BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN / LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan Data Ruang lingkup perolehan data dan literatur meliputi dari berbagai media
seperti buku, artikel online, website, dan video. Seluruh sumber tersebut merupakan sumber yang mengandung berbagai materi yang sangat membantu dalam memperkuat data dalam penyusunan cerita dan perancangan visual dalam proses pembuatan animasi PSA“Streeesss”.
2.1.1 Stress Dalam bahasa Inggris Stress memiliki arti dasar tekanan, dalam kondisi psikis manusia stress adalah kondisi dimana seseorang merasakan tekanan yang biasanya dapat terlihat melalui dampak emosional orang tersebut. Stress merupakan fenomena normal, bagi manusia stress adalah suatu bentuk reaksi pribadi terhadap tekanan yang diberikan lingkungannya, dalam contoh kasus sederhana, ketika kita sedang mengetahui bahwa kita akan menghadapi seekor hewan buas yang mengancam kita, perhatian kita akan terfokus pada hewan itu, dan menyebabkan berbagai reaksi sesuai dengan perbedaan masing-masing individu dalam merespon situasi tersebut. Sebagai contoh sederhana, katakanlah kita berlari menghindari hewan tersebut yang mulai mengejar kita. Pada saat itu,lari yang kita lakukan akan berbeda dengan sebagaimana kita berlari ketika kita olah raga pagi, tetapi kita akan berlari sekuat mungkin. Kondisi berlari yang berbeda ini merupakan efek reaksi persepsi kita terhadap lingkungan dimana kita secara otomatis menghasilkan suatu respon yang berbeda, meskipun kita melakukan kegiatan yang sama. Secara sederhana stress adalah suatu defense mechanismpada tubuh yang secara alami kita miliki dalam menghadapi bahaya atau ancaman yang menciptakan tekanan terhadap diri kita.
3
Sebagai respon otomatis sistem pertahanan tubuh terhadap situasi lingkungan atau keadaan yang terjadi di sekitar kita, dimana pada pembahasan ini yang mengutamakan pada respon pertahanan tubuh terhadap situasi yang mengancam atau berbahaya, tubuh kita mengalami reaksi otomatis pada sistem saraf yang melepaskan hormon-hormon seperti, Adrenaline dan Cortisol. Kedua hormon tersebut sering disebut sebagai Stress hormone dimana hormon tersebut memiliki fungsi: 1. Meningkatkan stamina 2. Meningkatkan kekuatan 3. Menajamkan indera perasa 4. Meningkatkan kecepatan kita dalam merespon Jumlah hormon tersebut dipengaruhi oleh tingkat bahaya atau ancaman yang kemudian diterima dan diproses oleh otak, sehingga pada level tertentu kita dapat merasakan dengan jelas efek berupa: 1. Pola nafas yang semakin cepat 2. Penegangan otot 3. Peningkatan tekanan darah 4. Peningkatan frekuensi detak jantung Seperti yang disebutkan diatas bahwa bagaimana efek hormon tersebut dapat dirasakan pada level tertentu, secara otomatis setiap kita menerima rangsangan yang bersifat mengancam, secara otomatis sistem saraf kita selalu memproduksi hormonhormon tersebut, hanya saja dalam kuantitas yang berbeda sehingga jarang kita rasakan secara jelas, kecuali pada titik level tertentu. Namun tidak jarang pula manusia beradaptasi dalam kondisi tertekan tersebut sehingga lambat laun tercipta proses dimana individu tertentu mengangap keadaan tertekan pada level yang tinggi dianggap biasa. Hal tersebut merupakan hal yang sangat berbahaya karena secara tidak langsung proses pembiasaan tersebut membuat individu mengabaikan responrespon yang pada awalnya merupakan indikator akan keadaan yang tidak baik. Pada dasarnya Stress merupakan proses stimulasi saraf terhadap tubuh, yang berfungsi menyelamatkan kita dalam kondisi bahaya. Pada artikel yang dibuat oleh Jon Spayde, Juni 2013 menjelaskan dengan spesifik mengenai apa yang terjadi pada tubuh kita dalam kondisi stress, sebagai salah satu contoh rangkuman: “..saat tubuh merespon kondisi stress pembuluh darah mengalami kontraksi yang menyebabkan sulitnya jantung memompa darah, tekanan darah yang tinggi dan meningkatnya
kadar Cortisol dan dan Thyroxine ini menyebabkan pembengkakan pada penyumbatan arteri...yang pada ahirnya dapat menimbulkan berbagai penyakit jantung, termasuk serangan jantung...”(Jon Spayde, 2013) Pada kondisi yang berlebihan stres memiliki efek yang tidak dapat disepelekan, karena pengaruh stres memberikan dampak yang mempengaruhi seseorang baik dalam segi psikologi maupun fisik. Beberapa contohgejala dan akibat stress menurut Melinda Smith, M.A., Robert Segal, M.A., dan Jeanne Segal, Ph.D. pada Febuari 2015 meliputi: Sulit berkonsentrasi, sulit mengingat, Moodiness, minum minuman beralkohol, merokok, mudah flu atau pilek, dan lain sebagainya. (Smith, "Stress Management")
2.1.2 Stress & Trees Pepohonan memiliki peran yang sangat penting dalam habitat mahluk hidup, tidak hanya pada hewan, pada manusia pepohonan membantu proses relaksasi dimana pepohonan memproduksi phytoncides yang berfungsi sebagai anti bakteri dan anti jamur sebagai sistem pertahanan pepohonan itu sendiri. Ketika kita berjalan di daerah yang memiliki intensitas pepohonan yang tinggi, kita menghirup phytoncides tersebut yang membantu sel darah putih dan sistem imunitas kita dalam menghadapi penyakit. Dengan kata lain pepohonan membantu mengurangi beban respon saraf kita dalam membentuk pertahanan tubuh. Pertolongan pepohonan dalam mengontrol aktivitas cortisol dalam sistem tubuh kita secara otomatis memberikan efek relaksasi yang menurunkan intensitas stres secara keseluruhan. Hal ini terbukti pada hasil penelitian yang dilakukan di Jepang dalam judul “The physiological effects of shinrin-yoku ( taking in the forest athmosphere or forest bathing ): evidence from field experiments in 24 forests across Japan.” Yang membuktikan bahwa “...forest environments promote lower concentration of cortisol, lower blood pressure, lower pulse rate, greater parasympathetic nerve activity, and lower sympathetic nerve activity..” pembuktian tersebut merupakan hasil perbandingan experimen mereka dengan subjects yang di uji di areal hutan dan areal perkotaan.
Efek pepohonan pada cortisol tersebut merupakan alasan mengapa dalam pengajian kesehatan pepohonan dapat : 1.
Meningkatkan sistem pertahanan tubuh
2.
Menurunkan tekanan darah
3.
Meningkatkan mood
4.
Meningkatkan daya fokus, bahkan bagi penderita ADHD
5.
Meningkatkan daya pemulihan paska operasi, dan lain-lain
Dalam rangkuman bahwa stres menyebabkan berbagai efek negatif yang mempengaruhi kesehatan mental dan fisik seseorang, disebabkan oleh hilangnya habitat kita yang jauh dari alam yang asri. Dimana alam membantu intensitas tekanan pada sistem saraf kita yang menstimulasi kondisi stres, dan kemudian stres tersebut memberikan dampak dalam kualitas hidup kita, dimana stres menstimulasi bagaimana kita berfikir, berperilaku, bahkan merasakan sesuatu secara emosional. (Kashiwa, "The Physiologial effects in Shinrin-Yoku") 2.1.3 Sinopsis Film Pendek “Climate Change”
Gambar 2.1.3.1 Screenshot film dalam acara yang diselengarakan PBB Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=8YQIaOldDU8
Film pendek yang dinarasikan oleh Morgan Freeman ini adalah film pembuka untuk acara konferensi para pemimpin dunia di New York, Amerika Serikat pada tahun 2014. Film pendek ini memberikan gambaran akan pentingnya kelestarian lingkungan pada habitat manusia dengan bertujuan mengajak para pemimpin dunia untuk memanfaatkan teknologi di era sekarang ini untuk kembali memperhatikan lingkungan sebelum kerusakan alam semakin parah, dan mengakibatkan kerugian yang tidak terbayangkan. Pada video presentasi tersebut membahas mulai dari bencana skala besar yang diakibatkan oleh hilangnya kelestarian lingkungan hingga permasalahan skala kecil dimana lingkungan sehari-hari dapat membantu mengubah pola hidup kita menjadi lebih sehat dimulai dengan penataan ruang-ruang pada tempat tinggal atau ruangan perkantoran.
Gambar 2.1.3.2 Screenshot film dalam acara yang diselengarakan PBB Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=8YQIaOldDU8
2.1.4 Inspirasi Pembuatan Cerita Film Pendek “Climate change”
Desain tata daerah pemukiman yang memprioritaskan kepentingan industri tanpa menyediakan elemen ruang hijau, dan perusakan lingkungan secara masal yang diakibatkan dari perindustian memberikan gambaran bahwa masyarakat sangat mengutamakan prinsip industri, tanpa memikirkan lebih jauh efek yang ditimbulkan di kemudian hari.Namun dengan pola kehidupan berbasis industri yang mengenyampingkan kelestarian tersebut membuat perilaku masyarakat secara keseluruhan mulai melupakan kelestarian. Pemutaran film tersebut mengingatkan kembali bahwa prinsip kelestarian dapat diterapkan di lingkungan hidup manusia
bahkan dalam skala kecil, bukan hanya dalam gerakan revitalisasi hutan secara besar-besaran tetapi cukup di ruang lingkup hidup tiap-tiap individu seperti, ruang kerja pada perkantoran, ruang-ruang pada apartemen dan lain sebagainya. Konsep penerapan tersebut adalah konsep Urban forest.
Gambar 2.1.4.1 Contoh penerapan konsep Urban forest. Sumber : http://www.businesscornwall.co.uk/wp-content/uploads/2013/07/indoor-193.jpg
Dengan bahan dan ide pokok akan isu seperti Global warming, banjir, wabah dan dengan studi observasi lapangan langsung dalam kehidupan sehari-hari, sangat terlihat pola kehidupan dan sifat masyarakat yang berubah. Perubahan tersebut terlihat jelas pada dampak pembagian letak geografis, dimana masyarakat metropolitan dan megapolitan memiliki watak individual yang jauh berlawanan ketimbang watak masyarakat yang bermukim di area pedesaan atau kota pinggiran kecil. Untuk itu dengan konsep urban forest tersebut diharapkan dapat mengembalikan kelestarian dalam perilaku hidup masyarakat. Dimana dalam skala kecil diharapkan dapat menurunkan kadar stress dengan mengembalikan unsur alam ke lingkungan masyarakat beraktifitas. Kemudian dalam skala besar dapat merevitalisasi sifat masyarakat untuk kembali peduli lingkungan yang pada ahirnya
dapat menciptakan sifat masyarakat yang preventif terhadap dampak dalam skala besar seperti bencana 2.1.5 Data Observasi Lapangan
Penulis mendapatkan data dari observasi lapangan secara keseharian seperti mayoritas pengemudi yang secara tidak sadar memarkirkan kendaraan di bawah pohon atau menghadap pepohonan meskipun pengemudi tidak turun dan tetap berada di dalam kendaraan dengan pendingin yang menyala. Banyaknya mayoritas berbagai kalangan dan latar belakang seseorang yang menjadi mudah marah degan kondisi keadaan panas dan hiruk pikuk padat tanpa keberadaan element hijau, sebagai contoh penulis mengamati nada bicara pengunjung pusat perbelanjaan dengan elemen hijau dan tanpa elemen hijau. Kedua subjek memberikan hasil berlawanan dimana pada pusat perbelanjaan tanpa elemen hijau pengunjung berbicara dengan nada lebih tinggi dan berperilaku lebih tergesa-gesa dibandingkan pengunjung yang berada di area perbelanjaan degan desain elemen hijau.
2.2
Studi
Selain data – data, penulis juga mengumpulkan referensi visual, animasi pendek, dan film untuk dijadikan refrensi dan inspirasi, dalam pengerjaan animasi yang akan dikerjakan penulis.
2.2.1 Bentuk Environment
Sebagai bahan dalam proses mengembangkan ide, penulis mengamati film animasi pendek “Home sweet home” untuk melakukan studi terhadap environment.
Gambar 2.2.1.1Screenshot animasi pendek “Home sweet home” Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=aKRZn0uS6eA
Gambar 2.2.1.2Screenshot animasi pendek “Home sweet home” Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=aKRZn0uS6eA
2.2.2 Studi Warna
Warna dapat membuat kesan atau mood untuk keseluruhan gambar atau grafis,warna merupakan unsur penting dalam grafis karena dapat memberikan dampak psikologis kepada orang yang melihat. Warna mampu memberikan sugesti yang mendalam kepada manusia.
Gambar 2.2.2.1Screenshot animasi pendek “Children” Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=aKRZn0uS6eA
Gambar diatas merupakan contoh aplikasi warna dimana dengan mengunakan warna hitam sebagai tema utama pemilihan warna, sesuai dengan teori warna menurut Jennifer Bourn seorang Creative director dan Digital strategist “black is associated
with power, fear, mystery, strength, authority, elegance, formality, death, evil, and aggression, authority, rebellion, and sophistication.“
2.2.3 Animasi
Untuk studi gerak pada karakter penulis memperdalam beberapa poin sebagai poin utama dalam menonjolkan pergerakan pada karya penulis, poin-poin tersebut Menurut (Thomas, Disney animation: The Illusion of Life, 1981) yaitu meliputi:
1. Secondary Action Secondary action adalah gerakan-gerakan tambahan yang dimaksudkan untuk memperkuat gerakan utama supaya sebuah animasi tampak lebih realistik. Secondary action tidak dimaksudkan untuk menjadi ‘pusat perhatian’ sehingga mengaburkan atau mengalihkan perhatian dari gerakan utama. Kemunculannya lebih berfungsi memberikan emphasize untuk memperkuat gerakan utama. Contoh: Ketika seseorang sedang berjalan, gerakan utamanya tentu adalah melangkahkan kaki sebagaimana berjalan seharusnya. Tetapi seorang animator bisa menambahkan secondary action untuk memperkuat kesan hidup pada animasinya. Misalnya, sambil berjalan ‘seorang’ figur atau karakter animasi mengayun-ayunkan tangannya atau bersiul-siul. Gerakan mengayun-ayunkan tangan dan bersiul-siul inilah secondary action untuk gerakan berjalan
2. Exaggeration Exaggeration adalah upaya untuk mendramatisir sebuah animasi dalam bentuk rekayasa gambar yang bersifat hiperbolis. Dibuat untuk menampilkan ekstrimitas ekspresi tertentu, dan lazimnya dibuat secara komedik. Banyak dijumpai di film-film animasi sejenis Tom & Jerry, Donald Duck, Doraemon dan sebagainya.
3. Anticipation Anticipation boleh juga dianggap sebagai persiapan/awalan gerak atau ancang-ancang. Seseorang yang bangkit dari duduk harus membungkukkan badannya terlebih dahulu sebelum benar-benar berdiri. Pada gerakan memukul, sebelum tangan ‘maju’ harus ada gerakan ‘mundur’ dulu. Dan sejenisnya.
2.2.4 Strategi kreatif dalam Advertisement
Berbeda
dengan
video
edukatif
atau
dokumenter
yang
cenderung
menjabarkan penjelasan, video iklan baik komersil maupun PSA mengutamakan menyampaikan pesan sederhana yang mudah ditangkap sehingga mudah diingat oleh para audience. Pada dasarnya video advertisement lebih cenderung mengutamakan tersampainya pesan kepada audience.Hal ini lah yang membuat beberapa video iklan terkesan absurd atau sulit dimengerti, ketika pengemasan penyampaian pesan tidak dapat dicerna oleh public. Kasus ini banyak didapat pada iklan perusahaan rokok, dimana penyampaian mereka cenderung menyelubungi pesan, yang dikarenakan oleh produknya yang kontroversial. Dalam teori Creative Strategy milik UMA terdapat dua Advertising Appeals yaitu Informational / Rational Appeals dan Emotional Appeals ( Transformational Advertising ) dimana pada karya ini akan menonjolkan segi Emotional appeals yang meliputi : 1. Transforms the consumer’s experience of using the product. 2. Creates feeling, images, meanings, and belief about the product.
Gambar 2.2.4.1 Contoh Transformational Ads Sumber: http://www.mckimcg.ca/archives/transformational-campaign-hits