“BUDIDAYA BAWANG MERAH” DI LAHAN KERING Oleh:Heri Suyitno THL-TBPP BP3K Wonotirto
1. Pendahuluan Bawang Merah (Allium Ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomis tinggi serta mempunyai prospek pasar yang menarik. Selama ini budidaya bawang merah diusahakan secara musiman (seasonal), yang pada umumnya dilakukan pada musim kemarau (Maret – Oktober) sehingga mengakibatkan produksi dan harganya berfluktuasi sepanjang tahun. 2. Syarat Tumbuh Bawang Merah menyukai daerah yang beiklim kering dan suhu agak panas dan mendapat sinar matahari lebih dari 12 jam. Bawang Merah dapat tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi (0 – 900 m dpl) dengan curah hujan 300 – 2.500 mm/th dan suhunya 250 – 320 C. Jenis tanah yang baik untuk budidaya bawang merah adalah regosol, grumosol, latasol dan alluvial, dengan
pH 5,5–7.
3. Syarat Bibit Umbi Yang Baik Persyaratan umbi untuk bibit yang baik, antara lain : -
Varietasnya diketahui dan bibitnya murni.
-
Bibit yang sudah disimpan 2 – 4 bulan sejak panen.
-
Diameter umbi 1,5 – 2 cm dengan berat umbi 4 – 6 gram/umbi.
-
Umbi bibit berwarna cerah, mengkilat dan padat.
-
Sebelum umbi disimpan harus dikeringkan sampai kering mati.
-
Umbi untuk bibit dipilih dari tanaman yang kondisinya sehat, tidak terserang hama/penyakit, karena penyakit akan terbawa pada pertanaman berikutnya.
-
Pada saat umbi bibit dipenyimpanan perlu ditaburi fungisida seperti Dithane m-45 dan Antrachol dengan dosis 100 gram/1000 kg umbi bibit, untuk mencegah penyakit dipenyimpanan.
-
Untuk mencegah pertunasan pada saat penyimpanan, bibit dapat diperlakukan dengan memberi Maleic Hidrazide 1.500 mg/liter dengan cara disemprotkan merata.
4. Varietas -
Varietas yang sesuai untuk musim kemarau adalah : Super Philipine, Bali ijo dan jenis local lainnya.
-
Varietas yang sesuai untuk musim hujan yaitu : Bauji, Sumenep dan jenis Hibrida lainnya.
5. Penyiapan Lahan a. Kultur teknis pembuatan bedengan untuk pertanaman bawang merah dilakukan sebagai berikut : -
Pada lahan kering tanah dicangkul sedalam ± 20 cm sampai gembur.
-
Dibuat bedengan dengan lebar 1 -2 m dan tinggi ± 25 cm.
-
Jarak bedengan 20 – 40 cm.
b. Pada lahan yang sedikit masam (pH kurang 5,5) perlu diberi kapur/dolomite dengan dosis 1 – 1,5 ton/Ha, ditaburkan 1 -2 minggu sebelum tanam. c. Pemberian pupuk dasar yaitu : -
10 – 15 ton/Ha pupuk kandang sapi atau 5 – 6 ton/Ha pupuk kotoran ayam yang telah matang.
-
150 – 200 kg/Ha pupuk SP.
Dimana pupuk dasar tersebut disebarkan merata pada permukaan bedengan. 6. Penanaman a. Waktu Tanam Musim tanam bawang merah dapat dilakukan pada akhir musim hujan yaitu Bulan Maret – April dan musim kemarau Bulan Mei – Juni. b. Cara Tanam -
Jika umur simpan bibit yang akan ditanam kurang dari 2 bulan, perlu dilakukan “pemogesan” (pemotongan ujung umbi) kurang lebih ¼ bagian. Hal ini dilakukan untuk memecah masa dormansi dan mempercepat pertumbuhan tunas tanaman.
-
Penanaman dilakukan dengan cara membenamkan 2/3 bagian umbi atau seluruh bagian umbi kedalam tanah.
-
Jarak tanam 15x15 cm atau 15x20 cm.
-
Pembakaran jerami kering yang dihamparkan di atas bedengan atau umbi bawang merah yang telah ditanam, juga dapat mempercepat tumbuh bibit tanpa harus memotong ujung umbi.
7. Pemupukan a. Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 10 – 15 hari dan umur 30 – 35 hari setelah tanam untuk pemupukan susulan II. b. Jenis pupuk dan Dosis : -
KCl
: 75 – 100 kg/Ha.
-
Urea
: 75 – 100 kg/Ha.
-
ZA
: 150 – 250 kg/Ha.
c. Pupuk diaduk atau dicampur rata dan diberikan disepanjang garitan diantara barisan tanaman dan selanjutnya ditutup dengan tanah. d. Penyiangan minimal dilakukan dua kali/musim, yaitu menjelang dilakukannya pemupukan susulan. 8. Pengairan/Penyiraman a. Penyiraman dapat menggunakan gembor atau sprinkler untuk menggunakan system gravitasi. b. Waktu penyiraman dilakukan sesuai dengan umur tanaman, yaitu: -
Umur 0 – 10 hari, 2kali/hari (pagi dan sore).
-
Umur 11 – 35 hari, 1kali/hari (pagi hari).
-
Umur 36 – 50 hari, 1kali/hari (pagi atau sore hari).
9. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) Pengendalian Hama dan Penyakit dilakukan dengan menerapkan konsep PHT. Cara pengendalian beberapa hama dan penyakit penting pada tanaman bawang merah, waktu penyemprotan yang paling baik yaitu pada pagi hari setelah embun hilang. Adapun Hama dan Penyakit yang biasa menyerang bawang merah, antara lain : a. Hama Ulat Bawang (Spodoptera Sp.) Gejala serangan hama ini ditandai dengan adanya bercak putih transparan pada daun. Pengendaliannya adalah : -
Telur dan ulat dikumpulkan lalu dimusnahkan.
-
Pasang perangkap ngengat ulat bawang (feromonoid seks)
-
Jika intensitas kerusakan daun lebih besar atau sama dengan 5% per rumpun atau telah ditentukan 1 paket telur per 10 tanaman, dilakukan penyemprotan dengan insektisida efektif. Misalnya : Hastithion 40 el, cascade 50 el, atabron 50 el, betasijlutrin (bulldog), klorjirifos (dursban 20 el), dan tebu jenosida (midi).
b. Hama Trip (Thrips Sp.) Gejala serangan hama ini ditandai dengan adanya bercak putih berakar pada daun, penanganannya dengan penyemprotan insektisida efektif. Misalnya : mesurol 50wp atau Pegasus 500el. c. Penyakit Layu Fusarium (Fusarium Oxysporum) Gejala serangan ini ditandai dengan daun menguning, daun terpelintir dan pangkal batang membusuk. Jika ditemukan gejala demikian, tanaman dicabut dan dimusnahkan. Pencegahan didaerah endemis fusarium, perlu perlindungan bibit dengan menaburkan Dithane m.45 atau Antracol 70wp dengan dosis 100 gram/1000 kg umbi bibit yang diberikan dua atau tiga hari sebelum tanam. d. Penyakti Antraknose (Colletrotichum Gleosporioides) Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan tanaman yang terinfeksi akam mati secara mendadak, Terlihat bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan kedalam yang menyebabkan daun patah atau terkulai. Pengendalian : disemprot dengan fungisida selektif seperti : Antracol 70wp, Dacodil 70wp, Score, dll untuk membaminya. e. Penyakit Trotol Penyakit ini ditandai dengan bercak putih pada daun dengan titik pusat berwarna ungu. Pengendalian : gunakan fungisida efektif antara lain : Antracol 70wp, Daconil 70wp, dll. 10. Panen a. Tanda – tanda tanaman bawang merah siap dipanen : -
Untuk konsumsi 50-60 hari setelah tanam (untuk dataran rendah). 70-75 hari siklus tanam (dataran medium atau tinggi).
-
Tingkat kerebahan daun mencapai 70-80%.
-
Untuk umbi bibit 65-70 hari setelah tanam (untuk dataran rendah), 80-90 hari setelah tanam (dataran medium) untuk kerebahan daun 90%.
-
Waktu panen udara cerah dan tanah tidak basah.
-
Keseluruhan daun tampak menguning.
-
Sebagian umbi sudah nampak tersembul.
b. Cara Panen -
Mencabut seluruh tanaman dengan tangan secara hati-hati.
-
Hasil panen diikat 1 – 1,5 kg setiap ikatan, hal ini untuk mempermudah dalam pengangkutan.
c. Pengeringan -
Dilakukan pelayuan atau “curing” sebelum bawang merah dikeringkan, dengan cara menjemur 5-7 hari dibawah sinar matahari dengan posisi umbi diatas.
-
Setelah 2-4 ikatan kecil digabungkan menjadi ikatan besar dan dijemur lagi dengan posisi umbi diatas.
-
Pengeringan dilakukan 7-14 hari hingga mencapai susut bobot 25-40% atau sampai kering simpan (kadar air < 80%).
-
Untuk mengetahui bawang merah sudah mencapai kering simpan adalah dengan cara menyimpan beberapa contoh bawang merah dimasukkan ke dalam kantong plastic 24 jam, bila sudah tidak ada titik-titik air didalam kantong plastic berarti sudah mencapai kering simpan.
d. Penyimpanan Bila dipasar harga lagi baik bisa langsung dipasarkan. Bila harga kurang bagus bawang merah bisa disimpan. Bawang merah yang disimpan harus mempunyai tingkat ketuaan optimum dan mutu umbi baik. Untuk penyimpanan secara sederhana ada 2 cara, yaitu : -
Penyimpanan diatas perapian. Bawang merah diletakkan diatas pogo dan dibawahnya diberi pengasapan.
-
Penyimpanan diruang berventilasi. Ruang berventilasi mempunyai sirkulasi udara yang baik dan dapat mencegah hama dan penyakit.