BAB2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen secara etimologis adalah kosa kata yang berasal dari bahasa Perancis kuno, yaitu menejemen yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Sejauh ini memang belum ada kata yang mapan dan diterima secara universal sehingga pengertiaanya untuk masing-masing para ahli masih memiliki banyak perbedaan, secara umum manajemen juga dipandang sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengajarkan tentang proses untuk memperoleh tujuan organisasi melalui upaya bersama dengan sejumlah orang atau sumber milik organisasi. Menurut tokoh Stone
(2006)
“Manajemen
adalah
suatu
proses
perencanaan,pengorganisasian,kepemimpinan dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan sebelumnya”. Sedangkan menurut Handoko (2000) “manajemen adalah bekerja dengan orang
untuk
organisasi
menentukan,menginterpretasikan,
dengan
pelaksanaan
fungsi-fungsi
dan
mencapai
tujuan-tujuan
perencanaan,pengorganisasian,
penyusunan personalia,pengarahan,kepemimpinan dan pengawasan”. MenurutDaft (2002) “Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi
dengan
cara
yang
efektif
dan
efisien
melalui
perencanaan
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya organisasi.” Menurut Patterson dan Plowman (2009) “Manajemen adalah suatu teknik,maksud
dan
tujuan
dari
sekelompok
manusia
tertentu
yang
di
tetapkan,dijelaskan dan dijalankan. Menurut Robbins (2009), manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
7
8
Di dalam manajemen banyak terdapat
unsur-unsur yang menjadi bagian
mutlak sebagai pembentuk manajemen,banyak yang mengemukakan bahwa unsur manajemen seperti yang dikemukakan oleh G.R Terry dengan istilah the six M’S in management (6M didalam manajemen), yaitu man, money, materials, market, and methods. Sesuai dengan pengertian manajemen yaitu suatu kegiatan usaha kearah pencapaian tujuan tertentu dengan melalui kerja sama orang lain serta dengan pemanfaatan sumber-sumber lain yang tersediamaka unsur-unsur manajemen meliputi : 1. manusia (manusia pemimpin,manusia pelaksana,dan atau manusia objek pelaksana. 2. tujuan yang hendak dicapai sebagai pemegangan titik pengarahan. 3. wadah yakni badan /organisasasi sebagaai tempat orang-orang melakukan kerja sama. 4. alat atau sarana mencapai tujuan. 5. kegiatan /aktivitas seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dsb. Dapat di tarik kesimpulan dari semua definisi para tokoh bahwa yang dimaksud dengan manajemen adalah sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. 2.2 Fungsi-Fungsi Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2005) fungsi manajemen terbagi menjadi 4 fungsi yaitu sebagai berikut: 1) Merencanakan yaitu fungsi manajemen yang mencangkup proses mendefinisikan sasaran, menetapkan strategi untuk mencapai sasaran itu, dan menyusun rencana untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan sejumlah kegiatan. Singkatnya adalah mendefinisikan sasaran, menetapkan strategi, dan menyusun bagian-bagian rencana untuk mengkoordinasikan sejumlah kegiatan
9
2) Mengorganisasi yaitu fungsi manajemen yang mencakup proses menentukan tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, bagaimana cara mengelompokkan tugas-tugas itu, siapa harus melapor ke siapa, dan dimana keputusan harus dibuat. Singkatnya menentukan apa yang perlu dilakukan, bagaimana cara melakukan, dan siapa yang harus melakukannya. 3) Memimpin yaitu fungsi manajemen yang mencakup memotivasi bawahan, mempengaruhi individu atau tim pada saat mereka bekerja, memiliki saluran komunikasi yang paling efektif, dan memecahkan dengan berbagai cara masalah perilaku karyawan. Singkatnya mengarahkan dan memotivasi seluruh pihak yang terlibat dan menyelesaikan konflik. 4) Mengendalikan yaitu fungsi manajemen yang mencakup memantau kinerja aktual, membandingkan aktual dengan standar, dan membuat koreksinya, jika perlu. Singkatnya memantau kegiatan untuk menyakinkan bahwa kegiatan tersebut diselesaikan seperti yang direncanakan. 2.3 Pengertian Manajemen Operasional Manajemen operasi adalah area bisnis yang berfokus pada proses produksi barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif dan efesien. Seorang
manajer
operasi
bertanggung
jawab
mengelola
proses
pengubahaninput (dalam bentuk material, tenaga kerja, dan energi) menjadi output (dalam bentuk barang dan jasa). Menurut L.Daft (2006)”Manajemen operasional adalah bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat-alat dan teknikteknik khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi.” Menurut Schroeder (2007), inti dari manajemen operasi dapat di jabarkan sebagai berikut : 1). Operasional bertanggung jawab pada penyediaan produk atau jasa dari suatu organisasi.
10
2).
Manajer operasional membuat keputusan mengenai fungsi operasi dan
hubungannya dengan fungsi lain. Manajer operasional merencanakan dan memantau proses produksi dan interfensi itu sendiri antara organisasi dan dengan pihak luar. Menurut Constable (2006), manajemen operasional lebih difokuskan pada kubutuhan untuk produksi. Walaupun produk tersebut merupakan produk manufaktur maupun jasa. Pada dasarnya manajemen operasional termasuk dalam manajemen produksi namun lebih difokuskan pada distribusi dan pada supply manajemen. Manajemen operasional pada prinsipnya lebih fokus pada arus fasilitas yang tersedia seperti tenaga kerja dan modal untuk menjamin bahwa mereka akan bertemu dengan arus kebutuhan pasar. Hal ini juga difokuskan oleh desain yang original atau perluasan pada semua fasilitas dimana selama pengaruh tersebut merupakan sistem operasi. Berdasarkan pemahaman-pemahaman tersebut, ada tiga (3) poin penting dalam manajemen operasional: 1) Keputusan Definisi ini mengarah pada ‘membuat keputusan‘ sebagai elemen terpenting dari manajemen operasional. Saat manajer membuat keputusan , langsung terfokus pada pengambilan keputusan dari operasional. 2) Fungsi atau kegunaan Operasional merupakan fungsi utama dari setiap organisasi yang berhubungan secara utuh dengan semua fungsi bisnis lainnya.Fungsi operasi bertanggung jawab untuk menyediakan atau memproduksi barang atau jasa untuk bisnis. 3) Proses Manajer operasional bertugas merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, serta mengontrol proses produksi beserta hasilnya. Tetapi lebih difokuskan pada pendistribusian dan supply manajemen. Selain itu operasinal merupakan kegiatan mengubah input melalui proses yang menghasilkan output.
11
2.4 Pengertian Efisiensi Menurut Amirullah dan Hanafi (2002) efisiensi berarti menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan secara tepat.Pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan ukuran maupun standar yang berlaku mencerminkan suatu perusahaan tersebut telah memerhatikan efektivitas operasionalnya. Jadi bisa dikatakan efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber daya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. 2.5 Metode Transportasi Menurut tokoh Heizer dan Render (2005,) transportasi adalah suatu prosedur berulang untuk memecahkan permasalahan meminimalkan biaya pengiriman barang dari satu sumber ke beberapa tujuan yang lain. Salah satu metode optimasiuntuk mencapai jalur distribusi serta biaya adalah metode transportasi,dikatakan demikian berdasarkan teori-teori. Menurut
Agustini
dan
Rahmadi
(2004,
P100-133).Pada
masalah
transportasi,biasanya jumlah barang yang disalurkan dari setiap lokasi permintaan bervariasi. Atas dasar kenyataan bahwa rute pengiriman yang berbeda akan menghasilkan biaya kirim yang berbeda,maka tujuan pemecahan kasus ini adalah menentukan berapa unit barang yang harus dikirim dari setiap sumber kesetiap tujuan sehingga permintaan dari setiap tujuan terpenuhi dan total biaya kirim minimum. Menurut Siswanto
(2006) “Transportasi berkaitan dengan masalah
pendistribusiaan barang-barang dari pusat-pusat pengiriman atau sumber kepusatpusat penerimaan atau tujuan.” Menurut Sri (2007) “Transportasi diartikan sebagai distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber,dengan penawaran terbatas,menuju beberapa tujuan,dengan biaya tertentu,pada biaya transportasi minimum. Karena hanya ada satu macam barang,suatu tempat tujuan dapat memenuhi permintaannya dari satu atau lebih sumber. Dari pengertian tersebut, dapat
12
disimpulkan bahwa transportasi adalah kegiatan memindahkan sesuatu dari satu tempat ketempat yang lain. Jadi pengertian transportasi adalah pemindahan barang dan jasa dari beberapa sumber ke beberapa tempat tujuan dengan memecahkan permasalahan biaya transportasi agar biaya tersebut minimum. Model transportasi berkaitan dengan suatu situasi dimana suatu komoditas akan dikirim dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan. Tujuan dari persoalan tersebut adalah menentukan jumlah komoditas yang harus dikirim dari tiap-tiap sumber ketiap-tiap tujuan sedemikian sehingga biaya total pengiriman dapat diminimumkan,dan pada saat yang sama pembatas yang berupa keterbatasan pasokan dan kebutuhan permintaan tidak dilanggar. Metode transportasi mengasumsikan bahwa biaya pengiriman komoditas pada rute tertentu adalah proposional dengan banyaknya unit komoditas yang dikirimkan pada rute tersebut. Menurut Abbas (2003) transportasi sebagai dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrial.Dengan adanya transportasi menyebabkan,adanya spesialisasi atau pembagian pekerjaan menurut keahlian sesuai dengan budaya,adat istiadat,dan budaya bangsa atau daerah. Dapat disimpulkan bahwa definisi dari transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ketempat lain. Armada kendaraan digunakan untuk melayani beban yang terjadi,mungkin secara acak,dilokasi yang berbeda dalam jaringan transportasi (Raja,2007). Agar tercapai keefektifan,maka biaya yang mengangkut harus didapatkan seminimal mungkin (Athawale,2010). Model transportasi diformulasikan menurut karakteristik-karakteristik unik permasalahannya sebagai berikut: 1) Suatu barang dipindahkan dari sejumlah ke tempat tujuan dengan biaya seminimum mungkin. 2) Atas barang tersebut, tiap sumber dapat memasok suatu jumlah yang tetap dan tiap tempat tujuan mempunyai jumlah permintaan yang tetap.
13
2.5.1 Tujuan menghitung dengan metode transportasi 1) Suatu proses pengaturan transportasi barang dari tempat yang memiliki atau menghasilkan barang tersebut dengan kapasitas tertentu ke tempat yang membutuhkan barang tersebut dengan jumlah kebutuhan tertentu agar biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin 2) Berguna untuk memecahkan permasalahan distribusi (alokasi) 3) Memecahkan permasalahan bisnis lainnya, seperti masalah-masalah yang meliputi pengiklanan, pembelanjaan modal (capital financing) dan alokasi dana untuk investasi, analisis lokasi, keseimbangan lini perakitan dan perencanaan scheduling produksi 2.5.2 Jenis-jenis metode transportasi Metode untuk memudahkan perusahaan dalam menentukan pengalokasian produk adalah menggunakan metode transportasi. Metode transportasi dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Metode North West Corner Menurut Siswanto (2006, p274), “Metode Sudut Barat Laut (North West Corner Method) adalah sebuah metode untuk menyusun tabel awal dengan cara mengalokasikan distribusi mulai dari sel yang terletak pada sudut kiri atas. Itulah sebabnya dinamakan metode Barat Laut”. Aturan perhitungan manual NWC (North West Corner): •
Pengisian sel/kotak dimulai dari ujung kiri atas.
•
Alokasi jumlah maksimum (terbesar) sesuai syarat sehingga layak untuk memenuhi permintaan.
•
Bergerak ke kotak sebelah kanan bila masih terdapat suplai yang cukup. Kalau tidak, bergerak ke kotak di bawahnya sesuai demand. Bergerak terus hingga supply habis dan demand terpenuhi
14
2. Metode Least Cost Menurut Render dan Heizer (2006, p634), “Metode Least Cost adalah metode yang membuat alokasi berdasarkan kepada biaya yang terendah. Metode
ini
merupakan
sebuah
pendekatan
yang
sederhana,
yang
menggunakan langkah-langkah berikut: •
Pilih sel yang biayanya terkecil
•
Sesuaikan dengan permintaan dan kapasitas
•
Pilih sel yang biayanya satu tingkat lebih besar dari sel pertama yang dipilih
•
Sesuaikan kembali, cari total biaya
3. Metode Vogel’s Approximation (VAM) Menurut Siswanto (2006, p279), “Langkah-langkah metode VAM dapat diringkas sebagai berikut: • Buatlah matrik yang menunjukan kebutuhan masing-masing sumber dan biaya transportasi per unit. • Carilah selisih antara dua biaya terkecil di masing-masing kolom baris. • Pilih selisih terbesar di antara selisih-selisih yang telah dihitung pada langkah pertama. •
Sesuaikan penawaran dan permintaan untuk menunjukan alokasi yang sudah dilakukan. Hilangkan semua baris dan kolom dimana penawaran dan permintaan telah dihabiskan.
•
Jika semua penawaran dan permintaan belum dipenuhi, kembali ke langkah 1, jika semua penawaran dan permintaan solusi awal terperoleh.
2.5.3 Masalah dalam model transportasi Dalam transportasi, terdapat beberapa masalah yang dihadapi apabila terdapat kesalahan dalam pengalokasian maupun jumlah kapasitas pemasok dan kapasitas permintaan. Masalah khusus yang dihadapi dalam transportasi adalah sebagai berikut: •
Penawaran lebih besar dari permintaan: Apabila terjadi penawaran lebih besar dari permintaan atau unbalance, maka diperlukan tambahan tempat tujuan
15
semu atau sering disebut dummy. Tambahan tempat tujuan diperlukan agar penawaran sama dengan permintaan, sehingga table awal yang feasible dapat dibentuk. Biaya transportasi untuk setiap sel dummy sama dengan nol. •
Permintaan lebih besar dari penawaran: Seperti halnya pada masalah pertama, apabila tejadi permintaan lebih besar dari penawaran, maka diperlukan tambahan tempat asal semu dengan biaya transportasi sama dengan nol. Tambahan tempat semu diperlukan agar tabel awal yang feasible dapat dibentuk.
•
Maksimisasi keuntungan: Sasaran pokok yang hendak dicapai dari model transportasi adalah mengalokasikan produk yang tersedia di tempat asal ke tempat tujuan agar diperoleh total biaya minimum. Namun apabila orientasinya berubah menjadi mencari keuntungan maksimum maka diperlukan konversi terhadap tujuan dari minimisasi biaya ke maksimisasi keuntungan.
•
Masalah prioritas: Tujuan yang hendak dicapai dalam permasalaan transportasi adalah mencari alokasi dengan total biaya minimum. Oleh karena itu biaya per satuan barang terkecil merupakan dasar pengalokasi.
•
Masalah pemblokiran: Sebagai lawan dari prioritas adalah pemblokiran, di mana perusahaan menetapkan untuk tidak mengalokasikan produk ke daerah pemasaran tertentu. Keinginan tersebut dapat dituangkan ke dalam tabel transportasi dengan cara memberikan biaya satuan yang tinggi dengan simbol (M). Semakin besar biaya satuan maka daerah pemasaran tersebut tidak akan meneriman alokasi, karena tidak ekonomis.
•
Masalah multi commodity:Masalah lainnya adalah produk yang dialokasikan terdiri dari berbagai jenis produk (multy commodity). Persoalanya adalah mengatur alokasi produk dari beberapa pabrik ke daerah pemasaran agar total biaya transportasi minimum.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah multi commodityini adalah
16
melalui pembuatan tabel transportasi secara terpisah untuk masing- masing jenis produk atau dengan menggabungkan seluruh jenis produk ke dalam satu tabel transportasi. Penyelesaian secara terpisah maupun dalam satu tabel, menghasilkan alokasi optimum yang sama untuk kedua cara tersebut •
Masalah transhipmen: Masalah ini muncul dalam pengiriman barang tidak semuanya dapat dilakukan secara langsung dari tempat asal ke tempat tujuan. Sebagian besar harus melalui perantara ataupun transhipmen. Dalam model transhipmen, setiap tempat asal dan tujuan dapat menerima dan mengirimkan barang dari tempat asal ke tempat tujuan, selain jalur secara langsung.
2.6 Pengertian Forecasting Forecasting (Peramalan) merupakan suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa di waktu yang akan datang atas dasar pola-pola di waktu yang lalu, dan penggunaan kebijakan terhadap proyeksi-proyeksi dengan polapola di masa lalu. Menurut Heizer dan Render (2009, p162) Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan meproyeksikannya ke masa mendatang dengan suatu bentuk model matematis. Peramalan biasanya Diklasifikasikan berdasarkan “horizon waktu masa depan” yang dilingkupinya. Horizon waktu terbagi menjadi beberapa kategori: 1. Peramalan jangka pendek yang biasanya peramalan tersebut mencakup waktu hingga satu tahun, tetapi umumnya kurang dari tiga bulan. Biasanya digunakan dalam merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, menghitung jumlah tenaga kerja dan tingkat produksi. 2. Peramalan jangka menengah Peramalan ini mencakup waktu dari 1-3tahun. Biasanya digunakan dalam merencanakan penjualan, anggaran produksi, anggaran kas dan menganalisa bermacam-macam rencana operasi 3. Peramalan jangka panjang Peramalan ini umumnya memiliki jangka waktu lebih dari 3 tahun. Dan biasanya digunakan unuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasilitas, serta R&D
17
2.6.1 Jenis-jenis peramalan Pada
umumnya
berdasarkan
jenis-jenis
peramalan,
berbagai
organisasi
menggunakan tiga jenis peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan. 1. Peramalan
ekonomi:
Yaitu
menjelaskan
siklus
bisnis
dengan
memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang,dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan, dan indikator perencanaan lainnya. 2. Peramalan teknologi: Yaitu memerhatikan tingkat kemajuan teknologi yang membutuhkan perencanaan pabrik dan peralatan baru agar perusahaan dapat meluncurkan produk baru. 3. Peramalan Permintaan: Yaitu proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan yang mengendalikan produksi, kapasitas, sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia (SDM). 2.6.2 Teknik peramalan Terbagi atas 2 teknik atau metode yaitu:
1)
Metode Kualitatif
Metode kualitatif digunakan jika data historis atau empiris dari variabel yang akan diramal tidak ada, tidak cukup, atau kurang dapat dipercaya. Metode ini juga disarankan jika lingkungan dan teknologi sedang atau diperkirakan akan mengalami perubahan drastis. Sebagai gantinya, input utama metode ini adalah judgment, opini, dan pengalaman.Karena alasan itu, metode ini juga dinamakan judgmental, subjective, intuitive, ortechnological forecasting method.Beberapa teknik yang termasuk dalam kelompok ini antara lainjury of executive (expert), opinion, Delphi method, dan pendekatan hirarki analitik. 2) Metode Kuantitatif Metode kuantitatif memerlukan data historis atau empiris dan ini menuntut variabel yang digunakan mempunyai satuan ukuran atau dapat diukur. Metode ini
18
umumnya beranggapan bahwa pola masa lalu akan berulang. Termasuk dalam kelompok ini antara lain :causal model, simultaneous model, time deret berkala model, gabungan causaldan time series model, leading indicators, analisis input output dan analisis Markov
19
2.7 Kerangka Pemikiran
Analisa
Analisa efisiensi system distribusi
Analisis menggunakan metode transportasi : Metode NWC, metode Least Cost, metode VAM
Mengetahui efektifitas dari sistem transportasi
Memperbaiki sistem transportasi
2.1 Gambar kerangka pemikiran Sumber: diolah oleh penulis
20