PERAN LSM/KOMUNITAS DALAM KOLABORASI TB-HIV
Direktorat PPML Kementrian Kesehatan RI Forum Nasional VI Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Padang, 26 Agustus 2015
“Kita tidak bisa melawan AIDS kecuali kita melakukan lebih banyak lagi untuk melawan TB…” (Nelson Mandela)
Kolaborasi TB-HIV RAN TB-HIV 2015-2019 Tujuan Umum: Eliminasi kematian TB pada ODHA dan menurunkan beban HIV pada pasien TB
Tujuan Khusus: • Untuk memperkuat kolaborasi TB-HIV di semua tingkatan • Untuk menurunkan beban TB pada ODHA dan inisiasi ART secara dini • Untuk menurunkan beban HIV pada pasien TB • Untuk melibatkan komunitas dan LSM dalam kegiatan kolaborasi TB-HIV
Pusat Provinsi Kab/Kota
Program Intervensi
Program TB Program HIV Pusat Provinsi Kab/Kota
Fasilitas Kesehatan 2 penyakit, 1 pasien Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
A. Membentuk mekanisme kolaborasi antara program TB dan HIV-AIDS A.1 Pokja TB-HIV di semua lini A.2 Surveilans untuk mengetahui prevalensi HIV diantara pasien TB A.3 Perencanaan bersama TB-HIV A.4 Monitoring dan evaluasi A.5 Mendorong peran serta komunitas dan LSM dalam kegiatan TB HIV B. Menurunkan beban TB pada ODHA B.1 Intensifkasi penemuan kasus TB dan memastikan pengobatan TB sesuai pedoman nasional B.2 Memberikan Pengobatan Pencegahan dengan INH (PP INH) B.3 Menjamin PPI TB pada faskes dan tempat orang terkumpul C.Menurunkan beban HIV pada pasien TB C.1 Menyediakan layanan tes dan konseling HIV untuk pasien TB C.2 Melakukan pencegahan HIV pada pasien TB C.3 Memberikan PPK pada pasien TB-HIV C.4 Menjamin Perawatan, Dukungan dan Pengobatan pada pasien TB-HIV C.5 Memberikan ARV untuk pasien TB-HIV
Indikator dan Target TB-HIV 2015-2019 Indikator
Baseline
2015
2016
Target 2017
2018
2019
A. Membentuk dan memperkuat mekanisme kolaborasi TB-HIV 1.Jumlah Pokja/Forkom TB-HIV di Provinsi yang aktif 2.Jumlah Provinsi yang memiliki perencanaan bersama TB-HIV 3.Adanya prevalensi HIV di antara pasien TB, dan prevalensi TB di antara ODHA 4. Jumlah Kab/Kota yang mempunyai jejaring LSM/komunitas yang mendukung kegiatan kolaborasi TB – HIV
14
34
34
34
34
34
32
34
34
34
34
34
n/a
n/a
Ada
Ada
Ada
Ada
57
90
142
180
200
223
B. Menurunkan Beban TB Pada ODHA dan Inisiasi Pemberian ART Dini 1. Persentase ODHA dikaji TB pada kunjungan terakhir
83%
90%
95%
100%
100%
100%
69%
100%
100%
100%
100%
100%
NA
10%
20%
30%
40%
50%
14
60
140
215
290
324
2%
20%
30%
40%
50%
60%
2. Persentase pasien TB-HIV yang mendapatkan PPK selama pengobatan TB
54%
100%
100%
100%
100%
100%
3. Persentase pasien TB-HIV yang mendapatkan ART selama pengobatan TB
49%
100%
100%
100%
100%
100%
2. Persentase ODHA dengan TB yang mendapatkan pengobatan TB sesuai standar 3. Persentase ODHA baru yang menerima PP INH per tahun 4. Jumlah layanan perawatan HIV yang melakukan PPI TB C. Menurunkan Beban HIV Pada Pasien TB 1. Persentase pasien TB yang mengetahui status HIV
Strategi Percepatan Menurunkan beban TB pada ODHA Pelibatan Komunitas dan LSM dalam Kegiatan Kolaborasi TB-HIV Penerapan Strategi DOTS di seluruh RS Rujukan ARV Akses tes cepat dengan GeneXpert di RS Rujukan ARV yang juga merupakan Rujukan TB Resitan Obat. Akses pemeriksaan Lab untuk deteksi TB MDR/XDR pada ODHA Ekspansi PP INH ke RS Rujukan ARV Penguatan PPI TB di layanan HIV Penguatan Pencatatan dan Pelaporan TB-HIV, termasuk PP INH Jejaring pelaporan TB-HIV melalui SITT dan SIHA
Strategi percepatan Menurunkan beban HIV pada pasien TB 1. Meningkatkan cakupan Tes HIV pada pasien TB 2. Pemberian ARV pada pasien TB-HIV sesegera mungkin tanpa melihat nilai CD4 (SUFA)
3. Pelibatan Komunitas dan LSM dalam Kegiatan Kolaborasi TB-HIV 4. Strategi perluasan kegiatan TB-HIV – Layanan LKB di 142 Kabupaten/Kota – Percepatan untuk Kabupaten/Kota lain (selain 142 Kab/Kota)
Peran Komunitas dan LSM • Membantu melakukan advokasi yang lebih intensif pada pengambil kebijakan • Penggerakan masyarakat • Peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat lewat edukasi dan promosi kesehatan. • Menyarankan warga yang memiliki gejala TB untuk memeriksakan ke fasyankes terdekat • Penjangkauan layanan TB di daerah terpencil • Pemberdayaan Pasien dan Mantan Pasien TB – Menjadi PMO (Pengawas Menelan Obat) – Sebagai public watch terhadap pelayanan TB yang diberikan pada masyarakat
LSM/NGO yang menjadi SR GF Komponen TB No
SR
Tugas Utama
I SSF PHASE 2 PR MOH -NGOs 1 Red 1. Pelatihan utk tamping (relawan narapidana) di Institute dalam penjara dan membangun hubungan dengan Puskesmas untuk mendiagnosis serta pengobatan TB, TB-HIV dan TB-MDR bagi narapidana. 2. Sebagai pos penghubung utk rilis pos pasienTB. 2
Spiritia 1. Melaksanakan kembali inisiasi ARV diantara semua pasien TB posotif HIV terlepas dari jumlah CD4 (pelaksanaan dari pedoman baru) 2. Melaksanakan kembali IPT diantara pasien TB HIV tanpa TB 3. Melaksanakan kontrol infeksi untuk melindungi penularan TB diantara pasien HIV 4. Mengembangkan pendidikan sebaya untuk TB HIV dan rujukan pemeriksaan dahak untuk ODHA, Pelatihan Tenaga Pelatih untuk pendidik pengobatan TB HIV, Pelatihan TB HIV untuk kelompok dukungan.
Provinsi
Kabupaten
DKI
Jakarta pusat, Jakarta timur, Jakarta utara, jJakarta selatan, Jakarta barat
Sumut, Kepri, Spiritia Riau, Jateng, jatim, Bali, Sulsel, Papua Barat, Jabar, DKI, NAD, Sumbar, Jambi, Lampung, Banten, Yogyakarta, Kalbat, Kaltim, NTB, NTT, Sulteng, Gorontalo,
TB-HIV Working together…. Test HIV ART PPK
Intensifikasi penemuan TB Infection Control PP INH