Lampiran 1
Kurva standar HPLC analitik untuk penentuan konsentrasi siklo(tirosil-prolil). Kurva Standar HPLC siklo(tirosil-prolil)
Luas area (kromatogram HPLC)
60000000.00
y = 16663x + 145389 R2 = 0.99
50000000.00 40000000.00 30000000.00 20000000.00 10000000.00 0.00 0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
-1
Konsentrasi antibiotik (mg.L )
Konsentrasi siklo(tirosil-prolil) (mg L-1) 3250 1625 812,5 406,3 203,1 101,6 50,8 25,4 12,7
Jenis kolom Kondisi operasi : Fasa gerak
Luas area kromatogram HPLC 54297969 27028277 14223325 6364325 4037020 2024768 893794 292393 244598
: Sunfire C18 column (4,6 x 250 mm, Shiseido Co. Ltd., Tokyo, Japan)
: metanol-air (0-100%) elusi linier gradien selama 25 menit, dilanjutkan elusi isokratik 100% metanol selama 10 menit. Kecepatan alir : 1 mL menit-1 Volume injeksi : 10μL Panjang gelombang detektor : λ 210 nm Suhu kolom : 30°C Tekanan kolom : 1267 psi Detektor : Photo Diode Array (PDA)
122
Lampiran 2 Metode penentuan konsentrasi gula reduksi (Miller 1959). Sebanyak 1 gram sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi 20 mL. Kemudian ditambahkan 1 mL HCl 4 N dan dipanaskan pada penganas air selama 30 menit. Selanjutnya didinginkan dan dinetralkan dengan menambahkan 2 mL NaOH 2 N.
Sampel diencerkan sesuai dengan perkiraan konsentrasi gula
pereduksi yang terdapat di dalam sampel. Selanjutnya sampel yang telah diencerkan ini diambil sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 20 mL. Setelah itu ditambahkan 3 mL pereaksi DNS dan diinkubasi pada penangas air bersuhu ± 100 °C selama 5 menit. Selanjutnya didinginkan dan diukur konsentrasi gula pereduksinya dengan cara dibaca absorbansinya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm. Sebagai blanko dibuat sama seperti prosedur tersebut kecuali sampel diganti dengan akuades. Kurva standar dibuat menggunakan larutan glukosa standar pada kisaran 100-350 mg L-1. Kurva standar glukosa standar dibuat dengan membuat larutan glukosa standar (Merck) pada beberapa konsentrasi antara lain dari konsentrasi 100 mg L-1 sampai dengan 300 mg L-1. Adapun kurva standar glukosa yang ditelah dibuat disajikan sebagai berikut; Konsentrasi glukosa (mg L-1) 100 150 200 250 300
Absorbansi 0,159 0,348 0,552 0,748 0,916
konsentrasi gula (ppm)
350 y = 260.97x + 57.874 R2 = 0.99
300 250 200 150 100 50 0 0
0.2
0.4
0.6
absorbansi
0.8
1
123
Lampiran 3 Metode penentuan konsentrasi nitrogen total (Kirk 1950)
Sebanyak 10 mL dari setiap pengambilan 30 mL sampel dianalisis untuk uji total nitrogen. Terlebih dahulu disentrifugasi dengan 8000 x g selama 15 menit untuk memisahkan biomassanya, fase air dipisahkan dari biomassanya. Fase air ditimbang sebanyak kurang lebih 1 g di dalam tabung destruksi ditambahkan 1 butir selenium tablet dan 10 mL H2SO4 pekat, kemudian didekstruksi dalam dekstruksi Kjeldahl sampai perubahan warna menjadi bening. Larutan H3BO4 4% dipipetkan sebanyak 25 mL ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL. Setelah menjadi bening sampel kemudian didestilasi di destilasi Kjeldahl dengan NaOH 40% berlebih sampai selesai. Selanjutnya dititrasi dengan larutan HCl 0,05 N sampai titik akhir. Hal yang sama dilakukan untuk blanko. Nitrogen total dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
N total (% w/n) = (Vs-Vb) x N HCl x 14,01 x 100% Bobot contoh Dengan Vs sebagai volume HCl yang digunakan untuk titrasi sampel, Vb sebagai volume HCl yang digunakan pada titrasi blanko, dan N HCl sebagai normalitas HCl.
124
Lampiran 4 Metode penentuan bobot kering sel. (Voelker dan Altaba, 2001)
Bobot kering sel ditentukan dengan mengikuti metode menurut Voelker dan Altaba (2001) yang dimodifikasi. Sebanyak 10 mL kaldu fermentasi dari sampel disentrifuse dengan kecepatan 8000 x g selama 10 menit. Selanjutnya sel dipisahkan dengan filtratnya menggunakan kertas saring 0,22 µm (Millipore) dan dicuci dengan menggunakan air demineral sebanyak dua kali. Sel dikeringkan pada suhu 110 °C selama selama
48 jam, selanjutnya dimasukkan dalam
desikator sampai diperoleh bobot konstan. Sel ditimbang dan diperoleh bobot kering sel per satuan volume.
125
Lampiran 5 Penentuan nitrogen total dan bobot bahan dari masing-masing sumber nitrogen yang digunakan untuk optimasi medium fermentasi Penentuan nitrogen total dalam medium fermentasi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu dari medium fermentasi yang digunakan oleh Kanoh et al. 2005, dengan komposisi sumber nitrogen 5 g L-1 pepton dan 1 g L-1 ekstrak khamir. Hasil analisis kandungan nitrogen total beberapa sumber nitrogen yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh data sebagai berikut;
No 1 2 3 4 5
Sumber nitrogen Asam gutamat (C5H9NO4) Pepton Kasein Ekstrak Khamir Amonium Sulfat(NH4)2SO4
Kandungan nitrogen (%) 8,00 13,21 11,39 10,08 3,59
Mengacu dari hasil analisis nitrogen total pepton dan ekstrak khamir tersebut diatas maka dalam 5 g pepton dan 1 g ekstrak khamir dalam setiap 1 l medium diperoleh kandungan nitrogen total sebanyak 0,76 g. Dengan demikian bobot masing-masing sumber nitrogen yang digunakan dalam penyusunan medium fermentasi adalah sebagai berikut;
No 1 2 3 4 5
Sumber nitrogen Asam gutamat Pepton Kasein Ekstrak khamir Amonium sulfat(NH4)2SO4
Bobot sumber nitrogen yang dibutuhkan (g L-1) 8,00 5,76 6,68 7,55 3,59
126
Lampiran 6 Urutan nukleotida fragmen gen isolat terpilih (Streptomyces sp.A11) dan kedekatan (homology) yang dibandingkan dengan gen spesies lainnya CACCTTCGACAGCTCCCTCCCACAAGGGGTTGGGCCACCGGCTTCGGGTGTTACCGAC TTTCGTGACGTGACGGGCGGTGTGTACAAGGCCCGGGAACGTATTCACCGCAGCAAT GCTGATCTGCGATTACTAGCAACTCCGACTTCATGGGGTCGAGTTGCAGACCCCAATC CGAACTGAGACCGGCTTTTTGAGATTCGCTCCGCCTCGCGGCATCGCAGCTCATTGTA CCGGCCATTGTAGCACGTGTGCAGCCCAAGACATAAGGGGCATGATGACTTGACGTC GTCCCCACCTTCCTCCGAGTTGACCCCGGCAGTCTCCTGTGAGTCCCCATCACCCCGA AGGGCATGCTGGCAACACAGAACAAGGGTTGCGCTCGTTGCGGGACTTAACCCAACA TCTCACGACACGAGCTGACGACAGCCATGCACCACCTGTATACCGACCACAAGGGGG GCACCATCTCTGATGCTTTCCGGTATATGTCAAGCCTTGGTAAGGTTCTTCGCGTTGCG TCGAATTAAGCCACATGCTCCGCTGCTTGTGCGGGCCCCCGTCAATTCCTTTGAGTTTT AGCCTTGCGGCCGTACTCCCCAGGCGGGGAACTTAATGCGTTAGCTGCGGCACCGAC GACGTGGAATGTCGCCAACACCTAGTTCCCAACGTTTACGGCGTGGACTACCAGGGTA TCTAATCCTGTTCGCTCCCCACGCTTTCGCTCCTCAGCGTCAGTAATGGCC
127
128
Lampiran 7 Kurva penentuan MIC senyawa aktif siklo(tirosil-prolil) terhadap 4 bakteri uji Lampiran 7a Kurva penentuan MIC senyawa aktif siklo(tirosil-prolil) terhadap Escherichia coli
Pengukuran zona bening I 12,21 11,25 9,89 9,12 8,11 6,78 5,98 4,90
Pengukuran zona bening II 12,11 10,87 9,95 8,78 8,01 6,86 6,15 5,32
Rata-rata diameter zona bening (x) 12,16 11,06 9,92 8,95 8,06 6,82 6,07 5,11
x2 147,8656 122,3236 98,4064 80,1025 64,9636 46,5124 36,784225 26,1121
logC(konsentrasi) 3,812913 3,511883 3,210853 2,909823 2,608847 2,30771 2,006894 1,703291
Konsentrasi (C) senyawa aktif (mg L-1) 6500 3250 1625 812,5 406,3 203,1 101,6 50,5
4.5 y = 0.017x + 1.4316 R2 = 0.98
4 3.5 Log (C)
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0
20
40
60
80 X2
pada x=0 maka y= log (C) log (C)= 1,4316 Log(C) = Log (MIC) -1 MIC =27,01 µg mL
100
120
140
160
129
Lampiran 7b Kurva penentuan MIC senyawa aktif siklo(tirosil-prolil) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923
Pengukuran zona bening I 7,95 7,21 6,14 5,01 4,35 3,32 2,12 0,50
Pengukuran zona bening II 8,21 7,11 5,96 6,67 4,12 3,22 1,50 0,89
Rata-rata diameter zona bening (x) 8,08 7,16 6,05 5,84 4,24 3,27 1,81 0,71
x2 65,2864 51,2656 36,6025 34,1056 17,93523 10,6929 3,2761 0,5041
logC (konsentrasi) 3,812913 3,511883 3,210853 2,909823 2,608847 2,30771 2,006894 1,703291
Konsentrasi (C) senyawa aktif (mg L-1) 6500 3250 1625 812,5 406,3 203,1 101,6 50,5
4.5 y = 0.0311x + 1.9042 R2 = 0.97
4 3.5 log(C)
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0
10
20
30
40 x2
pada x=0 maka y= log(C) log (C) = 1,9042 Log (C) = Log (MIC) MIC = 80,2 µg mL-1
50
60
70
130
Lampiran 7c Kurva penentuan MIC senyawa aktif siklo(tirosil-prolil) terhadap Bacillus subtilis ATCC 66923 Pengukuran I zona bening (mm) 9,51 8,22 7,12 6,33 4,97 4,10 3,01 0,50
Pengukuran II zona bening (mm) 8,91 8,13 6,89 6,11 5,01 3,87 2,75 0,51
Rata-rata diameter zona bening (x) 9,21 8,18 7,01 6,22 4,99 3,99 2,88 0,52
x2 84,82 66,83 49,07 38,69 24,90 15,88 8,29 0,26
logC(konsentrasi) 3,812913357 3,511883361 3,210853365 2,90982337 2,608846822 2,307709923 2,006893708 1,703291378
Konsentrasi (C) senyawa aktif (mg L-1) 6500 3250 1625 812,5 406,3 203,1 101,6 50,5
4.5 y = 0.0247x + 1.8675 R2 = 0.97
4 3.5 Log(C)
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0
20
40
60 X2
pada x=0 maka y= log(C) log C= 1,8675 log(C) = Log(MIC) MIC =73,71 µg mL-1
80
100
131
Lampiran 7d Kurva penentuan MIC senyawa aktif siklo(tirosil-prolil) terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853
Pengukuran zona bening I 9,32 8,11 7,10 6,33 5,14 3,97 3,12 1,10
Pengukuran zona bening II 9,01 7,98 6,75 6,11 5,10 3,99 3,32 0,89
Rata-rata diameter zona bening (x) 9,17 8,05 6,93 6,22 5,12 3,98 3,22 1,02
x2 84 64,72 47,96 38,69 26,21 15,84 10,37 1,03
logC(konsentrasi) 3,812913 3,511883 3,210853 2,909823 2,608847 2,30771 2,006894 1,703291
4.5 y = 0.0256x + 1.8357 R2 = 0.97
4 3.5 logC
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0
20
40
60 x2
pada x=0 maka y= log (C) log C= 1,837 log (C) = log (MIC) MIC = 68,71 µg mL-1
80
100
Konsentrasi (C) senyawa aktif (mg L-1) 6500 3250 1625 812,5 406,3 203,1 101,6 50,5
132
Lampiran 7e Kurva penentuan MIC tetrasiklin terhadap Escherichia coli ATCC 25922
Pengukuran zona bening I 9,08 7,11 7,01 5,33 4,14 3,97 3,50 1,20
Pengukuran zona bening II 9,23 7,58 7,15 7,23 6,10 4,32 3,32 1,29
Rata-rata diameter zona bening (x) 9,16 7,35 7,08 6,28 5,12 4,15 3,41 1,26
x2 83,8140 53,9490 50,1264 39,4384 26,2144 17,1810 11,6281 1,5876
logC(konsentrasi) 3,812913 3,511883 3,210853 2,909823 2,608847 2,30771 2,006894 1,703291
Konsentrasi (C) senyawa aktif (mg L-1) 6500 3250 1625 812,5 406,3 203,1 101,6 50,5
y = 0.0268x + 1.8064 R2 = 0.95
4.5 4 3.5 Log (C)
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0
20
40
60 X
pada x=0 maka y= log (C) log C= 1,8064 log (C) = log (MIC) MIC = 64 µg mL-1
2
80
100
133
Lampiran 7f Kurva penentuan MIC tetrasiklin terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 Rata-rata Pengukuran Pengukuran diameter zona bening zona bening zona II I bening (x) 5,39 5,01 5,20 4,61 4,91 4,76 3,81 3,96 3,89 3,01 3,09 3,05 2,10 2,12 2,11
Konsentrasi (C) senyawa x2 logC(konsentrasi) aktif (mg L-1) 27,0400 3,812913 6500 22,6576 3,511883 3250 15,0932 3,210853 1625 9,3025 2,909823 812,5 4,4521 2,608847 406,3
y = 0.0511x + 2.4082 R2 = 0.99
4.5 4 3.5 log(C)
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0
5
10
15 x2
pada x=0 maka y= log (C) log C= 2,4082 log (C) = log (MIC) MIC = 256 µg mL-1
20
25
30
134
Lampiran 7g Kurva penentuan MIC tetrasiklin terhadap Bacillus subtilis ATCC 66923 Pengukuran Rata-rata Pengukuran zona zona bening diameter zona bening I II bening (x) 7,12 6,94 7,03 6,98 6,45 6,72 5,92 5,65 5,79 4,79 4,68 4,74 3,52 3,72 3,62 2,92 2,92 2,92
4.5
x2 49,4209 45,0912 33,4662 22,4202 13,1044 8,5264
logC(konsentrasi) 3,812913357 3,511883361 3,210853365 2,90982337 2,608846822 2,307709923
y = 0.0332x + 2.1073 R2 = 0.98
4 3.5 Log(C)
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0
10
20
30 X2
pada x=0 maka y= log (C) log C= 2,1073 log (C) = log (MIC) MIC = 128 µg mL-1
40
50
60
Konsentrasi (C) senyawa aktif (mg L-1) 6500 3250 1625 812,5 406,3 203,1
135
Lampiran 7h Kurva penentuan MIC tetrasiklin terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853
Pengukuran zona bening I 14,32 13,11 12,10 11,33 10,14 9,97 8,12 7,00
Pengukuran zona bening II 14,26 13,98 12,75 11,11 10,10 9,99 8,32 7,09
Rata-rata diameter zona bening (x) 14,29 13,55 12,43 11,22 10,12 9,98 8,22 7,04
x2 204,2041 183,4670 154,3806 125,8884 102,4144 99,6004 67,5684 49,5616
logC(konsentrasi) 3,812913 3,511883 3,210853 2,909823 2,608847 2,30771 2,006894 1,703291
y = 0.0135x + 1.0968 R2 = 0.98
4.5 4 3.5 logC
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0
50
100
150 x
pada x=0 maka y= log (C) log C= 1,0968 log (C) = log (MIC) MIC = 12,5 µg mL-1
2
200
250
Konsentrasi (C) senyawa aktif (mg L-1) 6500 3250 1625 812,5 406,3 203,1 101,6 50,5
136
Lampiran 8 Data perubahan parameter pH, gula reduksi, dan bobot kering sel kultur vegetatif menggunakan isolat Streptomyces sp. A11.
Jam ke0 8 16 24 32 40 48 56 64
Bobot kering sel (g L-1) 0,22 0,62 2,06 3,29 4,45 5,35 6,35 6,86 6,85
Gula reduksi (g L-1) 10,22 9,57 8,15 6,51 4,52 3,21 2,37 1,79 1,51
pH 7,65 7,56 6,90 6,65 6,51 6,12 5,94 5,85 5,80
137
Lampiran 9 Data perubahan parameter pH, gula reduksi, nitrogen total, bobot kering sel, dan konsentrasi siklo(tirosil-prolil) pada proses fermentasi menggunakan isolat Streptomyces sp.A11.
Jam ke0 8 16 24 32 40 48 56 64 72 80 88 96 104 112 120 128 136 144
Bobot kering sel (g L-1) 0,29 0,53 2,01 3,03 4,13 5,17 6,22 6,75 6,65 6,72 6,18 6,51 6,34 6,21 5,88 5,89 5,65 5,76 5,83
Gula reduksi (g L-1) 13,12 12,57 11,15 9,51 7,52 5,12 4,37 3,79 3,51 3,33 3,21 3,11 2,89 2,68 2,43 2,35 2,32 2,11 2,00
pH 7,65 7,57 6,90 6,65 6,51 5,86 6,34 6,65 7,03 7,32 7,35 7,51 7,54 7,59 7,76 7,65 7,68 7,61 7,65
Konsentrasi siklo(tirosilprolil) (mg L-1) 0 0 0 0 0 0 0 0 12,35 15,43 16,34 18,43 20,32 23,32 26,32 28,43 29,59 30,43 30,21
Nitrogen total (mg L-1) 0,75 0,74 0,74 0,73 0,70 0,68 0,63 0,59 0,54 0,51 0,46 0,45 0,44 0,41 0,40 0,39 0,38 0,37 0,35
138
Lampiran 10 Penentuan laju pertumbuhan spesifik maksimal (µmaks) dan rendemen pembentukan biomassa per massa substrat (Yx/s) Lampiran 10a Penentuan laju pertumbuhan spesifik maksimal (µmaks)
Waktu (Jam) 16 24 32 40
Bobot kering sel percobaan 1(g L-1) 1,87 2,78 3,70 4,94
Bobot kering sel percobaan 2 (g L-1) 2,15 3,28 4,56 5,40
1.8
Rata-rata (X) 2,01 3,03 4,13 5,17
Ln (X) 0,70 1,11 1,42 1,64
y = 0.0393x + 0.1166 R2 = 0.98
1.6 1.4
Ln(X)
1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0
0
10
20
30
40
50
waktu (jam)
µmaks yang merupakan gradien dari kurva waktu (jam) versus ln(X) menunjukkan nilai sebesar 0,04 Jam-1
139
Lampiran 10b Penentuan rendemen pembentukan biomassa per massa substrat (Yx/s) Waktu (Jam) 16 24 32 40
X1 1,87 2,78 3,70 4,94
X2 2,15 3,28 4,56 5,40
Ratarata (X) 2,01 3,03 4,13 5,17
S1 S2 10,94 11,36 9,03 9,99 7,05 7,99 4,78 5,46
Ratarata (S) 11,15 9,51 7,52 5,12
(X-Xo) 1,72 2,74 3,84 4,88
(So-S) 1,97 3,61 5,6 8
X1 = bobot kering sel percobaan 1 (g L-1) X2 = bobot kering sel percobaan 2 (g L-1) S1 = konsentrasi gula reduksi percobaan 1 (g L-1) S2 = konsentrasi gula reduksi percobaan 2 (g L-1) 6 y = 0.6048x + 0.2973 R2 = 0.97
5
(X-Xo)
4 3 2 1 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
(So-S)
(Yx/s) yang merupakan gradien dari kurva (X-Xo) versus (So-S) menunjukkan 0,60 gram biomassa per gram sumber karbon.
140
Lampiran 11 Analisis ragam dan uji lanjut Duncan perlakuan suhu fermentasi terhadap konsentrasi siklo(tirosil-prolil) yang dihasilkan.
Aktvitas antbiotik (mg L-1)
Variabel suhu (oC) 26 28 30 32 34
Ulangan 1 12,35 19,98 29,76 25,21 19,37
Ulangan 2 10,23 21,96 30,89 23,76 20,34
Rataan 11,29 20,97 30,33 24,49 19,86 total
Jumlah 22,58 41,94 60,65 48,97 39,71 213,85
FK 4573,18 JKP 387,91 JKT 394,28 ANOVA P(perlakuan) G(galat) T(total)
db 4 5 9
UJI DUNCAN (0,05) p=5 Pembanding(P-1) JND(0,05) JNT(JNDxSy)
Suhu (oC) 26 34 28 32 30
JK 387,91 6,37 394,28
dbG=5
Ulangan=2 3 3,47 2,77
2 3,35 2,67
Konsentrasi antibiotik (mg L-1) 11,29 19,86 20,97 24,49 30,33
KT 96,98 1,27
kode a b c d e
F 76,15
4 3,54 2,82
F(0,05)tabel 3,02
5 3,58 2,86
6 3,6 2,87
141
Lampiran 12 Analisis ragam dan uji lanjut Duncan perlakuan pH awal medum fermentasi terhadap konsentrasi siklo(tirosil-prolil) yang dihasilkannya
pH awal fermentasi 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 7,5 8
Konsentrasi antibiotik (mg L-1) Ulangan 1 Ulangan 2 19,98 21,30 22,33 22,52 23,04 23,73 23,38 23,27 23,38 28,53 31,54 30,44 31,40 32,12 32,38 31,26 24,14 23,93
Rataan 20,64 22,42 23,39 23,32 25,95 30,99 31,76 31,82 24,03 total FK JKP JKT
ANOVA P(perlakuan) G(galat) T(total)
db 8,00 9,00 17,00
UJI DUNCAN (0,05) p=9 dbG=9 Pembanding (P-1) JND(0,05) JNT(JNDxSy)
pH pH4 pH4,5 pH5,5 pH5 pH8 pH7,5 pH6 pH7 pH6,5
JK 302,66 15,92 318,58
2 3,2 2,93
3,00 3,34 3,06
Konsentrasi antibiotik (mg L-1) 20,64 22,42 23,32 23,39 24,03 31,82 25,95 31,76 30,99
a ab ab ab bc bc cd d d
KT 37,83 1,77
12201,70 302,66 318,58
F 21,39
Ulangan=2 4,00 5,00 3,41 3,47 3,12 3,18
Jumlah 41,27 44,85 46,77 46,65 51,90 61,98 63,52 63,63 48,06 468,65
F(0,05)tabel 3,02
6,00 3,50 3,20
7,00 3,52 3,22
8,00 3,52 3,22
9,00 3,52 3,22
142
Lampiran 13 Analisis ragam dan uji lanjut Duncan penentuan sumber karbon terbaik pada proses fermentasi produksi siklo(tirosil-prolil) dan hasil analisis gula total sebelum dan sesudah fermentasi. Lampiran 13a Analisis ragam dan uji lanjut Duncan penentuan sumber karbon terbaik pada proses fermentasi produksi siklo(tirosil-prolil) Sumber karbon glukosa maltosa laktosa sukrosa molase dekstrin
Konsentrasi antibiotik (mg L-1) Ulangan 1 Ulangan 2 22,83 23,17 25,34 25,25 13,12 12,57 14,51 13,58 18,67 12,33 27,14 29,68
Rataan 23,00 25,29 12,84 14,05 15,50 28,41 total FK JKP JKT
ANOVA P(perlakuan) G(galat) T(total)
db 5 6 11
UJI DUNCAN (0,05) p=6 Pembanding(P-1) JND(0,05) JNT(JNDxSy)
Sumber karbon Laktosa Sukrosa Molase Glukosa Maltosa Dekstrin
JK 429,15 23,96 453,10
dbG=6 2,00 3,15 3,74
KT 85,83 3,99
ulangan=2 3,00 3,30 3,92
Konsentrasi antibiotik (mg L-1) 12,84 14,05 15,50 23,00 25,29 28,41
4,00 3,37 4,01
F 21,50
5,00 3,43 4,08
Kode a a a bc cd d
Jumlah 46,00 50,59 25,69 28,09 30,99 56,82 238,19 4727,84 429,15 453,10
F(0,05)tabel 3,02
6,00 3,46 4,11
7,00 3,47 4,12
143
Lampiran 13b Hasil analisis gula total dari beberapa sumber karbon sebelum dan sesudah fermentasi.
Sumber karbon Laktosa Sukrosa Molase Glukosa Maltosa Dekstrin
Konsentrasi antibiotik (mg L-1)
Konsentrasi sumber karbon awal (mg L-1) (S0)
Konsentrasi sumber karbon akhir (mg L-1) (S1)
Jumlah konsumsi (mg)
12,84a 14,05a 15,50a 23,00bc 25,29bc 28,41d
12504 9196 5909 10577 11842 10979
8470 4794 976 830 2433 2406
4034 4402 4933 9747 9409 8573
(S0-S)/S0 x 100
Rasio Konsentrasi siklo (tirosilprolil) terhadap total konsumsi sumber karbon
32,26 47,87 83,47 86,05 79,45 78,08
0,00318 0,00319 0,00314 0,00224 0,00269 0,00331
144
Lampiran 14 Analisis ragam dan uji lanjut Duncan penentuan sumber nitrogen terbaik pada proses fermentasi produksi siklo(tirosil-prolil) dan hasil analisis nitrogen total sebelum dan sesudah fermentasi. Lampiran 14a Analisis ragam dan uji lanjut Duncan penentuan sumber nitrogen terbaik pada proses fermentasi produksi siklo(tirosil-prolil)
Sumber nitrogen Ekstrak khamir Pepton Amonium sulfat Kasein Asam glutamat
Konsentrasi antibiotik (mg L-1) 1 2 13,10 12,65 23,06 22,34 0,00 0,00 20,17 23,12 9,74 10,25
Rataan 12,88 22,70 0,00 21,65 9,99 Total
FK JKP JKT ANOVA P(perlakuan) G(galat) T(total)
Jumlah 25,75 45,39 0,00 43,29 19,98 134,42
1806,98 691,76 696,61 db 4,00 5,00 9,00
JK 691,76 4,85 696,61
KT 172,94 0,97
UJI DUNCAN (0,05) p=5 Pembanding(P-1) JND(0,05) JNT(JNDxSy)
dbG=5 2,00 3,35 2,80
Sumber Nitrogen Amonium sulfat Asam glutamat Ekstrak khamir Kasein Pepton
Konsentrasi antibiotik (mg L-1) 0 9,99 12,88 21,65 22,70
ulangan=2 3,00 3,47 2,90
F 178,34
4,00 3,54 2,95
F(0.05)tabel 3,02
5,00 3,58 2,99
a b b c c
6,00 3,60 3,00
145
Lampiran 14b Hasil analisis nitrogen total dari beberapa sumber nitrogen sebelum dan sesudah fermentasi
Asam glutamat (C5H9NO4) Pepton Kasein Ekstrak khamir Amonium sulfat (NH4)2SO4
Nitrogen total awal fermentasi (mg.mL-1)
Nitrogen total akhir fermentasi (mg.mL-1)
Konsentrasi siklo(tirosilprolil) (mg L-1)
Jumlah konsumsi nitrogen total (mg.mL-1)
0,76 0,76 0,75 0,74 0,75
0,44 0,35 0,34 0,30 0,55
9,99 22,70 21,65 12,88 0
0,32 0,41 0,41 0,44 0,20
146
Lampiran 15 Analisis ragam dan uji lanjut Duncan penentuan mineral terbaik pada proses fermentasi produksi siklo(tirosil-prolil). Konsentrasi antibiotik mg L-1 Percobaan 1 Percobaan 2 35,23 35,76 31,23 32,12 33,22 32,98 31,75 31,76 26,54 25,43 25,13 24,32
Jenis mineral Mineral I Mineral II Mineral III Mineral IV Mineral V Blanko
rataan 35,50 31,68 33,10 31,76 25,99 24,73 total FK JKP JKT
ANOVA P(perlakuan) G(galat) T(total)
db 5 6 11
p=6 Pembanding (P-1) JND(0,05) JNT(JNDxSy) perlakuan Blanko Mineral V Mineral II Mineral IV Mineral III Mineral I
JK 176,78 1,51 178,29
dbG=6
Nilai tengah 24,73 25,99 31,68 31,76 33,10 35,50
2 3,46 1,25 notasi a b c c d e
KT 35,36 0,25
ulangan=2 3 3,58 1,29
F 140,54
4 3,64 1,31
jumlah 70,99 63,35 66,20 63,51 51,97 49,45 365,47 11130,69 176,78 178,29
F(0.05)tabel 3,22
5 3,68 1,33
6 3,68 1,33
147
Lampiran 16 Respon hasil percobaan optimalisasi proses produksi siklo(tirosil-prolil) menggunakan isolat Streptomyces sp.A11 Dekstrin (g L-1)
Pepton (g L-1)
Mineral (mL)
Residual
Gula reduksi fermentasi (g L-1)
1,94 -0,19 -1,45 4,07 -3,13 2,38 1,13 -1,00 1,35 -2,68 -0,15 -1,18 -2,15 0,82 0,16 0,31 0,48 -0,46 -0,21 -0,04
27,99 37,78 28,22 38,26 27,94 37,89 28,17 38,21 23,12 43,11 31,98 33,24 33,13 33,21 33,32 33,11 33,31 33,21 33,16 33,14
Notasi
X1
X2
X3
X1
X2
X3
Respon
Predicted value
25 35 25 35 25 35 25 35 21,6 38,4 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
8 8 12 12 8 8 12 12 10 10 6,64 13,36 10 10 10 10 10 10 10 10
5 5 5 5 10 10 10 10 7,5 7,5 7,5 7,5 3,3 11,7 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5
-1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1,68 1,68 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-1 -1 1 1 -1 -1 1 1 0 0 1,68 1,68 0 0 0 0 0 0 0 0
-1 -1 -1 -1 1 1 1 1 0 0 0 0 -1,68 1,68 0 0 0 0 0 0
19,13 19,96 23,19 40,35 20,59 30,99 35,67 47,11 26,00 35,88 16,74 38,37 2,90 39,31 47,56 47,71 47,88 46,94 47,19 47,36
17,19 20,15 24,64 36,28 23,72 28,61 34,54 48,11 24,65 38,56 16,89 39,55 23,05 38,49 47,40 47,40 47,40 47,40 47,40 47,40
Gula reduksi akhir fermentasi (g L-1)
Konsumsi gula (g L-1) (awalakhir)
Rasio respon terhadap konsumsi gula
8,87 17,19 7,15 15,32 7,98 14,32 5,56 15,21 5,43 17,23 12,46 10,34 10,35 9,35 9,87 9,92 10,21 10,14 9,88 9,78
19,12 20,59 21,07 22,94 19,96 23,57 22,61 23,00 17,69 25,88 19,52 22,90 22,78 23,86 23,45 23,19 23,10 23,07 23,28 23,36
1,00 0,97 1,10 1,76 1,03 1,31 1,58 2,05 1,47 1,39 0,86 1,68 0,13 1,65 2,03 2,06 2,07 2,03 2,03 2,03
148
Lampiran 17 Keluaran hasil analisis data menggunakan Design Expert 7 pada proses optimasi produksi siklo(tirosil-prolil). Lampiran 17a Keluaran Design Expert 7 dan respon yang diperoleh
149
Lampiran 17b Keluaran design summary dan respon yang diperoleh
150
Lampiran 17 c Keluaran hasil analisis fit summary dari Design Expert 7
151
Lampiran 17d Keluaran hasil analisis variansi (ANOVA) dari DesignExpert 7
152
Lampiran 17e Keluaran variabel hasil optimasi menggunakan DesignExpert 7
153
Lampiran 18 Data pengamatan konsentrasi siklo(tirosil-prolil) dan konsumsi gula pada proses verifikasi model percobaan di laboratorium.
Percobaan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 4 Rata-rata
Konsentrasi siklo(tirosil-prolil) (mgL-1) 49,32 50,81 48,83 51,20 50,04
Konsumsi gula (gL-1) 22,05 23,82 21,76 23,28 22,73
Rasio pembentukan siklo(tirosil-prolil) terhadap konsumsi gula adalah sebesar 2,20 mg siklo(tirosil-prolil) per gram gula.