B A N K A N TA R D A E R A H | 2013 L A P O R A N T A H U N AP T . N
PT. BANK ANTARDAERAH
TRANSFORMASI
| P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H |
Halaman Sengaja dikosongkan
TRANSFORMASI
TABLE OF CONTENTS PRODUK DAN LAYANAN
| P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H |
TEKNOLOGI INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA
02 03 04 05 08 11 13 15 18 19
Pertumbuhan 2008 - 2013
21 39
Sasaran, Strategi &
Profil Bank Antardaerah
Kebijakan Manajemen
Pencapaian 2013
Struktur Organisasi Event 2013 Visi - Misi Sambutan Presiden Komisaris Sambutan Presiden Direktur Profil Dewan Komisaris Profil Dewan Direksi
51 55 67 77 81 83
Laporan Manajemen
Satuan Kerja Audit Intern Manajemen Risiko Tata Kelola Perusahaan Produk dan Layanan Jaringan Kantor Lampiran - lampiran
PENCAPAIAN 2013
| P T. B A N K A N TA R D A E R A H
12.75 %
6.18 %
Ekuitas
patan Bunga Bersih
0.24 %
46.64 %
Kredit Bermasalah
Pertumbuhan Laba Bersih
13.10 %
17.67 %
Rasio Kecukupan Modal Minimum
Pertumbuhan Total Aset
1.42 %
15.71 %
Hasil Aset
Pertumbuhan Kredit
Return Of Equity / Rasio Imbal Hasil
Non Performing Loan (NPL) / Rasio
Capital Adequacy Ratio (CAR) /
Return On Asset (ROA)/ Rasio Imbal
PERTUMBUHAN 2008 - 2013
P T. B A N K A N TA R D A E R A H |
PERTUMBUHAN ASET
Net Interest Margin (NIM)/ Penda-
PERTUMBUHAN DPK
PERTUMBUHAN KREDIT * Pertumbuhan Komposisi DPK
PERTUMBUHAN LABA
71.30 % Loan to Deposit Ratio (LDR)
* Pertumbuhan Laba sebelum pajak
4 | P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H | 5
Profil Bank Antardaerah Pada awalnya, nama PT. Bank Antardaerah adalah PT. Bank Republik yang didirikan di Surabaya berdasarkan akte notaris Anwar Mahayudin, SH nomor 17 tanggal 5 Maret 1958 yang anggaran dasarnya disahkan oleh Menteri Kehakiman melalui surat keputusan nomor J.A5/113/7 tanggal 23 November 1958 dan telah diumumkan dalam lembaran tambahan nomor 643. Perubahan nama dari PT. Bank Republik menjadi Bank Antardaerah disahkan berdasarkan akte perubahan no. 41 tanggal 11 Juli 1958 yang dibuat dihadapan Meester Liem Hie Thaij dan telah diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia tanggal 14 Oktober 1960 nomor 83, tambahan nomor 643/1960. Menyusul perubahan anggaran dasar mengenai peningkatan modal dasar perseroan dari Rp. 120.000.000.000,- menjadi Rp 200.000.000.000,- dan penyesuaian anggaran dasar menurut ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, termuat dalam akta tanggal 25 Januari 2002, No. 37, dibuat dihadapan Imam Sudjono Hermanto, Sarjana Hukum, Notaris di Surabaya, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-3259 HT.01.04.TH.2002 tanggal 27 Pebruari 2002, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia, tertanggal 18 Juli 2003 nomor 57 tambahan nomor 5632 / 2003. Selanjutnya Anggaran dasar
diubah seluruhnya dan disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, sebagaimana termuat dalam Akta tanggal 5 Januari 2009, Nomor 03, yang dibuat dihadapan Imam Sudjono Hermanto, Sarjana Hukum, Notaris di Surabaya. Setelah lebih dari 50 tahun melayani Nasabah, pada akhir tahun 2009 dilakukan penambahan modal
PBI/2005 sebagaimana diubah oleh PBI No. 9/16/PBI/2007 perihal Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum. Di tahun 2010 - 2012, Bank Antardaerah melakukan inisiatif strategis dengan memasuki layanan perbankan elektronik (electronic banking) dengan mengimplementasikan / meluncurkan produk layanan ATM, Internet banking, EDC
Pada tanggal 16 Oktober 1992, berdasarkan Surat Keputusan Bank Indonesia no. 25/74/ KEP/DIR secara resmi status Bank Antardaerah meningkat menjadi Bank Devisa. disetor dan ditempatkan sebesar Rp. 5.000.000.000,- sehingga total modal disetor menjadi Rp 100.250.000.000,termuat dalam Akta peryataan keputusan rapat nomor 36 tanggal 21 Desember 2009. Perubahan dimaksud telah dilaporkan kepada Bank Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan dan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT. Bank Antardaerah yang dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manuasia Republik Indonesia Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum tertanggal 25 Januari 2010, Nomor AHU-AH.01.10-01966. Sehingga, Bank Antardaerah dapat dipastikan telah memenuhi ketentuan permodalan yang telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 7/15/
/ Bill Payment, dan SMS Banking. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk Bank Antardaerah untuk memberikan layanan perbankan yang modern dan prima kepada para nasabahnya, disamping itu untuk mempertegas posisi Bank Antardaerah sebagai bank swasta yang aktif dalam mengikuti perkembangan teknologi di bidang perbankan. Sampai dengan akhir tahun 2013 Bank Antardaerah telah mempunyai 30 jaringan kantor yang terdiri dari 8 kantor cabang, 17 kantor cabang pembantu dan 5 kantor kas yang tersebar di Jawa, Bali dan Lombok.
6 | P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H | 7
Halaman Sengaja dikosongkan
8 | P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H | 9
Event Sosial Bank Antardaerah memberikan bantuan untuk korban bencana Gunung Kelud
Event Sosial
Pelatihan Refreshment Leadership yang dilakukan di Kantor Pusat Operasional
Event Pelatihan Program Refreshment Angkatan II yang merupakan program pengembangan bagi karyawan untuk mempunyai kesempatan menjadi kepala bagian, baik di kantor pusat, kantor cabang, maupun kantor cabang pembantu.
Event Sosial
Event Pelatihan
Pembagian daging qurban kepada masyarakat pada perayaan hari raya Iedul Adha tahun 2013
Training untuk para Account Officer
Event Edukasi
Event Pelatihan
Gathering Incoterm untuk mengedukasi nasabah dan atau calon nasabah Bank Antardaerah
Training Neuro Linguistic Programming (NLP) oleh Victor Chen Consultant
Event Edukasi
Event Internal
Memberikan pengetahuan tentang “Ayo Menabung” di SMKN 10 Surabaya
Launchig SMS Banking dan Pengundian Tabungan ANDA Berhadiah di Ciputra World
EVENT 2013
EVENT 2013
Buka Bersama dengan anak - anak yatim piatu
Event Pelatihan
10 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 11
Event Internal Penarikan undian sebagai rangkaian program Tabungan ANDA Berhadiah
EVENT 2013
Event Internal Penyerahan hadiah kepada karyawan yang mendapatkan poin tertinggi dalam Program Super Motivation. Bank ANDA menyelenggarakan Program Super Motivation dimana setiap karyawan baik account officer maupun karyawan operasional didorong untuk mendapatkan account dana murah.
Event internal Kegiatan Sosialisasi APU PPT merupakan sosialisasi tentang APU PPT kepada karyawan di cabang - cabang Bank ANDA
Event Internal Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko Level 1 yang diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP)
Event Internal Rapat Pimpinan di Hotel Meritus merupakan salah satu agenda rutin yang dilakukan oleh para pejabat eksekutif Bank ANDA dua kali dalam setahun.
Halaman Sengaja dikosongkan
| P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 13
Visi Menjadikan Bank Antardaerah sebagai bank yang sehat, solid, dapat dipercaya serta lebih mampu berperan dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Misi Mengoptimalkan peranan Bank Antardaerah sebagai lembaga intermediasi dan memfokuskan diri sebagai retail banking dengan memberikan layanan terbaik kepada nasabah serta memaksimalkan keuntungan perusahaan untuk kepentingan seluruh karyawan dan pemegang saham.
14 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 15
Struktur Kepemilikan
SUSUNAN DEWAN KOMISARIS
Untuk memenuhi peraturan Bank Indonesia no. 71/15/PBI/2005 mengenai ketentuan permodalan, secara bertahap telah dilakukan penambahan setoran modal, yakni pada tahun 2006 sebesar Rp 5 milyar, tahun 2007 sebesar Rp 12 milyar, pada tahun 2008 sebesar Rp 5 milyar dan pada tahun 2009 ada penambahan setoran modal sebesar Rp 5 milyar. Dengan demikian sampai dengan akhir tahun 2009 jumlah modal disetor sebesar Rp 100.250.000.000,-. Adapun komposisi kepemilikan saham PT. Bank Antardaerah saat ini sebagai berikut :
RINCIAN KEPEMILIKAN SAHAM
Dewan Komisaris Presiden Komisaris
Ahadiat Wargana
Komisaris
Yudo Sutanto
Komisaris Independen
Edy Prayitno
Komisaris Independen
Imbang Setiamihardja
(Modal Disetor dalam jutaan Rupiah)
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Modal Disetor
Persentase
Ahadiat Wargana
501.250
50.1250,0
50,00
Indrawati
160.506
16.050,6
16,01
Yudo Sutanto
130.119
13.011,9
12,98
Hendra Setiawan
119.062
11.906,2
11,88
Djasmajuni Njono
91.563
9.156,3
9,13
1.002.500
100.250,00
100,00
TOTAL
SUSUNAN DIREKSI
Direksi Presiden Direktur
Bujung R. Hanani
Direktur
Tang Amir
Direktur
Rachmat Otojo
Direktur
Argo Budi Tjahjono
16 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 17
Sambutan Presiden Komisaris Meskipun ekonomi Indonesia dihadang gejolak dari luar, namun secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 tercatat sebesar 5,78% sedikit lebih tinggi dari perkiraan Bank Indonesia yaitu sebesar 5,7%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih stabil dibandingkan peer countries, diantara G20 hanya lebih rendah dari Tiongkok. Kondisi perekonomian yang stabil tersebut telah dimanfaatkan oleh Bank Antardaerah untuk melakukan pertumbuhan usaha dengan tetap memperhatikan prinsip Prudential Banking. Selama tahun 2013 berbagai hal telah dilakukan Bank Antardaerah antara lain pengembangan teknologi informasi untuk memberikan layanan unggul dan pengembangan produk yang berorientasi kepada kebutuhan nasabah terus diupayakan. Disisi lain pengembangan organisasi, perbaikan sistem dan prosedur serta ketentuan-ketentuan dan peraturan yang ada untuk meningkatkan kualitas penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) senantiasa terus dilakukan. Upaya membangun tata kelola dan pelayanan yang baik sebagai bank umum merupakan hal penting bagi peningkatan kepercayaan dan loyalitas nasabah, sehingga bank Bank Antardaerah diharapkan terus tumbuh di atas pertumbuhan rata-rata perbankan.
secara internal maupun mengikutsertakan mereka ke berbagai event seminar dan workshop secara eksternal. Selama tahun 2013 secara terus menerus menerapkan praktek Good Corporate Governance di semua unit dan kerangka kerja Manajemen Risiko yang kuat demi memenuhi standar praktek terbaik di industri perbankan. Praktek-praktek GCG di tingkat Dewan Komisaris dan Komite-Komite (Komite Pemantau Risiko, Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi) menjunjung tinggi transparansi perusahaan. Selama tahun 2013, seluruh komite di bawah Dewan Komisaris telah membantu Komisaris dan memberikan pertimbangan-pertimbangan atas beberapa hal, sesuai dengan lingkup yang terdapat dalam piagam komite serta melaporkannya kembali kepada Dewan Komisaris. Dalam hal Manajemen Risiko, Bank Antardaerah menerapkan tata kelola risiko pada tahun 2013 sebagai bagian dari struktur tata kelola perusahaan, dan mendorong akan terus meningkatkan pelaksanaan sistem dan budaya manajemen risiko serta untuk memenuhi persyaratan Basel II, Basel III dan praktek-praktek manajemen risiko internasional yang terbaik lainnya. Seiring dengan perkembangan industri perbankan, perekonomian Indonesia dan peningkatan pendapatan per kapita, Dewan Komisaris telah memberikan masukan dan arahan kepada Direksi, dengan mengkaji rencana bisnis dan inisiatif-inisiatif yang tengah dilakukan. Rencana bisnis ini dengan jelas memaparkan kesempatan Bank Anatardaerah untuk mempertahankan pertumbuhan yang kuat. Tahun 2014 diyakini menjadi tahun yang cukup sulit berkaitan dengan pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilu presiden, namun kita yakin pertumbuhan perekonomian Indonesia akan tetap pada kisaran 6%. Hal ini terutama didorong oleh permintaan domestik dan peningkatan investasi yang merupakan akibat dari penguatan fundamental perekonomian dan iklim bisnis. Prospek masa depan bagi perusahaan jasa keuangan seperti Bank Antardaerah sangat menarik, namun juga menghadapi tantangan dalam hal ketersediaan karyawan berbakat dan berlangsungnya persaingan di industri perbankan. Untuk itu Bank Antardaerah berada di jalur yang tepat untuk menghadapi tantangan ini.
Momentum ini juga telah berhasil dimanfaatkan oleh bank Bank Antardaerah dalam menjalankan bisnisnya, hal ini dapat dilihat dari keberhasilan Bank Antardaerah dalam pencapaian target-target perusahaan pada tahun 2013 telah sesuai dengan rencana bisnis bank yang ditetapkan, dimana penilaian Tingkat Kesehatan Bank Bank Antardaerah pada Peringkat Komposit 2 (dua).
Merupakan kebanggaan tersendiri bagi manajemen Bank Antardaerah, dimana selama 5 tahun terakhir melihat kemajuan pesat Bank ini. Dewan Komisaris dengan keyakinan bahwa Bank ini akan tetap teguh pada tujuannya, menghadapi tantangan mencapai kesuksesan. Atas nama Dewan Komisaris, kami sampaikan berterima kasih kepada para Pemegang Saham, Direksi, Nasabah, dan Mitra Bisnis atas kontribusi mereka terhadap keberhasilan Bank Antardaerah di tahun 2013. Dewan Komisaris menghargai komite-komite di bawah Dewan Komisaris, seluruh anggota Direksi serta tim dalam mengarahkan Bank. Kami gembira atas kesempatan bekerja sama dengan anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang berkomitmen kuat, dan karyawan yang berdedikasi. Semua itu sungguh merupakan suatu kebanggaan dan keistimewaan bagi kami.
Untuk itu kami selaku Dewan Komisaris memberikan penghargaan kepada Direksi dan seluruh jajarannya, atas dedikasi dan integritasnya untuk mengembangkan perusahaan. Disamping itu kami juga menilai bahwa rencana kerja yang di susun Direksi secara umum telah sesuai dengan arah dan strategi perkembangan perusahaan.
Hubungan yang baik dengan Bank Indonesia, intansi terkait serta stakeholder lainnya merupakan hal yang penting. Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang mereka berikan bagi Bank Antardaerah.Dukungan tersebut akan mempertahankan keberhasilan dan pertumbuhan Bank Antardaerah di masa yang akan datang.
Bank Antardaerah semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu bank kecil menengah terkemuka di Indonesia melalui keberhasilan pelaksanaan sejumlah inisiatif strategis yaitu Implementasi Internet Banking, melakukan peluncuran layanan baru dan produk inovatif seperti aplikasi program SMS Banking dan EDC. Inisiatif ini menunjukkan pendekatan yang dinamis dari Bank Antardaerah untuk selalu melakukan inovasi dan fokus dalam menyediakan layanan yang profesional, berkualitas tinggi dan solusi yang menjawab kebutuhan keuangan nasabah.
Surabaya, 31 Desember 2013
Total aset per 31 Desember 2013 meningkat dibanding tahun 2012 yaitu menjadi Rp1,8 triliun
Masyarakat akan semakin mengenal bahwa Bank Antardaerahmemiliki kemampuan dalam memberikan produk dan layanan perbankan sebagaimana halnya bank umum. Keberadaan dukungan teknologi informasi dilengkapi pula dengan fitur-fitur untuk sms banking dan internet banking sebagai bagian dari pengembangan saluran distribusi elektronik, yang semakin memberi kemudahan bagi nasabah dan masyarakat untuk menggunakan produk dan layanan perbankan Bank Antardaerah. Menyadari harus tersedianya SDM dengan kompentensi dan integritas yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, Bank Antardaerah mengikut sertakan ke berbagai program pelatihan baik yang diselenggarakan
Ahadiat Wargana Presiden Komisaris
18 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 19
Sambutan Presiden Direktur Isu – isu ekonomi global masih tetap mempengaruhi dan memberikan ketidak pastian dan tekanan yang tidak ringan pada kondisi perekonomian Indonesia selama tahun 2013, khususnya adanya sentimen negatif terhadap rencana Tapering off / pengurangan stimulus oleh The Fed - AS yang berakibat rupiah tertekan kuat dan dikuti meningkatnya aliran dana / modal keluar (tekanan kepada nilai tukar Rupiah disertai volatilitas yang meningkat. Rupiah secara point-to-point melemah 20,8% yoy selama tahun 2013 ke level Rp12.170 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 10,4% yoy ke level Rp10.445 per dolar AS). Dengan kondisi yang demikian Bank Indonesia menaikkan BI Rate selama 5 bulan yaitu dimulai bulan Juni 2013 s/d November 2013 dari 5,75% menjadi 7,5%. Pada saat yang bersamaan dengan isu ekonomi global, pemerintah menaikkan harga BBM pada bulan Juni 2013 yang mengakibatkan inflasi meningkat, sehingga s/d periode tahun 2013 inflasi meningkat menjadi 8,38% (sasaran inflasi 2013 4,5% +/- 1) Hal tersebut mengakibatkan persaingan antar bank (khususnya pengumpulan dana) semakin ketat dan masing masing bank menjaga dan meningkatkan likuiditasnya, hal ini mengakibatkan kenaikan suku bunga dana / meningkatnya biaya dana. Dengan kondisi seperti diatas pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun menjadi 5,78% ( 6,2% pada 2012) dan sektor perbankan dapat bertahan dan tetap terkendali, meskipun adanya gejala peningkatan biaya bunga domestik dan gejala penurunan atas pertumbuhan kredit.
Tingkat Efisiensi terus diupayakan, hal ini tercermin pada BOPO yang turun menjadi 87,45% dari tahun sebelumnya 89,98%. Pertumbuhan usaha yang signifikan ini merupakan hasil dari kerja sama semua pihak (shareholder & stakeholder) dan manajemen bank yang tetap focus kepada Visi Misi bank serta memiliki komitmen yang kuat untuk tetap membangun dan mempertahankan reputasinya sebagai bank yang sehat dan terpercaya. Pentingnya peningkatan kualitas SDM juga mendapatkan perhatian dengan meningkatkan kemampuan dibidang manajemen risiko, pada tahun 2013 telah diikutkan ujian sertifikasi manajemen risiko sebanyak 90 karyawan dari berbagai kantor cabang dan diberbagai level. Peningkatan kualitas ini untuk mengantisipasi perkembangan usaha bank kedepan dan proses kaderisasi. Isu isu ekonomi global ( terakhir isu The Fed akan menaikkan bertahap suku bunga s/d 2,5% pada 2016) sampai saat ini terus membayangi perekonomian Indonesia, situasi politik dalam negeri dengan adanya pemilu 2014, telah efektif OJK melakukan pengawasan di perbankan menjadi perhatian. Selain hal diatas, dengan adanya Peraturan Peraturan Bank Indonesia mengenai BUKU secara langsung akan berdampak pada Bank Anda dan kesemuanya itu merupakan tantangan yang harus dihadapi pada tahun 2014. Manajemen Bank percaya, dengan dukungan penuh dari shareholder maupun stakeholder akan menumbuhkan optimisme , sehingga tantangan tersebut diharapkan dapat dilalui. Atas nama Direksi, saya menyampaikan penghargaan setinggi tingginya kepada staf & karyawan karena tanpa mereka kami tak akan mungkin meraih pencapaian dan kinerja yang baik di tahun 2013. Saya juga menyampaikan penghargaan kepada nasabah kami yang setia, yang mendorong kami untuk senantiasa berupaya meningkatkan kinerja dan menjadi lebih baik. Terima kasih kepada Dewan Komisaris yang telah memberikan arahan & koordinasi yang baik, khususnya para pemegang saham atas dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan sungguh tak ternilai dalam upaya menuju bank berkinerja baik. Saya juga berterima kasih kepada Bank Indonesia atas bimbingan, arahan dan dukungan yang telah diberikan, sehingga Bank Anda tetap menjadi bank yang bertumbuh dan sehat. Semoga Tuhan senantiasa memberikan perlindungan dan rahmat Nya kepada kita semua untuk menyongsong hari depan yang lebih baik. Surabaya, 31 Desember 2013
Dengan mencermati kondisi perekonomian dan faktor risiko, manajemen bank tetap fokus pada pertumbuhan usaha yang sehat maka dengan penuh puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan rahmat Nya, sehingga Bank Anda (Bank Antardaerah) dapat menyelesaikan hasil kerjanya pada akhir Tahun 2013 dengan baik. Kinerja keuangan Bank Anda pada tahun 2013 mencatatkan peningkatan Total Aktiva sebesar 17,67% dibanding tahun 2012 dan menjadi Rp. 1,8 Triliun. Laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp 22.381 juta atau meningkat 46,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sehingga imbal hasil Ekuitas / Return On Equity (ROE) menjadi 12,75% atau meningkat 34% dibandingkan periode 2012, sedangkan imbal hasil aktiva / Return on Asset (ROA)menjadi 1,42% atau meningkat 29% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini diperoleh dari adanya peningkatan laba operasional bersih sebesar 46,5% atau meningkat Rp. 6.958 juta menjadi Rp.21.891 juta, peningkatan ini didukung dari peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 22% atau Rp. 15.391 juta menjadi Rp. 85.209 juta Pertumbuhan pinjaman (nett) 15,7% menjadi Rp.1.071 juta dan NPL (nett) terkendali atau naik di 0,24% dimana pada periode 2012 sebesar 0,17%. Dengan kebijakan tight money policy / kondisi likuiditas yang ketat menjelang akhir tahun dan sesuai kebijakan Manajemen maka LDR turun menjadi 71,3% dari tahun sebelumnya sebesar 72,66%.
Bujung R Hanani Presiden Direktur
Profil Dewan Direksi
20 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H |
“Bank Antardaerah semakin memperkuat posisinya sebagai
Bujung R. Hanani
salah satu bank kecil menengah terkemuka di Indonesia”
Presiden Direktur
Lahir di Surakarta, Jawa Tengah. Menyelesaikan pendidikannya di jurusan Ekonomi Manajemen di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Karir terakhir dijalani bersama Royal Bank pada tahun 2004, saat beliau dipercaya untuk menduduki jabatan Direktur hingga akhirnya menjabat Presiden Direktur. Dengan melihat pencapaiannya, maka Bank ANDA tidak ragu untuk mempercayakan posisi Presiden Direktur
Ahadiat Wargana Presiden Komisaris
Lahir di Bandung, Jawa Barat. Memulai karir di Bank ANDA dengan menjadi Komisaris sejak tahun 1990. Berbekal pengalaman bisnis dan hbungan baik dengan berbagai kalangan merupakan kunci penting dalam memberikan acuan yang positif dalam langkah perkembangan Bank ANDA.
Tang Amir Direktur
Yudo Sutanto Komisaris
Lahir di Malang, Jawa Timur. Memulai karir sebagai Direktur Bank ANDA sejak tahun 1982. Kemudian pada tahun 1990 sebagai Presiden Direktur, tahun 1999 sebagai Ketua Dewan Audit Bank ANDA. Mulai Maret 1999 menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris.
Lahir di Rantau Prapat, Sumatra Utara. Karirnya diawali sebagai Kabid. Keuangan di PT. Sumber Sejahtera Indonusa, Medan. Selanjutnya menekuni dunia perbankan di Bank SBU pada tahun 1989 hingga menduduki posisi Pemimpin Cabang. Berbekal pengalaman dalam bisnis perbankan, pada tahun 1999 bergabung dengan Bank ANDA sebagai Pemimpin Kantor Cabang Mataram, hingga diangkat menjadi Direktur Operasional sejak Juni 2005. Kemudian, terhitung sejak tahun 2010 beliau diangkat menjadi Direksi Marketing.
Rachmat Otojo
Imbang Setiamihardja
Direktur
Komisaris
Lahir di Kuningan tahun 1950. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum, Univesitas Indonesia pada tahun 1977. Karir di dunia perbankan dirintisnya sejak tahun 1979, saat bergabung dengan Bank Indonesia. Berbagai posisi pernah dijabatnya, Puncak karirnya sebagai Pemimpin Bank Indonesia Wilayah Kediri. Beliau bergabung sebagai anggota Dewan Komisaris Bank ANDA mulai September 2007.
Lahir di Surabaya, Jawa Timur. Memulai karirnya di Bank International Indonesia mulai 1986 hingga 1995 sebagai Senior Manager. Di tahun 1996, beliau bergabung dengan Bank Putra Surya Perkasa sebagai Pemimpin Cabang di Kantor Cabang Utama Surabaya dan selanjutnya menjabat sebagai Kordinator Wilayah Jawa Timur. Tahun 1999, beliau bergabung dengan Bank IndoMonex sebagai Pemimpin Cabang Surabaya, dan kemudian dipercaya menjabat sebagai Direktur Operasional periode 2001 - 2005 dan sebagai Direktur Marketing hingga tahun 2007
Edy Prayitno Komisaris
Lahir di Cilacap tahun 1960. Merintis karir di dunia perbankan saat bergabung bersama Bank Majapahit Jaya tahun 1980. Selanjutnya mengembangkan karirnya bersama Prima Master Bank hingga tahun 2012 dengan menjabat berbagai posisi penting. Pendalaman terhadap ilmu perbankan ditempuhnya dengan berkarir di STIE Perbanas Surabaya sejak tahun 2005. Beliau bergabung sebagai anggota Dewan Komisaris Bank ANDA mulai Januari 2013.
Argo Budi Tjahjono Direktur
Lahir di Trenggalek, Jawa Timur pada tahun 1960. Menyelesaikan S-1 di Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya, Malang. Beliau memperoleh gelar Magister Akuntansi dari Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya pada tahun 2008. Beliau juga aktif mengikuti berbagai kursus dan pelatihan di bidang perbankan, audit keuangan, dan juga manajemen risiko. Sejak Mei 2009 dipercaya untuk menjabat sebagai Direktur Operasional di Bank ANDA. Kemudian beliau diangkat menjadi Direksi Kepatuhan sejak tahun 2011.
| P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H |
Halaman Sengaja dikosongkan
LAPORAN MANAJEMEN Rapat Pimpinan
24 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 25
Laporan Manajemen Tahun 2013 menjadi tahun yang penuh gejolak bagi perekonomian Indonesia. Beberapa peristiwa penting yang mewarnai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang penuh tantangan. Yang diawali di bulan Mei 2013 dengan isu tapering-off stimulus keuangan Amerika Serikat yang wacananya telah dihembuskan oleh Bank Sentral Amerika sehingga memicu pelemahan mata uang Rupiah. Selain itu juga faktor yang mendasari mata uang Rupiah menjadi sangat rentan terhadap goncangan faktor eksternal serta cadangan devisa yang tergerus terus menerus yang diakibatkan oleh defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang melebar hingga mencapai 4,45% dari PDB di semester pertama tahun 2013 yang dipicu oleh pelemahan nilai ekspor yang jauh lebih tinggi terhadap nilai impor. Dampak dari defisit neraca yang melebar ini adalah mata uang Rupiah menjadi sangat volatile terhadap Dollar Amerika, dimana Rupiah ditutup pada angka Rp12.189 per Dolar Amerika dibanding pada akhir tahun 2012 tercatat pada Rp9.685 per Dolar Amerika, atau dengan kata lain telah terdepresiasi sebesar 25,9%. Selain depresiasi nilai tukar Rupiah terhadapa Dollar Amerika, beberapa faktor pemicu utama perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah tingginya inflasi sebagai dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar 33,3% yang terjadi di bulan Juni, kenaikan upah minimum provinsi/kota tahun 2013 sebesar rata-rata 18,3%, serta kenaikan tarif dasar listrik (TDL) secara bertahap sebesar 15%. Selain tekanan dari ekternal, kondisi ini diperburuk oleh naiknya tingkat inflasi pada tahun 2013 yang melambung hingga mencapai 8,38% dibandingkan inflasi di tahun 2012 yang hanya sebesar 4,30%. Sebagai langkah antisipasi terhadap lonjakan angka inflasi yang lebih tinggi lagi, Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan peninjauan suku bunga BI Rate yang dinaikan sebesar 175 bps secara bertahap sejak
Penetapan kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia adalah salah satu strategi untuk menahan laju defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit) akibat dampak global kebijakan Bank Sentral Amerika “The Fed” terkait isu “tapering off stimulus”
bulan Juni 2013 dari 5,75% menjadi 7,50% di akhir tahun 2013. Selain itu untuk mengantisipasi penguatan kesehatan perbankan di tengah kondisi ekonomi yang kurang kondusif ini, Bank Indonesia juga telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang dampaknya cukup signifikan bagi perkembangan perbankan Indonesia, diantaranya menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) sekunder secara bertahap dari 2,5% menjadi 4% serta menurunkan batas atas rasio pinjaman terhadap jumlah simpanan/Loan to Deposit Ratio (LDR) dari 100% menjadi 92%. Didalam merealisasikan VISI & MISI Bank Antardaerah, maka Upaya transformasi telah dilakukan Bank Antardaerah sejak 2010 dan menghasilkan kinerja yang baik, sehingga kebijakan transformasi diteruskan untuk periode 2013 yang tetap berfokus pada pengembangan sumber daya manusia, tehnologi serta produk dan layanan yang pada akhirnya akan menghasilkan pertumbuhan usaha (aktiva, earning dan manajemen) yang berkesinambungan.
Rasio Keuangan Bank Antardaerah mencatat peningkatan laba bersih yang cukup signifikan di tahun 2013 sebesar 46,64% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laba bersih Bank Antardaerah di tahun 2012 yaitu sebesar Rp 11.346 juta naik menjadi Rp 16.638 juta di tahun 2013. Pendapatan bunga bersih tumbuh sebesar 21,03% menjadi Rp 92.069 juta dari Rp 76.071 juta di tahun sebelumnya, didorong oleh Net Interest margin (NIM) / Marjin Bunga Bersih yang mencapai 6,18%. Rasio Laba terhadap Aktiva mencapai 1,42%, di atas target kami yg sebesar 1,29%, sedangkan Rasio Laba terhadap Ekuitas meningkat menjadi 12,75%. Peningkatan ini merupakan keberhasilan Bank Antardaerah dalam pengelolaan aset produktif serta pengendalian kegiatan operasional yang efektif dan efisien. Pertumbuhan aset Bank sebesar 17,67% didorong oleh peningkatan outstanding Pinjaman yang diberikan yang mencapai sebesar 15,71%. Pinjaman yang diberikan mencapai sebesar Rp 1.081.408 juta dibandingkan Rp 934.602 juta di tahun sebelumnya. Peningkatan pinjaman yang diberikan ini merupakan salah satu strategi perusahaan dalam mengelola aset produktif dan meningkatkan perolehan laba seiring dengan pertumbuhan bisnis sepanjang tahun 2013. Dengan ekspansi bisnis yang terkendali di tahun 2013, Bank Antardaerah tetap mempertahankan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)/Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 13,10% di atas yang disyaratkan oleh Bank Indonesia. Dana Pihak Ketiga tumbuh 19,20% dari Rp 1.317.496 juta tahun sebelumnya menjadi Rp 1.570.417 juta. Dana murah dari produk tabungan dan giro (CASA) menyumbang komposisi sebesar 37,82% dari total Dana Pihak Ketiga sedangkan sisanya sebesar 62,18% berasal dari produk deposito. Penurunan komposisi Dana Pihak Ketiga tersebut disebabkan oleh kenaikan suku bunga dana Deposito pada kuartal ke 3 tahun 2013 guna mengantisipasi persaingan di pasar terkait dengan isu tappering dan dipicu juga oleh depresiasi nilai Rupiah. Di samping itu, rasio rentabilitas lain seperti, rasio Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas/ ROE (Return On Equity) mengalami kenaikan dari 9,51% menjadi 12,75% per akhir tahun 2013 dan rasio Imbal Hasil Aset/ ROA (Return On Asset) yang pada periode 2012 sebesar 1,10% mengalami kenaikan menjadi 1,42% pada periode akhir tahun 2013.
Rasio keuangan Bank Antardaerah selama tahun 2013 telah menunjukan tren pertumbuhan positif, salah satu indikator pertumbuhannya adalah adanya peningkatan diberbagai sektor keuangan secara prosentase sebagai efektifitas pengelolaan aset perusahaan.
26 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 27
Tabel Rasio Keuangan RASIO - RASIO
Ikhtisar Keuangan 2013 DESEMBER 2013
Tabel Pertumbuhan Neraca Periode 2012 - 2013
DESEMBER 2012
I. Rasio Kinerja 1. KPMM
13,10 %
13,87 %
2. Aset produktif & non produktif bermasalah terhadap total aset produktif & aset non produktif
0,17 %
0,12 %
3. Aset produktif bermasalah thdp total aset produktif
0,17 %
0,12 %
4. CKPN aset keuangan terhdp aset produktif
0,62 %
0,90 %
5. NPL gross
0,24 %
0,17 %
6. NPL net
0,21 %
0,13 %
7. Return on Asset (ROA)
1,42 %
1,10 %
8. Return on Equity (ROE)
12,75 %
9,51 %
6,18 %
5,79 %
10. Biaya Operasional thd Pendapatan Operasional
87,45 %
89,98 %
11. Loan to Deposit Ratio (LDR)
71,30 %
72,66 %
9. Net Interest Margin
II. Kepatuhan (Compliance) 1.a. Persentase Pelanggaran BMPK a.1. Pihak terkait
-
-
a.2. Pihak tidak terkait
-
-
b.1. Pihak terkait
-
-
b.2. Pihak tidak terkait
-
-
2. G W M utama Rupiah
8,44 %
8,23 %
3. Posisi Devisa Netto
0,76 %
0,64 %
URAIAN 31-Des-11 AKTIVA Pinjaman Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Giro Pada Bank Lain Penempatan pada BI dan Bank Lain Sekuritas Obligasi Pemerintah TOTAL AKT PROD. Kas & Giro BI Aktiva Tetap ( Netto ) Harta Eks Jaminan Aktiva Lain-lain TOTAL AKTIVA PASIVA Giro Tabungan Deposito TOTAL DANA PIHAK III TSL & KLBI Pasiva lain-lain Modal Disetor Keuntungan / Kerugian Komprehensif Selisih penilaian kembali aset tetap Saldo R/L s/d Tahun lalu R/L Tahun Berjalan TOTAL PASIVA
PERTUMBUHAN NERACA
NERACA (ter-Audit) 31-Des-12
TAHUN 2012 31-Des-13
NOMINAL
%
TAHUN 2013 NOMINAL
%
829.028 (11.772) 26.939 182.938 83.162 55.819
934.602 (11.657) 24.495 146.799 128.209 65.774
1.081.408 (9.428) 43.382 76.988 241.799 78.311
105.574 115 (2.444) (36.139) 45.047 9.955
12,73% -0,98% -9,07% -19,75% 54,17% 17,83%
146.806 2.229 18.887 (69.811) 113.590 12.537
15,71% -19,12% 77,11% -47,56% 88,60% 19,06%
1.166.114
1.288.222
1.512.460
122.108
10,47%
224.238
17,41%
137.038 21.995 482 21.046
127.569 91.271 22.694
170.253 90.818 26.538
(9.469) 69.276 (482) 1.648
-6,91% 314,96% -100,00% 7,83%
42.684 (453) 3.844
33,46% -0,50% 0,00% 16,94%
1.346.675
1.529.756
1.800.069
183.081
13,60%
270.313
17,67%
221.133 277.812 709.970
250.783 326.024 740.689
277.913 316.078 976.426
29.650 48.212 30.719
13,41% 17,35% 4,33%
27.130 (9.946) 235.737
10,82% -3,05% 31,83%
1.208.915
1.317.496
1.570.417
108.581
8,98%
252.921
19,20%
13 18.408 100.250 45 10.393 8.651
4 19.415 100.250 86 62.115 19.044 11.346
24.337 100.250 (3.142) 61.179 30.390 16.638
(9) 1.007 41 62.115 8.651 2.695
-69,23% 5,47% 0,00% 91,11% 0,00% 83,24% 31,15%
(4) 4.922 (3.228) (936) 11.346 5.292
-100,00% 25,35% 0,00% -3753,49% -1,51% 59,58% 46,64%
1.346.675
1.529.756
1.800.069
183.081
13,60%
270.313
17,67%
1.b. Persentase Pelampauan BMPK
Rasio Keuangan
Ikhtisar Keuangan 2013
28 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 29
Tabel Pertumbuhan Pos - pos Laba Rugi Periode 2012 - 2013 KETERANGAN
31-Des-11
31-Des-12
Tantangan terbesar pendanaan adalah bagaimana meningkatkan serta memaintenance
PERTUMBUHAN
POS - POS LABA RUGI
2012
31-Des-13
NOMINAL
dana pihak ketiga melalui instrument perbankan terutama deposito disaat likuiditas
2013 % TASE
NOMINAL
% TASE
Pendapatan Operasional Pendapatan Bunga Pendapatan Provisi Jumlah Pendapatan Bunga
126.990 9.244 136.234
135.210 8.819 144.029
160.453 9.475 169.928
8.220 (425) 7.795
6,47% -4,60% 5,72%
25.243 656 25.899
18,67% 7,44% 17,98%
Beban bunga
(67.717)
(67.958)
(77.859)
(241)
0,36%
(9.901)
14,57%
68.517
76.071
92.069
7.554
11,03%
15.998
21,03%
4.416
4.978
4.537
562
12,73%
(441)
-8,86%
72.933
81.049
96.606
0,00%
15.557
19,19%
Beban Operasional Lain Beban Pencadangan Kerugian Beban Tenaga Kerja Beban Umum dan Administrasi
(1.351) (33.265) (26.293)
(37.185) (28.932)
(42.383) (32.332)
1.351 (3.920) (2.639)
-100,00% 11,78% 10,04%
(5.198) (3.400)
0,00% 13,98% 11,75%
Jumlah Beban Operasional
(60.909)
(66.117)
(74.715)
(5.208)
8,55%
(8.598)
13,00%
Laba/rugi ops
12.024
14.932
21.891
2.908
24,18%
6.959
46,60%
Pendptn/(Beban) non Ops Lain Pend non ops Beban non ops
853 (1.152)
1.125 (792)
1.600 (1.110)
272 360
31,89% -31,25%
475 (318)
42,22% 40,15%
Laba sebelum pajak
11.725
15.265
22.381
3.540
30,19%
7.116
46,62%
Pajak penghasilan
(3.074)
(3.919)
(5.743)
(845)
27,49%
(1.824)
46,54%
Laba setelah pajak
8.651
11.346
16.638
2.695
31,15%
5.292
46,64%
Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan Operasional Lain Jumlah Pendapatan Operasional
Kinerja Pendanaan menjadi terhambat akibat implikasi tapering off sebagai episentrum ketidakstabilan keuangan global.
Memasuki Triwulan II periode 2013 terdapat isu global (tapering off) yang diikuti adanya aliran dana keluar / modal keluar, hal ini menyebabkan adanya tendensi likuiditas ketat. Disamping itu diikuti adanya kenaikan BI Rate (dimulai bulan Juni s/d November 2013). Peristiwa tersebut menyebabkan pengumpulan dana pihak ketiga menjadi ketat dan persaingan suku bunga, sehingga manajemen mengambil kebijakan untuk memperkuat likuiditas dengan meningkatkan pengumpulan dana pada deposito. Dengan kondisi seperti tersebut diatas, kinerja pendanaan mengalami pertumbuhan dari tahun ketahun, khusus untuk periode 2013 total dana pihak ketiga (simpanan nasabah & simpanan bank lain) meningkat Rp.252.921 juta atau 19,2% menjadi Rp. 1.570.417 juta.
JOS TJAHJONO
KEPALA DIVISI PENGEMBANGAN BISNIS
Peningkatan terbesar diperoleh dari peningkatan Deposito sebesar Rp. 235.737 juta atau meningkat 31,8%, sehingga komposisi dana murah periode 2013 menurun menjadi 38,16% (periode 2012 sebesar 43,78%). Peningkatan Deposito tersebut ditunjang dengan diluncurkannya produk produk deposito secara berkesinambungan antara lain produk Deposito Anda Ceria, program Supermotivation Advance, dan progam Deposito Reward.
Ikhtisar Keuangan 2013
30 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 31
Kinerja Perkreditan
Sesuai misi Bank Antardaerah Sektor UMKM masih menjadi prioritas utama bidang perkreditan dalam menggenjot pendapatan melalui bunga kredit, perdagangan besar dan eceran masih memperoleh prosentasi terbesar yaitu sekitar 37,72% dari komposisi kredit sektor ekonomi.
Dari Komposisi portofolio aktiva produktif, kredit yang diberikan menempati urutan teratas / terbesar, sehingga kinerja dibidang perkreditan merupakan hal yang terpenting, khususnya didalam perolehan pendapatan bunga. Kinerja perkreditan selama 3 (tiga) tahun berturut turut menunjukan hasil yang positif, baik itu didalam pertumbuhan kredit yang diberikan maupun didalam pengendalian kredit bermasalah (NPL). Kredit yang diberikan per Desember 2013 sebesar Rp. 1,081 milyar atau tumbuh 15,71%, pertumbuhan ini menghasilkan pertumbuhan pendapatan bunga kredit sebesar Rp. 22,29 milyar atau meningkat 19,65%, sehingga perolehan pendapatan bunga kredit mencapai 84,5% dari total pendapatan bunga.
JOHNNY THEODORE KEPALA DIVISI KREDIT
184,7 juta dan kredit yang diberikan Macet sebesar Rp. 2,359 milyar.
Manajemen menyadari bahwa kredit yang diberikan tidak bisa lepas dari risiko kredit yaitu adanya kredit yang diberikan yang bermasalah / Non Performing Loan. Dengan berprinsip kehatian hatian serta pengawasan / monitor yang ketat maka NPL (gross) per Desember 2013 sebesar Rp. 2,544 milyar atau sebesar 0,24%, dengan perincian Kredit yang diberikan Kurang Lancar sebesar Rp.
Sejalan dengan MISI Bank Antardaerah dan arahan Bank Indonesia, maka sektor UMKM tetap menjadi focus dalam melakukan penyaluran kredit, hingga akhir tahun 2013 komposisi kredit pada sektor UMKM mencapai 63,47% dari total pinjaman yang ada. Penyaluran kredit selama ini lebih banyak tersalurkan pada kredit perorangan yang mencapai prosentase 79,82% dari total kredit yang diberikan. Sisanya sebesar 20,18% kepada Badan Usaha Milik Swasta, sedangkan adanya batas penyaluran KPR melalui regulasi Loan to Value (LTV) oleh Bank Indonesia tidak berdampak signifikan karena sejak awal jumlah penyaluran kredit pada sektor ini sangat terbatas. Sedangkan penyaluran kredit yang diberikan terbesar pada sektor ekonomi perdagangan besar dan eceran sebesar 37,72%, kemudian kredit pada sektor industri pengolahan sebesar 16,78%, sektor konstruksi sebesar 10,51%, sedangkan sisanya 34,99% tersebar pada sektor-sektor lainnya. Adapun rincian komposisi kredit menurut sektor ekonomi, jenis penggunaan, dan lokasi usahanya per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
32 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 33
Kinerja Treasury
Selain penempatan dana pihak ketiga sebesar 25% kedalam Giro, Surat Berharga Bank
Kinerja SDM & Umum
Guna meningkatkan dan tetap memelihara kualitas sumber daya manusia yang ada
Indonesia maupun obligasi, penempatan pada instrument reverse repo underlying
pada Bank Antardaerah maka selama tahun 2013 telah dilaksanakan berbagai program
SUN USD merupakan salah satu cara Treasury Bank Antardaerah untuk meningkatkan
peningkatan kompetensi dan integritas sumber daya manusia serta pengembangan
pendapatan bunga selama periode 2013.
sumber daya manusia
Divisi Treasury mempunyai peranan penting dalam pengelolaan likuiditas Bank yaitu menjaga posisi giro wajib minimum dalam mata uang rupiah maupun dalam bentuk valuta asing dan memaksimalkan pendapatan bunga yang diperoleh dari memaksimalkan penempatan dana kelolaan.
Total Sumber Daya Manusia sampai dengan tahun 2013 sebanyak 450 karyawan yang terdiri dari 212 pria dan 238 wanita. Pengelolaan sumber daya manusia dititikberatkan pada pengembangan kapabilitas sejalan dengan visi misi perusahaan serta peningkatan kompetensi dan integritas sumber daya manusia dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan memiliki kompetensi yang memadai sesuai kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu pada tahun 2013 juga dilakukan suatu inisiasi strategis pengelolaan sumber daya manusia yang difokuskan pada kapasitas, kompetensi, integritas dan kapabilitas sumber daya manusia tersebut.
Dana kelolaan treasury sebesar +/- 25% dari total dana pihak ketiga dan ditempatkan pada Giro & Surat Berharga Bank Indonesia, Obligasi BUMN dan BUMD, SUKUK sehingga pendapatan bunga yang diperoleh periode 2013 sebesar Rp. 24,7 milyar atau berkontribusi 15,4% dari total pendapatan bunga.
ENDANG YUNIATI KEPALA DIVISI TREASURY
Ditahun 2013 Posisi Devisa Netto Bank Antardaerah rata-rata berada pada posisi 0,84% dari modal, secara umum kondisi seperti ini menunjukkan bahwa Bank Antardaerah mampu menjaga keseimbangan antara sumber dana dan penggunaan dana valuta asing secara hati-hati (prudent) dan tidak spekulatif.
FAUZI
KEPALA DIVISI SDM & UMUM
Adapun kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas, kompetensi, integritas dan kapabilitas sumber daya manusia selama tahun 2013 adalah sebagai berikut :
PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI DAN INTEGRITAS
Dalam mengcover biaya dana valuta asing, treasury Bank Antardaerah juga melakukan Hedging dengan cara membeli instrument reverse repo underlying SUN USD dengan imbal hasil yang cukup tinggi sehingga mampu mengcover 2,95 kali biaya dana.
1 PROGRAM PENDIDIKAN KHUSUS II ( MARKETING )
Disamping itu guna menjaga posisi likuiditas, treasury melakukan Interbank Call Money dan Interbank repo IDR.
3 PELATIHAN SERVICE EXCELLENT
2 PROGRAM REFRESHMENT
4 PELATIHAN DAN UJIAN MANAJEMEN RISIKO LEVEL 1, 2 DAN 3 5 SOSIALISASI PROGRAM APU & PPT DAN MANAJEMEN RISIKO 6 PELATIHAN DAN WORKSHOP PSAK 7 PELATIHAN WAKIL PEMIMPIN BIDANG OPERASIONAL 8 PELATIHAN UNTUK KARYAWAN DIVISI SDM & UMUM 9 PELATIHAN ACCOUNT OFFICER 10 PELATIHAN APPRAISAL / PENILAIAN ASET
34 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
DATA PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI DAN INTEGRITAS TAHUN 2013
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 35
Kinerja Operasional (Electronic Banking System, Export - Import, Teknologi Informasi) Kegiatan bidang operasional tetap fokus pada empat bidang yaitu: Sumber daya manusia, efisiensi biaya, manajemen proses dan pengendalian resiko. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung pencapaian sasaran Bank didalam upaya pengendalian biaya yang efektif, pelayanan operasional
Komposisi Karyawan Berdasarkan Usia
perbankan yang konsisten serta
F. ROBERT ADRIANTO KEPALA DIVISI OPERASIONAL
memadai serta efektifitas pengendalian resiko diberbagai sektor.
Electronic Banking System Melalui Electronik Banking System, Bank Antardaerah memiliki beberapa produk unggulan Komposisi Karyawan Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
berbasis teknologi untuk menunjung kemudahan dalam bertransaksi diantaranya ATM, EDC, Internet Banking dan SMS Banking Electronic Banking System (EBS) dibentuk pada tahun 2010, sampai saat ini EBS telah memiliki beberapa produk perbankan diantaranya ATM, EDC, Internet Banking dan SMS Banking. Jumlah mesin ATM yang dimiliki oleh Bank Antardaerah hingga kini telah berjumlah 15 unit yang tersebar di beberapa kota yang ada kantor cabang Bank Antardaerah (Jabodetabek, Bandung, Semarang, Malang, Surabaya, Sidoarjo, Denpasar, Mataram) Sedangkan jumlah kartu ATM yang telah diproduksi sampai dengan Desember 2013 adalah sebanyak 17.518. Sementara itu, frekuensi transaksi issuer selama tahun 2013 mencapai 225.546 transaksi, sedangkan untuk transaksi acquirer pada tahun 2013 sebanyak 19.189 transaksi dan untuk On Us sendiri membukukan transaksi sebanyak 75.082.
36 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
Pada transaksi yang dilakukan melalui mesin EDC pada 2013 ini adalah sebesar 12.451, namun transaksi tersebut masih terbatas pada pembelian pulsa serta pembayaran PLN. Dalam perkembangannya pada awal tahun 2014 Electronic Banking System (EBS) memiliki rencana kedepan untuk melakukan penambahan jenis transaksi yaitu Pembelian PLN (Postpaid), Pembayaran Telkom, Pembayaran Tiket Kereta & Airlines, Pembayaran Asuransi, Pembayaran PDAM, Pembayaran Pulsa Handphone (Postpaid) dan TV berlangganan postpaid & prepaid. Untuk produk Internet Banking, secara umum juga mengalami pertumbuhan transaksi yang cukup baik semenjak pertama kali produk ini diluncurkan tepatnya pada 21 Oktober 2012, Jumlah nasabah yang memiliki fasilitas Internet Banking sampai dengan bulan Desember 2013 sebanyak 723, dengan total transaksi sebesar 16.451. Sedangkan untuk produk SMS Banking, total nasabah pemilik fasilitas ini adalah sebanyak 301 dengan total transaksi 827.
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 37
Export - Import Selama kurun waktu 2013 Kinerja Export-Import (Exim) telah menunjukan sejumlah peningkatan rasio transaksi yang secara otomatis telah meningkatkan pendapatan perusahaan, hal ini ditunjukan oleh peningkatan dibeberapa transaksi seperti transaksi eksport-import, transaksi remittance valuta asing, pembayaran pajak import hingga penerbitan dan penerimaan SKBDN. Transaksi Ekspor Impor Realisasi transaksi ekspor pada tahun 2011 sebesar US$ 2.594.870,25, kemudian ditahun 2012 terjadi penurunan rasio transaksi eksport menjadi US$ 1.747.550,56, pada tahun 2013 transaksi menunjukkan tren peningkatan menjadi US$ 1.812.239,28. Sedangkan untuk transaksi impor dengan L/C tahun 2011 sebesar US$ 6.407.290,11 dan tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi US$ 18.986.758,43 dan tahun 2013 sebesar mengalami penurunan menjadi US$ 7.512.856,71, penurunan ini terjadi dikarenakan adanya penundaan / penurunan transaksi impor oleh importer. Mengenai transaksi impor, meskipun sedikit mengalami penurunan di tahun 2013, namun diharapkan pada tahun 2014 mendatang sektor import bisa meningkat secara signifikan baik dari segi item maupun jumlahnya, begitu juga dengan transaksi ekspor. Remittance Adapun perkembangan transaksi remittance ini terdiri dari beberapa mata uang antara lain US$, HK$, JPY, SG$, EUR, dan CNY, dalam tiga tahun terakhir ini transaksi remittance adalah sebagai berikut : Tahun 2011 inward remittance US$ 15,264,539.31 dan outward remittance US$ 27.563.361,73 dan tahun 2012 inward remittance sebesar US$ 15.345.172,45 dan outward remittance sebesar US$ 39.004.996,64 sedang tahun 2013 inward remittance sebesar US$ 16.216.615,19, SG$ 27.157,83 dan EUR 65.128,50, sedangkan outward remittance US$ 20.476.558,09 , SG$ 4.281.646,40, HKD 20.760.107,45, JPY 103.935.420,00 EUR 2.527.168,11 secara keseluruhan transaksi outward remittance mengalami peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2013, baik itemsnya maupun amountnya, dan diharapkan tahun 2014 transaksi inwards remittance dan out wards remittance akan semakin meningkat baik items maupun amountnya.
Pembayaran pajak impor Dalam kurun waktu tiga tahun, proses transaksi pembayaran pajak impor mulai berkembang dengan baik dan terus mengalami peningkatan dengan data sebagai berikut : Tahun 2011 total item sebanyak 1.074 item, tahun 2012 sejumlah 1.118 items dan tahun 2013 sebanyak 1.190 item. Diharapkan tahun 2014 itemnya terus meningkat sehingga fee based income dari sektor ini juga meningkat
38 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
SKBDN Selama tiga tahun terakhir, terhitung sejak tahun 2011, SKBDN sudah mulai ditransaksikan di Bank Antardaerah dengan jumlah penerbitan SKBDN sebesar Rp 6.764.663.232 dan jumlah penerimaan SKBDN sebesar Rp 100.626.141,- di tahun 2012 penerimaan SKBDN sebesar Rp 8.229.510.811,- di tahun 2013 penerbitan SKBDN sebesar Rp 1.392.260.476,- sedangkan penerimaan SKBDN sebesar Rp 6.289.918.699,dan US$ 1,318,250,-. Penerimaan SKBDN dalam US$ ini baru terjadi di tahun 2013 dan transaksi tersebut diperkirakan akan terus mengalami peningkatan di tahun 2014. FEE BASED INCOME fee based income dari sektor ekspor-impor, remittance, pembayaran pajak impor dan SKBDN cukup baik dengan kisaran antara Rp. 600 - 700 juta pertahun dalam periode 2012 hingga 2013, oleh karena itu perhatian di sektor ini akan terus dimaksimalkan sehingga diharapkan nilai fee based income ini akan terus meningkat ditahun-tahun berikutnya.
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 39
Teknologi Informasi teknologi informasi merupakan sesuatu yang sangat vital dalam menjawab segala tantangan serta dalam memenuhi kebutuhan dunia perbankan, selain itu dari aspek teknologi kemudahan akses bertransaksi memang menjadi prioritas utama sehingga perbaikan infrastruktur sistem perlu dikembangkan secara berkelanjutan. Seiring dengan rencana arsitektur teknologi informasi bank, manajemen akan mengoptimalkan teknologi informasi dengan memfokuskan pembenahan dan penambahan fitur-fitur teknologi informasi dari yang sudah ada, hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dunia perbankan terutama dari segi pelayanan nasabah mengingat dalam perkembangan perbankan ke depan tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi informasi sebagaimana komitmen perusahaan dalam memenuhi segala ekspektasi nasabah terhadap transaksi perbankan seperti halnya jaminan keamanan (security), kemudahan, kenyamanan maupun fleksibelitas. Pada tahun 2013 ini Bank Antardaerah telah mengembangkan dan menambahkan modul di corebanking, sedangkan dari sisi manajemen informasi system (MIS) Bank Antardaerah saat ini dalam taraf pengembangan Business Intelligence yang merupakan salah satu bentuk implementasi dalam menjawab segala kebutuhan organisasi/perusahaan untuk meningkatkan kemampuan dalam menganalisis masalah-masalah yang dihadapi serta diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam mengambil sebuah keputusan. Selain hal diatas Bank Antardaerah saat ini juga dalam tahapan proses memenuhi dan melengkapi IT sesuai dengan regulasi Bank Indonesia, antara lain masih kartu berbasis Chip dengan mengikuti spesifikasi standar yang ditetapkan di Indonesia untuk kartu ATM/Debet yakni NSICCS (National Standart Implementation Chip Card Specification) serta RTGS Gen II. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya penambahan fitur-fitur penting juga masih dalam taraf pengembangan dan akan dilakukan di mesin EDC (electronic data capture).
| P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H |
Halaman Sengaja dikosongkan
SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN
42 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 43
Perekonomian Target Pasar Memasuki di awal tahun 2013 adalah tantangan yang tidak mudah, indikator awal bahwa Indonesia diperkirakan akan mampu tumbuh sebesar 5.7% yang artinya tumbuh lebih rendah daripada tahun sebelumnya karena neraca pembayaran Indonesia meningkat dibarengi pelemahan nilai tukar rupiah. Berbagai tekanan yang dihadapi diawal semester 1 tahun 2013 adalah guncangan ekonomi terjadi pada pasar keuangan global, ketidakpastian pasar keuangan global meningkat sejalan dengan tumbuhnya sentimen negatif rencana pengurangan stimulus monoter atau tappering off di Amerika Serikat. Menurunnya kondisi ekonomi global berdampak kepada tekanan terhadap neraca pembayan Indonesia ditahun 2013. Defisit transaksi mencapai 3.5 % dari produk domestik bruto meningkat lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 2.8%. Surplus disisi transaksi modal dan finansial menurun disertai nilai tukar rupiah yang terus terdepresiasi disertai volatilitas yang meningkat. Hingga semester 2 tahun 2013 menunjukan kondisi stabilitas ekonomi mulai terkendali, neraca pembayaran Indonesia di akhir triwulan keempat menunjukan tren yang positif yang diindikasi dengan penurunan defisit transaksi yang berjalan. Kuartal akhir tahun 2013 ditutup dengan penyesuaian ekonomi dan kebijakan yang signifikan di Indonesia ditengah ketatnya pembatasan eksternal dengan rupiah mencatat depresiasi sebesar 4% selama kuartal tersebut hingga 13 Desember 2014 (25 persen selama periode tahun berjalan) BI Rate meningkat sebesar 25 basis poin ( 175 basis poin selama tahun berjalan ) dan data baru yang menunjukan bahwa pertumbuhan melambat menjadi 5,7 persen dari tahun ke tahun pada kuartal ketiga.
Bank Antardaerah mencatat pertumbuhan usaha yang baik, didukung oleh organisasi yang kuat yang berfokus pada nasabah di segmen retail. Profitabilitas yang baik didukung oleh kemampuan Bank untuk menyesuaikan produk bagi setiap nasabah dan kemampuan untuk mengembangkan fitur- fitur perbankan modern . Upaya untuk meningkatkan pendanaan juga memberikan kontribusi untuk mempertahankan margin yang memadai. Di samping terus meningkatkan fee based income di semua segmen produk dan jasa, Bank Antardaerah terus melaksanakan pemberian pinjaman berdasarkan prinsip kehati-hatian serta berhasil meningkatkan outstanding kredit pada tahun 2013. Upaya di bidang perkreditan berhasil menjaga agar tidak timbul risiko konsentrasi pada industri-industri tertentu dan fokus kepada industri-industri yang memiliki daya tahan terhadap perubahan kondisi ekonomi dan memiliki dukungan pasar domestik yang kuat.
Bank Antardaerah memandang 2014 sebagai tahun peluang di sektor-sektor yang didorong oleh investasi, konsumsi domestik dan produk-produk komoditas tertentu. Investasi diharapkan dapat memberikan kontribusi hingga 40% dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, peluang dan keputusan investasi tersebut bergantung pada perubahan kondisi ekonomi global yang masih bergejolak dan tidak pasti yang diakibatkan oleh adanya pelaksanaan pemilu legislatif dan suksesi kepemimpinan nasional sehingga para pelaku usaha bersikap menunggu untuk melakukan investasinya sehingga adanya kekuatiran terjadinya perlambatan ekonomi ditahun 2014, namun moderasi permintaan domestik diperkirakan berlanjut sementara kinerja ekspor akan membaik sejalan berlanjutnya perbaikan ekonomi global sehingga mendorong perbaikan struktur ekonomi Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi 2014 diperkirakan mendekati batas bawah kisaran 5,8 sampai 6,2 persen. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia mendorong peningkatan volume perdagangan dunia dan membaiknya perkembangan harga-harga komoditas, termasuk harga komoditas utama ekspor non migas Indonesia. Di sisi lain, kekuatan demografi masyarakat Indonesia, khususnya kelas menengah yang terus tumbuh dan segmen yang relatif makmur memberikan peluang pertumbuhan bagi sektor-sektor searah dengan pertumbuhan pendapatan per kapita. Bank Antardaerah akan terus membangun hubungan yang kuat dan lebih erat dengan para nasabahnya melalui perbaikan layanan yang terus berkesinambungan dan manajemen resiko secara hati-hati.Strategi ini akan diterapkan pada sasaran portfolio yang telah ditargetkan untuk menjamin kinerja yang berkelanjutan dan pencapaian sasaran sesuai dengan visi dan misi Bank.
44 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
Sasaran Manajemen Sasaran dan strategi yang telah ditetapkan manajemen pada tahun 2013 telah dapat dicapai sesuai dengan penjelasan penjelasan pada bab sebelumnya. Manajemen menetapkan sasaran yang akan dicapai untuk periode 2014 adalah: 1. Mempertahankan adanya pertumbuhan usaha 2. Peningkatan nasabah dan jumlah kredit yang difokuskan retail 3. Meningkatkan likuiditas dengan meningkatkan pengumpulan dana pihak ketiga 4. Optimalisasi kinerja teknologi informasi 5. Mempertahankan pendapatan fee based income melalui produk exim ataupun remmitance. 6. Peningkatan kinerja dan produktifitas pegawai melalui pelatihan dan pendidikan. 7. Mempertahankan tingkat kredit bermasalah (NPL) 8. Peningkatan internal control dengan lebih mengefektifkan fungsi pengawasan pada unit-unit terkait. 9. Mempertahankan profil risiko dan meningkatkan Good Corporate Governance
SASARAN MANAJEMEN
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 45
Bidang Pendanaan dan Pengembangan Bisnis Bank ANDA dalam pendanaan Tahun 2013 adalah menjaga keseimbangan likuiditas dengan meningkatkan pendanaan yang berkesinambungan melalui / memaksimalkan produk – produk Bank ANDA yaitu delivery channel yang telah dimiliki seperti ATM, Internet Banking, EDC dan SMS Banking (di luncurkan awal tahun 2013). Produk delivery channel tersebut diikuti dengan progam progam lainnya yang mendukung yaitu Progam PayRoll dan Staf Get Member. Produk ATM, Internet Banking, SMS Banking dan Bill Payment / EDC mengalami peningkatan jumlah transaksi (penjelasan di Kinerja Electronic Banking System) yang mengakibatkan adanya peningkatan dari saldo dana di rekening, begitu juga dengan progam Pay Roll dan staf get member cukup mendukung untuk peningkatan jumlah rekening penabung / nasabah. Untuk mengupayakan mempertahankan / meningkatan pengumpulan dana murah yaitu dengan melanjutkan program undian berhadiah pada tabungan Bank Anda. Guna membangun brand image dan sosialisasi ke masyarakat, Bank Anda melakukan kunjungan ke sekolah sekolah dan mengikuti Pameran Pameran, disamping itu diadakan Gathering dengan nasabah melalui Acara Penarikan Undian Tabungan Anda yang dilakukan bergilir dikantor cabang Bank Anda. Strategi dan kebijakan tersebut diatas, untuk periode 2014 tetap dipertahankan dan dijalankan dengan penekanan memperkuat Likuiditas. Strategi yang akan dilakukan adalah : - Untuk mencapai pertumbuhan dana murah, strategi yang dilakukan adalah melanjutkan program undian berhadiah pada tabungan ANDA berhadiah yang ditingkatkan hadiahnya menjadi lebih banyak. - Mengadakan program insentif dan reward untuk karyawan yang dapat mencapai prestasi dalam pendanaan. - Menambah tenaga pemasaran khusus dana pada cabang agar pendanaan dan pemasaran produk bank (mass product) akan lebih fokus dan dapat meningkat sesuai yang direncanakan. - Untuk meningkatkan daya saing pasar terhadap produk & fitur jasa layanan, maka dilakukan upaya penyempurnaan dan melengkapi fitur produk serta jasa layanan nasabah.
STRATEGI & KEBIJAKAN MANAJEMEN
46 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 47
Bidang Perkreditan
Bidang Treasury
Pertumbuhan / Pencapaian dibidang perkreditan (sesuai penjelasan di kinerja bidang perkreditan) tidak terlepas dari strategi yang telah ditetapkan yaitu optimalisasi pemakaian kredit yang sebelumnya +/- 73% meningkat menjadi +/- 75,5%, disamping itu kredit yang diberikan tetap difocuskan pada sektor usaha retail / UMKM sesuai dengan MISI Bank Antardaerah dan penyalurannya ke sektor ekonomi yang telah dipahami yaitu sektor ekonomi - Perdagangan yang penggunaannya terbesar untuk Modal Kerja.
Strategi Divisi Treasuri didalam melakukan tugasnya yaitu mengelola Likuiditas dilakukan dengan hati hati / prudent. Divisi Treasuri mengelola likuiditasnya dengan menjada LDR di kisaran 73%. Disamping itu Divisi Treasuri akan mengatur likuiditas Bank dengan mengalokasikan penempatan dana pada instrument yang ber-risiko rendah dan likuid, yaitu pada instrumen-instrumen yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank Indonesia.
Didalam mendukung target NPL yang tetap rendah (NPL periode 2013 sebesar 0,24%), maka peningkatan pinjaman kredit lebih terfokus kepada debitur-debitur yang telah ada dan telah diketahui dengan baik akan kualitas maupun kemampuannya, disamping itu juga dilakukan memperketat proses kredit baik dan terhadap kredit yang telah berjalan pun tetap dilakukan dengan pengawasan ekstra ketat. Hal ini guna menghindari jatuhnya kolektibilitas kredit para debitur dari Lancar menjadi Dalam Perhatian Khusus.
Penyaluran kredit selalu diimbangi dengan penambahan DPK yang memadai, sehingga kondisi likuiditas Bank ANDA secara keseluruhan dapat terjaga dengan baik dalam kondisi normal maupun dalam situasi luar biasa.
Disamping itu seluruh pejabat kredit di Kantor Pusat saat ini telah mengikuti sertifikasi manajemen risiko level 3 ( tiga ). Diharapkan dengan memiliki pengetahuan yang lebih dalam tentang risiko yang melekat pada setiap kredit yang dilepas, timbulnya kredit bermasalah ( NPL ) dapat diantisipasi.
Mengenai strategi treasuri Bank Antardaerah di tahun 2014, Divisi treasuri akan tetap menjaga likuiditas seperti halnya menyelaraskan penghimpunan dana masyarakat maupun penggunaan kredit.
Menyadari akan risiko yang harus dihadapi pada tahun 2014, sektor kredit yang merupakan tulang punggung usaha, maka strategi 2013 tetap dijalankan antara lain; ekspansi kredit tetap diarahkan pada debitur-debitur UMKM. Selain untuk mengantisipasi kondisi yang sedang dihadapi oleh perekonomian global dan domestik, hal ini juga sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia nomor 14/22/PBI/2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Kegiatan usaha percetakan nasabah Bank Antardaerah
STRATEGI & KEBIJAKAN MANAJEMEN
Dengan demikian fungsi Bank dapat tetap berfungsi dengan baik, dan Bank tetap dapat menjaga tingkat kesehatannya pada posisi yang prima.
STRATEGI & KEBIJAKAN MANAJEMEN
48 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 49
Bidang Operasional Kegiatan bidang operasional tetap fokus pada empat bidang yaitu: Sumber daya manusia, efisiensi biaya, manajemen proses dan pengendalian resiko. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung pencapaian sasaran Bank didalam upaya pengendalian biaya yang efektif, pelayanan operasional perbankan yang konsisten serta memadai serta efektifitas pengendalian resiko diberbagai sektor. Di tengah ketidakpastian perekonomian global, Bank dituntut untuk melakukan efisiensi operasional. Bidang Teknologi Informasi memainkan peranan penting yang memberikan nilai lebih bagi Bank Antardaerah sebagai pembeda dengan pesaingnya. Teknologi Informasi mendukung unit bisnis dalam merancang-ulang proses bisnis Bank dengan meningkatkan persentase proses otomasi dan efisiensi kegiatan sehingga dapat mengoptimalkan biaya operasional. Manajemen Bank mempunyai pandangan bahwa penyempurnaan sistem operasional merupakan salah aspek yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan dari waktu ke waktu. Dengan demikian, seluruh produk dan layanan perbankan yang diberikan untuk nasabah dapat terselenggara dengan baik serta kepuasan dan kepercayaan nasabah dapat terus terjaga. Sistem operasional ini juga harus selalu disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan nasabah, kemajuan teknologi dan tingkat risiko yang semakin hari semakin meningkat. Karenanya, bank Antardaerah mempunyai komitmen untuk memastikan terselenggaranya sebuah sistem operasional yang aman, handal dan efisien. Strategi & pengembangan di tahun 2013 Didalam menghadapi ketatnya persaingan perbankan untuk meningkatkan daya kompetisi bank sejalan dengan strategi didalam meningkatan efisiensi operasional perbankan dan efektivitas pelayanan nasabah, Bank Antardaerah mengambil inisiatif didalam perencanaan optimalisasi sumber daya manusia dan infrastruktur dari resource yang telah ada kedalam format simplikasi proses, sentralisasi back office, restruktur organisasi untuk meningkatkan produktivitas kerja. Beberapa inisiatif yang telah dilakukan dibidang operasional tahun 2013 : • Melanjutkan pengembangan dashboard management melalui business intelligence tools sehingga menghasilkan pemantauan kinerja keuangan secara efektif. • Melakukan implementasi proyek-proyek utama yang berkaitan dengan perubahan regulasi pemerintah seperti MPN pajak online, pengembangan RTGS Gen II, pengembangan kartu ATM berbasiskan chip NSICCS dan pengembangan laporan LBU terbaru. • Menyelesaikan renovasi gedung kantor cabang Denpasar • Penguatan Sumber Daya Manusia dengan senantiasa melakukan peningkatan kompetensi didalam pemenuhan kebutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan dalam jumlah yang tepat. Di tahun 2013, program peningkatan kompetensi juga terus diselenggarakan. • Penambahan alternative channel serta biller-biler baru untuk meningkatkan fee based income pada akhir kuartal ke 4 tahun 2013.
STRATEGI & KEBIJAKAN MANAJEMEN
Bidang Export - Import Pertumbuhan fee-based income yang berasal dari meningkatnya jumlah transaksi ekspor, impor, remittance, pembayaran pajak impor, penerbitan SKBDN maupun penerimaan SKBDN dalam kurun tiga tahun terakhir adalah hasil usaha dan perhatian dari manajemen yang menyadari pentingnya mengelola sektor ini sebagai pendukung laba organik perusahaan. Beberapa tahun yang lalu fee-based income dari sektor ekspor-impor, remittance, pembayaran pajak impor dan SKBDN memang kurang mendapatkan perhatian. Akan tetapi setelah dilakukan pengembangan produk-produk devisa dan penerapan strategi bisnis yang tepat, pendapatan dari sektor ini cukup menjanjikan yaitu berkisar antara 600-700 juta per tahun di tahun 2012 dan 2013. Pengelolaan yang lebih baik di sektor ini diharapkan dapat terus meningkatkan fee-based income di tahun-tahun mendatang. Dan perlu dicatat bahwa fee based income ini adalah pendapatan riil, karena merupakan provisi dan komisi dari jasa transaksi eksporimpor, remmitance, dan SKBDN sehingga tidak memerlukan modal untuk mendapatkannya. Oleh karena itu ke depan pendapatan dari sektor ini harus diusahakan agar selalu meningkat setiap tahunnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha peningkatan pendapatan di sektor ini adalah sebagai berikut: 1. Mengadakan sosialisasi kepada nasabah maupun calon nasabah importir untuk memperkenalkan system pembayaran pajak yang baru dengan menggunakan MPN-G2 yang saat ini sudah hampir selesai penggarapannya 2. Berlakunya MPN-G2 ini kami harapkan bisa mendongkrak transaksi pembayaran pajak 3. Untuk menambah fitur produk devisa , kami sedang bernegosiasi dengan BNI untuk produk produk Banker’s Acceptance, Counter Guarantee, dan pengiriman uang dengan SMART BNI 4. Bersama marketing melakukan kunjungan ke beberapa nasabah maupun calon nasabah dalam rangka untuk maintain mapun untuk mencari nasabah baru 5. Memonitor dan membantu cabang yang membutuhkan bantuan advisor untuk transaksi ekspor impor dan remittance
STRATEGI & KEBIJAKAN MANAJEMEN
50 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 51
Bidang Teknologi Informasi
Bidang Sumber Daya Manusia
Perkembangan teknologi informasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat salah satu kemajuannya adalah pengambilan keputusan untuk kegiatan bisnis, serta memberikan andil besar terhadap perubahanperubahan yang mendasar pada struktur, operasi dan manajemen pada suatu organisasi/perusahaan. Bank ANDA telah mengembangkan (dalam proses) Business Intelligence yang merupakan salah satu bentuk imple-
Industri perbankan merupakan suatu bentuk usaha di bidang jasa keuangan dengan peran sumber daya manusia yang sangat dominan untuk menentukan kinerja Bank.
mentasi yang mampu menjawab kebutuhan dari organisasi/perusahaan dalam bidang MIS yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan dalam menganalisis tantangan yang dihadapinya serta dalam kecepatan didalam pengambilan keputusan. Disamping itu sistem keamanan dalam bertransaksi juga menjadi perhatian utama agar nasabah makin percaya diri dan merasa aman dalam menggunakan layanan dari Bank Anda. Dalam hal ini Bank Anda telah (dalam proses) melakukan pilot implementasi kartu berbasis Chip dengan mengikuti spesifikasi standar yang ditetapkan di Indonesia untuk kartu ATM/Debet yakni NSICCS (National Standart Implementation Chip Card Specification). Demikian juga dengan penambahan fitur-fitur penting yang sudah di implementasikan di ATM, EDC (electronic data capture) dan internet banking, maka pada periode 2014 akan dilakukan pembenahan dan penambahan Fitur-fitur baru dengan mengadakan kerja sama dengan vendor dan tetap memperhatikan asas manfaat, sehingga biaya-biaya investasi dan operasi diharapkan dapat ditekan seminimal mungkin.
Kepercayaan masyarakat terhadap Bank selain dilihat dari posisi keuangan juga sangat penting untuk menjaga keharmonisan kerja antara Bank dengan seluruh karyawannya. Mengingat pentingnya sumber daya manusia ini maka Bank selalu berusaha menjaga serta meningkatkan mutu sumber daya manusia dimulai dari saat penerimaan karyawan, penempatan, pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan. Strategi Bank dalam pengembangan sumber daya manusia telah disusun sebagai berikut : 1. Melaksanakan program-program pendidikan baik secara in-house training dengan pengajar dari internal Bank maupun dengan mengundang pengajar atau nara sumber dari eksternal Bank atau dengan cara mengikutser takan karyawan pada seminar, workshop dan lain lain sesuai dengan kebutuhan tugas karyawan; 2. Melaksanakan kebijakan remunerasi menggunakan key performance indicator (KPI) untuk karyawan sehingga setiap karyawan akan dinilai secara obyektif berdasarkan prestasi kiner janya dan remunerasi termasuk insentif akan diberikan berdasarkan kinerja masing-masing karyawan. 3. Mengoptimalkan penggunaan Training Centre dalam pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia serta mening katkan kualitas sumber daya manusia secara in house Oleh karena itu Bank melaksanakan program peningkatan kompetensi dan integritas sumber daya manusia sebagai berikut : 1. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kebutuhan data yang handal dan tepat waktu membutuhkan sistem data terintegrasi khususnya dibidang sumber daya manusia. Guna kepentingan tersebut manajemen saat ini telah memakai aplikasi SIMPEG (Sistem Informasi Kepegawaian) yang akan selalu dikembangkan secara terintegrasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan sehingga nantinya manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat didalam rangka pengelolaan sumber daya manusia. 2. Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengembangan sumber daya manusia antara lain mencakup pelaksanaan pendidikan dan pelatihan untuk sumber daya manusia, dimana kegiatan dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut :
STRATEGI & KEBIJAKAN MANAJEMEN
STRATEGI & KEBIJAKAN MANAJEMEN
52 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
2.1. Human Resources System Agar diperoleh informasi yang cepat dan akurat tentang sumber daya manusia sebagai daya dukung dan pelaku utama, pihak manajemen Bank telah mengotomasi data karyawan kedalam aplikasi SIMPEG (Sistem Informasi Kepegawaian). 2.2. Sertifikasi Manajemen Risiko Dengan semakin kompleksnya kegiatan usaha Bank yang mengakibatkan menin gkatnya risiko yang dihadapi Bank, maka setiap pengurus dan pejabat Bank harus memiliki kompetensi dan keahlian dalam rangka mendukung tata kelola usaha yang baik (good corporate govern ance) dan manajemen risiko bagi kegiatan usaha Bank. Peningkatan kompetensi ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas manajemen risiko perbankan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam API. Untuk mencapai syarat minimum dan standarisasi kompe tensi dan keahlian bagi pengurus dan pejabat Bank maka pejabat bank wajib memenuhi standarisasi sertifikasi kompe tensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2.3. Pelatihan Karyawan secara rutin dan berkesinambungan Dengan motto pelay anan “ Serve to Success “ dan untuk menjaga kualitas asset perusahaan yang paling penting, dalam hal ini sumber daya manusia serta untuk menjaga dan meningkatkan pelayanan kepada nasabah serta semua stake holder terkait, manajemen Bank telah melaksanakan program pendid ikan dan pelatihan sedemikian rupa dimana program ini dilakukan secara periodik, rutin dan berkesinambungan. Adapun program pendidikan dan pelatihan tersebut antara lain : a. Training Front Liner : untuk menin gkatkan kemampuan, pengetahuan produk, cara melayani maupun sikap melayani dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah; b. Training Sales atau Marketing : untuk meningkatkan kemampuan marketing baik dari sisi Funding maupun Lending; c. Training Leadership untuk level middle manajemen; d. Training ketentuan sistem dan prosedur untuk bagian Kredit, Legal, Operasional dan KYC serta
KYE; e. Training Motivasi; f. Training APU PPT; g. Sosialisasi Manajemen Risiko; h. Training persiapan Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko / Refreshment. 2.4. Refreshment Program Dalam rangka kaderisasi dan regenerasi sumber daya manusia, manajemen Bank telah melaksanakan langkah-langkah pendidikan dan pelatihan bagi karyawan yang diproyeksikan untuk menduduki jabatan-jabatan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan skala bisnis Bank. Pola pendidikan dan pelatihan serta metode yang dilaksanakan adalah in house training dengan pemateri dari Pejabat Internal Bank yang berkompeten serta pemateri dari Ekternal Bank untuk beberapa materi tambahan. 2.5. Program Pemeliharaan Sertifikasi Manajemen Risiko Disamping untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia, refreshment course Sertifikasi Manajemen Risiko bagi para jajaran pejabat Bank tetap menjadi salah satu concern manajemen Bank untuk menjaga dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
STRATEGI & KEBIJAKAN MANAJEMEN
SATUAN KERJA AUDIT INTERN
54 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 55
Satuan Kerja Audit Intern Pelaksanaan Fungsi Audit Intern dan Ekstern Pada tahun 2013, SKAI (Satuan Kerja Audit Intern) telah melaksanakan fungsi audit intern terhadap kantor cabang dan unit kerja pada kantor pusat. Pelaksanaan audit dan pemantauan juga telah dijalankan oleh Resident Auditor (RA) yang ditempatkan di kantor cabang. Dalam hal tanggung jawab dan kewenangan, SKAI bertanggung jawab langsung kepada Presiden Direktur dan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit, serta memiliki kewenangan sesuai Internal Audit Charter (Piagam Audit Internal). Perencanaan dan realisasi pemeriksaan serta cakupan audit intern meliputi seluruh aspek serta unsur kegiatan Bank, hal tersebut dilakukan secara efektif dan hasil pemeriksaan (telah) selalu ditindaklanjuti dengan adanya perbaikan-perbaikan dan dilakukan penyelesaian (yang) secara berkelanjutan. Pelaksanaan fungsi pengawasan dan pemantauan telah disinergiskan bersama Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dan Kepatuhan melalui tools Early Warning System (EWS) yang terus dikembangkan dan disempurnakan sesuai kondisi, kebutuhan dan kompleksitas Bank. Dalam rangka peningkatan kompetensi, maka seluruh personil SKAI dan Resident Auditor telah dibekali pelatihan mengenai risk based audit dan memiliki sertifikasi manajemen risiko pada level yang telah ditetapkan dan hal ini akan terus dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga semakin meningkatkan pengetahuan dan kemampuan internal auditor.
RICHARD HERMANTO
KEPALA SATUAN KERJA AUDIT INTERN
Fungsi audit ekstern dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Gani Mulyadi & Handayani (Grant Thornton) yang telah melakukan pemeriksaan terhadap Bank atas Laporan Keuangan Tahun Buku 2013, dimana pelaksanaan pemeriksaan telah dilakukan secara efektif dan kepatuhan Bank terhadap ketentuan mengenai hubungan antara Bank, Akuntan Publik dan Bank Indonesia telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank.
Informasi Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan dan Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dan Large Exposure Sepanjang tahun 2013, seluruh transaksi (pada) Bank yang mengandung unsur benturan kepentingan telah dilaporkan dan dilaksanakan sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku. Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP Gani Mulyadi & Handayani, jumlah penyediaan dana kepada pihak terkait, yaitu sebesar Rp 5,165 miliar; per posisi 31 Desember 2013, atau sebesar 0,29% dari total aset Bank. Penyediaan dana kepada pihak terkait ini telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku.
Sedangkan penyediaan dana large exposure adalah (sejumlah) sebesar Rp 175,673 miliar (16,39%) dari outstanding kredit posisi 31 Desember 2013 yaitu sebesar Rp 1.071 miliar atau sebesar 9,76% dari total aset Bank. Large exposure yang dimaksud berdasarkan kebijakan Bank (yaitu) adalah debitur yang memiliki pinjaman ≥Rp 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah). Penyediaan dana large exposure telah dilaksanakan sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku. Jumlah Penyimpangan Internal Berkaitan dengan penyimpangan internal (internal fraud), berdasarkan pemantauan SKAI terhadap pelaksanaan kebijakan anti fraud, selama kurun waktu tahun 2013, tidak terdapat penyimpangan/ kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsourcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional Bank yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan (financial) Bank secara signifikan, baik yang memiliki tingkat rasio (dampak) (penyimpangannya) penyimpangan yang kurang ataupun yang melebihi (dari) Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah). Permasalahan Hukum Pada periode tahun 2013, Bank menghadapi permasalahan hukum terkait bidang perkreditan, yaitu perkara 1 (satu) debitur dengan 2 (dua) kasus hukum. Secara umum, permasalahan hukum yang dihadapi tidak memberikan dampak signifikan terhadap keberlangsungan usaha Bank dan upaya penyelesaian masih tetap berjalan sampai dengan saat ini.
| P T. B A N K A N TA R D A E R A H
Halaman Sengaja dikosongkan
MANAJEMEN RISIKO
58 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 59
Manajemen Risiko Pengungkapan Permodalan
Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 1.a.
1) Pengungkapan kualitatif a) Struktur permodalan
Pengungkapan mengenai penerapan Manajemen Risiko Bank secara umum
Bank Antardaerah termasuk dalam kriteria Bank yang tidak diwajibkan menyediakan modal untuk Risiko Pasar sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. Sehingga Struktur permodalan Bank Antardaerah cukup terdiri dari Modal Inti (Tier 1) dan Modal Pelengkap (Tier 2). Sebagian besar (77,01%) komponen Modal Inti Bank didominasi oleh Modal disetor dan sisanya berasal dari pemupukan laba. Komponen Modal Bank tidak ada yang bersumber dari Modal Inovatif. Sedangkan komponen Model Pelengkap bersumber dari pembentukan cadangan umum PPA atas aset produktif yang wajib dibentuk dan hasil revaluasi aset tetap. b) Kecukupan permodalan
ANDIK YULIANTO
KEPALA SATUAN KERJA MANAJEMEN RISIKO
2) Pengungkapan kuantitatif mengenai struktur permodalan Bank
Pendekatan yang digunakan Bank dalam menilai kecukupan modal untuk mendukung aktivitas yang dilakukan, baik saat ini maupun yang akan datang adalah menggunakan pendekatan penilaian kecukupan modal secara internal atau yang lebih dikenal dengan istilah ICAAP (Internal Capital Adequacy Assessment Process). Pendekatan dalam menilai kecukupan modal dengan ICAAP dilakukan Bank berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai Profil Risiko serta Pedoman ICAAP yang disetujui oleh Direksi. Berdasarkan proses ICAAP yang dilakukan oleh Bank pada posisi 31 Desember 2013, dapat diketahui KPMM sesuai Profil Risiko adalah 9,13% dari ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko). Dengan Rasio KPMM Bank Antardaerah pada posisi 31 Desember 2013 sebesar 13,03% maka dalam hal ini Bank Antardaerah telah memenuhi persyaratan Rasio KPMM sesuai Profil Risiko, yaitu sebesar 9,13%. Sehingga
dengan total Modal Bank per posisi 31 Desember 2013 sebesar Rp. 173,58 milyar dan Modal Minimum sesuai Profil Risiko yang wajib dipenuhi adalah sebesar Rp. 121,98 milyar (lebih kecil dari modal Bank), maka dapat disimpulkan Bank Antardaerah masih memiliki ekses modal sebesar Rp. 51,59 milyar.
a) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi tercemin dari tanggung jawab atas efektivitas penerapan Manajemen Risiko di Bank. Dalam hal ini Dewan Komisaris dan Direksi telah memahami Risiko-Risiko yang dihadapi Bank dan memberikan arahan yang jelas, melakukan pengawasan secara aktif serta mengembangkan budaya Manajemen Risiko di Bank baik melalui mekanisme rapat maupun dalam bentuk rekomendasi/evaluasi penerapan manajemen risiko. Disamping itu Dewan Komisaris dan Direksi juga memastikan struktur organisasi yang memadai, menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas pada masing-masing unit, serta memastikan kecukupan kuantitas dan kualitas SDM untuk mendukung penerapan Manajemen Risiko secara efektif. Pelaksanaan pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi juga tercermin dari : 1. Wewenang dan tanggung jawab Dewan Komisaris sebagaimana dijelaskan pada Pedoman Umum Manajemen Risiko 2. Wewenang dan tanggung jawab Direksi sebagaimana dijelaskan pada Pedoman Umum Manajemen Risiko 3. Direksi telah menetapkan kualifikasi SDM yang jelas untuk setiap jenjang jabatan yang terkait dengan penerapan Manajemen Risiko 4. Direksi telah menetapkan struktur organisasi dalam rangka penerapan Manajemen Risiko yang efektif b) Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit Penerapan Manajemen Risiko didukung dengan kerangka yang mencakup kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta limit Risiko yang ditetapkan secara jelas sejalan dengan visi, misi, dan strategi bisnis Bank. Penyusunan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko tersebut dilakukan dengan memperhatikan antara lain jenis, kompleksitas kegiatan usaha, profil Risiko, dan tingkat Risiko yang akan diambil serta peraturan yang ditetapkan otoritas dan/atau praktek perbankan yang sehat. kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko secara umum dijelaskan pada Pedoman Umum Manajemen Risiko, sedangkan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta limit Risiko yang ditetapkan untuk masing-
masing risiko terdapat pada Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dan Standard Operating Procedure (SOP) pada masing-masing satuan kerja operasional/ bisnis. Selain itu, penerapan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko yang dimiliki didukung oleh kecukupan permodalan dan kualitas SDM. Dalam rangka pengendalian Risiko secara efektif, kebijakan dan prosedur didasarkan pada strategi Manajemen Risiko dan dilengkapi dengan toleransi Risiko dan limit Risiko. Penetapan toleransi Risiko dan limit Risiko dilakukan dengan memperhatikan tingkat Risiko yang akan diambil dan strategi Bank secara keseluruhan. c) Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, peman tauan, dan pengendalian risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko Identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko merupakan bagian utama dari proses penerapan Manajemen Risiko. Identifikasi Risiko bersifat proaktif, mencakup seluruh aktivitas bisnis Bank dan dilakukan dalam rangka menganalisa sumber dan kemungkinan timbulnya Risiko serta dampaknya. Selanjutnya, Bank melakukan pengukuran Risiko sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha. Dalam pemantauan terhadap hasil pengukuran Risiko, Bank menetapkan satuan kerja yang independen (SKMR) dari satuan kerja yang melakukan transaksi untuk memantau tingkat dan tren serta menganalisis arah Risiko. Selain itu, efektivitas penerapan Manajemen Risiko didukung oleh pengendalian Risiko dengan mempertimbangkan hasil pengukuran dan pemantauan Risiko. Dalam rangka mendukung proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko, Bank menggunakan sistem informasi manajemen risiko yang disesuaikan dengan karakteristik, kegiatan dan kompleksitas kegiatan usaha Bank. d) Sistem pengendalian intern yang menyeluruh Proses penerapan Manajemen Risiko dilengkapi dengan sistem pengendalian intern yang memadai. Penerapan sistem pengendalian intern secara efektif membantu Pengurus Bank menjaga aset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi Risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian. Penerapan sistem pengendalian intern Bank yang efektif dan memadai menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan kerja operasional dan satuan kerja pendukung dan secara khusus dilaksanakan oleh Satuan Kerja Audit Intern
60 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
(SKAI) dengan cara melakukan pemeriksaan/audit berbasis risiko (Risk Based Audit). Disamping itu untuk keperluan Sistem Pengendalian Intern yang independen dari Risk Taking Unit, Bank telah menempatkan Resident Auditor sebagai pelaksana harian fungsi SKAI di beberapa Kantor Cabang. Selama kurun waktu 2013, SKAI telah melakukan fungsi audit intern terhadap kantor cabang Bank, khususnya pemeriksaan terkait aktivitas administrasi perkreditan. Selain itu, SKAI telah melakukan pemeriksaan khusus terhadap Divisi Treasury, untuk memastikan bahwa pelaksanaan aktivitas treasury dan investasi telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemeriksaan juga dilakukan pada unit EDP (Teknologi Informasi), guna memastikan fungsi dan kegiatan operasional pada unit dimaksud telah berjalan sesuai kebijakan dan prosedur internal. Pemeriksaan intern SKAI dilaksanakan sesuai rencana kerja yang disusun dan cakupan audit intern telah meliputi seluruh aspek serta unsur kegiatan Bank, sehingga pelaksanaannya berjalan efektif dan hasil pemeriksaan juga telah ditindaklanjuti dengan perbaikanperbaikan dan penyelesaian yang berkesinambungan. Pengungkapan Mengenai Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko Bank secara khusus a) Risiko Kredit, Non Performing Loan (Gross) yang sejak awal relatif kecil menjadi lebih baik lagi, dimana pada akhir tahun 2013 tercatat sebesar 0,24 %. Prestasi yang dicapai ini tidak terlepas dari penerapan dan pelaksanaan Manajemen Risiko Kredit yang ekstra ketat serta hati – hati sejak dari permohonan, proses kredit, evaluasi oleh Komite Kredit (sesuai KMK), pencairan kredit hingga pemantauan setelah proses pencairan kredit dengan menggunakan Call Report sampai dengan kredit lunas. a) Pengungkapan kualitatif i. Informasi Mengenai Penerapan Manajemen Risiko Untuk Risiko Kredit
1. Organisasi Manajemen Risiko Kredit
Dalam rangka penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Kredit, terdapat beberapa unit terkait sebagai berikut :
(i) unit bisnis yang melaksanakan aktivitas pemberian kredit atau penyediaan dana; (ii) unit pemulihan kredit yang melakukan penanganan kredit bermasalah; (iii) unit Manajemen Risiko, khususnya yang menilai dan memantau Risiko Kredit.
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 61
Disamping itu, juga dibentuk Komite Kredit yang bertanggung jawab khususnya untuk memutuskan pemberian kredit dalam jumlah tertentu sesuai kebijakan Bank.
Pengendalian Risiko Kredit dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain mitigasi Risiko, pengelolaan posisi dan Risiko portofolio secara aktif, penetapan target batasan Risiko konsentrasi dalam rencana tahunan Bank dan penetapan tingkat kewenangan dalam proses persetu juan penyediaan dana. Dalam hal ini, Cabang diberikan Kuasa Memutus Kredit ( KMK ) sesuai dengan kapabilitas dan keahlian didalam melakukan pengambilan keputusan penyaluran kredit. Bagi Cabang yang dipandang belum memenuhi kriteria dan kemampuan yang digariskan, manajemen tidak akan memberikan wewenang sampai kondisi tersebut dapat dipenuhi oleh cabang. Apabila wewenang tersebut terlampaui, maka harus diajukan ke Komite Kredit Kantor Pusat. Wewenang Komite Kredit Kantor Pusat pun masih terbagi – bagi sesuai dengan kewenangan yang telah diberikan oleh Direksi. Dengan penyaringan yang berlapis tersebut, maka hasil yang dicapai benar – benar dapat memenuhi harapan seluruh stakeholder mulai dari nasabah / deposan, karyawan hingga pemegang saham Bank. Proses pemberian kredit secara prudent ini masih akan dipertahankan pada tahun 2014, dan akan ditingkatkan agar kondisi kredit tetap baik dan menin gkat. Untuk mencapai semuanya itu, maka manajemen berkomitmen untuk mening katkan kemampuan para pejabat pemutus kredit ( Komite Kredit ), Staff Analisa Kredit, dan Account Officer sebagai ujung tombak Bank dengan mengikutsertakan dalam berbagai pelatihan baik yang diselenggarakan internal Bank dengan mengundang pihak – pihak yang ahli atau kompeten dibidangnya, atau dengan mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga pelatihan diluar Bank, disamping terus menjalin kerjasama yang baik dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko sehingga hasil yang dicapai akan menjadi lebih baik ditahun - tahun mendatang.
2. Strategi Manajemen Risiko Kredit Untuk Aktivitas Yang Memiliki Eksposur Risiko Kredit Yang Signifikan
Strategi Manajemen Risiko untuk Risiko Kredit mencakup strategi untuk seluruh aktivitas yang memiliki eksposur Risiko Kredit yang signifikan. Strategi tersebut memuat secara jelas arah penye diaan dana yang akan dilakukan, antara lain berdasarkan jenis kredit, lapangan usaha, wilayah geografis, mata uang, jangka waktu, dan sasaran pasar. Strategi Manajemen Risiko untuk Risiko Kredit sejalan dengan tujuan Bank untuk menjaga kualitas kredit, laba, dan pertumbuhan usaha. Untuk mengantisipasi terjadinya kredit bermasalah maka pinjaman diberikan kepada debitur atau calon debitur yang memiliki past performance baik, usaha yang memiliki prospek dan jaminan yang marketable serta selalu mengedepankan aspek hukum didalam pelaksanaannya. 3. Kebijakan Pengelolaan Risiko Konsentrasi Kredit Dalam mengelola risiko konsen trasi kredit, Bank telah menetapkan target batasan Risiko konsentrasi dalam rencana tahunan Bank, khususnya dalam kebijakan manajemen risiko kredit yang dievaluasi secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam setahun. Dalam hal eksposur kredit di sektor dominan sudah melebihi batasan konsentrasi kredit yang ditetapkan, maka Penyaluran kredit pada Sektor ekonomi dominan harus dilakukan dengan sangat selektif.
4. Mekanisme Pengukuran Dan Pengendalian Risiko Kredit
Sistem pengukuran Risiko Kredit yang digunakan Bank mempertimbangkan karakteistik setiap jenis transaksi yang terekspos Risiko Kredit, kondisi keuangan debitur/pihak lawan transaksi serta persyaratan dalam perjanjian kredit seperti tingkat bunga, jangka waktu kredit dikaitkan dengan perubahan potensial yang terjadi di pasar, aspek jaminan, agunan, dan/atau garansi serta potensi terjadinya gagal bayar,
baik berdasarkan hasil penilaian pendekatan standar maupun hasil penilaian pendekatan yang menggunakan proses analisa kredit yang dilakukan secara intern.
ii. definisi tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilai/impairment iii. penjelasan mengenai pendekatan yang digunakan untuk pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) individual dan kolektif, serta metode
statistik yang digunakan dalam perhitungan CKPN Cadangan kerugian penurunan nilai kredit adalah penyisihan yang dibentuk apabila nilai tercatat kredit setelah penurunan nilai kurang dari nilai tercatat awal. Pendekatan yang digunakan untuk pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) secara Individual dilakukan dengan metode Discounted Cash Flow, Kredit yang telah mengalami penurunan nilai dicatat berdasarkan jumlah yang didiskonto (discounted value) dan bukan berdasarkan nilai buku. Jumlah yang didiskonto (discounted value) diperoleh dengan mengestimasi arus kas masa datang (mencakup pembayaran pokok dan bunga) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari kredit. Sedangkan Evaluasi penurunan nilai terhadap kelompok kredit secara Kolektif dilakukan berdasarkan estimasi arus kas kontraktual masa datang dan tingkat kerugian historis (historical loss rate atau historical net charge-off rate) dari kelompok kredit. Berdasarkan data kerugian historis dari suatu kelompok kredit setelah memperhitungkan tingkat pengembalian (recovery rate), Bank melakukan estimasi arus kas masa datang dan tingkat kerugian kelompok kredit pada saat ini. Pendekatan yang digunakan untuk pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) secara Kolektif dilakukan dengan Metode Statistik (Statistical Model Analysis). Metode statistik yang digunakan dalam perhitungan CKPN adalah Probability of Default, yaitu tingkat kemungkinan kegagalan debitur memenuhi kewajiban, yang diukur berdasarkan pendekatan Migration Analysis. Migration Analysis menggunakan internal loan grading system (rating system) dan bukan berdasarkan pengalaman kerugian sebagaimana halnya pendekatan Historical Loss Rate. Pendekatan ini dilakukan dengan menganalisa tingkat migrasi outstanding kredit dari grade tertinggi (kolektibilitas 1/lancar) ke grade terendah (kolektibilitas 5/macet). b)
Pengungkapan Kuantitatif i. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.1.a ii. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.2.a iii. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.3.a
62 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
iv. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan berdasarkan Wilayah Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.4.a
vi. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.6.a
v. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan berdasarkan Sektor Ekonomi Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.5.a
2. Pengungkapan Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar
a) Pengungkapan Kualitatif
i. Informasi Mengenai Kebijakan Penggunaan Peringkat Dalam Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Untuk Risiko Kredit
Kebijakan penggunaan peringkat dalam perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/ 15 /PBI/2012 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko Untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar serta Surat Edaran Bank Indonesia No.13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat Yang Diakui Bank Indonesia. Sehingga Peringkat yang digunakan oleh Bank adalah peringkat terkini yang dikeluarkan oleh lembaga pemer ingkat yang diakui oleh Bank Indonesia sesuai ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui Bank Indonesia. Dalam satu kelompok usaha, peringkat suatu perusahaan tidak dapat digunakan untuk menetapkan bobot risiko dari perusahaan lain dalam kelompok tersebut.
ii. Kategori Portofolio Yang Menggunakan Peringkat
Kategori portofolio yang diwajibkan bank untuk menggunakan peringkat dalam perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) risiko kredit sampai dengan saat ini masih terbatas pada portofolio Surat Berharga. Penetapan bobot risiko atas portofolio Surat Berharga didasarkan pada peringkat dari surat berharga dimaksud (issue rating). Dalam hal surat berharga tidak memiliki peringkat maka penetapan bobot risiko didasarkan pada bobot risiko dari portofolio Surat Berharga
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 63
tanpa peringkat (Unrated). iii. lembaga pemeringkat yang digunakan
Bank hanya menggunakan lembaga pemer ingkat dan peringkat terkini yang diakui Bank Indonesia sebagaimana dipublikasikan melalui website Bank Indonesia pada www. bi.go.id berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011 perihal Lembaga Pemer ingkat dan Peringkat yang Diakui Bank Indonesia. Sehingga Lembaga pemeringkat yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
a. Fitch Ratings b. Moody’s Investor Service c. Standard and Poor’s d. PT. Fitch Ratings Indonesia e. PT. ICRA Indonesia f. PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO)
iv. pengungkapan risiko kredit pihak lawan (counterparty credit risk), termasuk jenis instrumen mitigasi yang lazim diterima/ diserahkan oleh Bank
b) Pengungkapan kuantitatif, yang mencakup: i. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofoliodan Skala Peringkat Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 3.1.a ii. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) Bank tidak memiliki ekposur Risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan, khususnya yang timbul dari transaksi derivative. Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 3.2.b.1 Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 3.2.c.1 3. Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit Dengan Menggunakan Pendekatan Standar a) Pengungkapan kualitatif
i. informasi mengenai kebijakan Bank untuk jenis agunan utama yang diterima Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan dan Kebijaksanaan Perkreditan yang dimiliki Bank, Jenis Agunan Utama yang diterima oleh Bank, antara lain:
1. Deposito/tabungan dan sertifikat deposito yang diterbitkan oleh Bank Antardaerah 2. Emas yang disimpan pada Bank Antar daerah 3. Tanah dan Bangunan, yang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Antardaerah 4. Kendaraan, yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Antardaerah 5. Kapal, yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Antardaerah Sedangkan Jenis agunan utama yang diperhitungkan Bank dalam Teknik MRK - Agunan pada Pendekatan Standar adalah sebagai berikut:
1. Deposito/tabungan dan sertifikat deposito yang diterbitkan oleh Bank Antardaerah 2. Emas yang disimpan pada Bank Antar daerah
ii. kebijakan, prosedur, dan proses untuk menilai dan mengelola agunan
Bank menggunakan nilai agunan sebesar nilai taksasi yang dilaksanakan dengan memperhitungkan ”margin of safety”. margin of safety diperlukan oleh Bank dalam melaksanakan penjualan/likuidasi dari Agunan yang diberikan dengan mempertimbangkan beberapa faktor tertentu. Penilaian agunan dilakukan berdasarkan permintaan Account Officer yang telah mendapatkan persetujuan dari Pimpinan Cabang atau Pejabat yang ditunjuk oleh Direksi. Setiap penilaian objek agunan harus dilihat secara fisik. Penilaian kembali terhadap nilai wajar atau nilai pasar agunan (retaksasi agunan) wajib dilakukan paling kurang 1 (satu) tahun sekali. Agunan berupa fixed asset wajib diasuransikan pada perusahaan asuransi dengan Banker’s Clause Bank Antardaerah selambat-lambatnya pada hari perjanjian kredit ditandatangani. iii. pihak-pihak utama pemberi jaminan/ garansi dan kelayakan kredit (creditworthiness) dari pihak-pihak tersebut Penerbit jaminan/garansi yang diakui dalam perhitungan teknik mitigasi risiko kredit secara umum adalah bank koresponden yang memenuhi persyaratan sebagai prime bank ataupun berstatus Badan Usaha Milik Negara. Penggunaan garansi sebagai salah satu bentuk teknik mitigasi risiko masih terbatas pada transaksi Trade Finance.
iv. informasi tingkat konsentrasi yang ditim bulkan dari penggunaan teknik mitigasi risiko kredit.
Pengungkapan tingkat konsentrasi yang ditimbulkan setelah memperhitungkan dampak dan teknik mitigasi risiko kredit dimuat dalam Tabel 4.1.a dan Tabel 4.2.a.
b) Pengungkapan kuantitatif i. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 4.1.a
ii. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 4.2.a
4. Pengungkapan Sekuritisasi Aset
Bank tidak memiliki ekposur sekuritisasi asset.
5. Pengungkapan kuantitatif Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 6.1.1 Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 6.1.2 Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 6.1.3 Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 6.1.4 Bank tidak memiliki ekposur sekuritisasi asset. Bank tidak memiliki ekposur di Unit Usaha Syariah. Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 6.1.7
b) Risiko Pasar
Mengingat Bank tidak memiliki eksposur pada Trading Book, maka sumber Risiko Pasar hanya berasal dari transaksi pada Banking Book, khususnya Interest Rate in Banking Book (IRRBB) dan Posisi Devisa Neto (PDN). Pada tahun 2013, PDN Bank Antardaerah rata-rata sebesar 1,78% dari modal.
1. Perhitungan risiko pasar dengan menggunakan Metode Standar a) Pengungkapan Kualitatif
i. Informasi Mengenai Penerapan Manajemen Risiko Untuk Risiko Pasar
1. Organisasi Manajemen Risiko Pasar Penetapan struktur organisasi, perangkat dan kelengkapan unit / fungsi yang terkait dengan penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Pasar disesuaikan dengan karakteristik dan komplek sitas kegiatan usaha Bank. Dalam rangka melengkapi Komite Manajemen Risiko khususnya terkait pengelolaan Risiko Pasar, Bank membentuk Komite Manajemen Aset dan Kewajiban atau Assets
64 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
and Liabilities Management Committee (ALCO). 2. Pengelolaan Portofolio Trading Book Dan Banking Book Serta Metodologi Valuasi Yang Digunakan
Bank tidak mempunyai eksposur yang tergolong dalam trading book, namun demikian untuk pengelolaan portofolio dalam banking book dikelola oleh Divisi Treasury di Kantor Pusat. Metodologi valuasi yang digunakan untuk portofolio banking book dilakukan sesuai dengan ketentuan PAPI (revisi 2008), yakni dengan menggunakan nilai wajar (fair value) yang diperlakukan sesuai dengan kategorinya.
3. Mekanisme Pengukuran Risiko Pasar Untuk Keperluan Pemantauan Risiko Secara Periodik Maupun Untuk Perhitungan Kecukupan Modal, Baik Pada Banking Book Maupun Trading Book
Bank tidak mempunyai eksposur yang tergolong dalam trading book, namun demikian mekanisme pengukuran risiko pasar untuk keperluan pemantauan risiko secara periodik dilakukan oleh satuan kerja yang independen (SKMR) dari satuan kerja yang mengelola risiko pasar pada banking book dengan menggunakan metode Risk Based Bank Rating (RBBR). Sedangkan untuk menghit ung kecukupan modal minimum untuk risiko pasar dilakukan sesuai dengan Pedoman Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP) yang mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai Profil Risiko.
ii. Cakupan Portofolio (Trading Dan Banking Book) Yang Diperhitungkan Dalam Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bank tidak termasuk dalam kriteria Bank yang diwajibkan untuk menghitung KPMM Risiko Pasar. iii.
Langkah-Langkah Dan Rencana Dalam Mengan tisipasi Risiko Pasar Atas Transaksi Mata Uang Asing Baik Karena Perubahan Kurs Maupun Fluktuasi Suku Bunga, Termasuk Penjelasan Mengenai Semua Penyediaan Dana Dan Ikatan Tanpa Proteksi Atau Lindung Nilai, Serta Utang Yang Suku Bunganya Berfluktuasi Atau Yang Tidak Ditentukan Terlebih Dahulu.
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 65
Dalam mengantisipasi risiko pasar atas transaksi mata uang asing karena perubahan kurs dilakukan dengan menjaga agar net open position (NOP) berada pada posisi square. Sedangkan untuk mengantisipasi risiko pasar akibat perubahan suku bunga, maka repricing suku bunga juga selalu dilakukan secara bersamaan pada dua sisi, Aset dan Kewajiban melalui mekanisme ALCO meeting. b) 2.
Pengungkapan Kuantitatif Yang Paling Kurang Mencakup Pengungkapan Risiko Pasar Menggunakan Metode Standar Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bank tidak termasuk dalam kriteria Bank yang diwajibkan untuk menghitung KPMM Risiko Pasar.
Perhitungan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Modal Internal
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bank tidak termasuk dalam kriteria Bank yang diwajibkan untuk menghitung KPMM Risiko Pasar dengan menggunakan Model Internal.
c)
Risiko Operasional
1.
Pengungkapan Kualitatif
a) Organisasi Manajemen Risiko Operasional Dalam organisasi manajemen risiko operasional, Manajemen unit bisnis atau unit pendukung merupakan risk owner yang bertanggung jawab terhadap proses Manajemen Risiko untuk Risiko Operasional sehari-hari serta melaporkan permasalahan dan Risiko Opera sional secara spesifik dalam unitnya sesuai jenjang pelaporan yang berlaku. Untuk memfasili tasi proses Manajemen Risiko untuk Risiko Operasional dalam unit bisnis atau unit pendukung dan memastikan konsistensi penerapan kebijakan Manajemen Risiko untuk Risiko Operasional, ditunjuk dedicated operational risk officer yang memiliki jalur pelaporan ganda yaitu secara langsung kepada pimpinan unit bisnis atau pendukung serta kepada Satuan Kerja Manajemen Risiko.
b) Mekanisme Yang Digunakan Bank Untuk Mengidentifikasi Dan Mengukur Risiko Operasional Metode yang digunakan Bank untuk melakukan identifikasi dan pengukuran Risiko Operasional adalah Key Risk Indicators (KRI) serta metodologi kuantitatif dan metodologi kualitatif sesuai dengan mekanisme Risk Based Bank Rating (RBBR). Disamping itu, sumber 35 informasi Risiko Operasional juga diambil dari hasil temuan Audit Internal yang terkait dengan Risiko Operasional untuk melakukan identifikasi dan pengukuran Risiko Operasional. c) Mekanisme Untuk Memitigasi Risiko Operasional Dalam penerapan pengendalian Risiko Operasional, Bank mengembangkan program untuk memitigasi Risiko Operasional, antara lain pengamanan proses teknologi informasi, asuransi, dan alih daya pada sebagian kegiatan operasional Bank. Disamping itu Bank juga telah mempunyai Busssiness Continuity Plan (BCP) untuk memitigasi risiko operasional dalam hal terjadi disaster. 2. Pengungkapan Kuantitatif Mengenai Risiko Operasional Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 8.1.a
d)
Risiko Likuiditas
Bank ANDA mengelola likuiditasnya secara hati-hati dengan menjaga LDR di kisaran 75%, penyaluran kredit selalu diimbangi dengan penambahan DPK yang memadai, sehingga kondisi likuiditas Bank ANDA secara keselu ruhan dapat terjaga dengan baik dalam kondisi normal maupun dalam situasi luar biasa.
1.
a)
Pengungkapan Kualitatif Organisasi Manajemen Risiko Likuiditas Dalam organisasi manajemen risiko likuiditas, Bank telah membentuk Divisi Treasury yang bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan likuiditas Bank. Selain menjaga dan mempertahankan Primary Reserves, Divisi Treasury juga menjaga dan mempertahankan Secondary Reserves untuk memastikan likuiditas berada pada level yang aman serta bertugas mengalokasikan penempatan dana pada instrument yang ber-risiko rendah dan sesuai dengan kebijakan serta limit yang ditetapkan.
b) Indikator Peringatan Dini Permasalahan Likuiditas Penetapan Indikator Peringatan Dini Untuk Risiko Likuiditas Digunakan sebagai alat identifikasi permasalahan dan penentuan mitigasi Risiko Likuiditas. Indikator peringatan dini dimaksud meliputi indikator internal dan indikator eksternal. Indikator internal antara lain meliputi kualitas aset yang memburuk, peningkatan konsentrasi pada beberapa aset dan sumber pendanaan tertentu, peningkatan currency mismatches, pengulangan terjadinya pelampauan limit, peningkatan biaya dana secara keseluruhan, dan/atau posisi arus kas yang semakin buruk sebagai akibat maturity mismatch yang besar terutama pada skala waktu jangka pendek. Indikator eksternal antara lain meliputi informasi publik yang negatif terhadap Bank, penurunan fasilitas credit line yang diberikan oleh Bank koresponden, pening katan penarikan deposito sebelum jatuh tempo, dan/atau keter batasan akses untuk memperoleh pendanaan jangka panjang. c)
Mekanisme Pengukuran Dan Pengen dalian Risiko Likuiditas Metode pengukuran Risiko Likuiditas dan stress testing Risiko Likuiditas disesuaikan dengan strategi pengelolaan dana Bank sehingga dapat menggam barkan dengan baik profil Risiko Likuiditas Bank. Dalam melakukan pengukuran Risiko Likuiditas, Bank menggunakan alat pengukuran yang dapat mengkuantifikasi Risiko Likuiditas secara tepat waktu dan komprehensif. Alat pengukuran juga digunakan untuk mengukur eksposur Risiko inheren, antara lain komposisi aset, kewajiban, dan transaksi rekening administratif, konsentrasi aset dan kewajiban, serta kerentanan pada kebutuhan pendanaan. Alat pengukuran dimaksud meliputi rasio likuiditas, profil maturitas, proyeksi arus kas dan stress testing.
Pengendalian Risiko Likuiditas dilakukan melalui strategi pendanaan, pengelolaan posisi likuiditas dan Risiko Likuiditas harian, pengelolaan aset likuid yang berkualitas tinggi, dan rencana pendanaan darurat (Contigency Funding Plan).
66 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
2. Pengungkapan Kuantitatif Mengenai Risiko Likuiditas a) Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 9.1.a b) Pengungkapan Profil Maturitas Valas Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 9.2.a e) Risiko Hukum 1. Organisasi Manajemen Risiko Hukum Dalam organisasi manajemen risiko hukum, Bank memiliki satuan kerja/ fungsi independen yang menilai dan memantau secara kontinyu implemen tasi Manajemen Risiko untuk Risiko Hukum. Hal ini dilakukan oleh satuan kerja/fungsi yang membawahi bidang hukum (Biro Hukum) dan bekerjasama dengan satuan kerja Manajemen Risiko. Biro hukum juga bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mengevaluasi strategi, kebijakan, dan prosedur Manajemen Risiko untuk Risiko Hukum serta memberikan masukan kepada 2. Dewan Komisaris dan Direksi. Keterlibatan satuan kerja/fungsi yang membawahi bidang hukum juga sangat penting dalam setiap aktivitas bisnis Bank yang terekspos Risiko Hukum termasuk diantaranya dalam hal Bank akan mengeluarkan aktivitas dan produk baru. Satuan kerja/fungsi yang membawahi bidang hukum dan Satuan Kerja Manajemen Risiko bekerjasama dalam menilai dampak perubahan ketentuan atau peraturan tertentu terhadap eksposur Risiko Hukum. 2. Mekanisme Pengendalian Risiko Hukum Dalam mengendalikan risiko hukum, Satuan kerja/fungsi yang membawahi bidang hukum melakukan review secara berkala terhadap kontrak dan perjanjian antara Bank dengan pihak 3. lain, antara lain dengan cara melakukan penilaian kembali terhadap efektivitas proses enforceability guna mengecek validitas hak dalam kontrak dan perjan jian tersebut. f ) Risiko Stratejik 1. Organisasi Manajemen Risiko Stratejik
Dalam organisasi manajemen risiko stratejik, Seluruh unit bisnis dan unit
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 67
pendukung bertanggung jawab membantu Direksi menyusun peren canaan stratejik, dan mengimple mentasikan strategi secara efektif. Direksi memimpin program perubahan yang diperlukan dalam rangka imple mentasi strategi yang telah ditetapkan. Unit bisnis dan unit pendukung bertang gung jawab memastikan bahwa praktek Manajemen Risiko untuk Risiko Stratejik dan pengendalian di unit bisnis telah konsisten dengan kerangka Manajemen Risiko untuk Risiko Stratejik secara keseluruhan. Selain itu, Satuan Kerja Manajemen Risiko juga bertanggung jawab dalam proses Manajemen Risiko untuk Risiko Stratejik khususnya pada aspek pemantauan dan evaluasi perkembangan implementasi rencana stratejik, serta memberikan masukan mengenai peluang dan pilihan yang tersedia untuk pengembangan dan perbaikan strategi secara berkelanjutan. Kebijakan Yang Memungkinkan Bank Untuk Dapat Mengidentifikasi Dan Merespon Perubahan Lingkungan Bisnis, Baik Eksternal Maupun Internal Untuk mengidentifikasi dan merespon perubahan lingkungan bisnis, baik eksternal maupun internal, Dokumen Corporate Plan yang disusun 5 (lima) tahun sekali, sedangkan Rencana Bisnis Bank (Business Plan) direview setiap tahun untuk disesuaikan dengan perubahan lingkungan yang ada. Namun, apabila terjadi perubahan lingkungan yang signifikan kebijakan dimaksud dapat direview dalam waktu yang lebih pendek. Hasil review tersebut selanjutnya digunakan oleh Bank sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam merespon perubahan lingkungan bisnis. Mekanisme Untuk Mengukur Kemajuan Yang Dicapai Dari Rencana Bisnis Yang Ditetapkan Dalam mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana bisnis yang ditetapkan, mekanisme untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana bisnis yang ditetapkan dilakukan dengan membandingkan target dengan realisasi bisnis Bank dalam periode bulanan, triwulanan, semester dan tahunan.
g)
1.
Risiko Kepatuhan
Organisasi Manajemen Risiko Kepatuhan Dalam organisasi manajemen risiko kepatuhan, Bank telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) yang independen dari satuan kerja bisnis/ operasional dan memiliki tugas, kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelak sanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum.
1. Organisasi Manajemen Risiko Reputasi Dalam organisasi manajemen risiko reputasi, Seluruh pegawai termasuk manajemen unit bisnis dan aktivitas pendukung menjadi bagian dari struktur pelaksana Manajemen Risiko untuk Risiko Reputasi, mengingat reputasi merupakan hasil dari seluruh aktivitas bisnis Bank. Peran Manajemen Unit Bisnis adalah mengidentifikasi Risiko Reputasi yang terjadi pada bisnis atau aktivitas unit tersebut dan sebagai front liner dalam membangun dan mencegah Risiko Reputasi, khususnya terkait hubungan dengan nasabah. Sedangkan Satuan kerja yang melaksanakan Manajemen Risiko untuk Risiko Reputasi seperti Corporate Secretary, Humas, Investor Relation, antara lain bertanggung jawab untuk menjalankan fungsi kehumasan dan merespons pemberitaan negatif atau kejadian lainnya yang mempen garuhi reputasi Bank dan dapat menyebabkan kerugian Bank serta mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan pemangku kepentingan: investor, nasabah, kreditur, asosiasi, dan masyarakat.
2. Strategi Manajemen Risiko Dan Efektivitas Penerapan Manajemen Risiko Untuk Risiko Kepatuhan Untuk memastikan efektivitas penerapan manajemen risiko untuk risiko kepatuhan, terutama dalam rangka memastikan penyusunan kebijakan dan prosedur telah sesuai dengan standar yang berlaku secara umum, ketentuan, dan/ atau peraturan perundangundangan yang berlaku, secara periodik Satuan Kerja Kepatuhan melakukan review dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, keten tuan, sistem, maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Mekanisme Pemantauan Dan Pengen dalian Risiko Kepatuhan Satuan/Unit Kerja yang melaksanakan fungsi Manajemen Risiko untuk Risiko Kepatuhan memantau dan melaporkan Risiko Kepatuhan yang terjadi kepada Direksi Bank baik sewaktu-waktu pada saat terjadinya Risiko Kepatuhan maupun secara berkala dan memas tikan bahwa Bank memiliki tingkat kepatuhan yang memadai terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mengendalikan Risiko Kepatuhan, terutama terkait dengan ketepatan pelaporan kepada pihak eksternal, termasuk pelaporan kepada Bank Indonesia serta pemantauan terhadap ketepatan pemenuhan komitmen Bank Indonesia, Bank telah mempunyai Program Early Warning System (EWS) yang dapat memberikan peringatan kepada user apabila tanggal pelaporan sudah mendekati jatuh tempo.
h)
2.
Risiko Reputasi
Kebijakan Dan Mekanisme Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Pelay anan Kepada Nasabah Dan Pemangku Kepentingan Lainnya (Stakeholders) Untuk Mengendalikan Risiko Reputasi Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah dan pemangku kepentingan lainnya (stake holders) untuk mengendalikan risiko reputasi, Bank mengembangkan mekanisme yang handal dalam melakukan tindakan pengendalian Risiko Reputasi yang efektif. Secara umum, pengenda lian Risiko Reputasi dilakukan melalui 2 (dua) hal :
a) Pencegahan terjadinya kejadian yang menimbulkan Risiko Reputasi, yang secara umum dilakukan melalui serangkaian aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), yang merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan Bank untuk pember
68 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
dayaan masyarakat dalam bentuk kegiatan ekonomi/ sosial yang diharapkan dapat membangun reputasi positif dari pemangku kepent ingan terhadap Bank serta komunikasi/edukasi secara rutin kepada pemangku kepentingan dalam rangka membentuk reputasi positif dari pemangku kepentingan. b) Pemulihan reputasi Bank setelah terjadi kejadian yang menimbulkan Risiko Reputasi, yaitu segala respons Bank untuk memulihkan reputasi dan mencegah terjadinya pemburukan reputasi Bank. 3.
Pengelolaan Risiko Reputasi Pada Saat Krisis Dalam mengelola risiko reputasi pada saat krisis, menggu nakan protokol khusus untuk pengelolaan reputasi pada saat krisis sehingga dapat dengan cepat mengantisipasi peningkatan Risiko Reputasi di saat krisis dengan melak sanakan kebijakan komunikasi yang tepat dalam rangka menghadapi berita/publikasi yang bersifat negatif atau mencegah informasi yang cenderung kontraproduktif, antara lain dengan cara menerapkan strategi penggunaan media yang efektif untuk menghadapi berita negatif.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
70 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 71
Tata Kelola Perusahaan I. Pendahuluan Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, maka pelaksanaan Good Corporate Governance pada Bank harus senantiasa berlandaskan pada lima prinsip dasar. Pertama, transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan pengambilan keputusan. Kedua, akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat. Keempat, independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka menerapkan kelima prinsip dasar tersebut di atas, Bank telah berpedoman pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang terkait dengan pelaksanaan Good Corporate Governance. Sebagai bentuk perwujudan pelaksanaan peraturan diatas maka Bank menyusun Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada para Stakeholder dan sebagai salah satu bentuk penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance ini, dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu Bagian pertama membahas mengenai Tranparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance dan bagian kedua membahas mengenai Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance pada periode penilaian 31 Desember 2013. II.
Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance
Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance akan mengungkap seluruh aspek pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (2) dan (3) Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana telah disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum dan berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum disusun secara singkat dan jelas untuk setiap Aspek Transparansi sebagai berikut :
1.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.
i.
Jumlah, komposisi, kriteria dan independensi anggota Dewan Komisaris dan Direksi Jumlah anggot a Dewan Komisaris pada tahun 2013 adalah 4 (empat) orang dengan 50% (lima puluh persen) dari anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen dengan komposisi sebagai berikut :
Dewan Komisaris (Tahun 2013) Dewan Komisaris
Presiden Komisaris
Ahadiat Wargana
Komisaris
Yudo Sutanto
Komisaris Independen
Edy Prayitno
Komisaris Independen
Imbang Setiamihardja
Semua anggota Dewan Komisaris berdomisili di Indonesia dan telah memenuhi persyaratan dan lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test). Kriteria Independen anggota Komisaris secara keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga, baik dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank telah dipenuhi sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Jumlah anggota Direksi pada tahun 2013 adalah berjumlah 4 (empat) orang dengan susunan anggota Direksi sebagai berikut : Direksi (Tahun 2013) Direksi Presiden Direktur
Bujung R. Hanani
Direktur
Tang Amir
Direktur
Rachmat Otojo
Direktur
Argo Budi Tjahjono
Semua anggota Direksi berdomisili di Indonesia yang telah memenuhi persyaratan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test). Kriteria Independen secara keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Pemegang Saham Pengendali Bank sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum telah dipenuhi oleh anggota Direksi. ii. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Dewan Komisaris telah memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi dan melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi secara berkala maupun sewaktu-waktu serta telah memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris dapat dipastikan tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank dan telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen. Dewan Komisaris juga telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal dan hasil pengawasan Bank Indonesia yang dituangkan dalam Laporan Evaluasi Kinerja. Dewan Komisaris juga telah membentuk Komite-komite yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara lengkap, antara lain : - Komite Audit - Komite Pemantau Risiko - Komite Remunerasi dan Nominasi Dewan Komisaris juga telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat serta telah menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara optimal. Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta tidak pernah memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance Direksi juga telah membentuk, antara lain :
72 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
- - - -
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) Komite Manajemen Risiko Satuan Kerja Kepatuhan
Direksi juga telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor eksternal, dan hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain melalui Laporan hasil tindak lanjut maupun komitmen (exit meeting). Dalam menjalankan tugasnya Direksi tidak menggunakan penasehat perorangan dan/atau jasa profesional sebagai konsultan dan Setiap keputusan rapat yang diambil Direksi dapat diimplementasikan dan sesuai dengan kebijakan, pedoman serta tata tertib kerja yang berlaku. 2. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern. i. Fungsi Kepatuhan Dalam penerapan Fungsi Kepatuhan, Direktur Kepatuhan telah menetapkan langkah-langkah yang diperlukan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan serta memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan lembaga otoritas yang berwenang sebagaimana dituangkan dalam Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Kepatuhan. Bank juga telah menunjuk Direktur Kepatuhan yang telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bank juga telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan yang dapat dipastikan Independen terhadap satuan kerja operasional dan bertanggung jawab terhadap ketersediaan dan kesesuaian pedoman, sistem dan prosedur seluruh Satuan Kerja dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, di seluruh jenjang organisasi dengan cara menguji Sistem dan Prosedur tersebut sebelum diimplementasikan. ii. Fungsi Audit Intern Dalam penerapan Fungsi Audit Intern, Direksi dapat dipastikan telah menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan cakupannya dan selalu berupaya untuk menindaklanjuti temuan audit intern Bank sesuai dengan kebijakan dan arahan Dewan Komisaris. Laporan pelaksanaan hasil audit intern Bank juga disampaikan secara berkala kepada Direksi dan Komisaris. Pelaksanaan fungsi audit intern ini juga diwujudkan secara konkret dengan telah dibentuknya SKAI (Satuan Kerja Audit Intern) dengan Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan kebutuhan Bank dan dapat bekerja secara independen terhadap Satuan Kerja Operasional sehingga dapat melaksanakan seluruh tugas-tugasnya yang meliputi Pemeriksaan, Pelaporan, dan Pemantauan perkembangan tindaklanjut perbaikan yang dilakukan auditee. Semua pekerjaan yang dilakukan SKAI telah didukung oleh pedoman kerja yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan hasil Audit Intern yang dilaksanakan pada Tahun 2013 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat temuan yang secara signifikan dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank. Temuan yang ada hanya bersifat administratif dan temuan hasil audit intern telah ditindaklanjuti. Untuk mengoptimalkan agar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank dapat berjalan secara efektif dan mempertimbangkan faktor Risiko maka Pola Pemeriksaan SKAI mulai tahun 2011 sudah menggunakan pendekatan Risk Based Audit. iii. Fungsi Audit Ekstern Untuk Penerapan Audit Ekstern, Bank telah menunjuk Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Grant Thornton yang terdaftar di Bank Indonesia. Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) telah memenuhi aspek-aspek yang telah dipersyaratkan dan telah memperoleh persetujuan RUPS serta telah mempertimbangkan Rekomendasi dari Komite Audit melalui Dewan Komisaris. Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ditunjuk telah menyampaikan hasil audit dan management letter kepada bank dengan cukup tepat waktu dan mampu bekerja secara independen, memenuhi standard profesional akuntan publik dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan. Menurut pendapat Auditor Independen, Laporan Keuangan Bank telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Bank per tanggal 31 Desember 2013 dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut telah sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia.
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 73
3.
Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure).
NO
PENYEDIAAN DANA
1 2
JUMLAH TOTAL DEBITUR
NOMINAL
Kepada Pihak Terkait
17
5.167
Kepada Debitur Inti : a. Individu b. Group
7 5
93.007 70.756
Dalam memberikan Penyediaan Dana baik pada Pihak Terkait maupun Debitur Inti dapat dipastikan bahwa limit penyediaan dana kepada masing-masing Individu maupun group tersebut tidak ada yang melanggar/melampaui batas/limit penyediaan dana sebagaimana dijelaskan dalam ketentuan mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank (BMPK). Dalam hal ini Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang tertulis dan jelas untuk penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar. Bank telah melakukan evaluasi terhadap kebijakan penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure) yang terakhir dikinikan sesuai dengan ketentuan dan perundang undangan yang berlaku serta disesuaikan kompleksitas usaha Bank pada tahun 2012. Bank dalam pelaksanaan penyediaan dana kepada pihak terkait dan/atau penyediaan dana besar juga berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank (BMPK) dan telah memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundang undangan yang berlaku. Hal ini dapat terbukti dari laporan secara berkala kepada Bank Indonesia perihal dimaksud dapat menunjukkan bahwa tidak pernah terjadi pelanggaran maupun pelampauan penyediaan dana baik pada Pihak Terkait maupun Pihak Tidak Terkait selama periode Laporan Tahun 2013. 4.
Rencana strategis Bank, baik Rencana Jangka Pendek (Business Plan) maupun Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan).
i. Rencana Korporasi (Corporate Plan) Bank telah memiliki Rencana Strategis yang telah disusun dalam bentuk Rencana Korporasi (Corporate Plan) sesuai dengan visi dan misi Bank. Rencana Korporasi (Corporate Plan) secara periodik disusun oleh Direksi dan mendapat persetujuan oleh Komisaris. Rencana Korporasi (Corporate Plan) yang terkini disusun pada tahun 2011 untuk perencanaan jangka panjang dalam periode 7 (tujuh) tahun mendatang yang dituangkan dalam Corporate Plan 2012–2018. Inti perencanaan jangka panjang yang dituangkan dalam Corporate Plan 2012–2018 Bank Antardaerah (Bank ANDA) adalah menjadi Bank yang mempunyai kontribusi besar pada Stakeholder dengan landasan SDM yang berkualitas dan pemanfaatan Teknologi Informasi pada Produk dan Jasa Bank secara tepat. Direksi juga telah melaksanakan dan mengkomunikasikan Rencana Korporasi (Corporate Plan) kepada Pemegang Saham Pengendali dan ke seluruh jenjang organisasi yang ada pada Bank. Dalam menyusun Rencana Korporasi (Corporate Plan), Bank telah memperhatikan seluruh faktor eksternal dan faktor internal, prinsip kehati-hatian dan azas perbankan yang sehat. ii. Rencana Bisnis (Business Plan) Bank telah memiliki Rencana Strategis dalam bentuk Rencana Bisnis (Business Plan) yang telah disusun secara periodik yang sesuai dengan visi dan misi Bank. Rencana Bisnis Bank (Business Plan) telah disusun secara realistis, komprehensif, terukur (achieable), serta memperhatikan prinsip kehati-hatian dan cukup responsif terhadap perubahan internal dan eksternal. Direksi juga selalu mengkomunikasikan Rencana Bisnis Bank (Business Plan) kepada Pemegang Saham Pengendali dan ke jenjang organisasi pada Bank dan berupaya untuk melaksanakan Rencana Bisnis Bank (Business Plan) secara efektif. Dalam menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis Bank (Business Plan), Bank selalu Berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Rencana Bisnis Bank Umum. Penyusunan Rencana Bisnis Bank business plan) periode 2014-2016 yang disusun pada tahun 2013 juga telah memperhatikan Faktor Risiko dengan mempertimbangkan Kebijakan Risiko dalam melaksanakan Rencana Bisnis Bank. Dalam hal ini Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank (Business Plan).
74 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
5. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank. Bank telah menerapkan transparansi kondisi keuangan kepada stakeholders dan pihak terkait lainnya dengan menyampaikan laporan publikasi, laporan keuangan audited dan laporan terkait lainnya sesuai dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank secara tepat waktu. Selain itu Bank juga telah memiliki homepage yang dapat diakses oleh publik untuk mengetahui produk, jasa dan informasi lainnya tentang Bank. Bank juga telah melaksanakan transparansi informasi mengenai produk Bank dengan cara mencetak beberapa brosur untuk informasi produk Bank secara singkat dan jelas dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah. Bank juga telah mengungkapkan kondisi keuangan dan non keuangan Bank yang belum diungkap dalam laporan lainnya pada Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance ini, sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Hubungan keuangan dan hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan Bank terhadap Daftar Pihak Terkait Bank (termasuk didalamnya adalah Pemegang Saham Pengendali) posisi Desember tahun 2013 dapat dipastikan bahwa diantara masingmasing Anggota Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank tidak saling mempunyai hubungan keuangan maupun hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Sehingga hal ini menjadi kekuatan tersendiri bagi Bank dalam melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi.
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 75
Pejabat Eksekutif yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham dalam rangka pemberian kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank. Rasio gaji tertinggi dan terendah. Untuk memenuhi salah satu aspek Transparansi dalam melaksanakan Good Corporate Governance sesuai dengan ketentuan yang berlaku, berikut ini akan diungkapkan mengenai rasio Gaji tertinggi dan terendah, dalam skala perbandingan dalam table di bawah ini :
Gaji yang diperbandingkan dalam Rasio Gaji di atas adalah imbalan yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pegawai per bulan, dengan ketentuan bahwa Pegawai yang dimaksud adalah Pegawai Tetap Bank sampai batas Pelaksana. Jumlah penyimpangan internal (internal fraud).
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan Bank dan telah dituangkan dalam Tabel diatas dapat diketahui bahwa selama periode Laporan tahun 2013 jumlah penyimpangan internal (internal fraud) yang terjadi pada Bank adalah nihil atau dapat diartikan bahwa penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsourcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional Bank yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan tidak pernah terjadi dalam periode tahun 2013. Prestasi ini dapat diraih karena Bank selalu berusaha untuk memberikan kesejahteraan yang cukup kepada seluruh tingkatan karyawan dan selalu menjaga kualitasnya melalui pelatihan, baik secara intern maupun yang diselenggarakan oleh pihak eksternal. Disamping hal tersebut, Kebijakan, Sistem dan Prosedur serta penetapan limit sampai dengan Sistem Pengendalian Intern diupayakan untuk selalu dievaluasi secara periodik untuk menghindari timbulnya potensi fraud. Strategi Anti Fraud juga mulai diterapkan mulai tahun 2013 yang disesuaikan dengan lingkungan internal dan eksternal, kompleksitas kegiatan usaha, potensi, jenis, dan risiko Fraud yang mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No.13/28/DPNP tanggal 9 Desember 2011 perihal Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum. Permasalahan hukum.
Tabel Paket/kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain serta Pengelompokkan dalam kisaran Tingkat Penghasilan Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima Paket Remunerasi dalam satu tahun diatas disajikan oleh Bank dalam nilai sebagaimana yang ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memenuhi salah satu aspek transparansi yang harus diungkap kepada publik dalam rangka melaksanakan ketentuan Good Corporate Governance. Shares Option yang dimiliki Komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif. Sampai dengan akhir tahun 2013 Rapat Umum Pemegang Saham dan/atau Anggaran Dasar Bank masih belum memutuskan adanya opsi untuk membeli saham oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan Bank sebagaimana dapat dilihat pada Tabel diatas, Jumlah permasalahan hukum yang dihadapi oleh Bank secara konsolidasi selama periode laporan tahun 2013 adalah 1 (satu) kasus perdata, yakni kasus perdata yang sedang dalam proses penyelesaian. Kasus perdata yang sedang dalam proses sebenarnya adalah kasus perdata yang sebelumnya (tahun 2011) sudah diputuskan batal demi hukum (venrechtswege nietig) oleh Pengadilan Negeri, tetapi diajukan kembali ke Pengadilan Tinggi (banding). Dalam kasus perdata dimaksud, posisi Bank hanya sebagai tergugat ke-5 (lima) dari 5 (lima) tergugat pada kasus perdata dimaksud.
76 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
Penutup Demikian Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Antardaerah. Sehingga dengan disusunnya Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih jelas kepada Stakeholder sebagai bentuk pelaksanaan prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi, pertangungjawaban dan kewajaran Bank.
PRODUK DAN LAYANAN
78 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 79
PRODUK PENDANAAN TABUNGAN ANDA PRESTISE Produk Tabungan yang menawarkan suku bunga Progresif sesuai dengan Saldo ratarata yang ditempatkan. GIRO ANDA Produk Giro untuk mendukung kegiatan bisnis nasabah Perorangan maupun Badan Hukum dengan fitur AutoSave. DEPOSITO ANDA Produk Simpanan berjangka yang dapat digunakan sebagai sarana berinvestasi dengan Suku Bunga Fleksibel.
PRODUK ELEKTRONIK BANKING ATM ANDA
PRODUK PINJAMAN
Merupakan Saluran Distribusi e-chanel yang dapat diakses di hampir 50.000 mesin ATM yang berlogo Prima menjadikan ANDA lebih flexible di dalam kebutuhan transaksi ATM ANDA.
KREDIT MODAL KERJA
INTERNET BANKING
Produk Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan modal usaha dengan pola pengembalian pokok pinjaman yang fleksibel.
Untuk mendekatkan diri dan melayani lebih baik, kini bank ANDA hadir dengan produk perbankan elektronik internet banking. Sebuah layanan transaksi berbasis teknologi informasi terkini yang tidak mengenal batasan waktu dan tempat.
KREDTI INVESTASI Produk Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membiayai Investasi dengan pola pembayaran Angsuran Misal : Pembelian ruko atau Rumah. KREDIT KONSUMER Pro d u k K re d i t y a n g d i b e r i k a n dengan tujuan untuk membiayai beberapa keperluan konsumtif dengan pola pembayaran angsuran.
SMS BANKING SMS Banking Bank ANDA adalah layanan perbankan elektronik dari Bank Antardaerah untuk mengakses informasi rekening nasabah dan melakukan transaksi dengan menggunakan handphone. EDC ANDA Menawarkan kerjasama dalam bentuk pembukaan outlet yang melayani berbagai macam transaksi, seperti pembayaran Listrik, pembayaran telepon, pembayaran pulsa pascabayar, dan prabayar secara online.
80 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
P T . B A N K A N T A R D A E R A H | 81
IMPORT dengan LETTER of CREDIT Bank ANDA bertindak sebagai Issuing bank yaitu bank yang menerbitkan L/ C atas permintaan nasabah / importir untuk menjamin pemasukkan barang dari luar negeri ke Indonesia. SIGHT L/C Pembayaran akan dilakukan secara sight pada saat menerima dokumen sesuai dengan L/C USANCE L/C : Pembayaran akan dilakukan pada jangka waktu tertentu sesuai yang ditentukan dalam L/C, misalnya 30, 45, 60, 90, 120, 180 hari dari tanggal shipment barang. Kredit Impor ALC ( advance under L/C ) Pinjaman yang diberikan khusus kepada importir untuk melunasi pembayaran L/C ke luar negeri negeri pada saat dokumen datang. Trust Receipt ( Pinjaman atas dasar kepercayaan) Trust receipt (T/R) adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Bank ANDA untuk melunasi pembayaran L/C Sight yang dibuka atas nama applicant untuk pembelian barang impor. 105 STANDBY LETTER OF CREDIT Jaminan yang diterbitkan oleh Bank ANDA yang bertindak sebagai issuing bank dalam rangka untuk menjamin beneficiary apabila applicant gagal memenuhi kewajibannya sesuai yang tercantum dalam underlying contract yang telah disepakati bersama . BANK GARANSI Bank Garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan oleh Bank ANDA kepada pihak penerima jaminan (bisa perorangan atau perusahaan), apabila pihak yang dijamin ( nasabahnya) tidak dapat memenuhi kewajiban atau cidera janji. - Bank Garansi untuk Tender (Bid Bond/Tender Bond) - Bank Garansi untuk Penerimaan Uang Muka Kerja (Advance Payment Bond) - Bank Garansi untuk Pelaksanaan Pekerjaan (Performance Bond) - Bank Garansi untuk Pemeliharaan (Retention Bond) - Bank Garansi kepada Maskapai Pelayaran (Shipping Guarantee) - Bank Garansi untuk Penangguhan Bea Masuk
DOCUMENTARY COLLECTION Eksportir menyerahkan pengiriman dan penagihan dokumen ekspor kepada Bank ANDA untuk selanjutnya dikirimkan dan ditagihkan kepada importir melalui banknya importir, dan dalam hal ini bank tidak terlibat untuk menjamin pembayaran. - Documents Against Payment Penyerahan dokumen kepada importir dilakukan apabila importir sudah membayar. - Document Against Acceptance Penyerahan dokumen kepada importir dilakukan apabila importir suda melakukan akspetasi drafts Inward Collection Services Bank ANDA bertindak sebagai collecting atau presenting bank yang menerima instruksi dari remitting bank untuk menagih dan menyerahkan dokumen kepada importir apabila importir sudah membayar atau melakukan akseptasi drafts. Outward Collection Services Bank ANDA bertindak sebagai remitting bank yang mengirimkan dokumen dan meng-instruksikan collecting bank untuk menyerahkan dokumen kepada importir apabila importir sudah membayar atau meng-akseptasi drafts. EKSPOR dengan Letter of Credit Bank Anda bertindak sebagai negotiating bank dan menerima L/C dari issuing bank untuk kepentingan nasabah / eksportir sebagai jaminan atas pengiriman barang ke luar negeri. Jenis L/C yang bisa dilakukan negosiasi di Bank ANDA SIGHT L/C Pembayaran akan dilakukan secara sight pada saat menerima dokumen sesuai dengan L/C USANCE L/C Pembayaran akan dilakukan pada jangka waktu tertentu sesuai yang ditentukan dalam L/C PRE SHIPMENT FINANCING Kredit Ekspor Fasilitas Kredit Ekspor adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Bank ANDA berdasarkan kebutuhan eksportir dalam rangka untuk mempersiapkan barang yang akan di ekspor. POST SHIPMENT FINANCING: NWE ( Negosiasi Wesel Ekspor) Adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Bank ANDA dengan cara melakukan pengambilalihan wesel unjuk ( Sight drafts) / tagihan ekspor dengan hak regres (with recourse), kemudian menagihkan ke issuing bank dan hasilnya adalah untuk melunasi NWE nya. Diskonto Wesel Ekspor Berjangka Adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Bank ANDA dengan cara melakukan pengambil alihan wesel berjangka (usance drafts) / tagihan ekspor berjangka dengan hak regres (with recourse), kemudian menagihkan ke issuing bank dan pada saat jatuh tempo akan mendapatkan pembayaran dan untuk melunasi diskonto NWE nya.
82 | P T . B A N K A N T A R D A E R A H
REMMITANCE Adalah fasilitas pengiriman uang dalam valuta asing ke negara mana pun di seluruh dunia secara cepat dan aman. Transfer Valuta Asing Bank Antardaerah bisa mengirimkan / mentransfer uang nasabah secara elektronik ke seluruh penjuru dunia. Melayani Transfer Berbagai Jenis Valuta Asing Transfer dapat dilakukan untuk berbagai mata uang antara lain : US Dollar, EURO, Singapore Dollar, Yen, Hongkong Dollar, China Yuan, dll. Kurs jual / beli cukup bersaing Sebagai bank devisa yang sudah cukup lama , Bank ANDA dapat memberikan kurs valuta asing yang cukup kompetitif. Jaringan cukup luas Seluruh cabang Bank ANDA siap melayani transfer valas ke seluruh penjuru dunia , hubungi Bank ANDA cabang terdekat. Didukung Teknologi Canggih Menggunakan fasilitas melalui SWIFT, transfer valas dapat dilaksanakan secara elektronik dengan cepat dan aman. Dan saat ini Bank Anda bisa menjalankan transaksi Kliring Lokal dalam mata uang US$ yaitu melalui program USD Direct Settlement yang bekerja sama dengan BCA dan Bank Mandiri. Adapaun kelebihan program ini adalah cepat , aman dan murah, artinya : - Beneficiary bisa menerima uang pada hari yang sama - Biaya murah CLEAN COLLECTION / INKASO Customer yang mempunyai tagihan berupa surat berharga seperti TC, wesel / drafts, check yang tertariknya adalah bank di luar negeri, apabila minta kepada Bank ANDA untuk melakukan penagihan dengan menyerahkan surat surat berharga tersebut kepada Bank ANDA untuk ditagihkan. Dalam hal ini Bank ANDA bertindak sebagai remitting bank, melakukan penagihan dengan cara mengirimkan surat surat berharga tersebut kepada bank tertarik di luar negeri untuk mendapatkan pembayaran, dan dalam transaksi ini Bank ANDA tidak menjamin pembayaran (tetapi pembayaran tergantung bank tertarik di luar negeri). Jenis mata uang yang bisa di inkaso • US Dollar • Singapore Dollar • Hongkong Dollar JASA PEMBAYARAN PAJAK IMPOR Dalam kurun waktu empat tahun ini transaksi pembayaran pajak impor juga berkembang dengan baik , dan terus mengalami peningkatan dengan data sebagai berikut : tahun 2009 bagian ekspor impor memproses transaksi sebanyak 829 items, dan 905 items di tahun 2010, dan 1074 items tahun 2011 serta sejumlah 1.118 items di tahun 2012. Diperkirakan tahun 2013 dan tahun tahun mendatang akan semakin meningkat SKBDN Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri atau lokal L/C adalah suatu jaminan yang diberikan oleh Bank ANDA kepada nasabahnya (applicant) dalam rangka untuk membiayai pembelian barang atau bisa untuk membiayai pembelian bahan baku dalam rangka kegiatan ekspor barang.
SURABAYA & SIDOARJO Kantor Cabang : • Jl. Bongkaran No. 28-30, Telp. (031) 3540909 (Hunting) Fax. (031) 3542030 • Jl. Pucang Anom Timur No. 19, Telp. (031) 50253325025335 Fax. (031) 5025334 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. Tanjung Anom I No. 17, Telp. (031) 5468090-94-95, Fax. (031) 5341954 • Jl. Pasar Kembang No. 35, Telp. (031) 5326015-82-86, Fax. (031) 5326014 • Komplek Pertokoan Surya Inti C1-C2, Jl. HR. Muhammad, Telp. (031) 7345683, Fax. (031) 7345685 • Komplek Pertokoan Rungkut Megah D2-D3, Jl. Raya Rungkut No. 5, Telp. (031) 8709277- 526, Fax. (031) 8709277 • Jl. A. Yani No. 40 D, Telp. (031) 8924415-17, Fax. (031) 8921561 MALANG & LAWANG Kantor cabang : • Jl. Jend. Basuki Rahmat No. 16, Telp. (0341) 327891 (Hunting), Fax. (0341) 328130 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. Ahmad Yani No. 20 J Blimbing, Telp. (0341) 471081-82 Fax. (0341) 471081 • Jl. M.H. Thamrin No. 19 C Lawang, Telp. (0341) 426715-16 Fax. (0341) 426715 Kantor Kas : • Pert. Malang Plaza Lt. 1B/142-143, Jl. K.H. Agus Salim 26-28, Telp. (0341) 327092 JAKARTA Kantor Cabang : • Jl. Hayam Wuruk No. 106 B-C, Jakarta, Telp. (021) 2601333 (Hunting), Fax. (021) 2601314 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. Raya Barat Boulevard LC 6 Kav.65 Kelapa Gading, Telp. (021) 4533677-78, Fax. (021) 4524592 • Ruko Merdeka, Jl. Merdeka No. 21 Tangerang, Telp. (021) 5524398-5581484, Fax. (021) 5581078 Kantor Kas : • Jl. Siliwangi no 8, Ruko Ogie Plaza, Pamulang Blok C no. 9, Tangerang - Telp. (021) 7493740
BANDUNG Kantor Cabang : • Jl. Braga No. 104 - Bandung, Telp. (022) 4239677 (Hunting), Fax. (022) 4239650 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. Lengkong Kecil No. 45, Telp. (022) 4224545 (Hunting), Fax. (022) 4221325 • Ruko ITC Kosambi A6-A7, Jl. Baranangsiang No. 8, Telp. (022) 4215858 (Hunting), Fax. (022) 4215757 Kantor Kas : • Melinda Hospital, Jl. Padjajaran No. 46 - Bandung, Telp / Fax. 022-4266482 SEMARANG Kantor Cabang : • Jl. Depok 26 C-D, Telp. (024) 3554676-79, Fax. (024) 3517481 Kantor Kas : • Sultan Agung no. 63 Kav. 2, Telp. (024) 8502161, Fax. (024) 8506542 DENPASAR, KLUNGKUNG, TABANAN Kantor Cabang : • Jl. Thamrin No. 43, Telp. (0361) 427611 (Hunting), Fax. (0361) 426659 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. Nakula No. 14 Semarapura (Klungkung), Telp. (0366) 21330, Fax. (0366) 21330 • Jl. Gajah Mada No. 84 Tabanan, Telp. (0361) 814817-811574 MATARAM, PRAYA, BERTAIS, AMPENAN Kantor Cabang : • Jl. Pejanggik No. 109 Cakranegara, Telp. (0370) 621666 (Hunting), Fax. (0370) 622110 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. AA. Gde Ngurah Rai No. 7 Cakranegara, Telp. (0370) 632514-634685 • Pertokoan Baru Pasar Induk Bertais Blok A No. 12, Telp. (0370) 671272-671242-672272 • Jl. Yos Sudarso No. 60 Ampenan, Telp. (0370) 624855624666-624660 • Jl. Airlangga (Kompleks Airlangga Square B 1), Telp. (0370) 649159-161 Kantor Kas : • Jl. Panglima Sudirman No. 87 Praya Mataram, Telp. (0370) 654592-654597- 654638
| P T. B A N K A N TA R D A E R A H
Halaman Sengaja dikosongkan
LAMPIRAN PENGUNGKAPAN SESUAI S.E. BANK INDONESIA NOMOR 14/35/DPNP 2012 & LAPORAN AUDITOR INDEPENDENT PERIODE TAHUN 2013
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
P T. B A N K A N TA R D A E R A H
Head Office Jl. Bongkaran 28 - 30 Surabaya Telp : 031 - 3540909 www. bankanda.co.id
PT Bank Antardaerah Laporan Keuangan beserta Laporan Auditor Independen Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012/ Financial Statements with Independent Auditors’ Report Years Ended December 31, 2013 and 2012
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH LAPORAN KEUANGAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
Daftar Isi
PT BANK ANTARDAERAH FINANCIAL STATEMENTS WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT YEARS ENDED DECEMBER 31, 2013 AND 2012
Halaman/ Page
Table of Contents
Directors’ Statement Letter
Surat Pernyataan Direksi
Independent Auditors’ Report
Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan .....................................
1-2
............................ Statements of Financial Position
Laporan Laba Rugi Komprehensif .........................
3
................. Statements of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas ..................................
4
.......................... Statements of Changes in Equity
Laporan Arus Kas ..................................................
5
..................................... Statements of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan ...........................
6-64
......................... Notes to the Financial Statements
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH LAPORAN POSISI KEUANGAN Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT BANK ANTARDAERAH STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION As of December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
2013
2012
ASET
ASSETS
Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain
2c,2e,4,30
49.727.853
26.980.760
Cash
2c,2e,2j 5,30
120.525.245
100.588.572
Demand deposits with Bank Indonesia
2c,2e,2j 2n,6,30
43.381.698
24.495.169
Demand deposits with other banks
76.987.705
144.573.791
Placements with Bank Indonesia and other banks net of allowance for impairment losses of Rp Nil as of December 31, 2013 and Rp 2,225,092 as of December 31, 2012
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp Nihil pada 31 Desember 2013 dan Rp 2.225.092 pada 31 Desember 2012
2c,2e,2k 2n,7,30
Efek-efek
2e,2l,2n 8,30
241.798.942
128.209.029
Securities
2c,2e,2l,2n 9,30
78.310.695
65.773.404
Government bonds
5.165.416 1.066.815.250
2.558.470 922.610.992
Loans net of allowance for impairment losses of Rp 9,427,688 as of December 31, 2013 and Rp 9,432,190 as of December 31, 2012 Related parties Third parties
6.000
6.000
Investment in shares
90.818.682
91.271.410
Fixed assets net of accumulated depreciation of Rp 37,339,764 as of December 31, 2013 and Rp 35,439,075 as of December 31, 2012
2y,18c
1.977.544
1.781.422
Deferred tax assets
2e,2p,2q,13
24.554.789
20.907.183
Other assets
1.800.069.819
1.529.756.202
TOTAL ASSETS
Obligasi pemerintah Kredit yang diberikan setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 9.427.688 pada 31 Desember 2013 dan Rp 9.432.190 pada 31 Desember 2012 Pihak berelasi Pihak ketiga Investasi dalam saham Aset tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 37.339.764 pada 31 Desember 2013 dan Rp 35.439.075 pada 31 Desember 2012 Aset pajak tangguhan Aset lain-lain JUMLAH ASET
2c,2d,2e,2m 2n,10,29,30
2e,11,30 2o,12
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
The accompanying notes are an integral part of these financial statements
1
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT BANK ANTARDAERAH STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (continued) As of December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
2013
2012
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS Liabilitas segera Simpanan nasabah:
LIABILITIES 2c,2f,2r,14,30
11.100.433
7.532.094
2c,2d,2f,2s 15,29,30
Obligation due immediately Deposits from customers:
Giro Pihak berelasi Pihak ketiga
4.246.760 268.653.757
9.481.333 235.506.284
Demand deposits Related parties Third parties
Tabungan Pihak berelasi Pihak ketiga
10.735.538 297.021.407
13.931.030 301.374.399
Saving deposits Related parties Third parties
Deposito berjangka Pihak berelasi Pihak ketiga
17.121.764 918.851.887
36.647.071 689.346.804
Time deposits Related parties Third parties
2f,2t,16,30
53.785.364
31.209.291
Deposits from other banks
2y,18a
2.144.669
2.354.545
Taxes payable
2f,2u,17,19,30
11.091.877
9.531.662
Other liabilities
1.594.753.456
1.336.914.513
TOTAL LIABILITIES
Simpanan dari bank lain Utang pajak Liabilitas lain-lain JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal saham Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual - bersih Surplus revaluasi aset tetap Laba ditahan JUMLAH EKUITAS
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
EQUITY 2v,20
2o,12
100.250.000
100.250.000
Capital stock
86.370 62.114.663 30.390.656
Unrealized gains (losses) on changes in fair value of available for sale financial assets - net Surplus on revaluation of fixed assets Retained earnings
205.316.363
192.841.689
TOTAL EQUITY
1.800.069.819
1.529.756.202
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
(4.077.353) 61.178.225 47.965.491
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
The accompanying notes are an integral part of these financial statements
2
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT BANK ANTARDAERAH STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
2013
2012
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan dan beban bunga Pendapatan bunga Beban bunga
OPERATING INCOME AND EXPENSES 2w,21 2w,21,32
Interest income and expense Interest income Interest expense
160.453.298 (77.858.581)
135.210.251 (67.957.541)
82.594.717
67.252.710
Interest income - net
9.474.690
8.818.706
Fees and commissions earned
92.069.407
76.071.416
Trading income - net
294.286 2.140.032 2.102.611
505.107 1.942.809 2.529.922
Other operating income Net income from other financial instruments at fair value through profit or loss Other operating income Other income
4.536.929
4.977.838
Total other operating income
(42.382.733) (3.277.958) (4.312.478) (24.742.129)
(37.184.856) (3.333.207) (3.858.719) (21.740.189)
Other operating expenses Salaries and allowances expenses Lease expenses Depreciation and amortization expenses Other expenses
(74.715.298)
(66.116.971)
Total other operating expenses
21.891.038
14.932.283
NET OPERATING INCOME
490.644
333.632
Non-operating income - net
22.381.682
15.265.915
INCOME BEFORE TAX BENEFIT (EXPENSE)
(5.939.407) 196.122
(4.416.354) 496.690
Tax benefit (expense): Current Deferred
Beban pajak - bersih
(5.743.285)
(3.919.664)
Tax expense - net
LABA TAHUN BERJALAN
16.638.397
11.346.251
Pendapatan bunga - bersih Pendapatan provisi dan komisi
2x,22
Pendapatan usaha - bersih Pendapatan operasional lainnya Pendapatan bersih dari instrumen keuangan lain pada nilai wajar melalui laba rugi Pendapatan operasi lain Pendapatan lain-lain
23
Jumlah pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya Beban gaji dan tunjangan Beban sewa Beban penyusutan dan amortisasi Beban lain-lain
25 26 26 26
Jumlah beban operasional lainnya LABA OPERASIONAL BERSIH Pendapatan non-operasional - net
27,28
LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK Manfaat (beban) pajak: Kini Tangguhan
2y,18b
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN SETELAH PAJAK Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual - bersih Surplus (realisasi) revaluasi aset tetap 2o,12 JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
INCOME FOR THE YEAR OTHER COMPREHENSIVE INCOME AFTER TAX
(4.163.723)
41.800
(936.438)
62.114.663
Unrealized gains (losses) on changes in fair value of available for sale financial assets - net Surplus (released) on revaluation of fixed assets
73.502.714
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR
11.538.236
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
The accompanying notes are an integral part of these financial statements
3
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas aset keuangan dalam kelompok Surplus tersedia untuk (realisasi) dijual - bersih/ revaluasi Unrealized aset tetap/ gains (losses) Surplus on available for (released) on sale of financial revaluation of assets - net fixed assets
Modal saham/ Capital stock
Saldo per 31 Desember 2011
PT BANK ANTARDAERAH STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
100.250.000
44.570
Laba ditahan/ Retained earnings
-
19.044.405
Jumlah/ Amount
119.338.975
Balance as of December 31, 2011
Keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual - bersih
-
41.800
-
-
41.800
Unrealized gains on changes in fair value of available for sale financial assets - net
Surplus revaluasi aset tetap
-
-
62.114.663
-
62.114.663
Surplus on revaluation of fixed assets
Laba bersih tahun berjalan
-
-
-
11.346.251
11.346.251
Net income for the year
100.250.000
86.370
62.114.663
30.390.656
192.841.689
Balance as of December 31, 2012
Saldo per 31 Desember 2012 Kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual - bersih
-
Perubahan surplus revaluasi aset tetap
-
-
Laba bersih tahun berjalan
-
-
Saldo per 31 Desember 2013
100.250.000
(4.163.723)
(4.077.353)
-
-
(4.163.723)
Unrealized losses on changes in fair value of available for sale financial assets – net
936.438
-
Mutation of surplus on revaluation of fixed assets
-
16.638.397
16.638.397
Net income for the year
61.178.225
47.965.491
205.316.363
Balance as of December 31, 2013
(936.438)
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
The accompanying notes are an integral part of these financial statements
4
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH LAPORAN PERUBAHAN ARUS KAS Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH STATEMENTS OF CASH FLOWS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
2013
2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan bunga, provisi dan komisi Pembayaran bunga Pendapatan operasional lainnya Beban operasional yang dibayar Pendapatan non-operasional Pembayaran beban non-operasional Pembayaran pajak
223.576.420 (131.597.632) 4.536.929 (69.618.331) 1.331.697 (1.104.434) (6.730.300)
Arus kas sebelum perubahan dalam aset dan liabilitas operasi
20.394.349
Penurunan (kenaikan) dalam aset operasi: Kredit yang diberikan Tagihan akseptasi Aset lain-lain
197.891.674 (122.854.912) 4.541.517 (60.271.229) 742.415 (791.952) (11.107.877)
8.149.636
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Interest, fees and commissions received Interest paid Other operating income received Operating expenses paid Non-operating income Non-operating expenses paid Tax payment Cash flows before changes in operating assets and liabilities
(146.811.203) (2.216.899)
(105.573.479) 4.142.118 (1.596.618)
Decrease (increase) in operating assets: Loans Acceptance receivables Other assets
Kenaikan (penurunan) dalam liabilitas operasi: Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Pinjaman yang diterima Utang pajak Liabilitas segera Liabilitas lain-lain
230.344.192 22.576.073 (3.828) 581.017 2.228.251 779.554
116.551.024 (7.969.807) (55.469) 693.023 (2.613.319) 1.239.614
Increase (decrease) in operating liabilities: Deposits from customers Deposits from other banks Borrowing Taxes payable Obligation due immediately Other liabilities
Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi
127.871.506
12.966.723
Net cash flows provided by operating activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Placements with Bank Indonesia and other banks Acquisition of fixed assets Sale of fixed assets Decrease of securities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Pembelian aset tetap Penjualan aset tetap Penurunan efek-efek
(3.954.964) 358.595 (130.290.928)
180.712.281 (4.140.021) 403.685 (56.981.804)
Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
(133.887.297)
119.994.141
Net cash flows provided by (used in) investing activities
(6.015.791)
132.960.864
Net increase (decrease) in cash and cash equivalents
Kas dan setara kas pada awal tahun
296.638.292
163.677.428
Cash and cash equivalents at beginning of year
Kas dan setara kas pada akhir tahun
290.622.501
296.638.292
Cash and cash equivalents at end of year
49.727.853 120.525.245 43.381.698
26.980.760 100.588.572 24.495.169
76.987.705
144.573.791
Cash and cash equivalents consists of: Cash Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks
290.622.501
296.638.292
Total cash and cash equivalents
Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas
Kas dan setara kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Jumlah kas dan setara kas
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
The accompanying notes are an integral part of these financial statements
5
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM a.
1.
Pendirian Bank dan informasi umum
GENERAL a.
The establishment of the Bank and general
PT Bank Antardaerah ("Bank"), berdomisili di Surabaya, didirikan pada tanggal 17 Maret 1958 berdasarkan akta notaris Anwar Mahayudin, SH, No. 30. Akta pendirian ini disahkan oleh Kementerian Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 17 tanggal 5 Maret 1958 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. J.A.5/113/7 tanggal 23 Nopember 1958.
PT Bank Antardaerah (the "Bank"), domiciled in Surabaya, was established on March 17, 1958 based on Notarial Deed No. 30 of Anwar Mahayudin, SH. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. 17 dated March 5, 1958 and was published in supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia No. J.A.5/113/7 dated November 23, 1958.
Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 23 Nopember 1958. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, Bank beroperasi secara komersial. Bank memperoleh ijin usaha sebagai bank komersial yang diberikan oleh Kementerian Keuangan No. J.A.5/113/7 pada tanggal 23 Nopember 1958. Bank juga memperoleh ijin kegiatan usaha sebagai bank devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 25/74/KEP/DIR pada tanggal 16 Oktober 1992. Bank melakukan usaha di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku di Indonesia.
The Bank started its commercial operations on November 23, 1958. In accordance with article 3 of the Bank's Article of Association, the Bank operates as a commercial bank. The Bank obtained the license as a commercial bank under the Decision Letter of Minister of Finance No. J.A.5/113/7 dated November 23, 1958. The Bank also obtained a license to engage in foreign exchange activities based on the Decision Letter of the Monetary Council of Bank Indonesia No. 25/74/KEP/DIR dated October 16, 1992. The Bank is engaged in banking activities and other financial services in accordance with the regulations prevailing in Indonesia.
Anggaran dasar Bank telah diubah beberapa kali, dengan perubahan terakhir, berdasarkan akta notaris Imam Sudjono Hermanto, SH, No. 36 tanggal 21 Desember 2009, notaris di Surabaya, sehubungan dengan perubahan modal Bank dasar, ditempatkan dan disetor penuh. Akta tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat No. AHU-AH.01.10-01966 tanggal 25 Januari 2010.
The Bank's articles of association have been amended several times, with the latest amendment, based on Notarial Deed No. 36 of Imam Sudjono Hermanto, SH, notary in Surabaya, dated December 21, 2009, in connection with the changes of the Bank's authorized, issued and fully paid-up capital. The deed has been approved by Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia based on the letter No. AHUAH.01.10-01966 dated January 25, 2010.
Kantor pusat Bank berlokasi Jl. Bongkaran No. 28-30 Surabaya. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank memiliki kantor cabang dan perwakilan sebagai berikut:
The Bank's Jl. Bongkaran December 31, branches and follows:
2013 Kantor pusat Cabang Cabang pembantu Kantor kas
head office is located at No. 28-30 Surabaya. As of 2013 and 2012, the Bank has representative offices are as
2012 1 8 17 5
1 8 17 5
Head office Branches Supporting branches Cash offices
The branches, supporting branches and cash offices are located in various major business center throughout Java, Lombok and Bali.
Cabang, cabang pembantu dan kantor kas berlokasi di berbagai pusat bisnis di Pulau Jawa, Lombok dan Bali.
6
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan) b.
Dewan komisaris dan direksi
Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Pemasaran Direktur Kepatuhan Direktur Operasional
c.
1.
b.
Boards of commissioners and directors
2013
2012
Ahadiat Wargana Yudo Sutanto Edy Prayitno ***) Imbang Setiamihardja
Ahadiat Wargana Yudo Sutanto Edy Prayitno *) Imbang Setiamihardja
Bujung R. Hanani Tang Amir Argo Budi Tjahjono Rachmat Otojo
Bujung R. Hanani Tang Amir Argo Budi Tjahjono Rachmat Otojo
Komite audit
Ketua Anggota Anggota
GENERAL (continued)
c.
Boards of Commissioners President Commissioner Commissioner Commissioner Commissioner Boards of Directors President Director Marketing Director Compliance Director Operational Director
Audit committee
2013
2012
Imbang Setiamihardja ****) Anggraini Agus Subiyantara
Dodu Blasyus **) Anggraini Agus Subiyantara
Chairman Member Member
*) **) ***)
Berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia/Will became effective after obtaining approval from Bank Indonesia. Mengundurkan diri sejak tanggal 23 Oktober 2012/Resigned since October 23, 2012. Telah efektif sejak tanggal 23 Januari 2013 melalui Surat Bank Indonesia tanggal 2 Januari 2013 No. 15/2/GBI/DPIP/Rahasia/ Has become effective since January 23, 2013 by Bank Indonesia’s letter dated January 2, 2013 No. 15/2/GBI/DPIP/Rahasia. ****) Telah efektif sejak tanggal 23 Januari 2013 melalui Surat Keputusan Direksi PT Bank Antardaerah No. 55/01/Kep.Dir/2013/ Has become effective since January 23, 2013 by Director’s decision letter of PT Bank Antardaerah No. 55/01/Kep.Dir/2013.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN
AKUNTANSI
YANG
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Kebijakan akuntansi yang signifikan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah seperti dijabarkan di bawah ini:
The significant accounting policies adopted in preparing the financial statements are set out below:
a.
a.
Dasar penyusunan laporan keuangan
Basis for statements
preparation
of
financial
Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK”) termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”) 2008.
The financial statements have been prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards (“SAK”), which comprise the Statements and Interpretations issued by the Financial Accounting Standards Board of the Indonesian Institute of Accountants (“DSAK”) which include the Accounting Guidelines for Indonesian Banking Industry (“PAPI”) 2008.
Laporan keuangan disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.
The financial statements are prepared in accordance with the Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) No. 1 (Revised 2009), “Presentation of Financial Statements”.
7
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) a.
b.
Dasar penyusunan (lanjutan)
AKUNTANSI
laporan
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) a.
of
financial
Dasar penyusunan laporan keuangan Bank, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan Bank disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masingmasing akun tersebut.
The financial statements, except for the statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the financial statements is the Indonesian Rupiah (IDR). The measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the basis described in related accounting policies of those accounts.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
The statements of cash flows are prepared using the modified direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities. Cash and cash equivalents consist of cash, demand deposits with Bank Indonesia and other banks, placements with Bank Indonesia and other banks and Certificates of Bank Indonesia (SBI) with maturities of three months or less from the date of placements and not pledged nor restricted.
Perubahan kebijakan pengungkapan
akuntansi
dan
b.
Changes in disclosures
accounting
policies
and
The accounting policies adopted in the preparation of the financial statements are consistent with those made in the preparation of the financial statements for the year ended December 31, 2012, except for the adoption of several amended SAKs which were effective starting on January 1, 2013 as disclosed in this Notes to the Financial Statements.
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2013 seperti yang diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan ini. c.
Basis for preparation statements (continued)
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
c.
Foreign balances
currency
transactions
and
Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Reuters pada pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).
The financial statements are presented in Indonesian Rupiah. Transactions during the year involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At statements of financial position date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to Rupiah by Reuters middle rates as of 16.00 hours Western Indonesian Time.
Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun yang bersangkutan.
The resulting gains or losses are credited or charged to current year of statements of comprehensive income.
8
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) c.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) c.
2013
d.
transactions
and
The prevailing Reuters’ middle rates as of December 31, 2013 and 2012 at 16.00 hours Western Indonesian Time are as follows (full amount):
Kurs tengah Reuters pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 pukul 16.00 WIB adalah sebagai berikut (dalam nilai penuh):
Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Dolar Australia Euro Dolar Hongkong Pound Sterling Yen Ren Min Bie China
Foreign currency balances (continued)
2012
12.170,00 9.622,08 10.855,65 16.759,31 1.569,54 20.110,93 115,75 2.010,27
Transaksi dengan pihak berelasi
9.637,50 7.878,60 10.007,10 12.731,62 1.243,26 15.514,93 111,73 1.546,88
d.
United States Dollars Singapore Dollars Australian Dollars Euro Hongkong Dollars Pound Sterling Yen China Ren Min Bie
Transactions with related parties
Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang digunakan sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”:
The Bank entered into transactions with related parties. The definition of related parties used is in accordance with PSAK No. 7 (Revised 2010) “Related Party Disclosures” as:
a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; ii. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau iii. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
a. A person or a close member of the person’s family is related to a reporting entity if that person: i. Has control or joint control over the reporting entity;
b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain); ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya); iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama; iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga;
b. An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies:
ii. Has significant influence over the reporting entity; or iii. Is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
i.
The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow is related to the others);
ii. One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member); iii. Both entities are joint ventures of the same third party; iv. One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity;
9
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) d.
e.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
Transactions (continued)
with
related
parties
v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor; vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a); vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
v. The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity;
Jenis transaksi dan saldo dengan pihak berelasi, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
The nature of transactions and balances of accounts with related parties, are disclosed in the notes to the financial statements.
vi. The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a); vii. A person identified in (a)(i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).
Aset keuangan i.
e.
Financial assets i.
Aset keuangan (selain sukuk)
Financial assets (other than sukuk)
Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
The Bank applied PSAK No. 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation”, PSAK No. 55 (Revised 2011), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” and PSAK No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”.
PSAK No. 50 (Revisi 2010) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.
PSAK No. 50 (Revised 2010) contains the requirements for the presentation of financial instruments and identifies the information that should be disclosed. The presentation requirements apply to the classification of financial instruments, from the perspective of the issuer, into financial assets, financial liabilities and equity instruments; the classification of related interest, dividends, losses and gains; and the circumstances in which financial assets and financial liabilities should be offset. This PSAK requires the disclosures of, among others, information about factors that affect the amount, timing and certainty of an entity’s future cash flows relating to financial instruments and the accounting policies applied to those instruments.
10
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) e.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Aset keuangan (lanjutan) i.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Financial assets (continued) i.
Aset keuangan (selain sukuk) (lanjutan)
Financial assets (continued)
(other than
sukuk)
PSAK No. 55 (Revisi 2011) menetapkan prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitias keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. PSAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.
PSAK No. 55 (Revised 2011) establishes the principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items. This PSAK provides the definitions and characteristics of derivatives, the categories of financial instruments, recognition and measurement, hedge accounting and determination of hedging relationships, among others.
PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan tambahan atas pengukuran nilai wajar dan risiko likuiditas. Pengukuran nilai wajar terkait pos yang dicatat pada nilai wajar disajikan berdasarkan sumber input dengan menggunakan tiga tingkatan hirarki nilai wajar untuk setiap kelas instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar. Sebagai tambahan, PSAK ini mewajibkan rekonsiliasi antara saldo awal dan akhir untuk pengukuran nilai wajar tingkat 3, demikian pula pengungkapan transfer antar tingkatan dalam hirarki nilai wajar. PSAK ini juga menjelaskan lebih lanjut persyaratan pengungkapan risiko likuiditas transaksi derivatif dan aset yang digunakan untuk pengelolaan likuiditas. Pengungkapan pengukuran nilai wajar diungkapkan pada Catatan 30. Pengungkapan risiko likuiditas tidak terpengaruh secara signifikan oleh PSAK ini dan diungkapkan pada Catatan 33.
PSAK No. 60 requires additional disclosures about fair value measurement and liquidity risk. Fair value measurements related to items recorded at fair value are to be disclosed by source of inputs using the three level fair value hierarchy, by class, for all financial instruments recognized at fair value. In addition, a reconciliation between the beginning and ending balance for level 3 fair value measurements is now required, as well as significant transfers between levels in the fair value hierarchy. The PSAK also clarifies the requirements for liquidity risk disclosures with respect to the derivative transactions and assets used for liquidity management. The fair value measurement disclosures are presented in Note 30. The liquidity risk disclosures are not significantly impacted by the PSAK and are presented in Note 33.
Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga tanggal jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Aset keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajar, dan dalam hal aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Financial assets within the scope of the PSAK No. 55 (Revised 2011) are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held to maturity investments and available for sale financial assets. Financial assets are recognized initially at fair value, and in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs.
11
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) e.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Aset keuangan (lanjutan) i.
e.
Bank
Financial assets (continued) i.
Aset keuangan (selain sukuk) (lanjutan) Aset keuangan sebagai berikut:
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
Financial assets (continued)
(other than
sukuk)
The Bank’s financial assets are classified as follows:
diklasifikasikan
Dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk dijual Pinjaman yang diberikan dan piutang
Held to maturity Available for sale Loans and receivables
Dimiliki hingga jatuh tempo
Held to maturity
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo hanya jika investasi tersebut memiliki pembayaran yang tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan.
Financial assets are classified as held to maturity investment only if these investments have fixed or determined payments and their maturity date has been determined and the Bank has the positive intention and ability to hold such financial assets to maturity. Held to maturity investments are initially measured at fair value plus transaction costs which are attributable directly to the acquisition of the financial assets.
Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai yang ada.
After initial recognition, held to maturity investments are measured at amortized cost, using effective interest rate method less any impairment losses.
Tersedia untuk dijual
Available for sale
Aset keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo, diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, atau pinjaman yang diberikan dan piutang, diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan yang tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah itu, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dan dicatat pada nilai wajar.
Financial assets that are not classified as held to maturity, measured at fair value through profit or loss, or loans and receivables, are classified as available for sale. Available for sale financial assets are initially measured at fair value plus any directly attributable transaction costs. Subsequently, available for sale financial assets are measured and recorded at fair value.
12
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) e.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Aset keuangan (lanjutan) i.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Financial assets (continued) i.
Aset keuangan (selain sukuk) (lanjutan)
Financial assets (continued)
(other than
sukuk)
Tersedia untuk dijual (lanjutan)
Available for sale (continued)
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter, yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di ekuitas, direklas ke laporan laba rugi komprehensif.
Gains and losses arising from changes in fair value are recognized in equity with the exception of impairment losses, interest calculated using the effective interest method and foreign exchange gains and losses in monetary assets, which are recognized in statements of comprehensive income. When the investment is disposed of or is determined to be impaired, the cumulative gain or loss previously recognized in equity, is reclassified to statements of comprehensive income.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Loans and receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan ini diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya dinyatakan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok ini disajikan sebagai pendapatan keuangan dalam laporan laba rugi komprehensif.
These financial assets are initially recognized at fair value plus transaction costs and subsequently carried at amortized cost using the effective interest rate method. Interest income from this financial assets classification is presented as financial income in the statements of comprehensive income.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif.
In the case of impairment, the impairment loss is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loans and receivables and recognized in the statements of comprehensive income.
Metode suku bunga efektif
Effective interest method
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga dan beban bunga selama periode yang relevan.
The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial instrument and of allocating interest income and interest expense over the relevant period.
13
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) e.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Aset keuangan (lanjutan) i.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Financial assets (continued) i.
Aset keuangan (selain sukuk) (lanjutan)
Financial assets (continued)
(other than
sukuk)
Metode suku bunga efektif (lanjutan)
Effective interest method (continued)
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts (including all commissions and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or, where appropriate, a shorter period to the net carrying amount from financial assets on initial recognition.
Perhitungan dari suku bunga efektif termasuk semua fee dan pembayaran atau penerimaan poin yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Biaya transaksi termasuk biaya incremental yang secara langsung berkaitan dengan akuisisi atas penerbitan aset atau liabilitas keuangan.
The calculation of the effective interest rate includes all fees and points paid or received which are integral parts of the effective interest rate. Transaction costs include incremental cost which is directly attributable to the acquisition or issuance of financial assets or liabilities.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Derecognition of financial assets
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Bank mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Bank tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Bank mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar.
The Bank derecognizes a financial asset only and if only when the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or when it transfers the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Bank neither transfers nor retains substantially all the risks and rewards of ownership and continues to control the transferred asset, the Bank recognizes its retained interest in the asset and an associated liability for amounts it may have to pay.
Jika Bank memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Bank masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
If the Bank retains substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Bank continues to recognize the financial asset and also recognizes a collateralized borrowing for the proceeds received.
14
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) e.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Aset keuangan (lanjutan) ii.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Financial assets (continued) ii.
Investasi pada sukuk
Investment in sukuk
Bank menerapkan PSAK No. 110, Akuntansi Sukuk. PSAK 110 ini mengatur mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi sukuk ijarah dan sukuk mudharabah. Penerapan PSAK ini berlaku secara prospektif.
The Bank has applied PSAK No. 110, Accounting for Sukuk. PSAK 110 establishes the recognition, measurement, presentation and disclosures of sukuk ijarah and sukuk mudharabah transactions. Implementation of this PSAK is applied prospectively.
Pengakuan dan Pengukuran
Recognition and measurement
Sebelum pengakuan awal, Bank menentukan klasifikasi investasi pada sukuk berdasarkan tujuan investasi Bank. Klasifikasi investasi sukuk adalah biaya perolehan.
Before the initial recognition, the Bank determines the classification of investment in sukuk based on the purpose of Bank’s investment. The classification in sukuk investment is acquisition cost.
Apabila investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan utama untuk memperoleh arus kas kontraktual dan terdapat persyaratan kontraktual dalam menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya.
If the investment is held within a business entity that aims to acquire assets of contractual cash and there is a contractual requirement to determine the specific date of principal payments and/or the result.
Pada saat pengukuran awal, investasi dicatat sebesar biaya perolehan yang sudah termasuk biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, investasi sukuk ini diukur pada nilai perolehan yang diamortisasi. Selisih antara biaya perolehan dan nilai nominal diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu instrumen sukuk.
At the initial measurement, the investment is recorded at acquisition cost which already includes the transaction cost. After the initial recognition, the sukuk investment is measured on amortized cost. The difference between acquisition cost and nominal value is amortized using straight line method during the period of the sukuk instrument.
Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka Bank mengukur jumlah terpulihkannya. Jika jumlah terpulihkan lebih kecil daripada jumlah tercatat, maka Bank mengakui rugi penurunan nilai. Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang akan diperoleh dari pengembalian pokok tanpa memperhitungkan nilai kininya.
If there is an indication of impairment, then the Bank will measure the recoverable amount. If the recoverable amount is less than recorded amount, then the Bank will recognize the impairment losses. Recoverable amount represents the amount which will be recoverable from the principal repayment regardless of its present value.
Penyajian
Presentation
Pendapatan investasi dan beban amortisasi disajikan secara neto dalam laporan laba rugi komprehensif.
Investment income and amortization expense are presented in net amount in the statements of comprehensive income.
15
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) e.
g.
YANG
2.
Aset keuangan (lanjutan) ii.
f.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Financial assets (continued) ii.
Investasi pada sukuk (lanjutan)
Investment in sukuk (continued)
Reklasifikasi
Reclassification
Bank tidak dapat mengubah klasifikasi investasi, kecuali perubahan tujuan model usaha. Model usaha yang bertujuan untuk memperoleh arus kas kontraktual didasarkan pada tujuan investasi yang ditentukan oleh Bank. Arus kas kontraktual yang dimaksud adalah arus kas bagi hasil dan pokok dari sukuk mudharabah atau arus kas imbalan (consideration/ujrah) dari sukuk ijarah. Setelah pengakuan awal, jika arus kas aktual berbeda dengan tujuan investasi yang telah ditetapkan, maka Bank menelaah kembali konsistensi tujuan investasinya.
The Bank cannot change investment classification unless there is a change in the business model’s purpose. Business model that is intended to gain contractual cash flow is based on the investment purpose set by Bank. The underlying contractual cash flow is cash flow from revenue sharing and principal of sukuk mudharabah or benefit cash flow (consideration/ujrah) from sukuk ijarah. After initial recognition, if the actual cash flow differs from the investment purpose initially set by the Bank, then the Bank reconsiders the consequences of the revised investment purpose.
Liabilitas keuangan
f.
Financial liabilities
Liabilitias keuangan Bank diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi.
The Bank’s financial liabilities are classified as financial liabilities measured at amortized costs.
Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
After initial recognition, the Bank measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rate method.
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Derecognition of financial liabilities
Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Bank telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
The Bank derecognizes financial liabilities, when and only when, the Bank’s obligations are discharged, cancelled or expired.
Nilai wajar instrumen keuangan
g.
Fair value of financial instruments
Bank melakukan pengukuran nilai wajar atas instrumen keuangan yang dimilikinya berdasarkan hirarki berikut:
The Bank measures the fair value of the financial instruments owned based on the following hierarchy:
1. Harga kuotasi dalam pasar aktif untuk instrumen yang serupa. Untuk aset keuangan yang dimiliki, nilai wajar yang digunakan adalah bid price (harga penawaran). Sedangkan untuk liabilitas keuangan yang dimiliki, nilai wajar yang digunakan adalah ask price (harga permintaan). Jika instrumen keuangan tersebut tidak memiliki harga kuotasi di pasar aktif, maka digunakan teknik penilaian dalam menentukan nilai wajarnya.
1. Quoted market price in an active market for similar instruments. For financial assets owned, the fair value used is the bid price. For financial liabilities held, the fair value used is the ask price. If the financial instrument has no quoted price in an active market, then valuation techniques are used in determining the fair value.
16
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) g.
h.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Nilai wajar instrumen keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) g.
Fair value (continued)
of
financial
instruments
2. Teknik penilaian yang berdasarkan pada input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai menggunakan: harga kuotasi pada pasar aktif untuk instrumen yang serupa; harga kuotasi untuk instrumen serupa pada pasar yang dianggap kurang aktif; atau teknik penilaian dimana semua input yang signifikan didapatkan secara langsung atau tidak langsung dari data pasar yang diobservasi.
2. Valuation techniques by observable inputs. Include in this category are instrument assessed using: the quoted market prices in an active market for similar instruments; quoted prices for similar instruments in markets considered to be less active; or valuation techniques in which all significant inputs are obtained directly or indirectly from observed market data.
3. Teknik penilaian menggunakan input yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen dimana input untuk teknik penilaian yang digunakan tidak berdasarkan pada data yang dapat diobservasi dan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi memiliki dampak yang signifikan terhadap penilaian instrumen. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi untuk instrumen serupa dimana penyesuaian atau asumsi yang tidak dapat diobservasi secara signifikan diperlukan untuk menggambarkan perbedaan antara instrumen-instrumen yang ada.
3. Valuation techniques using unobservable inputs. Include in this category are all instruments in which the inputs to valuation techniques used are not by observable data and the use of unobservable inputs has a significant impact on the assessment of the instrument. Include in this category are instruments which are valued at quoted price for similar instruments where adjustments or significant unobservable assumptions are necessary to describe the differences between existing instruments.
Reklasifikasi aset keuangan
h.
Reclassification of financial assets The Bank is not allowed to perform reclassification of financial assets from or to a group of financial assets measured at fair value through profit or loss or loans and receivables. The Bank is only permitted to reclassify financial assets from available for sale to held to maturity (or vice versa). For financial assets held to maturity, if the reclassification is greater than insignificant amount, then the remaining held to maturity investments must be reclassified as available for sale (tainting rule). If there is reclassification from held to maturity to available for sale, the financial assets will be measured at fair value and the difference between fair value and carrying amount should be recorded in equity.
Bank tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi aset keuangan dari atau ke kelompok aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Bank hanya dapat melakukan reklasifikasi atas aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo (atau sebaliknya). Untuk aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan, maka sisa investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasikan menjadi investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual (tainting rule). Apabila terdapat reklasifikasi dari klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo ke tersedia untuk dijual, maka aset keuangan tersebut akan dihitung nilai wajarnya dan selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat harus dicatat pada ekuitas.
17
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) i.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Saling hapus instrumen keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) i.
Financial assets and liabilities are off setting and the net amount reported in the financial statements if and only if, Bank:
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan keuangan jika dan hanya jika, Bank:
j.
saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain
j.
l.
has a legally enforceable right to offset the recognized amount; and
has an intention to settle on a net basis or realize the asset and settle the liability simultaneously.
Demand deposits with Bank Indonesia and other banks Demand deposits with Bank Indonesia are stated at amortized costs using effective interest rate. Demand deposits with other banks are stated at amortized costs using effective interest rate method net of allowance for impairment losses (Note 2e).
Giro pada Bank Indonesia disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan suku bunga efektif. Giro pada bank lain disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 2e). k.
Off setting financial instrument
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
k.
Placements with Bank Indonesia and other banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain adalah penanaman dana pada bank lain atau lembaga keuangan lainnya dalam bentuk Fine Tune Kontraksi (FTK), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), deposito berjangka, dan lain-lain.
Placements with Bank Indonesia and other banks are investments of the bank’s funds with other banks or other financial institutions in the form of Fine Tune Kontraksi (FTK), Bank Indonesia Deposit Facility (FASBI), time deposits, and others.
Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan suku bunga efektif. Penempatan pada bank lain disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 2e).
Placements with Bank Indonesia are stated at amortized costs using effective interest rate. Placements with other banks are stated at amortized costs using effective interest rate method net of allowance for impairment losses (Note 2e).
Efek-efek dan obligasi pemerintah
l.
Securities and government bonds At initial recognition, securities and government bonds are measured at fair value plus transaction costs which are directly attributable to the acquisition of securities and government bonds, and subsequent measurement is done by classification of securities and government bonds into groups of certain financial assets net of allowance for impairment losses (Note 2e).
Efek-efek dan obligasi pemerintah pada saat pengakuan awal diukur sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan efek-efek dan obligasi pemerintah, dan selanjutnya pengukuran dilakukan berdasarkan klasifikasi efek-efek dan obligasi pemerintah ke dalam kelompok aset keuangan tertentu dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 2e).
18
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) l.
Efek-efek (lanjutan)
dan
AKUNTANSI obligasi
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
pemerintah
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) l.
Securities (continued)
and
government
bonds
Securities purchased under resale agreements are presented as asset and stated at the agreed resale price less the difference between the purchase price and the agreed resale price. The difference between the purchase price and the agreed resale price is amortized using the effective interest method as interest income over the year commencing from the acquisition date to the resale date.
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebagai aset sebesar harga jual kembali efek-efek yang disepakati dikurangi selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati tersebut diamortisasi dengan metode suku bunga efektif sebagai pendapatan bunga selama jangka waktu sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual kembali. m. Kredit yang diberikan
m. Loans
Kredit diakui sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 2e).
Loans are recognized at amortized costs using effective interest rate method net of allowance for impairment losses (Note 2e).
Untuk kredit yang direstrukturisasi, kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakui bila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi.
For restructured loans, loss which occurs from loan restructuring relating to the modification of terms is recognized if the present value of future cash receipts specified in terms of new loans, including receipts designated as interest or principal, is less than the value of loans recorded prior to restructuring.
Agunan digunakan untuk memitigasi risiko kredit dan kebijakan mitigasi risiko menentukan jenis agunan yang dapat diterima oleh Bank. Umumnya jenis agunan yang diterima Bank untuk memitigasi risiko kredit diantaranya adalah deposito berjangka, tanah dan bangunan, logam mulia, kendaraan bermotor, piutang, mesin dan persediaan barang.
Collateral is held to mitigate credit risk and risk mitigation policies determine the eligibility of collateral types. Typically, the Bank uses time deposits, land and buildings, gold, vehicles, account receivables, machines and inventories.
Umumnya agunan yang diperlukan dalam setiap pemberian kredit sebagai sumber terakhir pelunasan kredit (‘secondary source of credit repayment’) dan sebagai salah satu bentuk mitigasi risiko kredit. Sumber utama pelunasan kredit adalah dari hasil usaha debitur.
Generally, collateral is required for all credits extended as a secondary source of credit repayment and also as a form of credit risk mitigation. The primary source of credit repayment is the funds generated from business operations of the borrowers.
Kredit dihapuskan jika tidak ada peluang yang realistis untuk pengembalian masa datang dan semua agunan telah terealisasi atau sudah diambil alih oleh Bank.
Loans are written-off when there is no realistic prospect of future recovery and all collateral has been realized or has been transferred to the Bank.
19
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan)
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
m. Kredit yang diberikan (lanjutan)
m. Loans (continued) kepada
The criteria for loan write-off to debtors are as follows:
a. Kredit yang memiliki kualitas macet; b. Fasilitas kredit telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset sebesar 100% dari pokok kredit; c. Hapus buku dilakukan terhadap seluruh liabilitas kreditnya, sehingga penghapusbukuan tidak boleh dilakukan pada sebagian kreditnya (partial write-off); d. Telah dilakukan berbagai upaya penagihan dan pemulihan, namun tidak berhasil; e. Usaha debitur sudah tidak mempunyai prospek atau kinerja debitur buruk atau tidak ada kemampuan membayar.
a. “Loss” loans category; b. Loan facility has been provided with 100% provision from the loan principal;
Kriteria penghapusbukuan kredit debitur adalah sebagai berikut:
n.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
c. The write-offs are performed for all loan obligations, the loan obligations shall not be written-off partially; d. Collection and recovery efforts have been performed, but the results are unsuccessful; e. The debtors’ business has no prospect or performance is bad or they do not have the ability to repay the loan.
Penurunan nilai aset keuangan dan aset non-keuangan
n.
Impairment of financial assets and nonfinancial assets
Penurunan nilai aset keuangan
Impairment of financial assets
Pada setiap tanggal pelaporan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
At each reporting data the Bank assesses whether there is objective evidence that financial assets not carried at fair value throught profit or loss are impaired. Financial assets are impaired where there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been impacted.
Bukti objektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan; atau penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya.
The objective evidence of impairment could include: significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or breach of contract, such as a default or delinquency in interest or principal payments; or it becomes probable that the borrower will enter bankruptcy or financial reorganization; or significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost.
Estimasi periode antara peristiwa kerugian dan identifikasinya ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi.
The estimated period between an occurring loss and its identification is determined by management for each identified portfolio.
20
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) n.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Penurunan nilai aset keuangan dan aset non-keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) n.
Impairment of financial assets and nonfinancial assets (continued)
Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
Impairment of financial assets (continued)
Pertama kali Bank menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang signifikan secara individual. Penilaian individual dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang mengalami penurunan nilai. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif.
Initially the Bank assesses whether there is any objective evidence of impairment for financial asset whose balance is individually significant. The individual assessment is performed on the significant impaired financial asset. The insignificant impaired financial asset is included in group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed.
Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik untuk aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka akun atas aset keuangan tersebut akan masuk ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Akun yang penurunan nilainya telah dinilai secara individual, dan penurunan nilainya diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Bank states that there is no objective evidence of impairment for financial asset as individual, both for significant and insignificant amount, hence the account of financial asset will be included in a group of financial asset with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Accounts that are individually assessed for impairment, and for which an impairment loss is or continues to be recognized, are not included in a collective assessment of impairment.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara individual, jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi menggunakan cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika kredit yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
For the purpose of an evaluation of individual impairment, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows that is discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the statements of comprehensive income. If a loan has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate determined under the contract.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable.
21
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) n.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Penurunan nilai aset keuangan dan aset non-keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) n.
Impairment of financial assets and nonfinancial assets (continued)
Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
Impairment of financial assets (continued)
Dalam melakukan evaluasi penurunan nilai kredit, Bank menetapkan portofolio kredit menjadi 3 kategori, sebagai berikut:
In evaluating impairment of loans, the Bank establish loan portfolio into 3 categories, as follows:
a. kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan jika terjadi penurunan nilai akan berdampak cukup material bagi laporan keuangan. b. kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan. c. kredit yang direstrukturisasi.
a. loans that individually have a significant value and if there is an impairment will be materially affected to financial statement.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
The Bank establishes the loans that must be evaluated for impairment individually, if fulfill one of these criteria below:
a. kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti objektif penurunan nilai; atau b. kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan.
a. loans that individually have a significant value and have an objective evidence of the impairment; or b. restructured loans that individually have a significant value.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
The Bank establishes the loans that must be evaluated for impairment collectively, if fulfill one of these criteria below:
a. kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti objektif penurunan nilai; atau b. kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; atau c. kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.
a. loans that individually have a significant value but do not have an objective evidence of the impairment; or b. loans that individually have an insignificant value; or c. restructured loans that individually have an insignificant value.
Bank menerapkan statistical model analysis method dengan menggunakan data historis kerugian kredit secara tahunan dan mempertimbangkan hal-hal berikut ini dalam menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai kredit secara kolektif:
The Bank applied statistical model analysis method using historical loan loss data annually and taking into account the following in determining the allowance for collective impairment loan loss:
•
Data historis probability of default,
•
Historical trend of the probability of default,
•
Pertimbangan pengalaman manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang didasarkan pada pengalaman historis.
•
Management’s experienced judgement as to whether the current economic and credit conditions are such that the actual level of incurred losses is likely to be greater or less than that suggested by historical experience.
b. loans that individually have an insignificant value. c. restructured loans.
22
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) n.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Penurunan nilai aset keuangan dan aset non-keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) n.
Impairment of financial assets and nonfinancial assets (continued)
Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
Impairment of financial assets (continued)
Jika kredit tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan cara menjurnal balik cadangan penurunan nilai. Beban penurunan nilai terkait kredit yang diberikan diklasifikasikan ke dalam “pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”.
If loans are not collectible, these loans are written off by reverse allowance journal. The impairment charges related to loans are classified into “establishment of allowance of impairment”.
Sehubungan dengan kepatuhan terhadap Bank Indonesia, Bank menerapkan Peraturan Bank Indonesia No. 14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum” sebagai panduan untuk menghitung minimum cadangan kerugian penurunan nilai yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Related to compliance with Bank Indonesia, the Bank establishes Bank Indonesia regulation No. 14/15/PBI/2012 dated October 24, 2012 regarding “Assessment of Asset Quality of Commercial Bank” as a guide to calculate minimum allowance for impairment losses that should be established in accordance to the provision of Bank Indonesia.
Aset produktif terdiri dari giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, obligasi pemerintah dan komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit.
Earning assets consist of demand deposits in Bank Indonesia and other banks, placement in Bank Indonesia and other banks, securities, government bonds and commitment and contingencies that have credit risk.
Cadangan kerugian minimum yang harus dibentuk sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Allowance for impairment losses to be provided according to the Bank Indonesia regulation are as follows:
a) 1% dari aset produktif yang digolongkan Lancar, di luar penempatan pada Bank Indonesia, obligasi pemerintah, instrumen utang lain yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai;
a) 1% from earning assets that classified as Current, outside the placement in Bank Indonesia, government bonds, other debt instruments that issued by Government of Republic of Indonesia and earning asset that guaranteed as cash collateral;
b) 5% dari aset produktif yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus setelah dikurangi agunan;
b) 5% from earning assets that classified as Special Mention net of collateral;
c) 15% dari aset produktif yang digolongkan Kurang Lancar setelah dikurangi agunan;
c) 15% from earning assets that classified as Substandard net of collateral;
d) 50% dari aset produktif yang digolongkan Diragukan setelah dikurangi agunan; dan
d) 50% from earning assets that classified as Doubtful net of collateral;
e) 100% dari aset produktif yang digolongkan Macet setelah dikurangi agunan.
e) 100% from earning assets that classified as Loss net of collateral.
Kriteria penilaian nilai agunan yang dapat dikurangkan dalam pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.
Criteria for evaluation of collateral that can be minimized in the establishment of allowance for impairment losses in accordance with Bank Indonesia regulation.
23
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) n.
o.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Penurunan nilai aset keuangan dan aset non-keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) n.
Impairment of financial assets and nonfinancial assets (continued)
Penurunan nilai aset non-keuangan
Impairment of non-financial assets
Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit berdasarkan selisih antara nilai amortisasi (nilai tercatat) dan present value atas pembayaran liabilitas yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan tersebut menjadi probable).
The Bank determines allowance for impairment losses on commitments and contingencies with credit risk by the difference between the amortized amount (carrying amount) and the present value of any expected payment (when a payment under the guarantee has become probable).
Aset tetap
o.
Fixed assets
Bank menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”. Revisi PSAK No. 16 ini mengatur akuntansi tanah dan mencabut PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”. Penerapan PSAK revisi ini tidak berdampak terhadap laporan keuangan.
The Bank adopted PSAK No. 16 (Revised 2011), “Fixed Assets”. The revised PSAK No. 16 prescribes accounting for land and therefore, revoked PSAK No. 47, “Accounting the Land”. The adoption of the revised PSAK has no impact on the financial statements.
Sejak tahun 2012, tanah dan bangunan disajikan sebesar nilai wajar, berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh penilai independen eksternal, dikurangi penyusutan untuk bangunan. Penilaian atas aset tersebut dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa nilai wajar aset yang direvaluasi tidak berbeda secara material dengan jumlah tercatatnya. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi dieliminasi terhadap nilai tercatat bruto aset dan nilai netonya disajikan kembali sebesar sejumlah revaluasi aset. Sedangkan aset tetap berupa perlengkapan dan kendaraan bermotor dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Since 2012, land and buildings are shown at fair value, based on valuations performed by external independent valuers, less subsequent depreciation for buildings. Valuations are performed with sufficient regularity to ensure that the fair value of a revalued asset does not differ materially from its carrying amount. Any accumulated depreciation at the date of revaluation is eliminated against the gross carrying amount of the asset, and the net amount is restated to the revalued amount of the asset. While fixed assets such as equipments and vehicles stated at cost less accumulated depreciation.
Setiap surplus revaluasi dikreditkan ke akun surplus revaluasi di bagian ekuitas dari laporan posisi keuangan kecuali kenaikan tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laporan laba rugi. Penurunan nilai akibat revaluasi diakui dalam laporan laba rugi kecuali penurunan nilai akibat revaluasi tersebut mengurangi jumlah selisih revaluasi yang ada untuk aset yang sama yang diakui di akun surplus revaluasi dalam ekuitas.
Any revaluation surplus is credited to the revaluation surplus account in the equity section of the statements of financial position, except to the extent that it reverses a revaluation decrease of the same assets previously recognized in the statement of income, in which case such portion of the increase is recognized in the statement of income. A revaluation deficit is recognized in the statement of income, except to the extent that it offsets an existing surplus on the same assets recognized in the revaluation surplus in equity.
24
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) o.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Aset tetap (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o.
Fixed assets (continued)
Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya.
If the recognition criterias are met, the acquisition cost will include the cost of replacing part of the fixed assets when that cost is incurred. All other repairs and maintenance costs that do not meet the recognition criteria are recognized in the statements of comprehensive income as incurred.
Surplus revaluasi aset tetap yang termasuk dalam ekuitas dapat dipindahkan langsung ke saldo laba ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya. Sebagian surplus revaluasi tersebut dapat dipindahkan sejalan dengan penggunaan aset oleh entitas. Dalam hal ini, surplus revaluasi yang dipindahkan ke saldo laba adalah sebesar perbedaan antara jumlah penyusutan berdasarkan nilai revaluasian aset dan jumlah penyusutan berdasarkan biaya perolehan awalnya. Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba tidak dilakukan melalui laba rugi.
The surplus on revaluation of fixed assets in equity may be transferred to retained earnings when the asset is disposed of. The partially of surplus on revaluation may be transferred as the asset is used by the entity. In this case, surplus on revaluation that may be transferred to retained earnings are equal to the difference between depreciation based on the revalued carrying amount of the asset and depreciation based on its original cost. Any transferred is made directly from surplus on revaluation to retained earnings and not through profit or loss.
Penyusutan dihitung dari bulan pada saat aset tersebut digunakan, berdasarkan metode saldo menurun ganda untuk perlengkapan dan kendaraan dan metode garis lurus untuk bangunan selama taksiran masa manfaat ekonomis sebagai berikut:
Depreciation is calculated from the month the asset is placed into service, based on double declining balanced method for equipments and vehicles and straight line method for buildings over the estimated useful life as follows:
Masa manfaat/ Useful life Tahun/Years Bangunan Perlengkapan Kendaraan bermotor
20 4 - 20 4-8
Buildings Equipments Vehicles
Untuk semua aset tetap, Bank menetapkan nilai residu “nil” untuk perhitungan penyusutan.
For all fixed assets, the Bank has determined residual values to be “nil” for the calculation of depreciation.
Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif; sedangkan renovasi dan penambahan yang jumlahnya signifikan dan memperpanjang masa manfaat dikapitalisasi ke aset tetap yang bersangkutan. Nilai tercatat serta akumulasi penyusutan atas aset tetap yang tidak digunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan, dan laba atau ruginya disajikan sebagai pendapatan atau beban nonoperasional dalam laporan laba rugi komprehensif.
Normal repair and maintenance expenses are charged to the statements of comprehensive income; while renovation and betterments, which are significant and prolong the useful life of assets, are capitalized to the respective fixed assets. The carrying amount and the related accumulated depreciation of fixed assets which are not utilized anymore or sold, are removed from the related group of assets, and the gains or losses are recognized as non-operating income or expense in the statements of comprehensive income.
25
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) o.
p.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Aset tetap (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o.
Fixed assets (continued)
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direviu setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
The estimated useful lifes, residual values and depreciation method are reviewed at each year end, with the effect of any changes in estimate for on a prospective basis.
Bank menerapkan ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”. ISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang dikeluarkan ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
The Bank adopted ISAK No. 25, “Land Rights”. ISAK No. 25 prescribes that the legal cost of land rights in the form of Building Usage Rights (“HGB”) incurred when the land was acquired initially are recognized as part of the cost of the land under “Fixed Assets” account and not amortized. The legal cost incurred to extend or renew the land rights are recognized and amortized over the shorter of the rights’ legal life or land’s economic life.
Perangkat lunak yang dibeli oleh Bank dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode penyusutan berganda sepanjang masa manfaat dari perangkat lunak tersebut, dari bulan perangkat lunak tersebut tersedia untuk dipakai.
Software acquired by the Bank is stated at cost less accumulated amortization and accumulated impairment losses. Amortization is recognized in statements of income based on double declining balanced method over the estimated useful life of the software, from the month is available for use.
Estimasi masa manfaat dari perangkat lunak adalah empat tahun. Metode amortisasi, masa manfaat dan nilai sisa yang terakhir ditinjau kembali pada setiap akhir tahun dan disesuaikan jika perlu.
The estimated useful life of software is four years. Amortization method, useful life and residual value are reviewed at each year end and adjusted if appropriate.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
An item of fixed assets is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan nilai tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Any gain or loss arising on derecognition of the asset (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the asset) is included in the statements of comprehensive income in the year the asset is derecognized.
Biaya dibayar dimuka
p.
Prepaid expenses Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight line method.
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
26
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) q.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Aset lain-lain
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) q.
Other assets consist of assets that cannot be classified under the above accounts and not suitable to establish its own post. Other assets stated at carrying amount, less amortization and decline in value.
Aset lain-lain terdiri dari aset yang tidak dapat digolongkan dalam pos-pos sebelumnya dan tidak cukup material disajikan dalam pos tersendiri. Aset lain-lain disajikan sebesar nilai tercatat, yaitu biaya perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi dan penurunan nilai. r.
Liabilitas segera
r.
Simpanan nasabah
s.
u.
Deposits from customers At initial recognition, deposits from customers are measured at fair value net of transaction costs which directly attributable to the deposits, and are measured subsequently at amortized costs using the effective interest rate method (Note 2f).
Pada saat pengakuan awal simpanan nasabah diukur sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 2f). t.
Obligation due immediately Obligation due immediately is recorded in the event of its occurrence or due to a direct order from the shareholder, both public and other bank. Obligation due immediately are stated at the amortized cost (Note 2f).
Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas atau diterima perintah dari pemberi amanat, baik dari masyarakat maupun dari bank lain. Liabilitas segera disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi (Catatan 2f). s.
Other assets
Simpanan dari bank lain
t.
Deposits from other banks
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka.
Deposits from other banks consist of the liability to other banks, both domestic and overseas, in the form of demand deposits, saving deposits and time deposits.
Pada saat pengakuan awal, simpanan dari bank lain diukur sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 2f).
At initial recognition, deposits from other banks are measured at fair value net of transaction costs which directly attributable to the deposits, and are measured subsequently at amortized costs using the effective interest rate method (Note 2f).
Liabilitas imbalan pasca-kerja
u.
Post-employment benefits obligation Under PSAK No. 24 (Revised 2010), the cost of providing employee benefits under the Law is determined using the “Projected Unit Credit” valuation method.
Menurut PSAK No. 24 (Revisi 2010), beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan metode penilaian aktuaria “Projected Unit Credit”.
27
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) u.
v.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Liabilitas imbalan pasca-kerja (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) u.
Post-employment (continued)
benefits
obligation
Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Kelebihan yang timbul diakui sebagai keuntungan atau kerugian aktuaria diakui dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja.
Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting year exceeded 10% of the present value of defined benefit obligation at that date. These gains or losses are recognized using the straight line basis over the expected average remaining working lives of the employees.
Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata masa kerja karyawan hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Porsi imbalan pasca-kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif.
When the post-employment benefits change, the portion of increased or decreased benefits relating to past service by employees is charged or credited to the statements of income on a straight line basis over the average service period until the benefits become vested. To the extent that the benefits vest immediately, the expense is recognized immediately in the statements of comprehensive income.
Bank menghitung liabilitas imbalan pascakerja untuk karyawan sesuai dengan UndangUndang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja”. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen.
The Bank calculates defined post-employment benefits obligation to its employees in accordance with Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003 and PSAK No. 24 (Revised 2010) “Employee Benefits”. The calculation is performed by an independent actuary.
Modal saham
v.
Capital stock Capital stock are classified as equity when there is no contractual obligation to transfer cash or other financial assets.
Modal saham diklasifikasikan sebagai ekuitas jika tidak terdapat kewajiban kontraktual untuk mentransfer kas atau aset lainnya. w. Pengakuan pendapatan dan beban bunga
w. Interest income and expenses recognition
Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 2e).
Interest income and expenses are recognized on an accrual basis using the effective interest rate method (Note 2e).
Bunga dari liabilitas keuangan diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.
Interest from financial liabilities is recognized as an expense in the statements of income.
Pendapatan dan beban bunga yang diakui dalam laporan keuangan meliputi: Bunga atas aset dan liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung dengan menggunakan suku bunga efektif.
Interest income and expenses recognized in the financial statements includes: Interest on financial assets and liabilities measured at amortized costs using the effective interest rate method.
Bunga atas aset keuangan untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual yang dihitung menggunakan suku bunga efektif.
28
Interest on available for sale investment securities is computed using the effective interest rate method.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) x.
y.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Pengakuan pendapatan dan beban provisi dan komisi
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) x.
Recognition of income and expenses on fees dan commissions
Provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau jangka waktu tertentu yang jumlahnya signifikan ditangguhkan dan diamortisasi sesuai dengan jangka waktunya dengan menggunakan suku bunga efektif.
Significant fees and commissions which are directly related to credit activities or period of time are treated as deferred income and systematically amortized over the period of the related loan commitments using effective interest rate method.
Untuk kredit yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan/atau komisi yang ditangguhkan diakui pada saat kredit dilunasi.
For loans that repaid before the due date, provision income balance and/or suspended commission are recognized when the loan is repaid.
Provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan dan jangka waktu, ataupun tidak material menurut Bank diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.
Fees and commissions which are not related to lending activities and period of time, or not material according to the bank are recognized as income or expenses at the time the transactions are made.
Pajak penghasilan
y.
Income tax
Bank menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), yang menetapkan perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan. PSAK revisi ini juga mensyaratkan entitas untuk mencatat kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan beserta bunga/denda, jika ada, dalam laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.
The Bank applied PSAK No. 46 (Revised 2010), which prescribes the accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in the statements of financial position and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements. The revised PSAK also prescribes an entity to present the underpayment/overpayment of income tax including its interest/penalty, if any, on the statements of comprehensive income during the period.
Beban pajak kini untuk tahun berjalan dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak dalam periode yang bersangkutan. Penangguhan pajak penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara dasar pelaporan komersial dan pajak atas aset dan liabilitas dan akumulasi rugi fiskal.
Current tax expense is determined based on the estimated taxable income for the year. Deferred taxes are recognized to reflect the tax effects of the temporary differences between financial and tax reporting bases of assets and liabilities and accumulated tax losses carry forwards.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statements carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective tax bases.
Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences to the extent that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductible temporary differences can be utilized. 29
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) y.
3.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Pajak penghasilan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) y.
Income tax (continued)
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted as of the statements of financial position date. Deferred tax is charged or credited in the statements of comprehensive income, except when it relates to items charged or credited directly to equity, in which case the deferred tax is also charged or credited directly to equity.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are offset in the statements of financial position, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima, atau jika mengajukan banding, pada saat keputusan atas banding tersebut telah ditetapkan.
Amendments to taxation obligations are recognized when a tax assessment letter is received, or if appealed against, when the results of the appeal are determined.
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING
3.
USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS
Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan dimana dibutuhkan pertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset dan liabilitas.
Certain estimates and assumption are made in the preparation of the financial statements. These often require management judgement in determining the appropriate methodology for valuation of assets and liabilities.
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas atas tahun keuangan satu tahun ke depan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh PSAK adalah estimasi terbaik yang didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi secara terus menerus, dan berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain, termasuk harapan atas kejadian yang akan datang.
Management makes estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities within the next financial year. All estimates and assumptions required in conformity with PSAK are best estimates undertaken in accordance with the applicable standard. Estimates and judgements are evaluated on a continuous basis, and are by past experience and other factors, including expectations with regard to future events.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.
Although these estimates and assumption are by management’s best knowledge of current events and activities, actual result may differ from those estimates and assumption.
Pengungkapan ini melengkapi pengungkapan pada manajemen risiko keuangan (Catatan 33).
This disclosure supplements the commentary on financial risk management (Note 33).
30
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) a.
3.
Sumber utama ketidakpastian estimasi
USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS (continued) a.
Key sources of estimation uncertainty a.1. Allowances for impairment losses of financial assets
a.1. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan Kondisi spesifik counterparty yang mengalami penurunan nilai dalam pembentukan cadangan kerugian atas aset keuangan dievaluasi secara individu berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang situasi keuangan counterparty dan nilai realisasi bersih dari setiap agunan.
The specific counterparty component of the total allowances for impairment applies to financial assets evaluated individually for impairment and is based upon management's best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management makes judgements about the counterparty's financial situation and the net realizable value of any underlying collateral.
Perhitungan cadangan penurunan nilai kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat dalam portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat bukti objektif penurunan nilai terganggu, tetapi penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menilai kebutuhan untuk cadangan kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit dan jenis produk.
Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of financial assets with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired financial assets, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective allowances, management considers factor such as credit quality and type of product.
Guna membuat estimasi cadangan yang diperlukan, manajemen membuat asumsi untuk menentukan kerugian yang melekat, dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisi ekonomi saat ini. Keakuratan penyisihan tergantung pada seberapa baik estimasi arus kas masa depan untuk cadangan counterparty tertentu dan asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif.
In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on how well these estimate future cash flows for specific counterparty allowances and the model assumptions and parameters used in determining collective allowances.
a.2. Menentukan keuangan
nilai
wajar
a.2. Determining instruments
instrumen
fair
values
of
financial
In determining the fair value for financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price, the Bank uses the valuation techniques as described in Note 2g for financial instruments that are traded infrequently and a lack of price transparency, fair value is less objective and requires varying degrees of judgement depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument.
Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas yang tidak mempunyai harga pasar, Bank menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2g untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan memiliki informasi harga yang terbatas, nilai wajar yang kurang objektif dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian tergantung pada likuiditas, konsentrasi, faktor ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya. 31
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) a.
3.
Sumber utama ketidakpastian estimasi (lanjutan)
USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS (continued)
a.
a.3. Post-employement benefits obligation
a.3. Imbalan pasca-kerja karyawan
b.
Key sources of estimation uncertainty (continued)
Present value atas imbalan kerja karyawan tergantung dari banyaknya faktor yang dipertimbangkan oleh aktuaria berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan atau asumsi-asumsi tersebut akan mempengaruhi carrying amount atas imbalan kerja karyawan.
The present value of the employee benefit obligations depends on a number of factors that are determined on an actuarial basis using a number of assumptions. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of employee benefits obligations.
Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya atau pendapatan untuk imbalan kerja termasuk tingkat diskonto. Bank menentukan tingkat diskonto yang tepat pada setiap akhir tahun. Ini merupakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan present value atas arus kas masa depan yang diestimasi digunakan untuk membayar imbalan kerja. Dalam menentukan tingkat diskonto yang tepat, Bank mempertimbangkan tingkat suku bunga atas obligasi pemerintah yang mempunyai jatuh tempo yang menyerupai jangka waktu ratarata sisa masa kerja karyawan.
The assumptions used in determining the net cost or income for pensions include the discount rate. The Bank determines the appropriate discount rate at the end of each year. This is the interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the pension obligations. In determining the appropriate discount rate, the Bank considers the interest rates of government bonds that have terms to maturity approximating the terms of the service periods of employees.
Pertimbangan akuntansi yang penting dalam penerapan kebijakan akuntansi Bank
b.
Critical accounting judgements in applying the Bank’s accounting policies
Pertimbangan akuntansi penting yang dibuat dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi:
Critical accounting judgements made in applying the Bank's accounting policies include:
b.1. Penilaian atas instrumen keuangan
b.1. Valuation of financial instruments The Bank's accounting policy on fair value measurements is discussed in Note 2g.
Kebijakan akuntansi Bank atas pengukuran nilai wajar dibahas dalam Catatan 2g.
b.2. Financial asset and liability classification
b.2. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Kebijakan akuntansi Bank memberikan ruang atas aset dan liabilitas keuangan, pada saat awal pengakuan, untuk diklasifikasikan ditentukan ke dalam kategori berbeda dalam kondisi tertentu.
The Bank’s accounting policies provide scope for assets and liabilities to be designated at inception into different accounting categories in certain circumstances.
Dalam mengklasifikasikan aset keuangan sebagai “dimiliki hingga jatuh tempo”, Bank telah menetapkan bahwa Bank memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memilki aset keuangan tersebut hingga tanggal jatuh tempo seperti yang dipersyaratkan (Catatan 2e).
In classifying financial assets as “held to maturity”, the Bank have determined that Bank has the positive intention and ability to hold the financial assets until their maturity date as required (Note 2e).
32
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
KAS
4.
This account consists of the following:
Akun ini terdiri dari sebagai berikut: 2013
2012
Rupiah Mata uang asing
49.062.032 665.821
26.246.286 734.474
Rupiah Foreign currency
Jumlah
49.727.853
26.980.760
Total
As of December 31, 2013 and 2012, the Rupiah balance includes cash in ATMs amounting to Rp 864,200 and Rp 1,547,550, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo dalam mata uang Rupiah tersebut sudah termasuk uang pada mesin ATM masing-masing sebesar Rp 864.200 dan Rp 1.547.550.
5.
CASH
GIRO PADA BANK INDONESIA
5. 2013
DEMAND DEPOSITS WITH BANK INDONESIA 2012
Rupiah Mata uang asing
114.637.399 5.887.846
98.007.650 2.580.922
Rupiah Foreign currency
Jumlah
120.525.245
100.588.572
Total
Pada tanggal 24 Desember 2013, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 4% dari DPK dalam Rupiah.
On December 24, 2013, Bank Indonesia issued a regulation (PBI) No. 15/15/PBI/2013 regarding the Minimum Reserve Requirement (GWM) at Bank Indonesia for Commercial Banks in Rupiah and foreign currencies. In accordance with such regulation, the Minimum Reserve Requirement consist of Primary GWM, Secondary GWM and Loan to Deposit Ratio (LDR) Minimum Reserve Requirement. Primary GWM in Rupiah is 8% of Third Party Funds (TPF) in Rupiah and Secondary GWM in Rupiah is 4% of TPF in Rupiah.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Giro Wajib Minimum (GWM) Bank masing-masing sebesar 12,88% dan 10,73% untuk mata uang Rupiah serta sebesar 9,26% dan 8,73% untuk mata uang asing.
As of December 31, 2013 and 2012, The Minimum Reserve Requirement (GWM) of the Bank were 12.88% and 10.73% for Rupiah currency, and 9.26% and 8.73% for foreign currency, respectively.
GWM Bank dalam Rupiah pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 sebesar 12,88% dan 10,73% terdiri dari GWM Primer sebesar 8,44% dan 8,23% dengan menggunakan saldo rekening giro Rupiah pada BI dan GWM Sekunder sebesar 4,44% dan 2,50% dengan menggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dan Obligasi Pemerintah.
GWM of the Bank in Rupiah as of December 31, 2013 and 2012 was 12.88% and 10.73%, which consists of Primary GWM of 8.44% and 8.23% through Rupiah demand deposits with BI and Secondary GWM of 4.44% and 2.50% through Certificates of Bank Indonesia (SBI), Certificates Deposit of Bank Indonesia (SDBI) and Government Bonds.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum.
As of December 31, 2013 and 2012, the Bank has complied with the Bank Indonesia’s regulation regarding Minimum Reserve Requirement of Commercial Banks.
33
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
GIRO PADA BANK LAIN a.
6.
Berdasarkan mata uang
a. 2013
Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT BPR Karyajatnika Sadaya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk
b.
7.
By currencies
2012
5.324.412 3.782.507 1.124.131
2.954.040 2.777.738 1.591.034
624.599 131.752
514.621 79.487
Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT BPR Karyajatnika Sadaya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk
Jumlah Rupiah
10.987.401
7.916.920
Total Rupiah
Mata uang asing: Standard Chartered Bank PT Bank Central Asia Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ PT Bank Mandiri (Persero) Tbk UniCredit Bank AG PT Bank ICBC Indonesia
23.322.072 5.024.456 2.527.872 568.773 352.113 349.023 249.988
13.054.300 1.036.685 1.699.628 16.779 210.746 555.096 5.015
Foreign currencies: Standard Chartered Bank PT Bank Central Asia Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ PT Bank Mandiri (Persero) Tbk UniCredit Bank AG PT Bank ICBC Indonesia
Jumlah mata uang asing
32.394.297
16.578.249
Total foreign currencies
Jumlah
43.381.698
24.495.169
Total
Berdasarkan kolektibilitas
b.
By collectibility
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia (BI) yang berlaku, semua giro pada bank lain pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 diklasifikasikan lancar.
By the prevailing Bank Indonesia (BI) regulation, all demand deposits with other banks as of December 31, 2013 and 2012 were classified as current.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat giro pada bank lain yang mengalami penurunan nilai.
As of December 31, 2013 and 2012, there were no impairment losses in demand deposits with other banks.
Manajemen Bank berkeyakinan bahwa tidak ada cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The Bank’s management believes that there was no allowance for impairment losses on demand deposits with other banks to be provided as of December 31, 2013 and 2012.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN a.
DEMAND DEPOSITS WITH OTHER BANKS
7.
Berdasarkan jenis dan mata uang
PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS a.
2013
By type and currency
2012
Rupiah: Bank Indonesia FTK/FASBI Dikurangi: diskonto
Rupiah: Bank Indonesia FTK/FASBI Less: discount
77.000.000 (12.295)
144.600.000 (26.209)
Jumlah Rupiah
76.987.705
144.573.791
Total Rupiah
Mata uang asing: Euro: De Indonesische Overzeese Bank N.V. (Indover), Amsterdam
-
2.225.092
Foreign currency: Euro: De Indonesische Overzeese Bank N.V. (Indover), Amsterdam
Jumlah mata uang asing
-
2.225.092
Total foreign currency
34
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) a.
Berdasarkan (lanjutan)
jenis
dan
mata
7.
uang
a.
2013 Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - bersih
b.
By type and currency (continued)
2012 -
(2.225.092)
76.987.705
144.573.791
Berdasarkan kolektibilitas
b.
Less: Allowance for impairment losses Total - net
By collectibility
Penempatan pada BI dan bank lain dengan klasifikasi mengalami penurunan nilai pada tahun 2012 merupakan penempatan deposito pada De Indonesische Overzeese Bank N.V. (Indover). Pada tanggal 12 September 2012, Bank telah menerima pembayaran sebagian deposito pada De Indonesische Overzeese Bank N.V. (Indover), yaitu sejumlah Euro 88.180,35 atau setara dengan Rp 1.090.215.265 (nilai penuh).
Placements with BI and other banks which are classified as impaired in 2012 represents the placement of time deposit with De Indonesische Overzeese Bank N.V. (Indover). On September 12, 2012, the Bank received Euro 88,180.35 or equivalent to Rp 1,090,215,265 (full amount), as partial payment of the placement of time deposit with De Indonesische Overzeese Bank N.V. (Indover).
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai penempatan deposito pada De Indonesische Overzeese Bank N.V. (Indover) adalah sebagai berikut:
The changes in the allowance for impairment losses on placement of time deposit with De Indonesische Overzeese Bank N.V. (Indover) are as follows:
2013 Saldo awal tahun Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai Penghapusbukuan pada tahun berjalan Selisih kurs
2012
2.225.092
3.124.621
-
(1.090.215)
(2.229.594) 4.502
Saldo akhir tahun
-
Beginning balance of the year Reversal of allowance for impairment losses
190.686
Written off during the year Exchange rate differences
2.225.092
Ending balance of the year
Management of the Bank believes that the allowance for impairment losses on placements with Bank Indonesia and other banks is adequate to cover possible losses due to uncollectibility.
Manajemen Bank berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain.
8.
PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS (continued)
EFEK-EFEK
8. 2013
SECURITIES 2012
a. Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali b. Dimiliki hingga jatuh tempo c. Tersedia untuk dijual
171.882.000 67.031.602 2.885.340
63.227.500 64.981.529 -
a. Securities purchased under resale agreements b. Held to maturity c. Available for sale
Jumlah
241.798.942
128.209.029
Total
35
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
EFEK-EFEK (lanjutan) a.
8.
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
SECURITIES (continued) a.
Securities purchased agreements
under
resale
2013
Jenis efek Rupiah: Obl VI Bank Jabar Banten Th 2009 Seri B Obl III Bank Pembangunan Daerah Sumut Th 2011 Obl Bank Sulselbar I Th 2011 Seri B Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B Obl Bank Sulselbar I Th 2011 Seri B Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B Obl XII Bank BTN Th 2006 Obl I PTPN X Th 2013 Obl III Bank Pembangunan Daerah Sumut Th 2011 Obl III Bank Lampung Th 2012 Obl Bank Sulselbar I Th 2011 Seri B Obl XII Bank BTN Th 2006 Obl VI Bank Jabar Banten Th 2009 Seri B Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B Obl VI Bank Jabar Banten Th 2009 Seri B Obl I PTPN X Th 2013 Obl III Bank Lampung Th 2012 Obl III Bank Pembangunan Daerah Sumut Th 2011 Obl III Bank Lampung Th 2012 Obl III Bank Pembangunan Daerah Sumut Th 2011 Obl XII Bank BTN Th 2006
Tanggal dimulai/ Starting date
Tanggal jatuh tempo/ Due date
Nilai penjualan kembali/ Resale value
Pendapatan bunga belum diamortisasi/ Unamortized interest income
Nilai tercatat/ Carrying value
2.932.500
Rupiah: Obl VI Bank Jabar Banten Th 2009 Seri B Obl III Bank Pembangunan Daerah Sumut Th 2011 Obl Bank Sulselbar I Th 2011 Seri B Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B Obl Bank Sulselbar I Th 2011 Seri B Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B Obl XII Bank BTN Th 2006 Obl I PTPN X Th 2013 Obl III Bank Pembangunan Daerah Sumut Th 2011 Obl III Bank Lampung Th 2012 Obl Bank Sulselbar I Th 2011 Seri B Obl XII Bank BTN Th 2006 Obl VI Bank Jabar Banten Th 2009 Seri B Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B Obl VI Bank Jabar Banten Th 2009 Seri B Obl I PTPN X Th 2013 Obl III Bank Lampung Th 2012 Obl III Bank Pembangunan Daerah Sumut Th 2011 Obl III Bank Lampung Th 2012 Obl III Bank Pembangunan Daerah Sumut Th 2011 Obl XII Bank BTN Th 2006
171.882.000
Total
24/12/2013
23/01/2014
20.579.236
(709.236)
19.870.000
18/12/2013
16/01/2014
15.386.155
(446.155)
14.940.000
11/12/2013
10/01/2014
10.158.127
(178.127)
9.980.000
12/12/2013
15/01/2014
10.322.272
(342.272)
9.980.000
12/12/2013
15/01/2014
10.153.413
(193.413)
9.960.000
24/12/2013
24/01/2014
10.073.023
(118.023)
9.955.000
11/12/2013 19/12/2013
10/01/2014 20/01/2014
10.306.140 10.148.424
(386.140) (283.424)
9.920.000 9.865.000
27/12/2013
27/01/2014
10.185.501
(330.501)
9.855.000
13/12/2013
13/01/2014
9.711.175
(261.175)
9.450.000
20/12/2013
21/01/2014
8.134.130
(170.130)
7.964.000
06/12/2013
07/01/2014
8.082.189
(298.189)
7.784.000
02/12/2013
06/01/2014
6.129.651
(174.651)
5.955.000
27/12/2013
28/01/2014
5.052.374
(64.874)
4.987.500
27/12/2013 17/12/2013
28/01/2014 17/01/2014
5.160.903 5.113.058
(185.903) (138.058)
4.975.000 4.975.000
23/12/2013
24/01/2014
5.073.463
(148.463)
4.925.000
30/12/2013
29/01/2014
5.092.875
(167.875)
4.925.000
18/12/2013
17/01/2014
4.835.475
(135.475)
4.700.000
25/11/2013
02/01/2014
4.087.162
(103.162)
3.984.000
29/11/2013
02/01/2014
3.038.113
(105.613)
Jumlah
Types of securities
2012
Jenis efek Rupiah: Obl Bank Jabar Banten VI Th 2009 B MTN I PTPN XIII Th 2011 Seri A Obl III Bank Lampung Th 2012 Obl V Bank DKI Th 2008 Obl V Bank DKI Th 2008 Obl V Bank DKI Th 2008
Tanggal dimulai/ Starting date
Tanggal jatuh tempo/ Due date
Nilai penjualan kembali/ Resale value
Pendapatan bunga belum diamortisasi/ Unamortized interest income
Nilai tercatat/ Carrying value
4.925.000
Rupiah: Obl Bank Jabar Banten VI Th 2009 B MTN I PTPN XIII Th 2011 Seri A Obl III Bank Lampung Th 2012 Obl V Bank DKI Th 2008 Obl V Bank DKI Th 2008 Obl V Bank DKI Th 2008
63.227.500
Total
05/12/2012
05/03/2013
20.259.544
(559.544)
19.700.000
29/11/2012
27/02/2013
15.204.057
(391.557)
14.812.500
09/11/2012
11/02/2013
14.380.086
(485.086)
13.895.000
29/11/2012
27/02/2013
5.238.701
(263.701)
4.975.000
26/11/2012
26/02/2013
5.180.358
(260.358)
4.920.000
12/10/2012
11/01/2013
5.113.519
(188.519)
Jumlah
36
Types of securities
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
EFEK-EFEK (lanjutan) b.
8.
Dimiliki hingga jatuh tempo
SECURITIES (continued) b.
Sertifikat Bank Indonesia
Held to maturity Certificates of Bank Indonesia
2013
2012
Sertifikat Bank Indonesia Bunga yang belum diamortisasi Sertifikat deposito Bank Indonesia Bunga yang belum diamortisasi
45.000.000 (341.540) 5.000.000
50.000.000 (608.486) -
Jumlah
49.613.379
(45.081)
Obligasi Korporasi
-
Certificates of Bank Indonesia Unamortized interest Certificates Deposit of Bank Indonesia Unamortized interest
49.391.514
Total
Corporate Bonds 2013 Peringkat/ Ratings
Rupiah: MTN I Wijaya Karya Beton Th 2013 Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B Obl I PTPN X Th 2013 Negosiasi Wesel Ekspor (NWE)
Jumlah/Total
Bunga/Interest
Tanggal mulai/ Starting date
Jatuh tempo/ Maturity date
idA+
7.000.000
9,50%
15/11/2013
15/11/2015
idA+ idA+
5.000.000 5.000.000 130.523
9,90% 8,90%
16/06/2011 05/07/2013 27/12/2013
17/06/2016 05/07/2018 03/01/2014
Jumlah
Rupiah: MTN I Wijaya Karya Beton Th 2013 Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B Obl I PTPN X Th 2013 Export bill negotiation
17.130.523
Total
2012 Peringkat/ Ratings Rupiah: MTN Registered with KSEI PTPN XIII Th 2011 Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B
idAidA+
Jumlah
Jumlah/Total
Bunga/Interest
Tanggal mulai/ Starting date
Jatuh tempo/ Maturity date
10.000.000
9,35%
26/05/2011
26/05/2013
5.000.000
9,90%
16/06/2011
17/06/2016
Rupiah: MTN Registered with KSEI PTPN XIII Th 2011 Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B
15.000.000
Total
Obligasi Jasa Marga JORR
Jasa Marga JORR Bonds 2013
Penerbit
Peringkat/ Ratings
Jumlah/Total
PT Jasa Marga (Persero)
idAA
115.080
PT Jasa Marga (Persero)
idAA
86.310
PT Jasa Marga (Persero)
idAA
86.310
Jumlah
Seri/Series
Kupon/Coupon
Jorr II Th 2005 Tranche C Jorr II Th 2005 Tranche B Jorr II Th 2005 Tranche A
5 Th I Fixed 13,5 berikutnya 15,5 5 Th I Fixed 12,5 berikutnya 15,25 5 Th I Fixed 11,5 berikutnya 15,25
Jatuh tempo/ Maturity date
Publisher
05/01/2021
PT Jasa Marga (Persero)
05/01/2018
PT Jasa Marga (Persero)
05/01/2016
PT Jasa Marga (Persero)
287.700
Total
2012 Penerbit
Peringkat/ Ratings
Jumlah/Total
PT Jasa Marga (Persero)
idAA
302.315
PT Jasa Marga (Persero)
idAA
86.310
PT Jasa Marga (Persero)
idAA
86.310
PT Jasa Marga (Persero)
idAA
115.080
Jumlah
Seri/Series
Kupon/Coupon
Jorr I Th 2003 Jorr II Th 2005 Tranche A Jorr II Th 2005 Tranche B Jorr II Th 2005 Tranche C
Floating SBI 3 bln 5 Th I Fixed 11,5 berikutnya 15,25 5 Th I Fixed 12,5 berikutnya 15,25 5 Th I Fixed 13,5 berikutnya 15,5
Jatuh tempo/ Maturity date
Publisher
19/11/2013
PT Jasa Marga (Persero)
05/01/2016
PT Jasa Marga (Persero)
05/01/2018
PT Jasa Marga (Persero)
05/01/2021
PT Jasa Marga (Persero)
590.015
Total
Bonds rating classified by Pefindo.
Efek-efek di atas telah diperingkat oleh Pefindo. 37
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
EFEK-EFEK (lanjutan) c.
8.
Tersedia untuk dijual
SECURITIES (continued) c.
Obligasi Korporasi
Available for sale Corporate Bonds
2013
Jenis efek
Peringkat/ Ratings
Rupiah: Obl Bkljt I Danareksa Thp I Th 2012 Seri A
idA
Jumlah
Jumlah/Total
Bunga/Interest
Tanggal mulai/ Starting date
8,20%
09/01/2013
2.885.340
e.
Rupiah: Obl Bkljt I Danareksa Thp I Th 2012 Seri A Total
Bonds rating classified by Pefindo.
Berdasarkan kolektibilitas
d.
By collectibility
Berdasarkan ketentuan BI yang berlaku, seluruh efek-efek pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 diklasifikasikan lancar.
By the prevailing BI regulation, all securities as of December 31, 2013 and 2012 were classified as current.
Manajemen Bank berkeyakinan bahwa tidak ada cadangan kerugian penurunan nilai efekefek yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The Bank’s management believes that there was no allowance for impairment losses in securities to be provided as of December 31, 2013 and 2012.
Berdasarkan jatuh tempo
e.
By maturity date Securities purchased under resale agreements will be settled within no more than 12 months after the date of the statements of financial position.
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali akan diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan. 9.
09/01/2016
Type of security
2.885.340
Efek-efek di atas telah diperingkat oleh Pefindo. d.
Jatuh tempo/ Maturity date
OBLIGASI PEMERINTAH
9.
GOVERNMENT BONDS
2013
2012
a. Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali b. Dimiliki hingga jatuh tempo c. Tersedia untuk dijual
37.727.000 15.000.000 25.583.695
16.000.000 30.000.000 19.773.404
a. Securities purchased under resale agreements b. Held to maturity c. Available for sale
Jumlah
78.310.695
65.773.404
Total
a.
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
a.
Securities purchased agreements
under
resale
2013
Jenis efek Mata uang asing: Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047
Tanggal dimulai/ Starting date
Tanggal jatuh tempo/ Due date
Nilai penjualan kembali/ Resale value
Pendapatan bunga belum diamortisasi/ Unamortized interest income
Nilai tercatat/ Carrying value
04/11/2013
04/02/2014
12.364.382
(194.382)
12.170.000
20/12/2013
20/01/2014
12.232.878
(62.878)
12.170.000
12/12/2013
14/01/2014
3.671.081
(20.081)
3.651.000
19/12/2013
17/01/2014
2.445.764
(11.764)
2.434.000
18/12/2013
18/03/2014
2.472.031
(38.031)
2.434.000
38
Types of securities Foreign currency: Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan) a.
9.
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (lanjutan)
GOVERNMENT BONDS (continued) a.
Securities purchased agreements (continued)
under
resale
2013
Jenis efek
Tanggal dimulai/ Starting date
Mata uang asing: Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047
Tanggal jatuh tempo/ Due date
Nilai penjualan kembali/ Resale value
Pendapatan bunga belum diamortisasi/ Unamortized interest income
Nilai tercatat/ Carrying value
Types of securities
12/12/2013
14/01/2014
1.223.694
(6.694)
1.217.000
18/12/2013
17/01/2014
1.223.085
(6.085)
1.217.000
03/12/2013
06/01/2014
1.223.896
(6.896)
1.217.000
09/12/2013
09/01/2014
1.223.288
(6.288)
1.217.000
Foreign currency: Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047
37.727.000
Total
Jumlah
2012
Jenis efek
Tanggal dimulai/ Starting date
Tanggal jatuh tempo/ Due date
Nilai penjualan kembali/ Resale value
Pendapatan bunga belum diamortisasi/ Unamortized interest income
Nilai tercatat/ Carrying value
Rupiah: Obl Negara Th 2007 Seri FR 0043
29/11/2012
27/02/2013
6.711.394
(348.894)
6.362.500
Rupiah: Obl Negara Th 2007 Seri FR 0043
Mata uang asing: Republic of Indonesia 2014
11/10/2012
11/01/2013
9.785.272
(147.772)
9.637.500
Foreign currency: Republic of Indonesia 2014
16.000.000
Total
Jumlah
b.
Types of securities
Dimiliki hingga jatuh tempo
b.
Held to maturity
2013
Obligasi pemerintah
Peringkat/ Ratings
Rupiah: Sukuk ijarah SR-003
Baa3
Jumlah
Jumlah/Total
Bunga/Interest
Tanggal mulai/ Starting date
8,15%
23/02/2011
15.000.000
Jatuh tempo/ Maturity date
23/02/2014
15.000.000
Government bonds Rupiah: Sukuk ijarah SR-003 Total
2012
Obligasi pemerintah
Peringkat/ Ratings
Rupiah: Sukuk ijarah SR-002 Sukuk ijarah SR-003
Baa3 Baa3
Jumlah
c.
Jumlah/Total
Bunga/Interest
Tanggal mulai/ Starting date
8,70% 8,15%
10/02/2010 23/02/2011
15.000.000 15.000.000
Jatuh tempo/ Maturity date
10/02/2013 23/02/2014
30.000.000
Government bonds Rupiah: Sukuk ijarah SR-002 Sukuk ijarah SR-003 Total
Tersedia untuk dijual
c.
Available for sale
2013
Obligasi pemerintah Rupiah: ORI 010 FR 0065 FR 0062 FR 0062 Jumlah
Peringkat/ Ratings
Baa3 Baa3 Baa3 Baa3
Jumlah/Total
Bunga/Interest
Tanggal mulai/ Starting date
8,50% 6,63% 6,38% 6,38%
15/11/2013 31/05/2013 23/02/2012 23/02/2012
14.962.650 3.904.755 3.544.416 3.171.874 25.583.695
Jatuh tempo/ Maturity date
15/10/2016 15/05/2033 15/04/2042 15/04/2042
Government bonds Rupiah: ORI 010 FR 0065 FR 0062 FR 0062 Total
39
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan) c.
9.
Tersedia untuk dijual (lanjutan)
GOVERNMENT BONDS (continued) c.
Available for sale (continued)
2012
Obligasi pemerintah
Peringkat/ Ratings
Rupiah: FR 0062 FR 0062 ORI 009 Th 2012 ORI 009 Th 2012
Jumlah/Total
Baa3 Baa3 Baa3 Baa3
Bunga/Interest
Tanggal mulai/ Starting date
6,38% 6,38% 6,25% 6,25%
23/02/2012 23/02/2012 09/10/2012 09/10/2012
4.996.257 4.472.147 5.152.500 5.152.500
Jumlah
e.
Rupiah: FR 0062 FR 0062 ORI 009 Th 2012 ORI 009 Th 2012 Total
Bonds rating classified by Moodys.
Berdasarkan kolektibilitas
d.
By collectibility
Berdasarkan ketentuan BI yang berlaku, seluruh obligasi pemerintah pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 diklasifikasikan lancar.
By the prevailing BI regulation, all government bonds as of December 31, 2013 and 2012 were classified as current.
Manajemen Bank berkeyakinan bahwa tidak ada cadangan kerugian penurunan nilai obligasi pemerintah yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The Bank’s management believes that there was no allowance for impairment losses in government bonds to be provided as of December 31, 2013 and 2012.
Berdasarkan jatuh tempo
e.
By maturity date Securities purchased under resale agreements will be settled within no more than 12 months after the date of the statements of financial position.
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali akan diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan.
10. KREDIT YANG DIBERIKAN a.
15/04/2042 15/04/2042 15/10/2015 15/10/2015
Government bonds
19.773.404
Efek-efek di atas telah diperingkat oleh Moodys. d.
Jatuh tempo/ Maturity date
10. LOANS
Berdasarkan sektor ekonomi
a.
By economic sectors
2013
Lancar/ Current Rupiah: Pertanian 13.329.266 Pertambangan 19.778.140 Industri pengolahan 181.129.163 Listrik, gas dan air 9.786.313 Konstruksi 113.406.430 Perdagangan besar dan eceran 405.493.813 Penyediaan akomodasi dan makan minum 43.455.296 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 89.531.251 Perantara keuangan 4.568.750 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 52.859.140 Jasa pendidikan 2.820.244 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1.948.857 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya 60.077.486
Dalam perhatian khusus/ Special mentions
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
Jumlah/ Total
139.256
-
-
312.487 157.735
13.329.266 19.778.140 181.441.650 9.786.313 113.703.421
1.067.091
-
-
1.375.000
407.935.904
1.154.989
-
-
-
44.610.285
-
-
-
-
89.531.251 4.568.750
841.854
-
-
-
52.859.140 3.662.098
-
-
-
-
1.948.857
-
-
-
-
60.077.486
40
Rupiah: Agriculture Mining Manufacturing Electricity, gas and water Construction Trading Provision of accommodation, food and beverage Transportation, warehouse and communication Financial intermediaries Real estate, leasing and business services Education services Health services and social activities Social services, sociocultural entertainment and others personal
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
10. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) a.
10. LOANS (continued)
Berdasarkan sektor ekonomi (lanjutan)
a.
By economic sectors (continued)
2013
Lancar/ Current Rupiah: Rumah tangga dan kegiatan yang belum jelas batasannya
Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
Dalam perhatian khusus/ Special mentions
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
Jumlah/ Total Rupiah:
76.981.238
495.437
184.794
-
514.324
78.175.793
1.075.165.387
3.698.627
184.794
-
2.359.546
1.081.408.354
(30.063)
-
154.731
-
(9.029.583) 1.066.135.804
(104.419) 3.594.208
(263.623) 2.095.923
(9.427.688) 1.071.980.666
Households and undefined activities
Allowance for impairment losses Total
2012
Lancar/ Current Rupiah: Pertanian 15.874.145 Perikanan 364.122 Pertambangan 17.142.439 Industri pengolahan 144.143.731 Listrik, gas dan air 7.455.703 Konstruksi 79.993.804 Perdagangan besar dan eceran 365.661.617 Penyediaan akomodasi dan makan minum 20.323.789 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 98.189.504 Perantara keuangan 10.793.763 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 52.064.044 Jasa pendidikan 1.468.870 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 2.044.317 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya 49.573.157 Rumah tangga dan kegiatan yang belum jelas batasannya 60.600.364 925.693.369 Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
b.
Dalam perhatian khusus/ Special mentions
Diragukan/ Doubtful
Jumlah/ Total Rupiah: Agriculture Fishery Mining Manufacturing Electricity, gas and water Construction
-
-
-
15.874.145 364.122 17.142.439 144.435.949 7.455.703 81.976.328
458.234
-
-
854.079
366.973.930
236.071
-
-
-
20.559.860
-
-
-
-
98.189.504 10.793.763
1.492.681 -
-
-
-
53.556.725 1.468.870
-
-
-
-
2.044.317
1.203.254
-
-
263.516
51.039.927
Trading Provision of accommodation, food and beverage Transportation, warehouse and communication Financial intermediaries Real estate, leasing and business services Education services Health services and social activities Social services, sociocultural entertainment and others personal
1.665.285
-
-
460.421
62.726.070
Households and undefined activities
7.330.267
-
-
1.578.016
934.601.652
-
-
-
-
(3.764) 7.326.503
Berdasarkan wilayah geografis
b. 2013
Jawa Timur Nusa Tenggara Barat Bali Jawa Barat Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi Jawa Tengah Banten Nusa Tenggara Timur Riau Kalimantan Timur Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - bersih
Macet/ Loss
292.218 1.982.524
(9.026.926) 916.666.443
Kurang lancar/ Substandard
(401.500) 1.176.516
(9.432.190) 925.169.462
Allowance for impairment losses Total
By geographic regions
2012
394.923.772 231.534.683 145.070.301 93.848.262
353.923.879 207.044.808 115.106.267 85.450.815
83.575.921 81.595.736 25.374.762 17.723.284 6.239.543 1.522.090
69.066.474 72.797.209 22.242.792 1.152.084 7.817.324
East Java West Nusa Tenggara Bali West Java Jakarta, Bogor, Tangerang and Bekasi Central Java Banten East Nusa Tenggara Riau East Borneo
1.081.408.354
934.601.652
Total
(9.427.688) 1.071.980.666
41
(9.432.190) 925.169.462
Less: Allowance for impairment losses Total - net
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
10. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
10. LOANS (continued) Other significant information direct with loans are as follows:
Informasi signifikan lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: c.
Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk kredit kepada pihak berelasi (Catatan 29) pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masingmasing sebesar 7,86% dan 7,44%, sedangkan tingkat bunga rata-rata per tahun untuk pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, masing-masing sebesar 13,93% dan 13,04%.
c.
The average annual interest rate for related parties (Note 29) as of December 31, 2013 and 2012 are 7.86% and 7.44%, respectively, while average interest rate annually for third parties as of December 31, 2013 and 2012 are 13.93% and 13.04%, respectively.
d.
Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka atau jaminan lainnya.
d.
Loans are generally collateral by powers of attorney to mortgage or sell, time deposits or by other guarantees.
e.
Ikhtisar kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi
e.
Summary of non-performing loans by economic sectors As of December 31, 2013 and 2012, detail of non-performing loans according to economic sectors are as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, rincian kredit bermasalah menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut: 2013 Perdagangan besar dan eceran Rumah tangga dan kegiatan yang belum jelas batasannya Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Industri pengolahan Konstruksi Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
2012
1.375.000
854.079
699.118
460.421
312.487 157.735
263.516 -
2.544.340
1.578.016
(293.686) 2.250.654
(401.500) 1.176.516
Trading Households and undefined activities Social services, sociocultural entertainment and others personal Manufacturing Construction Less: Allowance for impairment losses Total
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, kredit yang tergolong sebagai kredit bermasalah masing-masing sebesar Rp 2.250.654 dan Rp 1.176.516. Kenaikan kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan dari 31 Desember 2012 ke 31 Desember 2013 sebesar 0,10%.
As of December 31, 2013 and 2012, loans that classified as non-performing loans amounted to Rp 2,250,654 and Rp 1,176,516, respectively. The increase in non-performing loans to total loans from December 31, 2012 to December 31, 2013 was 0.10%.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, rasio Non-Performing Loan (NPL) adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2013 and 2012, NonPerforming Loans (NPL) ratio are as follows:
2013 NPL Kotor NPL Bersih
2012
0,24% 0,21%
42
0,17% 0,13%
Gross NPL Net NPL
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
10. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) f.
g.
Batas Maksimum (BMPK)
Pemberian
10. LOANS (continued) Kredit
f.
Legal Lending Limit (LLL)
Kepatuhan Bank terhadap peraturan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), sebagaimana diatur dalam peraturan Bank Indonesia No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank telah mematuhi peraturan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) untuk pihak berelasi dan pihak ketiga.
In compliance with the Bank Indonesia regulation on Legal Lending Limit (LLL), as stipulated in the Bank Indonesia regulation No. 8/13/PBI/2006 dated October 5, 2006. As of December 31, 2013 and 2012, the Bank has complied with legal lending limit for related parties and third parties.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank tidak melanggar atau melampaui BMPK yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
As of December 31, 2013 and 2012, the Bank did not breach it Legal Lending Limit (LLL) which establish by Bank Indonesia.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
g.
2013
The changes of allowance for impairment losses are as follows:
2012
Saldo awal tahun Pembentukan dalam tahun berjalan Selisih kurs
9.432.190 (4.502)
7.517.624 1.914.566 -
Beginning balance of the year Provision during the year Exchange rate differences
Saldo akhir tahun
9.427.688
9.432.190
Ending balance of the year
The management believes that the amount of allowance for impairment losses is adequate to cover the potential losses arising from bad loans.
Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang telah dibentuk telah memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan. 11. INVESTASI DALAM SAHAM
11. INVESTMENT IN SHARES 2013
2012
PT Sarana Bersama Pengembangan Indonesia
6.000
6.000
PT Sarana Bersama Pengembangan Indonesia
Jumlah
6.000
6.000
Total
Bank memiliki penyertaan dalam bentuk saham pada PT Sarana Bersama Pengembangan Indonesia, perusahaan yang bergerak dalam bidang modal ventura dengan pemilikan sebesar 0,09%.
Bank has investment in form of shares in PT Sarana Bersama Pengembangan Indonesia, company engaged in the field of venture capital with ownership of 0.09%.
Manajemen Bank berkeyakinan bahwa tidak ada cadangan kerugian penurunan nilai investasi dalam saham yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The Bank’s management believes that there was no allowance for impairment losses on investment in shares to be provided as of December 31, 2013 and 2012.
43
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
12. ASET TETAP
12. FIXED ASSETS 2013 Saldo awal/ Beginning balance
Harga perolehan: Tanah Bangunan Perlengkapan kantor Kendaraan bermotor
Akumulasi penyusutan: Bangunan Perlengkapan kantor Kendaraan bermotor
Penambahan/ Additions
Saldo akhir/ Ending balance
Pegurangan/ Deductions
59.684.002 35.877.543 24.794.239 6.354.701
2.039.239 1.210.125 705.600
(2.091.303) (415.700)
59.684.002 37.916.782 23.913.061 6.644.601
126.710.485
3.954.964
(2.507.003)
128.158.446
11.516.539 19.942.348 3.980.188
1.279.104 2.324.283 709.091
(2.085.651) (326.138)
12.795.643 20.180.980 4.363.141
35.439.075
4.312.478
(2.411.789)
37.339.764
Nilai buku bersih
90.818.682
Costs: Land Buildings Office equipments Vehicles
Accumulated depreciation: Buildings Office equipments Vehicles
Net book value
2012
Saldo awal/ Beginning balance Harga perolehan/nilai penilaian kembali: Tanah Bangunan Perlengkapan kantor Kendaraan bermotor
Akumulasi penyusutan: Bangunan Perlengkapan kantor Kendaraan bermotor
Penambahan/ Additions
Pegurangan/ Deductions
Selisih penilaian kembali aset tetap/ Revaluation increment in fixed assets
Saldo akhir/ Ending balance
8.504.617 17.876.846 21.776.663 5.976.879
163.790 3.041.395 934.573
(23.819) (556.751)
51.179.385 17.836.907 -
59.684.002 35.877.543 24.794.239 6.354.701
54.135.005
4.139.758
(580.570)
69.016.292
126.710.485
10.763.426 17.409.663 3.967.322
753.113 2.552.869 552.737
(20.184) (539.871)
-
11.516.539 19.942.348 3.980.188
32.140.411
3.858.719
(560.055)
-
35.439.075
Nilai buku bersih
91.271.410
Cost/revalued amount: Land Buildings Office equipments Vehicles
Accumulated depreciation: Buildings Office equipments Vehicles
Net book value
Penyusutan aset tetap yang dibebankan pada beban umum dan administrasi masing-masing sebesar Rp 4.312.478 dan Rp 3.858.719 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Catatan 26).
Depreciation of fixed assets charged to general and administrative expenses amounted to Rp 4,312,478 and Rp 3,858,719 for the years ended December 31, 2013 and 2012, respectively (Note 26).
Aset tetap kecuali tanah dan perlengkapan kantor, diasuransikan terhadap seluruh risiko properti, jaminan kerugian total (TLO) dan seluruh risiko kendaraan bermotor kepada PT Asuransi Wahana Tata dan PT Asuransi Jaya Proteksi untuk tahun 2013, dan PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Jaya Proteksi dan PT Asuransi Central Asia untuk tahun 2012.
Fixed assets except for land and office equipments, are insured against property all risk, total loss only (TLO) and vehicle all risk to PT Wahana Tata Insurance and PT Jaya Proteksi Insurance for the year 2013, and PT Wahana Tata Insurance, PT Jaya Proteksi Insurance and PT Central Asia Insurance for the year 2012.
Perusahaan asuransi tersebut bukan merupakan pihak yang berelasi dengan Bank. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutupi kemungkinan terjadi kerugian.
Those insurance companies are not a related parties of the Bank. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover posibble losses.
Penjualan aset tetap selama tahun 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp 358.595 dan Rp 403.685, dengan nilai buku masing-masing sebesar Rp 89.946 dan Rp 17.216, serta menghasilkan keuntungan penjualan masingmasing sebesar Rp 268.649 dan Rp 386.469 yang dicatat pada akun Beban Non-Operasional.
Sale of fixed assets for the years ended 2013 and 2012 are Rp 358,595 and Rp 403,685, book value each are Rp 89,946 and Rp 17,216, also resulted gain on sale of fixed assets each are Rp 268,649 and Rp 386,469 and recorded at Non-Operating Expenses.
44
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
12. ASET TETAP (lanjutan)
12. FIXED ASSETS (continued)
Berdasarkan surat keputusan Direktorat Jendral Pajak (DJP) No. KEP-1932/WPJ.11/2012 tanggal 29 Nopember 2012, Bank telah mendapat persetujuan kantor pajak atas hasil penilaian kembali aset tetap berupa tanah dan bangunan per tanggal 19 Nopember 2012 (berdasarkan penilaian oleh penilai independen Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Toha, Okky, Heru dan rekan serta KJPP Hari Utomo dan rekan) yang dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 79/PMK.03/2008 tanggal 23 Mei 2008.
By the Decision Letter of Directorate General Of Tax (DGT) No. KEP-1932/WPJ.11/2012 dated November 29, 2012, the Bank obtained the tax office approval to revaluate its land and buildings as of November 19, 2012, (based on appraisal done by independent appraiser KJPP Toha, Okky, Heru dan rekan and KJPP Hari Utomo dan rekan) based on the Regulation of The Ministry of Finance No. 79/PMK.03/2008 dated May 23, 2008.
Rincian surplus revaluasi aset tetap adalah sebagai berikut:
The details of surplus on revaluation of fixed assets were as follows:
Penilaian kembali pada tanggal 19 Nopember 2012: Nilai wajar - tanah Nilai wajar - bangunan
59.684.002 24.522.430
Revaluation on November 19, 2012: Fair value - land Fair value - buildings
Jumlah nilai wajar - tanah dan bangunan
84.206.432
Total fair value - land and buildings
8.504.617 6.685.523
Net book value - land Net book value - buildings
Jumlah nilai buku - tanah dan bangunan
15.190.140
Total net book value - land and buildings
Surplus revaluasi aset tetap Pajak penghasilan final atas surplus revaluasi aset tetap
69.016.292 6.901.629
Surplus on revaluation of fixed assets Final income tax on surplus on revaluation of fixed assets
62.114.663
Revaluation increment in fixed assets as recorded under Equity
Nilai buku - tanah Nilai buku - bangunan
Selisih penilaian kembali aset tetap yang dicatat sebagai bagian dari Ekuitas
If land and buildings were stated on the historical cost basis, the amounts would be as follows:.
Jika tanah dan bangunan dicatat sebesar harga perolehan, jumlahnya adalah sebagai berikut: 2013 Harga perolehan (tanah dan bangunan) Akumulasi penyusutan Nilai buku bersih
2012
28.584.492 (12.430.180)
26.545.253 (11.607.195)
16.154.312
14.938.058
Cost (land and buildings) Accumulated depreciation Net book amount
By individual reviewed of fixed asset at the end of the year, management believes that there is no indication for impairment in the value of fixed assets.
Berdasarkan penelaahan aset tetap secara individual pada akhir tahun, manajemen Bank berpendapat bahwa tidak ada indikasi penurunan nilai aset tetap yang dimiliki oleh Bank. 13. ASET LAIN-LAIN
13. OTHER ASSETS 2013
2012
Piutang bunga Biaya dibayar dimuka Uang muka Uang jaminan Tagihan lainnya Lain-lain
12.564.486 4.747.405 4.314.942 2.000.000 610.828 317.128
11.133.780 4.720.556 2.057.987 2.000.000 696.005 298.855
Interest receivable Prepaid expenses Advances Security deposits Other receivables Others
Jumlah
24.554.789
20.907.183
Total
Prepaid expenses mainly comprise prepaid rents, prepaid insurance, prepaid renovations and others.
Biaya dibayar dimuka terutama terdiri dari sewa yang dibayar dimuka, asuransi dibayar dimuka, renovasi dibayar dimuka dan lainnya. 45
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
14. LIABILITAS SEGERA
14. OBLIGATION DUE IMMEDIATELY 2013
2012
Rupiah: Bunga yang masih harus dibayar Titipan transfer, kliring dan inkaso Lainnya
4.820.797 2.474.998 13.670
3.538.827 1.639.168 10.500
Rupiah: Accrued interest expense Transfer, clearing and inkaso deposit Others
Jumlah Rupiah
7.309.465
5.188.495
Total Rupiah
Mata uang asing: Titipan transfer, kliring dan inkaso Bunga yang masih harus dibayar Lainnya
3.716.290 74.678 -
1.870.884 16.560 456.155
Foreign currencies: Transfer, clearing and inkaso deposit Accrued interest expense Others
Jumlah mata uang asing
3.790.968
2.343.599
Total foreign currencies
11.100.433
7.532.094
Total
Jumlah
15. SIMPANAN NASABAH a.
15. DEPOSITS FROM CUSTOMERS
Berdasarkan jenis dan mata uang
a. 2013
Rupiah: Giro Tabungan Deposito berjangka
2012
241.689.500 307.756.945 884.978.012
226.783.653 315.305.429 715.475.769
Rupiah: Demand deposits Saving deposits Time deposits
1.434.424.457
1.257.564.851
Total Rupiah
Mata uang asing: Giro Deposito berjangka
31.211.017 50.995.639
18.203.964 10.518.106
Foreign currency: Demand deposits Time deposits
Jumlah mata uang asing
82.206.656
28.722.070
Total foreign currency
1.516.631.113
1.286.286.921
Total
Jumlah Rupiah
Jumlah
b.
By type and currency
Berdasarkan jatuh tempo
b. 2013
By maturity date
2012
Rupiah: Giro Kurang dari 1 bulan
241.689.500
226.783.653
Rupiah: Demand deposits Less than 1 month
Tabungan Kurang dari 1 bulan
307.756.945
315.305.429
Saving deposits Less than 1 month
Deposito berjangka Kurang dari 1 bulan 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan
14.000.000 593.377.732 241.560.185 18.174.595 17.865.500
490.820.334 200.919.457 10.606.478 13.129.500
Time Deposits Less than 1 month 1 month 3 months 6 months 12 months
884.978.012
715.475.769
Total time deposits
1.434.424.457
1.257.564.851
Jumlah deposito berjangka Jumlah Rupiah
46
Total Rupiah
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
15. SIMPANAN NASABAH (lanjutan) b.
15. DEPOSITS FROM CUSTOMERS (continued)
Berdasarkan jatuh tempo (lanjutan)
b. 2013
2012
Mata uang asing: Giro Kurang dari 1 bulan
31.211.017
18.203.964
Foreign currency: Demand deposits Less than 1 month
Deposito berjangka 1 bulan 3 bulan 12 bulan
48.492.272 2.351.242 152.125
9.983.787 413.850 120.469
Time deposits 1 month 3 months 12 months
50.995.639
10.518.106
Total time deposits
82.206.656
28.722.070
Total foreign currency
1.516.631.113
1.286.286.921
Total
Jumlah deposito berjangka Jumlah mata uang asing Jumlah
c.
Berdasarkan pihak dan mata uang
c. 2013
By parties and currency
2012
Giro Rupiah: Pihak berelasi Pihak ketiga
4.076.871 237.612.629
9.085.063 217.698.590
Mata uang asing: Pihak berelasi Pihak ketiga
169.889 31.041.128
396.270 17.807.694
Tabungan Rupiah: Pihak berelasi Pihak ketiga Deposito berjangka Rupiah: Pihak berelasi Pihak ketiga Mata uang asing: Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah
Demand deposits Rupiah: Related parties Third parties Foreign currency: Related parties Third parties
13.931.030 301.374.399
Saving deposits Rupiah: Related parties Third parties
16.993.428 867.984.584
36.475.329 679.000.440
Time deposits Rupiah: Related parties Third parties
128.336 50.867.303
171.742 10.346.364
Foreign currency: Related parties Third parties
1.516.631.113
1.286.286.921
10.735.538 297.021.407
Total
Information on related parties transactions are disclosed in Note 29.
Informasi mengenai transaksi dengan pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 29. 16. SIMPANAN DARI BANK LAIN a.
By maturity date (continued)
16. DEPOSITS FROM OTHER BANKS
Berdasarkan jenis dan mata uang
a.
By type and currency
2013
2012
Rupiah: Giro Tabungan Deposito berjangka
5.012.262 8.321.065 40.452.037
5.795.505 10.718.934 14.694.852
Rupiah: Demand deposits Saving deposits Time deposits
Jumlah
53.785.364
31.209.291
Total
47
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
16. SIMPANAN DARI BANK LAIN (lanjutan) b.
16. DEPOSITS FROM OTHER BANKS (continued)
Berdasarkan jatuh tempo
b. 2013
2012
Rupiah: Giro Kurang dari 1 bulan
5.012.262
5.795.505
Rupiah: Demand deposits Less than 1 month
Tabungan Kurang dari 1 bulan
8.321.065
10.718.934
Saving deposits Less than 1 month
Deposito berjangka 1 bulan 3 bulan
39.452.037 1.000.000
12.344.852 2.350.000
Time deposits 1 month 3 months
Jumlah deposito berjangka
40.452.037
14.694.852
Total time deposits
Jumlah
53.785.364
31.209.291
Total
17. LIABILITAS LAIN-LAIN
17. OTHER LIABILITIES 2013
Liabilitas imbalan pasca-kerja (Catatan 19) Provisi Lain-lain Jumlah
2012
7.910.178 524.241 2.657.458
7.125.689 766.829 1.639.144
Post-employment benefits obligation (Note 19) Provision Others
11.091.877
9.531.662
Total
18. PAJAK PENGHASILAN a.
18. INCOME TAX
Utang pajak
a. 2013
Pajak penghasilan badan Dikurangi: Pajak dibayar dimuka Pajak penghasilan pasal 29 Utang pajak lainnya: PPh pasal 4 ayat 2 PPh pasal 21 PPh pasal 23 PPh 25 pembebanan bulan Desember 2013 dan 2012 Pajak lainnya Jumlah utang pajak
b.
By maturity date
Taxes payable
2012
5.939.407
4.416.354
(5.638.874)
(2.970.230)
Corporate income tax Less: Prepaid taxes
300.533
1.446.124
Income tax article 29
632.537 610.839 30.356
351.794 333.933 3.193
570.095 309
215.398 4.103
Other taxes payable: Income tax article 4, paragraph 2 Income tax article 21 Income tax article 23 Imposition of income tax 25 in December 2013 and 2012 Other taxes
2.144.669
2.354.545
Total taxes payable
Beban pajak penghasilan
b. 2013
Income tax expense
2012
Kini Tangguhan
(5.939.407) 196.122
(4.416.354) 496.690
Current Deferred
Jumlah
(5.743.285)
(3.919.664)
Total
48
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) b.
18. INCOME TAX (continued)
Beban pajak penghasilan (lanjutan)
b.
The reconciliation between the Bank's income tax expense and the Bank's profit before income tax, multiplied by the prevailing tax rate (25%) was as follows:
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dan laba PT Bank Antardaerah sebelum pajak penghasilan, dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku (25%) adalah sebagai berikut: 2013
2012
Laba sebelum pajak penghasilan Beban yang tidak bisa dikreditkan Penyesuaian lain (Catatan 19)
22.381.682 591.458 784.489
15.265.915 412.739 1.986.762
Income before tax Non-deductible expenses Other adjustment (Note 19)
Laba kena pajak
23.757.629
17.665.416
Taxable income
5.939.407
4.416.354
Estimate corporate income tax
Taksiran pajak penghasilan badan
c.
Income tax expense (continued)
Pajak tangguhan
c.
Deferred tax The items that give rise to significant portions of the deferred tax assets as of December 31, 2013 and 2012 were as follows:
Unsur-unsur yang merupakan bagian signifikan dari aset pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: 2013
Saldo per 1 Januari/ Balance at January 1
Diakui dalam laba rugi/ Recognized in profit or loss
Diakui di penghasilan komprehensif lainnya/ Recognized in other comprehensive income
Saldo per 31 Desember/ Balance at December 31
Liabilitas imbalan pasca-kerja
1.781.422
196.122
-
1.977.544
Post-employment benefits obligation
Aset pajak tangguhan
1.781.422
196.122
-
1.977.544
Deferred tax assets
Diakui dalam laba rugi/ Recognized in profit or loss
Diakui di penghasilan komprehensif lainnya/ Recognized in other comprehensive income
Saldo per 31 Desember/ Balance at December 31
2012
Saldo per 1 Januari/ Balance at January 1 Liabilitas imbalan pasca-kerja
1.284.732
496.690
-
1.781.422
Post-employment benefits obligation
Aset pajak tangguhan
1.284.732
496.690
-
1.781.422
Deferred tax assets
19. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA
19. POST-EMPLOYMENT BENEFITS OBLIGATION The Bank has a defined contribution pension plan covering its qualified permanent employees, which is managed and administered by PT Bank Antardaerah. The contribution for pension plan is computed based on employees' basic salary. As of December 31, 2013 and 2012, the employees’ contributions are 38.32% and 43.42%, respectively, of the employees' basic salaries.
Bank telah menentukan kontribusi program pensiun mencakup karyawan tetap, dikelola oleh PT Bank Antardaerah. Kontribusi untuk program pensiun dihitung berdasarkan gaji pokok karyawan. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, kontribusi karyawan masing-masing adalah 38,32% dan 43,42% dari gaji pokok karyawan.
49
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. LIABILITAS (lanjutan)
IMBALAN
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
PASCA-KERJA
19. POST-EMPLOYMENT BENEFITS OBLIGATION (continued)
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 13/2003 yang berkaitan dengan peraturan tenaga kerja, Bank diwajibkan untuk menyediakan liabilitas imbalan pasca-kerja untuk karyawan ketika kepegawaian mereka dihentikan atau ketika mereka pensiun. Imbalan ini terutama didasarkan pada masa kerja dan kompensasi karyawan pada saat penghentian atau pensiun.
In accordance with Law of the Republic of Indonesia No. 13/2003 relating to labor regulations, the Bank is required to provide postemployment benefits obligation to its employees when their employment is terminated or when they retired. These benefits are primarily based on years of service and the employees' compensation at termination or retirement.
Oleh karena itu, selain rencana pensiun, Bank mencatat liabilitas tambahan, yang mewakili sebagian besar manfaat yang diamanatkan oleh UU No. 13/2003.
Therefore, in addition to the pension program, the Bank recorded an additional liability, which represented a portion of benefits required by Law No. 13/2003.
Liabilitas jangka panjang dan liabilitas imbalan pasca-kerja terdiri dari pembayaran pelayanan, pembayaran pesangon, pesangon pemutusan kontrak dan kompensasi lainnya yang dihitung oleh aktuaris independen PT Padma Raya Aktuaria dengan menggunakan metode projectedunit-credit.
Long-term liabilities and post-employment benefits obligation consists of service payments, severance payments, termination benefits and other compensation which was calculated by an independent actuary PT Padma Raya Aktuaria using the projected-unit-credit method.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, liabilitas imbalan pasca-kerja sebesar Rp 7.910.178 dan Rp 7.125.689 yang telah diakui dalam kebijakan akuntansi Bank lebih tinggi daripada kewajiban bersih yang dihitung oleh aktuaris independen, namun selisih tersebut tidak dianggap material dan oleh karena itu, selisih tersebut tidak dilakukan penyesuaian.
The post-employment benefits obligation as of December 31, 2013 and 2012 amounted to Rp 7,910,178 and Rp 7,125,689 that have been recognized under the Bank’s accounting policy are higher than net liabilitiy calculated by independent actuary, however the differences are not considered to be material and therefore, the differences were not adjusted.
Mutasi liabilitas di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:
The changes in the liabilities recognized in the statements of financial position are as follows:
2013 Saldo awal tahun Beban tahun berjalan Pembayaran manfaat kepada karyawan Saldo akhir tahun
2012
7.125.689 4.214.620
5.138.927 4.048.887
Beginning balance of the year Amount charged to expense
(3.430.131)
(2.062.125)
Benefits payment to employee
7.910.178
7.125.689
20. MODAL SAHAM
20. CAPITAL STOCK The shareholders are composition as December 31, 2013 and 2012 are as follows:
Susunan kepemilikan saham Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh/ Number of shares issued and fully paid
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Jumlah
of
Nilai nominal/ Nominal value
Pemegang saham Ahadiat Wargana Indrawati Yudo Sutanto Hendra Setiawan Djasmajuni
Ending balance of the year
Shareholders 501.250 160.506 130.119 119.062 91.563
50,00% 16,01% 12,98% 11,88% 9,13%
50.125.000 16.050.600 13.011.900 11.906.200 9.156.300
Ahadiat Wargana Indrawati Yudo Sutanto Hendra Setiawan Djasmajuni
1.002.500
100%
100.250.000
Total
50
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
21. PENDAPATAN BUNGA BERSIH
21. NET INTEREST INCOME 2013
2012
Pendapatan bunga Kredit yang diberikan Efek-efek Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain
135.726.059 21.773.072 2.607.487 346.680
113.435.981 16.141.916 5.514.745 117.609
Interest income Loans Securities Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks
Jumlah pendapatan bunga
160.453.298
135.210.251
Total interest income
(72.067.023)
(63.444.197)
(2.614.070) (3.143.921) (33.567) -
(2.564.761) (1.932.354) (15.902) (327)
Interest expense Deposits from customers Premium deposits insurance program Deposits from other banks Debt securities issued Others
(77.858.581)
(67.957.541)
Total interest expense
82.594.717
67.252.710
Interest income - net
Beban bunga Simpanan nasabah Premi program penjaminan simpanan Simpanan dari bank lain Surat utang yang diterbitkan Lain-lain Jumlah beban bunga Pendapatan bunga - bersih
22. PENDAPATAN PROVISI DAN KOMISI
22. FEES AND COMMISSIONS EARNED 2013
2012
Pendapatan provisi dan komisi Kredit yang diberikan Lainnya
7.324.059 2.150.631
6.702.487 2.116.219
Fees and commissions earned Loans Others
Jumlah pendapatan provisi dan komisi
9.474.690
8.818.706
Total fees and commissions earned
23. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
23. OTHER OPERATING INCOME 2013
2012
Pendapatan bersih dari instrumen keuangan lain pada nilai wajar melalui laba rugi Pendapatan operasi lain Pendapatan lain-lain
294.286 2.140.032 2.102.611
505.107 1.942.809 2.529.922
Net income from other financial instruments at fair value through profit or loss Other operating income Other income
Jumlah
4.536.929
4.977.838
Total
24. PEMBENTUKAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN DAN ASET NON-KEUANGAN
24. PROVISION OF ALLOWANCE FOR IMPAIRMENT LOSSES ON FINANCIAL ASSETS AND NON-FINANCIAL ASSETS
2013 Kredit yang diberikan Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Komitmen dan kontinjensi Giro pada bank lain Aset lain-lain - agunan yang diambil alih dan aset tidak produktif Tagihan akseptasi Investasi dalam saham Cadangan kerugian penurunan nilai - bersih
2012
(4.502)
1.914.566
4.502 -
(134.129) (745.455) (621.588) (299.579)
-
(72.334) (41.421) (60)
-
51
-
Loans Placements with Bank Indonesia and other banks Securities Commitments and contingencies Demand deposits with other banks Other assets - foreclosed assets and non-earning assets Acceptance receivables Investment in shares Allowance for impairment losses - net
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
25. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN
25. SALARIES AND ALLOWANCES EXPENSES 2013
2012
Gaji dan upah Tunjangan karyawan Imbalan pasca-kerja Lain-lain
34.648.558 3.379.675 4.214.620 139.880
28.229.541 4.714.832 4.048.887 191.596
Salaries and wages Employee allowances Post-employment benefits Others
Jumlah
42.382.733
37.184.856
Total
26. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
26. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 2013
2012
Beban penyusutan dan amortisasi Beban sewa
4.312.478 3.277.958
3.858.719 3.333.207
Depreciation and amortization expenses Lease expenses
Beban lain-lain: Beban operasional lainnya Beban komunikasi data Beban iklan dan promosi Beban pemeliharaan aset tetap Beban pendidikan dan pelatihan Beban asuransi Beban pajak Beban lainnya
7.883.522 3.793.802 2.812.884 1.950.135 1.254.326 609.512 361.227 6.076.721
6.533.016 3.463.442 2.162.263 1.732.094 1.211.423 568.967 295.438 5.773.546
Other expenses: Other operating expenses Data and communication expenses Advertising and promotions expenses Fixed assets maintenance expenses Education and training expenses Insurance expenses Tax expenses Other expenses
Jumlah beban lain-lain
24.742.129
21.740.189
Total other expenses
Jumlah
32.332.565
28.932.115
Total
27. PENDAPATAN NON-OPERASIONAL
27. NON-OPERATING INCOME 2013
2012
Pendapatan selisih kurs Keuntungan penjualan aset tetap Pendapatan denda Pendapatan non-operasional lainnya
1.124.518 268.649 194.378 12.801
617.455 386.469 109.371 12.289
Foreign exchange rates Gain on sale of fixed assets Penalties income Miscellaneous non-operating income
Jumlah
1.600.346
1.125.584
Total
28. BEBAN NON-OPERASIONAL
28. NON-OPERATING EXPENSES 2013
Sumbangan Beban aktivitas karyawan Beban non-operasional lainnya Denda-denda Kerugian penjualan agunan yang diambil alih Jumlah
2012
591.458 463.692 32.956 21.596
412.739 334.596 39.864 2.854
Donation Employee’s activities expenses Miscellaneous non-operating expenses Penalties
-
1.899
Loss on sale of foreclosed assets
1.109.702
791.952
Total
52
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
29. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI
29. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES These transactions related with lending and funding in normal conditions and substantially required normal regulations just like other third parties. Significant transactions with related parties are as follows:
Transaksi-transaksi ini terutama berhubungan dengan pinjam-meminjam dana dalam kegiatan normal usaha dan secara substansial telah dilakukan dengan persyaratan normal seperti yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Transaksi-transaksi signifikan dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut: 2013 Aset Kredit yang diberikan - bersih (Catatan 10): PT Tri Jaya Abadi Sentausa Keluarga direksi dan karyawan kunci
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah aset yang terkait dengan pihak berelasi Persentase dari jumlah aset
2012
141.175 5.026.782
236.316 2.326.566
5.167.957
2.562.882
(2.541)
(4.412)
Assets Loans - net (Note 10): PT Tri Jaya Abadi Sentausa Directors family and key personnel
Less: Allowance for impairment losses
5.165.416
2.558.470
Total assets with related parties
0,29%
0,17%
Percentage of total assets
Liabilitas Simpanan nasabah (Catatan 15): Giro Tabungan Deposito berjangka
4.246.760 10.735.538 17.121.764
9.481.333 13.931.030 36.647.071
Liabilities Deposits from customers (Note 15): Demand deposits Saving deposits Time deposits
Jumlah liabilitas yang terkait dengan pihak berelasi
32.104.062
60.059.434
Total liabilities with related parties
2,01%
4,49%
Percentage of total liabilities
Persentase dari jumlah liabilitas
The nature and type of transactions with related parties are as follows:
Rincian sifat dan jenis transaksi dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut: Pihak hubungan berelasi/ Related parties Perseorangan/Individual
Perusahaan/Companies
Sifat hubungan berelasi/ The nature of relation Komisaris/Commissioners Direksi/Directors Karyawan/Employee Pejabat Eksekutif/Executive Staff Afiliasi/Affiliate
Transaksi/Transaction Kredit/Loans Simpanan/Deposits Beban bunga/Interest expense Pendapatan bunga/Interest income Kredit/Loans Simpanan/Deposits Beban bunga/Interest expense Pendapatan bunga/Interest income
Key management personnel consists of members of the Board of Commisioners and Board of Directors, and key executives who have direct responsibility to the Board of Directors or have significant influence over policies and/or operational activities of the Bank.
Personil manajemen kunci mencakup anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta pejabat eksekutif yaitu pejabat yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi atau memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dan/atau aktivitas operasional Bank.
53
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. ASET KEUANGAN KEUANGAN
DAN
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
LIABILITAS
30. FINANCIAL LIABILITIES
ASSETS
AND
FINANCIAL
Sebagian besar instrumen keuangan dicatat sebesar nilai wajar dalam laporan posisi keuangan.
A significant number of financial instruments are carried at fair value in the statements of financial position.
Instrumen-instrumen keuangan telah dialokasikan berdasarkan klasifikasinya. Kebijakan akuntansi yang signifikan dalam Catatan 2e dan 2f menggambarkan bagaimana kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur dan bagaimana pendapatan dan pengeluaran, termasuk keuntungan dan kerugian nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen keuangan), diakui.
Financial instruments have been allocated based on their classification. The significant accounting policies in the Note 2e and 2f describe how the categories of the financial assets and financial liabilities are measured and how income and expenses, including fair value gains and losses (changes in fair value of financial instrument), are recognized.
Kelas aset keuangan telah dialokasikan dalam dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman dan piutang dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Demikian pula, setiap kelas liabilitas keuangan telah dialokasikan dalam liabilitas keuangan lainnya pada biaya diamortisasi.
Financial assets classes have been allocated into held to maturity, loans and receivables and available for sale of financial assets. Similarly, each class of financial liability has been allocated into other financial liabilities at amortized cost.
Berikut metode dan asumsi yang digunakan untuk perkiraan nilai wajar:
The following methods and assumptions are used to estimate the fair value:
Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tertentu, efek-efek yang tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo dan kredit yang diberikan mendekati nilai tercatat karena instrumen keuangan tersebut memiliki jangka waktu jatuh tempo yang singkat.
Fair values of certain financial assets and liabilities, available for sale, held to maturity securities and loans are approximately the same with their carrying amounts due to the short-term maturities of these financial instruments.
Nilai wajar dari kredit yang diberikan, efek-efek yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga pasar terkini.
The fair value of loans, available for sale and held to maturity securities are determined by discounting cash flows using current market interest rate.
Instrumen keuangan yang diakui pada nilai wajar berdasarkan hirarki yang digunakan Bank untuk menentukan dan mengungkapkan nilai wajar dari instrumen keuangan:
The financial instruments recognized at fair value based on the hierarchy used by the Bank in determining and disclosing the fair value of financial instruments:
(i) Tingkat 1: Dikutip dari harga pasar aktif untuk aset atau liabilitas keuangan yang identik;
(i) Level 1: Quoted (unadjusted) prices in active markets for identical financial assets or liabilities;
(ii) Tingkat 2: Teknik valuasi dimana seluruh input yang memiliki efek signifikan terhadap nilai wajar yang diakui dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung;
(ii) Level 2: Valuation techniques for which all inputs which have a significant effect in the recorded fair value are observable either directly or indirectly;
(iii) Tingkat 3: Teknik valuasi dimana seluruh input yang memiliki efek signifikan terhadap nilai wajar yang diakui tidak dapat diobservasi dari data pasar.
(iii) Level 3: Valuation techniques which use inputs that have a significant effect in the recorded fair value that are not based on observable market data.
54
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
31. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
31. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES As of December 31, 2013 and 2012, the Bank's commitments and contingencies were as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, komitmen dan kontinjensi Bank adalah sebagai berikut: 2013
2012
KOMITMEN Liabilitas komitmen Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan Rupiah Mata uang asing Letters of credit beredar yang tidak dapat dibatalkan Liabilitas komitmen - bersih
COMMITMENTS
(344.164.467) (1.815.764)
(329.959.509) (9.878.438)
(443.712)
(5.101.885)
Commitment liabilities Unused loan facilities to debtors Rupiah Foreign currency Outstanding irrevocable letters of credit
(346.423.943)
(344.939.832)
Commitment liabilities - net
KONTINJENSI
CONTINGENCIES
Piutang kontinjensi Pendapatan bunga yang akan diterima Lainnya
214.207 526.827
8.097 1.585.519
Contingent receivables Interest receivables Others
Jumlah piutang kontinjensi
741.034
1.593.616
Total contingent receivables
Liabilitas kontinjensi Bank garansi yang diterbitkan Administratif Iainnya
(44.186.166) (19.227.644)
(49.573.790) (23.047.388)
Contingent liabilities Bank guarantee issued Other administratives
Jumlah liabilitas kontinjensi
(63.413.810)
(72.621.178)
Total contingent liabilities
Liabilitas kontinjensi - bersih
(62.672.776)
(71.027.562)
Contingent liabilities - net
Lainnya: Rupiah: Penghapusan aset produktif Mata uang asing: Aset produktif lain yang dihapus
437.672
437.672
Others: Rupiah: Written off on earning assets
2.809.794
-
Foreign currency: Written off on other earning asset
32. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM
32. GOVERNMENT GUARANTEE OBLIGATIONS OF COMMERCIAL BANKS
ON
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tanggal 22 September 2004 yang berlaku efektif sejak tanggal 22 September 2005, sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Republik Indonesia No. 3 tanggal 13 Oktober 2008, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku, yang besaran nilai jaminannya dapat berubah jika memenuhi kriteria tertentu yang berlaku.
Based on Law No. 24 dated September 22, 2004, effective on September 22, 2005, which was amended by the Government Regulation No. 3 dated October 13, 2008, the Indonesia Deposit Insurance Agency (LPS) was formed to guarantee certain liabilities of commercial banks under the applicable guarantee program, which the amount of guarantee can be amended if the situation is comply with the valid particular criterias.
Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 pada tanggal 26 September 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 September 2005, LPS menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain.
Based on “Lembaga Penjamin Simpanan” Regulation No. 1/PLPS/2005 dated September 26, 2005 regarding Deposit Insurance Program, stated that since September 22, 2005, LPS will guarantee bank deposits including demand deposits, time deposits, certificate of deposits, saving deposits and/or other forms of deposits, including deposits from other banks.
55
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. JAMINAN LIABILITAS (lanjutan)
PEMERINTAH PEMBAYARAN
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
TERHADAP BANK UMUM
32. GOVERNMENT OBLIGATIONS (continued)
OF
GUARANTEE COMMERCIAL
ON BANKS
Pada tanggal 13 Oktober 2008, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2008 tentang besaran nilai simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan peraturan tersebut, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula berdasarkan Undang-Undang No. 24 tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp 100.000.000 (nilai penuh) diubah menjadi maksimum Rp 2.000.000.000 (nilai penuh).
As of October 13, 2008, the President of the Republic of Indonesia approved Government Regulation No. 66 year 2008 regarding the amount of guarantee on deposits guaranteed by LPS. By the such regulation, the guaranteed customer's deposit amount in a bank which previously according to Law No. 24 year 2004 amounted to maximum Rp 100,000,000 (full amount) was amended to maximum of Rp 2,000,000,000 (full amount).
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank adalah peserta dari program penjaminan tersebut.
As of December 31, 2013 and 2012, the Bank was a participant of that guarantee program.
Beban premi program penjaminan simpanan yang dibayar selama tahun 2013 dan 2012 masingmasing sebesar Rp 2.614.070 dan Rp 2.564.761 (Catatan 21).
The premium deposits insurance program expense paid as of 2013 and 2012 are Rp 2,614,070 and Rp 2,564,761, respectively (Note 21).
33. MANAJEMEN RISIKO
33. RISK MANAGEMENT
Dalam mengelola risiko, Bank dituntut untuk menerapkan manajemen risiko sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen risiko yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum dan dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh Basel Committee on Banking Supervision khususnya konsep New Basel Capital Accord (Basel II).
In managing risk, the Bank is required to apply risk management in accordance with the principles of risk management that have been set according to Bank Indonesia regulation on the Application of Risk Management for Commercial Banks and the documents produced by the Basel Committee on Banking Supervision, particularly the concept of the New Basel Capital Accord (Basel II).
Penerapan manajemen risiko di Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003, sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
Implementation of risk management in the Bank refers to the Bank Indonesia regulation No. 5/8/PBI/2003 dated May 19, 2003, which was amended by Bank Indonesia regulation No. 11/25/PBI/2009 dated July 1, 2009 and Circular Letter of Bank Indonesia No. 5/21/DPNP dated September 29, 2003, which was amended by Circular Letter of Bank Indonesia No. 13/23/DPNP dated October 25, 2011 on the Application of Risk Management for Commercial Banks.
Risiko likuiditas
Liquidity risk
Risiko likuiditas adalah potensi timbulnya kerugian akibat dari ketidakmampuan Bank dalam membayar penarikan oleh nasabah, mendanai pertumbuhan aset dan memenuhi kewajiban sesuai kontrak melalui akses tak terbatas untuk pendanaan pada tingkat suku bunga pasar yang layak pada umumnya. Risiko likuiditas juga timbul dari situasi dimana Bank tidak dapat mencairkan atau menjual aset karena pasar tidak bisa memperdagangkan aset tersebut.
Liquidity risk is the potential for loss resulting from the Bank's inability to accomodate withdrawals, fund asset growth and otherwise meet contractual obligations through generally unconstrained access to funding at reasonable market rates. Liqudity risk also arises from situations in which the Bank cannot unload its financial assets because nobody in the market wants to trade that asset.
56
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
33. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
33. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko likuiditas (lanjutan)
Liquidity risk (continued)
Risiko ini melekat pada aktivitas perkreditan, khususnya pada kemampuan bank dalam memenuhi komitmen kredit, aktivitas treasury, aktivitas pendanaan dan instrumen utang. Likuiditas Bank mempunyai peran yang sangat penting karena apabila Bank gagal dalam mengelola likuiditasnya, maka kepercayaan masyarakat akan turun. Atas dasar tersebut diperlukan strategi khusus untuk menghindari kegagalan penyediaan likuiditas tersebut, misalnya dengan penanaman dana dalam efekefek seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
The risk close to credit activity, especially to the ability of Bank to fulfill the credit commitment, treasury activity, funding activity and the loan instrument. Bank liquidity has important function because if the Bank failed to manage the liquidity, the society trust will decrease. As of that basis, the Bank needed the special strategy to avoid the failed of that supplying liquidity, such as funding investment into securities likes "Sertifikat Bank Indonesia" (SBI)/Certificates of Bank Indonesia.
Risiko kredit
Credit risk
Risiko kredit adalah risiko yang disebabkan oleh kegagalan pihak lawan (counterparty) dalam memenuhi kewajibannya terhadap Bank. Risiko kredit dapat timbul dari aktivitas fungsional Bank yaitu perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi.
Credit risk is a risk caused by inability of counterparty in fulfilling its obligation to the Bank. Credit risk can arise from various functional activities of the Bank such as credit (finance of fund), treasury and investment.
Dalam rangka penilaian profil risiko kredit, Bank telah menetapkan indikator-indikator penilaian sebagai dasar pengukuran risiko.
In order to the appraisal of credit risk profile, Bank had established the indicators of appraisals as a basis of measuring risk.
Bank telah membuat kebijakan dan prosedur tertulis sebagai pedoman dalam pemberian kredit yang dituangkan dalam Pedoman Pelaksanaan Kebijakan Perkreditan Bank (PPKPB), dan untuk melengkapi pedoman tersebut diantaranya juga telah dikeluarkan Surat Edaran dan Surat Keputusan Direksi untuk memberikan petunjuk pelaksanaan yang lebih rinci. Dalam pedoman tersebut telah dituangkan tentang kriteria pemberian kredit yang sehat, termasuk mekanisme pemberian kredit mulai dari permohonan, proses analisa, persetujuan, sampai dengan pelunasan, termasuk proses restrukturisasi kredit bermasalah. Dengan beberapa ketentuan tersebut, diharapkan risiko yang timbul akibat kegagalan pemberian kredit dapat diminimalisir.
Bank has made policy and written procedure as a guidance in giving loans which is stated in Manual Implementation of Bank’s Loan Policy (Pedoman Pelaksanaan Kebijakan Perkreditan Bank/PPKPB), and to supplement the manual, the Bank also issued Circular Letter and Board of Director’s Decision Letters to provide detailed guideline of implementation. The manual has stated about the criteria of loan offered, including loan offering mechanism starting from the requesting, analytical process, approval, up to settlement, including the process of restructuring the non-performing loan. With the regulations, the risk arising from non-performing loan is expected to be minimized.
Risiko pasar
Market risk
Risiko pasar adalah potensi timbulnya kerugian bagi Bank karena adanya perubahan yang tidak menguntungkan dalam tingkat bunga dan nilai tukar valas di pasar uang dimana Bank beroperasi. Risiko pasar adalah melekat pada hampir seluruh kegiatan dan/atau aktivitas Bank baik di banking book maupun trading book.
Market risk is the potential losses for the Bank, resulting from adverse changes in interest rate and foreign exchange rates in the financial market where the Bank operates. Market risk is inherent in most of the Bank’s operating positions and/or activities, both in the banking book and trading book.
Adapun risiko pasar yang dihadapi Bank hanya meliputi risiko yang disebabkan perubahan tingkat suku bunga, sedangkan tidak terdapat risiko yang disebabkan pergerakan nilai tukar karena Bank hanya melakukan banking book.
The market risk which is faced by the Bank only includes risk which is caused by the changes in interest rate, and there is no risk which is caused by exchange rate because the Bank only use the banking book.
57
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
33. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
33. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko operasional
Operational risk
Risiko operasional adalah potensi timbulnya kerugian sebagai akibat dari kejadian-kejadian yang melibatkan manusia, proses, sistem dan kejadian-kejadian di luar Bank.
Operational risk is the potential for losses resulting from the events involving people, processes, systems and external events.
Seluruh aktivitas Bank senantiasa dihadapkan pada kemungkinan terjadinya empat permasalahan tersebut di atas, sehingga dengan sendirinya potensi terjadinya risiko operasional memiliki kesempatan lebih tinggi dibanding dengan risiko-risiko yang lain.
All of the Bank activities are constantly faced with the possibility of the occurrence of the four problems mentioned above, hence the potency of operational risks have higher chance of occuring than other risks.
Bank telah memiliki Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Operasional dan Bank telah melakukan identifikasi risiko operasional pada semua aktivitas fungsional, seperti aktivitas treasury dan investasi, aktivitas pembiayaan perdagangan, aktivitas pendanaan dan instrumen utang.
Bank has Manual Application of Operational Risk Management and the Bank had identified the operational risk for all of functional activities, such as treasury and investment activity, trade funding activity funding and loan instruments activity.
Risiko lainnya
Other risks
Selain melakukan pengolaan terhadap 4 (empat) jenis risiko tersebut, Bank juga melakukan pengelolaan terhadap risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategis dan risiko kepatuhan yang dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko.
In addition in managing the 4 (four) risks, the Bank also has to manage the law risk, reputation risk, strategic risk and compliance risk which is performed by Risk Management Unit.
Sertifikasi manajemen risiko
Certification of risk management
Selain itu dalam rangka meningkatkan kualifikasi Sumber Daya Manusia dalam penerapan manajemen risiko, Komisaris, seluruh Direksi dan pejabat eksekutif Bank telah mengikuti sertifikasi manajemen risiko yang diselenggarakan oleh lembaga independen di luar Bank Indonesia yaitu Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) dan Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP).
Besides in order to increase the Human Resource qualification to implement the risk management, Commissioners, all of Directors and executive official of the Bank have participated the risk management certification, which is held by independent institution besides Bank Indonesia, which is called “The Institute of Risk Management Certification (Badan Sertifikasi Manajemen Risiko/BSMR)” and “The Institute of Banking Professional Certification (Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan/LSPP).
34. MANAJEMEN RISIKO KREDIT
34. CREDIT RISK MANAGEMENT 2013
2012
43.381.698
24.495.169
Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Efek-efek dan obligasi pemerintah Kredit yang diberikan Investasi dalam saham Bank garansi yang diterbitkan
76.987.705
144.573.791
209.609.000 110.500.637 1.071.980.666 6.000 44.186.166
79.227.500 114.754.933 925.169.462 6.000 49.573.790
Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Securities purchased under resale agreements Securities and government bonds Loans Investment in shares Bank guarantees issued
Jumlah
1.556.651.872
1.337.800.645
Total
58
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
35. MANAJEMEN RISIKO PASAR
35. MARKET RISK MANAGEMENT
Risiko mata uang
Currencies risk 2013
Mata Uang
Liabilitas/ Liabilities
Aset/Assets
Net open position
Currencies
Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Yen Euro Dolar Hongkong Ren Min Bie China
84.136.434 2.534.464 570.081 349.023 64.907 6.566
83.051.469 2.405.519 546.919 2.505 -
1.084.965 128.945 23.162 346.518 64.907 6.566
United States Dollars Singapore Dollars Yen Euro Hongkong Dollars China Ren Min Bie
Jumlah
87.661.475
86.006.412
1.655.063
Total
173.825.206
173.825.206
-
Total capital
Jumlah modal NOP ratio
0,95%
2012
Mata Uang
Liabilitas/ Liabilities
Aset/Assets
Net open position
Currencies
Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Euro Dolar Hongkong Yen Ren Min Bie China
29.640.796 1.734.142 555.096 58.810 16.779 5.015
28.879.804 1.656.934 530.084 -
760.992 77.208 25.012 58.810 16.779 5.015
United States Dollars Singapore Dollars Euro Hongkong Dollars Yen China Ren Min Bie
Jumlah
32.010.638
31.066.822
943.816
Total
161.081.535
161.081.535
-
Total capital
Jumlah modal NOP ratio
0,59%
36. KONSENTRASI BERDASARKAN REKANAN
36. CONCENTRATION BY COUNTERPARTIES 2013
Pemerintah dan Bank Indonesia/ Government and Bank Indonesia
Perusahaan/ Corporate Giro pada Bank Indonesia dan bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Efek-efek dan obligasi pemerintah Kredit yang diberikan Investasi dalam saham Liabilitas komitmen dan kontinjensi - bersih Jumlah %
-
120.525.245
Bank/ Banks
Eceran/ Retail
Jumlah/ Total
43.381.698
-
163.906.943
-
76.987.705
-
-
76.987.705
14.840.000
37.727.000
157.042.000
-
209.609.000
15.303.563 6.000
90.197.074 -
5.000.000 -
1.071.980.666 -
110.500.637 1.071.980.666 6.000
-
-
-
30.149.563
325.437.024
205.423.698
662.883.947
1.223.894.232
Total
2%
27%
17%
54%
100%
%
59
(409.096.719)
(409.096.719)
Demand deposits with Bank Indonesia and other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Securities purchased under resale agreements Securities and government bonds Loans Investment in shares Commitment and contingent liabilities - net
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. KONSENTRASI (lanjutan)
BERDASARKAN
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
REKANAN
36. CONCENTRATION (continued)
BY
COUNTERPARTIES
2012 Pemerintah dan Bank Indonesia/ Government and Bank Indonesia
Perusahaan/ Corporate Giro pada Bank Indonesia dan bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Efek-efek dan obligasi pemerintah Kredit yang diberikan Investasi dalam saham Liabilitas komitmen dan kontinjensi - bersih Jumlah
Bank/ Banks
Eceran/ Retail
Jumlah/ Total
-
100.588.572
24.495.169
-
125.083.741
-
144.573.791
-
-
144.573.791
14.812.500
16.000.000
48.415.000
-
79.227.500
10.590.015 6.000
99.164.918 -
5.000.000 -
925.169.462 -
114.754.933 925.169.462 6.000
Demand deposits with Bank Indonesia and other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Securities purchased under resale agreements Securities and government bonds Loans Investment in shares Commitment and contingent liabilities - net
-
-
-
(415.967.394)
(415.967.394)
25.408.515
360.327.281
77.910.169
509.202.068
972.848.033
Total
3%
37%
8%
52%
100%
%
%
37. MANAJEMEN RISIKO LIKUIDITAS
37. LIQUIDITY RISK MANAGEMENT 2013
Kas dan setara kas Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Efek-efek dan obligasi pemerintah Simpanan nasabah Rasio aset lancar terhadap simpanan nasabah
38. ANALISIS JATUH TEMPO LIABILITAS KEUANGAN
ASET
2012
290.622.501
296.638.292
209.609.000 110.500.637
79.227.500 114.754.933
610.732.138 1.516.631.113
490.620.725 1.286.286.921
40%
38%
DAN
Cash and cash equivalents Securities purchased under resale agreements Securities and government bonds Deposits from customers Ratio of net liquid assets to deposits from customers
38. MATURITY GAP ANALYSIS OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES 2013
Kurang dari/ Less than 1 bulan/month
Lain-lain/ Others ASET/ASSETS Kas/Cash Giro pada Bank Indonesia/ Demand deposits with Bank Indonesia Giro pada bank lain/ Demand deposits with other banks Penempatan pada BI & bank lain/ Placements with BI & other banks Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali/ Securities purchased under resale agreements Efek-efek dan obligasi pemerintah/ Securities and government bonds
1-3 bulan/months
> 3-12 bulan/months
> 1-2 tahun/years
>2 tahun/years
Jumlah/ Total
-
49.727.853
-
-
-
-
49.727.853
-
120.525.245
-
-
-
-
120.525.245
-
43.381.698
-
-
-
-
43.381.698
-
76.987.705
-
-
-
-
76.987.705
-
195.005.000
14.604.000
-
-
-
209.609.000
-
10.120.065
44.769.031
9.854.806
7.000.000
38.756.735
110.500.637
60
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38. ANALISIS JATUH TEMPO ASET LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
DAN
38. MATURITY GAP ANALYSIS OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued) 2013
Kurang dari/ Less than 1 bulan/month
Lain-lain/ Others ASET/ASSETS Kredit yang diberikan/ Loans CKPN - Kredit yang diberikan Allowance for impairment losses Loans Investasi dalam saham/ Investment in shares Aset tetap bersih/ Net fixed assets Aset pajak tangguhan/ Deferred tax assets Aset takberwujud/ Intangible assets Aset lain-lain/ Other assets Jumlah Aset/ Total Assets
-
(9.427.688 )
1-3 bulan/months
> 3-12 bulan/months
> 1-2 tahun/years
>2 tahun/years
60.080.891
123.639.488
565.026.555
48.586.893
-
-
-
-
-
Jumlah/ Total
284.074.527
-
1.081.408.354
(9.427.688 )
6.000
6.000
90.164.356
-
-
-
-
-
90.164.356
1.977.544
-
-
-
-
-
1.977.544
654.326
-
-
-
-
-
654.326
24.554.789
-
-
-
-
-
24.554.789
107.923.327
555.828.457
183.012.519
574.881.361
55.586.893
322.837.262
1.800.069.819
-
53.785.364
-
-
-
-
53.785.364
-
1.316.446.689
175.137.383
25.047.041
-
-
1.516.631.113
-
-
2.144.669
-
-
-
2.144.669
LIABILITAS/ LIABILITIES Simpanan dari bank lain/ Deposits from other banks Simpanan nasabah/ Deposits from customers Utang pajak/ Taxes payable Liabilitas segera/ Obligation due immediately Provisi/Provision Liabilitas lain-lain/ Other liabilities
524.241
-
11.100.433 -
-
-
-
11.100.433 524.241
10.567.636
-
-
-
-
-
10.567.636
Jumlah Liabilitas/ Total Liabilities
11.091.877
1.370.232.053
188.382.485
25.047.041
-
-
1.594.753.456
2012 Kurang dari/ Less than 1 bulan/month
Lain-lain/ Others ASET/ASSETS Kas/Cash Giro pada Bank Indonesia/ Demand deposits with Bank Indonesia Giro pada bank lain/ Demand deposits with other banks Penempatan pada BI & bank lain/ Placements with BI & other banks CKPN - Penempatan pada BI & bank lain/ Allowance for impairment losses Placements with BI & other banks Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali/ Securities purchased under resale agreements Efek-efek dan obligasi pemerintah/ Securities and government bonds
1-3 bulan/months
> 3-12 bulan/months
> 1-2 tahun/years
>2 tahun/years
Jumlah/ Total
-
26.980.760
-
-
-
-
26.980.760
-
100.588.572
-
-
-
-
100.588.572
-
24.495.169
-
-
-
-
24.495.169
-
146.798.883
-
-
-
-
146.798.883
-
-
-
-
-
(2.225.092 )
-
14.562.500
64.665.000
-
-
-
79.227.500
-
-
54.859.332
34.834.498
-
25.061.103
114.754.933
(2.225.092 )
61
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38. ANALISIS JATUH TEMPO ASET LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
DAN
38. MATURITY GAP ANALYSIS OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued) 2012
Kurang dari/ Less than 1 bulan/month
Lain-lain/ Others ASET/ASSETS Kredit yang diberikan/ Loans CKPN - Kredit yang diberikan Allowance for impairment losses Loans Investasi dalam saham/ Investment in shares Aset tetap bersih/ Net fixed assets Aset pajak tangguhan/ Deferred tax assets Aset takberwujud/ Intangible assets Aset lain-lain/ Other assets Jumlah Aset/ Total Assets
-
(9.432.190 )
1-3 bulan/months
> 3-12 bulan/months
> 1-2 tahun/years
>2 tahun/years
50.608.515
87.097.416
481.879.833
55.807.187
Jumlah/ Total
259.208.701
934.601.652
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6.000
(9.432.190 ) 6.000
89.963.201
-
-
-
-
-
89.963.201
1.781.422
-
-
-
-
-
1.781.422
1.308.209
-
-
-
-
-
1.308.209
20.907.183
-
-
-
-
-
20.907.183
102.302.733
364.034.399
206.621.748
516.714.331
55.807.187
284.275.804
1.529.756.202
-
28.859.291
2.350.000
-
-
-
31.209.291
-
1.137.440.884
131.334.172
17.511.865
-
-
1.286.286.921
-
-
2.354.545
-
-
-
2.354.545
LIABILITAS/ LIABILITIES Simpanan dari bank lain/ Deposits from other banks Simpanan nasabah/ Deposits from customers Utang pajak/ Taxes payable Liabilitas segera/ Obligation due immediately Provisi/Provision Liabilitas lain-lain/ Other liabilities
766.829
-
7.532.094 -
-
-
-
7.532.094 766.829
8.764.833
-
-
-
-
-
8.764.833
Jumlah Liabilitas/ Total Liabilities
9.531.662
1.166.300.175
143.570.811
17.511.865
-
-
1.336.914.513
39. PERATURAN MODAL
39. REGULATORY CAPITAL 2013
Tingkat 1 Modal Modal saham Saldo laba Aset pajak tangguhan Laba tahun berjalan Dikurangi: Aset takberwujud Selisih kurang antara penyisihan penghapusan aset dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan
2012
100.250.000 31.327.094 (1.977.544) 8.319.199
100.250.000 19.044.405 (1.781.422) 5.673.126
(654.326)
(1.308.209)
(2.926.685)
(818.159)
134.337.738
62
121.059.741
Tier 1 Capital Capital stock Retained earnings Deferred tax assets Income for the year Less: Intangible assets Differences between allowance for losses and impairment losses of financial assets
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
39. PERATURAN MODAL (lanjutan)
Tingkat 2 Modal Cadangan umum atas aset produktif Revaluasi aset tetap Jumlah regulasi modal Risiko rata-rata tertimbang Risiko kredit Risiko operasional Jumlah risiko rata-rata tertimbang Rasio kelengkapan modal Rasio modal yang dibutuhkan
39. REGULATORY CAPITAL (continued) 2013
2012
11.957.267 27.530.201
12.070.196 27.951.598
Tier 2 Capital General reserves on earning assets Revaluation of fixed assets
173.825.206
161.081.535
Total regulatory capital
1.326.994.116 89% 11%
1.161.010.152 89% 11%
Risk weighted assets Credit risk Operational risk
100%
100%
Total risk weighted assets
13,10% 8%
13,87% 8%
Capital adequacy ratio Required capital adequacy ratio
40. STANDAR AKUNTANSI BARU
40. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENT The following are several issued accounting standards by the Indonesian Financial Accounting Standards Board (DSAK) that are considered relevant to the financial reporting of the Bank but not yet effective for 2013 financial statements:
Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Bank namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2013:
PSAK 1 (2013): Penyajian Laporan Keuangan, yang diadopsi dari IAS 1, berlaku efektif 1 Januari 2015
This PSAK change the grouping of items presented in Other Comprehensive Income. Items that could be reclassified to profit or loss would be presented separately from items that will never be reclassified.
PSAK ini mengubah penyajian kelompok pospos dalam Penghasilan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.
PSAK 24 (2013): Imbalan Kerja, yang diadopsi dari IAS 19, berlaku efektif 1 Januari 2015
PSAK 24 (2013): Employee Benefits, adopted from IAS 19, effective January 1, 2015
This PSAK, among other, removes the corridor mechanism and contingent liability disclosures to simple clarifications and disclosures.
PSAK ini, antara lain, menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan.
PSAK 1 (2013): Presentation of Financial Statements, adopted from IAS 1, effective January 1, 2015
PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar, yang diadopsi dari IFRS 13, berlaku efektif 1 Januari 2015
PSAK 68: Fair Value Measurement, adopted from IFRS 13, effective January 1, 2015
PSAK ini memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan.
This PSAK provides guidance on how to measure fair value when fair value is required or permitted.
Bank sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan Bank.
Bank is presently evaluating and has not yet determined the effects of these accounting standards on its financial statements.
63
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 41. TANGGUNG JAWAB LAPORAN KEUANGAN
MANAJEMEN
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
ATAS
41. MANAGEMENT’S RESPONSIBILITY ON THE FINANCIAL STATEMENTS
Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyajian laporan keuangan yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh manajemen Bank pada tanggal 3 Maret 2014.
The management of Bank’s responsible for the preparation and presentation of these financial statements which were completed and authorized for issue as approved by the management of Bank on March 3, 2014.
64