VARIETAS BARU BAWANG MERAH DALAM BENTUK BIJI DAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH Permintaan benih bermutu dari varietas unggul bawang merah sampai saat ini semakin meningkat dari tahun ke tahun, seiring dengan peningkatan permintaan produk bawang merah berkualitas untuk memenuhi pasar dalam negeri maupun untuk ekspor. Selain itu, dengan semakin meningkatnya teknologi pemuliaan tanaman dalam menghasilkan varietas bawang merah juga semakin berkembang, khususnya dalam bentuk biji (Trus Seed Shallot/TSS). Selama ini petani dalam beragribisnis bawang merah dengan menggunakan benih bawang merah bermutu dari varietas unggul. Varietas unggul yang telah didaftar dan dilepas ke Menteri Pertanian sampai Februari 2015 terdapat 29 varietas, dan 3 varietas bawang merah dalam bentuk biji TSS hasil perbanyakan generatif. 3 varietas TSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini No.
Varietas
1.
TUK TUK
2.
TSS AGRIHORT 1
3.
TSS AGRIHORT 2
Pemilik Varietas PT Est West Philipina Balitsa Lembang Balitsa Lembang
No. SK Pendaftaran Varietas 361/Kpts/SR.120/5/2006
Produksi (ton/ha) 32
/Kpts/SR.120/D.2.7/2/2015 016/Kpts/SR.120/D.2.7/2/2015
21,75
Adaptasi Dataran rendah (20 – 220 m dpl) Kab. Brebes Kab. Brebes
Keunggulan 3 varietas TSS tersebut, yaitu hasil umbi perhektar tinggi mencapai 21,75 ton/ha s/d 32 ton/ha, kebutuhan benih perhektar 2 -3 kg, ditanam di dataran rendah pada musim kemarau, jumlah anakan banyak untuk TSS AGRIHORT 1 dan AGRIHORT 2 dapat ditanam di kabupaten Brebes. Sedangkan varietas TUK TUK jumlah anakan 1 – 2 anakan dengan ukuran umbi besar dapat di tanam pada ketinggian 20 – 220 m dpl. Sedangkan kebutuhan benih bawang merah dalam bentuk umbi memerlukan benih sebanyak 1,2 ton/ha Tersedianya 3 varietas TSS, maka sudah tersedia benih TSS di pemilik varietas dan selanjutnya akan ditindaklanjuti untuk menghasilkan benih dalam bentuk umbi. Tetapi sampai saat ini belum ada teknis sertifikasi benih bawang merah TSS. Untuk mengakomudir Sertifikasi Benih Bawang merah TSS, maka Direktorat Perbenihan Hortikultura telah melaksanakan “Public Hearing Teknis Sertifikasi benih bawang merah pada tanggal 2 November 2015” dengan mengundang steakholder terkait yang berasal dari Direktorat Perbenihan Hortikultura, BPSBTPH provinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan), IPB, Balitsa lembang, Produsen Benih (PT East West, PT Prima Seed)
Teknis sertifikasi benih bawang merah, dengan dasar hukum Undang-Undang No. 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura dan permentan No. 48/Permentan/SR.120/8/2012 jo No. 116/Permentan/SR.120/11/2013 tentang Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura SYARAT DAN KETENTUAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH Syarat dan ketentuan sertifikasi benih bawang merah, adalah sebagai berikut : 1. Penyelenggara BSBB dan produsen yang telah mempunyai sertifikat SMM bidang perbenihan 2. Pemohon adalah produsen benih dan instansi pemerintah 3. Benih sumber adalah varietas terdaftar untuk peredaran, diproduksi melalui sertifikasi, memenuhi persyaratan teknis minimal, kelas benih sama (contohnya benih TSS/Biji BS diperbanyak dengan hasil umbi BS juga) atau kelas benih lebih tinggi dari yang akan diproduksi 4. Tempat produksi a. Lahan (terbuka) - Lahan bera/ rotasi tanaman atau bekas tanaman yang bukan satu famili minimal 1 (satu) musim tanam (3 bulan) - Bukan daerah kronis endemis penyakit b. Screen house Screen house digunakan untuk 2 kali tanam berturut-turut 5. Isolasi untuk menghasilkan biji a. Untuk menghasilkan biji, isolasi dengan : - Tujuan untuk mencegah agar tidak terjadi kontaminasi dengan serbuk sari varietas lain - Isolasi jarak radius 1.000 meter dari pertanaman bawang yang berpotensi berbunga - Waktu 60 hari, bila pada waktu tersebt ada pertanaman lain, harus disungkup - Barier adalah sungkup/ screen house. Ukuran kasa screen house 30 mesh/ inci (48 lubang/cm²), untuk tipe rajut ukuran 24 x 24 mesh/inci - Untuk menghasilkan BS dan BD harus dengan sungkup/screen house b. Untukl menghasilkan umbi : - Biji ke umbi dengan jarak 10 m - Umbi ke umbi dengan jarak 5 m 6. Unit Sertifikasi
a. Satu varietas, satu kelas benih, satu lokasi, satu kali penangkaran b. Jarak antar petak 50 m, tidak dipisahkan oleh varietas lain, tidak dip[isahkan oleh varietas lain dan beda tanam 7 hari c. Luas - Untuk perbanyakan biji paling kurang 1000 rumpun, maksimal 2000 m² - Untuk perbanyakan umbi maksimal 1 ha 7. Klasifikasi Benih 7. KLASIFIKASI BENIH
UMBI BENIH INTI
UMBI BS
TSS BD
UMBI BD
TSS BP
UMBI BP
TSS BR
TSS/BIJI BS
UMBI BR
8. Persyaratan Teknis Minimal a. Bawang Merah Biji No. 1
2
Parameter Lapang a Campuran varietas lain tipe simpang, maks b Kesehatan tanaman Jumlah tanaman yang terserang OPT, maks Virus - Onion Yellow Dwarf Virus (OYDV) - Shallot Laten Virus (SLV) - Leak Yellow Tripe Virus (LYTV) Jamur - Bercak ungu (Alternaria porri) - Embun buluk (Peronospora destructor) c Pengelolaan lapang *) Mutu Laboratorium a Kadar air, maks b Kemurnian fisik, min c Daya berkecamba, min
Satuan
Kelas Benih **) BD BP 0,0 1,0
%
BS 0,0
BR 1,0
%
0,0
0,2
1,0
1,0
% %
0,2 0,0
0,5 1,0
0,5 1,0
0,5 1,0
% % %
8,0 99,9 70,0
8,0 99,9 70,0
8,0 99,9 70,0
8,0 99,9 70,0
Catatan *) Pengelolaam lapang 1. Apabila pengelolaan lapang tidak baik, seperti banyak volunteer, gulma yang menjadi sumber penyakit dan aphid sebagai vektor virus yang tidak dikendalikan, tidak dibuat isolaso dari tanaman bawang merah dengan border (screen atau tanaman barier 5 – 6 baris) maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan 2. Jika pemeriksaan tidak memungkinkan untuk dilaksnakan karena kerusakan mekanis pada daun, kerusakan berat oleh serangga, dan atau pertumbuhan tanaman yang merana, maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan
b. Bawang merah umbi No. 1
Parameter Lapang a Campuran varietas lain tipe simpang, maks b Kesehatan tanaman Jumlah tanaman yang terserang OPT, maks Virus - Onion Yellow Dwarf Virus (OYDV) - Shallot Laten Virus (SLV) - Leak Yellow Tripe Virus (LYTV) Jamur - Bercak ungu (Alternaria porri) - Embun buluk (Peronospora destructor) c Pengelolaan lapang *) 2 Mutu Umbi a Campuran varietas lain tipe simpang, maks b Kesehatan tanaman Jamur - Bercak ungu (Alternaria porri) - Busuk leher batang (Botrytis alii) - Busuk pangkal (Fusarium sp) - Sntraknose (Colletotricum gloeosporidies) Bakteri busuk lunak - Erwina arotovora - Kerusakan mekanis Catatan
Satuan
Kelas Benih **) BD BP 0,0 1,0
%
BS 0,0
BR 1,0
%
0,0
0,2
1,0
1,0
% %
0,2 0,0
0,5 1,0
0,5 1,0
0,5 1,0
% %
0,0 99,9 0,5
0,2 99,9 1,0
0,5 99,9 2,0
1,0 99,9 3,0
% %
0,2 0,5
0,5 1,0
1,0 2,0
2,0 3,0
*) Pengelolaam lapang 1. Apabila pengelolaan lapang tidak baik, seperti banyak volunteer, gulma yang menjadi sumber penyakit dan aphid sebagai vektor virus yang tidak dikendalikan, tidak dibuat isolasi dari tanaman bawang merah dengan border (screen atau tanaman barier 5 – 6 baris) maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan 2. Jika pemeriksaan tidak memungkinkan untuk dilaksnakan karena kerusakan mekanis pada daun, kerusakan berat oleh serangga, dan atau pertumbuhan tanaman yang merana, maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan
9. Lot benih a. Harus diberi kode agar mudah ditelusuri b. Volume lot (maksimal - Biji sebanyak 500 kg - Umbi sebanyak 12.000 kg - Bila melebihi ketentuan diatas harus dibuat lot baru PELABELAN BENIH 1. Umum a. Benih yang diedarkan wajib diberi label b. Kesesuaian label dengan kebenaran mutu benih dalam kemasan yang diberi label menjadi tanggung jawab produsen c. Syarat pemberian label : kelompok benih lulus sertifikasi (benih bersertifikat) d. Bahan label yaitu kertas atau bahan lain yang kuat, tidak mudah robek atau luntur e. Label ditulis dalam bahasa Indonesia, mudah dilihat dan dibaca, serta tidak mudah rusak f. Warna label - Kuning untuk Benih Penjenis - Putih untuk Benih Dasar - Ungu muda untuk Benih Pokok - Biru muda untuk Benih Sebar g. Legalitas label ada nomer seri dan cap timbul h. Pemasangan label oleh produsen, jika sertifikasi oleh BPSB harus disupervisi oleh PBT 2. Label benih biji terdapat pada dikemasan benih Berisi kemurnian benih, kadar air, Daya kecambah, no. lot dan tanggal kadaluwarsa Kadaluwarsa Benih umbi segera digunakan Benih biji dapat disimpan di gudang, dengan persyaratan : a. Kadar air 8 %, dengan kemasan aluminium foil selama 12 bulan, dengan plastik selama 6 bulan b. Kadar air 7 %, dengan kemasan aluminium foil selama 18 bulan, dengan plastik selama 9 bulan c. Pelabelan ulang diperpanjang ½ dari masa kadaluwarsa
3. Label benih umbi a. Spesifikasi label benih bawang merah umbi (yang dicetak terpisah dengan kemasan) b. Bahan dari kertas atau bahan lain yang kuat, tidak mudah robek atau luntur c. Bentuk segi empat perbandingan lebar dan panjang = 1 : (2 -3) TATACARA SERTIFIKASI 1. Diajukan oleh produsen benih atau instansi pemerintah 2. Apabila lokasi produksi berada diluar propinsi tempat wilayah kerja instansi yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih pemberi sertifikat kompetensi produsen, maka produsen harus : a. Menunjuk kuasa secara tertulis sebagai penanggungjawab produksi di wilayah tersebut b. Menyerahkan fotocopy sertifikat kompetensi produsen yang telah dilegalisir kepada instansi yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih setempat; 3. Pengajuan permohonan paling lama 7 hari sebelum tanam 4. Satu permohonan berlaku untuk satu unit sertifikasi 5. Permohonan dilampiri dengan : a. Fotocopy sertifikat kompetensi produsen b. Label benih sumber atau surat keterangan benih penjenis dari pemilik varietas atau pihak yang diberi kuasa c. Peta/sketsa lokasi perbanyakan d. Bukti penguasaan lahan e. Surat keterangan bukan daerah kronis endemis penyakit terbawa benih yang diperoleh dari Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) setempat PEMERIKSAAN LAPANG 1. Klarifikasi dokumen permohonan 2. Pemeriksaan pendahuluan 3. Pemeriksaan pertanaman 3.1. Umbi ke Biji a. Pemeriksaan pertama : - Umur tanaman 20 – 25 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna dan posisi daun
- Kesehatan tanaman b. Pemeriksaan kedua - Umur tanaman 35 – 45 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna daun, bentuk ujung daun, posisi daun, warna dan bentuk serta posisi tandan bunga (umbel), bentuk umbi, warna umbi, warna leher umbi, posisi umbi - Kesehatan tanaman c. Pemerikaan ketiga - Menjelang panen biji, umur antara 85 – 95 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati posisi tandan bunga (umbel), bentuk umbi, warna umbi, warna leher umbi, posisi umbi - Jumlah rumpun yang tidak berbunga - Kesehatan tanaman 3.2. Biji ke Umbi a. Pindah Tanam (melalui semai) Pemeriksaan pertama : - Umur 20 – 25 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna dan posisi daun - Kesehatan tanaman Pemeriksaan kedua : - Umur tanaman 35 – 45 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna daun, bentuk ujung daun, posisi daun, warna dan bentuk serta posisi tandan bunga (umbel), bentuk umbi, warna umbi, warna leher umbi, posisi umbi
Gambar : Biji bawang merah disemai
Gambar : Tandan bunga
Gambar : Tandan bunga
Gambar : Biji bawang merah
b. Tabur benih langsung Pemeriksaan pertama : - Umur 35 – 45 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna dan posisi daun - Kesehatan tanaman Pemeriksaan kedua : - Umur tanaman 65 – 75 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna daun, bentuk ujung daun, posisi daun, warna dan bentuk umbi, warna umbi, warna leher umbi, posisi umbi - Kesehatan tanaman 3.3. Umbi ke Umbi Pemeriksaan pertama : - Umur 20 – 25 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna dan posisi daun - Kesehatan tanaman Pemeriksaan kedua : - Umur tanaman 35 – 45 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna daun, bentuk ujung daun, posisi daun, warna dan bentuk umbi, warna umbi, warna leher umbi, posisi umbi - Kesehatan tanaman
PEMERIKSAAN GUDANG 1. Tujuan : untuk mengetahui mutu fisik dan status kesehatan 2. Ketentuan a. Memenuhi persyaratan teknis minimal b. Jika tidak lulus, dilakukan sortasi dan diperiksa lagi c. Permohonan 7 hari sebelum pemeriksaan d. Jumlah contoh yang diperiksa 1000 umbi diambil acak 3. Tatacara a. Setelah sortasi b. Waktu pemeriksaan -
Umbi dan pertanaman untuk biji, pemeriksaan 2 minggu setelah panen Umbi yang berasal dari biji, pemeriksaan 1 bulan Umbi yang berasal dari benih sumber bentuk umbi, pemeriksaan dapat dilakukan 1 – 2 bulan setelah panen sampai dengan sebelum munculnya tunas, sesuai dengan varietas dan agroklimat c. Faktor yang diamati adalah varietas lain dan serangan penyakit - Perhitungan % varietas lain (VL) Jumlah (VL + TS) x 100 % Jumlah umbi yang diperiksa -
Penghitungan serangan OPT Jumlah umbi terserang OPT x 100 % Jumlah umbi yang diperiksa
UJI LABORATORIUM (BENIH BIJI) Pengambilan contoh benih a. Dilakukan oleh PBT atau petugas penjamin mutu yang ditunjuk oleh pimpinan lembaga yang bersangkutan b. Permohonan diajukan 7 hari sebelum pelaksanaan c. Persyaratan kelompok benih : - Lulus pemeriksaan lapang, sudah diproses homogen - Identitas jelas dan dapat ditelusuri - Wadah benih dalam keadaan tertutup dan tersusun rapi, dan - Tidak melebihi volume maksimal yang telah ditentukan d. Cara pengambilan contoh - Dilakukan secara acak dan mewakili
-
Contoh primer untuk benih dalam wadah diambil dari bagian atas, tengah, dan bagian bawah yang terpilih Untuk benih curah atau dalam dalam wadah yang besar, contoh primer diambil dari berbagai titik dan kedalam benih Pelaksanaan pengambilan contoh dapat dilakukan pada saat pengemasan atau setelah pengemasan
Pengambilan contoh benih Jumlah wadah Jumlah contoh primer yang diambil Jumlah wadah yang harus dalam lot paling kurang diambil 1–4 3 contoh primer perwadah 1–4 5–8 2 contoh primer perwadah 5–8 9 – 15 1 contoh primer perwadah 9 – 15 16 – 30 1 contoh primer perwadah 9 – 15 31 – 59 20 contoh primer 20 ≥ 60 30 contoh primer 20 Catatan - Berat contoh kirim benih bawang merah biji adalah 80 gram - Berat contoh kerja 8 (delapan) gram DELEGASI LEGALITAS 1. Penerima a. Produsen benih atau instansi pemerintah yang telah memiliki sertifikat kompetensi atau memiliki sertifikat SMM di bidang hortikultura b. Syarat Penerima : - Memiliki atau menguasai fasilitas pendukung perbanyakan benih bawang merah kelas BS yang memadai - SOP perbanyakan benih bawang merah - SDM yang kompeten di bidangnya - Bersedia melaksanakan produksi dan menjamin mutu benih sesuai dengan peraturan yang berlaku - Membuat nota kesepahaman 2. Pemberi : pemilik varietas/ yang diberi kuasa 3. Tatacara penerbitan delegasi legalitas - Pemohon mengajukan permohonan kepada pemilik/ kuasa varietas dengan lampiran : Fotocopy sertifikat kompetensi/ SMM
Surat pernyataan bersedia melaksanakan produksi dan menjamin mutu benih sesuai dengan aturan perbenihan Peta lokasi produksi - Pemilik/ kuasa varietas melaksanakan peninjauan lapangan untuk memastikan kelayakan produsen - Delegasi legalitas diterbitkan apabila produsen telah dinyatakan layak - Masa berlaku 2 (dua) tahun - Peninjauan ulang 12 bulan sejak penerbitan sertifikat 4. Pemegang delegasi legalitas menerbitkan Surat keterangan BS, paling kurang berisi nama dan alamat produsen, nama varietas, tanggal panen, nomor lot/ kode produksi, PTM yang dicapai dan volume kemasan sebagaimana pada formulir/ borang DL 3. Pemberian surat keterangan ini dilakukan untuk setiap pengeluaran/ pengiriman benih 5. Delegasi legalitas harus dicabut apabila selama masa berlakunya delegasi legalitas tersebut produsen tidak memenuhi nota kesepahaman atau melakukan pelanggaran terhadap peraturan perbenihan 6. Pemberi delegasi legalitas harus menyampaikan laporan penerbitan atau pencabutan delegasi legalitas ke Direktur Jenderal melalui Direktur Perbenihan Hortikultura, paling lama 1 (satu) bulan setelah penerbitan atau pencabutan PENUTUP Dengan berlakunya Keputusan Menteri ini, Pedoman Sertifikasi Benigh Hortikultura Nomor : 01/Kpts/SR.130/12/2012 yang terkait dengan bawang merah dan keputusan Dirjen Hortikultura nomoe : 101/Kpts/SR.130/D/VI/2015 dinyatakan tidak berlaku.