKP) Nasional Perkembangan harga rata-rata pembelian gabah kering panen (GKP) yang dilakukan oleh Gapoktan penerima dana bansos penguatan-LDPM tergambar dalam Grafik 1 berikut ini. Gapoktan penerima dana bansos penguatan-LDPM di 29 provinsi secara umum membeli GKP diatas harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen yaitu Rp. 3700 per kg di tingkat petani. Harga pembelian tertinggi untuk gabah kering panen yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM adalah Rp. 5.733 per kg yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM di Kalimantan Selatan. Sedangkan harga pembelian di bawah HPP terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Riau dan Banten. Pembelian di bawah HPP di beberapa provinsi tidak terlalu rendah karena harganya mendekati HPP, dan pembelian dengan harga tersebut dapat disebabkan oleh kualitas gabah kering panen yang dibeli oleh Gapoktan LDPM di luar kualitas. Harga pembelian gabah diluar kualitas mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 27/Permentan /PP.200/4/2012. Provinsi Kalimantan Tengah, Maluku, NTB, Kepri, Papua, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, tidak melaporkan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
12
Grafik 1 Harga Pembelian Rata-rata GKP oleh Gapoktan LDPM Tahun 2015 2. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Gabah Kering Giling (GKG) Nasional Perkembangan harga rata-rata pembelian gabah kering giling (GKG) yang dilakukan oleh Gapoktan penerima dana bansos penguatan-LDPM tergambar dalam Grafik 2 berikut ini. Gapoktan penerima dana bansos penguatan-LDPM di 29 provinsi secara umum membeli GKG di atas harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering giling yaitu Rp. 4600 perkg di tingkat penggilingan. Harga pembelian tertinggi untuk gabah kering giling yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM adalah Rp. 6705 per kg yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM di Kalimantan Tengah. Sedangkan harga pembelian dibawah HPP terjadi di Provinsi Maluku, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Jambi, Nusa Tenggara Timur. Pembelian di bawah HPP di beberapa provinsi tidak terlalu rendah karena mendekati HPP, dan pembelian tersebut dan pembelian dengan harga tersebut dapat disebabkan oleh kualitas gabah kering panen Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
13
yang dibeli oleh Gapoktan LDPM di luar kualitas. Harga pembelian gabah diluar kualitas mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 27/Permentan /PP.200/4/2012. Provinsi Aceh, Bali, Kepri, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Papua tidak melaporkan.
Grafik 2 Harga Pembelian Rata-rata GKG oleh Gapoktan LDPM Tahun 2015
3. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Beras Nasional Perkembangan
harga
rata-rata
pembelian
beras
yang
dilakukan oleh Gapoktan penerima dana bansos penguatanLDPM tergambar dalam Grafik 3
berikut ini. Gapoktan
penerima dana bansos penguatan-LDPM di 29 provinsi secara umum membeli beras di atas harga pembelian pemerintah (HPP) untuk beras yaitu Rp. 7300 per kg di gudang bulog. Semua pembelian adalah diatas HPP Pemerintah dan Harga pembelian
tertinggi
untuk
beras
yang dilakukan
oleh
Gapoktan LDPM adalah Rp. 13158 per kg yang dilakukan oleh Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
14
Gapoktan LDPM di Kalimantan Tengah. Sedangkan ada beberapa provinsi yang tidak melaporkan yaitu : Provinsi Sulawesi Tenggara,Kepri, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat dan Papua .
Grafik 3. Harga Pembelian Rata-rata Beras oleh Gapoktan LDPM Tahun 2015
4. Harga Rata-rata Pembelian Jagung Gapoktan Penguatan-LDPM Tahun 2015 . Dari 29 provinsi pelaksana Penguatan-LDPM, 13 provinsi melaksanakan usaha jual beli jagung sebagai berikut: No
Provinsi
Jagung
Jagung
Tongkol
Pipilan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
15
1
Sumut
NA
NA
2
Lampung
1967
2343
3
DIY
1967
2343
4
Jabar
1362
3010
5
Jateng
645
2419
6
Jatim
NA
NA
7
NTT
645
1031
8
Kalbar
NA
NA
9
Kalsel
NA
NA
10
Sulsel
334
2419
11
Sulteng
5354
NA
12
Sulut
13
Gorontalo
1297 NA
NA 3282
Tabel 2. Harga Rata-rata pembelian Jagung oleh Gapoktan LDPM Tahun 2015
Sampai dengan Desember 2015 sesuai dengan pelaporan yang bersumber dari sms center Penguatan-LDPM provinsi yang tidak mengirimkan laporan untuk harga rata-rata jagung baik itu JGP atau JGT adalah provinsi Sumatera Utara, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, untuk provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara tidak mengirimkan data
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
16
harga rata-rata untuk JGP, sedangkan untuk Gorontalo tidak mengirimkan laporan untuk harga rata-rata jagung JGT. Harga Rata-rata Pembelian tertinggi untuk JGT adalah provinsi Sulawesi Tengah yaitu : Rp. 5354, sedangkan harga rata-rata pembelian terendah untuk JGT adalah Sulawesi Selatan yaitu : Rp. 334. Harga Rata-rata Pembelian tertinggi untuk JGP adalah provinsi Gorontalo yaitu : Rp. 3282, sedangkan harga rata-rata pembelian terendah untuk JGP adalah Rp. 1031 untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur. Harga komoditas jagung ditentukan berdasarkan harga perkiraan di daerah dikarenakan untuk komoditas jagung memang belum ada HPP yang pasti dari pemerintah . B. Perkembangan Pemanfaatan Dana Bansos Kegiatan PenguatanLDPM Dalam laporan pemantauan perkembangan pemanfaatan dana bansos oleh Gapoktan Penguatan-LDPM ini disampaikan berdasarkan perkembangan pemanfaatan dana bansos secara nasional dan perkembangan per provinsi. Mengacu kepada dokumen Perjanjian Kinerja Pusat Distribusi dan
Cadangan
kelembagaan
Pangan distribusi
diberdayakan
(tahap
kemandirian)
pada
Tahun
2015
pangan
penumbuhan, Tahun
2015
(revisi),
target
masyarakat
yang
pengembangan
adalah
sebanyak
dan 358
Gapoktan. Jumlah tersebut terdiri dari 203 Gapoktan Tahap Penumbuhan, 38 Gapoktan Tahap Pengembangan dan 117 Gapoktan Tahap Kemandirian. Meskipun untuk Gapoktan Tahap Kemandirian sudah tidak menerima bantuan dana bansos, tetapi masih dilakukan pembinaan yang didanai APBN. Realisasi pemberdayaan Gapoktan selaku lembaga distribusi pangan pada tahun 2015 adalah 341 Gapoktan atau mencapai Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
17
99,4% dari target 343 Gapoktan. Jika ditinjau per tahapnya, realisasi penumbuhan Gapoktan adalah 203 Gapoktan atau 100% dari target, realisasi pemberdayaan untuk tahap pengembangan adalah 36 atau 94,7% dari target 38 Gapoktan dan untuk tahap kemandirian terealisasi 102 Gapoktan atau 87.2% dari target 117 Gapoktan. Gapoktan yang ditumbuhkan pada tahun 2015 atau Tahap Penumbuhan, seluruhnya sudah mencairkan dana Bansos yang dialokasikan senilai Rp 150 juta. Sesuai pedoman kegiatan, dana
bansos
tersebut
pembangunan/rehabilitasi
digunakan
gudang,
modal
untuk pembelian
gabah/jagung bagi kegiatan distribusi pangan dan penyediaan cadangan pangan. Realisasi dana bansos Penguatan LDPM Tahap Penumbuhan mencapai 100% (tersalur kepada 203 Gapoktan dari target 203 Gapoktan). Gapoktan Tahap Pengembangan yang ditargetkan sejumlah 38 Gapoktan. Realisasi pencairan dana Bansos untuk tahap pengembangan yang ditargetkan tersalur pada 38 Gapoktan tersalur sebanyak
36 Gapoktan atau mencapai 94,7%.
Provinsi yang tidak mencapai 100% dalam pencairan dana bansos
Penguatan
LDPM
Tahap
Pengembangan
adalah
Sumatera Barat ada 2 Gapoktan. Pembinaan terhadap Gapoktan Tahap Kemandirian pada Tahun 2015 yang ditargetkan terlaksana bagi 117 Gapoktan, dikarenakan ada 15 Gapoktan pada tahun 2015 yang seharusnya
masuk
pada
tahap
pengembangan
tidak
memenuhi persayaratan pencairan LDPM maka pada tahun 2015 tidak masuk dalam tahap kemandirian, sehingga jumlah Gapoktan
tahap
kemandirian
pada
tahun
2015
hanya
terealisasi sebanyak 102 Gapoktan. Berdasarkan Pedoman Kegiatan Penguatan LDPM 2015, setiap Gapoktan pelaksana kegiatan Penguatan LDPM pada tahun Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
18
kedua akan dinilai kelayakan dan kesiapannya oleh Tim Pembina Provinsi untuk melaksanakan Tahap Pengembangan dan menerima dana bansos tahap pengembangan.
2
Gapoktan tahap pengembangan di Sumatera Barat yang tidak terealisasi pencairan dana bansosnya tersebut dinilai belum memenuhi seluruh kriteria yang dipersyaratkan, yaitu: 1. Gapoktan belum memenuhi 2 kali putaran modal hingga verifikasi dilaksanakan. Perputaran modal ini antara lain sebagai tolak ukur kinerja Gapoktan dalam menyerap gabah dan beras yang diproduksi anggotanya. 2. Kinerja Gapoktan tidak maksimal dalam menjalankan pengembangan
usaha
dan
dalam
mencari
peluang
kemitraan pemasaran sehingga menghadapi hambatan untuk meningkatkan volume pemasaran berasnya.
Dua
Gapoktan tersebut selanjutnya dibina kembali oleh Tim Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten sehingga pada
tahun
kelayakannya
selanjutnya dan
dapat
kembali
dipertimbangkan
dinilai
kembali
untuk
mendapatkan dana bansos Tahap Pengembangan. Sebaran Gapoktan dan jumlah Bansos yang dialokasikan dan pencairan dana Bansos untuk kegiatan Penguatan-LDPM Tahun 2015 dapat dilihat secara rinci pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Realisasi Penyaluran Dana Bansos Penguatan-LDPM Tahap Penumbuhan dan PengembanganTahun 2015 Penumbuhan No
Provinsi Alokasi Realisasi
1
Pengembangan
Aceh
2 Sumut
%
Alokasi
Realisasi
%
7
7
100
0
0
-
7
7
100
0
0
-
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
19
3 Sumbar
8
8
100
4
2
100
4 Riau
4
4
100
0
0
-
5 Kepri
2
2
100
0
0
-
6 Jambi
3
3
100
0
0
-
7 Bengkulu
3
3
100
0
0
-
8 Sumsel
12
12
100
5
5
100
9 Lampung
11
11
100
6
6
100
23
23
100
0
0
-
11 Banten
8
8
100
3
3
100
12 Jateng
23
23
100
0
0
-
6
6
100
4
4
100
19
19
100
6
6
100
15 NTB
7
7
100
0
0
-
16 NTT
6
6
100
0
0
-
17 Kalbar
8
8
100
5
5
100
18 Kalsel
7
7
100
0
0
-
19 Sulsel
17
17
100
8
8
100
20 Sulteng
6
6
100
2
2
100
21 Sulbar
2
2
100
0
0
-
22 Sultra
3
3
100
0
0
-
23 Sulut
5
5
100
0
0
-
24 Gorontalo
4
4
100
0
0
-
10 Jabar
13 DIY 14 Jatim
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
20
203
Tabel 10.
203
100%
38
36
Perkembangan Sasaran Penguatan LDPM Tahun 2015
Sumber : Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan
C. Perkembangan Pemanfaatan Dana Bansos Kegiatan PenguatanLDPM Per Provinsi
a) Propinsi Jawa Barat Sampai
dengan
tahun
2015,
Provinsi
Jawa
Barat
telah
mempunyai 161 Gapoktan LDPM terdiri dari 49 LDPM pasca kemandirian 2009, 33 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 21 LDPM tahap pasca kemandirian 2011 , 27 LDPM tahap pasca kemandirian 2012, 8 LDPM tahap Kemandirian 2013, serta 23 LDPM tahap penumbuhan 2015 . Tahun 2015 Provinsi Jawa Barat tidak
memiliki
alokasi
penumbuhan
dikarenakan
adanya
pemotongan anggaran. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM Provinsi Jawa Barat yang telah dipantau tepatnya di kabupaten Garut, Jabar. Kegiatan Penguatan-LDPM di Kabupaten Garut sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 2009. Gapoktan
yang
telah
Hingga tahun 2015, jumlah
mendapatkan
dukungan
dana
dan
pembinaan melalui kegiatan Penguatan-LDPM mencapai 12 Gapoktan yang berlokasi di kabupaten Garut diantaranya adalah : 2 Gapoktan tahap pasca kemandirian tahun 2009, 3 Gapoktan tahap pasca kemandirian tahun 2010, 2 Gapoktan tahap pasca kemandirian tahun 2011, 2 Gapoktan tahap pasca kemandirian
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
21
94,7%
tahun 2012, 1 Gapoktan tahap kemandirian tahun 2013 . 2 Gapoktan tahap penumbuhan 2015
J.Tabel 10. Daftar Gapoktan Kegiatan Penguatan LDPM Kabupaten Garut , Provinsi Jawa Barat
Th.
No.
Nama Gapoktan
Alamat
1
HARAPAN MUKTI JAYA
2010
Ds. Jagabaya - Mekarmukti
2
Mekarsari
2009
Ds,Mekarsari,Cibalong,Garut
3
Karya Mukti Tani*
2011
Cinta Damai,Sukaresmi,Garut
4
Muda Tani
2013
samarang samarang garut
5
Mekar Sari***
2012
Cangkuang,Leles,Garut
6
Kancana Tani
2009
Ds. DUNGUSIKU
7
TANI MUKTI
2010
Ds. Karang Anyar - Leuwigoong
8
CIGAWIR
2010
Ds. Cigawir - Selaawi
9
Sukahurip***
2012
Cikarag,Malangbong,Garut
10 Binangkit*
2011
Ds.Sakawayana,Malangbong,Garut
11 Agrimukti
2015
Kp.Kb.Kalapa,BungbulangGarut
12 Sukamaju
2015
Ds.Babakan,Kondang,Karang Tengah,Garut
Penumbuhan
Berikut ulasan hasil pemantauan yang dilakukan di kabupaten Garut: 1. Gapoktan Tahap Penumbuhan 1.1 Gapoktan Suka Maju yang beralamat di Kp. Babakan Kondang RT. 001/05 Ds. Sindanggalis, Kec. Karang Tengah merupakan Gapoktan Penumbuhan tahun 2015. Kepengurusan Gapoktan terdiri dari Ketua : Piat Supriatna No. HP 085321734742, Sekretaris : Sopandi, Bendahara : Dedi Mulyadi.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
22
Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari aspek organisasi/kepengurusan Gapoktan sudah baik dan sudah terbentuk pada 24 Juli 2007, dan Jumlah anggota Gapoktan 350 orang dari 8 Kelompoktani dengan luas lahan sawah 499. Jika dilihat dari aspek administrasi, pendamping sudah mempunyai
bekal
materi
pada
saat
acara
apresiasi
pendamping yang dilaksanakan tgl 11 sd 13 Maret 2015 untuk pembukuan.
Buku
yang
wajib
dimiliki
oleh
Gapoktan
sebanyak 5 buku. Sedangkan buku pelengkap yang lain seperti buku tamu sudah dimiliki oleh Gapoktan. Bukti kepemilikan lahan untuk gudang berupa surat Akte Jual Beli No 4253/Kep.3211/V/2010 tanggal 07 Mei 2010. Dari alokasi dana bansos telah di alokasikan untuk pembuatan gudang
sebesar
Rp.
35.000.000,-,
untuk
unit
usaha
distribusi/pemasaran Rp. 90.000.000,- dan untuk Unit usaha cadangan pangan Rp 20.000.000,-. Rincian RUG yang dimiliki oleh Gapoktan Suka Maju adalah sbb: - Unit Usaha Distribusi/Pemasaran Rp. 90.000.000,- untuk pembelian beras 8 Kelompoktani kurang lebih 10 ton - Unit Cadangan Pangan Rp. 25.000.000,- untuk pembelian beras 8 Kelompoktani sebanyak kurang lebih 1,5 ton - Untuk Pembangunan Gudang Rp.35.000.000,Perkembangan harga pada saat pemantauan untuk komoditas beras Rp 9.000,-/kg, GKP Rp 3.700,-/kg dan GKG Rp 4.700,/kg.
1.2 Gapoktan Muda
Tani (Gapoktan Tahap Kemandirian
Tahun 2015) Gapoktan Muda Tani beralamat di Kp. Lengkong Kaler RT. 002/02 Desa Samarang, Kec. Samarang, Kab. Garut, Provinsi Jawa Barat. Dengan Pengurus sbb : Ketua : Sulaeman (No HP Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
23
: 085222916646), Sekertaris : Sungkana, Bendahara : Dindin Kusnidar. Apabila dilihat dari aspek organisasi/kepengurusan Gapoktan sampai dengan tahap kemandirian masih dipegang oleh pengurus yang sama, permasalahan yang muncul dapat diatasi secara bersama-sama dengan mengadakan rapat pengurus Gapoktan serta tugas masing-masing pengurus dapat dilaksanakan dengan baik.
Aspek administrasi, Pembukuan, Gapoktan Muda Tani sudah memiliki buku sesuai pedoman yaitu : Buku Bank, Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu unit distribusi, Buku pembelian, Buku Penjualan, Buku kas pembantu cadangan pangan, buku penyaluran dan buku penerimaan.
Hanya saja buku
inventaris Gapoktan serta anggota belum ada. Pada unit distribusi/ pemasaran/pengolahan terlihat bahwa adanya kegiatan pembelian GKG sebanyak 4.335 kg dan beras sebanyak 2.000 kg sebesar Rp. 38.344.250,-. Pada unit Cadangan Pangan stock digudang ada 500 kg. Bila dilihat dari kepengurusan Gapoktan, Gapoktan Muda Tani memiliki dinamika kelompok yang cukup baik, jika dilihat sisi kaderisasi,
tetapi
rencana
ke
arah
sana
sudah
ada.Perkembangan Dana Bansos Gapoktan sebagai berikut : perputaran bansos di unit distribusi sudah ada 10 kali putaran ( Posisi April 2015 ). Saldo di rekening Bank ada Rp 2.700.000,- dan di Buku Kas ada Rp 30.000.00,-. Sisa Barang di unit usaha distribusi : Beras 1.215 kg, dan GKG 18.520 kg. Jumlah cadangan pangan yang dipinjam : Beras 750 kg, Perkembangan harga beras pada saat pemantauan sebesar Rp 8.700/kg dan GKG Rp 4.800,-/ kg. Dalam
pengadaan
mengadakan
dan
kontrak
pemasaran
tertulis/belum
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
Gapoktan ada
belum
kemitraan. 24
Pendampingan Gapoktan yang dilakukan oleh pendamping dilakukan secara rutin minimal 1 kali sebulan, materi yang diberikan mengenai seputar pembukuan dan pelaporan serta pengembangan usaha. Bimbingan teknis juga telah dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten sebanyak 3 bulan sekali. Saran dari Gapoktan adalah untuk lebih diintensifkan pembinaan dari Tim Tekhnis maupun Tim Pembina dan juga mohon didukung untuk menjebatani dengan instansi lain untuk memberikan dukungan bantuan.
1.3 Kesimpulan dan Saran :
Pengurus
dan
Pendamping
Gapoktan
sangat
menentukan keberhasilan Gapoktan. Karena itu sangat ditentukan oleh kerjasma Tim Pembina, Tim Teknis, Pendamping dan Pengurus Gapoktan.
Tim Tekhnis harus melakukan pembinaan langsung ke Gapoktan
secara rutin agar bila terjadi kesalahan
pelaksanaan yang menyimpang dari pedoman dapat langsung bisa diatasi.
b) Provinsi Jawa Tengah Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Jawa Tengah telah mempunyai 166 Gapoktan LDPM terdiri dari 54 LDPM pasca kemandirian 2009, 24 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 26 LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 27 LDPM tahap pasca Kemandirian 2012, 8 LDPM tahap kemandirian 2013, 23 LDPM tahap penumbuhan 2015. Tahun 2015 Provinsi Jawa Tengah tidak memiliki alokasi penumbuhan dikarenakan adanya pemotongan anggaran. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM Provinsi Jawa Tengah yang telah dipantau :
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
25
Pelaksanaan program kegiatan bansos Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan LDPM) pada TA. 20015 Propinsi Jawa Tengah mendapat alokasi bansos LDPM tahap penumbuhan sebanyak 23 Gapoktan dan dialokasikan ke 20 kabupaten, tetapi tidak alokasi bansos LDPM untuk tahap pengembangan. Sampai dengan bulan September 2015 sudah terealisasi 100%, karena masih ada satu Gapoktan yang terlambat cair pada bulan September2015, dan rata-rata masih dalam proses pembangunan gudang cadangan pangan dengan tanah hibah dengan dasar legalitas dari notaries. Pemantuan dan pengumpulan data penguatan LDPM dilaksanakan ke Kabupaten Semarang
(Gapoktan
Al
Barokah/Penumbuhan
2015)
dan
Kabupaten Grobogan (Gapoktan Sidodadi/penumbuhan 2015), dengan hasil sebagai berikut: 1. Gapoktan Al Barokah Gapoktan Al Barokah di Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Berdiri pada tahu 2002 dan dikukuhkan pada tahun 2004, dengan jumlah anggota kelompok sebanyak 16 kelompok 500 orang. Sebelum menerima bansos LDPM Gapoktan AL Barokah sudah bergerak dibidang pemasaran beras organik dan bahan olahan kue-kue kering, dengan tambahan bansos LDPM dapat menambah permodalan dalam pemasaran beras organik, dan cadangan pangan untuk membantu anggota Gapoktan saat paceklik. Gapoktan Al Barokah menerima bansos LDPM tahap penumbuhan sebesar Rp.150 juta, untuk pembangunan gudang sebesar Rp. 30 Jt, unit distribusi sebesar Rp. 100 jt dan cadangan pangan Rp. 20 jt. Telah dilaksanakan pembangunan gudang cadangan pangan, dan telah dilaksanakan aktifitas pembelian dan penjual beras, dan cadangan pangan. Aktifitas usaha unit distribusi dalam pembelian dan penjualan beras pada beras organik yang merupakan kebutuhan sehari-hari diwilayah Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
26
Gapoktan dan telah dipasarkan ke wilayah kabupaten Semarang, dan telah melakukan kerjasama dengan Koperasikoperasi instansi pemerintah di wilayah kabupaten, dengan PT. Indosepirit di Kebun Jeruk Jakarta, dan menjual ke luar propinsi ke Makasar. Gabah yang dibeli rata-rata varietas Metik susu dengan harga Rp. 5.300,- s.d Rp. 5.600,- per kg GKP, Rp. 7.000,- per Kg GKG, dan membeli gabah beras merah/beras hitam dengan harga Rp. 9.000,- per kg. Dijual dalam bentuk beras Rp. 14.000 per kg s.d Rp. 17.000 per kg dalam bentuk kemasan 5 kg dan 10 kg dengan merek Gapoktan al barokah. Seluruh anggota Gapoktan dan ratarata petani di wilayahnya menanam padi organik, dan merupakan kebutuhan konsumsi buat petani dan masyarakat sehingga
usaha
pemasaran
unit
distribusi
melakukan
pembelian dan penjualan beras organik. Dengan
sistem
pemasaran
yang
melakukan
kemitraan
walaupun belum dengan sistem kontrak secara legal, Gapoktan Al Barokah dapat memberikan pasokan beras kepada mitra sesuai dengan permintaan, sehingga perputaran dalam pemanfaatan dana LDPM dapat lebih dari dua putaran sebagai
persyaratan
LDPM
penembangan
untuk
tahun
berikutnya. Telah melakukan pembukuan dengan baik sesuai dengan pedoman dan panduan LDPM, walaupun masih perlu untuk dilakukan pendampingan, pengawalan dan pembinaan dari aparat propinsi maupun kabupaten, untuk lebih meningkatan ketertiban administrasi, dan pengembangan usaha kemitraan. Aset yang dimiliki; gudang, lantai jemur, RMU, alat kemasan, sekretariat. 2. Gapoktan Sidodadi Gapoktan Sidodadi di Desa Kropak Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan berdiri pada tahu 2008 dan dikukuhkan Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
27
pada tahun 20010, menerima bantuan sosial Penguatan LDPM Tahun 2015. Usaha dilakukan sebelum menerima bansos LDPM, telah melakukan pembelian dan penjualan beras, bawang
merah,
dan
jagung,
aktifitas
pembelian
dan
penjualan masih di wilayahnya sendiri. Sampai dengan saat ini masih dalam proses pemabangunan gudang cadangan pangan, sudah 90 persen hampir selesai, dan status tanah adalah tanah hibah yang dinyatakan oleh camat dan lurah, dan masih dalam proses legalitas ke notaris.Gapoktan Sidodadi menerima bansos LDPM tahap penumbuhan sebesar Rp.150 juta, untuk pembangunan gudang sebesar Rp. 30 Jt, unit distribusi sebesar Rp. 100 jt dan cadangan pangan Rp. 20 jt. Dana LDPM yang diterima untuk kegiatan unit distrbusi belum
dimanfaatkan
untuk
pembelian
dan
penjualan
gabah/beras dan jagung karena belum musim panen, sehingga belum ada perputaran dana LDPM, diharapkan untuk segera memanfaatkan untuk pembelian dan penjualan baik diwilayah sendiri pada anggota Gapoktan maupun keluar wilayah untuk optimalisasi pemanfaatan dan perputaran dananya. Kelengkapan administrasi masih belum lengkap untuk masing-masing penangungjawab unit usaha masingmasing, disarankan pendamping dan aparat kabupaten untuk mendampingi dan mengawal pelaksanaan pemanfaatan dana LDPM dan sekaligus penertiiban administrasi pembukuannya. Belum adanya aktifitas pembelian dan penjualan maka belum ada laporan SMS senter yang
dilaporkan, dan disampaikan
bahwa laporan tetap disampaikan walaupun dalam posisi nol atau tidak ada aktifitas pembelian dan penjualan.Aset yang dimiliki; gudang, belum memiliki lantai jemur/RMU. 3. Kesimpulan dan saran;
Gapoktan LDPM tahap penumbuhan dan pengembangan masih
diperlukan
pengawalan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
dan
pendampingan 28
dalam pengembangan pemanfaatan dana LDPM, baik dalam
pengembangan
usahanya
maupun
dalam
pelaksanaan administarsi pembukuannya dari masing masing penanggungjawab unit usahanya.
Pembangunan gudang cadangan pangan belum selesai masih dalam proses pembangunan, namun demikian diharapkan
pemanfaatan
dana
cadangan
pangan
maupun unit distribusi untuk segera dimafaatkan untuk jual beli gabah/beras/jagung, sehingga akan dapat mengoptimalkan
perputaran
dananya
sebagai
persyaratan pada tahap pengembangan pada tahun berikutnya.
Pendamping perlu untuk lebih fokus dan konsentrasi dalam pendamping Gapoktan sehingga Gapoktan dapat lebih meningkatkan pelaksanaan pemanfaatan dana LDPM sesuai dengan pedoman umum LDPM.
Diperlukan adanya apresiasi pelatihan Gapoktan pada administrasi pembukuan, dan pola usaha kemitraan.
Pembinaan oleh tingkap propinsi dan kabupaten masih sangat diperlukan, dan dierlukan adannya temu usaha oleh Gapoktan sehingga dapat pengembangan wawasan usaha oleh gapokta.
c) Provinsi Kalimantan Barat Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Kalimantan Barat telah mempunyai 46 Gapoktan LDPM terdiri dari 8 LDPM pasca kemandirian 2009, 7 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 6 LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 7 LDPM tahap pasca Kemandirian 2012, 5 LDPM tahap kemandirian 2013, 5 LDPM tahap pengembangan 2015, dan 8 LDPM tahap penumbuhan 2015. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM Provinsi Kalimantan Barat yang telah dipantau: Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
29
1. Gapoktan Meteor ( Gapoktan calon Penumbuhan Th 2015 yang sudah lulus verifikasi Kabupaten dan Provinsi)
Beralamat di Desa Gelik, Kecamatan Selakuau Timur, Kabupaten Sambas. Ketua Gapoktan : Muslimun Hadran ( No hp : 085350722628 ), Sekertaris : Pauji Toin ( No. hp: 082351007529 ), Bendahara : Pendi Mastur ( No. hp: 082149870250 ), Ketua Unit Distribusi/Pengolahan hasil: Husni, Ketua Unit Cadangan Pangan : Fauzi .S. Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari aspek organisasi/kepengurusan
Gapoktan
merupakan
bukan
bentukan baru karena Gapoktan berdiri 22 Desember 2006. Dengan jumlah 18 Poktan dan beranggotakan 500 orang, jumlah lahan yang dimiliki oleh Gapoktan sekitar 725 Ha. Gapoktan sudah mempunyai unit usaha seperti unit distribusi , unit cadangan pangan yang masing – masing sudah memiliki pengurusnya. Gapoktan rutin melakukan pertemuan sekitar 8 kali dalam 1 musim/ 4 bulan.
(2)
Jika dilihat dari aspek administrasi, pendamping sudah mempunyai
bekal
materi
pada
saat
acara
apresiasi
pendamping yang dilaksanakan tgl 11 sd 13 Maret 2015 untuk pembukuan.
Buku
yang
wajib
dimiliki
oleh
Gapoktan
sebanyak 5 buku. Sedangkan buku pelengkap yang lain seperti buku tamu sudah dimiliki oleh Gapoktan. Gapoktan juga sudah mempersiapkan rekening atas nama Gapoktan namun pada pelaksanaan nya nanti untuk Rekening bansos LDPM disarankan agar Gapoktan membuka Rekening baru atas nama Gapoktan P-LDPM. Bukti kepemilikan lahan yang dimiliki oleh Gapoktan untuk gudangnya sudah ada di pendamping berupa surat Hibah. Sesuai RUG sudah di alokasikan dari dana bansos P-LDPM sebesar Rp. 30.000.000,( untuk pembelian material saja ) sedangkan untuk ongkos sepenuhnya ditanggung oleh Gapoktan secara swadaya. Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
30
Rencana gudang seukuran 6 x 8 dengan kapasitas 30 Ton. Kesiapan Unit Usaha Distribusi/Pengolahan Hasil: Ketua Unit Bapak Husni dan mengenai pembukuan sudah dipersiapkan oleh Gapoktan berdasarkan arahan pendamping Gapoktan. Sesuai
RUG
yang
disusun
distribusi/pengolahan
oleh
Gapoktan
untuk
sebesar Rp. 100.000.000,-.
unit Untuk
pembelian gabah 18 Poktan. Kesiapan Unit Usaha Cadangan Pangan: Ketua Unit Usaha Cadangan Pangan Bapak Fauzi . Sesuai RUG yang disusun oleh Gapoktan untuk cadangan pangan sebesar 20 juta untuk membeli gabah 18 Poktan. Berikut rincian RUG yang dimiliki oleh Gapoktan Meteor: 1).Unit
Usaha
Distribusi/Pengolahan
hasil
Rp.
100.000.000,- untuk pembelian Gabah 18 Poktan sebesar kurang lebih 25 ton 2).Unit Cadangan Pangan Rp. 20.000.000,- untuk pembelian Gabah 18 poktan sebesar 5 – 4 ton 3). Pembangunan Renovasi Gudang Rp.30.000.000,4).Biaya Lain-lain yang dikeluarkan oleh Gapoktan Swadaya Rp. 16.921.500,Perkembangan harga pembelian yang terjadi di wilayah Gapoktan : a). Harga beras Rp. 8000,- ; Harga GKS Rp. 4000,; Harga GKG Rp. 4000,- sd 4200,- ; Harga GKP Rp. 3800,-. dengan Rata-rata panen 2 – 3 kali dalam setahun, mengenai kemitraan yang terjadi di Gapoktan , Gapoktan sudah memiliki mitra yang cukup banyak, Bantuan pemerintahpun sudah sempat masuk ke Gapoktan berupa 1 unit mobil RMU, power tresser dan traktor dari kementarian desa tertinggal ( pada saat itu Desa Gelik termasuk dalam wilayah desa yang dipandang tertinggal, akses ke jalan utama sangat jauh dan saran dan prasarana umumnya masih sangat minim dengan jalan yang belum diaspal ) karena itu Gapoktan membeli Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
31
gabah dan menjual beras, sedangkan utk komoditas pangan lokal strategis lain yang bisa dikembangkan di Desa Gelik adalah daging ayam. Ketua Unit Usaha Cadangan Pangan yaitu Bapak Fauzi pernah mendapat penghargaan presiden sebagai petani teladan dan Pendamping Gapoktan Bapak Hanafi pernah juga mendapatkan penghargaan penyuluh swadaya tahun 2013. di tingkat provinsi. Permasalahan dan kendala
Gapoktan
saat
ini
adalah
kurangnya
fasilitas/prasarana yang diberikan pemerintah untuk wilayah Gapoktan padahal desa Gelik termasuk wilayah yang surplus akan Gabah dan Gapoktan juga telah memiliki kemitraan yang baik. Saran dari Gapoktan yang diberikan untuk Tim Pembina dan Tim Teknis maupun Pusat adalah harapannya dana Bansos P-LDPM Tahun 2015 untuk Alokasi Penumbuhan bisa segera dicairkan pada kisaran Bulan Juli-Agustus 2015 mengingat karena Gapoktan sudah mulai bulan April 2015.
2. Gapoktan Mekar Bersatu ( Gapoktan Tahap Kemandirian Tahun 2015) Beralamat di Dusun Mawar Desa Tebas Sungai Rt. 36/ Rw. 18 Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat.
Dengan
ketua
:
Bapak
Muslimin
(
No
HP
:
081345724190 ), Sekertaris : Bapak Suyadi ( No. HP : 085245406517
),
Bendahara
:
Ibu
Anita
(
No.
HP:
085288100257 ). Pendamping Pak Ibnu. Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari aspek organisasi/kepengurusan Gapoktan sampai dengan tahap kemandirian untuk kepengurusan Gapoktan masih dipegang oleh pengurus yang sama, permasalahan yang selalu muncul bisa diatasi dengan baik karena peran kuat dari ketua Gapoktan
serta
tugas
masing-masing
penurus
yang
dilaksanakan dengan baik. (2) Jika dilihat dari aspek Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
32
administrasi, Pembukuan , Gapoktan Mekar Bersatu sudah memiliki buku sesuai pedoman yaitu : Buku Bank, Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu unit distribusi, Buku pembelian, Buku Penjualan, Buku kas pembantu cadangan pangan, buku penyaluran dan buku penerimaan.
Hanya saja untuk buku
harga , buku inventaris Gapoktan serta anggota belum ada. Permasalahan yang ada pada saat mengisi pembukuan adalah ada beberapa transaksi yang terlewat sehingga tidak time series dan ada beberapa transaksi yang belum sempat dicatat. Pada unit distribusi/pemasaran/pengolahan terlihat bahwa adanya kegiatan pembelian sebesar Rp. 98.816.250,yaitu: berupa beras 2000 kg dan sisanya GKG. Pada unit Cadangan Pangan stock digudang sementara kosong karena semua sedang dipinjamkan hal ini dikarenakan sempat ada puso 2 kali pada tahun 2015 ( terjadi di kabupaten sambas sampai dengan kubu raya ) karenanya sempat pada saat th 2015 tepatnya Gapoktan pada saat mendapatkan dana pengembangan sebagian dana Rp. 75 juta yang seharusnya masuk ke unit distribusi terpaksa di masukkan Rp. 15 juta untuk mengisi kekosongan Gudang, mengenai kebijakan ini sudah mendapat persetujuan dari Tim Pembina karenanya tahun ini setelah semua kembali normal kembali disarankan dana
15
juta
dikembalikan
ke
unit
distribusi/pemasaran/pengolahan. (pada tahun ini tepatnya di Bulan Maret akan ada panen dan april akan mulai semai benih).(3) Jika dilihat dari kepengurusan Gapoktan, Gapoktan mekar bersatu memiliki dinamika kelompok yang cukup baik , jika dilihat sisi kaderisasi , kaderisasi belum dapat dilihat karena belum ada pergantian pengurus dan sampai dengan saat ini Gapoktan masih belum berbadan hukum ( masih pengukuhan Bupati/Walikota saja). (4). Perkembangan Dana Bansos Gapoktan sebagai berikut : perputaran bansos di unit distribusi sudah ada 10 kali putaran Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
33
( Posisi Maret 2015 ) . Saldo yang ada di rekening bank adalah sebesar : Rp. 66.879.856,71; Saldo uang di buku kas Rp. 2.381.650,00; Sisa Barang di unit usaha distribusi/pengolahan : Beras 2000 kg, GKG 794,792; Jumlah cadangan pangan yang dipinjam : Beras 87 kg, GKG 6161 kg dengan kesepakatan pengembalian ke Gudang sebesar 2 %. Perkembangan harga pada saat pemantauan yaitu utk beras : 10000/ kg ; GKG : 4500/ kg ; GKS : 3600 / kg ; GKP : Rp. 3000 / kg. (5) Kemitraan Gapoktan sudah terjalin walaupun belum dalam bentuk kontrak tertulis dengan penggilingan dan sedang dalam rintisan yaitu memasukkan beras ke dinas – dinas kabupaten
sambas.
(6)
Pendampingan
Gapoktan
yang
dilakukan oleh pendamping dilakukan secara rutin minimal 1 kali sebulan, materi yang diberikan mengenai seputar pembukuan dan pelaporan serta pengembangan usaha. Bimbingan tekhnis juga telah dilakukan oleh Tim Pembina Provinsi pada Gapoktan tahun 2013 – 2015. Kendala yang dihadapi oleh Gapoktan dalam pelaporan mingguan melalui sms adalah walaupun mereka telah mengirim akan tetapi banyak yang kosong absensi smsnya. Saran dari Gapoktan adalah untuk lebih diintensifkan pembinaan dari Tim Tekhnis maupun Tim Pembina dan juga mohon didukung untuk menjebatani
dengan
instansi
lain
untuk
memberikan
dukungan bantuan. Agenda tahun ini Gapoktan akan bekerja sama dengan kegiatan Resi Gudang. 3. Gapoktan Serasi ( Gapoktan Tahap Penumbuhan Tahun 2015) Beralamat di Dusun Permai, Rt. 01 Rw. 01 Desa Sepadu, Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Dengan ketua : Bapak Arifin Fauzi, Sekertaris :Bapak Taryanto, Bendahara : Bapak Jayadi. Pendamping Pak Kasdi. Pengukuhan Gapoktan oleh Kepala Desa/BPP dilakukan pada
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
34
bulan September 2006 , terdiri dari 15 kelompok tani ( 375 orang anggota ) dengan luas areal : 375 Ha. Kesiapan Gapoktan dalam menghadapi tahap pengembangan : Gapoktan Serasi belum mencapai dua kali putaran untuk dana yang ada di unit distribusi/pengolahan/pemasaran. Dari dana bansos untuk unit cadangan pangan ada sisa yang belum digunakan sekitar Rp. 50 Juta dari alokasi awal sebesar Rp. 100 Juta. Bahkan sempat ada uang cash di bendahara sebesar Rp. 26.860.000,- atas hal tersebut kami sudah sarankan untuk tidak dilakukan karena jika terjadi hal yang tidak diinginkan pertanggung
jawabannya
akan
sulit.
Pada
saat
awal
pencairan dana bansos penumbuhan pada Bulan Oktober 2015 tercatat Gapoktan baru 1 kali melakukan transaksi di bulan November 2015 dan setelah itu di Bulan Desember 2015 di wilayah Kabupaten Sambas terjadi Puso karena kemarau panjang, dan pada awal tahun 2015 kegiatan baru dimulai kembali. Pembukuan yang ada di Gapoktan serasi, ada beberapa buku yang belum dibuat seperti buku harga, dan ada beberapa pengisian di buku
yang kurang tepat.
Perkembangan dana bansos sampai dengan saat kami memantau
Gapoktan
sebagai
Distribusi/Pengolahan/Pemasaran
berikut :
:
(1)
Unit
Penjualan
Rp.
25.097.400,- ; Keuntungan : Rp. 1.960.350,- ; Pembelian Rp. 28.371.500,- .(2) Unit Pengelola Cadangan Pangan : alokasi awal cadangan pangan di gudang ada 3700 ton yang berupa GKG
dan sampai dengan saat pemantaun sudah terpinjam
oleh 6 anggota dan sisa di gudang ada sekitar 1.550.5 kg . mekanisme peminjaman adalah pada saat kembali ada kelebihan sekitar 2% untuk 1 musim atau kurang lebih 4 bulan. Gapoktan sudah memiliki produk packing “ cap kujang “ beras 5 kg, 10 kg Pembelian GKP : Rp. 4200/kg, Beras Rp. 8400/kg- Rp. 10.500/kg dan Gapoktan sudah ada perjanjian tertulis dengan penguasaha di luar kabupaten. Kendala yang Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
35
di hadapi oleh Gapoktan pada saat ini adalah kerusakan mesin RMU yang berakibat produksi beras Gapoktan mandek, sehingga rencananya Gapoktan akan mengejar ketertinggalan dalam putaran pembelian/penjualan di unit distribusi dengan beli gabah jual gabah. Dari sisi pendampingan Gapoktan kurang cukup mendapatkan bimbingan dikarenakan faktor kesehatan pendamping.
4. Kinerja Tim Pembina dan Tim Teknis
Tim Pembina Berdasarkan data dan informasi yang ditemui di lapangan,
keterlibatan
mempersiapkan
Tim
pelaksanaan
Pembina kegiatan
dalam
Penguatan
LDPM di Provinsi Kalimantan Barat sudah terkoordinasi dengan baik , dalam perencanaan,
penentuan
Gapoktan penerima Bansos , memasuki bulan ke 3 tahun
2015
verifikasi
Gapoktan
sudah
rampung
dilakukan oleh Tim Pembina dan hanya tinggal menunggu pencairan yang diperkirakan untuk nomer Pedoman kegiatan dari pusat sekitar awal bulan April 2015. Penetapan SK Gubernur mengenai Tim Pembina untuk pelaksanaan P-LDPM Tahun 2015 sedang dalam proses dikarenakan draf sudah dikirim per tanggal 3 Maret 2015. Pembinaan dan pemantauan dilakukan oleh tim pembina sesuai jadwal yaitu 1 kali dalam 1 bulan. Mengingat di kalbar jarak antara kabupaten dan provinsi cukup memakan waktu yang lama mengingat sebaran kabupaten yg ada alokasi kegiatan P- LDPM ada sekitar 5 kabupaten dan dalam 1 kabupaten ada sekitar 1 atau 2 lokasi Gapoktan P-LDPM yang harus di pantau. Seperti halnya salah satu kabupaten yang Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
36
sempat kami lakukan pembinaan dan pemantauan yaitu kabupaten sambas, di kabupaten sambas ada 2 Gapoktan yang mendapat alokasi dana kegiatan PLDPM tahap penumbuhan dan sudah lulus tahap verifikasi baik dari tim tekhnis maupun tim pembina, salah satunya Gapoktan meteor, Gapoktan yang berdiri dari tahun 2006 dan dikukuhkan oleh kepala desa
pada
tanggal
22
desember
2006
dengan
pendamping bapak Hanafiah, Ketua Bapak Fauzi S, Sekertaris Bapak Fauzi T, Pengurus unit cadangan pangan Bapak Husni. Gapoktan terdiri dari 18 Poktan anggotanya sekitar 500 orang dengan luas lahan 725 Ha. Sesuai RUG yang di sepakati dana P-LDPM tahap penumbuhan sebesar Rp. 150 Jt dialokasikan sebagai berikut : (1). Sekitar 30 Juta untuk gudang dan penggunannya
adalah
untuk
membeli
material
pembanguna saja dan untuk upah bangunnya swadaya dari Gapoktan. (2). Sekitar
100 juta untuk unit
distribusi/pengolahan/pemasaran hasil. (3). Sekitar 20 Juta untuk unit cadangan pangan. Penyusunan Juklak
kegiatan P-LDPM Tahun 2015
untuk tahap penumbuhan, tahap pengembangan dan tahap kemandirian yang sesuai dengan Pedoman dan panduan pelaksanaan kegiatan P-LDPM tahun 2015 sudah dilakukan draf nya sembari menunggu pedoman pusat di tanda tangani oleh Mentan, di rencanakan sekitar april 2015 akan di tanda tangani dan dikeluarkan nomernya. Pada tahun 2015 sekitar Bulan Mei 2015 juklak sudah dicetak, target untuk tahun ini juga diperkirakan Bulan Mei 2015 sudah cetak juklak. Verifikasi Gapoktan dilakukan sekitar tgl 23 februari sampai dengan 7 maret 2015. Gapoktan yang terpilih adalah Gapoktan yang sudah sesuai kriteria yang ada Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
37
di pedoman P-LDPM mereka sudah memiliki SK pengukuhan bupati/kepala desa, memiliki RUG, dan memiliki akta hibah tanah utk gudang . Namun untuk pencairan dana akan tetap dilakukan setelah mereka mendapatkan nomor pedoman dari pusat, yang diperkirakan sekitar bulan april 2015. Pelaporan yang dilakukan oleh Tim Pembina ke pusat untuk laporan 2 bulanan sampai dengan saat ini selalu dilakukan di akhir waktu pelaksanaan atau mendekati evaluasi hal ini dikarenakan keterlambatan pelaporan dari kabupaten yang juga pengaruh keterlambatan oleh Gapoktan.
Tim Teknis Kabupaten/Kota Tim Teknis kabupaten melakukan penjadwalan untuk pembinaan dan pemantauan ke 9 Gapoktan yang merupakan
alokasi
di
kabupaten
sambas,
2
diantaranya masih dalam proses menunggu untuk pencairan. Salah satu Gapoktan yang kami kunjungi adalah Gapoktan Meteor dimana terlihat dari hasil kunjungan kami ke Gapoktan , bahwa tim teknis dalam melakukan pencalonan dan akhirnya verifikasi dilakukan sesuai dengan pedoman . Juknis belum selesai disusun oleh tim teknis dan masih dalam proses draf sambil menunggu dari pedoman pusat di tanda tangani oleh Mentan dan keluar nomornya. Proses verifikasi untuk tahap penumbuhan dilakukan bulan februari sd maret beriringan dengan verifikasi yang dilakukan oleh tim pembina provinsi. Sedangkan untuk
tahap
pengembangan
akan
dilakukan
rencananya sekitar Bulan Juni 2015.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
38
Beberapa Kendala yang ditemui oleh tim teknis adalah persepsi masyarakat khususnya di kabupaten sambas bahwa dana bansos adalah dana bantuan yang dibagi habis,
namun
dikarenakan
untuk
dana
P-LDPM
bansos
ada
ini
perkecualian
dituntut
untuk
keberlanjutannya sesuai dengan pedoman bansosnya. Gapoktan tahap pengembangan di kabupaten sambas yang kami kunjungi di pegang oleh pengurus yang sebelumnya
adalah
agrobisnis
pembisnis
gabah/beras
handal
sehingga
di
bidang
terkadang
ada
kendala dalam hal penentuan kebijakan pelaksanaan hal ini terlihat pada Gapoktan tahap pengembangan , karena ketua diposisi terlalu kuat sebagai pembisnis karenanya peran pendamping seolah-olah tidak ada apalagi dikarenakan kondisi pendamping yang sudah sering sakit, padahal dalam kegiatan ini peran pendamping
adalah
sebagai
penghubung
mengenai
tali
segala
pengikat
informasi
dan sesuai
pedoman. Gapoktan banyak mendapatkan bantuan dari instansi terkait yang lain mulai dari RMU sampai dengan alat packing oleh perindag. Permasalahan perkembangan perputaran dana oleh Gapoktan sedikit ada permasalahan dikarenakan efek panen puso di tahun 2015 sekitar bulan september sd desember, dana yang ada di unit distribusi bar dimanfaatkan setengahnya dan itu pun ada seperempat di tangan bendahara Gapoktan berbentuk uang cash. Kendala yang dihadapi oleh Gapoktan penumbuhan th 2015 itupun terkait dengan rusaknya mesin penggiling padi. Sehingga hal tersebut akan ditanggulangi dengan cara Gapoktan
membeli
gabah
dan
menjual
gabah,
mengingat untuk masalah kemitraan Gapoktan tidak diragukan lagi, harapannya supaya pada saat verifikasi Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
39
sekitar bulan juni 2015 perputaran Gapoktan sudah bisa 2 kali putaran minimal. Proses melakukan evaluasi pendamping didapat 2 pendamping untuk masing Gapoktan di Kabupaten Sambas yaitu : (1). Bapak M. Hanafiah, Amd (untuk Gapoktan Meteor) (2). Bapak Saptino (untuk Gapoktan Candra Kirana) .Tidak ada kendala yang dihadapi pada saat melakukan evaluasi pendamping. Pelaporan bulanan oleh tim teknis ke provinsi sering mengalami keterlambatan dikarenakan keterlambatan Gapoktan dalam mengirimkan ke kabupaten setiap bulannya . Pada tahun lalu 2015 setelah Gapoktan penumbuhan tahun 2013 dan penumbuhan tahun 2015 mencairkan dana sekitar bulan september di kabupaten sambas terjadi kemarau panjang yang mengakibatkan panen merata di kabupaten itu mengalami puso, dikarenakan hal tersebut sempat membuat alur perputaran dana di unit distribusi terganggu dikarenakan tdk ada gabah yang bisa dibeli oleh petani dan bahkan jika mencari ke daerah lainpun sama masalahnya. Permasalahan di Gapoktan penumbuhan tahun 2013 sempat karena kejadian tersebut cadangan pangan yang dipinjamkan tidak bisa dikembalikan akibatnya gudang kosong, sehingga karena hal tersebut tim pembina sempat menyarankan dana 75 juta yang harusnya menjadi dana untuk distribusi dimasukkan sementara ke cadangan
pangan
untuk
menanggulangi
paceklik
tersebut krn gagal panen, panen tahun 2015 ini dirasa cukup bagus sehingga dana 15 juta yang terpakai tersebut bisa dan harus langsung di kembalikan ke unit distribusi, sambil menunggu panen agar cadangan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
40
pangan kembali dan terakumulasi sesuai kesepakatan untuk pengembalian. 5. Kesimpulan dan Saran :
SDM ( Pengurus dan Pendamping ) di Gapoktan sangat menentukan kemajuan Gapoktan. Karenanya seleksi penentual awal calon Gapoktan dan juga penentuan pendamping harus di seleksi secara ketat pada tahap awal.
Tim
Pembina
berkoordinasi
dan
Tim
secara
Tekhnis
rutin
harus
untuk
pembinaan langsung ke Gapoktan
saling
melakukan
agar jika terjadi
kesalahan pelaksanaan yang melenceng dari pedoman akan langsung bisa diatasi.
Peran kuat dari Pendamping sebagai tali pengikat dalam
Gapoktan
harus
dipertegas
dengan
cara
memberikan pendampingan secara maksimal terhadap Gapoktan
karenanya
proses
verifikasi
calon
pendamping harus dilakukan secara benar sesuai pedoman karena sangat terlihat permasalahan yang terjadi
di
pendamping
Kabupaten
sambas
terkendala
adalah
untuk
ketika
melakukan
pendampingan karena faktor kesehatan tidak ada penanganan lebih lanjut untuk mengatasi hal tersebut terlebih lagi sempat ada gagal panen di akhir tahun 2015.
Tugas Tim Pembina dan Tim Tekhnis dalam mengawal dan
membina
kegiatan
Penguata-LDPM
sangatlah
mempengaruhi kemajuan Gapoktan, begitu juga dalam proses penentuan pemilihan Gapoktan dan proses verifikasinya harus dilakukan sesuai pedoman.
Kualitas dari SDM Gapoktan ( Pengurus Gapoktan) juga menjadi faktor yang sangat penting mempengaruhi kemajuan Gapoktan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
41
Kegiatan Penguatan-LDPM di Kalbar khususnya di Kabupaten
Sambas
telah
berhasil
menciptakan
stabilitas harga di kabupaten tersebut dengan bukti nyata bahwa pada musim panen harga beli dari petani tidak pernah kurang dari HPP dan juga fungsi unit cadangan pangan sangat bisa dirasakan ketika terjadi puso di akhir tahun 2015.
d) Provinsi Banten Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Banten telah mempunyai 39 Gapoktan LDPM terdiri dari 3 LDPM pasca kemandirian 2009, 7 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 7 LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 8 LDPM tahap pasca Kemandirian 2012, 3 LDPM tahap Kemandirian 2013, 3 LDPM tahap Pengembangan 2015. 8 LDPM Untuk tahap penumbuhan 2015. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM Provinsi Banten yang telah dipantau: 1. Gapoktan Mitra Tani (Tahap Kemandirian) No 1
Aspek Identitas
Uraian Gapoktan Mitra Tani adalah Gapoktan yang berlokasi di Desa Tembong, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. Gapoktan dibentuk melalui SK Kepala Desa. Gapoktan
Mitra
Tani
adalah
Gapoktan
Tahap
Kemandirian yang menerima dana bansos Tahap Penumbuhan pada tahun 2013. 2
Kepengurusan
Gapoktan ini diketuai oleh H. Masriyah dengan Sekretaris Maman, dan Bendahara Sajum. Melalui pengamatan di lapangan, melalui aspek kepengurusan, pengurus Gapoktan ini cukup baik
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
42
No
Aspek
Uraian dalam melakukan perannya masing-masing. Ketua terlalu mendominasi di dalam Gapoktan, sehingga ketika ketua tidak ada, ada beberapa hal yang kurang berjalan dengan baik. Kaderisasi Gapoktan kurang berjalan dengan baik karena sulit mencari personil yang berminat untuk menjadi pengurus Gapoktan.
3
Administrasi
Pembukuan yang dilaksanakan oleh Gapoktan cukup
Pembukuan
lengkap yaitu Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu Unit Distribusi/Pemasaran/Pengolahan, Buku Kas Pembantu Unit
Cadangan
Pangan,
Buku
Pembelian,
Buku
Penjualan. Buku Sisa Barang, Buku Harga, Buku Penerimaan Cadangan Pangan, dan Buku Penyaluran Cadangan Pangan. Pengisian yang dilaksanakan pun cukup baik hanya saja Gapoktan tidak pernah menutup buku setiap bulannya.
4
Perkembangan dana
Saldo uang di rekening: Rp. 435.309, 00
bansos Stok cadangan pangan di gudang 6350 kg GKG
Penguatan-
Cadangan pangan yang dipinjamkan 2900 kg GKG,
LDPM
di
Gapoktan Mitra Tani:
kesepakatan anggota bahwa pengembalian cadangan pangan adalah pinjaman + 2 % dari pinjaman Keuntungan Sisa di distribusi
5
Perkembangan harga
6
Harga Beras : Rp/Kg 8000 – 8200
saat Harga GKG : Rp/Kg 4900
pemantauan
Harga GKP : Rp/Kg 4200
Kemitraan
Produk yang dijual beras Gapoktan telah menjual produknya ke daerah Merak
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
43
No
Aspek
Uraian
Gapoktan
7
Pendampingan
Pendamping yang mendampingi Gapoktan adalah pendamping yang baru bertugas tahun 2015 karena pendamping sebelumnya tidak dapat bertugas sebagai pendamping Pendamping mengunjungi Gapoktan se
8
Pelaporan
Pelaporan yang dilaksanakan Gapoktan cukup baik Pelaporan terakhir adalah pelaporan sampai dengan bulan Februari Tahun 2015
9
Permasalahan
Pembukuan yang dilaksanakan Gapoktan ada yang belum sesuai dengan aturan Peran ketua terlalu mendominasi sehingga ketika ketua tidak dapat bertugas ada beberapa perkerjaan yang kurang berjalan dengan baik (pelaporan tidak dikerjakan)
10
Saran
Pembukuan perlu diperbaiki Kaderisasi
mulai
direncanakan
untuk
kelanjutan
pengembangan Gapoktan
2. Gapoktan Karya Bakti (Tahap Penumbuhan)
No
Aspek
Uraian
1
Identitas
Gapoktan
Karya
Gunungputri
Bakti
RT/RW
yang
berlokasi
001/001,
Desa
di
Kampung
Gunungputri,
Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Banten. Gapoktan didirikan pada tanggal 1 Mei 2007 dan dikukuhkan ulang tanggal 20 Januari 2015 oleh Kepala Desa. Gapoktan
Karya
Bakti
merupakan
Gapoktan
calon
penerima dana bansos Tahap Penumbuhan Tahun 2015. Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
44
No
Aspek
Uraian Terdiri dari 5 poktan dengan anggota sebanyak 366 orang Gapoktan ini diketuai oleh Ahmad Dani, dengan sekretaris Sukrani dan Bendahara Indrik
2
Kesiapan
Organisasi ini dinilai cukup siap untuk menerima dana
Gapoktan
bansos karena unit cadangan pangan dan unit distribusi telah terbentuk, RUG sudah dipersiapkan, dan format pelaporan mingguan pun sudah dipersiapkan dengan baik. Gapoktan Karya Bakti berencana akan mengalokasikan dana bansos untuk renovasi gudang yang telah ada. Gudang tersebut milik ketua dan akan dihibahkan kepada Gapoktan (Surat hibah sedang diproses dan diperkirakan
3
Kesiapan Unit
minggu akan selesai) unit Usaha Distribusi/Pemasaran satu Gapoktan telah memiliki
Distribusi/Pem
yang diketuai oleh Sukanda Herdiana dan Unit Usaha
asaran/
Penggilingan/Pengolahan yang diketuai oleh Udin Mac
Pengolahan
Gapoktan
telah
memiliki
perencanaan
pembelian
gabah/beras (Rencana Usaha Gapoktan) pada panen pertama akan membeli gabah dari anggotanya sebesar 6 ton dengan nilai pembelian sebesar Rp. 27.000.000 4
Kesiapan Unit Cadangan Pangan
Gapoktan telah memiliki unit pengelola cadangan pangan yang diketuai oleh Ridwan Gudang yang akan direnovasi berukuran 4 x 13 m2 RUG untuk renovasi gudang cadangan pangan adalah sebesar Rp. 41.000.000 dengan Rp. 33.000.000 dari dana bansos dan Rp. 8.000.000 dari swadaya Gapoktan. Gapoktan
telah
memiliki
perencanaan
pembelian
gabah/beras (Rencana Usaha Gapoktan) untuk pengisian gudang sebesar 6 ton dengan nilai pembelian sebesar Rp. 27.000.000 Perencanaan pengadaaan cadangan pangan belum melalui perhitungan jumlah penduduk yang kira-kira memerlukan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
45
No
Aspek
Uraian
3. Gapoktan Muara Tani (Tahap Pengembangan)
No
Aspek
Uraian
1
Identitas
Gapoktan Muara Tani adalah Gapoktan yang berlokasi
di
Desa Ciinjuk,
RT 02
RW
04,
Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang. Gapoktan didirikan pada tanggal 11 Desember 2006 Gapoktan Muara Tani merupakan Gapoktan yang akan memasuki Tahap pengembangan bila lolos seleksi pada tahun 2015. Aset RMU pemberian pemerintah (2 poles) dari Dinas Pertanian 2
Kepengurusan
Gapoktan Muara Tani diketuai oleh Tb. M. Yusuf dengan sekretaris Supian, Bendahara Iim Ibrohim Sekretaris meninggal belum ada gantinya Pertemuan Gapoktan satu bulan satu kali
3
Administrasi
Administrasi yang dilakukan cukup baik yaitu Buku
Pembukuan
Kas
Umum,
Buku
Kas
Pembantu
Distribusi/Pemasaran/Pengolahan,
Buku
Unit Kas
Pembantu Unit Cadangan Pangan, Buku Pembelian, Buku Penjualan. Buku Sisa Barang, Buku Harga, Buku Penerimaan Cadangan Pangan, dan Buku Penyaluran Cadangan Pangan. Akan tetapi peran pendamping terlalu dominan sehingga pembukuan masih didominasi oleh pendamping
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
46
No
Aspek
Uraian
4
Perkembangan
Unit Distribusi/Pemasaran/Pengolahan
dana bansos PenguatanLDPM di Gapoktan Mitra 5
Tani: Perkembangan harga saat
Bentuk uang cash : Rp.87.310.000 Sisa Barang di Gudang : 4000 kg GKG, beras 1000 kg Keuntungan: RP. 16.910.000 Perputaran: 3,59 kali GKG Rp. 4800/kg SaldoRp. di rekening GKP 4000/kg Rp. 20 Juta
pemantauan 6
Kemitraan Gapoktan
Produk yang dijual dalam bentuk beras dengan kemasan Tani Jaya Penjualan beras menggunakan system nota Dijual ke daerah Cadasari (Toko, Koperasi, Pengecer) dan Serang, Petir, Baros
7
Pendampingan
Pendampingan yang dilaksanakan oleh pendamping di Gapoktan Muara Tani cukup baik akan tetapi peran
8
Pelaporan
Pelaporan yang dilaksanakan sudah dilaksanakan dengan rutin
9
Kendala
Lantai Jemur terbatas sehingga tidak dapat membeli gabah terlalu banyak Anggota menjual gabah keluar tidak ke Gapoktan karena harga kurang bersaing Anggota
Gapoktan
sulit
mengembalikan
cadangan pangan karena ada musibah gagal panen 10
Cadangan Pangan
Peminjaman cadangan pangan pengembaliannya 2,5-10 persen Stok cadangan pangan di gudang 1000 kg GKG Yang dipinjamkan 3000 kg GKG
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
47
No
Aspek
Uraian 2000 kg kemungkinan kembali dan 1000 kg kemungkinan tidak kembali 10 x 10 m2
4. Gapoktan Artha Jaya (Tahap Pengembangan)
No
Aspek
Uraian
1
Identitas
Gapoktan Artha Jaya adalah Gapoktan yang berlokasi Desa Rancabango, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tanggerang.
2
Kepengurusan
Belum adadiketuai kepengurusan Gapoktan oleh H.LDPM Hayatudin Sedang mengurus pembentukan koperasi ke Dinas Koperasi
3
Pembukuan baik, akan tetapi ada yang tidak
Administrasi Pembukuan
tercata. Ada yang dikeluarkan dari rekening tapi tidak dibukukan di kas umum langsung masuk ke kas distribusi Penjualan pembelian Gapoktan yang menulis, kas umum ditulis pendamping sehingga kurang baik untuk perkembangan Gapoktan, karena tidak selamanya tergantung pada pendamping
4
Perkembangan dana
bansos
PenguatanLDPM
:
Rp
113
850
000
distribusi,
Rp.
14.850.000 pengadaan CP, Rp. 21.300 renovasi gudang
di RAT 30 Desember 2015 ada keuntungan kotor
Gapoktan Mitra Tani:
Modal
Rp. 21.700.000 Stok cadangan pangan 3500 kg GKG Posisi rekening RP. 5.794.814 Sisa di unit ditribusi 6-7 ton Kesepakatan peminjaman cadangan pangan 10 % Tapi tidak ada cadangan pangan yang dipinjam Perputaran 3,5 kali
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
48
No
Aspek
Uraian
5
Perkembangan
harga
saat
pemantauan 6
GKP Rp. 4200 GKG Rp. 4500-4700 Beras Rp. 8200-8400
Kemitraan
Produk beras
Gapoktan
Penjualan ke pengecer yang dating ke Gapoktan
Sindang Jaya Pasar Kemis Maung
Gabahnya ambil dari Pandeglang Panimbang karena harganya lebih rendah, kecuali pada musim panen ambil dari wilayah sendiri
Gabah dari luar kurang bening
Tidak menggunakan kontrak tertulis karena trauma
menggunakan
kontrak
dengan
perusahaan dan banyak yang tidak terbayar
Pernah bekerjasama dengan restoran
Dengan yang ada saja sudah tidak memenuhi order yang cukup banyak (tidak kesulitasn pemasaran)
7
Pendampingan
2 minggu sekali
8
Kendala
Sulit mendapatkan pasokan gabah
5. Gapoktan Subur Makmur
No
Aspek
Uraian
1
Identitas
Gapoktan Subur Makmur adalah Gapoktan yang berlokasi
Desa
Mauk
Barat,
Kecamatan
Tanggerang Gapoktan ini diketuai oleh Misna
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
49
Gapoktan Subur Makmur merupakan Gapoktan Tahap Kemandirian yang menerima dana bansos tahap penumbuhan
2
Administrasi
Pembukuan kurang baik
Pembukuan
Buku penyaluran dan penerimaan cadangan pangan belum ada (ada dalam catatan kecil)
3
Perkembangan
RUG untuk gudang 50 juta (bangun)
dana
Isi gudang cadangan pangan 20 juta (4 ton) + 20
bansos
Penguatan-
Tahap 2
LDPM
di
Modal distribusi 80 juta + 55 Tahap 2
Gapoktan Mitra
Sisa di gudang untuk unit distribusi 6 ton GKG
Tani:
2 ton cadangan pangan stok 2475 kg disalurkan kepada anggota Uang di kas distribusi sebanyak 15.725.000 72.250.000 untuk DP gabah Tahun 2015 sudah 4 kali putaran 550.000.000
4
Perkembangan harga
saat
pemantauan 5
Beras Tahun di 2013 telahRp melakukan pengecer 9500/kg di pembelian pasar Rp 8500/liter sebanyak Rp. 568 000 000
Kemitraan
GKP Rp 3800-4800 Produk beras dijual ke pasar Mauk
Gapoktan
Rp 5500 GKG Rencana MoU dengan koperasi Sudah memiliki kemasan 5 kg Penjualan
ke
pengecer
sekitar
kecamatan
kemeri 6
Pendampingan
7
Kendala
Tahun kemarin sempat kirim ke indramyu Pendampingan dilakukan dengan baik dan rutin (gabah) setiap satu bulan sekali Varietas Mekonga dan Ciherang Pengeluaran uang tidak menggunakan kuitansi pengeluaran uang Pembukuan belum ditutup setiap bulannya
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
50
Bila ada kesalahan penulisan dicoret dan diparaf 10
Unit Cadangan
Kesepakatan pengembalian disesuaikan dengan
Pangan
harga (Misal pinjam 100 kg akan dinilai konversi harga dan akan dikembalikan senilai itu di saat panen
raya
sehingga
volume
beras
akan
meningkat)
e) Provinsi Sulawesi Tengah Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Sulawesi Tengah telah mempunyai 38 Gapoktan LDPM terdiri dari 10 LDPM pasca kemandirian 2009, 5 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 6 LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 7 LDPM tahap kemandirian 2012, 2 LDPM tahap kemandirian 2013, 2 LDPM Untuk tahap pengembangn 2015, serta 6 LDPM tahap penumbuhan 2015. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM Provinsi Sulteng yang telah dipantau: 1. Gapoktan Maroso Singgani Desa Karawana, Kabuaten Sigi Gapoktan Penguatan-LDPM Maroso Singgani Desa Karawana Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi, adalah Gapoktan pelakasana kegiatan P-LDPM tahap penumbuhan tahun 2015 yang merupakan wilayah binaan Karawana dengan Ketua Daeng Marotja dan sebagai pendamping adalah penyuluh pertanian DediSetiawan, SP,MSi. Gapoktan Maroso Singgani ini dibentuk pada 28 Februari 2007 oleh Wakil Bupati Sigi. Anggota Gapoktan Maroso Singgani berjumlah 310 orang dalam 10 kelompok tani dan 2 kelompok wanita. Luas lahan yang dimiliki adalah 245 ha berupa sawah dan 15 ha berupa lahan kering. Dari hasil wawancara dengan Ketua, Sekretaris, Bendahara dan beberapa anggota serta PPL Pendampingnya dapat disimpulkan bahwa Gapoktan tersebut mempunyai Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
51
minat dan menunjukkan komitmen yang cukup tinggi untuk melaksanakan kegiatan P-LDPM. Dalam rangka pembinaan dan pengendalian tersebut, kami menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan P-LDPM harus dilakukan secara social partisipatif dan pemberdayaan pengurus
dan
anggota
Gapoktan
dalam
kelembagaan
Gapoktan Maroso Singgani ini. Pelaksanaan P-LDPM harus mengikuti pedoman dan pedoman teknisnya, juga harus berhati-hati dalam pemanfaatan bansos. Pada prinsipnya bansos dimanfaatkan untuk : (1) membangun/renovasi gudang;
(2)
pengembangan
unit
usaha
distribusi/
pemasaran/pengolahan pangan; dan (3) pegelolaan unit cadangan pangan Gapoktan Maroso Singgani sebagai Gapoktan pelaksana kegiatan P-LDPM tahap penumbuhan tahun 2015 sudah siap melaksanakan. Lahan untuk membangun gudang dapat hibah dari Kepala Desa Karawana seluas 300 m2. Beberapa kelengkapan persyaratan sebagai Gapoktan pelaksana PLDPM, sudah dipenuhi, antara lain Rencana Usaha Gapoktan (RUG) pemanfaatan dana bansos akan digunakan untuk : (1) pembangunan gudang sebesar Rp 40 juta; (2) Unit usaha distribusi/pemasaran pangan sebesar Rp 100 juta dan (3) unit pengelolaan cadangan pangan sebesar Rp 10 juta. Berikut adalah kesiapan kelengkapan nya. 1. Gapoktan Tahap Penumbuhan. a) Gapoktan Maroso Singgani yang beralamat di Desa Karawana, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi
Tengah
adalah
1
dari
6
Gapoktan
Penumbuhan tahun 2015. Kepengurusan Gapoktan terdiri
dari
081242097280,
Ketua
:
Daeng
Sekretaris
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
:
Marotja Akram
No. No
HP HP. 52
082193779339,
Bendahara
:
Pagadji
No.
HP
081341228289. Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika
dilihat
dari
aspek
organisasi/kepengurusan
Gapoktan sudah baik dan bentuk baru, Gapoktan berdiri 28 Februari 2007. Jumlah anggota Gapoktan 310 orang dari 10 Kelompoktani dan 2 Kelompok Wanita Tani dengan luas lahan sawah 245 Ha dan lahan kering 15 Ha. Jika dilihat dari aspek administrasi, pendamping sudah mempunyai bekal materi pada saat acara apresiasi pendamping yang dilaksanakan tgl 11 sd 13 Maret 2015 untuk pembukuan. Buku yang wajib dimiliki oleh Gapoktan sebanyak 5 buku. Sedangkan buku pelengkap yang lain seperti buku tamu sudah dimiliki oleh Gapoktan. Bukti kepemilikan lahan yang dimiliki oleh Gapoktan untuk gudang berupa surat hibah dari Kepala Desa Karawanan. Dari alokasi dana bansos telah di alokasikan untuk pembuatan gudang sebesar
Rp.
40.000.000,-,
distribusi/pemasaran Rp.
untuk
unit
usaha
100.000.000,- dan untuk
Unit usaha cadangan pangan Rp 10.000.000,-. Rincian RUG yang dimiliki oleh Gapoktan Moroso Singgani adalah sbb: Unit
Usaha
Distribusi/Pemasaran
Rp.
100.000.000,- untuk pembelian beras 10 Kelompoktani kurang lebih 15 ton Unit Cadangan Pangan Rp. 20.000.000,- untuk pembelian beras 10 Kelompoktani sebanyak 1,5 ton Untuk Pembangunan Gudang Rp.40.000.000, Biaya
Lain-lain
yang
dikeluarkan
oleh
Gapoktan secara Swadaya Rp. 1.500.000,-
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
53
Sampai dengan bulan 2015 sudah 4 kali dilaksanakan pembinaan
oleh
tim
teknis
kabupaten,
namun
petunjuk teknis belum dibuat karena masih menunggu Pedoman Umum Penguatan LDPM Tahun 2015. Kendala yang dihadapi adalah pengurus Gapoktan belum melaksanakan tugas sesuai tupoksinya, untuk itu dilakukan pertemuan bersama pendamping untuk memotivasi pengurus agar melaksanakan tugas sesuai tupoksi masing-masing.
2. Gapoktan Tahap Pengembangan a) Gapoktan Sausu Peore beralamat di Desa Sausu Piore, Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah. dengan susunan pengurus ketua : I Ketut Suparta, SH, Sekertaris : I Made Gede Sukarta, Bendahara : I Wayan Arthayasa. Seksi Distribusi : I Made Martawan dan
I Made Sunadi, Seksi Cadangan
Pangan : I Nyoman Ariyasa dan I Ketut Budiarta Gapoktan Sausu Peoro dalam menghadapi tahap pengembangan sudah mencapai dua kali putaran dari alokasi awal sebesar Rp. 100.000.000,- tetapi masih harus diverifikasi oleh Tim Pembina Provinsi. Dalam hal kepengurusan Gapoktan Sausu Piore sangat solid ini terbukti dengan lengkapnya pembukuan Gapoktan Sausu Peore belum berbadan hukum. Perputaran dana bansos di unit distribusi telah mencapai 2 kali lebih, sisa barang di unit distribusi ada 700 kg beras, di unit cadangan pangan 1.300 kg beras dan cadangan pangan yang dipinjamkan 500 kg beras serta uang Rp 102 juta ada di Bendahara, sedangkan harga beras berkisar antara Rp 9.500,- - Rp 9.800,pada saat pemantauan. Pendamping rutin mendatangi Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
54
Gapoktan sebulan sekali dengan memberikan materi tentang, budidaya, distribusi, pembukuan sehingga Gapoktan tidak ada kendala dalam membuat laporan baik laporan melalui SMS, Laporan bulan dan 2 bulanan dan pengurus Gapoktan menyarankan mohon sering ada evaluasi agar Gapoktan lebih maju. 3. Gapoktan Tahap Kemandirian Gapoktan Mamminasae beralamat di Desa Kampung Baru Kel. Sibayu, Kec. Balaesang, Kab. Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan Pengurus sbb : Ketua : Bapak Muslimin ( No HP : 081345724190 ), Sekertaris : Bapak Suyadi ( No. HP : 085245406517 ), Bendahara : Ibu Anita ( No. HP: 085288100257 ). Pendamping Pak Ibnu. Apabila
dilihat
Gapoktan
dari
sampai
aspek
dengan
organisasi/kepengurusan
tahap
kemandirian
masih
dipegang oleh pengurus yang sama, permasalahan yang muncul
dapat
diatasi
secara
bersama-sama
dengan
mengadakan rapat pengurus Gapoktan serta tugas masingmasing pengurus yang dilaksanakan dengan baik. Aspek administrasi, Pembukuan , Gapoktan Mamminasae sudah memiliki buku sesuai pedoman yaitu : Buku Bank, Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu unit distribusi, Buku pembelian, Buku Penjualan, Buku kas pembantu cadangan pangan, buku penyaluran dan buku penerimaan.
Hanya
saja buku inventaris Gapoktan serta anggota belum ada. Dalam pengisian buku tidak ada masalah yang menjadi masalah adalah dalam pengiriman SMS karena sering tidak sinyal.
Pada
unit
distribusi/pemasaran/
pengolahan
terlihat bahwa adanya kegiatan pembelian sebesar Rp. 98.816.250,- yaitu: berupa beras 2000 kg dan sisanya GKG.
Pada
unit
Cadangan
Pangan
stock
digudang
sementara kosong karena semua sedang dipinjamkan hal ini dikarenakan sempat ada puso 2 kali pada tahun 2015 ( Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
55
terjadi di kabupaten sambas sampai dengan kubu raya ) karenanya sempat pada saat th 2015 tepatnya Gapoktan pada saat mendapatkan dana pengembangan sebagian dana Rp. 75 juta yang seharusnya masuk ke unit distribusi terpaksa di masukkan Rp. 15 juta untuk mengisi kekosongan
Gudang,
mengenai
kebijakan
ini
sudah
mendapat persetujuan dari Tim Pembina karenanya tahun ini setelah semua kembali normal kembali disarankan dana
15
juta
dikembalikan
ke
unit
distribusi/pemasaran/pengolahan akan ada panen dan april akan mulai semai benih). Bila
dilihat dari
kepengurusan
Gapoktan, Gapoktan
Mamminasae memiliki dinamika kelompok yang cukup baik, jika dilihat sisi kaderisasi, kaderisasi belum dapat dilihat karena belum ada pergantian pengurus dan sampai dengan saat ini Gapoktan masih belum berbadan hukum.
Perkembangan Dana Bansos Gapoktan sebagai berikut : perputaran bansos di unit distribusi sudah ada 10 kali putaran ( Posisi Februari 2015 ). Sisa Barang di unit usaha distribusi/pengolahan : Beras 1.500 kg, Jumlah cadangan pangan yang dipinjam : Beras 750 kg, Perkembangan harga beras pada saat pemantauan antara Rp 8.200 – Rp 8.400/kg. Dalam
pengadaan
dan
pemasaran
Gapoktan
belum
mengadakan kontrak tertulis/belum ada kemitraan. Pendampingan Gapoktan yang dilakukan oleh pendamping dilakukan secara rutin minimal 1 kali sebulan, materi yang diberikan mengenai seputar pembukuan dan pelaporan serta pengembangan usaha. Bimbingan teknis juga telah dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten sebanyak 3 bulan sekali. Kendala yang dihadapi oleh Gapoktan dalam Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
56
pelaporan mingguan melalui sms adalah sulitnya jaringan sehingga sms mereka banyak yang tidak masuk. Saran dari Gapoktan adalah untuk lebih diintensifkan pembinaan dari Tim Tekhnis maupun Tim Pembina dan juga mohon didukung untuk menjebatani dengan instansi lain untuk memberikan dukungan bantuan. Beberapa hal yang disampaikan pada pembinaan Gapoktan P-LDPM tahap penumbuhan, pengembangan dan kemandirian serta Aparat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kegiatan P-LDPM di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2015 berjumlah 10 Gapoktan terdiri atas 6 Gapoktan tahap penumbuhan, 2 Gapoktan tahap penumbuhan dan 2 Gapoktan kemandirian. Disampaikan
bahwa
kebijakan
pemerintah
melalui
yang
Kementerian
dilakukan
Pertanian
oleh dalam
pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM merupakan untuk mewujudkan stabilisasi harga pangan di tingkat petani dan Ketahanan Pangan di tingkat rumah tangga petani melalui: a) pengembangan unit-unit usaha (unit usaha distribusi
atau
pemasaran
atau
pengolahan
dan
pengelolaan cadangan pangan); dan b) pembangunan sarana
penyimpanan
milik
Gapoktan
agar
dapat
meningkatkan posisi tawar petani, meningkatkan nilai tambah
produksi
petani
dan
mendekatkan
akses
masyarakat terhadap sumber pangan.
Kebijakan tersebut diarahkan untuk: a) mendukung upaya petani memperoleh harga yang lebih baik pada saat panen raya; b) meningkatkan kemampuan petani memperoleh nilai tambah produk pangan dan usahanya melalui kegiatan pengolahan/pengepakan/ pemasaran sehingga terjadi
perbaikan
pendapatan
di
tingkat
petani
anggotanya; dan c) memperkuat kemampuan Gapoktan Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
57
dalam pengelolaan cadangan pangan sehingga mampu mendekatkan akses pangan anggotanya saat menghadapi paceklik atau tidak ada panen.
Dana Belanja Bantuan Sosial yang bersumber dari APBN untuk kegiatan Penguatan-LDPM hanya diberikan ke Gapoktan Tahap Penumbuhan dan Pengembangan, yaitu pada tahun pertama dan tahun kedua. Sementara itu pada tahun ketiga, Gapoktan hanya menerima pembinaan dari pendamping, Tim Teknis maupun Tim Pembina. Dana Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan ke Gapoktan pada: a) Tahap Penumbuhan sebesar Rp 150 juta langsung masuk
rekening
pembangunan
Gapoktan
atau
wajib
renovasi
digunakan
sarana
untuk
penyimpanan
(gudang); pengadaan gabah/beras; dan pembelian gabah, dan/atau beras dan/atau jagung terutama dari hasil produksi petani anggotanya dan pangan strategis lainnya di luar masa panen gabah/beras/jagung; b) Tahap Pengembangan sebesar Rp 75 juta sebagai tambahan penguatan modal wajib digunakan untuk
pengadaan
gabah, beras jika dibutuhkan; dan pembelian gabah, beras dan/atau jagung terutama dari hasil produksi petani anggotanya dan pangan strategis lainnya di luar masa panen gabah/beras/jagung. Bagi provinsi/kabupaten/kota yang sudah mengalokasikan dana dari APBD untuk pembangunan gudang, maka dana Belanja Bantuan Sosial tersebut dapat digunakan untuk penguatan modal usaha penjualan-pembelian gabah, beras dan/atau jagung dan pangan
strategis
lainnya
di
luar
masa
panen
gabah/beras/jagung.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
58
Beberapa
hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pertanggungjawaban bagi Gapoktan apabila bagi daerah yang memiliki Gapoktan bermasalah atau melanggar perjanjian kerja sama yang telah disepakati sebagaimana dicantumkan pada Pasal 7 Surat Perjanjian Kerja Sama dengan Gapoktan, pihak pertama berhak secara sepihak mencabut
seluruh
dana
yang
telah
diterima
dan
mengembalikan ke Kantor Kas Negara. Pengembalian dana Belanja
Bantuan
Sosial
periode
2009-2015
dapat
menggunakan form pengembalian (form SSBP) yang ada di masing-masing KPPN atau form yang ada di Bank persepsinya dengan menggunakan AKUN No. 423957 (non temuan) dan AKUN No. 423921 (temuan) ditulis dengan “Pengembalian Belanja Bansos spasi nama kegiatan spasi tahun
dana
Belanja
Bantuan
Sosial
yang
akan
dikembalikan” dan untuk pengembalian di tahun berjalan (2015) akun yang digunakan sama dengan yang ada di MAK dan POK dengan menggunakan form pengembalian (Form SSPB). Penyaluran dana Bansos dan pemberian pendampingan dan
pembinaan
secara
berjenjang
diharap
dapat
memberikan dampak antara lain terwujudnya stabilisasi harga
pangan
terutama
di
tingkat
petani
anggota
Gapoktan dan terwujudnya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga petani melalui peningkatan pendapatan dan peningkatan akses pangan anggota Gapoktan.
Tim Pembina provinsi maupun Tim Teknis kabupaten/kota tetap diberikan kesempatan untuk melakukan pembinaan baik teknis maupun administrasi. Tim Teknis Kabupaten dan Tim Pembina provinsi bertanggung jawab terhadap Gapoktan
P-LDPM
tahap
penumbuhan
dan
tahap
pengembangan yang sudah dievaluasi dan dinyatakan Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
59
layak untuk masuk ke Tahap Pengembangan. Selain itu terhadap Gapoktan tahap kemandirain tetap dilakukan pembinaan dan mulai dibantu membangun jejaring pengembangan usaha distribusi/pemasaran pangan dan tetap membangun mekanisme pengelolaan cadangan pangan agar berkelanjutan.
f) Provinsi Lampung Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Lampung telah mempunyai 106 Gapoktan LDPM terdiri dari 25 LDPM pasca kemandirian 2009, 20 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 17 LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 21 LDPM tahap pasca Kemandirian 2012,
6 LDPM tahap
kemandirian
2013,
6 LDPM tahap
pengembangan tahun 2015, serta 11 LDPM tahap penumbuhan 2015. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM Provinsi Lampung yang telah dipantau: Pelaksanaan kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan-LDPM), untuk mewujudkan stabilisasi harga pangan di tingkat petani dan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga petani melalui:
pengembangan unit-unit usaha
(unit usaha distribusi atau pemasaran atau pengolahan dan pengelolaan cadangan pangan); dan
pembangunan gudang
sarana penyimpanan milik Gapoktan agar dapat meningkatkan posisi tawar petani, meningkatkan nilai tambah produksi petani dan mendekatkan akses masyarakat terhadap sumber pangan. Dana belanja bansos yang disalurkan ke Gapoktan pada: Tahap Penumbuhan wajib digunakan untuk pembangunan atau renovasi sarana
penyimpanan
(gudang);
pengadaan
gabah,
beras
dan/atau pangan lokal spesifik lainnya; dan pembelian gabah, dan/atau beras terutama dari hasil produksi petani anggotanya; Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
60
Tahap Pengembangan wajib digunakan untuk pengadaan gabah, beras dan/atau pangan lokal spesifik lainnya jika dibutuhkan; dan pembelian gabah, beras dan/atau jagung terutama dari hasil produksi petani anggotanya. Pada tahun 2015 Propinsi Lampung dalam pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM dialokasikan 11 Gapoktan tahap penumbuhan, 6 Gapoktan tahap pengembangan. Untuk dapat melihat gambaran pelaksanaan kegiatan bansos penguatan
LDPM
oleh
Gapoktan
penerima
LDPM
maka
dilaksanakan pemantauan dan pengumpulan data pada Gapoktan khusunya pada tahap penumbuhan dan pengembangan dengan harapan pelaksanaannya berjalan sesuai dengan ketentuan. Pemantuan dan pengumpulan data penguatan LDPM dilaksanakan ke
Kabupaten
Lampung
Timur
2015
dan
Tani/Penumbuhan
ke
Gapoktan Gapoktan
Mitra Karya
Mandiri/pengembangan 2015), dengan hasil sebagai berikut: 1. Gapoktan Mitra Tani Gapoktan Mitra Tani di desa Hargomulyo Kecamatan Sekampung Lampung Timur berdiri pada tahun 2002 dan dikukuhkan pada tahun 2004, dengan jumlah anggota kelompok sebanyak 16 kelompok 500 orang. Sebelum menerima bansos LDPM Gapoktan AL Barokah sudah bergerak dibidang pemasaran beras organik dan bahan olahan kuekue kering, dengan tambahan
bansos LDPM dapat menambah
permodalan dalam pemasaran beras organik, dan cadangan pangan untuk membantu anggota Gapoktan saat paceklik. 2. Gapoktan Al Barokah menerima bansos LDPM tahap penumbuhan sebesar Rp.150 juta, untuk pembangunan gudang sebesar Rp. 30 Jt, unit distribusi sebesar Rp. 100 jt dan cadangan pangan Rp. 20 jt. Telah dilaksanakan pembangunan gudang cadangan pangan, Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
61
dan telah dilaksanakan aktifitas pembelian dan penjual beras, dan cadangan pangan. Aktifitas usaha unit distribusi dalam pembelian dan penjualan beras pada beras organik yang merupakan kebutuhan seharihari diwilayah Gapoktan dan telah dipasarkan ke wilayah kabupaten Semarang, dan telah melakukan kerjasama dengan Koperasi-koperasi instansi pemerintah di wilayah kabupaten, dengan PT. Indosepirit di Kebun Jeruk Jakarta, dan menjual ke luar propinsi ke Makasar. Gabah yang dibeli rata-rata varietas Metik susu dengan harga Rp. 5.300,- s.d Rp. 5.600,- per kg GKP, Rp. 7.000,- per Kg GKG, dan membeli gabah beras merah/beras hitam dengan harga Rp. 9.000,- per kg. Dijual dalam bentuk beras Rp. 14.000 per kg s.d Rp. 17.000 per kg dalam bentuk kemasan 5 kg dan 10 kg dengan merek Gapoktan al barokah. Seluruh anggota Gapoktan dan rata-rata petani di wilayahnya menanam padi organik, dan merupakan kebutuhan konsumsi buat petani dan masyarakat sehingga usaha pemasaran unit distribusi melakukan pembelian dan penjualan beras organik. Dengan sistem pemasaran yang melakukan kemitraan walaupun belum dengan sistem kontrak secara legal, Gapoktan Al Barokah dapat memberikan pasokan beras kepada mitra sesuai dengan permintaan, sehingga perputaran dalam pemanfaatan dana LDPM dapat lebih dari dua putaran sebagai persyaratan LDPM penembangan untuk tahun berikutnya. Telah melakukan pembukuan dengan baik sesuai dengan pedoman dan panduan LDPM, walaupun masih perlu untuk dilakukan pendampingan, pengawalan dan pembinaan dari aparat propinsi maupun kabupaten, untuk lebih meningkatan ketertiban administrasi, dan pengembangan usaha kemitraan. Aset yang dimiliki; gudang, lantai jemur, RMU, alat kemasan, sekretariat.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
62
3. Gapoktan Sidodadi Gapoktan Sidodadi di Desa Kropak Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan berdiri pada tahu 2008 dan dikukuhkan pada tahun 20010, menerima bantuan sosial Penguatan LDPM Tahun 2015. Usaha dilakukan sebelum menerima bansos LDPM, telah melakukan pembelian dan penjualan beras, bawang merah, dan jagung, aktifitas pembelian dan penjualan masih di wilayahnya sendiri. Sampai dengan saat ini masih dalam proses pemabangunan gudang cadangan pangan, sudah 90 persen hampir selesai, dan status tanah adalah tanah hibah yang dinyatakan oleh camat dan lurah, dan masih dalam proses legalitas ke notaris. Gapoktan Sidodadi menerima bansos LDPM tahap penumbuhan sebesar Rp.150 juta, untuk pembangunan gudang sebesar Rp. 30 Jt, unit distribusi sebesar Rp. 100 jt dan cadangan pangan Rp. 20 jt. Dana LDPM yang diterima untuk kegiatan unit distrbusi belum dimanfaatkan untuk pembelian dan penjualan gabah/beras dan jagung karena belum musim panen, sehingga belum ada perputaran
dana
LDPM,
diharapkan
untuk
segera
memanfaatkan untuk pembelian dan penjualan baik diwilayah sendiri pada anggota Gapoktan maupun keluar wilayah untuk optimalisasi pemanfaatan dan perputaran dananya. Kelengkapan administrasi masih belum lengkap untuk masingmasing penangungjawab unit usaha masing-masing, disarankan pendamping dan aparat kabupaten untuk mendampingi dan mengawal pelaksanaan pemanfaatan dana LDPM dan sekaligus penertiiban administrasi pembukuannya. Belum adanya aktifitas pembelian dan penjualan maka belum ada laporan SMS senter yang
dilaporkan, dan disampaikan
bahwa laporan tetap disampaikan walaupun dalam posisi nol atau tidak ada aktifitas pembelian dan penjualan. Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
63
Aset yang dimiliki; gudang, belum memiliki lantai jemur/RMU. 4. Kesimpulan dan saran;
Dari hasil sampel pada Gapoktan penumbuhan belum semua Gapoktan memanfaatkan dana LDPM khususnya pada unit distribusi untuk pembelian dan penjualan gabah/beras dan jagung.
Pembangunan gudang cadangan pangan belum selesai masih dalam proses pembangunan, namun demikian diharapkan pemanfaatan dana cadangan pangan maupun unit distribusi untuk segera dimafaatkan untuk jual beli gabah/beras/jagung, mengoptimalkan
sehingga
perputaran
akan
dapat
dananya
sebagai
persyaratan pada tahap pengembangan pada tahun berikutnya.
Pendamping perlu untuk lebih fokus dan konsentrasi dalam pendamping Gapoktan sehingga Gapoktan dapat lebih meningkatkan pelaksanaan pemanfaatan dana LDPM sesuai dengan pedoman umum LDPM.
Diperlukan adanya apresiasi pelatihan Gapoktan pada administrasi pembukuan, dan pola usaha kemitraan.
Pembinaan oleh tingkap propinsi dan kabupaten masih sangat diperlukan, dan dierlukan adannya temu usaha oleh Gapoktan sehingga dapat pengembangan wawasan usaha oleh gapokta.
g) Provinsi Sumatera Barat Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Sumatera Barat telah mempunyai 86 Gapoktan LDPM terdiri dari 41 LDPM pasca kemandirian 2009, 8 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 12 LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 13 LDPM tahap pasca Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
64
Kemandirian 2012,
LDPM tahap kemandirian 2013
tidak ada
lokasi dikarenakan pemotongan anggaran, 4 LDPM tahap pengembangan tahun 2015, serta 8 LDPM tahap penumbuhan 2015. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM Provinsi Sumbar yang telah dipantau: 1. Gapoktan Maju Bersama Gapoktan Maju Bersama didirikan pada tahun 2007 dengan ketua Mardi dan beranggotakan 26 Poktan. Gapoktan Maju Bersama ini adalah Gapoktan pelaksana kegiatan P-LDPM tahap penumbuhan tahun 2009 dan dana bansos sudah digunakan
untuk
membangun
gudang
dan
pengadaan
cadangan pangannya serta melakukan jual beli gabah. Pada tahap penumbuhan ini Gapoktan Maju Bersama menunjukkan perkembangan usaha distribusi dan pengelolaan cadangan pangan yang baik dan dirasakan manfaatnya bagi anggota, sehingga tahun ke-2 masuk dalam tahap pengembangan juga masih menunjukkan kinerjanya yang baik. Pada tahap pasca mandiri ini Gapoktan Maju Bersama mendapatkan bantuan dana PUAP sebesar Rp 100 juta yang dipinjamkan kepada anggota. Dana PUAP ini dikelola oleh Unit Lembaga Keuangan Mikro Anggota (LKMA) merupakan salah satu unit dalam kelembagaan Gapoktan Maju Bersama. Sedangkan untuk kegiatan P-LDPM dikelola oleh dua unit lainnya, yaitu Unit Usaha Distribusi/pemasaran/penolahan pangan dan Unit Cadanggan Pangan. Pada
akhir
tahun
2011
Ketua
jatuh
sakit
yang
berkepanjangan, mengakibatkan kegiatan Gapoktan terhenti dan menghadapi berbagai masalah, yaitu : (1) dana PUAP sebesar Rp 100 juta yang dipinjam oleh anggota tidak kembali sampai sekarang, hal ini tidak dapat ditindaklanjuti Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
65
oleh kepengurusan yang mengambil alih sementara karena tidak ada bukti kwitansi peminjaman yang ada hanya daftar catatan pinjaman oleh bendahara; (2) kegiatan P-LDPM unit usaha distribusi/pemasaran/ pengolahan dan unit cadangan pangan dibekukan aktivitasnya dan semua uang sebesar Rp 185 juta dimasukkan kedalam rekening Gapoktan yang sampai saat ini tidak bisa dimanfaatkan untuk kegiatan tersebut. Kejadian
ini
terjadi
sampai
saat
ini
masih
belum
terselesaikan, walaupun sudah berkali-kali dibahas hasilnya bahwa kegiatan Gapoktan tetap tidak dijalankan selama uang pinjaman dari dana PUAP belum kembali. Dari hasil kami bertemu dengan Walinagari Rafles dan Ketua sementara yang baru ditetapkan pada 4 Februari 2015 ini dan sekaligus mengecek kondisi gudang cadangan pangan yang masih baik dan masih layak untuk dibangun kegiatan kembali. Disarankan bahwa :
Walinagari segera melakukan koordinasi dengan Tim Teknis Kabupaten dan aparat Pembina provinsi untuk membangun kembali Gapoktan Maju Bersama;
Kepengurusan Gapoktan harus tetap dibentuk mulai dari
ketua
dan
bertanggungjawab
pengurus terhadap
masing-masing unit
kerjanya,
yang yaitu
minimal 3 unit atau lebih Unit LKMA, Unit usaha Distribusi/pemasaran/pengolahan dan Unit Pengelola Cadangan Pangan;
Ketua segera ditetap secara difinitif agar ada yang bertanggungjawab
terhadap
keberlangsungan
Gapoktan dan sekaligus menjalankan kelembagaan Gapoktan, dengan harapan kelembagaan Gapoktan menjadi kuat
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
66
Kegiatan jual beli gabah/beras/jagung dapat segera dilaksanakan dan gudang dapat dibersihkan kembali untuk dimanfaatkan kembali.
2. Kesimpulan dan Saran
Untuk perkembangan Gapoktan, pemerintah setempat diharapkan dapat dibantu agar dapat mempunyai akses ke berbagai sumber permodalan untuk menambah modal usahanya baik dari sumber dana pemerintah daerah, lembaga swasta, dan lain-lain agar kegiatan usaha pembelian dan penjualan meningkat.
Pada tahap Kemandirian diharapkan agar Pemerintah
Daerah
semakin
menguat
fungsi dengan
memberikan dukungan alokasi dana APBD Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk dapat mendukung kegiatan pembinaan, pemantauan dan penguatan kapasitas
SDM
pengurus
Gapoktan.
Begitu
juga
Gapoktan didorong agar menjadi mandiri dalam mengembangkan usahanya dan mengelola cadangan pangan yang diperlukan bagi anggotanya dan umumnya bagi masyarakat di wilayahnya.
Dalam rangka pemberdayaan Gapoktan tersebut, tentu saja tidak hanya pendekatan teknis yang dilakukan, tetapi juga pendekatan sosial budaya, yang dapat merangsang perubahan sikap, perilaku dan pola kerja, yaitu
melalui
pelatihan,
pendampingan
dan
pembinaan. h) Provinsi Sumatera Utara Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Sumatera Utara telah mempunyai
91 Gapoktan LDPM terdiri dari 41 LDPM pasca
kemandirian 2009, 10 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 13 Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
67
LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 15 LDPM tahap pasca Kemandirian 2012, 5 LDPM tahap kemandirian 2013, untuk tahun 2015 tidak ada alokasi LDPM tahap penumbuhan tahun 2015 dikarenakan pemotongan anggaran . Pelaksanaan kegiatan penguatan LDPM di Propinsi Sumatera Utara;Gapoktan penerima bansos LDPM tahun 2013 sebanyak 5 (lima) Gapoktan; 1) Gapoktan Karya Tani, Desa Langau Seprang Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang; 2) Gapoktan Berkat Rukun, Desa Tandam Hilir-Hilir Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang; 3) Gapoktan
Maju,
Desa
Tandam
Hilir-Hilir
Kecamatan
Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang; 4) Gapoktan Sehati, Desa Sekail Rakyat Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai; 5) Gapoktan Tani Jaya, Desa Emplasmen Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat Dari 5 (lima) Gapoktan penerima bansos tahun 2013 yang masuk pada tahap pengembangan tahun 2015 hanya 3 (tiga) Gapoktan (Gapoktan Karya Tani, Gapoktan Berkat Rukun, Gapoktan Sehati) dan pada tahun 2015 telah masuk pada tahap kemandirian, sedangkan 2 (dua) Gapoktan (Gapoktan Maju, dan Gapoktan Tani Jaya) masih dilakukan pembinaan untuk dapat memenuhi peryaratan masuk tahap pengembangan. Hasil evaluasi dari 3 (tiga) Gapoktan yang masuk pada tahap kemandirian; 1) Telah dilaksanakan RAT tahun 2015 dan telah dibuat laporan hasil RAT sesuai kesepakatan dengan anggota Gapoktan. 2) Pembukuan telah dibuat sesuai dengan pedoman, dan telah melakukan pembukuan dengan baik. 3) Pengurus Gapoktan dan masing-masing unit usaha telah melaksanakan
sesuai
dengan
tugas
dan
tanggungjawabnya
masing-masing. Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
68
4) Menyampaikan laporan SMS senter ke Pusat dan laporan 2 (dua) bulanan ke kabupaten telah dilaksanakan dengan lancer. 5) Aset yang dimiliki rata-rata antara lain; gudang, lantai jemur, power threser, RMU. 6) Jual/beli gabah/beras masih dilaksanakan dilingkup kecamatan dan
kabupaten,
belum
melaksanakan
kemitraan
dengan
kerjasama atau kontrak dengan pihak ketiga. 7) Sistem penjualan gabah/beras rata-rata dengan system konsinyasi atau dengan pembayaran tempo (setelah 2 s.d 3 minggu
baru
dilakukan
pembayaran
pelunasan
oleh
pembeli/pedagang), dalam hal ini sangat diperlukan bukti penjualan dan pembayaran yang syah. 1. Pelaksanaan Gapoktan tahap penumbuhan tahun 2015; Gapoktan tahap penumbuhan tahun 2015 di Propinsi Sumatera Utara dialokasikan sebanyak 7 Gapoktan, dan telah dilakukan verifikasi dan usulan Gapoktan penerima bansos LDPM tahun 2015 dari tingkat kabupaten. Pada
bulan
Maret
2015
telah
ditetapkan
Gapoktan
penumbuhan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara TA. 2015;
Gapoktan Sinar Tani, Desa Kota Rantang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.
Gapoktan Tiga Serangkai, Desa Lengau Seprang Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
Gapoktan Karya Baru, Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai.
Gapoktan Mekar Tani, Desa Pematang Ganjang Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai.
Gapoktan Bersatu Maju, Desa Panombean Marjanji Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Serdang Bedagai.
Gapoktan Bina Karya, Desa Rawang Pasar IV Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
69
Gapoktan Karya Kharisma, Desa Rao-Rao Lombang Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal.
Dalam
rangka
kelengkapan
dokumen
administrasi
untuk
penyelesaian proses kontrak dan pencairan dana bansos LDPM, Gapoktan-Gapoktan penerima bansos tahap penumbuhan masih dalam proses melengkapi dokumen yang masih kurang diantaranya kelengkapan surat tanah oleh PPAT, RUG, dan dokumen lainnya. Diharapkan Proses kontrak dan pencairan bansos LDPM oleh Gapoktan direncanakan sekitar bulan Juni 2015. Permasalahan dan upaya tindak lanjut: Sering
terjadinya
kabupaten
kota
rotasi
aparat
berdampak
ditingkat pada
propinsi
maupun
pergantian
aparat
penanggungjawab pelaksanaan program kegiatan PenguatanLDPM, sehingga bagi aparat yang baru belum memahami dan harus diperlukan
adanya
pembekalan
dan
pemahaman/pelatihan
kembali program penguatan LDPM. Rotasi juga terjadi pada penyuluh pendamping Gapoktan LDPM, yang berdampak pada kurangnya pendampingan dan pemahaman pendamping baru dalam teknis pelaksanaan LDPM. Sesuai dengan surat Kepala Badan Ketahanan Pangan Pusat tentang tindak lanjut pembinaan Gapoktan pasca mandiri yang diserahkan kepada APBD I, dan dengan adanya kelemahankelemahan
dalam
pelaksanaan
program
kegiatan
bansos
Penguatan LDPM oleh Gapoktan, maka masih diperlukan pelatihan Gapoktan
dalam
adminstrasi
pembukuan,
polaporan,
pengembangan usaha, dan pemantapan dalam kelembagaan Gapoktan. 2. Kinerja Tim Pembina dan Tim Tekhnis 2.1 Tim Pembina Provinsi
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
70
Perkembangan penetapan dan pencairan Saat ini Provinsi Sumatera Utara belum menetapkan tim pembina provinsi pelaksanaan Penguatan-LDPM Tahun 2015, hal ini disebabkan belum keluarnya Permentan tentang pedoman pelaksanaan Penguatan-LDPM Tahun 2015 sebagai dasar hukum, namun sampai ini telah disusun draft tim pembina provinsi dan petunjuk pelaksanaan (juklak). Frekuensi pembinaan Tim pembina provinsi dalam melaksanakan pembinaan dan pemantauan kepada kabupaten/kota pelaksanaan Penguatan-LDPM dilakukan tiga sampai empat kali per tahun atau sesuai kebutuhan. Penyusunan Juklak Juklak kegiatan
Penguatan-LDPM Tahun 2015 belum
disusun, hal ini dikarenakan disebabkan belum keluarnya Permentan tentang pedoman pelaksanaan Penguatan-LDPM Tahun 2015 dan panduan pelaksanaan Penguatan-LDPM yang disusun oleh Badan Ketahanan Pangan Kementan. Pelaksanaan Verifikasi Gapoktan yang dialokasikan tahun 2015 sebagai Gapoktan tahap penumbuhan telah diverifikasi dan telah ditetapkan oleh kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara melalui SK. No.521/692/DAP/III/2015 tanggal 6 Maret 2015. Jumlah Gapoktan yang ditetapkan sebanyak 7 Gapoktan yaitu (1) Kabupaten Deli Serdang: Gapoktan Sinar Tani, Tiga Serangkai; (2) Kabupaten Serdang Bedagai: Gapoktan Mekar Tani, Karya Baru; (3) Kabupaten Asahan: Bina Karya, (4) Kabupaten Simalungun: Gapoktan Bersatu Maju, dan (5) Kabupaten Mandailing Natal: Gapoktan Karya Karisma. Tahap pengembangan tahun 2015 untuk Provinsi Sumatera Utara tidak ada, dikarenakan tahun 2015 Provinsi Sumatera Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
71
Utara
tidak
memiliki
alokasi
dana
bansos
kegiatan
Penguatan-LDPM. Pelaksanaan Pelaporan Dalam pembuatan laporan yang dikirim oleh tim pembina provinsi kepada BKP Kementan yaitu Laporan 2 (dua) bulanan agak tersendat dan sering terlambat, hal ini dikarenakan terlambatnya kiriman laporan dari tim teknis kabupaten yang seharusnya sebulan sekali di kirim kepada tim pembina provinsi. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi oleh tim pembina provinsi salah satunya sulit memantau Gapoktan P-LDPM tahap Pasca Kemandirian, hal ini dikarenakan pendamping sudah tidak
aktif
lagi
dalam
membina
Gapoktan
Tahap
Kemandirian dengan alasan tidak ada honornya lagi, sementara
kabupaten
pelaksana
kurang
mendukung
melalui APBD II masing-masing Kabupaten, walaupun provinsi telah menyurati Kabupaten pelaksana untuk melanjutkan pembinaan Gapoktan Penguatan-LDPM tahap pasca kemandirian melalui dukungan APBD masing-masing, namun kurang berhasil.
2.2 Tim Teknis Kabupaten Pengajuan/pengisian usulan Gapoktan Tim teknis kabupaten telah mengusulkan kepada provinsi sebanyak
7
Gapoktan
dari
lima
kabupaten,
untuk
Kabupaten Deli Serdang sebanyak 2 Gapoktan yaitu Gapoktan Sinar Tani dan Tiga Serangkai. Gapoktan tersebut telah ditetapkan ditetapkan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara melalui SK. No.521/692/DAP/III/2015 tanggal 6 Maret 2015. Pembinaan kepada pendamping Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
72
Tim teknis kabupaten saat ini sulit untuk membina pendamping
Tahap
Kemandirian
dan
Tahap
Pasca
Kemandirian, hal ini dikarenakan pendamping sudah tidak aktif lagi dalam membina Gapoktan Tahap Kemandirian dan Gapoktan Tahap Pasca Kemandirian dengan alasan tidak ada honornya lagi. Penyusunan juknis Petunjuk Teknis (Juknis) kegiatan Penguatan-LDPM Tahun 2015 di Kabupaten belum disusun, hal ini dikarenakan disebabkan belum keluarnya Juklak dari provinsi dan permentan tentang pedoman pelaksanaan Penguatan-LDPM Tahun 2015 dan panduan pelaksanaan Penguatan-LDPM yang disusun oleh Badan Ketahanan Pangan Kementan. Pelaksanaan verifikasi Tim teknis kabupaten Deli Serdang telah melaksanakan verifikasi kepada Gapoktan Tahap Penumbuhan tahun 2015 yaitu Pada : -
Tanggal 03 Februari 2015 ke Desa Karang Gading Kecamatan Labuhan Deli;
-
Tanggal 26 Februari 2015 ke Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa;
-
Tanggal 03 Maret 2015 ke Desa Tandem Hulu II Kecamatan Hamparan Perak. Pelaksanaan pelaporan
Pelaporan dikirim secara rutin laporan ke Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara sekali dalam dua bulan. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi oleh tim teknis kabupaten salah satunya sulit untuk membina pendamping Tahap Kemandirian
dan
Tahap
Pasca
Kemandirian
dan
mengembangkan pemasaran Gapoktan Penguatan-LDPM belum dapat dilakukan dikarenakan sarana RMU belum Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
73
dimiliki oleh Gapoktan serta dan minimnya kehadiran Gapoktan yang lokasinya jauh untuk mengahdiri pertemuan di tingkat Kabupaten sehingga pertemuan dilaksanakan di tingkat Kecamatan secara bergilir. 3. Kesimpulan dan Saran Penetapan Gapoktan Tahap Penumbuhan Tahun 2015 telah ditetapkan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan
Provinsi
Sumatera
Utara
melalui
SK.
No.521/692/DAP/III/2015 tanggal 6 Maret 2015. Tim pembina provinsi dan Tim teknis kabupaten sampai saat ini menunggu penerbitan Permentan tentang
Pedoman
Pelaksanaan
Penguatan-LDPM
Tahun 2015 dan panduan pelaksanaan PenguatanLDPM yang disusun oleh Badan Ketahanan Pangan Kementan, hal ini berimbas kepada belum terbitnya juklak dan juknis, namun provinsi dan kabupaten telah menyusun draft juklak dan juknis tersebut. Perlu ditampung anggaran untuk honor tenaga pendamping untuk tahap kemandirian dan dan tahap pasca kemandirian. Perlu dukungan untuk bantuan RMU untuk Gapoktan Penguatan-LDPM Tahap Kemandirian dan Tahap Pasca Kemandirian i) Provinsi Kalimantan Selatan Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Kalimantan Selatan telah mempunyai
55 Gapoktan LDPM terdiri dari 18 LDPM pasca
kemandirian 2009, 6 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 12 LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 13 LDPM tahap pasca Kemandirian 2012, 6 LDPM tahap kemandirian 2013, untuk tahun 2015
tidak ada alokasi LDPM tahap penumbuhan tahun 2015
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
74
dikarenakan pemotongan anggaran, serta 62 LDPM tahap penumbuhan 2015. Berikut hasil pemantauan yang dilakukan di Provinsi Kalimantan Selatan Gapoktan yang dikunjungi adalah 2 Gapoktan Tahap pasca mandiri yang berada di satu kabupaten yaitu tanah laut. Dua Gapoktan
tersebut
merupakan
Gapoktan
yang
menekuni
komoditas Jagung, dan tercatat di kabupaten tanah laut sebagai daerah penghasil jagung terbesar. 1. Gapoktan Putra Membangun
( Gapoktan Pasca Mandiri
tahun 2009) Beralamat di Desa Bajuin, Kecamatan Gunung Tanjung, Kabupaten Tanah Laut. Ketua Gapoktan :M. Amin Isnin ( No hp : 081349708944 ), Sekertaris : Pak Untung, Bendahara : Pak
Karso.
Ketua
Gapoktan
merupakan
pemenang
penghargaan APN dari presiden sebagai penggerak. Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari aspek
organisasi/kepengurusan
Gapoktan
merupakan
bukan bentukan baru karena Gapoktan berdiri tahun 2007 dikukuhkan oleh kepala desa, dengan jumlah 15 Poktan. Jika dilihat dari aspek kelembagaan Gapoktan, pengurus Gapoktan pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 pernah mengajukan pengembalian dana bansos ke provinsi dikarenakan adanya Gapoktan tahun 2009 yang juga di periksa oleh polisi dikarenakan penyalah gunaan dana oleh Ketua Gapoktan hal tersebut membuat semua Gapoktan LDPM di Provinsi Kalimantan Selatan di periksa oleh polisi. Terakhir sampai dengan tahun 2015 dana yang ada di rekening Gapoktan berjumlah 200 juta. Untuk aset lain Gapoktan yaitu gudang sampai dengan saat ini ada dan sebenarnya keberadannya sedikit diusik oleh kepala desa yang beranggapan bahwa dana banos adalah dana yang bisa
dibagikan oleh karena persoalan tersebut juga ketua Gapoktan terpaksa menyimpan uang tunai sebesar 200 juta Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
75
di bank di rekening Gapoktan untuk diamankan. Sembari menunggu pergantian kepala desa yang akan dilakukan beberapa bulan lagi, arahan dari tim pembina adalah supaya tetap akan dilajutkan kegiatan Gapoktan secara normal menggunakan dana bansos 200 juta yang sampai sekarang ada di rekening Gapoktan mengingat potensi Gapoktan khususnya pada komoditas jagung sangat bagus. 2. Gapoktan Sido Makmur Beralamat di Desa Gunung Melati, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten
Tanah
Laut,
Kalimantan
Selatan.Ketua
Gapoktan : Pak Haryanto Desa Gunung Melati termasuk dalam wilayah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan, dimana jarak dengan ibukota Km yang semuanya ditempuh dengan jalan darat. Wilayah Desa Gunung Melati yang menjadi potensi sumberdaya alam seluruhnya seluas 596,5 hektar, dari luas wilayah tersebut lebih dari dua pertiganya dipergunakan untuk usaha pertanian, perkebunan dan perikanan sedangkan sebagian
lagi
dipergunakan
untuk
pekarangan
dan
perumahan serta sarana umum lainnya. Adapun luas sawah sekitar 180 Ha dan luas lahan jagung 140 Ha dan semakin meningkat seiring membaiknya harga dan meningkatnya produksi. Sarana dan prasarana Desa Gunung Melati sudah tersedia, tetapi sarana tansportasi jalan jalan beraspal yang menghubungkan kantor Kecamatan dan Kabupaten kondisinya rusak. Program P-LDPM yang telah dilaksanakan oleh Gapoktan Sido Rukun dimulai sejak bulan Agustus tahun 2010. Dengan
dana
awal
yang
diberikan
sebesar
Rp.
150.000.000,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah) yang Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
76
dialokasikan untuk kegiatan Cadangan Pangan sebesar Rp. 40.000.000,-
(Empat
Puluh
Juta
Rupiah)
berupa
pembuatan Gudang Penyimpanan Cadangan Pangan dan pembelian Gabah
sebanyak 2,86 ton yang menjadi
cadangan pangan untuk Desa Gunung Melati jika sewaktuwaktu diperlukan oleh masyarakat petani apabila terjadi musim paceklik, selebihnya Rp. 110.000.000,- (Seratus Sepuluh Juta Rupiah) digunakan untuk usaha jual beli jagung dalam rangka membantu petani jagung dalam menstabilkan harga jagung yang semakin hari semakin tinggi angka produksinya. Cadangan Pangan sebagai salah satu program P-LDPM yang dilaksanakan oleh Gapoktan Sido Rukun Desa Gunung Melati sejak awal keberadaannya mempunyai banyak manfaat yang sangat dirasakan oleh para petani. Cadangan pangan ini telah menjadi alternatif solusi bagi petani yang mengalami kekurangan cadagan pangan khususnya bagi keluarganya. Sebanyak 22 KK miskin yang menjadi acuan dasar dalam menetapkan jumlah cadangan pangan yang harus tersedia di gudang lumbung Gapoktan. Dengan dasar ini diharapkan bahwa dampak kerawanan pangan yang mungkin sewaktuwaktu akan timbul dapat diantisipasi sejak dini. Dalam
perkembangannya
cadangan
pangan
P-LDPM
ini
mempunyai mafaat yang cukup besar bagi keberlangsungan ketersediaan pangan (gabah/beras) di masyarakat Desa Gunung Melati.
3. Kesimpulan dan Saran :
SDM ( Pengurus dan Pendamping ) di Gapoktan sangat menentukan kemajuan Gapoktan. Karenanya seleksi penentual awal calon Gapoktan dan juga
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
77
penentuan pendamping harus di seleksi secara ketat pada tahap awal.
Tim
Pembina
berkoordinasi
dan
Tim
secara
Tekhnis
rutin
harus
untuk
saling
melakukan
pembinaan langsung ke Gapoktan agar jika terjadi kesalahan
pelaksanaan
yang
melenceng
dari
pedoman akan langsung bisa diatasi.
Manfat LDPM
salah satunya menstabilnkan
harga
jagung di wilayah potensi jagung seperti kabupaten tanah laut khususnya dimusim panen raya dimana produksi jagung sangat berlimpah.
Kegiatan LDPM Meningkatkan
minat masyarakat
khususnya di kabupaten tanah laut untuk menanam jagung karena hasil yang baik sehingga lahan-lahan tidur yang tadinya tidak dimanfaatkan sekrang sudah tidak ada lagi.
Tersedianya cadangan pangan bagi masyarakat yang membutuhkan
Gabah/beras disaat musim paceklik, atau bagi KK miskin yang memerlukan bantuan dengan cara pinjam bayar.
Semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat petani akan pentingnya lembaga semacam Gapoktan yang dapat menjembatani mereka dengan pihak luar.
Semakin
berkembanganya
ekonomi
pedesaan
sebagai sebuah lembaga ekonomi kecil pedesaan
j) Provinsi Sulawesi Selatan Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Sulawesi Selatan telah mempunyai
110 Gapoktan LDPM terdiri dari 26 LDPM pasca
kemandirian 2009, 14 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 18 Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
78
LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 21 LDPM tahap pasca Kemandirian 2012, 6 LDPM tahap kemandirian 2013, 8 LDPM tahap pengembangan tahun 2015, serta 17 LDPM tahap penumbuhan tahun 2015 Berikut ulasan Gapoktan yang dipantau : Sampel pengamatan Gapoktan tahap penumbuhan dilaksanakan pada Gapoktan Samaturu di Kabupaten Pangkep Kecamatan Ma’arang Desa alesipitto dan Gapoktan Bina Jaya di Kabupaten Maros Kecamatan Tompobulu Desa Tompobulu. Gapoktan yang telah memasuki tahap pengembangan, tahap kemandirian dan tahap pasca kemandirian, perkembangan dana bansos harus sudah berkembang sehingga usaha Gapoktannya pun harus ikut berkembang, oleh karena itu pemeriksaan pembukuan khususnya kas umum harus diteliti dengan seksama.
1. Perkembangan Gapoktan Samaturu Gapoktan Samaturu berdiri sejak tanggal 20 Juni 2007 dan dikukuhkan oleh Bupati Pangkep No. 71 Tahun 2010 terletak di Kabupaten Pangkep Kecamatan Ma’arang Desa alesipitto. Jumlah kelompok tani yang bergabung dengan Gapoktan ini sebanyak
11
kelompok
tani
sehingga
seluruh
jumlah
anggotanya sebnayak 275 orang. Potensi lahan yang dikelola Gapoktan terdiri dari lahan sawah 249,35 ha dan lahan kering 117,36 ha. Selain pengurus inti yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara, Gapoktan samaturu memiliki unitunit usaha yaitu unit usaha pengolahan/ penggilingan, Distribusi/pemasaran, sarana produksi, cadangan pangan, alsintan
dan
LKM. Setelah
Penguatan-LDPM
Gapoktan
mendapatkan Samaturu
dana
telah
bansos
melakukan
beberapa persiapan yaitu terdiri dari :
Kesiapan Gapoktan secara umum
Aspek organisasi/kepengurusan Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
79
Struktur organisasi Gapoktan Samaturu telah lengkap dari pengurus inti dengan unit-unit usahanya -
Aspek Administrasi
Pembukuan untuk pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM telah disiapkan buku-buku yang telah disarankan di dalam pedoman. -
Kelengkapan
kepemilikan
lahan
untuk
gudang
Gapoktan Lahan yang digunakan untuk gudang cadangan pangan berasal dari hibah yang telah resmi miliki Gapoktan sehingga kepemilikan lahan tersebut tidak bermasalah secara hukum dan
telah
dibangun
gudang
secara
swadaya.
Biaya
pembangunan gudang menelan anggaran sebesar Rp. 40 juta an.
Kesiapan Unit Usaha Distribusi/Pengolahan hasil
-
Aspek kepengurusan Unit usaha distribusi/pengolahan hasil telah disiapkan untuk bertanggungjawab dalam pelaksanaan jual- beli gabah dan pencatatan keuangannya.
-
Aspek Administrasi/pembukuan Buku-buku
telah
dimiliki
oleh
unit
distribusi/pengolahan hasil berupa buku pembantu keuangan
dan
buku
kegiatan
pelaksanaan
unit
distribusi/pengolahan hasil. -
Rencana pembelian gabah dilakukan di wilayah dan di luar wilayah Gapoktan yang akan di jual rencana ke Bulog dan pedagang besar di wilayah kabupaten berupa beras.
Kesiapan Unit Usaha Pengelolaan Cadangan Pangan
-
Aspek kepengurusan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
80
Unit usaha cadangan pangan telah disiapkan untuk bertanggungjawab dalam pelaksanaan keluar masuk gabah dari gudang dan pencatatan keuangannya. -
Aspek Administrasi/pembukuan Buku-buku telah dimiliki oleh unit cadangan pangan hasil berupa buku pembantu keuangan dan buku kegiatan pelaksanaan unit cadangan pangan.
-
Rencana pengadaan cadangan pangan (sebutka dasar kebutuhan gabah/beras/jagung tersebut) Pengadaan
gabah
sebagai
cadangan
pangan
diperoleh/dibeli dari anggota kelompok tani yang telah bergabung dengan Gapoktan. Penyaluran cadangan pangan biasanya untuk memenuhi kebutuhan anggota pada saat musim paceklik pada bulan DesemberJanuari sesuai kebutuhan anggota Gapoktan kurang lebih 5 kg/anggota. Rincian Rencana Usaha Gapoktan (RUG) yang dimiliki Gapoktan Samaturu telah direvisi karena beberapa alasan diantaranya kenaikan bahan bangunan dan fluktuasi harga gabah. Unit Usaha Distribusi/Pengolahan yang semula Rp.115. juta menjadi
hasil sebesar Rp. 100 juta setara dengan Volume
GKG 28.571 kg. Unit Usaha Pengelolaan Cadangan Pangan yang semula Rp. 35 juta menjadi Rp. 50 juta terdiri dari : a. Pembelian gabah untuk cadangan pangan sebesar Rp. 10 juta atau setara dengan volume GKG 2.857 kg ; b. Pembangunan gudang sebesar Rp. 40 juta Perkembangan harga pembelian di pasaran wilayah tersebut saat pemantauan harga GKP Rp. 4.800/kg.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
81
Permasalahan dan kendala Gapoktan saat ini terjadi fluktuasi harga
gabah
yang tinggi
sehingga
menyulitkan
dalam
pemasaran beras. 2. Perkembangan Gapoktan Bina Jaya Gapoktan Bina Jaya berdiri sejak tanggal 6 Desember 2007 dan dikukuhkan oleh Kepala Badan Penyuluhan Kehutanan
kabupaten
Maros
terletak
di
Pertanian Kecamatan
Tompobulu Desa Tompo Bulu Dusun Baddo Ujung. Jumlah kelompok tani yang bergabung dengan Gapoktan saat ini sebanyak
20
kelompok
tani
sehingga
seluruh
jumlah
anggotanya sebanyak 793 orang. Potensi lahan yang dikelola Gapoktan terdiri dari lahan sawah 637,75 ha dan lahan kering 567,30 ha. Selain pengurus inti yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara, Gapoktan Bina Jaya memiliki unitunit
usaha
yaitu
distribus/pemasaran
unit dan
usaha
penggilingan/pengolahan,
cadangan
pangan.
Setelah
mendapatkan dana bansos Penguatan-LDPM Gapoktan Bina Jaya telah melakukan beberapa persiapan yaitu terdiri dari :
Kesiapan Gapoktan secara umum
-
Aspek organisasi/kepengurusan Struktur organisasi Gapoktan Bina Jaya telah lengkap dari pengurus inti dengan unit-unit usahanya.
-
Aspek Administrasi Pembukuan untuk pelaksanaan kegiatan PenguatanLDPM telah disiapkan buku-buku yang telah disarankan di dalam pedoman.
-
Kelengkapan
kepemilikan
lahan
untuk
gudang
Gapoktan Lahan yang digunakan untuk gudang cadangan pangan berasal dari hibah yang telah resmi miliki Gapoktan sehingga kepemilikan lahan tersebut tidak bermasalah secara hukum dan telah membangun gudang secara Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
82
swadaya. Biaya meronovasi gudang menelan anggaran sebesar Rp. 10 juta.
Kesiapan Unit Usaha Distribusi/Pengolahan hasil
-
Aspek kepengurusan Unit usaha distribusi/pengolahan hasil telah disiapkan untuk bertanggungjawab dalam pelaksanaan jual-beli gabah dan pencatatan keuangannya.
-
Aspek Administrasi/pembukuan Buku-buku
telah
dimiliki
oleh
unit
distribusi/pengolahan hasil berupa buku pembantu keuangan
dan
buku
kegiatan
pelaksanaan
unit
distribusi/ pengolahan hasil. Namun ada kesalahan dalam pencatatan keuangan secara teknis sehingga perlu
bimbingan
teknis
dan
pembinaan
dari
pendamping maupun tim teknis kabupaten. -
Rencana
pembelian
gabah
dilakukan
di
wilayah
Kabupaten Maros yang akan di jual rencana ke pedagang besar di wilayah kabupaten Maros dan Kota Makssar berupa beras.
Kesiapan Unit Usaha Pengelolaan Cadangan Pangan
-
Aspek kepengurusan Unit usaha cadangan pangan telah disiapkan untuk bertanggungjawab dalam pelaksanaan keluar masuk gabah dari gudang dan pencatatan keuangannya.
-
Aspek Administrasi/pembukuan Buku-buku telah dimiliki oleh unit cadangan pangan hasil berupa buku pembantu keuangan dan buku kegiatan pelaksanaan unit cadangan pangan.
-
Rencana pengadaan cadangan pangan (sebutka dasar kebutuhan gabah/beras/jagung tersebut) Pengadaan
gabah
sebagai
cadangan
pangan
diperoleh/dibeli dari anggota kelompok tani yang telah bergabung dengan Gapoktan. Penyaluran cadangan Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
83
pangan biasanya untuk memenuhi kebutuhan anggota pada saat musim paceklik. Rincian Rencana Usaha Gapoktan (RUG) yang dimiliki Gapoktan Bina Jaya telah sesuai dengan pelaksanaan. Unit
Usaha
penggilingan/Pengolahan
sebesar
Rp.95.728.200 untuk pembelian gabah dan beras yaitu dengan Volume GKG 10.201 kg dengan nilai Rp. 42.844.200 dan volume pembelian beras sebesar 7.346 kg beras dengan nilai 52.884.000. Unit
Usaha
Distribusi/Pemasaran
sebesar
Rp.
18.027.000 untuk pembelian jagung yaitu dengan Volume 5.425 kg. Unit
Usaha
Pengelolaan
Cadangan
Pangan
(Rp.
26.244.600) terdiri dari : a. Pembelian
gabah
untuk
cadangan
pangan
sebesar Rp. 7.236.600 atau setara dengan volume GKS 1.723 kg dan pembelian beras sebesar Rp. 19.008.000 setara dengan volume beras 2.640 kg. b. Pembangunan/Renovasi Gudang sebesar Rp. 10 juta c. Perkembangan harga pembelian di pasaran wilayah tersebut saat pemantauan harga GKP Rp. 4.6000/kg dan beras Rp.8.100/kg. d. Permasalahan dan kendala Gapoktan saat ini kurang sehingga
SDM
yang
ketua
menguasai
Gapoktan
yang
pembukuan menangani
pembukuan sehingga ketua Gapoktan yang sibuk dan memegang uang yang seharusnya dilakukan oleh bendahara.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
84
k) Provinsi Jatim Sejak tahun 2009 hingga 2015, kegiatan Penguatan-LDPM di provinsi Jawa Timur telah menumbuhkan
173 Gapoktan,
diantaranya 54 LDPM tahap pasca kemandirian tahun 2009, 34 Gapoktan tahap pasca kemandirian tahun 2010, 24 LDPM tahap pasca
kemandirian
tahun
2011,
29
LDPM
tahap
pasca
kemandirian tahun 2012, 7 LDPM tahap kemandirian tahun 2013, 6 LDPM tahap pengembangan tahun 2015, serta 19 LDPM tahap penumbuhan tahun 2015. yang tersebar pada 27 Kabupaten sentra produksi pagi/jagung di provinsi Jatim, berikut ulasan laporan pemantauan yang dilakukan di provinsi Jatim : Gapoktan Penguatan-LDPM Pojokkulon dibentuk tahun 2007 dan pada tahun 2011 telah disahkan oleh SK Bupati. Gapoktan Pojokkulon berada di Dusun Sambigelar Desa Pojokkulon Kecamatan Kesambi Kabupaten Jombang pada tahun 2012 ditetapkan sebagai tahap penumbuhan Gapoktan PenguatanLDPM. Pembentukan Gapoktan ini berawal dari musyawarah kelompok tani yang membahas persoalan dan kebutuhan yang dihadapi oleh petani, khususnya permasalah kekurangan air irigasi, kesulitan pupuk dan pada saat panen kesulitan untuk menjual dan membeli dengan harga wajar kemudian disepakati untuk membentuk sebuah organisasi yang disebut Gapoktan yang independen, karena dengan para kelompok tani bergabung menjadi Gapoktan dimungkinkan dapat mewujudkan misi petani yang mandiri. 1. Gapoktan Pojokkulon ini beranggotakan 451 orang dari 4 (empat) kelompok tani (Poktan), yaitu :
Poktan
Kampungturi,
Dusun
Menjangankuning,
beranggotakan 142 orang dengan luas sawah 50 ha, tegal 6 ha, dan perkebunan seluas 7 ha. Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
85
Poktan Pojokkulon, Dusun Pojokkulon, beranggotakan
87 orang dengan luas sawah 45 ha, dan perkebunan 16 ha; Poktan Sambigelar, Dusun Sambigelar beranggotakan
170 orang, dengan luas sawah 170 ha dan tegal 77 ha; Poktan Menjangan Kuning, Desa Menjangankuning
beranggotakan 52 orang dengan luas sawah 35 ha. Gapoktan Pojokkulon mempunyai dan mengelola luas lahan sawah 141 ha, lahan tegal 83 ha dan lahan perkebunan 23 ha. Fasilitas ekonomi yang ada mampu memberikan kontribusi yang baik kepada masyarakat petani pojok kulon. Dalam kiprahnya Gapoktan Pojokkulon sejak dibentuk tahun 2007, mulai tampak perkembangnanya pada tahun 2012 yaitu pada saat setelah mendapatkan dana bansos kegiatan P-LDPM tahap penumbuhan tahun 2012. Dari penerimaan dana bansos tersebut
Gapoktan
Pojokkulon
lebih
percaya
diri
dan
menambah kepercayaan dari anggota dan petani pojokkulon, akan eksistensinya. Sejak itu Gapoktan Pojokkulon, mulai mengaktifkan kembali dan melakukan refresing kepengurusan Gapoktan dengan menempatkan pengurus yang mempunyai komitmen dan tanggungjawab terhadap kegiatan bersama Gapoktan. Kegiatan yang
dilakukan
dengan
mengaktifkan
kembali
kegiatan
sebelumnya pemupukan modal dalam pengembangan usaha untuk kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pojokkulon pada umum, dan melakukan pemberdayaan anggota dengan
mengaktifkan
kegiatan
di
masing-masing
unit
Gapoktan, antara lain pada (1) Unit Lembaga Keuangan Mikro mengelola dana KUR, KKPE dan bantuan PUAP, diperuntukkan untuk kegiatan simpan pinjam bagi anggota terutama untuk kepentingan pembelian sarana produksi pada saat akan Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
86
melakukan tanam; dan pinjaman untuk kepentingan sekolah anak anggota Gapoktan, (2) Unit Usaha Distribusi Pangan difokuskan
pada
pengembangan
jual
beli
gabah
dan
melaukukan system tunda jual yang didukung oleh kegiatan CSR dari BI, dan (3) Unit Cadangan Pangan diprioritaskan pada anggota yang membutuhkan pangan saat mengalami masalah panen dengan cara meminjamkan bahan pangan kepada anggota yang membutuhkan jasa sesuai dengan kesepakatan anggota sehingga tidak memberatkan anggota. Dalam perkembanganya sampai saat ini fasilitas yang dimiliki Gapoktan Pojokkulon adalah gudang kapasitas 100 ton, timbangan elektrik, lantai jemur, dryer, RMU, mesin pemanen dan alat ukur kadar air. Kegiatan lumbung pangan berkembang dengan baik dan pengelolaannya bersifat social. Lumbung dibentuk dengan cara menyisihkan sebagian hasil panen padi untuk dikumpulkan di lumbung padi yang disimpan dan akan dikeluarkan manakala ada anggota yang membutuhkan untuk mengatasi
permasalahan
social
yang
menimpa
anggota,
diantaranya untuk dana kematian, dana kesusahan dan pendidikan dll. Kegiatan
kemitraan
pemasaran/jual
beli
gabah/beras
dilakukan dengan Perum Bulog. Kemitraan dilaksanakan sejak musim panen MP tahun 2012, dalam bentuk kontrak pembelian gabah anggota dan pembelian gabah sampai wilayah sekitar dan luar daerah Pojokkulon. Keuntungan yang diperoleh dari kemitraan tersebut adalah adanya kepastian pasar, kepastian harga dan kepastian system pembayaran. Kinerja
pengembangan
usaha
kegiatan
Gapoktan,
dapat
dikatakan berhasil. Contohnya untuk pengembangan bansos kegiatan PUAP yang diterima Gapoktan Pojokkulon pada tahun Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
87
2010 sebesar Rp 100 juta, sampai tahun 2015 ini mendapatkan keuntungan sebesar Rp 30 juta dari kegiatan simpann pinjam anggota, sedangkan keuntungan yang diperoleh dari kegiatan pengembangan usahadistribusi kegiatan P-LDPM sejak tahun 2012 pada tahap pertama penerima bansos sebesar Rp 150 juta (untuk pemangunan gudang sebesar Rp 40 juta) dan tahap pengembangan menerima bansos sebesar Rp 75 juta, telah memdapatkan
keuntungan
sebesar
Rp
15
juta
dan
pengembangan stock cadangan pangan sebesar 42,1 ton gabah. Dalam kegiatan pemberdayaan, Gapoktan secara rutin setiap bulan
melakukan
pertemuan
untuk
membahas
masalah
Gapoktan dan pertemuan secara insidentil segera dilakukan, antara lain pada saat perjadi serangan hama secara mendadak. Untuk pelaksanaan RAT dilakukan setiap tahun sebagai bentuk pertanggungjawaban pengurus kepada anggota dengan harapan agar terbangun rasa memiliki keberadaan dan perkembangan Gapoktan. Untuk mendapatkan nilai tambah/peningkatan pendapatan anggota, Gapoktan
melakukan kegiatan pengolahan gabah menjadi beras,
pengemasan beras per 2,5 kg, 5 kg, 10 kg dan 50 kg; memanfaatkan dedak untuk pakan ternak dan penepungan menir.
l) Provinsi Bengkulu Sejak tahun 2009 hingga 2015, kegiatan Penguatan P-LDPM di Provinsi Bengkulu telah menumbuhkan 10 Gapoktan, diantaranya : 3 LDPM tahap pasca mandiri tahun 2009, untuk tahun 2010 tidak mendapatkan alokasi LDPM penumbuhan, 2 LDPM tahap pasca kemandirian tahun 2011, 2 LDPM tahap pasca kemandirian tahun
2012,
untuk
tahun
2013
dan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
tahun
2015
tidak 88
mendapatkan alokasi LDPM penumbuhan, serta 3 LDPM tahap penumbuhan tahun 2015. Berikut ulasan laporan yang dilakukan di Provinsi Bengkulu. Perkembangan pencairan dana Bansos Penguatan-LDPM tahap penumbuhan 2015 untuk provinsi Bengkulu masih pada tahap penandatanganan MOu pada tanggal 1 july 2015 setelah lebaran sehingga baru memulai pembangunan gudang di bulan agustus 2015 ,.Gapoktan juga mendapat bantuan PUAP, sudah ada dukungan dari pemerintah setempat baik provisi dalam hal ini dinas Pertanian dan perkebunan juga Badan Ketahanan Pangan serta pihak kabupaten memberikan bantuan kepada Gapoktan berupa alat timbang . Pada unit usaha pengolahan dan pemasaran Gapoktan sedikit mengalami kesulitan dikarenakan saat ini lagi gagal panen selama 2(dua) musim menyebabkan panen tidak serempak, untuk pengairan sudah ada irigasi tapi tergantung hujan. Rencana
Bimbingan
tekhnis
yang
akan
dilakukan
kepada
Gapoktan di bulan Agustus 2015 adalah bimbingan/pelatihan administrasi dan keuangan
Gapoktan dengan mengundang
pemateri dari pusat, sementara Pelaporan bulanan pada Gapoktan belum dikirim
karena aktivitas Gapoktan belum
berjalan sementara program sms centre masih uji coba di pusat.. Kegiatan Pemantauan dan pengumpulan data Penguatan-PLDPM adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan Tahun 2015 pada kesempatan ini mengunjungi Gapoktan tahap penumbuhan 2015 sebagai berikut: 1. Gapoktan Bukit Barisan Alamat : Desa Suka Rami, Kecamatan air nipis ,Kabupaten Bengkulu Selatan. Struktur Pengurus Gapoktan : Ketua : Sahwan Joyo; Wakil : Aniah; Sekretaris : Syahran; Bendahara : Ruhinah; Humas & Penyuluhan : Pariati; Saprodi Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
89
: Muhirman; Prasarana/alat pertanian : Tarjo; Peng.& Pemasaran Hasil : Desma; Permodalan Kredit : Harma tuti. Jumlah Poktan : 11. Aset : Hand traktor 8,5 PK Quik cubota (dari dinas Pertanian prov), hand traktor 5,5 PK cubota (dari dinas pertanian kab.), gunting pangkas 37 buah (dari dinas perkebunan), teng semprot hand splayer 5 bh (dari dinas perkebunan),1 RMU,timbangan 100 kg,timbangan duduk (dari dinas pertanian),gudang gabah,lantai jemur (BKP),power theaser 1 unit (dari dinas pertanian prov), kendaraan angkut gabah (distan prov.) Rencana Usaha Kelompok terdiri dari : Pembeliaan
gabah
Rp.65.000.000,
Pembelian
Beras
Rp.46.000.000, pembelian jagung Rp.9.000.000, pembuatan gudang Rp.30.000.000. Rapat anggota dan pengurus di adakan 3 bulan sekali.
2. Gapoktan Kempas Makmur Alamat : Desa Air Latak, Kecamatan Seluma Barat, Kabupaten seluma, Struktur organisasi :Ketua : Sporman joyo; Sekretaris : Linda Puspita; Bendahara : Septi Triyani; Unit Usaha Distribusi Pemasaran / Pengelolaan : Bastian, Wardan Hartono dan Syahril; Unit Usaha Cadangan Pangan : Iksan, Rudy Siswanto, Syaipul Azwan. Jumlah poktan :6. Kegiatan yang telah dilaksanakan : Bercocok tanam padi dan Palawija, mensosialisasikan keuntungan tanaman pangan terkhusus tanaman padi, melakukan jual beli gabah, roismaling, menyiapkan saprodi kepada seluruh anggota, beternak sebagai bahan untuk memanfaatkan kotoran sebagai pupuk kandang. Mempunyai luas lahan tanaman pangan 200 Ha terdiri dari : irigasi teknis 100 Ha, Irigasi non tekhnis 50 Ha, Tanah hujan 25 Ha, dan rawah 25 Ha. Rapat di adakan 3 bulan sekali. Rencana Usaha Kelompok terdiri dari : biaya Pengembangan
gudang
Rp.40.000.000,
Unit
Pengelola
cadangan pangan (beras) dengan volume 4.000 kg dengan Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
90
biaya Rp.30.000.000, Unit Usaha Distribusi / pemasaran/ pengelolahan Rp.80.000.000. 3. Gapoktan Tanjung Harapan Alamat : Desa/Kelurahan Tanjung Putus, Kecamatan Kerkap, Kabupaten Bengkulu, Struktur organisasi : Ketua : Kusinda; Sekretaris : Anzori; Bendahara : Amir Hamzah; Pengurusan Unit cadangan pangan : Asri Kandi, Nanang, Rawan ; Unit usaha distribusi/pemasaran/pengelolaan :Aita Wati, Romi Narti, Waijem, Jumlah Poktan :4. Rencana Usaha Kelompok terdiri dari : Pembeliaan gabah dengan volume 15.000 kg dengan biaya Rp75.000.000, Pembelian Beras dengan volume 4.450 kg dengan biaya Rp.46.000.000, pembuatan gudang Rp.30.000.000. Adanya pergantian usulan Gapoktan yang disebabkan karena terjadinya
kisruh
antar
anggota
Gapoktan
mengenai
pembagian dana bansos dan hibah tanah. Adapun nama Gapoktan yang diganti, yaitu : Gapoktan Mitra Tani di ganti dengan Gapoktan Tanjung Harapan Dalam waktu dekat di monitoring kembali hal-hal yang belum dilaksanakan oleh Gapoktan 4. Kinerja Tim Pembina dan Tim Tekhnis -
Perkembangan penetapan dan pencairan Saat ini Provinsi Bengkulu sudah menetapkan tim pembina provinsi pelaksanaan Penguatan-LDPM Tahun 2015, dan sampai ini telah disusun tim pembina provinsi dan petunjuk pelaksanaan (juklak).
-
Frekuensi pembinaan Tim pembina provinsi dalam melaksanakan pembinaan dan pemantauan kepada kabupaten/kota pelaksanaan Penguatan-LDPM dilakukan tiga sampai empat kali per tahun atau sesuai kebutuhan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
91
-
Pelaksanaan Verifikasi Gapoktan
yang dialokasikan
Gapoktan
tahap
penumbuhan
tahun telah
2015
sebagai
membangun
gudang pada bulan Agustus 2015. Jumlah Gapoktan yang ditetapkan sebanyak 3 Gapoktan yaitu (1) Kabupaten
Bengkulu
Utara:
Gapoktan
Tanjung
Harapan; (2) Kabupaten Selatan: Gapoktan Bukit Barisan; dan (3) Kabupaten Seluma: Kempas Makmur. Tahap pengembangan dan tahap Kemandirian tahun 2015 untuk Provinsi Bengkulu tidak ada, dikarenakan tahun 2015 dan tahun 2013 Provinsi Bengkulu tidak memiliki alokasi dana bansos kegiatan PenguatanLDPM. -
Pelaksanaan Pelaporan Dalam pembuatan laporan yang dikirim oleh tim pembina provinsi kepada BKP Kementan yaitu Laporan 2 (dua) bulanan agak tersendat dan sering terlambat, hal ini dikarenakan terlambatnya kiriman laporan dari tim teknis kabupaten yang seharusnya sebulan sekali di kirim kepada tim pembina provinsi, hal ini juga disebabkan Gapoktan terlambat mengirim laporan ke tim teknis kabupaten yang seharusnya setiap bulan dikirimkannya.
-
Permasalahan Permasalahan yang dihadapi oleh tim pembina provinsi salah satunya sulit memantau Gapoktan P-LDPM tahap Pasca Kemandirian, hal ini dikarenakan pendamping sudah tidak aktif lagi dalam membina Gapoktan yang seharusnya adanya dukungan melalui APBD II masingmasing Kabupaten dan APBD I dari provinsi untuk melanjutkan pembinaan Gapoktan Penguatan-LDPM tahap pasca kemandirian melalui dukungan APBD masing-masing.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
92
m) Provinsi Riau Sejak tahun 2009 hingga 2015, kegiatan penguatan-LDPM di Provinsi Riau telah menumbuhkan 13 Gapoktan, diantaranya : 3 LDPM tahap pasca kemandirian tahun 2009, untuk tahun 2010 tidak mendapatkan alokasi LDPM penumbuhan , 3 LDPM tahap pasca kemandirian tahun 2011, 3 LDPM tahap pasca kemandirian tahun 2012, untuk tahun 2013 tidak mendapatkan alokasi LDPM penumbuhan, untuk tahun 2015 tidak mendapatkan alokasi LDPM penumbuhan, serta
4 LDPM tahap penumbuhan tahun 2015.
Berikut ulasan laporan yang dilakukan di Provinsi Riau. Bersama ini disampaikan laporan hasil kegiatan yang kami laksanakan, dalam rangka pembinaan di Provinsi Riau kepada 4 Gapoktan kegiatan P-LDPM yang sudah diverifkasi dan tetapkan sebagai Gapoktan P-LDPM Tahap Penumbuhan Tahun 2015 di wilayah Riau, sebagai berikut : 1. Gapoktan Mekar Sari Gapoktan Mekar Sari, Desa Pematang Sikek Kecamatan Rimba Melintang, Kabupaten Rokan Hilir dengan pendirian Gapoktan pada tangggal 8 Juni 2009 oleh Kepala Cabang Dinas Pertanian dan Peternakan Rimba Melintang-Bangko Pusako. Gapoktan Mekar Sari dikepalai oleh bapak Karna, dengan Sekretaris M. Sanusi dan Bendahara : Supian. Jumlah anggota Gapoktan 321 orang yang tergabung dalam 10 kelompok tani dengan luas lahan sawah : 304 ha dan luas lahan hortikultura : 2 ha. Pendamping bernama Tomiri sebagai Penyuluh Petugas Lapangan Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rokan Hilir. Gapoktan Mekar Sari siap untuk melaksanakan kegiatan PLDPM, sampai saat ini persyaratan bansos sudah dilengkapi
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
93
dan dikirimkan ke KPPN, diharapkan paling lambat bulan Juli 2015 bansos sudah cair dan masuk ke rekening Gapoktan No 5404-01-000322-50-8 BRI Unit 5404 Bagansiapiapi. Rencana Usaha Gapoktan Mekar Sari dalam pemanfaatan bansos sebesar Rp 150 juta untuk : (1) Rehab gudang seluas (7 x 8) m = 56 m2 dengan kapasitas 40-50 ton beras/gabah, biaya sebesar Rp 30 juta; (2) cadangan pangan sebesar Rp 20 juta, dan (3) usaha distribusi/pemasaran sebesar Rp 100 juta terdiri atas pembelian gabah kering giling (GKG) Rp 70 juta dan pembelian beras Rp 30 juta. 2. Gapoktan Harapan Maju Gapoktan Harapan Maju, Desa Belading, Kecamatan Sabak Auh, Kabupaten Siak dengan pendirian Gapoktan pada tangggal 3 Juni 2009 oleh Kepala Cabang Dinas Pertanian Kabupaten Siak. Gapoktan Harapan Maju diketua oleh bapak Saemun, dengan Sekretaris M. Yemi dan Bendahara : Tumari. Jumlah anggota Gapoktan 505 orang yang tergabung dalam 15 kelompok tani (Poktan) dengan luas lahan sawah : 415 ha dan luas lahan kering : 625 ha. Pendamping Penyuluh Petugas Lapangan, Dinas Pertanian Kabupaten Siak. Gapoktan harapan Maju siap untuk melaksanakan kegiatan PLDPM, sampai saat ini persyaratan bansos sudah dilengkapi dan dikirimkan ke KPPN, diharapkan paling lambat bulan Juli 2015 bansos sudah cair dan SP2D sudah keluar. Rencana Usaha Gapoktan Harapan Maju dalam pemanfaatan bansos sebesar Rp 150 juta untuk : (1) Rehab gudang seluas dengan kapasitas 50-60 ton beras/gabah, biaya sebesar Rp 40 juta; (2) cadangan pangan sebesar Rp 10 juta, dan (3) usaha distribusi/pemasaran sebesar Rp 100 juta terdiri atas
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
94
pembelian gabah kering giling (GKG) Rp 70 juta dan pembelian beras Rp 30 juta. 3. Gapoktan Sumber Rejeki Gapoktan
Sumber
Rejeki,
Desa
Bungaraya
Kecamatan
Bungaraya, Kabupaten Siak dengan pendirian Gapoktan pada tangggal 26 Juli 2007 oleh Kepala Cabang Dinas Pertanian Kabupaten Siak. Gapoktan Sumber Rejeki diketuai oleh Sukarn, dengan Sekretaris Syaifuddin dan Bendahara : Haryadi. Jumlah anggota Gapoktan 412 orang yang tergabung dalam 12 kelompok tani dengan luas lahan sawah : 448 ha dan luas lahan kering : 22 ha. Pendamping bernama Nasir Rasidi sebagai
Penyuluh
Petugas
Lapangan
Badan
Pelaksana
Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Siak. Gapoktan Sumber Rejeki siap untuk melaksanakan kegiatan P-LDPM, sampai saat ini persyaratan bansos sudah dilengkapi dan dikirimkan ke KPPN, diharapkan paling lambat bulan Juli 2015 bansos sudah cair. Rencana Usaha Gapoktan Sumber Rejeki dalam pemanfaatan bansos sebesar Rp 150 juta untuk : (1) Rehab gudang seluas dengan kapasitas 50-60 ton beras/gabah, biaya sebesar Rp 40 juta; (2) cadangan pangan sebesar Rp 10 juta, dan (3) usaha distribusi/pemasaran sebesar Rp 100 juta terdiri atas pembelian gabah kering giling (GKG) Rp 70 juta dan pembelian beras Rp 30 juta. 4. Gapoktan Muara Baru Gapoktan Muara Baru, Desa Bungaraya Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak dengan pendirian Gapoktan pada tangggal 6 Juli 2007 oleh Kepala Badan Petanian Penyuluhan dan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
95
Indragiri Ilirdan Cabang Dinas Pertanian Kabupaten Indragiri Hilir. Gapoktan Muara Baru, bneranggotak Gapoktan 401 orang yang tergabung dalam 10 kelompok tani dengan luas lahan sawah : 448 ha dan luas lahan kering : 22 ha. Pendamping bernama Indra A.Med sebagai Penyuluh Petugas Lapangan Badan
Pelaksana
Penyuluhan
dan
Ketahanan
Pangan
Kabupaten Indragiri Hilir. Gapoktan Muara Barui siap untuk melaksanakan kegiatan PLDPM, sampai saat ini persyaratan bansos sudah dilengkapi dan dikirimkan ke KPPN, diharapkan paling lambat bulan Juli 2015 bansos sudah cair. Rencana Usaha Gapoktan Sumber Rejeki dalam pemanfaatan bansos sebesar Rp 150 juta untuk : (1) Rehab gudang seluas dengan kapasitas 50-60 ton beras/gabah, biaya sebesar Rp 30 juta; (2) cadangan pangan sebesar Rp 20 juta, dan (3) usaha distribusi/pemasaran sebesar Rp 100 juta terdiri atas pembelian gabah kering giling (GKG) Rp 70 juta dan pembelian beras Rp 30 juta. n) Provinsi Gorontalo Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Gorontalo telah mempunyai 42 Gapoktan LDPM terdiri dari 30 LDPM pasca kemandirian 2009, untuk tahun 2010 tidak ada alokasi penumbuhan tahun 2010, 4 LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 4 LDPM tahap pasca Kemandirian
2012,
untuk
tahun
2013
tidak
ada
alokasi
penumbuhan tahun 2013, untuk tahun 2015 tidak ada alokasi penumbuhan tahun 2015, serta 4 LDPM tahap penumbuhan tahun 2015. Berikut ulasan laporan hasil pemantauan yang dilakukan di provinsi Gorontalo.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
96
1. Gapoktan Harapan Tani Merupakan
Gapoktan
Tahap
Pasca
Kemandirian
(
penumbuhan tahun 2012) yang beralamat di desa Molowahu, Kecamatan
Tibawa,
Kabupaten
Gorontalo,
Provinsi
Gorontalo. Gapoktan Harapan Tani adalah Gapoktan yang sebelum mendapatkan bantuan Bansos LDPM sudah pernah juga mendapatkan Dana PUAP,Melihat dari RUG awaal Gapoktan , Gapoktan mengalokasikan Rp.45.000.000,- untuk gudang, unti distribusi Rp.95.004.000,- dan cadangan pangan Rp. 9.996.000. posisi yang ada diunit distribusi per april 2015 adalah Rp. 100.828.180,- , sedangkan untuk cadangan pangan masih ada di pengurus lama untuk wujud fisiknya dan ada beberapa pinjaman juga dianggota yang belum dikembalikan. Rapat anggota tahunan sudah dilaksanakan pada bulan November 2015. Tercatat bahwa keuntungan yang didapat adalah Rp. 34.632.015 per 30 September 2015. Permasalahan yang dihadapi oleh Gapoktan adalah setelah terjadi pergantian kepengurusan Gapoktan ada permasalahan keterlambatan penyerahan aset Gapoktan (periode November 2015 sd April 2015) Posisi terakhir sd pemantauan yang dilakukan tercatat Gapoktan sudah melakukan pembelian dari April sd September Rp. 132.075.000,- , penjualan Rp. 101.500.000,- serta sisa barang yang ada di Gudang Gapoktan sebesar 3, 65 ton . Gapoktan sudah memiliki kemitraan dengan pihak lain akan tetapi terbentur dengan adanya kesanggupan kontinyuitas pasokan dari Gapoktan ke mitra. Oleh karena itu jalan keluarnya yang akan dibuat adalah dengan membuat asosiasi Gapoktan se Gorontalo. Keterlibatan pendamping sampai dengan saat ini masih aktif setiap 2 minggu pendamping rutin mendampingi Gapoktan dan tim tekhnis dan tim pembina
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
97
rutin melakukan pembinaan. Laporan adalah salah satu kendala Gapoktan khususnya utk laporan mingguan via SMS.
2. Gapoktan Huluya ( Gapoktan Penumbuhan 2015) Merupakan
Gapoktan
tahap
penumbuhan
2015
yang
beralamat di : Desa Molomahu, Kecamatan Tulubala, Kabupaten Gorontalo. Ketua Gapoktan Bapak Nurdin Hasan, Sekertaris Bapak Haris Hasan, Sekertaris Bu Mastin saa bani, Ketua unit distribusi bapak Dixon Husain, Ketua unit cadangan pangan Bapak Yunus Patilima.
Gapoktan huluya
juga sebelumnya sudah pernah menerima bantuan sosial PUAP, Gapoktan berdiri tahun 2008 dengan pengukuhan kepala
desa
dana
bansos
penumbuhan
sebesar
Rp.
150.000.000,- juta masuk ke rekening Gapoktan tanggal 22 mei 2015. RUG yang dibuat oleh Gapoktan untuk gudang Rp. 45.000.000,- Juta, unit distribusi Rp. 89.320.000,- unit cadangan pangan Rp. 33.800.000,-. Posisi per tanggal 4 November 2015 stok yang ada digudang cadangan pangan adalah 2 ton dan di stok di unit distribusi adalah 28.127 ton. Keuntungan yang di dapatkan Gapoktan sd 4 November 2015 adalah sekitar
kurang lebih Rp.
20.000.000,-
3. Gapoktan Tunas Indah ( Gapoktan tahap penumbuhan tahun 2015) Merupakan Gapoktan tahap penumbuhan tahun 2015 yang beralamat di
Desa Molopatodo, Kecamatan Bongomeme,
Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Ketua Bapak Sofwan Edi, Sekertaris : Ripon Koba, Bendahara: Anice Supu, Unit Distribusi ketua Anice Supu, Unit Distribusi bendahara Sumitro Zakaria, Unit cadangan pangan ketua Hendrik Adam, Unit cadangan pangan bendahara Arso Musa . Sesuai Rug yang Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
98
disusun oleh Gapoktan untuk gudang Rp. 45.000.000, untuk unit distribusi Rp.87.750.000,- , untuk unit cadangan pangan Rp. 17.250.000,- . jika dilihat dari aspek administrasi pembukuan ada 5 buku yang dimiliki oleh Gapoktan , untuk status kepemilikan lahan untuk gudang adalah hibah dan sampai dengan saat ini sedang proses untuk di akta notariskan. Sesuai kesepakatan didapat untuk pengembalian cadangan pangan yaitu 3 % dari peminjaman. Keuntungan yang didapat Gapoktan sd waktu pemantauan yang kami lakukan sebesar Rp. 5.056.650,- .
4. Gapoktan Tani Sejahtera ( Gapoktan tahap penumbuhan tahun 2015) Merupakan Gapoktan tahap penumbuhan tahun 2015 yang beralamat
di
Desa
Dotohe
Barat,
Kecamatan
Kabila,
Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Ketua : Ahmad Mananaiya. Dana bansos P-LDPM sudah cair pada tanggal 22 Mei . Sesuai RUG yang telah disusun oleh Gapoktan untuk gudang sebesar Rp. 50.000.000,-, untuk unit distribusi sebesar Rp. 80.000.000,-, untuk unit cadangan pangan sebesar Rp. 20 juta. Untuk status kepemilikan Tanah atau akta hibah sudah tidak ada permasalahan. Untuk alokasi unit cadangan pangan sudah ada pembelian yaitu sebesar Rp. 19.760.000,- setara 2 ton 600 kg untuk gabah, konversi yang disepakti untuk peminjaman adalah sebesar 10 %. Untuk unit distribusi pembelian yang sudah dilakukan sebesar Rp. 45.000.000,- setara 9 ton 600 kg. 5. Gapoktan Damai Sejahtera ( Gapoktan tahap penumbuhan 2015) Merupakan Gapoktan tahap Penumbuhan tahun 2015, yang berlamat di Desa Helumo, Kecamatan Mootilango, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Ketua Gapoktan : Sartun Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
99
Datau. Berdasarkan RUG yang telah disusun oleh Gapoktan Alokasi Dana Bansos P-LDPM tahap Penumbuhan adalah sebagai berikut : Rp. 50.000.000,- untuk gudang (Swadaya) , Unit distribusi Rp. 131.250.000,- dan cadangan pangan Rp. 18.750.000,- setara gabah sebesar 2 ton, 568 kg. keuntungan yang didapatkan Gapoktan Rp. 4.860.000,-
6. Kesimpulan dan Saran :
Pelaksanaan Kegiatan P-LDPM khususnya di Provinsi Gorontalo sudah dilaksanakan sejak tahun 2009 dengan bimbingan yang baik dari Tim Pembina provinsi
dan
Tim
Tekhnis
Kabupaten
sehingga
pelaksanaanya terkendali
Kualitas
SDM
berpengaruh
yang
dimiliki
terhadap
oleh
Gapoktan
keberhasilan
Gapoktan
kedepannya.
Pembukuan dan Pelaporan yang dilakukan oleh Gapoktan penumbuhan tahun 2015 pada dasarnya sudah benar formatnya akan tetapi masih perlu adanya
sedikit
koreksi
dari
Pendamping,
Tim
Pembina atau tim Tekhnis, oleh karena itu Provinsi selaku
Tim
Tekhnis
sepakat
untuk
melakukan
pertemuan khusus membahas mengenai Pembukuan dan pelaporan.
Pembukaan Komoditas yang dilakukan untuk mengisi waktu sebelum adanya panen disambut baik oleh Gapoktan untuk mengembangkan usaha jual belinya pada sektor pangan pokok lokal strategis lainnya yang sudah ditentukan sesuai pedoman kegiatan PLDPM tahun 2015.
Untuk Gapoktan Penumbuhan hal mengenai Status Gudang
Gapoktan
diharapkan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
jelas
sebelum
100
Gapoktan mendapatkan persetujuan pemberian dana bansos yang langsung di kirim ke rekening Gapoktan.
Gapoktan harus melakukan RAT atau Stock Opname 1 tahun sekali
o) Provinsi Sulawesi Tenggara Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Sulawesi Tenggara telah mempunyai
25
Gapoktan LDPM terdiri dari 14 LDPM pasca
kemandirian 2009, 2 LDPM tahap pasca kemandirian tahun 2010, 3 LDPM tahap pasca kemandirian tahun 2011, 3 LDPM tahap pasca kemandirian 2012, untuk tahun 2013 tidak ada alokasi penumbuhan tahun 2013, untuk tahun 2015 tidak ada alokasi penumbuhan tahun 2015, serta 3 LDPM tahap penumbuhan tahun 2015. Berikut ulasan laporan hasil pemantauan yang dilakukan di provinsi Sulawesi Tenggara. 1. Gapoktan Laloondibu, Konawe Gapoktan Laloondibu oleh Sawaludin
merupakan Gapoktan yang diketahui
berlokasi di Desa Lamokuni, Kecamatan
Wonggeduku Barat. Gapoktan yang berdiri tahun 2015 merupakan Gapoktan baru pecahan dari Gapoktan induk. Karena adanya pemekaran desa, maka Gapoktan juga dibentuk baru. Gapoktan induk dibentuk tahun 2007. Gapoktan Laloondibu memiliki 5 poktan dan memiliki jumlah anggota sebanyak 134 orang. Berikut ini perkembangan Gapoktan hingga kini:
Aspek kelembagaan Gapoktan Gapoktan September
Laloondibu 2015
dibentuk
dengan
pada
tanggal
pengukuhan
1
Camat
Wonggeduku Barat. Gapoktan ini masih sangat baru dan butuh pendampingan agar setiap unit distribusi maupun cadangan pangan dapat berfungsi dengan baik, khususnya dalam pencatatan. Kepengurusan Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
101
telah dibentuk yang terdiri dari ketua, bendahara, sekretaris, pengelola unit distribusi dan unit cadangan pangan. Pembukuan telah dilakukan dengan baik. Buku yang dimiliki lengkap, sesuai dengan yang ditetapkan, namun masih perlu perbaikan dalam pencatatan administrasinya.
Aspek unit distribusi pangan Pelaksanaan kegiatan distribusi pangan dilakukan oleh pengelola unit distribusi. Rencana kegiatan yang disusun
dalam
RUG
dalam
pembelian
gabah/beras/jagung merencanakan pembelian beras sebanyak 13,25 ton atau senilai 119.250.000, 12 ton GKP senilai 51.600.000. Pencatatan pembukuan mulai dicatat secara rapi. Hal tersebut atas arahan dan bimbingan pendamping.
Harga pembelian beras
adalah 8.200, GKG 4.500 dan GKP 4.300. hal tersebut sesuai dengan HPP yang telah ditetapkan pemerintah.
Aspek unit cadangan pangan Untuk
unit
membangun
cadangan gudang
pangan, yang
Gapoktan cukup
telah
memadai.
Pembangunan telah selesai di bangun pada bulan Agustus, dengan biaya senilai 43.300.000 yang berasal dari dana bansos LDPM sebesar 35.000.000 dan sisanya dari swadaya anggota Gapoktan. Dalam RUG, rencana pengadaan cadangan pangan sebanyak 5,5 ton beras senilai 49.500.000. Saat ini terdapat 2 ton beras dan 3 ton GKG di gudang. Pencatatan telah dilakukan dengan baik dan perlu ditingkatkan lagi. 2. Gapoktan Sejahtera, Kabupaten Konawe
Aspek manajerial Gapoktan Gapoktan Sejahtera dibentuk pada tanggal 20 Januari 2008 diketuai oleh Muharam yang terletak di desa Awuliti, Kecamatan Lambuya, Kabupaten Konawe.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
102
Anggota saat ini berjumlah 172 orang yang tergabung dalam 8 poktan. Kepengurusan Gapoktan yang terdiri dari ketua, bendahara, sekretaris, unit distribusi dan cadangan pangan.
Aspek unit distribusi pangan Kepengurusan unit distribusi pangan dibentuk barubaru ini untuk melaksanakan kegiatan jual beli gabah/beras/jagung dalam kegiatan distribusi pangan. Dalam
RUG,
direncanakan
akan
membeli
GKG
sebanyak 6 ton senilai 24 juta dan sudah mulai melaksanakan kegiatan jual beli gabah/beras/jagung. Disaat daerah lain gagal panen, Gapoktan Sejahtera mendapatkan hasil panen yang melimpah karena sawah garapan mendapatkan aliran air dari irigasi tersier. Pencatatan yang dilakukan oleh Gapoktan cukup baik, namun masih perlu adanya perbaikan, khususnya dalam tutup buku pencatatan setiap bulan. Pada waktu pemantauan, terdapat 50 juta rupiah yang berada dalam kas distribusi. Hal tersebut sangat beresiko, karena rawan penyalah gunaan maupun kriminal.
Aspek unit cadangan pangan Pelaksanaan unit cadangan pangan diawali dengan pembangunan gudang yang berada dekat dengan tempat tinggal ketua. Dalam peminjaman cadangan pangan, setiap peminjaman 50 kg mengembalikan 75 kg, sehingga terkendala pengembalian anggota ke Gapoktan. Untuk mengatasinya, pengurus jemput bola untuk mengambil hasil peminjaman anggota. Saat ini terdapat 800 kg stok beras di gudang.
3. Kesimpulan dan Saran
Pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM di Kabupaten Konawe relatif berjalan dengan baik, khususnya
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
103
kegiatan unit distribusi pangan. Pencatatan telah dilakukan dengan baik, namun masih perlu perbaikan.
Masih ditemukan dana tunai di kas unit distribusi. Hal tersebut
sangat
beresiko
dalam
penyelewengan
maupun tindak kejahatan, seperti pencurian, dsb. Disarankan untuk memasukan ke dalam rekening Gapoktan karena masa panen juga masih lama untuk menghindari penyalah gunaan dana.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. pada Tahun 2015 adalah sebanyak 358 Gapoktan.
Jumlah tersebut
terdiri dari 203 Gapoktan Tahap Penumbuhan, 38 Gapoktan Tahap Pengembangan dan 117 Gapoktan Tahap Kemandirian. Meskipun untuk Gapoktan Tahap Kemandirian sudah tidak menerima bantuan dana bansos, tetapi masih dilakukan pembinaan yang didanai APBN. 2. Realisasi pemberdayaan Gapoktan selaku lembaga distribusi pangan pada tahun 2015 adalah 341 Gapoktan atau mencapai 99,4% dari target 343 Gapoktan. Jika ditinjau per tahapnya, realisasi penumbuhan Gapoktan adalah 203 Gapoktan atau 100% dari target, realisasi pemberdayaan untuk tahap pengembangan adalah 36 atau 94,7% dari target 38 Gapoktan dan untuk tahap kemandirian terealisasi 102 Gapoktan atau 87.2% dari target 117 Gapoktan. 3. Gapoktan yang ditumbuhkan pada tahun 2015 atau Tahap Penumbuhan, seluruhnya sudah mencairkan dana Bansos yang dialokasikan senilai Rp 150 juta.
Sesuai pedoman kegiatan, dana bansos tersebut digunakan
untuk pembangunan/rehabilitasi gudang, modal pembelian gabah/jagung bagi kegiatan distribusi pangan dan penyediaan cadangan pangan. Realisasi dana bansos Penguatan LDPM Tahap Penumbuhan mencapai 100% (tersalur kepada 203 Gapoktan dari target 203 Gapoktan). 4. Gapoktan Tahap Pengembangan yang ditargetkan sejumlah 38 Gapoktan. Realisasi pencairan dana Bansos untuk tahap pengembangan yang ditargetkan tersalur pada 38 Gapoktan tersalur sebanyak 36 Gapoktan atau mencapai 94,7%.
Provinsi yang tidak mencapai 100% dalam
pencairan dana bansos Penguatan LDPM Tahap Pengembangan adalah Sumatera Barat ada 2 Gapoktan. 5. Pembinaan terhadap Gapoktan Tahap Kemandirian pada Tahun 2015 yang ditargetkan terlaksana bagi 117 Gapoktan, dikarenakan ada 15 Gapoktan pada tahun 2015 yang seharusnya masuk pada tahap pengembangan tidak memenuhi persayaratan pencairan LDPM maka pada tahun 2015 tidak Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
105
masuk dalam tahap kemandirian, sehingga jumlah Gapoktan tahap kemandirian pada tahun 2015 hanya terealisasi sebanyak 102 Gapoktan. 6. Pelaksana kegiatan Penguatan-LDPM Tahap Kemandirian (tahun ketiga) di 26 (dua puluh enam) provinsi untuk memberdayakan 36 (tiga puluh enam)
Gapoktan
(tahap
penumbuhan
tahun
2013).
Pada
tahap
kemandirian tersebut gapoktan sudah tidak menerima dana bansos lagi tetapi masih mendapatkan pendampingan dan pembinaan. Sampai dengan tahap kemandirian, rata-rata perkembangan dana bansos Gapoktan lebih besar dari alokasi yang diterimanya, rata-rata meningkat sebesar 5 – 10 %, meskipun ada yang mencapai lebih dari 30 % namun jumlahnya sangat kecil. Untuk keberlanjutan pengembangan usaha gapoktan, maka pembinaan gapoktan Penguatan-LDPM tahap pasca kemandirian akan diserahkan kepada provinsi. 7. Gapoktan penerima P-LDPM Tahap pengembangan menunjukkan kinerja yang cukup baik dalam memanfaatkan dana bansos yang sudah diterima sebesar Rp 150 juta, yaitu dalam pembuatan gudang Gapoktan dengan alokasi dana 35 – 40 juta kualitas gudang yang dibuat hasilnya cukup baik. Rata-rata tahap pengembangan sudah lebih dua (2) kali perputaran terkecuali utk 2 Gapoktan tahap pengembangan di sumbar yang tidak bisa mencairkan dana pengembangan dikarenakan tidak memenuhi kriteria pedoman 8. Tim Pembina Kabupaten dan Tim Teknis Kabupaten menunjukkan komitmen yang sangat baik dengan adanya pemantauan secara berkala dan pengawalan kegiatan P-LDPM di Lapangan dengan adanya pertemuan rutin pendamping setiap bulan dan Petunjuk Teknis yang dibuat sebagai rambu-rambu pembinaan pendamping kepada Gapoktan P-LDPM. Namun hasil evaluasi kondisi Gapoktan berbanding lurus dengan tingkat komitmen aparat kabupaten/provinsi, artinya bahwa Gapoktan akan menunjukkan kinerja yang baik apabila didukung oleh pembinaan yang intensip dari provinsi, kabupaten, dan pendamping secara otomatis akan mengikuti. 9. Gapoktan penerima P-LDPM semuanya sudah dicatatkan ke Notaris sehingga sudah mempunyai legal formal sebagai lembaga Gapoktan. Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
106
10. Gapoktan penerima P-LDPM Tahap penumbuhan menunjukkan kinerja yang cukup baik dalam memanfaatkan dana bansos yang sudah diterima sebesar Rp 150 juta, yaitu dalam pembuatan gudang Gapoktan dengan alokasi dana 30 juta kualitas gudang yang dibuat hasilnya bernilai 2 kali dana bansos. Sedangkan untuk tahap pengembangan rata-rata sudah lebih dua (2) kali perputaran sehingga dari hasil verifikasi diperkirakan dari 12 calon penerima bansos tahap pengembangan, hanya 10 gapoktanyang dapat menerima karena saat pemantauan proses tutup buku masih berlangsung (tanggal 12 September 2015). 11. Gapoktan penerima P-LDPM semuanya sudah dicatatkan ke Notaris sehingga sudah mempunyai legal formal sebagai lembaga Gapoktan. B.
Saran
1. Bahwa
keberhasilan
Gapoktan
berbanding
lurus
dengan
tingkat
pembinaan dan pengawalan Tim Provinsi dan Kabupaten, maka dalam dinamika pembinaan pengembangan usaha yang terjadi di gapoktan perlu adanya pelatihan kepada pengurus gapoktan dalam hal manajemen pemasaran dan pengelolaan cadangan pangan oleh Tim Pembina Provinsi/Tim Teknis Kabupaten sehingga pengurus Gapoktan dapat terampil dalam manajemen pemasaran, pengelolaan cadangan pangan, hingga pelaporan baik dalam pembukuan maupun melalui sms center 2. Mengingat pada gapoktan Penguatan-LDPM tahap kemandirian tidak lagi mendapatkan bansos sebagai tambahan modal, maka perlu pembinaan secara
intensif
kepada
Gapoktan
pada
tahap
penumbuhan
dan
pengembangan agar dapat berkembang dalam memasuki tahap mandiri, ke depan diharapkan dapat menjadi cikal bakal lembaga keuangan pedesaan yang bermitra dengan perbankan/lembaga keuangan lainnya dalam mengakses modal. 3. Permasalahan
yang dihadapi
dalam memfasilitasi
Gapoktan
oleh
Pendamping adalah jumlah pembukuan yang dirasakan terlalu banyak, serta pengisian buku keuangan yang dirasakaan sulit oleh pengurus Gapoktan, oleh sebab itu perlu penyederhanaan pembukuan. Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
107
4. Pengirman laporan melalui SMS center masih dirasakan sulit bagi gapoktan, terutama belum adanya jawaban laporan sms yang dikirimkan apakah sudah diterima dan benar atau sebaliknya. Dengan demikian untuk
laporan
melalui
sms
center
perlu
penyederanaan
cara
memasukkan/entry laporan yang dikirimkan dan sekaligus pengirim mendapat jawaban bahwa sms yang sudah dikirim benar atau salah.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
108
Rekapitulasi Database Gapoktan Kegiatan Penguatan-LDPM Tahun 2009-2015 No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Provinsi
Jumlah Jumlah Kabupaten/Kota Kecamatan Tahun 2009-2015
Jumlah Gapoktan Tahap Penumbuhan Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
3 13 12 3 0 4 2 16 17 7 6 21 26 24 3 8 7 6 12 3 0 18 0 6 3 9 4 0 2
5 15 13 3 0 4 2 16 21 8 11 27 31 29 4 9 7 7 13 3 0 21 3 7 3 13 4 0 2
3 5 0 0 0 0 0 5 6 3 4 8 8 8 0 6 0 5 6 0 0 6 0 2 0 0 0 0 0
0 0 4 0 0 0 0 0 6 3 4 0 0 6 0 0 0 5 0 0 0 8 0 2 0 0 0 0 0
7 7 8 4 2 3 3 12 11 8 6 23 23 19 2 7 6 8 7 0 0 17 2 6 3 5 4 0 0
33 91 86 13 2 33 10 62 106 39 54 161 166 174 38 55 39 46 62 9 2 110 10 38 25 67 42 3 6
235
281
75
38
203
1582
NAD Sumut Sumbar Riau Kepri Jambi Bengkulu Sumsel Lampung Banten DIY Jabar Jateng Jatim Bali NTB NTT Kalbar Kalsel Kalteng Kaltim Sulsel Sulbar Sulteng Sultra Sulut Gorontalo Papua Maluku
12 14 14 5 2 8 4 10 9 4 4 20 29 27 4 8 12 9 12 5 2 19 4 8 5 9 5 1 5
32 76 64 11 2 28 10 29 59 34 39 147 137 166 19 43 33 41 50 7 2 87 10 30 20 48 27 3 6
33 91 84 13 2 33 10 61 106 38 53 161 166 173 38 55 39 46 62 9 2 110 10 38 25 67 42 3 6
11 41 41 3 0 20 3 3 25 3 20 49 54 54 26 20 14 8 18 3 2 26 5 10 14 40 30 3 0
4 10 8 0 0 2 0 10 20 7 3 33 24 34 3 5 5 7 6 0 0 14 0 5 2 0 0 0 2
TOTAL
270
1260
1576
546
204
TOTAL GAPOKTAN 2009-2015
JUMLAH GAPOKTAN PER PROVINSI
Jumlah Desa
1582
KUESIONER UNTUK GAPOKTAN
1.
Pengelolaan Pembukuan Gapoktan Gapoktan Pengembangan a. Buku apa saja yang sudah dimiliki ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..……………………….. b. Sejauh mana pengisian buku yang ada di gapoktan tersebut, gali permasalahan/ kendala yang dihadapi ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..…….. c. Bagaimana kesiapan unit usaha distribusi dan unit usaha cadangan pangan dari aspek struktur organisasi maupun SDMnya. ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..…….. d. Cek pengisian pembukuan di unit distribusi dan unit cadangan pangan ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..…….. e. Berapa kali perputaran dana bansos di unit distribusi ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..…….. f. Gali permasalahan yang ada ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..…….. g. Cek dana di kas dan di buku bank ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..……..
2.
Gapoktan Kemandirian a. Cek pengisian pembukuan di unit distribusi dan unit cadangan pangan ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..……..
1
b. Berapa kali perputaran dana bansos di unit distribusi ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..…….. c. Gali permasalahan yang ada ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..…….. d. Cek dana di kas dan di buku bank ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..…….. 3.
4.
Cadangan Pangan (Tahap Penumbuhan, Pengembangan dan Kemandirian)
Apakah Gudang sesuai dengan RUG ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..……..
Apakah di Gudang tersedia cadangan pangan, jika ia Berapa jumlah cadangan yang ada di gudang ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..……..
Jika tidak Berapa jumlah cadangan pangan yang dipinjam ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..……..
Berapa persen kenaikan jumlah cadangan pangan ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..……..
Kendala apa yang dijumpai dalam mengembangkan cadangan pangan ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..……..
Apa saran untuk mengatasi kendala tersebut ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..……..
Kemitraan (diutamakan tahap Pengembangan dan Kemandirian)
Apakah gapoktan sudah mempunyai kerjasama dengan pihak lain ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..……..
Bila sudah ada sebutkan bentuk kerjasamanya ………………………………………………………………………………………. 2
……………………………………………………………..……..
5.
Kendala apa yang dijumpai dalam mengembangkan kemitraan ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..……..
Saran yang diberikan untuk mengatasi masalah yang dihadapi gapoktan dalam mengembangkan kemitraan ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..……..
Pelaporan (melalui SMS, laporan bulanan, dan 2 bulanan) Kendala apa yang dihadapi ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..…….. Saran perbaikan ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………..……..
6.
Minta profil Gapoktan th 2012-2014 minimal 2 Gapoktan yang akan menjadi unggulan daerah isinya a.
Keberhasilan Gapoktan yang dapat dicontoh oleh Gapoktan lainnya
b.
Kemitraan yang telah dilakukan (sebutkan)
c.
Jenis-jenis usaha yang telah dikembangkan oleh gapoktan (pengolahan,packing dll)
7.
Membawa laporan perkembangan SMS untuk masing-masing provinsi
8.
Minta laporan 2 bulanan
3
KUESIONER KOORDINASI DAN KONSOLIDASI KEGIATAN PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT
PENGANTAR
1.
Kuesioner ini ditujukan kepada Tim Teknis Kabupaten/Kota penerima dana bansos Kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan-LDPM) bagi Gapoktan pada Tahap Penumbuhan (2015), Tahap Pengembangan (2014), dan Tahap Kemandirian (2013).
2.
Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penilaian dalam rangka Koordinasi dan Konsolidasi kegiatan Penguatan-LDPM di daerah.
3.
Pengisian kuesioner ini murni dilakukan dalam rangka tugas kedinasan bukan untuk maksud dan tujuan lain yang dirasakan akan merugikan oleh Bapak/Ibu/Sdr/Sdri sebagai Tim Teknis Kabupaten/Kota.
4.
Guna memperlancar kegiatan ini, kami mohon kesediaan waktu Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dan bantuannya untuk menjawab seluruh pertanyaan yang tersedia pada kuesioner ini.
5.
Jawaban yang diberikan oleh Bapak/Ibu/Sdr/Sdri tidak ada yang salah. Jawaban yang diberikan adalah benar semua karena kami hanya ingin mengetahui respon dari Bapak/Ibu/Sdr/Sdri terkait dengan pertanyaan yang diajukan.
6. Jawaban yang diberikan oleh Bapak/Ibu/Sdr/Sdri sangat berguna bagi bahan evaluasi kegiatan Penguatan-LDPM.
7. Atas partisipasi dan bantuan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
I.
II.
IDENTITAS RESPONDEN 1
Nama
:
2
Instansi
:
3
Alamat Instansi
:
4
Telp/Faks
:
5
Jabatan
:
6
Nomor HP
:
PERTANYAAN KUESIONER
A. PERSIAPAN 1.
Apakah Tim Teknis Kabupaten/Kota hadir pada apresiasi aparat Kegiatan Penguatan-LDPM tahun 2015 yang diadakan oleh pusat di Bandung pada awal tahun?
a) jika ya, siapa yang hadir dan apakah materi yang diberikan pada acara tersebut dapat dipahami dengan baik? Bila tidak apa alasannya?
b) jika tidak hadir, apa kendalanya dan upaya apa yang dilakukan untuk mendapatkan informasi dan materi dari acara tersebut?
2.
Apakah Tim Teknis pendapat pengarahan dan sosialisasi dari provinsi dalam pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM tahun 2015?
3.
Apakah Tim Teknis Kabupaten/Kota telah menyusun Petunjuk Teknis Kegiatan Penguatan-LDPM Tahun 2015 untuk Tahap Penumbuhan, Tahap Pengembangan, dan Tahap Kemandirian yang sesuai dengan Pedoman Umum dan Pedoman Teknis Kegiatan Penguatan-LDPM Tahun 2015?
a) jika sudah, lampirkan Juknis kegiatan Penguatan-LDPM b) jika belum, kemukakan alasan dan kendala
4.
Kapan Juknis Kegiatan Penguatan-LDPM tahun 2015 selesai dibuat?
5.
Apakah Juknis Kegiatan Penguatan-LDPM tahun 2015 sudah disosialisasikan kepada Pendamping dan Gapoktan?
6.
Bagaimana cara saudara mensosialisasikan Kegiatan Penguatan-LDPM ke Gapoktan/masyarakat?
7.
Kendala-kendala apa yang ditemui dalam mensosialisasikan kegiatan kepada Gapoktan Tahap Penumbuhan, dan/atau Tahap Pengembangan, dan/atau Tahap Kemandirian serta bagaimana mengatasinya?
B. PENCAIRAN TAHAP PENUMBUHAN (bagi daerah yang memiliki tahap penumbuhan) 1. Bagaimana cara menseleksi Gapoktan Tahap Penumbuhan Kegiatan Penguatan-LDPM? (Lampirkan
form seleksi Gapoktan)
2. Kendala-kendala apa yang ditemui dalam menseleksi Gapoktan Tahap Penumbuhan Kegiatan Penguatan-LDPM dan bagaimana mengatasinya?
3. Bagaimana proses pengusulan Gapoktan Tahap Penumbuhan Kegiatan Penguatan-LDPM untuk dilakukan verifikasi oleh provinsi? Apakah jumlah yang diusulkan lebih dari target yang dialokasikan? jika kurang dengan target alokasi jelaskan?
4. Kendala-kendala apa yang ditemui dalam pengusulan Gapoktan Tahap Penumbuhan Kegiatan Penguatan-LDPM ke provinsi dan bagaimana mengatasinya?
5. Bagaimana proses penyeleksian pendamping Tahap Penumbuhan? (Lampirkan skema/proses seleksi
awal hingga akhir dan hasil seleksi untuk diajukan ke Tim Pembina Provinsi)
6. Kendala apa yang dihadapi dalam penyeleksian pendamping Tahap Penumbuhan dan bagaimana mengatasinya?
7. Apakah pencairan dana bansos Tahap Penumbuhan telah dilaksanakan? Apabila sudah dilakukan pencairan, kapan tepatnya waktu pencairan?
8. Apakah pencairan dana bansos Tahap Penumbuhan dirasakan cepat atau lambat? dan kendala apa saja yang dihadapi dalam pencairan dana bansos tersebut?
C. PENCAIRAN TAHAP PENGEMBANGAN (bagi daerah yang memiliki tahap pengembangan) 1. Bagaimana cara saudara melakukan evaluasi Gapoktan Tahap Pengembangan Kegiatan PenguatanLDPM? (Lampirkan form evaluasi Gapoktan)
2. Kendala-kendala apa yang ditemui dalam melakukan evaluasi Gapoktan Tahap Pengembangan Kegiatan Penguatan-LDPM dan bagaimana mengatasinya?
3. Bagaimana proses pengusulan Gapoktan Tahap Pengembangan Kegiatan Penguatan-LDPM ke provinsi?
4. Kendala-kendala apa yang ditemui dalam pengusulan Gapoktan Tahap Pengembangan Kegiatan Penguatan-LDPM ke provinsi dan bagaimana mengatasinya?
5. Bagaimana proses melakukan evaluasi kinerja pendamping Tahap Pengembangan? (Lampirkan form
evaluasi kinerja pendampingnya)
6. Kendala apa yang dihadapi dalam melakukan evaluasi pendamping Tahap Pengembangan dan bagaimana mengatasinya?
7. Apakah pencairan dana bansos Tahap Pengembangan telah dilaksanakan? Apabila sudah dilakukan pencairan, kapan tepatnya waktu pencairan?
8. Apakah pencairan dana bansos Tahap Pengembangan dirasakan cepat atau lambat? dan kendala apa saja yang dihadapi dalam pencairan dana? D. PEMANFAATAN DANA 1. Lampirkan rencana usaha Gapoktan tahun 2015 2. Untuk Gapoktan 2009, hingga saat ini sudah mengalami berapa kali putaran dari modal awal yang diterima? Berpa total pembelian dan penjualannya? Serta berapa total pemuoukan cadangan pangannya?
(Lampirkan pelaporannya dalam bentuk tabel)
3. Untuk Gapoktan 2010, hingga saat ini sudah mengalami berapa kali putaran dari modal awal yang diterima? Berpa total pembelian dan penjualannya? Serta berapa total pemuoukan cadangan pangannya?
(Lampirkan pelaporannya dalam bentuk tabel)
4. Untuk Gapoktan 2013, hingga saat ini sudah mengalami berapa kali putaran dari modal awal yang diterima? Berpa total pembelian dan penjualannya? Serta berapa total pemuoukan cadangan pangannya?
(Lampirkan pelaporannya dalam bentuk tabel)
5. Untuk Gapoktan 2014, hingga saat ini sudah mengalami berapa kali putaran dari modal awal yang diterima? Berpa total pembelian dan penjualannya? Serta berapa total pemuoukan cadangan pangannya?
(Lampirkan pelaporannya dalam bentuk tabel)
6. Untuk Gapoktan 2015, hingga saat ini sudah mengalami berapa kali putaran dari modal awal yang diterima? Berpa total pembelian dan penjualannya? Serta berapa total pemuoukan cadangan pangannya?
(Lampirkan pelaporannya dalam bentuk tabel)
E. PEMANTAUAN, PEMBINAAN, DAN PELAPORAN
1. Apakah ada pertemuan rutin dengan Gapoktan?jika ada setiap berapa kali sekali?
2. Bimbingan teknis apa saja yang telah dilakukan kepada Gapoktan? (lampirkan laporannya)
3. Bimbingan teknis apa saja yang telah dilakukan kepada pendamping? (lampirkan laporannya)
4. Bagaimana pelaporan bulanan Gapoktan selama ini?
5. Apakah penyampaian laporan bulanan gapoktan ke Tim Teknis Kabupaten/Kota tepat waktu ?jika tidak
tepat waktu kenapa?
6. Kendala apa saja yang dihadapi oleh Gapoktan dalam membuat laporan dan bagaimana mengatasinya?
7. Upaya apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan kinerja Gapoktan dan pendamping yang akan dan telah masuk Tahap Kemandirian?
Terima kasih atas kesediaan waktunya untuk menjawab pertanyaan