BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori-Teori Umum Pada dasarnya Enterprise Architecture (EA) adalah sebuah evaluasi dan penggambaran aspek manusia, proses dan sumber daya dalam suatu organisasi. Pemahaman ini penting untuk pengembangan kebijakan, standar dan perencanaan manajemen EA demi kesuksesan sebuah perusahaan. Bidang EA banyak terkait dengan aspek manusia dan interaksi sosial. Oleh sebab itu, untuk memahami EA secara mendalam perlu memahami dahulu beberapa bidang praktek dan teori yang telah mempengaruhi disiplin yang muncul dari EA. Bidang-bidang ini adalah teori organisasi, teori manajemen, ilmu informasi, dan ilmu komputer. Pendekatan EA yang dijelaskan dalam landasan teori ini didasarkan pada teori tentang bagaimana usaha sosial (termasuk perusahaan) yang terstruktur dan bagaimana sistem dan kegiatan berfungsi dalam perusahaan. Selain itu, pemahaman misi, tujuan dan budaya dari suatu perusahaan adalah sama pentingnya untuk menerapkan EA sebagai pemilihan metode analisa dan teknik dokumentasi. Atas dasar ini, maka untuk dapat memberikan pemahaman yang baik terhadap praktek EA yang akan diimplementasikan dalam tugas akhir ini, pertama-tama akan dijelaskan teori dasar mengenai organisasi dan Enterprise sebagai entitas dasar suatu perusahaan. Selanjutnya dijelaskan pentingnya visi dan misi bagi organisasi serta strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Tentunya strategi tidak akan muncul tanpa adanya perencanaan, sehingga perlu dijelaskan mengenai perencanaan strategi. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan teori-teori yang berkaitan dengan sistem. Teori-teori yang akan dijelaskan disini adalah teori mengenai sistem informasi dan teknologi informasi. Selanjutnya teori organisasi dan teori sistem dipadukan dengan membahas mengenai peran perencanaan strategi sistem informasi dan teknologi informasi bagi perusahaan. Pada akhirnya bagian teori umum ini akan diakhiri dengan pembahasan mengenai Enterprise Architecture.
2.1.1 Organisasi Bisnis dan Enterprise Organisasi adalah suatu unit (satuan) sosial yang dikoordinasikan dengan sadar, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relatif terus7
8
menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama (Robbins, 2003:4). Secara teknis Laudon dan Laudon (2012:82) mendefinisikan organisasi sebagai struktur sosial stabil dan formal yang mengambil sumber daya dari lingkungan dan memprosesnya untuk menghasilkan output. Organisasi itu ada untuk mencapai tujuan – tujuan, seseorang harus menetapkan tujuan – tujuan tersebut dengan alat atau cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan itu. Fungsi perencanaan meliputi menentukan tujuan organisasi, menetapkan suatu strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan dan mengembangkan suatu hierarki rencana yang menyeluruh untuk memadukan dan mengkoordinasikan kegiatan – kegiatan. Organisasi yang ada saat ini tediri dari berbagai macam, salah satunya adalah organisasi bisnis. Griffin dan Ebert (2007:4) menjelaskan organisasi bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk dijual dengan maksud mendapatkan laba. Tentu saja prospek mendapatkan laba merupakan pendorong orang-orang untuk memulai dan mengembangkan bisnis. Laba merupakan imbalan yang didapatkan pemilik bisnis dari resiko yang diambil sewaktu menginvestasikan uang dan waktu mereka. Hak untuk mengejar laba membedakan bisnis dari organisasi-organisasi lain seperti universitas, rumah sakit dan lembaga pemerintah, yang beroperasi dengan cara yang sama tetapi umumnya tidak mengejar laba. Organisasi dan Enterprise memiliki beberapa kesamaan, yaitu memiliki tujuan, memiliki struktur secara formal atau informal, memiliki budaya, memiliki aktivitas dan memiliki sumber daya. Menurut Griffin dan Ebert (2007:110) Enterprise adalah bisnis yang secara hukum dianggap sebagai suatu entitas yang terpisah dari pemilikpemiliknya dan bertanggung jawab atas hutang-hutangnya sendiri dan tanggung jawab pemilik terbatas pada besarnya investasi mereka. Selain itu Enterprise juga dapat diartikan sebagai sebuah organisasi atau bagian aktivitas organisasi yang batasnya didefinisikan oleh tujuan, proses dan sumber daya bersama. Termasuk dalam pengertian ini adalah seluruh organisasi dalam sektor publik, privat atau nonprofit, bagian dari organisasi seperti unit bisnis, program dan sistem atau bagian dari beberapa organisasi seperti konsorsium atau rantai pasokan (Bernard, 2012:31). Berdasarkan teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi bisnis suatu organisasi yang melakukan aktivitas ekonomi dan bertujuan untuk menghasilkan keuntungan (profit). Sedangkan Enterprise adalah suatu organisasi atau individu sebagai suatu
kesatuan, yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang umum.
9
2.1.2 Visi dan Misi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, organisasi harus menetapkan tujuan dan filosofi dasar yang akan menentukan bentuk sosok strateginya. Visi dasar perusahaan yang akan diperjuangkan dalam jangka waktu yang panjang harus dirumuskan oleh manajemen dan eksekutif dalam suatu organisasi. Visi itu sendiri menurut Susanto (2008:15) adalah sebuah gambaran mengenai tujuan dan cita-cita di masa depan yang harus dimiliki organisasi sebelum disusun rencana bagaimana mencapainya. Visi tidak menerangkan secara spesifik mengenai cara-cara yang digunakan untuk mencapai cita-cita tersebut. Visi dapat dimanfaatkan bagi berbagai macam aktivitas yang dilakukan organisasi. Namun,
pertama-tama
harus
dibandingkan visi yang telah disusun dengan analisis lingkungan internal. Ini akan mengidentifikasi gap yang terjadi dengan perubahan-perubahan apa saja yang perlu dilakukan. Visi dapat pula dimanfaatkan untuk hal-hal seperti dalam penetapan agenda rapat, sebagai panduan dalam pengambilan keputusan, penetapan tujuan dan sasaran, pemecahan konflik dan untuk memilih pemimpin (Susanto, 2008:55). Jika visi adalah impian yang bercampur dengan kenyataan, misi adalah bagaimana untuk menghadirkan impian tadi menjadi kenyataan. Misi adalah pernyataan organisasi mengenai cara organisasi itu mencapai maksudnya dalam lingkungan bisnis itu dijalankan (Griffin dan Ebert, 2007,159). Secara rinci Susanto (2008:72) menjelaskan misi adalah down to earth statement, pernyataannya harus lebih nyata untuk menjembatani agar visi itu terjadi. Pada saat yang bersamaan ini adalah justifikasi mengenai keberadaan perusahaan di tengah-tengah masyarakat. Suatu perusahaan jika tidak ada justifikasinya, tidak akan bisa eksis. Jadi misi selain menjembatani agar visi dapat terealisasi, juga mempunyai fungsi mengenai keberadaan perusahaan dalam memperoleh mendapat hak untuk hidup di masyarakat. Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Sedangkan misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi perusahaan adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
10
2.1.3 Strategi Setelah perusahaan menetapkan visi dan misi yang ingin dicapai, maka perusahaan harus merumuskan strategi yang tepat agar visi dan misi perusahaan dapat tercapai. Strategi sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan-tindakan yang tergabung ditunjukkan untuk meningkatkan keberhasilan dan kekuatan jangka panjang dari perusahaan yang terkait dengan para pesaingnya (Ward dan Peppard, 2002:69). Griifin dan Ebert (2007:157) lebih rinci lagi menjelaskan bahwa strategi adalah perangkat lunak rencana organisasi untuk mengimplementasikan keputusan yang diambil demi mencapai tujuan organisasi. Griffin dan Ebert (2007:157) juga memaparkan tiga jenis strategi yang biasanya dipertimbangkan oleh sebuah perusahaan, yaitu: 1. Strategi perusahaan (corporate strategy): Strategi untuk menentukan sikap keseluruhan perusahaan kearah pertumbuhan dan cara perusahaan mengelola bisnis atau lini produknya. 2. Strategi bisnis (strategi persaingan): Strategi pada tingkat unit bisnis atau lini produk, yang berfokus pada posisi kompetitif perusahaan. 3. Strategi fungsional: Strategi yang digunakan manajer di bidang khusus untuk memutuskan cara terbaik mencapai tujuan perusahaan melalui produktivitas. Dari sisi manajemen, manajemen strategi adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan (Pearce dan Robinson, 1997:41). Karena ini melibatkan pengambilan keputusan yang rumit, berjangka panjang dan berorientasi ke depan serta membutuhkan sumber daya yang besar, partisipasi manajemen puncak sangatlah penting. Strategi dalam dunia sistem informasi dikenal dengan nama strategic information systems. Strategic information systems adalah sistem yang membantu organisasi mendapatkan keuntungan kompetitif dengan mendukung tujuan strategis dan / atau meningkatkan performa dan produktivitas (Rainer dan Turban, 2009:421). Dari beberapa teori diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah proses penentuan para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang dan jangka pendek organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan di masa mendatang. Dengan demikian, strategi
11
hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.
2.1.4 Perencanaan Strategi Dalam penerapannya perencanaan strategi dilakukan
pimpinan
puncak
organisasi, untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya termasuk modal dan SDM. Perencanaan itu sendiri merupakan kegiatan yang mencakup penetapan tujuan, penegakan strategi dan pengembangan rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan (Robbins, 2003:5). Griffin dan Ebert (2007:162) membagi hierarki perencanaan pada tiga tingkatan, yaitu: 1. Rencana strategis: Rencana yang mencerminkan keputusan mengenai alokasi sumber daya, prioritas perusahaan dan tahap-tahap yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran strategis. 2. Rencana taktis: Rencana jangka pendek yang berhubungan dengan penerapan aspek spesifik dari rencana strategis perusahaan. 3. Rencana operasional: Rencana yang menetapkan target jangka pendek untuk kinerja harian, mingguan atau bulanan. Perencanaan sering dihubungkan dengan aspek praktis dalam menetapkan sasaran, memilih taktik dan menetapkan jadwal. Sebaliknya, strategi cenderung memiliki cakupan yang lebih luas. Dalam perencanaan strategi, perusahaan harus mengetahui cara merumuskan strategi dengan baik. Griffin dan Ebert (2007:160) melibatkan tiga tahap dasar dalam perumusan strategi, yaitu: 1. Menetapkan sasaran strategis: Sasaran strategis merupakan sasaran jangka panjang yang langsung berasal dari pernyataan misi perusahaan. Setelah tujuan strategis ditetapkan, organisasi biasanya menempuh proses yang disebut analisis SWOT ketika mereka terus merumuskan strategi mereka. Proses ini mencakup penilaian kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) organisasi (S dan W) serta peluang (opportunity) dan ancaman (threat) lingkungan (O dan T). 2. Menganalisa organisasi dan lingkungan: Analisis lingkungan mencakup proses pemindahan lingkungan bisnis terhadap segala ancaman dan peluang yang berasal dari eksternal perusahaan. Selain analisis lingkungan, para manajer juga harus memeriksa faktor-faktor internal. Tujuan analisis organisasi adalah untuk lebih memahami kekuatan dan kelemahan perusahaan.
12
3. Menyesuaikan organisasi dengan lingkungannya: Langkah terakhir dalam perumusan strategi adalah menyesuaikan ancaman dan peluang dari lingkungan terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan. Proses penyesuaian merupakan jantung dari perumusan strategi. Lebih dari segi-segi strategi apapun, menyesuaikan perusahaan dengan lingkungannya merupakan dasar keberhasilan perencanaan dan pelaksanaan bisnis.
Gambar 2.1 Perumusan Strategi (Griffin dan Ebert, 2007:161)
Menurut Davidson (1995:26) dalam artikelnya yang menyebutkan bahwa perlunya perencanaan strategis berasal dari dua fenomena utama dalam administrasi sumber daya manusia: perspektif historis efektif manajemen jangka pendek dan mengubah karyawan dan demografi sosial. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan strategis adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan dan dapat digunakan sebagai petunjuk organisasi untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan.
2.1.5 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Peran dari sistem informasi (SI) dan teknologi informasi (TI) telah menjadi kebutuhan perusahaan dalam mencapai visi, misi dan perencanaan strategis yang dimana persaingan bisnis saat ini sangat ketat. Karena hal itu, banyak perusahaan saat ini yang menggunakan sistem informasi dan teknologi informasi untuk meningkatkan keunggulan bersaing agar dapat mendapatkan profit yang besar.
13
Teknologi informasi terdapat pada lingkup sistem informasi dan berfungsi sebagai penunjang dari sebuah perusahaan maka diperlukan teknologi informasi sebagai sarana. Teknologi informasi sendiri menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004:10) adalah istilah yang menggambarkan kombinasi teknologi komputer (perangkat keras dan lunak) dengan teknologi informasi (jaringan data, gambar dan suara). Secara singkat teknologi informasi didefinisikan sebagai koleksi komputasi sistem pada suatu organisasi (Turban dan Volonino, 2011:8). Teknologi informasi berkaitan dengan alat berbasis komputer yang digunakan orang untuk bekerja dengan informasi dan mendukung informasi dan pengolahan informasi bagi kebutuhan organisasi (Rainer dan Turban, 2009:6). Menurut Bernard (2012:130), sistem informasi terdiri dari tiga bagian, yaitu: data, informasi dan pengetahuan.
DATA
INFORMASI ON
PENGETAHUAN
Gambar 2.2 Definisi Sistem Informasi (Bernard, 2012:130)
1. Data: Suatu fakta mengenai orang, tempat, kejadian dan hal-hal penting lainnya yang berhubungan dengan organisasi. Memiliki suatu makna namun tidak dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan. 2. Informasi: Data yang sudah diolah, diatur ulang ke bentuk yang lebih bermakna bagi organisasi dan dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan. 3. Pengetahuan (Knowledge): Data dan informasi yang sudah disempurnakan berdasarkan fakta, kebenaran, kepercayaan, pengalaman dan penilaian. Idealnya informasi mengarah pada kebijaksanaan. Whitten, Bentley dan Dittman (2004:10) mengemukakan bahwa sistem informasi adalah pengaturan orang, data dan proses dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi. Satzinger, Jackson dan Burd (2005:7) juga mengemukakan bahwa sistem informasi sebagai kumpulan komponen yang saling terkait yang mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugastugas bisnis.
14
Berdasarkan teori-teori diatas, dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (software & hardware) yang digunakan untuk memproses atau menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Sedangkan sistem informasi adalah sekumpulan orang dan komponen-komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan, mentransformasikan dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi untuk membantu dalam pengambilan keputusan, pengkoordinasian dan pengendalian.
2.1.6 Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Dalam penggunaannya baik sistem informasi dan teknologi informasi membutuhkan sebuah Perencanaan Strategi baik TI dan SI agar dapat tepat sasaran dengan penerapan kedepannya sesuai dengan apa saja kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan, sehingga dapat mencapai sasaran yang ditargetkan oleh perusahaan. Menurut Ward dan Peppard (2002:44), strategi teknologi informasi adalah strategi yang berfokus pada penetapan visi tentang bagaimana teknologi dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi dan sistem dari sebuah informasi. Selain itu Newkirk, Lederer dan Johnson (2007:199) mengemukakan bahwa perencanaan strategi sistem informasi adalah proses mengidentifikasi portofolio berbasis komputer untuk membantu organisasi mencapai tujuan bisnis. Turban dan Volonino (2011:362) membagi empat poin utama kegunaan rencana strategis teknologi informasi bagi manajemen perusahaan adalah untuk: 1. Meningkatkan pemahaman manajemen terhadap peluang dan keterbatasan teknologi informasi. 2. Menilai kinerja perusahaan. 3. Mengidentifikasikan kapasitas dan sumber daya manusia. 4. Memperjelas tingkat investasi yang dibutuhkan. Perencanaan strategis sistem informasi terkadang melibatkan seluruh organisasi. Biasanya pada rekomendasi dari sistem informasi kepala eksekutif, manajemen puncak akan mengotorisasi sebuah proyek besar untuk merencanakan sistem informasi untuk seluruh organisasi. Whitten, Bentley dan Dittman (2004:85) mendefinisikan rencana strategis sistem informasi sebagai rencana formal (3 sampai 5 tahun) untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur teknologi informasi dan aplikasi sistem informasi yang menggunakan infrastruktur tersebut. Selain itu,
15
definisi lain dari perencanaan strategis sistem informasi adalah rencana untuk menentukan teknologi dan aplikasi yang diperlukan oleh kebutuhan fungsi sistem informasi untuk mendukung perencanaan strategis organisasi (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2009:17).
Gambar 2.3 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI, dan Strategi TI (Ward dan Peppard, 2002:41)
Gambar 2.3 mengilustrasikan hubungan antara strategi bisnis, strategi SI dan strategi TI dalam suatu pendekatan perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi yang berdasarkan dan terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan. Hubungan diantara strategi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Strategi Bisnis Untuk merencanakan suatu strategi SI/TI, terlebih dahulu perlu diketahui kondisi lingkungan, arah dan tujuan bisnis perusahaan, informasi apa yang dibutuhkan, peluang dan hambatan bisnis yang dihadapi serta alternatif solusinya. 2. Strategi Sistem Informasi (SI) Setelah mengetahui kondisi lingkungan, arah dan tujuan dari kegiatan bisnis perusahaan, maka kita dapat mengevaluasi sistem informasi apa yang sesuai dengan kebutuhan dan pendukung strategi bisnis perusahaan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan.
16
3. Strategi Teknologi Informasi (TI) Untuk menghasilkan suatu sistem informasi yang strategis bagi perusahaan maka kita perlu menyeleksi dan memilih secara tepat teknologi apa yang paling sesuai untuk digunakan dalam menunjang sistem informasi tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan strategis teknologi informasi merupakan rencana untuk menjalankan strategi yang digunakan dalam mencapai visi dengan bantuan teknologi informasi. Sedangkan perencanaan strategis sistem informasi diperlukan agar sebuah organisasi dapat mengenali target terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan sistem informasi manajemen dan menolong untuk memaksimalkan hasil dari investasi pada bidang teknologi informasi. Sebuah sistem informasi yang baik, akan membantu sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan untuk melakukan rencana bisnisnya dan merealisasikan rencana bisnisnya.
2.1.7 Enterprise Architecture Perencanaan pada tingkat sistem tidak cukup untuk pengelolaan dan perencanaan teknologi serta sumber daya lainnya di perusahaan-perusahaan dengan ukuran dan kompleksitas yang signifikan. Latar belakang dibentuknya konsep Enterprise Architecture adalah adanya kebutuhan organisasi dalam membangun sistem informasi untuk memisahkan data, proses, infrastruktur teknologi, orang, waktu dan motivasi dalam suatu kerangka kerja enterprise architecture. Kebutuhan pemisahan komponen informasi yang berjalan dalam suatu perusahaan dimaksudkan untuk menghindari pengulangan data, proses dan kesalahan identifikasi kebutuhan teknologi yang berjalan dalam suatu sistem informasi agar berjalan secara efektif dan efisien. Enterprise Architecture adalah analisis dan dokumentasi keadaan saat ini dan keadaan masa depan sebuah perusahaan dari perspektif strategi terintegrasi, bisnis dan teknologi (Bernard, 2012:31). Selain itu keberadaan enterprise architecture itu sendiri merupakan upaya pengelolaan dan perencanaan atas evolusi sistem informasi di lingkup enterprise dengan berbasiskan model, sehingga secara strategis sistem informasi dapat memberikan dukungan atas penguatan keunggulan kompetitif perusahaan dengan terbentuknya keseimbangan yang tepat dalam efisiensi penggunaan teknologi dan inovasi bisnis. Keuntungan Enterprise Architecture menurut Shah dan Kourdi (2007:37) adalah sumber daya TI dan sistem yang lebih berpihak kepada strategi bisnis dan lebih baik ditempatkan untuk responsif. Ide dari
17
Enterprise Architecture adalah mengintegrasikan strategi, bisnis dan teknologi (Bernard, 2012:33).
Gambar 2.4 Ide Dasar “Enterprise Architecture” (Bernard, 2012:33)
Berdasarkan kesimpulan di atas, Enterprise Architecture adalah merupakan cara untuk menggambarkan model operasional enterprise yang mencakup aspek perencanaan bisnis, otomasi, hingga infrastruktur teknologi informasi pendukungnya. Berikut ini merupakan macam-macam metodologi atau kerangka kerja (framework) dalam merancang Enterprise Architecture, diantaranya: Zachman Framework, Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF), Department of Defense Architecture
Framework (DoDAF), Treasury Enterprise Architecture
Framework (TEAF), The Open Group Architectural Framework (TOGAF) dan EA3 Cube Framework. Pada karya ilmiah ini kami menggunakan metode Enterprise Architecture: EA3 Cube Framework berdasarkan buku Scott A. Bernard. Adapun alasan pemilihan metodologi EA3 adalah karena EA3 merupakan kerangka kerja yang bersifat
umum
dapat
diterapkan
pada
sektor
publik
dan
privat,
dapat
diimplementasikan secara langsung pada perusahaan tanpa diperlukan penyesuaian, dapat digunakan sebagai dasar pengembangan awal pendekatan manajemen dan dokumentasi EA (Bernard, 2012:110), memiliki artifact yang lengkap, dan meliputi analisis yang menyeluruh terhadap Line of Business yang terdapat dalam setiap organisasi berdasarkan teori yang ada. Line of Business (LOB ) menurut Bernard (2012,42) adalah wilayah yang berbeda dari aktivitas dalam perusahaan dan melibatkan pembuatan produk tertentu, penyediaan atau jasa, atau fungsi administratif internal. Sebagai praktek, EA adalah (Bernard, 2012:37) sebuah program manajemen (management program) dan metode dokumentasi (documentation method) yang bersama-sama memberikan tindak lanjut, mengkoordinasikan pandangan arah strategi perusahaan, layanan bisnis, aliran informasi dan pemanfaatan sumber daya. Sebagai program manajemen, EA memberikan: 1. Keselarasan strategis: Menghubungkan tujuan, kegiatan dan sumber daya.
18
2. Kebijakan standar: Kepemerintahan sumber daya dan pelaksanaan. 3. Pendukung keputusan: Kontrol keuangan dan manajemen konfigurasi. 4. Pengawasan sumber daya: Pendekatan siklus hidup untuk pembangunan / pengelolaan. Sedangkan sebagai metode dokumentasi, EA menyediakan: 1. Pendekatan EA: Kerangka, analisis / metode desain dan mengatur artefak. 2. Pandangan saat ini: Pandangan seperti apa strategi, proses dan sumber daya. 3. Pandangan masa depan: Pandangan akan seperti apa strategi, proses dan sumber daya. 4. Perencanaan manajemen EA: Rencana untuk pindah dari EA yang saat ini menjadi EA yang masa depan. Sebagai sebuah program manajemen (management program), EA menyediakan strategi dan pendekatan bisnis yang digerakkan kebijakan, perencanaan, pengambilan keputusan dan pengembangan sumber daya yang berguna untuk para eksekutif, manajer lini dan staf pendukung. Agar efektif, program EA harus menjadi bagian dari kelompok kebijakan manajemen dan proses terintegrasi yang membentuk struktur pemerintahan secara keseluruhan. Struktur tata kelola ini meliputi perencanaan strategis, Enterprise Architecture, manajemen program, perencanaan modal, keamanan dan perencanaan tenaga kerja, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5. EA dapat membantu untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam aktivitas lini kegiatan usaha dan kemampuan mendukung layanan teknologi informasi, sistem dan jaringan.
Gambar 2.5 Tata Kelola Terintegrasi Dalam Perusahaan (Bernard, 2012:36)
19
Pendekatan dokumentasi EA didasarkan pada penerapan kerangka dokumentasi dan metodologi implementasi terkait. Mendokumentasikan pandangan saat ini dan masa depan EA membantu perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengelola sumber daya saat ini, memilih dan menerapkan sumber daya masa depan dan mengelola transisi EA secara efektif, secara standar. Transisi dari arsitektur saat ini untuk masa depan merupakan aspek yang berkelanjutan dari program EA. Gambar 2.6 menunjukkan gambaran dari pendekatan dasar EA untuk memvisualisasikan perusahaan dan mengelola informasi EA.
Gambar 2.6 Pendekatan Dasar Enterprise Architecture (Bernard, 2012:37)
2.2 Teori Khusus 2.2.1 Kerangka Kerja Kubus EA³ Kerangka Kerja Kubus EA³ atau EA³ Cube Framework adalah kerangka kerja dokumentasi EA yang digeneralisasi oleh Scott A. Bernard (2004) sehingga dapat digunakan pada sektor publik maupun swasta. Kerangka kerja EA3 divisualisasi dengan bentuk kubus. Arah vertikal kubus terbagai dalam beberapa tingkat yang menunjukkan area dokumentasi EA yang berbeda, sedangkan ke arah dalam kubus terbagi atas lapisan-lapisan yang menunjukkan area aktivitas berbeda yang disebut sebagai line-of-business (LOB) atau lini bisnis dan kubus-kubus kecil pada masingmasing tingkat menunjukkan komponen-komponen EA yang bersifat pasang dan pakai (plug-and-play).
20
Gambar 2.7 EA³ Cube Analysis and Documentation Framework (Bernard, 2012:111) Karakteristik yang dimiliki oleh kerangka kerja EA3 adalah dapat menunjukkan berbagai macam pandangan hierarki perusahaan dan teknologi serta sekaligus mendukung perencanaan dan implementasi sistem. Peranan utama yang diberikan oleh kerangka kerja EA3 adalah mengorganisasikan aktivitas perencanaan dan dokumentasi sumber daya TI. Kerangka kerja ini juga tersusun secara hirarki yang menunjukkan perbedaan pandangan tingkat tinggi yang bernilai bagi eksekutif dan para perencana dan pandangan yang bersifat rinci yang bernilai bagi manajer lini dan pekerja pendukung ( support staff ). Konsep dokumentasi Enterprise Architecture saat ini juga memasukkan pandangan dari tujuan strategis, layanan bisnis, arus informasi, sistem dan aplikasi, jaringan, dan infrastruktur pendukung. Selain itu, dokumentasi juga termasuk apa yang disebut sebagai
'rangkaian' atau ‘threads’ yang meliputi setiap tingkat
arsitektur. Rangkaian ini termasuk standar, keamanan dan perencanaan tenaga kerja. Sebuah metode dokumentasi EA harus mencakup kerangka EA dokumentasi dan metodologi implementasi yang mendukung terciptanya pandangan arsitektur saat ini dan masa depan, serta pengembangan Rencana Pengelolaan EA (EA Management Plan) untuk mengelola transisi perusahaan itu dari arsitektur saat ini ke arsitektur masa depan. Berbagai elemen dalam metode dokumentasi EA3 ditunjukkan pada Gambar 2.8.
21
Gambar 2.8 Basic Elements of EA Analysis and Design (Bernard 2012:40)
Dokumentasi EA dicapai melalui enam elemen dasar berikut: (1) Kerangka kerja dokumentasi EA, (2) Metodologi implementasi yang mendukung penciptaan (3) Pandangan saat ini dan (4) Pandangan arsitektur masa depan, serta pengembangan (5) Rencana pengelolaan EA berencana untuk mengelola transisi perusahaan dari saat ini ke arsitektur masa depan. Termasuk juga beberapa area umum bagi semua tingkat kerangka EA3 yang disebut sebagai (6) "rangkaian" atau “threads”. Berikut adalah penjelasan enam elemen dasar dalam mencapai dokumentasi EA: 1. Elemen ke-1 Dokumentasi EA: Kerangka Kerja (Framework) Kerangka kerja dokumentasi EA mengidentifikasi ruang lingkup arsitektur yang akan didokumentasikan dan membangun hubungan antar area arsitektur. Ruang lingkup kerangka kerja ini tercermin melalui desain geometrik dan daerah yang diidentifikasi untuk dokumentasi. Kerangka kerja ini menciptakan sebuah kumpulan
pandangan
abstraksi
dari
suatu
perusahaan
mengumpulkan dan mengorganisasi informasi arsitektur.
dengan
cara
22
Gambar 2.9 EA³ Cube Analysis & Design Framework (Bernard, 2012:41)
Sebuah contoh yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kerangka yang diilustrasikan pada Gambar 2.9, yang memiliki bentuk kubus dengan tiga dimensi yang berhubungan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam mendokumentasikan abstraksi perusahaan. Dikenal sebagai EA³ Cube™, tingkat- tingkat dalam contoh kerangka kerja ini tersusun secara hirarki sehingga berbagai sub-arsitektur yang berbeda
(yang
menggambarkan
area
fungsional
yang
berbeda)
dapat
dihubungkan satu sama lain secara logis. Hal ini dilakukan dengan menempatkan tujuan/inisiatif strategis (Strategic Goals/Initiatives) pada tingkat tertinggi, produk/jasa bisnis (business products/services) dan data/aliran informasi (data/information
flows)
di
tengah,
dan
dukungan
sistem/aplikasi
(systems/applications) dan teknologi/infrastruktur (technology/infrastructure) di bagian bawah. Dengan cara ini keselarasan antara strategi, informasi dan teknologi, yang membantu perencanaan dan pengambilan keputusan dapat ditampilkan. 2. Elemen ke-2 Dokumentasi EA: Komponen-Komponen EA (EA Components) Komponen EA adalah tujuan, proses dan standar, dan sumber daya yang dapat dikembangkan dalam suatu perusahaan yang dapat berubah-ubah. Contohnya adalah semua komponen yang meliputi inisiatif dan tujuan strategi, produk bisnis
23
dan pelayanan, aliran informasi dan aplikasi software, program sumber daya perusahaan dan website. Gambar 2-8 pada halaman ini memberikan contoh komponen- komponen EA vertikal dan lintas sektor (cross cutting) pada setiap tingkat kerangka kerja Kubus EA3.
Gambar 2.10 Contoh Komponen EA (Bernard, 2012:43)
Vertical Component atau komponen vertikal adalah tujuan, proses, program, atau sumber daya (peralatan, sistem, data dan lain-lain) yang dapat diubah melayani satu lini bisnis (LOB). Horizontal (Crosscutting) Component atau komponen horisontal (lintas sektor): adalah tujuan, proses, program atau sumber daya yang dapat diubah yang melayani beberapa lini bisnis (LOB). Contoh termasuk sistem dukungan email dan administrasi yang melayani seluruh perusahaan. 3. Elemen ke-3 Dokumentasi EA: Arsitektur Saat Ini (Current Architecture) Current architecture atau arsitektur saat ini pada dasarnya adalah sebuah kumpulan dari artefak EA yang mendokumentasikan komponen-komponen EA dalam seluruh perusahaan yang ada pada saat sekarang. Pandangan ini penting bagi sebuah perusahaan dalam menentukan atau memverifikasi sumber daya apa saja (termasuk TI) yang diperlukan dalam lini bisnis untuk mendukung
24
pencapaian tujuan strategis (Bernard, 2012:141). Current architecture meliputi semua EA komponen yang saat ini ada dalam perusahaan pada setiap tingkat kerangka. EA current view terdiri dari dokumen-dokumen, diagram-diagram, data, spreadsheets, grafik, dll. 4. Elemen ke-4 Dokumentasi EA: Arsitektur Masa Depan (Future Architecture) Dokumen arsitektur masa depan atau future architecture adalah dokumen arsitektur yang baru atau komponen-komponen EA yang sudah dimodifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menutup kesenjangan kinerja yang ada atau mendukung inisiatif strategis baru, kebutuhan operasional atau solusi teknologi.
Gambar 2.11 Drivers of Architectural Change (Bernard, 2012:44)
Seperti ditunjukkan pada Gambar 2.11, arsitektur masa depan didorong baik di tingkat strategis dan taktis dalam tiga cara: arah dan tujuan baru, prioritas bisnis yang berubah dan teknologi yang baru muncul. EA tidak dapat mencerminkan perubahan ini dalam arsitektur masa depan kecuali, jika tim pimpinan dalam perusahaan itu memberikan perubahan arah dan tujuan strategis, manajer lini bisnis dan manajer program memberikan perubahan dalam proses bisnis dan prioritas yang diperlukan untuk mencapai tujuan baru dan staf pendukung atau pelaksana mengidentifikasi teknologi yang layak dan solusi tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan bisnis baru. 5. Elemen ke-5 Dokumentasi EA: Rencana Pengelolaan EA (EA Management Plan) Perencanaan pengelolaan EA bertujuan untuk mengartikulasikan program dan pendekatan dokumentasi. Rencana pengelolaan EA juga memberikan gambaran dari pandangan saat ini dan masa depan untuk sebuah perusahaan.
25
6. Elemen ke-6 Dokumentasi EA: Perencanaan Rangkaian (Threads) EA dokumentasi mencakup rangkaian aktivitas umum yang hadir di semua tingkat kerangka. Rangkaian tersebut termasuk keamanan terkait teknologi informasi (TI), standar TI dan pertimbangan tenaga kerja.
2.2.1.1 Sasaran dan Inisiatif Strategi (Goal and Initiatives) Tingkat atas dari kerangka kerja EA³ mengidentifikasi arah strategis, tujuan dan inisiatif dari perusahaan serta memberikan gambaran yang jelas terhadap kontribusi yang akan diberikan TI dalam mencapai tujuan tersebut. Perencanaan strategis dimulai dengan pernyataan yang jelas tentang tujuan perusahaan dan/atau misi, dilengkapi dengan pernyataan singkat tentang visi untuk sukses. Hal ini diikuti dengan deskripsi dari arah strategis dengan perusahaan, kejadian yang bisa terjadi dan juga strategi bersaing yang akan memastikan tidak hanya dapat bertahan, namun keberhasilan yang telah ditentukan perusahaan. Seluruh pernyataan ini didukung oleh proses identifikasi tujuan dan inisiatif yang mencakup hasil yang terukur dan penilaian kinerja (Bernard, 2012:112). EA artifacts pada goals and initiatives antara lain: 1. Strategic Plan Strategic Plan adalah dokumen perencanaan strategi yang berisi tentang arah perusahaan, strategi kompetitif, tujuan penting perusahaan dan program-program atau proyek perusahaan di masa mendatang, bisa yang dalam 3 sampai 5 tahun mendatang (Bernard, 20:284). Diawali dengan pernyataan yang jelas mengenai maksud atau tujuan dari perusahaan dan/atau misi yang dilengkapi dengan pernyataan visi perusahaan untuk mencapai kesuksesannya. Selanjutnya dinyatakan juga deskripsi arah strategi yang diambil oleh perusahaan, skenario yang mungkin terjadi dan juga strategi bersaing yang tidak hanya akan menjamin daya tahan perusahaan tetapi juga kesuskesan dalam pengertian yang harus didefinisikan oleh perusahaan. 2. SWOT Analysis Analisis SWOT adalah metode analisis yang dipakai perusahaan dalam mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang akan dipakai untuk melakukan improvisasi dan meningkatkan daya saing pada perusahaan (Bernard, 2012:285).
26
3. Concept of Operation Scenario CONOPS Scenario adalah dokumen narasi yang menjelaskan tentang bagaimana cara perusahaan beroperasi pada saat ini atau di masa yang akan datang. CONOPS dibuat berdasarkan faktor internal dan eksternal yang didapat melalui analisis SWOT. CONOPS bukanlah simbol mutlak melainkan berupa asumsi perencanaan (Bernard, 2012:286). 4. Concept of Operation Diagram CONOPS Diagram adalah diagram yang menggambarkan atau menjelaskan tentang bagaimana fungsi perusahaan secara keseluruhan atau sebagian saja (Bernard, 2012:287). 5. Balanced Scorecard Balanced Scorecard menjadi kesuksesan di balik ukuran simbol untuk perusahaan dan membangun tujuan dan pengukuran dalam 4 kunci sudut pandang bisnis: konsumen, simbol, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan perkembangan (Bernard, 2012:288).
2.2.1.2 Produk dan Layanan Bisnis (Products and Services) Ini adalah area arsitektur utama yang akan dipengaruhi oleh EA. Tingkat kedua dari kerangka kerja EA³ mengidentifikasi layanan produk bisnis perusahaan dan kontribusi teknologi untuk mendukung proses tersebut. Istilah ‘layanan bisnis’ digunakan untuk menyatakan proses dan prosedur yang dilaksanakan untuk mencapai misi dan tujuan perusahaan, apakah itu untuk bersaing pada simbol swasta, melakukan pelayanan simbol, mendidik, memberikan layanan kesehatan atau memberikan kemampuan pertahanan. (Bernard, 2012:112). EA artifacts pada product and services antara lain: 1. Business Plan Rencana bisnis memberikan gambaran tingkat tinggi dari garis kunci dari fungsi bisnis dan strategi keuangan yang akan mencapai tujuan strategis dan inisiatif. Berikut adalah beberapa hal yang ada dalam business plan: •
Gambaran luas bisnis
•
Profil tim eksekutif
•
Hubungan aktivitas bisnis kepada tujuan strategi
•
Struktur organisasional
27
•
Pandangan pasar dan strategi kompetitif
•
Siklus bisnis
•
Ringkasan kapitalisasi
•
Strategi finansial
•
Ringkasan status finansial saat ini
•
Rekan dan aliansi bisnis
2. Node Connectivity Diagram Node Connectivity Diagram menunjukkan node – node operasional, aktivitas yang dilakukan pada setiap node, hubungan node ke node dan pertukaran informasi. Tujuan dari diagram ini untuk menunjukkan, pada tingkat tinggi, siapa yang mengoperasikan grup – grup dalam perusahaan (lini bisnis) dan bagaimana mereka berbagi informasi (Bernard 2012:290). 3. Swim Lane Process Diagram Swim Lane Process Diagram adalah diagram yang menggambarkan aktivitas dari setiap stakeholder yang terlibat di dalam kegiatan bisnis perusahaan (Bernard, 2012:291).
Gambar 2.12 Contoh Swim Lane Process Diagram (Bernard, 2012:147)
28
4. Business Process Diagram Business Process Diagram adalah sebuah Diagram Node Connectivity menunjukkan node – node operasional, aktivitas yang dilakukan pada setiap node, hubungan node ke node dan pertukaran informasi. Tujuan dari diagram ini untuk menunjukkan, pada tingkat tinggi, siapa yang mengoperasikan grup-grup dalam perusahaan (lini bisnis) dan bagaimana mereka berbagi informasi. Yang menggambarkan setiap aktivitas secara keseluruhan dari proses bisnis perusahaan termasuk setiap tingkatan aktivitas dan hubungan antar aktivitas di dalam proses bisnis perusahaan (Bernard, 2012:292). 5. Activity/Product Matrix Activity/Product Matrix adalah sebuah tabel yang menjelaskan aktivitas atau produk dalam setiap lini bisnis perusahaan, tabel ini memberikan penjelasan secara vertical dan horizontal (cross cutting) dari setiap aktivitas produk dan kemana produk tersebut dialokasikan (Bernard, 2012:293). 6. Use Case Narrative and Diagram Use Case Narrative & Diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara actor (Stakeholder), peraturan bisnis, sistem dan layanan, dan aplikasi. Use Case Narative and Diagram digunakan untuk mengidentifikasi solusi teknologi yang dibutuhkan dalam pengembangan (Bernard, 2012:294).
Gambar 2.13 Contoh Use Case Diagram (Bernard, 2012:294)
29
7. Investment Business Case Investment Business Case menggunakan format standar untuk mendeskripsikan nilai, resiko dan tingkat pengembalian investasi yang dibuat dengan teknologi dan sumber daya lainnya. Business Case juga berisi analisis pelacakan kinerja program, arsitektur informasi dan informasi status keamanan (Bernard 2012:295).
2.2.1.3 Data dan Informasi (Data and Information) Tujuan sekunder arsitektur adalah mengoptimalkan data dan pertukaran informasi.
Tingkat
ketiga
dari
kerangka
kerja
EA³
dimaksudkan
untuk
mendokumentasikan bagaimana informasi saat ini sedang digunakan oleh perusahaan dan bagaimana arus informasi masa depan akan terlihat. Tingkat ini dapat tercermin melalui dokumen Strategi TI yang mengikat ke dalam rencana strategis perusahaan dan/atau rencana bisnis. Tujuan dari strategi TI adalah untuk membentuk suatu pendekatan tingkat tinggi untuk mengumpulkan, menyimpan, mengubah dan menyebarkan informasi pada seluruh perusahaan. Penggunaan konsep-konsep seperti manajemen pengetahuan, data mining, gudang informasi dan portal web dapat diatur melalui strategi TI (Bernard, 2012:113). Rancangan dan fungsi basis data ada seluruh perusahaan juga didokumentasikan pada tingkat ini sebagai standar format data, kamus data dan repositori kumpulan objek yang dapat digunakan kembali. Berikut adalah EA artifacts yang ada di data and information: 1. Knowledge Management Plan Knowledge Management Plan menyediakan deskripsi detail mengenai bagaimana pengetahuan, informasi dan data didistribusikan dalam perusahaan. Perencanaan Manajemen Pengetahuan mencakup deskripsi dan diagram dari pembagian informasi antara sistem, aplikasi, gudang pengetahuan dan database (Bernard, 2012:296). 2. Information Exchange Matrix Information Exchange Matrix mendeskripsikan atribut relevan dari pertukaran data antara sistem. Atribut ini dapat mencakup ukuran, spesifikasi logis dari informasi, misalnya media, ketepatan waktu yang dibutuhkan, dan klasifikasi dan informasi keamanan (Bernard, 2012:297).
30
3. Object State-Transition Diagram Object State Transition Diagram adalah diagram yang menggambarkan daur hidup dari setiap aktivitas, mulai dari awal sampai aktivitas tersebut berakhir (Bernard, 2012:298).
Gambar 2.14 Contoh Object State-Transition Diagram (Bernard, 2012:298)
4. Object Event Trace Diagram Juga disebut sebagai Object “Sequence” Diagram, mendukung pelacakan aksi dalam serangkaian atau urutan operasional. Setiap model harus fokus kepada urutan kritis dari kejadian dan deskripsi dari simbol ini harus mengikuti model (Bernard, 2012:299). 5. Logical Data Model Logical Data Model merupakan model data sematik yang dapat dikembangkan dengan menggunakan metode terstruktur tradisional dan menggunakan simbol (Entity Relationship Diagram) atau dapat juga menggunakan metode object oriented dan penggunaan simbol dari Unified Modeling Language (UML), yang menghasilkan diagram kelas dan atau diagram objek (Bernard, 2012:300).
31
Gambar 2.15 Contoh Logical Data Model (Bernard, 2012:300)
6. Physical Data Model Physical Data Model digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana informasi digambarkan dalam logical data model yang seharusnya diimplementasikan dalam sistem informasi terotomatisasi (Bernard, 2012:301). 7. Activity/Entity Matrix Activity / Entity Matrix adalah pemetaan yang dikembangkan oleh entitas data yang terpengaruhi oleh aktivitas bisnis. Sering juga disebut ‘CRUD’ karena matrix itu mengidentifikasi tipe dasar yang dilakukan untuk perubahan suatu data (create, read, update, delete) melalui proses bisnis (Bernard, 2012:302).
32
Gambar 2.16 Contoh Activity/Entity Matrix (Bernard, 2012:302)
8. Data Dictionary Data Dictionary adalah sebuah kamus data yang menyediakan daftar komprehensif dari entitas data yang dikumpulkan dan dirawat oleh perusahaan, termasuk atribut standar, kunci dan hubungan dari setiap data (Bernard, 2012:303).
2.2.1.4 Sistem dan Aplikasi (Systems and Applications) Tingkat keempat kerangka kerja EA³ dimaksudkan untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan kelompok sistem informasi saat ini dan aplikasi yang digunakan
33
oleh perusahaan untuk memberikan kemampuan IT. Tergantung pada perubahan pada kerangka kerja EA³ tingkat diatasnya (layanan bisnis atau arus informasi) mungkin direncanakan perubahan sistem/aplikasi yang harus tercermin dalam pandangan arsitektur masa depan (Bernard, 2012:113). Area sistem dan aplikasi dalam kerangka kerja EA3 ini juga merupakan komponen dengan fitur yang menonjol dalam arsitektur berorientasi layanan, sebagai aplikasi komersial semakin meningkat beroperasi yang tersedia bagi perusahaan (contoh: standar industri J2EE dan .NET). Aplikasi modular yang besar dapat menangani seluruh lini bisnis dan/atau fungsi back office (contoh: sistem keuangan, sistem pengendali manufaktur dan sistem pengelolaan rantai pasokan). Sistem yang besar ini sering disebut sebagai ERP (Enterprise
Resource
Planning).
Pendekatan
modular
pada
sistem
ERP
mencerminkan strategi pasang pakai yang dapat diadopsi oleh perusahaan pada level ini dalam kerangka kerja EA3 untuk meningkatkan interoperabilitas dan penurunan biaya. EA artifacts di system and aplication adalah sebagai berikut: 1. Diagram Antarmuka Sistem (System Interface Diagram) System Interface Diagram menunjukkan antar muka secara logika dan/atau fisik antara sistem perusahaan untuk informasi, produksi dan lain-lain, dimana informasi dan/atau sumber daya lainnya dipertukarkan (Bernard, 2012:304). 2. System Communication Description System Communication Description adalah sebuah S-1 Sistem interface diagram menyediakan sebuah deskripsi bagaimana sebuah data dikomunikasikan antara sistem seluruh perusahaan, termasuk sistem tentang link, jalur, jaringan dan media (Bernard, 2012:305).
Gambar 2.17 Contoh System Communication Diagram (Bernard, 2012:305)
34
3. System Interface Matrix System Interface Matrix menunjukkan sifat dan status dari antar muka secara fisik dan logika antara sistem informasi dalam perusahaan (Bernard, 2012:306). 4. System Data Flow Diagram Sebuah sistem data flow diagram dimaksudkan untuk menunjukkan sebuah proses dengan sistem pertukaran data dan bagaimana pertukaran mereka dapat terjadi. Sebuah artifak compliments dengan diagram proses bisnis dan akan bisa didekomposisi untuk menunjukkan perincian tambahan (Bernard, 2012:307).
Gambar 2.18 Contoh System Data Flow Diagram (Bernard, 2012:307)
5. System/Operations Matrix System/Operations Matrix menghubungkan aktivitas operasional dengan fungsifungsi sistem di dalam dan antara lini bisnis dalam perusahaan (Bernard, 2012:308). 6. System Data Exchange Matrix System Data Exchange Matrix menggunakan format tabel untuk menunjukkan yang mana sistem pertukaran tipe dari data tertentu di dalam dan di antara lini bisnis dalam perusahaan (Bernard 2012:309).
35
7. System Performance Matrix System
Performance
Matrix
mencatat
metriks
yang
penting
yang
mempertimbangkan dapat dipercaya, ketersediaan dan dapat dikelola (Bernard 2012:310). 8. System Evolution Diagram System Evolution Diagram menunjukkan evolusi sistem yang mencakup hubungan dan waktu dari pengkonsolidasian instalasi, peningkatan dan penghentian, kadang ditunjukkan dalam konteks perubahan terhadap sistem, aplikasi, halaman web dan database lainnya (Bernard 2012:311). 9. Web Application Diagram Menunjukkan hubungan secara logis antara layanan informasi berbasiskan web, dalam kasus ini menunjukkan diagram yang didetailkan dari layanan yang berinteraksi melalui protokol dan antar muka standar yang mendukung pertukaran data platform independen (Bernard 2012:312).
Gambar 2.19 Contoh Web Aplication Diagram (Bernard, 2012:312)
2.2.1.5 Jaringan dan Infrastruktur (Networks and Infrastructure) Jaringan dan infrastruktur adalah tulang punggung dari arsitektur. Tingkat kelima yang merupakan bagian paling dasar dari kerangka kerja EA³, merupakan tingkat paling bawah, dimaksudkan untuk mengatur dan mendokumentasikan pandangan saat ini dan masa depan jaringan suara, data dan video yang digunakan oleh
36
perusahaan pada komputer pusat sistem (host), aplikasi, situs web dan database. Tingkat ini juga mendokumentasikan infrastruktur perusahaan (misalnya bangunan, ruang server, peralatan modal). Local Area Network (LAN), Wide Area Network (WAN), System Application Network (SAN), Intranet, Extranet, Jaringan Nirkabel semua terorganisir dan didokumentasikan pada tingkat ini sehingga desain yang efisien dapat diimplementasikan melalui arsitektur masa depan yang mengurangi duplikasi, meningkatkan efisiensi biaya dan kinerja, dan mempromosikan ketersediaan dan ketahanan hidup (Bernard 2012:114). Seringkali sebuah perusahaan akan menentukan bahwa kemampuan TI tertentu adalah bersifat kritis terhadap kesuksesan perusahaan dan arsitektur dalam area ini harus mencerminkan sumber daya yang berlapis (redundant) pada lokasi yang berbeda sedemikian sehingga kemampuan ini dapat terus tersedia jika sumber daya utama tidak tersedia. Berikut ini adalah EA artifacts dari network and infrastructure: 1. Network Connectivity Diagram Network Connectivity Diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan sambungan fisik antara jaringan suara, data dan video dalam perusahaan termasuk jaringan eksternal wide area network (WAN) dan local area network (LAN) yang juga disebut ekstranet dan intranet (Bernard, 2012:313).
Gambar 2.20 Contoh Network Connectivity Diagram (Bernard, 2012:313) 2. Network inventory Network Inventory mencatat semua perangkat keras dan perangkat lunak pada jaringan suara, data dan video dalam perusahaan. Daftar ini mungkin mencakup nomor barcode atau pengenal unik lainnya (Bernard 2012:314).
37
3. Capital Equipment Inventory Capital Equipment Inventory mencatat semua peralatan modal teknologi noninformasi (dapat didepresiasi) di setiap lini bisnis dalam perusahaan. Daftar ini mungkin mencakup nomor barcode atau pengenal unik lainnya (Bernard 2012:315). 4. Building Blueprint Artifak Buliding Blueprint adalah sekumpulan cetak biru elektronik yang lengkap untuk semua bangunan dan ruangan secara fisik dalam perusahaan. Cetak biru membantu dalam perencanaan dan pembuatan keputusan yang memperhatikan penempatan tempat kerja, fasilitas produksi, gudang, jaringan dan fungsi bisnis lainnya (Bernard 2012:316). 5. Network Center Diagram Artifak ini merupakan diagram teratas dari pusat jaringan teknologi informasi. Diagram ini dapat menjadi bagian serangkaian cetak biru NI-4 dan diatur secara elektronik untuk mendukung perubahan berkali–kali terhadap pusat jaringan dan ruang server yang dapat diperkirakan selama beberapa tahun ke depan (Bernard 2012:317). 6. Cable Plant Diagram Cable Plant Diagram menunjukkan hubungan secara fisik antara jaringan suara/data/video dalam perusahaan dan kepada pemasok-pemasok global. Diagram ini harus menunjukkan tipe-tipe kabel (fiber, CAT-6, dan lain-lain) dan bandwitdh (T-1, OC-3, dan lain-lain) dari setiap kabel yang berjalan antara pusat jaringan, ruang server, lemari kabel dan koneksi eksternal (Bernard 2012:318). 7. Rack Elevation Diagram Diagram ini menyediakan sudut pandang depan dan samping dari setiap rak peralatan teknologi informasi yang ada di dalam pusat jaringan, ruang server dan atau lemari kabel. Diagram ini mendukung diagram Network Center Diagram dan Cable Plant Diagram dan dikelola secara elektronik untuk mendukung perubahan berkali – kali yang dapat diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan (Bernard 2012:319).
38
2.2.1.6 Keamanan (Security) Keamanan paling efektif jika merupakan bagian integral dari program manajemen EA dan metodologi dokumentasi. Program Keamanan TI yang komprehensif memiliki beberapa daerah fokus termasuk: informasi, personil, operasi dan fasilitas. Agar efektif, keamanan TI harus bekerja di semua tingkat kerangka EA dan dalam semua komponen EA (Bernard 2012:115). Berikut adalah EA artifacts dari security: 1. Security Plan Security Plan menyediakan deskripsi tingkat tinggi dan detail mengenai program keamanan yang berdampak dalam perusahaan. Hal ini mencakup secara fisik, data, personel dan elemen-elemen dan prosedur keamanan operasional (Bernard 2012:320). 2. Security Solutions Descriptions Security Solutions Descriptions menyediakan sudut pandang tingkat tinggi mengenai bagaimana keamanan disediakan untuk sumber daya yang terpilih dalam perusahaan. Solusi-solusi ini mencakup 4 dimensi dari keamanan; secara fisik, data, personel dan operasi, dan mungkin mencakup diagram-diagram dan metriks-metriks (Bernard 2012:321). 3. System Accreditation Document System
Accreditation
Document
menggunakan
format
standar
untuk
mengevaluasi status keamanan dari sistem informasi dalam perusahaan (Bernard 2012:322). 4. Continuity of Operations Plan Continuity of Operations Plan (COOP) menggunakan standar format untuk mendeskripsikan kemana semua atau sebagian perusahaan akan direlokasikan jika lokasi operasi normal tidak dapat digunakan untuk beberapa waktu (lebih dari beberapa hari) akibat kejadian alam atau buatan manusia (Bernard 2012:323). 5. Rencana Penanggulangan Bencana (Disaster Recovery Plan) Disaster Recovery Plan adalah matriks penilaian dan serangkaian prosedur untuk menangani berhentinya kemampuan berbagai bisnis dan/atau teknologi yang tidak membutuhkan relokasi operasi dari perusahaan. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh kejadian alam maupun buatan manusia (misalnya kebakaran, banjir atau padamnya listrik) (Bernard 2012:324).
39
2.2.1.7 Standarisasi (Standards) Salah satu sumber daya terbesar yang suatu perusahaan memiliki adalah orangorang. Hal ini oleh karena itu penting untuk memastikan bahwa staf TI terkait, keterampilan dan persyaratan pelatihan diidentifikasi pada setiap tingkat dari kerangka EA dan solusi yang tepat tercermin dalam arsitektur masa depan. Rencana Tenaga Kerja TI mungkin adalah cara terbaik untuk mengartikulasikan bagaimana modal manusia akan dipekerjakan dalam memungkinkan kemampuan teknologi yang mendasari layanan bisnis dan arus informasi (Bernard 2012:115). Di bawah ini adalah EA artifacts dari standarisasi: 1. Technology Standards Profile Technology Standards Profile adalah daftar dari layanan bisnis dan teknologi yang terasosiasi yang diterima perusahaan sebagai standar utama dan kedua (Bernard 2012:325). 2. Technology Forecast Technology Forecast mendukung dan berhubungan dengan profil standar teknologi. Peramalan teknologi mendokumentasikan perubahan yang telah diperkirakan dalam berbagai standar yang dicatat dalam artifak profil standar teknologi, dimana perubahan masa depan mulai terjadi atau akan terjadi (Bernard 2012:326).
2.2.1.8 Kemampuan (Skill) Salah satu sumber daya terbesar yang suatu perusahaan memiliki adalah orangorang. Hal ini oleh karena itu penting untuk memastikan bahwa staf TI terkait, keterampilan dan persyaratan pelatihan diidentifikasi pada setiap tingkat dari kerangka EA dan solusi yang tepat tercermin dalam arsitektur masa depan. Rencana Tenaga Kerja TI mungkin adalah cara terbaik untuk mengartikulasikan bagaimana modal manusia akan dipekerjakan dalam memungkinkan kemampuan teknologi yang mendasari layanan bisnis dan arus informasi (Bernard 2012:115). Berikut adalah EA artifacts dari kemampuan/skill: 1. Workforce Plan Workforce Plan menyediakan deskripsi tingkat tinggi mengenai bagaimana modal manusia diatur dalam perusahaan. Perencanaan tenaga kerja mencakup strategi untuk mempekerjakan, mempertahankan dan pengembangan profesional pada tingkat eksekutif, manajemen dan staf dari perusahaan (Bernard 2012:327).
40
2. Organization Chart Organization Chart menunjukkan bagaimana posisi dan personel diatur dalam diagram secara hierarki atau format matriks. Bagian organisasi membantu untuk menunjukkan garis otorisasi, hubungan pekerjaan, sama seperti kepemilikan terhadap sumber daya, produk dan proses (Bernard 2012:328). 3. Knowledge & Skills Profile Knowledge & Skills Profile menyediakan pendataan detail mengenai orang seperti apa yang harus mengetahui dan dapat lakukan dalam posisi khusus dalam perusahaan.
2.2.2 Analisis PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi) Menurut Ward dan Peppard (2002:70) dalam melakukan pengolahan suatu bisnis terdapat cakupan yang luas sekali jika ingin membahas faktor eksternalnya. Faktor tersebut biasanya dipertimbangkan bersamaan pada tingkat pemikiran strategi dengan metode PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi). Pendekatan lainnya yaitu faktor legal normalnya sudah termasuk di dalam faktor politik dan ekonomi normalnya sudah termasuk dalam faktor sosial. Dengan demikian faktor tersebut memberikan kesempatan bisnis yang lebih nyata yang dapat juga mengidentifikasi ancaman-ancaman yang mungkin terjadi, sehingga perusahaan dapat menyediakan waktu dalam mengatasi aksi dan meminimalisasi dampak yang terjadi. Berikut ini adalah penjelasan faktor-faktor yang terdapat dalam PEST: 1. Politik Faktor politik meliputi berbagai tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah yang dapat mempengaruhi bisnis perusahaan, masalah mengenai hukum serta mencakup aturan-aturan formal dan informal dari lingkungan tempat perusahaan melakukan kegiatan proses bisnis. Misalnya kebijakan pajak dan peraturan daerah. 2. Ekonomi Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi daya beli dari pelanggan dan mempengaruhi daya perusahaan. Misalnya kebutuhan ekonomi, standar nilai tukar dan tingkat inflasi. 3. Sosial Faktor sosial meliputi semua faktor yang mempengaruhi kebutuhan dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada.
41
Misalnya, tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungan sosial masyarakat dan kesejahteraan lingkungan. 4. Teknologi Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisien proses bisnis.
2.2.3 Five Force Porter Lima Daya Saing Porter (Five Force Porter) memperlihatkan bagaimana sumber informasi mampu diterima untuk mempengaruhi daya saing lainnya. Pandangan ini menjelaskan secara umum mengatur daya saing untuk memberikan hasil lebih dari aksi pesaing. (Pearlson dan Saunders, 2010: 54). Berikut ini lima kekuatan persaingan tersebut, yaitu: 1. Threats of New Entry (Ancaman Pendatang Baru) Perusahaan dalam sebuah industri sering mencoba untuk mengurangi ancaman dari pendatang baru dalam pasar dengan meningkatkan rintangan pada pendatang. Rintangan untuk pendatang dapat membantu perusahaan untuk memperkuat penawaran atas produk dan layanan yang sulit digantikan di mata customer berdasarkan fitur-fitur unik. Sumber informasi lainnya juga mampu meningkatkan rintangan yang menghambat kompetitor untuk masuk ke dalam industri. 2. Buyer Power (Kekuatan Tawar Menawar Pelanggan) Pelanggan sering memiliki kekuatan potensial untuk mempengaruhi lingkungan kompetitif. Kekuatan ini membentuk suatu kemudahan akses konsumsi pada berbagai outlet untuk memperoleh produk yang paling baik dan murah sekalipun dalam skala besar. Informasi yang mampu didapatkan perusahaan mampu membuat perubahan harga (switching costs) serta mengetahui siapa saja pangsa pasar dalam target perusahaan. 3. Suppliers Power (Kekuatan Tawar Menawar Pemasok) Supplier memiliki kemampuan untuk mengurangi keuntungan perusahaan. Daya saing ini adalah yang terkuat ketika perusahaan hanya memiliki sedikit supplier. Kualitas supplier merupakan bagian krusial untuk menyelesaikan proses produksi. Dalam hal ini perusahaan dipaksa untuk memilih dengan teliti supplier mana saja yang berpotensi tinggi.
42
4. Threat of Substitute (Ancaman Produk Pengganti) Potensi pergantian produk dalam pasar tergantung oleh pembeli yang mengharapkan perubahan, harga berdasarkan kinerja produk dan tingkat perubahan harga pembelian. Sumber informasi dapat membuat keuntungan dengan mengurangi ancaman dari pergantian. 5. Rivaltry (Ancaman Industri Sejenis) Persaingan dari setiap perusahaan yang berkompetisi di dalam industri selalu meningkat. Perusahaan harus fokus dalam kompetisi dari setiap lawan untuk melindungi pangsa pasar. Dalam hal ini, persaingan setiap perusahaan dalam industri harus yakin dan mampu untuk merespon tindakan kompetitor dengan cepat dengan berbagai strategi.
Gambar 2.21 Five Force Porter (Pearlson dan Saunders, 2010:53)
2.2.4 Analisis SWOT Analisis SWOT dalam perusahaan diperlukan untuk mengidentifikasi dan membandingkan ancaman, kekuatan, peluang agar dapat membedakan dengan
43
seksama dan teliti untuk menghindarkan perusahaan dari kesalahan tersebut. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini dilakukan pada logika uang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman (Rangkuti, 2006:18). Jadi, analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Analisis ini terbagi atas 4 komponen dasar, yaitu: 1. S: Strength: Merupakan kekuatan dari organisasi. 2. W: Weakness: Merupakan kelemahan dari organisasi. 3. O: Opportunity: Merupakan peuang dari luar organisasi dan memberikan peluang kepada organisasi untuk berkembang dimasa mendatang. 4. T: Threat: Merupakan ancaman dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa mendatang.
2.2.4.1 Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS) Perusahaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal terlebih dahulu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan. Rangkuti mendefinisikan (2006:24-25), setelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam rangka kerangka Strength and Weakness perusahaan.
Tabel 2.1 Tabel IFAS (Rangkuti, 2006:25) FAKTOR INTERNAL KEKUATAN Total Kekuatan KELEMAHAN Total Kelemahan TOTAL IFAS
STRATEGI BOBOT
RATING
BOBOT X RATING
KOMENTAR
44
Tahapan-tahapan faktor strategi internal sebagai berikut: 1. Tentukan faktor-faktor yang jadi kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam 1 kolom. 2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting). Berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan (semua bobot tersebut tidak boleh melebihi skor total 1,00). 3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala 4 (Outstanding) sampai dengan 1 (Poor). Berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi dari nilai +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan pesaing utama. Sedangkan variabel bersifat negatif adalah kebalikannya. 4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam skor 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (Outstanding) sampai 1,0 (Poor). 5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana
perusahaan
tertentu
bereaksi
terhadap
faktor-faktor
strategi
eksternalnya. Skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain dalam kelompok yang sejenis.
2.2.4.2 Penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Perusahaan melakukan identifikasi faktor strategi eksternal untuk mengetahui faktor-faktor ancaman dan peluang. Rangkuti menerangkan bahwa (2006:22-23) sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui faktor strategi eksternal (EFAS).
45
Tabel 2.2 Tabel EFAS (Rangkuti, 2006:24) FAKTOR EKSTERNAL
STRATEGI BOBOT
RATING
BOBOT X KOMENTAR RATING
PELUANG Total Peluang ANCAMAN Total Ancaman TOTAL EFAS
Tahap-tahap faktor strategi eksternal sebagai berikut: 1. Tentukan faktor-faktor yang jadi peluang dan ancaman perusahaan dalam 1 kolom. 2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan (semua bobot tersebut tidak boleh melebihi skor total 1,00). 3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala 4 (Outstanding) sampai dengan 1 (Poor). Berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori peluang) diberi dari nilai +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan pesaing utama. Sedangkan variabel bersifat negatif adalah kebalikannya. 4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam skor 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (Outstanding) sampai 1,0 (Poor). 5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana
perusahaan
tertentu
bereaksi
terhadap
faktor-faktor
strategi
eksternalnya. Skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain dalam kelompok sejenis.
46
2.2.4.3 Matrik SWOT Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah Matrik SWOT. Matrik ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal (EFAS) yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan (IFAS) yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis (Rangkuti, 2006:31). Cara membuat matrik SWOT adalah dengan menggunakan faktor-faktor strategis eksternal maupun internal sebagaimana telah dijelaskan dalam tabel EFAS dan IFAS, yaitu dengan memasukkan peluang dan ancaman dari tabel EFAS serta memasukkan kekuatan dan kelemahan dari tabel IFAS kedalam sel yang sesuai dalam matrik SWOT. Kemudian dengan membandingkan faktor-faktor strategis tersebut lalu dibuatkan 4 set kemungkinan alternatif strategi (SO, ST, WO, WT) (Rangkuti, 2006:35): 1. Strategi SO: strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2. Strategi ST: strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi WO: strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4. Strategi WT: strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Tabel 2.3 Matrik SWOT (Rangkuti, 2006:31)
47
2.2.4.4 Diagram Analisis SWOT Setelah didapat hasil tabel bobot skor dari masing-masing IFAS dan EFAS, langkah selanjutnya adalah memasukkan angka total bobot skor tersebut ke dalam diagram analisis SWOT berikut ini: •
Kuadran 1: merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan. Perusahaan
tersebut
memiliki
peluang
dan
kekuatan
sehingga
dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif (Growth Oriented Strategy). •
Kuadran 2: meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diverifikasi (produk atau pasar).
•
Kuadran 3: perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak perusahaan menghadapi kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik (turn around).
•
Kuadran 4: merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan perusahaan. Perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal (Strategi Defensif).
Gambar 2.22 Diagram Analisis SWOT (Rangkuti, 2006:19)
48
2.2.5 Swim Lane Process Diagram Diagram menggunakan format ‘swim lane’ untuk mengatur stakeholder dengan baris dan kerangka waktu dengan kolom, lalu melapisi aktivitas dengan simbologi flowchart. Swim Lane Process Diagram adalah diagram yang menggambarkan aktivitas dari setiap stakeholder yang terlibat di dalam kegiatan bisnis perusahaan (Bernard, 2012:291). Berdasarkan metode Enterprise Architecture: EA3 Cube Framework karangan Bernard (2012:291) maka dapat disimpulkan bahwa, langkahlangkah untuk membuat Swim Lane Process Diagram berikut: 1. Fokus pada proses tertentu dan menempatkan judul diagram Anda di atas. 2. Menghitung orang yang terlibat dalam proses ini dan menetapkan mereka untuk baris, biasanya dimulai dengan pelanggan di baris atas. 3. Buat diagram alur proses, proses menggambar dan keputusan yang dibuat, serta panah yang menunjukkan aliran proses. 4. Jika diagram terlalu rumit, memecahnya menjadi komponen-komponennya. 5. Jika memungkinkan, mengindikasikan kali untuk setiap node di bagian bawah diagram. Hitung total-akumulasi total waktu berlalu-dalam setiap tingkatan.
2.2.6 Business Process Diagram Menurut Bernard (2012:292), Business Process Diagram terdiri dari: 1. Input: Suatu hal yang memulai / memicu aktivitas dan diubah, dikonsumsi atau menjadi bagian. 2. Control: Memandu atau mengatur aktivitas, biasanya mengindikasikan kapan/bagaimana akan dilakukan. 3. Output: Hasil yang diproduksi oleh aktivitas, alasan mengapa proses dilaksanakan. 4. Mekanisme: sistem, orang dan peralatan yang digunakan untuk melakukan aktivitas.
49
Gambar 2.23 Hubungan Aktivitas dengan Input, Control, Output (Bernard, 2012:292)
Berdasarkan metode Enterprise Architecture: EA3 Cube Framework karangan Bernard (2012:292) maka dapat disimpulkan bahwa, langkah-langkah yang dapat diikuti untuk membuat Business Process Diagram yaitu: 1. Mengidentifikasi proses yang diperlukan untuk menciptakan model bisnis proses. Ini akan membantu merancang sebuah model proses terorganisir untuk aliran yang lebih baik dan pemahaman. 2. Uraikan proses yang diperlukan dalam urutan yang perlu dilakukan untuk merancang model proses. Urutan operasi adalah kunci untuk berhasil mencapai tugas bisnis untuk model proses yang dibuat. 3. Diskusikan dan mendokumentasikan proses bisnis untuk model proses yang dibuat. Ini akan memungkinkan untuk memiliki pemahaman penuh dari setiap langkah yang terlibat dalam tugas untuk membangun model bisnis proses. 4. Buat langkah-langkah flow chart yang diperlukan untuk mencapai proses model. Flow chart terdiri dari simbol banyak mulai proses bisnis, mewakili keputusan yang perlu dibuat dan menunjukkan hasil akhir dari proses bisnis. 5. Mulailah proses dengan menulis langkah pertama dalam bentuk oval. 6. Tuliskan langkah berikutnya sebagai kegiatan yang dilakukan dalam proses menggunakan bentuk persegi panjang. Gunakan panah untuk menunjukkan pemirsa dalam aliran arah yang benar dari proses tugas itu. 7. Penulisan pertanyaan dalam bentuk berlian untuk langkah-langkah yang memerlukan keputusan. Dalam langkah ini harus memiliki 2 anak panah keluar
50
dari langkah ini berbentuk berlian untuk menandakan apa yang orang tersebut selanjutnya didasarkan pada jawaban atas pertanyaan langkah itu. Sehingga menjadi 2 bagian yang terpisah dari langkah yang diikuti jika didasarkan pada jawaban pengguna. 8. Buat kotak persegi panjang lebih setelah berlian keputusan untuk menunjukkan apa tugas aktif yang diperlukan untuk melanjutkan proses tugas itu. 9. Selesaikan diagram alur seperti yang memulainya, dengan menggunakan bentuk oval untuk menandakan penyelesaian itu. 10. Bandingkan kebenaran flow chart dengan membandingkan karyawan yang mengetahui proses serta karyawan yang belum pernah melakukan proses untuk memastikan itu adalah akurasi lengkap dan berhasil.
Gambar 2.24 Contoh Business Process Diagram (Bernard, 2012:292)
2.2.7 Use Case Narrative and Diagram Hampir semua pendekatan baru untuk pengembangan sistem memulai proses persyaratan pemodelan dengan konsep use case (kasus penggunaan). Satzinger, Jackson dan Burd (2005:214) menyatakan Use Case merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sistem untuk menanggapi permintaan oleh user (pengguna).
51
Gambar 2.25 A simple use case with an actor (Satzinger, Jackson, Burd, 2005:215)
Use Case Narrative adalah deskripsi yang berisi daftar rincian pengolahan untuk kasus penggunaan. Aktor dalam UML diagram adalah seseorang yang menggunakan sistem.
Gambar 2.26 Contoh Use Case Narrative (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005:221)
2.2.8 Object State Transition Diagram Diagram Object State Transition menggunakan notasi dari UML untuk menunjukkan bagaimana siklus hidup dari sebuah data objek spesifik. Diagram ini menunjukkan perubahan atribut, link dan perilaku dari objek “On-Line Order” yang merupakan hasil dari aktivitas sistem internal atau eksternal yang memicu perubahan dalam suatu keadaan (Bernard, 2012:298). Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005:214), statechart diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan kehidupan objek di states dan transitions.
52
Gambar 2.27 Simple statechart for a printer (Satzinger, Jackson, dan Burd 2005:237)
2.2.9 Logical Data Model (Class Diagram) Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005:184), Domain Model Class diagram adalah menunjukkan hal-hal yang penting dalam pekerjaan user: problem domain classes, their associations dan their attributes. Berikut ini langkah-langkah dalam membuat Class Diagram: 1. Identifikasi Kelas Ini merupakan abstrak atau fisik "sesuatu" dalam sistem kami yang kami ingin menjelaskan. Temukan semua kata benda dan frase kata benda dalam deskripsi domain yang telah diperoleh melalui analisis. Pertimbangkan kandidat kelas. 2. Cari Asosiasi Sekarang menemukan kata kerja yang bergabung dengan kata benda, misalnya, Profesor (kata benda) mengajarkan (kata kerja) siswa (kata benda). Kata kerja dalam kasus ini, mendefinisikan hubungan antara dua kata benda. Identifikasi jenis asosiasi. Gunakan matriks untuk menentukan hubungan antara kelas. 3. Menggambar rancangan Class Diagram Masukkan
kelas
dalam
persegi
panjang
dan
menarik
asosiasi
yang
menghubungkan kelas. 4. Isi Multiplisitas Tentukan jumlah kejadian satu kelas untuk kejadian tunggal dari kelas terkait. 5. Mengidentifikasi Atribut Nama rincian informasi (field) yang relevan dengan domain aplikasi untuk masing-masing kelas.
53
6. Identifikasi Perilaku Tentukan operasi yang diperlukan untuk masing-masing kelas. (Asumsikan pengambil dan metode setter untuk setiap atribut.) 7. Meninjau Diagram Carilah ketidakkonsistenan dan kesalahan. Perbaiki ketidakkonsistenan dan kesalahan yang ada. Pastikan telah menangkap segala sesuatu yang diperlukan dari domain.
Gambar 2.28 An expended domain model class diagram showing attributes (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005:187)
2.2.10 Activity/Entity Matrix (CRUD) Aktivitas bisnis dalam perusahaan dapat ditunjukkan melalui Activity Matrix. Dalam pengertiannya menurut Bernard (2012:302), sebuah Activity Matrix dikembangkan dengan memetakan entitas data yang dipengaruhi oleh garis keterkaitan dari aktivitas bisnis. Sering disebut sebuah ‘CRUD’ Matrix karena mengidentifikasi tipe dasar dari transformasi yang dilakukan pada data (Create, Read, Update, Delete) melalui proses bisnis.
54
Tabel 2.4 Contoh Activity/Entity Matrix (CRUD) (Bernard, 2012:302)
2.2.11 Systems Data Flow Diagram Dalam sebuah perusahaan, DFD membantu proses bagaimana data ditunjukkan dalam suatu sistem yang menunjukkan aliran detail dalam suatu proses bisnis. Dalam sudut pandang Bernard (2012:153), System Data Flow Diagram atau lebih dikenal dengan Data Flow Diagram dimaksudkan untuk menunjukkan proses dalam suatu sistem yang terjadi pertukaran data dan bagaimana pertukaran tersebut terjadi. Artifact SA-4 compliment B-4 Diagram proses bisnis dan dapat diurai untuk menunjukkan detail tambahan. Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004:326) Data Flow Diagram adalah model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan tugas atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem. Hanya ada tiga simbol dan satu koneksi dalam DFD: 1. Persegi panjang bersudut tumpul menyatakan proses atau bagaimana tugas dikerjakan. 2. Persegi empat menyatakan agen eksternal atau batasan sistem tersebut. 3. Kotak dengan ujung terbuka menyatakan data store, terkadang disebut file atau database. 4. Panah menyatakan aliran data atau input dan output, ke dan dari proses tersebut.
55
2.2.12 Customer Relationship Management (CRM) Rainer dan Turban (2009:239) menjelaskan bahwa CRM adalah strategi bisnis untuk memilih dan mengelola pelanggan agar dapat mengoptimalkan nilai jangka panjang. CRM berfokus pada hubungan pelanggan jangka panjang dan berkelanjutan. Pearlson dan Saunders (2010:60) lebih rinci menerangkan CRM yaitu meliputi kegiatan pengelolaan yang dilakukan untuk mendapatkan, meningkatkan hubungan dan mempertahankan pelanggan. CRM adalah seperangkat terkoordinasi kegiatan yang dirancang untuk mempelajari lebih lanjut tentang kebutuhan pelanggan dan perilaku untuk mengembangkan hubungan yang lebih kuat dan meningkatkan rantai nilai pelanggan. CRM terdiri dari komponen teknologi, serta proses yang menyatukan potongan informasi tentang pelanggan, penjualan, pemasaran dan pangsa pasar. Berikut ini adalah komponen-komponen kunci dalam CRM, yaitu (Turban dan Volonino, 2011:307): 1. Customer 2. Call Center 3. Marketing Department 4. Sales Department 5. Customer Support CRM juga dapat didefinisikan sebagai bisnis dan disiplin teknologi yang menggunakan sistem informasi untuk mengkoordinasikan semua proses bisnis di sekitar interaksi perusahaan dengan pelanggan dalam penjualan, pemasaran dan pelayanan (Laudon dan Laudon, 2012:349).
Gambar 2.29 Customer Relationship Management (Laudon dan Laudon, 2012:349)
56
Sistem CRM memeriksa pelanggan dari banyak perspektif. Sistem ini menggunakan satu set aplikasi terintegrasi untuk mengatasi semua aspek dari hubungan pelanggan, termasuk layanan pelanggan, penjualan dan pemasaran. Jadi dapat disimpulkan CRM adalah strategi bisnis yang terdiri dari software dan layanan yang didesain untuk meningkatkan keuntungan (profit), pendapatan (revenue) dan kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Secara khusus CRM berusaha memberikan layanan yang sifatnya profesional sehingga dapat memberikan kepuasaan yang tinggi pada pelanggannya.
2.2.13 Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem informasi yang menyediakan untuk pelaporan yang berorientasi manajemen berdasarkan pemrosesan transaksi dan operasi organisasi (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004:10). Lebih jelas Rainer dan Turban (2009:416) mengemukakan bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah sistem yang berhubungan dengan perencanaan, pengembangan, manajemen, dengan menggunakan alat-alat teknologi informasi untuk membantu orang melakukan tugas yang berhubungan dengan pengolahan informasi dan manajemen. Sistem Informasi Manajemen mengacu pada sistem pelaporan dasar yang mengubah data mentah menjadi informasi yang lebih bermakna digunakan oleh manajer dan karyawan (Turban dan Volonino, 2011:31). Jadi dapat disimpulkan Sistem Informasi Manajemen adalah menggambarkan suatu unit atau badan yang khusus bertugas untuk mengumpulkan berita dan memprosesnya menjadi informasi untuk keperluan manajerial organisasi dengan memakai prinsip sistem. Dikatakan memakai prinsip sistem karena berita yang tersebar dalam pelbagai bentuknya dikumpulkan, disimpan serta diolah dan diproses oleh satu badan yang kemudian dirumuskan menjadi suatu informasi.
2.2.14 Decision Support System (DSS) Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah memerlukan data dan model untuk analisis, hal itu didukung oleh Decision Support System. Decision Support System adalah sebuah sistem informasi yang membantu mengidentifikasi kesempatan pembuatan keputusan atau menyediakan informasi untuk membantu pembuatan keputusan (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004:10). Lebih jelas Rainer dan Turban (2009:416) mengemukakan bahwa Decision Support System menggabungkan model
57
dan data dalam upaya untuk memecahkan masalah semi-terstruktur dan tidak terstruktur dengan keterlibatan pengguna yang ekstensif. Sistem informasi di tingkat model
manajemen analisis
organisasi
canggih
atau
yang alat
menggabungkan
analisis
data
untuk
data
dan
mendukung
pengambilan keputusan semi terstruktur dan tidak terstruktur (Laudon dan Laudon, 2012:40). Jadi dapat disimpulkan Decision Support Systems (DSS) atau sistem pendukung keputusan adalah serangkaian kelas tertentu dari sistem informasi terkomputerisasi yang mendukung kegiatan pengambilan keputusan bisnis dan organisasi. Suatu DSS yang dirancang dengan benar adalah suatu sistem berbasis perangkat lunak interaktif yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan mengkompilasi informasi yang berguna dari data mentah, dokumen, pengetahuan pribadi dan/atau model bisnis untuk mengidentifikasikan dan memecahkan berbagai masalah dan mengambil keputusan. Sistem pendukung keputusan atau DSS digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisa dan membentuk data yang dikoleksi, dan mengambil keputusan yang benar atau membangun strategi dari analisis, tidak pengaruh terhadap komputer, basis data atau manusia penggunanya.
2.3 Kerangka Berpikir
Gambar 2.30 Kerangka Berpikir
58
Penjelasan dari Gambar 2.28 di atas adalah pertama-tama harus mengetahui tujuan dari perusahaan yang dapat dilihat dari visi dan misi perusahaan. Lalu dianalisis tujuan perusahaan tersebut, apakah terdapat kendala atau tidak dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Lalu melihat perusahaan apakah mempunyai kesempatan berkembang dari teknologi yang ada. Setelah itu dianalisis arsitektur perusahaan saat ini dan menganalisis arsitektur perusahaan untuk kedepannya menggunakan metode Enterprise Architecture. Terakhir, melakukan perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi yang dapat membantu perusahaan dalam mencapai visi dan misi perusahaan.