KUALITAS PENGAJARAN GURU AGAMA DAN KORELASINYA DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SMK NUSANTARA CIPUTAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.i)
Oleh : Ahmad Syahid 104011000043
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2008
ABSTRAKSI Ahmad Syahid 104011000043 Jurusan Pendidikan Agama Islam “Kualitas Pengajaran Guru Agama dan Korelasinya dengan Prestasi Belajar, (Studi Kasus di SMK Nusantara Ciputat)”. Dalam sebuah proses pendidikan, guru merupakan salah satu agen pembelajaran yang sangat penting. Pada dasarnya, fungsi dan peranan penting guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai director of learning (direktur belajar). Artinya setiap guru diharapkan untuk pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar
sebagaimana yang telah
ditetapkan. Guru sebagai pendidik formal disekolah, juga memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran disekolah. Selain itu guru juga memikul tugas dan tanggung jawab yang sangat berat, terutama guru agama dalam mengajar bidang studinya, karena guru agama dalam mengajar bukan hanya mengajar tetapi juga harus melaksanakan pendidikan dan pembinaan. Oleh sebab itu guru dituntut mempersiapkan diri agar memiliki keterampilan dan kualitas pengajaran yang baik. Jika guru tidak memiliki keterampilan dan kualitas pengajaran yang baik, tidak mustahil seorang guru akan sulit dalam merealisasikan fungsi dan perananannya dalam proses belajar mengajar. Dan hal ini juga bisa berpengaruh besar pula terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu kualitas pengajaran yang baik salah satunya adalah ditunjukan dengan adanya prestasi belajar siswa yang baik. Dalam pembahasan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian survey yakni melihat dan meneliti serta mengamati segala bentuk pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Untuk mengetahui hubungan antara kualitas pengajaran guru agama dengan prestasi belajar, maka penulis menggunakan teknik analisis
deskriptif korelasi, yang bertujuan untuk mendeskripsikan data, analisa, dan menginterpretasikan data yang diperoleh dari responden. Setelah
melakukan penelitian dan mengolah data, didapatkan hasil
perhitungan rxy = 0,419 yang berada pada rentang 0,40-0,70 (pada tabel interpretasi) yang menunjukan adanya korelasi yang sedang atau cukupan. Sedangkan interpretasi dengan membandingkan nilai
rxy dengan “r” tabel,
ternyata rxy lebih besar dari “r” tabel baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%. rxy = 0,419, sedangkan “r” tabel pada taraf signifikansi 5% = 0,325 dan pada taraf 1% = 0, 418. Sedangkan
kontribusi
kualitas
pengajaran
guru
agama
dalam
meningkatkan prestasi belajar sebesar 17,55%, dan sisanya 82,45% lagi dipengaruhi oleh faktor yang lain. Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa kualitas pengajaran seorang guru dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar.
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan al-Hamdulillah Rabbil Alamin kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah memberikan segenap rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam, semoga Allah SWT melimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan kerabat serta seluruh para pengikutnya. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas yang menjadi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Agama Islam pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam hal ini penulis memilih judul “Kualitas Pengajaran Guru Agama dan Korelasinya dengan Prestasi Belajar, (Studi Kasus di SMK Nusantara Ciputat)”. Pada dasarnya dalam proses penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya banyak sekali kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapai, baik dari faktor dana, pengumpulan bahan-bahan skripsi, motivasi dalam pelaksanaan serta hambatan-hamabatan yang lainnya. Namun berkat pertolongan Allah SWT, kesungguhan serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis perlu menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya terutama kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, serta Pembantu Dekan I, II dan III FIT&K. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, tak lupa pula para Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pendidikan dan pengajaran selama masa pendidikan penulis.
3. Ibu Dra. Hj. Eri Rosatria M.Ag dan ibu Dra. Manerah, Pembimbing skripsi, yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran di sela-sela kesibukannya untuk membimbing, memberikan saran, motivasi, nasehat dan arahan kepada penulis. 4. Pimpinan dan staf Administrasi Perpustakaan Utama, perpustakaan FIT&K UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk meminjamkan buku-buku yang penulis butuhkan sebagai sumber bacaan (referensi) yang berhubungan dengan skripsi ini. 5. Kepala sekolah SMK Nusantara Legoso Ciputat, Waka Kurikulum, para dewan guru, staf TU serta siswa/i SMK Nusantara Ciputat, yang telah berpartisipasi dalam memberikan informasi dan data-data sehingga terselesaikannya skripsi ini. 6. Ibunda dan ayahanda tercinta yang tak henti-hentinya memberikan do’a, limpahan kasih sayang, motivasi dan saran baik secara moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah ini. Syukron..Jaza kumullah Khairan Katsir atas perjuangannya selama ini, ananda tidak mungkin bisa membalasnya, semoga Allah SWT. memberikan balasan yang setimpal atas semua yang telah ibunda dan ayahanda berikan untuk ananda. 7. Kakak-kakakku tercinta adikku serta keponakan-keponakanku yang selalu memberi semangat dan dorongan kepada penulis. Syukron jaza kumullah khairan katsir. 8. Teman-teman seperjuangan PAI 2003 khususnya kelas “B” ustad Khozin Spd.i, ustad Zuki Spd.i, ustad A’I, ustad Saefullah, ustad Mpi el-Ahmed, ustad Syarif Syamblai Spd.i, ustadz Siti Maryam Spd.i, ustadz Fitri, ustadz Sofwatunnida, Rohmaniati dan teman teman semuanya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu tetapi tidak mengurangi ta’zim saya.
9. My Sweet Heart Ratna Umami, yang selalu tak henti-henti memberikan bantuan, semangat, motivasi, arahan dan nasehatnya. Terima kasih sayang semoga kebaikan yang kamu tanam akan menuai hasilnya, “Aku Sayang Kamu”. 10. Teman-teman kosan disemanggi Choing, Pei, Marna, Risti dan temanteman kosan buntu Ustd Alif Sh.i, ustad Sony, ustad Jay dan ustad Aji Sh.i serta A’a Rizan terima kasih semua atas bantuannya, semoga Allah SWT membalas kebaikan teman-teman semuanya. 11. My Best Friends Villa Pondok Cabe Indah, Mas Haris, Romo Hendratno, Bang Oiem, Haji Ali dan mas Wid (Dodo) Terima kasih atas nasehat, arahan dan motivasinya. 12. My Best Friends ekstensi, Om Murad, Ka Binjay, Mpok Yusri, Mpok Ulfah, Neng Hamdah dan teman-teman semua, terima kasih atas bantuannya. 13. Serta semua pihak yang telah turut andil dalam penulisan skripsi ini.
Akhirnya penulis serahkan semuannya kepada Allah SWT. semoga segala perhatian, partisipasi, dan motivasi dibalas oleh Allah SWT sebagai amal kebaikan. Harapan penulis mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat dan sekaligus dapat menambah ilmu kepada kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.
Jakarta, 31 Maret 2008
Ahmad Syahid
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………….. i ABSTRAKSI……………………………………………………………… ii KATA PENGANTAR……………………………………………………. iv DAFTAR ISI……………………………………………………………… vii DAFTAR TABEL………………………………………………………... ix BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1 A. Latar Belakang Masalah………………………………………... 1 B. Masalah Penelitian…………………………………………….... 6 1. Identifikasi Masalah………………………………………… 6 2. Pembatasan Masalah………………………………………... 7 3. Perumusan Masalah………………………………………… 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………… 8 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESA…………………………………….. 9 A. Kualitas Pengajaran Guru…………………………………….... 9 1. Pengertian Kualitas Pengajaran Guru……………………… 9 2. Ciri-ciri Guru yang Berkualitas……………………………. 14 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pengajaran Guru……………………………………………………….. 24 B. Prestasi Belajar………………………………………………… 29 1. Pengertian Prestasi Belajar………………………………… 29 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar………. 31 3. Indikator Prestasi Belajar………………………………….. 34 4. Upaya dalam Meningkatkan prestasi belajar……………… 35 C. Kerangka Berfikir……………………………………………... 39 D. Hipotesis………………………………………………………. 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………. 41 A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………. 41 B. Metode Penelitian…………………………………………....... 41 C. Variabel Penelitian…………………………………………….. 41 D. Populasi dan Sampel………………………………………....... 43 E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………….. 43 F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data…………………………. 45 BAB IV HASIL PENELITIAN……………………………………… … 48 A. Gambaran Umum SMK Nusantara Legoso Ciputat………....... 48 B. Deskripsi Data…………………………………………………. 55 C. Analisa dan Interpretasi Data……………………………… …. 72 BAB V PENUTUP…………………………………………………….….. 78 A. Kesimpulan………………………………………………………78 B. Saran…………………………………………………………......79 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 80 LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………….. 83
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan manjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Memperhatikan kutipan di atas, jelas bahwa pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia bertujuan menciptakan manusia yang berkualitas mencakup kemajuan lahiriah dan batiniah. Di lain pihak untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional ini harus diselenggarakan rangkaian kependidikan secara sengaja, terencana, terarah, dan sistematis melalui lembaga pendidikan formal yang diatur dan diawasi oleh pemerintah dengan tidak mengurangi arti usaha-usaha lainnya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan juga merupakan usaha agar manusia
1
Tim Penyusun, UU Sistem Pendidikan Nasional (Jogjakarta: Media Wacana Press, 2003), Cet ke-1, hal 12.
(SISDIKNAS),
dapat mengembangkan potensinya melalui proses pembelajaran dan/ atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31 ayat (1) disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undangundang.2 Salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk merealisasikan tujuan di atas yaitu ditetapkanlah mata pelajaran pendidikan agama (Islam) sebagai mata pelajaran pokok dan wajib yang dilaksanakan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Dengan adanya usaha ini, diharapkan adanya keselarasan antara manusia sebagai mahluk dengan khalik-Nya, dan antara manusia dengan manusia lainnya sebagai mahluk sosial dan bahkan manusia dengan alam lingkungannya ini. Mengingat pentingnya peranan pendidikan agama dalam pembangunan nasional serta guna menjawab kemajuan teknologi moderen maka umat Islam harus berkualitas. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan W.R Hauston “kadar kompetensi seseorang tidak hanya menunjuk kuantitas kerja tetapi sekaligus kualitas kerja”.3 Dengan
demikian
usaha
pembinaan
dan
penyelenggaraan
pendidikan agama harus ditingkatkan terus menerus baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Keberhasilan pembangunan di sub sektor pendidikan agama ini sangat tergantung pada kualitas pelaksana pendidikan tersebut yaitu para guru agama secara langsung berhadapan dengan proses belajar mengajar di dalam kelas. 2 Dirjen Depag RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta : Depag RI 2006), Cet ke-V, hal 3 3 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung; Sinar Baru, 1989), hal. 41
Dalam sebuah proses pendidikan, guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting selain komponen yang lainnya, seperti
tujuan,
kurikulum,
metode,
sarana
dan
prasarana,
lingkungan dan evaluasi. Guru juga berperan penting dalam kaitannya dengan kurikulum, karena gurulah yang secara langsung berhubungan dengan murid. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Muhibbin Syah bahwa “Pada dasarnya, fungsi dan peranan penting guru dalam proses mengajar adalah sebagai director of learning (direktur belajar). Artinya setiap guru diharapkan untuk pendaipandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar (kenerja akademik) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar.4 Oleh karena itu keberhasilan dalam proses pembelajaran ini sangat bergantung pada kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, seperti kemampuan guru dalam menyampaikan dan menyajikan materi semaksimal
mungkin,
kemampuan
dan
kejelian
guru
dalam
penggunaan metode serta pengelolaan dan pemilihan alat yang tepat kemudian diakhiri dengan evaluasi yang tuntas. Selanjutnya Dr. Nana Sudjana di dalam bukunya mengatakan bahwa: “Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar”. Kemampuan ini membekali guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Belajar dan mengajar terjadi pada saat berlangsung interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Sebagai proses, belajar dan mengajar memerlukan perencanaan yang seksama, yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian/ evaluasi. 5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (suatu pendekatan baru), (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1996), Cet. ke-3, hal. 251 5 Sudjana, Dasar-Dasar..., hal. 9 (ix) 4
Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa belajar mengajar akan mencapai hasil yang maksimal jika ditunjang oleh guru yang berkualitas. Artinya bahwa guru harus memiliki kemampuan dasar dalam merencanakan dan melaksanakan program pengajaran, mengingat guru adalah faktor utama dalam proses pendidikan. Meskipun fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih, namun bila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas, maka mustahil akan menimbulkan proses belajar mengajar yeng maksimal. Tetapi sebaliknya, di tangan guru yang cekatan fasilitas dan sarana yang kurang memadai dapat di atasi. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
ﻋ ْﻨ ُﻪ َ ن َ ﻚ آَﺎ َ ﺼ َﺮ وَا ْﻟ ُﻔﺆَادَ ُآﻞﱡ ُأ ْوﻟَـ ِﺌ َ ﺴ ْﻤ َﻊ وَا ْﻟ َﺒ ن اﻟ ﱠ ﻚ ِﺑ ِﻪ ﻋِ ْﻠ ٌﻢ ِإ ﱠ َ ﺲ َﻟ َ ﻒ ﻣَﺎَﻟ ْﻴ ُ ﻻ َﺗ ْﻘ َ َو ( 36:ﻻ )اﻻﺳﺮاء ً ﺴﺌُﻮ ْ َﻣ Artinya : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. (Q.S. Al- Israa 17: 36) Selain itu pada surat yang sama terdapat juga ayat yang sejalan dengan penjelasan di atas yaitu:
ﻦ ُه َﻮ أَ ْهﺪَى ﺳَﺒِﻴﻼً )اﻻﺳﺮاء ْ ﻋَﻠ ُﻢ ِﺑ َﻤ ْ ﻋﻠَﻰ ﺷَﺎ ِآَﻠ ِﺘ ِﻪ َﻓ َﺮ ﱡﺑ ُﻜ ْﻢ َأ َ ﻞ ُ ﻞ َﻳ ْﻌ َﻤ ﻞ ُآ ﱞ ْ ُﻗ (84: Artinya: “Katakanlah : tiap-tiap orang yang berbuat menurut keadaannya masingmasing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya”. (Q.S. Al- Israa 17: 84) Selaras dengan kutipan di atas dikatakan pula bahwa “salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil
belajar disekolah, ialah kualitas pengajaran”.6 Dalam hal ini seorang guru dituntut agar dapat melaksanakan proses belajar mengajar dengan efektif. Di samping itu guru juga menampilkan
kinerjanya
melaksanakan
evaluasi
secara secara
hendaknya
menarik benar
mampu
serta
mampu
sehingga
proses
pembelajaran yang dilaksanakan tersebut dapat berlangsung secara
optimal,
yang
pada
gilirannya
akan
menghasilkan
pencapaian tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif ini, menurut Drs.
Muh. Uzer Usman ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa yakni “Melibatkan siswa secara aktif, menarik minat, dan perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa, prinsip individualitas, dan peragaan dalam pengajaran”.7 Selanjutnya keberhasilan dalam belajar juga dipengaruhi oleh motivasi belajar. Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya terhadap prestasi belajar. Apabila motivasi belajar tinggi, maka hal itu akan menjadi kekuatan bagi dirinya untuk melaksanakan usahanya yaitu belajar, dan dengan adanya motivasi tersebut siswa akan bersemangat dan bergairah dalam belajar. Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi karena antara motivasi dengan semangat belajar ada kaitan yang erat. W.S Winkel menyebutkan bahwa “Siswa yang bermotivasi kuat mereka akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar”.8 maksudnya adalah apabila seorang siswa sudah memiliki motivasi yang kuat, maka mereka akan lebih banyak mempergunakan waktu belajarnya 6
Sudjana, Dasar-Dasar..., hal 40 Muh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung; Remaja Rosda Karya, 1990), hal. 16-26 8 W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta; Gramedia, 1984), hal. 27 7
untuk mengulangi serta memperdalam materi yang mereka pelajari. Dengan demikian maka seorang guru dituntut untuk selalu berusaha semaksimal mungkin supaya dapat membangkitkan minat belajar siswa dengan memberikan berbagai motivasi. Selain faktor-faktor yang telah dikemukakan di atas, Drs.
Slameto mengungkapkan “Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sikap. Sikap merupakan suatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi
serta
menentukan
apa
yang
dicari
individu
dalam
kehidupan”.9 Hal ini mengandung pengertian bahwa kalau siswa mempunyai sikap positif terhadap objek/pelajaran yang diberikan guru, maka akan menimbulkan kecendrungan pada diri siswa untuk mengulangi pelajaran tersebut secara tekun yang pada akhirnya akan menjadi suatu kebutuhan pada dirinya. Dengan demikian hal ini harus benar-benar diperhatikan oleh seorang guru agar tujuan pengajaran dapat dicapai dengan hasil yang baik. Di SMK Nusantara, Menurut pengamatan penulis selama mengikuti program Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan, Hampir semua guru memahami tentang ilmu pendidikan dan mengetahui bagaimana cara mengajar yang efekif yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, tetapi mereka kurang bisa menuangkan dan menerapkan konsep serta variasi dalam pengajarannya, sehingga proses belajar mengajar yang dilakukan menjadi monoton dan menjadikan kualitas pengajarannya tidak baik. Hal ini yang menyebabkan proses pembelajaran tidak menjadi efektif dan terkesan
asal-asalan
sehingga
para
guru
sulit
untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Selain itu juga mungkin disebabkan karena kurangnya upaya sekolah dalam meningkatkan Slameto,Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Bina Aksara, 1988), hal. 191 9
Mempengaruhinya, (Jakrta;
profesionalisme guru sehingga tidak adanya peningkatan kualitas pengajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal. Meskipun demikian, penulis melihat memang ada sebagian guru yang sudah memiliki kualitas pengajaran yang baik yang benar-benar mampu dalam menuangkan dan menerapkan konsep dan variasi dalam pengajarannya. Selain itu sekolah juga selalu berusaha dalam meningkatkan kinerja guru walaupun belum maksimal. Berdasarkan latar belakang dan kenyataan masalah di atas, mendorong penulis untuk memahami kualitas pengajaran guru agama dan korelasinya dengan prestasi belajar siswa khususnya dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam. Untuk itu penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul : “KUALITAS PENGAJARAN GURU AGAMA DAN KORELASINYA DENGAN PRESTASI BELAJAR”. (Studi kasus di SMK Nusantara Ciputat) B. Identifikasi Masalah 1. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar pendidikan agama Islam. 2. Apakah yang dimaksud dengan kualitas pengajaran guru. 3. Guru seperti apa yang dikategorikan sebagai guru yang berkualitas 4. Apakah guru yang berkualitas dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa 5. Kualitas
pengajaran
guru
seperti
apa
yang
dapat
memperngaruhi prestasi belajar siswa 6. Apakah
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengajaran guru pendidikan agama Islam. 7. Apakah yang dimaksud dengan prestasi belajar. 8. Prestasi belajar yang seperti apa yang dikatakan baik.
kualitas
9. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. 10.
Adakah faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa. 11.
Apakah prestasi belajar siswa dapat ditentukan oleh
kualitas pengajaran guru. 12.
Apakah prestasi belajar
akan meningkat karena
kualitas pengajaran guru yang baik. 13.
Bagaimanakah kualitas pengajaran guru agama dan
korelasinya terhadap prestasi siswa. C. Pembatasan Masalah Sehubungan
dengan
banyaknya
permasalahan
yang
muncul tetapi waktu dan pengetahuan penulis sangat terbatas maka dalam penelitian ini penulis akan membatasi pada masalah Kualitas Pengajaran Guru Agama dan korelasinya dengan Prestasi Belajar. D. Perumusan Masalah Dan
untuk
mengatasi
kesimpangsiuran
dalam
pengumpulan data, maka perlu dirumuskan masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kualitas pengajaran guru agama di SMK Nusantara. 2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa di SMK Nusantara Ciputat. 3. Apakah terdapat hubungan antara Kualitas Pengajaran Guru Agama dengan Prestasi Belajar Siswa. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penulisan Skripsi
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui: a. Kualitas pengajaran seorang guru b. Prestasi belajar siswa di sekolah c. Seberapa besar korelasi kualitas pengajaran guru agama dengan Prestasi Belajar Siswa. 2. Kegunaan Penulisan Skripsi a. Diharapkan
dari
penulisan
skripsi
tentang
Kualitas
Pengajaran Guru Agama dan Korelasinya dengan Prestasi Belajar Siswa ini dapat menambah dan memperkaya Khazanah Ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan umumnya dimana saja. b. Sebagai informasi bagi guru-guru dalam meningkatkan kualitas pengajaran guna mencapai tujuan pengajaran secara optimal. Dan sebagai gambaran untuk penelitian selanjutnya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. KAJIAN PUSTAKA 1. Kualitas Pengajaran Guru. a. Pengertian Kualitas Pengajaran Guru Sesuai yang tertulis di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa istilah kualitas diartikan sebagai 1) tingkat baik buruknya sesuatu; kadar. 2) derajat atau taraf. Mempunyai kualitas; bermutu (baik).10 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Inggris disebutkan pula bahwa istilah kualitas (Quality) diartikan sebagai 1) mutu, kwalitas, 2) sifat.11 Sesuai dengan arti di atas secara subtantif, menurut Sanusi Uwes mutu itu mengandung 2 hal, pertama sifat,
kedua taraf. Sifat adalah sesuatu yang menerangkan keadaan benda, sedangkan taraf adalah sesuatu yang menunjukkan kedudukan dalam suatu skala.12 Sedangkan secara umum mutu adalah gambaran dan karakteristik yang menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukan kemampuannya di dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat.13 Selaras
dengan
kutipan
di
atas
Nurhasan
juga
berpendapat bahwa mutu dapat diartikan sebagai kualitas, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar…, h 532 Jhon M Echols dan Hasan Shadily, Kamus Besar Bahasa Inggris, (Jakarta, Gramedia, 1996), Cet XXXIII, h. 532. 12 Sanusi Uwes, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet ke-1, h 27. 13 Umaidi. M.Ed. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta : DIRJEN DEPDIKNAS, 2001), Cet ke-1, h 26. 10 11
suatu gambaran yang menjelaskan mengenai baik buruknya hasil yang dicapai sesuatu atau seseorang dalam melakukan suatu proses.14 Selanjutnya, Muhammad Ali menyatakan bahwa mutu adalah ukuran baik buruknya sesuatu, kualitas, taraf, kadar, atau derajat dari kecerdasan, kepandaian dan sebagainya.15 Adapun definisi mutu menurut Prof. Dr. Armai Arif adalah "usaha yang dilakukan oleh seseorang, lembaga (institusi) atau organisasi dalam upaya menyempurnakan suatu produk, agar produk tersebut bernilai fungsional dan efisien"16. Jadi mutu merupakan orientasi utama dari suatu produk sejauhmana suatu produk memenuhi kriteria, standar atau rujukan. Dengan demikian dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mutu/kualitas adalah tingkatan atau kadar sesuatu, baik berupa benda, manusia, atau yang lainnya. Sedangkan dilihat dari tingkatannya, ada kualitas nomor satu, dua dan selanjutnya. Adapun dari sisi kadar, dapat dikatakan kualitas baik, kualitas sedang, kualitas rendah, dan sebagainya. Sementara itu secara etimologi istilah pengajaran berakar dari kata "ajar" dengan memberinya awalan "pe" dan akhiran "an", yang mengandung arti petunjuk yang harus dikatakan kepada orang lain supaya diketahui (dituruti dan sebagainya). Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris
dengan
"learning"
yang
berarti
Drs. Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendidikan Indonesia, (Jakarta : PT Sindo, 1994), Cet ke-3, h 14
5.
15 Muhammad Ali, Kamus lengkap Bahasa Indonesia Moderen, (Jakarta : Pustaka Amani, 2002), hal 263. 16 Prof. Dr. Armai Arif, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD PRESS, 2005), Cet ke-1, h 22.
pengetahuan/pusat
pengetahuan.
Dalam
bahasa
Arab
diterjemahkan dengan "Ta'lim" yang berarti pengajaran (proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan dan prihal mengajar;
segala sesuatu mengenai mengajar).17
Sedangkan pengertian pengajaran secara terminologis tidak dapat didefinisikan secara pasti karena memiliki beraneka ragam makna. Keberagaman ini disebabkan karena para ahli memiliki sudut pandang yang berbeda-beda dalam melihat pengajaran. Menurut Drs. H.M. Alisuf Sabri pengajaran adalah "pemberian pelajaran atau informasi pengetahuan dari berbagai mata pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik,
dengan
tujuan
agar
peserta
didik
memperoleh
pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan keterampilan".18 Dra. Roestiyah N.K mengemukakan empat definisi tentang pengajaran yaitu : "pertama, pengajaran adalah transfer pengetahuan kepada siswa. Kedua, pengajaran ialah mengajar siswa bagaimana cara belajar. Ketiga pengajaran adalah hubungan interaktif antara guru dengan siswa. Dan
keempat mengajar adalah interaksi siswa dengan siswa dan konsultasi guru.19 Pengertian pertama menunjukan hubungan sepihak, dalam arti guru memegang peran sentral dalam kegiatan pengajaran sementara murid dianggap pasif dan hanya menerima tanpa komentar. Tujuan pengajaran hanya pada penguasaan oleh siswa. Pengajaran ini bersifat teacher
centered, karena gurulah yang memegang peranan utama. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar..., h 14 Drs. Ali Sufsabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet ke-1, h 42. 19 Roestiyah NK, Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), Cet ke-3, hal 41. 17 18
Sering kali ilmu pengetahuan kebanyakan diambil dari buku pelajaran yang tidak dihubungkan dengan realitas dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan model pengajaran tradisional yang sampai kini masih dapat ditemukan pada sekolah-sekolah. Definisi kedua menunjukan bahwa guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar, ia hanya sebagai fasilitator yang memungkinkan teciptanya kondisi yang kondusif untuk proses belajar mengajar. Dalam hal ini yang menjadi objek pengajaran bukan siswa atau materi, tetapi suasana. Definisi ketiga menunjukan adanya hubungan yang interaktif antara tiap individu, sementara tugas guru adalah menciptakan situasi agar tiap individu dapat ikut aktif belajar. Sedangkan
pada
definisi
keempat
menunjukan
bahwa
dengan proses interaksi, siswa memperoleh pengalaman dari teman-temannya sendiri, kemudian pengalaman tersebut dikonsultasikan kepada guru. Pengajaran juga bisa disebut dengan mengajar yaitu usaha untuk mencapai tujuan berupa kemampuan tertentu, atau usaha untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif sehingga siswa yang belajar memperoleh atau meningkat kemampuannya. Dalam hal ini Drs. J.J. Hasibuan, Dip. Ed. Dan Drs Moedjiono menjelaskan bahwa : "Mengajar adalah menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar". Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan peranan penting, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajarmengajar yang tersedia.20 J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993), Cet ke-5, h 3. 20
Dari berbagai pengertian pengajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pengajaran adalah suatu proses interaksi yang dilakukan secara sengaja antara guru dan siswa untuk mengelola lingkungan (situasi ) agar memungkinkan anak didik untuk belajar dan memberikan respon terhadap situasi tersebut. Definisi ini juga menunjukan bahwa pengajaran tidak akan dapat terlaksana jika tidak melibatkan komponen guru, siswa, materi ajar, dan situasi yang mendukung. Selanjutnya di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar.21 Dalam UU Guru dan Dosen (Pasal 1 ayat 1) dinyatakan bahwa "Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan,
melatih,
menilai
dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah".22 Menurut Syaiful Bahri Djamarah guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik secara individual maupun
klasikal,
disekolah
maupun
diluar
sekolah.23
Sedangkan guru dalam bahasa jawa adalah seorang yang harus digugu dan ditiru oleh semua muridnya. Harus digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini kebenarannya oleh semua murid. Segala ilmu pengetahuan yang datangnya dari sang guru Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar..., h 330 Tim Penyusun, UU dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Dirjen Depag RI, 2006), Cet ke-4, h 88. 23 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet ke-1, h 31-31. 21 22
dijadikan sebagai sebuah kebenaran yang tidak perlu dibuktikan atau diteliti lagi. Seorang guru juga harus ditiru, artinya seorang guru menjadi suri tauladan bagi semua muridnya. Mulai dari cara berfikir, cara bicara dan cara berprilakunya sehari-hari. Adapun menurut Prof. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, M.Pd "guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Selain memberikan ilmu pengetahuan, guru juga bertugas menanamkan nilai-nilai dan sikap kepada anak didik agar memiliki kepribadian yang paripurna. Dengan keilmuan yang dimilikinya, guru membimbing anak didik dalam mengembangkan potensinya".24 Relevan dengan pengertian di atas manurut Zakiah Daradjat guru adalah: Pendidik profesional, karena secara impisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Para orang tua tatkala menyerahkan anaknya kesekolah, berarti telah melimpahkan pendidikan anaknya kepada guru. Hal ini mengisyaratkan bahwa mereka tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang guru, karena tidak sembarang orang bisa menjadi guru.25 Sedangkan
definisi
guru
yang
dikemukakan
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan adalah seseorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan
anak
didik,
sehingga
menjunjung
tinggi,
24 Prof. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, M.Pd, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet ke-1, h 43. 25 Dr. Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1996), Cet ke-2, h 39.
mengembangkan
dan
menerapkan
keutamaan
yang
menyangkut agama, kebudayaan dan keilmuan.26 Selanjutnya definisi guru yang dikemukakan oleh Dr. E Mulyasa, M.Pd. yaitu: "Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.27 Merujuk kepada pengertian di atas maka guru adalah seseorang yang pekerjaannya mengajar atau orang yang tugasnya mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Dengan demikian pengertian kualitas pengajaran guru adalah tingkatan mutu atau baik buruknya seorang
pendidik
dalam
memberikan
pendidikan
dan
pengajaran kepada siswanya serta tingkatan atau baik buruknya seorang guru dalam melakukan suatu proses interaksi antara guru dengan anak didiknya dalam rangka mengelola situasi yang memungkinkan anak didik untuk melaksanakan kegiatan belajar. Dan untuk mewujudkan itu semua diperlukan guru yang berkualitas yang memiliki ciri dan karakteristik serta kemampuan yang profesional dengan berbagai kapasitasnya sebagai pendidik b. Ciri-Ciri Guru yang Berkualitas Dalam UU 20 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta PP No.19/2005 tentang Standardisasi Pendidikan menuntut seorang guru
Dr. H. Syafruddin Nurdin, Mpd dan Drs. Basyiruddin Usman, M.pd, Guru Profesional dan implementasi kurikulum, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), Cet ke-I, 26
h.8.
Dr. E Mulyasa, M.Pd, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Cet ke-6, h 37 27
harus memiliki syarat-syarat sehingga layak dipandang sebagai guru profesional. Salah satu syarat tersebut adalah guru harus memiliki sertifikat atau semacam lisensi dari pemerintah pusat atau dari perguruan tinggi tertentu yang terakreditasi. Dengan demikian dapat diklarifikasi mana saja guru yang pantas menyandang status guru yang berkualitas dan profesional dan mana yang belum pantas. Bertitik tolak dari pernyataan di atas, maka guru yang berkualitas adalah orang
yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal, atau dengan kata lain
guru yang
berkualitas adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik,serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Jadi guru yang berkualitas adalah guru yang benar-benar menguasai apa yang harus dimiliki seseorang dalam menekuni pekerjaannya dalam hal ini ilmuilmu pendidikan yang dapat memenuhi kriteria dia sebagai guru yang profesional dan mencintai pekerjaannya, selain itu seorang guru yang berkualitas harus memiliki kemampuankemampuan yang dapat menunjang pekerjaannya tersebut. Menurut Gary A. Davis dan Margaret A. Thomas, paling tidak ada empat kelompok besar ciri-ciri guru yang efektif. Keempat kelompok itu terdiri dari : Pertama, memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar di kelas, yang kemudian dapat dirinci lagi menjadi (1) memiliki keterampilan interpersonal, khususnya kemampuan untuk menunjukkan empati, penghargaan kepada siswa, dan ketulusan; (2) memiliki hubungan baik dengan siswa; (3) mampu menerima, mengakui, dan memerhatikan siswa secara tulus; (4) menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar; (5) mampu menciptakan atmosfer untuk tumbuhnya kerja sama dan
kohesivitas dalam dan antar kelompok siswa; (6) mampu melibatkan siswa dalam mengorganisasikan dan merencanakan kegiatan pembelajaran; (7) mampu mendengarkan siswa dan menghargai hak siswa untuk berbicara dalam setiap diskusi; (8) mampu meminimalkan friksi-friksi di kelas jika ada. Kedua, kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembelajaran, yang meliputi: (1) memiliki kemampuan untuk menghadapi dan menangani siswa yang tidak memiliki perhatian, suka menyela, mengalihkan pembicaraan, dan mampu memberikan transisi substansi bahan ajar dalam proses pembelajaran; (2) mampu bertanya atau memberikan tugas yang memerlukan tingkatan berpikir yang berbeda untuk semua siswa. Ketiga, memiliki kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik (feedback) dan penguatan (reinforcement), yang terdiri dari: (1) mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respons siswa; (2) mampu memberikan respons yang bersifat membantu terhadap siswa yang lamban belajar; (3) mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban siswa yang kurang memuaskan; (4) Mampu memberikan bantuan profesional kepada siswa jika diperlukan. Keempat, memiliki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri, terdiri dari: (1) mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif; (2) mampu memperluas dan menambah pengetahuan mengenai metode-metode pengajaran; (3) mampu memanfaatkan perencanaan guru secara kelompok untuk menciptakan dan mengembangkan metode pengajaran yang relevan dengan kekinian.28 Jelaslah bahwa menjadi sosok guru yang berkualitas adalah bukan perkara yang mudah layaknya membalikkan telapak tangan, tetapi harus memiliki syarat-syarat khusus dan harus mengetahui seluk beluk teori pendidikan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Muhammad Nurdin bahwa "untuk menjadi guru yang berkualitas
harus memiliki
syarat-syarat khusus dan mengetahui tentang teori-teori kependidikan".29
28 Prof. Dr. H. Asep Sjamsul Bachri, Profesionalisme Guru Sebuah Harapan, Pikiran Rakyat Bandung 2006. 29 Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi guru Profesional, (Jogjakarta:
Prismasophie, 2004), Cet ke-1 hal 157
Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru agar menjadi profesional dan berkualitas yaitu : Sehat jasmani dan ruhani, bertaqwa, berilmu pengetahuan, berlaku adil, berwibawa, ikhlas, mempunyai tujuan yang rabbani, mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan, serta menguasai bidang yang ditekuni. Secara garis besar kesembilan syarat diatas dapat dikelompokan kedalam tiga kategori, yaitu persyaratan administratif, persyaratan akademis dan persyaratan kepribadian.30 Persyaratan administratif adalah persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang guru yang ingin menjadi profesional dalam kaitannya dengan persyaratan legal formal. Persyaratan yang demikian ini menjadi sangat menentukan. Bahkan kualitas seseorang dapat dilihat dari ijazah serta sertifikasi keilmuan yang dimilikinya. Dalam konteks keindonesiaan, persyaratan administratif merupakan salah satu persyaratan yang sangat penting. Persyaratan akademis adalah persyaratan yang harus dimiliki seorang guru yang ingin menjadi profesional dalam kaitannya dengan kapabilitas dan kualitas intelektual. Persyaratan akademis juga merupakan syarat yang sangat penting bagi seorang guru yang profesional. Persyaratan ini sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan yang dilaksanakannya. Kesuksesan pendidikan bukan hanya menjadi beban dan tanggung jawab sang murid sebagai pencari ilmu, akan tetapi justru gurulah yang memegang peranan dominan. Karena, jika sang guru secara akademis sudah tidak memadai, maka dengan sendirinya keterampilan untuk mengajar, kemampuan penguasaan materi pengajaran, dan bagaimana mengevaluasi keberhasilan murid tidak dimiliki secara akurat dan benar. Sedangkan untuk persyaratan kepribadian adalah persyaratan yang harus dimiliki seorang guru yang ingin menjadi profesional dalam kaitannya dengan sikap dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai 30
Nurdin, Kiat Menjadi..., hal 20
seseorang yang harus digugu dan ditiru, dengan sendirinya mensyaratkan secara internal bahwa seorang guru harus memiliki kepribadian dan prilaku yang baik. Sebagai seorang guru yang profesional tidak ada alasan lain kecuali berakhlak yang mulia, baik dalam kaitannya dengan orang lain (murid dan masyarakat), diri sendiri, lingkungan dan tentunya dengan Allah. Selanjutnya Prof. Dr. Abuddin Nata mengemukakan bahwa ciriciri guru yang berkualitas dapat dikelompokan dalam dua dimensi umum kemampuan, yaitu : 1) Kemampuan profesional yang mencakup a) Penguasaan meteri pelajaran, mencakup bahan yang akan diajarkan dan dasar keilmuan dari bahan pelajaran tersebut. b) Penguasaan landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan. c) Penguasaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa. 2) Kemampuan personal yang mencakup a) Penampilan dan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan. b) Pemahaman dan penghayatan serta penampilan terhadap nilai-nilai yang sepantasnya dilakukan dan dimiliki guru. c) Penampilan diri sebagai panutan dan teladan bagi para siswa.31 Kemudian sejalan dengan ciri-ciri di atas Prof. Dr. H. Mohammad Surya juga mengemukakan bahwa : kualitas profesionalisme ditunjukan oleh lima hal : 1) Keinginan untuk selalu menampilkan prilaku yang mendekati standar ideal. 2) Meningkatkan dan memelihara citra profesi. 3) Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan professional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan keterampilan. 4) Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi 5) Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.32 Dr. H. Abuddin Nata, MA. Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Studi Pemikiran Tasawuf Imam Al-Ghazali, (Jakarta: Rajagrafindo 31
Persada, 2001), cet ke-1, hal 2.
Dalam UU Guru dan Dosen (pasal 7 ayat 1) bahwa pada dasarnya prinsip profesional guru mencakup karakteristik sebagai berikut: 1) Memilliki bakat, minat, panggilan dan idealisme, 2) Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas 3) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas 4) Memiliki ikatan kesejawatan dan kode etik profesi 5) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan 6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja 7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesi secara berkelanjutan, dan 8) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam 33 melaksanakan tugas keprofesionalan. Adapun ciri-ciri guru yang berkualitas yang dimaksud oleh Prof. Dr. Oemar Hamalik mencakup berbagai macam aspek, dan yang paling penting yaitu "profil kemampuan dasar guru" yang meliputi: 1) Kemampuan menguasai bahan 2) Kemampuan mengelola program belajarmengajar 3) Kemampuan mengelola kelas dengan pengalaman belajar 4) Kemampuan menggunakan media/sumber dengan pengalaman belajar 5) Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan dengan pengalaman belajar. 6) Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar dengan pengalaman belajar 7) Kemampuan menilai prestasi siswa dengan pengalaman belajar 8) Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan dengan pengalaman belajar
Prof. Dr. H. Mohamad Surya, Percikan Perjuangan Guru, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy), Cet ke-1, hal 51 33 Surya, Percikan Perjuangan Guru..., hal 51 32
9) Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah dengan pengalaman belajar 10) Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.34 Senada dengan hal di atas Drs. Moh Uzer Usman menambahkan dalam bukunya "Menjadi Guru Profesional" bahwa ciri-ciri guru yang berkualitas salah satunya adalah ditunjukkan dengan adanya keterampilan dasar mengajar seorang guru.35 Keterampilan itu meliputi: 1) Keterampilan bertanya Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan yang sangat penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa. Setidaknya agar keterampilan bertanya seorang guru lebih efektif dan akurat harus memperhatikan dasar-dasar pertanyaan yang baik. Adapun dasar-dasar itu adalah: a) jelas dan mudah dimengerti oleh siswa. b) berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan. c) difokuskan pada suatu masalah. d) berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berfikir. e) berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk bertanya. f) tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menenukan sendiri jawaban yang benar. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika berlangsungnya tanya jawab adalah : a) kehangatan dan keantusiasan, b) kebiasaan yang perlu dihindari, seperti jangan mengulang-ulang pertanyaan bila siswa tidak 34 Prof. Dr. Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet ke-4, hal 43-58. 35 Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung :Remaja
Rosdakarya, 2002), Cet ke-XIV, h 74-102
mampu
menjawab,
jangan
mengulang-ulang
jawaban
siswa, jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa menjawabnya, usahakan agar siswa tidak menjawab
pertanyaan
secara
serempak,
jangan
menentukan kepada salah satu siswa sebelum pertanyaan dilontarkan, dan jangan mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda. 2) Keterampilan memberi penguatan Penguatan merupakan respon terhadap suatu prilaku
yang
dapat
meningkatkan
kemungkinan
terulangnya kembali prilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal, dengan kehangatan
dan
keantusiasan,
prinsip
kebermaknaan,
dan
menghindari penggunaan respon yang negatif. Penguatan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian ; seperti bagus, puas dan lain-lain. Sedangkan nonverbal dapat dilakukan sentuhan,
dengan
gerakan
acungan
mendekati
jempol,
dan
peserta
didik,
kegiatan
yang
menyenangkan.
3) Keterampilan mengadakan variasi Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditunjukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga, dalam situasi belajar-mengajar,
murid
senantiasa
menunjukan
ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam keterampilan mengadakan variasi ini adalah : pertama variasi dalam cara mengajar guru, kedua variasi dalam penggunaan media
dan alat pengajaran dan ketiga variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. 4) Keterampilan menjelaskan Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta dan data sesuai dengan waktu dan hukumhukum yang berlaku. Menjelaskan merupakan suatu aspek penting
yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian
besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan. Oleh sebab itu keterampilan menjelaskan perlu ditingkatkan agar dapat mencapai hasil yang optimal. 5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua kegiatan rutin yang dilakukan guru untuk memulai dan mengakhiri
pembelajaran.
Agar
kegiatan
tersebut
memberikan sumbangan yang berarti terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, perlu dilakukan secara profesional. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal jam pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama
jam
pelajaran
tersebut.
Hal
tersebut
dapat
dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan dipelajarinya.
6) Keterampilan membimbing diskusi Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka dengan berbagai pengalaman atau informasi untuk
mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi, yaitu : a) memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi, b) memperluas masalah atau urutan pendapat, c) menganalisis pandangan peserta didik, d) meningkatkan partisipasi peserta didik, e) menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan f) menutup diskusi. 7) Keterampilan mengelola kelas Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan yang interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlaq bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efetif. 8) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan. Pengajaran merupakan memungkinkan
kelompok
suatu guru
kecil
bentuk memberikan
dan
perorangan
pembelajaran perhatian
yang terhadap
setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab lagi antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik. Selanjutnya Ace Suryadi mengemukakan dalam Studi
Basic Education Quality ditemukan bahwa guru yang bermutu ditentukan oleh empat faktor utama: yaitu, 1) Kemampuan
Profesional, 2) Upaya Profesional, 3) Waktu yang tercurahkan untuk kegiatan Profesional dan ke – 4) Akuntabilitasnya.36
Pertama, kemampuan professional. Adalah intelegensi, sikap dan prestasi di bidang pekerjaanya. Secara sederhana ditunjukan dengan kemampuan menguasai materi pengajaran dan metodologinya. Untuk mencapai kemampuan profesional seorang
guru
tidak
cukup
mengantongi
ijazah,
tetapi
kemampuan belajar seumur hidup untuk memperkaya dan memutakhirkan kemampuannya.
Kedua, upaya professional. Adalah upaya seorang guru untuk mentransformasikan kemampuan profesional ke dalam tindakan mendidik dan mengajar secara berhasil. Upaya profesional ini antara lain diwujudkan dengan penguasaan keahlian dalam menyusun program pengajaran sesuai tahap perkembangan anak, menyiapkan pengajaran, mengunakan bahan-bahan ajar, mengelola kegiatan belajar murid dan mendiagnosa keberhasilan. Guru juga dapat memperkaya dan
meremajakan
mengajar,
termasuk
kemampuan dalam
melalui
mengatasi
inovasi dan
dalam
membantu
memecahkan kesulitan belajar anak didik. Sebagai guru profesional seorang guru dituntut untuk mengkaji, meneliti dan mengevaluasi cara mengajarnya untuk tidak mengulangi kegagalan dan tetap berhasil
meningkatkan kemampuan
belajar anak setiap saat.
Ketiga,
waktu
yang
tercurahkan
untuk
kegiatan
profesional. Maksudnya adalah intensitas waktu dari seorang guru yang dikonsentrasikan untuk tugas mengajar. Tidak mungkin guru menjadi profesional jika hanya sebagain kecil waktu yang tercurahkan untuk pekerjaannya. Ace Suryadi, Menyoal Pendidikan dan Profesi Guru, Kompas Rabu 4 April 2001. 36
Keempat, Akuntabilitasnya. Maksudnya yaitu guru bisa dikatakan profesional jika pekerjaannya itu dapat menjamin kehidupan
mereka.
Pendapatan
seorang
profesional
ditentukan oleh kemampuan dan prestasi kerjanya. Ia terikat oleh kepentingan klien, yaitu sebagai siswanya sebagai pembayar pendidikan. Jika klien puas atas hasil kerjanya, guru
akan
memperoleh
imbalan
yang
setimpal.
Jika
sebaliknya, maka ia tidak sepantasnya memperoleh imbalan yang memadai. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pengajaran. Dalam suatu pengajaran banyak hal atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pengajaran seorang guru, karenanya untuk menjadikan proses pengajaran yang dilakukan menjadi berkualitas seyogyanya harus ditunjang dengan sebaikbaiknya dan selengkap-lengkapnya, agar proses pengajaran yang dilakukan menjadi lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan. Prof. Dr. H. Muhamad Surya mengatakan bahwa kualitas prilaku pengajaran guru ditentukan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal, seperti tingkat pendidikan, penguasaan subjek, pengalaman, Kualitas kepribadian, kualitas kehidupan, sikap dan pandangan lingkungan masyarakat dan sebagainya.37 Masih menurut Prof. Dr. H. Muhamad Surya bahwa salah satu unsur lain yang mempengaruhi kualitas pengajaran guru adalah "Imbalan jasa". Yang berupa gaji dan tunjangan yang diperoleh para guru.38 Beberapa studi yang telah dilakukan,
37 38
Surya, Percikan Perjuangan..., hal 79 Surya, Percikan Perjuangan..., hal 80
menunjukan kecenderungan hal itu bahwa imbal jasa yang diperoleh para guru akan mempengaruhi dinamika prilaku dan kehidupan guru dalam melaksanakan tugasnya. Walaupun demikian, tidak secara otomatis imbalan jasa itu akan memberikan dampak langsung terhadap kualiatas pengajaran guru, karena masih banyak faktor-faktor lain yang terkait. Selanjutnya pengajaran seorang guru bisa dikatakan berkualitas apabila terdapat faktor-faktor lain yang menunjang dan mempengaruhi di dalam proses pengajarannya , diantaranya yaitu:
1) Kemampuan Membuat Perencanaan Pengajaran. Kemampuan merencanakan pengajaran bagi profesi guru sama dengan kemampuan mendesain bangunan bagi seorang
arsitektur.
Sebelum
membuat
perencanaan
belajar-mengajar, guru terlebih dahulu harus mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut, dan menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat dalam
perencanaan
pengajaran.
Kemampuan
merencanakan program belajar mengajar merupakan muara dari segala pengetahuan teori, ketermpilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang obyek belajar dan
situasi
pengajaran.
Makna
atau
arti
pada
perencanaan pengajaran tidak lain adalah suatu proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pengajaran itu berlangsung. Dalam kegiatan tersebut secara terinci harus jelas kemana siswa akan dibawa, apa yang harus siswa pelajari, bagaimana cara siswa
mempelajarinya
dan
bagaimana
cara
kita
mengetahui bahwa siswa telah mencapainya. Tujuan, isi, metode dan tekhnik serta penilaian merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap program pengajaran. 2) Kemampuan Dalam Merumuskan Tujuan Pengajaran Kemampuan dalam merumuskan tujuan pengajaran merupakan titik awal yang sangat penting dalam proses perencanaan pengajaran, sehingga baik arti maupun jenis-jenisnya perlu dipahami betul oleh setiap guru. Kemampuan guru dalam menentukan tujuan pengajaran ini mutlaq harus dilakukan oleh guru agar materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 3) Kemampuan Dalam Penguasaan Materi Penguasaan materi bagi guru merupakan hal yang sangat menentukan khususnya dalam proses belajar mengajar.
Kemampuan
menguasai
bahan
pelajaran
secara menyeluruh dari proses belajar mengajar, jangan dianggap pelengkap bagi profesi guru. Guru bertaraf profesional penuh mutlak harus menguasai bahan yang diajarkannya. Adanya buku pelajaran yang harus dibaca oleh siswa, tidak berarti guru tidak perlu menguasai bahan. Sungguh ironis dan memalukan jika terjadi ada siswa yang lebih dahulu tahu tentang sesuatu dari para guru. Memang guru bukan maha tahu tetapi guru juga dituntut pengetahuan umum yang luas dan mendalami keahliannya atau mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya,
disamping
pengetahuan
lain
sebagai
pelengkapnya. 4) Kemampuan Mengelola Proses Belajar Mengajar Secara Efektif.
Proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai
pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Pengelolaan proses belajar-mengajar yang efektif merupakan faktor dalam menunjang kualitas pengajaran seorang guru. Bagaimana mungkin kualitas pengajaran guru dikatakan baik jikalau pengelolaan proses belajarmengajar yang dilakukan tidak efektif. Jadi pengelolaan proses belajar mengajar yang efektif adalah kunci keberhasilan guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. 5) Kemampuan Mengelola Kelas. Kualitas
pengajaran
juga
dipengaruhi
oleh
pengelolaan kelas yang baik, antara lain: Pertama, besarnya kelas. Kedua, suasana belajar yang demokratis. Suasana belajar seperti ini akan memberi peluang yang optimal dibandingkan dengan suasana belajar yang kaku. Dalam suasana belajar yang demokratis ada kebebasan siswa dalam belajar, mengajukan pendapat, berdialog dengan teman sekelas dan lain sebagainya. Ketiga, Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia di dalam kelas. Sering kita temukan bahwa guru merupakan satu-satunya sumber
belajar
dikelas.
Situasi
seperti
ini
kurang
menunjang kualitas pengajaran sehingga hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak optimal. Keempat, kelas
baiknya diberi aneka macam pajangan untuk menghias ruang kelas sebagai tempat proses mengajar menjadi indah dan nyaman. 6) Kemampuan
Menggunakan
Media
atau
Alat
Bantu
Pelajaran Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses pengajaran yang efektif. Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain : tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya. Yang berfungsi sebagai cara atau tekhnik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan alat bantu memegang peranan yang sangat penting sebab sebagai adanya alat peraga ini bahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat peraga sering juga disebut audio visual, maksudnya adalah alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami siswa. 7) Kemampuan Dalam Menerapkan Keterampilan Dasar Mengajar Seorang guru yang ideal dan berkualitas harus memiliki dan memahami keterampilan dasar mengajar agar memudahkan tugasnya dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar.
Penerapan
keterampilan
dasar
mengajar seorang guru ini mutlaq dikuasai oleh guru dalam rangka menjadikan proses belajar mengajar yang berkualitas. 8) Kemampuan Menggunakan Metode
Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk menciptakan proses
mengajar
dan
belajar.
Dengan
metode
ini
diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar
yang
baik
adalah
metode
yang
dapat
menumbuhkan kegiatan belajar siswa aktif. 9) Kemampuan Mengevaluasi Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau evauasi. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah
memberikan
berdasarkan
criteria
pertimbangan tertentu.
atau
Proses
belajar
harga dan
mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakankan diharapkan
dalam
dimiliki
rumusan siswa
tingkah
setelah
laku
yang
menyelesaikan
pengalaman belajarnya. 39 Dari uraian faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang dapat mempengaruhi kualitas pengajaran adalah : 1) Kemampuan guru dalam membuat rancangan pengajaran 2) kemampuan guru dalam merumuskan tujuan pengajaran 39
3)
penguasaan
guru
tentang
materi
yang
Hasil bacaan penulis (kesimpulan) dari berbagai sumber referensi yang penulis baca dan temukan.
diajarkan. 4) kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, 5) Kemampuan guru dalam mengelola kelas,
6)
Kemampuan
guru
dalam
membuat
dan
menggunakan media pembelajaran, 7) Kemampuan guru dalam
menggunakan
variasi
metode
dan
strategi
pembelajaran , 8) kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar, dan
9) Kemampuan guru
dalam mengevaluasi pembelajaran. Dengan demikian, tinggi rendahnya atau baik tidaknya suatu pengajaran yang dilakukan oleh seorang guru kiranya dapat diukur berdasarkan kesembilan faktor-faktor di atas. 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni “prestasi” dan “belajar”, yang mempunyai arti berbeda. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan prestasi adalah “hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)”40 Sedangkan Saiful Bahri Djamarah dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi
Guru, yang mengutip dari Mas’ud Khasan Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah “apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja”, Dalam buku yang sama Nasrun Harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah “ penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan
40
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar..., hal 787.
dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.41 Dari pengertian di atas dapat dimengerti bahwa prestasi adalah “suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja. Adapun pengertian belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
mengandung
3
hal:
pertama,
berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu. Kedua, berlatih dan
ketiga,
berubah
tingkah
laku
atau
tanggapan
yang
disebabkan oleh pengalaman.42 Dan untuk memahami pengertian belajar lebih jauh lagi, berikut akan dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya, menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, bahwa belajar ialah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.43 Relevan dengan Slameto, Drs. Tohirin, Ms. M.Pd menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru
secara
keseluruhan,
sebagai
pengalaman individu itu sendiri dalam
hasil
dari
interaksi dengan
lingkungannya.44
Saiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha Nasional, 1994), Cet ke 1, hal 20-21. 42 Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar..., hal 14. 43 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), Cet ke-3, hal 2. 44 Drs. Tohirin, Ms. M.Pd, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), Cet ke-2, h 8 41
Sedangkan belajar menurut Dr. Oemar Hamalik adalah "Modifikasi
atau
memperteguh
kelakuan
melalui
pengalaman".45 Menurut pengertian ini belajar adalah suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan tingkah laku. Adapun definisi belajar yang dikemukan oleh Drs. H.M Arifin M.Ed adalah suatu rangkaian proses kegiatan respon yang terjadi dalam proses belajar mengajar, yang menimbulkan perubahan tingkah
laku
sebagai
akibat
dari
pengalaman
dan
pengetahuan yang diperoleh..46. Selanjutnya pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Witherington sebagaimana dikutip oleh Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata bahwa "belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons
baru
yang
berbentuk
keterampilan,
sikap,
kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan."47 Berdasarkan
beberapa
pendapat
di
atas
dapat
dipahami bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Adapun pengertian prestasi belajar dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah “Penguasaan pengetahuan Dr. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumu Aksara, 1999), Cet ke-2, hal 36. 46 Prof. Dr. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Radar Jaya Offset, 1998), Cet ke-2, h 123. 47 Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), Cet ke-1, hal 155. 45
atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.48 Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan, dan prilaku Individu terbentuk dan berkembang melalui proses belajar. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam priode tertentu. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, terkadang berjalan dengan lancar dan terkadang tidak. Terkadang cepat menangkap apa yang dipelajari dan terkadang pula terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa berkonsentrasi dalam belajar. Hal demikian kenyataannya sering kita jumpai pada setiap siswa dalam kehidupannya
sehari-hari
didalam
aktivitas
belajar-
mengajar. Perbedaan-perbedaan disebabkan
oleh
banyak
masalah hal
dan
belajar
di
atas
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya di dalam proses belajar-mengajar. Selain memang setiap siswa memiliki pola dan tingkah laku yang 48
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar...,hal 787.
berbeda-beda, sehingga menyebabkan perbedaan tingkah laku dalam belajar yang akhirnya akan menghasilkan prestasi belajar yang berbeda-beda, terdapat pula faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut yaitu : Menurut M. Alisuf Sabri, mengenai belajar ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa disekolah, secara garis besarnya dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu: 1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi keadaan kondisi jasmani (Fisiologis) kondisi rohani (psikologis) dan kelelahan. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), terdiri dari a) Faktor lingkungan, baik sosial dan non sosial, b) Faktor instrumental.49 a. Faktor Internal 1) Faktor Fisiologis Yaitu faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan siswa dan kebugaran fisik serta kondisi panca indranya terutama penglihatan dan pendengaran. 2) Faktor Psikologis Yaitu
faktor
kondisi
psikologis
yang
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor
minat,
bakat,
intelegensi,
motivasi
dan
kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, perhatian, Ingatan berfikir dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan apersepsi) yang dimiliki siswa.50 Selain kedua faktor di atas, Slameto juga menambahkan faktor ketiga yang termasuk ke dalam
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman ilmu Jaya, 1996), Cet ke-1, hal 59. 50 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., hal 60 49
faktor internal yaitu faktor "kelelahan"51. Faktor ini meskipun
sulit
untuk
dibedakan
menjadi
dua
dipisahkan macam.
tetapi Yaitu
dapat
kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainnya tubuh dan timbul kecenderungan
untuk
membaringkan
tubuh.
Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. b. Faktor Eksternal 1) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan ini terdiri dari dua bagian, yakni lingkungan sosial baik di sekolah maupun di rumah dan non sosial. Kalau lingkungan sosial disekolah seperti guru, staf administrasi, serta teman-teman lingkungan sekolah, selanjutnya lingkungan
sosial
yang
paling
banyak
mempengaruhi adalah orang tua dan keluarga itu sendiri.52 2) Faktor Instrumental Faktor instrumental terdiri dari gedung/sarana fisik
kelas,
sarana/alat
pengajaran,media
pengajran, guru dan kurikulum/ materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.53 51 52
Slameto,Belajar Dan Faktor-Faktor..., hal 59. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999),
Cet ke-2, hal 138-140. 53 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., hal 60.
Selanjutnya Muhibbin Syah juga menambahkan dari kedua faktor tersebut, yakni faktor yang ketiga yaitu faktor "pendekatan belajar" (Approach to Learning) yaitu cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efesiensi proses pembelajaran materi tertentu.54 Strategi dalam
hal
ini
seperangkat
langkah
oprasional
yang
direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Sementara itu dengan pendapat yang hampir sama Prof. Dr. H. Amiruddin Rasyad mengatakan bahwa hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa juga terdiri dari dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datangnya dari luar dan disebut faktor endogen dan eksogen.55 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di sekolah sifatnya relatif, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan dari salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah di dukung oleh faktor internal dan eksternal seperti tersebut di atas.
c. Indikator Prestasi Belajar Siswa Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar yang ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai Syah, Psikologi Belajar..., hal 140. Prof. Dr. H. Aminudin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajarn, (Jakarta: Uhamka Press, 2003), cet ke-4, hal 103. 54 55
akibat
pengalaman
dan
proses
belajar
siswa.
Namun
demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa. Senada dengan pernyataan di atas, menurut Bloom ada tiga indikator hasil belajar siswa, yaitu dimensi kognitif, adalah kemampuan yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui dan memecahkan masalah seperti pengetahuan, aplikatif, sintesis, analisis dan evaluasi. Sedangkan dimensi afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat dan apresiasi. Dan untuk dimensi psikomotorik adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan motorik.56 Adapuan pengungkapan indikator prestasi belajar seseorang biasanya terlihat dari prilakunya. Baik prilaku dalam penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir dan keterampilan motorik. Hampir sebagaian besar dari kegiatan atau
prilaku
seseorang
merupakan
hasil
belajar
atau
cerminan dari prestasi belajarnya. Biasanya prilaku yang terlihat dari seseorang yang memiliki prestasi belajar yang baik adalah seperti selalu atensi dan perhatian terhadap pelajaran, disiplin, mempunyai motivasi belajar yang tinggi, selalu menghargai guru dan teman-temannya, kebiasaan W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia, 2004), Cet ke- , hal 254-271. 56
belajar yang baik, aktif dalam kegiatan-kegiatan disekolah, unggul dalam perolehan nilai baik aspek kognitif seperti ulangan umum, UN dan lain-lain, maupun aspek afektif dan psikomotorik. Kemudian selalu menunjukan kualitas belajar yang tinggi yang ditunjukan dengan penguasaan yang tinggi pula terhadap program belajar yang dibebankan kepadanya, adanya daya serap yang tinggi yang dicapai oleh dirinya dalam belajar. Selain itu biasanya bagi siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik dalam kesehariannya selalu dipenuhi oleh kegiatan-kegiatan yang bermanfaat yang dapat menambah pengetahuan dan pengalamannya. Selalu kreatif dalam segala hal, terampil dalam melakukan sesuatu dan selalu pantang menyerah. d. Upaya-Upaya dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada dasarnya banyak hal yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa disekolah, baik oleh pihak sekolah yang dalam hal ini berkaitan dengan guru secara langsung maupun dari pihak orang tua itu sendiri. Dalam
pembahasan
upaya-upaya
ini
penulis
menspesifikasikan peran yang dilakukan oleh para guru di sekolah dan orang tua dirumah. Karena penulis menganggap kedua faktor diataslah
yang memegang peranan penting
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, meskipun ada komponen-komponen
lain
pula
yang
dapat
mempengaruhinya. Adapun
usaha-usaha
yang
dapat
dilakukan
oleh
seorang guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa menurut Abu Ahmadi adalah:
1) Seorang guru hendaknya memberikan arahan dan motivasi pencapaian tujuan pembelajaran baik jangka pendek maupun jangka panjang. 2) Seorang guru hendaknya memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai 3) Seorang guru hendaknya membantu perkembangan aspek-aspek pribadi, seperti sikap, nilai-nilai dan penyesuaian diri.57 Sejalan dengan usaha-usaha guru di atas cara penyampaian materi yang tepat serta banyaknya sumber informasi relevan yang digunakan dalam menunjang proses pembelajaran adalah salah satu upaya lain yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh H. Veithzal Rivai bahwa "penggunaan metode belajar yang sesuai dan penyampaian materi yang baik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa".58 Selanjutnya Koko K. Arifien, S.Pd mengatakan juga bahwa "penggunaan dan pemanfaatan fungsi perpustakaan secara optimal juga merupakan salah satu langkah jitu dalam meningkatkan prestasi belajar siswa". Hal ini berdasarkan pengamatannya bahwa
salah satu penyebab rendahnya
prestasi belajar siswa di sekolah adalah salah satunya karena keberadaan perpustakaan di sekolah belum dimanfaatkan secara maksimal.59 Dalam pasal Undang-Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003, ditegaskan bahwa perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting. Sebagai sumber belajar, Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Cet ke2, h 104-15 58 H. Veithzal Rivai, Prestasi Hasil Belajar Peserta Program MM, www.depdiknas.go.id 59 Koko k. Arifien, S.Pd. Perpustakaan dan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa, Pikiran Rakyat Bandung 2006. 57
keberadaan perpustakaan mutlak dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan fungsi perpustakaan itu sendiri yaitu sebagai salah satu sarana dalam kegiatan belajar-mengajar dan selain itu juga perpustakaan di sekolah mempunyai fungsi dan peranan sebagai pusat sumber belajar (learning resources center). Oleh karena itu
pemberdayaan perpustakaan sangat
diperlukan untuk menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa mengingat kadar system CBS-nya yang terkandung didalamnya sangat besar. Sedangkan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar anaknya diantaranya adalah: 1) Dengan memberikan perhatian yang penuh terhadap anak. Salah satu upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan adanya perhatian yang penuh dari orang tua. Hal ini sesuai dengan apa yang dikakatakan oleh Tata Eliestiana Dyah Armunanto bahwa orang tua memiliki peranan yang sangat besar dalam meningkatkan prestasi
belajar
anak.60
Sesuai
hasil
penelitiannya,
dikatakan bahwa Prestasi belajar siswa yang mendapat perhatian baik dari orang tuanya mendapat prestasi belajar lebih
baik
dibanding
siswa
yang
kurang
mendapat
perhatian dari orang tua. ''Orang tua yang memberikan perhatian besar terhadap proses belajar putra-putrinya akan mendapat prestasi belajar yang tinggi bagi anak,''. Selanjutnya tata juga mengatakan bahwa perhatian dan bimbingan dari orang tua hendaknya dilakukan secara terus menerus agar anak dapat terkontrol dan mudah diarahkan. Peranan perhatian 60
www.republika.co.id, Perhatian Orang Tua Tentukan Prestasi Belajar Siswa, Jumat, 31 Desember 2004 10:00:00
orang tua disini yang terpenting adalah memberikan pengalaman pertama pada masa anak-anak. Itu karena pengalaman pertama merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi dan menjamin kehidupan emosional anak 2) Memberikan pendidikan tambahan (bimbel). Banyak hal yang dilakukan baik oleh orang tua maupun guru di sekolah dalam rangka meningkatkan prestasi belajar anaknya. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengikutsertakan anaknya kedalam bimbingan belajar atau les-les tambahan. Hal ini sebagai langkah untuk mewujudkan keinginan anak agar prestasi yang diperolehnya dapat meningkat.61 Adapun menurut Victor Cogen, Ed. D.
upaya-upaya yang dapat
dilakukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu dengan cara mulai dari memberikan hadiah, hukuman, mendatangkan guru prifat, atau memasukan anak kepusat-pusat bimbingan belajar, sampai menerapkan teknologi tinggi, melakukan tes-tes terapi dan psikoterapi.62
Adriatik Ivanti M.Psi, Belajar dan Berprestasi, Selasa, 2007-08-07, Berita dan Informasi, http://www.bsdcity.com 62 Victor Cogen Ed. D, Melejitkan Prestasi Anak, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2006), Cet ke-1, h 17. 61
B. KERANGKA BERFIKIR Dalam sebuah proses pendidikan, guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting selain komponen yang lainnya,
seperti
tujuan,
kurikulum,
metode,
sarana
dan
prasarana, lingkungan dan evaluasi. Guru juga berperan penting dalam kaitannya dengan kurikulum, karena gurulah yang secara langsung berhubungan dengan murid. Pada dasarnya, fungsi dan peranan penting guru dalam proses mengajar adalah sebagai director of learning (direktur belajar). Artinya
setiap
mengarahkan
guru kegiatan
diharapkan belajar
untuk
siswa
pendai-pandai
agar
mencapai
keberhasilan belajar sebagaimana yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar. Hasil akhir yang diharapkan dari proses pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tujuan pembelajaran ini tentunya harus berjalan secara optimal, untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pendidik, salah satunya adalah kualitas pengajaran seorang guru Guru sebagai pendidik formal di sekolah, memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran disekolah. Selain itu guru juga memikul tugas dan tanggung jawab yang sangat berat, terutama guru agama dalam mengajar bidang studinya, karena guru agama dalam mengajar bukan hanya
mengajar tetapi juga harus melaksanakan
pendidikan dan pembinaan. Oleh sebab itu guru dituntut
mempersiapkan diri agar memiliki keterampilan dan kualitas pengajaran yang baik. Jika guru tidak memiliki keterampilan
dan kualitas
pengajaran yang baik, tidak mustahil seorang guru tidak akan mudah dalam merealisasikan fungsi dan peranan guru dalam proses belajar mengajar. Dan hal ini juga bisa berpengaruh besar pula terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu kualitas pengajaran yang baik salah satunya adalah ditunjukan dengan adanya prestasi belajar siswa yang baik pula. Dengan demikian, tidak dapat disangkal lagi bahwa betapa pentingnya
kualitas
pengajaran
guru
dalam
proses
pembalajaran, apalagi dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa keberadaan guru yang berkualitas pasti akan sangat dibutuhkan oleh siswa. C. HIPOTESIS Untuk menguji apakah benar terdapat korelasi antara kualitas pengajaran guru agama dengan prestasi siswa, maka diperlukan adanya hipotesa. Adapun pembahasan dalam skirpsi ini meliputi dua hipotesa, yaitu: a. Hipotesis Nihil (Ho) : "Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara kualitas pengajaran guru agama dengan prestasi belajar siswa di SMK Nusantara. b. Hipotesis Alternatif (Ha) : "Terdapat korelasi positif yang signifikan antara kualitas pengajaran guru agama dengan prestasi belajar siswa di SMK Nusantara.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Nusantara Legoso Ciputat, Jl. Tarumanegara dalam No. 1 Ciputat. Alasan memilih lokasi ini karena penulis melakukan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di sekolah tersebut selama empat bulan. Adapun waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2007 sampai dengan 31 Maret 2008. B. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian survey yaitu penelitian melihat dan meneliti serta mengamati segala bentuk pembelajaran di sekolah. Sedangkan untuk mengetahui tingkat kualitas pengajaran guru di dalam proses pembelajaran, penulis menggunakan persepsi siswa sebagai tolak ukur dalam melihat dan menilai kualitas pengajaran guru. Selanjutnya untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode kuantitatif yang bersifat deskriptif korelasi, didukung oleh data yang diperoleh melalui penelitian lapangan (Field Research). Adapun sebagai pedoman penulisan skripsi ini, penulis menggunakan Buku Pedoman Penulisan Skripsi, yang disusun oleh Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. C. Variabel Penelitian Kata “Variabel” berasal dari bahasa Inggris “Variable” dengan arti “ubahan”, “faktor tidak tetap”, atau “gejala yang dapat diubah-ubah”.63
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo persada, 1977), Cet. ke-8, h. 36 63
Penelitian ini menggunakan 2 variabel yang akan dicari korelasinya, yaitu antara kualitas pengajaran guru agama dengan prestasi belajar pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMK Nusantara Legoso Ciputat. Oleh karena itu ditetapkanlah variabel kualitas pengajaran guru di sekolah sebagai variabel bebas atau independent variable (X), yaitu variabel bebas yang dapat memberikan pengaruh terhadap variabel yang lain. Sedangkan prestasi belajar merupakan variabel terikat atau dependent variable (Y), yaitu variabel terikat yang dipengaruhi variabel bebas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1 Daftar Variabel Penelitian Instrumen untuk Mengukur Kualitas Pengajaran Guru Variabel Kualitas
Dimensi Pendahuluan
Indikator
Butir Soal
1.Mendeskripsikan tujuan pengajaran
1
pengajaran
2.Memberikan apersepsi
2,3
guru
3.Memberikan pre-test
4,5
1.Pengelolaan kelas
6,7
2.Menyampaikan materi
8,9,10
3.Penguasaan materi
11,12
Kegiatan inti
4.Kesesuaian materi dengan pokok 13 bahasan 5.Kesesuaian materi dengan tujuan 14 pengajaran 6.Metode pengajaran yang dipakai
15,16
7.Penggunaan media pengajaran.
17,18
8.Kemampuan melakukan feed back
19,20
Kegiatan akhir 1.Melakukan penilaian/evaluasi
21,22
(penutup)
2.Menarik kesimpulan.
23
3.Memberikan motivasi.
24
4.Gambaran materi untuk pertemuan
25
yang akan datang. D. Populasi dan Sampel Populasi adalah "keseluruhan subjek penelitian".64 Sampel adalah "kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam penelitian",65 atau sampel adalah bagian dari populasi sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.66 Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMK Nusantara Legoso-Ciputat tahun pelajaran 2007-2008. Sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa-siswi kelas X yang terdiri dari dua belas kelas dengan jumlah keseluruhan 462 siswa/i. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa/i kelas X Farmasi yang berjumlah 38 siswa/i. Pengambilan sampel ini menggunakan teknik purposife sampling. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan
data
dalam
penyusunan
skripsi
ini,
penulis
menggunakan dua pendekatan penelitian, yaitu : 1. Penelitian Kepustakaan Bertujuan untuk menganalisa suatu pengertian yang bersifat teoritis, dan untuk itu penulis menggunakan literatur yang mendukung pelaksanaan penelitian. 2. Penelitian Lapangan Dalam penelitian lapangan ini penulis berusaha menganalisa data yang ada di lapangan, sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat dibuktikan relevansinya. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet ke-13, h.130 65 Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1999), Cet ke-2, h 133. 66 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet ke-4, h121 64
Untuk memperoleh data dari lapangan ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik dan langsung terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian".67 Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan sekolah, guru, karyawan, keadaan lingkungan dan sarana serta prasarana. 2. Teknik Interview, yaitu mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Dalam hal ini penulis melakukan interview kepada berbagai pihak yang terkait, dan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam, untuk mempertajam hasil angket yang telah disebarkan. 3. Angket, yaitu merupakan sejumlah pertanyan tertulis yang digunakan untuk memperoleh sejumlah data tertulis dalam waktu yang relatif singkat. Angket disebarkan kepada siswa/i yang menjadi subjek penelitian. Angket yang disebarkan kepada responden terdiri dari 25 item pertanyaan untuk mengukur kualitas pengajaran guru.
4. Studi dokumentasi, maksudnya adalah sebagai cara untuk memperoleh data dengan jalan mengumpulkan catatan-catatan tertentu yang nyata, yang sudah tersedia sebagai sumber pendidikan. Untuk melihat prestasi belajar ini, diambil dari nilai mid semester mata pelajaran pendidikan agama islam kelas X semestar I (ganjil) tahun ajaran 2007/2008
67
Margono, Metodologi Penelitian..., h 158
F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan: 1. Editing Yaitu memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh responden. Penulis memeriksa satu persatu angket tersebut, hal ini dilakukan agar angket terhindar dari kesalahan dan hasil yang diperoleh benar-benar objektif. 2. Tabulating Yaitu mengolah data dengan memindahkan data tersebut ke dalam tabel frekuensi, agar mempermudah penulis untuk melakukan interpretasi data. Selanjutnya menganalisa data menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu menggambarkan apa adanya kemudian dianalisis dan disimpulkan dengan tujuan untuk membuat gambaran yang sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat yang diteliti dengan menggunakan rumus Statistik Distribusi Frekuensi Relatif: P
=
F N
X 100%
Keterangan: P : Persentase F : Frekuensi jawaban responden N : Jumlah Responden68 Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan teknik analisis Korelasi Product Moment dari Pearson. Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui korelasi antara variabel Kualitas Pengajaran Guru (variabel x) dengan Prestasi Belajar (Variabel Y). Adapun rumus korelasi product moment tersebut, Yaitu : 68
Sudjono, Pengantar Statistik..., h.40
rxy=
N ∑ xy – (∑x) (∑y) √[N∑x2 – (∑x)2 ] [ N∑y2 – (∑y)2]
Keterangan: Rxy
: Angka indeks korelasi “r” product moment
N
: Number of cases
∑XY
: Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑X
: Jumlah seluruh skor X
∑y
: Jumlah seluruh skor y Selanjutnya hasil analisis dilakukan interpretasi dengan teknik analisa
sederhana dan konsultasi table “r”. Memberikan interpretasi terhadap rxy atau ro dilakukan secara sederhana, pada umumnya dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut : Besarnya “ r ”
Product Moment (rxy)
0,00 – 0,20
Interpretasi Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan Variabel Y)
0,20 – 0,40
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0,40 – 0,70
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan
0,70 – 0,90
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 – 1,00
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
Dan untuk memberikan interpretasi dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment, digunakan prosedur sebagai berikut: 1) Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho). 2) Menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesa yang telah diajukan dengan jalan membandingkan besarnya “r” product moment dengan “r” yang tercantum dalam tabel (rt), baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5% dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degress of freedom (df). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
df = N-nr Keterangan: df
: Degrees of freedom
N
: Number of cases
nr
: Banyaknya variabel yang dikonsultasikan
Pada kesimpulannya adalah jika hasil “r”hitung lebih besar dari “r”table, maka korelasinya dianggap signifikan atau Ho ditolak dan Ha diterima. Namun jika “r”hitung lebih kecil dari “r”table, maka korelasinya tidak signifikan atau Ho diterima dan Ha ditolak. Selanjutnya untuk mencari kontribusi variabel X terhadap variabel Y penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100% Keterangan : KD : Kontribusi variable X terhadap Y r2
: Koefisien korelasi antara variabel X terhadap Variabel Y
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Berdiri SMK Nusantara Ciputat SMK Nusantara didirikan oleh Dra. Hj. Rosdiana SE, pada tanggal 22 Oktober 1999, dengan nama yayasan Aldiana Nusantara yang kini dikenal dengan nama SMK Nusantara. Tujuan didirikannya SMK Nusantara adalah untuk membantu program pemerintah dalam meningkatkan kehidupan masyarakat melalui penyelenggaraan pendidikan, mengembangkan kehidupan sosial atau pengabdian masyarakat, serta untuk penelitian dan pengembangan.69 SMK Nusantara memiliki 2 bangunan utama, pertama yang beralamatkan di Jl. Tarumanegara dalam No. 1 Ciputat dan kedua di Jl. Legoso Raya No. 30 Ciputat-Tangerang. 2. Visi, Misi SMK Nusantara Ciputat Visi SMK Nusantara adalah memberikan sumbangsih pada dunia pendidikan Indonesia dengan cara mewujudkan harapan setiap orang tua dalam rangka mempersiapkan masa depan anak-anaknya yang mandiri dan berakhlak mulia. Adapun misi SMK Nusantara adalah: a. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang bersifat teoritas dan praktis dalam kerangka profesionalitas. b. Mengintegrasikan ilmu Farmasi dengan ilmu agama yang bermoral dan religius. c. Mengedepankan pendidikan agama dalam menciptakan tenaga kerja yang berakhlak mulia. 69
Dokumentasi SMK Nusantara berupa data/surat keterangan mengenai Identitas/latar belakang SMK Nusantara
d. Mendidik tenaga yang terampil melalui guru industri berpengalaman dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga lulusannya lebih diminati stake holders dan mampu mandiri. e. Industri pemerintah dan swasta sebagai partner dalam pengembangan kompetensi siswa/i untuk job training dan penempatan kerja. f. Setiap alumni dibekali sikap mental dan mampu bersaing dalam memasuki dunia kerja.70 3. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa/i SMK Nusantara Ciputat a. Keadaan Guru dan Karyawan Jumlah guru yang mengajar di SMK Nusantara sebanyak 39 orang, termasuk dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wakil kepala bidang kurikulum dan ketua jurusan. Untuk mengetahui lebih jelas keadaan guru yang ada di sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2 Data Tenaga Pengajar SMK Nusantara N o
Nama
Pendidikan Terakhir
Jabatan
Bidang Study
1
Drs. Faisal Bakar, SE
S1 STKIP
Kepala sekolah
2
Drs. H. Hudlori, MPd
S2 UHAMKA
Waka Kurikulum
Kartini, SE
S1 STEBIJKT
Kajur
Slamet Rujito, SE
S1 STEBIJKT
Kajur
B. Inggris
5
Ir. M. Imran, Msi
S2 UI - JKT
Kajur
IPA
6
Suma Hartadinata
S1 ITI
Kajur
KKPI
7
Drs. Maman Hilman, MM
S2 IPWJKT
Guru
B. Indonesia
Drs. M. Bilkis, TH
S1 IAINJKT
Guru
Matematika
Drs. H. Rohmani
S1 STIT-
Guru
Agama
3 4
8 9
70
B. Inggris PPKNS Kepariwisata an
Sumber: Dokumentasi SMK Nusantara berupa papan pengumuman
JKT 1 0
M. Saruji HB, Sag
S1 PTIQJKT
Guru
Agama
1 1
Nina Yulistiana, SE
S1 STEBIJKT
Guru
Tata Graha
1 2
Drs. Alimudin HDP, SE
S1 PGRIAdi Buana
Guru
KWH/Adm Kes
1 3
Ruzayanah, SPd
S1 UHAMKA
Guru
B. Jepang
1 4
Drs. Daeng Sibella
S1 STKIP Purnama
Guru
Matematika
1 5
Sartoyo Soeman, SE
D III
Guru
Pengolahan Makanan
1 6
Fahriyati, S.Pd
S1 UNJ
Guru
Pastry
1 7
Meulana Malahayati, SPd
S1 UNJ
Guru
Pastry/ Gizi/ Menu
1 8
Yon Suardi, SE
S1 Akpernas/ Unas
Guru
Tour Guiding
Pramajuditya, MBA
S2 Akd. Hub Internasiona l
Guru
2 Wardoyo, SE 0
S1 STEBI - Jkt
Guru
Tata Graha
2 1 Issoenarimo
S1 UKI "Atma Jaya"
Guru
Bahasa Inggris
2 H. Supardi, S.Pd 2
S1 UMJ
Guru
Penjas
2 Annie Rufeidah, SPd 3
UHAMKA
Guru
B. Jepang/ BP
2 4 Peter EM Kromoretdjo
STKIP SetiaBudi Rks. Btg
Guru
Praktek (Lab HK)
2 5 Samino Aji
LP3N
Guru
FO/ Kom Mel. Telpon
2 6 Marino
Akademi Pariwisata
Guru
Tata Hidang/ PM
1 9
Tiketing / Reservation
2 M. Ridwan, Amd 7
D III
Guru
Tour Planing
2 Rahmatullah, Sag 8
UIN Jakarta
Guru
UU Kesehatan/ Agama
2 Muheimin, Sag 9
UIN Jakarta
Guru
Kompter / Agama
3 Fahrul Syatar, Skom 0
UMJ
Guru
Kesehatan/ Fisika
3 1 R.R Astriani, S.Far.Apt
Universitas Pancasila
Guru
Farmakognosis/ Ilmu Resep
3 2 Suparti, S.Fart. Apt
Universitas Pancasila
Guru
UU Kes / Farmakologi
3 Suhada, SPd 3
UIN Jakarta
Guru
B. Inggris
3 4 Lilian Nilam
STKIP Rngkas Bitung
Guru
Bahasa Mandarin
3 5 Jacky Panjaitan
ABKJ
Guru
Pengolahan Makanan
3 6 H. Herlina, S.Pd
UNINDRA PGRI Jakarta
Guru
B. Indonesia
3 Rizki Herliana, S.Psi 7
UMM
Guru
BP kelas I
3 Sofwan, SE 8
STIEBI
Guru
B. Inggris
3 Ir. Suganda 9
UMJ
Guru Piket
Guru piket
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa guru-guru di SMK Nusantara sebagian besar berlatarbelakang strata satu (S1) bahkan ada pula S2, hanya sedikit sekali dengan latar belakang D III. Hal ini menunjukan bahwa SMK Nusantara sangat selektif dalam merekrut tenaga pengajar agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat berkualitas dan dapat meningkatkan kinerja sekolah. Sedangkan jumlah karyawan disekolah ini berjumlah 11 orang. Bagian tata usaha (TU) sebanyak 7 orang, bagian keuangan 2 orang dan bagian keamanan 2 orang. Tabel 3 Data Pegawai/Karyawan SMK Nusantara
Nama
No
Jabatan
1
Muntohar
Bagian keuangan
2
Minarni
Kepala TU
3
Hariyanto
Adm TU
4
Wail
Pembukuan
5
Mad Nur
Kasir
6
Ahmad
Pembantu Umum
7
Husein
Pembantu Umum
8
Hari Hardian
Pembantu Umum
9
Ibnu Katsir
Pembantu Umum
10
Sabenih
Keamanan
11
H. Rahmad
Keamanan
Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa staf atau pegawai yang diperbantukan dalam sekolah ini cukup banyak sehingga pembagian kerja menjadi efektif dan berjalan dengan baik karena tidak ada pekerjaan yang menjadi tumpang tindih atau
menumpuk. Hal ini
menunjukan bahwa sekolah ini sudah cukup baik dalam mengatur keadaan pegawai sehingga hal-hal yang berkenaan dengan proses pembelajaran maupun tata usaha dan yang lainnya dapat berjalan dengan baik.
b. Keadaan Siswa/i
Adapun jumlah siswa/i pada tahun ajaran 2007/2008 sebanyak 1423 orang, dengan perincian sebagaimana terlihat pada tabel 4 berikut:
Tabel 4 Jumlah Siswa/i SMK Nusantara Tahun Diklat 2007/200871
Kelas
Kelas I
Jurusan
Perempuan
Akomodasi Pariwisata dan Hotel
78
88
166
Teknik Informatika
44
41
85
Unit Jasa dan Penjualan
37
130
167
Farmasi
6
38
44
165
297
462
Akomodasi Pariwisata dan Hotel
85
67
152
Teknik Informatika
25
34
59
Unit Jasa dan Penjualan
8
25
33
Pengoprasian Jurusan
53
173
226
Farmasi
3
25
28
174
324
498
RD
43
32
75
Unit Jasa dan Penjualan
9
18
27
Pengoperasian Jurusan
53
202
255
F&B
49
57
106
154
309
463
Jumlah
Kelas III
Jumlah
Jumlah
Laki-laki
Jumlah
Kelas II
Jumlah
Dari tabel di atas dikemukakan bahwa animo masyarakat terhadap sekolah SMK Nusantara sangat baik, hal ini dapat dilihat dari besarnya minat masyarakat untuk memasukkan anaknya ke sekolah SMK Nusantara ini. Penerimaan siswa/i juga cukup besar mengingat banyaknya pula sarana belajar yang cukup dan baik.
71
Dokumentasi SMK Nusantara tentang data siswa/i tahun diklat 2007/2008 mulai dari kelas I sampai kelas III.
4. Keadaan Sarana dan Prasarana
Keberhasilan suatu proses belajar mengajar tidak terlepas dari sarana dan prasarana sekolah yang dimiliki. Adapun sarana dan prasarana di SMK Nusantara Ciputat antara lain: Tabel 5 Sarana dan Prasarana NO
RUANG
JUMLAH
KONDISI
1
Teori/kelas
20
Baik
2
Kepala sekolah
1
Baik
3
Guru
2
Baik
4
BK
1
Baik
5
Bidang kurikulum
1
Baik
6
Tata Usaha
1
Baik
7
Administrasi Pembayaran (SPP)
1
Baik
8
Lab. Bahasa
1
Baik
9
Lab. Komputer
2
Baik
10
Lab. Praktek Resep
1
Baik
11
Lab. Praktek Kimia
1
Baik
12
Lab. Praktek Biologi
1
Baik
13
Lab. Farmakognosi
1
Baik
14
Sarana Ibadah
1
Baik
15
Perpustakaan
1
Baik
16
Lab. Front Office
1
Baik
17
Lab. Housekeeping
1
Baik
18
Lab. Kitchen
1
Baik
19
Lab. Restaurant
1
Baik
20
Lab. Tour and Travel
1
Baik
21
Lab. Teknik Informatika
1
Baik
22
Sarana Bisnis
1
Baik
Dari data tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki SMK Nusantara cukup lengkap untuk menunjang proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi penulis, sarana dan prasarana yang
ada sangat membantu dalam menunjang proses
pembelajaran di sekolah, hal ini terlihat dengan banyaknya kegiatan belajar yang dilakukan diluar kelas (laboraturium) dan banyaknya kegiatan-kegiatan ekstra yang dilakukan oleh sekolah. 5. Kegiatan Ekstra Kulikuler
Untuk mengembangkan bakat dan potensi siswa, SMK Nusantara menyediakan kegiatan ekstra kurikuler yang meliputi:72 1.
Band Pelajar
2.
Bimbingan Rohani
3.
Seni Nasyid dan Marawis
4.
Sepak Bola
5.
Paduan Suara
6.
Bola Basket
7.
Palang Merah Remaja (PMR)
8.
Volly Ball
9.
Pecinta Alam
10. Cheerleaders Hal ini menunjukan bahwa SMK Nusantara sudah cukup baik dalam mengakomodasi dan memenuhi kebutuhan siswa/i agar bakat dan potensi yang dimiliki setiap siswa/i dapat berkembang baik dengan menyediakan kegiatan-kegiatan ekstra yang bermanfaat. Kegiatan ekstra kurikuler ini diadakan pada hari sabtu dan minggu, mulai dari pagi hingga sore hari.
72
Dokumentasi SMK Nusantara
B. Deskripsi Data Guru berkualitas salah satunya ditunjukkan dengan
keterampilan
mengajar yang dimiliki oleh seorang guru. Mengingat peran guru dalam proses pembelajaran sangat besar maka seorang guru harus memiliki dan menguasai keterampilan dasar mengajar dengan baik agar dapat menunjang proses pembelajaran yang dilakukan. Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa/i, selanjutnya data diolah dalam bentuk tabel deskriptif persentase. Berikut ini penulis sajikan data mengenai hasil tabulasi kualitas pengajaran guru : Tabel 6 Mengemukakan tujuan pembelajaran sebelum memulai materi pelajaran NO 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
12
32%
Sering
15
39%
Kadang-kadang
11
29%
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
sebagian besar (39%)
menyatakan guru sering mengemukakan tujuan pembelajaran sebelum memulai materi pelajaran. Sebagian lain (32%) menjawab selalu, sedikit sekali (29%) menyatakan kadang-kadang dan tidak ada (0%) yang menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa guru sudah cukup baik dalam memulai pelajaran dengan terlebih dahulu mengemukakan tujuan pengajaran.
Tabel 7 Bertanya tentang materi terdahulu sebelum memulai pelajaran NO
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
2 Selalu
13
34%
Sering
17
45%
Kadang-kadang
8
21%
Tidak Pernah
0
0%
38
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak (45%) menyatakan guru sering bertanya tentang materi terdahulu. Sebagian lain (34%) menjawab selalu, sebagian kecil (21%) menyatakan kadang-kadang dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa guru tidak lupa untuk bertanya tentang materi terdahulu sebelum memasuki materi yang baru agar siswa dapat mengingat kembali materi yang telah dibahas dan memudahkan siswa untuk memahami materi yang selanjutnya. Tabel 8 Memberikan gambaran tentang materi pelajaran yang akan dibahas NO 3
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
30
79%
Sering
7
18%
Kadang-kadang
1
3%
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (79%) responden menyatakan guru selalu memberikan gambaran tentang materi yang akan dibahas, sebagian lain (18%) menjawab sering. Sedikit sekali (3%) menyatakan kadang-kadang dan (0%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa guru selalu memberikan gambaran tentang materi yang akan dibahas terlebih dahulu sebelum memasuki materi inti agar memudahkan pemahaman siswa.
Tabel 9 Memberikan pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan sebelum memulai pelajaran NO
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
4 Selalu
32
84%
Sering
5
13%
Kadang-kadang
1
3%
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setengah dari seluruh responden (84%) menjawab bahwa guru selalu memberikan pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan sebelum memulai pelajaran. Sebagian kecil menjawab sering (13%), Sedikit sekali (3%) menjawab kadang-kadang dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa sebelum mengurai materi yang akan dibahas guru selalu memberikan pertanyaan terlebih dahulu untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap materi. Tabel 10 Memberikan pertanyaan dengan pola interaksi yang menarik sebelum memulai pelajaran NO
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
5 Selalu
6
16%
Sering
21
55%
Kadang-kadang
10
26%
Tidak Pernah
1
3%
Jumlah
38
100%
berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (55%) menyatakan guru sering memberikan pertanyaan dengan pola interaksi yang menarik. sebagian lain (26%) menyatakan kadang-kadang
dan sebagian kecil (16%) menjawab selalu. Sedikit sekali (3%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa untuk menarik minat siswa dalam belajar kadang-kadang guru melakukan pola interaksi yang menarik dengan tujuan agar siswa selalu semangat dalam belajar. Tabel 11 Mengatur suasana kelas dengan baik agar tercipta proses pembelajaran yang menyenangkan NO Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
6 Selalu
13
34%
Sering
23
61%
Kadang-kadang
2
5%
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
38
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (61%) dari responden mengatakan bahwa guru sering mengatur suasana kelas dengan baik agar tercipta suasana belajar yang menyanangkan, sebagian lain menjawab selalu (34%). Sedikit sekali (5%) menyatakan kadang-kadang dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa dalam rangka menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan guru sering mengatur suasana kelas dengan baik agar siswa tidak jenuh dalam belajar.
Tabel 12 Penataan tempat duduk agar memudahkan dalam belajar NO Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
7 Selalu
3
8%
Sering
11
29%
Kadang-kadang
16
42%
Tidak Pernah
8
21%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir sebagian responden (42%) menyatakan penataan tempat duduk yang dilakukan oleh guru kadang-kadang memudahkan siswa dalam belajar. Sebagian lain menyatakan (29%) sering dan (21%) tidak pernah. Sedikit sekali (8%) menyatakan selalu. Hal ini menunjukan bahwa sebelum memulai pelajaran guru selalu menata tempat duduk terlebih dahulu dengan tujuan agar memudahkan siswa dalam belajar, tetapi penataan yang dilakukan oleh guru kurang maksimal dan kurang bisa membantu pemahaman siswa dalam belajar, seharusnya penataan tempat duduk yang dilakukan oleh guru dapat mengakomodasi kebutuhan siswa agar dapat belajar dengan baik. Tabel 13 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam menjelaskan materi NO Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
8 Selalu
33
87%
Sering
4
11%
Kadang-kadang
1
3%
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (87%) responden menyatakan guru selalu menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam menjelaskan materi. Sebagian lain (11%) menyatakan sering, sedikit sekali (3%) menyatakan kadang-kadang dan tidak ada (0%) yang menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa dalam menjelaskan materi pelajaran guru selalu menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar memudahkan siswa dalam menyerap dan memahami materi pelajaran.
Tabel 14 Guru menyampaikan materi dengan jelas ketika mengajar NO
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
9 Selalu
19
50%
Sering
19
50%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian siswa (50%) menjawab ketika mengajar guru selalu menyampaikan materi pelajaran dengan jelas. Sebagian lain (50%) menyatakan sering, dan tidak ada (0%) yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa ketika mengajar guru selalu menyampaikan materi dengan jelas dengan tujuan agar siswa/i dapat memahami materi dengan baik. Tabel 15 Guru trampil dan komunikatif dalam menyampaikan materi NO 10
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
8
21%
Sering
25
66%
Kadang-kadang
5
13%
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
38
100%
dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
sebagian besar (66%)
menyatakan guru sering terampil dan komunikatif dalam menyampaikan materi, sebagian lain (21%)
menyatakan selalu. Sedikit sekali (13%)
menyatakan kadang-kadang dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa ketika mengajar guru sering terampil dan komunkatif dalam menyampaikan materi karena dengan penyampaian
yang komunikatif guru dapat mengajak siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Tabel 16 Guru menguasai materi pelajaran dengan baik ketika mengajar NO 11
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
28
74%
Sering
8
21%
Kadang-kadang
2
5%
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (74%) responden mengatakan ketika mengajar guru selalu menguasai materi pelajaran. Sebagian lain (21%) menyatakan sering, sedikit sekali (5%) menyatakan kadang-kadang dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa ketika mengajar guru sudah menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan dengan baik, ini terlihat dari jawaban siswa yang sebagian besar menyatakan selalu. Dan penguasaan materi pelajaran merupakan salah satu implementasi dari keterampilan dasar mengajar seorang guru. Tabel 17 Memilah-milah materi pelajaran dalam menjelaskan agar memudahkan pemahaman siswa/i NO Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
12 Selalu
23
61%
Sering
13
34%
Kadang-kadang
1
3%
Tidak Pernah
1
3%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (61%) siswa menyatakan dalam menjelaskan materi guru selalu memilah-milah materi pelajaran agar memudahkan pemahaman siswa/i. Sebagian lain (34%) menyatakan sering dan sedikit sekali (3%) menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa guru selalu berusaha mencari cara dalam menjelaskan materi pelajaran agar dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran dengan mudah. Tabel 18 Menyampaikan materi sesuai dengan pokok bahasan yang ada NO Alternatif Jawaban 13
Frekuensi
Prosentase
Selalu
38
100%
Sering
0
0%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh siswa/i (100%) menyatakan guru selalu menyampaikan materi sesuai dengan pokok bahasan yang ada.
Hal ini menunjukan bahwa ketika mengajar dan
menjelaskan materi guru tidak pernah keluar dari pokok bahasan yang sudah ada hal ini dimaksudkan agar penjelasan yang diberikan menjadi terarah dan tidak menyimpang. Tabel 19 Menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pengajaran NO Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
14 Selalu
31
82%
Sering
5
13%
Kadang-kadang
2
5%
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (82%) responden mengatakan guru selalu menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Sebagian lain (13%) menyatakan sering, sedikit sekali (5%) menyatakan kadang-kadang dan tidak ada (0%) menyatakan tidak ada. Hal ini menunjukan bahwa ketika mengajar guru selalu mengacu pada tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dengan tujuan agar penjelasan yang diberikan menjadi terarah dan sesuai dengan indikator yang ada. Tabel 20 Menggunakan metode yang beraneka ragam dalam mengajar. NO Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
15 Selalu
15
39%
Sering
16
42%
adang-kadang
6
16%
Tidak Pernah
1
3%
Jumlah
38
100%
Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran dapat menunjang keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (42%)
siswa/i
menyatakan guru sering menggunakan metode yang beraneka ragam dalam pembelajaran. Sebagian lain (39%) menyatakan selalu, sebagian kecil (16%) responden menyatakan kadang-kadang dan sedikit sekali (3%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sudah menggunakan metode yang beraneka ragam agar siswa tidak jenuh dalam belajar.
Tabel 21 Metode yang digunakan membantu pemahaman siswa NO Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
16 Selalu
21
55%
Sering
15
39%
Kadang-kadang
1
3%
Tidak Pernah
1
3%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (55%) siswa/i menyatakan penggunaan metode yang dilakukan oleh guru dapat membantu pemahaman siswa dalam belajar. sebagian lain (39%) menyatakan sering dan sedikit sekali (3%) menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa metode yang digunakan oleh guru cukup efektif dalam membantu pemahaman siswa/i tentang materi yang diajarkan. Tabel 22 Guru menggunakan alat peraga/media dalam pembelajaran NO
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
17 Selalu
0
0%
Sering
15
39%
Kadang-kadang
20
53%
Tidak Pernah
3
8%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian sponden
rmenyatakan
guru
hanya
kadang-kadang
besar (53%) menggunakan
media/alat pengajaran. sebagian lain (39%) menyatakan sering, sedikit sekali (8%) menyatakan tidak pernah dan tidak ada (0%) menyatakan selalu. Hal ini menunjukan bahwa ketika mengajar guru hanya kadang-
kadang dalam menggunakan media pembelajaran selebihnya tidak, karena bergantung kebutuhan materi. Tabel 23 Penggunaan media pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan materi NO
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
18 Selalu
32
84%
Sering
2
5%
Kadang-kadang
4
11%
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden (84%) menjawab penggunaan media pengajaran yang di lakukan oleh guru selalu disesuaikan dengan kebutuhan materi. Sebagian lain (11%) menjawab kadang-kadang, sedikit sekali (5%) menyatakan sering dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa guru sudah cukup baik dalam mengatur dan menyesuaikan media pengajaran yang digunakan dengan melihat kebutuhan materi terlebih dahulu agar tidak menyita waktu yang ada. Tabel 24 Memberikan pertanyaan di setiap sela-sela pembelajaran NO Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
19 Selalu
30
79%
Sering
2
5%
Kadang-kadang
4
11%
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (79%) responden menyatakan guru selalu memberikan pertanyaan di sela-sela pembelajaran. Sebagian lain (11%) menyatakan kadang-kadang, sedikit sekali (5%) menyatakan sering dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa guru cukup baik dalam menggunakan waktu luang dengan memberi pertanyaan-pertanyaan kepada siswa agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Tabel 25 Guru menuntun dan mengarahkan jawaban siswa yang kurang tepat NO Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
20 Selalu
29
76%
Sering
9
24%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
38
100%
Dari
tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar (76%)
siswa/i menyatakan guru selalu menuntun dan mengarahkan siswa/i dalam menjawab pertanyaan yang kurang tepat. Sebagian lain (24%) menjawab sering dan tidak ada (0%) menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa guru sudah menjadi pembimbing dan teladan yang terbaik dalam proses pembelajaran dengan selalu memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang atau belum mampu menjawab pertanyaan dengan baik. Hal seperti ini sangat dibutuhkan oleh siswa/i dalam rangka membangkitkan kepercayaan dirinya agar selalu termotivasi dalam belajar. Tabel 26 Guru mengulang kembali materi yang telah dibahas NO Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
21 Selalu
20
53%
Sering
14
37%
Kadang-kadang
3
8%
Tidak Pernah
1
3%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (53%) dari seluruh responden menjawab guru selalu mengulang kembali materi yang telah dijelaskan. Sebagian lain (37%) menyatakan sering, sebagian kecil (8%) menyatakan kadang-kadang. dan sedikit sekali (3%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa guru sudah cukup baik dalam melakukan proses pembelajaran dengan mengulang kembali materi pelajaran yang telah dibahas, ini dilakukan agar materi pelajaran sepenuhnya dapat tersampaikan secara jelas dan untuk mengantisipasi serta membantu siswa yang belum memahami materi pelajaran dengan baik. Tabel 27 Menarik kesimpulan secara bersama-sama NO Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
23 Selalu
22
58%
Sering
16
42%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian (58%) responden menyatakan guru selalu menarik kesimpulan secara bersama-sama disetiap akhir pembelajaran. Sebagian lain (42%) menyatakan sering dan tidak ada (0%) menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa guru cukup kreatif dan cerdik dalam melibatkan siswa agar ikut serta aktif dalam menyimpulkan materi pelajaran yang telah dibahas. Ini juga merupakan salah satu cara untuk memperkuat pemahaman siswa agar menjadi lebih baik.
Tabel 28 Melakukan evaluasi diakhir proses pembelajaran NO 22
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
33
87%
Sering
3
8%
Kadang-kadang
2
5%
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (87%) siswa/i menyatakan guru selalu melakukan evaluasi diakhir pembelajaran. Sebagian lain (8%) menyatakan sering, sedikit sekali (5%) menyatakan kadang-kadang dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa guru sudah cukup baik dalam mengakhiri proses pembelajaran
dengan
terlebih
dahulu
melakukan
evaluasi
untuk
mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa/i tentang materi yang telah diajarkan dan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Tabel 29 Memberikan arahan, nasehat dan motivasi NO Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
24 Selalu
25
66%
Sering
11
29%
Kadang-kadang
2
5%
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (66%) responden menyatakan guru selalu memberikan arahan dan nasehat kepada siswa sebelum mengakhir proses pembelajaran. Sebagian lain (29%)
menyatakan sering, Sedikit sekali (5%) menyatakan kadang-kadang dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa guru sudah cukup baik dalam menjadi motivator bagi siswa dengan tidak lupa memberikan arahan, nasehat dan motivasi terlebih dahulu sebelum mengakhiri proses pembalajaran dengan tujuan agar siswa/i selalu termotivasi dalam belajar. Tabel 30 Memberikan gambaran materi untuk pertemuan yang akan datang NO Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
25 Selalu
7
18%
Sering
6
16%
Kadang-kadang
18
47%
Tidak Pernah
7
18%
Jumlah
38
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (47%) siswa/i menyatakan guru hanya kadang-kadang dalam memberikan gambaran materi untuk pertemuan yang akan datang. Sebagian lain (18%) menyatakan selalu dan tidak pernah. Sedikit sekali ( 16%) menyatakan sering. Hal ini menunjukan bahwa guru jarang sekali dalam memberikan gambaran materi untuk pertemuan selanjutnya sebelum menutup proses pembelajaran, padahal ini adalah aspek yang cukup penting dalam merangsang dan menggugah siswa/i agar selalu termotivasi untuk mengetahui masalah selanjutnya dan menjaga agar selalu semangat dalam belajar. Dengan demikian pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru agama yang ditinjau dari aspek kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti (pengajaran) dan kegiatan akhir (evaluasi), dapat penulis kemukakan bahwa dari aspek kegiatan awal yang dilakukan oleh guru dalam membuka pelajaran sangat baik karena 39% siswa menjawab bahwa guru sering mengemukakan tujuan pembelajaran sebelum
memulai materi pelajaran. 45 % siswa menjawab bahwa guru sering bertanya tentang materi minggu lalu dan menghubungkannya dengan materi yang akan dibahas sebelum memulai materi pelajaran. 79% siswa menjawab bahwa guru selalu memberikan gambaran terlebih dahulu tentang materi yang akan dibahas sebelum memulai pelajaran. 84% siswa menjawab bahwa guru selalu memberikan pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan sebelum memasuki materi selanjutnya. 55% siswa menjawab bahwa guru sering memberikan pertanyaan dengan pola interaksi yang menarik sehingga memotivasi siswa/i untuk mengetahui materi selanjutnya. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan awal dalam membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran sangat baik. Dari aspek kegiatan inti atau kegiatan pengajaran yang telah dilakukan, penulis melihat proses pembelajaran yang telah dilakukan cukup baik karena 61% siswa menjawab bahwa guru sering mengatur suasana kelas dengan baik dalam rangka memberikan kemudahan bagi siswa/i untuk belajar. 87% siswa menjawab bahwa dalam menyampaikan materi pelajaran guru selalu menggunakan bahasa yang mudah dipahami. 50% siswa/i menjawab bahwa guru selalu menyampaikan materi dengan jelas. 66% siswa/i menjawab bahwa guru sering terampil dan komunikatif dalam menyampaikan materi. 74% siswa/i menjawab bahwa guru selalu menguasai materi pelajaran yang diajarkannya. 82% siswa/i menjawab bahwa guru selalu menyampaikan materi sesuai sengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dan sesuai pokok bahasan yang ada. 42% siswa/i menjawab bahwa guru sering metode yang beraneka ragam dalam mengajar. 55% siswa/i menjawab bahwa metode yang digunakan oleh guru efektif membantu pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. 84% siswa/i menjawab bahwa penggunaan media pengajaran oleh guru selalu disesuaikan dengan kebutuhan materi pelajaran. 76% siswa/i menjawab bahwa guru selalu menuntun dan mengarahkan siswa/i ketika tidak bisa menjawab pertanyaan dengan baik. Dari aspek kegiatan akhir atau kegiatan evaluasi yang telah dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran juga dikatakan cukup baik karena 53% siswa/i menjawab bahwa guru selalu mengulang kembali materi yang telah
dibahas disetiap akhir proses pembelajaran. 58 % siswa/i menjawab bahwa guru selalu mengajak dan menuntun muridnya untuk menarik kesimpulan secara bersama-sama. 87% siswa/i menjawab bahwa guru selalu melakukan penilaian disetiap akhir proses pembelajaran. 66% siswa/i menjawab bahwa guru selalu memberikan arahan, nasehat dan motivasi sebelum mengakhiri materi pelajaran. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan akhir atau evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran cukup baik.
C. Pengolahan dan Analisis Data
Sebelum uji hipotesa, Berikut ini akan ditampilkan hasil akumulasi perhitungan dari tiap-tiap variabel, sebagai berikut: Tabel 31 Hasil Perhitungan Variabel X dan Y (Kualitas Pengajaran Guru dan Prestasi Belajar)
X
Y
74 80 77 76 83 80 87 90 88 71 85 77 74 86 88 84 89 77 79 86 92
6 6 6 7 8 6 8 7 7 8 6 6 7 7 7 8 7 7 6 6 7
92 89 91 92 88 89 83 83 80 74 91 91 84 88 88 91 88 3205
8 8 7 7 7 8 7 8 8 6 8 8 7 7 8 8 8 271
Dari hasil perhitungan variabel (X) di atas, maka nilai tertinggi adalah 92 dan nilai terendah adalah 71 dengan means adalah: Mx = ∑X N = 3205 38 = 84,34 Untuk variabel (Y), nilai tertinggi adalah 8 dan nilai terendah adalah 6 dengan means adalah: My = ∑Y N = 271 38 = 7, 13 Kemudian melakukan penghitungan antara variabel X dan Y, dengan memasukkan ke dalam tabel kerja dibawah ini :
Tabel 32 Tabel Kerja (Tabel Korelasi Product Moment) NO
X
Y
X.Y
X2
Y2
1
74
6
444
5476
36
2
80
6
480
6400
36
3
77
6
462
5929
36
4
76
7
532
5776
49
5
83
8
664
6889
64
6
80
6
480
6400
36
7
87
8
696
7569
64
8
90
7
630
8100
49
9
88
7
616
7744
49
10
71
8
568
5041
64
11
85
6
510
7225
36
12
77
6
462
5929
36
13
74
7
518
5476
49
14
86
7
602
7396
49
15
88
7
616
7744
49
16
84
8
672
7056
64
17
89
7
623
7921
49
18
77
7
539
5929
49
19
79
6
474
6241
36
20
86
6
516
7396
36
21
92
7
644
8464
49
22
92
8
736
8464
64
23
89
8
712
7921
64
24
91
7
637
8281
49
25
92
7
644
8464
49
26
88
7
616
7744
49
27
89
8
712
7921
64
28
83
7
581
6889
49
29
83
8
664
6889
64
30
80
8
640
6400
64
31
74
6
444
5476
36
32
91
8
728
8281
64
33
91
8
728
8281
64
34
84
7
588
7056
49
35
88
7
616
7744
49
36
88
8
704
7744
64
37
91
8
728
8281
64
38
88
8
704
7744
64
N:38
∑X=3205
∑Y=271
∑XY=22930
∑X2=271681
∑Y2=1955
Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus “r” Product Moment, yaitu sebagai berikut:
r xy
= N ∑ xy – (∑x) (∑y) √[N∑x2 – (∑x)2 ] [ N∑y2 – (∑y)2] = 38 (22930) - (3205) (271) √[38 (271681) – (3205)2 ] [38 (1955) – (271)2 ] = 871340 - 868555 √[10323876 – 10272025 ] [74290 – 73441 ] = 2785 √[51851] [849 ] = 2785 √44021499
= 2785 6634,8 = 0, 419807054 = 0, 419 Dari perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rxy yaitu: 0,419
D. Interpretasi Data a. Interpretasi secara sederhana/kasar Dari perhitungan di atas di peroleh r xy sebesar 0.419, angka indek korelasi yang telah diperoleh bertanda positif . maksudnya adalah (korelasi yang berjalan searah) antara variabel X dan variabel Y tidak bertanda negatif. Jika di konsultasikan pada kriteria tabel korelasi, angka r (0.419) terletak antara 0,40-0,70 sehingga penulis berikan interpretasi terhadap r
xy
tersebut yaitu bahwa terdapat korelasi positif antara variabel X (Kualitas Pengajaran Guru) dan variabel Y (Prestasi Belajar), dan korelasi tersebut termasuk korelasi yang sedang atau cukupan. b. Interpretasi dengan menggunakan nilai “r” Product Moment. Untuk mengetahui signifikansi r xy melalui tabel “r” product moment, tahap pertama adalah mencari df (degree of freedom) terlebih dahulu. Dalam penelitian ini sampel yang diteliti adalah 38 siswa (N=38) df = N - nr = 38-2 = 36 Tahap kedua yaitu berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment. Diketahui bahwa df sebesar 36, maka diperoleh taraf signifikansi 5% = 0, 325 dan pada taraf 1% = 0, 418.
Dengan istilah lain = rt pada taraf signifikansi 5% = 0, 325 rt pada taraf signifikansi 1% = 0, 418 ro atau r xy
= 0, 419
Tahap ketiga adalah membandingkan besarnya r xy atau ”ro” dengan ”rt”. Diketahui ro yang diperoleh adalah 0, 419, sedangkan rt masingmasing sebesar 5% = 0, 325 dan 1% = 0, 418, dengan demikian ternyata ro lebih besar dari pada rt (0,325 < 0, 418 < 0, 419) baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%. Karena ro lebih besar maka hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji kebenarannya, sedangkan (Ho) ditolak Sedangkan
untuk
mengetahui
kontribusi
(sumbangan)
yang
diberikan variabel X (Kualitas Pengajaran Guru) terhadap Variabel Y (Prestasi Belajar) digunakan rumus koefisien determinan sebagai berikut: KD = r2 X 100% = (O,419)2 x 100% = 0,175561 x 100% = 17,5561% Dari perhitungan di atas diperoleh KD sebesar 17,55% maka diketahui bahwa kualitas pengajaran guru memiliki korelasi terhadap prestasi belajar sebesar 17,55%, ini berarti 82,45% lagi dipengaruhi oleh faktor yang lain. Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan,
dapat dikemukakan
bahwa terdapat hubungan yang positif antara variabel (X) kualitas pengajaran guru dengan variabel (Y) prestasi belajar karena hipotesa alternatif (Ha) diterima dengan rxy 0,419 lebih besar dari “r” tabel baik 5% (0, 325) maupun 1% (0, 418). Sedangkan pengaruh yang diberikan oleh variabel (X) terhadap variabel (Y) sebesar 17, 55%. Dan means dari variabel x adalah 84,34 dengan nilai tertinggi 92
dan nilai terendah 71. Mean varibel y adalah 7,13 dengan nilai tertinggi 8 dan nilai terendah 6. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru agama di SMK Nusantara dikategorikan sangat baik.
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang disajikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kualitas pengajaran yang dimiliki oleh guru agama di SMK Nusantara di nilai sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang telah dilakukan termasuk kategori yang baik, dengan melihat hasil jawaban angket yang penulis berikan dengan rata-rata 84,43 berada pada rentang tinggi dengan merujuk pada tabel skorsing berdasarkan nilai yang ada. 2. Prestasi belajar di SMK Nusantara Ciputat dapat dikatakan baik, hal ini dapat diketahui melalui hasil nilai mid semester yang penulis peroleh dari sekolah dengan rata-rata 7, 13 berada pada rentang tinggi dengan merujuk pada tabel nilai yang ada. 3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kualitas pengajaran guru agama dengan prestasi belajar di sekolah meskipun dalam taraf korelasi yang sedang atau cukup.
B. SARAN-SARAN Berdasarkan hasil penelitian skripsi ini, ada beberapa saran yang perlu penulis kemukakan : 1. Kepada pihak pengelola sekolah, hendaknya selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada para guru dilapangan, dalam hal ini khususnya penyediaan sarana dan prasarana pengajaran yang dibutuhkan oleh guru agama agar mendukung kualitas dan proses pembelajaran yang dilakukan. 2. Kepada para guru khususnya guru agama, hendaknya selalu memberikan perhatian dan dukungan penuh kepada para siswa/i agar selalu semangat dan tetap memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Siswa juga
hendaknya lebih meningkatkan minatnya dalam belajar sehingga akan mencapai prestasi belajar yang optimal. 3. Kepada pihak guru, hendaknya selalu melakukan inovasi-inovasi baru yang berkenaan dengan pendidikan dan pengajaran agar selalu terampil dan komunikatif dalam proses pembelajaran. Penulis juga mengharapkan kepada guru untuk lebih jeli dalam menata tampat duduk siswa sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan siswa dalam belajar dan tidak lupa untuk bertanya tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Cet ke-2. Arif, Armai, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD PRESS, 2005), Cet ke1.
Arifien, Koko k, Perpustakaan dan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa, Pikiran Rakyat Bandung 2006 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet ke-13
Bachri,
Asep Sjamsul, Profesionalisme Guru Sebuah Harapan, Pikiran Rakyat Bandung 2006,
Bimo, Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Ofset, 1991), cet ke1 Cogen, Victor Ed. D, Melejitkan Prestasi Anak, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2006), Cet ke-1. Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :Balai Pustaka 1991). Cet ke-1. Dirjen Depag RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta : Depag RI 2006), Cet ke-V. Djamarah, Saiful Bahri, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet ke-1 ---------------, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha Nasional, 1994), Cet ke 1. Echols,
Jhon M, Kamus Besar Bahasa Inggris, (Jakarta, Gramedia, 1996), Cet XXIII.
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet ke-1 Hajar, Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1999), Cet ke-2 Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumu Aksara, 1999), Cet ke-2. ---------------, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet ke-4 Hasibuan, J.J.(et.al), Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993), Cet ke-5.
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet ke-4 Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional, Rosdakarya, 2007), Cet ke-6. Nata,
(Bandung:
Remaja
Abuddin, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Studi Pemikiran Tasawuf Imam Al-Ghazali, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2001), Cet ke-1.
Nurdin, Muhammad, Kiat Menjadi guru Profesional, (Jogjakarta: Prismasophie, 2004), Cet ke-1 Nurdin,
Syafruddin (et.al), Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), Cet ke-I.
yang Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, Faktor-faktor mempengaruhi Pendidikan Indonesia, (Jakarta : PT Sindo, 1994), Cet ke-3. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Radar Jaya Offset, 1998), Cet ke-2. Rasyad, Aminudin, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003), cet ke-4.
Republika, Perhatian Orang Tua Tentukan Prestasi Belajar Siswa, Jumat, 31 Desember 2004 Roestiyah, NK, Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, (Jakarta: Bina Aksara, 1986). Cet keSabri, M. Alisuf, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet ke-1. ---------------, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet ke-2. ---------------, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman ilmu Jaya, 1996), Cet 1.
ke-
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), Cet ke-3 Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo persada, 1977), Cet. ke-8. Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru, 1989). Sukmadinata, Nana Syaodih, Lendasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), Cet ke-1. Suryadi, Ace, Menyoal Pendidikan dan Profesi Guru, Kompas 4 April 2001
Surya, Mohamad, Percikan Perjuangan Guru, Usaha Guru Profesional Sejahtera dan Terlindungi, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy), Cet ke-1,
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet ke-2 ---------------, Psikologi Pendidikan (suatu pendekatan baru), (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1996), Cet. ke-3. Tim Penyusun, Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), (Jogjakarta: Media Wacana Press, 2003), Cet ke-1. Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), Cet ke-2. Umaidi, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta : DIRJEN DEPDIKNAS, 2001), Cet ke-1. Usman, Muh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung; Remaja Rosda Karya, 1990). Cet ke-19 Uwes, Sanusi, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet ke-1.
Veithzal, Rivai , Prestasi Hasil Belajar Peserta Program MM, www. Depdiknas. Co. id. Winkel, W.S, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta; Gramedia, 1984) ---------------, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia, 2004), Cet ke-2 Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet ke-2.
DAFTAR TABEL Tabel 1. Kisi-kisi instrumen kualitas pengajaran guru………………………... 42 2. Keadaan tenaga pengajar……………………………………………. 49 3. Keadaan karyawan/pegawai………………………………………… 51 4. Jumlah siswa………………………………………………………… 52 5. Sarana dan prasarana………………………………………………… 53 6. Mengemukakan tujuan pengajaran………………………………….. 55 7. Bertanya tentang materi minggu lalu……………………………….. 56 8. Memberikan gambaran materi………………………………………. 56 9. Memberikan pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan………. 57 10. Pola interaksi yang menarik dalam memberikan pertanyaan……… 57 11. Mengatur suasana kelas dengan baik………………………………. 58 12. Penataan tempat duduk……………………………………………. 59 13. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam mengajar……. 59 14. Menyampaikan materi dengan jelas……………………………….. 60 15. Terampil dan komunikatif dalam menyampaikan materi………… 60 16. Menguasai materi pelajaran dengan baik………………………….. 61 17. Memilah-milah materi……………………………………………... 62 18. Menyampaikan meteri sesuai dengan pokok bahasan…………....... 62 19. Menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pengajaran………….. 63 20. Menggunakan metode yang beraneka ragam………………………. 63 21. Metode yang digunakan membantu pemahaman siswa……………. 64 22. Menggunakan media pengajaran…………………………………... 64 23. Penggunaan media pengajaran disesuaikan dengan materi………... 65 24. Memberikan pertanyaan di sela-sela pembelajaran……………...... 66 25. Menuntun dan mengarahkan siswa……………………………...... 66 26. Mengulang kembali materi yang telah dibahas…………………… 67 27. Melakukan penilaian……………………………………………… 67 28. Menarik kesimpulan bersama-sama………………………………. 68
29. Memberikan arahan, nasehat dan motivasi……………………….. 69 30. Memberikan gambaran materi untuk yang akan datang………….. 69 31. Tebel perhitungan variabel X dan Y……………………………… 72 32. T abel korelasi poduct moment…………………………………………………….. 73
Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN Biodata Responden Nama
:
Jenis Kelamin : Kelas
:
Petunjuk Umum 1. Tujuan dari pengisian angket ini adalah untuk membantu penulis dalam meneliti tentang “Kualitas Pengajaran Guru Agama dan Korelasinya dengan Prestasi Belajar Siswa di SMK Nusantara”. 2. Jawaban angket ini bukan untuk menentukan benar atau salah, dan dijamin kerahasiaannya serta hasilnya nanti tidak akan mempengaruhi nilai prestasi anda. 3. Dimohon menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dengan cara memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia.
Atas kerja sama Anda saya ucapkan terima kasih.
Daftar Pertanyaan 1. Sebelum memulai materi pelajaran, guru agama saya mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
2. Sebelum memulai pelajaran
guru agama saya bertanya
tentang materi terdahulu. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
3. Sebelum memasuki materi pelajaran guru agama saya memberikan gambaran tentang materi yang akan dibahas. a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Guru agama saya memberikan pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan sebelum memulai pelajaran selanjutnya. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
5. Pola interaksi yang menarik dalam memberikan pertanyaan memotivasi saya untuk mengetahui materi yang selanjutnya. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
6. Di dalam proses belajar mengajar guru agama saya mengatur suasana kelas dengan baik, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
7. Penataan tempat duduk yang dilakukan oleh guru agama saya memudahkan dalam belajar dan memahami materi pelajaran. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
8. Dalam menyampaikan materi pelajaran guru agama saya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
9. Guru agama saya menyampaikan materi pelajaran dengan jelas
10.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Guru agama saya terampil dan komunikatif dalam
menyampaikan materi.
11.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Guru agama saya menguasai materi pelajaran yang
disampaikan dengan baik.
12.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Dalam menjelaskan materi pelajaran guru agama saya
memilah-milah materi yang harus didahulukan dan diakhirkan agar memudahkan pemahaman.
13.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Guru agama saya menyampaikan materi pelajaran
sesuai dengan pokok bahasan yang ada.
14.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Guru agama saya menyampaikan materi pelajaran
sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
15.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Guru agama saya menggunakan metode yang beraneka
ragam dalam mengajar.
16.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Metode yang digunakan guru membantu saya dalam
memahami pelajaran Pendidikan Agama Islam. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
17.
Dalam proses belajar mengajar
guru agama saya
menggunakan alat peraga/media pengajaran.
18.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Media pengajaran yang digunakan guru agama saya
disesuaikan dengan kebutuhan materi pelajaran.
19.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Guru agama saya memberikan pertanyaan di setiap
sela-sela pembelajaran.
20.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Guru agama saya menuntun dan mengarahkan saya
ketika tidak bisa menjawab pertanyaan dengan baik.
21.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Di
setiap
akhir
pembelajaran
guru
agama
saya
mengulang kembali materi yang telah dibahas.
22.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Di setiap akhir pembelajaran guru agama saya
melakukan penilaian tentang materi yang telah dibahas a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering 23.
d. Tidak pernah
Guru agama saya mengajak dan menuntun siswa untuk
menarik kesimpulan secara bersama-sama.
24.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Di
setiap
akhir
pembelajaran
guru
agama
saya
memberikan arahan, nasehat dan motivasi agar rajin belajar.
25.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Sebelum mengakhiri kegiatan belajar mengajar guru
agama saya memberikan gambaran materi untuk pertemuan yang akan datang. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
LAMPIRAN 4
KOMITE SEKOLAH SMK NUSANTARA
KETUA (Ahmad Mulyana, S.E.mm)
Wakil Ketua (Yarno, SE & Hotel Cipta 2)
Sekret
Bendahara
(Minarni, Adm)
(Fajar Panjiara)
Anggota 1. Sumarto, Spd.SE 2. Drs. Fahrudin, mm 3. Henny, Spd 4. Peter Em Kromoredjo
SMK NUS
TAHUN
LAMPIRAN 3 Hasil Tabel Perhitungan Variabel X (Kualitas Pengajaran Guru) Re
NO ITEM
s
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jml
1
2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 2 3 3 4 4 3 1
74
2
3 3 3 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 3 2
80
3
2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 3 2
77
4
2 2 4 4 4 3 2 4 3 3 3 1 4 4 3 4 1 4 4 4 1 4 4 2 2
76
5
3 3 4 4 3 3 1 4 3 2 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 2
83
6
3 3 3 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 3 2
80
7
2 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3
87
8
3 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1
90
9
3 4 4 4 3 3 1 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2
88
10
2 2 4 4 3 3 1 4 4 3 2 4 4 3 3 1 1 2 4 4 2 2 3 3 3
71
11
4 4 4 4 3 2 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4 1
85
12
2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 3 2
77
13
3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2
74
14
2 4 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3
86
15
4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 1
88
16
2 2 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2
84
17
4 2 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4
89
18
4 2 4 4 1 4 1 4 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 4 4 3 4 4 2 1
77
19
3 3 4 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 2 4 2 3 2 4 4 4 2
79
20
3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 2
86
21
4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4
92
22
4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2
92
23
3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3
89
24
3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4
91
25
4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2
92
26
2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2
88
27
3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2
89
28
3 3 4 4 3 3 1 4 3 2 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 2
83
29
3 3 4 4 2 3 1 4 4 2 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 2
83
30
4 4 2 3 4 4 4 2 4 2 2 4 4 3 2 2 2 3 4 3 4 2 4 4 4
80
31
2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 2 3 3 4 4 3 1
74
32
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3
91
33
3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4
91
34
3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 4 2 3 2 4 4 4 4 3 4 3 1
84
35
4 2 4 4 2 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4
88
36
2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2
88
37
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3
91
38
4 2 4 4 2 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4
88
JUMLAH
3205
SURAT KETERANGAN WAWANCARA/RISET Yang bertanda tangan di bawah ini, kepala sekolah SMK Nusantara Ciputat, menerangkan bahwa: Nama
: Ahamad Syahid
Jabatan
: Mahasiswa UIN Syarif Hidayatulah Jakarta
Jurusan
: Pendidikan Agam Islam
NIM
: 104011000043
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Nama tersebut telah melakukan wawancara/riset di SMK Nusantara Ciputat, pada bulan November sampai Januari, sehubungan dengan judul skripsi: “Kualitas Pengajaran Guru Agama dan Korelasinya dengan Prestasi Belajar di SMK Nusantara Ciputat”. Demikianlah surat keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 24 Maret 2008 Kepala sekolah SMK Nusantara Ciputat
Drs. Faisal Bakar, S.E
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Bidang Study
: Pendidikan Agama Islam
Hari/Tanggal
: Senin/28-01-2008
Waktu Wawancara
: 10.00 (Kantor)
Pengajar
: M. Saruji HB, Sag
1. Sebelum mengajar apakah bapak membuat perencanaan pengajaran (RPP)? Jawab : Ya, sebelum mengajar saya selalu membuat perencanaan pengajaran terlebih dahulu, karena ini adalah tugas pokok seorang guru. 2. Bagaimana menurut bapak mengenai pentingnya penyusunan perencanaan pengajaran sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar? Jawab : Sangat penting, agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 3. Menurut bapak seberapa penting manfaat memberikan apersepsi sebelum memulai pelajaran? Jawab : Sangat penting, karena dengan apersepsi ini siswa lebih mudah untuk berkonsentrasi pada materi yang akan dibahas. Selain itu siswa juga bisa mengingat materi terdahulu yang telah dibahas. 4. Dalam proses pembelajaran, bagaimana usaha bapak dalam memilih metode? Jawab : Dalam memilih metode biasanya saya menyesuaikan dengan kebutuhan materi, agar proses pembelajaran yang dilakukan lebih efektif dan tidak mengambil banyak waktu.
5. Menurut bapak bagaimana penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar? Seberapa besar peran media dalam membantu proses belajar mengajar! Jawab : Harus, karena dapat membantu guru dalam proses pembelajaran, tetapi meskipun penggunaan media ini penting tetap
harus melihat pada kebutuhan materi agar tidak menjadi sia-sia. Peran media dalam proses pembelajaran sangat besar, sepertinya siswa lebih cepat dan lebih mudah memahami materi apabila menggunakan media. 6. Bagaimana cara bapak dalam menyampaikan materi? Jawab : Biasanya saya terlebih dahulu melihat kepada materi yang akan dibahas dan kondisi kelas yang akan diajar. Hal yang sering saya gunakan dalam menjelaskan materi adalah dengan cara memilah-milah mana materi yang mesti didahulukan dan mana yang harus diakhirkan. Selain itu mengulang kembali jika ada yang belum memahami dan mengunakan peragaan (praktek) langsung bagi materi yang memang memerlukan praktek. 7. Menurut bapak seberapa besar manfaat pelaksanaan evaluasi disetiap akhir proses pembelajaran? Jawab : Jelas sangat besar, karena untuk mengetahui keadaan siswa apakah meraka benar-benar sudah memahami materi atau tidak, sehingga kita bisa mengambil langkah untuk selanjutnya.
8. Alat evaluasi apa yang bapak gunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar? Jawab : Beraneka ragam, terkadang dengan lisan, tulisan serta praktek. Yang terpenting disesuaikan dengan materinya.
9. Bagaimana usaha bapak dalam meningkatkan prestasi siswa? Jawab : Usaha-usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan membimbingnya secara terus-menerus, mengingatkan untuk selalu giat dalam belajar dan lebih ditingkatkan kembalai, melibatkan siswa untuk selalu aktif dalam pembelajaran, mengingatkan untuk selalu membaca buku pelajaran dimanapun, dan harus selalu berusaha.
10. Untuk menumbuhkan semangat belajar siswa/i, apa yang bapak lakukan? Jawab : Biasanya saya selalu memotivasi siswa, memerintahkan untuk merubah suasana belajar, dan melakukan inovasi-inovasi baru agar siswa tidak jenuh dalam belajar.
LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bernama: a. Nama lengkap
: Ahmad Syahid
b. No. Induk Mahasiswa : 104011000043 c. Fakultas/Jurusan
: FITK/ PAI (Pendidikan Agama Islam)
d.
Judul skripsi
: ” Kualitas Pengajaran Guru
Agama dan Korelasinya dengan Prestasi Belajar (Studi Kasus di SMK Nusantara Ciputat). Dengan ini penulis menyatakan bahwa”. 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini telah penulis cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya/skripsi ini bukan hasil karya penulis, maka penulis bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 31 Maret 2008
Ahmad Syahid