POSITIONING SIM CARD GSM PRABAYAR BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN (Studi Kasus pada Mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Disusun Oleh : Finanda Frisha Juwita Rachman NIM : 104081002463
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
POSITIONING SIM CARD GSM PRABAYAR BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN (Studi Kasus pada Mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Finanda Frisha Juwita Rachman NIM : 104081002463
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 131 474 891
Lies Suzanawati SE, M.Si NIP. 150 368 745
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
Hari ini Kamis Tanggal 11 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Finanda Frisha Juwita Rachman NIM : 104081002463 dengan judul Skripsi “POSITIONING SIM CARD GSM PRABAYAR BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN“ (Studi Kasus pada Mahasiswa FEIS UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta).
Memperhatikan
penampilan
mahasiswa
tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Desember 2008
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Lies Suzanawati, SE, M.Si
Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Penguji Ahli
Hari ini Senin Tanggal 24 Bulan November Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Finanda Frisha Juwita Rachman NIM : 104081002463 dengan judul Skripsi “ PRABAYAR Mahasiswa
BERDASARKAN FEIS
UIN
PERSEPSI
Syarif
POSITIONING SIM CARD GSM
KONSUMEN
Hidayatullah
“
(Studi
Jakarta).
Kasus
pada
Memperhatikan
penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 November 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Heryanto, SE, M.Si
Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan semoga kita termasuk ke dalam umatnya yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya hingga akhir zaman. Skripsi ini diberi judul “Positioning SIM card GSM Prabayar Berdasarkan Persepsi Konsumen (Studi Kasus pada Mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)“. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam proses pembuatan skripsi ini penulis banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik berupa data-data maupun informasi yang akurat serta dukungan moral dan spiritual untuk tetap istiqomah dalam menggarap skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada :
1) Bapak Drs. Faisal Badroen, MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2003-2008. 2) Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku pembimbing I atas bimbingan dan dukungannya. 3) Ibu Lies Suzanawati, SE, MSi selaku pembimbing II atas bimbingan dan dukungannya. 4) Orang tua dan adikku yang telah memberikan do’a dan segenap dukungannya. 5) Sahabat-sahabat seperjuanganku di FEIS: Icha, Fitroh, Dian, Nida, Rini, Widia, Desi, Wihda, Aulia I, Ucu, Farida, Eka, Eni jazakumullah buat nasihat dan kebersamaannya selama ini. Buat Ichaichi jazakillah udah saling mengingatkan n menyemangati mulai dari pernah sekelas bareng, kompre bareng, sampai sidang skripsi pun cuma beda sehari & akhirnya wisuda bareng deh! =) 6) Harni, Nanin, Ruri, Ekowati, Pani dan semua anak-anak manajemen pemasaran 2004. Ayo Semangat!!! 7) Dina, Mutia, Sulis, Titin, Tuti, Lia, Iin, Nana, Tia, Fera, Elih n semua anak manajemen B angkatan 2004, semangat terus ya! 8) Seluruh saudara/i seperjuanganku di LDK Syahid especially keluargaku di Gedung 1 syukron n’ jazakumullah atas ukhuwah, do’a dan dukungan terbaiknya, never ending ukhuwah! Keep hamasah n’ istiqomah!!! =)
9) My bestfriend Reny, Alif, Uci, thank’s for everything the best I ever had. Walaupun suka slek2 dikit krn beda karakter he.. tapi buktinya dr dulu sampai sekarang qt masih sobatan kan..I hope it will be nice coz Allah 4ever. =) 10) Buat Mba’qu n keluarga kecilku para “mujahidah peradaban” jazakumullah khairan katsir atas segala do’a dan dukungan terbaiknya. =) 11) Seluruh adik-adik angkatanku yang selalu menyemangatiku Gita, Putri, Weni, Dwi A., Mia, Erna, Berlian, Icha kecil, Qory, Siska, Zakiyah, Adzillah, Asri, Oti, Wiwid, Alfi, Rahma, Rahay, Nurhay, Tami, Romi dkk, Siti Chadijah, Nurhasanah, Yeni L, Etha, Irna, Dyah S, Yunita, Oliet, Fitri R, Fitri A, Nia, Mega, Galih, Dita, Eka, Vera, Santi, Tina, Putri K, Amel, makasih banyak ya de’ atas do’a dan dukungannya, maaf niy kalo ada yg kelupaan, buanyak siy! Tetep semangat!!! =) 12) Buat temen2 “Focus”, esp. EO jazakumullah buat semuanya… 13) Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala do’a, bantuan, dan segala dukungannya. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan seluruh pembaca pada umumnya, Amin.
Jakarta, 4 Desember 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Abstract
……………………………………………………………………
Abstrak ……………………………………………………………………. Kata Pengantar Daftar Isi
i
ii
…………………………………………………………….
iii
…………………………………………………………………..
v
Daftar Tabel
……………………………………………………………….
vii
Daftar Gambar
……………………………………………………………
x
Daftar Lampiran
…………………………………………………………...
xi
Bab I.
Pendahuluan
A. Latar Belakang Permasalahan …………………………….
1
B. Perumusan Masalah ……………………………………….
5
C. Tujuan Penelitian ….……………………………………….
6
D. Manfaat Penelitian ………………………………………...
6
Bab II. Tinjauan Pustaka ………………………………………………
8
A. Positioning…………………………………………………
8
1. Definisi Positioning ……………………………………
8
2. Strategi Positioning ……………………………………
9
3. Kesalahan-kesalahan dalam Positioning……………….
12
B. Persepsi Konsumen ………………………………………..
13
C. Penelitian Sebelumnya …………………………………….
16
D. Kerangka Pemikiran ……………………………………….
18
Bab III. Metodologi Penelitian …………………………………………
21
A. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………
21
B. Metode Penentuan Sampel…………………………………
21
C. Metode Pengumpulan Data ………………………………..
23
D. Metode Analisis ……………………………………………
24
1. Analisis Faktor…………………………………………
24
2. Analisis Reliabilitas ……………………………………
28
3. Correpondence Analysis (CA)…………………………
29
E. Operasional Variabel Penelitian …………………………..
30
Bab IV. Penemuan dan Pembahasan ……………………………………
32
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ……………….
32
1. Profil PerusahaanOperator Seluler …………………….
32
2. Profil Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah …..
37
B. Hasil Penemuan dan Pembahasan …………………………
41
1. Hasil Focus Group Discussion (FGD)…………………
41
2. Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………….
42
3. Profil Responden ………………………………………
49
4. Analisis Kuesioner …………………………………….
54
5. Hasil Correspondence Analysis ……………………….
96
Bab V. Kesimpulan dan Implikasi
…………………………………….
104
A. Kesimpulan ………………………………………………..
104
B. Implikasi …………………………………………………..
107
Daftar Pustaka ……………………………………………………………..
113
Lampiran ………………………………………………………………….
115
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Permasalahan Industri telekomunikasi di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Persaingan
bisnis telekomunikasi saat ini semakin ketat. Para operator berlomba-lomba untuk menambah jumlah pelanggannya. Dengan struktur pasar yang didominasi pelanggan prabayar, para operator lebih mengarahkan target persaingan pada kelompok ini. Menurut prediksi Indonesia Developments Monitoring (IDM) tahun 2007 Pelanggan telepon Selular (ponsel) pada tahun 2008 mencapai 80,7 juta orang, sedang puncak pertumbuhan pelanggan ponsel terjadi pada 2006 ke 2007, yakni dari 67,2 juta ke 72,7 juta pelanggan. Sedangkan untuk pelanggan telepon selular GSM sendiri, berdasarkan data dari Dirjen Postel tercatat per September 2006, jumlah pelanggan telepon GSM di Indonesia telah mencapai 62 juta pelanggan. Pangsa pasar telepon seluler itu didominasi oleh dua operator yaitu Telkomsel dan Indosat yang keduanya menguasai 84,4% pangsa pasar telepon seluler GSM. Telkomsel sendiri menguasai 56,72% pangsa pasar, Indosat 27,71%, dan Exelcomindo sebesar 15,57%. Persaingan antar operator selular GSM prabayar semakin diramaikan dengan hadirnya Hutchison CP Telecommunications (3). Perusahaan ini lagi-lagi menawarkan tarif yang murah baik tarif sms maupun tarif telepon. Menurut Bambang Sukma Wijaya (Brand Analyst), peluncuran awal 3 (Three) yang menawarkan “isi ulang pulsa dapat 3 kali lipatnya” oleh Hutchison CP Telecommunications telah berhasil mengubah peta persaingan pasar operator telepon selular dari GSM versus CDMA menjadi GSM versus GSM. Sebelumnya, Esia sebagai operator CDMA yang selalu mendengung-dengungkan tarif telepon termurahnya telah memancing beberapa operator GSM untuk mengedukasi pasar dengan menampilkan kualitas dan kelebihan GSM yang tidak akan mungkin dimiliki CDMA. Operator GSM telah mencoba menggiring persepsi konsumen bahwa harga yang mereka bayar cukup sesuai
karena kualitas jaringan dan jangkauan luas yang mereka dapatkan jauh lebih bagus dan penting daripada sekedar tarif murah namun kualitas dan jangkauannya terbatas. Namun, begitu 3 (Three) hadir dengan “isi ulang pulsa dapat 3 kali lipatnya”, para operator seluler semakin merasa perlu untuk mengeluarkan strategi defensifnya. Para operator kini berlomba-lomba meluncurkan program-program tarif murah yang jauh lebih berani. Promosi dalam hal harga dan layanan semakin digencarkan dengan harapan dapat memberikan stimulan kepada masyarakat untuk beralih ke SIM card tersebut. Ulasan hasil riset yang dilakukan Pixel tentang kepuasan pelanggan tahun 2005, menunjukkan kondisi persaingan telepon selular saat ini sangat didominasi oleh unsur tarif atau harga. Bagi operator, tentunya kondisi tersebut tidaklah menguntungkan. Seperti kita ketahui, Perang pemasaran yang mengandalkan harga pada akhirnya tidak akan menguntungkan bagi semua pemain. Hal ini sebenarnya sudah disadari oleh semua operator, seperti yang dikatakan oleh ketua ATSI, Jhonny Suwandi Sjam bahwa perang tarif merupakan salah satu strategi industri selular. Menurutnya, sebenarnya yang perlu dilakukan sebagai langkah ke depan adalah kompetisi dalam hal pelayanan, yaitu bagaimana membuat jaringan yang handal dan pelayanan yang baik kepada pelanggan. Segmen anak muda di Indonesia sepertinya tidak terlepas dari sasaran persaingan para operator GSM. Namun sebelum itu, kita perlu mengetahui seberapa besar kekuatan penetrasi pasar pada segmen ini. Dalam bidang industri seluler, pasar di Amerika tumbuh pesat seperti halnya di Indonesia, yang oleh sebagaian pengamat disebut bahwa anak muda Amerika ingin memperlihatkan status ekonomi dan sosialnya lewat perangkat bernama ponsel. Lama-kelamaan, operator pun juga mengambil ceruk dari industri ini. Cingular umpamanya, sebagai salah satu operator besar di Amerika, sudah sejak tahun 2002 memikirkan betul pasar anak muda ini dan total pelanggan di usia 15 hingga 24 tahun ini sudah mencapai jutaan. Begitu pesat perkembangan pasar remaja pada industri ini, sampai The Yankee Groups (sebuah kelompok pemerhati pemasaran) mengatakan bahwa segmen ini mampu menembus
penetrasi pasar hingga 68 persen di Amerika. Angka ini terhitung tinggi. Di sisi lain, kalangan anak muda yang berumur di bawah usia 24 tahun telah memberikan kontribusi share sebesar 21 persen dari 206 juta pengguna ponsel di Amerika (seperti yang ditulis http://news.zdnet.com). Dengan kata lain, jumlah anak muda di Amerika yang merupakan pelanggan operator adalah sebesar 43 juta orang lebih. Gaya hidup anak muda Amerika kemudian menjadi semacam tren bagi anak muda di belahan dunia lain. Kebutuhan akan alat komunikasi juga disadari sepenuhnya oleh anak muda di Indonesia. Dan begitulah fakta global tengah terjadi pada industri ini. Dalam situs http://blogponsel.com pada Desember 2006 dinyatakan bahwa di Indonesia potensi pasar pengguna ponsel untuk segmentasi usia 15 sampai 24 tahun memang tidak terdeteksi seperti halnya di Amerika. Tapi jika dimisalkan persentase anak muda pengguna ponsel mencapai 20 persen seperti terjadi di Amerika. Asumsinya, bahwa tren yang sedang berlangsung di kalangan anak muda di sana dengan di Indonesia lebih kurang sama. Maka berdasarkan Direktorat Pos dan Telekomunikasi, Departemen Komunikasi dan Informasi hingga September 2006 jumlah pelanggan seluler telah mencapai 62 juta orang. Jadi bisa dihitung, segmen anak muda usia di bawah 24 tahun dengan persentase sebesar 20 persen paling tidak telah mencapai 12,4 juta orang. Di sisi lain, sebuah riset yang pernah dilakukan majalah Hai kepada pembaca remaja, kini pembelian pulsa menempati posisi cukup tinggi. Bahkan sempat mensubstitusi pembelian media cetak. Para anak muda menghabiskan uangnya untuk membelanjakan pulsa berkisar antara Rp 50.000,- hingga Rp 100.000,- per bulan. Hal ini membuktikan bahwa pada dasarnya anak muda merupakan pasar yang amat potensial. Sehingga segmen ini semakin menarik untuk diteliti. Para operator GSM tampaknya harus lebih pandai menempatkan merek SIM card mereka pada segmen tersebut. Karena dengan perang harga yang saat ini sedang gencar dilakukan oleh tiap-tiap operator sepertinya tidak akan bertahan lama. Mereka perlu memiliki keunikan tersendiri misalnya dalam hal kualitas produk, layanan, dan lain sebagainya. Jika perusahaan ingin berhasil dalam menjalankan bisnis sekarang ini, maka perusahaan tersebut harus mampu menciptakan suatu
posisi dalam pikiran sasarannya. Suatu posisi pada dasarnya tidak hanya mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan pesaingnya atau hanya menciptakan sesuatu yang baru tetapi juga memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada di pikiran pelanggannya sehingga mereka akan selalu ingat dengan produk perusahaan. Persaingan yang dihadapi oleh para operator selular memberikan sebuah konsekuensi yang harus dihadapi yaitu bagaimana memenangkan persaingan dan berupaya meningkatkan jumlah pelanggan. Cara untuk melihat posisi persaingan adalah dengan mengetahui tanggapan konsumen terhadap produk yang di tawarkan. Persepsi konsumen memegang peranan penting dalam konsep positioning karena manusia menafsirkan suatu produk atas atau merek melalui persepsi. Persepsi konsumen akan menentukan bagaimana posisi masing-masing SIM card GSM prabayar di antara pesaing-pesaingnya sehingga akan dapat diketahui apakah persepsi konsumen sudah sesuai dengan apa yang yang diinginkan perusahaan atau justru sebaliknya. Dengan demikian penelitian ini perlu dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan posisi persaingan SIM card GSM prabayar berdasarkan persepsi konsumen.
B.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut di atas, pokok masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa sajakah yang dianggap penting oleh mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memilih SIM card yang digunakannya? 2. Bagaimana peta posisi persaingan merek-merek SIM card GSM prabayar berdasarkan persepsi mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
C.
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis faktor-faktor yang dianggap penting oleh mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memilih SIM card yang digunakannya. 2. Menganalisis peta posisi persaingan merek-merek SIM card GSM prabayar berdasarkan persepsi mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
D.
Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan hasil penelitian tentang pasar GSM ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi penulis Memperkaya
khasanah
pengetahuan
penulis
mengenai
strategi
pemasaran
kuhususnya dalam hal menentukan positioning yang tepat atas suatu produk sesuai persepsi konsumennya berdasarkan atribut-atribut yang dimiliki oleh produk tersebut. 2. Bagi masyarakat : Menjadi masukan informasi bagi masyarakat dalam memilih merek SIM card GSM prabayar sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. 3. Bagi perusahaan : Membantu perusahaan dalam menetapkan strategi pemasaran SIM card prabayar berdasarkan gambaran posisi persaingan merek-merek SIM card GSM prabayar yang ada. 4. Bagi akademisi Memperkaya wawasan mengenai positioning SIM card GSM prabayar dari berbagai merek berdasarkan persepsi konsumen.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Positioning (Penetapan Posisi) 1. Definisi Positioning (Penetapan Posisi) Positioning (penetapan posisi) adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (dibandingkan para pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya. Istilah penetapan posisi dipopulerkan oleh dua eksekutif periklanan yaitu Al Ries dan Jack Trout. Penetapan posisi dipandang sebagai kegiatan kreatif yang dilakukan terhadap produk yang ada. Penetapan posisi dimulai dengan produk, yaitu barang, jasa, perusahaan, lembaga atau bahkan orang. Namun, penetapan posisi bukanlah kegiatan yang anda lakukan terhadap produk. Penetapan posisi adalah kegiatan yang anda lakukan terhadap pikiran calon pelanggan (Kotler, 2007:375) . Positioning merek atau produk adalah posisi dari suatu merek tertentu pada skala merek bersaing yang sama dan menentukan seberapa tinggi atau rendahnya suatu harga diatur untuknya, seberapa popular atau eksklusifnya suatu citra sebaiknya ditargetkan, dan seberapa praktis atau modernnya produk itu akan muncul (Roy Davey & Anthony Jacks, 2001 : 38) . Positioning diibaratkan sebagai suatu sifat inti merek yang kita yakini dapat membedakan merek kita dengan yang lain dan mendorong seseorang memilih merek kita. Inilah yang kita inginkan dari orang lain, yaitu memikirkan, merasakan, dan percaya tentang merek kita (Tom Brannan, 2005 : 12) . Positioning merupakan elemen strategi pemasaran yang dapat membuat pasar yang dituju mempunyai persepsi yang dapat membedakan suatu produk dari para pesaing di benak target pasar. Tanpa perbedaan yang jelas, suatu produk akan dianggap sama dengan pesaing. Kalau hal itu terjadi, hal satu-satunya yang dapat digunakan dalam persaingan adalah harga, terutama jika tingkat penawaran yang ada jauh lebih besar dari tingkat permintaan. Pada dasarnya suatu merek selalu
terikat dengan positioning dan diferensiasi. Sehingga positioning ada harus didukung pula oleh diferensiasi (Hermawan Kertajaya, 2003: 371-373) . Berdasarkan definisi-definisi diatas positioning digambarkan sebagai posisi suatu merek di mana ia dapat terlihat berbeda atau memiliki ciri khas dibandingkan dengan merek-merek lainnya. Positioning menjadi salah satu strategi perusahaan dalam pemasaran untuk membentuk persepsi pasar yang dituju atas mereknya. Dengan kondisi pasar yang senantiasa berkembang, perusahaan harus semakin jeli dalam melihat positioning mereknya di benak pelanggan. Dengan positioning yang jelas, pelanggan akan semakin mudah untuk melihat perbedaan atas merek yang dapat memberikan manfaat bagi dirinya atau membuat dirinya tertarik untuk senantiasa menggunakan merek tersebut.
2. Strategi Positioning Strategi posisi produk mempunyai pengertian sebagai suatu strategi yang digunakan untuk menanamkan suatu citra produk dalam benak konsumen sehingga produk tersebut terlihat dibandingkan dengan produk pesaingnya. Terdapat banyak cara untuk memposisikan suatu produk atau jasa yang dapat dilakukan oleh pemasar agar produk dapat memiliki posisi yang jelas dan bernilai di benak konsumen. Bilson Simamora (2001:48) menyebutkan ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mewujudkan suatu positioning, di antaranya : a. Attribute positioning Suatu tindakan pemasaran untuk memposisikan produk yang ditawarkan kepada konsumen dengan jalan mengasosiasikan suatu produk dengan atribut tertentu atau karakteristik khusus. b. Benefit positioning Suatu tindakan pemasar dengan memposisikan produk yang ditawarkan kepada konsumen dengan menjadikan produk tersebut sebagai pemimpin dalam manfaat yang akan diperoleh konsumen dalam menggunakan produk tersebut. c. Use / application positioning
Suatu cara memposisikan produk sehingga yang terbaik untuk penggunaan tertentu. Cara ini dapat dilakukan dengan memakai model yang sukses sebagai juru bicara perusahaan untuk memposisikan produk perusahaan. d. User positioning Suatu cara memposisikan produk dengan mengaitkan produk dengan kepribadian atau tipe pemakainya sehingga merupakan produk yang terbaik untuk kalangan pemakai tertentu. e. Competitor positioning Suatu pendekatan tentang posisi produk dengan cara memposisikan produk sebagai yang terbaik dibanding dengan produk pesaing. Dalam pendekatan ini pemasar dapat secara langsung membuat perbandingan dengan produk pesaing. f. Product category positioning Dalam hal ini produk diklaim sebagai pemimpin dalam kategori produk tertentu. g. Quality / price positioning Suatu tindakan pemasaran dengan memposisikan produk yang ditawarkan kepada konsumen dengan berusaha menciptakan nilai paling besar karena harga murah dengan kualitas lebih baik. Rancangan dasar positioning tidak hanya menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, tetapi memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada dalam pikiran pelanggannya dan meningkatkan hubungan-hubungan yang ada. Hal ini disebabkan oleh pikiran manusia juga memiliki tempat bagi setiap informasi yang telah dipilih untuk disimpan. Peranan positioning merupakan suatu sistem yang terorganisasi dalam upaya menemukan suatu hal yang tepat pada waktu yang tepat di dalam pikiran seseorang. Sehingga peranan positioning adalah membuat agar konsumen selalu ingat akan produk perusahaan (Agus Mulyono, 2004 : 4). Positioning menjadi amat penting bagi setiap perusahaan dalam memasarkan produknya karena dengan positioning yang tepat, perusahaan dapat membedakan dirinya dengan para pesaingnya sekaligus dapat menarik pasar sasarannya untuk senantiasa menggunakan produk tersebut.
3. Kesalahan-Kesalahan dalam Positioning Kotler dan Amstrong (2003 : 259) mengemukakan bahwa terdapat empat macam kesalahan yang bisa terjadi dalam proses positioning yaitu : a. Memposisikan terlalu rendah (under positioning). Produk mengalami posisi terlalu rendah dikarenakan konsumen tidak mengetahui sesuatu yang khas mengenai produk itu. Produk tidak mempunyai posisi yang jelas sehingga dianggap sama saja dengan produk lainnya di pasar. b. Memposisikan terlalu tinggi (over positioning). Pemasar terlalu sempit memposisikan produknya, sehingga mengurangi minat konsumen yang ingin masuk ke dalam pasarnya. c. Posisi yang membingungkan (confused positioning). Posisi yang membingungkan terjadi karena perusahaan terlalu menekankan terlalu banyak atribut sehingga konsumen bingung mengenai posisi sebuah produk. d. Posisi yang meragukan (doubtful positioning). Produk diragukan kebenaran positioning-nya karena tidak didukung bukti yang memadai. Hal ini disebabkan bauran pemasaran yang diterapkan tidak konsisten dengan keberadaan produk. Kesalahan dalam positioning harus selalu dihindari oleh perusahaan agar konsumen benarbenar dapat melihat ciri khas yang ditawarkan. Untuk itu, perusahaan perlu fokus terhadap atributatribut yang dapat dijadikan keunggulan atas mereknya dibandingkan dengan merek-merek lainnya. Positioning yang dibuat haruslah jelas, tidak boleh membingungkan dan benar-benar sesuai dengan produk yang ditawarkan.
B. Persepsi Konsumen
Menurut John C. Mowen & Michael Minor (2002 : 82), terdapat tiga faktor penting yang mempengaruhi pemrosesan informasi, yaitu : persepsi (perception), tingkat keterlibatan konsumen, dan memori. Berikut ini akan diperlihatkan diagram sederhana pada gambar 2.1 tentang pemrosesan informasi.
INPUT INFORMASI
Exposure Keterlibat Perhatian Memori
Proses Perseps i
Pemaham
PERSEPSI Sumber : John C. Mowen, Perilaku Konsumen Jilid 1 Edisi 5, 2002, hal 82.
Gambar 2.1 Model Pemrosesan Informasi Konsumen Persepsi (perception), adalah proses di mana seseorang diekspos untuk menerima informasi, memperhatikan informasi tersebut, dan memahaminya. Tahap exposure adalah tahap di mana konsumen menerima informasi melalui panca inderanya. Selanjutnya, mereka mengalokasikan kapasitas pemrosesan menjadi rangsangan. Hal ini dinamakan tahap perhatian. Kemudian tahap selanjutnya adalah tahap pemahaman yang merupakan proses rangsangan panca indera sehingga mereka dapat memahaminya. (John C. Mowen & Michael Minor, 2002: 82) Sedangkan persepsi menurut Kotler (2007 : 228) diartikan sebagai proses di mana individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia.
Jadi pada dasarnya, persepsi adalah bagaimana pembeli memilih, mengorganisir, dan menginterpretasikan rangsangan pemasaran, seperti iklan, penjualan pribadi, harga dan produk. Pembeli sangat selektif dalam memilih informasi yang akan diproses. Secara strategis, persepsi penting dalam membantu manajemen mengevaluasi strategi penentuan posisi yang ada dan mengubah strategi tersebut. Sedangkan, menurut Bilson Simamora (2003 : 91-92) setiap individu dapat memberikan persepsi yang berbeda terhadap rangsangan yang sama karena tiga proses persepsi di bawah ini : a. Perhatian yang selektif (Eksposur Selektif) Pada umumnya seseorang dihadapkan pada rangsangan yang jumlahnya sangat banyak setiap hari dan tidak semua rangsangan ini dapat diterima. Perhatian harus dibuat selektif agar dapat menarik perhatian konsumen karena pesan yang disampaikan akan hilang, kecuali pesan tersebut cukup menonjol dibanding pesan-pesan lainnya. b. Gangguan yang selektif (Distorsi Selektif) Setiap orang pada dasarnya berusaha menyesuaikan informasi yang masuk dengan pandangannya. Rangsangan yang diperhatikan konsumen pun tidak selalu seperti yang dimaksud. Distorsi selektif menggambarkan kecenderungan orang untuk merakit informasi ke dalam pengertian pribadi sehingga para pemasar harus berupaya untuk memahami susunan pikiran konsumen dan bagaimana dampak serta interpretasi iklan dan produk mereka di benak konsumen. c. Mengingat Kembali secara selektif (Retensi Selektif) Mengingat yang selektif berarti mereka akan mengingat apa yang dikatakan sebagai keunggulan suatu produk dan melupakan apa yang dikatakan pesaing. Seseorang lebih cenderung melupakan apa yang mereka pelajari dan menahan informasi yang mendukung sikap dan kepercayaan mereka. Menurut Horovitz (2000 : 3-7), persepsi dapat dipengaruhi oleh tiga faktor, di antaranya : a. Faktor Psikologis
Faktor ini akan membuat perubahan dalam persepsi konsumen. Perubahan yang dimaksudkan termasuk memori, pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai yang dianggap konsumen penting dan berguna. b. Faktor Fisik Faktor fisik akan mengubah persepsi konsumen melalui apa yang konsumen lihat dan rasakan. Faktor fisik dapat memperkuat atau bahkan menghancurkan persepsi konsumen terhadap kualitas layanan yang diberikan perusahaan. c. Image yang Terbentuk Image disini adalah image konsumen terhadap perusahaan atau produk. Perusahaan harus mampu menciptakan image yang akan membedakannya dari pesaing. Menciptakan image yang berbeda dan kuat memerlukan kreativitas dan kerja keras. Image yang tercipta haruslah didukung oleh segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakan oleh perusahaan. Persepsi membentuk sikap pembeli untuk bersikap selektif atas informasi yang diterimanya mengenai suatu produk. Persepsi menjadi penting dalam membantu perusahaan untuk mengevaluasi strategi penentuan posisi yang ada maupun mengubah strategi tersebut. Dengan persepsi konsumen, perusahaan dapat mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi kekuatan atau kelemahan, kesempatan ataupun ancaman bagi produk yang dipasarkan.
C. Penelitian Sebelumnya M. Arthur (2003) seorang peneliti dan karyawan PT. MN melakukan penelitian dengan judul “Analisis Positioning Merek-merek Sepeda Motor Bebek Berdasarkan Persepsi Konsumen di wilayah DKI Jakarta” dengan tujuan untuk menganalisis persaingan sepeda motor bebek berdasarkan peta posisi. Pengolahan data dilakukan dengan metode Kyst-MDS, analisis kelompok merek, dan analisis vektor atribut. Hasil penelitian menunjukkan struktur pasar sepeda motor terdiri dari tiga kelompok merek yang saling bersaing, yaitu kelompok Honda yang bersaing langsung dengan Kawasaki, kelompok Suzuki yang bersaing langsung dengan merek Yamaha dan kelompok
Sanex yang tidak mempunyai pesaing langsung. Setiap merek sepeda motor mempunyai keunggulan atribut sendiri. Honda merupakan merek mempunyai keunggulan pada atribut nilai jual kembali, kestabilan, konsumsi bahan bakar, keandalan, dan perawatan. Setiap merek sepeda motor mempunyai peluang masuk ke segmen tertentu. Honda merupakan merek yang mempunyai peluang besar untuk masuk ke segmen I, II, dan III. Uus MD Fadli dan Enrico Wijaya (2002) dengan penelitiannya yang berjudul “Analisis Positioning Merek Makanan Siap Saji” bertujuan untuk memahami, menganalisis dan menjelaskan posisi persaingan pemasaran merek (positioning) dari enam merek makanan siap saji (Mc Donald’s, KFC, CFC, Texas Fried Chicken, Wendy’s, Hoka-Hoka Bento). Data dianalisis menggunakan analisis faktor dan analisis korespondensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tujuh faktor yang dijadikan acuan pemilihan restoran siap saji, yakni : faktor dasar, faktor selera, faktor suasana restoran, faktor perhatian khusus, faktor gengsi, faktor sarana parkir, dan faktor ciri khas yang mudah diingat. Strategi positioning merek makanan siap saji terbagi atas empat posisi yang berbeda yakni restoran KFC, TFC, MCD masing-masing memiliki perbedaan yang mencolok dibanding para pesaingnya sedangkan restoran HHB, CFC, dan WED dinilai oleh pelanggan memiliki kesamaan dalam melakukan positioning. Kemudian pada penelitian Jauhari Arifin dan Uus MD Fadli (2002) yang diberi judul “Analisis Penetapan Posisi Persaingan Pemasaran Merek sabun Mandi” dengan menggunakan metode peta persepsi (perceptual mapping) Multidimensional scaling (MDS) dan analisis faktor dinyatakan bahwa setiap merek sabun memiliki faktor dominan yang disukai oleh konsumen. Lux misalnya karena mudah didapat dan harganya murah, GIV karena cocok dengan kulit, Nuvo karena bisa digunakan untuk seluruh keluarga, iklannya bagus dan merasa puas dengan produknya, Medicare cocok dengan kulit dan memiliki kemasan yang menarik. Sedangkan persepsi pelanggan menunjukkan bahwa setiap merek memiliki strategi positioning yang berbeda. Setiap konsumen mempunyai persepsi yang berbeda mengenai kelima merek sabun mandi yang diteliti.
D. Kerangka Pemikiran Perkembangan pesat pada industri telekomunikasi menyebabkan persaingan bisnis telekomunikasi menjadi sangat ketat. Struktur pasar yang didominasi oleh pelanggan GSM prabayar menjadikan para operator telepon seluler khususnya untuk jenis GSM prabayar semakin berlombalomba untuk menambah jumlah pelanggannya dalam kategori ini. Segmen anak muda atau remaja saat ini tampaknya tidak pernah lepas dari sorotan para operator seluler, sebuah riset yang pernah dilakukan majalah Hai kepada pembaca yang dikategorikan anak muda mengatakan kini pembelian pulsa menempati posisi cukup tinggi dan bahkan sempat mensubstitusi pembelian media cetak. Para anak muda ini dapat menghabiskan uangnya untuk membelanjakan pulsa berkisar antara Rp 50.000,- hingga Rp 100.000,- per bulan. Hal ini membuktikan bahwa pada dasarnya anak muda merupakan pasar yang amat potensial bagi industri telekomunikasi. Berdasarkan ulasan hasil riset yang dilakukan Pixel tentang kepuasan pelanggan tahun 2005, menunjukkan kondisi persaingan telepon selular sangat didominasi oleh unsur tarif atau harga. Tampaknya hal ini masih terus
berlanjut hingga saat ini. Bahkan merek-merek yang
awalnya hanya mementingkan kualitas pelayanan maupun ketersediaan akan produk, kini mulai ikut andil dalam perang tarif. Selain itu, segmen anak muda sekarang juga semakin menjadi incaran para operator seluler. Hal ini dapat terlihat dari iklan-iklan yang ditawarkan oleh para operator seluler yang saat ini banyak menggunakan anak muda sebagai icon produknya. Hal ini membuat positioning SIM card dari masing-masing operator sepertinya kini mulai bergeser. Dalam persaingan seperti ini, konsekuensi yang harus dihadapi oleh para operator seluler adalah bagaimana memenangkan persaingan dan berupaya meningkatkan jumlah pelanggannnya. Para operator perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih SIM card prabayarnya. Hal ini dapat diketahui melalui
metode focus group discussion yang kemudian dilanjutkan dengan analisis faktor. Hasil dari analisis faktor disebut sebagai atribut determinan yang nantinya akan dianalisis lebih lanjut bersama dengan merek-merek SIM card yang teliti. Untuk melihat posisi masing-masing operator seluler secara tepat maka hal yang dilakukan adalah mengetahui tanggapan konsumen terhadap produk SIM card yang ditawarkan. Data yang didapat akan dianalisis dengan menggunakan metode Correspondence Analysis (CA). Melalui metode CA akan diperoleh peta persepsi tentang positioning berbagai merek SIM card GSM prabayar.
Hasil
penelitian
diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi operator seluler GSM prabayar dalam melakukan positioning atau repositioning dan menetapkan strategi pemasaran yang tepat. Berikut ini kerangka pemikiran penelitian dalam bentuk skema :
Perkembangan bisnis telep on
Persaingan bisnis antar operator Persepsi konsumen
Atribut determinan
Metode analisis: Analisis Faktor Correspondence Analysis (CA)
Faktor-faktor yang dianggap
Positioning SIM card GSM prabayar
Penetapan strategi Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian terbatas pada tipe responden yang berstatus mahasiswa
FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menggunakan SIM card GSM prabayar. Objek yang diteliti adalah produk layanan jasa telepon selular meliputi tujuh merek SIM card yang menggunakan jenis teknologi GSM dengan jenis pembayarannya yaitu prabayar serta operatornya terdaftar di Indonesia, di antaranya : Simpati, Mentari, IM3 Smart, Kartu AS, XL Bebas, XL Jempol, dan 3 (three).
B.
Metode Penentuan Sampel Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah mahasiswa
reguler Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Sampel
yang
diambil
berasal
dari
mahasiswa
angkatan 2004 sampai dengan angkatan 2007. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
judgement
sampling.
Judgement
sampling
merupakan
pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi
semata
(Abdul
Hamid,
2007:
29).
Peneliti
memilih
sampel
berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian. Adapun responden yang menjadi target dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memiliki telepon selular yang digunakan untuk pribadi.
2. Pelanggan telepon selular minimal 1 tahun. 3. Pelanggan SIM card GSM prabayar. 4. Memiliki usia 17 – 24 tahun. 5. Pria dan wanita yang berstatus mahasiswa FEIS UIN Jakarta. 6. Mengetahui tujuh merek SIM card GSM prabayar yang diteliti. Pada tahap awal, penelitian dilakukan dengan menggunakan studi eksploratif guna menentukan atribut-atribut determinan. Metode yang digunakan dalam studi eksploratif adalah metode Focus Group Discussion (FGD), yaitu dengan mengumpulkan 10 sampai 20 orang responden yang dinilai memiliki pemahaman secara mendalam tentang produk yang
diteliti
(Suliyanto,
2005:31).
Setelah
terkumpul,
dilakukan
diskusi untuk
menentukan atribut yang akan dimasukkan dalam penelitian. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan melakukan analisis faktor terhadap atribut-atribut tersebut untuk mendapatkan faktor-faktor yang benar-benar menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih SIM card GSM prabayar sekaligus menguji validitas faktor-faktor tersebut. Analisis faktor dilakukan dengan melibatkan 30 orang responden. Setelah faktor-faktor tersebut diperoleh maka penelitian akan dilanjutkan dengan menggunakan metode Correspondence Analysis (CA) dengan sampel sejumlah 100 orang responden. Menurut David Aaker (2003), jumlah sampel yang pilih sebanyak 100 orang dianggap sudah cukup mewakili populasi yang ada. Dari sini akan diperoleh perceptual map (peta persepsi) yang akan menggambarkan positioning SIM card GSM prabayar berdasarkan atribut yang diteliti.
C.
Metode Pengumpulan Data Dalam hal ini penulis menggunakan kedua jenis data yaitu data primer dan
sekunder yang berkaitan dengan hal yang diteliti. a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dengan melakukan penelitian lapangan terhadap responden yang dituju. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah dengan penyebaran kuesioner. Dalam hal ini responden diminta mengisi sendiri kuesioner yang dibagikan sehingga responden dapat mengisi kuesioner tanpa melibatkan
pandangan
subyektif
dari
interviewer. Namun, pada saat pengisian kuesioner ini, responden tetap didampingi oleh interviewer untuk menghindari kesalahan yang terjadi dalam pengisian kuesioner. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dengan membaca literatur yang terkait dengan topik penelitian. Peneliti memperoleh teori dari berbagai sumber literatur seperti buku, jurnal, artikel di internet, majalah, dan lain sebagainya.
D.
Metode Analisis 1.
Analisis Faktor Analisis faktor merupakan analisis statistik yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, mengelompokkan, dan
meringkas faktor-faktor
yang
merupakan dimensi suatu variabel, definisi dan sebuah fenomena tertentu (Bhuono Agung Nugroho, 2005:91). Nilai validitas dapat diperoleh melalui analisis faktor yang bertujuan untuk mengetahui apakah indikator yang digunakan untuk mengukur suatu
variabel memang menjelaskan variabel tersebut. Analisis faktor juga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari suatu set variabel yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan di dalam
analisis
multivariat
selanjutnya.
Analisis
faktor
juga
banyak
aplikasinya dalam riset pemasaran. Misalnya di dalam riset produk, analisis faktor dapat dipergunakan untuk menentukan atribut atau karakteristik merek yang mempengaruhi pilihan pelanggan/pembeli. Selain itu analisis faktor
juga
dapat
mengidentifikasi
digunakan
variabel
yang
di
dalam
mendasari
segmentasi yang
pasar
untuk
dipergunakan
untuk
mengelompokkan pelanggan (Supranto, 2004: 114-115). Langkah-langkah yang dipergunakan dalam analisis faktor adalah sebagai berikut (Supranto, 2004 : 122-136) : a. Merumuskan masalah faktor analisis dan mengidentifikasi variabelvariabel asli yang akan dianalisis faktor. Merumuskan masalah meliputi beberapa hal, yaitu tujuan analisis faktor yang harus dididentifikasi, variabel yang akan dipergunakan di dalam analisis faktor, pengukuran variabel berdasarkan skala interval, dan banyaknya elemen sampel yang memadai. b. Menentukan suatu matriks korelasi dari variabel-variabel yang dibentuk. Agar analisis faktor bisa tepat dipergunakan variabel-variabel yang akan dianalisis harus berkorelasi. Apabila koefisien korelasi antar v ariabel terlalu kecil, hubungan lemah, analisis faktor tidak tepat. Statistik formal yang tersedia untuk menguji ketepatan model faktor adalah sebagai berikut : 1) Bartlett’s Test of Sphericity.
Statistik ini bisa dipergunakan untuk menguji hipotesis bahwa variabel tak berkorelasi di dalam populasi. Dengan kata lain, matriks korelasi populasi merupakan matriks identitas. Uji statistik ini didasarkan pada suatu transformasi chi-square. 2) Kaiser Meyer Oklin (KMO). Statistik ini mengukur kecukupan sampling (sampling adequancy). Indeks ini membandingkan besarnya koefisien korelasi terobservasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Nilai KMO yang kecil menunjukkan bahwa korelasi antar pasangan variabel tidak bisa diterangkan oleh variabel lainnya dan analisis mungkin tidak tepat. Nilai KMO
antara 0,5-1,0 berarti analisis faktor tepat, kalau kurang
dari 0,5 analisis faktor dikatakan tidak tepat. c. Menentukan metode analisis faktor yang dipilih. Terdapat dua cara atau metode yang dapat dipergunakan dalam analisis faktor, yaitu sebagai berikut : 1) Principal component analysis atau metode analisis komponen utama. Dalam metode ini, jumlah varian dalam data dipertimbangkan. Diagonal matriks korelasi terdiri dari angka 1 (satu) dan full variance dibawa ke dalam matriks faktor. Metode ini dianjurkan jika tujuannya akan memperkecil jumlah variabel asli dan akan dipergunakan untuk membuat analisis multivariat lainnya. 2) Common factor analysis atau metode analisis faktor umum. Di dalam metode ini faktor diestimasi hanya didasarkan pada common variance, communalities dimasukkan di dalam matriks korelasi. Communality adalah jumlah varian yang disumbangkan oleh
suatu variabel dengan seluruh variabel lainya dalam analisis. Metode ini dianggap tepat kalau tujuan utamanya ialah mengidentifikasi dimensi yang mendasari dan
common variance yang menarik
perhatian. d. Peneliti menentukan banyaknya faktor yang akan disarikan (extracted) dari variabel yang banyak tersebut. Penentuan dapat didasarkan pada persentase varian. Pada pendekatan ini disarankan bahwa ekstraksi faktor dihentikan kalau kumulatif persentase varian sudah mencapai paling sedikit 60 % atau 75% dari seluruh varian variabel asli. e. Menginterpretasikan faktor hasil rotasi. Interpretasi dapat dipermudah yaitu dengan mengidentifikasi v ariabel yang memiliki nilai muatan (loading) yang besar pada faktor yang sama. Faktor tersebut kemudian dapat diinterpretasikan menurut variabelvariabel yang mempunyai nilai loading yang tinggi dengan faktor tersebut. Bantuan di dalam interpretasi yang berguna lainnya adalah membuat plot v ariabel dengan menggunakan factor loading sebagai titik koordinat. Variabel pada ujung atau akhir suatu sumbu adalah variabel yang mempunyai high loading pada faktor tertentu, misalnya F1 dan F2. Oleh karena itu, kita bisa menyimpulkan bahwa faktor tersebut terdiri dari variabel-variabel tersebut. Pada dasarnya, analisis faktor memiliki model yang hampir mirip dengan analisis regeresi berganda, hanya saja pada analisis faktor tidak terdapat konstanta. Jika variabel-variabel dibakukan, model analisis faktor bisa ditulis sebagai berikut (Malhotra, 2004:569): X i = Ai1 F1 + Ai2 F 2 + Ai3 F 3 + …. + Aim F m + Vi Ui
Keterangan : Xi
= variabel ke i yang dibakukan (rata-ratanya nol, standar dev iasinya
satu). Aij = koefisien regresi parsial yang dibakukan untuk variabel i pada common factor ke j. F
= common factor ke j.
Vi
= koefisien regresi yang dibakukan untuk variabel ke i pada faktor yang
unik ke i (unique factor) Ui
= faktor unik variabel ke i.
m = banyaknya common factor. Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor yang unik dan juga tidak berkorelasi dengan common factor. Common factor sendiri bisa dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel-variabel yang terobservasi/terlihat. F i = Wi 1 X 1 + Wi2 X 2 + Wi 3 X 3 + … + Wik X k Keterangan : Fi
= perkiraan faktor ke-i
Wi = koefisien skor faktor ke-i k
= banyaknya variabel Faktor
pertama
menyerap
sebagian
besar
varian
dari
seluruh
variabel, kemudian faktor kedua menyerap sebagian besar sisa varian dari variabel
setelah
diperoleh
faktor
pertama.
Faktor
ketiga
menyerap
sebagian besar sisa v arian dari variabel setelah diperoleh faktor pertama
dan faktor kedua dan begitu seterusnya. Faktor yang diperoleh merupakan variabel baru yang tidak berkorelasi antara satu faktor dengan faktor lainnya. Selain itu, banyaknya faktor juga lebih sedikit daripada v ariabel asli sebab analisis faktor memang mereduksi variabel yang banyak menjadi variabel yang lebih sedikit.
2.
Analisis Reliabilitas Reabilitas menunjukkan tingkatan di mana suatu skala menghasilkan
hasil yang konsisten jika pengukuran dilakukan berulang kali. Oleh karena itu, realibilitas dapat digambarkan sebagai tingkatan di mana pengukuran bebas dari segala kesalahan (Malhotra, 2006:273). Reabilitas menjadi ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang ada kaitannya dengan konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam sebuah kuesioner. Untuk
mengetahui
reliabilitas
kuesioner
dalam
penelitian
ini
digunakan pendekatan pengukuran reliabilitas konsistensi internal. Konsep reliabilitas menurut pendekatan ini adalah konsistensi di antara butir-butir pernyataan
dalam
suatu
instrumen.
Tingkat keterkaitan
antara butir
pernyataan dalam suatu instrumen untuk mengukur konstruk tertentu menunjukkan
tingkat
reliabilitas
konsistensi
internal
instrumen
yang
bersangkutan. Dalam pengukurannya, peneliti hanya memerlukan sekali pengujian
dengan
teknik
statistik
tertentu
terhadap
skor
jawaban
responden yang dihasilkan dari penggunaan instrumen yang bersangkutan.
Teknik yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menghitung Cronbach’s Alpha. Menurut Malhotra (2006: 274) sebaiknya reabilitas suatu variabel memiliki Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6.
3.
Correspondence Analysis (CA) Dalam penelitian ini teknik positioning yang digunakan adalah teknik
pemetaan yang biasa disebut dengan peta persepsi (perceptual map). Peta persepsi menurut David W. Cravens (1996: 166) merupakan teknik riset yang berguna untuk menunjukkan bagaimana merek dipandang oleh pembeli dari berbagai kriteria. Analisis ini berguna untuk memilih strategi penentuan sasaran pasar dan memutuskan bagaimana menentukan posisi produk dan merek untuk melayani sasaran pasar yang terpilih. Salah satu teknik analisis yang biasa digunakan untuk menentukan positioning adalah Correspondence Analysis (CA). Teknik ini menggambarkan atribut-atribut produk berdasarkan persepsi dan preferensi konsumen terhadap merek. Correspondence Analysis (CA) hanya dapat menganalisis data nonmetrik
yaitu
data
nominal
dan
ordinal.
Namun,
CA
mampu
menempatkan objek pada map, sekaligus dengan atribut-atribut objek tersebut sehingga memberikan informasi yang relatif lebih lengkap (Singgih Santoso, 2002:321). Manfaat Correspondence Analysis (CA) dibandingkan dengan teknik penskalaan
multidimensional
ialah
bahwa
CA
akan
mengurangi
permintaan pengumpulan data yang dibebankan kepada responden, sebab hanya data binary atau kategoris yang diperoleh. Responden hanya ditanya untuk memeriksa atribut mana yang cocok untuk beberapa merek.
Merek dan atribut kemudian ditayangkan di dalam ruang multidimensi yang sama (Supranto, 2004:195-196). Data penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS versi 15.0.
E.
Operasional Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, hal yang diteliti adalah positioning SIM card
GSM prabayar yang ada. Dalam hal ini, yang menjadi v ariabel-v ariabel penelitian diantaranya : a.
Tujuh merek SIM card GSM prabayar, diantaranya : Simpati, Mentari, IM3 Smart, XL Bebas, XL Jempol, Kartu AS, dan 3 (Three).
b.
Atribut-atribut
determinan
dari
SIM
card
GSM
prabayar
yang
merupakan hasil dari Focus Group Discussion (FGD). Skala yang dipergunakan dalam kuesioner adalah skala likert yang menghasilkan data ordinal, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kategori, namun posisi data tidak sama derajatnya karena dinyatakan dalam skala peringkat (Kuncoro Mudrajad, 2003 : 125). Variabel-variabel yang digunakan dalam metode CA dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.3 Penilaian Atribut-Atribut Determinan Berdasarkan Merek SIM card GSM Prabayar yang Ditawarkan 1. Atribut Determinan Hasil FGD Merek SIM card 1. Simpati 2. Mentari 3. IM3 Smart
1
Tingkat Penilaian 2 3 4 5
6
4. 5. 6. 7.
XL Bebas XL Jempol Kartu As 3 (three)
Keterangan
:
1 : sangat tidak setuju 2 : tidak setuju 3 : kurang setuju 4 : cukup setuju 5 : setuju 6 : sangat setuju
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A.
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Perusahaan Operator Seluler a. Telkomsel Telkomsel
menjadi
operator
jasa
telekomunikasi
selular
yang
terkemuka di Indonesia. Pada akhir Maret 2008, Telkomsel mempunyai 51.3 juta pelanggan. Berdasarkan statistik industri, hal ini berarti mewakili suatu pangsa pasar yang diperkirakan sekitar 51%. Telkomsel menyediakan jasa GSM selular di Indonesia, dan secara internasional bermitra dengan 155 negara-negara. Pada bulan September 2006, Telkomsel menjadi operator yang pertama di Indonesia yang meluncurkan jasa 3G. Perusahaan langganannya
Telkomsel
dengan
pilihan
menyediakan SIM
card
pilihan GSM
untuk
prabayar
para maupun
pascabayar. Untuk SIM card prabayar terdapat pilihan merek yaitu Simpati dan Kartu AS sedangkan untuk pascabayar tersedia Kartu Halo. Operasi Telkomsel di Indonesia sudah tumbuh sejak peluncurannya pada 26 Mei 1995. Pada bulan November 1997, Telkomsel menjadi operator telekomunikasi selular yang pertama di
Asia untuk memperkenalkan
layanan GSM prabayar. Pendapatan Telkomsel sudah tumbuh dari Rp 3.59 trilyun pada tahun 2000 ke Rp 44.38 trilyun pada tahun 2007. Pada periode yang sama, total jumlah para langganan selular Telkomsel meningkat dari
sekitar 1.7 juta pada 31 Desember 2000 ke 47.9 juta
pada 31 Desember
2007. Telkomsel mempunyai pemenuhan jaringan paling besar dari semua operator selular di Indonesia. Telkomsel menyediakan pemenuhan jaringan untuk sekitar 95% dari populasi Indonesia dan menjadi satu-satunya operator
di
Indonesia
yang
jangkauan
wilayahnya
meliputi
semua
kabupaten dan semua kecamatan di Sumatra, Jawa, dan Bali.
b. Indosat PT
Indosat,
Tbk
didirikan
pada
tahun
1967
sebagai
investasi
perusahaan asing dalam penyediaan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia. Indosat memulai operasinya di tahun 1969 dengan peresmian di Jatiluhur. Pada tahun 1980, Pemerintah Indonesia memperoleh semua saham Indosat, yang kemudian menjadi suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT Indosat, Tbk menyediakan pilihan untuk para langganannya dengan pilihan SIM card GSM prabayar maupun pascabayar. Untuk SIM card prabayar terdapat pilihan merek yaitu Mentari dan IM3 sedangkan untuk pascabayar tersedia Matrix. Pada November 2003, PT Indosat, Tbk mengikuti penandatanganan penggabungan Satelindo, IM3 dan Bimagraha ke dalam Indosat. Indosat diposisikan menjadi penyedia telekomunikasi yang melayani dengan jajaran produk yang menyeluruh di Indonesia. Ini diikuti oleh suatu perubahan bentuk program menyeluruh yang diluncurkan di tahun 2004, mencakup didalamnya sumber daya manusia, teknologi, budaya perusahaan dan nilai-nilai.
Indosat menjadi operator seluler paling besar kedua dengan 16.704.639 pelanggan pada akhir 2006. Indosat meluncurkan 3.5G nya untuk daerah Jakarta dan Surabaya pada bulan November 2006. Indosat 3.5G memungkinkan para langganan untuk menikmati suara dan video dengan mutu lebih baik, mempercepat data atau akses internet sampai kepada 3.6 Mbps atau sekitar 9 kali lebih cepat dari standar layanan 3G. Tahun 2007 adalah satu tahun yang terbaik bagi Indosat dalam kaitannya dengan hasil operasional, peningkatan dan perluasan jaringan, produk dan jasa inovasi, dan layanan pelanggan. Pelanggan Indosat telah mencapai 24.5 juta pelanggan. c. Excelcomindo Pratama
(XL)
Excelcomindo Pratama memiliki produk dengan nama-nama produk yaitu
Jempol, Bebas, Xplor dan Business Solutions. Filosofi perusahaan XL
adalah berupaya sepenuhnya untuk bisa memenuhi kebutuhan para pelanggan melalui layanan yang berkualitas tinggi. Produk-produk yang ada, baik untuk perorangan maupun untuk perusahaan diciptakan untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan. XL patut merasa bangga sebagai suatu perusahaan yang inovatif dan selalu mampu menghadirkan berbagai macam produk maupun layanan melalui teknologi yang tepat guna memuaskan pelanggan dalam berkomunikasi. Disamping hubungan yang baik dengan pelanggan, XL juga memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar. XL percaya akan perlunya
pembangunan
masyarakat
secara
berkesinambungan
guna
menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif. Sebagai bentuk tanggung jawab dari kalangan industri, XLsangat berkomitmen untuk menciptakan nilai tambah pada pemegang sahamnya dan juga berkomitmen untuk berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat Indonesia. Hal diatas
diwujudkan melalui program-program sosial perusahaan (CSR program) yang difokuskan pada pendidikan dan kegiatan sosial lainnya dalam payung XL CSR. Nilai-nilai yang dianut oleh XL diantaranya : Integrity, team work, service excellent. Integrity dimaksudkan agar segenap jajaran pimpinan dan karyawan XL memiliki kemampuan untuk jujur dalam berbicara dan bertindak, konsisten antara pikiran, perkataan dan perbuatan, adil dalam memperlakukan pihak lain, dan berdedikasi terhadap perusahaan serta dapat dipercaya dalam mengemban amanat maupun menjalankan tugas. Sedangkan team work dimaksudkan agar segenap jajaran pimpinan dan karyawan XL senantiasa berpikiran positif dan terbuka terhadap masukan orang lain, menghargai perbedaan, peduli terhadap pihak lain, komunikatif dalam membangun pengertian yang sama, dan berbagi pengetahuan dan keterampilan. pimpinan
Dalam
dan
usaha
karyawan
XL
memberikan
layanan
mencerminkan
bahwa
unggul, XL
perilaku
fokus
pada
pelanggan dalam pengambilan keputusan dan tindakan, berorientasi pada solusi terbaik, efisien dan efektif dalam menghasilkan solusi, sepenuh hati dalam menjalankan tugas, berorientasi pada kualitas atas produk dan jasa yang diberikan, dan proaktif dalam bertindak serta inovatif dan kreatif dalam memberikan solusi. Di tahun 2007, XL dengan sukses memperluas dan meningkatkan jaringan serat optik di beberapa kota besar di Indonesia. Untuk Pulau Jawa dimana terdapat lebih dari 62% pelanggan, XL telah mempunyai jaringan serat optik yang terdiri dari jaringan utama (backbone) dan jaringan penghubung
(ring).
Serat
optik
berkapasitas
tinggi
ini
membentang
sepanjang jalan kereta api di pulau Jawa, dari Jawa Barat hingga Surabaya dan Pasuruan di Jawa Timur. Sepanjang tahun 2007, XL telah menginstalasi lebih dari 3.000 km jaringan optik sehingga total jaringan serat optik (kabel laut dan darat) adalah lebih dari 9.000 km. Sementara itu, XL telah membangun kabel bawah laut dengan kapasitas terpasang hingga 10 gigabytes per detik dari Jawa Timur ke Bali, Nusa Tenggara, dan berakhir di Sulawesi Selatan. Perseroan juga memiliki kabel
bawah
laut
yang
menghubungkan
Sulawesi
Tengah
dengan
Sangatta di Kalimantan. Jaringan kabel bawah laut di Ancol, Jakarta Utara terhubung dengan Batam yang melalui Pulau Bangka dilanjutkan ke kepulauan Riau lalu ke Jambi dan berakhir di Batam. Di Sumatera, XL telah membangun jaringan yang menghubungkan kota-kota besar di sepanjang Sumatera. Jaringan utama di Sumatera akan dihubungkan ke Pulau Jawa melalui kabel bawah laut dari Anyer ke Kalianda yang sedang dalam proses pembangunan. Sehubungan dengan perluasan jaringan transmisi, XL telah berhasil mengaplikasikan teknologi terbaru dengan membangun jaringan multipleks berkapasitas sangat tinggi (10 Gbps) DWDM Network, MPLS dan NGN Network disamping teknologi TDM konvensional yang sudah ada seperti PDH, SDH dan C-WDM. d. Hutchison CP Telecommunications Indonesia Hutchison layanan
Telecom International
telekomunikasi
terbesar
di
adalah dunia,
salah
yang
satu
memiliki
perusahaan visi
untuk
memberikan layanan komunikasi hari esok pada masyarakat ini. Dari visi inilah Hutchison CP Telecommunications Indonesia (HCPT) dibentuk dan
untuk merealisasikan visi tersebut, HCPT mengoperasikan layanan 2G dan 3G di Indonesia di bawah bendera 3. 3
memang
telekomunikasi
nama
selular.
yang
Merek
cukup 3
unik
sendiri
untuk
diciptakan
sebuah agar
layanan 3
dapat
diaplikasikan ke berbagai negara dengan masyarakat yang berbeda. Merek ini harus dapat beradaptasi dengan budaya lokal namun tetap menjaga identitasnya. Karena itulah 3 disebut Three di Inggris, Australia dan Irlandia, Tre di Italia, Drei di Austria dan di Indonesia kami bangga disebut Tri. 3 bukan hanya sekedar nomor, lebih dari sekedar layanan 3G/2G. 3 memberikan layanan-layanan yang menjawab semua yang Anda inginkan. 3 melintasi perbedaan bahasa, budaya dan teknologi. Dengan karakternya yang unik, 3 berusaha membebaskan konsumennya dari semua limitasi dan mewujudkan keinginan yang mungkin tidak pernah terlintas di pikiran para konsumennya.
2. Profil Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Nama IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031 tanggal 20 Mei 2002. Peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Hamzah Haz, pada 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-45 dan Lustrum ke-9 serta pemancangan tiang pertama pembangunan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development Bank (IDB). Sebagai bentuk re-integrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun akademik 2002/2003 menetapkan nama-nama fakultas sebagai berikut:
1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2. Fakultas Adab dan Humaniora 3. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat 4. Fakultas Syari’ah dan Hukum 5. Fakultas Dakwah dan Komunikasi 6. Fakultas Dirasat Islamiyah 7. Fakultas Psikologi 8. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial 9. Fakultas Sains dan Teknologi 10. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 11. Sekolah Pascasarjana
a. Visi Menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan, keislaman dan keindonesiaan.
b. Misi 1. Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan global; 2. Melakukan reintegrasi epistimologi keilmuan; 3. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan iptek dan melakukan pencerahan dalam pembinaan imtaq; 4. Mengembangkan keilmuan melalui kegiatan penelitian; 5. Memberikan masyarakat.
kontribusi
terhadap
peningkatan
kualitas
hidup
c. Tujuan 1. Menyiapkan
peserta
didik
menjadi
anggota
masyarakat
yang
memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan
pengetahuan,
bidang
dan/atau
keagamaan,
sosial
menciptakan maupun
sains
ilmu dan
teknologi; 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama, sosial dan sains teknologi serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
d. Motto Sejak 2007 UIN Syarif Hidayatullah menetapkan motto Knowledge (pengetahuan), Piety (kesalehan), Integrity (integritas). Motto ini pertama kali disampaikan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, dalam pidato Wisuda Sarjana ke-67 tahun akademik 2006-2007. 1. Knowledge mengandung arti bahwa UIN Syarif Hidayatullah memiliki komitmen menciptakan sumber daya insani yang cerdas, kreatif, dan inovatif. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkeinginan memainkan peranan optimal dalam kegiatan pembelajaran dan penemuan hasilhasil riset kepada masyarakat. Komitmen tersebut merupakan bentuk tanggung jawab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun sumber insani bangsa yang mayoritas adalah Muslim. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin menjadi sumber perumusan nilai keislaman yang sejalan dengan kemodernan dan keindonesiaan. Oleh karena itu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menawarkan studi-studi keislaman, studi-studi sosial, politik, dan ekonomi serta sains, dan teknologi modern termasuk kedokteran dalam perspektif integrasi ilmu.
2. Piety mengandung pengertian bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen mengembangkan inner quality dalam bentuk kesalehan di kalangan sivitas akademika. Kesalehan yang bersifat individual (yang tercermin dalam terma habl min Allah) dan kesalehan sosial (yang tercermin dalam terma habl min al-nas) merupakan basis bagi sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun relasi sosial yang lebih luas. 3. Integrity mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan pribadi yang menjadikan nilai-nilai etis sebagai basis dalam pengambilan keputusan dan perilaku sehari-hari. Integrity juga mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki kepercayaan diri sekaligus menghargai kelompokkelompok lain. Dalam motto Knowledge (pengetahuan), Piety (kesalehan), Integrity (integritas) terkandung sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang berkeadaban, dan menghasilkan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasaan ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh. Hingga tahun 2008 wisuda ke-72 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menghasilkan alumni sebanyak 36.099 orang, terdiri atas 19.174 Sarjana Strata Satu (S1), 1.273 Sarjana Magister (S2), dan 426 Sarjana Doktor (S3). UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus berupaya menyiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan keagamaan dan ilmu ilmu terkait lainnya dalam arti yang seluas-luasnya.
B.
Penemuan dan Pembahasan 1. Focus Group Discussion (FGD) Metode Focus Group Discussion (FGD) telah dilakukan terhadap 20
orang yang merupakan mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil yang diperoleh berupa temuan atribut SIM card GSM prabayar yang
berjumlah 16 atribut. Adapun atribut-atribut tersebut adalah sebagai berikut : a. Jangkauan yang luas b. Sinyal yang kuat dan stabil c. Fitur yang lengkap d. Harga pulsa yang murah ke semua operator e. Harga pulsa sesuai kualitas f. Bebas biaya roaming g. Harga paket perdana murah h. Voucher isi ulangnya bervariasi i. Layanan operatornya memuaskan j. Perusahaannya terkenal dan terpecaya k. Mereknya bergengsi l. Banyak dipakai orang m. Iklan yang menarik n. Banyak memberikan bonus pulsa o. Kartu perdananya mudah didapat p. Voucher isi ulangnya ada di mana-mana
2. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas dengan Analisis Faktor Analisis faktor dilakukan untuk menguji validitas dalam penelitian ini dan sekaligus untuk mendapat faktor-faktor yang benar-benar menjadi pertimbangan responden dalam memilih SIM card GSM prabayar. Tujuan uji validitas adalah untuk mengetahui apakah pernyataan-pernyataan yang
digunakan dalam kuesioner merupakan gambaran dari variabel yang hendak diukur. Variabel-variabel tersebut terdiri dari 16 pernyataan yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1 Variabel-Variabel Sebelum Direduksi Nama
Pernyataan
Variabel Variabel1
Jangkauan yang luas
Variabel2
Sinyal yang kuat dan stabil
Variabel3
Fitur yang lengkap
Variabel4
Harga pulsa yang murah ke semua operator
Variabel5
Harga pulsa sesuai kualitas
Variabel6
Bebas biaya roaming
Variabel7
Harga paket perdana murah
Variabel8
Voucher isi ulangnya bervariasi
Variabel9
Layanan operatornya memuaskan
Variabel10
Perusahaannya
terkenal
dan
terpecaya Variabel11
Mereknya bergengsi
Variabel12
Banyak dipakai orang
Variabel13
Iklan yang menarik
Variabel14
Banyak memberikan bonus pulsa
Variabel15
Kartu perdananya mudah didapat
Variabel16
Voucher
isi
mana-mana Sumber : Riset peneliti
ulangnya
ada
di
Untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang benar-benar menjadi pertimbangan responden dalam memilih SIM card GSM prabayar, peneliti membagikan kuesioner yang berisikan keenambelas variabel di atas kepada 30 responden. Setelah data-data yang diperlukan terkumpul maka dilakukan tahapan selanjutnya yaitu tahap analisis dengan menggunakan analisis faktor. Langkah awal
dalam analisis faktor yaitu
menentukan apakah
keenambelas atribut tersebut layak untuk diproses lebih lanjut. Hal ini dilakukan dengan melakukan serangkaian tes yang dikenal dengan KMO MSA dan tabel Anti Image Matrices. Tabel 4.2 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. ChiSquare df Sig.
.489 263.76 6 120 .000
Sumber : Ri set peneliti
Hasil temuan pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai KMO MSA sebesar 0,489 atau kurang dari 0,5. Hal ini berarti analisis faktor dianggap tidak layak. Untuk itu, pada perhitungan tabel Anti Image Matrices (dapat dilihat pada bagian lampiran output) khususnya pada bagian anti image correlation di mana terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal bertanda “a” yang variabel-variabelnya memiliki korelasi kurang dari 0,5 harus dikeluarkan dari analisis faktor. Hasil perhitungan Anti Image Matrices dalam analisis faktor menunjukkan terdapat 9 variabel yang memiliki nilai
korelasi kurang dari 0,5. Variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3 Variabel-Variabel yang Memiliki Korelasi Kurang dari 0,5 Nama Variabel Variabel4
Pernyataan Harga
pulsa
yang
murah
ke
Nilai Anti Image 0,414
semua operator Variabel6
Bebas biaya roaming
0,232
Variabel7
Harga paket perdana murah
0,405
Variabel8
Voucher isi ulangnya bervariasi
0,495
Variabel12 Banyak dipakai orang
0,367
Variabel13 Iklan yang menarik
0,474
Variabel14 Banyak memberikan bonus pulsa
0,399
Variabel15 Kartu
0,303
perdananya
mudah
didapat Variabel16 Voucher
isi
ulangnya
ada
di
0,353
mana-mana Sumber : Riset peneliti
Setelah kesembilan variabel tersebut dikeluarkan maka analisis faktor dilakukan
kembali
terhadap
ketujuh
variabel
yang
tersisa.
Hasilnya
menunjukkan bahwa ketujuh variabel tersebut valid dan memiliki nilai KMO
MSA sebesar 0,740 atau lebih dari 0,5 yang berarti atribut-atribut tersebut dapat diproses lebih lanjut dalam analisis faktor. Tabel 4.4 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. ChiSquare df Sig.
.740 116.73 7 21 .000
Sumber : Riset peneliti
Variabel-variabel yang memiliki nilai korelasi lebih dari 0,5 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5 Variabel-Variabel yang Memiliki Korelasi Lebih dari 0,5 Nama Variabel
Nilai Anti Image Correlation 0,775
Pernyataan
Variabel1
Jangkauan yang luas
Variabel2
Sinyal yang kuat dan stabil
0,716
Variabel3
Fitur yang lengkap
0,864
Variabel5
Harga pulsa sesuai kualitas
0,618
Variabel9
Layanan
0,686
operatornya
memuaskan Variabel10
Perusahaannya
terkenal
dan
0,812
terpecaya Variabel11
Mereknya bergengsi
0,670
Sumber : Riset Peneliti
Berdasarkan hasil analisis faktor yang telah dilakukan dapat terlihat bahwa ketujuh atribut tersebut dapat direduksi ke dalam 2 faktor. Kedua faktor yang terbentuk dapat menjelaskan 72,699% dari total variasi data.
Hasil penelitian ini berarti menunujukkan bahwa pemilihan kartu prabayar dapat dijelaskan dengan baik oleh kedua faktor sedangkan sisanya 37,301% kemungkinan dibentuk oleh variabel-variabel lain yang belum ditemukan pada penelitian ini. Hal ini ditujukan oleh tabel Total Variance Explained (tabel 4.6) berikut ini.
Tabel 4.6 Total Variance Explained
Compon ent 1 2 3 4
Initial Ei genvalues % of Varian Cumulativ Total ce e% 4.012 57.311 57.311 1.077 .910
15.388 12.998
72.699 85.697
.426
6.090
91.787
5 6
.230 .211
3.279 3.018
95.066 98.084
7
.134
1.916
100.000
Extraction Sums of Squared Loadings % of Varian Cumulativ Total ce e% 4.012 57.311 57.311
Rotati on Sums of Squared Loadings % of Varian Cumulativ Total ce e% 2.830 40.422 40.422
1.077
2.259
15.388
72.699
32.277
72.699
Sumber : Riset Peneliti
Kemudian langkah selanjutnya adalah mengetahui distribusi ketujuh atribut SIM card GSM rabayar tersebut. Tabel 4.7 yaitu tabel Rotated Component
Matrix
di
bawah
ini
akan
membantu
pendistribusian atribut tersebut. Tabel 4.7 Rotated Component Matrix(a)
Var1 Var2
Component 1 2 .907 .226 .866 .111
menjelaskan
Var3 Var5 Var9 Var1 0 Var1 1
.813 .037 .349
.366 .875 .826
.564
.502
.393
.603
Sumber : Riset peneliti
Berdasarkan tabel tersebut, pendistribusian atribut SIM card GSM prabayar ke dalam 2 faktor adalah sebagai berikut : a. Faktor 1 terdiri atas jangkauan luas (variabel 1), sinyal kuat dan stabil (variabel 2), fitur lengkap (variabel 3), dan perusahaan terkenal dan terpecaya (variabel 10). b. Faktor 2 terdiri atas harga pulsa sesuai kualitas (variabel 5), layanan operator memuaskan (v ariabel 9), dan merek bergengsi (variabel 11). Faktor 1 dan faktor 2 tersebut selanjutnya diberi nama sesuai dengan atribut-atribut yang terkandung di dalamnya. Faktor 1 dinamakan faktor teknologi karena terdiri dari atribut-atribut yang memerlukan kecanggihan teknologi untuk mewujudkannya seperti jangkauan luas, sinyal kuat dan stabil, dan fitur lengkap. Selanjutnya, faktor 2 dinamakan faktor prestise karena atribut-atribut seperti harga pulsa sesuai kualitas, layanan operator memuaskan, dan merek bergengsi menunjukkan prestise perusahaan yang bersangkutan atas kualitas dan kepuasan pelanggannya.
b. Uji Reliabilitas dengan Cronbach Alpha Hasil
uji
reliabilitas
pada
tabel
4.8
menunjukkan
bahwa
nilai
Cronbach’s Alpha secara keseluruhan sebesar 0,870 atau lebih dari 0,6. Hal
ini berarti ketujuh atribut SIM card GSM prabayar yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.
Tabel 4.8 Reliability Statistics Cronbac h's Alpha Based on Cronbac Standardi h's Alpha zed Items .870 .872
N of Items 7
Sumber : Riset peneliti
Sedangkan berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel pada tabel 4.9 di bawah ini terlihat bahwa nilai Cronbach's Alpha yang diperoleh untuk masing-masing variabel
adalah
di atas 0,6.
Nilai
Cronbach's Alpha
terendah diperoleh sebesar 0,830 dan terbesar diperoleh sebesar 0,873. Dengan demikian semua variabel dinyatakan reliabel. Tabel 4.9 Item-Total Statistics
Var1 Var2 Var3 Var5 Var9 Var1 0 Var1 1
Correcte Cronba d Itemch's Squared Total Multiple Alpha if Correlati Correlati Item on Deleted on .771 .755 .833 .614 .691 .856 .791 .696 .830 .468 .556 .873 .688 .720 .845
Scale Mean if Item Deleted 21.9333 22.1333 22.2000 22.1333 22.4000
Scale Varianc e if Item Deleted 16.409 16.878 16.234 20.533 17.145
22.4000
17.283
.667
.560
.848
22.6000
16.731
.571
.596
.865
Sumber : Ri set peneliti
3. Profil Responden
Dalam penelitian ini, semua responden adalah pelanggan merekmerek SIM card GSM prabayar yang berusia 18 sampai dengan 24 tahun dan merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Data umum responden meliputi jenis kelamin, usia,
merek SIM card yang digunakan, dan pengeluaran pulsa setiap bulannya.
Tabel 4.10 Jenis Kelamin Responden
Vali d
LAKI-LAKI PEREMPUAN Total
Valid Cumulati Perce ve nt Percent
Frequen cy
Perce nt
28
28.0
28.0
28.0
72 100
72.0 100.0
72.0 100.0
100.0
Sumber : Ri set peneliti
Mayoritas responden dalam penelitian ini adalah perempuan yaitu sebanyak 72 responden atau 72% sedangkan untuk jumlah responden lakilaki hanya 28 responden atau 28% dari total responden. Dengan begitu jumlah responden secara keseluruhan adalah 100 responden.
Tabel 4.11 Usia Responden
Vali d
18 s/d 19 tahun
Frequen cy
Perce nt
Valid Percent
Cumulati ve Percent
17
17.0
17.0
17.0
20 s/d 22 tahun 23 s/d 24 tahun Total
73
73.0
73.0
90.0
10
10.0
10.0
100.0
100
100.0
100.0
Sumber : Riset peneliti
Jumlah pengguna SIM card GSM prabayar yang berusia antara 18 – 19 tahun adalah 17 responden atau sebesar 17%. Responden yang berusia 20 tahun sampai dengan 22 tahun sebanyak 73 responden atau 73%. Sedangkan responden yang berusia 23 sampai dengan 24 tahun hanya berjumlah 10 responden atau sebesar 10%. Hal ini berarti mayoritas responden adalah mahasiswa yang berusia antara 20 – 22 tahun.
Tabel 4.12 Jurusan yang Diambil Responden Frequen cy AKUNTANSI HUBUNGAN INTERNASIONAL ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN MANAJEMEN Total
Valid Cumulati Perce ve nt Percent 40.0 40.0 40.0 12.0 12.0 52.0
Perce nt
40 12 8
8.0
8.0
60.0
40 100
40.0 100.0
40.0 100.0
100.0
Sumber : Riset peneliti
Sebagian besar responden adalah mahasiswa jurusan akuntansi dan manajemen yaitu sebanyak 40 responden. Karena memang sebagian besar mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berasal dari kedua jurusan tersebut. Kemudian sisanya adalah mahasiswa jurusan hubungan
internasional
( HI ) sebanyak
12
responden dan
mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan ( IESP ) sebanyak 8 responden. Jumlah mahasiswa kedua jurusan ini memang masih sangat
minim jika dibandingkan dengan jurusan manajemen maupun akuntansi karena kedua jurusan ini merupakan jurusan baru yang ada di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial ini.
Tabel 4.13 Merek SIM card yang Digunakan Frequen Percen cy t Vali d
XL BEBAS IM3 KARTU AS MENTARI SIMPATI 3 ( THREE ) Total
Valid Percent
Cumulati ve Percent
5
5.0
5.0
5.0
70 5 5 11 4 100
70.0 5.0 5.0 11.0 4.0 100.0
70.0 5.0 5.0 11.0 4.0 100.0
75.0 80.0 85.0 96.0 100.0
Sumber : Riset peneliti
Jumlah pengguna SIM card GSM prabayar dengan merek XL Bebas, Kartu AS, dan Mentari masing-masing sebesar 5 responden atau 5%. Sedangkan untuk pengguna SIM card GSM prabayar dengan merek IM3 sebesar 70 responden atau 70%. Jumlah pengguna SIM card GSM prabayar dengan merek Simpati adalah 11 responden atau 11% dan untuk pengguna SIM card GSM prabayar dengan merek 3 (three) sebesar 4 responden atau 4%. Hasil yang diperoleh tersebut tidak ditentukan dari awal melainkan murni hasil pengisian kuesioner responden. Hal ini berarti mayoritas mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah memilih IM3 sebagai merek SIM card GSM prabayar yang mereka gunakan. IM3 memang berupaya meraih pangsa pasar pelajar
dan
kawula
muda
sehingga
keunggulan-keunggulan
yang
ditawarkan IM3 yang disesuaikan dengan kebutuhan anak muda. Hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hermawan Kertajaya (2003 : 371) bahwa perusahaan harus mempertimbangkan apa yang disukai atau dianggap penting oleh konsumen dan memiliki perbedaan yang jelas dibanding pesaingnya. Di sini Indosat melakukannya terhadap merek IM3. Dengan menawarkan tarif hemat, hal ini tentu saja sangat sesuai dengan kantong mahasiswa yang rata-rata memiliki pengeluaran pulsa yang tidak terlalu besar. IM3 juga menawarkan berbagai fitur seperti fasilitas transfer pulsa, GPRS, MMS, conference call, dan lain sebagainya yang memenuhi kebutuhan generasi muda yang trendi dan membutuhkan sesuatu yang serba canggih ditambah dengan jangkauannya yang cukup luas.
Tabel 4.14 Pengeluaran Pulsa Per Bulan Frequen cy Vali d
Rp.10.000 s/d 25.000 Rp.25.001 s/d 50.000 Rp.50.001 s/d 100.000 Di atas Rp.100.000 Total
Valid Cumulati Percen Percen ve t t Percent
37
37.0
37.0
37.0
44
44.0
44.0
81.0
14
14.0
14.0
95.0
5
5.0
5.0
100.0
100
100.0
100.0
Sumber : Riset peneliti
Jumlah pengguna SIM card GSM prabayar dengan pengeluaran pulsa per bulan antara Rp.10.000 – Rp.25.000 adalah 37 responden atau 37%. Untuk pengeluaran pulsa per bulan sebesar Rp.25.001 sampai dengan Rp.50.000 adalah sebanyak 44 responden atau 44%. Sedangkan untuk pengeluaran antara Rp.50.001 sampai dengan Rp.100.000 adalah sebanyak
14 responden dan untuk pengeluaran di atas Rp.100.000 sebanyak 5 responden. Hal ini berarti sebagian besar responden atau mahasiswa melakukan pengeluaran pulsa per bulannya antara Rp.25.001 sampai dengan Rp.50.000. Pengeluaran ini nampaknya disesuaikan dengan kondisi mahasiswa yang belum bisa mandiri secara finansial. Meskipun begitu jumlah mahasiswa yang melakukan pengeluaran lebih dari Rp.50.000 atau lebih dari Rp.100.000 juga masih terlihat.
Oleh sebab itu, tidak menutup
kemungkinan segmen mahasiswa dapat dijadikan pasar potensial bagi para operator seluler.
4. Analisis Kuesioner a. Jangkauan Wilayah yang Luas Berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada 100 responden maka pada tabel 4.15 berikut ini dapat diketahui bahwa tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju, tidak setuju, maupun kurang setuju untuk atribut jangkauan wilayah yang luas pada merek Simpati. Namun 2 responden menjawab cukup setuju, 37 responden menjawab setuju, dan 61 responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan teori yang dikemukakan Horovitz (2000 : 3-7), salah satu faktor pembentuk persepsi adalah image yang
terbentuk.
Dalam
hal
ini,
Simpati
dapat
dianggap
berhasil
membentuk image bahwa merek tersebut memiliki jangkauan wilayah yang luas. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Telkomsel di dalam website-nya
yang menyatakan bahwa jaringan Telkomsel terluas hingga ke pelosok dan menjangkau
95
%
mengkomunikasikan
populasi
hal
ini
di
Indonesia.
sehingga
Telkomsel
yang
image
mampu
terbentuk
pada
konsumen sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Tabel 4.15 SIMPATI Jangkauan Wilayah yang Luas Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju cukup setuju setuju sangat setuju Total
Percent
0
0
0 0 2 37 61 100
0 0 2.0 37.0 61.0 100.0
Sumber : Data Primer 2008
Pada tabel 4.16 dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju untuk atribut jangkauan wilayah yang luas pada merek Mentari. Responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 responden,
5
responden
menyatakan
kurang
setuju,
25
responden
menyatakan cukup setuju, 58 responden menyatakan setuju, dan 9 responden
menyatakan
sangat
setuju.
Dalam
website-nya,
Indosat
menyatakan diri sebagai penyedia telekomunikasi yang melayani dengan jajaran produk yang menyeluruh di Indonesia. Hal ini berarti bahwa merek Mentari
juga dianggap memiliki jangkauan
wilayah yang luas oleh
sebagian besar responden. Walaupun jika dibandingkan dengan jawaban yang diperoleh Simpati, image yang terbentuk pada Mentari tidak terlalu kuat dikarenakan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju hanya
9 orang dan yang menyatakan setuju 58 orang sedangkan pada Simpati yang menyatakan sangat setuju ada 61 orang dan yang menyatakan setuju ada 37 orang. Tabel 4.16 MENTARI Jangkauan Wilayah yang Luas Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju cukup setuju setuju sangat setuju Total
Percent
0
0
3 5 25 58 9 100
3.0 5.0 25.0 58.0 9.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Pada tabel 4.17 dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan jangkauan wilayah yang luas untuk merek IM3. Selanjutnya, 3 responden menyatakan tidak setuju, 18 responden menyatakan kurang setuju, 19 responden menyatakan cukup setuju, 48 responden menyatakan setuju, dan 12 orang sisanya menyatakan sangat setuju. Ini berarti merek IM3 juga dinyatakan memiliki jangkauan wilayah yang luas oleh sebagian besar responden. Sama halnya dengan Mentari,
IM3
juga
merek
yang
diluncurkan
oleh
Indosat
sehingga
jangkauannya juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia dan ini berarti IM3 juga dapat dipergunakan di mana-mana.
Tabel 4.17 IM3 Jangkauan Wilayah yang Luas Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
3 18 19 48 12 100
3.0 18.0 19.0 48.0 12.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Jika dilihat pada tabel 4.18 terdapat 1 responden menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan bahwa merek XL Bebas memiliki jangkauan wilayah yang luas. Kemudian, 1 responden menyatakan tidak setuju, 7 responden menyatakan kurang setuju, 31 responden menyatakan cukup
setuju,
45
responden
menyatakan
setuju
dan
15
responden
menyatakan sangat setuju. Terlihat jawaban responden sangat bervariasi terhadap merek XL Bebas. Namun, sebagian besar responden tetap menyatakan bahwa XL Bebas memiliki jangkauan wilayah yang luas. Walaupun kenyataanya memang tidak seluas Telkomsel maupun Indosat, namun masalah jangkauan dapat terus berkembang. Selain itu, XL memiliki infrastruktur yang paling bagus yaitu berbasis fiber optik sehingga tidak menutup kemungkinan jangkauan wilayah XL akan terus meluas.
Tabel 4.18 XL BEBAS Jangkauan Wilayah yang Luas Frequen cy
Percent
Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
1
1.0
1 7 31 45 15 100
1.0 7.0 31.0 45.0 15.0 100.0
Sumber : Data Primer 2008
Pada tabel 4.19 berikut ini dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan XL Jempol memiliki jangkauan wilayah yang luas hanya 1 responden. Kemudian, 4 responden menyatakan tidak setuju, 17 responden menyatakan kurang setuju, 36 responden menyatakan cukup setuju, 36 responden menyatakan setuju, dan sisanya 6 responden menjawab sangat setuju. Dari sini dapat diketahui bahwa tanggapan responden yang menyatakan setuju dengan yang menyatakan cukup setuju sama banyaknya sehingga dapat diartikan bahwa pada dasarnya responden masih belum terlalu yakin dengan pernyataan tersebut. Seperti halnya XL Bebas, Jempol dikeluarkan oleh Excelcomindo di mana jangkauannya memang belum seluas dua operator pendahulunya Telkomsel dan Indosat. Namun, saat ini Excelcomindo sedang meningkatkan kualitas infrastrukturnya sehingga diharapkan XL dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas layanannya kepada para pengguna XL.
Tabel 4.19 XL JEMPOL Jangkauan Wilayah yang Luas Frequen cy
Percent
Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju cukup setuju setuju sangat setuju Total
1
1.0
4 17 36 36 6 100
4.0 17.0 36.0 36.0 6.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Untuk
Kartu
AS,
tanggapan
responden
terhadap
pernyataan
jangkauan wilayah yang luas dapat dilihat pada tabel 4.20 di bawah ini. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden menyatakan tidak setuju, dan 6 responden menyatakan kurang setuju. Namun,
16
responden
menyatakan
cukup
setuju,
48
responden
menyatakan setuju, dan sisanya 28 responden menyatakan sangat setuju. Seperti halnya Simpati, Kartu AS juga dikeluarkan oleh Telkomsel yang terkenal memiliki jangkauan terluas hingga ke pelosok sehingga tidak mengherankan jika konsumen juga mempersepsikan Kartu AS memiliki jangkauan wilayah yang luas. Tabel 4.20 KARTU AS Jangkauan Wilayah yang Luas Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total Sumber : Data Pri mer 2008
Percent
0
0
2 6 16 48 28 100
2.0 6.0 16.0 48.0 28.0 100.0
Pada tabel 4.21 dapat dilihat tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa merek 3 (three) memiliki jangkauan wilayah yang luas cukup bervariasi. Terdapat 10 responden menyatakan sangat tidak setuju, 19 responden menyatakan tidak setuju, dan sebanyak 40 responden menjawab kurang setuju. Untuk yang menjawab cukup setuju ada 21 responden,
8
responden
menyatakan
setuju,
dan
sisanya
hanya
2
responden yang menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti di benak sebagian
besar
responden
merek
3
(three)
dianggap
jangkauan
wilayahnya kurang luas. Sebagai merek SIM card termuda di antara merekmerek lainnya, 3 (three) memang memiliki jangkauan yang terbatas jika dibandingkan dengan perusahaan operator lainnya. Namun, kini 3 (three) sedang berupaya memperluas jaringannya di wilayah Indonesia setahap demi setahap. Tabel 4.21 3 ( THREE ) Jangkauan Wilayah yang Luas Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
10
10.0
19 40 21 8 2 100
19.0 40.0 21.0 8.0 2.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
b. Sinyal yang Kuat dan Stabil Pada tabel 4.22 dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju maupun tidak setuju terhadap pernyataan
bahwa merek Simpati memiliki sinyal yang kuat dan stabil. Namun, 4 responden menyatakan kurang setuju, 2 responden menyatakan cukup setuju, 42 responden menyatakan setuju, dan sisanya 52 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan sangat setuju bahwa merek Simpati memiliki sinyal yang kuat dan stabil.
Tanggapan responden yang sangat positif terhadap merek
Simpati ini menunjukkan bahwa di benak responden, merek ini benar-benar memiliki sinyal yang kuat dan stabil sehingga kualitas ini harus tetap dipertahankan oleh perusahaan operator seluler yang mengeluarkan merek ini yaitu Telkomsel.
Tabel 4.22 SIMPATI Sinyal yang Kuat dan Stabil Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
0 4 2 42 52 100
0 4.0 2.0 42.0 52.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Tabel 4.23 berikut ini menunjukkan tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa merek Mentari memiliki sinyal yang kuat dan stabil. Terdapat 4 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden menyatakan tidak setuju, 9 responden menyatakan kurang setuju, 27
responden menyatakan cukup setuju, dan sebagian besar responden yaitu sebanyak
51
menyatakan
responden sangat
menyatakan
setuju.
Ini
setuju,
berarti
sisanya
sebagian
7
responden
besar
responden
menyatakan setuju bahwa merek Mentari memang memiliki sinyal yang kuat dan stabil. Dengan menawarkan tagline berupa sinyal kuat Indosat di setiap iklan-iklannya baik di media cetak maupun elektronik, nampaknya Indosat cukup berhasil dalam membentuk image-nya sebagai operator yang memiliki sinyal kuat.
Tabel 4.23 MENTARI Sinyal yang Kuat dan Stabil Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
4
4.0
2 9 27 51 7 100
2.0 9.0 27.0 51.0 7.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Tanggapan responden terhadap merek IM3 dapat dilihat pada tabel 4.24. Sebanyak 4 responden menyatakan sangat tidak setuju kalau merek IM3 dianggap memiliki sinyal yang kuat dan stabil. Kemudian, 3 responden menyatakan tidak setuju, 16
responden menyatakan kurang setuju, 24
responden menyatakan cukup setuju, 43 responden menyatakan setuju, dan sisanya 10 responden menyatakan sangat setuju.
Walaupun jawaban responden bervariasi, sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa merek IM3 memiliki sinyal yang kuat dan stabil. Sama halnya dengan Mentari, IM3 juga berasal dari Indosat yang memang terkenal dengan sinyalnya yang kuat da tidak terputus-putus.
Tabel 4.24 IM3 Sinyal yang Kuat dan Stabil Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
4
4.0
3 16 24 43 10 100
3.0 16.0 24.0 43.0 10.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Pada tabel 4.25 dapat dilihat bahwa responden yang menjawab sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa XL Bebas memiliki sinyal yang kuat dan stabil hanya 1 responden, 3 responden menyatakan tidak setuju, dan 8 responden menyatakan kurang setuju. sedangkan untuk yang menjawab cukup setuju ada 27 responden, 52 responden menjawab setuju, dan sisanya 9 responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti mayoritas responden setuju bahwa XL Bebas memiliki sinyal yang kuat dan stabil. Hal ini menunjukkan bahwa XL dengan tagline suara beningnya cukup berhasil membangun persepsi konsumen.
Tabel 4.25 XL BEBAS Sinyal yang Kuat dan Stabil Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
1
1.0
3 8 27 52 9 100
3.0 8.0 27.0 52.0 9.0 100.0
Sumber : Data Primer 2008
Tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa XL Jempol memiliki sinyal yang kuat dan stabil dapat dilihat pada tabel 4.26. Terlihat bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju, 2 responden menjawab tidak setuju, 15 responden menjawab kurang setuju, 37 responden menjawab cukup setuju, 43 responden menjawab setuju, dan 3 responden menjawab sangat setuju. Dari sini terlihat bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut, namun responden yang hanya menjawab cukup setuju juga cukup banyak. Hal ini mungkin dikarenakan masih banyak yang meragukan kemampuan Jempol dari segi sinyal yang kuat dan stabil. Untuk itu, sebaiknya XL juga berupaya mengangkat merek Jempol sebagai SIM card yang juga berkualitas termasuk dalam hal sinyal. Tabel 4.26 XL JEMPOL Sinyal yang Kuat dan Stabil
Sangat tidak setuju
Frequen cy 0
Percent 0
Tidak setuju Kurang setuju cukup setuju setuju sangat setuju Total
2 15 37 43 3 100
2.0 15.0 37.0 43.0 3.0 100.0
Sumber : Data Primer 2008
Untuk kartu AS, jawaban responden dapat kita lihat pada tabel 4.27 berikut ini. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak setuju, 11 reponden menyatakan kurang setuju, 16 responden menyatakan cukup setuju, 53 responden menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti mayoritas responden memberikan tanggapan positif kepada Kartu AS dengan menyatakan setuju bahwa Kartu AS memiliki sinyal yang kuat dan stabil. Persepsi konsumen menganggap Kartu AS juga memiliki kualitas sinyal yang baik seperti halnya Simpati. Kemungkinan hal ini dikarenakan kedua merek ini berasal dari perusahaan operator seluler yang sama yaitu Telkomsel. Tabel 4.27 KARTU AS Sinyal yang Kuat dan Stabil Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
1 11 16 53 19 100
1.0 11.0 16.0 53.0 19.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Pada tabel 4.28 berikut ini dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 5 responden, 18 orang menjawab
tidak setuju, 42 orang menjawab kurang setuju, 25 orang menjawab cukup setuju, 7 orang menjawab setuju, dan sisanya 3 orang menjawab sangat setuju. Ini berarti mayoritas responden masih memandang 3 (three) sebagai merek yang belum memiliki sinyal yang kuat dan stabil. Oleh sebab itu sebagian besar responden menjawab kurang setuju terhadap pernyataan bahwa 3 (three) memiliki sinyal kuat dan stabil. Hal ini juga didukung oleh jangkauannya yang memang belum terlalu luas karena memang masih baru di Indonesia. Tabel 4.28 3 (THREE) Sinyal yang Kuat dan Stabil Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
5
5.0
18 42 25 7 3 100
18.0 42.0 25.0 7.0 3.0 100.0
Sumber : Data Primer 2008
c. Fitur yang Lengkap Pada tabel 4.29 berikut ini dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang memberikan jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, maupun kurang setuju terhadap pernyataan bahwa Simpati memiliki fitur yang lengkap. Namun, 9 responden menjawab cukup setuju, 55 responden menjawab setuju, dan 36 responden menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua responden memberikan tanggapan positif atau setuju jika Simpati dinyatakan memiliki fitur yang lengkap.
Simpati memang memiliki beragam fitur seperti GPRS, MMS, transfer pulsa, international roaming, dan layanan khusus anggota Simpatizone serta berbagai fitur standar lainnya seperti SMS, call waiting, fax and data, voice mail dan lain sebagainya. Hal inilah yang memperkuat Simpati sebagai SIM card yang memiliki fitur yang lengkap.
Tabel 4.29 SIMPATI Fitur yang Lengkap Frequen cy Percent Sangat tidak 0 0 setuju Tidak setuju 0 0 Kurang setuju 0 0 Cukup setuju 9 9.0 Setuju 55 55.0 Sangat setuju 36 36.0 Total 100 100.0 Sumber : Data Pri mer 2008
Tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa Mentari memiliki fitur yang lengkap cukup beragam. Terlihat pada tabel 4.30 di bawah ini bahwa 1 responden menjawab sangat tidak setuju, 1 responden menjawab tidak
setuju,
3
responden
menjawab
kurang
setuju,
23
responden
menjawab cukup setuju, 55 responden menjawab setuju, dan 17 responden menjawab sangat setuju. Ini berarti meskipun jawaban responden beragam, sebagian besar responden setuju terhadap pernyataan bahwa Mentari memiliki fitur yang
lengkap.
Fitur
yang
ditawarkan
Mentari
memang
cukup
banyak
di
antaranya Poin Plus Plus, i-ring 808, roaming internasional, LBS, I-Menu *123#, transfer pulsa, MMS, call waiting / call hold, call forward / call divert ke voice mailbox, CLIR, dan voice mail service. Fitur-fitur inilah yang menjadikan Mentari dianggap oleh konsumen sebagai SIM card dengan fitur yang lengkap.
Tabel 4.30 MENTARI Fitur yang Lengkap Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
1
1.0
1 3 23 55 17 100
1.0 3.0 23.0 55.0 17.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Pada tabel 4.31 berikut ini dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa merek IM3 memiliki fitur yang lengkap. Namun, terdapat 1 responden yang menyatakan tidak setuju, 3 responden menyatakan kurang setuju, 17 responden menyatakan cukup setuju, 55 responden menyatakan setuju, dan 24 responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti sebagian besar responden memberikan tanggapan positif terhadap pernyataan
tersebut karena sedikit sekali yang menyatakan kurang setuju maupun tidak setuju dan bahkan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. IM3 memang merupakan pionir dalam hal layanan data, GPRS, MMS, confererence call, dan call divert sampai teknologi SIM card-nya juga menggunakan teknologi tercanggih dan tentu saja bisa transfer pulsa. Selain itu, fitur lainnya yang ada dalam ponsel pasti dapat digunakan jika menggunakan IM3, tanpa perlu regristrasi dan biaya tambahan. Kartu ini memang cocok untuk siapa saja yang menginginkan sesuatu yang serba canggih terutama anak muda.
Tabel 4.31 IM3 Fitur yang Lengkap Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
1 3 17 55 24 100
1.0 3.0 17.0 55.0 24.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Tanggapan responden terhadap merek XL Bebas dapat diketahui pada tabel 4.32 di bawah ini. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa XL Bebas memiliki fitur yang lengkap. Namun, 1 responden menjawab tidak setuju, 5 responden menjawab kurang setuju, 36 responden menjawab cukup setuju, 45 responden menjawab setuju, dan 13 responden menjawab sangat setuju.
Ini
berarti
sebagian
besar
responden
menyatakan
setuju
terhadap
pernyataan bahwa XL Bebas memiliki fitur yang lengkap. Fitur yang dimiliki oleh XL Bebas di antaranya menu layanan data / life in hand, pengalihan panggilan (call forwarding / call divert ), panggilan menunggu (call waiting), pembicaraan multi pihak ( multi party calling / conference call ), komunikasi data / faksimili, identitas pemanggil tidak ditampilkan
(Caller
Line
Identification
/
Restriction
CLIR
),
Jelajah
Internasional ( international roaming ). Fitur-fitur ini memang terlihat cukup lengkap walaupun untuk fitur international roaming diperlukan persyaratan khusus. Tabel 4.32 XL BEBAS Fitur yang Lengkap Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
1 5 36 45 13 100
1.0 5.0 36.0 45.0 13.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Pada tabel 4.33 dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa XL Jempol memiliki fitur yang lengkap cukup beragam. Hal ini terlihat dari jawaban responden mulai dari yang sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden menjawab tidak setuju, 8 responden menjawab kurang setuju, 47 responden menjawab cukup setuju, 38 responden
menjawab setuju, dan 3 responden menjawab sangat setuju. Mayoritas responden menyatakan cukup setuju. Ini berarti responden masih belum terlalu yakin bahwa XL Jempol memiliki fitur yang lengkap. Tabel 4.33 XL JEMPOL Fitur yang Lengkap
Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju cukup setuju setuju sangat setuju Total
Frequen cy 1
Percent 1.0
3 8 47 38 3 100
3.0 8.0 47.0 38.0 3.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Pada tabel 4.34 di bawah ini dapat diketahui bagaimana tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa Kartu AS memiliki fitur yang lengkap. Terlihat bahwa 1 responden menjawab sangat tidak setuju, 2 responden menjawab tidak setuju, 7 responden menjawab kurang setuju, 32 responden menjawab cukup setuju, 48 responden menjawab setuju, dan 10 responden menjawab sangat setuju. Ini berarti Kartu AS dianggap oleh sebagian besar responden memiliki fitur lengkap. Kartu AS dalam hal ini memang menawarkan berbagai macam fitur seperti
percakapan
nasional
dan
internasional
(SLI
&
VoIP),
SMS,
international roaming, call waiting & call hold, multiparty, GPRS, MMS, call me, transfer pulsa ke sesama, dan 3G services. Dengan fitur seperti ini Kartu AS memang dapat dikategorikan lengkap dan tidak heran jika sebagian besar responden beranggapan demikian.
Tabel 4.34 KARTU AS Fitur yang Lengkap Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
1
1.0
2 7 32 48 10 100
2.0 7.0 32.0 48.0 10.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Pada tabel 4.35 berikut ini tanggapan respnden terhadap pernyataan bahwa merek 3 (three) memiliki fitur yang lengkap sangat beragam. Responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 5 responden, 12 responden menyatakan tidak setuju, 32 responden menyatakan kurang setuju, 37 responden menjawab cukup setuju, 12 responden menyatakan setuju, dan sisanya 2 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden menilai 3 (three) memiliki fitur yang cukup lengkap walaupun jumlah responden yang menyatakan kurang setuju pun cukup besar, hanya selisih 5 responden dari jumlah responden yang menjawab cukup setuju. Hal ini sepertinya disebabkan oleh pengetahuan responden yang masih minim tentang SIM card tersebut. 3 (three) memang belum lama memperkenalkan dirinya di pasar Indonesia. Walaupun begitu 3 (three) juga menawarkan berbagai fitur seperti GPRS, MMS, confererence call, call forward, call waiting, missed call alert, jelajah internasional, transfer kredit, video call, dan lain sebagainya. Hal ini membuktikan bahwa pada
dasarnya 3 (three) juga memiliki fitur yang lengkap seperti merek-merek lainnya. Hanya saja banyak yang belum mengetahui informasi tersebut sehingga di benak mereka masih terdapat keraguan apakah 3 (three) benar-benar memiliki fitur yang lengkap atau tidak. Untuk itu, perusahaan perlu mensosialisasikan fitur yang dimilikinya dengan lebih baik lagi agar konsumen benar-benar merasa yakin dengan fitur yang ditawarkan.
Tabel 4.35 3 ( THREE ) Fitur yang Lengkap Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
5
5.0
12 32 37 12 2 100
12.0 32.0 37.0 12.0 2.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
d. Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki Pada tabel 4.36 berikut ini dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju terhadap pernyataan harga pulsa Simpati sesuai dengan kualitas yang dimiliki. Namun, 1 responden menjawab tidak setuju, 10 responden menjawab kurang setuju, dan 10 responden menjawab cukup setuju. Jumlah responden yang menjawab setuju mencapai 50 responden sedangkan 29 responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti tanggapan responden terhadap pernyataan tersebut dapat dikatakan positif karena jumlah responden
yang menyatakan setuju dan bahkan sangat setuju mendominasi pilihan jawaban lainnya. Simpati memang dianggap menerapkan tarif yang cukup mahal oleh para konsumen jika dibandingkan dengan merek SIM card lainnya. Apalagi dulu sempat memiliki biaya roaming yang tidak murah ditambah tarif yang tinggi jika menelepon. Persepsi inilah yang melekat di benak konsumen sejak awal. Namun, dalam hal ini Telkomsel menganggap tarif yang ditetapkannya wajar jika dibandingkan dengan kualitas yang ditawarkan. Maka harga tinggi tidak menjadi masalah jika memang disesuaikan dengan kualitas yang baik pula. Inilah yang pada akhirnya menjadi rujukan responden ketika diminta tanggapannya tentang Simpati. Tabel 4.36 SIMPATI Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
1 10 10 50 29 100
1.0 10.0 10.0 50.0 29.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Tanggapan responden terhadap pernyataan Mentari memiliki harga pulsa yang sesuai dengan kualitas responden dapat dilihat pada tabel 4.37. Tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Namun, 3 responden menjawab tidak setuju, 9 responden menjawab kurang setuju, 19 responden menjawab cukup setuju, 59 responden menjawab setuju, dan
10 responden menjawab sangat setuju. Ini berarti mayoritas responden menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut dan ini merupakan tanggapan yang positif bagi merek Mentari. Harga Mentari memang tidak tergolong hemat jika dibandingkan oleh merek sesama perusahaannya yaitu IM3. Pada awalnya Mentari memberikan tarif SMS yang cukup tinggi dan tarif telepon yang tidak murah sehingga dapat dikategorikan cukup mahal. Namun, hal itu disesuaikan dengan layanan sinyal yang kuat sehingga harga yang ditawarkan dianggap cukup sesuai. Sekarang Mentari juga tidak mau kalah dengan menjalankan tarif promonya terutama untuk menelpon murah.
Tabel 4.37 MENTARI Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
3 9 19 59 10 100
3.0 9.0 19.0 59.0 10.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Pada tabel 4.38 terlihat tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa IM3 memiliki harga pulsa yang sesuai dengan kualitas yang dimiliki. Selain itu, terlihat pula bahwa 1 responden menjawab tidak setuju, 5 responden menjawab kurang setuju, 15 responden menjawab cukup setuju, 51 responden menjawab setuju, dan 28 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar
responden memberikan tanggapan yang sangat positif tersadap IM3 . Ini terlihat dari kuantitas jawaban responden yang menyatakan setuju. Dari awal, IM3 memang menawarkan tarif yang hemat karena menjadikan pelajar dan kawula muda sebagai pasar sasarannya. Menurut kebanyakan responden yang juga masuk dalam kategori pasar sasaran IM3, merek ini memang memiliki harga yang sesuai dengan kualitas yang dimilikinya. Hal ini juga diimbangi dengan penyediaan fitur yang lengkap dan jangkauannya yang luas.
Tabel 4.38 IM3 Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
1 5 15 51 28 100
1.0 5.0 15.0 51.0 28.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Pada tabel 4.39 di bawah isi dapat diketahui tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa XL Bebas memiliki harga pulsa yang sesuai dengan kualitas yang dimiliki. Tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju, 2 responden menjawab tidak setuju, 8 responden menjawab kurang setuju, 21 responden menjawab cukup setuju, 53 responden menjawab setuju dan 26 responden menjawab sangat setuju. Pada dasarnya mayoritas responden setuju terhadap pernyataan tersebut. Saat
ini memang XL sedang gencar dengan promo harga yang termurah ditambah
dengan
peningkatan
infrastrukturnya
yang
semakin
baik.
Sehingga tidak heran jika responden beranggapan harga XL Bebas sesuai dengan kualitas yang dimilikinya.
Tabel 4.39 XL BEBAS Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
2 8 21 53 16 100
2.0 8.0 21.0 53.0 16.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa XL Jempol memiliki harga pulsa yang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dapat dilihat pada tabel 4.40 berikut ini. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Namun, 1 responden menyatakan tidak setuju, 11 responden menyatakan kurang setuju, 31 responden menyatakan kurang setuju, 47 responden menyatakan setuju, dan 10 responden menyatakan sangat setuju. Walaupun jumlah responden yang menjawab cukup setuju terlihat cukup banyak namun mayoritas responden masih menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut. Tidak jauh berbeda dengan XL Bebas, merek ini juga memiliki kualitas yang hampir sama baiknya. Berbagai
layanan dan fasilitas yang ada pada XL Bebas termasuk tarif termurah juga dapat dinikmati pengguna XL Jempol. Kemungkinan inilah yang menjadi pertimbangan
responden
yang
beranggapan
bahwa
harga
yang
ditawarkan Jempol sesuai dengan kualitasnya.
Tabel 4.40 XL JEMPOL Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki
Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju cukup setuju setuju sangat setuju Total
Frequen cy 0
Percent 0
1 11 31 47 10 100
1.0 11.0 31.0 47.0 10.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Pada tabel 4.41 berikut ini dapat diketahui tanggapan responden terhadap Kartu AS yang dinyatakan memiliki harga pulsa yang sesuai dengan kualitas yang dimiliki. Responden yang menyatakan sangat tidak setuju tidak ada, 5 responden menyatakan tidak setuju, 14 responden menyatakan kurang setuju, 26 responden menyatakan cukup setuju, 46 responden menyatakan setuju, dan 9 responden menyatakan sangat setuju. Jumlah responden yang menyatakan setuju masih yang paling besar sehingga
dapat
dinyatakan
bahwa
mayoritas
memberikan tanggapan positif terhadap merek ini. memiliki
fasilitas
bebas
roaming
dan
tarif
hemat
responden
masih
Merek ini memang antar
pengguna.
Kemudian, jaringannya terluas se-Indonesia dan masa aktifnya juga lama yaitu sampai dengan 2 bulan untuk isi ulang pulsa Rp. 50.000,- sehingga wajar jika sebagian besar responden masih beranggapan bahwa harga Kartu AS sesuai dengan kualitas yang dimilikinya.
Tabel 4.41 KARTU AS Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
5 14 26 46 9 100
5.0 14.0 26.0 46.0 9.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Berikut ini dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa 3 (three) memiliki harga pulsa yang sesuai dengan kualitas sangat beragam. 4 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden menyatakan tidak setuju, 19 responden menjawab kurang setuju, 30 responden menyatakan cukup setuju, 32 responden menyatakan setuju dan sisanya 10 responden menyatakan sangat setuju. Jumlah responden yang menyatakan cukup setuju dan setuju hampir sama jumlahnya sehingga dapat diketahui bahwa tanggapan responden masih positif walaupun masih banyak responden yang tidak terlalu yakin sehingga hanya menjawab cukup setuju.
Dari awal kemunculannya, 3 (three) memang menggebrak pasar dengan promo isi ulang pulsa dapat 3 kali lipatnya. Hal ini memunculkan anggapan bahwa 3 (three) menawarkan harga yang murah untuk pulsanya. Tentu saja hal ini sesuai jika dibandingkan dengan kualitas sinyal yang belum stabil. Walaupun begitu 3 (three) juga menawarkan layanan fitur yang cukup lengkap ditambah dengan perluasan jaringan yang terus dilakukan dua tahun belakangan ini. Tabel 4.42 3 ( THREE ) Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
4
4.0
5 19 30 32 10 100
5.0 19.0 30.0 32.0 10.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
e. Layanan Operator yang Memuaskan Pada tabel 4.43 berikut ini dapat diketahui tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa Simpati memiliki layanan operator yang memuaskan. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju maupun tidak setuju. Namun, 3 responden menyatakan kurang setuju, 27 responden menyatakan cukup setuju, 43 responden menyatakan setuju, dan 27 responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti sebagian besar responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
Tabel 4.43 SIMPATI Layanan Operator yang Memuaskan Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
0 3 27 43 27 100
0 3.0 27.0 43.0 27.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Untuk tangggapan responden terhadap pernyataan bahwa Mentari memiliki layanan operator yang memuaskan dapat dilihat pada tabel 4.44 berikut ini. 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden menyatakan tidak setuju, 4 responden menyatakan kurang setuju, 45 responden menyatakan cukup setuju, 38 responden menyatakan setuju, dan 10 responden menyatakan sangat setuju. Terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan cukup setuju. Tabel 4.44 MENTARI Layanan Operator yang Memuaskan Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total Sumber : Data Pri mer 2008
Percent
1
1.0
2 4 45 38 10 100
2.0 4.0 45.0 38.0 10.0 100.0
Pada tabel 4.45 berikut dapat dilihat tanggapan responden terhadap layanan operator IM3 yang memuaskan. Terdapat 1 responden yang menyatakan
sangat
tidak
setuju
terhadap
pernyataan
tersebut,
3
responden menyatakan tidak setuju, 12 responden menyatakan kurang setuju, 34 responden menyatakan cukup setuju, 37 responden menyatakan setuju, dan 13 responden menyatakan sangat setuju. Dari sini terlihat jumlah responden
yang
menyatakan
seimbang.
Namun,
mayoritas
cukup
setuju
responden
maupun
tetap
setuju
menyatakan
hampir setuju
terhadap pernyataan tersebut.
Tabel 4.45 IM3 Layanan Operator yang Memuaskan Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
1
1.0
3 12 34 37 13 100
3.0 12.0 34.0 37.0 13.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Tanggapan responden terhadap SIM card XL Bebas dapat dilihat pada tabel 4.46. Dari sini terlihat 2 responden menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak setuju, 9 responden menyatakan kurang setuju, 42 responden menyatakan cukup setuju, 40 responden menyatakan setuju, dan 6 responden menyatakan sangat setuju. Terlihat
responden masih tampak kurang yakin terhadap layanan operator XL Bebas sehingga mayoritas responden hanya menjawab cukup setuju. Tabel 4.46 XL BEBAS Layanan Operator yang Memuaskan Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
2
2.0
1 9 42 40 6 100
1.0 9.0 42.0 40.0 6.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Tanggapan responden terhadap XL Jempol cukup beragam. Hal ini dapat terlihat pada tabel 4.47 berikut ini. Terdapat 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden menyatakan tidak setuju, 12 responden menyatakan kurang setuju, 47 responden menyatakan cukup setuju,
35
responden
menyatakan
sangat
menyatakan setuju.
Ini
setuju,
berarti
dan
sisanya 2
mayoritas
menjawab cukup setuju. Tabel 4.47 XL JEMPOL Layanan Operator yang Memuaskan
Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju cukup setuju setuju sangat setuju
Frequen cy 2
Percent 2.0
2 12 47 35 2
2.0 12.0 47.0 35.0 2.0
responden
responden
hanya
Total
100
100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Di
bawah
ini
dapat
terlihat
tanggapan
responden
terhadap
pernyataan Kartu AS memiliki layanan operator yang memuaskan. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak setuju, 8 responden menyatakan kurang setuju, 37 responden menyatakan cukup setuju, 45 responden menyatakan setuju, dan
9
responden
menyatakan
sangat
setuju.
Ini
berarti
mayoritas
responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
Tabel 4.48 KARTU AS Layanan Operator yang Memuaskan Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
1 8 37 45 9 100
1.0 8.0 37.0 45.0 9.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Pada tabel 4.49 dapat diketahui tanggapan responden terhadap pernyataan 3 (three) memiliki layanan operator yang memuaskan. Terdapat 4 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 10 responden menyatakan tidak setuju, 27 responden menyatakan kurang setuju, 37 responden menyatakan cukup setuju, 17 responden menjawab setuju,
dan 5 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti mayoritas responden menyatakan cukup setuju terhadap pernyataan tersebut. Tabel 4.49 3 ( THREE ) Layanan Operator yang Memuaskan Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
4
4.0
10 27 37 17 5 100
10.0 27.0 37.0 17.0 5.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
f. Perusahaan Terkenal dan Terpercaya Pada tabel 4.50 berikut ini dapat diketahui tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa Simpati memiliki perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju,
tidak
setuju,
maupun
kurang
setuju.
Namun,
6
responden
menyatakan cukup setuju, 41 responden menyatakan setuju, dan 53 responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti sebagian besar responden menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan tersebut. Tabel 4.50 SIMPATI Perusahaan Terkenal dan Terpercaya Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju
Percent
0
0
0 0 6
0 0 6.0
Setuju Sangat setuju Total
41 53 100
41.0 53.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Untuk tangggapan responden terhadap pernyataan bahwa Mentari memiliki perusahaan yang terkenal dan terpercaya dapat dilihat pada tabel 4.51 berikut ini. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak setuju, 1 responden menyatakan kurang setuju, 13 responden menyatakan cukup setuju, 48 responden menyatakan
setuju,
dan
37
responden
menyatakan
sangat
setuju.
Tanggapan responden terhadap merek Mentari dapat dikatakan positif. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju dan sangat setuju masih mendominasi jawaban responden. Mentari dikeluarkan oleh perusahaan operator seluler yang muncul pertama kali di Indonesia yaitu Indosat. Indosat memang memiliki nama dan
cukup
dipercaya
sebagai
perusahaan
operator
seluler
yang
jangkauan wilayahnya cukup luas dan sinyal yang kuat. Selain itu, Indosat juga menguasai pangsa pasar kedua setelah Telkomsel. Tabel 4.51 MENTARI Perusahaan Terkenal dan Terpercaya Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total Sumber : Data Pri mer 2008
Percent
0
0
1 1 13 48 37 100
1.0 1.0 13.0 48.0 37.0 100.0
Pada tabel 4.52 berikut dapat dilihat tanggapan responden terhadap perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Tidak ada responden yang menyatakan
sangat
tidak
setuju
terhadap
pernyataan
tersebut,
1
responden menyatakan tidak setuju, 1 responden menyatakan kurang setuju, 12 responden menyatakan cukup setuju, 50 responden menyatakan setuju, dan 36 responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti sebagian besar responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut. Sama halnya dengan Mentari IM3 dikeluarkan oleh perusahaan yang terkenal yaitu Indosat. Indosat merupakan pesaing terbesar kedua setelah Telkomsel yang menguasai industri telekomunikasi seluler di Indonesia. Tabel 4.52 IM3 Perusahaan Terkenal dan Terpercaya Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
1 1 12 50 36 100
1.0 1.0 12.0 50.0 36.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Tanggapan responden terhadap SIM card XL Bebas dapat dilihat pada tabel 4.53. Dari sini terlihat tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak setuju, tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju, 15 responden menyatakan cukup setuju, 60
responden menyatakan
setuju, dan
24
responden
menyatakan sangat setuju. Jumlah responden yang menyatakan setuju terlihat mendominasi. Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan perusahaan asal XL Bebas yaitu Excelcomindo merupakan perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Sebagai perusahaan penguasa pangsa pasar nomor tiga di Indonesia, Excelcomindo memang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat kita. Bahkan semakin ke sini promo yang dilancarkan perusahaan ini semakin gencar saja. Tabel 4.53 XLBEBAS Perusahaan Terkenal dan Terpercaya Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
1 0 15 60 24 100
1.0 0 15.0 60.0 24.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Tanggapan responden terhadap XL Jempol cukup beragam. Hal ini dapat terlihat pada tabel 4.54 berikut ini. Terdapat 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak setuju, 3 responden menyatakan kurang setuju, 20 responden menyatakan cukup setuju, 58 responden menyatakan setuju, dan sisanya 17 responden menyatakan
sangat
setuju.
Ini
berarti
mayoritas
responden
masih
menyatakan setuju bahwa XL Jempol berasal dari perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Sama halnya dengan XL Bebas, XL Jempol juga
dikeluarkan oleh perusahaan Excelcomindo Pratama yang cukup dikenal di Indonesia saat ini. Tabel 4.54 XL JEMPOL Perusahaan Terkenal dan Terpercaya
Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju cukup setuju setuju sangat setuju Total
Frequen cy 1
Percent 1.0
1 3 20 58 17 100
1.0 3.0 20.0 58.0 17.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Di
bawah
ini
dapat
terlihat
tanggapan
responden
terhadap
pernyataan Kartu AS memiliki perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak setuju, 2 responden menyatakan kurang setuju, 16 responden menyatakan cukup setuju, 46 responden menyatakan setuju, dan
35
responden
menyatakan
sangat
setuju.
mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa perusahaan operator yang mengeluarkan Kartu AS yaitu Telkomsel merupakan perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Sebagai merek yang juga dikeluarkan oleh perusahaan yang sama dengan Simpati yaitu Telkomsel, Kartu AS memang cepat dikenal. Hal ini dikarenakan perusahaan yang mengeluarkannya yaitu Telkomsel memang sudah terkenal di Indonesia sebagai operator penguasa pangsa pasar terbesar. Selain itu, kemampuan Telkomsel sudah tidak diragukan lagi
sebagai operator dengan jangkauan wilayah terluas sehingga dapercaya oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Tabel 4.55 KARTU AS Perusahaan Terkenal dan Terpercaya Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
1 2 16 46 35 100
1.0 2.0 16.0 46.0 35.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Pada tabel 4.56 dapat diketahui tanggapan responden terhadap pernyataan 3 (three) memiliki perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Terdapat 4 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 7 responden menyatakan tidak setuju, 28 responden menyatakan kurang setuju, 41 responden menyatakan cukup setuju, 17 responden menjawab setuju, dan 3 responden menyatakan sangat setuju. Walaupun jawaban responden sangat beragam namun mayoritas responden menyatakan cukup setuju terhadap pernyataan tersebut. Berdasarkan jawaban di atas nampaknya kebanyakan responden masih belum terlalu mengenal perusahaan yang mengeluarkan merek 3 (three) ini. 3 (three) dikeluarkan oleh perusahaan yang bernama Hutchison CP Telecommunications Indonesia (HCPT). Perusahaan ini memang belum terlalu dikenal karena memang belum terlalu lama di Indonesia. Perusahaan ini masih dalam tahap menumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat tentang kualitas produk yang ditawarkannya sehingga wajar jika masih banyak yang belum memberikan kepercayaan kepada perusahaan ini.
Tabel 4.56 3 ( THREE ) Perusahaan Terkenal dan Terpercaya Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
4
4.0
7 28 41 17 3 100
7.0 28.0 41.0 17.0 3.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
g. Merek yang Bergengsi Pada tabel 4.57 berikut ini dapat diketahui tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa Simpati memiliki merek yang bergengsi. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju maupun kurang setuju. Namun, 5 responden menyatakan cukup setuju, 48 responden menyatakan setuju, dan 47 responden menyatakan sangat setuju. Jumlah responden yang menjawab setuju dan sangat setuju hampir berimbang. Hal ini berarti mayoritas responden memberikan tanggapan yang sangat positif bahwa Simpati merupakan merek yang bergengsi. Berdasarkan jawaban responden berikut ini, Simpati dinilai sangat positif. Sebagai merek yang mengutamakan kualitas tinggi, Simpati memang cocok untuk para eksekutif yang memiliki mobilitas tinggi dan kemandirian dalam hal finansial. Simpati yang dikenal dengan tarif yang mahal memberikan nilai tersendiri bagi penggunanya. Tabel 4.57 SIMPATI Merek yang Bergengsi Frequen cy Percent Sangat tidak 0 0 setuju Tidak setuju 0 0
Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
0 5 48 47 100
0 5.0 48.0 47.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Untuk tangggapan responden terhadap pernyataan bahwa Mentari memiliki merek yang bergengsi dapat dilihat pada tabel 4.58 berikut ini. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak setuju, 3 responden menyatakan kurang setuju, 18 responden menyatakan cukup setuju, 56 responden menyatakan setuju, dan
22
responden
menyatakan
sangat
setuju.
Ini
berarti
mayoritas
responden menyatakan setuju bahwa Mentari merupakan merek yang bergengsi. Sebagai merek yang dikeluarkan oleh Indosat, Mentari memang dikenal sebagai SIM card yang banyak digunakan oleh orang-orang dengan mobilitas tinggi sehingga sesuai jika dianggap merek bergengsi. Tabel 4.58 MENTARI Merek yang Bergengsi Frequen cy Percent Sangat tidak 0 0 setuju Tidak setuju 1 1.0 Kurang setuju 3 3.0 Cukup setuju 18 18.0 Setuju 56 56.0 Sangat setuju 22 22.0 Total 100 100.0 Sumber : Data Pri mer 2008
Pada tabel 4.59 berikut dapat dilihat tanggapan responden terhadap merek IM3 yang bergengsi. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju maupun tidak setuju, 4 responden menyatakan kurang setuju, 16 responden menyatakan cukup setuju, 50 responden menyatakan setuju,
dan 30 responden menyatakan sangat setuju. Sebagian besar respon setuju jika IM3 merupakan merek yang bergengsi. Sebagai
merek
yang
menjadikan
anak
muda
sebagai
pasar
sasarannya, IM3 cukup berhasil dalam membangun mereknya. Di samping menawarkan tarif yang hemat, IM3 juga menyediakan fitur canggih yang lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan anak muda saat ini. Jadi tidak heran jika bagi sebagian besar responden yang merupakan anak muda, IM3 memang merek bergengsi yang cocok untuk digunakan. Tabel 4.59 IM3 Merek yang Bergengsi Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
0 4 16 50 30 100
0 4.0 16.0 50.0 30.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Tanggapan responden terhadap SIM card XL Bebas dapat dilihat pada tabel 4.60. Dari sini terlihat tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak setuju, 6 responden menyatakan kurang setuju, 18 responden menyatakan cukup setuju, 54 responden menyatakan setuju, dan 21 responden menyatakan sangat setuju. Dari data tersebut terlihat bahwa mayoritas responden setuju bahwa XL Bebas merupakan merek yang bergengsi. Merek ini memang cocok untuk pelanggan yang lebih banyak menggunakan layanan bicara atau
percakapan serta layanan tambahan dan data. Pengguna merek ini digambarkan sebagai orang-orang yang memiliki mobilitas tinggi dan punya kebiasaan sering menelpon. Sehingga cukup tepat jika mayoritas responden
beranggapan
bahwa
XL
Bebas
merupakan
merek
yang
bergengsi.
Tabel 4.60 XL BEBAS Merek yang Bergengsi Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
0
0
1 6 18 54 21 100
1.0 6.0 18.0 54.0 21.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Tanggapan responden terhadap XL Jempol cukup beragam. Hal ini dapat terlihat pada tabel 4.61 berikut ini. Terdapat 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden menyatakan tidak setuju, 8 responden menyatakan kurang setuju, 34 responden menyatakan cukup setuju,
44
responden
menyatakan
sangat
menyatakan setuju.
setuju,
Walaupun
dan
sisanya 8
jawaban
responden
responden
terlihat
beragam namun mayoritas responden menyetujui bahwa XL Jempol merupakan merek yang bergengsi. XL Jempol memang sudah cukup lama berada
di
pasaran
sehingga
wajar
masyarakat dan cukup memiliki nama.
jika
mereknya
sudah
di
kenal
Tabel 4.61 XL JEMPOL Merek yang Bergengsi Frequen cy Percent Sangat tidak 2 2.0 setuju Tidak setuju 4 4.0 Kurang setuju 8 8.0 cukup setuju 34 34.0 setuju 44 44.0 sangat setuju 8 8.0 Total 100 100.0 Sumber : Data Pri mer 2008
Di
bawah
ini
dapat
terlihat
tanggapan
responden
terhadap
pernyataan Kartu AS memiliki merek yang bergengsi. 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju, 4 responden menyatakan kurang setuju, 37 responden menyatakan cukup setuju, 42 responden menyatakan setuju, dan 13 responden menyatakan sangat setuju. Tanggapan responden terhadap Kartu AS juga terlihat beragam, namun mayoritas responden masih menyatakan setuju bahwa Kartu AS merupakan merek yang bergengsi. Hal ini dimungkinkan karena sudah banyak yang mengenal Kartu AS sehingga mereknya dianggap merek yang bergengsi oleh sebagian besar responden.
Tabel 4.62 KARTU AS Merek yang Bergengsi Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total
Percent
1
1.0
3 4 37 42 13 100
3.0 4.0 37.0 42.0 13.0 100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Pada tabel 4.63 dapat diketahui tanggapan responden terhadap pernyataan 3 (three) memiliki merek yang bergengsi. Terdapat 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 12 responden menyatakan tidak setuju, 36 responden menyatakan kurang setuju, 35 responden menyatakan cukup setuju, 13 responden menjawab setuju, dan 2 responden menyatakan sangat setuju. Tanggapan responden yang menyatakan kurang setuju dan cukup setuju hampir berimbang namun mayoritas responden menyatakan kurang setuju jika 3 ( three ) dianggap sebagai merek yang bergengsi. Sepertinya responden belum terlalu yakin jika 3 (three) dianggap sebagai merek yang bergengsi karena merek ini dapat dikategorikan masih baru dan pengetahuan konsumen tentang merek ini masih sangat sedikit.
Tabel 4.63 3 ( THREE ) Merek yang Bergengsi Frequen cy Sangat tidak setuju Tidak setuju Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju
Percent
2
2.0
12 36 35 13 2
12.0 36.0 35.0 13.0 2.0
Total
100
100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
5. Hasil Correspondence Analysis Pada tabel berikut ini dijelaskan bahwa jika grafik correspondence analysis yang dibuat
hanya
satu
dimensi
maka
73,7%
variasi
dapat
dijelaskan
oleh
model
correspondence analysis tersebut. Namun, jika dijadikan dua dimensi maka ada tambahan sebesar 18,7% lagi sehingga total variasi yang dapat dijelaskan adalah 92,4%. Jika ditambah satu dimensi lagi maka tambahannya hanya 4,6% atau lebih kecil dari penambahan sebelumnya. Dengan begitu, dapat diambil dua dimensi saja karena total variasi yang dapat dijelaskan sudah sangat besar. Tabel 4.64 Tabel Penentuan Jumlah Dimensi Dimension 1 2 3 4 5 6
Singular Value 0,03837 0,01932 0,00960 0,00695 0,00284 0,00157
Total
Inertia 0,00147 0,00037 0,00009 0,00005 0,00001 0,00000 0,00200
Proportion Explained 0,737 0,187 0,046 0,024 0,004 0,001 1,000
Cumulative Proportion 0,737 0,924 0,971 0,995 0,999 1.000 1,000
Sumber : Riset peneliti
Dari gambar 4.65 di bawah ini terlihat sebaran atribut yang berupa angka mulai dari 1 sampai dengan 7. Penjelasan dari angka-angka tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.65 Keterangan Nomor Atribut pada Correspondence Analysis (CA) Nomor Atribut
Pernyataan Atribut
1
Jangkauan wilayah yang luas
2
Sinyal yang kuat dan stabil
3
Fitur yang lengkap
4
Harga
pulsa
yang
sesuai
dengan
kualitas 5
Layanan operator yang memuaskan
6
Perusahaanya
yang
terkenal
dan
terpercaya 7
Merek yang bergengsi
Sumber : Riset peneliti
Dalam gambar output CA berikut ini (gambar 4.1) terlihat bahwa keempat kuadran terisi oleh masing-masing atribut SIM card. Kuadran I yang berada di sebelah kiri atas diisi oleh atribut 1 dan 2 yaitu jangkauan wilayah yang luas dan sinyal yang kuat dan stabil. Kuadran II (kanan atas) diisi oleh atribut 4 dan 5 atau harga pulsa yang sesuai kualitas dan layanan operator yang memuaskan. Kemudian, kuadran III (kanan bawah) diisi oleh atribut 3 dan 7 yaitu fitur yang lengkap dan merek yang bergengsi. Antara kuadran III dan kuadran IV (kiri bawah) terdapat atribut 6 yaitu perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Pada gambar 4.1 tersebut terlihat bahwa jangkauan wilayah yang luas (atribut 1) dan sinyal yang kuat dan stabil (atribut 2) dipandang sama oleh para konsumen. Begitu pula dengan atribut lainnya yang berada pada kuadran yang sama, yaitu antara harga pulsa yang sesuai dengan kualitas (atribut 4) dan layanan operator yang memuaskan (atribut 5) serta antara fitur yang lengkap (atribut 3) dan merek yang bergengsi (atribut 7). Sedangkan untuk perusahaan yang terkenal dan terpercaya (atribut 6) memiliki nilai yang sedikit berbeda di pandangan konsumen karena memotong kuadran III (kanan bawah) dan kuadran IV (kiri bawah) dan tidak ada yang mendampinginya.
Row Scores
0.3 5
Dimension 2
0.2
2 4
0.1 1 0.0 6 -0.1 3 7 -0.2 -0.4
-0.2
0.0
0.2
0.4
Dimension 1 Symmetric Normalization
Gambar 4.1 Positioning Atribut SIM Card GSM Prabayar
Column Scores
0.3 THREE
Dimension 2
0.2
KARTUAS XLJEMPOL
0.1 SIMPATI 0.0 -0.1 -0.2 -0.3
XLBEBAS MENTARI IM3
Gambar 4.2 Positioning Merek SIM Card GSM Prabayar
Sedangkan pada gambar 4.2 terlihat sebaran merek-merek SIM card yang
mengisi
keempat
kuadran.
Simpati
dan
Kartu
As
sama-sama
menempati kuadran I. Hal ini berarti kedua merek tersebut dipersepsikan relatif sama dalam memberikan kepuasan kepada konsumennya. Hal ini kemungkinan
dikarenakan
konsumen
menganggap
kedua
merek
ini
berasal dari perusahaan operator seluler yang sama yaitu Telkomsel. Pada kuadran II terlihat 3 ( Three ) dan XL Jempol yang juga berarti kedua merek ini dianggap memiliki kesamaan dalam pandangan konsumen. Memang kedua merek ini sama-sama menawarkan tarif murah dan bonus pada awal peluncurannya sehingga kemungkinan hal inilah yang melekat di benak konsumen. Pada kuadran III terdapat IM3 sebagai satu-satunya merek. Hal ini berarti merek ini dianggap relatif berbeda dengan merek-merek lainnya sehingga dalam kuadran III tidak ada merek menyaingi IM3 secara langsung. Nampaknya responden sangat mengenal merek ini sehingga tahu persis bahwa merek ini memiliki ciri yang khas jika dibandingkan dengan merek-merek lainnya. Sebagai merek yang dipergunakan oleh mayoritas responden yang merupakan mahasiswa, IM3 dapat dikatakan cukup berhasil dalam menentukan posisinya sehingga merek ini dapat cukup melekat di benak konsumennya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Kotler (2007 : 235) bahwa positioning merupakan tindakan merancang tawaran dan citra sehingga menempati posisi yang khas di
benak pelanggannya dan dalam hal ini IM3 benar-benar melakukannya. Kemudian, pada kuadran IV terlihat merek XL Bebas dan Mentari. Hal ini berarti konsumen memandang ada kesamaan pula pada kedua merek ini. Berdasarkan penelitian Uus MD Fadli dan Enrico Wijaya (2002) konsumen senang mempercayai bahwa mereka mendasarkan ev aluasi kualitas produk pada petunjuk intrinsik. Namun, jika konsumen tidak memiliki pengalaman
aktual
dengan
merek
produk
maka
konsumen
sering
mengevaluasi kualitas dengan dasar petunjuk ekstrinsik yang berasal dari luar produk itu sendiri. Dalam hal ini ternyata berlaku pula terhadap produk SIM card GSM yang diteliti. Konsumen juga menilai produk SIM card GSM berdasarkan unsur-unsur intrinsik
seperti jangkauan wilayah yang luas,
sinyal yang kuat dan stabil, fitur yang lengkap dan juga berdasarkan unsurunsur ekstrinsik seperti harga yang sesuai dengan kualitas, layanan operator yang memuaskan, merek yang bergengsi dan perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Hasil analisis terhadap identitas merek dari ketujuh SIM card pada gambar 4.3 berikut ini memperlihatkan indikasi ini.
Row and Column Scores
Variable Columns Rows
0.3
Dimension 2
0.2
THREE
5
2
KARTUAS XLJEMPOL
0.1 1
4
SIMPATI
0.0
6 XLBEBAS
-0.1
MENTARI
-0.2
3 IM3 7
-0.3 -0.4
-0.2
0.0
0.2
0.4
0.6
Gambar 4.3 Positioning Merek SIM Card GSM Prabayar beserta Atributnya
Pada gambar 4.3 kedua peta tersebut digabungkan menjadi satu menjadi peta positioning merek SIM card GSM prabayar yang lengkap dengan atributnya. Dengan begitu, posisi merek SIM card GSM prabayar dengan atribut-atribut yang menjadi keunggulannya dapat terlihat secara bersamaan. Simpati
dan
Kartu
As
pada
kuadran
I
dipersepsikan
memiliki
keunggulan yang sama yaitu pada atribut 1 dan 2. Atribut-atribut tersebut adalah jangkauan wilayah yang luas dan sinyal yang kuat dan stabil. Bahkan, atribut 2 terlihat melekat kuat pada Kartu AS karena jarak kedekatan
antara merek
tersebut dengan
atributnya sangat dekat.
Telkomsel sebagai perusahaan yang mengeluarkan kedua merek SIM card tersebut memang dikenal sebagai satu-satunya operator yang telah menjangkau hingga 95 % populasi di Indonesia. Selain itu, secara jaringan dan
infrastruktur
Telkomsel
itu
bergabung
dengan
Telkom
sehingga
jaringannya memang terluas di Indonesia. Keleluasaan berkomunikasi terutama bagi para pengguna Simpati dapat dirasakan tidak hanya di Indonesia tetapi juga sampai ke luar negeri. Bilson Simamora (2001 : 48) menyatakan
strategi
sebagai pemimpin
benefit
positioning
dalam manfaat
yang
tertentu.
memposisikan
Dalam
hal
produk
ini, strategi
positioning yang dijalankan oleh Telkomsel yaitu dengan menawarkan manfaat berupa jangkauan wilayah yang luas dan sinyal yang kuat nampaknya berhasil karena kedua merek yang dikeluarkan oleh Telkomsel
yaitu Simpati dan Kartu AS memiliki kedua keunggulan tersebut menurut persepsi konsumen. Pada kuadran II, 3 (three) dan XL Jempol dipersepsikan oleh responden memiliki kesamaan yaitu sebagai merek yang harganya sesuai dengan kualitas (atribut 4) dan layanan operatornya memuaskan (atribut 5). Namun, persepsi tersebut kurang melekat kuat karena jarak kedekatan antara merek tersebut dengan atribut-atribut yang mencirikannya cukup jauh. Sesuai dengan teori yang dikemukakan Kotler (2003 : 256) kedua merek ini dapat dikatakan memiliki posisi yang meragukan (doubtful positioning) dikarenakan tidak didukung oleh bukti yang memadai. IM3 sebagai satu-satunya merek yang berada pada kuadran III terlihat memiliki keunggulan sebagai merek yang memiliki fitur lengkap (atribut 3) dan merek yang bergengsi (atribut 7). Hal ini sesuai dengan positioning yang ditawarkan IM3 sejak awal yaitu sebagai merek pionir dalam hal kelengkapan fitur seperti layanan data, GPRS, MMS sampai teknologi SIM card-nya juga menggunakan teknologi canggih. Selain itu, IM3 juga menawarkan tarif yang sangat hemat yang memang ditujukan untuk generasi muda yang trendi namun belum mandiri secara finansial. Dalam hal ini jika dikaitkan dengan teori yang dikemukakan oleh Bilson Simamora (2001 : 48), IM3 dapat dikategorikan berhasil dalam menjalankan strategi
user
positioning-nya
untuk
kalangan
anak
muda
sehingga
menjadikan merek IM3 banyak digunakan oleh para mahasiswa termasuk mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan
untuk
XL
Bebas
dan
Mentari,
kedua
merek
ini
dipersepsikan sebagai merek yang berasal dari perusahaan yang terkenal
dan terpercaya (atribut 6) karena jarak kedekatannya mereknya amat dekat dengan atribut tersebut. Namun, keunggulan tersebut terlihat melekat kuat terutama untuk merek XL Bebas karena kedekatan jarak antara merek ini dengan atribut 6 yang mencirikannya sangat dekat. Selain itu menurut Singgih Santoso (2002 : 344) keunggulan merek juga dapat dilihat berdasarkan jarak kedekatannya. Di sini, Mentari juga terlihat cukup dekat dengan atribut 3 dan atribut 7. Dengan begitu, Mentari tidak hanya memiliki keunggulan pada atribut 6 tetapi juga pada atribut 3 (fitur yang lengkap) dan atribut 7 (merek yang bergengsi). Namun berdasarkan teori Kotler (2003 : 256) tentang kesalahan-kesalahan dalam positioning, Mentari memiliki posisi yang membingungkan (confused positioning). Penyebabnya adalah perusahaan menekankan terlalu banyak atribut sehingga konsumen merasa bingung mengenai posisi Mentari. Melalui peta persepsi ini, setiap operator dapat melihat bagaimana positioning mereknya yang sebenarnya di benak konsumen khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus atribut-atribut yang menjadi keunggulannya. Selain itu, masing-masing operator juga dapat mengevaluasi apakah positioning yang dijalankan sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum atau mungkin masih terdapat kesalahan dalam positioning produknya. Menurut Kotler (2001 : 403) dalam menentukan posisi, perusahaan perlu memutuskan berapa banyak perbedaan dan perbedaan mana yang akan dipromosikan kepada pasar sasarannya. Dalam hal ini, Simpati dan Kartu
As
unggul
dalam
2
atribut
yang
memang
diangkat
sejak
peluncurannya yaitu pada atribut jangkauan wilayah yang luas dan sinyal
yang kuat dan stabil. Inilah yang membuat mereka menjadi pemimpin pasar. Begitu pula dengan IM3 yang mencoba menawarkan 2 perbedaan yang dijadikan keunggulannya sejak awal yaitu keunggulan dari segi fitur yang lengkap dan merek yang bergengsi di mata pasar sasarannya yaitu para kawula muda. Menurut Oki Baren (2008) Telkomsel telah mengubah strateginya pada kuartal pertama tahun 2008 dari strategi samudera merah menjadi strategi samudera biru. Telkomsel lebih memilih jalur lain untuk menciptakan ceruk pasarnya sendiri. Target Telkomsel tidak lagi menjadi pemimpin pasar tetapi
lebih kepada pemimpin layanan. Beragam segmen usaha baru
yang akan ditingkatkan antara lain industri hiburan, retail hingga ke segmen industri periklanan. Bahkan, nantinya Telkomsel akan menyentuh pelanggan non-human seperti peralatan rumah tangga yang dipasangi SIM card untuk pengoperasiannya. Namun, berdasarkan hasil penelitian yang didapat nampaknya konsumen belum melihat perubahan ini. Konsumen masih melihat peran Telkomsel sebagai pemimpin pasar dalam pasar SIM card GSM melalui kualitas jangkauan dan sinyalnya.
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A.
Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pemilihan SIM card GSM prabayar terbagi menjadi 2 faktor yang selanjutnya dinamakan faktor tekonologi dan faktor prestise. Faktor 1 dinamakan faktor teknologi karena sebagian besar terdiri dari atribut-atribut yang memerlukan kecanggihan teknologi untuk mewujudkannya seperti jangkauan luas, sinyal kuat dan stabil, dan fitur lengkap serta perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Sedangkan faktor 2 dinamakan faktor prestise karena atribut-atribut seperti harga pulsa sesuai kualitas, layanan operator memuaskan, dan merek bergengsi menunjukkan prestise perusahaan yang bersangkutan atas kualitas dan kepuasan pelanggannya. 2. Pada peta positioning merek SIM card GSM prabayar yang telah digabungkan dengan atributnya dapat terlihat secara bersamaan posisi merek SIM card GSM prabayar bersama atribut-atribut yang menjadi keunggulannya.
Simpati dan Kartu As pada kuadran I
dipersepsikan memiliki keunggulan yang sama yaitu pada atribut 1 dan 2. Persaingan kedua merek yang berasal dari operator yang sama ini adalah pada atribut-atribut seperti jangkauan wilayah yang
luas dan sinyal yang kuat dan stabil. Bahkan, atribut 2 terlihat melekat kuat pada Kartu AS karena jarak kedekatan antara merek tersebut dengan atributnya sangat dekat. Nampaknya, usaha Telkomsel yang menempatkan posisi Simpati sebagai SIM card yang unggul dalam segi jangkauan wilayah terluas dan sinyal yang kuat dapat dinilai berhasil. Bahkan, hal ini berimbas pula pada merek SIM card lainnya yang juga dikeluarkan oleh Telkomsel yaitu Kartu AS. Hal ini wajar karena memang Telkomsel merupakan satu-satunya operator yang telah menjangkau hingga 95 % populasi di Indonesia hingga ke pelosok sehingga yang melekat dipersepsi konsumen adalah kedua SIM card ini sama-sama unggul dari segi jangkauan wilayah terluas dan sinyal yang kuat. 3. Pada kuadran II, 3 (three) dan XL Jempol dipersepsikan oleh responden memiliki kesamaan yaitu sebagai merek yang harganya sesuai
dengan
kualitas
(atribut
4)
dan
layanan
operatornya
memuaskan (atribut 5). Namun, persepsi tersebut kurang melekat kuat karena jarak kedekatan antara merek tersebut dengan atribut-atribut yang mencirikannya cukup jauh. 3 (three) yang muncul paling baru di antara
keenam
merek
tersebut
memang
sedang
mencoba
menempatkan posisinya sebagai SIM card yang unggul dari segi tarif. Munculnya iklan di media massa yang mencoba mengunggulkan 3 (three) dengan tarif telepon yang murah ke luar negeri semakin memperkuat bahwa harga yang ditawarkan 3 (three) memang sesuai dengan kualitasnya dan dapat menjangkau ke seluruh dunia dengan harga termurah jika dibanding dengan merek lainnya.
4. IM3 sebagai satu-satunya merek yang berada pada kuadran III terlihat memiliki keunggulan sebagai merek yang memiliki fitur yang lengkap (atribut 3) dan merek yang bergengsi (atribut 7). IM3 memang sejak awal memposisikan dirinya sebagai SIM card dengan fitur
tercanggih.
Hal
ini
dapat
dinilai
berhasil
karena
pada
kenyataannya konsumen memang memposisikan merek tersebut sebagai merek yang unggul dari segi fitur yang lengkap dan merek yang bergengsi terutama untuk anak muda. Ditambah pula dengan tawaran tarif yang hemat sehingga IM3 dianggap sebagai merek yang benar-benar cocok untuk anak muda yang belum mandiri secara finansial. Hal inilah yang menjadikan merek IM3 banyak digunakan
oleh
para
mahasiswa
termasuk
mahasiswa
Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Untuk XL Bebas dan Mentari, kedua merek ini dipersepsikan sebagai merek yang berasal dari perusahaan yang terkenal dan terpercaya (atribut 6). Keunggulan tersebut terlihat melekat kuat terutama untuk merek XL Bebas karena kedekatan jarak antara merek ini dengan atribut 6 yang mencirikannya dekat. Hal ini berarti kepercayaan konsumen terhadap perusahaan operator seluler yang mengeluarkan SIM card dengan merek Bebas dan Mentari sudah tumbuh dengan baik sehingga kedua merek ini dipersepsikan oleh para mahasiswa sebagai merek yang dikeluarkan oleh perusahaan yang sudah terkenal dan terpercaya. Namun, kedua merek ini nampaknya belum memiliki
keunggulan
khas
yang
benar-benar
dapat
mencirikan
masing-masing merek terutama untuk merek Mentari yang posisinya
juga menempel pada garis perpotongan antara kuadran IV dan III sehingga merek tersebut juga memiliki kedekatan dengan atributatribut di kuadaran III yaitu fitur yang lengkap (atribut 3) dan merek yang bergengsi (atribut 7).
B.
Implikasi Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka jika perusahaan operator
seluler ingin menarik kalangan anak muda terutama mahasiswa sebagai target pasar maka para pemasar harus menekankan komunikasinya pada faktor teknologi seperti jangkauan wilayah yang luas, sinyal yang kuat, dan fitur yang lengkap serta menunjukkan bahwa merek tersebut dikeluarkan oleh
perusahaan
yang
terkenal
dan
terpercaya.
Selain
itu,
perlu
diperhatikan pula faktor prestise yang cocok dengan anak muda seperti merek yang bergengsi, layanan operator yang memuaskan, dan harga yang sesuai dengan kualitas. Keunggulan Simpati dan Kartu AS pada atribut jangkauan wilayah yang luas dan sinyal yang kuat dan stabil nampaknya memperkuat Telkomsel sebagai operator dengan jaringan yang sangat luas dan berkualitas. Namun kedua merek ini seharusnya memiliki keunikan sendirisendiri agar dapat dibedakan oleh pasar dan semakin tepat sasaran. Pemberlakuan
tarif
hemat
yang
dilakukan
Kartu
AS
akhir-akhir
ini
nampaknya harus terus digencarkan untuk menjangkau target pasar khususnya anak muda. Untuk itu sebaiknya selain perlu mempertahankan kedua keunggulan
tersebut,
Telkomsel
juga diharapkan
dapat
terus
memberikan layanan yang berkualitas dengan ragam teknologi yang
canggih yang memungkinkan pengimplementasian berbagai inovasi fitur layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Simpati misalnya, sebaiknya
merek
ini
mengedepankan
kualitas
layanan
berteknologi
canggih yang memberikan beragam kemudahan untuk target pasar yang memiliki mobilitas tinggi dan tidak terlalu sensitif terhadap harga. Untuk Jempol dan 3 (three) yang dinilai unggul dari segi harganya yang seesuai dengan kualitas dan layanan operator yang memuaskan harus lebih memperkuat lagi positioning-nya di benak konsumen. Hal ini dikarenakan, walaupun atribut-atribut SIM card tersebut berada satu kuadran dengan Jempol dan 3 (three), atribut tersebut tidak melekat kuat di benak konsumen karena jaraknya yang agak jauh dalam gambar. Jempol dan 3 (three) masih harus terus mencari positioning yang lebih tepat lagi yang dapat membuatnya berbeda dengan merek lainnya agar dapat mencapai target pasarnya dengan lebih baik. IM3 merupakan satu-satunya merek yang berada di kuadran III dan tidak memiliki pesaing langsung. Merek yang unggul dalam hal fitur yang lengkap dan mereknya yang bergengsi ini tetap harus waspada dengan kondisi persaingan operator seluler saat ini. Dengan positioning awal yang dibawa Indosat sebagai SIM card super hemat yang diperuntukkan untuk kawula muda yang menginginkan sesuatu yang serba canggih, IM3 tetap harus
memperhatikan
pesaing-pesaingnya
yang
kini
juga
mulai
menurunkan tarif dan menambah berbagai layanan fitur yang berteknologi canggih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Salah satu masalah yang sering
terjadi
belakangan
ini
yaitu
IM3
sering
bermasalah
dengan
jaringannya sehingga sulit sekali melakukan panggilan pada malam hari.
Untuk itu, walaupun IM3 dikenal dengan tarif hematnya, IM3 juga harus terus berinov asi dalam meningkatkan layanannya agar tidak kehilangan para pelanggannya. XL Bebas dan Mentari nampaknya harus lebih bekerja keras karena di benak para konsumen yang juga merupakan mahasiswa, kedua merek ini hanya memiliki satu keunggulan yang sama yaitu berasal dari perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Selain itu posisi Mentari yang juga menyentuh garis perpotongan kuadran III dan IV dan dekat dengan atributatribut di kuadaran III menunjukkan bahwa positioning-nya belum terlalu jelas sehingga beragam strategi harus dijalankan untuk mengkomunikasikan positioning-nya secara tepat dan jelas serta memiliki keunikan tersendiri di benak pasar sasarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Brannan, Tom. “Integrated Marketing Communications”, PPM, Jakarta, 2005. Baren, Oki. “Telkomsel dari Merah ke Biru”, 24 April 2008, www.inilah.com. Cravens, David W. “Pemasaran Strategis Edisi ke- 4 Jilid 1”, Erlangga, Jakarta, 1996. Davey, Roy, Anthony Jacks.” How to be Better at Marketing”, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001. Fadli, Uus, Jauhari Arifin “Analisis Penetapan Posisi Persaingan Pemasaran Merek sabun Mandi ” Jurnal Manajemen Vol.1 No.1, September 2002. Fadli, Uus, Enrico Wijaya “Analisis Positioning Merek Makanan Siap Saji” Jurnal Manajemen Vol.1 No.1, September 2002. Fauzi, Agus. “Segmenting, Targeting, dan Positioning untuk Produk Baru Radikal”, Jurnal Ekonomi Vol.1 No.2, Juli 2004. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN, Jakarta, 2007. Hermawan, Asep. “Kiat Praktis Menulis Skripsi, Tesis dan Disertasi untuk Kosentrasi Pemasaran”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004. Kertajaya, Hermawan. “Hermawan Kertajaya on Marketing”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003. Kotler, Philip, Amstrong. “Dasar-dasar Manajemen Pemasaran Jilid 1” PT INDEKS, Jakarta, 2003. Kotler, Philip, Kevin Lane Keller.”Manajemen Pemasaran edisi 12”, PT INDEKS, Jakarta, 2007. M.
Arthur. “Analisis Positioning Merek-merek Sepeda Motor Bebek Berdasarkan Persepsi Konsumen di wilayah DKI Jakarta” Jurnal teknologi Industri Vol. 3 No.2, Desember 2003.
Malhotra, Naresh K. & Mark Peterson. “Basic Marketing Research (A Decision Making Approach) Second Edition”, Pearson Education, New Jersey, 2006. Malhotra, Naresh K. “Marketing Research (an Applied Orientation) Fourth Edition“, Pearson Prentice Hall, New Jersey, 2004. Mowen, John C. & Michael Minor. ”Perilaku Konsumen”, Erlangga, Jakarta, 2002.
Mudrajad, Kuncoro. “Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi”, Erlangga, Jakarta, 2003. Mulyono, Agus. “Repositioning Bukan Hal yang Baru”, Javanisi Vol.7 No.2, 2004. Nugroho, Bhuono Agung. “Stategi Jitu (Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS)”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005. Santoso, Singgih. “Riset Pemasaran, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS ”, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002. Simamora, Bilson. “Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitable“, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003. Simamora, Bilson. “Re-Marketing for Business Recovery, Sebuah Pendekatan Riset”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Suliyanto, “Analisis Data dalam aplikasi Pemasaran”, Ghalia Indonesia, Bogor : 2005. Supardi. “ Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis”, UII Press, Yogyakarta, 2005. Supranto. “Analisis Multivariat (Arti dan Interpretasi)”, Rineka Cipta, Jakarta, 2004. Tantrisna. “Analisa Harapan dan Persepsi Penumpang terhadap Kualitas Makanan”, Jurnal Manajemen Perhotelan Volume 2 Nomor 1, Maret 2006. Tjiptono, Fandy.”Strategi Pemasaran, Edisi Kedua”, Andi Offset, Yogyakarta, 1997.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Finanda Frisha Juwita Rachman 2. Tempat & Tgl. Lahir : Purwokerto, 9 Mei 1987 3. Alamat : Jl. Kramat No.5 RT.001/05, Sawangan, Depok, 16517 4. Hp : 0857 806 41 898
II. PENDIDIKAN 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. S1
: SDN Cipayung I SDN Pondok Petir III : SLTPN I Pamulang : SMAN I Ciputat : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. 2. 3. 4.
Divisi Humas & Jurnalistik LDK Komda FEIS periode 05/06 Divisi Penelitian & Pengembangan LDK Komda FEIS periode 05/06 Ketua Keputrian LDK Komda FEIS periode 06/07 Divisi Pengembangan SDM LDK Komda FEIS periode 07/08
ABSTRACT
The research aims to analyze factors that is considered by consumer who is student of Faculty of Economic and Social Science State Islamic University Jakarta to choose prepaid GSM SIM card. Beside that, the research aims also to analyze positioning of prepaid GSM SIM card brand based on consumer perception.
The research uses factor analysis and correspondence analysis. The research samples are 100 respondents who consume prepaid SIM card GSM and the students of Faculty of Economic and Social Science State Islamic University Jakarta.
The results of the research show that there are two factors which are considered to choose prepaid GSM SIM card. They are technology and prestige factors. Technology factors are large network coverage, strong and stable signal, complete feature, and famous and trustworthy company. The prestige factors are price with quality, satisfied operator services, and prestige brand. Then, correspondence analysis results show that Simpati and Kartu AS are perceived having the same strengths. They have strengths on the attributes of large network coverage and strong and stable signal. 3 (three) and XL Jempol are perceived having the same strengths too. They have strength on the attributes of price with quality and satisfied operator services. Although the position between the SIM cards and the attributes are not too close each other on the picture. Respondents have different perception about IM3. It’s the only one in the third quadrant. It has strengths on attributes of complete features and prestige brand. Then, XL Bebas and Mentari are perceived having the same strengths. They have strengths on the attribute of famous and trustworthy company. However the position of Mentari is also close to the IM3’s attributes although they have different quadrant.
Keywords : Positioning, consumer perception, prepaid GSM SIM card
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh para konsumen yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memilih SIM card GSM prabayar. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisa positioning merek SIM card GSM prabayar yang ada berdasarkan persepsi konsumen.
Penelitian ini menggunakan analisis faktor (factor analysis) dan analisis korespondensi (correspondence analysis). Sampel penelitian adalah 100 responden yang menggunakan SIM card GSM prabayar sekaligus mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 faktor yang dipertimbangkan dalam memilih SIM card GSM prabayar, yaitu faktor teknologi dan prestise. Faktor teknologi terdiri dari jangkauan wilayah yang luas, sinyal yang kuat dan stabil, fitur yang lengkap, dan perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Sedangkan faktor prestise terdiri dari harga pulsa yang sesuai dengan kualitas, layanan operator yang memuaskan, dan merek yang bergengsi. Kemudian, hasil dari correspondence analysis menunjukkan merek Simpati dan Kartu AS dipersepsikan memiliki keunggulan yang sama yaitu dari segi jangkauan wilayah yang luas dan sinyal yang kuat dan stabil. Kartu 3 ( three ) dan kartu
Jempol juga dipersepsikan memiliki keunggulan yang sama dalam atribut harga yang sesuai dengan kualitas dan layanan operator yang memuaskan. Meskipun posisi antara SIM card tersebut dengan atribut-atributnya tidak terlalu dekat satu sama lain dalam gambar. Responden memiliki persepsi berbeda mengenai IM3. Merek ini satu-satunya yang berada di kuadran III. IM3 memiliki keunggulan dari atribut fiturnya yang lengkap dan mereknya yang bergengsi. Kemudian, XL Bebas dan Mentari dipersepsikan memiliki keunggulan yang sama pada atribut perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Namun, posisi Mentari juga dekat dengan atribut-atribut yang dimiliki IM3 meskipun mereka berbeda kuadran.
Kata Kunci : positioning, persepsi konsumen, SIM card GSM prabayar