PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS BAWANG MERAH Edisi Kedua
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Departemen Pertanian 2007
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho Allah subhanahuwata’ala, seri buku tentang prospek dan arah kebijakan pengembangan komoditas pertanian edisi kedua dapat diterbitkan. Buku-buku ini disusun sebagai tindak lanjut dan merupakan bagian dari upaya mengisi “Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan” (RPPK) yang telah dicanangkan Presiden RI Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal Juni 200 di Bendungan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat. Penerbitan buku edisi kedua ini sebagai tindak lanjut atas saran, masukan, dan tanggapan yang positif dari masyarakat/pembaca terhadap edisi sebelumnya yang diterbitkan pada tahun 200. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih. Keseluruhan buku yang disusun ada 2 buah, 7 diantaranya menyajikan prospek dan arah pengembangan komoditas, dan empat lainnya membahas mengenai bidang masalah yaitu tentang investasi, lahan, pasca panen, dan mekanisasi pertanian. Sementara 7 komoditas yang disajikan meliputi: tanaman pangan (padi/beras, jagung, kedelai); hortikultura (pisang, jeruk, bawang merah, anggrek); tanaman perkebunan (kelapa sawit, karet, tebu/gula, kakao, tanaman obat, kelapa, dan cengkeh); dan peternakan (unggas, kambing/domba, dan sapi). Sesuai dengan rancangan dalam RPPK, pengembangan produk pertanian dapat dikategorikan dan berfungsi dalam: (a) membangun ketahanan pangan, yang terkait dengan aspek pasokan produk, aspek pendapatan dan keterjangkauan, dan aspek kemandirian; (b) sumber perolehan devisa, terutama terkait dengan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif di pasar internasional; (c) penciptaan lapangan usaha dan pertumbuhan baru, terutama terkait dengan peluang
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah
pengembangan kegiatan usaha baru dan pemanfaatan pasar domestik; dan (d) pengembangan produk-produk baru, yang terkait dengan berbagai isu global dan kecenderungan perkembangan masa depan. Sebagai suatu arahan umum, kami harapkan seri buku tersebut dapat memberikan informasi mengenai arah dan prospek pengembangan agribisnis komoditas tersebut bagi instansi terkait lingkup pemerintah pusat, instansi pemerintah propinsi dan kabupaten/kota, dan sektor swasta serta masyarakat agribisnis pada umumnya. Perlu kami ingatkan, buku ini adalah suatu dokumen yang menyajikan informasi umum, sehingga dalam menelaahnya perlu disertai dengan ketajaman analisis dan pendalaman lanjutan atas aspek-aspek bisnis yang sifatnya dinamis. Semoga buku-buku tersebut bermanfaat bagi upaya kita mendorong peningkatan investasi pertanian, khususnya dalam pengembangan agribisnis komoditas pertanian.
Jakarta,
Juli 2007
Menteri Pertanian
Dr. Ir. Anton Apriyantono, MS
ii
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
KATA PENGANTAR Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi, baik ditinjau dari sisi pemenuhan konsumsi nasional, sumber penghasilan petani, maupun potensinya sebagai penghasil devisa negara. Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk yang pada tahun 2010 diperkirakan akan mencapai 239 juta orang, pasokan bawang merah yang harus terealisasi untuk memenuhi kebutuhan domestik diproyeksikan meningkat menjadi 976 284 ton. Jumlah pasokan sekitar 1,2 kali produksi nasional tahun 2003 tersebut bukan hanya merupakan tantangan, tetapi sekaligus juga sebagai peluang pengembangan. Peningkatan produksi bawang merah yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan meningkatkan daya saing dapat ditempuh melalui perluasan areal baru serta peningkatan produktivitas. Upaya pengembangan agribisnis bawang merah juga harus didukung oleh kebijakan pemerintah yang kondusif agar petani dapat berkompetisi secara adil. Buku ini menyajikan status, prospek, potensi, strategi, kebijakan dan program pengembangan agribisnis bawang merah, serta gambaran berbagai alternatif investasi yang dapat ditawarkan kepada pihak swasta. Buku edisi pertama telah diterbitkan pada tahun 2005. Sejalan dengan perkembangan terkini, informasi dalam buku tersebut disempurnakan sehingga terbit buku edisi kedua ini. Semoga buku ini dapat menjadi salah satu sumber informasi penting bagi berbagai pihak dalam rangka mengembangkan sistem dan usaha agribisnis bawang merah nasional yang berdaya saing. Jakarta, Juli 2007 Kepala Badan Litbang Pertanian,
Dr. Ir. Achmad Suryana
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
iii
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah
TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab
:
Dr. Ir. Achmad Suryana Kepala Badan Litbang Pertanian
Ketua
:
Dr. Ir. Yusdar Hilman, MS Kepala Puslitbang Hortikultura
Anggota
:
Ir. Agus Muharam, MS Ir. Rachman Suherman, M.Sc. Dr. Ir. Witono Adiyoga Dr. Ir. Rofik S. Basuki Ir. Wiwin Setiawati, MS Ir. Darkam Musaddad, M.Si Ir. Sartono Putrasamedja
Badan Litbang Pertanian Jl. Ragunan No. 29 Pasar Minggu Jakarta Selatan 12540 Telp. : (021) 7806202 Faks. : (021) 7800644 Em@il :
[email protected] Pusat Litbang Hortikultura Jl. Ragunan No. 29 A Pasar Minggu Jakarta Selatan 12540 Telp. : (021) 7805768, 7805135 Faks. : (021) 7805135 Em@il :
[email protected]
iv
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
RINGKASAN EKSEKUTIF Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional. Pertumbuhan produksi rata-rata bawang merah selama periode 1989-2004 adalah sebesar 5,4% per tahun. Komponen pertumbuhan areal panen (4,3%) ternyata lebih banyak memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan produksi bawang merah dibandingkan dengan komponen produktivitas (1,1%). Bawang merah dihasilkan di 24 dari 33 propinsi di Indonesia. Propinsi penghasil utama bawang merah diantaranya adalah Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB dan Sulawesi Selatan. Kesembilan propinsi ini menyumbang 96,5% dari produksi total bawang merah di Indonesia pada tahun 2004. Konsumsi rata-rata bawang merah untuk tahun 2004 adalah 4,56 kg/kapita/tahun atau 0,38 kg/kapita/bulan (Ditjen Hortikultura, 2004). Estimasi permintaan domestik untuk komoditas tersebut pada tahun 2004 mencapai 915.550 ton (konsumsi = 795.264 ton; benih, ekspor dan industri = 119.286 ton). Profil usahatani bawang merah terutama dicirikan oleh 80% petani yang merupakan petani kecil dengan luas lahan usaha < 0,5 ha. Berbagai varietas bawang merah yang diusahakan petani diantaranya adalah Kuning (Rimpeg, Berawa, Sidapurna, dan Tablet), Bangkok Warso, Bima Timor, Bima Sawo, Bima Brebes, Engkel, Bangkok, Philippines dan Thailand. Sementara itu, varietas bawang merah yang lebih disukai petani untuk ditanam pada musim kemarau adalah varietas Filipina (impor). Puncak panen bawang merah di Indonesia terjadi hampir selama 6-7 bulan setiap tahun, dan terkonsentrasi antara bulan Juni-Desember-Januari, sedangkan bulan kosong panen terjadi pada bulan Pebruari-Mei dan Nopember. Berdasarkan pengamatan tersebut, musim tanam puncak diperkirakan terjadi pada bulan AprilOktober.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah
Beberapa komponen teknologi budidaya tanaman bawang merah yang telah dihasilkan oleh lembaga penelitian, antara lain: (a) tiga varietas unggul bawang merah yang sudah dilepas, yaitu varietas Kramat-1, Kramat-2, dan Kuning, (b) budidaya bawang merah di lahan kering maupun lahan sawah, secara monokultur atau tumpang sari/gilir, (c) komponen PHT - budidaya tanaman sehat, pengendalian secara fisik/mekanik; pemasangan perangkap; pengamatan secara rutin; dan penggunaan pestisida berdasarkan ambang pengendalian, serta (d) bentuk olahan - tepung dan bubuk. Tujuan pengembangan agribisnis bawang merah mencakup: (a) menyediakan benih varietas unggul bawang merah kualitas impor sebagai salah satu upaya substitusi (pengurangan ketergantungan terhadap pasokan impor), (b) meningkatkan produksi bawang merah rata-rata 5,24% per tahun selama periode 2005 – 2010, (c) mengembangkan industri benih bawang merah dalam rangka menjaga kesinambungan pasokan benih bermutu, serta (d) mengembangkan diversifikasi produk bawang merah dalam upaya peningkatan nilai tambah Substansi pengembangan agribisnis bawang merah diarahkan pada (a) pengembangan ketersediaan benih unggul, (b) pengembangan sentra produksi dan perluasan areal tanam, serta (c) pengembangan produk olahan.
vi
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
DAFTAR ISI Sambutan Menteri Pertanian ......................................................... i Kata Pengantar ............................................................................... iii Tim Penyusun .............................................................................. .. iv Ringkasan Eksekutif ................................................................................................ v Daftar Isi ......................................................................................... vii I. II.
PENDAHULUAN ...................................................................... STATUS KONDISI SAAT INI .................................................... A. Usaha Pertanian Primer ................................................... B. Usaha Agribisnis Hulu ....................................................... C. Usaha Agribisnis Hilir ........................................................ D. Pasar dan Harga ............................................................... E. Kebijakan Harga, Perdagangan dan Informasi ............... F. Infrastruktur ...................................................................... III. PROSPEK, POTENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN ............... A. Prospek .............................................................................. B. Potensi ............................................................................... C. Arah Pengembangan ........................................................ TUJUAN DAN SASARAN ......................................................... IV. STRATEGI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM ................................ V. A. Strategi .............................................................................. B. Kebijakan .......................................................................... C. Program ............................................................................. KEBUTUHAN INVESTASI ........................................................ VI. A. Investasi Pengembangan Sentra Produksi dan Perluasan Areal Tanam ..................................................... B. Investasi Perakitan Varietas Unggul Bawang Merah....... C. Investasi Pengembangan Industri .................................... D. Investasi Pengembangan Produk Olahan Bawang Merah ................................................................................. VII. DUKUNGAN KEBIJAKAN INVESTASI .......................................... VIII. PENUTUP ............................................................................... LAMPIRAN ......................................................................................
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
1 2 3 4 5 5 10 10 12 12 14 14 16 17 17 18 18 20 20 20 21 21 22 23 25
vii
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah