perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PEMAHAMAN POLITIK TERHADAP TINGKAT KESADARAN POLITIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Oleh : ESTI QOMARIYAH
K 6406030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGAJUAN
PENGARUH PEMAHAMAN POLITIK TERHADAP TINGKAT KESADARAN POLITIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh : ESTI QOMARIYAH
K 6406030
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I
Pembimbing II
Winarno, S.Pd, M.Si
Drs. Suyatno, M.Pd
NIP. 19710813 199702 1 001
NIP. 194703121980031001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan TIM Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi : Ketua
: Drs. Machmud Al Rasyid, S.H, M.Si
Sekretaris : Moh. Muhtarom, S.Ag, M.Si Anggota I : Winarno, S.Pd, M.Si
« ««««« «««««
Anggota II : Drs.Suyatno M.Pd
Disahkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Esti Qomariyah. PENGARUH PEMAHAMAN POLITIK TERHADAP TINGKAT KESADARAN POLITIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : ada tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan antara Pemahaman politik terhadap tingkat kesadaran politik siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 9 kelas sebanyak 304 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik proporsional random sampling sejumlah 76 siswa. Teknik pengumpulan data untuk variabel pemahaman politik (X) menggunakan tes dan data untuk variabel kesadaran politik(Y) menggunakan metode angket yang bersifat tertutup. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis koefisien korelasi Product Moment dari Pearson. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh harga r hitung 0,355 dan pada taraf signifikansi 5% dengan db=n-2=74 diperoleh , r tabel 0,235, karena rhitung > rtabel (0,355> 0,235), maka Ha diterima dan H0 ditolak berarti terdapat pengaruh yang positif, sedangkan harga thitung=3,269 dan pada taraf signifikansi 5% dengan db=n-2=74 diperoleh ttabel=1,993, karena thitung>ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak berarti antara variabel X terhadap Y terdapat pengaruh yang signifikan. Dari hasil analisis data di atas maka hipotesis yang berbunyi ³7HUGDSDW SHQJDUXK \DQJ SRVLWLI GDQ VLJQLILNDQ SHPDKDPDQ SROLWLN WHUKGDS tingkat kesadaran politik siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Karanganyar tahun SHODMDUDQ´GLQ\DWDNDQGLWHULPD$GDSXQEHVDUan sumbangan pengaruh (KP) X terhadap Y sebesar 12,6%. Hal ini berarti 12,6% kesadaran politik siswa pada kelas VII SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 dipengaruhi oleh pemahaman politik khususnya melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dan adapun persamaan regresi linear sederhana diperoeh persamaan Y=72,9652+1,472 jadi dari persamaan regresi yang didapat menggambarkan bahwa setiap kenaikan satu unit atau adanya kenaikan satu angka pada variabel X maka diikuti kenaikan Y sebesar kemiringan gradien garis regresi sebesar 1,472. keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pemahaman politik terhadap tingkat kesadaran politik siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Esti Qomariyah. THE EFFECT OF POLITICAL PERCEPTION ON THE POLITICAL AWARENESS LEVEL IN THE XI GRADERS OF SMA NEGERI 1 KARANGANYAR IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. Januari. 2011. The objective of research is to find out: whether or not there is a positive and significant effect of political perception on the political awareness level in the XI graders of SMA Negeri 1 Karanganyar in the School Year of 2010/2011. This research employed a descriptive quantitative method. The population of research was all XI graders of SMA Negeri 1 Karanganyar in the School Year of 2010/2011 consisting of 9 class including 304 students. The sample of research was 76 students taken using proportional random sampling technique. Technique of collecting data used for political perception variable (X) was test and for political awareness variable was closed-ended questionnaire method. Technique oI DQDO\]LQJ GDWD XVHG ZDV 3HDUVRQ¶V 3URGXFW 0RPHQW FRUUHODWLRQ FRHIILFLHQW analysis technique. Considering the result of data analysis, it can be found that the r statistic value is 0.355 and at significance level of 5% with db = n-2=74, r table is 0.235 because r statistic > r table (0.355 > 0.235), Ha is supported and H0 is not supported meaning that there is a positive effect, meanwhile the t statistic value = 3.269 at significance level of 5% with db = n-2=74, t table = 1.993, because t statistic > t table, Ha is supported and H0 is not supported meaning that there is a significant effect of X on Y. From the result of data analysis above, the K\SRWKHVLV³WKHUHLVDSRVLWLYHDQGVLJQLILFDQWHIIHFWRISROLWLFDOSHUFHSWLRQRQWKH political awareness level in the XI graders of SMA Negeri 1 Karanganyar in the 6FKRRO
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Pengetahuan tidaklah cukup, kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup, kita harus melakukannya.(Johann Wolfgang von Goethe)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan Kepada : ¾ Bapak, Ibu tercinta yang telah memberikan segalanya, semoga Allah SWT memberikan kebaikan dan kemuliaan di dunia dan akhirat ¾ Suami tercinta Andika Bayu Purnomo yang telah memberikan semangat dan motivasi selama ini, terima kasih buat segalanya. ¾ Kakak, Adik dan Keponakan tersayang ¾ Teman-Teman PKn angkatan 2006 ¾ Almamater
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak selama persiapan, pelaksanaan sampai akhir penyelesaian skripsi ini. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis sampaikan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. 2. Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si, Pembantu Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin penelitian guna menyusun skripsi ini. 3. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS. 4. Dr. Sri Haryati, M.Pd. Ketua Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah berkenan memberi ijin dalam penyusunan skripsi ini. 5. Winarno S.Pd M.Si selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya dan
dengan
sabar
memberikan
bimbingan
dan
pengarahan
demi
terselesaikannya skripsi ini. 6. Drs. Suyatno M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dan
dengan
sabar
memberikan
bimbingan
dan
pengarahan
demi
terselesaikannya skripsi ini. 7. Drs. H. Sobirin M,M.Pd Kepala sekolah yang telah memberikan ijin try out dan penelitian di SMA Negeri 1 Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. 8. Muh. Hendri Nuryadi, S.Pd, M.Sc, selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan sertaixpengarahan 9. Warsono S.Pd M.Pd selaku Guru PKn SMA Negeri 1 Karanganyar atas segala bantuannya.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
10. Segenap
Bapak/Ibu
digilib.uns.ac.id
dosen
Program
Pendidikan
Pancasila
dan
Kewarganegaraan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini 11. Berbagai pihak atas segala bantuannya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan penulis. Dengan segala rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga dunia pragmatika.
Surakarta , Januari 2011
Penulis
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iv
ABSTRAK .......................................................................................................
v
ABSTRACK.....................................................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
viii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................. ..
........
xiii
A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................
7
C. Pembatasan Masalah ..................................................................
8
D. Perumusan Masalah ...................................................................
8
E. Tujuan Penelitian .......................................................................
8
F. Manfaat Penelitian.......................................................................
9
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka tentang pemahaman politik.............................
10
1. Tinjauan tentang pemahaman ..............................................
10
2. Tinjauan tentang politik ........................................................
14
3. Tinjauan tentang Kesadaran politik ......................................
17
4. Tinjauan Pendidikan Politik ..................................................
21
5. Tinjauan tentang Pengaruh Pemahaman Politik terhadap Kesadaran Politik ..................................................................
commit to user xi
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Penelitian yang Relevan ....................................................... ..........
33
C. Kerangka Berpikir ..........................................................................
34
D. Perumusan Hipotesis ......................................................................
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................
36
B. Metode Penelitian .......................................................................
37
C. Populasi dan Sampel .................................................................
39
D. Teknik Pengumpulan Data .........................................................
42
E. Teknik Analisis Data ..................................................................
53
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ............................................................................
58
1. Deskripsi Data Pemahaman Politik.......................................
58
2. Deskripsi Data Kesadaran politik..........................................
59
B. Pengujian Prasyarat Analisis ......................................................
60
1. Uji Normalitas ......................................................................
61
2. Uji Linieritas .........................................................................
61
C. Pengujian Hipotesis ....................................................................
62
1. Pengujian Hasil AnalisLV'DWD«««««««««««« 2. PeQDIVLUDQ3HQJXMLDQ+LSRWHVLV«««««««««««64 3. Pembahasan Hasil Analisis data ..........................................
65
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................
68
B. Implikasi .....................................................................................
68
C. Saran ...........................................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
71
LAMPIRAN
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Rencana waktu penelitian .................................................................
37
Tabel 2. Jumlah sampel dari tiap kelas ...........................................................
41
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pemahaman Politik ...........................................
58
Tabel 4. Distribusi frekuensi Kesadaran Politik ..............................................
59
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Skema kerangka berpikir ...............................................................
35
Gambar 2. Grafik Histogram Variabel Pemahaman Politik ............................
59
Gambar 3. Grafik Histogram Variabel Kesadaran Politik ...............................
60
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Daftar sampel ...............................................................................
75
Lampiran 2. Kisi-kisi uji coba tes pemahaman politik ....................................
76
Lampiran 3.Lembar uji coba tes pemahaman politik dan kunci jawaban ........
77
Lampiran 4. Hasil validitas tes pemahaman politik .........................................
84
Lampiran 5. Kisi-kisi tes pemahaman politik ..................................................
87
Lampiran 6. Lembar penelitian tes pemahaman politik dan kunci jawaban ....
88
Lampiran 7. Contoh perhitungan uji validitas tes pemahaman politik ............
94
Lampiran 8. Contoh perhitungan uji reliabilitas tes ........................................
95
Lampiran 9. Contoh perhitungan tingkat kesukaran ........................................
98
Lampiran 10.Contoh perhitungan Daya Beda ..................................................
99
Lampiran 11. Daftar nama siswa sebagai responden try out ........................... 100 Lampiran 12. Kisi-kisi uji coba angket kesadaran politik................................ 101 Lampiran 13. Lembar uji coba angket kesadaran politik .. ............................. 102 Lampiran 14. Hasil uji validitas angket kesadaran politik... ............................ 106 Lampiran 15. Kisi-kisi penelitian angket kesadaran politik............................. 112 Lampiran 16. Lembar penelitian angket kesadaran politik .............................. 113 Lampiran 17. Contoh perhitungan uji validitas angket.... ................................ 116 Lampiran 18. Contoh perhitungan uji reliabilitas angket................................. 118 Lampiran 19. Deskriptif data pemahaman politik dan kesadaran politik . ..... 121 Lampiran 20. Tabel dan perhitungan uji normalitas variabel X ...................... 126 Lampiran 21. Tabel dan perhitungan uji normalitas variabel Y ...................... 130 Lampiran 22. Uji linieritas X terhadap Y dengan SPSS ................................. 133 Lampiran 23. Perhitungan Koefisien korelasi sederhana antara X dan Perhitungan uji keberartian koefisien korelas dan koefisien determinasi ........ 139 Lampiran 24. Perhitungan Garis regresi Linear Sederhana ............................. 140 Lampiran 25. Daftar Tabel Harga Kritik dari r Product Moment .................... 144 Lampiran 26. 7DEHO1LODL.ULWLN8ML/LOOLHIRUV«««««««««««« 145 Lampiran 27. Permohonan ijin research / try out kepada rektor UNS di Surakarta................ .......................................................................................... 146
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 28. Permohonan ijin menyusun skripsi kepada dekan c.q pembantu dekan 1 FKIP-UNS di Surakarta .................................................... 147 Lampiran 29. Surat keputusan dekan FKIP tentang ijin penyusunan skripsi/ makalah ............................................................................................... 148 Lampiran 30. Surat kepada kepala sekolah SMAN 1 KARANGANYAR untuk mengadakan research«««««««««««««««««« ... 149 Lampiran 31. Surat Tidak Keberatan dari Badan Kesbang Pol & Linmas .DUDQJDQ\DU«««««««««««««««««««««««««
150
Lampiran 32. Surat Rekomendasi Research/Survey dari BAPPEDA .DUDQJDQ\DU««««««« ......................................................................... 151 Lampiran 33. Surat Rekomendasi Research/Penelitian dari Disdikpora KarangDQ\DU«««««««««««««««««««««««««
152
Lampiran 34. Surat keterangan telah mengadakan research di SMAN 1 KARANGANYAR.................................................................................
153
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bagian yang terpenting dalam kehidupan suatu bangsa adalah pendidikan, yang pada dasarnya sudah ada dan dibutuhkan saat manusia mulai menghadapi berbagai masalah kehidupan. Politik merupakan suatu permasalahan yang berhubungan dengan pemerintahan dan kewarganegaraan di masyarakat. Pendidikan dan politik merupakan dua elemen yang sangat penting dalam sistem sosial politik di setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Keduanya sering dilihat sebagai bagian yang terpisah dan tidak memiliki hubungan apa-apa, tetapi keduanya saling menunjang dan saling mengisi. Lembaga-lembaga dan proses pendidikan berperan penting dalam membentuk perilaku politik masyarakat di negara tersebut. Begitu juga sebaliknya, lembagalembaga dan proses politik di suatu negara membawa dampak besar pada karakteristik pendidikan di suatu negara tersebut. Menurut Undang Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 'HILQLVLODLQWHQWDQJSHQGLGLNDQDGDODK´SURVHVPHPEDQJXQNHSULEDGLDQ manusia secara integral. Di antara aspek kepribadian manusia itu adalah aspek politik dan sosiDO´ Dari sisi lain, Pendidikan adalah ´XVDKD\DQJVDGDUWHUDUDK dan disertai dengan pemahaman yang baik, untuk menciptakan perubahanperubahan yang diharapkan pada perilaku individu, dan selanjutnya pada perilaku komunitas dimana individu itu hidup´8VWPDQ$EGXO0X¶LV5XVODQ, 2000:61). Dalam artian umum, pendidikan politik adalah cara bagaimana suatu bangsa mentransfer budaya politiknya dari generasi yang satu ke generasi kemudian (Ramdlon Naning, 1982:1).
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Salah satu aspek yang menjadi tujuan pendidikan politik adalah aspek kognitif yang arahnya adalah membangun
pengetahuan politik warga negara
(civic knowledge). Pendidikan politik bagi warga negara adalah penyadaran warga negara untuk sampai pada pemahaman politik atau aspek-aspek politik dari setiap permasalahan sehingga dapat mempengaruhi dan ikut mengambil keputusan di tengah medan politik dan pertarungan konflik-konflik. Pendidikan politik ini diselenggarakan sebagai upaya edukatif yang sistematis dan intensif untuk memantapkan kesadaran politik dan kesadaran bernegara (M.Khoiron, 1999:5). Pelaksanaan pendidikan politik dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah pelaksanaan yang wajib melalui pembelajaran dalam kelas yang saat ini telah dilaksanakan dan dinilai oleh guru. Pada mata pelajaran yang lain, pendidikan politik dapat diintegrasikan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata pelajaran yang relevan. Pemilihan cara dan bentuk pendidikan politik di sekolah dibebaskan kepada satuan pendidikan sesuai dengan visi dan misi masing-masing satuan pendidikan. Tujuan dari pendidikan politik salah satunya adalah membentuk kesadaran politik, cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan kesadaran politik pada generasi muda adalah salah satunya dengan melalui jalur sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal,
salah
satunya
melalui
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) yaitu pada tingkat jenjang sekolah menengah ke atas (SMA). PKn memiliki tujuan utama untuk membentuk siswa yang mampu berpikir kritis, berpikir kreatif, bertindak demokratis dalam setiap aspek kehidupannya, mempunyai rasa tanggung jawab dan juga dapat berperan serta dalam proses pengambilan keputusan. Ruang lingkup materi PKn lebih banyak menitikberatkan pada disiplin ilmu hukum, kewarganegaraan, dan politik. Pendidikan tentang politik yang ada dalam PKn memiliki misi utama untuk membina siswa agar melek politik. Misi dari mata pelajaran PKn itu sendiri yaitu "membentuk warga negara yang baik yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bernegara, dilandasi oleh kesadaran politik, kesadaran hukum, dan kesadaran moral". Untuk mewujudkan misi di atas, jelas bahwa peserta didik harus memiliki kemampuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan (Muchson, 2000). Dalam dunia pendidikan, Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu pendidikan yang memiliki peran sangat penting. Hal ini terbukti dari diwajibkannya pelajaran pendidikan kewarganegaraan mulai dari tingkat SD sampai dengan Perguruan tinggi. Mengingat Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran yang sangat penting untuk menjadikan dan menghasilkan manusia-manusia yang mampu berwarga negara yang baik dan benar yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Karena pada hakikatnya merupakan suatu pendidikan yang berupaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara. Dan diharapkan siswa itu memiliki pemahaman yang baik mengenai pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan moral yang pada akhirnya nanti dapat dipraktekan dalam kehidupan baik dalam masyarakat, bangsa maupun negara. Dengan demikian materi tentang politik dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diharapkan dapat mendorong siswa melakukan hal yang positif dengan memiliki kesadaran akan politik sesuai dengan harapan semua pihak, termasuk lingkungan. Namun kenyataannya hal itu bertolak belakang, banyak siswa yang tidak paham dengan pemahaman konsep politik sebagai upaya menumbuhkan kesadaran akan politik. Hal itu dapat dilihat dari masih adanya tindakan yang dilakukan siswa di lingkungan sekolah yang mencerminkan rendahnya kesadaran siswa terhadap kesadaran akan hubungannya dengan politik khusunya dalam bentuk kegiatan di sekolah. Kesadaran politik itu menyangkut pengetahuan, minat dan perhatian seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik. Tingkat kesadaran politik diartikan sebagai tanda bahwa warga masyarakat menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan dan atau pembangunan (Budiarjo, 1982:22). Kesadaran politik berbanding lurus dengan pendidikan politik di masyarakat itu sendiri. Semakin kuat pendidikan politik dalam masyarakat maka kesadaran politiknya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
juga semakin kuat (Theresia Audita Guretti, 2009). Dengan kesadaran politik yang tinggi, diharapkan ada pemulihan sistem yang berpegang erat pada pancasila dan mengusahakan kesejahteraan bersama. Dan ketika tingkat kesadaran berpolitik masyarakat sudah tinggi, maka niscaya dengan sendirinya sistem demokrasi akan berjalan, dengan tentunya didasari sikap patriotisme dan nasionalisme yang ada. Pengetahuan dan pemahaman warga negara terhadap konsep-konsep politik dasar tertentu menjadi sangat penting untuk di bangun, karena tanpanya kesadaran politik yang kritis tidak mungkin ditumbuhkan (M.Khoiron, 1999:51). Berkenaan dengan pemahaman tentang politik ini, siswa sebagai bagian masyarakat yang nantinya juga akan sebagai calon pemilih pemula, maka melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini diharapkan siswa mampu untuk dapat memahami kehidupan bernegara dan lingkungan sosialnya. Dalam jalur pendidikan formal di sekolah, sebagaimana kita ketahui bahwa penanaman kesadaran politik yang dapat dilakukan melalui pembelajaran tentang politik dalam mata pelajaran di sekolah serta melalui organisasi maupun kegiatankegiatan intra maupun ekstra kurikuler yang ada di sekolah, sedangkan dalam jalur non formal proses tersebut berjalan melalui komunikasi sosial secara timbalbalik di lingkungan keluarga, mengemukakan pendapat di muka umum dalam organisasi-organisasi kemasyarakatan serta forum-forum kemasyarakatan lainnya. Keterlibatan generasi muda dalam bidang politik saat ini sangatlah penting. Keberadaan generasi muda sendiri merupakan asset yang berharga demi keberlangsungan suatu sistem politik. Partisipasi mereka dalam bidang politik sangat diperlukan karena di masa mendatang mereka yang akan memegang kendali terhadap jalannya sistem politik yang berlaku. Oleh karena itu, siswa sebagai bagian dari generasi muda, hendaknya harus mulai ditanamkan pentingnya kesadaran politik dalam diri mereka sedini mungkin. Kesadaran politik pada diri siswa di sekolah, salah satunya dapat kita lihat dari bagaimana daya kritis siswa dalam berdiskusi di kelas, juga pengalaman dalam belajar konsep berpolitik seperti pada saat pemilihan ketua kelas ataupun ketua OSIS di sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Namun demikian pada kenyataannya masih terjadi permasalahan yang berkaitan dengan kesadaran politik ini. Hal ini dapat dilihat dari masih terdapat siswa yang memiliki kesadaran politik di dalam lingkungan sekolah yaitu masih terdapat siswa yang kurang memiliki daya kritis pada saat berdiskusi didalam kelas, maupun di dalam pemilihan serta pada saat menganggapi suatu kebijakan yang dibuat dalam OSIS. Sebagai contoh lain di masyarakat luar, dimana masih adanya fenomena golput di masyarakat yang terjadi dalam pemilihan umum, salah satunya yaitu dimana pihak remaja yang sebagai salah satu bagian dari pemilih pemula, masih ada sebagian yang tidak menggunakan hak suaranya dalam pilkada dan sebagian dari remaja tersebut rata-rata masih duduk dibangku sekolah. Hal tersebut disebabkan salah satunya karena masih kaburnya pandangan para remaja dalam dalam memahami politik (Edy Rachmad, 2010). Selain
itu didalam
masyarakat ini juga masih banyak terjadinya persoalan adanya fenomena politik uang, Baik dalam pemilu legislatif maupun pilkada masih banyak terjadi praktek money politik. Adapun masyarakat yang kesadaran politiknya rendah memang cenderung mudah dipermainkan dengan politik uang, hal ini akan merugikan pihak masyarakat yang memiliki kesadaran politik yang tinggi(Iriani Permatasari, 2009). Berdasarkan uraian di atas, maka pemahaman tentang konsep politik sangat diperlukan untuk mendorong adanya keseimbangan antara pemahaman tentang politik dengan kesadaran politik yang diwujudkan dengan sikap dan perilaku positif terhadap kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai Warga Negara dalam bentuk di lingkungan sekolah maupun sosial masyarakat. Karena kurangnya pemahaman menunjukan siswa tidak tahu dan mengerti mengenai hal yang telah diajarkan, dan ini akan berpengaruh pada tindakan yang dilakukannya. Apabila mereka mengerti dan paham secara otomatis mereka akan tahu dan sadar. Di sinilah kita melihat betapa perlunya memberikan pelajaran tentang politik dan memberikan pemahaman yang cukup akan materi mengenai politik tersebut. Melalui pemahaman materi khususnya politik yang cukup diharapkan akan dapat mempengaruhi proses penanaman kesadaran politik pada diri siswa, yang akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
berguna dalam kehidupan kemasyarakatan, dimana kehidupan politik merupakan salah satu seginya. Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, maka penulis dalam hal ini terdorong untuk mencoba meneliti apakah ada pengaruh antara pemahaman politik terhadap tingkat kesadaran politik yang dimiliki siswa kelas XI di SMAN 1 Karanganyar. B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan, yaitu : 1.
Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi hak asasi manusia belum memberikan pemahaman politik yang berorientasi pada kesadaran akan politik.
2.
Semakin menurunnya kesadaran siswa akan politik di lingkungan sekolah.
3. Rendahnya pemahaman politik pada diri siswa memungkinkan siswa kurang mengerti dalam sikap dan tindakannya. 4.
Rendahnya kesadaran akan politik yang diasumsikan berkaitan dengan tinggi rendahnya pemahaman politik yang di miliki siswa.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penulis membatasi masalah yang akan diteliti, agar penelitian jelas dan berjalan dengan baik, yakni pada masalah rendahnya kesadaran akan politik yang diasumsikan berkaitan dengan tinggi rendahnya pemahaman politik yang di miliki siswa D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka rumusan masalahnya adalah : ´$GDNDKSHQJDUXKyang positif dan signifikan antara pemahaman politik terhadap tingkat kesadaran politik siswa kelas XI di SMAN 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011"´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan
latar
belakang
masalah,
identifikasi
masalah
dan
pembatasan masalah yang telah dikemukakan serta sejalan dengan masalah yang dikemukakan di atas maka penelitian ini bertujuan : Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pemahaman politik terhadap tingkat kesadaran politik siswa kelas XI di SMAN 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/ 2011.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang politik dalam meningkatkan kesadaran politik pada diri siswa.
2. Manfaat Praktis a.
Bagi Siswa Memberikan masukan siswa untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahamannya
tentang
politik agar dapat membantu menumbuhkan serta
penanaman kesadaran berpolitik pada mereka. b.
Bagi Sekolah Memberikan bahan masukan bagi pihak sekolah untuk selalu memberikan
dukungan yang baik kepada seluruh siswa-siswinya agar mereka tetap bersikap baik serta sadar akan politik. c.
Bagi Guru
Memberi masukan bagi guru untuk berperan serta menumbuh kembangkan kesadaran politik pada diri siswa melalui pengetahuan dan pemahaman politik yang khususnya diberikan dalam mata pelajaran Pkn di sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Tentang Pemahaman Politik
a. Pengertian Pemahaman 3HPDKDPDQEHUDVDOGDULNDWD´SDKDP´\DQJDUWLQ\DPHQJHUWLEHQDUGDODP suatu hal. Pemahaman (comprehention) diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui
dan
dapat
menginterprestasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek dan materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dengan sebaik-baiknya terhadap objek yang dipelajari. Menurut Cece Rakhmat dan Didi Suherdi (2001:51) mengatakan bahwa pemahaman merupakan : ´-HQMDQJ NHPDPSXDQ LQL PHQXQMXNDQ NHSDGD NHPDPSXDQ EHUILNLU VLVZD untuk memahami bahasa-bahasa atau bahan ajar yang dipelajari. Dengan kemampuan ini siswa mampu menterjemahkan dan mengorganisasikan bahan-bahan yang diterima kedalam bahasanya sendiri. Kata-kata kerja yang digunakan untuk menyampaikan kemampuan ini antara lain menjelaskan, merumuskan dengan kata-kata sendiri, menyimpulkan dan memberLFRQWRK´ Sedangkan
pengertian
pemahaman
menurut
Suharsimi
Arikunto
PHQJDWDNDQ EDKZD ´SHPDKDPDQ DGDODK PHPSHUWDKDQNDQ memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasi, memberi contoh, menuliskan NHPEDOL PHPSHUNLUDNDQ´ 'HQJDQ SHPDKDPDQ GLKDUDSNDQ seseorang dapat membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta dan konsep dari suatu bahan yang telah dipelajarinya. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman adalah merupakan suatu kemampuan berpikir seseorang untuk dapat menginterprestasi materi yang diperoleh dengan menjelaskan, menyimpulkan, serta merumuskannya dan memberikan contoh secara benar. Seseorang yang paham berarti mereka mengerti secara benar apa yang diketahuinya.
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Dalam dunia pendidikan di lakukan penilaian untuk dapat mengukur hasil belajar seorang siswa. Saat ini dikenal tiga ranah perilaku yang dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan instrumen penilaian. Benyamin S. Bloom dalam H. Rosjidan dkk (2001:4) membagi tujuan pendidikan atas tiga ranah perilaku yaitu ³5DQDKNRJQLWLIUDQDKDIHNWLIGDQUDQDKSVLNRPRWRU´ Pembagian ini dalam dunia pendidikan di kenal dengan sebutan Taksonomi Bloom. Penjelasan dari tiga ranah tersebut yaitu sebagai berikut : a. Perilaku Kognitif Perilaku kognitif merupakan perilaku siswa dalam upaya mengenal dan memahami bahan ajar yang dipelajari secara hierarki. b. Perilaku Afektif Perilaku afektif merupakan perilaku siswa dalam menerima dan menginternalisasikan
sesuatu
yang dikomunikasikan
kepadanya
sehingga menjadi bagian yang menyatu dengan dirinya. Jadi perilaku ini merupakan penghayatan aspek perilaku ini mencakup tahap penerimaan, respon, penghargaan, pengorganisasian, karakterisasi. c. Perilaku Psikomotor Perilaku psikomotori menunjukan pada segi ketrampilan/kemahiran siswa untuk memperagakan suatu kegiatan/tindakan. Jadi keterampilan ini lebih kearah fisik. Aspek-aspek perilaku ini mencakup menirukan, memanipulasi, mengartikulasi, dan menaturalisasikan. Dengan demikian berdasarkan uraian di atas maka dalam mengukur pemahaman siswa ini termasuk dalam ranah kognitif. b. Tingkatan Pemahaman Pemahaman merupakan salah satu tingkatan dari aspek perilaku kognitif. Dalam hubungannnya dengan satuan pelajaran, pemahaman sebagai salah satu aspek yang penting. Aspek kognitif ini dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi Bloom (1956) dalam Daryanto (1997: 103) yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. Masing-masing tingkatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
a. Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan adalah aspek yang paling besar dalam taksonomi Bloom, seseorang dituntut untuk mengenali dan mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah, dan lain sebagainya dan harus mengerti atau dapat menggunakannya. b. Pemahaman (comprehention) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek dan materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebaik-baiknya terhadap objek yang dipelajari. c. Penerapan (application) Penerapan diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dari situasiatau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (analysis) Analis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen- komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analis ini dapat dilihat dari penggunaan kata- kata kerja misalnya dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan
bagian-bagian
di
dalam
suatu
bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi - formulasi yang ada. Misalnya
dapat
menyusun,
merencanakan,
meringkaskan,
menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusanrumusan yang telah ada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
f. Penilaian (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilain terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian itu berdasarkan suatu kriteria- kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan tes atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dengan tingkat tingkat tersebut di atas. Pemahaman seseorang terhadap suatu obyek atau peristiwa dimulai dari tahap awal hingga tahap akhir yang menunjukkan seseorang tidak hanya mengetahui suatu masalah tetapi juga mengerti serta memahami dengan apa yang telah ia pelajari. Tingkatan pemahaman menurut Buxton dalam Wahyudi (2002:69) dibagi dalam empat tingkatan yaitu sebagau berikut ; 1) Tingkatan pertama disebut tingkatan pemahaman meniru (rote learning). Pada tingkatan ini siswa dapat mengerjakan suatu soal tetapi tidak tahu mengapa. 2) Tingkatan kedua disebut tingkatan pemahaman observasi (observational understanding). Pada tingkatan ini siswa menjadi lebih mengerti setelah melihat adanya suatu pola (pattern) atau kecenderungan. 3) Tingkatan ketiga disebut tingkatan pemahaman pencerahan (insightful understanding). Pada tingkatan ini, sebagai ilustrai, ada seorang siswa yang mampu menjawab soal-soal dengan baik dan tepat, tetapi baru kemudian menyadari mengapa dan bagaimana dia dapat menyelesaikannya setelah melakukan diskusi ulang atau mempelajari ulang materinya. Kemudian dia EDUXVDGDUGDQEHUNDWD³RKEHJLWX\DDVDOQ\D´ 4) Tingkatan keempat disebut tingkatan pemahaman relasional. Pada tingkatan ini, siswa tidak hanya tahu tentang penyelesaian suatu masalah tetapi dia juga dapat menerapkannya pada situasi lain, baik yang relevan maupun yang lebih kompleks. Berdasarkan tingkatan pemahaman di atas, dapat dikatakan bahwa sangatlah penting untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman yang diperoleh siswa terhadap materi yang diajarkan. Kemampuan kognitif siswa akan mempengaruhi keberhasilan dalam pemahaman materi selanjutnya. Siswa yang mempunyai kemampuan kognitif tinggi biasanya lebih mudah memahami materi selanjutnya dibanding siswa yang mempunyai kemampuan kognitif yang rendah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkatan Pemahaman Siswa Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkatan pemahaman siswa menurut Wahyudi dalam jurnal pendidikan dan kebudayaan, No.036, Tahun ke-8, Mei 2002 adalah sebagai berikut : 1) Faktor pertama adalah tingkat usia siswa (tingkat sekolah :SD, SLTP atau SMU). 2) Faktor kedua adalah pendekatan yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). 3) Faktor ketiga adalah motivasi siswa. Demikian tingkat pemahaman pada siswa tersebut tergantung pada diri siswa itu sendiri dalam mempelajari suatu materi yang diberikan. Semakin tinggi tingkat usia siswa atau tingkat sekolah, motivasi siswa, dan pendekatan yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar maka semakin tinggi pula tingkatan pemahaman siswa terhadap suatu materi dan begitu pula sebaliknya.
d. Pengertian Politik Politik Secara etimologis, berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan. Rafael Raga Maran (2001:18) mengungkapkan tentang politik sebagai berikut: Dari berbagai upaya untuk menjelaskan esensi (pengertian) politik, tampak bahwa perhatian dan sentral dari politik adalah penyelesaian konflik antar manusia, proses pembuatan keputusan-keputusan ataupun pengembangan kebijakan-kebijakan secara otoritas yang mengalokasikan sumber-sumber dan nilai-nilai tertentu atau pelaksanaan kekuasaan dan pengaruhnya didalam masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
Menurut
Haryono
(2006:116)
Pengertian
politik
berdasarkan
penggunaannya meliputi dalam arti kepentingan umum dan politik dalam arti kebijaksanaan (policy). Penjelasan selengkapnya mengenai dua hal tersebut sebagai berikut : 1) Dalam arti kepentingan umum/segala usaha untuk kepentingan umum, baik yang berlaku di
bawah kekuasaan negara
dipusat
maupun
didaerah, lazim disebut politics (bahasa inggris berarti: suatu rangkaian asas/prinsip, keadaan serta jalan, cara dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu/suatu keadaan yang kita kehendaki disertai dengan jalan cara dan alat yang akjan kita gunakan untuk mencapai keadaan yang kita inginkan. 2) Dalam arti kebijaksanaan (policy) Politik dalam arti kebijaknsanaan (policy) adalah penggunaan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dianggap lebih menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita/keinginan atas keadaan yang kita kehendaki. Menurut pendapat Mr. Van der goes van Natern dalam F. Isjwara ³ 3ROLWLN DGDODK LOPX QHJDUD GDQ LOPX KXNXP´ 3HQJHUWLDQ \DQJ ODLQ GLNHPXNDNDQ ROHK %XFNOH GDODP ) ,VMZDUD ³ 3ROLWLN EXNDQODK LOPX WHWDSLKDQ\DVXDWXNHPDKLUDQEHODND´3DGDXPXPQ\DSROLWLNGLPDNVXGNDQXntuk politik aktual yang dihadapi sehari-hari, dan masalah-masalah aktual tentang negara dan pemerintah. Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan negara atau tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh penguasa negara. Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia sering melakukan tindakan politik, baik politik dagang, budaya, sosial, maupun dalam aspek kehidupan lainnya. Politik yakni kesadaran bermasyarakat, bukanlah sesuatu hal yang harus dihindarkan. Tetapi politik harus diselenggarakan sesuai kebutuhan, dan politik harus dapat menjawab tantangan hari depan. Dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
berpolitik sebenarnya disiapkan suasana di mana cita-cita dapat diselenggarakan (Naning Ramdlon, 1982:89). Dengan demikian dapat disimpulkan politik merupakan segala sesuatu yang menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goals) dan bukan tujuan
pribadi
seseorang
(private
goals)
dan
berhubungan
dengan
kewarganegaraan dalam bermasyarakat, politik ini menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk partai politik dan kegiatan - kegiatan perseorangan. Politik merupakan kesadaran bermasyarakat dan politik yang dihadapi dalam permasalahan
sehari-hari
dalam
masyarakat
serta
tentang
negara
dan
pemerintahan. Kehidupan politik sangat mempengaruhi pendidikan, sebaliknya pendidikan adalah institusi yang penting perananya dalam hal pengembangan bidang politik. Menurut Coleman dalam Arif Rohman (2009:55) menyebutkan bahwa peranan sistem persekolahan dalam bidang politik, yaitu: (1) sosialisasi politik, yaitu sistem persekolahan merupakan institusai untuk sosialisasi peserta didik terhadap budaya politik nasional; (2) seleksi dan latihan bagi kaum elit dalam bidang politik; (3) integrasi dan pembangunan kesadaran politik nasional. Sosialisasi politik merupakan proses yang memberikan kemungkinana bagi seseorang untuk mengalami internalisasi norma dan nilai suatu sistem politik. Sekolah merupakan salah satu agen sosialisasi politik yang terpenting. Melalui sekolah, seleksi dilakukan kepada calon elit politik melalui interaksi dan latihan berdemokrasi dan kepemimpinan. Berdasarkan uraian di atas maka pemahaman politik ini dapat dikatakan sebagai suatu kondisi yang mengerti akan suatu permasalahan yang berhubungan dengan pemerintahan maupun kewarganegaraan dalam bermasyarakat. Dalam hal ini adalah pemahaman materi politik di sekolah, khususnya pada jenjang sekolah menengah atas terdapat materi-materi yang dipelajari tentang politik. e. Definisi Konseptual Pemahaman Tentang Politik Pemahaman tentang politik adalah suatu kondisi dimana seseorang mengerti secara benar dan tahu akan permasalahan yang berhubungan dengan pemerintahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
maupun kewarganegaraan dalam bermasyarakat hubungannya dengan lingkungan sosial masyarakatnya. Pemahaman politik secara konseptual diartikan sebagai suatu kondisi seseorang dalam menangkap materi yang berhubungan tentang politik. Setelah diketahui definisi konseptual pemahaman politik selanjutnya dijelaskan definisi operasional pemahaman politik. f. Definisi Operasional Pemahaman Tentang Politik Pemahaman dalam hal tentang materi politik disini khususnya dipilih yaitu secara umum yang biasa dipelajari di dalam jenjang sekolah yang masuk dalam materi pelajaran. Diantaranya yaitu yang akan dijabarkan kedalam beberapa indikator dibawah ini : 1. Mendeskripsikan pengertian politik 2. Menjelaskan tentang macam-macam sistem politik yang berlaku Indonesia 3. Menganalisis tentang fungsi partai politik 4. Mendeskripsikan bentuk-bentuk partisipasi politik
di
2. Tinjauan Tentang Kesadaran Politik a. Pengertian Kesadaran Politik Kesadaran adalah suatu kondisi psikologis yang tanggap terhadap sesuatu hal, sedangkan politik adalah segala hal ikhwal tentang negara. Jadi kesadaran politik berarti suatu kondisi psikologis yang tanggap terhadap segala hal ikhwal negara (Ramdlon Naning, 1982:64). Jika kesadaran politik itu berarti tanggap terhadap segala hal ikhwal kenegaraan, maka apabila kesadaran politik itu harus ditingkatkan berarti harus lebih tanggap terhadap hal ikhwal kenegaraan. Definisi kesadaran politik menurut Petter dalam 8VWPDQ $EGXO 0X¶LV Ruslan (2000:94) adalah: ´%HUEDJDL EHQWXN SHQJHWDKXDQ RULHQWDVL GDQ QLODL-nilai yang membentuk wawasan politik individu, ditinjau dari keterkaitannya dengan kekuasaan SROLWLN´ Manusia yang sadar menurut S\DUL¶DWL DGDODK PDQXVLa yang memiliki pandangan ideologi yang kritis, rasa keterikatan dengan masyarakat tertentu dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
mengenal
kondisi
komunitas
tersebut.
Manusia
yang
memiliki
rasa
tanggungjawab individu dalam menghadapi problematikanya, di format karakternya oleh perasaan kolektif dan paartisipasif dalam perjalanan dan pekerjaan masyarakatnya. Dengan kesadaran itu ia benar-benar mengerti dan mampu menangkap situasi dan kondisi zaman dan masyarakat setempat (Ustman $EGXO0X¶LV5XVODQ, 2000:95) Dekat dengan definisi ini adalah analisis Paulo farayeri dalam Ustman $EGXO0X¶LV5XVODQ (2000:95) : Kasadaran adalah pengetahuan yang kritis, pandangan yang benar terhadap realitas dan pemahaman yang baik terhadap dunia dimana manusia itu hidup, kemudian berusaha mengubahnya. Kesadaran adalah instrumen kritis yang digunakan oleh orang-orang tertindas untuk menyingkap hakekat diri dan mereka yang menindasnya. Ketika mereka menyadari hakekat penindasan dan mengerti bahwa ia hanyalah sekedar sandungan yang bisa dilewati, saat itulah awal usaha mereka menuju pembebasan. Mengerti saja tidak cukup untuk merealisasikan kebebasan. Karenanya, ia harus benar-benar menjadi kekuatan riil yang dapat menggerakan aksi perjuangan. Kesadaran politik, sesuai dengan definisi diatas mencakup : a. pandangan yang komperehensi, b. wawasan yang kritis, c. rasa tanggung jawab dan d. keinginan untuk mengubah, dalam rangka mewujudkan kebebasan atau menghadapi berbagai problematika sosial. Sedang dari konsepsi politik menurut 8VWPDQ $EGXO 0X¶LV 5XVODQ (2000:96), kesadaran politik adalah : Pandangan universal yang mencakup wawasan politik, nilai-nilai dan orientasi politik, yang memungkinkan seseorang untuk mengerti situasi, kondisi problematika masyarakatnya, memecahkannya, memberikan keputusan dan menentukan pendirian terhadapnya, yang mendorongnya untuk bergerak dalam rangka merubah atau mengembangkannya. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran politik merupakan suatu kondisi seseorang yang tanggap terhadap suatu pandangan universal yang mencakup wawasan politik, nilai-nilai dan orientasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
politik, yang memungkinkan seseorang untuk mengerti situasi, kondisi problematika masyarakat, dan dapat memecahkannya.
b. Unsur-unsur Kesadaran Politik Di dalam kesadaran politik mencakup unsur-unsur yang meliputi diantaranya yaitu : 1) Kesadaran islam yaitu tentang konsepsi secara benar dan menyeluruh yang dengannya seorang individu mampu menyikapi realita yang terjadi dengan segala aspek-aspeknya sesuai pandangan intelektual yang telah terbentuk pada dirinya. Dalam hal ini kesadaran didasarkan pada pandangan hidup seseorang dengan kata lain sesuai dengan keyakinan setiap orang. Jadi pada dasarnya kesadaran islam dalam pengertian ini yaitu kesadaran dalam konsep islam, namun demikian bukan berarti seseorang yang selain agama islam tidak berarti tidak memiliki kesadaran politik, karena hal tersebut didasarkan pada keyakinan/pandangan hidup masing-masing. 2) Kesadaran gerakan yaitu kesadaran untuk membentuk organisasi atau gerakan yang bekerja guna mewujudkan cita-cita bersama, tergabung dan terlibat disana dengan berupaya memberikan kontribusi maksimal bagi perkembangan organisasi atau gerakan tersebut. 3) Kesadaran akan problematika politik yang terjadi dimasyarakatnya, meliputi kesadaran akan masalah hukum islam, kebebasan dan keterjajahan, kebebasan politik , masalah persatuan dan sebagainya. 4) Kesadaran akan hakikat sikap politik yaitu kesadaran akan substansi sekitar sikap politik dimana individu menjadi sadar dan mampu memahami peristiwa politik serta sadar akan peristiwa atau masalah politik itu sendiri. Termasuk diantaranya adalah mempelajari masalah-masalah politik umum, mempelajari arus politik dan peristiwa-peristiwa politik yang terjadi dan menentukan sikap terhadapnya, dan memonitor peristiwaperistiwa politik yang sedang berkembang (8VWPDQ$EGXO0X¶LV5XVODQ, 2000: 417).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
c. Cara-cara untuk mencapai kesadaran politik Ada beberapa cara dalam mencapai kesadaran politik yang melalui beberapa hal yaitu : 1) Arahan politik secara langsung, baik melalui jalur formal maupun non formal, melalui penjelasan-penjelasan politik, usaha-usaha bimbingan, dan pengajaran pendidikan politik langsung, yang dilakukan oleh para pemikir dan pemimpin politik. 2) Pengalaman politik yang didapatkan dari partisipasi politik. 3) Kesadaran yang muncul dari belajar secara mandiri. Misalnya membaca koran dan buku-buku tentang politik, serta mengikuti berbagai peristiwa. 4) Kesadaran yang lahir melalui dialog-dialog kritis. 5) Ditambah dengan kesadaran politik yang merupakan hasil dari dua metode, yaitu apprenticeship dan generalisasi. Maka seluruh metode ini akan mengantarkan seseorang untuk mendapatkan kesadaran politik. (8VWPDQ$EGXO0X¶LV5XVODn, 2000:96) d.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran politik Kesadaran politik dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, dalam Ustman
$EGXO 0X¶LV 5XVODn (2000:97-98) faktor yang mempengaruhi kesadaran politik yang terpenting diantaranya adalah : 1) Jenis kultur politik di mana individu itu tumbuh darinya atau dengan kata lain, tabiat kepribadian politik yang terbentuk darinya. 2) Berbagai revolusi dan perubahan budaya yang terjadi dimasyarakat. 3) Berbagai kemampuan dan kecakapan khusus yang dimiliki individu, juga tingkat pendidikannya. 4) Adanya pemimpin politik/sejumlah tokoh politik yang genius yang mampu memberikan arahan politik kepada masyarakat luas.
e.
Definisi Konseptual Kesadaran Politik Kesadaran politik adalah suatu kondisi yang tanggap mengerti tentang hal
yang mencakup wawasan/pengetahuan politik, nilai-nilai dan orientasi politik, yang memungkinkan seseorang untuk mengerti situasi, kondisi problematika
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
masyarakatnya, memecahkannya, memberikan keputusan dan menentukan pendirian terhadapnya, yang mendorongnya untuk bergerak dalam rangka merubah atau mengembangkannya.
f.
Definisi Operasional Kesadaran Politik Kesadaran politik pada siswa dapat dilihat melalui beberapa indikator yang
meliputi : 1.
Kesadaran dalam menyikapi realita yang terjadi dengan sesuai pandangan yang terbentuk pada dirinya.
2.
Kesadaran untuk membentuk organisasi/gerakan dalam mewujudkan cita-cita bersama.
3.
Kesadaran untuk mengerti akan problematika politik yang terjadi di masyarakatnya.
4.
Kesadaran akan hakikat sikap politik dimana individu menjadi sadar dan mampu memahami peristiwa politik serta sadar akan peristiwa atau masalah politik.
3. Tinjauan Tentang Pendidikan Politik Dalam membahas mengenai kesadaran politik kita juga harus tahu dan mengerti tentang pendidikan politik, karena kesadaran politik merupakan salah satu unsur yang terkandung di dalam pendidikan politik. Sebagaimana yang telah dijelaskan menurut 8VWPDQ$EGXO0X¶LV5XVODQ (2000:87) bahwa di dalam membahas pengertian pendidikan politik, maka di sana terkandung unsur-unsur diantaranya yaitu (1) kepribadian politik; (2) kultur politik; (3) lembaga-lembaga pendidikan politik; (4) kesadaran politik; (5) partisipasi politik; (6) manusia dan warga negara. a. Pengertian Pendidikan Politik Pada hakekatnya secara sederhana dapat dikatakan bahwa pendidikan politik adalah pendidikan kesadaran berbangsa dan bernegara. Pendidikan politik adalah aktivitas yang bertujuan untuk membentuk dan menumbuhkan orientasiorientasi politik pada individu. Ia meliputi keyakinan konsep yang memiliki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
muatan politis, meliputi juga loyalitas dan perasaan politik serta pengetahuan dan wawasan politik yang menyebabkan seseorang memiliki kesadaran terhadap persoalan politik dan sikap politik (Anonim, 2010). Pendidikan Politik di Indonesia merupakan rangkaian usaha untuk memantapkan dan meningkatkan kesadaran politik dan kenegaraan guna menunjang kelestarian Pancasila dan UUD 1945 sebagai budaya politik bangsa. Pendidikan politik adalah usaha membentuk manusia menjadi partisipan yang bertanggung jawab dalam politik (Kartini kartono, 1996:14).
b. Lembaga-Lembaga Pendidikan Politik Lembaga-lembaga pendidikan politik terdiri dari lembaga formal dan informal, yaitu : (1) Keluarga (2) Sekolah (3) Kelompok penekan (pressure Group): seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi profesi, organisasi masyarakat, asosiasiasosiasi dan sebagainya. (4) Media massa. (5) Partai Politik. 8VWPDQ$EGXO0X¶LV5XVODQ, 2000:106) Sedangkan dalam 8VWPDQ $EGXO 0X¶LV 5XVODQ (2000:76) yang berkaitan dengan metodologi pendidikan politik adalah melalui dua cara : 1) Metode
pengajaran
tidak
langsung,
dimana
proses
untuk
mendapatkannya melalui berbagai persiapan dan orientasi secara umum yang ia sendiri tidak harus bersifat politis akan tetapi mempengaruhi perkembangan kepribadian individu. Misalnya melalui: a. Apprenticeship (pemagangan atau pelatihan) dari bebagai aktivitas organisasi individu yang non politis, misalnya kelembagaan atau organisasi kemasyarakatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
b. Generalization artinya memperluas cakupan nilai-nilai sosial di berbagai bidang politik yang akhirnya membentuk orientasi politiknya. 2) Metode pengajaran langsung yaitu proses kegiatan yang dengannya terjadi transformasi muatan politik tertentu pada individu, dengan tujuan membentuk orientasi-orientasi politik misalnya: a) Political Learning (Pembelajaran Politik) yaitu berbagai proses kegiatan yang dimaksudkan untuk menstransfer orientasi-orientasi politik kepadsa orang lain, baik melalui jalur formal maupun non formal. b) Imitation (meniru) dimana meniru cara hidup pemimpin dan tokoh merupakan sumber penting bagi nilai-nilai dan orientasi-orientasi politik. c) Pengalaman-pengalaman politik, yakni hal-hal yang diperoleh seseorang melalui partisipasi politik. %URZQKLOO GDQ 6PDUW PHQJHPXNDNDQ EDKZD ³'DODP pendidikan politik siswa harus diajarkan atau dibimbing untuk menilai hakikinya; bermusyawarah, mengajukan argumen-argumen yang baik, dan yang terpenting DGDODK XQWXN PHQFLQWDL NHEHQDUDQ´ 'HQJDQ GHPLNLDQ GLKDUDSNDQ SURGXN GDUL pendidikan politik terbentuk warga negara yang dapat menilai dirinya sendiri, aktif dalam bermusyarawah, dapat mengajukan pendapat secara rasional, semuanya sebagai wujud dari kecintaannya terhadap kebenaran. Pendidikan politik sebagai bagian pendidikan, secara umum didasari oleh asumsi bahwa pendidikan politik mencakup warga negara terhadap kultural serta mempelajari sikap-sikap politik dan prilakunya terhadap politik. %URZQKLOOGDQ6PDUW MXJDPHQJHPXNDQEDKZD³that education and political structure of society are closely linked has probably always been recognized (ada keterkaitan yang erat antara pendidikan dan struktuir politik yang VXGDK GLNHWDKXL EDQ\DN RUDQJ ´ Dalam hal ini dijelaskan bahwa setiap pendidikan memiliki ciri politis tertentu yang dirancang untuk membimbing anakanak dalam mengerjakan segala kegiatannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Pendidikan politik di sekolah dapat diajarkan melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Salah satu tujuan dari pendidikan politik adalah mendidik agar seseorang tersebut memiliki kesadaran dalam berpolitik dan melek akan politik. Sehingga pada akhirnya melalui pendidikan politik tersebut akan memungkinkan untuk mengubah manusia dari statusnya sebagai warga negara karena terpaksa menjadi warga negara dengan kesadaran. Menurut Rusadi .DQWDSUDZLUD \DQJ PHQ\DWDNDQ EDKZD ³3HQGLGLNDQ politik, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat dan agar mereka GDSDWEHUSDUWLVLSDVLVHFDUDPDNVLPDOGDODPVLVWHPSROLWLNQ\D´'HQJDQGHPLNLDQ terwujudnya warganegara yang baik (good citizen) yaitu warganegara yang melek politik, memiliki kesadaran politik, dan berpartisipasi dalam kehidupan politik merupakan tujuan utama dari pendidikan politik.
3. Tinjauan Tentang Pengaruh Pemahaman Politik Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Kesadaran Politik a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan kewarganegaraan didalam suatu konsep pendidikan sangatlah perlu diberikan kepada seorang siswa yang menempuh suatu jenjang pendidikan baik SD, SMP, maupun SMA serta perguruan tinggi karena Pendidikan Kewarganegaraan dapat mencakup semua aspek pelajaran baik mata pelajaran geografi, sosiologi, sejarah maupun dibidang Antropologi. Oleh karena Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peranan yang penting dalam pembentukan moral dan budi pekerti seseorang dalam kehidupan bernegara seperti yang GLXQJNDSNDQ ROHK 6XPDUVRQR EDKZD ´3HQGLGLNDQ .HZDUJDQHJDUDDQ adalah dimaksudkan agar warga negara memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap, dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan pancasila. Semua itu diperlukan demi WHWDSXWXKGDQWHJDNQ\D1.5,´ Pendidikan Kewarganegaraan/civic education adalah program pendidikan/ pembelajaran yang secara programatik prosedural berupaya memanusiakan (humanizing) dan membudayakan (civilizing) serta memberdayakan (empowering)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
manusia/anak didik (diri dan kehidupannya) menjadi Warga Negara yang baik sebagaimana ditentukan keharusan/yuridis konstitusional Bangsa/Negara yang bersangkutan(Anonim, 2010). Dalam
standar
kompetensi
kurikulum
2004,
ditegaskan
bahwa
"Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education)" adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945. Menurut Soedijarto GDODP )DGOL\DQXU EDKZD ³Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang secara politik dewasa dan ikut serta membangun sistem politik yang demokratis. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan kewarganegaraan adalah suatu pendidikan yang menyangkut tentang warga negara dan negara serta hak dan kewajiban warga negara. Pembelajaran di dalamnya bertujuan untuk mendidik generasi muda agar menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab serta berkesadaran.
b. Ruang Lingkup dan Tujuan Materi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah yaitu mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA tercakup beberapa tujuan dan ruang lingkup materi. Tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam hal : (1)
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
(2)
Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
(3)
Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
(4)
Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (Departemen Pendidikan Nasional, 2006) Sedangkan Tujuan PKn menurut Eric (1996) yang dikutip dalam Journal
International
of
Definition
Civic
Education
as
Subject
dari
http//www.Geogle.com. bahwa, ´ The first objective of civic education is to teach thoroughly the meaning of the most basic idea, so that students will know what a constitutional democracy is and what it is not ´ Artinya bahwa tujuan pertama pendidikan kewarganegaraan adalah teliti di dalam mengajar sehingga siswa akan mengetahui apa yang termasuk konstitutional dan demokrasi ataupun dengan yang tidak konstitutional dan tidak demokrasi sehingga siswa diharapkan dapat membedakan diantara keduanya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolahan yang bertujuan dan berfungsi membentuk diri peserta didik cerdas, terampil dan berkarakter, berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta bertindak sesuai dengan amanat pancasila dan UUD 1945. Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi beberapa aspek-aspek sebagai berikut : 1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan. 2) Norma, Hukum dan Peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata terrtib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturanperaturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
bernegara, Sistem hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional. 3) Hak Asasi Manusia, meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. 4) Kebutuhan warga negara, meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara. 5) Konstitusi negara, meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi. 6) Kekuasaan dan politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sitem pemerintahan, Pers dalam masyrakat demokrasi. 7) Pancasila, meliputi: Kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan pancasila senagai dasar negara, Pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka. 8) Globalisasi, meliputi: Globalisasi dilingkungannya, Politik luar negeri, Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Menguasai globalisasi. (Departemen Pendidikan Nasional, 2006) Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan di setiap jenjang pendidikan formal di sekolah mempunyai beberapa aspek yang menjadi ruang
lingkupnya.
Ruang
lingkup
dalam
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan tersebut adalah meliputi persatuan dan kesatuan bangsa, norma hukum dan peraturan, HAM, kebutuhan warga negara, konstitusi negara,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
kekuasaan dan politik, pancasila dan globalisasi. Kemudian dari aspek-aspek tersebut nantinya akan dijabarkan ke dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam hal ini pemahaman materi politik di sekolah, salah satu aspek materi yang melingkupi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu tentang politik. . c. Komponen dalam Pendidikan Kewarganegaraan Dalam aspek pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terdapat tiga komponen utama yang harus di miliki. Menurut Branson yang dikutip oleh Udin S. Winataputra dan Dasim Budimansyah (2007: 186-191) berdasarkan kompetensi yang
perlu
dikembangkan
dalam
bidang
Pendidikan
Kewarganegaraan
didalamnya mencakup tiga komponen utama yang perlu dipelajari yaitu pengetahuan
kewarganegaraan
(civic
knowledge),
keterampilan/kecakapan
kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic dispositions). Penjelasan dari tiga komponen diatas adalah sebagai berikut : 1) (Civic Knowledge) Pengetahuan kewarganegaraan Pengetahuan kewarganegaraan ini berkaitan dengan kandungan atau apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara mengenai hak dan kewajiban warga negara. Dari ranah pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) di atas dapat diperinci lagi. Dalam Udin S. Winataputra dan Dasim Budimansyah (2007:31-33) menyatakan bahwa : Knowledge: the content of Civic Education: a). why do we need a goverment?, b). the purpose of goverment, c). constitutional princilples, d). concepts, principles, and values underlying the political, system, i.e.,authority, justice, diversity, rule of law, e). individual rights (personal, political, economic), f). responsibilities of citizen, g). role of citizen in a democracy, h). how the cirizen can participate in community decisions. Dari pendapat
di atas dapat diartikan
bahwa isi pengetahuan
kewarganegaraan dalam Pendidikan Kewarganegaraan dapat diperinci menjadi tentang a). mengapa pemerintahan dibutuhkan, b). tujuan dari pemerintahan, c). prinsip-prinsip yang mendasari konstitusi, konsep, prinsip, dan nilai-nilai yang menjadi dasar politik, d). sistem, kewenangan, keadilan, keaneka ragaman, kepastian hukum, e). hak-hak individu (pribadi, politis, ekonomi), f). tanggungjawab warganegara, g). peran warga negara di dalam suatu demokrasi, h).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
bagaimana warga negara dapat mengambil bagian di dalam menentukan keputusan. 2) (Civic skills) Keterampilan/kecakapan kewarganegaraan Selain harus menguasai pengetahuan tentang lingkup kewarganegaraan juga harus perlu memiliki kecakapan-kecakapan intelektual dan partisipatoris. CCE dalam Udin S. Winataputra dan Dasim Budimansyah (2007:33) menyatakan bahwa : Skills: what a citizen needs to be able to do participate effectively. a). Critical thinking skills: gather and assess information, clarify an prioritize, identity and assess consequences, evaluate, reflect. b). Participation skills: communicate, negotiate, cooperate, manage conflicts peacefully and fairly, reach consensus. Pendapat di atas dapat diartikan bahwa ketrampilan apa yang dibutuhkan warganegara di dalam berpartisipasi secara efektif a). Pemikiran kritis, meliputi keterampilan dalam mengumpulkan dan menilai informasi, menegaskan suatu keutamaan, identitas dan memahami suatu akibat, mengevaluasi, mencerminkan. b). Partisipasi, yang meliputi keterampilan: komunikasi, musyawarah, bekerja sama, mengatur konflik dengan damai dan wajar, mencari kesepakatan. 3) (Civic dispositions) Watak atau karakter kewarganegaraan Komponen dasar yang ketiga dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah (Civic dispositions) watak atau karakter kewarganegaraan yang mengisyaratkan pada karakter publik maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional. Menurut CCE dalam Udin S. Winataputra dan Dasim Budimansyah (2007:33) merinci civic despositions
PHQMDGL ³Civility, respect for the rights of other
individuals, respect for law, honesty, open mindedness, critical mindedness, negotiation and compromise, persistence, compasion, patriotism, courage, tolerance of ambiguity´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
memiliki keterampilan intelektual maupun partisipatif, dan pada akhirnya pengetahuan serta keterampilan itu akan membentuk suatu karakter atau watak yang baik, sehingga menjadi sikap dan kebiasaan serta kesadaran akan perilaku dan tindakannya dalam sehari-hari. d. Pengaruh Pemahaman Politik Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Kesadaran Politik Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah mengikuti proses belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat dilihat dari hasil belajar
yang
mereka
dapatkan.
Melalui
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan di sekolah pada tingkat jenjang SMA, yang salah satunya melingkupi materi yaitu mengenai politik ini sebagai salah satu pembelajaran awal mengenal tentang politik. Pemahaman akan materi politik merupakan suatu kondisi yang mengerti akan suatu permasalahan yang berhubungan dengan pemerintahan maupun kewarganegaraan dalam bermasyarakat. Siswa yang memiliki pemahaman materi tentang politik yang mencakup kemampuan untuk mengerti makna dan arti dari bahan yang dipelajari diharapkan akan mempunyai kesadaran akan berpolitik yang baik diterapkan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat nantinya. Adanya pemahaman dalam diri siswa tersebut berasal dari proses belajar dan pendidikan di sekolah, melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, siswa akan memiliki pemahaman yang baik paham akan pentingnya mempelajari politik. Dengan pemahaman yang baik tersebut akan berpengaruh pada perilaku dan tindakannya, karena dengan paham akan materi politik nantinya siswa akan sadar politik, seperti yang telah tercantum dalam hakikat program Pendidikan Kewarganegaraan. Jadi dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran mengenai materi politik yang salah satunya diberikan lewat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini akan mampu mempengaruhi proses penanaman kesadaran politik dalam diri siswa. Dengan adanya pendidikan di sekolah khususnya Pendidikan Kewarganegaraan dengan materi tentang politik ini siswa akan mempunyai pemahaman akan politik sehingga akan berpengaruh pada siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
untuk mendapatkan pengetahuan dan kesadaran akan politik, serta hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Dalam teori Piaget, perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan.
Teori
perkembangan
Piaget
mewakili
konstruktivisme,
yang
memandang bahwa perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka ( Anwarcholil, 2008:1). Dari teori ini dapat kita tangkap bahwa dalam membangun suatu pemahaman dapat diperoleh dari sesuatu hal yang biasa dilakukan, juga dari interaksi mereka sehari-hari. Dengan kata lain apabila mereka melakukan suatu kebiasaan dengan kesadaran diri mereka, berarti mereka paham dan mengerti benar apa yang dikerjakan. Dengan demikian bahwa pemahaman yang dimiliki seseorang akan dapat berpengaruh terhadap kesadaran akan tindakan yang dilakukannya. Pemahaman merupakan salah satu tingkatan dari tujuan kognitif yang berupa kemampuan memahami atau mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajarinya. Pemahaman juga memiliki arti yang sangat mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada porsinya, tanpa pemahaman maka NHWHUDPSLODQ SHQJHWDKXDQ GDQ VLNDS WLGDN DNDQ EHUPDNQD´ 1XUXO $LQLn, 2008:23). Artinya, pemahaman yang dimiliki seseorang akan mendorong kebermaknaan sikap seseorang terhadap suatu hal. 0HQXUXW NRQVHS 'UL\DUNDUD GDODP =DLP (OPXEDURN ³SHUOXQ\D keseimbangan antara dimensi kognitif dan afektif dalam proses pendidikaQ´ Artinya untuk membentuk manusia seutuhnya tidak cukup hanya dengan mengembangkan kecerdasan berpikir atau IQ anak melalui dengan segudang ilmu pengetahuan, melainkan juga harus dibarengi dengan pengembangan perilaku dan sikap. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman politik yang dikaji secara kognitif juga menyangkut sikap seseorang dalam hal ini bahwa pemahaman mendorong tindakan/sikap seseorang yang diwujudkan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
bentuk kesadaran akan politik dalam diri siswa, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Dengan demikian, semakin peserta didik memiliki pemahaman khususnya pemahaman tentang politik maka semakin tinggi tingkat kesadaran politik yang dimilikinya. e. Teori Gestalt Menurut Max Wertheimer Adapun teori yang menghubungkan antara pemahaman dengan kesadaran didasarkan pada teori gestalt. Teori Gestalt dalam pembelajaran oleh max Wertheimer menekankan pada insight (pemahaman) untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Kholivin, 2008 dalam http//teoripembelajaran.blogspot.com dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pembelajaran, belajar yang penting bukan mengulangi hal-halyang harus dipelajari,akan teapi mengerti atau memperoleh insight atau bisa disebut dengan pemahaman. Demikian halnya dengan pembelajaran tentsng materi politik yang diberikan pada peserta didik melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya dalam proses pembelajarannya lenbih menekankan pada pemahaman mengenai arti atau makna dari politik dan bagian-bagiannya. Pembelajaran dari materi politik yang menekannkan pemahaman dengan tidak sekedar melibatkan kebenaran logika melainkan presepsi atau pemikiran-pemikiran yang dikembangkan maka dapat mengarahkan pada tujuan pembelajaran politik yaitu membentuk kesadaran politik pada peserta didik. Hal ini sejalan dengan pandangan Max Wertheimer tentang teori Gestalt . Pendekatan Wertheimer bersifat dinamis, berurusan dengan pola-pola utuh yang ada dalam kesadaran. Dengan demikian pemahaman bukan hanya melibatkan kebenaran logika melainkan juga persepsi mengenai persoalan sebagai keseluruhan yang utuh, mengenai cara menggunakan sarana untuk mengarah ke tujuan pembelajaran (Winfred F. Hill (2009: 136). Artinya, tujuan pembelajaran dapat tercapai apabila dalam proses belajar mengajar ditekankan pada pemahaman bukan hanya pada
hafalan. Tujuan pembelajaran politik adalah membentuk
kesadaran pada peserta didik untuk dapat mengenal dan mengetahui tentang seluk beluk kehidupan politik itu bagaimana untuk dapat ditrakan dalam kehidupan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
bermasyarakat mau bernegara di dalam lingkungannya. Tokoh yang medukung teori ini adalah Kobler dan Koffka. Mereka berusaha menganalisis pikiran sadar menjadi unit-unit yang fundamental. Mereka beranggapan bahwa perilakuperilaku itu sendiri dipandang sebagai pengalaman kesadaran. Teori Gestalt dalam pembelajaran menekankan bahwa pelajar yang memiliki wawasan akan memandang segenap situasinya dengan cara baru, dimana terkandung pemahaman atas hubungan yang logisatau presepsi atas hubungan antara sarana dan tujuan. Dari teori diatas maka antara pemahaman dan kesadaran saling berkaitan. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa dari hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan dalam materi politik tersebut memberikan suatu pemahaman tentang politik terhadap siswa yang kemudian pemahaman tersebut akan direalisasikan dalam suatu sikap politik pada siswa yang dapat diterapkan baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. B. Hasil Penelitian Yang Relevan Pada dasarnya suatu penelitian ini tidak beranjak dari nol murni, akan tetapi pada umumnya telah ada penelitian yang sejenis. Oleh karena itu dirasa perlu mengetahui penelitian yang terdahulu. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian yang relevan untuk penelitian ini adalah : 1. Dewi Fatimah. 2006. Pengaruh pembelajaran pendidikan politik dalam PKn terhadap tingkat kesadaran politik siswa (Studi Deskriptif di Kelas XI SMA Negeri 3 Bandung). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa pendidikan politik yang diberikan dalam mata pelajaran PKn memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat kesadaran politik siswa. Keseluruhan aspek pembelajaran seperti sumber ajar, metode ajar, media ajar, dan pola evaluasi yang dijalankan mampu memberikan pengaruh yang positif dalam proses penanaman kesadaran politik siswa. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Suhartono dkk, yaitu Tingkat Kesadaran Politik Pemilih Pemula dalam Pilkada; suatu Refleksi School-Based Democracy Education (Studi Kasus Pilkada Provinsi Banten dan Jawa Barat). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kesadaran politik siswa sebagai pemilih pemula dalam pilkada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
menunjukkan perbedaan yang didasarkan pada pemahaman dan pengalaman belajar konsep berpolitik di tingkat persekolahan. Berdasarkan pendapat yang telah disampaikan oleh para pakar dan berdasarkan penelitian sebelumnya yang relevan, maka dapat peneliti simpulkan bahwa pemahaman belajar dalam konsep berpolitik pada siswa itu dapat berpengaruh pada penanaman kesadaran politik dalam diri siswa.
C. Kerangka Berpikir Pemahaman politik dapat dikatakan sebagai suatu kondisi yang mengerti akan suatu permasalahan yang berhubungan dengan pemerintahan maupun kewarganegaraan dalam bermasyarakat. Dengan siswa memiliki pemahaman yang baik mengenai politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan moral pada akhirnya nanti akan dapat dipraktekan dalam kehidupan baik dalam masyarakat, bangsa maupun negara. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Ruang lingkup materi PKn lebih banyak menitikberatkan pada disiplin ilmu hukum, kewarganegaraan, dan politik. Pendidikan tentang politik yang ada dalam PKn memiliki misi utama untuk membina siswa agar melek politik. Karena pada hakikatnya merupakan suatu pendidikan yang berupaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara. Kesadaran politik adalah suatu kondisi yang tanggap mengerti tentang hal yang mencakup wawasan/pengetahuan politik, nilai-nilai dan orientasi politik, yang memungkinkan seseorang untuk mengerti situasi, kondisi problematika masyarakatnya, memecahkannya, memberikan keputusan dan menentukan pendirian terhadapnya, yang mendorongnya untuk bergerak dalam rangka merubah atau mengembangkannya. Kesadaran politik itu menyangkut pengetahuan, minat dan perhatian seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik. Keberadaan generasi muda merupakan asset yang berharga demi keberlangsungan suatu sistem politik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Partisipasi mereka dalam bidang politik sangat diperlukan karena di masa mendatang mereka yang akan memegang kendali terhadap jalannya sistem politik yang berlaku. Oleh karena itu, siswa sebagai bagian dari generasi muda, hendaknya harus mulai ditanamkan pentingnya kesadaran politik dalam diri mereka sedini mungkin. Dengan pemahaman politik yang diberikan melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, siswa akan memiliki kesadaran akan politik dan mampu menanamkannya sedini mungkin dalam diri mereka untuk mengenal dan sadar akan politik. Secara sistematis hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Kesadaran Politik
Pemahaman Politik Melalui
Siswa
Mata Pelajaran PKn
(Y)
(X)
Gambar 1 : Bagan Alur Pengaruh Pemahaman Politik Terhadap Tingkat Kesadaran Politik Siswa.
D. Perumusan Hipotesis +LSRWHVLV VHFDUD WHUPLQRORJLV WHUGLUL DWDV GXD NDWD \DLWX ³+LSR´ \DQJ EHUDUWL NXUDQJ DWDX OHPDK GDQ ³7KHVD´ EHUDUWL WHRUL \DQJ GLVDMLNDQ VHEDJDL EXNWL-DGL hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya. Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2005:29) ´Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empirik". Atas dasar pengertian tersebut maka peneliti merumuskan hipotesis sebagaL EHULNXW %DKZD ³$GD SHQJDUXK \DQJ SRVLWLI dan signifikan antara pemahaman politik terhadap tingkat kesadaran politik siswa di kelas XI di SMAN .DUDQJDQ\DU´.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodelogi berasal dari kata methode dan logos. Methode berarti cara yang harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan logos berarti ilmu. Metodologi penelitian adalah suatu pengetahuan tentang prosedur atau cara yang mencakup teknik yang digunakan dalam penelitian. Selanjutnya akan dikemukakan metodologi dalam penelitian ini meliputi tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan sumber diperolehnya data yang dibutuhkan dari masalah yang akan diteliti. Sesuai dengan judul penelitian,
penulis
melakukan penelitian yang berlokasi di SMA Negeri 1 Karanganyar. Penulis memilih lokasi ini dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1. Penulis ingin mengetahui apakah pemahaman akan materi politik yang diberikan melalui mata pelajaran Pkn memberikan pengaruh terhadap kesadaran politik dalam diri siswa. 2. Tersedianya data yang berhubungan dengan obyek penelitian. 3. Lokasi tersebut mudah dijangkau dengan cepat serta transportasi mudah sehingga
lebih
memperlancar
jalannya
penelitian
terutama
dalam
pengumpulan data yang diperlukan.
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian mencakup serangkaian kegiatan dan alokasi waktu yang dibutuhkan Peneliti dalam melakukan Penelitian. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari pengajuan judul sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut :
commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Tabel 1 : Rencana waktu penelitian Tahun 2010 No
Kegiatan
FebMaret
1.
Pengajuan Judul
2.
Penyusunan Proposal
3.
Ijin Penelitian
4.
Pengumpulan Data
5.
Analisis Data
6.
Penyusunan Laporan
April
Mei
Jun
Juli
Agust
Sept
B. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian tentu memerlukan metode atau cara agar penelitian dapat berhasil. Suatu penelitian akan menghasilkan suatu kesimpulan yang tepat apabila menggunakan metode yang tepat dan benar. Prosedur tersebut dijalankan dengan menggunakan suatu teknik atau metode tertentu, oleh karena itu dalam setiap kegiatan penelitian diperlukan suatu metode sebagai pegangan dan arahan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka seorang peneliti harus mampu menentukan metode penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti. 0HQXUXW:LQDUQR6XUDNKPDG ³PHWRGHPHUXSDNDQFDUDXWDPD yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-DODWWHUWHQWX´ Sedangkan pengertian penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan LOPLDK GDODP UDQJND SHPHFDKDQ VXDWX SHUPDVDODKDQ´ 6HGDQJNDQ &KROLG 1DUEXNRGDQ$EX$FKPDGL PHQJHPXNDNDQEDKZD³PHWRGRORJLDGDODK cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk PHQFDULPHQFDWDWPHUXPXVNDQGDQPHQJDQDOLVLVVDPSDLPHQ\XVXQODSRUDQ´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara ilmiah dalam
mencari, mencatat, merumuskan, dan
menganalisis data sampai menyusun laporan yang digunakan peneliti guna mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya menurut Winarno Surakhmad (1994:131), menyatakan jenisjenis metode penelitian adalah: 1. Penelitian Historik Penyelidikan yang menggunakan metode historik adalah penyelidikan yang mengaplikasikan metode pemecahan yang ilmiah dari perspektif historik. 2. Metode Penyelidikan Deskriptif Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Pada umumnya metode deskriptif ialah menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung dan sebagainya. Pelaksanaan metode deskriptif tidak hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan arti data itu. Alat untuk mengukur suatu dimensi tersebut adalah dengan menggunakan angket, tes dan interview. 3. Metode Penyelidikan Eksperimental Metode penelitian eksperimental merupakan penelitian yang ditujukan pada segi-segi tertentu dari suatu peristiwa. Pada umumnya peristiwa yang terjadi adalah peristiwa yang terjadi secara berpasangan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Menurut Moh. Nasir (1993:63) bahwa : Metode diskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok kasus manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian dengan metode diskriptif kuantitatif merupakan penelitian yang berusaha
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
mendiskripsikan serta mengumpulkan informasi-informasi suatu gejala dan peristiwa yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Alasan penulis menggunakan metode ini adalah karena penulis ingin berusaha untuk memecahkan masalah yang ada pada saat sekarang berdasarkan analisa dari data atau fakta. Dari metode deskriptif kuantitatif tersebut peneliti bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari pemahaman politik terhadap kesadaran politik dalam diri siswa.
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sample Suatu penelitian ilmiah tidak akan terlepas dari penetapan populasi dan sampel, karena populasi dan sampel merupakan subyek penelitian dan keduanya merupakan sumber data penelitian.
1. Populasi Penelitian 0HQXUXW6XJL\RQR ´SRSXODVLDGDODK ZLOD\DKJHQHUDOLVDVL \DQJ terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang GLWHWDSNDQ ROHK SHQHOLWL XQWXN GLSHODMDUL GDQ NHPXGLDQ GLWDULN NHVLPSXODQ´ Sedangkan menurut Suharsimi AriNXQWR ³3RSXODVLDGDODKNHVHOXUXKDQ VXEMHN SHQHOLWLDQ´ Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek atau obyek penelitian yang datanya akan dianalisa kemudian ditarik suatu kesimpulan. Sesuai dengan pendapat tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 9 kelas yang berjumlah 304 siswa. 2. Sampel Penelitian 0HQXUXW
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Dalam menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini, menurut 6XKDUVLPL$ULNXQWR EDKZD³8QWXNVHNHGDUDQFHU-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau20-DWDXOHELK«´ Tergantung setidak-tidaknya dari: a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan data. b.
Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sample lebih besar hasilnya akan lebih baik. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti menentukan sampel sebesar 25% dari jumlah populasi yang ada, sehingga sampel penelitian ini berjumlah 76 siswa. Sampel penelitian ini diambil secara acak dari 9 kelas yang ada pada Kelas XI yang berjumlah 304 siswa. Jadi jumlah keseluruhan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sejumlah 76 siswa (Lampiran 1).
3. Teknik Pengambilan Sample (Sampling) Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau dengan kata lain, sampel harus representatif. Riduwan (2003:11) mengatakan bahwa teknik pengambilan sampel DWDX WHNQLN VDPSOLQJ DGDODK ³6XDWX FDUD PHQJDPELO VDPSHO \DQJ UHSUHVHQWDWLI GDUL SRSXODVL´ Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2004:110) ada dua macam teknik sampling yaitu: a) Teknik Random Sampling (1) Cara undian (2) Cara ordinal (3) Cara randomisasi dari table bilangan random b) Teknik Non Random Sampling (1) Proposional sampling (2) Stratified sampling (3) Purposive sampling (4) Quota sampling
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
(5) Double sampling (6) Area sampling (7) Cluster sampling Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik proporsional random sampling, dimana besar kecilnya sub populasi atau bagian individu±individu yang diambil tiap sub populasi diambil secara proporsional dan random atau acak. Dengan teknik pengambilan sampel secara proporsional random sampling maka setiap anggota populasi akan mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel secara seimbang dari 9 kelas yang ada yaitu kelas XI IPA5 - XI IPS4. Adapun Alasan penulis menggunakan teknik tersebut karena dalam teknik proporsional random sampling bersifat secara objektif. Pelaksanaan pengambilan sampel dilakukan dengan cara pengambilan dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan sub-sub populasi yaitu tiap-tiap kelas. Adapun penghitungannya adalah sebagai berikut: Dalam pengambilan sampel secara
random sebesar 25% dari jumlah siswa
tersebut menggunakan perhitungan sebagai berikut: x jumlah sampel
Jumlah siswa setiap kelas Jumlah populasi
Tabel 2. Jumlah sampel dari tiap kelas NO.
KELAS
SAMPEL
1.
XI IPA 1
2.
XI IPA 2
3.
XI IPA 3
4.
XI IPA 4
5.
XI IPA 5
36 ×76 = 8,99 304 34 ×76 = 8,5 304 34 ×76 = 8,5 304 34 ×76 = 8,5 304 35 ×76 = 8,74 304
6.
XI IPS 1
34 ×76 = 8,5 304
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
7.
XI IPS 2
31 ×76 = 7,75 304
8.
XI IPS 3
34 ×76 = 8,5 304
9.
XI IPS 4
32 ×76 = 7,99 304
TOTAL
75,96 dibulatkan menjadi 76
Dari perhitungan dalam pengambilan sampel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sampel yang dipakai dalam penelitian ini berjumlah 75,96 dan dibulatkan menjadi 76.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes untuk memperoleh data pemahaman politik dan teknik angket untuk memperoleh data kesadaran politik.
1. Metode Tes a. Pengertian Tes Tes adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data, berupa suatu daftar pertanyaan atau butir-butir soal. Menurut Suharmini Arikunto (2006:150) metode tes yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelejensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. b. Bentuk Tes Menurut Suharsimi Arikunto (2002:162) bentuk-bentuk tes ada dua yaitu tes subjektif dan tes objektif. Adapun penjelasan dari bentuk tes subjektif dan tes objektif adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
a) Tes subjektif pada umumnya berbentuk essay atau uraian tes subjektif untuk mengukur kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. b) Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukab objektif. Tes objektif terdiri dari tes benar salah (true-false), tes pilihan ganda (multiple choice test), tes menjodohkan (matching test) dan tes lisan (completion test). Berdasarkan bentuk-bentuk tes maka yang dapat digunakan untuk mengukur pemahaman politik dalam penelitian adalah tes objektif. Tes yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah tes obyektif yang disusun oleh peneliti berdasarkan kisi-kisi tes.
2. Metode Angket 1). Pengertian Angket Metode angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006:151). 6HGDQJNDQPHQXUXW1DVXWLRQ ³$QJNHWPHUXSDNDQSHUWDQ\DDQ yang diajukan secara tertulis kepada responden untuk dijawab dan dikembalikan ODJLNHSDGDSLKDNSHQHOLWL´ 2). Macam-macam angket Suharsimi Arikunto (2006:152) tentang macam kuisioner (angket), dapat dipandang dari berbagai segi: 1) Dipandang dari Cara Menjawab Kuesioner apabila dipandang dari cara menjawab dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a) Kuesioner Terbuka yaitu kuesioner yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. b) Kuesioner Tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. 2) Dipandang dari Jawaban yang Diberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Kuesioner apabila dipandang dari jawaban yang diberikan dibedakan menjadi dua macam yaitu : a) Kuesioner Langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. b) Kuesioner Tidak Langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain. 3) Dipandang dari Bentuknya Kuesioner apabila dipandang dari bentuknya dibedakan menjadi empat macam yaitu : a) Kuesioner Pilihan Ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup. b) Kuesioner Isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka. c) Checklist, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan WDQGDFKHFN¥ SDGDNRORP\DQJVHVXDL d) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan bentuk rating scale. Teknik angket tertutup yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel kesadaran politik disusun berdasarkan indikator yang telah dirumuskan kemudian disusun ke dalam kisi-kisi angket. Selanjutnya dari kisi-kisi angket tersebut kemudian dibuat instrumen. Instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan diberikan kepada siswa sekaligus dengan jawaban yang sudah peneliti sediakan dalam bentuk skala bertingkat. Siswa memilih jawaban yang sesuai dengan pilihannya dengan memberikan tanda pada jawaban yang dipilih. Tanda yang dimaksud adalah tanda silang (X). Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: a) Menentukan konsep variabel penelitian. b) Menentukan aspek dan indikator yang akan disusun dari variabel penelitian. c) Menyusun kisi-kisi angket. d) Menyusun butir-butir pertanyaan. e) Menentukan kunci jawaban. f) Melakukan uji coba angket.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Cara pemberian skor tiap item pernyataan sesuai dengan skala likert. Adapun penilaian angket kesadaran politik siswa adalah sebagai berikut: a) Pernyataan Positif (1) Untuk jawaban A (Sangat Setuju)
skor 5
(2) Untuk jawaban B (Setuju)
skor 4
(3) Untuk jawaban C (Ragu-ragu)
skor 3
(4) Untuk jawaban D (Tidak Setuju)
skor 2
(5) Untuk jawaban E (Sangat Tidak Setuju)
skor 1
b) Pernyataan Negatif (1)
Untuk jawaban A (Sangat Setuju) skor 1
(2) Untuk jawaban B (Setuju)
skor 2
(3) Untuk jawaban C (Ragu-ragu)
skor 3
(4) Untuk jawaban D (Tidak Setuju)
skor 4
(5) Untuk jawaban E (Sangat Tidak Setuju)
skor 5
3. Instrumen Penelitian Teknik
penyusunan
instrumen
untuk
memperoleh
data
dengan
menggunakan tes, angket. 6XJL\RQR PHQ\DWDNDQ EDKZD ´LQVWUXPHQ SHQHOLWLDQ GLJXQDNDQ XQWXN PHQJXNXU QLODL YDULDEHO \DQJ GLWHOLWL´ ,QVWUXPHQ dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan tes dan angket. a. Variabel Penelitian 0HQXUXW6XKDUVLPL$ULNXQWR ³9DULDEHODGDODKREMHNSHQHOLWLDQ DWDXDSD\DQJPHQMDGLWLWLNSHUKDWLDQVXDWXSHQHOLWLDQ´ Menurut Suharsimi Arikunto (2006:119): Ada variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independen variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variabel (Y). Penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri atas satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Penjabaran dari variabel yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
a. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemahaman Politik (X). Data tentang variabel X diperoleh dengan menggunakan tes setelah siswa mendapatkan materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada standar kompetensi Menganalisis Budaya Politik di Indonesia. b. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kesadaran Politik (Y). Data tentang variabel Y diperoleh dengan menggunakan angket. Pedoman peneliti dalam membuat angket sebagai alat untuk mengumpulkan data berasal dari definisi konsep, definisi operasional dari kesadaran politik yang dijadikan indikator. b. Penyusunan Instrumen Instrumen dalam penelitian ini berupa tes dan angket yang digunakan untuk mendapatkan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persayaratan yaitu valid dan reliabel (Suharsimi Arikunto, 2002:144). Sebelum data dianalisis lebih lanjut, maka instrumen di evaluasi terlebih dahulu untuk mengetahui bahwa tes dan angket yang akan digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel atau tidak. Adapun persyaratan pengujian tes dan angket adalah sebagai berikut : 1)
Validitasi tes Validitasi tes digunakan validitas isi (content validity) yaitu dengan cara menyusun tes berdasarkan kisi-kisi tes pemahaman politik (Lampiran 2). Sedangkan soal tes sendiri terdiri dari 40 item pertanyaan (Lampiran 3).
2) Uji coba tes Sebelum data dianalisis, instrumen dievaluasi terlebih dahulu untuk mengetahui bahwa tes yang akan digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel atau tidak. Adapun persyaratan pengujian tes adalah sebagai berikut: (1) Uji validitas tes Pengujian validitas menggunakan uji validitas item dengan teknik analisis butir-butir soal langkah-langkahnya sebagai berikut: Untuk mengetahui valid tidaknya butir soal maka diuji dengan mengunakan rumus point-biserial sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Ȗpbi =
p St
t
ȇ q
Keterangan: Ȗpbi Mp
= koefisien korelasi biserial = rerata skor dari subyek yang menjawab betul
Mt
= rerata skor total
St
= standar deviasi skor total P
q
= proposi siswa yang menjawab benar
= proposi siswa yang menjawab salah (Suharsimi Arikunto, 2009: 79) Dari perhitungan kemudian dibandingkan dengan angka kritis dari tabel korelasi nilai r dengan taraf signifikansi 5%, kriteria pengujian valid apabila rhitung>rtabel dan tidak valid apabila rhitung
rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan N=35 dengan nilai kritis 0,334. Perhitungan validitas tes pemahaman politik dapat dilihat pada lampiran 4. Selanjutnya dalam penelitian untuk item yang tidak valid dibuang. Untuk kisi-kisi tes dapat di lihat pada lampiran 5, sedangkan Item petanyaan valid dapat dilihat pada lampiran 6. Sedangkan contoh perhitungan uji validitas tes salah satu item disajikan dalam lampiran 7.
(2) Uji reliabilitas tes Adapun cara menghitung reliabilitas tes sebagai berikut: Dalam penelitian ini uji reliabilitas tes dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman Brown. Rumus Spearman Brown yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2009: 93) yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
2 r1 1 22
r11
1 r1 1 22
Dengan keterangan : : Koefisien reliabilitas instrumen
r11
r 1 21 2
:
rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.
Adapun mengenai interprestasi besarnya koefisien korelasi dapat menggunakan ketentuan sebagai berikut : 0.800 ± 1.000
= reliabilitas sangat tinggi
0.600 ± 0.800
= reliabilitas tinggi
0.400 ± 0.600
= reliabilitas cukup
0.200 ± 0.400
= reliabilitas rendah
0.000 ± 0.200 = reliabilitas sangat rendah Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus r belah dua seperti di atas, maka diperoleh harga hitung reliabilitas sebesar 0,785. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus r belah dua seperti di atas, maka diperoleh harga hitung reliabilitas sebesar 0.785. Dari hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan dengan kriteria koefisien korelasi maka 0.785 tergolong dalam kriteria reliabelitas tinggi. Perhitungan reliabelitas tes pemahaman politik selengkapnya dapat di lihat pada lampiran 8. (3) Uji analisis item soal Sedangkan untuk menganalisa butir soal diantaranya yaitu dengan menggunakan analisa taraf kesukaran dan daya beda tes. Apabila langkahlangkah tersebut terpenuhi berarti persyaratan tes sebagai alat ukur telah dipenuhi. Rumus dalam menganalisa butir soal yaitu sebagai berikut: a) Taraf Kesukaran Taraf kesukaran soal diuji dengan rumus P menurut Suharsimi Arikunto (2009:208) :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
JS Dimana: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria: - Soal dengan P 1,00 ± 0,30 = sukar - Soal dengan P 0,30 ± 0,70 = sedang - Soal dengan P 0,70 - 1,00
= mudah
Dari hasil perhitungan diperoleh harga P =0,857. Maka soal tersebut dapat dikatakan mempunyai indeks kesukaran mudah lihat perhitungan contoh soal no.1 pada lampiran 9.
b). Daya Beda Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal menurut Suharsimi Arikunto (2009:213) sebagai berikut : D
BA JA
BB JB
Dimana : JA
= banyaknya peserta kelompok atas
JB
= banyaknya peserta kelompok bawah
BA
= banyaknya peserta atas yang menjawab benar
BB
= banyaknya peserta bawah yang menjawab benar
Dengan Kriteria: D: 0,00 ± 0,20
= jelek
D: 0,20 ± 0,40
= cukup
D: 0,40 ± 0,70
= baik
D: 0,70 ± 1,00
= baik sekali
D: negatif
= tidak baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Dari hasil perhitungan diperoleh harga D = 0.294 Maka soal tersebut dapat dikatakan mempunyai indeks daya diskriminasi Cukup (Lampiran 10 ). 3). Uji coba (Try out) angket ini meliputi analisis validitas dan realibilitas. Angket yang telah disusun perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan adanya istilah-istilah yang tidak dimengerti oleh siswa dan juga untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir angket tersebut. Try out dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2010 di SMAN 1 Karanganyar. Uji coba instrumen ini diberikan kepada siswa di luar populasi yang telah ditentukan sebanyak 35 siswa dengan maksud untuk mengetahui apakah angket tersebut memenuhi syarat validitas dan reliabilitas sebagai instrumen pengumpul data. Adapun daftar nama siswa-siswi yang menjadi responden uji coba tes dan angket dapat dilihat pada lampiran 11. Menurut Suharsimi Arikunto macam-macam validitas sebagai berikut: a) Validitas isi (content validity) sebuah tes dikatakan memenuhi validitas isi apabila menyangkut tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi pelajaran yang diartikan. Oleh karena itu yang dianjurkan tertera dalam kurikulum maka, validitas isi ini juga sering disebut validitas kurikuler. b) Validitas kontruksi (contruct validity) sebuah tes dikatakan memiliki validitas kontruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang tersebut dalam TIK atau konsep. c) 9DOLGLWDV´DGDVHNDUDQJ´concurrent validity) validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris, sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. d) Validitas prediksi (predictive validity) memprediksi artinya meramal selalu mengenai hal yang artinya akan datang, jadi sekarang belum terjadi, sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. (Suharsimi Arikunto, 2002: 67-69).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis validitas konstruksi karena menggunakan angket yang terdiri dari beberapa indikator untuk mengukur suatu kesadaran moral siswa kelas XI SMAN 1 Karanganyar. Dari indikator tersebut kemudian disusun butir angket berdasarkan kisi-kisi uji coba angket kesadaran politik (Lampiran12), sedangkan uji coba angket sendiri terdiri dari 35 item pernyataan (Lampiran13). (1) Uji Validitas Angket 0HQXUXW 6XKDUVLPL $ULNXQWR ³YDOLGLWDV DGDODK VXDWX ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu LQVWUXPHQ´6HWHODK LQVWUXPHQ GLXML FREDNDQ NHPXGLDQ GLKLWXQJ WLQJNDW validitasnya, dengan tujuan untuk mengetahui apakah butir-butir yang diuji cobakan dapat mengukur keadaan responden yang sebenarnya atau tidak. Adapun untuk mengetahui valid tidaknya butir angket maka diuji dengan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Suharsimi Arikunto (2006:170): N.
rxy
{N .
X
2
XY
( X )( Y ) 2
( X ) }{N . Y 2
( Y )2}
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y ;
: Skor masing-masing item
<
: Skor total
;< :
Jumlah penelitian X dan Y
2 ; :
Jumlah kuadrat dari X
2 <
: Jumlah kuadrat dari Y
N : Jumlah subjek
Selanjutnya untuk mengukur taraf validitas tiap item dalam angket tersebut maka hasil perhitungannya dikonsultasikan dengan tabel r product
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
moment dalam taraf signifikansi 5%. Item dinyatakan dinyatakan valid apabila rhitung>rtabel atau tidak valid apabila rhitung
perhitungan
yang
telah
dilakukan
dan
kemudian
dikonsultasikan dengan rtabel yang mempunyai taraf signifikansi 5% dan N=35 maka jika r hitung > 0,344 berarti butir pernyataan tersebut valid. Dan jika rhitung < 0,344 berarti butir pernyataan tersebut tidak valid. Hasil uji coba dari item angket kesadaran politik siswa dapat di lihat pada lampiran 14, diketahui bahwa dari 35 item angket tersebut ada 28 item yang valid, sedangkan 7 item lainnya dinyatakan tidak valid. Item yang tidak valid adalah item nomor 1,7,9,12,20,21,22.. Selanjutnya dalam penelitian untuk item yang tidak valid dibuang. Untuk Kisi-kisi penelitian angket dapat di lihat pada lampiran 15, sedangkan Item pernyataan valid dapat dilihat pada lampiran 16. Contoh perhitungan uji validitas angket salah satu item disajikan dalam lampiran 17. (2) Uji Reliabilitas Angket Dalam penelitian ini uji reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 180) yaitu:
r11
k k 1
1
2 b 2 t
Dengan keterangan: : Koefisien reliabilitas instrumen
r11
k
: Banyaknya butir pertanyaan 2 b 2 t
: Jumlah varians butir : Varians Total Setelah diperoleh harga r11, kemudian dikonsultasikan dengan
pengkategorian harga r sebagai berikut : (a). Antara 0.8 ± 1.0, dikategorikan sangat tinggi (b). Antara 0.6 ± 0.8, dikategorikan tinggi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
(c). Antara 0.4 ± 0.6, dikategorikan cukup (d). Antara 0.2 ± 0.4, dikategorikan rendah Untuk mengetahui reliabel tidaknya alat ukur tersebut, maka hasil r11 dikonsultasikan dengan rtabel. Jika r11 > rtabel, hasil uji coba adalah reliabel. Sebaliknya jika r11 < rtabel berarti hasil uji coba tidak reliabel. Dari hasil perhitungan diperoleh reliabilitas sebesar 0.906, maka item pernyataan angket tersebut reliabel. Dari hasil perhitungan di atas selanjutnya dikonsultasikan dengan koefisien tingkat kepercayaan dan dapat dikatakan bahwa item angket tersebut tergolong dikategorikan memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi karena 0.906 berada pada rentangan koefisien 0.8-1.0. (lampiran 18).
E. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan membuktikan kebenaran hipotesis penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik korelasi. Sebelum analisis korelasi diimplementasikan maka perlu mengadakan pengujian persyaratan analisis dengan menggunakan uji normalitas dan uji linieritas. Adapun langkah-langkah pengujian persyaratannya adalah sebagai berikut: 1. Uji Prasyarat Analisis A. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel diambil dari distribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji Lilliefors dengan cara menggunakan penafsir rata-rata (X) dan simpangan baku. Adapun langkahlangkah dalam uji Lilliefors adalah sebagai berikut: 1) zi
Xi
X S
zi = Angka baku X = Rata-rata Xi N
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
S = Simpangan baku N
Xi
2
Xi
2
N N 1
2) Tiap angka baku dan menggunakan hitung peluang: F ( zi)
P( z zi)
Banyaknyazi , z2 ,.... zn yang N
3) S ( zi )
4) Hitung selisih F zi
daftar distribusi normal baku,
zi
S zi tentukan harga mutlaknya
5) Cari nilai yang terbesar dari selisih F zi
S zi jadikan Lhitung atau Lhit
6) Kesimpulannya: a) Jika Lhit /tabel atau Lkritis tolak hipotesis statistik, jadi tidak normal b) Jika Lhit < Ltabel, terima hipotesis statistik, jadi normal. (Hassan Suryono, 2005:79) B. Uji Linieritas Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas dengan varibel terikat terdapat pengaruh yang linier atau tidak. Pengujian linieritas menggunakan rumus dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Nilai X1 yang sama disusun beserta pasangannya 2) Menghitung :
3)
Ȉ
a)
JK (E) = Yi 2
b)
JKTC = Jkres ± Jk (E)
Menghitung : a)
dk
= N ± k atau dFres ± dFTC
k = banyaknya kelompok X b) dkTC = k ± 2 4) Menghitung : a) RJK =
JK (TC ) dF (TC )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
b) FKJ(TC) = 5) Fhitung =
JK (TC ) dF (TC )
RJK (TC ) RJK ( E )
6) Ttabel (1 ± Į) (K ± 2, N ± K) a) Jika Fhitung > Ftabel tolak Ho berarti tidak linier b) Jika Fhitung < Ftabel tolak Ho berarti linier (Hassan Suryono, 2005 : 86)
2. Uji Hipotesis Teknik analisis data yang digunakan untuk uji hipotesis adalah korelasi Product Moment untuk mengetahui ada hubungan yang positif atau tidak antara variabel X terhadap Y dan uji t untuk mengetahui keberartian koefisien korelasinya. Adapun rumus yang digunakan dalam uji hipotesis ini
adalah
sebagai berikut: a. Menghitung Koefisien Korelasi Sederhana Antara Variabel X terhadap Variabel Y rxy
N. {N .
X2
XY
( X )( Y )
( X ) 2 }{N . Y 2
( Y )2}
Keterangan : rxy
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
;
= Skor masing-masing item
<
= Skor total
;<
= Jumlah penelitian X dan Y
2 ;
= Jumlah kuadrat dari X
2 <
= Jumlah kuadrat dari Y
N
= Jumlah subjek
Apabila rhitung>rtabel maka terdapat hubungan antara variabel X terhadap variabel Y (H0 ditolak dan Ha diterima), sebaliknya jika rhitungUtabel maka tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
terdapat hubungan antara variabel X terhadap variabel Y (H0 diterima dan Ha ditolak). (Suharsimi Arikunto, 2006:274)
b. Menguji apakah korelasi itu signifikan atau tidak.
r n 2
t
1 r2
Keterangan; t = uji keberartian r = koefisien korelasi n = jumlah sampel Menentukan pengambilan keputusan atau uji t : Jika t hit < t tab maka Ho diterima dan Ha ditolak, jadi koefisien korelasi tidak signifikan. t hit > t tab maka Ho ditolak dan Ha diterima, jadi koefisien korelasi signifikan/berarti. (Sugiyono, 2010:257)
c. Menghitung Harga Dari Persamaan Regresi Linier Model regresi yang dicari adalah: Y = a + bX Dimana; X2
Y
a
X2
N
b
N(
XY ) ( N
X
X
2
X
X )( (
X)
XY 2
Y) 2
Keterangan; N
= Jumlah sampel ;
= Skor masing-masing item
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
<
= Skor total
;<
= Jumlah penelitian X dan Y
2 ;
= Jumlah kuadrat dari X (Husaini Usman dan Purnomo Setyadi Akbar, 2003: 216)
d. Menghitung Koefisien Determinasi R 2 . ,TEDO +DVDQ ´NRHILVLHQ Geterminasi adalah penyebab perubahan pada variabel Y yang datang dari variabel X, sebesar kuadrat NRHILVLHQNRUHODVLQ\D´.RHILVLHQSHQHQWXLQLPHQMHODVNDQEHVDUQ\DSHQJDUXK nilai suatu variabel (variabel X) terhadap naik/ turunnya nilai variabel lainnya (variabel Y). Koefisien penentu dirumuskan:
KP R 2
r 2 100%
(Iqbal Hasan, 2003:247)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Pemahaman Politik Data pemahaman politik diperoleh dari siswa melalui tes. Berdasarkan hasil perhitungan data diketahui jumlah responden (N) = 76, diperoleh skor tertinggi =27 dan skor terendah = 17. Mean ( X ) = 21,552, Modus =21,785 dengan Median = 21,61 dan didapat standar deviasi ( SD ) = 2,128 interval kelas ( R ) diperoleh dari perhitungan R = data max ±data min yaitu 27-17 = 10. Menghitung banyaknya jumlah kelas diperoleh dengan rumus K=1+3,322Log N (76) yaitu 7 kelas dan selanjutnya keputusan interval kelas diperoleh dengan rumus I=R+1/K yaitu 2.(lampiran 19). Tabel 3. Distribusi Pemahaman Politik interval
f
fk
x
fx
_Ȥ- ȤҔҔ_ð
I_Ȥ-ȤҔ_ð
16-17
1
1
16,5
16,5
25,522
25,522
18-19
12
13
18,5
222
9,314
111,768
20-21
24
37
20,5
492
1,106
26,544
22-23
27
64
22,5
607,5
0,898
24,246
24-25
9
73
24,5
220,5
8,690
78,21
26-27
3
76
26,5
79,5
24,482
73,446
28-29
0
76
28,5
0
48,274
0
jumlah
76
Dari tabel di atas diketahui frekuensi tertinggi adalah 27 pada kelas interval 22-23 dan diketahui frekuensi terendah 0 pada kelas interval 28-29. Tabel distribusi frekuensi pemahaman politik dapat digambarkan dengan grafik histogram sebagai berikut :
commit to user 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Gambar 2. Histogram Variabel Pemahaman Politik
2. Deskripisi Data Kesadaran Politik Data tentang kesadaran politik diperoleh dari siswa melalui angket. Berdasarkan rekapitulasi data hasil penelitian diketahui jumlah responden (N) = 76 siswa, Dengan hasil skor tertinggi = 120 dan Skor terendah = 86. Mean ( X ) =105,236, Median=105,968, Modus= 106,571 dan Standar deviasi (SD) = 8,617. Untuk mendapatkan kelas interval, terlebih dahulu dicari interval (R) di peroleh dari perhitungan R = data max ± data min yaitu 120 ± 86= 34. Dalam mengitung banyaknya kelas dapat diperoleh dengan rumus K=1+3,322Log N (76) yaitu 7. Keputusan interval kelas diperoleh yaitu 5( lampiran 19). Tabel 4. distribusinya adalah sebagai berikut : Interval
f
fk
x
fx
_Ȥ- ȤҔҔ_ð
I_Ȥ-ȤҔ_ð
86-90
5
5
88
440
297,079
1485,395
91-94
6
11
93
558
149,719
898,314
96-100
10
21
98
980
52,359
523,59
101-105
16
37
103
1648
4,999
79,984
106-110
19
56
108
2052
7,639
145,141
111-115
8
64
113
904
60,279
482,232
116-120
12
76
118
1416
162,91
1954,92
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
jumlah
76
5569,576
Dari tabel di atas diketahui frekuensi tertinggi adalah 19 pada kelas interval 106110 serta diketahui frekuensi terendah 5 pada kelas interval 86-90. Tabel distribusi frekuensi kesadaran politik dapat digambarkan dengan grafik histogram sebagai berikut :
Gambar 3. Histogram Variabel Kesadaran Politik
B. Uji Persyaratan Analisis Data yang telah terkumpul disusun secara sistematis, selanjutnya dianalisis untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan. Uji persyaratan yang harus dipenuhi adalah sampel diambil secara random, hubungan variabel X dan Y merupakan hubungan garis lurus/linier, dan bentuk distribusi variabel X dan Y normal. Hipotesis sebelum diuji, harus menguji dengan persyaratan analisis data melalui uji normalitas dan uji linearitas. Hasil uji persyaratan data dapat diperinci antara lain sebagai berikut :
]
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dari distribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji Lilliefors. Apabila Lhit < Ltabel maka sampel diambil dari distribusi normal, sedangkan apabila Lhit > Ltabel maka sampel diambil dari distribusi tidak normal. a. Uji Normalitas Variabel Pemahaman Politik (X) Pada uji normalitas variabel X (pemahaman politik), langkah pertama yang dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel X. Tabel dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20. Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan dari Lilliefors (nilai terbesar dari F(zi)-S(zi) = 0,006 dan dikonsultasikan dengan tabel lilliefors dengan N=76 didapat Ltabel = 0,102. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui bahwa Lhitung < Ltabel yaitu 0,006<0,102. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa sampel variabel X yaitu pemahaman politik sampelnya berasal dari distribusi normal. b. Uji Normalitas Variabel Kesadaran Politik (Y) Membuat
tabel
rangkuman
variabel
Y.
Tabel
dan
perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Pada uji normalitas variabel Y (kesadaran politik),lampiran 21. Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan dari lilliefors (nilai terbesar dari F(zi)-S(zi) = 0,042 dan dikonsultasikan dengan tabel lilliefors dengan N=76 didapat Ltabel = 0,102. dapat diketahui bahwa Lhitung < Ltabel yaitu 0,042<0,102 Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa sampel variabel Y yaitu bahwa Kesadaran Politik sampelnya berasal dari distribusi normal.
2. Uji Linieritas Uji linieritas diperlukan untuk mengetahui adanya hubungan linier antara variabel X terhadap Y. Uji linieritas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier. Jika Fhitung < Ftabel maka terima Ho berarti linier, namun apabila Fhitung > Ftabel maka tolak Ho berarti tidak linier. Langkah pertama yang dilakukan untuk menguji linieritas X terhadap Y adalah membuat tabel kerja linieritas. Setelah itu dilakukan perhitungan sesuai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
dengan rumusnya. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilainilai sebagai berikut : a) JK(E) = 4131,720 b) JK(TC) = 821,324 c) dfTC = 9 df = 65 d) RJK (TC) = 91,258 RJK = 63,565 e) Fhitung = 1,436 f) Ftabel = F 0,05.9,65 = 2,027 Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa Fhitung < Ftabel yaitu 1,436 < 2,027 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel X dengan variabel Y terdapat hubungan yang linier dan H0 diterima. Perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 22 beserta dengan perhitungan dengan bantuan data SPSS.
Langkah
C. Pengujian Hipotesis selanjutnya setelah melakukan uji persyaratan analisis adalah
menganalisis data untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya diterima atau ditolak. Teknik analisis data yang digunakan untuk uji hipotesis adalah korelasi Product Moment untuk mengetahui ada hubungan yang positif atau tidak antara variabel X terhadap Y dan uji t untuk mengetahui keberartian koefisien korelasinya. Sedangkan untuk besarnya pengaruh digunakan rumus Koefisien Determinan yaitu KP
R2
r 2 100%
1. Pengujian Hasil Analisis Data Setelah dilakukan uji nomalitas dan linieritas hasilnya menunjukkan normal dan linier, kemudian langkah selanjutnya mengadakan uji hipotesis yaitu dengan korelasi Product Moment untuk mengetahui ada hubungan yang positif atau tidak antara variabel X terhadap Y dan uji t untuk mengetahui keberartian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
koefisien korelasinya. Berdasarkan penghitungan uji hipotesis diperoleh hasil sebagai berikut : a. Menghitung Koefisien Korelasi Sederhana Antara X Terhadap Y Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Product Moment diperoleh besarnya koefisiensi korelasi antara X dan Y dengan nilai rxy = 0,355. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai rtabel dengan N=76 dan df=N-2= 74 dengan taraf signifikansi 5% sebesar 0,235. Karena rhitung > rtabel atau 0,355 >0,235 , maka Ho ditolak dengan kata lain Ha diterima berarti antara Pemahaman politik (X) dengan Kesadaran politik Siswa (Y) ada hubungan yang positif. Selanjutnya menguji keberartian atau signifikansi terhadap koefisiensi korelasi yang diperoleh dengan menggunakan rumus t, maka diperoleh thitung = 3,269. Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai ttabel pada taraf signifikasi 5% dengan N=76 dan df=N-2= 74 sebesar 1,993. Karena thitung > ttabel atau 3,269 >1,993 maka koefisien korelasinya antara X dan Y adalah berarti atau signifikan.(Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 23). b.. Menghitung Harga Persamaan Regresi Linier Persamaan Persamaan garis regresi linier sederhana diperoleh persamaan Y=a+bX dari hasil perhitungan persamaan tersebut diperoleh Y=72,9652+1,472 x (Penghitungan dapat dilihat pada lampiran 24). .
c. Menghitung Besaran Sumbangan Determinan Selanjutnya dalam menentukan besarnya pengaruh nilai suatu variabel (variabel X) terhadap naik turunnya nilai variabel lainnya (variabel Y). yaitu dimana Koefisien Determinasi dengan yaitu
=
x100%,
= 0,126 x100% = 12,6 %. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel X memberikan
pengaruh terhadap variabel Y sebesar 12,6% artinya 12,6 kesadaran politik pada siswa kelas XI SMAN 1 Karangnayar dipengaruhi oleh pemahaman politik yang dimiliki siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
2. Penafsiran Pengujian Hipotesis Langkah selanjutnya setelah melakukan analisis data adalah melakukan penafsiran pengujian hipotesis untuk semua variabel yang telah dianalisis yaitu sebagai berikut : Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y diperoleh nilai r=0,355, dari df=n-2=74 dan pada taraf signifikansi 5% di peroleh rtabel=0.235, Karena rhitung
rtabel atau 0,355>0,235 maka dapat dikatakan antara
pemahaman politik dengan kesadaran politik terdapat hubungan positif. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dihitung dengan menggunakan uji t. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,269 dan ttabel sebesar 1,993, karena thitung>ttabel atau 3,269>1,993 maka variabel pemahaman politik terhadap variabel kesadaran politik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar mempunyai pengaruh yang signifikan. Adapun sumbangan pengaruh antara pemahaman poltik terhadap kesadaran politik diperoleh prosentase sumbangan sebesar 12,6% yaitu
x100%,
= 0,126 x100% = 12,6 % dengan persamaan garis regresi linier sederhana diperoleh persamaan Y=72,9652+1,472 x. Dengan demikian artinya 12,6% kesadaran politik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar dipengaruhi oleh pemahaman politik yang dimiliki oleh siswa,sedangkan sedangkan 87,4%nya dipengaruhi oleh faktor lain. Adapun dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa variabel pemahaman politik mempunyai pengaruh terhadap variabel kesadaran politik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar dengan besaran pengaruh sebesar 12,6%. Dengan GHPLNLDQ KLSRWHVLV \DQJ EHUEXQ\L ³$GD SHQJDUXK yang positif dan signifikan antara pemahaman poliitik terhadap kesadaran politik siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011´GDSDWGLWHULPDNHEHQDUDQQ\D Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pemahaman politik terhadapkesadaran politik siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar. Pengaruh positif didasarkan pada hasil perhitungan koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y yang menunjukkan korelasi positif ditunjukkan dengan besaran nilai rhitung>rtabel atau 0,355>0,235, sedangkan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
thitung>ttabel atau 3,269>1,993, maka dapat dikatakan korelasinya signifikan. Signifikansi tersebut didasarkan pada perolehan perhitungan uji t atau uji keberartian. D. Pembahasan Hasil Analisis Data Setelah melakukan analisis data untuk pengujian hipotesis, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pembahasan terhadap hasil analisis data. Pembahasan hasil analisis data selengkapnya sebagai berikut : Bahwa pengaruh pemahaman belajar mengenai politik terhadap kesadaran politik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar tahun semester gasal WDKXQSHODMDUDQKLSRWHVLVQ\DEHUEXQ\Lµ7HUGDSDWSHQJDUXK\DQJSRVLWLI dan signifikan antara pemahaman materi politik terhadap kesadaran politik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011. Dinyatakan diterima. Hal tersebut disebabkan karena rhitung>rtabel yaitu 0,355>0,235 dan thitung>ttabel yaitu 3,269>1,993. Dari hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel pemahaman politik(X) terhadap kesadaran politik (Y). Adapun besaran sumbangan pengaruh variabel X terhadap Y yang diperoleh dari KP = r2 x 100%, yaitu sebesar 12,6%, artinya bahwa 12.6% kesadaran politik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar semester gasal tahun pelajaran 2010/2011 dipengaruhi oleh hasil pemahaman politik siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dengan persamaan garis regresi linear sederhana diperoleh persamaan Y=72,9652+1,472 x. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat dinyatakan bahwa 12,6% kesadaran politik pada siswa SMA Negeri 1 Karanganyar semester gasal tahun pelajaran 2010/2010 dipengaruhi oleh hasil pemahaman politik melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sedangkan 87,4%nya lagi dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Adapun faktor yang mempengaruhi Kesadaran politik yaitu diantaranya ³kultur politik, perubahan budaya, kemampuan dan kecakapan khusus yang dimiliki dari tingkat pendidikannya, dan SHPLPSLQ SROLWLN´ 8VWPDQ $EGXO 0X¶LV 5XVODQ, 2000:97-98). Berdasarkan hal tersebut, maka pemahaman politik merupakan salah satu faktor yang termasuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
dapat mempengaruhi kesadaran politik pada siswa, karena pemahaman yang dimiliki siswa sebagai kemampuan/kecakapan yang peroleh dari belajar di sekolah. Kesadaran politik menurut 8VWPDQ $EGXO 0X¶LV 5XVODQ (2000:96) VHEDJDL ³3DQGDQJDQ XQLYHUVDO \DQJ PHQFDNXS ZDZDVDQ SROLWLN QLODL-nilai dan orientasi politik, yang memungkinkan seseorang untuk mengerti situasi, kondisi problematika masyarakatnya, memecahkannya, memberikan keputusan dan menentukan pendirian terhadapnya, yang mendorongnya untuk bergerak dalam rangka merubah atau mengembangkannya. Berarti disini kesadaran hubungannya dengan sikap maupun tindakan yang akan dilakukannya. 6DLIXGGLQ $]ZDU PHQ\DWDNDQ EDKZD ³)DNWRU SHPEHQWXN VLNDS VDODK VDWXQ\D DGDODK OHPEDJD SHQGLGLNDQ GDQ OHPEDJD DJDPD´ 'DUL SHQGDSDW tersebut dapat ditafsirkan bahwa lembaga pendidikan sebagai salah satu wahana proses belajar mengajar dengan hasil akhir dari kegiatan tersebut yaitu suatu pemahaman yang diperoleh dsri pembelajaran dengan hasil akhir nilai sebagai tolok ukur untuk mengetahui kemampuan dari peserta didik. Karena dari pemahaman yang diperoleh dari para siswa akan dapat memberikan bekal serta pengetahuan di dalam menentukan sikap dan tindakannya dengan bentuk kesadaran dalam diri mereka. Pemahaman politik di sekolah sebagai salah satu yang diperlukan dalam meningkatkan kesadaran politik bagi siswa. Kesadaran politik itu menyangkut pengetahuan, minat dan perhatian seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik. Tingkat kesadaran politik diartikan sebagai tanda bahwa warga masyarakat menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan dan
atau
pembangunan (Budiarjo, 1982:22). Kesadaran politik berbanding lurus dengan pendidikan politik di masyarakat itu sendiri, dimana semakin kuat pendidikan politik dalam masyarakat maka kesadaran politiknya juga semakin kuat (Theresia Audita Guretti, 2009). Dengan kesadaran politik yang tinggi, diharapkan ada pemulihan sistem yang berpegang erat pada pancasila dan mengusahakan kesejahteraan bersama. Dan ketika tingkat kesadaran berpolitik masyarakat sudah tinggi, maka niscaya dengan sendirinya sistem demokrasi akan berjalan, dengan tentunya didasari sikap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
patriotisme dan nasionalisme yang ada. Pengetahuan dan pemahaman warga negara terhadap konsep-konsep politik dasar tertentu menjadi sangat penting untuk dibangun, karena tanpanya kesadaran politik yang kritis tidak mungkin ditumbuhkan (M.Khoiron, 1999:51). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Karanganyar membuktikan bahwa hasil Pemahaman politik melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berpengaruh terhadap kesadaran politik pada siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi hasil penelitian serta pembahasan di bab IV, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pemahaman politik terhadap kesadaran politik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar semester gasal tahun pelajaran 2010/2011. Pengaruh positif ini didasarkan pada hasil perhitungan koefisien korelasi variabel pemahaman politik (X) terhadap variabel kesadaran politik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar semester gasal tahun pelajaran 2010/2011 yang ditunjukkan dengan nilai rhitung>rtabel atau 0,355>0,235 dengan df=n-2=74 dan pada taraf signifikansi 5% artinya bahwa Ho ditolak sedangkan Ha diterima atau pemahaman politik memiliki pengaruh yang positif terhadap kesadaran politik. Untuk mengetahui signifikansinya didasarkan pada perhitungan uji t dengan thitung>ttabel atau 3,269>1,993 dengan df=n-2=74 dan pada taraf signifikansi 5%, sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman politik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesadaran politik. Adapun untuk besaran sumbangan pengaruh variabel pemahaman politik terhadap kesadaran politik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar semester gasal tahun pelajaran 2010/2011 dihitung dengan menggunakan rumus KP = r2 x 100% . Dari hasil perhitungan diperoleh besaran sumbangan sebesar 12,6% artinya 12,6% kesadaran politik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar semester gasal tahun pelajaran 2010/2011 dipengaruhi oleh hasil pemahaman belajar politik. Selanjutnya naik turunnya atau besar kecilnya kesadaran politik siswa dapat diprediksi melalui persamaan regresi dengan
persamaan
garis
regresi
linier
sederhana
diperoleh
persamaan
Y=72,9652+1,472 X. B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas maka menimbulkan beberapa implikasi sebagai berikut:
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
1. Implikasi Teoritis Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pemahaman politik mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap tingkat kesadaran politik pada siswa. Maka implikasi teoritisnya adalah bahwa semakin meningkatnya pemahaman mengenai politik secara maksimal maka akan menambah wawasan siswa yang dapat djadikan sebagai pedoman dalam bersikap dan bertindak dengan penuh kesadaran. Meningkatnya pemahaman siswa tentang politik khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah maka siswa akan memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang akan menumbuhkan kesadaran diri siswa dalam politik.
2. Implikasi Praktis Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bahwa pemahaman politik mempunyai peranan dalam menumbuhkan kesadaran politik siswa. Dari hasil hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi guru maupun orang tua di dalam memotivasi dan mengarahkan siswa supaya lebih rajin dan bersungguhsungguh di dalam belajar khususnya mengenai pengetahuan politik di sekolah melalui mata pelajaran yang diberikan yaitu salah satunya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan agar siswa lebih paham tentang politik. Dengan meningkatnya hasil pengetahuan dan pemahaman mengenai politik maka secara maksimal akan menambah wawasan siswa tentang penanaman nilai yang bisa dijadikan pedoman dalam tindakan serta sikap yang dilakukan. Maka diharapkan guru, orang tua, dan lingkungan dapat berperan aktif sebagai unsur terkait untuk dapat mendukung, menumbuhkan dalam penanaman kesadaran politik siswa.
C. Saran Sesuai dengan hasil kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan diatas, maka dalam rangka memberikan sumbangan pemikiran penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
1. Bagi Siswa Siswa hendaknya memiliki pemahaman politik yang baik karena dengan adanya pemahaman tersebut diharapkan siswa dapat mempunyai kesadaran politik yang yang baik pula. 2. Bagi Guru Guru sebagai pendidik hendaknya memberi motivasi siswa dalam belajar untuk dapat meningkatkan minat belajar siswa supaya pemahaman khususnya pemahamaan akan politik siswa lebih meningkat sehingga mampu menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kesadaran politik yang lebih baik. Guru juga hendaknya lebih memberikan semacam pengayaan maupun tugas-tugas yang dapat mendukung dalam meningkatkan pemahaman politik bagi siswa.
3. Bagi Sekolah Lingkungan sekolah memberikan nilai yang besar bagi siswa dalam memperoleh suatu pemahaman dalam belajar. Oleh sebab itu disarankan kepada pihak sekolah untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana di sekolah dalam hubungannya untuk meningkatkan pemahaman tentang politik misalnya adanya buletin, mading tentang berita seputar politik maupun buku-buku yang disediakan di perpustakaan sekolah. Serta yang paling terpenting adalah mnciptakan suasana belajar yang kondusif, disiplin dan inovatif agar dapat memberikan dorongan atau semangat kepada siswa dan mendukung guna mendapatkan pemahaman khususnya politik dalam belajar di sekolah.
commit to user