LAMPIRAN
Lampiran 1. Prosedur Analisis pH H2O dengan pH Meter 1. Timbang 10 gram tanah, masukkan ke dalam botol kocok. 2. Tambahkan air destilata 10 ml. 3. Kocok selama 30 menit dengan mesin pengocok. 4. Ukur nilai pH dengan menggunakan pH meter. Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH4+ dengan Metode Destilasi-Titrasi 1. Timbang 10 gram tanah yang lolos saringan 0.05 mm. 2. Tempatkan pada botol kocok berukuran 200 ml. 3. Tambahkan 50 ml larutan KCl+HCl 1 N, kemudian kocok selama 30 menit. 4. Saring larutan dengan menggunakan kertas saring kemudian tamping pada botol penampung. 5. Pipet 10 ml larutan ekstrak ke dalam labu destilasi. 6. Tambahkan MgO sebanyak ± satu sudip kemudian tambahkan 100 ml air destilata. 7. Untuk penampungnya, pipet 10 ml H3BO3 1 % pada labu Erlenmeyer 250 ml, kemudian tambahkan 5 tetes indicator Conway. 8. Destilasi dilakukan hingga ekstrak yang tertampung mencapai 75 ml. 9. Hasil destilasi kemudian di titrasi dengan HCl 0.05 N. Titik akhir titrasi dicapai ketika warna berubah menjadi merah anggur. 10. Lakukan juga untuk penetapan blanko dengan cara yang sama tetapi tanpa menggunakan contoh tanah. 11. Hitung kadar NH4+ dengan menggunakan rumus :
(ppm)=
Lampiran 3. Prosedur Penetapan NO3- dengan Metode Destilasi-Titrasi 1. Larutan ekstrak dipipet 10 ml dari larutan ekstrak yang telah dilakukan untuk menetapkan NH4+ (dari langkah 1-4) ke dalam labu destilasi. 2. Tambahkan devarda sebanyak satu sudip. 3. Tambahkan 1 ml etanol, kemudian langsung ditambahkan 100 ml air destilata. 4. Tambahkan 5 ml NaOH 50 % ke dalam labu destilasi. 5. Untuk penampungnya, pipet 10 ml H3BO3 1 % pada labu Erlenmeyer 250 ml, kemudian tambahkan 5 tetes indicator Conway. 6. Destilasi dilakukan hingga ekstrak yang tertampung mencapai 75 ml. 7. Hasil destilasi kemudian di titrasi dengan HCl 0.05 N. Titik akhir titrasi dicapai ketika warna berubah menjadi merah anggur. 8. Lakukan juga untuk penetapan blanko dengan cara yang sama tetapi tanpa menggunakan contoh tanah. 9. Hitung kadar NO3- dengan menggunakan rumus :
(ppm)=
Lampiran 4. Prosedur Penetapan C-organik dengan Metode Walkley dan Black 1. Timbang tanah 0.5 gram yang lolos saringan 0.05 mm. 2. Tempatkan tanah dalam labu Erlenmeyer 500 ml. 3. Pipet 10 ml K2Cr2O7 1 N ke dalam erlenmeyer, goyang secara perlahan hingga tanah terdispersi dalam larutan. 4. Tambahkan 20 ml H2SO4 pekat ke dalam Erlenmeyer. Goyang dengan cepat. Usahakan agar tidak ada partikel tanah yang terlempar ke dinding labu Erlenmeyer. Diamkan campuran tersebut selama 30 menit. 5. Tambahkan 100 ml air destilata ke dalam erlenmeyer. Diamkan 30 menit hingga dingin. 6. Tambahkan 4-5 tetes indicator ferroin 0.025 M.
7. Titrasi dengan FeSO4 0.5 N. titik akhir titrasi dicapai jika larutan berubah warna menjadi merah anggur. 8. Buat titrasi untuk blanko juga dengan cara yang sama tetapi tidak dengan contoh tanah. 9. Hitung kadar C-organik dengan rumus : C-organik(%)=
!
Lampiran 5. Prosedur Penetapan C-organik Kotoran Sapi dengan Metode Pengabuan Kering 1. Timbang cawan yang akan digunakan untuk sampel yang akan di oven. Catat beratnya (A). 2. Timbang cawan (1) bersama dengan sampel kotoran sapi. Sampel kotoran sapi yang digunakan timbang sekitar 5 gram (B). 3. Oven selama 24 jam dengan suhu 105˚C. 4. Setelah 24 jam, timbang lagi berat cawan dan sampel tersebut. Catat nilainya (C). 5. Masukkan ke dalam tanur dengan suhu 700˚C untuk proses pembakaran selama 2 jam. 6. Diamkan selama ± 1 hari, buka tanurnya. Timbang beratnya (D). 7. Hitung kadar bahan organik dan kadar abunya dengan rumus : " # Organik(%)= ! $
Kadar abu(%)=
"# #
%
%
Lampiran 6. Prosedur Penetapan N-total Kotoran Sapi dengan Metode NKjeldahl 1. Timbang 0.5 gram kotoran sapi 2. Masukkan sampel tersebut ke dalam labu digestion 3. Tambahkan campuran Se sebanyak satu sudip ke dalam labu digestion
4. Tambahkan H2SO4 pekat 5 ml 5. Digestion selama 1 jam atau hingga sampel berubah warna menjadi kehijauan. 6. Lanjutkan digestion hingga ± 15 menit. Matikan alat digestion. Tunggu hingga agak dingin. 7. Masukkan sampel ke dalam labu destilasi. 8. Tambahkan air destilata ± 100 ml ke dalam labu destilasi 9. Kemudian tambahkan NaOH 50% sebanyak 20 ml 10. Untuk penampungnya, pipet 10 ml H3BO3 1 % pada labu Erlenmeyer 250 ml, kemudian tambahkan 5 tetes indicator Conway. 11. Destilasi dilakukan hingga ekstrak yang tertampung mencapai 75 ml. 12. Hasil destilasi kemudian di titrasi dengan HCl 0.05 N. Titik akhir titrasi dicapai ketika warna berubah menjadi merah anggur. 13. Lakukan juga untuk penetapan blanko dengan cara yang sama tetapi tanpa menggunakan contoh kotoran sapi. 14. Hitung kadar N-total dengan menggunakan rumus
N-total(%)=
Lampiran 7. Parameter Sifat Kimia Tanah Parameter tanah C (%) N (%) P2O5 HCl 25% (mg/100g) P2O5 Bray (ppm P) KTK (cmol (+)/100g) susunan kation Ca (cmol(+)/kg) Mg (cmol(+)/kg) K (cmol(+)/kg) Na (cmol(+)/kg) KB (%) kejenuhan Al (%) (Balai Penelitian Tanah,2005)
Tinggi 3-5
Sangat tinggi >5
0.1-0.2 5-10 5-7 5-16
Nilai Sedang 2-3 0.210.5 11-15 8-10 17-24
0.51-0.75 16-25 11-15 25-40
>0.75 >25 >15 >40
2-5 0.4-1 0.1-0.3 0.1-0.3 20-40 5-10
6-10 1.1-2.0 0.4-0.5 0.4-0.7 41-60 11-20
11-20 2.1-8.0 0.6-1.0 0.8-1.0 61-80 20-40
>20 >8 >1 >1 >80 >40
Sangat rendah <1
Rendah 1-2
<0.1 <5 <4 <5 <2 <0.3 <0.1 <0.1 <20 <5
Parameter Kemasaman Tanah sangat masam masam pH H2O <4.5 4.5-5.5 (Balai Penelitian Tanah,2005)
agak masam 5.5-6.5
netral 6.5-7.5
agak alkalis 7.6-8.5
alkalis >8.5