KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM Oleh : Galuh Puspo Rimby
•
PENGEMBANG KURIKULUM - Secara istilah: proses pengembangan kurikulum, desain,implementasi, evaluasi, dan penyempurnaan kurikulum. - Alasan : 1. Merespon Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ; 2. Merespon perubahan sosial ; 3. Memenuhi kebutuhan peserta didik
•
KAITAN PENGEMBANGAN, PEREMCANAAN DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM ( INSTRUKSIONAL ) TUJUAN DESAIN KURIKULUM IMPLEMENTASI ( INSTRUKSIONAL ) PENGEMBANGAN KURIKULUM PERENCANAAN KURIKULUM IMPLEMENTASI KURIKULUM
•
STRUKTUR PERUBAHAN KURIKULUM SECARA EVOLUSIONER VERSI THOMAS KUHN
•
MASALAH DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM - Cara memilih materi yang akan diajakarkan - Perbedaan pandangan para pengembang - Penerapan kurikulum padasetiap tingkat pendidikan - Perumusan kurikulum yang fleksibel - Pengaruh pergantian pimpinan - Insentif untuk penerapan kurikulum - Cara memperoleh informasi yang tepat untuk perumusan kurikulum
•
PROSES PENGEMBANGAN KURIKULUM MELIBATKAN - Guru - Ahli kurikulum - Ahli pendidikan - Ahli lain di luar bidang pendidikan - Lulusan - Siswa - Pengguna lulusan
•
UNSUR-UNSUR YANG TERDAPAT DALAMKURIKULUM Sebagai program yang akan dijalani siswa di sekolah : 1. Tujuan 2. Materi pembelajaran 3. Strategi pembelajaran 4. Sistem evaluasi 5. Hal-hal yang diaktualisasikan di sekolah Sebagai dokumen, kurikulum terdiri dari : 1. Proses pembuatan rencana kurikulumm 2. GBPP / silabus 3. Perangkat dan buku-buku yang diperlukan dalam proses pembelajaran Tujuan (kompetisi) Materi
Evaluasi
Pembelajaran
•
DIMENSI KURIKULUM
Tahapan
Komponen Kurikulum Tujuan
Materi
KBM
Evaluasi
Desain Implementasi Evaluasi Revisi
Fungsi Manajemen Planning Organaizing Actuating Controlling
•
Tahapan Pengembangan Kurikulum Desain
ELEMEN SISTEM KURIKULUM
Implementasi
Evaluasi
Revisi
•
OPERASIONAL KURIKULUM
Pada dasarnya terdapat empat unsur yang diperlukan dan diperhatikan dalam pengembangan, yaitu: 1. Merencanakan, merancangkan, dan memprogramkan bahan ajar dan pengalaman belajar; 2. Karakteristik peserta didik; 3. Tujuan yang akan dicapai; 4. Kriteria-kriteria untuk mencapai tujuan. Merencanakan, merancangkan, dan memprogramkan pada kegiatan pendidikandapat berupa berbagai kegiatan untuk mengembangkan berbagai komponen penunjang dalam kurikulum misalnya: merencanakan, merancangkan, dan memprogramkan system penjejangan, sistem kredit, system semester, system administrasi, system bimbingan, dan system evaluasi. Sedang komponen pokok perlu juga dikembangkan, misalnya: Struktur program dalam kurikulum, silabus termasuk didalamnya, materi pelajaran, sistem penyampaian, media, dan evaluasi hasil belajar. Karakteristik peserta didik sekarang sangat dipengaruhi oleh: pengembangan IPTEKS, pengaruh globalisasi, dan sebagainya. Dengan demikian peserta didik sekarang bukannya peserta didik seperti dialami oleh para penyusun kurikulum sebagai peserta didik dahulu. Tujuan pendidikan yang dicapai telah digariskan oleh GBHN.Disini jelas bahwa tujuan pendidikan bukan hanya mengejar instructional effect tapi lebih dikekankan pada nurturant effectnya.Harapannya ialah dengan instructional effect sekaligus nurturant eeffectnya tercapai pula. Berbagai kriteria yang perlu diperhatikan dalam pengembangan tidak bertentangan dengan: Pancasila dan UUD 1945, nilainilai hidup, tujuan pendidikan nasional, GBHN, Peraturan Pemerintah, Undang-undang pendidikan, dan juga hendaknya memperhatikan perkembangan IPTEKS dan karakteristik peserta didiknya.
•
PENDEKATAN PENGEMBANGAN
Pada dasarnya ada tiga pendekatan dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum, yaitu : a. Pendekatan Berdasarkan Materi Perencanaan dan Pengembangan kurikulum berdasarkan materi, inilah yang mula-mula dilaksanakan. Inti dari proses belajar mengajar ditentukan oleh pemilihan materi. Pembahasn mengenai pembaharuan kurikulum terutama hanya membahas bagaimana sumber bahan dapat berkembang. Rogers mengungkapakan perencanaan dan pengembangan kurikulum yang berdasarkan materi yang akhirnya menuju ke tujuan pendidikan itu langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Bahan apa yang akan diajarkan? Dan untuk mengetahui berhasil tidaknya proses belajar, diukur dengan seberapa jauh siswa dapat menguasai bahan. Oleh karena itu langkah berikutnya ialah : 2. Bagaiman cara mengetahui hasil belajar? Caranya yaitu dengan melaksanakan evaluasi dengan cara berbagai evaluasi. Agar hasil belajar dapat baik maka diperlukan : 3. Cara mengajar yang baik. Ada berbagai cara mengajar yang hendaknya disesuaikan dengan ciri bahan pelajaran. Untuk ini diperlukan. 4. Cara pengorganisasian bahan pelajaran. Dengan menyusun bahan yang sistematis, pedagogis, psikologis dan sebagainya, maka bahan belajar akan mudah untuk diajarkan. Untuk inin dipelukan. 5. Buku sumber yang relevan. Agar supaya bahan lebih mudah diajarkan diperlukan : 6. Media Penggunaan media atau alat bantu teknologi hendaknya disesuaikan dengan keadaan factor-faktor yang lain. 7. Akhirnya untuk semua kegiatan tersebut harus mengarah ke tujuan pendidikan.
•
PENDEKATAN BERDASAR TUJUAN
Seperti tertera pada hirarki Tujuan Pendidikan di Indonesia terdiri atas Tujuan Nasional --- Tujuan Pendidikan Nasional. Tujuan Institusional --- Tujuan Kurikuler. Tujuan Intruksional, yang terbagi lagi menjadi Tujuan Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional Khusus. Masing-masing tujuan yang ada dibawahnya terkait secara langsung dengan tujuan yang ada di atasnya. Penyusunan kurikulum dengan pendekatan berdasarkan tujuan, artinya bahwa tujuan pendidikan dicatumkan terlebih dahulu.Tujuan pendidikan di Indonesia tertera pada GBHN.Dari tujuan inilah dijabarkan menjadi tujuan-tujaun yang lebih terinci, yang akhirnya ke tujuan yang bersifat operasional. Dari tujuan yang bersifat operasional yang biasanya berupa TIK inilah dicari topic-topik pembahasan yang lengkap, yang nantinya akan menjadi GBPP. Akhirnya tersusunlah kruikulum dengan silabus (GBPP) yang terurai. Langkah berikutnya dari TIU ke TIK kemudian dijabarkan pada SAP. •
PENDEKATAN BERDASAR KEMAMPUAN
Sebetulnya penyusunan kurikulum berdasarkan kemampuan pada dasarnya sama dengan penyusunan kurikulum berdasarkan tujuan. Hanya kalau kurikulum berdasarkan kemampuan itu tujuannya lebih oprasional dari kurikulum yang berdasarkan tujuan. Pertanyaannya memang praktis, mislnya mahasiswa selesai kuliah akan mempunyai kemampuan apa? Atau dengan kata lain apakah semua kegiatan proses belajar mengajar menuju kemampuan yang diharapkan oleh lulusan lembaga tersebut. Oleh karena itu dapat bi ibaratkan bahwa kemampuan yang akan dicapai itu merupakan tujuan institusional, sedangkan tujuan kurikulum yaitu berupa berbagai sub kemampuan yang masing-masing berorientasi pada profesi. •
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
1. Pengertian Bahan Ajar Ada beberapa pengertian tentang bahan ajar, yaitu antara lain : Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.Atau bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) juga merupakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Disini kemudian penulis akan menggunakan istilah bahan ajar sebagai materi pelajaran untuk lebih memudahkan pemahaman.
2. Bentuk dan Jenis Bahan Ajar Ada beberapa bentuk bahan ajar, yaitu bahan cetak seperti : hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallcart. Audio visual seperti : video/film, VCD. Audio seperti : radio, kaset, CD, audio, PH. Visual seperti : foto, gambar, lukisan, model/maket. Kemudian bentuk bahan ajar berupa multi media seperti : CD Interaktif, Computer Based, Internet. Sedangkan jenis bahan ajar disini seperti lembar informasi (informasi sheet), Operation sheet, Jobsheet, Worksheet, Handout, Modul, dan lainlain. 3. Prinsip – Prinsip dalam Memilih Bahan Ajar Prinsip-prinsip dalam pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran meliputi: a. prinsip relevansi, b. konsistensi, dan c. kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya. 4. Langkah – langkah dalam Memilih Bahan Ajar Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi : a. mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, b. mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, c. memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi sdasar yang telah teridentifikasi tadi., dan d. memilih sumber bahan ajar.