KONSULTASI NASIONAL VII “GEREJA DAN KOMUNIKASI” GKPB FAJAR PENGHARAPAN - BANDUNG, 27 – 30 SEPTEMBER 2016
Tema: ALLAH MENGANGKAT KITA DARI SAMUDRA RAYA Subtema: TEKNOLOGI DIGITAL UNTUK KEADILAN DAN PERDAMAIAN
A. Latar Belakang Era digital ditandai munculnya pembedaan kependudukan berdasarkan digital immigrant (imigran digital) dan digital native (pribumi digital). Digital native adalah mereka yang sejak lahir sudah berada dalam era digital. Jumlah pengguna internet di Indonesia pun terus meningkat mulai dari remaja hingga orang tua. Jumlah pengguna internet di Indonesia bahkan semakin muda. Persentase digital native dan pengguna internet usia muda lebih besar daripada digital immigrant berusia dewasa. Rentang usia digital native mulai dari 12 tahun hingga 34 tahun mencapai 58 persen dari pengguna internet (88.000.000). Sedangkan pengguna internet usia dewasa (3559 tahun) atau masuk kategori digital immigrant hanya 42 persen. Secara global Indonesia juga tercatat di posisi keempat sebagai pengguna media sosial (70.000.000). Tujuh puluh persen pengguna Facebook di Indonesia berusia di bawah 27 tahun dan 70 persen mengakses melalui ponsel. Angka-angka tersebut menyampaikan banyak pesan. Apalagi bila dilihat dari banyaknya waktu yang dihabiskan untuk berinternet. Kini ada pameo yang mengatakan bahwa ponsel mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Gawai juga mampu mengusir kejenuhan saat mengantri atau menunggu bahkan saat jenuh mendengarkan khotbah di gereja. Alkitab dan berbagai buku lagu gereja seperti Kidung Jemaat, Nyanyikan Kidung Baru (NKB), Buku Ende, dstnya kini dapat dibaca melalui ponsel atau tablet. Seiring maraknya digitalisasi kitab-kitab dalam peribadahan tersebut, pembajakan merebak di mana-mana. Hak cipta tak lagi dihormati. Individu lebih peduli dengan grup-grup dalam Whatsapp, BBM, dll. ketimbang persekutuan nyata di gereja. Selain pembajakan, kejahatan virtual berupa peretasan untuk mencuri data/informasi, pembobolan bank, penipuan, kampanye hitam dan fitnah, pun pornografi pun ikut marak. Pemerintah sudah mengeluarkan UU ITE untuk mencegah kejahatan virtual. Namun kesadaran dan kewaspadaan pengguna cverdas merupakan hal terpenting untuk mencegah seseorang dari pemborosan waktu yang sia-sia dalam berinternet maupun kejahatan virtual. Pengguna cerdas adalah pengguna mampu mengontrol diri dalam berinternet dan paham meletakkan fungsi internet untuk hidup yang lebih berkualitas. Setiap kemajuan teknologi pada dasarnya bak pedang bermata dua: mendatangkan manfaat sebesar-besarnya atau mudarat. Salah satu ciri era digital adalah jejaring (network), partisipasi dan interkonektivitas yang semakin membangun relasi-relasi sosial baik individu maupun kelompok. Konas VII Gereja dan Komunikasi
1
Dalam konteks koinonia, teknologi digital dapat dimanfaatkan untuk membangun persekutuan yang egaliter dan partisipatoris. Namun demikian, koinonia sejati termasuk ibadah dan sakramen tak dapat mengandalkan “koinonia virtual” semata. Relasi-relasi yang bersifat fisik itulah koinonia yang hidup dan tumbuh sedangkan teknologi digital harus ditempatkan sebagai alat bantu untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan membangun efisiensi. Kemajuan era digital ini juga menyebabkan hubungan yang semakin terbuka antara negara dengan negara, negara dengan masyarakat dan mau tidak mau akan masuk ke dalam gereja juga. Hubungan antara jemaat dengan gereja akan semakin membuka ruang interaksi yang setara dimana segala hal yang menyangkut pelayanan akan dibicarakan secara terbuka. Gereja harus menyiapkan diri untuk menerima masukan bahkan kritikan dari jemaat, harus siap berdiskusi mengenai kehidupan jemaat dan menjawab keluhan jemaat. Ciri lain adalah ledakan informasi dan sampah informasi yang melampaui kapasitas otak dan jiwa manusia untuk menyerapkan. Ledakan informasi dan sampah informasi ibarat “samudera raya” (tehom) yang menenggelamkan kesadaran dan kewaspadaan manusia di tengah-tengah era digital. Artinya juga,ledakan informasi dan komunikasi tak berbanding lurus dengan pemanfaatannya bagi kehidupan yang lebih baik. Sebagian besar informasi menjadi sampah yang tak bermanfaat namun tak bisa dilenyapkan karena tersimpan dalam awan (cloud). Sebagian gereja telah sadar, waspada dan memanfaatkan teknologi digital untuk mengoptimalkan kerja-kerja dan pelayanannya. Namun mayoritas masih mengabaikannya, salah satu indikatornya adalah pemanfaatan ruang-ruang virtual untuk sosialisasi dan publikasi melalui situs web, blog, media sosial. Gereja-gereja umumnya lalai memanfaatkan ruang-ruang virtual yang dapat digunakan secara cuma-cuma. Rekonstruksi teologis atas dampak positif maupun negatif dari teknologi digital pun belum dilakukan. Gereja cenderung memilih statusquo dan zona nyaman, mengabaikan isu-isu mutakhir yang dipandang kontroversial dalam masyarakat seperti LGBT, hukuman mati dan kebiri, AIDS, perubahan iklim, dan seterusnya.
Karena itulah tema Konas Gereja dan Komunikasi VII memilih tema “Allah Mengangkat Kita dari Samudra Raya” yang merupakan tema SR XVI PGI di Nias dan subtema “Teknologi Digital Untuk Keadilan dan Perdamaian”. Tema ini mengangkat sebagian tema Konas III Gereja dan Komunikasi berjudul “Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan”. a. Samudera Raya (tehom) diartikan sebagai dampak-dampak negatif kemajuan pesat TIK berupa ledakan informasi, chaos dalam perubahan perilaku individu, relasi-relasi sosial dan persekutuan, maupun negara serta disorientasi dalam prioritas-prioritas dan tujuan-tujuan hidup dan pola hidup. Samudera Raya juga berarti ledakan informasi dan ketidakwaspadaan Konas VII Gereja dan Komunikasi
2
dalam pemanfaatan teknologi digital sehingga membuahkan ujaran-ujaran kebencian (hate speech), sektarianisme, eksklusivisme, prasangka misalnya hoax, kampanye hitam, fitnah, pencitraan yang mengakibatkan pembodohan, dstnya. b. Allah Mengangkat Kita: Teknologi digital sebagai inovasi dan prestasi dapat dimanfaatkan untuk membangun kehidupan yang berkualitas dan berkelanjutan ditandai dengan persaudaraan semesta berupa terbangunnya jejaring-jejaring lintas identitas, partisipatoris, dan lain-lain B. Tujuan: - Merumuskan respons teologis gereja atas berbagai dampak negative dan positif teknologi digital serta peluang-peluang pemanfaatannya - Merumuskan strategi teknologi digital dalam kerja dan pelayanan gereja di semua aras. - Merumuskan tindak lanjut, pesan dan rekomendasi untuk Konas Gereja dan Komunikasi selanjutnya C. JADWAL KEGIATAN Selasa, 27 September 2016 JAM
KEGIATAN Registrasi Peserta di Gereja Kristen Perjanjian Baru
12.00 – 13.00
MAKAN SIANG
14.00 - 16.00
PEMBUKAAN : Ibadah Pembukaan Sambutan
16.00 – 16.30
REHAT
16.30 – 18.00
URAIAN TENTANG TEMA DAN SUBTEMA :
Pdt. Gomar Gultom M.Th (Sekum PGI) Pdt. DR. Martin Sinaga (STT Jakarta) 18.00 – 19.30
Media untuk Keadilan dan Perdamaian Najwa Shihab (Metro TV – dalam konfirmasi)
Konas VII Gereja dan Komunikasi
3
19.30 – 20.30
Makan malam
Rabu, 28 September 2016 JAM
KEGIATAN
08.00 – 08.30
Ibadah Pagi
08.30 – 10.30
Peta Persoalan Teknologi Digital & Kebijakan Pemerintah a. Dirjen IKP Kominfo: Kebijakan Pemerintah dalam mengantisipasi perkembangan media Digital - dalam konfirmasi b. Google Indonesia (Peluang dan Tantangan Era Digital) c. DR. Efendy Gazali (pakar komunikasi politik UI) : Masyarakat Berjejaring dan Implikasinya kepada publik
10.30 – 11.00
REHAT
11.00 – 12.30
Gereja di Era Digital
1. F. Budi Hardiman (STF DIYAKARA) : Strategi Komunikasi Gereja di Era Digital 2. Rewindinar Gultom (Humas BPK Penabur) : Strategi Kehumasan dalam pelayanan gereja 12.30 – 14.00
MAKAN SIANG
14.00 - 15.30
Teknologi Digital untuk Keadilan dan Perdamaian : 1. AE Priyono (Dosen Komunikasi UI): Agama dalam Media
Digital 15.30 – 16.00
REHAT
16.00 – 18.30
Sharing pengalaman pengelolaan media : 1. Televisi : Mc Cledon (CBN – dalam konfirmasi) 2. Radio : Jusuf Marwoto (Radio Heartline) 3. Media Sosial dan Web : Rewindinar Gultom (Humas BPK
Penabur) 4. Media Cetak : Salomo Simanungkalit (Kompas) 18.30 – 19.30
Makan malam
Konas VII Gereja dan Komunikasi
4
Kamis, 29 September 2016 JAM
KEGIATAN
08.00 – 08.30
Ibadah Pagi
08.30 – 13.00
EKSPOSURE 1. Media Digital dalam Pelayanan Gereja 2. Pengelola Konseling lewat Media Internet 3. Pengelolaan Radio 4. Pengelolaan program televisi
13.00 – 14.00
MAKAN SIANG
14.00 – 15.30
Presentasi Kelompok Hasil Eksposure
15.30 – 16.00
REHAT
16.00 - 18.30
WORKSHOP 1. Kelompok Perumusan Pokok Pikiran, Pesan & Rekomendasi Konas GK 2. Kelompok Pembahasan Strategi Pelayanan Gereja dii Era Digital : a. TV dan Radio b. Media Sosial dan Media Daring c.
18.30 – 19.30
Media Cetak
Makan malam
Jumat, 30 September2016 JAM
KEGIATAN
08.00 – 08.30
Ibadah Pagi
08.30 – 10.30
Presentasi dan Perumusan Hasil Konas Gereja dan Komunikasi 1. Kelompok Perumusan Pokok Pikiran, Pesan & Rekomendasi Konas GK 2. Kelompok Pembahasan Strategi Pelayanan Gereja dii Era
Konas VII Gereja dan Komunikasi
5
Digital : a. TV dan Radio b. Media Sosial dan Media Daring c. Media Cetak 10.30 – 11.00
REHAT
11.00 – 11.30
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut Penyusunan RTL oleh masing-masing delegasi
11.30 – 13.00
PENUTUPAN : Ibadah Penutup
13.00 – 14.00
Makan Siang
D. Metode Konsultasi Nasional Untuk mencapai tujuan Konas dihadirkan berbagai narasumber (ceramah), berbagi pengalaman antar peserta, eksposure serta diskusi kelompok untuk memperdalam hasil Konas dalam bentuk paparan berupa respon theologies, strategi pemanfatan media digital dalam pelayanan gereja serta merumuskan pesan/rekomendasi Konas. Seluruh rangkaian kegiatan akan difasilitasi oleh panitia Konas dengan memanfaatkan media digital yang tersedia.
E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Konsultasi Nasional Gereja dan Komunikasi ini akan diselenggarakan mulai tanggal 27 – 30 September 2016 bertempat di Gereja Kristen Perjanjian Baru Fajar Pengharapan, Jl. Pasir Koja No. 58 Bandung Jawa Barat. Pembukaan akan dilakukan pada tanggal 27 September 2016 pukul 14.00 WIB F. Informasi Logistik -
Panitia akan menyediakan konsumsi, akomodasi, materi dan narsumber/fasilitator/moderator selama kegiatan Konas berlangsung sejak tanggal 27 – 30 September 2016.
-
Kontribusi peserta sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu) per orang yang dibayarkan pada saat pendaftaran.
-
Karena lokasi kegiatan berbeda dengan lokasi penginapan, peserta diharapkan membawa payung karena biasanya curah hujan tinggi pada bulan September 2016.
-
Untuk informasi lrbih lanjut dapat menghubungi Inri di (021) 4205623 atau Agung di 0812 8971 1218
Konas VII Gereja dan Komunikasi
6