Cahaya Aktiva Vol.02 No.02, September 2012
Andrian Dewantara
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PABRIK PAKAN TERNAK RUMINANSIA Oleh : Andrian Dewantara
Abtract A Company development is always depends on competition with others. As well as PT. Jugala Mukti Nugraha that the core business are livestock feed factory. Ratio Analysis is one of many kinds of analysis on Financial Report that evaluate the past, at present and projection of future. In Analysis Ratio, Aspects that will analyst is Liquidation Aspects Solvability Aspect, Activity Aspects, and Profitability Aspects. The result of all Financial Ratio in Company Financial Performance Analysis is good. Company can increase amount of property, sales and profit year by year. For increase performance company must be make efficiency of cost. In That Analysis show condition of financial is not stable, but company has ability to pay their liabilities. Key words : Financial Performance Analysis, Livestock Feed Factory
1.
PENDAHULUAN
Para pemakai laporan keuangan yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan perlu untuk mengetahui kondisi dan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Akan tetapi dengan laporan keuangan saja belum dapat memberikan informasi yang berarti sebelum dilakukan analisis atas laporan keuangan tersebut. Dari hasil analisis tersebut akan memberikan gambaran tentang perkembangan perusahaan. Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah kondisi keuangan, hasil usaha, kinerja keuangan suatu perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisa dilakukan dengan mengukur antara hubungan unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun sehinggga dapat diketahui arah perkembangannya. Perkembangan suatu perusahaan tidak akan lepas dari persaingan dengan perusahaan lain. Demikian pula pada perusahaan PT. Jugala Mukti Nugraha yang bergerak dalam bidang
industri pakan ternak ruminansia. Kemampuan untuk bersaing dapat ditentukan oleh baik tidaknya perusahaan. Untuk dapat mengetahui kondisi perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan. Sedangkan prestasi manajemen dapat diukur dari kemampuan manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan dan perbaikan kondisi keuangan dalam hal efisiensi atas perencanaan manajemen demi keberhasilan perusaaan. Dalam menganalisis laporan keuangan cara yang sering digunakan adalah dengan analisis rasio. Analisis rasio merupakan salah satu dari analisis laporan keuangan yuang khusus mencurahkan perhatian pada perhitungan rasio agar dapa dievaluasi keadaan keuangan pada masa lalu, sekarang dan memproyeksikan hasil yang akan datang. Dalam analisis rasio aspekaspek yang dianalisis biasanya adalah aspek likuidasi, aspek solvavilitras, aspek aktifitas, adan aspek rentavilitas dari suatu perusahaan .
Politeknik Cahaya Surya Kediri 33
Cahaya Aktiva Vol.02 No.02, September 2012
2.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut : ”Bagaimana kinerja keuangan pada perusahaan PT. Jugala Mukti Nugraha jika dianalisa dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan analilsis perbandingan dari tahun ke tahun”
3.
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui dan membandingkan laporan keuangan perusahaan PT. Jugala Mukti Nugraha dengan analisis rasio keuangan sehingga dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan dari tahun ke tahun.
4.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut IAI PSAK (2002 : hal 3 paragraf 07), pengertian laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Menurut Zaki Baridwan (1997:17), ”Laporan Keuangan merupakan ringkasan dri suatu proses pencatatan, ringkasan dari transaksi-transaksi keuangaan yuang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Sedangkan menurut J.Fried Weston (1995 :24). Pengertian laporan keuangan adalah pelaporan prestasi keuangan suatu perusahaan yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap prestasi perusahaan tersebut, dalam membuat proyeksi atau peramalan kinerja perusahaan di masa depan. Dari beberapa definisi laporan keuangan di atas. Maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang berisi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang lazimnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan yang terjadi selama periode tahun buku yang bersangkutan.
Andrian Dewantara
Tujuan laporan keuangan menurut IAI PSAK (2002:4) meliputi tiga hal pokok yaitu : 1) Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. 2) Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenui kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi dan keuangan. 3) Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atas pertanggung jawaban manajemen berbuat sedemikian sehingga agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Definisi di atas menekankan bahwa laporan keuangan disajikan untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan dalam pengambilan keputusan sehingga tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputtusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (IAI,2002;1.2)
Politeknik Cahaya Surya Kediri 34
Cahaya Aktiva Vol.02 No.02, September 2012
Hasil Penelitian yang diperkirakan terdapat hubungan dengan penelitian ini adalah hasil penelitian yang telah dilakukan penelitian terdahulu yang diharapkan dapat digunakan sebagi dasar pendukung penelitian ini. Muhammad Ardi (2005) yang meneliti Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan PT. Berdikari United Livestock. Faktor-faktor Jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan Equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja keuanganRentabilitas PT. Berdikari United Livestock. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan SK No. Kep-100/MBU/2002 skor kinerja rata-rata selama lima tahun adalah 56.3 (80.43%) dari skor standar BUMN. Faktor jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan Equity secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap kinerja keuangan-profitabilitas PT. Berdikari United Livestock = 0.05. Secara parsial faktor ditunjukkan dengan nilai sig 0.019 jumlah aktiva tetap mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan-profitabilitas ditunjukkan dengan nilai sig. 0.019, sedangkan hutang jangka panjang dan equity menunjukkan pengaruh yang tidak = 0.05. signifikan, ditunjukkan dengan nilai sig 0.807 dan 0.269 Renata Marelene (2005) yang meneliti Analisis Likuiditas dan Perencanaan Modal Kerja (Studi Kasus : PT Suba Indah Tbk). Hasil analisis rasio likuiditas dan rasio aktivitas berdasarkan laporan keuangan empat periode (tahun 2001 s/d tahun 2004) menunjukkan bahwa PT. Suba Indah Tbk berada pada status”ilikuid” Hal ini tampak jelas ditunjukkan melalui rasio-rasio keuangan di akhir 2004 yaitu rasio lancer sebesar 0,2 kali, rasio cepat sebesar 0,07 kali, rasio kas sebesar 0,016 kali, dan rasio kewajiban terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio/DER) sebesar 501%. Rasio-rasio keuangan tersebut berada pada posisi yang jauh di bawah rasio keuangan perusahaanperusahaan yang sejenis di sektor perusahaan industri makanan. Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan
Andrian Dewantara
tersebut. Laporan keuangan yang disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan eksistensi suatu perusahaan pada hakikatnya merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan tersebut adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang bekepentingan terhadap laporan keuangan serta perkembangan perusahaan adalah para investor, kreditur, manajer, pemerintah, dan karyawan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang diberikan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Laporan keuangan tersebut bagi pihak yang berkepentingan akan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Laporan laba rugi menurut Suad Husnan (1996:67) adalah ”Laporan laba rugi menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya, dan laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu (misalnya satu tahun)”. Sedangkan menurut Haryono Yusuf (1997:21) ”Laporan laba rugi adalah laporan yang disusun dengan maksud untuk menggambarkan hasil operasi perusahaan dalam satu periode tertentu”. Sedangkaan menurut Zaki Baridwan (1997:30) pengertian ”Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha yang menunjukkan pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk periode tertentu. Selisih antara pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan”. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan laba rugi adalah laporan yang menjukkan pendapatan dan biaya-biaya yang terjadi yang merupakan gambaran hasil kegiatan operasional perusahaan selama periode tertentu sehingga dapat diketahui apakah selama periode tersebut perusahaan memperoleh keuntungan atau menderita kerugian Analisis laporan keuangan merupakan analisis untuk mengadakan penilian atas keadaan keuangan dan potensi kemajuan perusahaan dengan mempelajari
Politeknik Cahaya Surya Kediri 35
Cahaya Aktiva Vol.02 No.02, September 2012
data atau angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dan mencari hubungan sebab akibat. Data-data tersebut akan lebih berarti apabila diperbandingkan untuk dua periode atau lebih. Menurut Lukman Syamsudin (1995:3) ”Analisis laporan keuangan pada dasarnya merupakan membandingkan angka-angka dalam laporan keuangan (laporan laba-rugi dan neraca) untuk menilai keadaan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa depan”. Sedangkan menurut Dwi Prastawa (2002: 52). ”Analisis Laporan Keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasional perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa yang akan datang”. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan meerupakan perhitungan rasio-rasio keuangan perusahaan untuk membantu mengevalusasi posisi keuangan dan hasil operasional dimasa lalu, saat ini dan kemungkinan dimasa yang akan datang Tujuan analisis laporan keuangan menurut Dwi Prastawa (2002:53) mencakup empat hal. Pertama, sebagai alat screening awal salam memilih alternative investasi atau merger. Kedua, sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan dimasa mendatang. Ketiga, sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen, operasional atau masalah lainnya. Keempat, sebagi alat evaluasi terhadap manajemen. Hasil analisis laporan keugan sebagai alat screening awal memberikan gambaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Bila digunakan sebagai dasar sebelum melakukan investasi ke suatu perusahaan. Hasil analisis laporan keuangan memberikan informasi mengenai prestasi perusahaan selama periode tertentu. Memberikan informasi tentang kewajiban pembayaran kas dan sumber daya yang akan mewujudkan kas yang akan diterima dimasa mendatang. Membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk menentukan harapan mengenai prestasi perusahaan dimasa yang akan datang. Hasil
Andrian Dewantara
analisis laporan keuangan digunakan untuk mendiagnosis tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan. Hasil yang dianggap baik dipertahankan untuk waktu yang akandatang, dan hasil yang kurang baik memerlukan anlisis lebih lanjut dan perbaikan penyusunan rencana yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting bagi para pemakai laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi suatu usaha yang mencoba memberikan gambaran tentang hasil akhir dari kegiatan atau transaksitransaksi yang terjadi dalam periode bersangkutan. Arti dan makna yang dimaksud dalam laporan keuangan itu harus disimpulkan melalui analisis rasio. Interprestasi terhadap laporan keuangan itu diperlukan sehingga memberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan dan posisi keuangan suatu perusahaan agar dapat dipahami sebagai alat bantu bagi para pemilik, manajemen, investor, kreditur, dan pihak-pihak lain yang memerlukan. Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisis laporan keuangan, dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang dihadapi perusahaan dibidang keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio keuangan khusus mencurahkan perhatian kepada perhitungan rasio agar dapat mengevaluasi keadaan keuangan pada masa lalu, masa sekarang, dan memproyeksikan hasil dimasa yang akan datang. Menurut Munawir (1992: 64) pengertian analisis rasio adalah suatu alat analisis yang dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan dan posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka arti tersebut, perbandingan yang digunakan sebagai standar. Setiap jenis analisis bisa berbeda antara satu dengan yang lain sesuai dengan tujuannya. Adapun pengelompokkan analisis rasio dapat digolongkan dalam beberapa golongan yaitu :
Politeknik Cahaya Surya Kediri 36
Cahaya Aktiva Vol.02 No.02, September 2012
Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah suatu analisis yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dalam jangka pendek tepat pada waktunya. Menurut Bambang Riyanto (1995:332) bahwa yang termasuk dalam rasio likuiditas adalah : 1) Current Ratio (rasio lancar) 2) Quick Ratio / Acid Test Ratio (Rasio Cepat) Dari dua rasio diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Current Ratio adalah perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. (Munawir, 1992:72). Menurut Dwi Prastawa (2002:79) bentuk formula current ratio adalah : Current Ratio
Aktiva lancar Kewajiban lancar
Adapun manfaat ratio likuiditas dengan perhitungan current ratio adalah mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun, meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan) (Dwi Prastawa, 2002 :80). 2) Quick Ratio/Acid Test Ratio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban atau utang lancar dengan aktiva yang lebih likuid (Bambang Riyanto, 1992:333). Menurut J. Fred Weston (1992:266) bentuk formula Quick Acid ratio adalah :
Andrian Dewantara
likuid saja yaitu aktiva lancar diluar persediaan (Agus Sartono, 1999:122). Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas adalah analisis yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang (Bambang Riyanto, 1995:331). Rasio Solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. Yang termasuk dalam Rasio Solvabilitas adalah : 1) Total Debt to Equity Ratio 2) Time Interest Earned Ratio Dari dua rasio di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Total Debt to Equity Ratio adalah ratio yang mengukur keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditur dan pemilik perusahaan. Menurut Agus Sartono (1999:128) bentuk formula Total Debt to Equity Ratio adalah : Total Debt to Equity Ratio
2)
Total Hutang Total Modal Sendiri
Semakin tinggi rasio ini semakin besar resiko yang dihadapi karena menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Makin kecil angka rasio ini berarti makin besar aktiva yang didanai oleh pemilik perusahaan (Dwi Prastawa, 2000:85). Time Interest Earned Ratio adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga tahunnya. Berikut formulasinya adalah sebagai berikut : Time Interest Earned Ratio
Laba sebelumbunga dan pajak Beban bunga
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang Aktiva lancar Persediaan mengukur sejauh mana efisiensi perusahaan Quick Ratio / Acid Test Ratio dalam menggunakan assets memperoleh Utang Lancar penjualan. Manfaat rasio aktivitas adalah menentukan seberapa besar efisiensi investasi Ratio ini seperti halnya current pada berbagai aktiva. Dengan kata lain rasio ratio hanya memperhitungkan aktivitas menunjukkan bagaimana sumber aktiva lancar yang benar-benar
Politeknik Cahaya Surya Kediri 37
Cahaya Aktiva Vol.02 No.02, September 2012
daya telah dimanfaatkan secara optimal. (Agus Sartono, 1999:125). Yang termasuk dalam rasio aktivitas adalah : 1) Total Assets Turn Over (Perputaran total aktiva) 2) Inventory Turn Over (Perputaran persediaan) 3) Fixed Assets Turn Over (Perputaran aktiva tetap) 4) Receivable Turn Over (Perputaran piutang ) Dari beberapa rasio diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Total Assets Turn Over adalah menunjukkan bagaimana tingkat efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba (Agus Sartono, 1999: 127) Bentuk formulasinya adalah : Total Assets Turn over
Penjualan Neto Jumlah Aktiva
Andrian Dewantara
4) Receivable Turn Over adalah perbandingan antara penjualan dengan piutang yang menunjukkan kuantitas piutang perusahaan dengan kesuksesan perusahaan dalam mengumpulkan piutangnya (Agus Sartono, 1999 : 125). Bentuk formulanya adalah sebagai berikut : Penjualan Kredit Re ceivableTurn over Piu tan g
Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Agus Sartono (1999 : 130) yang termasuk dalam rasio profitabilitas sebagai berikut: 1) Net Profit Margin 2) Return On Investment 3) Return On Equity 4) Earning Per Share
2) Inventory Turn Over adalah rasio yang mengukur beberapa kali persediaan perusahaan telah dijual selama Dari beberapa rasio di atas dapat dijelaskan periode tertentu, misalnya selama sebagai berikut : setahun (Agus Sartono, 1999:126). 1) Net Profit Margin adalah untuk Angka ini mengukur efektivitas menghitung sejauh mana kemampuan pengolahan persediaan dalam perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu perusahaan. Bentuk formulasinya adalah sebagai (Agus Sartono, 1999 : 130). berikut : Bentuk formulasinya adalah : H arg a pokok penjualan Net Pr ofit M arg in Laba setelah pajak InventoryTurn over Penjualan Pajak Rata rata persediaan 3) Fixed Assests Trun over adalah rasio antara penjual dengan aktiva tetap neto. Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin, dan perlengkapan kantor (Agus Sartono, 1999 : 126). Bentuk formulanya adalah sebagai berikut : Fixed Assets Turn over
Penjualan Neto Aktiva Tetap
2) Return On investment adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya untuk menghasilkan laba dengan membandingkan laba setelah pajak terhadap total aktiva (Agus Sartono, 1999 : 131). Bentuk formulasinya adalah sebagai berikut Re turn On Investmen
Laba setelah pajak Jumlah Aktiva
3) Return On Equity adalah digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham
Politeknik Cahaya Surya Kediri 38
Cahaya Aktiva Vol.02 No.02, September 2012
Andrian Dewantara
perusahaan (Agus Sartono : 131). Bentuk formasinya adalah : Re turn On Equity
Laba setelah pajak Modal sendiri
4) Earning Per Share adalah analisis laba dari sudut pandang pemilik dipusatkan pada laba per saham dalam suatu perusahaan. Rasio ini secara sederhana melibatkan pembagian laba bersih untuk saham biasa dengan jumlah rata-rata saham biasa yang beredar (Helfert, 1996 : 89). Bentuk formasinya adalah : Earning Per Share
2.
Laba setelah pajak Jumlah Saham Beredar
Untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan salah satunya dapat dipelajari dari laporan keuangannya. Laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi ini dianalisa dengan menggunakan teknik analisis yang relevan. Hasil analisis tersebut merupakan indikator untuk menginterpretasikan laporan keuangan tersebut, sehingga menghasilkan informasi akuntansi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto (1991: 251) : “Mengadakan interpretasi atau analisis laporan keuangan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa untuk mengetahui keadaan dan perkembangan finansial dari perusahaan tersebut.” Bagi pihak manajemen dalam suatu perusahaan, analisa laporan keuangan sangat berguna untuk menilai keberhasilan dalam mengelola dana yang tersedia. Dan selanjutnya dari informasi-informasi tersebut akan sangat berguna sebagai alat untuk menetapkan kebijaksanaan selanjutnya. Menurut Ruhyat Kartasudjana (2001) Definisi dari teknik produksi pakan ternak adalah serangkaian aktivitas yang melibatkan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan pakan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh nutrisionist. Komponen dalam produksi pakan ternak: 1. Bahan pakan Terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang terkandung dalam bahan pakan antara
3.
5.
lain, protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedang bahan anorganik yang dimaksud seperti calsium, phospor, magnesium, kalium, natrium dan lain sebagainya. Kandungan bahan organik ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximate dan analisis terhadap vitamin dan mineral untuk masing masing komponen vitamin dan mineral yang terkandung didalam bahan yang dilakukan di laboratorium dengan teknik dan alat yang spesifik. Formulasi pakan ternak Biasanya disusun oleh seorang ahli nutrisi (nutrisionist) yang memiliki pengetahuan yang luas mengenai aspek-aspek teknis, zooteknis dan ekonomis. Paduan dari ketiga aspek diatas adalah terciptanya suatu susunan tiga atau lebih bahan baku pakan yang telah diperhitungkan target kandungan nutrisinya sehingga dapat direkomendasikan penggunaannya untuk ternak dan produk pakan tersebut harus marketable. Nutrisionist Adalah seorang ahli pakan ternak, persyaratan yang harus dimiliki adalah mengetahui kebutuhan hidup untuk setiap jenis dan periode hidup ternak, toleransi ternak terhadap zatzat pakan tertentu, macam dan jenis pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ternak, faktor penghambat (antinutrisi) yang terkandung dalam bahan pakan, pengaruh musim dan lingkungan terhadap ketersedian bahan baku pakan, mampu menjamin kontinuitas produksi, mampu menjamin tidak menyebabkan ternak sakit serta mampu mengkalkulasi formula yang ekonomis dengan kualitas memenuhi standar METODE PENELITIAN
Adapun ruang lingkup dari penelitian ini ditekankan pada manajemen keuangan, dengan obyek yang diteliti adalah laporanlaporan keuangan perusahaan Pabrik Pakan Ternak Ruminansia PT. Jugala Mukti Nugraha yang meliputi laporan laba-rugi dan neraca
Politeknik Cahaya Surya Kediri 39
Cahaya Aktiva Vol.02 No.02, September 2012
untuk tahun 2007 sampai dengan 2010. Penelitian dilakukan di PT. Jugala Mukti Nugraha, Jl Raya Wates-Kediri 234 Kabupaten Kediri Data yang digunakan penulis adalah data sekunder, yaitu data kuantitatif berupa laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca untuk tahun 2007 – 2010 serta data kualitatif berupa sejarah perusahaan, dan bidang bisnis perusahaan pada PT. Jugala Mukti Nugraha. Data tersebut diperoleh dari kantor PT. Jugala Mukti Nugraha Dalam memperoleh data penulis menggunakan teknik dokumentasi, yaitu teknik pengambilan data dengan cara mengcopy dan mengumpulkan data sekunder yang meliputi laporan laba rugi dan neraca untuk tahun 2007 – 2010 yang ada di kantor PT.Jugala Mukti Nugraha. Berdasarkan judul penelitian yang telah ditetapkan, yaitu Analisis Kinerja Keuangan pada Pabrik Pakan Ternak Ruminansia (Studi kasus pada PT. Jugala Mukti Nugraha), maka dapat diidentifikasikan bahwa penelitian ini memiliki dua variabel. Yang pertama analisis laporan keuangan sebagai variabel bebas (independent variable) dan kedua kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel terikat (dependent variable). 1) Analisis laporan keuangan adalah analisis terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dari tahun ke tahun, apakah cenderung mengalami kenaikan atau penurunan. Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan analisis yang meliputi rasio-rasio likuiditas solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas, serta diadakan analisa perbandingan dari tahun ke tahun pada PT. Jugala Mukti Nugraha. 2) Kinerja keuangan perusahaan adalah menggambarkan prestasi atau kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sebelumnya, khususnya dalam bidang keuangan. Baik atau buruknya kinerja suatu perusahaan dapat diukur dengan halhal sebagai berikut:
Andrian Dewantara
a.
b.
c.
d.
Rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio dan acid test ratio. Suatu perusahaan dianggap baik kinerja keuangannya apabila nilai current ratio dan acid test ratio semakin tinggi dari tahun ketahun dan nilai rata-ratanya lebih tinggi dibanding perusahaan lain yang sejenis. Sebaliknya perusahaan dianggap buruk kinerjanya, apabila current ratio dan acid test ratio semakin rendah. Rasio solvabilitas yang terdiri dari total debt to equity ratio dan time interest carned ratio. Suatu perusahaan dianggap baik kinerja keuangannya apabila total debt to equity ratio semakin kecil nilainya, jika semakin besar nilainya berarti hutang yang ditanggung perusahaan semakin besar, akibatnya apabila terjadi likuidasi perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memenuhi nilai dan rata-ratanya dibanding perusahaan lain yang sejenis yang kinerjanya dianggap baik. Rasio aktivitas yang terdiri dari total assets turn over, inventory turn over, fixed assets turn over, dan receivable turn over. Semua rasio tersebut jika nilainya semakin tinggi dari tahun ketahun dan nilai rata-ratanya lebih tinggi dibanding perusahaan lain yang sejenis maka kinerja keuangan perusahaan dianggap baik. Rasio profitabilitas yang terdiri dari net profit margin, to return on investment, return on equity, dan earning per share. Kinerja keuangan perusahaan dianggap baik jika semua rasio diatas nilainya semakin tinggi dan nilai rata-ratanya tinggi dibanding dengan perusahaan lain yang sejenis.
Politeknik Cahaya Surya Kediri 40
Cahaya Aktiva Vol.02 No.02, September 2012
Teknik analisis yang digunakan yaitu dengan analisis rasio keuangan yang dikelompokkan dalam rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Selanjutnya membandingkan hasil analisis rasio-rasio di atas dengan rasio standar industri, sebagai berikut : Rasio Keuangan Current ratio Quick ratio / Acid Test Ratio Total debt to equity ratio Time interest earned ratio Total assets turn over Inventory turn over Fixed assets turn over Receivable turn over Net profit margin Return on investment Return on equity Earning per share
Standar Industri 1,8% 1,25% 48% 4,9 kali 1,5 kali 12 kali 1,5 kali 1,5 kali 8% 9,5% 18% Rp. 300
(Sutrisno, 2003) Dengan menggadakan analisis laporan keuangan dari perusahaan, manajer dapat mengetahui keadaan dan perkembangan yang telah dicapai diwaktu yang lalu dan waktu yang sedang berjalan. Dengan mengadakan analisis laporan.
6.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dilihat dari laporan perusahaan PT. Jugala Mukti Nugraha pada 2007 sampai 2010, tampak bahwa total aktiva, modal, volume penjualan dan laba cenderung mengalami kenaikan, dan hal itu juga terjadi pada hutang perusahaan. Masalah yang dihadapi perusahaan adalah bahwa kenaikan yang terlihat dalam laporan keuangan yaitu neraca dan laporan laba rugi secara sepintas tidak dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan kinerja perusahaan. Oleh karena itu sesuai dengan permasalahan yang dipaparkan sebelumnya, “Bagaimana Kinerja keuangan pada PT. Jugala Mukti Nugraha jika dianalisa dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan analisisi perbandingan dari tahun ke tahun?” Laporan keuangan PT. Jugala Mukti Nugraha yang disajikan di atas yaitu laporan laba rugi dan neraca yang secara sepintas jika diamati cenderung mengalami kenaikan sehingga bagi pihak perusahaan
Andrian Dewantara
(manajemen) menganggap hal ini sebagai bukti bahwa kinerja perusahaan cukup baik. Laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan belum cukup menunjukkan kinerja keuangan perusahaan, sehingga perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut dengan analisis rasio. Hal ini untuk memberikan informasi yang lebih bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut. Akibat yang timbul jika para pemakai hanya berpegang pada laporan keuangan saja, maka dikhawatirkan keputusan yang diambil nantinya akan keliru dan salah arah. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan untuk memberikan informasi uang lebih baik dari hanya melihat laporan keuangan saja, seperti yang diungkapkan dalam bukti masalah di atas. Memang analisis rasio keuangan bukanlah satusatunya alat analisis yang bisa dijadikan pegangan atau pertimbangan yang bisa membantu para pemakai sebelum memutuskan sesuatu yangt berhubungan dengan kinerja suatu perusahaan. Seperti permasalahan yang disajikan dalam penulisan penelitian ini, maka data-data yang diperlukan adalah laporan keuangan yang tgerdiri dari neraca dan laporan laba rugi untuk tahun 2007 sampai 2010 pada perusahaan PT. Jugala Mukti Nugraha unit usaha Pabrik Pakan Ternak. Berdasarkan data-data tersebut perlu dilakukan analisis rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas sebagaimana penjelasan di bawah. Berikut ini disajikan ikhtisar rasio secara keseluruhan dari tahun 2007 sampai 2010, sebagai hasil dalam menganalisis laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan PT. Jugala Mukti Nugraha .
Politeknik Cahaya Surya Kediri 41
Cahaya Aktiva Vol.02 No.02, September 2012
Andrian Dewantara
Tabel 1 PT. Jugala Mukti Nugraha Ikhtisar Analisis Rasio Secara Keseluruhan TAHUN
RASIO
2007
Likuiditas Current Ratio Quick Ecid Test Ratio Solvabilitas Total Debt to Equity Ratio Time Interest Aktivitas Total Assets Turn Over Inventory Turn Over Fixed Assets Turn Over Receivable Turn Over Profitabilitas Net Profit Margin Return on Investment Return of Equity Earning Per Share Sumber : data diolah
2008
2009
2010
48,99% 45,15%
76,01% 70,15%
83,97% 68,35%
110,36% 102,32%
533,45% 1,86X
299,75% 2,24X
214,49% 2,01X
151,76% 1,65X
1,66X 2,23X 2,69X 18,25X
1,72X 2,98X 3,20X 14,26X
1,97X 8,31X 3,68X 16,83 X
1,88X 2,30X 3,95X 8,95X
3,48% 5,78% 36,60% Rp. 960,88
4,75% 8,20% 36,71% Rp1.523,09
3,87% 7,62% 26,65% Rp1.507,44
2,96% 5,57% 15,69% Rp1.052,47
Berikut ini akan disajikan perkembangan aktiva yang dimiliki PT. Jugala Mukti Nugraha, seperti yang terlihat dalam tabel di bawah.
Berikut ini disajikan tingkat pertumbuhan modal yang dimiliki PT. Jugala Mukti Nugraha dalam tabel di bawah.
Tabel 2 Tingkat Pertumbuhan Jumlah Aktiva Tahun 2007-2010 (Dinyatakan dalam ribuan rupiah)
Tabel 3 Tingkat Pertumbuhan Modal Tahun 2007-2010 (Dinyatakan dalam ribuan rupiah)
Tahun
Jumlah Aktiva
2007 2008 2009 2010
1.663.030.123,45 1.858.318.496,07 1.978.705155,99 1.888.857.136,60
Pertumbuhan (%) 11,74% 18,98% 13,58%
(% kenaikan dibandingkan dengan tahun dasar 2007)
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya aktiva lancar yang diperoleh dari kegiatan operasional sehingga dapat meningkatkan volume penjualan dan laba yang maksimum.
Tahun
Jumlah Modal
2007 2008 2009 2010
262.533.557,38 414.842.628,67 565.586.135,98 670.833.552,65
Pertumbuhan (%) 58,02% 115,43% 155,52%
(% kenaikan dibandingkan dengan tahun dasar 2007)
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan modal dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan saldo laba. Sednagkan untuk tahun 2009 persentasenya mengalami penuruhan yaitu - 1,27%, penuranan modal tersebut
Politeknik Cahaya Surya Kediri 42
Cahaya Aktiva Vol.02 No.02, September 2012
digunakan untuk membayar sebagian hutang yang telah jatuh tempo. Berikut ini disajikan pertumbuhan penjualan selama lima tahun terakhir PT. Jugala Mukti Nugraha yang tercantum dalam tabel di bawah. Tabel 4 Tingkat Pertumbuhan Penjualan Tahun 2007-2010 (Dinyatakan dalam ribuan rupiah)
Andrian Dewantara
pinjaman serta pelunasan atas hutang yang telah jatuh tempo. Dari hasil analsisi rasio keuangan dan analisis perbandingan tersebut di atas, menunjukkan bahwa kinerja perusahaan masih dalam kondisi belum stabil atau berfluktuasi. Meskipun ada kecenderungan peningkatan secara keseluruhan, namun belum bisa dikatakan baik kinerjanya.
7. Tahun 2007 2008 2009 2010
Jumlah Penjualan 2,763,039,459.76 3,203,437,011.98 3,897,821,765.01 3,555,746,040.00
Pertumbuhan (%) 15,94% 41,07% 28,69%
(% kenaikan dibandingkan dengan tahun dasar 2007) Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah penjualan cenderung mengalami peningkatan. Ini berarti bahwa prestasi manajemen daiam meningkatkan volume penjualan telah berhasil dengan baik. Pada laporan laba rugi yang dibandingkan menunjukkan laba setelah pajak milik perusahaan juga mengalami peningkatan, sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut ini. Tabel 5 Pertumbuhan Laba setelah Pajak Tahun 2007-2010 (Dinyatakan dalam ribuan rupiah) Tahun 2007 2008 2009 2010
Jumlah Laba setelah pajak 96,088,100.01 152,309,071.29
Pertumbuhan (%) 58,51% 56,88% 9,53%
150,743,507.31 105,247,416.67
(% kenaikan dibandingkan dengan tahun dasar 2007) Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah laba bersih cenderung mengalami peningkatan per tahunnya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan laba usaha dan penurunan beban bunga berkaitandengan turunnya tingkat suku bunga
KESIMPULAN DAN SARAN
Analisis terhadap laporan keuangan perlu dilakukan agar laporan keuangan yang disajikan lebih informatif dan bermanfaat karena informasi yang diperoleh berhubungan dengan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Dilihat dari perkembangan, maka PT. Jugala Mukti Nugraha termasuk perusahaan berkembang. Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangannya yang tercermin di dalam neraca dan laporan laba rugi dari tahun ke tahun. Dari hasil analisis rasio secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan jika dilihat dari laporan keuangan bisa dikatakan cukup baik. Perusahaan mampu meningkatkan aktiva, penjualan dan labanya dari tahun ke tahun. Namun untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi perusahaan perlu melakukan efisiensi biaya. Dari hasil analisis rasio tersebut juga dapat diketahui gambaran atau kondisi keuangan perusahaan yang menunjukkan bahwa kinerjanya masih belum stabil atau berfluktuasi, namun perusahaan memiliki kemampuan dalam memenuhi kewajiban finansialnya. Perusahaan hendaknya melakukan analisis terhadap laporan keuangannya sehingga akan memberikan informasi yang lebih lengkap dan akurat bagi pihak-pihak yang memberikan informasi yang lebih lengkap dan akurat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Sebaiknya perusahaan melakukan efisiensi biaya produksi terutama yang berkaitan dengan beban harga pokok penjualan, sehingga volume penjualan yang tinggi akan diikuti laba yang tinggi. Perusahaan sebaiknya meningkatkan modalnya dengan menambah investasi karena hal ini untuk mengurangi kewajiban
Politeknik Cahaya Surya Kediri 43
Cahaya Aktiva Vol.02 No.02, September 2012
sebagai akibat dana pinjaman yang diperoleh dari kreditur. Untuk menghadapi persaingan, maka perusahaan harus melakukan intensifikasi terhadap pemasaran dan jaringan distribusi agar tercapai jumlah penjualan dan laba yang maksimum. Demikain kesimpulan dan saransaran yang dapat penulis kemukakan. Penulis menyadari bahwasanya dalam penulisan penelitian ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya agar dalam penulisn ini mendapatkan hasil yang lebih baik. Semoga dengan terselesainya penelitian ini dapat memperluas dunia pengetahuan khususnya di bidang manajemen keuangan.
DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Emapt, Jakarta. Baridwan Zaki, (1997) Intermediate Accounting, Edisi Keenam, Cetakan Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Munawir S. (1992), Analisa Laporan Keuangan Edisi revisi, Penerbit A.K. Group, Yogyakarta. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, (1996) Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Yusuf, Haryanto (1997) Dasar-dasar Akuntansi, Edisi Kelima, Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta. Prastawa, Dwi (2002), Analisa Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit AMP-YKPN, Yogyakarta. Riyanto, Bambang, (1995), Dasar dan Pembelanjaan Perusahaan, Edisi ketiga Cetakan Keempat Belas, Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta. Sartono, Agus (1999), Manajemen Keuangan, Edidi Ketiga, Penerbit BPFE,Yogyakarta.
Andrian Dewantara
Sutrisno,
(2003), Manajemen Keuangan, Terori, Konsep dan Aplikasi, Penerbit Ekonisia Fakultas Ekonomi Universitas Isalam Indonesia, Yogyakarta. Syamsudin, Lukman, (1996), Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru Penerbit Haninidito, Yogyakarta. Setyarini, Arik (2004), Analisa Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Semen Gresik Yang Tercatat di Bursa Eferk Surabaya, Penelitian FE Uniska, Kediri. Ardi, Muhammad (2005), Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan PT. Berdikari United Livestock, Penelitian Pascasarjana IPB, Bogor Marelene, Renata (2005), Analisis Likuiditas dan Perencanaan Modal Kerja (Studi Kasus : PT Suba Indah Tbk), Penelitian Pascasarjana IPB, Bogor
Politeknik Cahaya Surya Kediri 44