Kode Judul: S 5
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
RISET PENGEMBANGAN PARIWISATA PULAU FLORES: PENILAIAN (ASSESSMENT) POTENSI ALAM DAN BUDAYA FLORES SEBAGAI DESTINASI WISATA DI KAWASAN TIMUR INDONESIA
KEMENTERIAN/LEMBAGA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
Peneliti/perekayasa: 1. 2. 3. 4. 5.
Drs. Roby Ardiwidjaja, MBIT Drs. Bambang Budi Utomo Basuki Antariksa SH, MM Ir. M. Fadlan S Dr. Ali Akbar
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2012
0
LEMBAR PENGESAHAN
: Riset Pengembangan Pariwisata Pulau Flores:
Judul Penelitian
Penilaian
(assessment)
Potensi
Alam
dan
Budaya Flores Sebagai Destinasi Wisata di Kawasan Timur Indonesia Fokus Bidang Prioritas
: Bidang Pengembangan Kawasan Strategis
Kode Produk Target
: 5.c
Kode Kegiatan
: S.5
Lokasi Penelitian
: Pulau Flores
Penelitian Tahun Ke
: 1 (satu)
Keterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola Penelittian A. Lembaga Pelaksana Penelitian Nama Peneliti Utama
Drs. Roby Ardiwidjaja, MBIT
Nama Lembaga/Institusi
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Unit Organisasi
Puslitbang Kepariwisataan
Alamat
Jl Raya Condet Pejaten No. 4 Jakarta 12510
Telepon/Hp/Fax/email
021-3838593/021-3810901
[email protected]
B. Lembaga Lain yang Terlibat Nama Koordinator
Drs. Bambang Budi Utomo
Nama Lembaga
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Alamat
Jl Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta 10110
Telepon/Fax/email
021-7988171/08161422704/021-7988187
[email protected]
Jangka Waktu Kegiatan
: 8 (delapan) bulan
Biaya Tahun 1
: Rp. 250.000.000,-
Biaya Tahun 2
: --
Total Biaya
: Rp. 250.000.000,-
Kegiatan (baru/lanjutan)
: Baru
Rekapitulasi Biaya Tahun yang Diusulkan : 1
No
Uraian
Jumlah (Rp.)
1
Gaji dan Upah
72.200.000,-
2
Bahan Habis Pakai
3
Perjalanan (tidak untuk perjalanan LN)
4
Lain-lain
6.751.000,120.774.000,50.275.000,-
Jumlah Biaya Tahun yang Diusulkan
250.000.000,Setuju Diusulkan:
Kapuslitbang Kepariwisataan
Dra. Endang Martani Msc NIP. 19540405 197903 2 001
Kordinator Penelitian
Drs. Roby Ardiwidjaja. MBIT NIP. 19550720 198703 1 001
2
DAFTAR ISI BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
6
1. Latar Belakang
6
2. Pokok Permasalahan
8
3. Maksud dan Tujuan
9
4. Metodologi Pelaksanaan
9
a. Lokus Kegiatan
10
b. Fokus Kegiatan
10
c. Bentuk Kegiatan
10
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN
12
1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
12
a. Perkembangan Kegiatan
12
b. Kendala-Hambatan Pelaksanaan Kegiatan
14
2. Pengelolaan Administrasi Manajerial
BAB III
15
a. Perencanaan Anggaran
15
b. Mekanisme Pengelolaan Anggaran
15
c. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset
15
d. Kendala ± Hambatan Pengelolaan Administrasi Manajerial
15
METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA
17
1. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja
17
a. Kerangka Metode-Proses
17 3
b. Indikator Keberhasilan
17
c. Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Litbangyasa
18
2. Potensi Pengembangan Ke Depan
BAB IV
a. Kerangka Pengembangan Ke Depan
70
b. Strategi Pengembangan Ke Depan
70
SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN
71
1. Sinergi Koordinasi Kelembagaan- Program
71
a. Kerangka Sinergi Koordinasi
71
b. Indikator Keberhasilan Sinergi
71
c. Perkembangan Sinergi Koordinasi
71
2. Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
71
a. Kerangka dan Strategi Pemanfaatan Hasil
71
b. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan
72
c.
BAB V
70
Perkembangan Pemanfaatan Hasil
72
PENUTUP
73
1. Kesimpulan
73
a. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran
73
b. Metode Pencapaian Target Kinerja
73
Potensi Pengembangan Ke Depan
73
c.
4
d. Sinergi Koordinasi Kelembagaan- Program
74
e. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
74
2. Saran
75
a. Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan
75
b. Keberlanjutan Dukungan Program Ristek
75
5
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Pemanfaatan alam dan budaya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terus berkembang hingga saat ini. Namun besarnya potensi sumberdaya alam dan budaya tersebut yang tersebar di hampir 17 ribu pulau di Indonesia, ternyata belumlah dimanfaatkan secara merata. Pembangunan termasuk di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif masih memperlihatkan orientasi pada wilayah di luar KTI. Sehingga, beberapa lokasi di Indonesia seperti daerah-daerah di kawasan Timur Indonesia (KTI) yang dianggap wilayah terpinggirkan, sebagai contoh, menunjukkan bahwa hingga saat ini pembangunan di daerah yang memiliki karakteristik dan kekhasan sumberdaya tersebut, belum dilaksanakan secara merata dan optimal. Akibatnya timbul berbagai pemasalahan tersendiri yang secara umum permasalahan tersebut antara lain terkait aspek konservasi lingkungan, eksploitasi, aspek pendidikan, kemiskinan, aspek ekonomi (manfaat pada masyarakat lokal), aspek pengelolaan serta aspek keberlanjutan. Kesemua cara atau sistem pengelolaan tradisional ini pada dasarnya merupakan cerminan kearifan lokal dalam mendukung strategi konservasi berbasis masyarakat di kawasan (Farid dan Dessy, 2006). Di era globalisasi yang menuntut daya saing tinggi, pemerintah telah menetapkan bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sangat perlu dikembangkan dan dibina secara sinergi sebagai sektor unggulan. Artinya mensinergikan upaya pelestarian alam dan budaya beserta warisannya, melalui pendekatan pariwisata berkelanjutan sebagai alat yang dapat menunjang keberhasilan pembangunan nasional yang diidamkan. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peranan pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif melalui kebijaksanaannya menciptakan kondisi yang dapat memberikan berbagai kemudahan bagi masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan budaya dalam rangka mengakselerasi pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif nasional. Diketahui bahwa di satu sisi budaya beserta warisannya merupakan aset yang mencerminkan identitas bangsa, dan di sisi lain pariwisata merupakan salah satu unsur penggerak yang dapat memacu apresiasi warisan alam dan budaya sekaligus 6
pertumbuhan perekonomian nasional dan daerah. Sejalan dengan cita-cita pembangunan berkelanjutan, diharapkan pariwisata sebagai salah satu andalan dalam mewujudkan rasa cinta tanah air, mempertebal identitas dan citra budaya bangsa, sekaligus sebagai wahana meningkatkan pendapatan negara. Karena pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan salah satu potensi pembangunan nasional yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan dan berorientasi global
dengan mengacu pada nilai-nilai agama dan budaya, lingkungan,
persatuan nasional, serta persahabatan antarbangsa, maka proses pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif harus dilakukan secara sistematis, terencana, menyeluruh, dan terpadu lintas sektor dan disiplin agar dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi para pemangku dan pemilik kepentingan (stakeholder dan shareholder). Artinya proses pembangunan sektor dimaksud harus mampu memberikan kerangka kerja kebijaksanaan pemerintah untuk mendorong dan mengendalikan pemanfaatan sumberdaya yang ada untuk kepentingan masyarakat, daerah dan bangsa. Dimensi ekonomi pembangunan nasional, termasuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, adalah mengembangkan perekonomian yang berorientasi global dengan tetap mempertahankan akar budayanya, sesuai kemajuan teknologi guna membangun keunggulan kompetitip sesuai dengan kompetensi dan potensi sumberdaya unggulan di setiap daerah. Dengan besarnya keanekargaman potensi sumber daya alam dan budaya yang tersebar di berbagai wilayah Timur Indonesia ini, pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk mengelola dan memanfatkan potensi tersebut secara terpadu dan berkelanjutan. Oleh karena itu, untuk menindak lanjuti percepatan pembangunan secara merata, pemerintah telah menetapkan program pembangunan termasuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan, harus diprioritaskan pada kawasan tertinggal seperti kawasan bagian Timur Indonesia (KTI). Hal ini seperti yang di amanatkan dalam instruksi presiden republik Indonesia nomor 7 tahun 2002 tentang pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional percepatan pembangunan kawasan timur Indonesia. Selanjutnya melalui kebijakan yang berupa strategi induk (Grand Strategy) pembangunan KTI, diterjemahkan oleh sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sesuai visi dan misinya menjadi perencanaan pengembangan sektor kebudayaan pariwisata sebagai salah satu acuan rencana aksi pembangunan di KTI. Oleh karena itu, di satu sisi dalam rangka agar peningkatkan apresiasi jati diri cinta bangsa Indonesia terhadap nusantara melalui kampanye sadar wisata “Kenalilah 7
Negerimu, Cintailah Negerimu” tidak menjadi pepesan kosong, serta di sisi lain untuk menindak lanjuti percepatan pembangunan secara merata terintegrasi berdasarkan MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 20122025), pemerintah telah menetapkan program pembangunan termasuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan, harus diprioritaskan pada kawasan Timur Indonesia (Bali, NTB, NTT). Untuk itu dibutuhkan eksplorasi data dan informasi peta potensi daya tarik sumberdaya alam meliputi flora fauna, bentang alam, gejala alam baik di darat maupun laut, serta sumberdaya budaya meliputi kearifan dan tradisi lokal, kehidupan sosial budaya, tinggalan budaya arkeologi di darat maupun laut, sebagai sumberdaya unggulan yang berada di Pulau Flores. Data dan informasi
dimaksud sangat strategis sebagai
bahan dasar pimpinan dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pengembangan pola wisata (Travel Pattern) untuk rute wisata darat (overland) Jakarta, Bali, Lombok, Sumbawa Flores, sekaligus mendukung program prioritas percepatan pembangunan khususnya Pulau Flores di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
2. Pokok Permasalahan Permasalahaannya adalah hingga saat ini pembangunan kepariwisataan dan ekonomi kreatif di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur masih sangat minim dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dan budaya yang ada. Sehingga masih jauh tertinggal dengan daerah lain dan belum menjadi kesatuan daya tarik Indonesia disebabkan antara lain: a. Pembangunan yang masih terfokus pada wilayah Jawa, Bali dan Sumatera, menyebabkan belum teridentifikasinya potensi sumberdaya alam dan budaya yang lengkap, aktual dan akurat untuk kepentingan percepatan pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terpadu dan berkelanjutan mencakup daya tarik sumber daya alam dan budaya; aksesibilitas, amenitas, lingkungan alam, kelembagaan, SDM dan pemasaran. b. Belum dimilikinya data dan informasi keruangan (spasial) tentang persebaran potensi sumberdaya dan aset produk yang lengkap, aktual dan akurat tentang pariwisata dan ekonomi kreatif yang diperlukan untuk mendukung proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan terkait dengan kepentingan perencanaan
pembangunan
pariwisata
Pulau
Flores
yang
terpadu
dan
berkelanjutan. 8
c. Belum dirumuskannya
perencanaan pembangunan
daerah
sebagai
arah
pembangunan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sehubungan dengan upaya pembangunan tersebut, maka program insentif riset terapan tahun anggaran 2012 ini, merupakan kegiatan riset yang akan meliputi Pulau Flores secara keseluruhan. Kajian ini pada dasarnya, akan melakukan pengembangan data dan informasi berbasis keruangan (spatial) melalui pemetaan potensi daya tarik sumberdaya alam dan budaya untuk beberapa daerah sebagai salah satu bahan dasar perumusan perencanaan kawasan (Burrough, 1986). Untuk itu dibutuhkan data dan informasi peta potensi sumberdaya alam dan budaya yang lengkap untuk keseluruhan, sebagai bahan masukan utama dalam menindak lanjuti pada upaya penyusunan strategi pembangunan Flores keseluruhan sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan di kawasan Timur Indonesia secara terpadu dan berkelanjutan.
3. Maksud dan Tujuan Maksud dari expedisi ilmiah adalah mengumpulkan data dan informasi terkait dengan potensi, permasalahan dan peluang pemanfaatan, serta system pengelolaan yang berkelanjutan melalui penilaian (assessment) terhadap potensi keaneka ragaman daya tarik sumberdaya alam dan budaya yang ada, dengan tujuan antara lain mencakup: a. Mewujudkan data keruangan (spatial) potensi sebagai dasar perencanaan pengembangan Sumberdaya Kepariwisataan di Pulau Flores yang berbasis pada pembangunan pariwisata berkelanjutan b. Menyediakan bahan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang diperlukan dalam merumuskan kebijakan pembangunan pariwisata berkelanjutan yang berbasis pada daya dukung Potensi Sumberdaya alam dan budaya di Pulau Flores c. Menggambarkan pola perjalanan (Travel Patern) di Pulau Flores terkait perjalanan wisata darat (Overland) Jakarta, Jogya, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores
4. Metodologi Pelaksanaan Dalam upaya agar kegiatan dapat mencapai sasaran dan diterima oleh para pemangku kepentingan khususnya di Pulau Flores, maka tim ekspedisi ilmiah ini akan melibatkan lintas sector yang terkait dengan pembangunan kepariwisataan khususnya di Pulau Flores, baik di pusat maupun daerah, serta akan dilaksanakan bekerjasama antara 9
lain dengan pihak-pihak terkait di Pulau Flores serta stakeholder lintas sektor dan disiplin seperti bidang Pariwisata, bidang Kebudayaan, bidang Geografi dan Lingkungan, serta bidang Informasi Teknologi (IT/GIS). Adapun pelaksanaan kegiatan yang bersifat swakelola ini dilaksanakan dengan melibatkan tenaga-tenaga yang berasal dari intansi terkait baik di pusat maupun daerah mencakup antara lain dari Kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif, Lingkungan Hidup, Kehutanan, Pengelola Taman Nasional, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Pakar dan Praktisi di bidang ekowisata, LSM serta Pelaku Industri Pariwisata. 1. Lokus Kegiatan Lingkup Wilayah Studi. Lingkup wilayah kajian dalam kegiatan ini akan mencakup Kabupaten Manggarai Timur dengan ibukota Borong, Ende dengan ibukota Ende, Kabupaten Sikka dengan ibukota Maumere, dan Flores Timur dengan ibukota Larantuka di Pulau Flores dan sekitarnya. Sekaligus dalam kegiatan ini juga melengkapi data untuk beberapa kabupaten di Flores mencakup Kabupaten Manggarai Barat dengan ibukota Labuan Bajo, Manggarai dengan ibukota Ruteng serta Ngada dengan ibukota Bajawa 2. Fokus Kegiatan Dalam kajian ini, ruang lingkup kegiatan akan didasari dan dibatasi pada aspekaspek yang meliputi:
Penilaian (assessment) Potensi alam dan budaya serta beberapa sarana dan fasilitas pariwisata yang berpeluang menunjang pengembangan wisata Pulau Flores sebagai destinasi wisata.
Evaluasi
Kebijakan
pengembangan
wilayah
yang
dapat
mendukung
pelaksanaan pembangunan kawasan Pulau Flores sebagai destinasi wisata berbasis pelestarian
Kerangka konsep pengembangan kawasan Pulau Flores dan sekitarnya sebagai destinasi wisata daerah yang terpadu dan berkelanjutan.
3. Bentuk Kegiatan Dalam upaya memudahkan pelaksanaan penelitian yang mencakup beberapa daerah, maka bentuk kegiatan berupa Ekspedisi ilmiah potensi kepariwisatan di Pulau Flores yang akan mengacu pada Kerangka Kerja Sama dilakukan melalui mekanisme tim yang bekerjasama dengan pihak pemerintah daerah (Dinas Pariwisata dan ekonomi kreatif) lintas sektor dan masyarakat yang terkait dengan 10
pembangunan kepariwisataan di daerah dengan fungsi sebagai berikut:
Tim tenaga daerah. Pengumpulan data lapangan (Field Research) yang dipandu oleh pemerintah daerah (Dinas Pariwisata dan ekonomi kreatif), dilakukan untuk memperoleh fakta terkini tentang data dan informasi yang terkait dengan potensi kepariwisataan masing-masing daerah di Pulau Flores, dengan kondisi kepariwisataan daerah yang belum, sedang maupun sudah berkembang.
Tim Peneliti. Penelusuran data dan informasi di fokuskan kepada sumbersumber data dan informasi primer dan sekunder terkait pengembangan potensi kepariwisataan
11
BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
a. Perkembangan Kegiatan Kegiataan ini dimaksudkan untuk memahami dan menjabarkan kerangka acuan kerja. Berdasarkan pada wawasan mengenai tujuan, sasaran dan lingkup kegiatan serta hasil keluaran kegiatan yang diharapkan. Tahapan dari Kegiatan meliputi: Persiapan. Tahap awal kegiatan yang telah dilaksanakan fokus pada perancangan design kegiatan sejak awal hingga akhir yang antara lain meliputi: Persiapan administrasi (SK, Pembiayaan, Perizinan) Pendalaman dan penjabaran karangka acuan Evaluasi data dan informasi pendukung Perumusan Mekanisme Kerja Pendesaianan kertas kerja lapangan Pendesainan alat olah data Koordinasi Lintas unit dan Instasi terkait di pusat dan daerah Penyusunan Laporan Kemajuan (Pendahuluan) Pelaksanaan Kumpul data. Merupakan kegiatan yang telah dilakukan untuk mendapatkan data primer dan sekunder yang diperoleh melalui observasi lapangan dan studi kepustakaaan yang melipututi: Persiapan ekspedisi, Merupakan kegiatan dalam rangka koordinasi dengan beberapa daerah di Pulau Flores yang telah ditetapkan sebagai lokasi penelitian untuk tujuan melakukan pemantapan berbagai persiapan yang diperlukan di daerah antara lain mencakup perizinan yang terkait dengan pelaksanaan penelitian di lapangan; kerjasama penelitian dan mekanisme kerja; keterlibatan tenaga di masing-masing daerah; serta sarana dan fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Ekspedisi ilmiah, Merupakan kegiatan pengamatan lapangan dalam rangka pengumpulan data dan informasi di beberapa kabupaten/kota sebagai sample yang mewakili masing-masing daerah antara lain melalui: 12
Pembekalan dan pelatihan, merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan kemampuan bagi tenaga daerah terlebih dahulu sebelum terlibat kegiatan
pengumpulan
data
lapangan
yang
meliputi
pemahaman
dan
penguasaan penggunaan kertas kerja lapangan sebagai alat Bantu dalam mengidentivikasi dan menilai potensi penyelenggaraan kepariwisataan, serta pemahaman dan penguasaan penggunaan alat deteksi lokasi (GPS), aplikasi program yang diperlukan dalam menyusun data peta potensi pariwisata di daerahnya. Pendampingan pengumpulan data lapangan, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tenaga daerah didampingi oleh kelompok kerja penelitian untuk maksud memperoleh data dan informasi terkait tentang kepariwisataan di daerah dengan menggunakan kertas keja lapangan sebagai alat acuan pengumpulan data lapangan, serta alat pelengkap utama lainnya seperti GPS dan camera. Kegiatan pengumpulan data dan informasi di lapangan, selain dilakukan melalui observasi lapangan dengan menggunakan checklist, juga dilakukan secara partisipatif melalui interview dan fokus group discussion (FGD) dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) di daerah guna memperoleh antara lain cara
pandang,
pemahaman
dan
kemampuan
dalam
penyelenggaraan
percepatan pembangunan Pulau Flores di bidang kepariwisataan secara terpadu dan berkelanjutan. Adapun tujuan survey ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang terkait dengan situasi dan kondisi terkini tentang kepariwisataan di daerah antara lain mencakup identifikasi potensi produk kepariwisataan mencakup daya tarik sumber daya alam dan budaya; aksesibilitas, amenitas, lingkungan dan masyarakat, kelembagaan, SDM dan pemasaran; serta menemukenali kenali isu isu strategis yang terkait dengan pokokpokok permasalahan dan peluang pengembangan Potensi sumberdaya kepariwisataan yang ada.
Pengolahan data. Merupakan kegiatan mengolah data hasil lapangan yang sedang dilakukan melalui proses validasi, tipologi hinga menjadi data peta potensi yang terkait dengan potensi kepariwisataan daerah di Pulau Flores. Pengolahan Data, dilakukan terhadap temuan-temuan yang terungkap baik dalam kegiatan library maupun field research. Hasil pengolahan yang dilakukan secara verbal dan spatial selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam 13
menjabarkan tipologi potensi, Peluang, pola perjalanan, dan permasalahan pengembangan potensi kepariwisataan di Pulau Flores.
Pelaporan. Kegiatan analisis hasil pengolahan data yang disusun sesuai dengan tahapan kegiatan yang dilaksanakan. Analisismelalui pendekatan descriptive analysis terhadap data dan informasi yang diperoleh untuk dapat dirumuskan konsep strategi dan aksi sebagai arahan ke depan dalam percepatan pembangunan sector pariwisata dan ekonomi kreatif daerah di Pulau Flores. Adapun keluaran dari kegiatan ini akan berupa rancangan konsep basis data spatial peta potensi serta strategi dan aksi percepatan pembangunan Pulau Flores di bidang kepariwisataan.
Analisis dilakukan menurut urgensi
permasalahan dengan mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data dan informasi yang menyangkut substansi pengembangan kepariwisataan yang mencakup: Potensi produk kepariwisataan daerah di Pulau Flores mencakup antara lain daya tarik, aksesibilitas, dan amenitas yang dituangkan dalam bentuk deskriptiv dan spatial (keruangan) Keterlibatan lembaga pemerintah dalam pengelolaan pariwisata melalui identifikasi kebijakan sesuai tupoksi dan peran masing-masing instansi pemerintah yang berhubungan dengan pengelolaan bidang pariwisata daerah di Pulau Flores Implementasi dalam pengelolaan kepariwisataan dengan mengidentifikasi berbagai pendekatan yang terkait dengan nilai-nilai dan prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan yang terpadu.
b. Kendala-Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Secara umum, pelaksanaan kegiatan hanya mengalami kendala dan hambatan di beberapa daerah saja yang mencakup:
Tenaga daerah yang dilibatkan tidak mengetahui medan menuju lokasi sumber data
Antusias keterlibatan dalam kegiatan sangat tinggi sehingga tenaga yang dilibatkan melebihi yang direncanakan
Minimnya penguasaan substansi potensi dan konsep pembangunan pariwisata . 14
2. Pengelolaan Administrasi Manajerial
a. Perencanaan Anggaran (RAB terlampir)
Gaji upah
Belanja habis terpakai
Perjalanan
Belanja lain-lain
72,200,000 6,751,000 119,875,000 51,174,000
b. Mekanisme Pengelolaan Anggaran Melalui pengelolaan anggaran, maka pencairan anggaran dilakukan menjadi 3 (tiga) tahap digunakan untuk membiayaai kegiatan mencakup:
Pencairan uang muka tahap 1 sebesar Rp. 75.000.000,- digunakan sebesar 50% untuk kegiatan persiapan pelaksanaan kegiatan penelitian. Sedang sisanya dialokasikan untuk menambah kegiatan pengumpulan data di lapangan.
Pencairan uang muka tahap 2 sebesar Rp. 125.000.000,- di tambah dengan saldo pencairan uang muka tahap 1 digunakan untuk kegiatan ekspedisi ilmiah di Pulau Flores
Pencairan uang muka tahap 3 sebesar Rp. 50.000.000,- direncanakan akan digunakan untuk membiayai kegiatan tahap akhir yaitu penyusunan dan penggandaan laporan akhir penelitian.
c. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset Tidak mengalokasikan penggunaan anggaran untuk pembelian bahan tidak habis terpakai (menjadi aset). Aset dari kegiatan ini adalah dokumen hasil penelitian dalam bentuk cetak dan digital.
d. Kendala dan Hambatan Pengelolaan Administrasi Manajerial Secara umum kendala dalam pengelolaan anggaran antara lain:
Bentuk pertanggungjawaban untuk beberapa komponen pengeluaran di lapangan (biaya masuk lokasi objek, pemandu, sumbangan di lokasi).
jumlah komposisi uang muka yang tidak proporsional untuk setiap tahapan 15
pelaksanaan
Volume dan harga satuan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan (akomodasi, transportasi, jumlah tenaga daerah)
Pajak yang dikenakan lebih dari satu kali pada pos pos pengeluaran yang sama.
16
BAB III
METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA
1. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja
a. Kerangka Metode-Proses Pencapaian target kinerja dari 4 (empat) tahapan kegiatan meliputi persiapan, pengumpulan data, pengolahan data dan pelaporan, hingga saat ini sudah pada tahap pengelohaan data hasil pengumpulan di lapangan.
Kegiatan penelitian dalam bentuk ekspedisi ilmiah dengan lingkup kegiatan mapping dan assessment potensi, permasalahan dan peluang pemanfaatan sumber daya kepariwisataan di Pulau Flores
Untuk memudahkan kegiatan ini dilaksanakan sesuai sasaran yang ingin dicapai, kegiatan dilakukan bekerjasama dengan lembaga pemerintah daerah, industri dan masyarat terkait.
Pengumpulan
data
primer
dan
sekunder
dilaksanakan
melalui
studi
kepustakaan dan observasi lapangan dengan cara pengatan langsung terhadap potensi, wawancara dengan stakholder, serta diskusi kelompok yang terfokus (FGD)
Analisis data hasil pengolahan yang disusun dalam bentuk laporan hasil penelitian.
b. Indikator Keberhasilan Hasil pelaksanaan kegiatan berupa dokumen yang berisi data dan informasi terkait dengan:
Data dan informasipokok-pokok permasalahan dan peluang percepatan pembangunan Pulau Flores sebagai salah satu destinasi pariwisata khususnya di Kawasan Timur Indonesia
Data dan informasi keruangan (spatial) tentang keanekaragaman potensi daya tarik sumber daya kepariwisataan di Pulau Flores, sekaligus jalur/rute perjalanan sebagai dasar pengembangan pola perjalan (travel patern) di Flores
Kerangka konsep percepatan pembangunan pulau flores, sebagai kawasan 17
sensitif, di bidang pariwisata yang terpadu dan berkelanjutan
c. Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Litbangyasa Perkembangan pelaksanaan penelitian hingga saat ini telah menyelesaiakan hingga tahap kegiatan pengumpulan data di lapangan baik data sekunder maupun primer, dengan hasil: Sekilas Pulau Flores Pulau Flores, merupakan satu dari tiga pulau besar di propinsi NTT. Pulau yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan termasuk dalam gugusan Kepulauan Sunda dengan luas wilayah sekitar 14.300 km² dengan jumlah penduduk mencapai 1,6 juta jiwa, memiliki arti dalam bahasa portugis "bunga". Pulau ini dibagi menjadi delapan kabupaten; dari barat ke timur sebagai berikut: Manggarai Barat dengan ibukota Labuan Bajo, Manggarai dengan ibukota Ruteng, Manggarai Timur dengan ibukota Borong, Ngada dengan ibukota Bajawa, Nagekeo dengan ibukota Mbay, Ende dengan ibukota Ende, Sikka dengan ibukota Maumere, dan Flores Timur dengan ibukota Larantuka. Dari RIPPDA 2005-2015 yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata, seni dan Budaya (2005), disebutkan bahwa Flores merupakan salah satu wilayah yang rawan gempa, namun demikian memiliki potensi daya tarik alami yang perlu dikelola dengan baik. Keadaan Geografis dan Lingkungan Alam Pulau Flores. Secara alamiah Flores termasuk daerah yang gersang dan tandus. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena fakta membuktikan curah hujan yang rendah dan musim panas yang panjang. Iklim di Pulau Flores, seperti halnya daerah lain di Indonesia, sangat dipengaruhi oleh bertiupnya Angin Barat dan Angin Timur yang berubah-ubah arah bertiupnya setiap tahun. Curah hujan tahunan rata-rata tertinggi tercatat di daerah Ruteng, yakni 3352 mm, terendah di daerah Maumere, tercatat 954 mm. Pulau Flores digolongkan daerah beriklim kering dengan bulan kering umumnya dari Mei sampai November. Meskipun demikian, Flores Barat (Ruteng dan Bajawa) beriklim lebih basah. Pulau-pulau barat lebih subur dibandingkan dengan timur dan memiliki iklim lembab kaya hujan. Pulau-pulau timur yang kering dan tidak begitu subur, 18
sebagian besar disebabkan oleh panas dan kering dari benua Australia. Banyak daerah pantai di sini tidak memiliki hujan sama sekali selama sebagian besar tahun (Indonesia Travel Destination)Problem alamiah ini diperparah dengan keadaan geografis Flores yang tergolong rentan akan bencana alam. Pulau Flores merupakan pulau vulkanis dengan banyak obyek wisata yang indah. Keindahan ini diperkaya pula oleh keanekaragaman suku, adat-istiadat, bahasa, dan budaya yang berada pada satu lokasi (pulau) yang kecil Di sekeliling pulau Flores terdapat beberapa (sekitar 100-an) pulau kecil, antara lain pulau Komodo (di sebelah barat) dan pulau-pulau Lomblen, Lembata, Pantar, Alor dll. (di sebelah timur). Geologi dan Kondisi lingkungan. Pulau Flores mempunyai lebar sangat tidak teratur, lebarnya tidak sama di semua tempat. Bagian yang terlebar sekitar 45 km dan yang tersempit hanya 12 km. Garis pantainya berliku-liku, di beberapa garis pantai sangat melengkung sehingga membentuk teluk seperti Teluk Hading, Teluk Pedang, Teluk Konga, dan Teluk Ende. Pulau Flores sebagian besar berupa pegunungan dengan ciri utamanya adalah morfologi gunungapi dengan sejumlah kerucut yang nampak jelas karena masih aktif hingga saat ini. Bagian yang datar sangat terbatas, yang agak luas terdapat di sepanjang lembah sungai, yang terluas di antaranya adalah Lembah Lowo Rea yang sebagian masih berawa. Dataran-dataran sempit menempati beberapa daerah pantai utara. Hanya daerah dataran Mbay menempati kawasan pantai yang cukup luas di Flores Barat. Bentuk pantai selatan dan utara agak berbeda, Hal ini disebabkan oleh kedangkalan dan ketenangan laut di utara. Di bagian datar ujung timur Pulau Flores ditempati terumbu karang yang tumbuh dan berkembang cukup luas pada waktu beberapa bagian di ujung pulau tersebut masih merupakan laut. Daerah lepas pantai utara ini umumnya agak cukup dangkal, dengan laut yang tenang, sehingga memmungkinkan tumbuhnya koral, misalnya pada Teluk Hading, Teluk Pedang, dan Teluk Sopu. Pulau Flores tersusun oleh beberapa batuan dari yang berumur Miosen Awal hingga Kuarter. Batuan yang tertua adalah Formasi Kiro yang berumur Miosen Awal, dan Formasi Tanahau, kedua formasi tersebut berhubungan menjari dengan Formasi Nangapada yang berbeda sama sekali fasiesnya.
19
Sumber Daya. Pulau Flores merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai potensi sumberdaya budaya serta alam baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Dilihat dari kebudayaannya, penduduk Flores bukan merupakan satu sukubangsa dengan
satu
kebudayaan
yang
sama,
melainkan
percampuran
antara
sukubangsa dari ras Mongoloid dan ras Melanesid. Belakangan masuknya bangsa Portugis, penduduk dari beberapa wilayah merupakan keturunan campuran dengan Portugis.
Di Pulau Flores sekurang-kurangnya terdapat
delapan sub-sukubangsa yang berbeda-beda bahasa dan dialek bicaranya. Subsukubangsa-sub-sukubangsa tersebut, dari barat ke timur, antara lain Manggarai, Riung, Ngada, Nage Kao, Ende, Lio, Sikka, dan Larantuka. Sub-sukubangsa Manggarai yang paling besar anggota masyarakatnya. Dalam hal bahasa dan dialek, terdapat perbedaan yang besar antara Manggarai dan tujuh subsukubangsa yang lain. Sementara itu tujuh sub-sukubangsa Riung, Ngada, Nage Kao, Ende, Lio, Sikka, dan Larantuka dalam hal budayanya tidak besar perbedaannya. Sumberdaya alam di Pulau Flores dapat diidenfikasi dalam beberapa aspek yaitu aspek bentang alam, aspek tanah, aspek keairan, dan aspek vegetasi. Pemanfaatan dan penguasaan sumberdaya alam di Pulau Flores pertanian,
perkebunan,
peternakan,
kehutanan,
meliputi
perikanan,
dan
pertambangan.Potensi Flora dan fauna di Flores menunjukkan bahwa ini adalah zona transisi, sebuah daerah di dalam garis Wallace dimana spesies campuran keduanya fauna Eurasia dan Australia, seperti berbagai jenis marsupial Australia dan burung yang juga ada di Papua Nugini. Binatang paling khas yang terkenal dari daerah ini adalah Naga Komodo (lihat foto), kadal raksasa yang hanya hidup di Pulau Komodo, Rinca, dan Warloka, dan sebuah area kecil sekitar pulau Komodo. Pantai barat Flores adalah salah satu dari beberapa tempat, selain pulau Komodo itu sendiri, di mana komodo dapat ditemukan di alam liar. Tikus raksasa Flores juga endemik di Pulau Flores (www.lombokrinjanitrekking.com).
Pulau
Flores
memiliki
potensi
pertanian
yang
sangat
besar
untuk
dikembangkan. Luas lahan yang besar serta banyaknya jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian merupakan modal dasar. Produksi
sub
sektor tanaman pangan merupakan proksi utama bagi ketahanan pangan 20
pada umumnya dan kesejahteraan petani pada khususnya, karena bagi mayoritas keluarga petani, ketersediaan dan keteraksesan pangan serta kebutuhan
hidup
penting lainnya
bergantung
pada
apakah
produksi
pangannya cukup untuk konsumsi keluarga dan untuk diperjualbelikan guna memperoleh uang tunai.
Potensi perkebunan di Flores antara lain perkebunan di Kab. Manggarai Barat, dihasilkan
kelapa,
kopi,
jambu
mete,
dan
kemiri.
Produksi
kelapa
terkonsentrasi di Kecamatan Macang Pacar. Produksi kopi terkonsentrasi di Kecamatan Kuwus dan Sano Nggoang. Produksi jambu mete terkonsentrasi di Kecamatan Sano Nggoang dan Lembor. Sementara itu, produksi kemiri terkonsentrasi di Kecamatan Sano Nggoang (www.cps-sss.org). Komoditas perkebunan yang paling menonjol di Kab. Manggarai adalah kopi, jambu mete, kemiri, cengkeh, kelapa, dan vanili. Total luas lahan sampai tahun 2002 tercatat sebesar 57.976 Ha dengan potensial lahan yang masih dapat dikembangkan seluas ± 96,795 Ha.
Potensi Perikanan tangkap di wilayah NTT meliputi luas perairan laut sebesar 199.529 km2 (diluar perairan ZEEI), dengan jumlah yang diperbolehkan ditangkap (JBT) sebanyak 292.800 ton ikan/tahun. Serta jumlah Produksi Perikanan Tangkap pada Tahun 2008 adalah 101.217,08 Ton. Besarnya jumlah potensi sumberdaya ikan ini dapat dikategorikan menurut klafisikasi jenis ikan yakni: Ikan pelagis Kecil, Ikan pelagis besar dan Ikan demersal serta Benih ikan (nener). Namun dari semua jenis ikan tersebut yang merupakan produksi unggulan adalah jenis ikan Tuna dan Cakalang. Perikanan dapat dibagi dalam beberapa jenis, yaitu perikanan budidaya, perikanan budidaya kolam, perikanan budidaya sawah, perikanan budidaya laut, dan perikanan budidaya air payau/tambak (Website Pemerintah Provinsi NTT).
Bumi Flores mempunyai potensi sumber daya alam yang besar, baik berupa bahan tambang. Potensi sumberdaya tambang di Kab. Manggarai adalah Timah (Hulu Wae Wura, Kec. Satarmese, Wae Boa Kec. Mborong. Mangan dan emas (Nggorang Kec Reo, Sirise). Potensi sumberdaya tambang di Kab. Ngada adalah Batubara (Desa Wangka Kec. Riung), Timah (Toring Kec. Riung, Poma Kec. Boawae, Wolotuli – Wae polo Kec. Bajawa), Besi (Desa Riung Kec. Riung, Wolobesi-Wolombopodan-Wolo Rinding Kec. Riung) 21
Pelaksanaan Ekspedisi Ilmiah Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan cara melakukan perjalanan darat dengan kendaraan beroda empat melintasi jalan Trans Flores sejauh ±600 km dari Larantuka di ujung timur hingga Labuhan Bajo di ujung barat Pulau Flores. Dalam proses pengumpulan data, beberapa pejabat dari pemerintah daerah setempat ikut serta mendampingi dalam rangka mengupayakan kelancarannya. Para pejabat dimaksud juga turut menentukan daya tarik wisata dan fasilitas-fasilitas yang menjadi prioritas untuk dikunjungi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengambilan gambar, film (menggunakan handycam) dan Focus Group Discussion (FGD) dengan pemangku kepentingan setempat. Di samping itu, untuk melakukan penilaian mengenai kelaikan sebuah fenomena alam dan budaya sebagai daya tarik wisata dan sumber pengembangan ekonomi kreatif, Tim Peneliti melakukan
aktivitas
pembuktian
dengan
merasakan
sendiri
pengalaman
mengunjungi daerah-daerah yang direkomendasikan oleh pemerintah daerah setempat, termasuk wisata kuliner.
Jalur Ekspedisi
22
Rute Ekspedisi Ilmiah Flores 2012 dilakukan dengan cara melakukan perjalanan darat dengan kendaraan beroda e mpat melintasi jalan Trans Flores sejauh ±600 km dari Larantuka di ujung timur hingga Labuhan Bajo di ujung barat Pulau Flores. Dalam proses pengumpulan data, beberapa pejabat dari pemerintah daerah setempat ikut serta mendampingi dalam rangka mengupayakan kelancarannya. Para pejabat dimaksud juga turut menentukan daya tarik wisata dan fasilitasfasilitas yang menjadi prioritas untuk dikunjungi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengambilan gambar, film (menggunakan handycam) dan Focus Group Discussion (FGD) dengan pemangku kepentingan setempat. Di samping itu, untuk melakukan pemetaan dan penilaian mengenai kelaikan sebuah fenomena alam dan budaya sebagai daya tarik wisata dan sumber pengembangan ekonomi kreatif, Tim dibagi dalam dua kelompok melakukan aktivitas pembuktian dengan merasakan sendiri pengalaman ke lokasi-lokasi yang direkomendasikan oleh pemerintah daerah setempat sebagai unggulan.
Pemetaan dan penilaian Potensi Kepariwisataan Kegiatan pemetaan dan penilaian potensi kepariwisataan di Pulau Flores dilakukan untuk menghimpun data dan informasi terkait
dengan
potensi,
permasalahan
dan
peluang
pemanfaatan, serta system pengelolaan yang berkelanjutan melalui penilaian guna memperoleh gambaran keruangan (spatial) potensi sebagai dasar perencanaan pengembangan Sumberdaya Kepariwisataan di Pulau Flores, dan pola perjalanan (Travel Patern) di Pulau Flores terkait perjalanan wisata darat (Overland) Jakarta, Jogya, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores.
Kabupaten Sikka Kabupaten Sikka terletak diantara 8°22’ sampai dengan 8°50’ derajat Lintang Selatan dan 121º55'40" sampai 122º41'30" Bujur Timur. Kabupaten Sikka merupakan bagian dari wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di Daratan Flores. Kabupaten Sika dengan 21 kecamatan, memiliki Dari 18 pulau 23
yang terdapat di wilayah administratif Kabupaten Sikka, sebanyak 9 pulau merupakan pulau yang tidak dihuni dan 9 pulau dihuni. Mapping dan assessment potensi kepariwistaan Kabupaten Sika meliputi antara lain: 1. Bandara Frans Seda (01). 8°38’14,3” Lintang Selatan dan 122°14’15.2” Bujur Timur dengan ketinggian 31 meter dpl.
2. Rumah Makan Jakarta Rumah makan ini terletak di Kota Maumere, Kab Sikka, 8°37’41.5” Lintang Selatan dan 122°14’12.0” Bujur Timur dengan ketinggian 12 meter dpl.
3. Hotel Sylvia Hotel ini terletak di Kota Maumere, Kab Sikka, secara geografis terletak 8°38’03.2” Lintang Selatan dan 122°12’36.1” Bujur Timur dengan ketinggian 41 meter dpl.
4. Roxy Swalayan Roxy Swalayan terletak di Kota Maumere, Kab Sikka, secara geografis terletak
8°37’27.6” Lintang Selatan dan 122°13’13.0” Bujur Timur dengan
ketinggian 17 meter dpl.
5. Kampung Adat Hapeng Kabor Kampung Adat Hapeng Kabor terletak di Desa Munerana, Kec. Hewokloang, Kab Sikka, secara geografis terletak 8°40’58.4” Lintang Selatan dan 122°18’56.1” Bujur Timur dengan ketinggian 251 meter dpl. Lokasi ini merupakan tempat awal mengarak patung Bunda Maria.
6. Kampung Adat Hapeng Kabor Kampung Adat Hapeng Kabor terletak di Desa Munerana, Kec. Hewokloang, Kab Sikka, secara geografis terletak 8°40’55.5” Lintang Selatan dan 122°19’00.1” Bujur Timur dengan ketinggian 239 meter dpl. Lokasi ini merupakan tembat akhir mengarak patung Bunda Maria. 24
7. Kampung Adat Watublapi Kampung Adat Watublapi berlokasi di Dusun Watublapi, Desa Kajowair, Kec. Hewokloang, Kab Sikka, Di arah timur berjarak ± 6 Km
arah timur Kecamatan
Hewokloang. Lokasi ini merupakan tempat proses tenun ikat dibuat, sekaligus di demonstrasikan kepada wisatawan oleh Sanggar Bliransina. Disini anda akan disuguhkan dengan tarian-tarian oleh sanggar ini diantaranya “Tua Reta Lou” yang menceritakan tentang pengintaian musuh pada saat perang. Secara geografis terletak
8°42’03.9” Lintang Selatan dan
122°18’47.7” Bujur Timur dengan ketinggian 441 meter dpl.
8. Rumah Makan Malang Rumah makan ini terletak di Kota Maumere (lokasi Pelabuhan),
Kab
Sikka,
secara
geografis
terletak
8°37’04,0” Lintang Selatan dan 122°13’07.2” Bujur Timur dengan ketinggian 8 meter dpl.
9. Resto Gazebo Resto ini terletak di Kota Maumere, Kab Sikka, secara geografis terletak 8°37’42,4” Lintang Selatan dan 122°13’31.5” Bujur Timur dengan ketinggian 7 meter dpl.
10. Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kantor ini terletak di Kota Maumere, Kab Sikka, secara geografis terletak 8°37’29,5” Lintang Selatan dan 122°12’38.7” Bujur Timur dengan ketinggian 25 meter dpl.
11. Pantai Waiara Pantai Waiara berlokasi Desa Waiara Kecamatan Kewapante,
Kab
Sikka,
secara
geografis
terletak
8°38’11,6” Lintang Selatan dan 122°18’29.0” Bujur Timur dengan ketinggian 5 meter dpl.
25
12. Bekas Istana Kerajaan Waiara Bekas istana tersebut berlokasi Desa Waiara Kecamatan Kewapante, Kab Sikka, secara geografis terletak
8°38’28,6” Lintang Selatan dan 122°18’28.6”
Bujur Timur dengan ketinggian 13 meter dpl.
13. Pantai Wairterang Pantai Wairterang berjarak 31 Km arah Timur Maumere jalan menuju Larantuka, secara geografis terletak
8°36’26,0” Lintang Selatan dan 122°28’33.4”
Bujur Timur dengan ketinggian 14 meter dpl. Lokasi
ini
menjadi
andalan
Pemda
Sikka
untuk
dikembangkan menjadi wisata alam, karena terdapat banyak flora dan Fauna, di wilayah perairan Wairterang terdapat sebuah kapal Jepang peninggalan Perang Dunia Ke-2 yang kini menjadi situs selam yang diminati, dan kaya akan terumbu karang dan biota laut yang beragam.
14. Goa Maria Goa Maria berlokasi di Wair Ketapang, Desa Wairita, Kab Sikka, secara geografis terletak 8°37’27,4” Lintang Selatan dan 122°19’33.8” Bujur Timur dengan ketinggian 11 meter dpl.
15. Kampung Adat Hewokloang Kampung Hewokloang berlokasi 8 km dari Dobo, merupakan pusat kebudayaan bagian Timur Maumere. Disini dapat kita saksikan tarian tradisional yang sering disuguhkan oleh sanggar Wini Liin. Sebuah rumah adat bernama Lepo Kirek dihuni oleh pemangku adat. Di rumah adat ini terdapat koleksi peninggalan seperti gading sepajang 2,2 m, porcelin, megalitik, dan artefak-areifak lokal. Secara geografis terletak 8°41’48,0” Lintang Selatan dan 122°18’04.2” Bujur Timur dengan ketinggian 442 meter dpl.
26
16. Kampung Adat Dokar Kampung Adat Dokar merupakan tempat proses tenun ikat dibuat, sekaligus didemonstrasikan kepada wisatawan oleh Sanggar Budaya Doka Tawa Tana. Secara geografis terletak
8°42’49,0” Lintang Selatan dan
122°18’32.0” Bujur Timur dengan ketinggian 339 meter dpl.
17. Kampung Adat Kajowair Kampung Adat Kajowair dengan peninggalannya berupa gading gajah berlokasi di Dukuh Watublapi, Desa Kajowair, Kec. Hewokloang. Secara geografis terletak 8°42’07,3” Lintang Selatan dan 122°18’47.6” Bujur Timur dengan ketinggian 450 meter dpl.
18. Kristus Raja Kristus Raja berlokasi di Kelurahan Kota Uneng Kecamatan Alok. Patung Kristus Raja merupakan salah satu peninggalan raja Sikka yakni Raja Don Thomas da Silva. Patung ini dibangun pada tahun 1925 namun patung ini rusak. Pada tahun 1989 patung ini kembali dibangun dan diberkati oleh Paus Yohanes Paulus II ketika berkunjung ke Maumere. Secara geografis terletak 8°37’07,4” Lintang Selatan dan 122°13’04.7” Bujur Timur dengan ketinggian 10 meter dpl.
19. Regalia Kerajaan Sikka Regalia Kerajaan Sikka adalah pakaian kebesaran raja Sikka. Regalia ini dibuat di Malaka pada tahun 1602 dan dibawah bersamaan dengan agama Kristen pertama kali oleh Raja Moang Alesu. Regalia atau pakaian kebesaran raja Sikka merupakan peninggalan terbesar kerajaan Sikka. Saat ini regalia tersebut tersimpan dengan baik di kediaman keluarga yang beralamat di Jalan Tugu Timur Maumere Kelurahan Kota Uneng Kecamatan Alok Kabupaten Sikka. Rumah tersebut bergaya Portugis. Secara geografis terletak
8°37’09,7” Lintang Selatan dan 27
122°13’04.3” Bujur Timur dengan ketinggian 11 meter dpl.
20. Djong Dobo Jong Dobo adalah bagian dari desa Lan Tena, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka. Di kampung ini tersimpan sebuah artefak, yang diberi nama sama dengan kampung itu yaitu JONG DOBO. . Latar belakang warisan megalithik ini mempunyai kaitan dengan upacara penyembahan leluhur dan penguburan. Secara geografis terletak 8°41’55,5” Lintang Selatan dan 122°17’17.5” Bujur Timur dengan ketinggian 416 meter dpl.
21. Penyulingan Moke Penyulingan samping/belakang
moke Rumah
(arak) Makan
terletak Jakarta
di yang
berlokasi di Kota Maumere, Kab Sikka, secara geografis terletak
8°37’41.1” Lintang Selatan dan
122°14’12.0” Bujur Timur dengan ketinggian 12 meter dpl.
22. Sumur Wair Baluk Sumur Wair Baluk atau yang dikenal dengan nama
Sumur Portugis yang dibuat tahun 1902,
berlokasi di Dukuh Baluk, Desa Ipir, Kec. Bola. Secara geografis terletak
8°44’39.7” Lintang Selatan dan
122°18’03.7” Bujur Timur dengan ketinggian 21 meter dpl.
23. Watu Cruz Watu Cruz berlokasi di Dukuh Baluk, Desa Ipir, Kec. Bola, Watu Cruz terletak di pantai selatan Kabupaten Sikka yang berjarak 24 Km dari Kota Maumere. Di pantai bola berdiri tegak salib yang disebut Watu Krus symbol kekristenan masa lampau, salib peninggalan Portugis di atas batu karang dan talut /pemecah ombak yang masih tetap kokoh berdiri. Secara geografis terletak 28
8°44’38.4” Lintang Selatan dan 122°18’09.8” Bujur Timur dengan ketinggian 1 meter dpl.
24. Pembuatan Gerabah Tradisional Pembuatan Gerabah Tradisional berlokasi di Desa Wolokolidire, Kec. Bola, Secara geografis terletak 8°44’38.4” Lintang Selatan dan 122°18’09.8” Bujur Timur dengan ketinggian 1 meter dpl.
25. View Mekendetung Lokasi ini terletak di Desa Mekendetung, Kec. Kangai, Kab. Sikka. Secara geografis terletak
8°41’21.0”
Lintang Selatan dan 122°16’00.2” Bujur Timur dengan ketinggian 256 meter dpl. Bentang
alamnya
berupa
pegunungan dengan hutan yang masih lebat, dari lokasi yang merupakan daerah ketinggian, kita dapat melihat desa-desa yang letaknya lebih rendah.
26. Puskesmas Waipare Puskesmas ini berlokasi di Desa Waipare, Kec. Kewapante, Kab. Sikka. Secara geografis terletak 8°38’21.5” Lintang Selatan dan 122°16’40.2” Bujur Timur dengan ketinggian 16 meter dpl. Puskesmas ini merupakan tempat praktek pertama kali Menteri Kesehatan (Almarhumah Dokter Endang). Kunjungan pertama Dokter Endang sejak menjadi Menteri Kesehatan adalah ke Puskesmas Waipare. Rumah yang ditempati Dokter Endang, saat ini dijadikan sebagai tempat bersalin
29
Kabupaten Flores Timur Kabupaten Flores Timur adalah sebuah kabupaten di Nusa Tenggara Timur, Indonesia, yang terletak antara 080 04 -08040 LS dan 1220 38 -1230 57 BT. Luas daratan kabupaten Flores Timur adalah
1.812,85 km (31%luas wilayah) yang
tersebar pada 3 pulau besar dan 27 pulau kecil serta luas lautan 4.170,53 km (69% luas wilayah). Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Flores Timur terdiri dari 19 Kecamatan dan 229 Desa dan 21 Kelurahan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Flores Timur memiliki tingkat kemiringan di atas 12%; daerah perbukitan dengan ketinggian rata-rata di atas 100 m, dan memiliki tekstur tanah antara kasar dan sedang. Kabupaten Flores Timur sebagai Kabupaten kepulauan begitu kaya dengan panorama alam yang indah dan tradisi adat yang unik. Berdasarkan survey lapangan Incito Prematur yang dilakukan oleh N.G Sebastian, mengatakan, desa ini layak menjadi tempat obyek wisata budaya tingkat internasional.
1. Hotel Asa Hotel Asa berlokasi di Kota Larantuka, Kab. Flores Timur, secara geografis terletak Selatan
dan
123°01’03.52”
8°17’57,3” Lintang
Bujur
Timur
dengan
ketinggian 18 meter dpl.
2. RSUD Larantuka Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Larantuka terletak di Kota Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis terletak
8°18’59.8” Lintang Selatan dan
123°00’56,7” Bujur Timur dengan ketinggian 24 meter dpl.
3. Kantor Dinas Kebudayaan Seni dan Budaya Kantor ini terletak di Kota Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis terletak
8°19’10.0” Lintang
Selatan dan 123°00’44.6” Bujur Timur dengan ketinggian 23 meter dpl.
30
4. Terminal Weri Terminal ini terletak di sebelah timur Kota Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis terletak 8°19’09.1” Lintang Selatan dan 123°01’07.1” Bujur Timur dengan ketinggian 15 meter dpl. Terminal Weri merupakan terminal untuk angkutan pedesaan dan dalam kota.
5. Rumah Makan Ujo Aro Rumah makan ini berlokasi di Weri, Kab Flores Timur, secara geografis 8°17’38.0” Lintang Selatan dan 123°01’05.4” Bujur Timur dengan
terletak
ketinggian 8 meter dpl.
6. Pura Hindu Pura ini berlokasi di Kab Flores Timur, secara geografis terletak
8°17’24.9” Lintang Selatan dan 123°01’08.3” Bujur
Timur dengan ketinggian 8 meter dpl.
7. Pantai Meting Doeng Pantai ini berlokasi di Kel. Weri, Kec Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis terletak
8°16’50.7” Lintang
Selatan dan 123°01’02.8” Bujur Timur dengan ketinggian 0 meter dpl.
8. Bandar Udara Gewayantanah Larantuka Bandara ini berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta No. 77 Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis terletak 8°16’31.4” Lintang Selatan dan 123°00’00.9” Bujur Timur dengan ketinggian 17 meter dpl.
9. Kampung Adat Mudakeputu Kampung Adat ini lokasinya kurang lebih 5 kilometer lagi ke arah Timur dari lokasi wisata Pantai Weri. Di Kampung Adat ini, dapat disaksikan berbagai upacara adat, tarian tradisional seperti tari Hedung, soka palang Meraj dan lain-lain, serta dapat disaksikan proses pembuatan tenun ikat dengan menggunakan bahan 31
pewarna alami serta proses pembuatan jagung titi yang merupakan makanan khas Flores Timur. Di Kampung Adat Mudakeputu, juga dapat disaksikan bangunanbangunan dan tempat pertemuan adat dengan arsitektur lokal. Secara geografis terletak
8°16’32.8” Lintang Selatan dan 122°58’44.9” Bujur Timur dengan
ketinggian 120 meter dpl.
10. Mesjid Al Munawwarah Mesjid ini berlokasi di Desa Tiwatobi, Kec. Ile Mandiri, Kab Flores Timur, secara geografis terletak 8°16’09.0” Lintang Selatan dan 122°59’46.7” Bujur Timur dengan ketinggian 26 meter dpl.
11. TPA Larantuka Tempat
Pembuangan
Akhir
(TPA)
Sampah
Larantuka berlokasi Desa Tiwatobi, Kec. Ile Mandiri, Kab Flores Timur, secara geografis terletak 8°15’43,8” Lintang Selatan dan 122°59’30.1” Bujur Timur dengan ketinggian 9 meter dpl.
12. Pantai Hading Pantai Hading atau sering juga disebut dengan Pantai Belogili berlokasi di Desa Belogili, Kec. Lowolema, Kab Flores Timur, secara geografis terletak 8°13’19.0” Lintang Selatan dan 122°54’37.8” Bujur Timur dengan ketinggian 0 meter dpl.
13. Kampung Adat Baluk Hering Kampung adat ini berlokasi di Desa Baluk Hering, Kec. Lowolema, Kab Flores Timur, secara geografis terletak
8°12’35.9” Lintang Selatan dan 122°55’20.0”
Bujur Timur dengan ketinggian 17 meter dpl.
32
14. View Tanjung Bunga View Tanjung Bunga berlokasi di Desa Baluk Hering, Kec. Lowolema, Kab Flores Timur, dari lokasi tersebut yang merupakan daerah ketinggian, kita dapat melihat laut, desa-desa yang letaknya lebih rendah. Secara geografis terletak
8°11’45.0” Lintang Selatan dan 122°56’45.9”
Bujur Timur dengan ketinggian 46 meter dpl.
15. Mesjid Al Amin Mesjid ini berlokasi di Kota Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis terletak
8°18’04.0” Lintang
Selatan dan 123°01’03.6” Bujur Timur dengan ketinggian 19 meter dpl.
16. Bank BRI Bank BRI berlokasi di Kota Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis terletak
8°19’57.0” Lintang
Selatan dan 122°59’56.0” Bujur Timur dengan ketinggian 21 meter dpl.
17. Pasar Daerah Larantuka Pasar Daerah berlokasi di Kota Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis terletak 8°19’57.8” Lintang Selatan dan 122°59’56.0” Bujur Timur dengan ketinggian 19 meter dpl.
18. Polres Larantuka Polres berlokasi di Kota Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis terletak
8°20’07.6” Lintang
Selatan dan 122°59’39.6” Bujur Timur dengan ketinggian 17 meter dpl.
33
19. Katedral Larantuka Katedral berlokasi di Kota Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis terletak
8°20’27.9” Lintang Selatan dan 122°59’19.2” Bujur Timur dengan
ketinggian 9 meter dpl.
20. Kantor Pos dan Telkom Kantor Pos berlokasi di Kota Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis terletak
8°19’39.7” Lintang
Selatan dan 123°00’11.1” Bujur Timur dengan ketinggian 24 meter dpl. Kantor Pos dan Kantor Telkom saling berhadapan.
21. Kantor Bupati Flores Timur Kantor bupati berlokasi di Larantuka, Kab Flores Timur, terletak 8°19’36.6” Lintang Selatan dan 123°00’13.3” Bujur Timur dengan ketinggian 25 meter dpl.
22. Dermaga Palo Dermaga ini berlokasi di Kel. Sarotari Tengah, Kec. Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis terletak 8°19’04.7” Lintang Selatan dan 123°01’08.4” Bujur Timur dengan ketinggian 10 meter dpl.
23. Dermaga Wureh Dermaga ini berlokasi di Pulau Adonara, Kec. Adonara Barat, Kab Flores Timur, secara geografis terletak 8°18’16.0” Lintang Selatan dan 123°02’29.1” Bujur Timur dengan ketinggian 2 meter dpl.
24. Gereja Wureh Gereja ini berlokasi di Pulau Adonara, Kec. Adonara Barat, Kab Flores Timur, secara geografis terletak
8°18’18.0” Lintang
Selatan dan 123°02’29.5” Bujur Timur dengan ketinggian 11 meter dpl. 34
25. Kapel Wureh Kapel ini berlokasi di Pulau Adonara, Kec. Adonara Barat,
Kab
Flores
Timur,
secara
geografis
terletak
8°18’20.8” Lintang Selatan dan 123°02’26.7” Bujur Timur dengan ketinggian 11 meter dpl.
35
Kabupaten Ende Kabupaten Ende adalah salah satu kabupaten di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan luas 2.046,59 Km2 (204.660 Ha) dan populasi penduduk keadaan tahun 2009 sebanyak 258.658 jiwa (Registrasi penduduk BPS 2010). Secara geografis Kabupaten Ende memiliki letak yang cukup strategis yaitu dibagian tengah Pulau Flores yang diapit oleh empat Kabupaten di bagian barat : Nagekeo, Ngada, Manggarai, dan Manggarai Barat, sedangkan dibagian timur dengan dua Kabupaten yakni : Kabupaten Sikka dan Kabupaten Flores Timur. Secara administratif Kabupaten Ende meliputi 21 Kecamatan, 191 Desa dan 23 Kelurahan. Kabupaten Ende memiliki potensi di bidang kepariwisataan yakni: Obyek Wisata Alam, Wisata Budaya, dan Wisata Bahari. Obyek wisata tersebut umumnya
belum
dikembangkan
dan
bersifat
lokal.
Obyek
yang
sudah
dikembangkan antara lain Danau Kelimutu yang dikelola oleh Balai Taman Nasional Kelimutu.
1. Rumah Makan Simpang Lima Rumah makan ini buka 24 jam berlokasi di jalan trans Flores di Kec Wolowaru, Kab. Ende, secara geografis terletak 8°47’00,6” Lintang Selatan dan 121°53’12.1” Bujur Timur dengan ketinggian 271 meter dpl.
2. Hotel Flores Sare Hotel ini berlokasi di Desa Koanara Moni, Kec. Kelimutu, Kab Ende, secara geografis terletak 8°45’11,8” Lintang Selatan dan 121°51’24, 5” Bujur Timur dengan ketinggian 655 meter dpl.
3. Tempat Parkir di Gunung Kelimutu Sebelum mencapai lokasi wisata tersebut, para pengendara kendaraan akan berhenti di tempat parkir, dimana lokasi ini sebagai batas akhir bagi para pengendara kendaraan yang akan naik ke Gunung Kelimutu. Secara geografis terletak
8°46’19,5” Lintang Selatan dan 121°49’05, 3” Bujur Timur
dengan ketinggian 1555 meter dpl. 36
4. Danau Kelimutu Danau warna biru dan merah koordinat
berada pada
8°46’08,8” Lintang Selatan dan 121°48’53,6”
Bujur Timur dengan ketinggian 1574 meter dpl. Danau berwarna putih berada pada koordinat
8°45’51,5”
Lintang Selatan dan 121°48’44,5” Bujur Timur dengan ketinggian 1605 meter dpl. Kelimutu masuk wilayah Kabupaten Ende, dan untuk naik ke puncak Kelimutu harus dilakukan dini hari pukul 03.00 WITA
5. Air Terjun Murundao Air Terjun ini terletak di Kec. Wolowaru, Kab. Ende, secara geografis terletak 8°45’03.9” Lintang Selatan dan 121°50’46.5” Bujur Timur dengan ketinggian 737 meter dpl. Air terjun Murundaoadalah gejala alam yaitu gangguan struktur geologi berupa patahan/sesar (fault), di kiri-kanan air terjun tersebut terdapat cermin sesar (slickenside).
6. Bungalow Sao Ria Bungalow ini berlokasi di Moni-Koanara, Kab. Ende, secara geografis terletak 8°44’50.4” Lintang Selatan dan 121°50’46.8” Bujur Timur dengan ketinggian 796 meter dpl. Sa’o Ria Wisata Bungalow selain menyediakan fasilitas akomodasi dan ruang pertemuan. 7. Air Panas Lia Sambe Air panas Lia Sambe berlokasi di Moni, Kab. Ende, secara geografis terletak 8°44’51.1” Lintang Selatan dan 121°50’26.9” Bujur Timur dengan ketinggian 818 meter dpl.
37
8. View Kampung Moni View Kampung Moni berlokasi di Kec. Kelimutu, Kab. Ende, dari lokasi tersebut yang merupakan daerah ketinggian, kita dapat melihat Air terjun, dan kampongkampung yang letaknya lebih rendah. Secara geografis terletak
8°43’09.9” Lintang Selatan dan 122°50’21.4”
Bujur Timur dengan ketinggian 1026 meter dpl.
9. Pasar Sayur Nduaria Pasar Sayur Nduaria berlokasi di Kec. Kelimutu, Kab. Ende. Secara geografis terletak 8°42’43.5” Lintang Selatan dan 121°49’35.6” Bujur Timur dengan ketinggian 1104 meter dpl.
10. Kampung Adat Wologai Kampung Adat Wologai terletak di Desa Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko kira-kira 40 km arah timur Kota Ende. Secara geografis terletak
8°41’41.1” Lintang Selatan dan
121°48’30.3” Bujur Timur dengan ketinggian 1068 meter dpl. Kampung ini merupakan salah satu dari 24 komunitas Adat Suku Lio yang berada di sekitar Taman Nasional Kelimutu, dengan budayanya yang luhur, dan sangat kental dengan perilaku agraris, religius, sekaligus magis dengan kedekatannya yang kuat pada alam.
11. Rumah Makan Cita Rasa Rumah makan ini berlokasi di Kota Ende, Kab. Ende, terletak 8°50’43.3” Lintang Selatan dan 121°39’33.1” Bujur Timur dengan ketinggian 25 meter dpl.
12. Bank Mandiri Bank Mandiri berlokasi di Kota Ende, Kab. Ende. Secara geografis terletak 8°50’37.2” Lintang Selatan dan 121°39’14.5” Bujur Timur dengan ketinggian 36 meter dpl.
38
13. Pantai Ria Pantai Ria berlokasi di Kota Ende, Kab. Ende. Secara geografis terletak 8°50’33.3” Lintang Selatan dan 121°38’32.5” Bujur Timur dengan ketinggian 0 meter dpl. Pantai Ria merupakan tempat rekreasi pantai yang letaknya di dekat pusat kota Ende. Jarak dan lokasi pantai ini relative dekat dan mudah dijangkau dengan jarak sekitar 0,5 km dari pusat kota.
14. Situs Rumah Bung Karno Situs Rumah Bung Karno berlokasi di Jalan Perwira, Kelurahan Kotaraja, Kecamatan Ende Utara Kota Ende, Kab. Ende. Secara geografis terletak 8°50’26.5” Lintang Selatan dan 121°38’40.9” Bujur Timur dengan ketinggian 20 meter dpl. Bangunan ini merupakan bekas rumah atau tempat tinggal Bung Karno dan keluarga semasa pembuangan/ pengasingan di Ende oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1934-1938 yang masih dijaga, dirawat dan dipertahankan keasliannya oleh Pemerintah Kabupaten Ende. Lokasi ini berjarak kurang lebih 1 km dari pusat kota dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dan roda dua maupun dengan berjalan kaki.
15. Hotel Grand Wisata Hotel ini berlokasi di Kota Ende, Kab. Ende. Secara geografis terletak
8°50’42.3”
Lintang
Selatan
dan
121°39’26.6” Bujur Timur dengan ketinggian 28meter dpl.
Kabupaten Ngada Kabupaten Ngada adalah sebuah kabupaten di bagian tengah pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ibukota kabupaten adalah Bajawa. Luas wilayah 3.037,9 km² dengan jumlah penduduk ± 250.000 jiwa.
Kabupaten
Ngada terletak diantara 8˚ 20' 24.28” – 8˚ 57' 28.39” Lintang Selatan dan 120˚ 48’ 29.26” – 121˚ 11’ 8.57” Bujur Timur. Bagian utara berbatasan dengan laut Flores, 39
bagian selatan berbatasan dengan laut Sawu, bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Nagekeo dan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Manggarai Timur. Kabupaten Ngada memiliki beragam jenis obyek wisata baik Wisata Alam maupun Wisata Budaya. Obyek wisata alam yang sudah terkenal di dunia internasional adalah Taman Laut Nasional 17 Pulau Riung dengan berbagai keunikan yang dimilikinya, permandian air panas alam Mengeruda, Danau Wawomudha yang air kawahnya berwarna merah, Air terjun Ogi, Wae Roa, eko wisata Lekolodo dan Pantai pasir putih Waewaru. Obyek Wisata Budaya yang sangat terkenal ialah Kampung Tradisional Bena, Bela, Gurusina serta Kampung Tua dan Batu Megalith di Wogo. Selain itu banyak sekali terdapat masing banyak lagi . 1. Kantor Dinas Perhubungan Pariwisata Kamunikasi dan Informatika Kantor ini berlokasi di Jalan Soegiapranoto Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°47’24,0” Lintang Selatan dan 120°58’16.0” Bujur Timur dengan ketinggian 1203 meter dpl.
2. Koperasi Serba Usaha (KSU) Famasa Salah satu kegiatan dari Koperasi Famasa adalah pengolahan Kopi
yang berlokasi di Desa
Beiwali, Kec. Bajawa, Kab. Ngada. Secara geografis terletak 8°47’09,9” Lintang Selatan dan 120°57’04.6” Bujur Timur dengan ketinggian 1271 meter dpl.
3. Pemakaman Umum Bajawa Pemakaman
ini
dikhususkan
buat
warga
Tionghoa yang berlokasi di Wolobaja, Kab. Ngada. Secara geografis terletak 8°46’22,5” Lintang Selatan dan 121°00’34.1” Bujur Timur dengan ketinggian 880 meter dpl.
40
4. Air Terjun Ogi Air Terjun Ogi berlokasi di Desa Pape, Kec. Bajawa, Kab. Ngada. Secara geografis terletak
8°46’25,4” Lintang Selatan dan
121°00’35.6” Bujur Timur dengan ketinggian 845 meter dpl.
5. Rumah Retret Rumah Retret atau Kemah Trabor berlokasi di Mataloko,
Kab.
Ngada.
Secara
geografis
terletak
8°49’31,0” Lintang Selatan dan 121°03’17.2” Bujur Timur dengan ketinggian 1080 meter dpl.
6. Kampung Adat Wogo Baru Kampung Adat Wogo Baru berlokasi 1 km dari Kampung Adat Wogo Lama, Kec. Golewa Kab. Ngada. Secara geografis terletak 8°49’56,5” Lintang Selatan dan 121°03’13.0” Bujur Timur dengan ketinggian 1100 meter dpl.
7. Bandar Udara Soa Bandara Soa terletak di arah jalan menuju air panas Mengeruda, terletak di Desa Piga, Kec. Soa, Kab. Ngada. Secara geografis terletak 8°42’33,4” Lintang Selatan dan 121°03’27.9” Bujur Timur dengan ketinggian 434 meter dpl. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1.400 x 23 m. Jarak dari pusat kota sekitar 24 km.
8. Air Panas Mengeruda Air Panas Mengeruda di Soa adalah tempat pemandian air panas yang terletak kurang lebih 50 Km arah selatan Riung, merupakan objek wisata yang sudah dikenal di Pulau Flores, Lokasi objek wisata ini termasuk wilayah Kab. Ngada. Secara geografis terletak 8°42’31,7” Lintang Selatan dan 121°05’11.5” Bujur Timur dengan ketinggian 322 meter dpl.
41
9. Rumah Makan Padang Lokasi ini termasuk wilayah Kel. Aimere, Kec. Aimere, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°50’35.1” Lintang Selatan dan 120°51’23.4” Bujur Timur dengan ketinggian 12 meter dpl.
10. View Bajawa Lokasi ini terletak di Desa Kajuala, Kec. Aimere, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°49’20.1” Lintang Selatan dan 120°54’53.9” Bujur Timur dengan ketinggian 740 meter dpl. Dari lokasi ini kita bisa memandang gunung-gunung yang diantarai oleh jurang, lembah dan ngarai, dengan bentang alam bergelombang kuat.
11. View Bajawa Lokasi ini terletak di Desa Kajuala, Kec. Aimere, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°49’24.8” Lintang Selatan dan 120°55’06.4” Bujur Timur dengan ketinggian 778 meter dpl. Dari lokasi ini kita bisa memandang gununggunung yang diantarai oleh jurang, lembah dan ngarai, dengan bentang alam bergelombang kuat, dan kenampakan stadia daerah muda.
12. View Gunung Ineria Lokasi ini terletak di jalan raya menuju Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis
terletak
8°48’40.5”
Lintang
Selatan
dan
120°56’34.2” Bujur Timur dengan ketinggian 1130 meter dpl. Dari lokasi ini kita bisa memandang Gunung Ineria yang diantarai oleh jurang, lembah dan ngarai, dengan bentang alam bergelombang kuat, dan kenampakan stadia daerah muda.
13. Hotel Silverin Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°48’25.7” Lintang Selatan dan 120°58’36.1” Bujur Timur dengan ketinggian 1244 meter dpl. 42
14. Hotel Virgo Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, terletak 8°47’09.1” Lintang Selatan dan 120°58’22.0” Bujur Timur dengan ketinggian 1203 meter dpl.
15. Pasar Inpres Bajawa Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°48’16.4” Lintang Selatan dan 120°58’21.5” Bujur Timur dengan ketinggian 1202 meter dpl.
16. Gereja Ebenhezer Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, di depan gereja tersebut terdapat Mesjid Al-Itihad, secara geografis
terletak
8°47’17.8”
Lintang
Selatan
dan
120°58’19.7” Bujur Timur dengan ketinggian 1201 meter dpl.
17. Gereja Mater Boni Consili (MBC) Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, yang berhadapan dengan alun-alun, secara geografis terletak 8°47’24.1” Lintang Selatan dan 120°58’17.1” Bujur Timur dengan ketinggian 1201 meter dpl. 18. Rumah Makan Dito’s Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°47’30.5” Lintang Selatan dan 120°58’28.4” Bujur Timur dengan ketinggian 1191 meter dpl. 19. Stadion Lebi Jaga Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis
terletak
8°47’05.1”
Lintang
Selatan
dan
43
120°58’24.4” Bujur Timur dengan ketinggian 1206 meter dpl.
20. Gereja Santu Josef Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°46’57.8” Lintang Selatan dan 120°58’25.7 Bujur Timur dengan ketinggian 1206 meter dpl.
21. Rumah Sakit Umum Bajawa Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°47’00.1” Lintang Selatan dan 120°58’21.4” Bujur Timur dengan ketinggian 1210 meter dpl.
22. Biara Suster Transiskus Misionaris Maria (FMM) Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, lokasi ini juga berfungsi sebagai Balai Pengabotan (BP) St. Maria, secara geografis terletak 8°47’07.6” Lintang Selatan dan 120°58’14.6” Bujur Timur dengan ketinggian 1205 meter dpl.
23. Kantor Polres Ngada Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°47’25.1” Lintang Selatan dan 120°58’13.5” Bujur Timur dengan ketinggian 1199 meter dpl.
24. Rumah Tahanan (Rutan) Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°47’21.4” Lintang Selatan dan 120°58’37.1” Bujur Timur dengan ketinggian 1191 meter dpl.
25. Kantor Telkom (Kancatel) Kantor Telkom terletak di Jalan Soekarno-Hatta,
44
Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°47’14.7” Lintang Selatan dan 120°58’34.4” Bujur Timur dengan ketinggian 1180 meter dpl.
26. Bank BRI Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°47’11.9” Lintang Selatan dan 120°58’33.3” Bujur Timur dengan ketinggian 1192 meter dpl.
27. Kantor Bupati Ngada Kantor ini terletak di Jalan Soekarno-Hatta No. 1, Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°47’06.7” Lintang Selatan dan 120°58’31.2” Bujur Timur dengan ketinggian 1199 meter dpl.
28. Kantor Pos Kantor ini terletak di Jalan Soekarno-Hatta, Bajawa, Kab. Ngada, terletak 8°47’08.1” Lintang Selatan dan 120°58’32.0” Bujur Timur dengan ketinggian 1190 meter dpl.
29. Bank NTT Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°47’13.8” Lintang Selatan dan 120°58’25.0” Bujur Timur dengan ketinggian 1199 meter dpl.
30. Bank BNI Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, terletak 8°47’25.7” Lintang Selatan dan 120°58’26.9” Bujur Timur dengan ketinggian 1193 meter dpl.
45
31. Terminal Dalam Kota Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, terminar tersebut bersatu dengan Pasar Ikan, secara geografis terletak 8°47’15.0” Lintang Selatan dan 120°58’27.0” Bujur Timur dengan ketinggian 1197 meter dpl.
32. Supermarket Langganan Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°47’12.7” Lintang Selatan dan 120°58’26.1” Bujur Timur dengan ketinggian 1199 meter dpl.
33. Rumah Makan Padang Garuda Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°47’18.7” Lintang Selatan dan 120°58’28.3” Bujur Timur dengan ketinggian 1194 meter dpl.
34. Terminal Luar Kota Watujayi Lokasi ini terletak di luar kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°48’23.7” Lintang Selatan dan 120°58’17.9” Bujur Timur dengan ketinggian 1226 meter dpl.
35. SPBU Lokasi ini terletak di luar kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°48’43.8” Lintang Selatan dan 120°59’59.7” Bujur Timur dengan ketinggian 1325 meter dpl.
36. Kampung Adat Turekisa Lokasi ini terletak di Kel. Mangulewa, Kec. Golewa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°48’41.4” Lintang Selatan dan 121°00’23.5” Bujur Timur dengan ketinggian 1350 meter dpl.
46
37. Kampung Adat Wogo Baru Lokasi ini terletak di Desa Ratu Gesa, Kec. Golewa, Kab. Ngada, yang merupakan perpindahan sebagian masyarakat dari Kampung Adat Wogo Lama, secara geografis terletak 8°49’59.6” Lintang Selatan dan 121°03’08.5” Bujur Timur dengan ketinggian 1102 meter dpl.
38. Kampung Adat Wogo Lama Lokasi ini terletak 987 meter ke arah selatan (N189°) dari Kampung Adat Wogo Baru, yang termasuk wilayah Kec. Golewa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°50’31.2” Lintang Selatan dan 121°03’03.7” Bujur Timur dengan ketinggian 1151 meter dpl.
39. Pande Besi Liba Lokasi ini terletak di Dusun Liba, Desa Ratu Gesa, Kec. Golewa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°49’57.5” Lintang Selatan dan 121°03’03.1” Bujur Timur dengan ketinggian 1106 meter dpl.
40. Kampung Adat Gurusina Lokasi ini terletak di Desa Watumanu, Kec. Jerebuu, Kab. Ngada, terletak 8°53’44.6” Lintang Selatan
dan
120°59’26.7”
Bujur
Timur
dengan
ketinggian 402 meter dpl. Di Kampung Adat Gurusina yang dikelilingi oleh Gunung Deru dan Gunung Inerie (Gunung Ibu) terdapat tiga suku yaitu, Suku Ago Ka’e, Suku Ago Azi, dan Suku Kabi.
41. Kampung Adat Bena Lokasi ini terletak di Dusun Bena, Desa Tiwuriwu, Kec. Jerebuu, Kab. Ngada, secara geografis terletak 8°52’35.2” Lintang Selatan dan 120°59’09.6” Bujur Timur dengan ketinggian 830 meter dpl.
47
9. Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kantor ini berlokasi di
Kota Bajawa,
Ngada. Secara geografis terletak Selatan
dan
120°58’36.5”
Kab.
8°47’18,8” Lintang
Bujur
Timur
dengan
ketinggian 1187 meter dpl.
10. Kampung Adat Bela Langa Kampung Adat ini berlokasi di Desa Beja, Kec. Bajawa,
Kab. Ngada. Secara geografis terletak
8°50’31,0” Lintang Selatan dan 120°57’28.8” Bujur Timur dengan ketinggian 1096 meter dpl.
11. Kampung Adat Luba Kampung Adat ini berlokasi di Desa Tiworibu, Kec. Jerebuu, Kab. Ngada. Secara geografis terletak 8°52’28,6” Lintang Selatan dan 120°59’03.7” Bujur Timur dengan ketinggian 888 meter dpl.
13. Villa Manulalu Villa Manulalu, merupakan sebuah lokasi untuk memandang
perkampungan
adat
yang
ada
di
Kabupaten Ngada. Secara geografis terletak 8°51’51,7” Lintang Selatan dan 120°59’41.6” Bujur Timur dengan ketinggian 1055 meter dpl.
14. Tempat Pembuatan Moke Tempat pembuatan moke berlokasi di Desa Legilapu, Kec. Aimere, Kab. Ngada. Secara geografis terletak
8°50’01,8” Lintang Selatan dan 120°49’07.4”
Bujur Timur dengan ketinggian 20 meter dpl.
48
Kabupaten Manggarai Timur Kabupaten Manggarai Timur merupakan pemekaran dari Kabupaten Manggarai Propinsi NTT, yang telah ditetapkan melalui Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2007 tanggal 10 Agustus 2007, dan telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI pada tanggal 23 Nopember 2007 di Jakarta. Secara geografis wilayah Kabupaten Manggarai Timur Terletak antara 8 LU – 8.30 LS dan 119,30 – 12,30 BT. Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Flores, NTT, punya potensi wisata unik, antara lain, berupa danau air panas dan danau teratai raksasa. Bahkan, satwa langka Komodo Merah juga terdapat di Kabupaten Manggarai Timur, khususnya di Kecamatan Sambi Rampas. Potensi wisata budaya di Kabupaten Manggarai Timur sangat berlimpah, selain atraksi alam juga terdapat banyak situs bersejarah yang tersebar di kampung-kampung di wilayah Manggarai Timur.
1. View Kota Borong Lokasi ini termasuk wilayah Desa Manuk, Kab. Manggarai, secara geografis terletak 8°36’21.9” Lintang Selatan
dan
120°31’16.4”
Bujur
Timur
dengan
ketinggian 1056 meter dpl. Dari lokasi ini kita bisa memandang Kota Borong, ibukota Kab. Manggarai Timur, lahan pertanian yang bertingkat-tingkat, gunung-gunung yang diantarai oleh jurang, lembah dan ngarai, dengan bentang alam bergelombang kuat.
2. View Danau Rana Mese Lokasi ini terletak di jalan Manggarai – Manggarai Timur yang termasuk wilayah Desa Gololoni, Kec. Borong,
Kab. Manggarai Timur, secara geografis
terletak 8°38’09.1” Lintang Selatan dan 120°33’37.2” Bujur Timur dengan ketinggian 1280 meter dpl. Tempat ini yang berada di tepi jalan raya, kita bisa memandang Danau Rana Mese, yang terbentuk oleh adanya struktur geologi yang melintasi kawasan ini.
3. Danau Rana Mese 49
Lokasi ini merupakan salah satu tempat wisata di Kab. Manggarai Timur, secara geografis terletak 8°38’26.6” Lintang Selatan dan 120°33’40.8” Bujur Timur dengan ketinggian 1231 meter dpl. Anak-anak tangga dari beton akan mengantar kita sampai ke pinggir Danau Rana Mese, danau yang terbentuk oleh adanya struktur geologi yang melintasi kawasan ini.
4. View Gololoni Lokasi
ini
terletak
di
jalan
Manggarai
–
Manggarai Timur yang termasuk wilayah Dusun Lereng, Desa Gololoni, Kec. Borong,
Kab. Manggarai Timur,
secara geografis terletak 8°39’31.3” Lintang Selatan dan 120°33’42.9” Bujur Timur dengan ketinggian 1104 meter dpl.
5. Kota Borong Lokasi
ini
Manggarai Timur
merupakan ,
secara
ibukota geografis
Kabupaten terletak
8°48’52.0” Lintang Selatan dan 120°36’27.4” Bujur Timur dengan ketinggian 17 meter dpl. Kota Borong merupakan ibukota Kab. Manggarai Timur, yang dahulunya merupakan kota kecamatan sewaktu masih bergabung dengan Kab. Manggarai.
6. Rumah Makan Bougenvile Lokasi ini
berada di Kota Borong, Kab
Manggarai Timur, di sebelah kanan lokasi tsb terletak Bank BRI, secara geografis terletak 8°49’02.6” Lintang Selatan dan 120°36’55.0” Bujur Timur dengan ketinggian 17 meter dpl.
50
7. Pantai Cepi Watu Lokasi ini merupakan salah satu tempat wisata di Kab. Manggarai Timur, yang termasuk wilayah Desa Nangalabang, Kec Borong, secara geografis terletak 8°48’57.0” Lintang Selatan dan 120°35’05.3” Bujur Timur dengan ketinggian 2 meter dpl.
8. Pantai Mbolata Lokasi ini merupakan salah satu tempat wisata di Kab. Manggarai Timur, yang termasuk wilayah Desa Watunggene, Kec Kotakomba, secara geografis terletak 8°50’23.0” Lintang Selatan dan 120°48’09.8” Bujur Timur dengan ketinggian 4 meter dpl. Wisata pantai dengan cottage-cottage, tempat penyulingan arak, disertai dengan pemandangan Gunung Ineria.
9. View Danau Ranamese View Danau Ranamese berlokasi di Desa Gololoni, Kec. Borong, Kab. Manggarai Timur. Secara geografis terletak
8°38’09,4” Lintang Selatan dan 120°33’37.2”
Bujur Timur dengan ketinggian 1290 meter dpl.
F. Kabupaten Manggarai Kota Ruteng, ibukota Kab Manggarai, secara geografis terletak 8°36’25.5” Lintang Selatan dan 120°27’52.0” Bujur Timur dengan ketinggian 1161 meter dpl. Rumah makan serta akomodasi skala melati dan bintang 1 banyak tersedia di Ruteng, salah satunya Lokasi ini berada di Kota Ruteng, ibukota Kab Manggarai, secara geografis terletak 8°36’29.3” Lintang Selatan dan 120°28’00.7” Bujur Timur dengan ketinggian 1159 meter dpl. Demikian juga kantor bupati yang secara geografis terletak 8°36’39.2” Lintang Selatan dan 120°27’51.2” Bujur Timur dengan ketinggian 1170 meter dpl. Kemudian juga Kantor Dinas Pariwisata yang terletak 8°36’40.0” Lintang Selatan dan 120°28’03.8” Bujur Timur dengan ketinggian 1172 meter dpl. Di kabupaten 51
Manggarai ini juga terdapat beberapa titik yang dapat dijadikan lokasi pandang bentang alam seperti di Wai Garit. Lokasi ini terletak di Desa Wai Gurit, Kab. Manggarai, secara geografis terletak 8°35’24.0” Lintang Selat an dan 120°25’58.2” Bujur Timur dengan ketinggian 1005 meter dpl. Bentang alamnya berupa pegunungan dengan hutan yang masih lebat, dari lokasi yang merupakan
daerah
ketinggian,
kita
dapat
melihat jalan raya yang letaknya lebih rendah. Kemudian daya tarik lain yang dapat menjadi ikon Ruteng adalah system pertanian jarring laba-laba. Lokasi ini terletak di Kelurahan Wai Belang, Kab. Manggarai, secara geografis terletak 8°35’42.4” Lintang Selatan dan 120°22’22.5” Bujur Timur dengan ketinggian 945 meter dpl. Kemudian beberapa titik pandang bentang alam seperti Gunung Pocolikang yang terletak 8°37’03.3” Lintang Selatan dan 120°22’25.4” Bujur Timur dengan ketinggian 940 meter dpl. Bentang alamnya berupa pegunungan dengan hutan yang masih lebat, dari lokasi yang merupakan daerah ketinggian, kita dapat melihat lahan pertanian yang bertingkat-tingkat, dan desa-desa di kaki gunung. Kemudian titik pandang Nao yang terletak di Dusun Popo, Desa Nao, Kec. Satar Mese Barat, Kab. Manggarai, secara geografis terletak 8°41’52.3” Lintang Selatan dan 120°22’39.1” Bujur Timur dengan ketinggian 688 meter dpl. Bentang
alamnya
berupa pegunungan dengan hutan yang masih lebat, dari lokasi yang merupakan daerah ketinggian, kita dapat melihat lahan pertanian yang bertingkat-tingkat, jalan raya, dan desa-desa di lereng gunung.
1. Situs Megalitik Todo. Lokasi ini terletak di Desa Todo, Kec. Satar Mese Barat, terletak
Kab. Manggarai, secara geografis
8°43’48.2”
Lintang
Selatan
dan
120°22’20.5” Bujur Timur dengan ketinggian 786 meter dpl. Situs Megalitik Todo berbentang alam bergelombang, dengan rumah adapt yang lengkap dengan batu-batu besarnya, 52
serta beberapa meriam. 2. Wae Rebo. Wae Rebo adalah salah satu desa adat yang terpencil dan letaknya di puncak gunung. Untuk menuju ke sana, disediakan penginapan dikenal penginapan Denge yang terletak di Dusun Denge, Desa Satar Lenda, Kec. Satar Mese Barat, Kab. Manggarai, secara geografis terletak 8°48’27.5” Lintang Selatan dan 120°18’08.2” Bujur Timur dengan ketinggian 484 meter dpl. Penginapan Denge merupakan pusat informasi Wae Rebo, yang dimiliki oleh Bapak Blasius Monta yang berprofesi sebagai seorang Kepala Sekolah.
3. Sungai Wae Lomba Lokasi ini terletak di Desa Satar Lenda, Kec. Satar Mese Barat, Kab. Manggarai, secara geografis terletak 8°48’02.8” Lintang Selatan dan 120°17’53.8” Bujur Timur dengan ketinggian 587 meter dpl. Sungai Wae
Lomba
membuat
air
dengan sungai
boulder-boulder menjadi
batuan,
bergemuruh
dan
merupakan salah satu daya tarik wisata.
4. View Wae Rebo Lokasi ini terletak di Desa Satar Lenda, Kec. Satar Mese Barat,
Kab. Manggarai, secara
geografis terletak 8°47’24.9” Lintang Selatan dan 120°17’25.6” Bujur Timur dengan ketinggian 842 meter dpl. Dari lokasi ini kita bisa memandang Kampung Adat Wae Rebo yang diantarai oleh jurang, lembah dan ngarai, dengan bentang alam bergelombang kuat.
53
5. Ladystone (Batu Nona) Lokasi ini terletak di jalan antara Denge – Wae Rebo, lokasi ini disebut dengan nama Dencang Tanah, yang termasuk wilayah Desa Satar Lenda, Kec. Satar Mese Barat,
Kab. Manggarai, secara
geografis terletak 8°47’03.4” Lintang Selatan dan 120°17’10.8” Bujur Timur dengan ketinggian 1044 meter dpl. Disebut dengan vaginastone, karena batuan ini berbentuk vagina yang dialiri oleh sebuah sungai kecil.
6. View Wae Rebo Lokasi ini terletak di lereng Gunung Pocoroko (jalan antara Denge – Wae Rebo) yang termasuk wilayah Desa Satar Lenda, Kec. Satar Mese Barat, Kab. Manggarai, secara geografis terletak 8°47’09.5” Lintang Selatan dan 120°17’04.3” Bujur Timur dengan ketinggian 1055 meter dpl. Dari lokasi ini kita bisa memandang Kampung Adat Wae Rebo yang diantarai oleh jurang, lembah dan ngarai, dengan bentang alam bergelombang kuat.
7. Gunung Pocoroko Lokasi ini terletak di lereng Gunung Pocoroko (jalan antara Denge – Wae Rebo) yang termasuk wilayah Desa Satar Lenda, Kec. Satar Mese Barat, Kab. Manggarai, secara geografis terletak 8°46’57.7” Lintang Selatan dan 120°17’00.5” Bujur Timur dengan ketinggian 1175 meter dpl.
8. Kampung Adat Wae Rebo Lokasi ini termasuk wilayah Desa Satar Lenda, Kec. Satar Mese Barat,
Kab. Manggarai,
secara geografis terletak 8°46’09.4” Lintang Selatan
54
dan 120°17’02.2” Bujur Timur dengan ketinggian 1108 meter dpl. Di Kampung Adat Wae Rebo terdapat 4 buah rumah adapt, dengan tradisi yang masih dipertahankan.
9. View Pulau Mulas Lokasi ini termasuk wilayah Desa Satar Lenda, Kec. Satar Mese Barat,
Kab. Manggarai,
secara geografis terletak 8°50’57.2” Lintang Selatan dan 120°18’23.5” Bujur Timur dengan ketinggian 5 meter dpl. Dari tempat ini terlihat Pulau Mulas yang berbentang alam bergelombang, bentuknya seperti perahu terbalik. Di bagian ujung barat pulau ini menjulang batuan yang merupakan sebuah tubuh intrusi batuan beku.
10. Rumah Makan Wijaya Mandiri Lokasi ini terletak di jalan Dewi Sartika di Kota Ruteng, Kab. Manggarai, secara geografis terletak 8°36’51.0” Lintang Selatan dan 120°27’53.6” Bujur Timur dengan ketinggian 1185 meter dpl.
55
Kabupaten Manggarai Barat Kabupaten Manggarai Barat secara administratif merupakan bagian Propinsi Nusa Tenggara Timur, terletak paling barat di Pulau Flores. Kabupaten Manggarai Barat secara geografis terletak pada 08o14 LS-09o00 LS dan 119o21 - 120o20 BT, dengan batas wilayahnya sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sape, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Manggarai, sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores, dan sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Sawu. Kabupaten Manggarai Barat merupakan wilayah administratif yang tergolong baru, melalui UU RI No. 8 Tahun 2003, menjadi wilayah otonom dengan nama Kabupaten Manggarai Barat. Kabupaten Manggarai Barat memiliki luas wilayah (darat dan laut) sebesar 9.450,00 km2. Dari total luas wilayah tersebut, luas daratan adalah 2.947,50 km2, dan luas wilayah laut (perairan) adalah 6.052,50 km2. Kabupaten Manggarai Barat memiliki 162 buah pulau sedang dan kecil.
1. Bandara Komodo. Bandara Komodo terletak di Kota Labuan Bajo, Kab Manggarai Barat, secara geografis terletak
8°29’21.1”
Lintang Selatan dan 119°53’18.0” Bujur Timur dengan ketinggian 62 meter dpl.
2. Hotel Puncak Waringin. Hotel ini terletak di Jalan Puncak Waringin, Labuan Bajo, Kab Manggarai Barat, secara geografis terletak 8°29’39.6” Lintang Selatan dan 119°52’46.4” Bujur Timur dengan ketinggian 38 meter dpl.
3. Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Kantor ini berada di Kota Labuan Bajo, ibukota Kab Manggarai Barat, secara geografis terletak
8°29’49.9”
Lintang Selatan dan 119°53’07.1” Bujur Timur dengan ketinggian 44 meter dpl.
56
4. Kantor Taman Nasional Komodo (TNK). Kantor ini terletak di Jalan Kasimo, Labuan Bajo, Kab Manggarai Barat, secara geografis terletak
8°29’52.8”
Lintang Selatan dan 119°52’58.3” Bujur Timur dengan ketinggian 39 meter dpl.
5. View Tondong Belang. Lokasi ini terletak di Desa Tondong Belang, Kec. Sano Nggoang, Kab. Manggarai Barat, secara geografis terletak 8°35’13.1” Lintang Selatan dan 119°59’26.5” Bujur Timur dengan ketinggian 558 meter dpl. Bentang alamnya berupa pegunungan dengan hutan yang masih lebat, dari lokasi yang merupakan daerah ketinggian, kita dapat melihat pantai/laut, dan desa-desa yang letaknya lebih rendah.
6. Akses menuju Air terjun Cunca Rami dan Danau Sano Nggoang. Untuk mencapai lokasi air terjun dan danau adalah melalui akses Jalan Golokempo. Pertigaan jalan ini terletak di Jalan Raya Labuan Bajo – Ruteng, yang termasuk wilayah Desa Golokempo, Kec. Sano Nggoang, Kab. Manggarai Barat, secara geografis terletak 8°36’47.0” Lintang Selatan dan 120°03’35.0” Bujur Timur dengan ketinggian 534 meter dpl.
7. Air Terjun Cunca Rami. Air Terjun ini terletak di Desa Gondaring, Kec. Sano Nggoang, Kab. Manggarai Barat, secara geografis terletak 8°37’32.8” Lintang Selatan dan 119°59’51.0” Bujur Timur dengan ketinggian 443 meter dpl. Air terjun Cunca Rami adalah gejala alam yaitu gangguan struktur geologi berupa patahan/sesar (fault), di kiri-kanan air
terjun tersebut
terdapat cermin sesar (slickenside). Disekitar sungai Rami terdapat Mata air Panas. Mataair panas ini berada di tepi
57
Sungai Rami, mataair panas (hot spring) berupa sumber belerang yang termasuk Desa Gondaring, Kec. Sano Nggoang, Kab. Manggarai Barat, secara geografis terletak 8°37’45.2” Lintang Selatan dan 120°00’13.6” Bujur Timur dengan ketinggian 402 meter dpl.
8. Danau Sano Nggoang. Akses menuju Danau Sano Ngoang akan melalui Kota Werang merupakan pusat kota Kec. Sano Nggoang, Kab. Manggarai Barat, secara geografis terletak 8°38’59.2” Lintang Selatan dan 120°00’27,4” Bujur Timur dengan ketinggian 345 meter dpl. Danau Sano Nggoang termasuk wilayah Desa Wae Sano, Kec. Sano Nggoang, Kab. Manggarai Barat, secara geografis terletak 8°42’05.8” Lintang Selatan dan 119°59’41,8” Bujur Timur dengan ketinggian 668 meter dpl. Adapun pusat mataair panas ini terletak ± 100 meter dari tepi Danau Sano Nggoang, mataair panas (hot spring) berupa sumber belerang yang keluar dari singkapan batuan beku. Lokasi ini termasuk Desa Wae Sano, Kec. Sano Nggoang, Kab. Manggarai Barat, secara geografis terletak 8°43’01.3” Lintang Selatan dan 120°00’11.2” Bujur Timur dengan ketinggian 670 meter dpl.
9. Taman Nasional Komodo (TNK). Akses untuk menuju Kawasan Taman Nasional Komodo, salah satunya adalah dermaga ini berada di Kota Labuan Bajo, ibukota Kab Manggarai Barat, secara geografis terletak 8°29’32.0” Lintang Selatan dan 119°52’34.0” Bujur Timur dengan ketinggian 1 meter dpl. Lokasi ini merupakan dermaga yang khusus digunakan oleh Kantor Taman Nasional Komodo. Dermaga Loh Buaya, merupakan dermaga yang berada di pulau Rinca. Dermaga ini berada di Pulau Rinca yang termasuk kawasan Taman Nasional Komodo, Kec. Komodo, Kab Manggarai Barat, secara geografis terletak 8°39’14.6” Lintang Selatan dan 119°42’55.4” Bujur Timur dengan ketinggian 1 meter dpl..
58
10. Lokasi Tempat Bertelur Komodo. Lokasi ini berada di Pulau Rinca yang termasuk kawasan Taman Nasional Komodo, Kec. Komodo, Kab Manggarai Barat, secara geografis terletak 8°39’28.7” Lintang Selatan dan 119°43’10.9” Bujur Timur dengan ketinggian 8 meter dpl. Bentang alamnya berbentuk dataran yang tersusun oleh pasir lempungan, sehingga tidak terlalu sulit bagi komodo untuk menggali lubang sebagai tempat menyimpan telurnya.
11. Pulau Kalong. Lokasi ini berada di utara Pulau Rinca yang termasuk kawasan Taman Nasional Komodo, Kec. Komodo, Kab Manggarai Barat, secara geografis terletak 8°36’13.1” Lintang Selatan dan 119°46’14.6” Bujur Timur dengan ketinggian 0 meter dpl. Pulau Kalong merupakan pulau kosong berbentang alam bergelombang ini, hanya dihuni oleh sekelompok kelelawar..
12. Dusun Rinca. Dusun Rinca, Desa Pasir Panjang, Kec. Komodo, Kab. Manggarai Barat, yang termasuk kawasan Taman Nasional Komodo, secara geografis terletak 8°37’04.4” Lintang Selatan dan 119°47’07.3” Bujur Timur dengan ketinggian 0 meter dpl. Akses menuju desa ini adalah dermaga Pasir Panjang. Dermaga ini digunakan oleh masyarakat Dusun Rinca untuk menempatkan perahu-perahu dan juga sebagai pintu gerbang masuk ke wilayah dusun tersebut. Pengunjung akan diterima oleh Kades Pasir Panjang dirumahnya. Lokasi ini berada di Dusun Rinca, Desa Pasir Panjang, Kec. Komodo, Kab. Manggarai Barat, yang termasuk kawasan Taman Nasional Komodo, secara geografis terletak 8°37’11.7” Lintang Selatan dan 119°47’08.2” Bujur Timur dengan ketinggian 3 meter dpl
59
13. Selat Molo. Lokasi ini yang memisahkan daratan Flores dengan Pulau Rinca, secara geografis terletak 8°37’16.3” Lintang Selatan dan 119°48’11.5” Bujur Timur dengan ketinggian 0 meter dpl. Selat Molo yang terkenal dengan arus berputar merupakan kawasan yang cukup berbahaya bagi para pelaut yang belum mengenalnya dengan baik. Selat Molo yang terkenal dengan arus berputar merupakan kawasan yang cukup berbahaya bagi para pelaut yang belum mengenalnya dengan baik. Dari tempat ini kita dapat melihat lebih dekat arus berputar yang selalu berubah-ubah arah. Selat Molo ini juga dapat dilihat dari salah satu bukit di Pulau Rinca bagian Timur. Lokasi ini berada di sebelah timur Pulau Rinca yang termasuk kawasan Taman Nasional Komodo, Kec. Komodo, Kab Manggarai Barat, secara geografis terletak 8°37’22.0” Lintang Selatan dan 119°48’11.1” Bujur Timur dengan ketinggian 10 meter dpl. Di bukit ini kita bisa melihat arus putar Selat Molo, namun kita harus berhati-hati karena bukit ini sering muncul komodo-komodo.
14. Desa Warloka. Desa ini berada di Desa Warloka, Kec. Komodo, Kab
Manggarai
Barat,
secara
geografis
terletak
8°36’11.5” Lintang Selatan dan 119°48’31.8” Bujur Timur dengan ketinggian 1 meter dpl. Terdapat dermaga yang digunakan oleh masyarakat Desa Warloka untuk menempatkan perahu-perahu dan juga sebagai pintu gerbang masuk ke wilayah desa tersebut.
15. Tondong Buring, Dikenal dengan nama Situs Megalitik Warloka, situs ini termasuk wilayah Desa Warloka, Kec. Komodo, Kab Manggarai Barat, secara geografis terletak 8°36’21.2” Lintang Selatan dan 119°48’47.5” Bujur Timur dengan ketinggian
106
meter
dpl.
Rumah
makan
dan
penginapan yang disediakan penduduk juga terdapat di desa Warloka Kota Lembor. Lokasi ini merupakan pusat kota Kec. Lembor, Kab. 60
Manggarai Barat, secara geografis terletak 8°42’27.0” Lintang Selatan dan 120°09’48,3” Bujur Timur dengan ketinggian 178 meter dpl. Lokasi ini berada di Kec. Lembor, Kab. Manggarai Barat, secara geografis terletak 8°41’22.2” Lintang Selatan dan 120°13’25,7” Bujur Timur dengan ketinggian 394 meter dpl.
16. Centro Hotel Centro Haotel berlokasi di Kota Labuan Bajo, Kab. Manggarai Barat. Secara geografis terletak 8°30’22,4” Lintang Selatan dan 119°53’02.7” Bujur Timur dengan ketinggian 67 meter dpl.
17. Pelabuhan Labuan Bajo Pelabuhan berlokasi di Kota Labuan Bajo Kab. Manggarai Barat. Secara geografis terletak 8°29’32,5” Lintang Selatan dan 120°52’35.6” Bujur Timur dengan ketinggian 1 meter dpl.
18. Dermaga Pulau Komodo Dermaga ini berlokasi di Pulau Komodo, Kab. Manggarai Barat. Secara geografis terletak 8°24’14,7” Lintang Selatan dan 119°29’58.9” Bujur Timur dengan ketinggian 1 meter dpl.
19. Loh Liang Loh Liang berlokasi di Pulau Komodo, Kab. Manggarai Barat. Secara geografis terletak 8°34’09,1” Lintang Selatan dan 119°29’57.0” Bujur Timur dengan ketinggian 12 meter dpl.
20. Dermaga Loh Buaya Pulau Rinca Dermaga ini berlokasi di Pulau Rinca, Kab. Manggarai Barat. Secara geografis terletak 8°39’14,4” Lintang Selatan dan 119°42’55.8” Bujur Timur dengan ketinggian 1 meter dpl.
61
21. Kantor TNK Rinca Kantor TNK berlokasi di Pulau Rinca, Kab. Manggarai Barat. Secara geografis terletak 8°39’19,8” Lintang Selatan dan 119°43’04.2” Bujur Timur dengan ketinggian 8 meter dpl.
22. Pulau Kalong Pulau Kalong merupakan salah satu gugusan pulau-pulau yang termasuk wilayah Kab. Manggarai Barat. Secara geografis terletak Selatan
dan
119°46’17.6”
8°36’15,9” Lintang
Bujur
Timur
dengan
ketinggian 0 meter dpl.
62
Temuan Secara umum, Pulau Flores telah memiliki jalan raya penghubung Trans Flores yang menghubungkan Kota Larantuka di ujung Timur dengan Kota Labuhan Bajo di ujung Barat. Namun demikian, lebar jalan raya pada umumnya lebih sempit daripada di Pulau Jawa sehingga diperlukan kehati-hatian dalam mengemudikan kendaraan. Di samping itu, perjalanan melalui darat sangat menyenangkan dan bersifat petualangan mengingat hampir 90% jalan yang dilalui berkelok-kelok, di beberapa bagian ada cukup banyak belokan yang sangat tajam dengan sudut turun/naik dan salah satu sisi jalan di berbagai tempat berbatasan dengan jurang yang sangat dalam. Penduduk setempat juga seringkali menggunakan badan jalan untuk berjalan kaki, beristirahat (duduk atau berkumpul) atau menyimpan kendaraan bermotor, sehingga perjalanan menggunakan kendaraan tidak dapat dilakukan dengan kecepatan yang terlalu tinggi. Berdasarkan pengamatan di lapangan, kurang lebih 40% jalan yang dilalui berada dalam kondisi rusak. Selain itu, diperkirakan setidaknya 50% bagian jalan yang dilalui sedang dalam proses perbaikan. Perjalanan malam hari perlu dilakukan dengan kehati-hatian disebabkan oleh alasan yang bukan hanya sebagaimana diuraikan di atas, melainkan alasan keamanan. Pada beberapa tempat tertentu, sekelompok anak muda sesekali menghentikan kendaraan untuk meminta uang untuk membeli minuman keras produksi lokal (yang kadar alkoholnya sangat tinggi). Dalam jangka panjang, persoalan ini harus menjadi perhatian seluruh pemerintah daerah di Pulau Flores dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, jika ingin mengembangkan pulau tersebut sebagai destinasi pariwisata unggulan di tanah air. Sangat minimnya fasilitas lampu penerang jalan di sepanjang jalan Trans Flores turut berperan meningkatkan kerawanan dalam melakukan perjalanan melalui darat. Pulau Flores masih diliputi oleh hutan yang sangat lebat dan sebagai konsekuensinya, ada begitu banyak hewan (liar) yang berkeliaran, seperti babi hutan, anjing dan ular, termasuk serangga seperti nyamuk. Fenomena ini menjadi tantangan
bagi
pemerintah
daerah
setempat
untuk
diatasi
agar
tidak
membahayakan kesehatan wisatawan (dan juga penduduk setempat). Di samping itu, karena di Pulau Flores terdapat cukup banyak gunung berapi, maka diperlukan peningkatan kualitas sistem peringatan dini dan keamanan bagi penduduk 63
setempat dan wisatawan bila terjadi letusan gunung berapi, gempa atau tsunami (Pulau Flores pernah dilanda tsunami pada tahun 1992). Daya tarik wisata di wilayah daratan Pulau Flores pada umumnya berjarak cukup jauh antara satu dengan yang lain dan beberapa di antaranya harus melalui infrastruktur jalan yang kurang baik. Fasilitas pendukung lain, khususnya toilet umum, pada umumnya tidak memadai karena tidak terawat dengan baik dan terkesan kotor. Namun demikian, fasilitas penjualan kartu telepon seluler dan wahana tunai mandiri (ATM) dapat dikatakan cukup banyak. Fasilitas lainnya, seperti SPBU dan pasar swalayan, jumlahnya semakin banyak dan kualitasnya lebih baik di wilayah sebelah Barat dibandingkan dengan di sebelah Timur pulau tersebut.
64
Data keruangan (spatial) potensi kepariwisataan Flores No URUT
No GPS
1
141
DUSUN
DESA/KEL
KECAMATAN
KABUPATEN
KOORDINAT
M-DPL
Bandara Komodo
2
LOKASI
xxx
xxx
xxx
Manggarai Barat
S 8 29 21.1 -- E 119 53 18.0
62
1
Hotel Puncak Waringin
xxx
xxx
xxx
Manggarai Barat
S 8 29 39.6 -- E 119 52 46.4
38
3
2
Kantor Disbudpar
xxx
xxx
xxx
Manggarai Barat
S 8 29 49.9 -- E 119 53 07.1
44
4
3
Kantor TNK
xxx
xxx
xxx
Manggarai Barat
S 8 29 52.8 -- E 119 52 58.3
39
5
5
View Desa Tondong Belang
xxx
Tondong Belang
Sano Nggoang
Manggarai Barat
S 8 35 13.1 -- E 119 59 26.5
558
6
6
Pertigaan Jalan Desa Golokempo
xxx
Golokempo
Sano Nggoang
Manggarai Barat
S 8 36 47.0 -- E 120 03 35.0
534
7
8
View Desa Golokempo
xxx
Golokempo
Sano Nggoang
Manggarai Barat
S 8 38 55.3 -- E 120 01 49.1
581
8
14
SMP-SMA Klaus Werang
xxx
xxx
xxx
Manggarai Barat
S 8 38 31.4 -- E 120 00 26.8
356
9
18
Bendungan S Wai Rami
xxx
Gondaring
Sano Nggoang
Manggarai Barat
S 8 37 38.2 -- E 120 00 08.6
395
10
20
Air Terjun Cunca Rami
xxx
Gondaring
Sano Nggoang
Manggarai Barat
S 8 37 32.8 -- E 119 59 51.0
443
11
21
Belerang di Sungai Wai Rami
xxx
Gondaring
Sano Nggoang
Manggarai Barat
S 8 37 45.2 -- E 120 00 13.6
402
12
23
Kota Werang
xxx
xxx
Sano Nggoang
Manggarai Barat
S 8 38 59.2 -- E 120 00 27.4
345
13
27
Tepi Danau Sano Ngoang
xxx
Wae Sano
Sano Nggoang
Manggarai Barat
S 8 42 05.8 -- E 119 59 41.9
668
14
28
Tepi Danau Sano Ngoang
xxx
Wae Sano
Sano Nggoang
Manggarai Barat
S 8 42 22.7 -- E 119 59 51.1
666
15
29
Tepi Danau Sano Ngoang
xxx
Wae Sano
Sano Nggoang
Manggarai Barat
S 8 42 49.1 -- E 120 00 00.0
676
16
30
Hot Spring Danau Sano Ngoang
xxx
Wae Sano
Sano Nggoang
Manggarai Barat
S 8 42 57.5 -- E 120 00 04.7
672
17
31
Danau-Belerang Sano Ngoang
xxx
Wae Sano
Sano Nggoang
Manggarai Barat
S 8 42 58.4 -- E 120 00 08.7
675
18
32
Central Hot Spring Sano Ngoang
xxx
Wae Sano
Sano Nggoang
Manggarai Barat
S 8 43 01.3 -- E 120 00 11.2
670
19
33
Kantor Kades Wae Sano
Nunang
Wae Sano
Sano Nggoang
Manggarai Barat
S 8 43 14.2 -- E 120 00 14.0
691
20
34
Dermaga TNK
xxx
xxx
Komodo
Manggarai Barat
S 8 29 32.0 -- E 119 52 34.0
1
21
36
Dermaga Loh Buaya
xxx
xxx
Komodo
Manggarai Barat
S 8 39 14.6 -- E 119 42 55.4
1
22
37
Pos Loh Buaya
xxx
xxx
Komodo
Manggarai Barat
S 8 39 14.5 -- E 119 42 56.9
3
23
38
Dapur Loh Buaya
xxx
xxx
Komodo
Manggarai Barat
S 8 39 23.0 -- E 119 43 06.0
4
24
39
Tempat Bertelur Komodo
xxx
xxx
Komodo
Manggarai Barat
S 8 39 28.7 -- E 119 43 10.9
8
25
40
View to Kalong Island
xxx
xxx
Komodo
Manggarai Barat
S 8 36 13.1 -- E 119 46 14.6
0
26
41
Dermaga Pasir Panjang P. Rinca
Rinca
Pasir Panjang
Komodo
Manggarai Barat
S 8 37 04.4 -- E 119 47 07.3
0
27
42
Rumah Kades Pasir Panjang P. Rinca
Rinca
Pasir Panjang
Komodo
Manggarai Barat
S 8 37 11.7 -- E 119 47 08.2
3
28
43
Rumah Sekdes Pasir Panjang P. Rinca
Rinca
Pasir Panjang
Komodo
Manggarai Barat
S 8 37 10.6 -- E 119 47 07.9
3
29
44
Selat Molo
xxx
xxx
Komodo
Manggarai Barat
S 8 37 16.3 -- E 119 48 11.5
0
30
45
Tepi Pantai di Rinca-Molo
xxx
xxx
Komodo
Manggarai Barat
S 8 37 20.2 -- E 119 48 11.2
0
31
46
Puncak Bukit Pos-1
xxx
xxx
Komodo
Manggarai Barat
S 8 37 22.0 -- E 119 48 11.1
10
32
47
Selat Molo Pos-2 View Arus Laut
xxx
xxx
Komodo
Manggarai Barat
S 8 37 22.7 -- E 119 48 20.3
0
33
48
Dermaga Warloka
xxx
Warloka
Komodo
Manggarai Barat
S 8 36 11.5 -- E 119 48 31.8
1
34
49
Pantai Warloka
xxx
Warloka
Komodo
Manggarai Barat
S 8 36 07.2 -- E 119 48 33.2
2
35
50
Kotak Ekskavasi 2010 (Tular)
xxx
Warloka
Komodo
Manggarai Barat
S 8 36 06.5 -- E 119 48 40.8
4
36
51
Kaki Gunung (Tondong) Buring
xxx
Warloka
Komodo
Manggarai Barat
S 8 36 16.5 -- E 119 48 41.2
4
37
54
Situs Warloka (puncak Gunung Buring)
xxx
Warloka
Komodo
Manggarai Barat
S 8 36 21.2 -- E 119 48 47.5
106
38
56
RM Sate-Penginapan Kharisma
xxx
xxx
xxx
Manggarai Barat
S 8 29 31.8 -- E 119 52 37.9
9
39
58
Kota Lembor
xxx
xxx
Lembor
Manggarai Barat
S 8 42 27.0 -- E 120 09 48.3
178
40
59
Pompa Bensin Lembor
xxx
xxx
Lembor
Manggarai Barat
S 8 41 22.2 -- E 120 13 25.7
394
41
96
Centro Hotel Labuan Bajo
xxx
xxx
xxx
Manggarai Barat
S8 30 22.4 E119 53 02.7
67
42
97
Pelabuhan Laut Labuan Bajo
xxx
xxx
xxx
Manggarai Barat
S8 29 32.5 E119 52 35.6
1
43
98
Dermaga Pulau Komodo
xxx
xxx
xxx
Manggarai Barat
S8 34 14.7 E119 29 58.9
1
44
99
Loh Liang Pulau Komodo
xxx
xxx
xxx
Manggarai Barat
S8 34 09.1 E119 29 57.0
12
45
100
Dapur TNK Komodo
xxx
xxx
xxx
Manggarai Barat
S8 34 17.3 E119 29 50.9
10
46
101
Dermaga Loh Buaya Pulau Rinca
xxx
xxx
xxx
Manggarai Barat
S8 39 14.4 E119 42 55.8
1
47
102
Dapur TNK Pulau Rinca
xxx
xxx
xxx
Manggarai Barat
S8 39 28.6 E119 43 11.3
21
48
103
Kantor TNK Pulau Rinca
xxx
xxx
xxx
Manggarai Barat
S8 39 19.8 E119 43 04.2
8
49
104
Pulau Kalong
xxx
xxx
xxx
Manggarai Barat
S8 36 15.9 E119 46 17.6
0
50
105
Bandara Komodo Labuan Bajo
xxx
xxx
xxx
Manggarai Barat
S8 29 21.1 E119 53 18.0
62
51
60
RM Lestari Ruteng
xxx
xxx
xxx
Manggarai
S 8 36 25.5 -- E 120 27 52.0
1161
52
61
Hotel Shinda Ruteng
xxx
xxx
xxx
Manggarai
S 8 36 29.3 -- E 120 28 00.7
1159
53
62
Kantor Bupati Ruteng
xxx
xxx
xxx
Manggarai
S 8 36 39.2 -- E 120 27 51.2
1170
54
63
Kantor DisPar Ruteng
xxx
xxx
xxx
Manggarai
S 8 36 40.0 -- E 120 28 03.8
1172
55
64
View From Desa Wai Garit
xxx
Wai Garit
xxx
Manggarai
S 8 35 24.0 -- E 120 25 58.2
1005
56
66
Sawah Jaring Laba2 Waibelang
xxx
Wai Belang
xxx
Manggarai
S 8 35 42.4 -- E 120 22 22.5
945
57
67
View Gunung Pocolikang
xxx
xxx
xxx
Manggarai
S 8 37 03.3 -- E 120 22 25.5
940
58
71
View & Slickenside From Desa Nao
Popo
Nao
Satar Mese Barat
Manggarai
S 8 41 52.3 -- E 120 22 39.1
688
59
72
View Desa Nao
Popo
Nao
Satar Mese Barat
Manggarai
S 8 41 49.4 -- E 120 22 53.1
592
60
74
Kp Adat Todo-Megalitik
xxx
Todo
Satar Mese Barat
Manggarai
S 8 43 48.2 -- E 120 22 20.5
786
61
82
Penginapan di Dusun Denge
Denge
Satar Lenda
Satar Mese Barat
Manggarai
S 8 48 27.5 -- E 120 18 08.2
484
62
83
Sungai Wae Lomba
xxx
Satar Lenda
Satar Mese Barat
Manggarai
S 8 48 02.8 -- E 120 17 53.8
587
63
85
View to Waerebo
xxx
Satar Lenda
Satar Mese Barat
Manggarai
S 8 47 24.9 -- E 120 17 25.6
842
64
88
Vaginastone
xxx
Satar Lenda
Satar Mese Barat
Manggarai
S 8 47 03.4 -- E 120 17 10.8
1044
65
89
View to Waerebo
xxx
Satar Lenda
Satar Mese Barat
Manggarai
S 8 47 09.5 -- E 120 17 04.3
1055
66
90
Pocoroko (Tertinggi)
xxx
Satar Lenda
Satar Mese Barat
Manggarai
S 8 46 57.7 -- E 120 17 00.5
1175
67
91
View to Waerebo
xxx
Satar Lenda
Satar Mese Barat
Manggarai
S 8 46 39.3 -- E 120 17 07.0
1207
68
94
Kp Adat Waerebo
xxx
Satar Lenda
Satar Mese Barat
Manggarai
S 8 46 09.4 -- E 120 17 02.2
1108
69
95
View to Pulau Mulas
xxx
Satar Lenda
Satar Mese Barat
Manggarai
S 8 50 57.2 -- E 120 18 23.5
5
70
96
RM Mandiri Ruteng
xxx
xxx
xxx
Manggarai
S 8 36 51.0 -- E 120 27 53.6
1185
71
97
View to Borong
xxx
Manuk
xxx
Manggarai
S 8 36 21.9 -- E 120 31 16.4
1056
72
95
Batas Kab Manggarai dengan Kab Manggarai Barat
xxx
xxx
xxx
Manggarai
S8 40 33.9 E120 09 00.7
100
73
98
xxx
Gololoni
Borong
Manggarai Timur
S 8 38 09.1 -- E 120 33 37.2
1280
View To Danau Rana Mese
65
No URUT
No GPS
LOKASI
DUSUN
DESA/KEL
KECAMATAN
KABUPATEN
KOORDINAT
M-DPL
74
99
Danau Rana Mese
xxx
Gololoni
Borong
Manggarai Timur
S 8 38 26.6 -- E 120 33 40.8
1231
75
100
View Desa Golonani
Lereng
Gololoni
Borong
Manggarai Timur
S 8 39 31.3 -- E 120 33 42.9
1104
76
101
Kota Borong Manggarai Timur
xxx
xxx
xxx
Manggarai Timur
S 8 48 52.0 -- E 120 36 27.4
17
77
102
RM Bongenvile- Bank BRI
xxx
xxx
xxx
Manggarai Timur
S 8 49 02.6 -- E 120 36 55.0
17
78
Pantai Cepi Watu
xxx
Nangalabang
Borong
Manggarai Timur
S 8 48 57.0 -- E 120 35 05.3
2
79
103 91
Kota Borong
xxx
xxx
xxx
Manggarai Timur
S8 48 50.8 E120 36 24.6
24
80
94
Batas Kab Manggarai Timur dengan Kab Manggarai
xxx
xxx
xxx
Manggarai Timur
S8 36 22.5 E120 32 37.5
1138
81
75
Hotel Edelweis Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S8 47 30.1 E120 58 28.6
1194
82
76
Kantor Dinas Pariwisata Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S8 47 24.0 E120 58 16.6
1203
83
77
Koperasi Kopi Famasa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S8 47 09.9 E120 57 04.6
1271
84
78
Pemakaman Tionghoa Wolobaja
xxx
xxx
xxx
Ngada
S8 46 22.5 E121 00 34.1
880
85
79
Air Terjun Ogi
xxx
xxx
xxx
Ngada
S8 46 25.4 E121 00 35.6
845
86
80
Rumah Retret Mataloko
xxx
xxx
xxx
Ngada
S8 49 31.0 E121 03 17.2
1080
87
81
Kampung Adat Wogo Baru
xxx
xxx
xxx
Ngada
S8 49 56.5 E121 03 13.0
1100
88
82
Bandara Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S8 42 33.4 E121 03 27.9
434
89
83
Air panas Mengeruda
xxx
xxx
xxx
Ngada
S8 42 31.7 E121 05 11.5
322
90
84
Perpustakaan Daerah Ngada
xxx
xxx
xxx
Ngada
S8 47 18.8 E120 58 36.5
1187
91
85
Kampung Adat Bela Langa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S8 50 31.0 E120 57 28.8
1096
92
86
Kampung Adat Luba
xxx
xxx
xxx
Ngada
S8 52 28.6 E120 59 03.7
888
93
87
Kampung Adat Bena
xxx
xxx
xxx
Ngada
S8 52 37.2 E120 59 08.9
837
94
88
View Villa Manulalu
xxx
xxx
xxx
Ngada
S8 51 51.7 E120 59 41.6
1055
95
89
Tempat pembuatan moke
xxx
xxx
xxx
Ngada
S8 50 01.8 E120 49 07.4
20
96
90
Batas Kab Ngada dengan Kab Manggarai Timur
xxx
xxx
xxx
Ngada
S8 49 41.1 E120 48 41.7
15
97
111
Hotel Adelwise
xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 17.961 E123 01.061)
xxx
98
112
Pasar Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 19.037 E123 00.914)
xxx
99
113
Dinas Perhubungan dan Pariwisata
xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 19.167 E123 00.749)
xxx
100
114
Unit Pengolahan Hasil (UPH) Famasa (Desa Beiwali, Kecamatan xxx Bajawa, Ngada) xxx / Penghasil kopi xxx
Ngada
(S8 19.950 E122 59.940)
xxx
101
115
View 1 (pandangan atas) Air terjun Ogi
xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 20.563 E122 59.238)
xxx
102
116
View 2 (perbukitan)/ pemakaman Wolves (Orang Cina) xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 20.610 E122 59.135)
xxx
103
117
Air Terjun Ogi
xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 20.669 E122 59.078)
xxx
104
118
Rumah Makan Semarang (Jl. Yos Sudarso, Bajawa)
xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 20.704 E122 59.048)
xxx
105
119
Rumah Ret Ret Kematabor
xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 20.785 E122 58.987)
xxx
106
120
Kampung Adat Wogo
xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 20.853 E122 58.871)
xxx
107
121
SPBU
xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 20.850 E122 58.624)
xxx
108
123
Bandara Turelelo
xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 20.544 E122 59.209)
xxx
109
124
Pemandian Air panas Mengeruda
xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 16.758 E122 54.563)
xxx
110
125
Kantor Perpustakaan dan Kearsipan (Jl. Soekarno Hatta,xxx Bajawa)
xxx
xxx
Ngada
(S8 16.779 E122 53.423)
xxx
111
126
Kampung Adat Bela
xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 19.712 E122 54.784)
xxx
112
127
View Gunung Inerie
xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 20.757 E122 54.305)
xxx
113
128
Kampung Adat Luba
xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 22.837 E122 52.635)
xxx
114
129
Kampung Adat Bena (Desa Teworebu, Kecamatan Jeweruu) xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 23.653 E122 51.015)
xxx
115
130
Manu lalu Panorama, View Pemandangan
xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 20.112 E122 56.208)
xxx
116
131
Rumah Makan Padang Garuda
xxx
xxx
xxx
Ngada
(S8 20.646 E122 57.097)
xxx
117
105
RM Padang Aimere
xxx
Aimere
Aimere
Ngada
S 8 50 35.1 -- E 120 51 23.4
12
118
106
View to Bajawa
xxx
Kajuala
Aimere
Ngada
S 8 49 20.1 -- E 120 54 53.9
740
119
107
View to Bajawa
xxx
Kajuala
Aimere
Ngada
S 8 49 24.8 -- E 120 55 06.4
778
120
108
View to Gunung Ineria
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 48 40.5 -- E 120 56 34.2
1130
121
109
Hotel Silverin Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 48 25.7 -- E 120 58 36.1
1244
122
110
Hotel Virgo Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 09.1 -- E 120 58 22.0
1203
123
111
Pasar Inpres Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 16.4 -- E 120 58 21.5
1202
124
112
Gereja Ebenhezer & Mesjid Al-Itihad
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 17.8 -- E 120 58 19.7
1201
125
113
Gereja Mater Boni Consili (MBC) Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 24.1 -- E 120 58 17.1
1201
126
114
RM Dito's Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 30.5 -- E 120 58 28.4
1191
127
115
Stadion Olahraga Lebijaga Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 05.1 -- E 120 58 24.4
1206
128
116
Gereja Santu Josef Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 46 57.8 -- E 120 58 25.7
1206
129
117
RSU Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 00.1 -- E 120 58 21.4
1201
130
118
Biara Suster Fransiskus Misionaris Maria (FMM) Bajawaxxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 07.6 -- E 120 58 14.6
1205
131
119
Kantor Polres Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 25.1 -- E 120 58 13.5
1199
132
120
Rutan Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 21.4 -- E 120 58 37.1
1191
133
121
Kantor Telkom Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 14.7 -- E 120 58 34.4
1191
134
122
Bank BRI Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 11.9 -- E 120 58 33.3
1192
135
123
Kantor Bupati Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 06.7 -- E 120 58 31.2
1199
136
124
Kantor Pos Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 08.1 -- E 120 58 32.0
1197
137
125
Bank NTT Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 13.8 -- E 120 58 25.0
1199
138
126
Bank BNI Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 25.7 -- E 120 58 26.9
1195
139
127
Terminal dalam kota - Pasar Ikan Bajawa
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 15.0 -- E 120 58 27.0
1197
140
128
Supermarket Langganan
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 12.7 -- E 120 58 26.1
1199
141
129
RM Padang Garuda
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 47 18.7 -- E 120 58 28.3
1194
142
130
Terminal Watujayi
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 48 23.7 -- E 120 58 17.9
1226
143
131
Pompa Bensin
xxx
xxx
xxx
Ngada
S 8 48 43.8 -- E 120 59 59.7
1325
144
132
Kp Adat Turekisa
xxx
Mangulewa
Golewa
Ngada
S 8 48 41.4 -- E 121 00 23.5
1350
145
133
Kp Adat Wogo Baru
xxx
Ratu Gesa
Golewa
Ngada
S 8 49 59.6 -- E 121 03 08.5
1202
146
134
Kp Adat Wogo Lama
xxx
xxx
Golewa
Ngada
S 8 50 31.2 -- E 121 03 03.7
1151
147
135
Pade Besi Kp Liba
Liba
Ratu Gesa
Golewa
Ngada
S 8 49 57.5 -- E 121 03 03.1
1106
148
137
Kp Adat Gurusina
xxx
Watumanu
Jerubuu
Ngada
S 8 53 44.6 -- E 120 59 26.7
402
149
138 58
Kp Adat Bena
Bena
Tiwuriwu
Jerubuu
Ngada
S 8 52 35.2 -- E 120 59 09.6
830
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 47 00.6 E121 53 12.1
271
150
RM Simpang Lima
66
No URUT
No GPS
DUSUN
DESA/KEL
KECAMATAN
KABUPATEN
KOORDINAT
151
59
Hotel Flores Sare
LOKASI
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 45 11.8 E121 51 24.5
M-DPL 655
152
60
Tempat Parkir di G. Kelimutu
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 46 19.5 E121 49 05.3
1555
153
61
Danau Tiwu Atapolo
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 46 08.8 E121 48 53.6
1574
154
62
Danau TiwuAtabufu
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 45 51.5 E121 48 44.5
1605
155
63
Air Terjun Murundao
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 45 03.9 E121 50 46.5
737
156
64
Bungalow Saoria
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 44 50.4 E121 50 46.8
796
157
65
Air panas Lia Sambe
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 44 51.1 E121 50 26.9
818
158
66
View Kampung Moni (air terjun)
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 43 09.9 E121 50 21.4
1206
159
67
Pasar Sayur Nduaria
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 42 43.5 E121 49 35.6
1104
160
68
Kampung Adat Wologai
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 41 41.1 E121 48 30.3
1068
161
69
RM Cita Rasa Ende
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 50 43.3 E121 39 33.1
25
162
70
Bank Mandiri Ende
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 50 37.2 E121 39 14.5
36
163
71
Pantai Ria Kota Ende
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 50 33.3 E121 38 32.5
0
164
72
Rumah Bung Karno Ende
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 50 26.5 E121 38 40.9
20
165
73
Hotel Grand Wisata Ende
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 50 42.3 E121 39 26.6
28
166
74
Batas Kab Ende dengan Kab Nagekeo
xxx
xxx
xxx
Ende
S8 47 17.1 E121 24 59.7
17
167
106
Pintu Masuk Taman Nasional Kelimutu
xxx
xxx
xxx
Ende
(S8 46.225 E121 50.023)
xxx
168
107
Tempat Parkir Taman Nasional Kelimutu
xxx
xxx
xxx
Ende
(S8 46.326 E121 49.091)
xxx
169
108
Danau Tiwo Apatolo, warna hijau
xxx
xxx
xxx
Ende
(S8 46.150 E121 48.895)
xxx
170
109
Danau Tiwu Ata Bupu, warna hitam
xxx
xxx
xxx
Ende
(S8 45.857 E121 48.735)
xxx
171
110
Danau Tiwu Nuwa Muri Ko'o Fai, warna hijau
xxx
xxx
xxx
Ende
(S8 45.856 E121 48.746)
xxx
172
139
Hotel di Ende
xxx
xxx
xxx
Ende
S 8 50 33.7 -- E 121 38 40.9
17
173
Bandara Ende
xxx
xxx
xxx
Ende
S 8 50 53.0 -- E 121 39 49.6
16
174
140 1
Bandara Frans Seda
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 18.231 --123 01.192
31
175
2
Rumah Makan Jakarta
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 18.209 -- 123 01.198
12
176
3
Hotel Sylvia
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 26.026 --123 03.962
41
177
4
Roxy Swalayan
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 26.074 --123 03.942
17
178
5
Kampung Hapeng Kabor
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 18.231 --123 01.192
251
179
6
Kampung Hapeng Kabor
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 18.209 -- 123 01.198
239
180
7
Kampung Watublapi
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 26.026 --123 03.962
441
181
8
Rumah Makan Malang
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 26.074 --123 03.942
8
182
9
Resto Gazebo
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 18.231 --123 01.192
7
183
10
Dinas Budpar Kab Sikka
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 18.209 -- 123 01.198
25
184
11
Pantai Wai Ara
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 26.026 --123 03.962
5
185
12
Bekas Istana Kerajaan Wai Ara
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 26.074 --123 03.942
13
186
13
Pantai Wairterang
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 18.231 --123 01.192
14
187
14
Kampung Wai Gete
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 18.209 -- 123 01.198
15
188
15
Goa Maria
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 26.026 --123 03.962
11
189
16
Desa Wisata Hewokloang
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 26.074 --123 03.942
442
190
17
Kampung Adat Dokar
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 18.231 --123 01.192
399
191
18
Kampung Watublapi
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 18.209 -- 123 01.198
450
192
19
Pompa Bensin - SPBU
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 26.026 --123 03.962
35
193
20
Kristus Raja
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 26.074 --123 03.942
10
194
21
Regalia Sikka
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 18.231 --123 01.192
11
195
22
Djong Dobo (pintu gerbang)
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 18.209 -- 123 01.198
411
196
23
Djong Dobo
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 26.026 --123 03.962
416
197
24
Tempat penyulingan Moke
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 26.074 --123 03.942
12
198
35
Sumur Wair Baluk
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 26.074 --123 03.942
21
199
26
Watucruz
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 18.231 --123 01.192
1
200
27
Tempat Pembuatan Gerabah tradisional
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 18.209 -- 123 01.198
291
201
28
View
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 26.026 --123 03.962
256
202
29
Hotel Wailiti
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 26.074 --123 03.942
5
203
30
Batas Kab Sikka dengan Kab Flotim
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 18.231 --123 01.192
583
204
56
Puskesmas Waipare
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 18.209 -- 123 01.198
16
205
57
Batas Kab Sikka dengan Kab Ende
xxx
xxx
xxx
SIKKA
8 26.026 --123 03.962
27
206
162
Desa Adat Tenun Ikat Kajowair
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 42.021 E122 18.836)
xxx
207
163
Disbudpar Kab Sikka
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 37.555 E122 12.663)
xxx
208
164
Fotocopy
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 37.621 E122 12.918)
xxx
209
165
Museum Bikon Blewut
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 39.925 E122 11.069)
xxx
210
166
View Pemandangan Alam 1
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 45.612 E122 01.091)
xxx
211
167
View Pemandangan Alam 2
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 45.322 E122 00.940)
xxx
212
168
Kampung Adat
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 26.074 E123 03.942)
xxx
213
169
Taman Wisata Rohani Mageria
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 44.888 E122 00.527 )
xxx
214
170
Restoran Laryss
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 45.956 E122 03.320)
xxx
215
171
Goa Maria Nilo
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 38.255 E122 10.076)
xxx
67
No URUT
No GPS
DUSUN
DESA/KEL
KECAMATAN
KABUPATEN
KOORDINAT
M-DPL
216
172
Pusat Spiritualis Pasionis
LOKASI
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 38.305 E122 09.152)
xxx
217
173
Pasar Tradisional Nita
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 40.802 E122 10.036)
xxx
218
174
Kantor Pos
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 43.731 E122 10.378)
xxx
219
175
Gereja Tua Sikka
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 44.965 E122 11.795)
xxx
220
176
Rumah Adat Desa Sikka
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 44.990 E122 11.774)
xxx
221
177
Nua Baraka: leluhur Frans Sedda
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 42.631 E122 04.663)
xxx
222
178
Rumah Makan “Surabaya”
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 37.711 E122 12.780)
xxx
223
179
Travel “Gunung Mas”
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 37.709 E122 12.781)
xxx
224
180
Toko Buku Gramedia
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 37.630 E122 13.299)
xxx
225
181
Bank
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 37.499 E122 13.021)
xxx
226
182
ATM Bersama Pelabuhan Lessay
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 37.176 E122 13.048)
xxx
227
183
Terminal Bus Madaway
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 37.062 E122 13.125)
xxx
228
184
Toko Souvenir Hotel Wailiti
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 38.056 E122 12.610)
xxx
229
185
Viewgeowisata
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 38.131 E122 12.479)
xxx
230
Viewgeowisata
xxx
xxx
xxx
SIKKA
(S8 35.685 E122 11.575)
231
186 31
Hotel Asa
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 42.021 E122 18.836)
xxx 18
232
32
RSUD Larantuka
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 37.555 E122 12.663)
24
233
33
Kantor Dinas Kebudayaan Seni & Budaya
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 37.621 E122 12.918)
23
234
34
Terminal Timur Weru
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 39.925 E122 11.069)
15
235
35
RM Ujo Aro
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 45.612 E122 01.091)
8
236
36
Pura Hindu
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 45.322 E122 00.940)
8
237
37
Pantai Meting Doeng
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 26.074 E123 03.942)
0
238
38
Bandara Gewayantanah
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 44.888 E122 00.527 )
17
239
39
Kampung Adat Muda Kaputu
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 45.956 E122 03.320)
120
240
40
Mesjid Al Munawwarah
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 38.255 E122 10.076)
26
241
41
TPA Sampah Larantuka
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 38.305 E122 09.152)
9
242
42
Pantai Hading
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 40.802 E122 10.036)
0
243
43
Kampung Adat Baluk Hering
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 43.731 E122 10.378)
17
244
44
View Tanjung Bunga
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 44.965 E122 11.795)
46
245
45
Mesjid Al Amin
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 44.990 E122 11.774)
19
246
46
Bank BRI
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 42.631 E122 04.663)
21
247
47
Pasar Daerah Larantuka
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.853 E122 58.871)
19
248
48
Polres Flores Timur
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.850 E122 58.624)
17
249
49
Katedral Larantuka
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.544 E122 59.209)
9
250
50
Telkom dan Kantor Pos
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 16.758 E122 54.563)
24
251
51
Kantor Bupati Flotim
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 16.779 E122 53.423)
25
252
52
Dermaga ke Pulau Adonara
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 19.712 E122 54.784)
10
253
53
Dermaga Wureh Adonara
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.757 E122 54.305)
2
254
54
Gereja Wureh Pulau Adonara
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 22.837 E122 52.635)
11
255
55
Kapel Wureh Pulau Adonara
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 23.653 E122 51.015)
11
256
132
Hotel ASA
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 17.961 E123 01.061)
xxx
257
133
Fotokopi Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Flores xxxTimur
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 19.037 E123 00.914)
xxx
258
134
Pasar Inpres Larantuka
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 19.167 E123 00.749)
xxx
259
135
BRI
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 19.950 E122 59.940)
xxx
260
136
Capela Tuan Ana /Patung Bunda Maria
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.563 E122 59.238)
xxx
261
137
Istana Raja Larantuka
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.610 E122 59.135)
xxx
262
138
Kapel Antonius Padua
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.669 E122 59.078)
xxx
263
139
Kapel Suster
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.704 E122 59.048)
xxx
264
140
Kapel Tuan Ma
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.785 E122 58.987)
xxx
265
141
Patung Pelindung Kota Rumah Makan Sri Solo Kampung xxx Adat Tua Kawalio, xxx Desa Sinarhading, Kecamatan xxx Lewolema Air Flores panas Timur /Waeplati Kecamatan (S8 20.853 Lewolema E122 58.871)
xxx
266
142
Air Panas Oka, Kecamatan larantuka
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.850 E122 58.624)
xxx
267
143
View pemandangan 1
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.544 E122 59.209)
xxx
268
144
View pemandangan 2
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 16.758 E122 54.563)
xxx
269
145
Kampung Adat Lowok Kluwok
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 16.779 E122 53.423)
xxx
270
146
Terminal Barat Larantuka
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 19.712 E122 54.784)
xxx
271
147
Pelabuhan Feri Waebalun
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.757 E122 54.305)
xxx
272
148
Kepolisian Resor Flores Timur
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 22.837 E122 52.635)
xxx
273
149
Masjid Agung Larantuka
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 23.653 E122 51.015)
xxx
274
150
Pasar Larantuka
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.112 E122 56.208)
xxx
275
151
Kantor Pos dan Telkom
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.646 E122 57.097)
xxx
276
152
Gereja Sanjuan
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.131 E122 59.660)
xxx
277
153
Kapel dan Museum Kesusteran Reinha Rosari
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.066 E122 59.783)
xxx
278
154
Kapel Tuhan Meninu
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 19.974 E122 59.921)
xxx
279
155
Pelabuhan Larantuka
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 19.654 E123 00.191)
xxx
280
156
Gereja Katedral
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 19.474 E123 00.456)
xxx
281
157
Rumah Sakit Daerah Umum Larantuka
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 19.457 E123 00.495)
xxx
282
158
Gelanggang Olahraga Larantuka
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 19.223 E123 00.952)
xxx
283
159
Pantai Weri
xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.556 E122 59.344)
xxx
284
160
Pelabuhan Rakyat, Desa Lehayong, Kecamatan Solor Timur xxx
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 20.483 E122 59.306)
xxx
285
161
Benteng Portugis Lohayong
xxx
xxx
Flores Timur
(S8 19.020 --123 00.923
xxx
xxx
68
2. Potensi Pengembangan Ke Depan
a. Kerangka Pengembangan Ke Depan Rencana pengembangan ke depan:
Mengembangkan data spatial potensi sumber daya kepariwisataan Flores yang dihasilkan pada penelitian ini ke dalam Geographic Information System (GIS) melalui proses digitasi overlay dengan beberapa peta dasar
Menyelesaikan tahapan perencanaan program overland Jakarta, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores untuk lokasi pemetaan dan penilaian potensi kepariwisataan di Pulau Sumbawa.
b. Strategi Pengembangan Ke Depan Pengembangan data dan informasi spatial potensi sumber daya kepariwisataan Flores ke depan adalah dalam bentuk peta potensi sumberdaya yang bermanfaat antara lain:
Sebagai arah perencanaan percepatan pembangunan Flores di bidang kepariwisataan
Sebagai alat strategis promosi investasi terkait bidang kepariwisaan di pulau flores
Pengembangan
GIS
dilaksanakan
bekerjasama
dengan
Pusat
Data
Kemenparekraf dan Bakosurtanal Pengajuan Proposal Riset Insentif pemetaan dan penilaian potensi kepariiwisataan untuk kawasan Pulau Sumbawa tahun 2013.
69
BAB IV
SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Sinergi Koordinasi Kelembagaan- Program
a. Kerangka Sinergi Koordinasi Dilakukan melalui pendekatan lintas disiplin dan lintas sektor meliputi:
Pemerintah daerah (Dinas Budpar, Taman Nasional, Bapeda, BPS)
Industri Pariwisata daerah (PHRI, ASITA, Pemandu Wisata)
Masyarakat yang memiliki kemampuan
b. Indikator Keberhasilan Sinergi Pelaksanaan dengan kelembagaan dilakukan melalui Koordinasi dan Kerjasama:
Dengan pihak berwenangan (pihak pemerintah)
Dengan pihak pengelola (pihak industri)
Dengan pihak pemilik (pihak masyarakat, tokoh, ketua adat)
Dengan pihak pemerhati (pihak LSM, akademisi)
c. Perkembangan Sinergi Koordinasi Secara umum perkembngan sinergi koordinasi lintas sektor dan lintas disiplin baik di pusat dan daerah dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun yang menjadi kendala dan hambatan dalam kegiatan koordinasi ini, yaitu pada masalah media komunikasi (fax dan email) yang belum beroperasi dengan sempurna di daerah
2. Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
a. Kerangka dan Strategi Pemanfaatan Hasil Strategi pemanafaatan hasil penelitian ini direncanakan akan dilakukan dengan strategi sosialisasi hasil penelitian melalui media elektronik dan cetak kepada:
Pemerintah daerah untuk dapat dimanfaatkan sebagai acauan percepatan pembangunan daerah di bidang kepariwisataan.
Pusat data Kemenparekraf selaku unit kliring jaringan data spatial nasional di 70
Kementerian, sebagai bahan updating data dan informasi spatial bidang kepariwisataan
b. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan
Terwujudkan program pemerintah Kenalilah negerimu, cintailah negerinu melalui pengembangan pola perjalanan (travel pattern) untuk wisata darat (overland) Jakarta, Bali, Lombok dan Flores.
Tersusunnya data dan informasi spatial potensi kepariwisataan, yang wajib disampaikan kepada Bakosurtanal selaku koordinator jaringan data spatial nasional (JDSN).
Tersedianya Peta Potensi Kepariwisataan yang dapat digunakan sebagai peta perencanaan pembangunan pariwisata, promosi investasi pariwisata, dan peta promosi paket perjalanan wisata di Pulau Flores
c. Perkembangan Pemanfaatan Hasil Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam bentuk:
Bahan masukan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang diperlukan daerah dalam rumusan perencanaan percepatan pembangunan pariwisata daerah secara terpadu dan berkelanjutan.
Acuan dalam mewujudkan program "Kenalilah Negerimu, Cintailah Negerimu" melalui program pengembangan pola perjalanan wisata (Travel Patern) di Flores yang merupakan bagian program pengembangan perjalan wisata (Overland) Jakarta, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores secara terpadu dan berkelanjutan.
71
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran Dari 4 (empat) tahapan pelaksanaan kegiatan, tahap 4 (empat) kegiatan pembahasan dan pelaporan masih dalam proses penyelesaian. Rancangan Pencapaian Target Kinerja dan perkembangan pelaksanaan kegiatan terdiri dan beberapa tahap, yakni: a. Tahap I, tahapan yang telah dilakukan adalah ekspolarasi dan evaluasi data sekunder serta prasurvei penelitian. b. Tahap II, tahapan yang telah dilaksanakan adalah melakukan wawancara Iangsung dengan stakeholder pariwisata dan masyarakat dan penyusunan laporan kemajuan. c. Tahap III, tahapan yang telah dilaksanakan adalah telah melakukan diskusi dengan para pihak yang terlibat dalam menyusun kebijakan kepariwisataan daerah penelitian untuk memperoleh data secara mendalam dan akurat dan telah menyusun draft laporan akhir.
b. Metode Pencapaian Target Kinerja Pencapaian tingkat kinerja dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif
analisis
bersifat
kualitatif.
Melalui
pendekatan
ekspedisi
ilmiah,
pengumpulan data yang meliputi beberapa daerah di sepanjang pulau Flores dapat dilakukan dengan lebih mudah. Adapun tehnik pengumpulan data primer dilakukan dengan cara pemetaan dan penilaian, melalui observasi potensi, wawancara dan FGD. Sedangkan data sekunder dilakukan melalui studi kepustakaan. Hal lain yang memberikan kemudahan pencapaian kinerja adalah, kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dan melibatkan stakeholder daerah baik pemerintah, industri dan masyarakat.
c. Potensi Pengembangan Ke Depan Menindak lanjuti program MP3EI 2011-2025 serta percepatan pembangunan di 72
KTI, dibutuhkan eksplorasi data dan informasi peta potensi daya tarik sumberdaya di Pulau Flores. Data dan informasi tersebut, merupakan bahan dasar strategis bagi pimpinan dalam mendukung proses perumusan kebijakan program prioritas percepatan pembangunan pariwisata Pulau Flores, terutama dalam mewujudkan Kenalilah Negerimu, Cintailah Negerimu melalui pengembangan pola wisata (Travel Pattern) untuk rute wisata darat (overland) Jakarta, Bali, Lombok, Sumbawa dan Flores.
d. Sinergi Koordinasi Kelembagaan- Program Untuk itu sinergi koordinasi dengan lembaga menjadi penting dilakukan dengan pihak lintas sektor terutama pemerintah daerah di beberapa lokasi di daerah melalui pelibatan tenaga daerah dan masyarakat dalam kelompok kerja penelitian ini. Adapun kendala dan hambatan koordinasi hanya pada masalah media komunikasi (fax dan email) yang belum beroperasi dengan sempurna di beberapa daerah.
e. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Hasil penelitian ini bermanfaat mendukung proses perencanaan
program
percepatan pembangunan ke depan, program promosi investasi dan promosi destinasi, serta sekaligus memudahkan wisatawan dalam menentukan alternatif pola perjalanan (Travel Patern) di Pulau Flores terkait perjalanan wisata darat (Overland) Jakarta, Jogya, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores. Disamping itu data dan informasi spatial dimaksud merupakan satu wujud kewajiban kementerian terhadap program Jaringan data sptial Nasional yang dikoordinir oleh Badan Koordinasi Survei dan pemetaan nasional (Bakosurtanal) selaku koodinator. Stratregi pemanfaatan hasil penelitian ini direncanakan akan disosialisasikan kepada stakeholder melalui media elektronik dan cetak. Diharapkan ke depan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai acuan pengembangan wilayah, produk wisata, serta pengembangan investasi dan promosi Flores sebagai salah satu destinasi pariwisata yang terpadu dan berkelanjutan di Kawasan Timur Indonesia;
73
2. Saran
a. Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan Dalam
rangka
menindak
lanjuti
pemanfaatan
hasil
kegiatan
ini
secara
berkelanjutan, maka diperlukan upaya-apaya:
Sosialisasi hasil penelitian melalui media cetak, elektronik atau verbal
Melakukan
pendampingan
terhadap
pemerintah
daerah
dalam
mengimplementasikan hasil penelitian
b. Keberlanjutan Dukungan Program Ristek
Menjadikan dokumen hasil penelitian sebagai dokumen resmi
Mewujudkan hasil penelitian ini sebagai dasar pembuatan peta potensi Flores
Melanjutkan
program Overland Travel (Jakarta, Jogya, Bali, Lombok,
Sumbawa, Flores) untuk pemetaan dan penilaian potensi kepariwisataan Pulau sumbawa Besar
74
LAMPIRAN 1. Rancangan Anggaran Belanja RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) Riset Pengembangan Pariwisata Flores : Pembangunan Flores Sebagai Destinasi Wisata Alam dan Budaya di Kawasan Timur Indonesia BIAYA SATUAN JUMLAH BIAYA No.
1.
2.
3.
URA I A N KEGI A TA N
GAJI UPAH - Nara Sumber - Ketua/Koordinator - Anggota - Tenaga Pendukung (Non Peneliti) - Tenaga Daerah - Tenaga Informan - Sekretariat
2 1 4 1 3 5 3
or or Or Or Or Or Or
x 5 O/J x 150 O/j x 150 O/J x 6 O/B x 7 Hr x x 1 K x x 8 O/B
BELANJA PEGAWAI - A.T.K - Computer supplies PERJALANAN Survey - Jakarta - Denpasar - Tiket (PP) - Airportax - Transport dari Tujuan ke Bandara - Transport dari Bandara ke Tujuan - Denpasar- Mumere PP - Tiket (PP) - Uang Harian Gol IV - Airport tax - Akomodasi/Penginapan ( larantuka) - Akomodasi/Penginapan ( Ende) - Akomodasi/Penginapan (Bajawa/Ngada) - Akomodasi/Penginapan (Labuan Bajo) - Transport dari Bandara ke tujuan - Transport dari Tujuan ke Bandara
4. Konsinyering - Transport - Uang Harian - Akomodasi Penginapan
VOLUME
PER KEGIATAN
PER KEGIATAN
KEGIATAN
(Rp)
(RP)
OJ OJ OJ O/B Oh K
500,000 50,000 45,000 450,000 250,000 150,000 250,000
72,200,000 5,000,000 7,500,000 27,000,000 2,700,000 21,000,000 3,000,000 6,000,000
1 Pkt 1 Pkt
3,750,000 3,000,000
6,751,000 3,751,000 3,000,000
10 150 600 6 4 Drh 84 4 Drh 20 24
119,875,000 85,275,000 5 5 5 5
Or Or Or Or
x x x x
1 2 2 2
Kl Kl kl Kl
5 10 5 5
Ok Ok Ok Ok
3,050,000 40,000 170,000 170,000
15,250,000 400,000 850,000 850,000
5 5 5 5 5 5 5 5 5
Or Or Or Or Or Or Or Or Or
x x x x x x x x x
1 12 2 3 3 3 3 1 1
Kl Hr Kl Hr Hr Hr Hr kl Kl
5 60 10 15 15 15 15 5 5
Ok Oh Ok Oh Oh Oh Oh Ok Ok
2,745,000 415,000 40,000 470,000 470,000 470,000 470,000 70,000 70,000
13,725,000 24,900,000 400,000 7,050,000 7,050,000 7,050,000 7,050,000 350,000 350,000
10 Or 10 Or 10 Or
x x x
1 4 4
Kl Hr Hr
10 Or 40 Oh 40 Oh
300,000 400,000 390,000
34,600,000 3,000,000 16,000,000 15,600,000
5. BELANJA LAIN-LAIN - Rapat-rapat - FGD di Daerah - Komsumsi FGD - Konsinyering - Foto Copy/Penggandaan - Dokumentasi
51,174,000
10 or x 15 Or x
3 3
lok lok
Perlengkapan Lapangan - Kertas Kerja Lapangan Laporan - Penyusunan Laporan - Pengadaan Laporan Sewa - Sewa Ruang FGD di Daerah - Sewa Kendaraan - Sewa Alat Dokumentasi - Sewa Ruang Konsinyering
2 12 2 4
hr Hr set Hr
x x x x
3 1 12 1
Lok Kl Hr lok
1 30 45 1 1 4
3,000,000 150,000 75,000 5,000,000 1,999,000 500,000
3,000,000 4,500,000 3,375,000 5,000,000 1,999,000 2,000,000
1 Pkt
1,500,000
1,500,000
1 Nsk 1 Pkt
3,000,000 4,000,000
3,000,000 4,000,000
1,000,000 450,000 350,000 750,000
6,000,000 5,400,000 8,400,000 3,000,000
6 12 24 4
Pkt Or/Lok Or/Lok Pkt Pkt Lok
Hr Hr Hr Hr
250,000,000
75