perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BULUREJO GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2011/2012
SKRIPSI
OLEH: GALUH PRAKASTIWI K7108150
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
: Galuh Prakastiwi
NIM
: K7108150
Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/Pendidikan Guru Sekolah Dasar
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN
KONSEP
SUMBER
DAYA
ALAM
PADA
PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI SISWA KELAS
IV
SD
NEGERI
01
KARANGANYAR TAHUN 2011/2012
BULUREJO
GONDANGREJO
benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila
pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Galuh Prakastiwi
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BULUREJO GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2011/2012
OLEH: GALUH PRAKASTIWI K7108150
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2012
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Mei 2012
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Drs. Kuswadi, M.Ag.
Drs. Djaelani, M.Pd.
NIP 19530506 198103 1 00 2
NIP 19520317 198303 1 00 2
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Hadi Mulyono, M.Pd
_______________
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd
_______________
Anggota I : Drs. Kuswadi , M.Ag.
_______________
Anggota II : Drs. Djaelani, M.Pd
_______________
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 196007271987021001
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Galuh Prakastiwi. UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BULUREJO TAHUN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep Sumber Daya Alam dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo dengan menerapkan pendekatan inkuiri. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, dan setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo yang berjumlah 32 siswa. Sumber data berupa sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara, tes, dokumen, observasi, video dan foto. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data/sumber dan trianggulasi metode. Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep sumber daya alam dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo Tahun 2011/2012. Hal ini terbukti dengan meningkatnya pemahaman konsep sumber daya alam siswa dari sebelum dan sesudah tindakan. Pada saat pratindakan nilai rata-rata kelas sebesar 61,40, pada siklus I rata-rata kelas meningkat menjadi 65,07, pada siklus II meningkat menjadi 67,81, dan pada siklus III meningkat menjadi 70,23. Sedangkan untuk persentase ketuntasan siswa menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65, pada saat pra tindakan siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa atau 46,875%, pada siklus I meningkat menjadi 22 siswa atau 68,75%, pada siklus II meningkat menjadi 26 siswa atau 81,25%, dan pada siklus III meningkat menjadi 29 siswa atau 90,63%. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV di SD Negeri 01 Bulurejo Tahun 2011/2012. Kata kunci: pendekatan inkuiri, pembelajaran IPA, pemahaman konsep
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Galuh Prakastiwi. EFFORT TO IMPROVE THE UNDERSTANDING OF THE NATURAL RESOURCES CONCEPT LEARNING FOR NATURAL SCIENCE IN CLASS IV STUDENT SD NEGERI 01 BULUREJO YEAR 2011/2012. Thesis, Faculty Of Teacher Training And Education. Sebelas Maret University Of Surakarta. June 2012. The purpose of this study is to improve the understanding of the Natural Resources concept in learning science in fourth grade elementary school students 01 Bulurejo the inquiry approach. This research is a classroom action research (CAR). The experiment was conducted in three cycles, with each cycle consisting of planning, implementation measures, observation, and reflection. Subjects were grade fourth students in SD Negeri 01 Bulurejo who are 32 students. The source data is a primary and secondary data sources. Data collection techniques were interviews, tests, documents, observation, video and photos. The validity of the data using triangulation techniques of data / sources and triangulation methods. Analysis of data using an interactive analysis techniques. Based on the results showed an increased understanding of the concept of natural resources in learning science in fourth grade students in SD Negeri 01 Bulurejo Year 2011/2012. This is evidenced by the increased understanding of the concept of the natural resources of students before and after the action. At the preaction class average value of 61.40, the first cycle of the average grade rose to 65.07, on the second cycle increased to 67.81, and the third cycle increased to 70.23. While the percentage of students who completed according to the minimum completeness criteria (KKM) at 65, when the pre-action students who completed as many as 15 students or 46.875%, the first cycle increased to 22 students or 68.75%, in the second cycle increased to 26 students or 81.25%, and the third cycle increased to 29 students or 90.63%. Thus, it can be concluded that the application of the inquiry approach can improve understanding of the concept of natural resources in science teaching fourth grade students in SD Negeri 01 Bulurejo Year 2011/2012. Key words:
inquiry approach, science learning, understanding the natural resource concept
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Kegagalan Dan Kekecewaan Hari Ini Adalah Penyiap Bagi Kenaikan Kelas Kehidupan Dihari Yang Akan Datang ( Mario Teguh )
Hidup Adalah Pilihan Dan Ujian, Semua Akan Indah Pada Waktunya Apabila Kita Mau Berusaha Dan Ikhlas Menjalani Semua ( Galuh Prakstiwi )
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teiring syukurku pada Allah SWT, kupersembahkan karya ini untuk :
Almarhum ibu Suparmi, bunda ku tercinta iasa ku panjatkan pada mu. Amanat dan wasiatmu telah ku tuntaskan dan semoga engkau bangga atas segala kerja keras ku dan melihat ku dengan bahagia di surga Allah SWT.
Bapak Suranto, Puspa Putriyana dan Aji Pekik Kuncoro Keluarga yang selalu menjadi penyemangat dalam hidupku. Terimakasih
aku takkan kuat dan sanggup bertahan hingga sekarang.
Mbak Ngatmi dan seluruh keluarga besar pedagang pasar kalioso Terimakasih banyak atas segala bantuannya hingga aku bisa mentuntaskan studi ku. Banyak pelajaran hidup yang bisa aku ambil dari kalian semua.
Seluruh keluarga besar mbah Partijah dan mbah Basri Terimakasih atas segala bantuannya baik moril maupun materil, kalian adalah keluarga terindah yang aku punya.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan.
Atas kehendak-Nya penulis dapat UPAYA
PEMAHAMAN
KONSEP
SUMBER
DAYA
MENINGKATKAN ALAM
MELALUI
PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BULUREJO Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. R. Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Kuswadi , M.Ag. selaku Pembimbing I yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs. Djaelani, M.Pd. selaku Pembimbing II yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Samino, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri 01 Bulurejo, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian. 7. Sri Widati, S.Pd. selaku guru kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Para siswa SD Negeri 01 Bulurejo yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Untuk itu,
penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta,
Juni 2012
Penulis,
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. ii HALAMAN PENGAJUAN .................................................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................... vi HALAMAN MOTTO ........................................................................................... viii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv DAFTAR TABEL ................................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN: A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 B. Perumusan Masalah .................................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA: A. Kajian Teori 1. Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam a. Pengertian Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam.................. 6 b. Indikator Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam .................... 10 c. Pembelajaran Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam ............. 11 d. Ruang Lingkup Materi Sumber Daya Alam Kelas IV ................ 13 2. Pendekatan Inkuiri a. Pengertian Pendekatan Inkuiri .................................................... 17 b. Karakteristik Pendekatan Inkuiri ................................................. 19
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Prinsip Penggunaan Pendekatan Inkuiri ...................................... 20 d. Jenis
Jenis Pendekatan Inkuiri .................................................. 21
e. Kelebihan Pendekatan Inkuiri ..................................................... 24 f. Pelaksanaan Pendekatan Inkuiri Dalam Pembelajaran IPA Materi Hubungan Sumber Daya Alam, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat ........................................................................... 25 B. Penelitian yang Relavan. ........................................................................... 27 C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 28 D. Hipotesis Tindakan .................................................................................... 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN: A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 30 B. Subyek Penelitian ...................................................................................... 30 C. Sumber Data .............................................................................................. 31 D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 31 E. Validasi Data ............................................................................................. 32 F. Analisis Data ............................................................................................ 33 G. Indikator Kinerja ....................................................................................... 33 H. Prosedur Penelitian .................................................................................... 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi lokasi penelitian 1. Sejarah Singkat SD Negeri 01 Bulurejo.............................................. 46 2. Visi, Misi, dan Tujuan SD Negeri 01 Bulurejo................................... 47 B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra-Tindakan) .................................................. 48 C. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Siklus I ................................................................................................ 50 2. Siklus II ............................................................................................... 58 3. Siklus III .............................................................................................. 64 D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 72 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan................................................................................................ 77 B. Implikasi .................................................................................................... 77
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Saran ......................................................................................................... 78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Skema Kerangka Permikiran ..................................................................... 29 2. Skema Analisis Model Interaktif ............................................................... 33 3. Skema Prosedur PTK ................................................................................ 35 4. Grafik Poligon Frekuensi Nilai Harian IPA (Pra-Siklus).......................... 49 5. Grafik Histogram Presentase Ketuntasan Nilai Harian IPA ..................... 50 6. Grafik Poligon Frekuensi Nilai Siklus I ................................................... 57 7. Grafik Histogram Presentase Ketuntasan Siklus I .................................... 57 8. Grafik Poligon Frekuensi Nilai Siklus II................................................... 63 9. Grafik Histogram Presentase Ketuntasan Siklus II ................................... 64 10. Grafik Poligon Frekuensi Nilai Siklus III ................................................. 71 11. Grafik Histogram Presentase Ketuntasan Siklus III .................................. 71 12. Grafik Poligon Perbandingan Frekuensi nilai Pra-Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III .................................................................................... 73 13. Grafik Histogram Perbandingan Ketuntasan Pra-Siklus, Siklus I. Siklus II, Siklus III .................................................................................... 74
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................................. 30 2. Indikator Kinerja .............................................................................................. 34 3. Frekuensi Nilai Harian IPA .............................................................................. 49 4. Frekuensi Nilai Siklus I .................................................................................... 56 5. Frekuensi Nilai Siklus II................................................................................... 63 6. Frekuensi Nilai Siklus III ................................................................................. 70 7. Perbandingan Nilai Evaluasi Pra-Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III ........................................................................................................... 72 8. Perbandingan Ketuntasan Klasikal Pra-Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III ........................................................................................................... 73
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Silabus IPA SD Kelas IV. ............................................................................ 83
2.
Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal IPA SD Kelas IV.................................. 86
3.
Daftar Siswa Kelas IV SDN 01 Bulurejo Tahun Ajaran 2011/2012 .......... 87
4.
Pedoman Wawancara (Daftar Pertanyaan guru) ......................................... 89
5.
Lembar Observasi pelaksanaan Pendekatan Inkuiri ................................... 93
6.
RPP Siklus I ................................................................................................ 107
7.
RPP Siklus II ............................................................................................... 121
8.
RPP Siklus III ............................................................................................. 135
9.
Data Hasil Nilai Evaluasi Pra-Siklus .......................................................... 151
10. Data Hasil Nilai Evaluasi Siklus I............................................................... 153 11. Data Hasil Nilai Evaluasi Siklus II ............................................................. 155 12. Data Hasil Nilai Evaluasi Siklus III ............................................................ 157 13. Foto Pembelajaran Pra-Siklus ..................................................................... 158 14. Foto Pembelajaran Siklus I ......................................................................... 159 15. Foto Pembelajaran Siklus II ........................................................................ 160 16. Foto Pembelajaran Siklus III ...................................................................... 161 17. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ............................................... 162 18. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ................ 163 19. Surat Permohonan Izin Observasi ............................................................... 164 20. Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................... 165 21. Surat Keterangan ......................................................................................... 166
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Menurut Arthur A. Carin dan Robert B. Sund dalam Granida (2002:3)
Pada hakekatnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu
ilmu yang
mempelajari tentang alam baik dari segi IPA sebagai produk maupun IPA sebagai proses. Produk IPA adalah berupa kumpulan fakta teori
fakta, konsep
konsep, serta
teori IPA. Sedangkan IPA sebagai proses adalah prosedur empirik dan
analisis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mempelajari tentang alam. Dengan demikian pembelajaran IPA tidak hanya ditujukan pada penguasaan konsep-konsep IPA semata tetapi juga mengembangkan kemampuan inkuiri dan sikap ilmiah siswa. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar (SD) secara umum bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (Depdiknas, 2006:484) : (1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan tuhan. (6) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTS. Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep IPA SD dalam KTSP secara garis besar terinci sebagai berikut (Depdiknas, 2006:485): (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA. Menurut Benyamin S. Blomm dalam Djaali (2008:77) berpendapat pemahaman adalah kemampuan untuk menginterpretasi atau mengulang informasi dengan menggunakan bahasa sendiri. Siswa dikatakan telah memahami sebuah konsep dalam pembelajaran IPA apabila telah mencapai indikator pencapaian kompetensi yang termuat dalam silabus. Berdasarkan silabus SD (Depdiknas, 2008:68), pada pembelajaran IPA kelas 4 materi Sumber Daya Alam (SDA) terdapat capaian indikator kompetensi sebagai berikut (Lampiran 1 halaman 83): Menjelaskan pengertian sumber daya alam, Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediaannya, Menjelaskan cara pengolahan sumber daya alam dengan teknologi, Menjelaskan dampak negatif pengelolaan bahan
alam
yang tidak bijaksana terhadap lingkungan, Menjelaskan kegiatan
manusia yang dapat mengatasi dampak negatif pengambilan bahan alam. Pendidikan IPA modern bukan merupakan suatu pelajaran yang bersifat hafalan belaka, siswa dilatih secara mandiri untuk menemukan pemahaman tentang konsep materi yang diajarkan. Konsep dalam pembelajaran IPA memberi pengertian bahwa konsep IPA bukan merupakan sesuatu yang dipelajari secara terpisah dari kehidupan manusia melainkan segala sesuatu yang dipelajari tentang apa yang ada disekitar kita. Namun pada kenyataannya, pembelajaran IPA di sekolah masih memposisikan siswa sebagai penerima informasi. Pembelajaran IPA lebih banyak diwarnai dengan hafalan teori dan rumus-rumus. Siswa tidak
commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dibiasakan untuk membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan pengetahuan yang didapat sebelumnya dan atas keadaan yang ada dilingkungan disekitarnya. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 17&19 Januari 2012 di SD Negeri 01 Buluerjo didapati fakta bahwa selama proses pembelajaran IPA berlangsung siswa kurang dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran, siswa cenderung hanya diposisikan sebagai penerima informasi dan keterlibatan guru dalam proses pembelajaran lebih dominan sehingga siswa tidak dapat secara maksimal memahami konsep materi yang disampaikan guru. Dari hasil belajar yang diperoleh siswa pada pembelajaran IPA materi sumber daya alam kelas IV di SD Negeri 01 Bulurejo didapatkan nilai rata
rata IPA siswa kelas 4 adalah 61,40 dan didapati sebanyak
53,125% siswa yang belum tuntas nilai KKM IPA sebesar 65 (Lampiran 9 halaman 151). Dari pencapaian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pemahaman konsep siswa pada pembelajaran IPA materi sumber daya alam masih rendah. Dari kenyataan yang ada dilapangan diperoleh fakta bahwa pembelajaran IPA masih dilangsungkan melalui pendekatan konvensional. Penggunaan pendekatan
konvensional
cenderung
memposisikan
guru
sebagai
pusat
pembelajaran sehingga siswa kurang terlibat langsung dalam pembelajaran. Penggunaan pendekatan konvensional lebih memusatkan pembelajaran kepada guru dengan didominasi metode ceramah, sehingga pembelajaran hanya berlangsung satu arah, informasi yang diterima oleh siswa hanya berasal dari guru. Pembelajaran yang hanya berlangsung satu arah membuat siswa tidak dapat secara maksimal menyerap seluruh konsep materi yang diberikan oleh guru sehingga tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi yang disampaikan rendah, untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan inovasi pembelajaran. Pembelajaran IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Anak
perlu diberi ruang untuk
dapat
menemukan
sendiri
pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan ilmiah. Kegatan ilmiah bisa
commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dilakukan melalui kegiatan pengamatan dan percobaan yang akan membawa dampak positif terhadap pengalaman anak. Anak dapat secara mandiri membangun pengetahuannya berdasarakan pengalaman yang dialaminya yang dikaitkan dengan pengetahuan awal siswa. Salah satu pendekatan yang cocok untuk hal itu adalah pendekatan inkuiri. Menurut teori Piaget pendekatan inkuiri (Iskandar,
2001:69) adalah
pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak- anak untuk melakukan eksperimen sendiri. Pendekatan inkuiri mengajak anak untuk dapat mencari dan menemukan sendiri pengetahuanya dan tugas guru adalah membimbing, memotivasi dan menfasilitasi siswa. Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang mengajak siswa terlibat langsung dalam menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui kegiatan inkuiri siswa dapat secara maksimal menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. Pendekatan inkuiri melatih siswa untuk dapat secara mandiri membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman
yang
dialaminya.
Dengan
terlibat
secara
langsung
dalam
pembelajaran diharapkan siswa akan lebih memahami konsep materi dalam pembelajaran. Dengan penggunaan pendekatan inkuiri diharapkan pemahaman konsep SDA siswa pada pembelajaran IPA akan mengalami peningkatan. Untuk itu maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul : Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam Pada Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Bulurejo Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 .
B. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini
Apakah pendekatan
inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo Gondangrejo
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep sumber daya alam pada pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Bulurejo Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan : 1.
Manfaat Teoritis a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang cara meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam pada pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri. b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.
2.
Manfaat Praktis a. Bagi guru 1) Guru memiliki alternatif pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. 2) Memberikan masukan bagi guru bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan inkuiri dapat membantu siswa dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam. b. Bagi sekolah 1) Memberi masukan kepada Kepala sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan di SD. 2) Membantu Kepala Sekolah dalam mengarahkan guru
guru untuk
menciptakan suasana belajar yang tepat guna. c. Bagi siswa Meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam siswa pada pembelajaran IPA.
commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam a. Pengertian Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam Menurut Benyamin S. Blomm dalam Djaali (2008:77), pemahaman adalah kemampuan untuk menginterpretasi atau mengulang informasi dengan menggunakan bahasa sendiri. Dalam Taksonomi Bloom pemahaman menduduki posisi kedua setelah pengetahuan. Benyamin S. Bloom membagi kemampuan kognitif anak dalam 6 tahapan yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Untuk dapat memahami sebuah konsep, perlu terlebih dahulu mengenal atau mengetahui tentang konsep tersebut, dengan kata lain pengetahuan diperlukan sebagai tingkatan awal untuk memahami sebuah konsep. Menurut Sudjana (2010:24), pemahaman meliputi 3 aspek yaitu terjemahan, penafsiran dan ekstrapolasi. Mulai dari tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya. Pemahaman siswa dibangun berdasarkan pengalaman nyata yang dialaminya. Pengalaman bisa didapatkan siswa dari kegiatan penyelidikan yang dilakukannya. Melalui kegiatan penyelidikan siswa dapat secara
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mandiri membangun pengalaman yang dialaminya, sehingga siswa menjadi lebih memahami tentang sesuatu yang dialaminya sendiri. Menurut Crawford (2000:920) menyatakan: Student understanding is actively constructed through individual and social processes. In the same way that scientists develop their knowledge and understanding as they seek answers to questions about the natural world when they are actively engaged in scientic inquiry alone and with others. Menurut Sagala (2006:71) berpendapat bahwa, konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramalkan. Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi fakta, ide, prinsip, hukum, dan teori. Untuk mempermudah siswa dalam memahami berbagai konsep yang ada pada suatu pelajaran dapat dibuat sebuah peta konsep. Peta konsep menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik. Pemahaman
konsep
merupakan
kemampuan
siswa
dalam
menguasai suatu bahan pelajaran dan mampu menerjemahkan dan mengorganisasikan bahan-bahan yang diterima kedalam bahasa sendiri. Kata-kata kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan ini, diantaranya adalah menjelaskan, merumuskan dengan kata-kata sendiri, memberi contoh, membedakan dan menarik kesimpulan. Pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA memberi pengertian bahwa konsep-konsep yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sekedar hafalan saja. Tetapi konsep tersebut dikuasai dan dipahami hingga dapat memecahkan suatu masalah. Pada pembelajaran IPA di sekolah dasar terdapat indikator pencapaian kompetensi yang termuat dalam silabus. Indikator tersebut dijadikan tolak ukur dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran yang dilaksanakan.
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Djojosoediro (2010:6) berpendapat bahwa, pembelajaran IPA sebagai disipllin ilmu mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut: pertama, proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot. Kedua, belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara misalnya observasi, eksplorasi dan eksperimen. Ketiga, belajar IPA memerlukan berbagai macam alat untuk membantu pengamatan. Keempat, belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah seperti seminar, konferensi atau simposium. Kelima, belajar IPA merupakan proses aktif. Pembelajaran
IPA
untuk
anak-anak
Sekolah
Dasar
harus
dimodifikasi sesuai dengan struktur kognitif anak-anak, karena struktur kognitif anak-anak berbeda dengan struktur kognitif para ilmuwan. Menurut Paolo dan Marten dalam Iskandar (15:2001) pembelajaran IPA untuk anakanak didefinisikan sebagai berikut: (1) Mengamati apa yang terjadi. (2) Mencoba memahami apa yang diamati. (3) Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi. (4) Menguji ramalan-ramalan dibawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar secara umum bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (Depdiknas, 2006:484): (1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan tuhan. (6) Memperoleh bekal
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTS. Ruang lingkup bahan kajian IPA di Sekolah Dasar secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep IPA dalam KTSP secara terperinci sebagai berikut
(Depdiknas,
2006:485):
(1)
makhluk
hidup
dan
proses
kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
Dengan demikian, dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA. Pemahaman konsep sumber daya alam dalam pembelajaran IPA kelas
IV
Sekolah
Dasar
meliputi
pemahaman
mengenai
konsep
pengelompokan sumber daya alam, pengolahan sumber daya alam dengan menggunakan teknologi, pelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Pemahaman konsep sumber daya alam berhubungan dengan pengaplikasian konsep materi sumber daya alam dalam kehidupan nyata dan kesehariaan siswa. Dengan memahami konsep sumber daya alam secara mendalam siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan kesehariannya. Siswa dapat membantu mencari solusi dan memecahkan masalah sumber daya alam yang ada dilingkungannya, sehingga siswa lebih menghargai lingkungan dan menjaga kelestarian lingkunga tempat tinggalnya.
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Indikator Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam Pemahaman berhubungan dengan kompetensi untuk menjelaskan pengetahuan yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Indikator atau kata kerja operasional pemahaman antara lain: membedakan, menjelaskan, menyimpulkan, merangkum, dan
memperkirakan.
Menurut Sanjaya
(2008:35), tingkat pemahaman meliputi kemampuan membandingkan, mengidentifikasi karakteristik, menggeneralisasi, dan menyimpulkan. Menurut Yamin & Maisah (2009:132), indikator kompetensi yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman konsep seseorang yaitu menerjemahkan, mengubah, menganalisis, menguraikan dengan kata-kata sendiri,
meringkas,
membedakan,
mempertahankan,
menyimpulkan,
berpendapat dan menghitung. Pemahaman konsep antara siswa yang satu dengan yang lainnya berbeda sesuai dengan kemampuan kognitif masingmasing siswa. Untuk mengukur tingkat pemahaman konsep siswa bisa dilakukan dengan menggunakan teknik tes dengan memperhatikan indikator kompetensi dan kemampuan kognitif yang sesuai dengan konsep yang diajarkan guru. Siswa
dikatakan
telah
memahami
sebuah
konsep
dalam
pembelajaran IPA apabila telah dapat mencapai indikator kompetensi yang telah ditetapkan dalam silabus. Berdasarkan pemikiran diatas dan cakupan materi sumber daya alam, indikator yang digunakan peneliti untuk mengetahui pemahaman konsep sumber daya alam siswa adalah sebagai berikut: (1) siswa mampu menjelaskan pengertian sumber daya alam. (2) Siswa mampu mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediaannya. (3) Siswa mampu menjelaskan cara pengolahan sumber daya alam dengan teknologi. (4) Siswa mampu menjelaskan
dampak negatif
pengelolaan bahan
alam
yang tidak
bijaksana. (5) Siswa mampu menjelaskan kegiatan manusia yang dapat mengatasi dampak negatif pengambilan bahan alam. Sesuai dengan konsep materi sumber daya alam dan kemampuan kognitif siswa teknik penilaian yang digunakan adalah teknik tes berupa
commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
soal pilihan ganda. Pembuatan soal tes mencakup indikator kompetensi yang disesuaikan dengan konsep materi sumber daya alam pada pembelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar dan kemampuan kognitif siswa. Soal dibuat dengan menggunakan kata kerja operasional sesuai dengan indikator kompetensi yang diinginkan. Berdasarkan hasil tes yang diperoleh siswa, nantinya akan dapat diketahui tingkat pemahaman konsep sumber daya alam siswa.
c. Pembelajaran Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam Menurut Sanjaya (2011:195) berpendapat bahwa, belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk siswa melalui keterampilan
berpikir.
Pengertian
belajar
bukan
hanya
sekedar
mendengarkan, mencatat sambil duduk di bangku, akan tetapi belajar adalah proses beraktivitas dan berbuat. Melalui aktivitas mencari dan menemukan, pengetahuan yang diperoleh akan lebih bermakna sebab didapatkan melalui proses pengalaman belajar. Menurut teori Piaget (Sanjaya, 2008:81), struktur kognitif akan tumbuh manakala siswa memiliki pengalaman belajar. Melalui kegiatan proses pembelajaran akan dapat membentuk dan mengubah struktur kognitif siswa. Siswa mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui skema yang ada dalam struktur kognitifnya. Melalui kegiatan mencari dan menemukan siswa akan mendapat pengalaman belajar yang lebih berkesan sehingga dapat meningkatkan struktur kognitif siswa. Menurut Winkel (2005:19) berpendapat bahwa, perkembangan kognitif meliputi peningkatan pengetahuan dan pemahaman. Untuk dapat memahami sebuah konsep terlebih dahulu harus mengetahui konsep tersebut. Proses perolehan pengetahuan konsep didapatkan dari hasil belajar konsep. Konsep adalah suatu satuan arti yang mewakili sejumlah obyek yang mempunyai ciri sama. Kemampuan pemahaman konsep adalah proses menghubungkan berbagai pengetahuan konsep melalui kegiatan mengingat
commit to user 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan berpikir untuk melahirkan sebuah pemahaman mengenai sebuah konsep. Menurut Sanjaya (2011:196), proses berpikir dapat dilakukan melalui kegiatan bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan. Semakin besar rasa keingintahuaan siswa akan semakin mendorong siswa untuk dapat mencari dan menemukan jawaban dari pertanyaan yang diajukan melalui proses inkuiri yang dirancang oleh guru. Peranan guru adalah sebagai motivator, fasilitator, evaluator dan pembimbing bagi siswa untuk merumuskan pengetahuannya. Menurut Amri & Ahmadi (2011:91), proses inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif, siswa dilatih bagaimana memecahkan masalah sekaligus membuat kesimpulan. Dalam proses inkuiri siswa dituntut bertanggung jawab penuh terhadap proses belajarnya. Melalui kegiatan tanya jawab siswa dilatih melakukan observasi terbuka, menentukan prediksi dan kemudian menarik kesimpulan. Siklus inkuiri terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya, menyelidiki, menganalisa dan merumuskan teori. Proses pemahaman konsep didapatkan melalui proses pengalaman belajar siswa yang diperoleh melalui kegiatan inkuiri. Siswa secara mandiri atau pun kelompok dibimbing oleh guru untuk mencari dan menemukan konsep materi melalui kegiatan inkuiri. Pengaturan kegiatan inkuiri dibuat dengan tujuan untuk menyediakan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Pemahaman konsep sumber daya alam dilakukan dengan kegiatan inkuiri terbimbing.
Siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap
masalah yang dihadapkan kepadanya dibawah bimbingan intensif guru. Kemampuan bertanya guru sangat menentukan keberhasilan proses inkuiri terbimbing. Melalui kegiatan tanya jawab siswa dibimbing merumuskan masalah dan membuat kesimpulan dari peramasalahan yang dihadapinya. Pengalaman belajar siswa ditentukan oleh rancangan kegiatan inkuiri yang dibuat guru dan bimbingan guru selama kegiatan inkuiri.
commit to user 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Ruang Lingkup Materi Sumber Daya Alam Kelas IV 1) Pengelompokkan Sumber Daya Alam Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat berupa kumpulan beraneka ragam makhluk hidup maupun benda-benda tak hidup yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan hidup manusia. Berdasarkan manfaatnya, sumber daya alam terbagi menjadi: (a) Sumber daya alam penghasil energi seperti matahari, gelombang laut, gas bumi, dan angin. (b) Sumber daya alam penghasil bahan baku seperti hutan, laut, dan tanah. (c) Sumber daya alam untuk kenyamanan seperti udara bersih dan pemandangan alam. Sedangkan
menurut
ketersediaanya
di
alam
dapat
dikelompokkan menjadi: (a) Sumber daya alam yang kekal seperti sinar matahari, ombak, angin, air terjun, dan arus laut merupakan sumber daya alam yang selalu tersedia dan tidak akan habis meskipun setiap saat dimanfaatkan. (b) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, batu bara, logam (aluminium, bijih besi, dan sebagainya) dan gas bumi merupakan sumber daya alam dengan persediaan yang terbatas dan tidak dapat dibuat atau dibentuk lagi setelah habis. (c) Sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti berbagai jenis tumbuhan dan hewan merupakan sumber daya alam yang dapat dibentuk lagi jika rusak atau habis. Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam terdiri atas dua macam sumber daya alam yaitu: (a) Sumber daya alam non hayati, meliputi segala sesuatu yang bukan makhluk hidup, seperti udara, batu bara, logam, dan lain-lain. (b) Sumber daya alam hayati, meliputi berbagai makhluk hidup, seperti berbagai mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan. 2) Pengolahan Sumber Daya Alam Beberapa pengolahan sumber daya alam yang memanfaatkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia antara lain adalah berikut:
commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Pengolahan kayu Kayu merupakan salah satu sumber daya alam hayati yang sangat bermanfaat bagi manusia. Kayu digunakan manusia sebagai bahan bangunan, furnitur, bahan bakar, dan bahan baku lainnya. Kayu yang digunakan untuk bahan bangunan dan furniture diolah terlebih dahulu menjadi kayu lapis atau balok. Setelah itu, kayu akan dibuat menjadi berbagai jenis barang dan alat kebutuhan manusia. Selain digunakan untuk bahan bangunan dan furnitur, kayu juga digunakan sebagai bahan baku kertas. Pada pembuatan kertas dapat dilakukan secara sederhana atau menggunakan mesin besar berteknologi tinggi. Kertas yang biasa kita pakai sebagian besar diolah dari pohon berdaun jarum atau pinus. Serat kayu tersebut sangat kuat, dan padat sehingga sangat cocok untuk pembuatan kertas. b) Pengolahan bahan makanan Teknologi pengolahan bahan makanan ada beberapa macam, antara lain adalah sebagai berikut: Pertama,
bioteknologi
dalam
pengolahan
makanan.
Penggunaan bioteknologi dalam pengolahan makanan adalah dengan cara memanfaatkan jasad renik. Jasad renik yang dimaksud adalah jamur dan bakteri. Pemanfaatan jasad renik ini dapat memberi keuntungan. Keuntungan tersebut berupa peningkatan nilai gizi makanan dan memudahkan manusia dalam mencerna makanan. Contoh pemanfaatan bioteknologi dalam pengolahan makanan antara lain, tempe, keju, dan yoghurt. Kedua, pengawetan makanan. Makanan merupakan benda yang cepat dan mudah membusuk jika dibiarkan dalam waktu yang lama, makanan akan ditumbuhi dan
dibusukkan oleh jamur atau
bakteri. Pengawetan dapat membuat makanan menjadi tahan lama. Pengawetan makanan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pengasinan, pengalengan, pembotolan, penggunaan bahan pengawet, dan sterilisasi.
commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Pembuatan bahan pakaian Pakaian yang kita pakai saat ini bahan asalnya dapat dari hewan atau pun tumbuhan. Contohnya kain katun berasal dari bunga kapas, wol dari bulu domba dan kain sutera dari serat yang diambil dari kepompong ulat sutera. Kain sutera
berharga mahal karena
mutunya bagus. Kain sutera sangat halus dan lembut. Kain sutera berasal dari kepompong ulat sutera. Kepompong ulat sutera dibuat dari air liur ulat. Air liur mengeras membentuk serat benang. Dengan menggunakan teknologi di pabrik serat kepompong ulat sutera dipintal menjadi benang. Benang kemudian ditenun menjadi kain sutera. d) Pegolahan minyak bumi Minyak bumi diambil dengan cara pengeboran dari dalam tanah didaratan atau dasar laut, kemudian dipisahkan menjadi gas, bensin, minyak
tanah, dan bahan bakar lainnya. Sisa pengolahan
dapat digunakan untuk aspal. Tempat pengolahan minyak
bumi
disebut kilang minyak. e) Pengolahan batuan Semen merupakan bahan bangunan yang diolah dari batu kapur atau batu pualam ditambah tanah liat, dan bahan lain yang diambil dari alam. Kaca diolah dari pasir yang mengandung bahan tertentu dengan nama kuarsa dan bahan lain seperti batu kapur. f) Pengolahan logam Logam-logam diolah dari bijih logam di pabrik menjadi lempengan logam atau bentuk lain sesuai keperluan. Logam emas dapat diambil dari sungai di daerah martapura. 3) Pelestarian Sumber Daya Alam Kerusakan lingkungan dapat menyebabkan ketidakseimbangan sumber daya alam. Kerusakan lingkungan
dapat disebabkan
oleh
pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan. Beberapa cara agar lingkungan dan persediaan sumber daya alam baik sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati dapat tetap lestari antara
commit to user 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lain: (a) mengambil sumber daya alam secara
besar-besaran. (b)
Berusaha mengembalikan keadaan lingkungan kembali seperti keadaan lingkungan sebelum pengambilan sumber daya alam. (c) Pengambilan sumber
daya
alam
harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
memiliki izin. (d) Menghemat penggunaan sumber daya alam agar sumber daya alam tersebut tetap lestari. (e) Tebang pilih yaitu cara penebangan hutan dengan tujuan agar produksi kayu
kayu yang dapat
dijual tidak terus menurun dan menyelamatkan tanah dan air. Pohon yang ditebang yang diameter batangnya 50 cm atau lebih. Penanaman bibit baru untuk setiap pohon yang ditebang. (f) Penangkapan musiman untuk ikan untuk menghindari kepunahan dengan Cara waktu penangkapan yang diatur agar hewan mempunyai kesempatan untuk berkembang biak dulu. (g) Keanekaragaman bahan pangan untuk mengurangi gangguan yang bisa merusak persediaan semua jenis pangan misalnya bahan pangan pokok tidak hanya padi tapi jagung, ketela, kentang, dan sebagainya. Dampak pengambilan bahan alam secara sembarang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Beberapa contoh kerusakan lingkungan adalah sebagai berikut: (a) Pembukaan pertanian dan pemukiman kadang
lahan
untuk
kadang dilakukan dengan cara
membakar hutan. Kebakaran hutan dapat menyebabkan kabut asap yang mencemari udara. Asap dapat menyebar ke perkotaan bahkan sampai ke negara tetangga. Kebakaran hutan menyebabkan hewan hewan dan tumbuhan hutan mati atau lari ke daerah pemukiman. (b) Penebangan hutan secara sembarangan menyebabkan hutan gundul. Akar pohon yang berfungsi untuk menahan air hujan tidak ada lagi, maka dapat timbul erosi dan banjir. Hutan gundul mengakibatkan hewan-hewan di hutan kekurangan tempat hidupnya, hewan tidak dapat berkembang biak lagi sehingga dapat menyebabkan kepunahan berbagai jenis hewan. (c) Pengambilan ikan dengan cara pukat harimau, bom, aliran listrik dan racun sangat merusak lingkungan laut. Dengan
commit to user 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
cara pukat harimau seluruh ikan terjaring sampai ke ikan yang masih kecil. Kalau ikan ini terjaring maka jenis ikan ini akan habis. Bom, aliran listrik,
dan
racun
selain
akan
memusnahkan
ikan
juga
akan
memusnahkan hewan laut dan tumbuhan laut. (d) Kerusakan terumbu karan di lautan. Terumbu karang merupakan tempat ikan kecil hidup atau tempat ikan bertelur. Jika terumbu karang tidak ada, ikan kecil akan mudah dimakan ikan-ikan besar. Hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem dilaut. (e) Pengambilan
mineral
atau
hasil
tambang secara terus menerus akan menghabiskan seluruh bahan alam ini. Minyak bumi dan mineral termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Penggalian bahan tambang ini harus hati-hati karena dampaknya bisa merusak lingkungan. Pengambilan pasir terus menerus sering kali mengakibatkan longsor.
2. Pendekatan Inkuiri a. Pengertian Pendekatan Inkuiri Menurut Granida (2003:5), Pendekatan pembelajaran adalah suatu strategi (siasat) dalam mengajar yang digunakan untuk memaksimalkan hasil pembelajaran. Pendekatan pembelajaran merupakan strategi yang digunakan dalam upaya menciptakan berlangsungnya proses belajar mengajar (PBM) dalam situasi, kondisi, dan lingkungan belajar yang kondusif dengan menitik beratkan pada salah satu sasaran yang ingin dicapai. Pada pembelajaran IPA di sekolah dasar, pendekatan pembelajaran mengarah pada pemberdayaan potensi siswa sebagai subjek pembelajaran. Istilah inkuiri berasal dari kata inquiry (Inggris) yang dapat diartikan sebagai suatu penyelidikan. Inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri menurut National Reseach Council (Amri&Ahmadi, 2011:91) adalah: (1) Mengembangkan
commit to user 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keinginan san motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains. (2) Mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja seperti layaknya seorang ilmuwan (3) Membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan. Pendekatan inkuiri berorientasi pada pengolahan informasi dengan tujuan
melatih
siswa memiliki kemampuan
berpikir untuk
dapat
menemukan dan mencari sesuatu pengetahuan secara ilmiah. Pada pendekatan inkuiri pengajaran dipandang sebagai stimulus/rangsangan yang dapat menantang peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Peranan guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing untuk siswa dapat memecahkan suatu masalah. Menurut Rohani (2004:40), Secara umum ada 5 tahap pendekatan inkuiri: (1) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik. (2) Penetapan jawaban sementara/pengajuan hipotesisi. (3) Peserta didik mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab/memecahkan masalah dan menguji hipotesis. (4) Menarik kesimpulan dari jawaban/generalisasi. (5) Aplikasi kesimpulan/generalisasi dalam situasi baru. Rohani (2004:37) menyatakan bahwa, pembelajaran dengan pendekatan inkuiri bersifat open ended, yang artinya pembelajaran dengan pendekatan inkuiri bersifat terbuka terhadap semua pendapat maupun kesimpulan yang didapat siswa dari hasil pembelajaran yang dilakukan. Siswa dilepas bebas atau diberi kesempatan bebas untuk mencari sesuatu sampai menemukan hasil belajar melalui proses asimilasi, yaitu memasukan hasil pengamatan ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki siswa dan proses
akomodasi,
yaitu mengadakan
perubahan-perubahan
dengan
pengertian penyesuaian alam struktur kognitif yang telah dimiliki siswa sehingga sesuai dengan gejala (fenomena) baru yang diamati. Menurut Kubicek (2005) menyatakan, Inquiry-based learning is an approach which promises to improve science teaching by engaging students in authentic investigations, thereby achieving a more realistic conception of scientific endeavour as well as providing a more learner-centred and
commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam pendekatan inkuiri siswa dilibatkan secara aktif melalui kegiatan penyelidikan, sehingga siwa dapat mencapai sebuah konsepsi yang lebih realistis dan ilmiah. Siswa dituntun untuk dapat menemukan pengetahuannya sendiri secara mandiri baik dengan atau tanpa bimbingan guru. Pendekatan inkuiri melatih siswa untuk secara mandiri mencari dan menemukan suatu pengetahuan secara ilmiah. Pendekatan inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif. Pendekatan inkuiri menyediakan ruang yang luas untuk para siswa memiliki pengalaman belajar yang sebesar-besarnya. Melalui pendekatan inkuiri siswa dilatih untuk memahami konsep materi melalui kegiatan ilmiah yang dilakukan siswa, baik secara mandiri maupun dengan bimbingan guru.
b. Karakteristik Pendekatan Inkuiri Menurut
Sanjaya
(2011:196)
Pembelajaran
inkuiri
adalah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analistis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Komponen dalam proses inkuiri meliputi topik masalah, sumber masalah atau pertanyaan, bahan, prosedur atau rancangan kegiatan, pengumpulan dan analisis data serta pengambilan keputusan. Ciri atau karakteristik utama pendekatan inkuiri adalah: Pertama, pendekatan inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Guru bukan
commit to user 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lagi berperan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Ketiga, tujuan dari penggunaan pendekatan inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Siswa tidak hanya dituntut menguasai materi pembelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Pendekatan
inkuiri
merupakan
bentuk
dari
pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa. Tujuan utama pendekatan inukuiri adalah menolong siswa untuk mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu siswa.
c. Prinsip Penggunaan Pendekatan Inkuiri Menurut
Sanjaya
(2011:199),
penggunaan
inkuiri
harus
memperhatikan beberapa prinsip, yaitu Pertama, Berorientasi pada pengembangan intelektual, Tujuan utama dari pendekatan inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian pendekatan pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Kedua, Prinsip Interaksi, Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara peserta didik maupun interaksi peserta didik dengan guru bahkan antara peserta didik dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Ketiga, Prinsip Bertanya, Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan pendekatan inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan peserta didik untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keempat, Prinsip Belajar untuk Berpikir, Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Kelima, Prinsip Keterbukaan, Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan Pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan apabila memenuhi kondisi kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa. Kondisi yang harus dipersiapkan oleh guru agar pendekatan inkuiri mendapat hasil maksimal antara lain: (1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebas terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi. (2) berfokus pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya. (3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis. Dalam
pendekatan inkuiri peranan guru hanyalah sebagai
fasilitator, motivator dan pembimbing bagi siswa. Guru bertugas untuk menstimulus dan mengarahkan siswa dalam melakukan kegiatan inkuiri. Pendekatan inkuiri mengajarkan anak untuk dapat secara mandiri mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya dengan melakukan kegiatan inkuiri yang telah dipersiapkan oleh guru.
d. Jenis
Jenis Pendekatan Inkuiri Pendekatan inkuiri terdiri atas beberapa jenis. Ada jenis pendekatan
inkuiri yang masih banyak dibimbing atau diarahkan guru, tetapi ada pula jenis pendekatan inkuiri di mana siswa banyak diberi kebebasan dan dilepas
commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oleh guru dalam melakukan kegiatan-kegiatan belajarnya. Menurut Amri & Ahmadi (2011:89), berdasarkan variasi bentuk keterlibatan dan intensitas keterlibatan siswa kegiatan inkuiri dibagi menjadi dua yaitu : 1) Guided Inquiry (Inkuiri Terpimpin). Pembelajaran dengan
pendekatan tipe guided
inquiry
merupakan kegiatan inkuiri dimana masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut dibawah bimbingan intensif guru. Guru menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada peserta didik. Umumnya guided inquiry dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: (a) Masalah untuk masing-masing kegiatan dapat dinyatakan sebagai pertanyaan atau pernyataan biasa. (b) Konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang harus ditemukan peserta didik melalui kegiatan belajar harus dituliskan dengan jelas dan tepat. (c) Alat/bahan harus disediakan sesuai dengan kebutuhan setiap peserta didik, untuk melakukan kegiatan. (d) Diskusi pengarahan berupa pertanyaanpertanyaan
yang
diajukan
kepada
peserta
didik
(kelas)
untuk
didiskusikan sebelum para peserta didik melakukan kegiatan inkuiri. (e) Kegiatan pendekatan inkuiri oleh peserta didik berupa kegiatan percobaan penyelidikan yang dilakukan oleh peserta didik untuk menemukan konsep-konsep dan
atau prinsip-prinsip yang telah
ditetapkan oleh guru. (f) Proses berpikir kritis dan ilmiah menunjukkan tentang mental operation peserta didik yang diharapkan selama kegiatan berlangsung. (g) Pertanyaan yang bersifat open-ended harus berupa pertanyaan yang mengarah kepada pengembangan tambahan kegiatan penyelidikan yang dapat dilakukan oleh peserta didik. (h) Catatan guru berupa catatan-catatan yang meliputi: penjelasan tentang hal-hal atau bagian-bagian yang sulit dari kegiatan-kegiatan/pelajaran, isi/materi pelajaran yang relevan dengan kegiatan, faktor-faktor variabel yang dapat
commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempengaruhi hasil-hasilnya terutama penting sekali apabila kegiatan percobaan/penyelidikan tidak berjalan (gagal). 2) Inkuiri Bebas Dalam
inkuiri
bebas,
siswa
difasilitasi
untuk
dapat
mengidentifikasi masalah dan merancang proses penyelidikan. Siswa dimotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan merancang cara menguji gagasan. Untuk itu siswa diberi motivasi untuk melatih keterampilan berpikir kritis seperti mencari informasi, menganalisis argumen
dan data,
membangun dan
mensintesis
ide-ide baru,
memanfaatkan ide-ide awalnya untuk memcahkan masalah serta menggeneralisasikan data. Menurut Amri&Ahmadi (2011:106), beberapa karakteristik yang menandai kegiatan inkuiri bebas adalah: (1) Siswa mengembangkan kemampuannya dalam melakukan observasi untuk membuat inferensi. (2) Sasaran belajar adalah proses pengamatan kejadian, obyek dan data yang kemudian mengarahkan pada perangkat generalisasi yang sesuai. (3) Guru hanya mengontrol ketersediaan materi dan menyarankan materi insiasi. (4) Dari materi yang tersedia siswa mengajukan pertanyaanpertanyaan tanpa bimbingan guru. (5) Ketersediaan materi didalam kelas menjadi penting agar kelas dapat berfungsi sebagai laboratorium. (6) kebermaknaan didapatkan oleh siswa melalui observasi dan inferensi data serta melalui interaksi dengan siswa lain. (7) guru tidak membatasi generalisasi yang dibuat siswa. (8) guru mendorong siswa untuk mengkomunikasikan generalisasi yang dibuat sehingga dapat bermanfaat bagi semua siswa dalam kelas. Pendekatan inkuiri terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya, menyelidiki, menganalisa dan merumuskan teori, baik secara individu maupun bersama-sama dengan teman lainnya. Pada pembelajaran tingkat dasar, kegiatan inkuiri dipandang sebagai proses menjawab pertanyaan atau memecahkan permasalahan berdasarkan fakta dan pengamatan.
commit to user 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Kelebihan Pendekatan Inkuiri Menurut Sanjaya (2009:208), beberapa kelebihan pembelajaran yang menggunakan pendekatan inkuiri, diantaranya: (1) Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. Sehingga pembelajaran dianggap lebih bermakna. (2) Pembelajaran inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. (3) Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. (4) Pembelajaran inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memilliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah belajar. Menurut Amin dalam (Amri & Ahmadi, 2011:116), pembelajaran dengan pendekatan inkuiri memiliki beberapa keuntungan sebagai berkut: (1) mendorong siswa berpikir dan bekerja keras atas inisiatifnya sendiri. (2) Menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
akademik berpusat
yang
pada
mendukung
siswa.
(3)
berlangsungnya
Membantu
siswa
mengembangkan konsep diri yang positif. (4) meningkatkan pengharapan sehingga siswa mengembangkan ide untuk menyelesaikan tugas dengan caranya sendriri. (5) mengembangkan bakat individual secara optimal. (6) menghindarkan siswa dari cara berpikir menghafal. Pendekatan inkuri membantu siswa menjadi mandiri, percaya diri dan yakin pada kemampuan intelektualnya sendiri untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Melalui kegiatan inkuiri yang melibatkan siswa secara langsung akan semakin menambah pengalaman belajar siswa yang dapat meningkatkan pengetahuan siswa. Dengan terlibat aktif dalam pembelajaran siswa akan terhindar dari cara belajar menghafal, sehingga proses penyerapan pengetahuan dapat maksimal dan siswa lebih memahami konsep materi yang diajarkan guru.
commit to user 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Pelaksanaan Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran IPA materi Hubungan
Sumber
Daya
Alam,
Lingkungan,
Teknologi,
dan
Masyarakat Pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Setiap cara memiliki lima karakteristik, yaitu : Situasi yang menyedikan stimulasi untuk inkuiri, Masalah yang akan dicari pemecahannya, Perumusan masalah, Pencarian pemecahan masalah, Kesimpulan yang diperoleh sebagai hasil penyelidikan Pada pembelajaran IPA di SD Negeri 01 Bulurejo pendekatan inkuiri yang dilaksanakan adalah inkuiri terpimpin. Dalam pendekatan inkuiri terpimpin sebagian besar proses pembelajaran disusun oleh guru termasuk rumusan perumusan masalah. Guru juga menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas mengenai bagaimana menyusun prosedur eksperimen dan mencatat hasil eksperimen yang dilakukan oleh siswa. Pendekatan inkuiri terpimpin dipilih untuk membantu dan memudahkan siwa dalam melakukan kegiatan inkuiri. Siswa yang sebelumnya hanya sebagai penerima informasi perlu bimbingan dari guru untuk dapat membiasakan diri dengan perubahan proses pembelajaran. Siswa yang belum terbiasa utuk mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya pasti akan mengalami kesulitan saat melakukan kegiatan inkuiri untuk hal itu dibutuhkan bimbingan dari guru. Ada empat komponen penerapan pendekatan inkuiri terpimpin yaitu pengantar, materi, prosedur, dan diskusi. Sesuai dengan empat komponen tersebut guru mengajukan beberapa masalah kepada siswa dengan tujuan: (1) Siswa dapat merespon masalah
masalah yang diajukan
guru dalam rangka mengumpulkan data melalui pengajuan pertanyaan (2) Siswa dapat merencanakan langkah
langkah untuk membuktikan masalah-
masalah yang diajukan guru. (3) Siswa dapat membuat kesimpulan dari permasalahan atau kaitannya antara konsep awal dengan hasil percobaan.
commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(4) Siswa dapat melaksanakan pembuktiaan masalah
masalah tersebut dan
menyimak penguatan dan koreksi yang disampaikan guru. Dalam pembelajaran IPA pokok bahasan sumber daya alam pada siswa kelas IV, langkah
langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan
dengan penggunaan pendekatan inkuiri terpimpin adalah sebagai berikut : 1) Pendahuluan Kegiatan ini diawali dengan kegiatan berdoa, presensi untuk mengecek kehadiran siswa, motivasi dengan kegiatan menyanyikan lagu nasional untuk menanamkan rasa cinta tanah air pada siswa, apersepsi untuk menggali pengalaman peserta didik dalam kehidupan sehari-hari mereka yang dikaitkan dengan materi sumber daya alam. 2) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti guru menggali kemampuan siswa melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi a) Eksplorasi Kegiatan eksplorasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri materi sumber daya alam secara umum adalah sebagai berikut: Pertama, Siswa dengan guru mengadakan tanya jawab seputar pengetahuan awal siswa tentang konsep sumber daya alam. Kedua, Siswa dijelaskan secara singkat oleh guru mengenai konsep sumber daya alam yang akan diajarkan. Ketiga, Siswa diberi tugas untuk memecahkan sebuah masalah yang berkaitan dengan konsep sumber daya alam yang dijelaskan oleh guru. Keempat, Siswa diberikan kisi
kisi oleh guru untuk menemukan
konsep
daya
pengetahuan
sumber
alam
melalui
kegiatan
diskusi,eksperimen dan pengamatan. b) Elaborasi Kegiatan elaborasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri materi sumber daya alam secara umum sebagai berikut: Pertama, Siswa dibimbing oleh guru melakukan kegiatan pengamatan dan penyelidikan baik secara individu maupun
commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kelompok. Kedua, Siswa menganalisis hasil pengamatan dan penyelidikan, baik denngan diskusi kelompok mapun kerja individu. Ketiga, siswa membacakan hasil pengamatan dan penyelidikannya didepan kelas. c) Konfirmasi Kegiatan konfirmasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri materi sumber daya alam secara umum adalah sebagai berikut: siswa bersama guru mendiskusikan hasil pengamatan dan penyelidikan siswa yang sudah dibacakan disepan kelas. 3) Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup ini guru dengan siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman yang dicapai siswa terhadap konsep materi sumber daya alam, diakhir pembelajaran guru melakukan refleksi dengan memberikan penghargaan kepada siswa.
B. Penelitian Yang Relevan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wirda Surey pada tahun 2011 dengan judul Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA Kelas V SDN Madyopuro II Kecamatan Kedungkandang Kota Malang, Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar Dan Pra Sekolah, Program Studi S1 Pgsd, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Didapatkan hasil bahwa pada saat pra tindakan dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa hanya 41,8 dengan ketuntasan 11,63 %, pada siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar siswa 64,18 dengan ketuntasan 53,48 %, pada siklus II diperoleh rata-rata hasil belajar siswa sebesar 84,12 dengan ketuntasan 100%, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran ipa konsep pesawat sederhana telah tuntas. Hasil penelitian yang dilakukan Warco pada tahun 2012 dengan judul Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Kelas V Pada Topik Gaya, Jurusan
commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kependidikan Sekolah Dasar Dan Pra Sekolah, Program Studi S1 PGSD Bumi Siliwangi, Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas
Pendidikan Indonesia.
Didaptkan hasil belajar siswa pada siklus I (pretes-postes) sebesar 5,7 dan tes akhirnya sebesar 6,8 dengan selisih gainnya 1,1. Sedangkan pada siklus II hasil (pretes-postes) sebesar 5,9 dan tes akhirnya sebesar 7,3 dengan selisih gainnya 1,4. Pada siklus III hasil belajar siswa (pretes-postes) sebesar 6,5 dan hasil akhirnya adalah 8,2 dengan selisih gainnya adalah 1,7. Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti akan melakukan penelitian daya alam melalui pendekatan inkuiri pada siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 01
C. Kerangka Berfikir Menurut Sutama & Sufanti (2009:63), kerangka berpikir merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan. Kerangka berpikir disusun berdasarkan kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Berdasarkan kondisi di lapangan, diperoleh data bahwa pemahaman konsep sumber daya alam pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo rendah, siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan menerima pelajaran. Hal ini disebabkan karena guru belum menggunakan pendekatan pembelajaran
yang sesuai, dalam pembelajarannya guru lebih dominan
menggunakan pendekatan konvensioanl dengan metode ceramah. Siswa akan lebih mudah memahami konsep materi yang disampaikan oleh guru dengan pemilihan pendekatan yang disesuaikan dengan materi tersebut. Penggunaan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA materi sumber daya alam diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam siswa. Dengan menggunakan pendekatan yang mengajarkan siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya, siswa menjadi lebih paham dengan konsep materi sumber daya alam. Siswa dapat mengaplikasikan secara langsung
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengetahuan yang diperolehnya dalam kehidupan mereka. Dengan demikian diharapkan siswa menjadi lebih memahami konsep materi sumber daya alam. Pemahaman konsep sumber daya alam siswa akan semakin meningkat dengan pengalaman langsung yang diperoleh siswa melalui kegiatan inkuiri yang dirancang oleh guru. Siswa dilibatkan langsung dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa lebih memahami konsep materi sumber daya alam yang diajarkan. Pembelajaran yang berpusat pada siswa akan dapat memaksimalkan proses penyerapan pengetahuan yang diterima oleh siswa. Berdasarkan pemikiran diatas, dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut : Kondisi Awal
Tindakan
Pembelajaran masih konvensional
Pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri
Pemahaman konsep sumber daya alam siswa dalam pembelajaran IPA rendah Siklus I
Siklus II
Kondisi Akhir
Diduga pemahaman konsep sumber daya alam siswa meningkat dengan menggunakan pendekatan inkuiri
Siklus III dilakukan jika pencapaian hasil siklus II belum mencapai target yang ditetapkan
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran (Sutama & Sufanti, 2009:65)
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini Bahwa pendekatan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo Gondangrejo Karanganyar tahun 2011/
commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri 01 Bulurejo Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. 2.
Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 selama 6 bulan mulai bulan Januari sampai dengan bulan juni 2012.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Bulan No
Aspek Kegiatan
1
Observasi Awal
2
4
Penyusunan Proposal Seminar proposal Siklus 1
5 6
Siklus 2 Siklus 3
6
Analisis data Penyusunan Laporan
3
7 8
Januari Februari 1 2 3 4 1 2 3 4
Maret April Mei juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Ujian & Revisi B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo tahun
pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 32 anak dengan anak laki anak dan anak perempuan 15 anak (Lampiran 3 halaman 87).
commit to user 30
laki 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Sumber Data Sumber data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sumber data pokok (primer) yaitu: 1. Informan, yaitu guru kelas IV dan siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. 2. Tes Hasil Belajar, Rencana Pembelajaran, Hasil Observasi. Sedangkan sumber data sekunder meliputi : 1. Arsif dan Dokumen : a. Arsip
: Kurikulum KTSP mata pelajaran IPA dan Silabus.
b. Dokumen : Daftar Nilai siswa. 2. Perekaman : Foto dan video KBM, untuk memperjelas diskripsi dan perilaku subjek yang diteliti
D. Teknik Pengumpulan Data
berbagai sumber dan metode sebagai upaya menegaskan wawasan yang sedang
Untuk mengetahui keakuratan data dan relevansinya dengan bentuk penelitian maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu : 1. Wawancara : dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep siswa terhadap materi sumber daya alam dan hambatan apa saja yang ditemui siswa. Wawancara dilakukan pada guru kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Wawancara ini bersifat terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal, dilakukan berulang-ulang pada informan yang sama untuk mendapatkan informasi yang rinci dan mendalam. 2. Tes : berupa soal-soal yang digunakan untuk mengetahui seberapa tingkat pemahaman konsep siswa tentang materi sumber daya alam. 3. Dokumen : Untuk mengetahui daftar nilai formatif siswa kelas IV materi sumber daya alam sebelum menggunakan pendekatan inkuiri.
commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Observasi : Observasi dilakukan peneliti secara langsung. Alat yang digunakan berupa lembar pengamatan, dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi sumber daya alam (Lampiran 5 halaman 82). 5. Perekaman / foto dalam
pelaksanaan pembelajaran, sebagai bukti bahwa
telah dilakukan proses belajar dengan menggunakan pendekatan inkuiri.
E. Validasi Data Untuk menjamin kepercayaan data yang diperoleh melalui penelitian maka perlu dilakukan validasi data dengan cara trianggulasi, Trianggulasi yang merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian. Trianggulasi berarti menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2006:128). Ada dua cara yang dapat dilakukan oleh peneliti dalam melakukan tianggulasi (Arikunto, 2010:25) Trianggulasi yang digunakan yaitu : 1.
Trianggulasi data/sumber, berarti mengambil data dari berbagai nara sumber, suasana, waktu, tempat dan jenis, yaitu berupa data nilai ulangan harian siswa, pengamatan dalam proses pembelajaran IPA materi sumber daya alam dan hasil wawancara dengan guru kelas IV.
2.
Trianggulasi metode, berarti menggali data yang sama dari sumber atau metode yang berbeda. Peneliti menggunakan metode wawancara kepada guru kelas IV terlebih dahulu untuk mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA materi sumber daya alam kemudian peneliti melakukan observasi
yang dilakukan
dalam
tindakan
pada saat
pembelajaran
berlangsung dengan teknik dokumentasi kemudian diuji dengan tes. Berdasarkan data yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut kemudian hasilnya dapat dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan yang lebih kuat validitasnya. Hal ini diterapkan untuk mengetahui kesulitan atau hambatan dalam pembelajaran IPA saat pembelajaran berlangsung.
commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008:91) mengemukakan bahwa: aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, dengan menggunakan tiga buah komponen pokok yaitu, data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. 1. Reduksi data (data reduction): merupakan penyusunan rumusan pengertian secara singkat yang berupa pokok-pokok temuan penting dalam peristiwa yang dikaji. 2. Sajian data (data display): merupakan penyusunan sajian data secara sistematis dan logis supaya maksud peristiwa menjadi lebih jelas dalam bentuk narasi untuk dipahami yang dilengkapi dengan gambar, tabel, perekam gambar atau photo . 3. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification): kesimpulan dibuat berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data dalam bentuk deskriptif sebagai laporan penelitian. Data display
Data collection
Conclusion drawing/ verification
Data reduction
Gambar 3.1 Skema Analisis Model Interaktif Menurut Miles Dan Huberman (2008:91).
G. Indikator Kinerja Menurut Suwandi (2009:61), Indikator kinerja merupakan tolak ukur keberhasilan penelitian yang dilakukan. indicator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefktifan penelitian.
commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penelitian Tindakan kelas ini, dikatakan berhasil apabila sekurangkurangnya dapat mencapai indikator sebagai berikut : Tabel 3.2 Indikator Kinerja Aspek
Target
1. Pemahaman konsep sumber daya alam siswa pada pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri
2. Aktivitas belajar siswa
KKM = 65 Siklus I yaitu : 70% siswa mencapai KKM atau sebanyak 23 anak nilainya mencapai 65 (KKM) Siklus II yaitu : 90 % siswa mencapai KKM atau sebanyak 29 anak nilainya mencapai 65 (KKM) Siklus III dilakukan jika pencapain hasil siklus 2 kurang dari 90% Pada siklus I, siklus II, siklus III rata-rata presentase aktivitas siswa sebsesar 75% atau dalam kondisi baik.
Cara Pencapaian Tes tertulis
Non tes
H. Prosedur Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah berupa penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto (3:2008), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Penelitian tindakan kelas terdiri dari empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang utama yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. 1. Perencanaan (planning) Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaiamana penelitian tersebut akan dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menetukan titik atau focus peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan yang membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pelaksanaan Tindakan (acting) Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu melaksanakan tindakan dikelas. Dalam tahap pelaksanaan peneliti harus berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan. 3. Observasi (observasing) Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. 4. Refleksi (reflecting) Kegiatan refleksi dilakukan sesudah selesai tindakan. Pada tahap ini peneliti mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicacat dalam observasi. Perencanaan Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
Siklus III
Pelaksanaan
Pengamatan dst.
Gambar 3.2 Skema Prosedur PTK menurut Arikunto (2008:16). Dalam buku PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang disusun oleh Arikunto, dkk (2008: 3) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas dapat
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
digambarkan dalam sebuah siklus pemecahan masalah. Dalam penelitian ini peneliti merencanakan 3 siklus, siklus ketiga dilakukan jika pencapain hasil siklus 2 kurang dari 90%. Dalam setiap siklusnya peneliti merencanakan 2 kali pertemuan dan seperti berikut : 1. Siklus 1 Siklus I terdiri dari kan dua kali pertemuan yang dilaksanakan selama 1 minggu. a. Tahap Perencanaan Tindakan. Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus I ini, kegiatan yang dilakukan adalah : (1) Peneliti menyusun RPP, bahan ajar, LKS, kisi-kisi soal dan soal tes, serta menyiapkan lembar pengamatan
yang berkaitan
dengan materi pengelompokkan sumber daya alam. (2) Menyiapkan media dan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran. (3) Merancang alat pengumpul data yang berupa tes dan digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa yang berkaitan dengan materi pengelompokkan sumber daya alam. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam siklus I pertemuan 1 ini adalah: (1) Melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan. Peneliti mengajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dirancang dengan menggunakan pendekatan inkuiri dan mencatat kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing siswa.
Peneliti
menciptakan situasi
pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat belajar siswa dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas, hingga siswa merasa siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. (2) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai contoh-contoh sumber daya alam
yang
diketahui
siswa.
(3)
Peneliti
menjelaskan
konsep
pengelompokkan sumber daya alam ada 3 yaitu, Berdasarkan jenisnya ada 2 yaitu sumber daya alam hayati (hewan dan tumbuhan) dan non hayati (batu bara, minyak bumi, logam, udara dan gas bumi). Berdasarkan manfaatnya
commit to user 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ada 3 yaitu penghasil energi (matahari, gelombang laut, angin dan gas bumi), penghasil bahan baku (hutan, laut, dan tanah), kenyamanan (udara bersih dan pemandangan alam). Berdasarkan ketersediannya ada 3 yaitu kekal (matahari, ombak, angin, air terjun dan arus laut), tidak dapat dipebarui (minyak bumi, batu bara, logam dan gas alam), dapat diperbarui (tumbuhan dan hewan). (4) Penelti menyiapkan contoh-contoh sumber daya alam seperti sayuran, daging, batuan, air, minyak bumi dan udara. (5) Siswa diberi
tugas
untuk
melakukan
pengamatan
dan
selanjutnya
mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediannya dari benda-benda yang telah disiapkan oleh peneliti (sayuran, daging, batuan, air, minyak bumi dan udara). (6) Siswa melakukan pengamatan dengan bimbingan peneliti. (7) Setelah selesai pengamatan siswa melakukan diskusi dengan guru mengenai hasil pengamatan yang telah dilaksanakan siswa. (8) Siswa bersama peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. (8) Siswa diberikan soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep pengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediannya. Kegiatan yang dilaksanakan dalam siklus I pertemuan 2 ini adalah: (1) Melaksanakan rencana pembelajaran dari kelanjutan pertemuan 1. Peneliti mengajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dirancang dengan menggunakan pendekatan inkuiri dan mencatat kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing siswa. Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai contoh-contoh sumber daya alam yang diketahui siswa. (2) Peneliti menjelaskan pengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediannya yang ada disekitar lingkungan sekolah secara singkat, Berdasarkan jenisnya, hayati (kambing, semut, rumput, kaktus, pohon pisang, ayam, dan sapi) dan non hayati (minyak tanah, bensin, udara, besi dan emas). Berdasarkan
commit to user 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
manfaatnya, penghasil energi (matahari, air sungai, dan angin), penghasil bahan baku (tanah dan hutan), kenyamana (pemandangan alam dan udara bersih). Berdasarkan
ketersediannya, kekal (matahari,angin dan udara),
tidak dapat diperbarui (minyak tanah, bensin, gas alam dan besi), dapat diperbarui (kambing, ayam, sapi, pohon pisang, pohon jati dan rumput). (3) Siswa dibagi menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 3-4 siswa. (4) Peneliti membagikan kertas kepada setiap kelompok untuk mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediannya yang ada dilingkungan sekitar sekolah. (5) Siswa melakukan kegiatan pengamatan diluar kelas dengan bimbingan peneliti. (6) Setiap kelompok membacakan hasil pengamatannya didepan kelas. (7) Setelah semua kelompok selesai membacakan hasil pengamatannya, siswa bersama guru mendiskusikan secara keseluruhan mengenai hasil pengamatan semua kelompok. (8) Siswa dan peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan pembelajaran, kemudian peneliti memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. (9) Siswa diberikan soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep pengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediannya. c. Tahap Pengamatan Pada pelaksanaan ini peneliti yang sekaligus sebagai guru yang melakukan tindakan dan melakukan pengamatan pada siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keefektifan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam. d. Tahap Refleksi Refleksi dilakukan pada akhir setiap siklus, dalam kegiatan ini peneliti mengevaluasi dan menganalisis hasil observasi dan nilai evaluasi siswa pada siklus I. Dari data yang diperoleh berdasarkan nilai evaluasi IPA
commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
materi sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus I menunjukkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 65,375 dan didapati sebanyak 68,75% siswa tuntas atau diatas nilai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kinerja pada siklus I belum tercapai, dari target 70% yang direncanakan baru 68,75% siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Sehingga peneliti akan melanjutkan penelitian pada siklus II untuk membuktikan bahwa penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA siswa kelas IV terbukti dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam siswa. Hasil refleksi ini digunakan sebagai tindak lanjut dan untuk memperbaiki pada siklus II.
2. Siklus II Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki siklus I agar hasil pembelajaran dapat mencapai target yang diinginkan. Siklus II terdiri dari dua kali pertemuan yang dilaksanakan selama 1 minggu. a. Tahap Perencanaan Tindakan Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus II ini, kegiatan yang dilakukan adalah: (1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah. (2) Merencanakan perbaikan pembelajaran dengan penerapan pendekatan inkuiri. (3) Mengembangkan kegiatan pembelajaran. (4) Peneliti menyusun RPP, bahan ajar, LKS, kisi-kisi soal dan soal tes, serta menyiapkan lembar pengamatan yang berkaitan dengan materi pengolahan sumber daya alam. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam siklus II pertemuan 1 ini adalah: (1) Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA dengan materi pengolahan sumber daya alam. (2) Peneliti memperbaiki, mengembangkan tindakan dan kegiatan pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. (3) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
siswa mengenai hasil-hasil pengolahan sumber daya alam yang diketahui siswa. (4) Peneliti mengulang sedikit materi pengelompokkan sumber daya alam yang sudah dijelaskan pada siklus I yang masih berkaitan dengan materi pengolahan sumber daya alam yang akan diterangkan. (5) Peneliti menjelaskan konsep pengolahan sumber daya alam yaitu pengolahan kayu (bahan bangunan, furnitur, dan kertas), pengolahan makanan (bioteknologi makanan dan pengawetan makanan), pembuatan bahan pakaian (kain sutera dan kain katun), pengolahan minyak bumi (gas, bensin dan minyak tanah), pengolahan batuan (semen dan kaca), pengolahan logam (bjih logam dan emas). (6) Siswa diputarkan video tentang pengolahan sumber daya alam dengan menggunakan berbagai teknologi (pembuatan kain tenun, proses pembuatan furnitur dan pengawetan makanan). (8) Siswa diberi tugas untuk membuat ringkasan dari video yang diputar dengan bimbingan peneliti. (9) Lima orang siswa membacakan hasil pekerjaannya (ringkasan video) didepan kelas. (10) Setelah selesai membacakan hasil pengamatannya, siswa bersama guru mendiskusikan secara keseluruhan mengenai hasil ringkasan dari semua siswa. (11) Siswa dan peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. (12) Siswa diberi soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep materi pengolahan sumber daya alam siswa. Kegiatan yang dilaksanakan dalam siklus II pertemuan 2 ini adalah: (1) Peneliti melaksanakan RPP dari kelanjutan siklus II pertemuan 1 dengan menerapkan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA dengan materi pengelompokkan sumber daya alam. (2) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai hasil-hasil pengolahan sumber daya alam yang diketahui siswa. (3) Peneliti mengulang sedikit materi pengolahan sumber daya alam yang sudah dijelaskan pada pertemuan I. (4) Peneliti menjelaskan mengenai cara pembuatan telur asin secara singkat. (5) Peneliti membagi siswa menjadi 8 kelompok masing-masing
commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kelompok beranggotakan 3-4 siswa. (6) Masing-masing kelompok diberi tugas untuk membuat telur asin dan menulis laporannya dilembar kerja yang disediakan guru. (7) Siswa melakukan percobaan pembuatan telur asin dengan bimbingan peneliti. (8) Setelah selesai proses pembuatan telur asin, siswa membacakan laporan yang telah dibuat kelompoknya didepan kelas. (9) Setelah semua kelompok selesai membacakan laporan pembuatan telur asin, siswa bersama guru mendiskusikan secara keseluruhan mengenai laporan pembuatan telur asin semua kelompok. (10) Siswa dan peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. (11) Siswa diberi soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep materi pengolahan sumber daya alam siswa. c. Tahap Pengamatan Pada tahap pengamatan ini peneliti yang sekaligus sebagai guru melakukan pengamatan pada siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti untuk membandingkan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri pada siklus I dengan siklus II. Hasil pengamatan dari siklus II ini dibandingkan dengan hasil pengamatan pada siklus I untuk mengetahui keefektifan pendektan inkuiri dalam pembelajaran IPA materi sumber daya alam. d. Tahap Refleksi Refleksi dilaksanakan untuk mengetahui hasil pembelajaran pada siklus II apakah sudah mencapai tujuan penelitian atau masih ada yang harus diperbaiki. Hasil pengamatan dan hasil tes siklus II yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan hasil pengamatan dan hasil tes siklus I bersama guru kelas IV, hal ini untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep siswa pada materi sumber daya alam yang telah disampaikan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai tindak lanjut dan untuk memperbaiki pada siklus berikutnya.
commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari data yang diperoleh berdasarkan nilai evaluasi IPA materi sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus II menunjukkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 67,625 dan didapati sebanyak 81,25% siswa tuntas atau diatas nilai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kinerja pada siklus II belum tercapai, dari target 90% yang direncanakan baru 81,25% siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Sehingga peneliti akan melanjutkan penelitian pada siklus III untuk membuktikan bahwa penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA siswa kelas IV terbukti dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam siswa.
3. Siklus III Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III ini dilaksanakan dengan tujuan memperbaiki kelemahan-kelemahan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Siklus III terdiri dari dua kali pertemuan yang dilaksanakan selama 1 minggu. a. Tahap Perencanaan Tindakan Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus III ini, kegiatan yang dilakukan adalah: (1) Identifikasi masalah pada siklus I dan siklus II dan penetapan alternatif pemecahan masalah. (2) Merencanakan perbaikan pembelajaran dengan penerapan pendekatan inkuiri. (3) Mengembangkan kegiatan pembelajaran. (4) Peneliti menyusun RPP, bahan ajar, LKS, kisikisi soal dan soal tes, serta menyiapkan lembar pengamatan yang berkaitan dengan materi sumber daya alam. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam siklus III pertemuan 1 ini adalah: (1) Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA dengan materi pelestarian sumber daya alam. (2) Peneliti memperbaiki, mengembangkan tindakan dan kegiatan pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dan siklus II . (3) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal
commit to user 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan pertanyaanpertanyaan kepada siswa mengenai kondisi sumber daya alam yang ada disekitar lingkungan siswa. (4) Peneliti mengulang sedikit materi pengolahan sumber daya alam yang sudah dijelaskan pada siklus II yang masih berkaitan dengan materi pelestaraian sumber daya alam yang akan diterangkan. (5) Peneliti menjelaskan konsep materi pelestarian sumber daya alam (reboisasi, tebang pilih, hutan lindung, penghematan BBM, pengangkapan ikan musiman, dan cagar alam), dampak negatif kerusakan sumber daya alam (banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, kerusakan terumbu karang, dan kelangkaan BBM), penyebab kerusakan sumber daya alam (eksploitasi hasil bumi yang berlebihan, penggunaan pukat hariamau, pembakaran hutan untuk ladang dan penebangan hutan secara liar). (6) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan diberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk membuat kerajinan dari botol plastik dengan bimbingan peneliti. (7) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerajinannya didepan
kelas.
(8) Setelah
semua kelompok selesai
mempresentasikan haasil kerajinanya, siswa bersama guru mendiskusikan secara keseluruhan mengenai hasil kerajinan semua kelompok. (9) Siswa dan peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. (10) Siswa diberikan soal evaluasi tentang pelestarian lingkungan dan sumber daya alam untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep materi pelestarian sumber daya alam siswa. Kegiatan yang dilaksanakan dalam siklus III pertemuan 2 ini adalah: (1) Peneliti melaksanakan RPP dari kelanjutan siklus III pertemuan 1 dengan menerapkan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA dengan materi pelestarian sumber daya alam. (2) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai kondisi sumber daya alam yang ada disekitar lingkungan siswa. (3) Peneliti mengulang sedikit materi
commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pelestarian sumber daya alam yang sudah dijelaskan pada pertemuan I. (4) Peneliti menjelaskan konsep materi pelestarian sumber daya alam (reboisasi, tebang pilih, hutan lindung, penghematan BBM, pengangkapan ikan musiman, dan cagar alam), dampak negatif kerusakan sumber daya alam (banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, kerusakan terumbu karang, dan kelangkaan BBM), penyebab kerusakan sumber daya alam (eksploitasi hasil bumi yang berlebihan, penggunaan pukat hariamau, pembakaran hutan untuk ladang dan penebangan hutan secara liar). (5) Siswa disajikan gambar-gambar tentang kerusakan lingkngan (hutan gundul, sungai yang tercemar dan kepunahan binatang). (6) Siswa diberi tugas untuk menganalisis dampak dan penyebab dari kerusakan lingkungan dari gambar yang disajikan dengan bimbingan peneliti. (7) Lima orang siswa maju kedepan kelas membacakan hasil pekerjaannya. (8) Setelah siswa selesai mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa bersama guru mendiskusikan secara keseluruhan mengenai hasil pekerjaan semua siswa. (9) Siswa dan peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. (10) Siswa diberi soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep sumber daya alam siswa. c. Tahap Pengamatan Pada pelaksanaan ini peneliti yang sekaligus sebagai guru yang melakukan tindakan dan melakukan pengamatan pada siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti untuk membandingkan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri pada siklus I, siklus II dengan siklus III. Hasil pengamatan dari siklus III ini dibandingkan dengan hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II untuk mengetahui keefektifan pendektan inkuiri dalam pembelajaran IPA materi sumber daya alam.
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Tahap Refleksi Refleksi dilaksanakan untuk mengetahui apakah pada siklus III ini sudah mencapai tujuan penelitian atau masih ada yang harus diperbaiki. Hasil pengamatan dan hasil tes siklus III yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan hasil pengamatan dan hasil tes siklus I dan siklus II bersama guru kelas IV, hal ini untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi sumber daya alam yang telah disampaikan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai tindak lanjut dan untuk memperbaiki pada siklus berikutnya. Berdasarkan nilai evaluasi IPA materi sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus III menunjukkan rata-rata nilai siswa adalah 69,156 dan didapati sebanyak 90,625% siswa tuntas. Sebanyak 9,375% siswa atau sebanyak 3 anak belum tuntas. Dari hasil pengamatan yang diperoleh peneliti, diketahui bahwa penyebab ketiga siswa tidak tuntas karena siswa serinng rame sendiri saat guru menerangkan dan siswa cenderung malu untuk bertanya saat mengalami kesulitan dalam memahami konsep materi yang disampaikan guru. Dari data ketuntasan klasikal pada siklus III sebesar 90,625% dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator kinerja pada siklus III sudah tercapai. Dari target 90% yang direncanakan didapati ketuntasan klasikal siswa adalaha sebesar 90,625% siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Dengan demikian penelitian dianggap sudah mencapai target yang direncanakan, sehingga tidak perlu melanjutkan kesiklus berikutnya. Dari data yang diperoleh pada siklus pendekatan
inkuiri
III membuktikan bahwa melalui penerapan
dalam
pembelajaran
IPA
dapat
meningkatkan
pemahaman konsep sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo tahun 2011/2012.
commit to user 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat SD Negeri 01 Bulurejo Gondangrejo Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Bulurejo yang beralamat di Desa Cinet RT. 01/02 Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Luas lahan SD Negeri 01 bulurejo adalah sebesar 1600 m 2 dengan luas bangunan 1080 m 2 dan luas halaman 280 m2. Sejarah dan perkembangan singkat SD Negeri 01 Bulurejo akan diuraikan sebagai berikut: SD Negeri 01 Bulurejo mulai menerima siswa pada tahun pelajaran 1973/1974. Berdirinya SD Negeri 01 Bulurejo atas dasar Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 421.2/017/vi/31/84 tentang Pembukaan dan Penegrian Sekolah Tahun pelajaran 1973/1974. Pada awal berdirinya, SD Negeri 01 Bulurejo hanya mempunyai 3 ruangan sekolah yang terbuat dari bilik bambu sehingga siswa dibagi menjadi dua rombongan belajar, pagi dan siang. Siswa kelas 1, 2 dan 3 belajar antara jam 7 sampai dengan jam 10. Untuk siswa kelas 4, 5, dan 6 belajar antara jam 10 sampai dengan jam 1 siang. Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat, SD Negeri 01 bulurejo kini memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang komputer, 1 kantor kepala sekolah, 1 kantor guru , 1 ruang perpustakaan, 3 toilet dan WC, 1 mushola, 1 gudang, 1 rumah dinas penjaga, dan 1 kantin sekolah. Pada awal berdirinya, sekolah ini diampu oleh 6 guru, antara lain Hernawan, Sudirjo, Sudiro, Suyati, Titik Praptiah, dan Wagijo Suwardi yang juga sekaligus menjabat sebagai Kepala Sekolah. Sejak awal berdiri hingga sekarang SD Negeri 01 Bulurejo telah 4 kali berganti kepala sekolah. Mulai bulan Februari 2012 SD negeri 01 Bulurejo dipimpin oleh Samino. S.Pd selaku kepala sekolah. Jumlah guru SD Negeri 01 Bulurejo per maret 2012 sebanyak 12 guru yang terdiri dari 9 guru negeri dan 3 guru bantu.
commit to user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan SD Negeri 01 Bulurejo a. Visi Sekolah Berkwalitas dan berprestasi dibidang imtaq dan iptek. b. Misi Sekolah 1) Melaksanakan pembelajaran yang efisien serta bimbingan belajar secara aktif sehingga siswa dapat meraih prestasi yang optimal. 2) Menumbuhkan semangat kegiatan belajar mengajar kepada seluruh warga sekolah. 3) Mendorong dan membimbing kepada siswa untuk berlomba dalam meraih prestasi. 4) Mewujudkan siswa yang berprestasi serta menghayati terhadap agama yang dianut, agar anak lebih beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. c. Tujuan Sekolah 1) Mengoptimalkan proses pendidikan dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning. 2) Menghasilkan lulusan 100% yang cakap dan mandiri, berdaya saing tinggi, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, persatuan dan kesatuan, sehat jasmani dan rohani , serta berwawasan budaya yang luas untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi dan dalam berkehidupan sebagai pribadi dan warga masyarakat. 3) Meningkatkan daya saing dalam rangka meraih prestasi di segala bidang akademik maupun di berbagai kejuaraan baik tingkat gugus, kecamatan, kabupaten, provinsi maupun nasional. 4) Memiliki jiwa toleransi antar umat beragama dan melaksanakan ibadah sesuai agama yang dianutnya. 5) Melestarikan budaya daerah melalui muatan lokal bahasa Jawa dengan indikator 85% siswa yang mampu berbahasa jawa sesuai konteks. 6) Meningkatkan rasa cinta tanah air dan bangga menjadi warga Negara Indonesia di setiap jiwa para murid.
commit to user 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra-Tindakan) Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan wawancara dan observasi untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Kegiatan wawancara dan observasi dilakukan pada bulan Januari 2012 di SD Negeri 01 Bulurejo. Dari hasil wawancara kepada guru kelas IV dan observasi yang dilakukan oleh peneliti didapatkan data sebagai berikut: 1. Ditinjau dari Segi Siswa a. Siswa kurang antusias dan kurang berminat terhadap pembelajaran IPA, sehingga proses pembelajaran tidak bisa berlangsung secara maksimal. b. Siswa kurang aktif selama proses pembelajaran IPA, sehingga siswa jarang mengajukan pertanyaan dan proses komunikasi antara guru dan siswa hanya berjalan satu arah. c. Siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran IPA, sehingga siswa kurang memahami konsep materi yang disampaikan oleh guru. 2. Ditinjau dari Segi Guru a. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran IPA. b. Guru belum dapat menentukan pendekatan yang sesuai untuk meningkatkan pemahaman konsep pada pembelajaran IPA. Berdasarkan
data
yang
diperoleh
peneliti
menunjukkan
bahwa
pemahaman konsep sumber daya alam pada pembelaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo rendah. Hal tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan data nilai harian IPA materi sumber daya alam siswa kelas IV (Lampiran 9 halaman 140). Dari data yang diperoleh menunjukkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa kelas IV adalah 62,09 dan didapati sebanyak 53,125% siswa yang belum tuntas dan hal itu mengindikasikan bahwa pembelajaran IPA materi sumber daya alam yang selama ini dilakukan belum mencapai hasil yang optimal. Untuk lebih jelasnya, data awal nilai ulangan harian IPA di SD Negeri 01 Bulurejo dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :
commit to user 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.1 Frekuensi Nilai Harian IPA (Konsep Sumber Daya Alam ) Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo Nilai
Titik Tengah (Xi) 37-43 40 44-50 47 51-57 54 58-64 61 65-71 68 72-78 75 79-85 82 Jumlah
Frekuensi (fi)
fiXi
Presentase (%)
Keterangan
2 80 6,25 Belum Tuntas 4 188 12,5 Belum Tuntas 3 162 9,375 Belum Tuntas 8 488 25,0 Belum Tuntas 9 612 28,125 Tuntas 5 375 15,625 Tuntas 1 82 3,125 Tuntas 32 1987 100,00 Nilai rata-rata = 1987 : 32 = 62,09 Ketuntasan klasikal = ( 15 : 32 ) 100 % = 46,875 %
Dari tabel 4.1 dapat dilihat ada 2 anak atau 6,25% yang mendapat nilai antara 37-43, ada 4 anak atau 12,5% yang mendapat nilai 44-50, ada 3 anak atau 9,375% yang mendapat nilai 51-57, ada 8 anak atau 25,0% yang mendapat nilai antara 58-64, ada 9 anak atau 28,125% yang mendapat nilai 65-71, ada 5 anak atau 15,625% yang mendapat nilai 72-78, ada 1 anak atau 3,125% yang mendapat nilai 79-85. Berikut ini gambar grafik nilai ulangan harian IPA siswa kelas IV berdasarkan data dari tabel 4.1: 10 8 6 4 2 0
Frekuensi
37-43 44-50 51-57 58-64 65-71 72-78 79=85 Gambar 4.1 Grafik Poligon Frekuensi Nilai Harian IPA (Konsep Sumber Daya Alam ) Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo. Dari gambar 4.1 menunjukkan masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata KKM. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 (KKM) sebanyak 17 anak atau sebesar 53,125%. Dan anak yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 15 anak atau sekitar 46,875%. Berikut ini gambar grafik
commit to user 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ketuntasan klasikal nilai ulangan harian IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo: Belum Tuntas
54 52
Tuntas
50 48 46 44 42
Pra-tindakan Gambar 4.2 Grafik Histogram Presentase Ketuntasan Nilai Awal Jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah KKM lebih besar dari siswa yang mendapat nilai diatas KKM. Dari gambar 4.2 dapat diidentifkasikan bahwa proses belajar mengajar belum mencapai hasil yang optimal dan pemahaman konsep siswa terhadap materi sumber daya alam masih rendah. Untuk hal itu maka peneliti mengadakan kolaborasi dengan guru kelas IV SD Negri 01 Bulurejo untuk meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam siswa dengan memaksimalkan proses belajar mengajar IPA melalui penerapan pendekatan inkuiri.
C. Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. 1. Siklus I a. Perencanaan Tindakan Siklus I Kegiatan perencanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Maret 2012 di ruang guru SD Negeri 01 Bulurejo. Pada tahap ini peneliti
merencanakan
pelaksanaan
tindakan
pada
siklus
I
akan
dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Senin, 19 Maret 2012 jam ke 2-3 dan hari Selasa, 20 Maret 2012 jam ke 4-5. Tahap perencanaan tindakan siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut: commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
untuk
pembelajaran IPA materi pengelompokkan sumber daya alam dengan menggunakan pendekatan inkuiri. 2) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan. 3) Menyiapakan materi pembelajaran. 4) Menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus), sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan seperti yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu tanggal 19 & 20 Maret 2012 di ruang kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo. Pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 19 Maret 2012. Pembelajaran direncanakan dengan menggunakan pendekatan inkuiri.
Pada
pertemuan
pertama
materi
pengelompokkan sumber daya alam. Langkah
yang
dibahas
adalah
langkah yang dilakukan
guru selama proses pembelajaran antara lain : a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam. b) Guru mengecek kehadiran siswa. Semua siswa masuk sekolah. c) Guru memperkenalkan peneliti serta tujuannya dalam mengadakan penelitian. Selanjutnya peneliti bertindak sebagai guru selama penelitian berlangsung. d) Peneliti menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat belajar siswa dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas, hingga siswa merasa siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
commit to user 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai contoh-contoh sumber daya alam yang diketahui siswa. f) Peneliti menjelaskan konsep pengelompokkan sumber daya alam ada 3 yaitu, (1) Berdasarkan jenisnya ada 2 yaitu sumber daya alam hayati (hewan dan tumbuhan) dan non hayati (batu bara, minyak bumi, logam, udara dan gas bumi), (2) Berdasarkan manfaatnya ada 3 yaitu penghasil energi (matahari, gelombang laut, angin dan gas bumi), penghasil bahan baku (hutan, laut, dan tanah), kenyamanan (udara bersih dan pemandangan alam), (3) Berdasarkan ketersediannya ada 3 yaitu kekal (matahari, ombak, angin, air terjun dan arus laut), tidak dapat dipebarui (minyak bumi, batu bara, logam dan gas alam), dapat diperbarui (tumbuhan dan hewan). g) Penelti menyiapkan contoh-contoh sumber daya alam seperti sayuran, daging, batuan, air, minyak bumi dan udara. h) Siswa diberi tugas untuk melakukan pengamatan dan selanjutnya mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediannya dari benda-benda yang telah disiapkan oleh peneliti (sayuran, daging, batuan, air, minyak bumi dan udara). i) Siswa melakukan pengamatan dengan bimbingan peneliti. j) Lima siswa maju kedepan kelas membacakan hasil pengamatannya. k) Setelah selesai pengamatan siswa melakukan diskusi dengan guru mengenai hasil pengamatan yang telah dilaksanakan siswa. l) Siswa bersama peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya. m) Siswa diberikan soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep pengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediannya. n) Menutup pelajaran dengan salam penutup.
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Maret 2012. Pembelajaran direncanakan dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Pada pertemuan kedua materi yang dibahas adalah pengelompokkan sumber daya alam. Langkah
langkah yang dilakukan guru selama
proses pembelajaran antara lain : a) Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan salam pembuka, dilanjutkan mengecek kehadiran siswa. Semua siswa masuk kelas. b) Peneliti menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran. c) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai contoh-contoh sumber daya alam yang diketahui siswa. d) Peneliti menjelaskan pengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediannya yang ada disekitar lingkungan sekolah secara singkat.(1) Berdasarkan jenisnya, hayati (kambing, semut, rumput, kaktus, pohon pisang, ayam, dan sapi) dan non hayati (minyak tanah, bensin, udara, besi dan emas), (2) Berdasarkan manfaatnya, penghasil energi (matahari, air sungai, dan angin), penghasil bahan baku (tanah dan hutan), kenyamana (pemandangan alam dan udara bersih), (3) Berdasarkan
ketersediannya, kekal
(matahari,angin dan udara), tidak dapat diperbarui (minyak tanah, bensin, gas alam dan besi), dapat diperbarui (kambing, ayam, sapi, pohon pisang, pohon jati dan rumput). e) Siswa dibagi menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 3-4 siswa. f) Peneliti
membagikan
kertas
kepada
setiap
kelompok
untuk
mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediannya yang ada dilingkungan sekitar sekolah. g) Siswa melakukan kegiatan pengamatan diluar kelas dengan bimbingan peneliti.
commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
h) Setiap kelompok membacakan hasil pengamatannya didepan kelas. i) Setelah semua kelompok selesai membacakan hasil pengamatannya, siswa bersama guru mendiskusikan secara keseluruhan mengenai hasil pengamatan semua kelompok. j) Siswa
dan
peneliti
membuat
kesimpulan
dari
pelaksanaan
pembelajaran, kemudian peneliti memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya. k) Siswa diberikan soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep pengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediannya. l) Menutup pelajaran dengan salam penutup. c. Observasi dan Interprestasi Dalam tahap observasi peneliti melakukan pemantauan terhadap tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam dengan menerapkan pendekatan inkuiri. Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlansung. Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran. Dari data hasil observasi siklus I diperoleh hasil sebagai berikut : Pertemuan Pertama, Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran siswa dalam kriteria baik, skor rata-rata kegiatan siswa pada pertemuan I adalah 2,09. Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan dalam kriteria cukup. Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dalam kriteria cukup. Respon siswa terhadap pertanyaan / masalah yang diberikan oleh guru dalam kriteria cukup. Keterliban/ keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran dalam kriteria baik. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan yang
diberikan
guru
dalam
kriteria
cukup.
Kemampuan
siswa
mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar dalam kriteria cukup. Kerajianan siswa mencatat kesimpulan dan materi yang disampaikan dalam kriteria kurang. Ketrampilan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru dalam kriteria baik. Kemampuan dan keaktifan siswa dalam kerja tim
commit to user 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam kriteria kurang. Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes yang diberikan guru dalam kriteria baik. Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang diberikan oleh guru dalam kriteria cukup. Pertemuan Kedua, Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran siswa dalam kriteria baik, skor rata-rata kegiatan siswa pada pertemuan kedua adalah 2,36. Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan dalam kriteria kurang. Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dalam kriteria baik. Respon siswa terhadap pertanyaan / masalah yang diberikan oleh guru dalam kriteria cukup. Keterliban/ keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran dalam
kriteria cukup.
Kemampuan siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan guru dalam kriteria cukup. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar dalam kriteria cukup. Kerajianan siswa mencatat kesimpulan dan materi yang disampaikan dalam kriteria kurang. Ketrampilan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru dalam kriteria baik. Kemampuan dan keaktifan siswa dalam kerja tim dalam kriteria cukup. Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes yang diberikan guru dalam kriteria sangat baik. Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang diberikan oleh guru dalam kriteria cukup. d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan dari hasil observasi dan interprestasi tindakan pada siklus I peneliti menemukan beberapa kelemahan, diantaranya sebagai berikut: (1) Siswa kurang antusias saat guru mengadakan tanya jawab, hanya sedikit siswa yang aktif mengikuti kegiatan tanya jawab. (2) Dalam diskusi kelompok ada beberapa siswa yang cenderung masih pasif dan malu berpendapat,
sehingga
seringkali
hanya
ikut
pendapat
teman
sekelompoknya. (3) Ada beberapa siswa yang masih belum mau jujur saat mengerjakan soal evaluasi. (4) Siswa mengalami kesulitan dalam mengemukakan pendapatnya, hanya dua siswa yang berani maju kedepan mengemukakan pendapatnya. Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah: (1) Guru meningkatkan kontrol dan
commit to user 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penguasaan kelas untuk meningkatkan disiplin kelas serta lebih tegas lagi dalam menegur siswa yang kurang memperhatikan. (2) Guru lebih banyak lagi memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa menjadi aktif dan antusias untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran. (3) Guru meningkatkan pendekatan kepada siswa agar siswa bisa dengan mudah berkomunikasi dengan guru dan lebih berani lagi bertanya serta mengemukakan pendapatnya. Dari data yang diperoleh berdasarkan nilai evaluasi IPA materi sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus I menunjukkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 65,375 dan didapati sebanyak 68,75% siswa tuntas atau diatas nilai KKM. Untuk lebih jelasnya, data silklus I nilai evaluasi IPA materi sumber daya alam di SD Negeri 01 Bulurejo dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Frekuensi Nilai Siklus I (Konsep Sumber Daya Alam) Siswa Kelas IV Nilai 37-43 44-50 51-57 58-64 65-71 72-78 79-85
Titik Tengah Frekuensi fiXi Presentase Keterangan (Xi) (fi) (%) 40 1 40 3,125 Belum Tuntas 47 3 141 9,375 Belum Tuntas 54 3 162 9,375 Belum Tuntas 61 3 183 9,375 Belum Tuntas 68 13 884 40,625 Tuntas 75 8 600 25,0 Tuntas 82 1 82 3,125 Tuntas Jumlah 32 2092 100,00 Nilai rata-rata = 2092 : 32 = 65,375 Ketuntasan klasikal = ( 22 : 32 ) 100 % = 68,75 % Dari tabel 4.2 dapat dilihat ada 1 anak atau 3,125% yang mendapat
nilai antara 37-43, ada 3 anak atau 9,375% yang mendapat nilai 44-50, ada 3 anak atau 9,375% yang mendapat nilai 51-57, ada 3 anak atau 9,375% yang mendapat nilai antara 58-64, ada 13 anak atau 40,625% yang mendapat nilai 65-71, ada 8 anak atau 25,0% yang mendapat nilai 72-78, ada 1 anak atau 3,125% yang mendapat nilai 79-85. Berikut ini gambar
commit to user 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
grafik nilai ulangan harian IPA siswa kelas IV materi sumber daya alam pada siklus I berdasarkan data dari tabel 4.2: 15 Frekuensi 10 5 0
37-43 44-50 51-57 58-64 65-71 72-78 79-85 Gambar 4.3 Grafik Poligon Frekuensi Nilai Siklus I (Konsep Sumber Daya Alam) Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo. Dari gambar 4.3 menunjukkan siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 (KKM) sebanyak 10 anak atau sebesar 31,25%. Dan anak yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 22 anak atau sekitar 68,75%. Dari gambar 4.2 dapat dilihat presentase ketuntasan klasikal nilai ulangan harian IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus I sebagai berikut:
Belum Tuntas Tuntas
Siklus I Gambar 4.4 Grafik Histogram Presentase Kelulusan Siklus I Berdasarkan gambar 4.4 menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal siswa pada siklus I adalah sebesar 68,75%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kinerja pada siklus I belum tercapai, dari target 70% yang direncanakan baru 68,75% siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Sehingga peneliti akan melanjutkan penelitian pada siklus II untuk membuktikan bahwa penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA
commit to user 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
siswa kelas IV terbukti dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam siswa. 2. Siklus II a. Perencanaan Tindakan Siklus II Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Maret 2012 di ruang guru SD Negeri 01 Bulurejo. Pada tahap ini peneliti merencanakan
pelaksanaan
tindakan
pada
siklus
II akan
dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Senin, 26 Maret 2012 jam ke 1-2 dan hari Sabtu, 31 Maret 2012 jam ke 2-3. Tahap perencanaan tindakan siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
untuk
pembelajaran IPA materi pengolahan sumber daya alam dengan menggunakan pendekatan inkuiri. 2) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan. 3) Menyiapakan materi pembelajaran. 4) Menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus), sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan seperti yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu tanggal 26 & 31 Maret 2012 di ruang kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo. Pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat.Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 26 Maret 2012. Pembelajaran direncanakan dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Pada pertemuan pertama materi yang dibahas adalah pengolahan
commit to user 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sumber daya alam Langkah
langkah yang dilakukan guru selama proses
pembelajaran antara lain : a) Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan salam pembuka, dilanjutkan mengecek kehadiran siswa. b) Peneliti menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas. c) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai hasil-hasil pengolahan sumber daya alam yang diketahui siswa. d) Peneliti mengulang sedikit materi pengelompokkan sumber daya alam yang sudah dijelaskan pada siklus I yang masih berkaitan dengan materi pengolahan sumber daya alam yang akan diterangkan. e) Peneliti menjelaskan konsep pengolahan sumber daya alam yaitu pengolahan kayu (bahan bangunan, furnitur, dan kertas), pengolahan makanan
(bioteknologi
makanan
dan
pengawetan
makanan),
pembuatan bahan pakaian (kain sutera dan kain katun), pengolahan minyak bumi (gas, bensin dan minyak tanah), pengolahan batuan (semen dan kaca), pengolahan logam (bjih logam dan emas). f) Siswa diputarkan video tentang pengolahan sumber daya alam dengan menggunakan berbagai teknologi (pembuatan kain tenun, proses pembuatan furnitur dan pengawetan makanan). g) Siswa diberi tugas untuk membuat ringkasan dari video yang diputar dengan bimbingan peneliti. h) Lima orang siswa membacakan hasil pekerjaannya (ringkasan video) didepan kelas. i) Setelah selesai membacakan hasil pengamatannya, siswa bersama guru mendiskusikan secara keseluruhan mengenai hasil ringkasan dari semua siswa.
commit to user 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
j) Siswa
dan
peneliti
membuat
kesimpulan
dari
pelaksanaan
pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya. k) Siswa diberi soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep materi pengolahan sumber daya alam siswa. l) Menutup pelajaran dengan salam penutup. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 31 Maret 2012. Pembelajaran direncanakan dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Pada pertemuan kedua materi yang dibahas adalah pengolahan sumber daya alam. Langkah
langkah yang dilakukan guru selama proses
pembelajaran antara lain : a) Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan salam pembuka, dilanjutkan mengecek kehadiran siswa. b) Peneliti menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran. c) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai hasil-hasil pengolahan sumber daya alam yang diketahui siswa. d) Peneliti mengulang sedikit materi pengolahan sumber daya alam yang sudah dijelaskan pada pertemuan I. e) Peneliti menjelaskan mengenai cara pembuatan telur asin secara singkat. f) Peneliti membagi siswa menjadi 8 kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 3-4 siswa. g) Masing-masing kelompok diberi tugas untuk membuat telur asin dan menulis laporannya dilembar kerja yang disediakan guru. h) Siswa melakukan percobaan pembuatan telur asin dengan bimbingan peneliti.
commit to user 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i) Setelah selesai proses pembuatan telur asin, siswa membacakan laporan yang telah dibuat kelompoknya didepan kelas. j) Setelah semua kelompok selesai membacakan laporan pembuatan telur asin, siswa bersama guru mendiskusikan secara keseluruhan mengenai laporan pembuatan telur asin semua kelompok. k) Siswa
dan
peneliti
membuat
kesimpulan
dari
pelaksanaan
pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya. l) Siswa diberi soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep materi pengolahan sumber daya alam siswa. m) Menutup pelajaran dengan salam penutup c. Observasi dan Interprestasi Dalam tahap observasi peneliti melakukan pemantauan terhadap tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam dengan menerapkan pendekatan inkuiri. Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlansung. Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran. Dari data hasil observasi siklus II diperoleh hasil sebagai berikut : Pertemuan Pertama, Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran siswa dalam kriteria baik, skor rata-rata kegiatan siswa pada pertemuan I adalah 2,63. Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan dalam kriteria cukup. Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dalam kriteria baik. Respon siswa terhadap pertanyaan / masalah yang diberikan oleh guru dalam
kriteria
baik.
Keterliban/ keaktifan siswa selama kegiatan
pembelajaran dalam kriteria baik. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru dalam kriteria baik. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar dalam kriteria cukup. Kerajianan siswa mencatat kesimpulan dan materi yang disampaikan dalam kriteria cukup. Ketrampilan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru dalam kriteria baik. Kemampuan dan keaktifan siswa dalam kerja tim dalam
commit to user 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kriteria kurang. Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes yang diberikan guru dalam kriteria sangat baik. Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang diberikan oleh guru dalam kriteria baik. Pertemuan Kedua, Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran siswa dalam kriteria baik, skor rata-rata kegiatan siswa pada pertemuan kedua adalah 2,81. Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan dalam kriteria baik. Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dalam kriteria sangat baik. Respon siswa terhadap pertanyaan / masalah yang diberikan oleh guru dalam kriteria cukup. Keterliban/ keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran dalam kriteria sangat baik. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru dalam kriteria cukup. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar dalam kriteria cukup. Kerajianan siswa mencatat kesimpulan dan materi yang disampaikan dalam kriteria cukup. Ketrampilan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru dalam kriteria baik. Kemampuan dan keaktifan siswa dalam kerja tim dalam kriteria sangat baik. Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes yang diberikan guru dalam kriteria sangat baik. Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang diberikan oleh guru dalam kriteria cukup. d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan dari hasil observasi dan interprestasi tindakan pada siklus II peneliti menemukan beberapa kelemahan, diantaranya sebagai berikut : (1) Siswa kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi, beberapa siswa masih rame adan asyik sendiri. (2) Dalam diskusi kelompok ada dominasi peran, beberapa siswa nampak dominan dan tidak memberi kesempatan teman yang lain untuk berpartisipasi. Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah: (1) Guru harus bersikap lebih tegas dalam menindak lanjuti siswa yang tidak memprhatikan. (2) Guru lebih banyak lagi memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa menjadi aktif dan antusias untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran. (3) Guru perlu menekankan arti pentingnya sebuah kerja sama dalam kelompok.
commit to user 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari data yang diperoleh berdasarkan nilai evaluasi IPA materi sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus II menunjukkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 67,625 dan didapati sebanyak 81,25% siswa tuntas atau diatas nilai KKM. Untuk lebih jelasnya, data silklus II nilai evaluasi IPA materi sumber daya alam di SD Negeri 01 Bulurejo dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Frekuensi Nilai Siklus II (Konsep Sumber Daya Alam) Siswa Kelas IV Nilai Titik Tengah Frekuensi fiXi Presentase Keterangan (Xi) (fi) (%) 44-50 47 1 47 3,125 Belum Tuntas 51-57 54 4 216 12,5 Belum Tuntas 58-64 61 1 61 3,125 Belum Tuntas 65-71 68 18 1224 56,25 Tuntas 72-78 75 6 450 18,75 Tuntas 79-85 82 2 164 6,25 Tuntas Jumlah 32 2162 100,00 Nilai rata-rata = 2162 : 32 = 67,5625 Ketuntasan klasikal = ( 26 : 32 ) 100 % = 81,25 % Dari tabel 4.3 dapat dilihat ada 1 anak atau 3,125% yang mendapat nilai 44-50, ada 4 anak atau 12,5% yang mendapat nilai antara 51-57, ada 1 anak atau 3,125% yang mendapat nilai 58-64, ada 18 anak atau 56,25% yang mendapat nilai 65-71, ada 6 anak atau 18,75% yang mendapat nilai 7278, ada 2 anak atau 6,25% yang mendapat nilai 79-85. Berikut ini gambar grafik nilai ulangan harian IPA siswa kelas IV materi sumber daya alam pada siklus II berdasarkan data dari tabel 4.3: 20 Frekuensi 15 10 5 0 44-50
51-57
58-64
65-71
72-78
79-85
Gambar 4.5 Grafik Poligon Frekuensi Nilai Siklus II IPA (Konsep SDA) SiswaKelas IV SD Negeri 01 Bulurejo.
commit to user 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari gambar 4.5 menunjukkan siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 (KKM) sebanyak 6 anak atau sebesar 18,75%. Dan anak yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 26 anak atau sekitar 81,25%. Dari gambar 4.5 dapat dilihat presentase ketuntasan klasikal nilai ulangan harian IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus II sebagai berikut:
Belum Tuntas Tuntas
Siklus II
Gambar 4.6 Grafik Histogram Presentase Kelulusan Siklus II Berdasarkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal siswa pada siklus II adalah sebesar 81,25%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kinerja pada siklus II belum tercapai, dari target 90% yang direncanakan baru 81,25% siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Sehingga peneliti akan melanjutkan penelitian pada siklus III untuk membuktikan bahwa penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA siswa kelas IV terbukti dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam siswa.
3. Siklus III a. Perencanaan Tindakan Siklus III Kegiatan perencanaan tindakan siklus III dilaksanakan pada hari Senin, 2 April 2012 di ruang guru SD Negeri 01 Bulurejo. Pada tahap ini peneliti merencanakan pelaksanaan tindakan pada siklus
III akan
dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Rabu, 4 April 2012 jam ke 1-2 dan hari Kamis, 5 April 2012 jam ke 1-2. Tahap perencanaan tindakan siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut:
commit to user 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
untuk
pembelajaran IPA materi pelestarian sumber daya alam dengan menggunakan pendekatan inkuiri. 2) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan. 3) Menyiapakan materi pembelajaran. 4) Menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus), sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III Pelaksanaan tindakan siklus III dilaksanakan 2 kali pertemuan seperti yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu tanggal 4 & 5 April 2012 di ruang kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo. Pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 4 April 2012. Pembelajaran direncanakan dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Pada pertemuan pertama materi yang dibahas adalah pembuatan kerajinan dari botol plastik. Langkah
langkah yang dilakukan guru
selama proses pembelajaran antara lain : a) Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan salam pembuka, dilanjutkan mengecek kehadiran siswa. b) Peneliti menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas. c) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai kondisi sumber daya alam yang ada disekitar lingkungan siswa.
commit to user 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Peneliti mengulang sedikit materi pengolahan sumber daya alam yang sudah dijelaskan pada siklus II yang masih berkaitan dengan materi pelestaraian sumber daya alam yang akan diterangkan. e) Peneliti menjelaskan konsep materi pelestarian sumber daya alam (reboisasi,
tebang
pilih,
hutan
lindung,
penghematan
BBM,
pengangkapan ikan musiman, dan cagar alam), dampak negatif kerusakan sumber daya alam (banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, kerusakan terumbu karang, dan kelangkaan BBM), penyebab kerusakan sumber daya alam (eksploitasi hasil bumi yang berlebihan, penggunaan pukat hariamau, pembakaran hutan untuk ladang dan penebangan hutan secara liar). f) Siswa dibagi menjadi 8 kelompok setiap kelompok beranggotakan 3-4 orang dan diberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk membuat kerajinan dari botol plastik dengan bimbingan peneliti. g) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerajinannya didepan kelas. h) Setelah
semua
kelompok
selesai
mempresentasikan
haasil
kerajinanya, siswa bersama guru mendiskusikan secara keseluruhan mengenai hasil kerajinan semua kelompok. i) Siswa
dan
peneliti
membuat
kesimpulan
dari
pelaksanaan
pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya. j) Siswa diberikan soal evaluasi tentang pelestarian lingkungan dan sumber daya alam untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep materi pelestarian sumber daya alam siswa. k) Menutup pelajaran dengan salam penutup. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 5 April 2012. Pembelajaran direncanakan dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Pada pertemuan kedua materi yang dibahas adalah pelestarian sumber
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
daya alam. Langkah
langkah yang dilakukan guru selama proses
pembelajaran antara lain : a) Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan salam pembuka, dilanjutkan mengecek kehadiran siswa. b) Peneliti menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran. c) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai kondisi sumber daya alam yang ada disekitar lingkungan siswa. d) Peneliti mengulang sedikit materi pelestarian sumber daya alam yang sudah dijelaskan pada pertemuan I. e) Peneliti menjelaskan konsep materi pelestarian sumber daya alam (reboisasi,
tebang
pilih,
hutan
lindung,
penghematan
BBM,
pengangkapan ikan musiman, dan cagar alam), dampak negatif kerusakan sumber daya alam (banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, kerusakan terumbu karang, dan kelangkaan BBM), penyebab kerusakan sumber daya alam (eksploitasi hasil bumi yang berlebihan, penggunaan pukat hariamau, pembakaran hutan untuk ladang dan penebangan hutan secara liar). f) Siswa disajikan gambar-gambar tentang kerusakan lingkngan (hutan gundul, sungai yang tercemar dan kepunahan binatang). g) Siswa diberi tugas untuk menganalisis dampak dan penyebab dari kerusakan lingkungan dari gambar yang disajikan dengan bimbingan peneliti. h) Lima
orang
siswa
maju
kedepan
kelas
membacakan
hasil
pekerjaannya. i) Setelah siswa selesai mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa bersama guru mendiskusikan secara keseluruhan mengenai hasil pekerjaan semua siswa.
commit to user 67
perpustakaan.uns.ac.id
j) Siswa
digilib.uns.ac.id
dan
peneliti
membuat
kesimpulan
dari
pelaksanaan
pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. k) Siswa diberi soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep sumber daya alam siswa. l) Menutup pelajaran dengan salam penutup c. Observasi dan Interprestasi Dalam tahap observasi peneliti melakukan pemantauan terhadap tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam dengan menerapkan pendekatan inkuiri. Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlansung. Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran. Dari data hasil observasi siklus III diperoleh hasil sebagai berikut : Pertemuan Pertama, Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran siswa dalam kriteria baik, skor rata-rata kegiatan siswa pada pertemuan I adalah 3,0. Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan dalam kriteria baik. Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dalam kriteria sangat baik. Respon siswa terhadap pertanyaan / masalah yang diberikan oleh guru dalam
kriteria
baik.
Keterliban/ keaktifan
siswa selama kegiatan
pembelajaran dalam kriteria sangat baik. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru dalam kriteria baik. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar dalam kriteria cukup. Kerajianan siswa mencatat kesimpulan dan materi yang disampaikan dalam kriteria cukup. Ketrampilan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru dalam kriteria sangat baik. Kemampuan dan keaktifan siswa dalam kerja tim dalam kriteria sangat baik. Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes yang diberikan guru dalam kriteria baik. Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang diberikan oleh guru dalam kriteria baik. Pertemuan Kedua, Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran siswa dalam kriteria baik, skor rata-rata kegiatan siswa pada pertemuan
commit to user 68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kedua adalah 3,09. Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan dalam kriteria baik. Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dalam kriteria sangat baik. Respon siswa terhadap pertanyaan / masalah yang diberikan oleh guru dalam kriteria sangat baik. Keterliban/ keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran dalam kriteria sangat baik. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru dalam kriteria baik. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar dalam kriteria cukup. Kerajianan siswa mencatat kesimpulan dan materi yang disampaikan dalam kriteria cukup. Ketrampilan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru dalam kriteria sangat baik. Kemampuan dan keaktifan siswa dalam kerja tim dalam kriteria kurang. Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes yang diberikan guru dalam kriteria sangat baik. Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang diberikan oleh guru dalam kriteria baik. d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus III Pada tindakan siklus III, terdapat banyak peningkatan yang ditunjukkan siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti telah tampak keberhasilan dari penelitian. Dari hasil nilai evaluasi didapatkan data sebanyak 90,625% siswa dinyatakan tuntas. Dengan kata lain, indikator kinerja pada siklus III sudah tercapai dari target 90% yang direncanakan, 90,625% siswa sudah memperoleh nilai 65 ke atas. Dari hasil refleksi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan pendekatan inkuiri pada siklus III dinilai telah berhasil dan dianggap sudah memuaskan sehingga tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya. Berdasarkan dari hasil observasi dan interprestasi tindakan pada siklus III, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: (1) Guru sudah lebih menguasai kelas dan lebih baik dalam melakukan kontrol pada saat kegiatan pembelajaran. (2) Pelaksanaan pendekatan inkuiri berjalan lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan. (3) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan. Siswa lebih bersemangat sehingga banyak siswa yang bertanya pada saat menemui kesulitan dan lebih mudah dikontrol. (4) Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapatkan
commit to user 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
nilai di atas KKM mengalami peningkatan menjadi 90,625% atau sebanyak 29 siswa. Nilai ini menunjukkan peningkatan dan sudah di atas nilai standar, sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai titik ketuntasan. Berdasarkan observasi dan analisis yang sudah dipaparkan, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah: (1) Guru lebih inovatif dalam menggunakan pendekatan pembelajaran, sehingga siswa tidak cepat bosan dan lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. (2) Guru mampu menciptakan suasana belajar kondusif, sehingga siswa merasa nyaman dan aktif selama proses pembelajaran. (3) Guru mampu menguasai dan mengontrol kelas dengan baik, sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai yang telah direncanakan. Berdasarkan nilai evaluasi IPA materi sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus III menunjukkan rata-rata nilai siswa adalah 69,156 dan didapati sebanyak 90,625% siswa tuntas. Sebanyak 9,375% siswa atau sebanyak 3 anak belum tuntas. Dari hasil pengamatan yang diperoleh peneliti, diketahui bahwa penyebab ketiga siswa tidak tuntas karena siswa serinng rame sendiri saat guru menerangkan dan siswa cenderung malu untuk bertanya saat mengalami kesulitan dalam memahami konsep materi yang disampaikan guru. Untuk lebih jelasnya, data silklus III nilai evaluasi IPA materi sumber daya alam di SD Negeri 01 Bulurejo dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Frekuensi Nilai Siklus III (Konsep Sumber Daya Alam) Siswa Kelas IV Nilai Titik Tengah Frekuensi fiXi Presentase Keterangan (Xi) (fi) (%) 51-57 54 1 54 3,125 Belum Tuntas 58-64 61 2 61 6,25 Tuntas 65-71 68 15 1020 46,875 Tuntas 72-78 75 11 825 34,375 Tuntas 79-85 82 2 164 6,25 Tuntas 86-92 89 1 89 3,125 Tuntas Jumlah 32 2262 100,00 Nilai rata-rata = 2213 : 32 = 69,156 Ketuntasan klasikal = ( 29 : 32 ) 100 % = 90,625 %
commit to user 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari tabel 4.4 dapat dilihat ada 1 anak atau 3,125% yang mendapat nilai 51-57, ada 2 anak atau 6,25% yang mendapat nilai 58-64, ada 15 anak atau 46,875% yang mendapat nilai 65-71, ada 11 anak atau 34,375% yang mendapat nilai 72-78, ada 2 anak atau 6,25% yang mendapat nilai 79-85, ada 1 anak atau 12,5% yang mendapat nilai 86-89. Berikut ini gambar grafik nilai ulangan harian IPA siswa kelas IV materi sumber daya alam pada siklus III berdasarkan data dari tabel 4.4: 20
Siklus III
15 10 5 0
51-57 58-64
65-71
72-78 79-85
86-89
Gambar 4.7 Grafik Poligon Frekuensi Nilai Siklus III IPA (Konsep SDA) Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo. Dari gambar 4.7 menunjukkan siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 (KKM) sebanyak 3 anak atau sebesar 9,375%. Dan anak yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 29 anak atau sekitar 90,625%. Dari gambar 4.7 dapat dilihat presentase ketuntasan klasikal nilai ulangan harian IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus I sebagai berikut: Belum Tuntas Tuntas
Siklus III Gambar 4.8 Grafik Histogam Presentase Kelulusan Siklus III Berdasarkan gambar 4.8 menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal siswa pada siklus III adalah sebesar 90,625%. Sebanyak 9,375% siswa atau sebanyak 3 anak belum tuntas. Dari hasil pengamatan yang diperoleh peneliti, diketahui bahwa penyebab ketiga siswa tidak tuntas karena siswa commit to user 71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
serinng rame sendiri saat guru menerangkan dan siswa cenderung malu untuk bertanya saat mengalami kesulitan dalam memahami konsep materi yang disampaikan guru. Dari data ketuntasan klasikal pada siklus III sebesar 90,625% dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator kinerja pada siklus III sudah tercapai. Dari target 90% yang direncanakan didapati ketuntasan klasikal siswa adalaha sebesar 90,625% siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Dengan demikian penelitian dianggap sudah mencapai target yang direncanakan, sehingga tidak perlu melanjutkan kesiklus berikutnya. Dari data yang diperoleh pada siklus III membuktikan bahwa melalui penerapan pendekatan
inkuiri
dalam
pembelajaran
IPA
dapat
meningkatkan
pemahaman konsep sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo tahun 2011/2012.
4. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II dan siklus III menunjukkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep SDA siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Nilai Evaluasi/Tes Siklus I , Siklus II dan Siklus III Pra-Tindakan Siklus I Siklus II Nilai Fi % Fi fi % % 37-43 2 6,25 1 3,125 0 0,00 44-50 4 12,5 3 9,375 1 3,125 51-57 3 9,375 3 9,375 4 12,5 58-64 8 25,0 3 9,375 1 3,125 65-71 9 28,125 13 40,625 18 56,25 72-78 5 15,625 8 25,0 6 18,75 79-85 1 3,125 1 3,125 2 6,25 86-92 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Siklus III Fi % 0 0 1 2 15 11 2 1
0,00 0,00 3,125 6,25 46,875 34,375 6,25 3,125
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai evaluasi siswa pada setiap siklusnya. Pada Pra-siklus dan siklus I nilai tertinggi terdapat pada interval 79-85 dan nilai terendah pada interval 37-43. Pada siklus II nilai tertinggi terdapat pada interval 79-85 dan nilai terndah pada interval 44-50. Pada siklus III commit to user 72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
nilai tertinggi terdapat pada interval 86-92 dan nilai terendah pada interval 51-57. Berikut ini gambar grafik nilai ulangan harian IPA siswa kelas IV materi sumber daya alam pada Pra-siklus, siklus I, siklus II dan siklus III berdasarkan data dari tabel 4.5:
Pra-Tindakan Siklus I Siklus II Siklus III
20 15 10 5 0
37-43 44-50 51-58 59-64 65-71 72-78 79-85 86-92 Gambar 4.9 Grafik Poligon Nilai Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Dari gambar 4.9 menunjukkan bahawa pada Pra-siklus siswa yang tuntas nilai KKM sebanyak 15 anak dan sebanyak 17 anak dibawah nilai KKM, pada siklus I siswa yang tuntas nilai KKM sebanyak 22 anak dan sebanyak 10 anak dibawah nilai KKM, pada siklus II siswa yang tuntas nilai KKM sebanyak 26 anak dan sebanyak 6 anak dibawah nilai KKM, pada siklus III siswa yang tuntas nilai KKM sebanyak 29 anak dan sebanyak 3 anak dibawah nilai KKM. Dari gambar 4.9 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai diatas KKM mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa ketercapaian pemahaman konsep sumber daya alam siswa juga mengalami peningkatan. Hal itu dapat dilihat berdasarkan tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Ketercapaian Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam Siswa Persentase Aspek yang diukur Pra-Tindakan Siklus I Siklus II Siklus III Presentase Ketuntasan 46,875% 68,75% 81,25% 90,625% Presentase Belum Tuntas 53,125% 31,25% 18,75% 9,375% Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan adanya peningkatan presentase ketuntasan klasikal pada setiap siklusnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman konsep sumber daya alam siswa pada pembelajaran IPA siswa kelas
commit to user 73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IV SD Negeri 01 Bulurejo mengalami peningkatan. Dari tabel 4.9 dapat digambarkan grafik pencapain pemahaman
konsep sumber daya alam siswa
sebagai berikut: 90.625
81.25
Belum Tuntas
68.75 53.125 46.785
Ketuntasan 31.25 18.75
Pra-Tindakan
Siklus I
Siklus II
9.375 Silus III
Gambar 4.6 Grafik Histogram Ketercapaian Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo. Grafik tersebut menunjukan pemahaman konsep siswa yang dilihat dari nilai evaluasi siswa mengalami peningkatan dari siklus I, siklus II dan Siklus III. Pada siklus I siswa yang dinyatakan tuntas mencapai 46,785% atau dengan jumlah 15 siswa dari 32 siswa, sedangkan pada siklus II siswa yang dinyatakan tuntas meningkat menjadi 81,25% atau sebanyak 26 siswa, dan pada siklus III siswa yang dinyatakan lulus meningkat menjadi 90,62% atau sebanyak 29 siswa dari 32 siswa. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas adalah 62,37 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 65,07 dan pada siklus III meningkat menjadi 70,23. Pemahaman konsep sumber daya alam siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan dibandingkan sebelum diterapkannya pendekatan inkuiri, akan tetapi hasil yang diperoleh belum mencapai target yang diharapkan sehingga peneliti ingin menerapkan lagi pendekatan inkuiri agar pemahaman konsep siswa dapat lebih optimal lagi. Oleh karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran IPA materi sumber daya alam pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II adalah pengolahan sumber daya alam dengan teknologi. Secara umum, penerapan pendekatan inkuiri pada siklus II berjalan lebih baik dibandingkan pada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus II siswa terlihat semakin aktif dan lebih memahami bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri,
commit to user 74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga kelemahan dan kekurangan pada siklus I cenderung sudah teratasi pada siklus II. Pada siklus II pemahaman konsep sumber daya alam siswa dari target capaian 90% baru mencapai target 81,25%, sehingga peneliti berinsiatif untuk melanjutkan pada siklus III agar target yang direncanakan dapat tercapai. Oleh karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus III untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran IPA materi sumber daya alam pada siklus II. Pada siklus III materi pembelajaran yang diajarkan adalah pelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Secara umum, penerapan pendekatan inkuiri pada siklus III berjalan lebih baik dibandingkan pada siklus II. Berdasarkan nilai evaluasi IPA materi sumber daya alam pada siklus III menunjukkan rata-rata nilai siswa adalah 69,156 dan didapati sebanyak 90,625% siswa tuntas. Sebanyak 9,375% siswa atau sebanyak 3 anak belum tuntas. Dari hasil pengamatan yang diperoleh peneliti, diketahui bahwa penyebab ketiga siswa tidak tuntas karena siswa serinng rame sendiri saat guru menerangkan dan siswa cenderung malu untuk bertanya saat mengalami kesulitan dalam memahami konsep materi yang disampaikan guru. Dari data ketuntasan klasikal pada siklus III sebesar 90,625% dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator kinerja pada siklus III sudah tercapai. Dari target 90% yang direncanakan didapati ketuntasan klasikal siswa adalaha sebesar 90,625% siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Dengan demikian penelitian dianggap sudah mencapai target yang direncanakan, sehingga tidak perlu melanjutkan kesiklus berikutnya. Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa guru berhasil menerapkan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA, sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam siswa yang dilihat dari ketuntasan nilai hasil belajar siswa. Keberhasilan pembelajaran IPA dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: 1. Siswa lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga siswa lebih aktif dan mudah diarahkan serta dikontrol oleh guru. 2. Suasana belajar yang nyaman dan lebih dekat antara guru dan siswa, sehingga siswa lebih berani dan aktif dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab
commit to user 75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertanyaan. Selain itu interaksi antarsiswa dalam kelompok berjalan lebih maksimal. 3. Penggunaan pendekatan inkuiri dapat mempermudah siswa dalam memahami dan menguasai materi yang dipelajari sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. 4. Penerapan
pendekatan
inkuiri
dalam
proses
belajar
mengajar
dapat
meningkatkan pencapaian nilai ketuntasan belajar siswa. Siswa dapat dinyatakan tuntas karena secara umum nila belajar siswa berada di atas standar batas tuntas yaitu 65 dan mengalami peningkatan pada siklus I, siklus II dan siklus III. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data pada siklus I nilai rata-rata kelas 65,07 dengan ketuntasan 68,75%, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 67,81 dengan ketuntasan 81,25% dan pada siklus III diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 70,23 dengan ketuntasan 90,625%. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam dalam pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo Tahun 2011/2012. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti sesuai denngan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wirda Surey pada tahun 2011 dengan judul Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA Kelas V SDN Madyopuro II Kecamatan Kedungkandang Kota Malang dan dari hasil penelitian yang dilakukan Warco pada tahun 2012 dengan judul Penerapan Pendekatan
Inkuiri
Untuk
Meningkatkan
Hasil
Belajar
Siswa
Dalam
Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Kelas V Pada Topik Gaya. Dari data yang diperoleh pada kedua penelitian tersebut mengindikasikan bahwa penerapan pendekatan inkuiri terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
commit to user 76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam 3 siklus dengan menerapkan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan pendekatan inkuiri terbukti dapat meningkatakan pemahaman konsep sumber daya alam pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo. Peningkatan pemahaman konsep sumber daya alam tersebut dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa pada setiap siklunya. Data awal yang diperoleh sebelum dilaksanakan tindakan yaitu rata-rata kelas sebesar 61,40, pada siklus I rata-rata kelas meningkat menjadi 65,07, pada siklus II sebesar 67,81 dan pada siklus III sebesar 70,23. Pada saat pra tindakan ketuntasan klasikal sebesar 46,875%, pada siklus I meningkat menjadi 68,75%, pada siklus II menjadi 81,25%, pada siklus III meningkat menjadi 90,625%. Dari uraian diatas, dapat membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya.
Melalui
penerapan
pendekatan
inkuiri
dapat
meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo.
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa melalui penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo Tahun 2011/2012. Sehubungan dengan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat dikemukakan beberapa implikasi hasil penelitian sebagai berikut : 1. Memberikan informasi bagi guru bahwa penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatakan pemahaman konsep sumber daya alam.
commit to user 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Mendorong siswa untuk memiliki keberanian dalam
mengungkapkan
pendapatnya, bekerja sama dengan sesama anggota kelompoknya dan mengembangkan kreativitas serta inisiatifnya untuk menunjang proses pembelajaran. 3. Menunjukkan pentingnya menerapkan model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif, salah satunya adalah penerapan pendekatan inkuiri yang terbukti dapat menciptakan suasana
belajar
yang
bermakna sehingga meningkatkan
pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran. 4. Menunjukkan peran siswa yang lebih aktif sebagai pusat pembelajaran dalam pembelajaran IPA melalui penerapan pendekatan inkuiri, sehingga materi yang diperoleh siswa bukan hanya sekedar hafalan saja tetapi sebuah pemahaman tentang sebuah konsep dalam mata pelajaran.
C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitain yang telah diperoleh oleh peneliti, peneliti mempunyai beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi sekolah Sekolah hendaknya lebih mengembangkan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dan memberikan pengalaman belajar yang maksimal kepada siswa sehingga siswa lebih memahami konsep materi yang diajarkan. 2. Bagi Guru Guru hendaknya memberikan ruang yang luas bagi siswa untuk mengeksplorasi seluruh kemampuan yang dimilkinya dan lebih mendekatkan siswa dengan alam sekitarnya. Guru juga hendaknya dapat berperan secara maksimal sebagai fasilitator , motivator dan evaluator yang baik bagi siswa 3. Bagi Siswa Siswa hendaknya lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga komunikasi dapat berjalan dua arah. Siswa tidak malu untuk bertanya dan memberikan pendapatnya saat proses pembelajaran yang berlangsung.
commit to user 78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Bagi Peneliti Lain Peneliti menyadari bahwa penelitian yang sudah dilakukan ini masih banyak memiliki kekurangan untuk itu bagi peneliti yang ingin mengkaji lebih jauh tentang permasalahan yang sama dengan peneliti ini hendaknya lebih cernat dan mengupayakan pengkajian teori-teori lebih dalam yang berkaitan dengan pendekatan inkuiri guna melengkapi kekurangan yang ada agar diperoleh hasil yang lebih baik.
commit to user 79