KONTRIBUSI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA SAYURSAYURAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING DI KABUPATEN ENDE Made Ratnada, Bambang M. L., Ujang A. S. BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA TIMUR
ABSTRAK Petani miskin yang mengusahakan lahan kering masih mungkin ditingkatkan pendapatannya melalui budidaya tanaman sayuran mengingat tanaman sayuran memiliki nilai ekonomis cukup tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi petani. Teknologi eksisting budidaya tanaman sayuran yang dipraktikkan petani lahan kering dimaksud masih sangat rendah dengan pengetahuan dan keterampilan seadanya sehingga hasil yang diperoleh juga rendah serta memiliki resiko tinggi gagal panen. Untuk itu perlu perbaikan teknologi sehingga dapat memberikan produksi yang lebih tinggi serta mengurangi resiko gagal panen. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan cara menyampaikan teknologi secara langsung kepada petani miskin dimaksud melalui kegiatan gelar teknologi. Gelar teknologi budidaya tanaman sayuran pada lahan kering telah dilaksanakan dari tahun 2005 sampai 2006 di desa Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko oleh kelompok tani Kema Sama dengan jumlah anggota 18 orang dengan total luas lahan 9.000 m2 dan di Desa Nduaria, kecamatan Kelimutu oleh kelompok Bunga Mekar jumlah anggota 22 orang dan kelompok Ajax jumlah anggota 20 orang, total luas lahan 21.000 m2. Hasil yang dicapai yaitu : 1) Produksi tanaman sayuran yang dihasilkan dalam gelar teknologi ini lebih tinggi dibandingkan dengan existing teknologi, 2) Prosentase panen sayuran kol meningkat dari rata-rata 65 % ke rata-rata 80,78 %, dan petsai dari rata-rata 67 % ke rata-rata 85, 79 %, 3) Pendapatan yang diperoleh dari hasil tanaman sayuran dalam gelar teknologi ini lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan dari hasil sayuran eksisting teknologi, 4) Dengan perbaikan teknologi budidaya tanaman sayuran dapat diperoleh tambahan kontribusi pendapatan terhadap pendapatan petani yang berasal dari usahatani tanaman sayuran sebesar Rp. 709.442 (46,26 %) dari pendapatan dengan eksisting teknologi sebesar Rp. 1.692.863. Disarankan bahwa : 1) Guna meningkatkan pendapatan petani miskin di kabupaten Ende, pemerintah daerah setempat diharapkan dapat menyebar luaskan teknologi budidaya tanaman sayuran dimaksud melalui program-program pembangunan pertanian, 2) Untuk lebih mempercepat penyebaran teknologi dimaksud hendaknya lebih meningkatkan peran serta penyuluh pertanian setempat, 3) Guna lebih mendapatkan kepastian pemasaran hasil panen tanaman sayuran agar pemerintah daerah dapat memfasilitasi dalam menciptakan tataniaga atau kondisi pemasaran hasil tanaman sayuran.
Kata Kunci : Tanaman Sayur-Sayuran, Teknologi Budidaya, Pendapatan, Lahan Kering
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Upaya yang dilakukan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur dalam mendukung pengentasan kemiskinan di Kabupaten Ende adalah melalui inovasi teknologi. Melalui inovasi teknologi petani ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga lebih mampu mengelola sumberdaya alam yang dimiliki untuk memperbaiki kehidupannya.. Salah satu dari upaya tersebut adalah perbaikan teknologi budidaya tanaman sayuran yang disampaikan kepada petani melalui Gelar Teknologi. Perlunya dilakukan perbaikan teknologi mengingat walaupun cukup banyak petani lahan kering dikabupaten Ende yang mengusahakan tanaman sayuran namun teknologi yang diterapkan masih tergolong rendah. Mereka hanya berbekal pengetahuan dan ketrampilan yang sangat minim. Komponen teknologi mulai dari pengolahan lahan sampai pasca panen belum dikuasai dengan baik. Mereka belum dapat membedakan penyakit dengan hama, belum mengerti tentang unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman sehingga penggunaan pupuk tidak tepat jenis, dosis, waktu pemupukan. Lebih-lebih lagi tentang pestisida, pengetahuannya sangat rendah yang berakibat pada pengggunaannya dengan jenis, dosis, dan waktu aplikasi yang tidak tepat. Selain itu mereka juga memiliki motivasi yang rendah. Orientasi bisnisnya juga rendah, sebagian besar dari mereka berada pada pertanian semi ekstensif yang mengutamakan aspek sosial dari pada aspek bisnis. Melalui kegiatan gelar teknologi petani dapat secara langsung mempraktikkan teknologi yang dibimbing oleh pendamping teknologi dari BPTP-NTT dan dari penyuluh setempat. Gelar teknologi merupakan salah satu metode penyuluhan yang memungkinkan petani untuk berpartisipasi secara aktif mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, pengambilan keputusan, sehingga teknologi yang dihasilkan diharapkan sesuai dengan kondisi yang dimiliki petani. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pengaruh perbaikan teknologi terhadap peningkatan produksi dan dampaknya terhadap peningkatan pendapatan petani yang bersumber dari tanaman sayuran.
3
BAB II. METODA/PROSEDUR KEGIATAN Untuk mengetahui dampak perbaikan teknologi budidaya tanaman sayuran maka telah dilaksanakan Gelar Teknologi pada tahun 2005, 2006, 2007 di Kabupaten Ende yaitu di Desa Nduaria Kecamatan Kelimutu dan Desa Wologai Tengah Kecamatan Detusoko. Lokasi tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan bahwa lokasi merupakan bagian dari wilayah desa miskin. Petani kooperator yang terlibat tergabung dalam tiga kelompok yaitu kelompok Ajax (jumlah anggota 20 orang) dan Bunga Mekar (jumlah anggota 22 orang) berlokasi di desa Nduaria dengan total luas lahan 21.000 m2, serta kelompok Kema Sama (jumlah anggota 18 orang) berlokasi di desa Wologai Tengah dengan total luas lahan 9.000 m2. Petani Kooperator ditetapkan dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu petani miskin di desa yang tergolong miskin, memiliki lahan usaha sendiri maupun bukan milik yang telah mendapat persetujuan dari pemilik lahan, menggunakan lahan seluas 200-500 m2 per petani, mau menerapkan teknologi yang dianjurkan dan mengikuti segala ketentuan yang telah disepakati bersama. Sebelum pelaksanaann di lapangan, terlebih dahulu dilakukan Sosialisasi/pembekalan teknologi yaang dimaksudkan untuk memberi penjelasan yang mendalam kepada petani tentang seluruh komponen teknologi yang digelar, analisis finansial usahatani dan pemupukan modal. Kemudian pada saat pelaksanaan di lapangan dilakukan pendampingan dan pengawalan teknologi yang dilakukan oleh para penyuluh, peneliti dan staf teknis BPTP NTT serta penyuluh lapangan. Paket teknologi yang digelar adalah budidaya tanaman sayuran pada lahan kering dengan komponen teknologi sebagai berikut. Tabel 1. Komponen teknologi budidaya tanaman sayuran untuk lokasi Desa Nduaria, Kecamatan Kelimutu dan Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende. Komponen Teknologi Varietas
Kol/Kubis Unggul (Green Koronet, KK Cross)
Petsai Unggul (F-1 Okinawa, Super King)
Kebutuhan Benih Persemaian Jarak Tanam, Ukuran bedeng Pemupukan
200-300 gr/ha 5-6 mg (berdaun 4-6 helai) 50 x 60 cm, Lebar 120 cm Urea 150 kg/ha, ½ bag 2 mg st, dan ½ bag 4 mg st, Sp-36 100 kg/ha saat tanam. Pupuk daun sesuai kebutuhan
400-500 gr/ha 4 mg (berdaun 4-6 helai) 40 x 40 cm Lebar 120 cm Urea 100 kg/ha, ½ bag. 2 mg st, ½ bag. 4 mg st. SP-36 150 kg/ha saat tanam. Pupuk daun sesuai kebutuhan 4
Pengairan Penyiangan Pengendalian hama, penyakit Panen
Setiap hari (pagi dan sore) 2 dan 4 mg st PHT KK Cross 60 hst, Green Coronet dan Grand II 75 hst
Setiap hari (pagi dan sore) 2 dan 4 mg st PHT Umur 55-60 hst
Data yang dikumpulkan meliputi penampilan pertumbuhan tanaman, produksi tanaman, biaya produksi (input), penerimaan (output) dan pendapatan dari budidaya tanaman sayuran pada lahan kering. Data yang diperoleh dinalisis dengan statistik deskriptif dan analisis finansial.
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengaruh Perbaikan Teknologi terhadap Produksi Produksi sayuran yang dicapai dalam gelar teknologi ini bervariasi. Hal ini mencerminkan perbedaan dinamika petani kooperator itu sendiri disamping hasil tersebut juga ditentukan oleh faktor biofisik di lokasi gelar. Untuk semua jenis sayuran dan pada semua kelompok petani kooperator produksi rata-rata tanaman sayuran yang dihasilkan lebih tinggi dari produksi sayur-sayuran menggunakan teknologi eksisting. Produksi rata-rata tanaman sayuran kol dan petsai yang diusahakan oleh petani kooperator di desa Nduaria dan Wologai Tengah disajikan pada tabel berikut: Tabel 2. Rerata Produksi Sayuran dalam Gelar Teknologi pada Kelompok Petani Kooperator di Desa Wologai Tengah dan Nduaria. Kelompok A. Kema Sama (Wologai Tengah) Per luasan tanam (kol 500 m2, petsai 250 m2) Per ha B. Bunga Mekar (Nduaria) Per luasan tanam (kol 500 m2, petsai 250 m2) Per ha C. Ajax (Nduaria) Per luasan tanam (kol 500 m2, petsai 250 m2) Per ha D. Kontrol (Nduaria) Per luasan tanam (kol 500 m2, petsai 250 m2) Per ha
Rerata Produksi Sayuran (crop) Kol
Petsai
1.463 29.252
1.119 44.760
1.297 25.942
1.064 42.545
1.077 21.532
1.034 41.375
1.008 20.150
838 33.500
5
Tabel 3. Prosentase Panen Sayuran dalam Gelar Teknologi pada Kelompok Petani Kooperator di Desa Wologai Tengah dan Nduaria. Prosentase Produksi (%)
Kelompok/Jenis Sayuran Rerata
Minimum
Maximum
Kol A. Kema Sama (Wologai Tengah) B. Bunga Mekar (Nduaria) C. Ajax (Nduaria) D. Kontrol (Nduaria)
92,39 81,94 68,01 65,00
85,00 80,00 50,00 50,00
97,50 92,86 90,00 70,00
Petsai A. Kema Sama (Wologai Tengah) B. Bunga Mekar (Nduaria) C. Ajax (Nduaria) D. Kontrol (Nduaria)
89,52 85,09 82,75 67,00
80,00 80,00 80,00 60,00
98,36 95,00 90,00 72,00
Melalui kegiatan gelar teknologi ini, petani kooperator telah berhasil meningkatkan prosentase panen tanaman kol dan petsai. Prosentase panen yang dicapai petani kooperator juga bervariasi dan lebih tinggi dibandingkan dengan prosentase yang dicapai petani non kooperator. Secara lebih terperinci prosentase panen yang dicapai petani kooperator dan non kooperator dapat dilihat pada tabel 3. 2. Dampak Perbaikan Teknologi terhadap Pendapatan Pendapatan yang diperoleh dari usahatani kol dan petsai dalam gelar teknologi di desa Wologai Tengah dan desa Nduaria lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dengan teknologi eksisting. Dilihat dari B/C rationya usahatani kol, petsai dengan teknologi anjuran gelar teknologi ini lebih layak atau memberikan keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan usahatani sayuran kol dan petsai menggunakan teknologi eksisting. Hasil analisis usahatani sayuran yang dilaksanakan petani kooperator kelompok Kema Sama, Bunga Mekar, Ajak dan petani non kooperator (control) berturut-turut disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4. Analisis Usahatani Sayuran Kelompok Kema Sama per luasan tanam dalam Gelar Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran pada Lahan Kering di Desa Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende. Komponen produksi/biaya
Kol (500 m2)
Petsai (250m2)
A. Jumlah Penerimaan
Fisik 1.463 crop
Rp. 2.437.636
Fisik 1.119 crop
Rp. 1.865.011
B. Jumlah Pengeluaran - Benih - Urea - SP-36
12,5 gr 7,5 kg 5 kg
967.525 28.125 11.250 10.000
12,5 gr 3,75 kg 2,5 kg
638.400 15.625 5.625 5.000
6
- Super ACI - Curacron - Decis - Antracol - Tenaga Kerja C. Pendapatan (A – B) D. B/C ratio (C/B) E. R/C ratio (A/B)
150 ml 100 ml 50 ml 80 gr 57,50 HOK
14.250 22.500 12.500 6.400 862.500
75 ml 50 ml 25 ml 40 gr 38,96 HOK
7.125 11.250 6.250 3.200 584.325
1.470.111 1,52 2,52
1.226.611 1,92 2,92
Tabel 5. Analisis Usahatani Sayuran Kelompok Bunga Mekar per luasan tanam dalam Gelar Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran pada Lahan Kering di Desa Nduaria Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Komponen produksi/biaya
Kol (500 m2)
Petsai (250 m2)
A. Jumlah Penerimaan
Fisik 1.297 crop
Rp. 2.161.863
Fisik 1.064 crop
Rp. 1.772.727
B. Jumlah Pengeluaran - Benih - Urea - SP-36 - Super ACI - Curacron - Decis - Antracol - Tenaga Kerja
12,5 gr 7,5 kg 5 kg 150 ml 100 ml 50 ml 80 gr 57,5 HOK
967.525 28.125 11.250 10.000 14.250 22.500 12.500 6.400 862.500
12,5 gr 3,75 kg 2,5 kg 75 ml 50 ml 25 ml 40 gr 38,96 HOK
638.400 15.625 5.625 5.000 7.125 11.250 6.250 3.200 584.325
C. Pendapatan (A – B) D. B/C ratio (C/B) E. R/C ratio (A/B)
1.194.338 1,23 2,23
1.134.327 1,78 2,78
Tabel 6. Analisis Usahatani Sayuran Kelompok Ajax per luasan tanam dalam Gelar Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran pada Lahan Kering di Desa Nduaria, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Komponen produksi/Biaya
Kol (500m2)
Petsai (250 m2)
A. Jumlah Penerimaan
Fisik 1.077 crop
Rp. 2.063.495
Fisik 1.034 crop
Rp. 1.723.958
B. Jumlah Pengeluaran - Benih - Urea - SP-36 - Super ACI - Curacron - Decis - Antracol - Tenaga Kerja
12,5 gr 7,5 kg 5 kg 150 ml 100 ml 50 ml 80 gr 57,50 HOK
967.525 28.125 11.250 10.000 14.250 22.500 12.500 6.400 862.500
12,5 gr 3,75 kg 2,5 kg 75 ml 50 ml 25 ml 40 gr 38,96 HOK
638.400 15.625 5.625 5.000 7.125 11.250 6.250 3.200 584.325
C. Pendapatan (A – B) D. B/C ratio (C/B) E. R/C ratio (A/B)
1.095.970 1,13 2,13
1.085.558 1,70 2,70
7
Tabel 7. Analisis Usahatani Sayuran Petani Non Kooperator Per Luasan Tanam di Desa Nduaria Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende Tahun 2006. Kol (500 m2)
Komponen produksi/Biaya
Petsai (250 m2)
A. Jumlah Penerimaan
Fisik 1.008 crop
Rp. 1.931.042
Fisik 838 crop
Rp. 1.395.833
B. Jumlah Pengeluaran - Benih - Urea - SP-36 - Gandasil D, B - Curacron - Decis - Antracol - Tenaga Kerja
12,5 gr 16 kg 8 kg 150 gr 125 ml 50 ml 0 57,50 HOK
986.250 28.125 24.000 16.000 15.000 28.125 12.500 0 862,500
12,5 gr 8 kg 4 kg 75 gr 62,5 ml 25 ml 0 38,96 HOK
647.763 15.625 12.000 8.000 7.500 14.063 6.250 0 584.325
C. Pendapatan (A – B) D. B/C ratio (C/B) E. R/C ratio (A/B)
944.792
748.071
0,96 1,96
1,15 2,15
Perbaikan teknologi budidaya tanaman sayuran yang diterapkan dalam Gelar Teknologi ternyata dapat meningkatkan pendapatan dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dengan menerapkan teknologi eksisting. Dengan meningkatnya pendapatan yang diperoleh maka akan meningkatkan pula kontribusi pendapatan dari usahatani tanaman sayuran terhadap pendapatan petani. Pada tabel berikut dapat dilihat bahwa semua jenis sayuran dan di semua lokasi memberikan peningkatan pendapatan dibandingkan dengan pendapatan dengan teknologi eksisting (kontrol). Tambahan pendapatan total per kelompok per lokasi diperoleh terendah Rp. 488.665 (28,87 %) di kelompok Ajax dan tertinggi Rp. 1.003.859 (59,30 %) di kelompok Kema Sama. Rata-rata tambahan pendapatan secara keseluruhan yang diperoleh adalah Rp. 709.442 (46,26 %) dari kontrol Rp. 1.692.863. Tabel 8. Analisis Kontribusi Pendapatan yang Bersumber dari Perbaikan Teknologi dalam Gelar Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran pada Lahan Kering di Desa Wologai Tengah, Nduaria, Kabupaten Ende. Uraian A. Di Wologai Tengah Kol Petsai Total
Pendapatan Tek. eksisting Tek. Perbaikan 944.792 748.071 1.692.863
1.470.111 1.226.611 2.696.722
Tambahan Kontribusi 525.319 478.540 1.003.859
Prosentase
55,60 63,97 59,30
B. Nduaria 1. Bunga Kemar 8
Kol Petsai Total
944.792 748.071 1.692.863
1.194.338 1.134.327 2.328.665
249.546 386.256 635.802
26,41 51,63 37,56
2. Ajax Kol Petsai Total Grand Total Rata-rata
944.792 748.071 1.692.863 5.078.589 1.692.863
1.095.970 1.085.558 2.181.528 7.206.915 2.402.305
151.178 337.487 488.665 2.128.326 709.442
16,00 45,11 28,87 41,91 46,26
BAB. IV. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan 1) Produksi tanaman sayuran yang dihasilkan dalam gelar teknologi ini lebih tinggi dibandingkan dengan existing teknologi. 2) Prosentase panen sayuran kol meningkat dari rata-rata 65 % ke rata-rata 80,78 %, dan petsai dari rata-rata 67 % ke rata-rata 85, 79 %. 3) Pendapatan yang diperoleh dari hasil tanaman sayuran dalam gelar teknologi ini lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan dari hasil sayuran existing teknologi. 4) Dengan perbaikan teknologi budidaya tanaman sayuran dapat diperoleh tambahan kontribusi pendapatan terhadap pendapatan petani yang berasal dari usahatani tanaman sayuran sebesar Rp. 709.442 (46,26 %) dari pendapatan dengan eksisting teknologi sebesar Rp. 1.692.863. b. Saran 1) Guna meningkatkan pendapatan petani miskin di kabupaten Ende, pemerintah daerah setempat diharapkan dapat menyebar luaskan teknologi budidaya tanaman sayuran dimaksud melalui program-program pembangunan pertanian. 2) Untuk
lebih
mempercepat
penyebaran
teknologi
dimaksud
hendaknya
lebih
meningkatkan peran serta penyuluh pertanian setempat. 3)
Guna lebih mendapatkan kepastian pemasaran hasil panen tanaman sayuran agar pemerintah daerah dapat memfasilitasi dalam menciptakan tataniaga atau kondisi pemasaran hasil tanaman sayuran.
9
V. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1995. Pedoman Pemilihan Metode Penyuluh Pertanian, Departemen Pertanian Pusat Penyuluhan Pertanian, Jakarta. Anonim, 1995. Petunjuk Pelaksanaan Program/Proyek Badan Litbang Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Anonim, 1999. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian, Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian. Badan Litbangtan, Deptan, Jakarta. Anonim, 2000. Laporan Lima Tahun BPTP Naibonat, BPTP NTT, Kupang Anonim, 2001. Dinamika Pembangunan di Nusa Tenggara Timur. Pemda TK. I NTT, Kupang.
Anonim, 2002. Laporan Tahunan Diseminasi, BPTP NTT, Kupang. Hendro, Sunaryono, 1984. Kunci Bercocok Tanam Sayur-Sayuran Penting di Indonesia. Sinar Baru, Bandung. Kusumo, Surachmat, Hendro S., 1992. Petunjuk Bertanam Sayuran. Proyek Pembangunan Penelitian Pertanian Nusa Tenggara, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta. Mardikanto, Totok, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta. Prawirokusumo, Soeharto, 1990. Ilmu Usahatani. BPFE, Yogyakarta. Soekartawi, 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia (UI Press), Jakarta. Van den Ban, A.W., H.S. Hawkins, 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius, Yogyakarta.
10