KURIKULUM PERGURUAN TINGGI (Orientasi Universitas Gadjah Mada) Tulisan ini merupakan tulisan dengan cara mengutip dan menambahkan sisipan pengembangan wawasan diantara kalimatkalimat dalam buku Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi berjudul ’ TANYA JAWAB SEPUTAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI PERGURUAN TINGGI’ November 2005. Pengembangan dilakukan dengan serapan science vision dan market signal terkini.
Naskah ini dibuat oleh Prof. Sudjarwadi dengan maksud menambah wawasan warga UGM khususnya dengan orientasi penambahan informasi ke dalam proses co-creation pengembangan kurikulum Program Studi (Prodi) di UGM pada akhir tahun 2010 dan tahun 2011.
YOGYAKARTA NOPEMBER 2010
DAFTAR ISI
PENGANTAR..................................................................
1
I.
2
PENDAHULUAN ......................................................
II. PENGERTIAN KURIKULUM BERDASARKAN SK MENDIKNAS ......................................................
5
III. PENYUSUNAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI ..........................................................
20
IV. VISI ILMU PENGETAHUAN DAN SINYAL PASAR .......................................................
28
V. GAMBARAN KOMPETENSI DAN BERBAGAI ASPEK MANAJEMEN PEMBELAJARAN ...............
36
PENUTUP ......................................................................
49
DAFTAR PUSTAKA .......................................................
50
.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
PENGANTAR
Tulisan ini dikehendaki untuk dapat menjadi tambahan referensi penting dalam upaya pengembangan kurikulum. Uraian yang disampaikan merupakan tulisan dengan cara mengutip dan menambahkan sisipan pengembangan di antara kalimat kalimat dalam buku Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi berjudul ’TANYA JAWAB SEPUTAR KURIKILUM BERBASIS KOMPETENSI DI PERGURUAN TINGGI’ November 2005. Penulis melakukan upaya tambahan pemaknaan agar buku buatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tersebut mempunyai manfaat yang makin besar. Dalam buku ini disampaikan pula suatu contoh proses penetapan kompetensi di Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik UGM yang dilakukan oleh Tim Jurusan Teknik Kimia dengan Prof. Wahyudi sebagai Ketua Tim. Contoh tersebut disampaikan dengan maksud mempermudah tumbuhnya inspirasi sebelum menciptakan kompetensi pada kurikulum masing-masing program studi. Inspirasi tentang pengembangan kurikulum pada tataran konsep umum ini dapat digunakan untuk bacaan tambahan oleh panitia kurikulum, baik di aras Diploma, Sarjana, Magister, Doktor, Spesialis Satu dan Spesialis Dua. Uraian dalam tulisan ini diharapkan dapat memberi inspirasi untuk mencari gambaran sinergis komponen-komponen kurikulum pada berbagai aras tersebut dari sudut pandang keberlanjutan jenjang studi atau sudut 1 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
pandang komplementer antarjenjang dan jalur studi. Bacaan ini diharapkan dapat menjadi ’kaca mata’ pandang dalam proses iterasi peningkatan mutu kurikulum di suatu program studi. Peta pikiran sebagai gambaran sinergis antar jenjang dan jalur studi itu belum dibahas dalam tulisan umum ini, namun dihimbau agar semua panitia kurikulum selalu mempunyai acaraacara diskusi tentang posisi kurikulum program studi yang dikembangkan di antara jenjang dan jalur yang mempunyai keterkaitan dengan menambah bacaan sebagai acuan tambahan. Betapapun kecil urusan kurikulum pada suatu program studi dibanding grand scenario urusan solusi masa depan bangsa, setiap
panitia
kurikulum
diharapkan
menemukan
indahnya
kontribusi melalui semboyan think big, start small, act now. Semoga semua pembaca tulisan ini sukses berkontribusi dalam upaya menempatkan kurikulum baru sebagai sesuatu yang sangat berarti untuk masa depan generasi penerus yang tentu harus jauh lebih baik dari generasi kita saat ini.
I.
PENDAHULUAN Pada awal aktivitas membaca buku tentang pemaknaan
KBK bagi UGM, perlu diingat kembali tantangan pendidikan tinggi ke masa depan. Kurikulum adalah sesuatu yang sangat penting yang ditawarkan suatu perguruan tinggi untuk solusi masa depan karier pribadi, sekaligus jalan kontribusi untuk masyarakat, bangsa, dan kemanusiaan secara umum, melalui pengembangan, pengertian, dan penerapan ilmu pengetahuan. Kurikulum adalah 2 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
landasan kegiatan pembelajaran ilmu pengetahuan yang akan mengantar pula lulusan yang diarahkan untuk pemanfaatan ilmu itu dengan orientasi meningkatkan kesejahteraan manusia. Berdasarkan pembelajaran di perguruan tinggi, para lulusan akan melanjutkan pembelajaran penerapan ilmu dan pembelajaran lanjut pada konteks belajar sepanjang hayat. Pembelajaran penerapan ilmu secara menerus dikehendaki sukses
membawa
kebaikan
bagi
diri
pribadi,
keluarga,
masyarakat, bangsa, dan kemanusiaan. Kurikulum yang menjadi landasan pembelajaran dalam abad 21 ini harus dikembangkan secara
periodik
agar
tidak
ketinggalan
dan
dapat
selalu
menyesuaikan relevansi melalui adaptasi terhadap perubahan di tingkat dunia, nasional, dan lokal. Di abad ini dunia telah berada dalam era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economy). Pada masa sekarang
ini
pertumbuhan
ekonomi,
kemakmuran
dan
kesejahteraan suatu bangsa amat dipengaruhi oleh kemampuan bangsa itu menguasai ilmu pengetahuan. Pada saat ini, telah nyata dirasakan makin kuatnya kecenderungan sistem terbuka yang menimbulkan persaingan global. Oleh karena itu, perguruan tinggi mempunyai kewajiban berpartisipasi signifikan dalam meningkatkan daya saing bangsa. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah perangkat formal
yang
amat
strategis
untuk
melandasi
manajemen
pembelajaran dan pendidikan secara komprehensif utuh di perguruan
tinggi.
Sangat
penting
disadari
bahwa
lulusan
perguruan tinggi harus dirancang menjadi agen perubahan dengan 3 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
kompetensi
tinggi,
memenuhi
kualitas
pada
aspek
ilmu
pengetahuan, keterampilan, sikap mental dan etika terpuji, serta nilai-nilai (values) yang baik bagi kehidupan secara utuh. Buku pedoman terkait dengan kurikulum yang telah diterbitkan secara resmi oleh Diknas dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menunjukkan pula terbukanya peluang bagi perguruan tinggi melakukan penjabaran untuk membuat suatu sistem yang mewadahi berbagai inovasi. Pada
kesempatan
ini,
Universitas
Gadjah
Mada
mengambil posisi pemahaman dan pemaknaan rambu-rambu kurikulum dari Diknas secara spesifik dan inovatif agar cita-cita UGM untuk memberi kontribusi pada kepemimpinan berkualitas di masa depan dapat dicapai dengan akuntabel, efektif, dan efisien. Universitas Gadjah Mada juga menempatkan diri pada posisi bermitra
dengan
semua
perguruan
tinggi,
khususnya
nasional, untuk bersinergi membangun Sumber daya Manusia (SDM) bangsa dalam mencapai kompetensi kolektif tinggi, berorientasi kepada pembangunan kemakmuran, keamanan, kesejahteraan, dan keadilan. Untuk pengembangan kurikulum 2011 di UGM, di bab-bab berikut dalam tulisan ini disampaikan uraian dalam bentuk tanya jawab mengikuti buku Dikti. Uraian dalam bentuk tanya jawab itu dikehendaki untuk memudahkan internalisasi sinergi pemikiran secara meluas berkaitan dengan berbagai dokumen Diknas dan Dikti tentang kurikulum serta berbagai referensi yang tersedia di banyak provider sumber pengetahuan.
4 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Orientasi pengembangan kurikulum UGM 2011 adalah pada penyiapan lulusan yang merupakan bagian penting dari kepemimpinan berkualitas di masa depan untuk solusi persoalan individu, masyarakat, bangsa dan kemanusiaan.
II.
PENGERTIAN KURIKULUM BERDASARKAN SK MENDIKNAS
Apa yang dimaksud dengan kurikulum pendidikan tinggi? a. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian
dan
penilaian
yang
digunakan
sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi (SK Mendiknas No. 232/U/2000 Ps. 1 butir 6) b. Kurikulum dipahami sebagai dokumen dan sebagai bahan pembelajaran yang nyata dalam pendidikan tinggi dan menjadi dasar penyelenggaraan program studi dengan cakupan: 1)
Kurikulum Inti yang mencirikan kompetensi utama
2)
Kurikulum Institusional yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan tinggi, komplementer dengan Kurikulum Inti, disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan
5 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
tinggi
yang
bersangkutan
(SK
Mendiknas
No.
232/U/2000 Ps. 7)
Perlu Mendiknas
diberi juga
catatan selalu
bahwa belajar
pengembangan dari
SK
pengalaman
operasionalisasinya, termasuk SK No. 232/U/2000 itu telah mengalami perkembangan interpretasi dan disusuli dengan SK Mendiknas untuk penyempurnaan pemberian makna (pada tahun 2002, berupa SK Mendiknas No. 045/U/2002).
Apakah dengan SK No. 045/U/2002 itu, Kemdiknas atau Ditjen Dikti mengeluarkan Kurnas yang dapat digunakan sebagai standar kurikulum program studi PT di Indonesia? Kemdiknas, khususnya Ditjen Dikti. tidak mengeluarkan Kurnas atau (Kurikulum Nasional), namun mengeluarkan pedoman umum dalam penyusunan kurikulum bagi setiap program studi yang ada di PT di seluruh Indonesia dalam bentuk SK Mendiknas No. 232/U/2000. Semangat dari Kepmen tersebut adalah untuk memberikan keleluasaan dan kebebasan berkreasi bagi setiap PT dalam mengembangkan kurikulumnya sesuai dengan minat dan kemampuan penyelenggaraannya. Setiap program studi dapat mengeksplorasi dan mengeksploitasi seluruh potensi dirinya agar menjadi yang terbaik, melampaui suatu standar minimal. Dalam konteks ini, setiap PT dapat memberikan muatan visi dan misi secara integratif ke dalam satu pilihan format kurikulum yang ditetapkan melalui satu proses internal PT.
6 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Rambu-rambu kurikulum inti PT dikeluarkan dalam bentuk SK Mendiknas 045/U/2002. Dengan mengikuti rambu-rambu tersebut, setiap PT memiliki pola dan patokan yang terukur serta dapat didiskusikan antar peer groups sehingga masing-masing PT dapat menetapkan pilihan keunggulannya, namun tetap disertai tanggung jawab, khususnya pada stakeholder-nya.
Apakah
tolok
ukur
yang
digunakan
dalam
proses
pengembangan kurikulum saat ini? Tolok ukur pengembangan kurikulum saat ini adalah kualitas (mutu). Merujuk pada visi pendidikan tinggi secara universal, yaitu melahirkan orang-orang terdidik (educated people) yang memiliki kemampuan komprehensif utuh menciptakan kemakmuran, keamanan, kesejahteraan dan keadilan, kurikulum yang dikembangkan harus mendukung pendidikan yang secara efektif memenuhi keperluan mahasiswa, mengembangkan nilainilai, ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap mental dan etika menjadi warga negara sekaligus warga dunia yang bertanggung jawab,
dan
berkontribusi
dalam
membangun
keadaban,
kemanfaatan, dan kebahagiaan bagi bangsa khususnya dan kemanusiaan secara umum. Secara teknis, pengembangan kurikulum tentu harus diarahkan untuk mencapai kompetensi yang ditentukan dengan analisis cermat sesuai dengan kompetensi suatu program studi pada aras pendidikan tinggi. Jadi, kata kuncinya adalah kompetensi. Beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai kekhasan
pada
perancangan
kurikulum
ke
depan
adalah 7
Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
mengenai pergeseran dari istilah kurikulum berdasar pada isi (content based curriculum) menuju pada kurikulum berdasar pada kompetensi (competence based curriculum) atau dikenal sebagai KBK.
Pengelompokan mata kuliah menurut SK Mendiknas 232/U/2000 adalah MPK (matakuliah pengembangan kepribadian), MKK (matakuliah keilmuan dan ketrampilan), MKB (matakuliah kemampuan berkarya), MPB (matakuliah perilaku berkarya), dan yang terakhir MBB (matakuliah berkehidupan bersama). Pada SK Mendiknas No. 045/U/2002 pengelompokan seperti ini diberi makna bukan sebagai kelompok matakuliah akan tetapi sebagai elemen-elemen kompetensi (pasal 2 ayat 1 dan 2) yang isi dan metode pembelajaran dapat dikembangkan sejalan temuantemuan dari riset tentang pembelajaran, dapat dicapai suatu kreatifitas dan inovasi secara bebas oleh setiap PT disesuaikan dengan rambu-rambu yang ditetapkan. Perlu ditegaskan sekali lagi, bukan kelompok mata kuliah, tetapi elemen-elemen kompetensi. Terdapat alasan yang dapat dijadikan landasan perubahan kurikulum, yaitu melihat konteks pendidikan tinggi secara lebih luas di abad 21 ini. Dahulu pernah dipersepsikan bahwa domain variabel masukan dari proses pendidikan adalah permasalahan internal perguruan tinggi dan kondisi diseputarnya dengan target keluaran pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, maka peningkatan mutu ke depan menetapkan model kurikulum dengan konteks yang dituju lebih kepada kebudayaan dan 8 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
pengembangan
manusia
secara
komprehensif.
Sebagai
contoh, UGM memberi makna spesifik pada KBK dengan istilah kompetensi komprehensif utuh terpadu, (hal ini diuraikan dengan ringkas di belakang). Komponen yang menjadi pertimbangan kurikulum baru itu lebih menyeluruh dan bersifat mendunia, lebih universal. Prinsip umum think global act local, dapat dijabarkan dalam suatu format
kurikulum
diharapkan
baru.
perguruan
Dengan tinggi
kurikulum
baru
meningkatkan
tersebut,
kemampuan
menghasilkan lulusan yang berkebudayaan dan mampu berperan, baik secara lokal, regional, dan juga tidak canggung untuk berperan secara internasional.
Aspek nilai-nilai terpuji yang
mendasari kreatifitas dan inovasi menjadi suatu orientasi sangat penting pada kurikulum baru. Rujukan yang menjadi inspirasi dikembangkannya sistem kurikulum yang baru adalah pembelajaran mengemas kombinasi optimal
dari
empat
kata
kunci
yaitu
ilmu
pengetahuan,
keterampilan, sikap mental dan etika, ditambah yang ke-4 sebagai landasan menumbuhkan kemampuan cipta, rasa, karsa, dan karya untuk aktualisasi nilai-nilai (values). Pemikiran kontekstual Indonesia perlu diutamakan dan ditemukan rambu-rambu yang paling
tepat
untuk
dijadikan
inspirasi
elemen-elemen
kompetensi. Gagasan dan cita-cita berkaitan dengan nilai-nilai dan yang khusus bagi
UGM adalah rumusan yang tercermin
dalam dua kata kunci saja, yaitu Pancasila dan Keilmuan. Nilainilai itu sangatlah mulia sehingga diperlukan pemahaman yang benar melalui proses inquiry. 9 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Telah
sering
terjadi
kekeliruan
kajian
KBK,
yaitu
pengembangan kurikulum ke arah sistem yang baru menjadi salah penanganan yang berupa hanya belanja ide-ide daftar mata kuliah tanpa analisis yang mendalam. Apabila hal tersebut dilakukan (berarti keliru memaknai),
kegiatan pengembangan kurikulum
akan menjadi kehilangan rohnya, bahkan menjadi sia-sia apabila pada kenyataan pelaksanaanya juga hanya lepas-lepas tanpa saling memperkuat antar matakuliah. Roh kurikulum baru berbasis KBK
sejatinya adalah tujuan,
jelas pengelolaan, jelas materi
pembelajaran, jelas cara pembelajaran dan jelas cara penilaian dalam proses mencapai kompetensi komprehensif utuh dan terpadu.
Pendekatannya
matakuliah
sehingga
diarahkan
antar
pada
matakuliah
suatu
secara
susunan
baik
saling
memperkuat dalam proses implementasi pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan berupa matriks kurikulum. Perubahan kurikulum seharusnya ditekankan kepada prinsip-prinsip yang mendasar, yaitu pada pemahaman ide secara holistik. Pengembangan kurikulum yang baru ini harus didasarkan pada pemahaman bahwa kurikulum merupakan bagian terintegrasi dari keseluruhan sistem pendidikan yang dikembangkan pada PT dan sekaligus menjadi interface dengan masyarakat dan keseluruhan
stakeholder-nya.
Perubahan
bukan
sekedar
perubahan daftar nama matakuliah lama yang dikelompokkan mengikuti pengelompokan baru atau nama-nama baru. Apabila PT mempunyai berbagai jenjang dan jalur, hubungan itu perlu dipetakan dengan baik. Sebagai contoh kasus adalah hubungan antara Program Diploma atau Sekolah Vokasi, S-1, S-2, S-3, dan 10 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Spesialis.
Banyak
variasi
karakteristik
hubungan
dapat
dikembangkan, mengikuti situasi dan kondisi masing-masing PT, konteks lokal, nasional, regional, dan internasional/dunia. Dengan memahami elemen kompetensi dalam menyusun kurikulum secara tepat, pengelompokan matakuliah diganti dengan
peta
kurikulum
yang
sering
disebut
matriks
kurikulum. Pada
kurikulum
berbasis
kompetensi,
pertimbangan
utamanya adalah menyusun dan mendiskripsikan kompetensi pada program studi secara tepat dan benar, komprehensif utuh dan terpadu,
sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi atau
melampaui standar nasional. Pemenuhan standar ini bukan esensi administratif, namun esensi akademik, mutu akademik berkaitan dengan kompetensi komprehensif utuh dan terpadu itu, bukan lepas-lepas per matakuliah. Keterpaduan sistem antar matakuliah yang berfungsi saling memperkuat untuk pencapaian kompetensi harus ditetapkan dengan cermat.
Apa yang dimaksud dengan kompetensi? Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dan keseluruham stakeholder-nya dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
11 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Pernyataan tersebut tentu belum jelas tanpa refleksi dan diskusi intensif dalam rangka penjabaran spesifik dengan orientasi program studi masing-masing. Semua personel yang terlibat pada pembuatan kurikulum baru suatu program studi wajib secara bersama mnjalani proses inquiry untuk hal tersebut. Dalam menjalankan proses inquiry itu harus benar-benar ditelaah berbagai faktor yang terkait misalnya faktor tujuan jauh ke depan, visi dan misi program studi. Tanpa visi dan misi yang jelas, kompetensi akan tidak memiliki landasan penjabarannya.
Apa yang dimaksud dengan Kurikulum berbasis kompetensi? KBK adalah kurikulum yang disusun berdasarkan elemenelemen kompetensi yang dapat menghantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lain sebagai a method of inquiry yang diharapkan. Yang dimaksud dengan method of inquiry di antaranya adalah suatu metode pembelajaran yang menumbuhkan hasrat besar untuk ingin tahu dan memikirkan secara mendalam, meningkatkan
kemampuan
untuk
menggunakan
tujuan
kompetensi sebagai perangkat menentukan pilihan jalan berkehidupan di masyarakat dan meningkatkan cara belajar sepanjang hayat (lifelong learning).
Apa ciri-ciri rancangan kurikulum berbasis kompetensi? 1. Menyatakan secara jelas rincian kompetensi peserta didik sebagai luaran proses pembelajaran.
12 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
2. Materi ajar dan proses pembelajaran serta cara penilaian didesain dengan orientasi pada pencapaian kompetensi dan berfokus pada minat peserta didik. 3. Lebih mensinergikan dan mengintegrasikan penguasaan ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. 4. Proses penilaian hasil belajar lebih ditekankan pada kemampuan untuk menjadi kreatif dan inovatif secara prosedural atas dasar pemahaman penerapan, analisis, dan evaluasi yang benar. 5. Disusun oleh penyelenggara pendidikan tinggi dan pihakpihak berkepentingan terhadap lulusan pendidikan tinggi (masyarakat profesi dan pengguna lulusan). 6. Menyediakan peta pikiran yang jelas dalam hal proses pembelajaran bermutu dalam mengisi kerangka pokok pilihan perguruan tinggi yang bersangkutan. Contohnya untuk UGM, yaitu kompetensi di bidang ilmu pengetahuan, ketrampilan,
sikap
mental
dan
etika
baik,
serta
penghayatan dan aktualisasi nilai-nilai (values).
Apa yang dimaksud dengan kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lainnya?
Kompetensi Utama ialah kemampuan seseorang untuk menampilkan kinerja yang memadai pada suatu kondisi pekerjaan yang memuaskan. Kompetensi Pendukung ialah kemampuan seseorang yang dapat mendukung kompetensi utama. 13 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Kompetensi Lain ialah kemampuan seseorang yang berbeda dengan kompetensi utama dan pendukung, namun membantu
meningkatkan
kualitas
hidup.
Kompetensi
komprehensif utuh terpadu adalah orientasi spesifik UGM yang dalam hal ini memerlukan perhatian mendalam. Perhatian mendalam tersebut adalah upaya awal dalam menemukan sistem pembelajaran konteks khusus yang digunakan untuk memperluas peluang-peluang melakukan internalisasi nilai-nilai, sikap mental dan etika melengkapi mutu ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Apa wujud pengakuan kompetensi seseorang? Pengakuan kompetensi seseorang dinyatakan dalam bentuk
sertifikat
kompetensi
yang
dapat
diberikan
oleh
penyelenggara pendidikan atau lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi (UU No. 20/2003 tentang SISDIKNAS Ps. 61 ayat (3)) Perguruan
tinggi
yang
memenuhi
persyaratan
dan
dinyatakan berhak menyelenggarakan pendidikan profesi dan vokasi;
melalui
kerja
sama
dengan
ikatan
profesi
dapat
memberikan sertifikat kompetensi bagi peserta didik setelah lulus uji kompetensi. Khusus
pengertian
kompetensi
di
UGM
dalam
kurikulum 2010 dan ke depan lebih luas dari yang umumnya tertulis dalam berbagai literatur sampai saat ini. Universitas Gadjah Mada telah memaknai terminologi kompetensi sebagai suatu 14 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
keutuhan kualitas manusia (lulusan) dalam konteks utuh yang mencakup aspek nilai-nilai, sikap mental umum dan etika, keterampilan, ilmu pengetahuan dan sikap dalam bekerja sesuai bidang keahliannya dengan muatan values yang diyakininya. Dengan makna tersebut kurikulum semua Program Studi di Universitas Gadjah Mada merupakan perangkat sangat penting untuk manajemen pembelajaran yang diproses pada siklus jaminan mutu yang handal, agar tanda lulus UGM merupakan sertifikasi kompetensi komprehensif utuh terpadu tersebut di atas. Standar mutu lulusan selalu ditingkatkan dengan asas peningkatan berkelanjutan (continuous improvement). Untuk implementasi hal ini suatu siklus perbaikan rencana dan proses pelaksanaannya perlu difahami oleh dosen. Gambaran umum siklus itu ditunjukkan pada bagian akhir buku kecil ini.
Mengapa diperlukan kompetensi utama, pendukung dan kompetensi
lain
dalam
kurikulum
perguruan
tinggi
di
Indonesia?
a. Untuk memberikan kemampuan adaptasi terhadap perubahan sangat cepat dalam lapangan kerja dengan tingkat ketidak pastian yang tinggi. Sifat pekerjaan dan perkembangan masyarakat sering mengalami perubahan cepat dan perlu dapat diikuti oleh lulusan saat bekerja.
15 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
b.
Untuk
mengantisipasi
pekerjaan
dengan
persyaratan
kompetensi yang sifatnya kompetitif dan tidak mengenal batasbatas fisik wilayah, negara dan pemerintahan. c. Untuk memfasilitasi proses pendidikan sepanjang hayat dalam bentuk proses belajar menemukan a method of inquiry seseorang (metode ingin tahu dan memikirkan secara mendalam). Apakah elemen kompetensi yang Kepmendiknas No. 045/U/2002 itu?
dimaksud
dalam
a.Landasan kepribadian (hal ini penting untuk kompetensi komprehensif utuh terpadu), b. Penguasaan ilmu dan ketrampilan, c. Kemampuan berkarya, d. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai, e. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.
Berdasarkan butir-butir a, b, c, d, e di atas, setiap perguruan tinggi melakukan pengembangan sesuai dengan identity dan uniquiness sejarah pendirian, nilai-nilai (values) serta visi dan misi yang ditetapkan.
Apa hubungan antara tujuan pendidikan dengan kompetensi? Dalam setiap program studi tentu telah ada rumusan MISI dan TUJUAN pendidikan yang salah satu jabarannya selalu merupakan kualifikasi lulusan (kompetensi) yang akan dihasilkan. 16 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Rumusan kompetensi lulusan tersebut merupakan rumusan OUTCOMES yaitu suatu bentuk kemampuan yang kelak akan ditunjukkan atau dibuktikan di lapangan pekerjaan yang dipilihnya. Oleh sebab itu, rumusan kompetensi ini sebaiknya mengacu pada harapan bidang kerja (profesi) yang mana saja yang mungkin dapat diraih oleh lulusannya kelak. Pada gambar berikut disampaikan ilustrasi dengan beberapa garis yang menunjukkan hubungan bahwa kurikulum ditetapkan sesuai dengan perkembangan dan lingkungan program studi (PS) bersangkutan, mempunyai hubungan saling pengaruh dengan RENSTRA, dan fasilitas tersedia. Untuk mengetahui kebutuhan masyarakat masa depan, diperlukan science vision yang kuat (catatan pada bagian atas dalam gambar). Orientasi terhadap pemenuhan kebutuhan didasarkan pada penghayatan hasil pendalaman terhadap sinyal pasar (market signal) dan visi ilmu pengetahuan (science vision). Berdasarkan penghayatan tersebut dibuatlah rumusan tentang berbagai kebutuhan (needs) yang dikelompokkan ke dalam tiga grup besar, yaitu: 1. Kebutuhan sosial (social needs) 2. Kebutuhan industri (industrial needs) 3. Kebutuhan profesional (professional needs) Pengelolaan informasi dalam hal penyusunan kurikulum untuk memenuhi tiga jenis kebutuhan itu tidak boleh melupakan berbagai aspek khusus yang berkaitan dengan nilai-nilai. Orientasi kurikulum yang memperhatikan penanaman nilai-nilai yang dipilih
17 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
sangatlah diperlukan dalam rangka pengembangan kompetensi lulusan yang memiliki kualitas komprehensif dan utuh terpadu.
KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP PT sekarang dan masa depan Æ (dilihat dari sinyal pasar dan science vision)
SOCIETAL NEEDS
PROFESSIONAL NEEDS
INDUSTRIAL
NEEDS
KURIKULUM VISI
MISI
PS
FASILITAS RENSTRA
PS = Program Studi
Catatan Sudjarwadi: dari tayangan pak Mursid, anggota Tim KBK Dikti
Siapa yang berwenang menyusun kompetensi lulusan dan bagaimana prinsip penyusunan kompetensi? a. Pada prinsipnya kompetensi disusun oleh program studi bersama pihak-pihak berkepentingan terhadap lulusan (hasil didik), dan kompetensi ditetapkan dengan orientasi pada kebutuhan atau tuntutan kemampuan berkarya di masyarakat. Masyarakat adalah masyarakat terinstitusi mencakup 18 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
masyarakat profesi, masyarakat industri/bisnis, dan masyarakat luas b. Selain orientasi tersebut di atas, prinsip penyusunan kompetensi adalah pandangan ilmu pengetahuan ke depan (science vision): (i) mengantisipasi bidang kerja/kehidupan yang kemungkinan berubah di masa depan oleh karena adanya temuan-temuan baru melalui penelitian, (ii) mengacu pada standar kompetensi dari pihak-pihak berkepentingan, dan (iii) memungkinkan lulusan untuk mengembangkan diri dengan kemampuan generiknya (memiliki generic skills), selain kemampuan di bidang studinya. Selain itu, kompetensi juga berorientasi kepada visi sangat jauh ke depan untuk kepentingan masyarakat luas, bangsa dan kemanusiaan. Mengapa perumusan kompetensi menjadi isu penting dalam dunia pendidikan? Perumusan kompetensi menjadi isu penting dalam dunia pendidikan dalam rangka memberikan keleluasaan untuk memilih dan mengembangkan dirinya, yaitu dengan kompetensi utama yang dilengkapi dengan kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya. Kata kunci memilih, choice adalah sangat penting. Choice yang tepat atas desain kompetensi adalah fondasi sukses masa depan, baik sukses pribadi peserta didik maupun masyarakat, dan akumulasinya di Indonesia adalah sukses bangsa. Kurikulum adalah hal amat strategis yang dapat ditawarkan oleh suatu perguruan tinggi dalam usaha berkontribusi optimal untuk solusi masa depan. Oleh karena itu kurikulum dan ketetapan kompetensi di dalamnya harus disusun dengan cerdas, tidak sekadar kecerdasan individu namun kecerdasan kolektif dengan melibatkan stakeholder terkait. Pada konteks ini perlu diperhatikan hal khusus UGM dan penting berikut ini. Muatan
beban
studi
Universitas
disiapkan
untuk
mengembangkan substansi pembelajaran aras universitas setara 19 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
minimal 12 SKS dalam pembentukan karakter dengan muatan Keterampilan Sukses Bekerja (success skill), Pendidikan Agama, Pendidikan Nilai-nilai Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan, Filsafat dan Penciptaan Ilmu, Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan
Masyarakat
Entrepreneurship,
Nilai-nilai
(KKN-PPM),
Bahasa
Indonesia,
Kegadjahmadaan,
Nilai-nilai
Keindonesiaan, dan Keberlanjutan Lingkungan (sustainability).
III.
PENYUSUNAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Bagaimana langkah-langkah dalam menyusun kurikulum berbasis kompetensi? Cara menyusun kurikulum berbasis kompetensi banyak sekali alternatifnya. Yang utama adalah melibatkan pihak-pihak berkepentingan dan yang tidak boleh dilupakan adalah para dosen dan staf yang akan menjadi pelaku implementasinya. Proses cocreation bersama para dosen amatlah penting karena dalam proses tersebut terjadi pembelajaran dan rasa memiliki. Rasa memiliki akan memperlancar implementasi seperti yang kita yakini bahwa setiap individu suka mengerjakan program baru yang ia ikut terlibat menciptakannya. Menetapkan tujuan dalam bentuk kompetensi program studi bukanlah sembarangan, bukan pula copy-paste dari tempat lain, namun ditemukan berdasarkan visi dan misi yang dimiliki tiap program studi. Selain visi dan misi, sebagai fondasi identitas dan keunikan (uniqueness) adalah nilai-nilai (values) suatu perguruan tinggi. Panitia Kurikulum harus melihat referensi secara luas, namun tidak melakukan adopsi sembarangan secara membuta, 20 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
harus dilakukan kombinasi dan sintesis antara kemajuan mutakhir dengan konteks lokal, konteks bangsa dan budayanya. Dengan pendekatan ini, akan dapat dibuat kurikulum optimal sesuai karakteristik spesifik program studi setempat. Hal semacam ini sering diberi istilah think global, act local. Tentu saja kompetensi sebagai tujuan dapat identik antara program studi yang sama di perguruan tinggi yang berbeda asalkan kondisinya memang sama. Namun, kompetensi tujuan itu tentu akan berbeda apabila ada perbedaan misi dan/atau kondisi lingkungan. Cara ini juga memberi hasil kurikulum yang sesuai dengan konteks lokal, berwawasan global dan akan dihargai di tingkat dunia, menjadi aset yang disebut internationalization at home. Yang terpenting adalah pemahaman, sharing pengertian bagi semua pihak yang akan terlibat dalam pelaksanaan kurikulum bahwa kompetensi yang dituju itu merupakan satu kesatuan dalam ikatan misi dan visi yang dimiliki. Apabila kompetensi yang dituju telah dimengerti bersama dengan baik, pendalaman tentang struktur kurikulum dapat dilakukan dengan dialog sinergis yang lancar
antara
pihak-pihak
berkepentingan
dan
selanjutnya
disambung dengan pembicaraan tentang silabus. Salah satu contoh urutan penalaran yang dibuat di suatu jurusan di suatu perguruan tinggi (contoh ini tidak untuk copypaste, namun untuk tambahan referensi) disampaikan pada beberapa halaman berikut (bahan dari Prof. Wahyudi, T. Kimia UGM, bersama Tim Jurusan). Contoh dalam bentuk bagan alir diharapkan mudah diikuti. Dengan penghayatan terhadap nilai-nilai (values)
sebagai
landasan
pemikiran
selanjutnya
disimak
bangunan pembelajaran dengan kerangka sistem pembelajaran yang jelas. 21 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Kerangka Sistem Pembelajaran VISI MISI
TUJUAN (KOMPETENSI)
STRUKTUR KURIKULUM
SILABUS
RPKPS
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
EVALUASI PEMBELAJARAN
RPKPS = Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester
Kerangka pembelajaran yang jelas dimulai dengan visi yang jelas. Oleh karena itu diperlukan suatu proses derivasi (penjabaran) untuk merumuskan visi. Bagaimana suatu proses perumusan visi itu digambarkan? Satu alternatif gambaran itu disajikan berikut.
22 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
KerangkaK
SUATU ILUSTRASI PROSES DERIVASI DALAM RANGKA MERUMUSKAN VISI PROGRAM STUDI T. KIMIA UGM
Melihat tantangan ke depan
Kata kunci jawaban solusi tantangan masa depan
1. Wawasan Nasional
1. Dinamika Global 2. Luasnya Krida Teknik Kimia
2. Kualitas Internasional 3. Fleksibilitas
3. Kompetisi Global
4. Kepribadian Baik
4. Indonesia Kaya SDA
5. Lifelong Learning 6. Kepekaan Kebutuhan Masyarakat 7. Pemanfaatan Kebutuhan SDA
Pendidikan adalah untuk menyiapkan generasi masa depan. Menyimak, merefleksi bagan dengan kata-kata kunci di atas lalu merangkai kalimat visi versi panjang berdasarkan ’tantangan dan jawaban’ Æ (lihat 2 boks di atas).
23 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Menyadari perkembangan dunia yang sangat cepat dan luasnya ruang lingkup aplikasi teknik kimia, lulusan teknik kimia UGM
perlu
mempunyai
kemampuan
fleksibilitas
untuk
pengembangan kemampuan profesionalnya. Selain itu, karena era globalisasi menuntut kemampuan kompetisi bangsa Indonesia, perlu pula lulusan mempunyai kualitas internasional dan sekaligus wawasan nasional. Disadari pula bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia cukup besar, namun pemanfaatannya belum optimal sehingga lulusan perlu berperan serta pada pengolahan sumber daya Indonesia menjadi produk bernilai ekonomis tinggi secara berkelanjutan. Untuk menunjang itu semua, perlu pula lulusan mempunyai kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat, mampu melakukan pengembangan diri secara berkelanjutan, dan yang sangat esensial pula mempunyai nilai-nilai, sikap mental, dan etika yang baik.
Merangkai kalimat visi versi pendek Menghasilkan lulusan yang bermoral baik, berwawasan nasional, berkualitas internasional, dan mempunyai fleksibilitas dalam pengembangan diri.
Catatan khusus: Untuk program studi bukan Teknik Kimia proses yang sama dapat ditempuh yaitu proses inquiry tentang (1) wujud tantangan masa depan, lalu mendalami (2) kata kunci jawaban solusi tantangan masa depan itu.
Tiap program studi
dapat membentuk tim yang melakukan tugas rumusan butir (1) dan butir (2) tersebut. 24 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Ilustrasi lanjutan jabaran kata kunci tentang rumusan misi program studi T. Kimia UGM adalah sebagai berikut.
SUATU ILUSTRASI PROSES JABARAN KATA KUNCI LANJUTAN DALAM RANGKA MERUMUSKAN MISI PROGRAM STUDI T. KIMIA UGM
Kata kunci jawaban solusi tantangan masa depan
1. Wawasan Nasional 2. Kualitas Internasional 3. Fleksibilitas 4. Kepribadian Baik 5. Life-long Learning 6. Kepekaan Kebutuhan Masyarakat
7. Pemanfaatan Kebutuhan SDA
Orientasi Proses Pembelajaran
1. Penalaran 2. Student Centered Learning 3. Permasalahan Riil 4. Atmosfer Akademik • Pengembangan kepribadian • Entrepreneurship 5. Kemauan dan Keahlian • Pemanfaatan SDA berkelanjutan
25 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Misi Jurusan Teknik Kimia, FT-UGM mendidik mahasiswa agar mempunyai penalaran yang baik dengan sistem pembelajaran berorientasi student centered learning dan berbasis permasalahan riil di masyarakat dan dunia industri yang atmosfer akademisnya diarahkan untuk mendorong pengembangan kepribadian dan wawasan entrepreneurship. Selain itu, lulusan disiapkan pula untuk memiliki kemauan dan keahlian untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam Indonesia secara berkelanjutan. Berdasarkan kata kunci jawaban solusi tantangan masa depan dan orientasi proses pembelajaran sebagai landasan, disusunlah kalimat ’misi’. Selanjutnya berdasarkan misi itu disusunlah kompetensi yang menjadi tujuan (disusun melalui proses yang melibatkan stakeholder). Penyusunan kompetensi ini dikerjakan dalam proses penerapan kecerdasan kolektif dalam asas co-creation pihak-pihak berkepentingan.
Catatan khusus! Setelah menelaah kata kunci jawaban solusi tantangan masa
depan,
dirumuskanlah
kata-kata
orientasi
proses
pembelajaran yang gayut (relevan) untuk menjawab tantangan masa depan itu.
Orientasi pembelajaran yang gayut sudah
diperoleh, maka misi pembelajaran segera dirumuskan berdasar orientasi pembelajaran yang gayut untuk menjawab tantangan masa depan.
Berdasarkan misi dan penghayatan proses di
atasnya, dirumuskanlah Tujuan Pembelajaran (Kompetensi). Misal untuk T. Kimia konteks UGM tahun 2006 yang lalu diperoleh 26 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
rumusan berikut. Perlu dicatat pula bahwa tahun 2008 UGM telah memulai pembelajaran SCL++ atau STAR. Tahun 2010 sudah mantap.
Tujuan (Kompetensi) Lulusan T. Kimia UGM (Kurikulum 2006) yaitu ( 15 butir): 1. Penguasaan konsep-konsep fundamental Teknik Kimia. 2. Kemampuan inovatif dalam pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan manusia. 3. Penguasaan Teknik Produk dan Perancangan Proses dengan menjunjung tinggi keselamatan masyarakat. 4. Pemahaman perilaku dan sifat-sifat bahan berdasarkan pengetahuan struktur makro dan mikro serta komposisi bahan. 5. Pemahaman prinsip-prinsip peralatan industri kimia. 6. Penguasaan
cara-cara
perhitungan
sebagai
basis
pengambilan keputusan teknik. 7. Penguasaan teknik evaluasi ekonomi sebagai dasar analisis kelayakan suatu proyek. 8. Kemampuan merancang dan melaksanakan eksperimen, serta mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data. 9. Kesadaran dan kepedulian atas perlindungan dan pelestarian lingkungan. 10. Penghayatan nilai-nilai, perilaku, dan etika ahli teknik kimia profesional. 11. Dasar-dasar yang cukup bagi pengembangan diri yang berkelanjutan. 12. Kemampuan berkomunikasi dan kerja tim yang baik. 27 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
13. Kemampuan antisipasi dan adaptasi terhadap berbagai perkembangan. 14. Kemampuan inovatif, kreatif, dan kompetitif. 15. Kemauan dan kemampuan yang cukup untuk mengikuti isu-isu kontemporer.
Untuk dapat mencapai kompetensi itu, mahasiswa perlu menjalani pembelajaran dengan pemahaman atas hubungan antara kompetensi dan matakuliah-matakuliah yang diperlukan. Proses pembelajaran ditetapkan dengan prinsip efektivitas dan efisiensi. Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang hubungan antara kompetensi dan matakuliah diperlukan satu peta kurikulum atau sering disebut matriks kurikulum. Art of practice pembuatan matriks kurikulum tidak dijelaskan di sini oleh karena telah banyak acuan (reference) tentang hal itu.
IV.
VISI ILMU PENGETAHUAN DAN SINYAL PASAR
Bagaimana cara merumuskan visi ilmu pengetahuan? Setelah contoh derivasi kompetensi di atas, kita akan menelaah visi ilmu pengetahuan (science vision). Merumuskan pemahaman masa depan melalui science vision dapat dilakukan melalui diskusi pakar/pengajar dalam sebuah forum komunikasi, baik formal maupun informal, yang berulang-ulang sampai disepakati prediksi kompetensi yang diperlukan dan perlu dimiliki oleh lulusan di masa yang akan datang. Proses ini merupakan 28 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
iterasi pemantapan dan penetapan rumusan kompetensi yang berlanjut ke pembuatan matriks kurikulum. Bagi
PT
Indonesia
sebaiknya
science
vision
itu
berorientasi pada pengelolaan pemanfaatan secara baik atas sumber daya yang kita miliki bersama. Sumber daya tersebut wajib dikelola dengan tujuan meningkatkan mutu keadaban, mengembangkan dan menerapkan ilmu untuk kemanfaatan dan kebahagiaan umat manusia. Kehidupan yang harmoni diupayakan melalui pendidikan, dan selanjutnya pendidikan tinggi berorientasi menumbuhkan para pemimpin prengelolaan sumber daya. Secara garis besar, sumber daya ada tiga macam yaitu insani (sumber daya manusia = SDM), noninsani nonfisik, dan yang ketiga adalah sumber daya fisik alami, baik yang hayati maupun nonhayati.
Kita memiliki berbagai kebutuhan (needs) dan berbagai kebutuhan itu dipenuhi melalui pengelolaan sumber daya sebaik-baiknya.
SOCIETAL NEEDS
INDUSTRIAL
NEEDS
PROFESSIONAL NEEDS
Jenis-jenis sumber daya ditunjukkan dengan bagan di halaman berikut.
29 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Skema sumber daya untuk menginspirasi solusi
1
KHUSUS INSANI
Nilai-nilai (values), karakter, sikap mental, dan etika serta penguasaan IPTEKS (landasan leadership masa depan →1/2)
Kebudayaannya (landasan
leadership masa depan →2/2)
SUMBER DAYA
2 NONINSANI NONFISIK (Software, SOP, dll )
BUATAN (Hardware) Fauna
3 FISIK
Hayati Flora
(lahan) ALAM
Tanah, Air
Non-Hayati
Energi Matahari, Angin Mineral dan bendabenda lain
Kurikulum akan diyakinkan mengantar kontribusi terhadap sinergi optimal pengelolaan 3 komponen sumber daya (1, 2, 3) di atas.
30 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Semua bidang ilmu akan bersinergi untuk berjasa dalam rangka membangun manusia berbudaya, bersikap mental baik, dan memiliki etika terpuji dalam mengelola sumber daya alam Indonesia yang amat kaya. Sejak awal tahun 1970-an di Indonesia digulirkan pendekatan pengelolaan yang lestari dan meningkat. Istilah ini sebenarnya bermakna berkelanjutan dan semakin baik, atau continuous improvement di semua aspek. Baru-baru ini saja organ pendidikan PBB (UNESCO) menyusul dengan istilah sustainable
development
dan
education
for
sustainable
development. Bangsa Indonesia telah berabad-abad mempunyai istilah pula yang disebut: memayu hayuning bawono. Jadi, pemikiran sustainable development itu sudah sangat lama. Yang belum dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah membuat smart planning dan excellent implementation berdasarkan asas memayu hayuning bawono (sustainable development) tersebut.
Oleh
karena itu, pendidikan pengelolaan sumber daya pada semua aspek dalam skema di atas sangatlah penting. Demikian banyak sumber daya yang harus ditangani dengan
semua
aspeknya
sehingga
diperlukan
pendekatan
multidisiplin. Pendekatan multidisiplin ini memerlukan paradigma baru
dalam
penyusunan
kurikulum
pada
aspek
materi
pembelajaran, cara pembelajaran, dan cara penilaian. Pertimbangan kemajuan ilmu dan teknologi 10-20 tahun ke depan menjadi wawasan dan orientasi pemikiran ini. Acap kali pemikiran pakar dituangkan dalam tulisan tentang science vision dan mendorong keberanian penetapan kurikulum untuk menjadi trend setter perkembangan IPTEKS di masa yang akan datang. 31 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Apa
yang
sebaiknya
dilakukan
berdasarkan
keseimbangan Science Vision dan Market Signal?. Sebaiknya tiap program studi (PS) mengambil posisi kontribusi optimal. Landasan
kontribusi
optimal
itu
adalah kurikulum
visioner
(berbasis strong vision), untuk solusi masa depan sekaligus memahami sinyal pasar.
Bagaimana cara mendapatkan informasi untuk merumuskan sinyal pasar (market signal)? Sinyal pasar diperoleh dengan cara jajak pendapat (tracer study) menggunakan alat bantu berupa kuesioner yang teruji dan diedarkan kepada pengguna lulusan (users) dan alumni serta asosiasi profesi. Tracer study ini dapat juga digunakan untuk melihat tingkat relevansi antara kurikulum dengan dunia kerja (job description dan job analysis). Jajak pendapat pada masa ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat ICT modern, misal melalui email, facebook, dan yang lainnya sesuai dengan kreativitas dan inovasi tiap panitia kurikulum di tingkat program studi.
Bagaimana mempertemukan antara science vision dengan market signal dalam merumuskan kompetensi? Hasil pemikiran faktual dari para pakar terhadap market signal dirumuskan untuk dapat mengetahui forward outlook dari kompetensi kebutuhan pengembangan bidang kehidupan baik menyangkut salah satu keperluan atau dua jenis, atau ketiganya dalam hal kebutuhan profesional, sosial, maupun industri yang 32 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
terkait. Forward outlook kompetensi pekerjaan ini kemudian dikonfirmasi dengan informasi terdokumentasi, untuk selanjutnya dicarikan arah pengembangan IPTEKS ke depan dalam bentuk tataran state of the art IPTEKS yang bersangkutan, dan outlook kompetensi. Setelah dikonfirmasikan dengan para pengguna dan alumni serta asosiasi profesi melalui proses iteratif yang diterangkan di depan maka tersusunlah rumusan kompetensi untuk suatu pekerjaan tertentu, untuk suatu program studi tertentu. Status kompetensi yang akan dituju dengan rancangan KBK (kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lainnya) ditentukan oleh penyelenggara PS (Program Studi) yang bersangkutan. Pendekatan umum ini berlaku tidak hanya untuk program sarjana, namun dapat memandu pula pengembangan kurikilum
program
pascasarjana,
diploma,
vokasi
maupun
spesialis. Persentase bobot antara ilmu, keterampilan, pelatihan sikap mental dan etika, serta penanaman nilai-nilai disusun untuk
landasan
kerangka
optimasi
proses
pencapaian
kompetensi secara komprehensif, utuh dan terpadu. Panitia kurikulum mengemban kewajiban optimasi itu dan selanjtunya panitia kurikulum bekerja secara iteratif, melakukan pendalaman untuk penyempurnaan berkali-kali dengan melibatkan stakeholder secara optimal. Dalam proses penyempurnaan berkali-kali tersebut optimasi diyakinkan untuk dapat dicapai.
33 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Apa kelemahannya kalau perumusan kompetensi dalam KBK hanya mempertimbangkan sinyal pasar saja? Jika
perumusan
kompetensi
dalam
KBK
hanya
mempertimbangkan sinyal pasar yang bersifat responsif, maka lulusannya selalu akan out of date. Di samping itu, ketergantungan kepada pasar menjadi tinggi, padahal pasar selalu berubah sesuai dengan
kemajuan
isu-isu
yang
berkembang
dan
sangat
dipengaruhi oleh kemajuan ilmu dan teknologi yang dikembangkan di tingkat global. Apabila direfleksi secara mendalam, akan ditemukan
kesimpulan
bahwa
pendidikan
tinggi
dapat
mengembangkan ilmu dan melatih calon pemimpin yang di kemudian hari mempengaruhi tatanan pasar, baik nasional maupun tingkat dunia. Pemimpin Indonesia yang berilmu pada tataran kualitas tinggi secara kolektif akan dapat mengatur pasar nasional dan mempengaruhi pasar dunia. Pengetahuan tentang hukum dagang dunia dan sejenisnya memungkinkan tumbuhnya analis ahli di Indonesia dengan produk sistem baru yang dapat menempatkan posisi Indonesia yang kaya sumber daya alam dan memiliki lokasi yang strategis, disertai kemampuan ilmu pengetahuan tinggi akan menciptakan kegiatan yang sangat mempengaruhi pasar global. Terbangunnya
critical
mass
orang
berilmu
akan
menumbuhkan kemampuan mengelola sumber daya Indonesia untuk berperan sangat penting di dunia dalam hal kemampuan produksi, mengelola pasar, manajemen finansial dan manajemen pelayanan (services).
34 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Oleh karena itu, pertimbangan rumusan kurikulum harus lengkap mengisi dua sisi yaitu market signal dan science vision. Kurikulum
yang
cerdas
mengisi
dua
sisi
tersebut
merupakan perangkat yang sangat diperlukan untuk optimasi pembelajaran yang mengantar mahasiswa dengan baik menuju pencapaian kompetensi yang ditetapkan oleh perguruan tinggi dan sesuai harapan stakeholder.
Apa kelemahannya kalau perumusan kompetensi hanya mempertimbangkan science vision saja? Kelemahannya yaitu perumusan kompetensi tersebut kurang sempurna karena kurang compatible dengan kebutuhan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu dasar kurikulum adalah kombinasi optimal wawasan pasar dan science vision.
Bagaimana proses perencanaan pembelajaran pada KBK? Proses perencanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang berorientasi pada mahasiswa SCL (Student Centered Learning) untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Dengan cara SCL, dikehendaki aktivitas belajar mahasiswa tumbuh dari antusiasme internal
dan
menghidupkan
semangat
yang
tinggi
serta
membentuk sikap mental lifelong learning. Pada tahun 2010, di UGM telah dimatangkan sistem pembelajaran yang disebut STAR (Student Teacher Aesthetic Rolesharing).
35 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Sistem pembelajaran ini memberi panduan ke arah terjadinya rolesharing (berbagi peran) yang indah (aesthetic) antara mahasiswa dan dosen (student teacher).
V.
GAMBARAN KOMPETENSI DAN BERBAGAI ASPEK MANAJEMEN PEMBELAJARAN
Apa syarat lulusan dikatakan kompeten? (Ini dapat dijawab melalui pemahaman terhadap elemen-elemen kompetensi). Elemen kompetensi ada lima butir dan tiap program studi membuat penjabaran yang lebih spesifik berkaitan dengan karakteristik program studi. Salah satu contoh adalah T. Kimia FT UGM di depan melakukan derivasi 15 (lima belas) butir kompetensi yang merupakan jabaran
5 (lima) butir elemen
kompetensi ringkas di bawah ini. Di depan telah disampaikan peta proses derivasi atau penjabaran butir-butir kompetensi yang diawali dengan pandangan jauh ke masa depan, merumuskan visi dan misi.
36 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Di bawah ini adalah lima butir elemen kompetensi yang spesifik sebagai kategorisasi atau pengelompokan butir-butir kompetensi. Tiap program studi memiliki kebebasan modifikasi untuk kategorisasi yang berbeda dengan pendekatan ini. Lima elemen sebagai kerangka kategorisasi tersebut adalah sebagai berikut.
a. mempunyai
kemampuan
berlandaskan
pengembangan
kepribadian (berkaitan emotional and spiritual), b. berkemampuan menguasai IPTEK dan/atau kesenian (know how & know why), IPTEKS, c.
berkemampuan berkarya (know to do), keterampilan,
d. berkemampuan menyikapi dan berperilaku dalam berkarya sehingga dapat mandiri, menilai dan mengambil keputusan secara bertanggung jawab ( to be), e. berkemampuan untuk hidup bermasyarakat dengan bekerja sama, crritical thinking dengan saling menghargai nilai-nilai pluralisme dan kedamaian (to live together). Dalam konteks ini
dapat
ditambahkan
butir-butir
muatan
pembelajaran
berorientasi pemupukan sikap mental dan etika terpuji termasuk empathy, serta menjunjung tinggi nilai-nilai (values).
Kemampuan apa yang diharapkan dimiliki oleh PT untuk dapat menerapkan KBK agar lulusannya kompeten?
Kemampuan menerapkan
KBK
yang
harus
adalah
dimiliki
mampu
oleh
PT
membentuk
dalam dan 37
Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
memberdayakan unit pengembangan pembelajaran berupa kelompok kerja yang kompeten atau sekumpulan orang yang memiliki ide, motivator dan motor penggerak yang didukung oleh (i) kemampuan berkomunikasi secara oral dan/atau tertulis, (ii)
kemampuan
menggunakan
logikanya,
(iii)
kemampuan
mengakses data sebagai fakta dan menganalisis suatu problem yang ditemukan, (iv) kemampuan bekerja sama dalam tim, (v) kemampuan bekerja secara mandiri, dan (vi) kemampuan dalam penyusunan kurikulum berdasarkan elemen-elemen kompetensi yang benar serta kemampuan pengembangan pembelajaran. Ada suatu idealisme yang diwacanakan di Universitas Gadjah Mada yaitu suatu pendekatan yang bijaksana dengan mempertimbangkan aspek budaya. Telah diwacanakan pula tentang pembelajaran untuk sikap kebijaksanaan itu, yang memerlukan tiga modal utama yaitu: (1) pengetahuan yang luas, (2) kejernihan nurani, dan (3) tindakan cepat dalam payung kesabaran (tidak gugup, tidak tergesa). Idealisme ini dapat dipelajari bersama, secara kolektif, dengan kecerdasan kolektif (collective intelligence).
Semua itu akhirnya akan mempunyai konsekuensi manajemen pembelajaran yang menyangkut faktor-faktor organisasi (networking, pengelolaan) dan konsekuensi sarana prasarana, finansial, serta tujuan yang ideal.
Untuk melaksanakan KBK, kemampuan apa yang harus dimiliki oleh dosennya? 38 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
a. kemampuan untuk memotivasi diri dan mahasiswa, b. kemampuan menguasai subjek kajian untuk berperan sebagai dinamisator dan fasilitator pembelajaran dalam subjek kajian mata kuliah yang diampu; dengan rolesharing yang indah, c.
memiliki minat dan kemampuan dalam merekonstruksi basis pengetahuan dan metode pembelajaran dari mata kuliah yang menjadi tanggung jawabnya, merujuk pada kompetensi yang menjadi tujuan mata kuliah tersebut,
d. kemampuan menguasai kurikulum, dosen harus mengerti dan dapat mengartikulasikan kedudukan dan keterkaitan mata kuliahnya dengan kurikulum program studi dan profesi yang dituju, e. mempunyai kemampuan pedagogi, dosen harus mampu melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dalam subjek kajiannya.
Catatan khusus untuk hal ini adalah kemampuan dosen untuk memfasilitasi pemahaman kepemimpinan ilmu pengetahuan (knowledge
leadership)
yang
pada
prinsipnya
melakukan
pengelolaan jabaran tindakan memproses lima kata kunci dalam format ING NGARSO SUNG TULODO, ING MADYO MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI. Apakah pengetahuan
lima itu?
kata
Lima
kunci
kata
kunci
kepemimpinan kepemimpinan
ilmu ilmu
pengetahuan yaitu (1) visioner, (2) dialog, (3) praktik nyata, (4) sharing, dan (5) tanggap cepat terhadap lingkungan baik pada
39 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
aspek sumber daya insani (SDM), fisik, maupun nonfisik noninsani.
Apa yang harus dimiliki dosen agar berhasil menjalankan KBK (dalam pengertian komprehensif utuh terpadu)? a. naluri untuk memotivasi mahasiswa ke arah kemajuan melalui perilaku dan sikap keteladanan dosen, b. minat, yaitu sikap yang mengarahkan kecenderungan dan perhatian pada suatu keadaan, c.
niat, yaitu sikap untuk mengerahkan potensi dan kehendak untuk bertindak dan berupaya,
d. kiat,
yaitu
kemampuan
untuk
menggunakan
perilaku
(pengetahuan, keterampilan dan sikap), dalam tindakan untuk mencapai tujuan
Kemampuan apa yang harus digali dari peserta didik agar menjadi lulusan yang berkualitas? a. minat ternalar terhadap profesi yang dituju, b. kemampuan untuk belajar mandiri, c.
kemampuan pengembangan kreativitas dan kritis,
d. kemampuan yang terbuka untuk penanganan masalah, e. kemampuan belajar dalam teamwork.
Kelak, para mahasiswa akan menjadi lulusan dengan mutu kompetensi tinggi. Lulusan dapat diberi atribut Insan Cerdas Kompetitif dan secara kolektif membangun daya saing bangsa (nation’s
competitiveness). Dalam konteks ini, atribut mutu 40
Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
lulusan dikehendaki mencakup aspek komprehensif utuh, sekali lagi dalam hal ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap mental dan etika, serta nilai-nilai (values).
Subjek kajian apa yang harus diberikan agar para lulusan berkualitas? a. kemampuan subjek kajian yang dilandasi oleh taksonomi pengetahuan dan proses penguasaannya serta keterkaitan subjek kajian, b. kemampuan metodologi yang dilandasi oleh kemampuan menganalisis perilaku kerja, c.
kemampuan berkehidupan bermasyarakat yang dilandasi oleh harapan/ekspektasi
masyarakat
mengenai
pengaruh
perkembangan IPTEKS terhadap hari depan, d. kemampuan berkomunikasi, e. kemampuan menguasai teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau sering disebut ICT (Information and Communication Technology).
Agar lulusan berkualitas, bagaimana proses pembelajaran dilakukan? Proses pembelajaran harus merupakan upaya bersama antara dosen dan mahasiswa untuk berbagi (sharing), berdialog dan mengelola informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk “ter-internalisasi'” dalam diri peserta didik, selanjutnya menjadi landasan untuk menciptakan kemampuan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Berdasarkan orientasi inilah telah 41 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
disebutkan di depan bahwa UGM menemukan sistem yang disebut STAR (Student Teacher Aesthetic Rolesharing). Dalam penerapan sistem pembelajaran STAR, UGM telah mengembangkan juga pendukung pemanfaatan ICT dengan perangkat lunak yang diberi nama eLisa. Tidak semua proses pembelajaran dapat digantikan dengan sistem elektronik (e), namun sistem elektronik merupakan komplemen yang sangat berguna dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Seni terapan bantuan pembelajaran elektronik (misalnya dengan perangkat eLisa ), sangat tergantung kepada kemampuan dosen dan sistem pendukungnya. Sistem eLisa sangat sederhana dan setiap dosen yang mau menggunakan akan dapat menguasainya dengan pelatihan amat singkat. Bantuan ICT telah terbukti sangat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran menuju pencapaian kompetensi yang dikehendaki.
Keterlibatan apa dari peserta didik yang diharapkan agar proses pembelajaran menjadi efektif? a. keterlibatan aspek Psikomotorik dan "mencari pengalaman" yang dapat terdiri dari kegiatan praktikum, kerja praktek, magang dan kegiatan eksperimental (experiment), b. keterlibatan penalaran
aspek
Kognitif
dan
yang
terdiri
dari
kegiatan
penguasaan
intelektualitas
secara
Afektif
terdiri
komprehensif, c.
keterlibatan kepekaan
aspek terhadap
yang
lingkungan,
dari
kematangan
tergalinya emosional,
sehingga akan menjadi lulusan yang kreatif dan kritis, 42 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
mempunyai menumbuhkan
kemampuan
sebagai
pengkreasi
dan
’rasa’ terhadap nilai-nilai, sikap mental dan
etika.
Bagaimana proses pembelajaran seharusnya dilakukan? a. proses berbagi (sharing) dan mengelola informasi,
yang
dapat dilakukan melalui kuliah, diskusi, seminar, studi kasus, tugas praktikum, dan tugas penelitian, individu maupun kelompok, b. proses internalisasi yang dilakukan melalui latihan, responsi, tugas pekerjaan rumah, tutorial, diskusi sejawat, dan kerja kelompok, c.
proses mekanisme balikan (feedback mechanism) yang dapat dilakukan melalui pembahasan hasil internalisasi, catatan evaluasi pada lembar hasil tugas, pengumuman dan komentar pada hasil kerja mahasiswa,
d. proses evaluasi yang dapat dilakukan melalui (i) evaluasi test, (ii) evaluasi tugas, dan (iii) evaluasi proses yang dapat terdiri dari assessment sejawat dan survai pendapat mehasiswa.
Bagaimana melakukan evaluasi proses pembelajaran secara keseluruhan? Evaluasi pembelajaran di antaranya terdiri dari dua macam, yaitu Evalusi Hasil (test dan tugas) dan Evaluasi Proses. Evaluasi Hasil terdiri dari assessment berdasarkan test dan tugas, atau catatan-catatan tentang prestasi (achievement) tanpa test dan juga dapat dengan evaluasi diri. Adapun Evaluasi 43 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Proses dapat terdiri dari assessment
oleh sejawat dan survai
pendapat mahasiswa. Pelaksanaan kuliah dalam sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah suatu langkah perbaikan yang tidak dapat sekaligus, namun mengikuti siklus iteratif terus menerus, selalu dilakukan
perbaikan
kontinyu
berdasarkan
pengalaman
pelaksanaan pada semester yang telah diselesaikan, umumnya melalui continuous improvement siklus tahunan. Siklus itu dapat dimulai dari keyakinan bahwa hari esok lebih baik dari hari ini (butir satu pada gambar di halaman berikut). Keyakinan ini akan menjadi landasan motivasi tentang pembuatan rencana berdasarkan pengalaman sebelumnya (butir 2 pada gambar). Selanjutnya, rencana tentu dilaksanakan dalam suatu proses yang menghasilkan pengalaman yang dicatat, akhirnya melintasi satu siklus sampai dengan butir 7 pada gambar. Siklus tersebut dapat mengikuti 7 (tujuh) rangkaian katakata kunci pada gambar. Ada tambahan kata kunci penting di tengah lingkaran sebagai aktualisasi asas continuous improvement atau KAIZEN. Prinsip KAIZEN yang populer pada tahun 1990-an ini telah dikemukakan dalam rumusan yang sangat mirip oleh Ki Hadjar Dewantara tahun 1930-an (40 tahun sebelum KAIZEN dipopulerkan melalui makalah seminar dan buku-buku). Prinsip yang sangat mirip tersebut adalah 3N (Niteni, Nirukan, Nambahi). Niteni adalah bahasa daerah yang berarti belajar dari yang dialami, dilihat, didengar, dirasa.
44 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
2 Rencana
3 1 Rencana Rinci Pembelajaran
Hari Esok lebih baik dari hari ini
Rencana pembelajaran selalu ada perbaikan tiap tahun, seberapapun; → besar lebih baik, perbaikan kecil juga dihargai
7 Evaluasi m.k.
4 Pengembangan Materi
5 6 Pemberian Nilai
Metode penyampaian
Panah lingkaran dalam
: Proses belajar dari kegiatan sebelumnya.
Panah lingkaran luar
: Proses implementasi rencana dalam asas ‘continuous improvement’.
Siklus perbaikan dari butir satu di atas sampai dengan butir tujuh dan kembali ke butir satu lagi merupakan proses perbaikan kontinyu. 45 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
Apa yang dimaksud dengan infrastruktur dan sumber daya manusia yang diperlukan dalam proses pembelajaran?
Infrastruktur yang diperlukan dalam proses pembelajaran di antaranya adalah organisasi pengelolaan PT yang sehat dengan memperhatikan proses yang efisien dan produktif tanpa meninggalkan mutu yang harus dicapai. Pendanaan
yang
memadai,
fasilitas
pendukung
(laboratorium, perpustakaan, fisik kampus termasuk perangkat ICT)
yang
memenuhi
persyaratan
bagi
sebuah
lembaga
pendidikan tinggi, yaitu di antaranya dapat memberikan atmosfer akademik yang kondusif terhadap pengembangan karakter peserta didik. Perguruan tinggi dikehendaki mempunyai kurikulum yang dapat memenuhi harapan masyarakat, yaitu relevan dengan perubahan yang dinamis. Ada hal sangat penting yang harus dikerjakan,
yaitu
manajemen
internal
yang
memperhatikan
penjaminan mutu mulai dari tingkat individu sampai tingkat lembaga dengan asas mutu yang berkelanjutan atau sustainable quality (kualitas berkelanjutan). Selanjutnya, sumber daya manusia adalah komponen manajemen paling penting dalam pelaksanaan KBK. Sumber daya manusia itu meliputi, baik SDM akademis maupun nonakademis semuanya harus selalu memperhatikan peran, tugas dan fungsinya, yaitu selain sebagai pengajar harus sekaligus berperan juga sebagai pendidik. Pendidik di UGM diharuskan merefleksi kompetensi itu ke arah pendalaman makna sebagai kompetensi komprehensif utuh 46 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
terpadu. Kompetensi itu meliputi nilai-nilai (values), sikap mental dan etika, serta keterampilan dan ilmu pengetahuan untuk landasan tumbuhnya berbagai kemampuan (ability). Pendidik dikehendaki
dapat
menginternalisasi
makna
kompetensi
komprehensif utuh terpadu sebagai landasan melaksanakan tugas mendampingi peserta didik dengan talenta tinggi yang telah dititipkan oleh masyarakat ke UGM. Pelaksanaan tugas mendidik tersebut dipayungi dengan suasana kejiwaan pendidik yang mengangkat tiga kata kunci, yaitu (1) mencintai dengan tulus, (2) menjaga proses pertumbuhan kompetensi mahasiswa yang komprehensif dan utuh, serta (3) peduli dengan masa depan mahasiswa sebagai calon pemimpin profesional di lini karier yang dipilihnya. Hal ini tidak mudah dilaksanakan, amat banyak kendala dan rintangan baik eksternal maupun internal. Namun, yang tidak mudah ini perlu dilaksanakan sebaik-baiknya dan UGM berusaha mengembangkan metode yang disebutkan di atas, yaitu metode STAR. Pendekatan dengan tiga kata kunci ini mulai banyak diikuti makin luas di dunia. Ungkapan yang sering digunakan, yaitu mendidik dengan genuine love, care, and concern. Metode STAR bermula dari pendekatan yang disebut SCL++ (Student Cectered Learning dengan tambahan-tambahan atau ++). Tambahan tersebut adalah seni melibatkan mahasiswa dalam proses pembelajaran, mahasiswa bukan sekedar objek namun juga subjek. Mahasiswa yang terlibat secara akktif dalam proses pembelajaran akan mengerti dengan baik tentang apa yang dipelajari
dengan
aspek
komprehensif
dan
utuh.
Budaya 47
Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
melibatkan murid dalam proses pembelajaran bersama guru itu merupakan jalan optimal pendidikan dan telah dikenal di budaya timur sejak berabad-abad yang lalu. Misalnya di China, refleksi tentang pentingnya melibatkan murid sebagai subjek dalam proses pembelajaran dipandu dengan merenungkan makna tiga kalimat kunci berikut.
Teach me, I will forget, Show me, I may remember, Involve me, I will understand.
Di UGM telah lama dimulai usaha internalisasi kompetensi komprehensif utuh, sejak lama pada taraf individual, yaitu oleh dosen-dosen yang berbakat. Sejumlah dosen di masa lalu berinisiatif belajar secara pribadi mengembangkan pendekatan pembelajaran
yang
terbaik
menurut
hasil
pembelajarannya
masing-masing. Dalam tahun 2004 dilakukan dorongan dan fasilitasi secara lebih melembaga, mulai dilakukan proses kecerdasan kolektif untuk sinergi hasil pembelajaran para dosen tentang metode pembelajaran. Pembelajaran bersama secara institusi ini mengikuti asas lifelong learning. Selanjutnya, peningkatan mutu pembelajaran harus selalu dilakukan dengan format continuous improvement melalui siklus jaminan mutu rentang waktu tahunan. Sejak tahun 2004 tersebut, berbagai praktik baik yang dikerjakan atas inisiatif individu dosen telah dianalisis dan hasilnya dijadikan
48 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
dasar inisiatif institusi untuk perluasannya dengan bentuk yang makin tersistem dan meningkat. Pendidik harus menjadi ahli pada bidang yang diampu dan selalu berusaha meningkatkan dan memperbaharui kemampuan diri dalam penguasaan bidang ilmu yang ditekuninya, menguasai kemampuan
meningkatkan
daya
nalar
peserta
didik
dan
merangsang proses internalisasi dari ilmu yang diberikan kepada peserta didik, serta dapat menjadi contoh dan teladan yang patut ditiru oleh peserta didiknya.
Bagaimana agar KBK dapat tetap diterapkan dalam berbagai kondisi? KBK dapat tetap diterapkan dengan syarat dosen, pegawai nonedukatif, dan mahasiswa mempunyai kemauan dan secara kreatif dapat memanfaatkan seluruh sumber daya yang tersedia walaupun terbatas.
Untuk
menumbuhkan
kemauan
bersama
tersebut
berbagai upaya efektif, efisien, dan sistematis perlu dilakukan.
PENUTUP Dengan kurikulum yang tepat, suatu program studi masing-masing tentu dapat memperluas dan memperlancar jalan untuk dapat memberikan kontribusi dalam skenario besar solusi 49 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
persoalan masa depan pribadi peserta didik, masyarakat, bangsa dan kemanusiaan. Skenario besar solusi persoalan bangsa perlu dibahas dalam panitia kurikulum yang berlatar belakang pemahaman terhadap optimasi pengelolaan sumber daya Indonesia dan peta tenaga kerja Indonesia masa depan, mencakup primary education, secondary dan post-secondary education atau tertiary education (perguruan tinggi). Kurikulum perguruan tinggi termasuk ranah postsecondary education sangat perlu dipahami posisinya dalam peta utuh pendidikan, termasuk keterkaitan hal-hal internal postsecondary yang mencakup program diploma, S-1, S-2, S-3, dan spesialis. Diharapkan bacaan ini memberikan hasrat besar bagi para dosen untuk berpartisipasi aktif membangun kurikulum visioner. Akhir kata tulisan ini ditutup dengan kalimat harapan. Semoga semua program studi mampu membuat kurikulum baru yang terbaik
DAFTAR PUSTAKA 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, “Strategi Jangka Panjang Pendidikan Tinggi 2003-2010 (HELTS), Menuju Sinergi Kebijakan Nasional”, April 2004. 2. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, “Tanya Jawab Seputar Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
di
Perguruan
Tinggi”,
November 2005.
50 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.
Buku kecil ini memuat idealisme kurikulum. Tiap Program Studi dapat meningkatkan idealisme atau mengurangi sesuai situasi kondisi kapasitas sumber daya masing-masing.
3. Wahyudi Budi Sediawan, “Tayangan Derivasi Kurikulum T. Kimia FT UGM”, Jurusan Teknik Kimia FT UGM, 2005. 4. Wakil Rektor Senior Bidang Akademik UGM, “Catatan-catatan Diskusi Tentang Kurikulum”, Universitas Gadjah Mada, tahun 2004, 2005, 2006. 5. Sudjarwadi, Kurikulum Perguruan Tinggi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, April 2006. 6. Rektor UGM, Catatan-catatan FGD (Focus Group Discussion) di Universitas Gadjah Mada, tahun 2007, 2008, 2009, 2010.
51 Prof. Sudjarwadi, Rektor UGM, Nopember 2010, upaya membangun kurikulum optimal berorientasi nilai-nilai, ilmu, keterampilan, sikap mental, dan etika.