Seminar Nasional Peternakan dan Veleriner 1997
KONSEP PELESTARIAN PASOKAN HIJAUAN PAKAN DALAM USAHA OPTIMALISASI PRODUKTIVITAS TERNAK RUMINANSIA M.
WINUGROHO', B. HARVANTo l
dan K . Ma'sum 2
' Balai Penelitiarr Teniak, P.O. Box 221 Ciawi-Bogor 1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Karang Ploso, Malang, Jawa Tinrur
RINGKASAN Keterscdiaan hijauan pakan ternak sepanjang talum sangat ditentukan _oleh musim dan pola tanam pertanian tanaman pangan . Pada musim kemarau selalu terjadi kekurangan produksi hijauan pakan ternak ; sedangkan pada musim hiljan produksi hijauan pakan cukup tinggi sehingga cendenng terjadi kelebillan pasokan . Sementara itu, untuk daerah pertanian intensif, kekurangan hijauan pakan ternak pada musim kenlarau juga diikuti oleh kekurangan pula pada musim hujan karena pola pemanfaatan lahan yang lebill banyak untuk produksi tanaman pangan. Limbah pertanian tanaman pangan menjadi sumber penting sebagai pakan ternak : Untuk melestarikan pasokan hijauan pakan ternak sepanjang tannm perlu diupayakan agar pemanfaatan sumberdaya hijauan dapat diatur, baik mclahu pola tanam hijauan pakan yang cocok pada musim hujan maupun kemarau, melalui penlanfaatan teknologi pengolahan dan penyinlpanan hijauan serta penyusunan ransum yang efisien . Kata kunci: Hijauan pakan; pelestarian; penyediaan
PENDAHULUAN Fluktuasi ketersediaan hijauan pakan dipenganhi olell iklim dan pola pertanian tanaman pangan. Pada wilayah yang mempunyai musim kemarau panjang seperti di Kawasan Timur Indonesia, kekurangan pasokan hijauan pakan pada musim- kemarau selalu terjadi karena kekurangan air yang tidak dapat mencukupi kebutullan pertumbuhan tanaman. Sementara pada musim hujan produksi hijauan pakan ternak cukup tinggi . Pada-wilayah pertanian intensif, pola pertanian yang diutamakan pada tanaman pangan menyebabkan terbatasnya lahan yang dapat diglmakan sebagai sumber penghasil hijauan pakan ternak : Pada wilayah ini, kekurangan hijauan pakan ternak yang dialami pada musim kemarau biasanya juga dialami pada musim hujan. Penlanfaatan limbah pertanian seperti jerami padi, jerami jagung dan sisa tanaman pangan lainnya sebagai pakan ternak niminansia sering dijumpai. Namun, kualitas limbah tanaman pangan ini pada unlumnya rendah karena kandungan lignoselulosa yang tinggi sebagai akibat dari umur tanaman yang sudah tua. Oleh karena itu, pola pemanfaatan hijauan pakan ternak hans dilakukan secara strategis dengan nlengikutkan teknologi pengolahan, penyinlpanan serta penyRisunan ransum efisien disesuaikan dengan kemanlpuan cerna mikrobial ternak . Kekurangan pasokan hijauan pakan ternak yang terjadi ini akan berpenganh negatif terhadap penampilan reproduksi ternak yang ditandai dengan kegagalan kebuntingan, berat lahir anak yang rendah, kematian anak pra-sapill yang tinggi serta jarak beranak yang panjang . Kondisi tubuh induk sebelum dan pada saat dikawinkan sangat meneniukan keberhasilan kebuntingan . Untuk membantu pelestarian ketersediaan hijauan pakan ternak sepanjang tahun, dalam makalah ini dikemukakan konsep penyediaan hijauan pakan yang meliputi pola tanam hijauan pakan ternak, penlanfaatan limbah pertanian tanaman pangan, penlanfaatan lahan untuk produksi hijauan pakan ternak serta 195
SennnorNasional Peternakan dan Veteriner /997
teknologi pengolahan, penyinlpanan dan penyusunan ransum yang efisien guna mengurangi kenlgian yang terjadi sebagai akibat kegagalan proses reproduksi . Pengaruh hijauan pakan yank terbatas terhadap penampilan reproduksi Kekurangan pakan yang terjadi pada musim kenlarau menyebabkan ternak mengalami kehilangan bobot badan hingga mencapai kondisi tubuh yang lebill rendah dari standar kondisi tubuh normal yang dapat mcmberikan keberhasilan proses reproduksi . Bobot badan induk sapi clan skor kondisi tubuh unluk sapi Bali disarankan sebesar 230 kg dengan skor 5 pada skala skor 1 sampai dengan 10, untuk sapi Madura sebesar 220 kg dengan skor 4,5 serta untuk sapi Peranakan Ongole sebesar 260 kg dengan skor 4 sebagal kondisi minimal yang llanls dicapai agar dapat terjadi proses reproduksi normal . Apabila nilai kondisi tubull clan bobot badan lebill rendall daripada persyaratan mininlal ini maka akan diperoleh kennlngkinan kegagalan reproduksi yang lebill besar, ballkan dapat mencapai 100%. Meskipun kondisi tubull dan bobot badan telah mencapai kondisi minimal tersebut, keberhasilan inseminasi buatan (1B) masill sangat bervariasi, misalnya di Lampung hanya dicapai tingkat keberhasilan sebesar 55% (ANONIMUS, 1997b), sedangkan secara kawin alam dilaporkan kisaran keberhasilan tingkat kelahiran sapi Bali antara 44 sampai dengan 82% di Nusa Tenggara Tinlur (WIRDAHAYATI, 1992) . Variasi keberhasilan yang cukup tinggi ini disebabkan olell kondisi tubull yang tidak mencapai skor minimal seperti yang disarankan diatas . Apabila terjadi demikian, untuk inemperbaiki kondisi tubuh induk sapi tersebut, maka perlu diberikan tamballan hijauan pakan ternak . Hijauan pakan ternak yang diberikan dapat benlpa leguminosa maupun nunput yang mengandung protein tinggi . Untuk leguminosa kandungan protein dapat mencapai diatas 20%, sedangkan untuk nlmput adalah dialas 8%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ACIAR sejak taluln 1982 (ANONIMUS ; - 1993) telah disarankan pola penamballan hijauan pakan ternak untuk memperbaiki kondisi induk sapi pengllasil bakalan menggunakan galnal (Glvricidia sepium), kaliandra (C'allvandra callolhyrsus), lamtoro (Leucaena leucocephala) . Untuk sapi induk dengan berat badan antara 200-230 kg pada musim hujan dapat diberikan pakan hijauan nlmput sebanyak 20 kg dengan suplementasi 6 kg daun gamal, 2 kg kaliandra clan 2 kg lamtoro. Sedangkan pada musint kenlarau dimana hijauan rumput sudah tidak ada, maka sapi induk tersebut dapat diberi pakan yang terdiri atas jerami padi atau pucuk tebtl sebanyak 10 kg, ditambah 10 kg daun gamal, 3 kg kaliandra clan -1 kg lamtoro . Untuk induk sapi dengan berat badan lebill tinggi perlu diberikan hijauan yang lebih banyak (YLISRAN el aL,1997) . Pemberian daun leguminosa dapat dilakukan setelah induk sapi melahirkan. Dengan cara penlberian ini ternyata dapat menlperpendek anestnls post partus dari 90 hari atau lebih menjadi 70 hari (YUSRAN el a/.,1997), perbaikan utenls clan filngsi ovarium, serta meningkatkan produksi susu induk dari 2,6 liter per hari menjadi 3,3 liter per hari (MA'sum ef al., 1997), clan meningkatkan kecepatan penamballan berat badan pedet sapi Bali dari 0,19 menjadi 0,26 kg per hari (AFFANDIIY el al ., 1997). Kombinasi pemberian tamballan pakan dalam bentuk campuran limball jagung, daun lamtoro clan turi sebesar 10'Yo ransum yang diberikan sebelum dan sesudah partus serta diberikan kembah sebelum dikawinkan, dengan probiotik Bioplus dapat memperpendek jarak beranak sapi Bali dari 15 bulan mcllladl 13 bulan (WINUGROHO et al., 1995b). Pelestarian penyediaan hijauan pakan ternak Potensi Nvilayah dalam menyediakan hijauan pakan ternak dan kebutuhan untuk mencukupi pakan ternak perlu diketalmi agar dapat diupayakan pemanfaatan sumber daya hijauan secara 196
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1997
optimal dengan memperhatikan kelestarian penyediaan sepanjang talmn . Data potensi yang ada dewasa ini masih bervariasi karena asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungannya berbedabeda (PRAWIRADIPUTRA dan PURWANTARI, 1996). Tanaman hijauan pakan ternak Untuk menyediakan hijauan pakan ternak sepanjang taluin perltr-dilakukan manajemen tanaman pakan ternak secara--tepat . Tanat an pakan ternak yang dapat. ;diupayakan antara lair adalah rumput unggul dan leguminosa potion atau perdu yang.dapat beradaptasi pada kondisi iklim wilayah tertentu . Sedapat mungkin jenisjenis rumput dan. leguminosa tersebut tersebar baik -pada musim hujan maupun kemarau: Pola; penanaman hijauan pakan-ternak melalui sistem tiga strata atau pola: iorong dapat dikembangkan sebagai suatu cara_untuk tetap dapat menyediakan hijauan pakan ternak sepanjang tahun . Pola pertanaman. dengan. sistenr tiga strata (STS) antara lain telah berhasil meningkatkan pcnyediaan pakan ternak dan baitkan meningkatkan produksi ternak serta mengurangi erosi tanah (NtTIS, 1996) Pemarifaatan Anhan pekarangan, pinggir -jalan, maupun lahan perkebunan-.dan kehutanan yang- masily memungkinkan untuk_Aitanan i dengan tanaman hijauan pakan ternak perlu dikembangican (ANONINttls; 1996) . Manajemen pemanenan hijauan harus diupayakan agar tidak-juenghanibat, pertumbultan kembali tanaman-hijauan' pakar tersebut; antara lain perlu memperhatikan frekueisi "pemanenan, ;:umur pemanenan serta tatalaksana pemupukan kcinbali . . Pemanfaatan limbah pertanian tanaman pangan Pola tanam di wilayah pertanian tanaman pangan yang dilakukan pctani akan menentukan waktu ketersediaan limbah yang dapat dilntnakan sebagai pakan ternak . Meskipunkualitas nutrisi limbah tanaman pangan pada umumnya rendah yang ditandai oleh kandungan lignoselulosa tinggi, bahan pakan ini dapat digunakan : untuk mengisi sebagian kebutuhan pakan ternak. Penerapan teknologi uniuk meningkatkan nilai manfaat biologis limbah tanaman pangan tersebut perlu dilakukan, antara lain melalui manipulasi ekosistem rumen (WINUGRO110 et aE,1993 ; SirrARDI, 1996). Penggunaan bioplus maupun probiotik ,`lain' dapat membantu meningkatkan kecernaan komponen serat dalam limbah tersebut, disamping-dapafrneningkatkan produksi ternak (WINUGROHo et al., 1995a -, KUSNADI et al., 1996; SANToso et.al.,1995) : Cara pemanfaatan hijauan pakan a. Segar Pemanfaatan hijauan pakan dalam bentuk segar menlpakan cara yang banyak dilakukan peternak apabila produksi hijauan mencukupi kebutuhan . Pada musim luujan dimana ketersediaan rumput cukup tinggi, ternak dapat diberikan pakan dalam bentuk segar dengan kandungan air yang cukup tinggi. Namun, hal ini akan mempenganihi total konsumsi bahan kering sehingga hanis diperhatikan agar kebutuhan bahan kering dapat terpenulii. Untuk pemberian hijauan leguminosa perlu disesuaikan dengan sifat fisika-kimia yang dimiliki oleh 'masing-masing hijauan . Tingkat degradabilitas dan kecernaan komponen protein dalam hijauan leguminosa ternyata dipenganlhi oleh kondisi segar, layu atau kering (WtNUGROIR), 1997) . Untuk menjamin ketersediaan hijauan segar, baik pada musim kemarau maupun luljan, perlu dilakukan pola tanam dan panen yang tepat. Penanaman leguminosa potion untuk dimanfaatkan pada musim kemarau hendaknya dipilih jenisjenis legulnlnosa yang bahan kekurangan air, antara lain Gliricidia sp, Calhandra sp, Sesbanin sp clan Leucaena sp. Kaliandra sebaiknya diberikan dalam bentuk segar sedangkan lainnya dapat diberikan dalam bentuk segar maupun layu 197
Seminar Nasional Peternakan dan I%teriner 1997 (ANONIMUS, 1997a) . Lebill banyak cadangan leguminosa pohon sebagai sumber protein semakin baik guna menopang kebutuhan gizi untuk menjamin kenormalsan proses reproduksi. Ujicoba sisteni ini di Jawa Timur, Nusa Tenggara Tinlur dan Kalimantan Selatan pada masyarakat peternak sedang dilakukan Balai Penelitian Ternak bekerjasania dengan PT Inhutani (ANONIMUS, 1996). Hal ini diniaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan protein pakan yang dibutulikan ternak . Dengan demikian dapat mengurangi kebutuhan pakan konsentrat .
b. Alvetan Pengawetan hijauan pakan ternak untuk mengantisipasi kebutuhan pakan pada musim kekurangan pakan sangat dianjurkan. Pada saat produksi hijauan cukup tinggi dapat dilakukan pemanenan dan kemudian dikeringkan atau dibuat silase sehingga dapat disimpan untuk digunakan pada waktu niasa stilit hijauan . Masalah yang diliadapi dalani pengolahan/pengawetan hijauan pakan ternak adalah diperlukannya proses pengeringan untuk mengurangi kadar air hijauan sehingga tidak akan cepat nisak . Kelebilian produksi hijauan vang terjadi pada musim linjan menyebabkan pengeringan menggimakan sinar niatahari sangat tergantung pada keadaan cuaca. Untuk nienipercepat proses pengeringan diperlukan alai pengering yang membutuhkan biaya untuk inclakukannya . Selain jeranii padi, penyinipanan hijauan dengan cara pengeringan niasili beluin banyak dilakukan peternak. c. Ensilase Penyinipanan hijauan pakan ternak dalam bentuk silase nieinerlukan adanya silo uniuk menanlpung kelebihan hijauan tersebut . Proses ensilase meniefukan kondisi hijauan yang mempunyai kandungan air antara 40-60%, sebelum ditutup dalam suasana anaerob . Adopsi teknik pembuatan silase di Indonesia pada peternakan rakyat niasih rendah. Pada kondisi peternak skala penisahaan besar, tingkat kenisakan dalain pembuatan silase biasanya berkisar antara 5-10% dari bahan kering . Untuk niengoptinialkan potensi sumberdaya hijauan yang terdapat di wilayah tertentu inemerlukan pengenalan potensi tersebut sehingga penjadwalan ketersediaan hijauan rnaupun linlbah tananlan pangan hangs disesuaikan dengan pola usahatani tanaman pangan, perkebunan atau keluttanan sebagaiinana yang telah dilaporkan ACIAR (ANONIMUS, 1993) . Penyusunan ransum clisicn berdasarkan pada hijauan pakan ternak Penianfaatan zat gizi yang terkandung didalain hijauan pakan ternak tergantung pada sifat degradabilitas serta kecernaannya. Ketersediaan substrat hasil degradasi zat gizi ini didalain nimen akan menentukan tingkat keniampuan sintesis inasa tnikroba rumen maupun ketersediaan produk fermentasi mikrobial yang nantinya menipakan nutrien yang diperlukan dalam metabolisme tubuly ternak . Koinbinasi dari berbagai hijauan leguminosa dan nimput yang tepat akan nienghasilkaiv produk fermentasi mikrobial rumen clan protein tnikroba nunen yang optimum . Dari hasit penelitian dapat ditunjukkan bahaa kombinasi antara Lanitoro :gliricidia : kaliandra pada inibangari 60 :20 :20 dapat inemberikan rcspon produksi ternak yang tinggi . Untuk meningkatkan efisiensi peinanfaatan pakan, perlu dipikirkan upaya peinenullan kebutuhan nutrien bagi tnikroba ntnlen sehingga pertunibuhan tnikroba seria proses fernienlasi mikrobial dapat berlangsung optimali Penggunaan urea-molases-mineral blok lnaupun bypass nunen nutrien dapat mernbantu meningkatkan efsiensi penianfaalan pakan tersebut . Penyusunan ransum lengkap (complete feed) menggtmakan hijauan yang ada sebagai bahan utania, kemudian dilengkapi dengan suplementasj nutrien yang kurang dan penambalian balian pakan aditif, seperti probiotik, ionophore maupun peniacu sintesis ensim akan dapat menjamin kecukupan nutrisi ternak . Teknologi peningkatan 198
Seminar Nasional Peternakan don Veteriner 1997
manfaat pakan berserat seperti limbah pertanian melalui proses amoniasi telah dijelaskan StJTARDI (1996) . KESIMPULAN DAN SARAN Untuk Inengoptinlalkan penlanfaatan potensi hijauan pakan ternak berdasarkan konsep pelestarian kctersediaan sepanjang tahun dapat dilakukan melalui pola tanam hijauan pakan ternak yang tcpat baik dari jenis tanaman inaupun tatalaksananya . Cara penyediaan hijauan pakan dapat dilakukan dalanl bentuk segar maupun diawetkan melalui proses pengeringan atau pembuatan silase . Kondisi tubuh sapi induk pada saat dikawinkan perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga skor kondisi tubuh tersebut berada pada atau diatas batas skor minimal agar keberhasilan kebuntingan dapat dijanlin . Pemanfaatan hijauan pakan ternak melalui peĀ»vusunan ransum lengkap yang efisien perlu dikembangkan . DAFTAR PUSTAKA AFFANDHY, L., K. MA'sum, M.A . YIJSRAN, M. WINUGROIU) dall E. TELENI . 1997 . Penganlh -surge feeding" pada bobot badan pedet lepas sapili . Laporan BVIT Karang Ploso. Jawa Timur. ANONIMUS . 1993 . Draught Animal Systems and Management : An Introduction Study. ACIAR Monograph No . 19 . Australia. ANONIMIJS. 1996 . Penelitian model integrasi ternak dalaln kawasan agroforestry (H"rl) Pelaillari, Kalimantan Selatan. Balitnak-IPTP Banjanvanl-PT hthutani 111. Kalimantan Selatan. ANONIMIJS. 1997a. Pedoman Teknis Penviapan Induk Sapi Penghasil Bakalan Lokal (Balok) melalui Perbaikan Pakan . Direktorat Bina Produksi . Direktorat Jenderal Peternakan . Jakarta. ANONIMtJS. 1997b. Pengkajian pemantaatan teknologi inscnfnasi buatan (M) dalam usaha peningkatan populasi dan produktivitas sapi potong Nasonal di propinsi Lampung. Kerjasama Puslitbangnak dengan Proyek Pelnbinaan Kelembagaan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. KuSNADI, U .M ., M. SARRANI dan K. DIWYANTO. 1996 . Dampak imbuhan Bioplus dan Starbio pada kinerja daging sapi FH jantan di Ganlt. Balai Penelitian Ternak . Bogor. MA'sum, K., L. AFFANDHY, M. WINUGROHO dall E. TELENI . 1997 . Respons pemberian Suplemen legulninosa pada kinerja reproduksi sapi Bali . Laporan BPTP Karang Ploso. Jawa Timur. NITIS,
I.M . 1996 . Sisteln penyediaan pakan hijauan nlenunjang industri peternakan yang berkesinambungan . Pros . Seminar Nasional Petemakan dan Veteriner. Jilid I . Pnsat Penelitian dan Pengembangan Petemakan. Bogor. Halaman 203-219 .
PRAWIRADII>UTRA, BA . dan N.D . PURWANTARI . 1996 . Pengembangan potensi sumberdaya hijauan pakan untuk nlenun_jang produktivitas ternak di Indonesia. Pros. Seminar Nasional Petemakan dan Veteriner. Jilid 1 . Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan. Bogor. Halaman 221-229. SANTOSO, T.D . CIIANIAc;c) clan M. WINuGROHO. 1995 . Pengaruh pemberian Bioplus pada kinerja sapi potong fO pada pola PM di Lampung. Balai Penelitian Ternak . Bogor. SUTARDI, T. 1996 . Peningkatan efsiensi penggunaan pakan. Pros . Seminar Nasional Petemakan dan Veteriner. Jilid 1 . Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan . Bogor. Halaman 231-248 WINUGROHO, M and E. TELENI . 1993 . Feeding and breeding strategies . E. Teleni, R.S .F. Campbell and D. Hotlinann (eds .) . Draught Animal Systems and Management : An Introduction Study. ACIAR Monograph No . 19 . Canberra . Australia.
SeminarNasional Peternakan don Meteriner 1997
WINUGROHO, M., M. SABRANI, P. PUNARBOWO, Y. WIDIAWATI and A. THALIB . 1993 . Non-genetic approach for selecting rumen fluid containing speficic microorganisms (Balitnak Method). Ilimi dan Peternakan Vol. 6(2): 5-9.
WINUGROHO, M., A.D . SOEDIANA dan Y. WIDIAWATI. 1995a. Evaltlasi pennanfaatan Bloplus dan CYC-100 (Sacclnaromyces cereviciae) pada sapi ex-import . Prosiding Seminar Nasional . Fakultas Petemakan. Institut'Pertanian Bogor.
WINUGROHO, M., M. SABRANI, SANTOSO, M. PANIAITAN. ERWAN dan M. SAID . 1995b. Strategi nnanajemen pakan untuk Kawasan Indonesia Tinnu. Agricultural Research Management (ARM)-Project. Departennen Pertanian.
WINUGROHO, M., Y. WIBISONO dan M. SABRANI. 1996 . Penganih temperatur lingkungan, pemberian mikroba serat (Bioplus) pada konsumsi, kecernaan ransum dan tingkat kebuntingan sapi O ngole. Prosiding Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) . Badan Tenaga Atom Nasional . Jakarta.
WINUGROHO, M. 1997 . Strategi etisiensi penggunaan hijauan pakan. Lokakarya pemberdayaan peternak dan nnenghadapi inusim kemarau dari aspek hijauan makanan ternak . Dinas Peternakan Tk . I Propinsi Jawa Barat . Bandung.
WIRDAHAYATI,,R .B .M . 1992 . Etisiensi produksi ternak sapi di Nusa Tenggara . Laporan CHAPS. Lombok . YusRAN, M.A ., M. WINUGROHO, T. PURWANTo, dan E. TELENI . 1997 . Penerapan teknik "Surge Feeding" menggunakan legulninosa sebagai alternatif
solusi
dalam meningkatkan reproduktivitas di lahan
kering di Jxwa Timur. Laporan hiternak BPTP Karang Ploso. Jawa Timur.
DISKUSI Neliy Hendratno (Tanggapan Untunt) Dalann bidang peternakan ada 3 faklor yang berinteraksi, yaitu tanah atau lalnan non produktif (untuk penggunaan pertanian kurang bermanfaat), Hijauan pakan ternak dan ternak itu sendiri . Cara
penggunaan
secara
efisien
meliputi
tanannan
apa yang
hars
diketnbangkan untuk
meningkatkan produksi dan reproduksi . Pakan boleli baik, tapi bila reproduksi tidak baik sama dengan tidak efisien. Detnikian juga inasalah penyakit haris diperthubangkan untuk meningkatkan prodttksi dan reproduksi ternak . Tanah produktif dapat dipakai untuk meinprodttksi tanaman dan hasil-hasil samping yang dapat rneningkatkan usalta peternakan . Di wilayah Indonesia bagian
timur musim kering selanna 6 bulan, nntsim hujan 3 bulan, nnaka perlu dicari pakan yang sesuai, agar dapat mentecahkan tuasalah bagaimana menyediakan pakan sepanjang musim. Apakah
ada
lahan
Bagaimana menerapkan
yang
perlu
disediakan
untuk
petentakan
(GEMARRAMPAK) ?.
teknologi bagi pengguna akhir ? Input bagi peternak apa ? Bagaimana
meningkatkan apresiasi peternak untuk ntetnanfaatkan teknologi ? Bagaimana menyediakan jerami
sepanjang talutn ? Ternak-ternak apakah yang dinnasukkan pada lahan tertentu dengan tuelihat pada EMT yang ada ?. Yang
ditekankan
oleh
penibalias
adalah
judul
sangat
baik,
pentakalah
mencoba
menerapkannya dilapangan (teknis, ekonontis dan nuldalt didapatkan), bagaimana melestarikan
jerami (silase tidak bisa digunakan di lapangan), apa ada ketjasaina dengan Kanwil, Inengapa sisasisa hasil panen dibakar.
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1997
Tanya Jawab Masud Panjaitan : Konsep pelestarian pasokan hijauan harus mendukung kondisi dan situasi sekarang . Pemasaran ternak harus bersaing dengan negara-negara ASEAN dan APEC . Konsep pelestarian pasokan hijauan harus bisa menarik bagi masyarakat yang ada di kota . Penyediaan lahan sudah cukup, tapi dicoba untuk menarik masyarakat yang ada di kota besar untuk ikut mengembangkan peternakan . Memanfhatkan pengguna yang ada di kota besar. Budi Haryanto : Konsep pelestarian pasokan hijauan ini memang dimaksudkan untuk mengatasi masalah yang selalu dihadapi sekarang, yaitu dengan adanya fluktuasi pada musim hujan dan kemarau: Mengenai upaya mengajak masyarakat kota sebagai pengguna hasil peternakan untuk ikut berperan dalam membantu peningkatan produksi ternak melalui investasi di dalam usaha ternak perlu ditindaklanjuti . Haryono : Masalah yang diliadapi di lapangan adalah mudah atau tidak menyediakan pasokan bahan pakan hijauan. tersebut, dapat diterima atau tidak secara ekonomi. Di lapangan, kandungan NH 3 di dalam nimen biasanya sangat tinggi, sehingga akan memberikan- efek yang tidak baik . Kandungan NH3 tinggi ini disebabkan ternak di beri pakan hijauan dari legume. Budi Haryanto : Memang pada kenyataannya di lapangan yang menjadi masalah adalah pengtimpulan limbah pertanian misalnya jerami padi yang sangat tersebar sehingga memceukan tambahan tenaga dan transportasi untuk memanfaatkannya . Masalah ini perlu dicarikan suatu metode/sistem yang dapat dilaksanakan dan murah . Mengenai kandungan NH3 yang tinggi apabila ternak diberi pakan hijauan legume kiranya dapat dipahami karena hal ini dapal berkaitan dengan tingkat degradabilitas protein dalam hijauan leguminosa yang cukup tinggi . Oleh karena ilu yang diperlukan adalah cara pemberian pakan yang seimbang nutrisinya sehingga peran fermentasi rumen berlangsung optimal. Ridhwan S. : Pada musim luijan sumber hijauan produksinya banyak, sedangkan pada musim kemarau sebaliknya prodttksi hijauan kurang . Pada musim kemarau jeranu padi kurang tersedia, sedangkan peternak yang meinerlukan banyak akibatnya para peternak saling berebut untuk mendapatkan jerami padi untuk pakan lernaknya. Motivasi para peternak harus ditingkatkan lagi dalam hal pemeliharaan ternaknya, sehingga teknologi yang dikembangkan akan menjadi sesuatu yang diperlukan peternak . Budi Haryanto : Kerjasama yang harntonis antara peneliti, penyulult dan peternak inerupakan syarat agar teknologi yang dikembangkan dapat diterima dan digunakan oleh peternak sebagai pengguna leknologi . Penanya : Pemakaian jerami belum nientasyarakat di Jambi. Penyebaran program Gemarrampak, pengembangan peluangnya untuk tumbuh sangat kecil. Nanttin, lahan pasang sunit dan gambut memberikan peluang untuk penanaman hijauan, tetapi lahan tersebut mentpunyai kandungan AI dan Fe yang cukup tinggi . Untuk mengurangi kandungan Al dan Fe apakah perlu penambahan mineral ? Kematian ternak yang terbesar lerjadi pada bulan pertanta sampai bulan kedelapan. Produksi hijauan banyak letapi kondisi ternak kurang bagus. Budi Haryanto : Informasi ini sangat berguna untuk pengembangan peternakan di daerah Jambi, karena lernyata masih ada luasan lahan yang cukup besar yang dapal digunakan sebagai sumber pasokan hijauan. Masalah kandungan Al dan Fe yang tinggi perlu diimbangi dengan penyustman ransum seimbang sehingga kandungan zat gizi termasuk mineral tersebut tidak akan mengganggu proses fermentasi pakan di nimen secara optimal.
201