KOMPOSISI FISIK DAN POTONGAN KOMERSIAL KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN PADA TINGKAT KECEPATAN PERTUMBUHAN YANG BERBEDA DENGAN PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF
SKRIPSI RASMANI
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
i
RINGKASAN RASMANI. D14063052. 2010. Komposisi Fisik dan Potongan Komersial Karkas Domba Lokal Jantan pada Tingkat Kecepatan Pertumbuhan yang Berbeda dengan Pemeliharaan Secara Intensif. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Ir. Sri Rahayu, M.Si Pembimbing Anggota : Ir. Maman Duldjaman, M.S Pencarian bibit unggul domba di Indonesia perlu dilakukan untuk mendapatkan bibit unggul domba yang memiliki kualitas yang baik. Kualitas domba yang baik salah satunya ditunjukan dari pertumbuhan domba yang cepat dan menghasilkan persentase karkas yang tinggi serta komposisi fisik karkas yang berupa daging, lemak dan tulang yang optimum. Pertumbuhan domba yang cepat diharapkan menghasilkan komposisi fisik karkas yang diinginkan oleh konsumen yaitu karkas dengan komposisi daging yang tinggi,komposisi tulang yang rendah serta komposisi lemak yang optimum. Suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan kecepatan pertumbuhan pada domba lokal jantan terhadap komposisi fisik karkas dan potongan komersialnya telah dilakukan di Tawakal Farm, Cimande hilir dan Laboratorium Ruminansia Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan selama empat bulan dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2009. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah domba lokal jantan sebanyak enam ekor dan berumur kurang dari satu tahun yang dipelihara secara intensif dalam kandang individu. Pakan yang diberikan yaitu rumput lapang dan ampas tahu yang masing-masing sebanyak 2kg/hari/ekor. Perlakuan yang diberikan adalah pengelompokan domba pada dua kecepatan tumbuh yang berbeda yaitu kelompok cepat tumbuh dan kelompok lambat tumbuh. Masing masing kelompok perlakuan terdiri atas tiga ulangan. Peubah yang diamati adalah bobot dan persentase karkas, bobot dan persentase daging karkas, bobot dan persentase tulang karkas, bobot dan persentase lemak karkas, bobot dan persentase potongan komersial karkas serta bobot dan persentase komposisi fisik karkas potongan komersial. Adapun data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan pertumbuhan pada domba ternyata memiliki pengaruh yang signifikan (P<0,05) terhadap bobot pada bobot karkas dan bobot daging karkas. Bobot karkas dan bobot daging karkas kelompok domba cepat tumbuh masing-masing sebesar 1332.7 ± 1194 (g) dan 4028 ± 345 (g) lebih besar daripada bobot karkas dan bobot daging karkas kelompok domba lambat tumbuh yang masing-masing sebesar 9630 ± 716 (g) dan 2997 ± 218 (g), sedangkan pada persentase komposisi fisik karkas, kecepatan pertumbuhan hanya berpengaruh pada persentase tulang dimana persentase tulang kelompok domba lambat tumbuh yaitu 26.629 ± 0.532 (%) lebih besar daripada kelompok domba cepat tumbuh yaitu 20.46 ± 1.76 (%). Kecepatan pertumbuhan juga memiliki pengaruh yang signifikan (P<0,05) terhadap bobot potongan komersial yaitu pada bobot potong leg, loin dan flank. Bobot potong leg, loin dan flank kelompok domba cepat tumbuh lebih besar ii
daripada kelompok domba lambat tumbuh, sedangkan persentase potongan komersial yang dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan hanya pada persentase flank dimana persentase flank domba cepat tumbuh lebih besar daripada domba lambat tumbuh. Kecepatan pertumbuhan juga berpengaruh (P<0,05) pada distribusi daging, lemak dan tulang pada beberapa potongan komersial. Kecepatan pertumbuhan berpengaruh pada bobot daging pada potongan loin dimana bobot daging pada loin kelompok domba cepat tumbuh lebih besar daripada kelompok domba lambat tumbuh. Bobot lemak pada potongan loin, leg, flank dan breast juga dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan dimana bobot lemak pada potongan loin, leg, flank dan breast kelompok domba cepat tumbuh lebih besar daripada kelompok domba lambat tumbuh. Persentase lemak pada potongan loin, leg dan flank juga dipengaruhi kecepatan pertumbuhan dimana persentase lemak pada potongan loin, leg dan flank kelompok domba cepat tumbuh lebih besar daripada kelompok domba lambat tumbuh. Bobot tulang pada potongan loin dan leg serta persentase tulang pada potongan shoulder dan leg juga dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan domba dimana bobot tulang pada potongan loin dan leg kelompok domba cepat tumbuh lebih kecil daripada kelompok domba lambat tumbuh dan persentase tulang pada potongan shoulder dan leg kelompok domba cepat tumbuh juga lebih kecil daripada kelompok domba lambat tumbuh. Kata Kunci: komposisi fisik karkas, domba cepat tumbuh, domba lambat tumbuh dan potongan komersial karkas.
iii
ABSTRACT The physical composition and carcass primal cut on male local lamb in the different level of growth stage raised on intensive farm. Rasmani., S.Rahayu dan M. Duldjaman Local lamb are indigenous sheep from Indonesia which have several characteristics such as small frame on it, late maturity, rough hair and less relativity meat production than others. Selection on lamb carry out to select lamb in order to get highly growth and good quality of carcass-higher meat composition and lower fat than other. It is argue that male lamb have a higher growth stage than female. Thus, this research used male lamb. Six male lamb was used based on selection method (IO) and it is divided into two groups as treatment i:e fast lamb growth stage and slow lamb growth stage. Fast lamb growth stage has a higher weight than slow lamb growth stage. Higher slaughter weight cause higher carcass weight. The result of this research showed that there is significantly different from fast lamb growth stage and slow lamb growth stage (P <0,05). Weight of meat and bones percentage also significantly different from faster lamb growth stage and slower lamb growth stage (P <0,05). The different of growth stage cause difference of weight and percentage of primal cut especially on loin, leg, flank and flank percentage. Weight of loin meat, loin fat, loin bone, leg fat, leg bone, flank fat, breast fat and percentage of loin fat, leg fat, leg bone, flank fat, leg bone have significantly different from faster lamb growth stage and slower lamb growth stage (P<0,05). Keyword: fast sheep growth stage, slow sheep growth stage, carcass and primal cut.
iv
KOMPOSISI FISIK DAN POTONGAN KOMERSIAL KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN PADA TINGKAT KECEPATAN PERTUMBUHAN YANG BERBEDA DENGAN PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF
RASMANI D14063052
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
v
Judul
Nama
: Komposisi Fisik dan Potongan Komersial Karkas Domba Lokal Jantan pada Tingkat Kecepatan Pertumbuhan yang Berbeda dengan Pemeliharaan Secara Intensif : Rasmani
NIM
: D14063052
Menyetujui
Pembimbing Anggota
Pembimbing Utama
( Ir. Sri Rahayu, M.Si )
( Ir. Maman Duldjaman, M.S )
NIP. 19570611 198703 2 001
NIP. 19460105 197403 1 001
Mengetahui Ketua Departemen
( Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, Magr.Sc ) NIP 19591212 1986 03 1 004
Tanggal Ujian : 31 Agustus 2010
Tanggal Lulus :
vi
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Maret 1988 di Indramayu, Jawa Barat. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Warsita dan Ibu Darsem. Pendidikan formal penulis yaitu dimulai dari sekolah dasar di SDN Rambatan Kulon 2, Indramayu sejak tahun 1994. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Lohbener, Indramayu pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Sindang, Indramayu pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 dan pada tahun 2006 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan pada tahun 2007. Penulis kemudian diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB. Selama mengikuti pendidikan dikampus, penulis pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (Himaproter) Fakultas Peternakan sebagai anggota divisi Peduli Pangan Peternakan pada tahun 2009-2010 dan pernah menjadi ketua pelaksana di berbagai program kerja baik itu program kerja Himpro ataupun program kerja fakultas. Penulis juga pernah aktif di Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Indramayu yang bernama IKADA pada tahun 20072009 sebagai Koordinator Divisi Bina Jaringan. Selama di Fakultas Peternakan penulis mendapat amanah sebagai Komandan Tingkat atau Komti IPTP 43.
vii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirabbilalamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat limpahan rahmat-Nya yang tak terhingga serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita sebagai sumber teladan dan pemimpin umat terbesar Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi yang berjudul “Komposisi Fisik dan Potongan Komersial Karkas Domba Lokal Jantan pada Tingkat Kecepatan Pertumbuhan yang Berbeda dengan Pemeliharaan Secara Intensif” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Peternakan, di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Topik penelitian di atas dipilih mengingat domba adalah salah satu komoditi ternak penghasil daging yang sudah berkembang di Indonesia sehingga informasi tentang pentingnya seleksi pada domba untuk menghasilkan bibit unggul yang dapat menghasilkan karkas maupun daging yang diinginkan masih sangat diperlukan. Diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengembangan peternakan domba pedaging. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat dalam dunia pendidikan dan peternakan serta menjadi catatan amal shaleh. Amin.
Bogor, Agustus 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN .....................................................................................................
i
ABSTRACT........................................................................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................
iv
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................
v
KATA PENGANTAR ........................................................................................
vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................
xi
PENDAHULUAN ..............................................................................................
1
Latar Belakang ....................................................................................... Tujuan ..................................................................................................... Manfaat ................................................................................................... Hipotesa ..................................................................................................
1 2 2 2
TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................
3
Domba (Ovies aries) ............................................................................... Sejarah Domba .............................................................................. Klasifikasi Domba ......................................................................... Domba Lokal ........................................................................................... Pertumbuhan Domba ............................................................................... Penggemukan Domba.............................................................................. Pakan domba ........................................................................................... Rumput Lapang ............................................................................. Ampas Tahu ................................................................................... Karkas ...................................................................................................... Komponen Karkas ................................................................................... Daging ........................................................................................... Tulang ............................................................................................ Lemak ............................................................................................ Potongan Komersial Karkas .................................................................... Batas-Batas Potongan Komersial ........................................................... Leg (Paha)...................................................................................... Loin (Pinggang) ............................................................................. Rack (Punggung Rusuk) ................................................................ Neck (Leher) .................................................................................. Shoulder (Bahu) ............................................................................. Shank (Lengan) ............................................................................. Breast (Dada) .................................................................................
3 3 3 4 5 5 6 6 6 7 7 8 8 8 9 9 9 9 10 10 10 10 10 ix
Flank ..............................................................................................
10
MATERI DAN METODE ..................................................................................
11
Lokasi dan Waktu ................................................................................... Materi ...................................................................................................... Ternak ............................................................................................ Kandang ......................................................................................... Peralatan ........................................................................................ Pakan ............................................................................................. Prosedur .................................................................................................. Penentuan Sample Penelitian ........................................................ Pemotongan dan Penguraian Karkas ............................................. Peubah yang Diamati .................................................................... Rancangan ............................................................................................... Perlakuan ....................................................................................... Analisis Data .................................................................................
11 11 11 11 11 11 11 11 13 14 16 16 16
HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................................
17
Keadaan Umum Penelitian...................................................................... Kondisi Lokasi Penelitian.............................................................. Kondisi Ternak Penelitian ............................................................. Seleksi Domba ............................................................................... Bobot dan Persentase Komposisi Fisik Karkas....................................... Bobot dan Persentase Potongan Komersial Karkas ................................ Bobot dan Persentase Daging Potongan Komersial ................................ Bobot dan Persentase Lemak Potongan Komersial ............................... Bobot dan Persentase Tulang Potongan Komersial ...............................
17 17 17 18 19 21 24 26 27
KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................
30
Kesimpulan ............................................................................................. Saran........................................................................................................
30 30
UCAPAN TERIMA KASIH ..............................................................................
31
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
32
LAMPIRAN........................................................................................................
35
`
x
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Bobot Badan dan Pertambahan Bobot Badan Harian ...............................
18
2. Rataan Bobot dan Persentase Komposisi Fisik Karkas.............................
19
3. Rataan Bobot dan Persentase Potongan Komersial Karkas ......................
22
4. Rataan Bobot dan Persentase Daging Potongan Komersial .....................
25
5. Rataan Bobot dan Persentase Lemak Potongan Komersial ......................
27
6. Rataan Bobot dan Persentase Tulang Potongan Komersial ......................
28
xi
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Contoh materi penelitian (a) Domba cepat tumbuh (b) Domba lambat Tumbuh ...................................................................................................
12
2. Penguraian karkas domba (a) setengah bagian karkas (b) potongan komersial karkas ......................................................................................
13
3. Potongan Komersial Karkas Domba ......................................................
15
4. Kandang Domba Penelitian.....................................................................
17
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Hasil Analisis Bobot dan Persentase Komposisi Fisik Karkas ..................
36
2. Hasil Analisis Bobot dan Persentase Potongan Komersial Karkas ............
40
3. Hasil Analisis Bobot dan Persentase Daging Potongan Komersial ...........
45
4. Hasil Analisis Bobot dan Persentase Lemak Potongan Komersial ............
51
5. Hasil Analisis Bobot dan Persentase Tulang Potongan Komersial ...........
56
6. Hasil Pengukuran Morfometrik Domba ....................................................
61
xiii
PENDAHULUAN Latar Belakang Domba lokal merupakan salah satu komoditi ternak penghasil daging di Indonesia selain sapi, kerbau, kambing dan ayam. Perkembangan usaha peternakan domba didorong oleh tingginya permintaan daging yang disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani. Konsumsi daging total perkapita pertahun adalah 4,13 kg pada tahun 2006 dan meningkat 24% pada tahun 2007 menjadi 5,13 kg perkapita. Konsumsi daging domba dan kambing sebanyak 6,5% dari konsumsi daging total, yaitu 0,26 kg perkapia pertahun pada tahun 2006 dan meningkat 0,27 kg perkapita pada tahun 2007 (Statistik Peternakan, 2008). Domba lokal merupakan domba asli Indonesia yang memiliki beberapa keunggulan diantaranya mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi iklim tropis dan memiliki sifat seasonal polyestroes sehingga dapat beranak sepanjang tahun. Karakteristik domba lokal diantaranya adalah bertubuh kecil, lambat dewasa, berbulu kasar, tidak seragam dan hasil daging relatif sedikit (Murtidjo, 1993) Salah satu usaha pengembangan domba yang dapat dilakukan adalah melalui seleksi. Untuk ternak pedaging, seleksi diarahkan pada sifat pertumbuhannya. Domba yang memiliki pertumbuhan yang cepat diharapkan memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena dalam waktu singkat didapatkan bobot potong yang tinggi yang diharapkan juga memiliki kandungan daging yang tinggi serta kandungan lemak yang rendah. Setiap individu domba sebenarnya memiliki kecepatan tumbuh yang berbeda dan biasanya domba jantan lebih cepat tumbuh daripada domba betina. Pada bobot tubuh atau karkas yang sama, domba jantan mengandung lebih banyak daging dan tulang serta lebih sedikit lemak daripada domba betina (Colomer-Rocker et al., 1992). Domba dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi diharapkan dapat menghasilkan bobot potong yang tinggi sehingga karkas yang dihasilkannya pun semakin tinggi (Soeparno, 1994), namun dengan bobot karkas yang tinggi, domba yang memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi dikhawatirkan memiliki perlemakan yang tinggi pula (Spelding, 1970) sedangkan konsumen tidak terlalu menyukai
aroma “buruk’ yang dihasilkan oleh lemak pada daging domba (Cross dan Winger, 1988). Namun belum terlalu banyak diketahui pengaruh kecepatan pertumbuhan terhadap komposisi fisik karkas (daging, tulang, lemak) domba yang dihasilkan. Selain seleksi yang dilakukan, pemeliharaan yang dilakukan pun berpengaruh besar tarhadap kecepatan pertumbuhan domba. Pemeliharaan secara intensif mampu membuat domba jantan memiliki kecepatan tumbuh lebih baik. Pertambahan bobot badannya bisa mencapai 200 g/ekor/hari. Domba jantan sendiri memiliki kecepatan tumbuh yang berbeda pada tiap individu sehingga perlu dilakukan seleksi pada domba jantan dan didapatkan bibit unggul domba lokal yang baik. Oleh karena itu penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecepatan pertumbuhan pada domba terhadap kualitas karkas yang dihasilkan sehingga dapat dilakukan seleksi yang lebih optimal agar didapatkan ternak domba dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi dan memiliki komposisi fisik karkas yang kita harapkan. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan pengaruh perbedaan kecepatan pertumbuhan pada domba lokal jantan terhadap komposisi fisik karkas dan potongan komersialnya. Manfaat Hasil peneltian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pentingnya dilakukan seleksi agar menghasilkan kecepatan pertumbuhan yang tinggi dan juga memberikan informasi tentang pengaruh kecepatan pertumbuhan terhadap komposisi fisik karkas (daging, tulang dan lemak) serta penyebaranya pada potongan-potongan komersialnya. Hipotesa Domba yang memiliki kecepatan pertumbuhan yang tinggi memiliki kualitas karkas yang lebih baik (memiliki kandungan daging yang besar dan kandungan lemak yang kecil) dibandingkan dengan domba yang memilki pertumbuhan yang lambat.
2
TINJAUAN PUSTAKA Domba (Ovies aries) Sejarah Domba Domba sejak jaman dulu mulai diternakkan orang. Ternak domba yang ada pada saat ini
adalah hasil seleksi selama berpuluh-puluh tahun, dan pusat
domestikasinya diperkirakan berada dekat dengan laut Kaspia yang tepatnya berada di daerah Stepa Aralo-Caspian sejak masa neolitik. Peternakan domba ini kemudian berkembang ke-arah timur yaitu sub-kontinen India dan Asia Tenggara, ke barat yaitu ke arah Asia Barat, Eropa dan Afrika, kemudian ke Amerika, Australia dan kepulauan tropic Oceania (Tomaszweska et al., 1993). Domba yang dikenal diseluruh dunia ini berasal dari keturunan domba liar, yaitu Moufflon atau Ovis Musimon; Argali atau Ovis Ammon; Urial atau Ovis Vignei dan Ovis Arkel (Sumopraswoto, 1987). Domba-domba tersebut mengalami domestikasi pada saat kambing juga mengalami domestikasi, tetapi menurut Tomaszweska et al. (1993) yang didomestikasi terlebih dahulu adalah kambing kemudian baru domba. Klasifikasi Domba Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan atas hal-hal tertentu diantaranya berdasarkan perbandingan banyaknya daging atau wol, ada tidaknya tanduk atau berdasarkan asal ternak (Kammlade dan Kammlade, 1955). Domba diklasifikasikan menurut Blakely dan Bade (1992) adalah sebagai berikut : Kingdom
: Animalia/hewan
Phylum
: Chordata
Class
: Mamalia
Ordo
: Artiodactyla
Family
: Bovidae
Genus
: Ovis
Species
: Ovis aries
Domba yang ada di Indonesia untuk saat ini diperkirakan asal-usulnya adalah berasal dari pedagang-pedagang yang melakukan aktifitas membeli rempah-rempah di Indonesia pada zaman dahulu. Pedagang tersebut umumnya berasal dari Asia
3
Barat daya, dan domba yang ada tersebut pada umumnya termasuk bangsa Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal Domba lokal merupakan domba asli Indonesia yang mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi iklim tropis dan memiliki sifat seasonal plyestroes sehingga dapat beranak sepanjang tahun. Karakteristik domba lokal diantaranya adalah bertubuh kecil, lambat dewasa, berbulu kasar, tidak seragam dan hasil daging relative sedikit (Murtidjo, 1993), dengan rata-rata bobot potong 20 kg (Edey, 1983). Pendapat lain menyatakan bahwa bobot potong badan dewasa mencapai 30-40 kg pada jantan dan betina 20-25 kg dengan presentase karkas 44-49 % (Tiesnamurti, 1992). Sifat lain dari domba lokal tampak dari warna bulu umumnya putih dengan bercak hitam disekitar mata, hidung dan bagian lainnya (Edey, 1983; Mulyaningsih, 1990; Davendra dan McLeroy, 1992 ). Setelah memiliki bentuk tubuh yang ramping, pola warna bulu sangat beragam dari bercak putih, coklat, hitam atau warna polos putih dan hitam (Tiesnamurti, 1992). Ekor pada domba lokal umumnya pendek (Davendra dan McLeroy, 1992), bentuk tipis dan tidak menimbulkan adanya lemak (Mulyaningsih, 1990). Ukuran panjang ekor rata-rata 19,3 cm, lebar pangkal ekor 5,6 cm dan tebal 2,7 cm (Tiesnamurti, 1992). Domba lokal jantan umumnya mempunyai tanduk yang kecil sedangkan betina biasanya tidak bertanduk (Edey, 1983; Davendra dan McLeroy, 1992). Jenis domba lokal yang ada di Indonesia menurut Iniguez et al. (1991) terdapat tiga jenis yaitu Jawa Ekor Tipis, Jawa Ekor Gemuk dan Sumatera Ekor Tipis. Berdasarkan Inouno dan Dwiyanto (1996) terdapat dua tipe domba yang paling menonjol di Indonesia yaitu domba ekor tipis (DET) dan domba ekor gemuk (DEG) dengan perbedaan galur dari masing-masing tipe. Sedangkan menurut Salamena (2003), domba terkelompok menjadi domba ekor tipis (Javanese thin tailed), domba ekor gemuk (Javanese fat tailed) dan domba Priangan atau dikenal juga dengan domba Garut. Asal-usul domba ini tidak diketahui secara pasti, namun diduga DET berasal dari India dan DEG berasal dar Asia Barat (Williamson dan Payne, 1993 ).
4
Pertumbuhan Domba Pertumbuhan adalah perubahan ukuran yang meliputi perubahan berat hidup, bentuk, deminsi linier, dan komposisi tubuh, termasuk perubahan komponenkomponen tubuh seperti otot, lemak, protein dan abu pada karkas (Soeparno, 1994). Menurut
Anggorodi
(1990)
menyatakan
bahwa
pertumbuhan
mencakup
pertumbuhan dalam bentuk dan berat jaringan-jaringan pembangun seperti urat daging, tulang, jantung, otak dan semua jaringan-jaringan tubuh lainnya (kecuali jaringan lemak) dan alat-alat tubuh. Proses perubahan bentuk dan komposisi sebagai akibat adanya kecepatan pertumbuhan relatif berbeda-beda antar komponen otot, tulang dan lemak sering juga disebut dengan istilah pertumbuhan-perkembangan (Natasamita, 1978). Domba muda mencapai 75% bobot dewasa pada umur satu tahun dan 25% setelah enam bulan kemudian yaitu pada umur 18 bulan, dengan pakan sesuai kebutuhannya. Domba jantan muda memilki potensi untuk tumbuh lebih cepat daripada betina muda, pertambahan bobot badan lebih cepat, konsumsi pakan lebih banyak dan penggunaan pakan yang lebih efisien untuk pertumbuhan badan (Anggorodi, 1990). Sekresi testoteron pada jantan menyebabkan sekresi androgen tinggi sehingga mengakibatkan pertumbuhan yang lebih cepat, terutama setelah munculnya sifat-sifat kelamin sekunder pada ternak jantan (Soeparno, 1994). Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor genetik atau faktor keturunan, faktor lingkungan seperti iklim, hormon, kastrasi dan jenis kelamin. Penggemukan Domba Penggemukan merupakan cara pemberian pakan yang umum dilakukan pada domba dengan tujuan untuk meningkatkan flavor, keempukan, dan kualitas daging sesuai permintaan konsumen. Penggemukan umumnya dilakukan lewat pemberian pakan kaya energi, yaitu karbohidrat dan lemak. Tujuan penggemukan adalah untuk memperbaiki kualitas karkas atau daging (Ensminger, 2002). Anggorodi (1990) menyatakan bahwa tujuan usaha penggemukan antara lain untuk memperoleh pertambahan bobot badan yang relatif lebih tinggi dengan memperhitungkan nilai konversi pakan dalam pembentukan jaringan tubuh termasuk otot daging dan lemak, serta menghasilkan karkas dan daging yang berkualitas tinggi. 5
Pakan Domba Kebanyakan pakan ternak dapat dikelompokan menjadi dua jenis secara garis besarnya, hjauan dan konsentrat. Hijauan ditandai dengan kandungan serat kasarnya yang relatif tinggi pada bahan keringnya. Secara umum, konsentrat mengandung serat kasar lebih rendah daripada hijauan dan mengandung karbohidrat, protein dan lemak yang relatif tinggi tetapi jumlahnya bervariasi dengan kandungan air yang relatif sedikit (Williamson dan Payne, 1993). Rumput Lapang Rumput lapang merupakan dari beberapa jenis rumput lokal yang umumnya tumbuh secara alami dengan daya dan produksi kualitas nutrisinya yang rendah. Walaupun demikian, rumput lapang merupakan hijauan yang mudah di dapat dan jumlah pengeluaran untuk pengelolaanya sangat minim (Wiradarya, 1989). Kualitas rumput lapang sangat beragam karena tergantung pada kesuburan tanah, iklim, komposisi spesies, waktu pemotongan dan cara pemberiannya, akan tetapi kualitasnya secara umum dapat dikatakan rendah. Kandungan serat kasranya umumnya tinggi, kualitas proteinnya mudah mengalami degradasi di dalam rumen, sehingga daya cernanya rendah (Pulungan, 1988). Pemberian rumput lapang kepada ternak domba sebaiknya ditambahkan bahan makanan penguat atau konsentrat untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, produksi, dan reproduksi (Dirjen Bina Produksi Peternakan, 1997). Amapas Tahu Ampas tahu berasal dari kedelai. Oleh karena itu anti nutrisi yang terdapat pada ampas tahu sama dengan pada kedelai hanya saja konsentrasinya lebih sedikit karena telah mengalami pengolahan. Ampas tahu tidak mempunyai sifat pencahar. Penanganan ampas tahu harus dilakukan dengan baik agar kandungan nutrisinya tidak menurun. Ampas tahu digunakan berkisaar antara 12%-95% dari campuran konsentrat di lapangan. Berdasarkan perhitungan kadar air yang ada pada ampas tahu, sebaiknya ampas tahu basah tidak di berikan kepada ternak lebih dari 41% (Tim Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakn IPB). Riatno et al. (2004) menyatakan bahwa ampas tahu dapat ddigunakan sebagai bahan pakan pengganti konsentrat, karena memiliki kandungan protein kasar tinggi yaitu 18,21%. Menurut Pulungan et al. (1985) komposisi zat-zat makanan ampas tahu adalah 6
sebagai berikut : BK=13,3%, PK=21%, SK=23,58%, LK=10,49%, NDF=51,93%, ADF=25,63%, Abu=2,96%, Ca=0,53%, P=0,24%, Eb=4730 Kkal/kg. Karkas Karkas adalah bagian penting dari tubuh ternak setelah dibersihkan dari darah, kepala, keempat kaki bagian bawah dari sendi carpal untuk kaki depan dan sendi tarsal untuk kaki belakang, kulit, organ-organ internal seperti paru-paru tenggorokan, saluran pencernaan, saluran urin, jantung, limpa, hati, dan jaringan-jaringan lemak yang melekat pada bagian-bagian tersebut (Lawrie, 1990). Menurut Berg dan Butterfield (1976) persentase karkas dipengaruhi dipengaruhi oleh bobot ternak, bangsa, proporsi bagian-bagian non karkas, ransum, umur, dan jenis kelamin. Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi karkas seekor ternak adalah bangsa, jenis kelamin, laju pertumbuhan, bobot potong dan nutrisi (Oberbauer et al, 1994). Bangsa ternak yang mempunyai bobot potong besar menghasilkan karkas yang besar juga. Bobot potong yang semakin meningkat menghasilkan karkas yang semakin meningkat pula, sehingga dapat diharapkan bagian dari karkas yang berupa daging menjadi lebih besar (Soeparno, 1994). Menurut Speedy (1980) bertambahnya umur ternak yang sejalan dengan penambahan bobot hidupnya, maka bobot karkas akan bertambah. Jenis kelamin menyebabkan perbedaan laju pertumbuhan, ternak jantan biasanya tumbuh lebih cepat daripada ternak betina pada umur yang sama (Soeparno, 1994). Menurut Hendri (1986) menyatakan bobot hidup kambing dan domba masing 8,4 kg diperoleh karkas 3,9 dan 3,6 kg sedangkan persentase karkas adalah 46,7% untuk kambing dan 43,2% untuk domba. Komponen karkas Karkas dan potongan karkas dapat diuraikan secara fisik menjadi komponen jaringan daging tanpa lemak (lean), lemak, tulang, dan jaringan ikat (fascia) (Devandra dan Mcleroy, 1992). Komposisi karkas bervariasi pada karkas-karkas yang
beratnya
berbeda.
Perubahan
komposisi
karkas
sebanding
dengan
bertambahnya bobot karkas itu sendiri, bobot karkas yang semakin tinggi diikuti dengan pertambahan persentase lemak dan menurunnya persentase daging dan tulang. Tulang sebagai kerangka tubuh merupakan komponen yang tumbuh dan berkembang 7
paling dini kemudian disusul oleh daging atau otot dan yang paling akhir jaringan lemak (Soeparno, 1991). Daging Daging adalah semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan yang sesuai untuk dimakan serta tidak mengalami gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Komponen utama daging terdiri dari otot, lemak dan sejumlah jaringan ikat (kolagen, retikulin, dan elastin) serta adanya pembuluh syaraf (Forrest et al., 1975). Komposisi daging diperkirakan terdiri atas 75% air, 19% protein, 3,5% substansi non protein yang larut dan 2,5% lemak. Daging domba memilki serat yang lebih halus dibandingkan dengan daging lainnya, jaringannya sangat padat, berwarna merah muda, konsitensinya cukup tinggi, lemaknya terdapat dibawah kulit yaitu antara otot dan kulit, dagingnya sedikit berbau amonial (prengus) (Muzarmis, 1982). Daging domba mengandung protein 17,1% dan lemak 14,8%. Tulang Tulang adalah jaringan pembentukan kerangka tubuh, yang mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan ternak. Menurut Pulungan dan Rangkuti (1981) bahwa pertumbuhan tulang relatif lebih kecil dibandingkan dengan bobot karkas dengan perkembangan yang lebih kecil atau dengan kata lain persentase tulang berkurang dengan meningkatnya karkas. Tulang akan bertambah selama hidup ternak dan pada ternak tua terjadi pembentukan tulang yang berasal dari tulang rawan yang mempertautkan tulang dengan tendon atau ligamentum. Lemak Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Lemak mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda, pertumbuhan lemak sangat lambat, tetapi pada saat fase penggemukan, pertumbuhannya meningkat dan cepat (Berg dan Butterfield, 1976). Permatasari (1992) menyatakan bahwa timbunan lemak daging lebih putih dan padat daripada timbunan lemak daging kambing. Daging domba sedikit berbau prengus atau memilki aroma hampir sama dengan kambing. Ransum tidak terlalu memberikan perubahan pada kandungan lemak ternak
8
ruminansia dan hanya mempengaruhi persentase lemak dalam karkas (Soeparno, 1994). Potongan Komersial Karkas Karkas adalah bagian dari tubuh ternak setelah dibersihkan dari darah, kepala, keempat kaki bagian bawah, kulit, paru-paru, tenggorokan, saluran pencernaan, saluran urine, jantung, limpa, hati, dan jaringan-jaringan lemak yang melekat pada bagian-bagian tersebut (Lawrie, 1995). Dalam pemasarannya karkas biasanya dijual dalam bentuk potongan-potongan karkas yang disebut potongan karkas komersial. Cara pemotongan karkas ditentukan oleh spesies ternak dan selera konsumen. Oleh karena itu ditemukan cara pemotongan yang berbeda-beda dari suatu tempat ke tempat yang lainnya (Owen dan Norman, 1977). Sementara itu ditemukan sedikit modifikasi atas cara yang dilakukan Romans dan Ziegler (1977) yang membagi karkas menjadi potongan : leg, loin, rack, shoulder dan shank. Potongan yang lebih umum dijumpai saat ini adalah dimasukkannya neck dan middle neck sebagai bagian dari potongan komersial karkas. Menurut penelitian Herman (1993) pada domba periangan dengan bobot potong 39.4 kg dan berat karkas 21.7 kg (55,1%) didapatkan berat leg 3.1 kg (30.8%), loin 0.9 kg (9.1%), rack 0.9 kg (9.4%) dan shoulder 3.0 kg (28.2%). Batas-Batas Potongan Komersial Leg (paha) Dimulai dari segmen ke-3 dan ke-4 Sacrum Vertebrae vertikal ke bawah melewati lekukan tulang pelvic dengan posisi paha ditarik ke belakang, termasuk didalamnya 2/5 segmen Sacrum Vertebrata terakhiir, enam Coccygeal, tibia, femur, sebagian pelvic dan pubis. Loin (Pinggang) Dimulai dari persendian Thoracic Vertebrae ke-12 dan ke-13 sampai dengan lumbar vertebrata ke-6, termasuk kedalamnya enam ruas lumbar vertebrata, satu ruas thoracic Vertebrata dan costae ke-13 yang dipotong menurut garis sejajar chinebone sampai ke batas pemotongan karkas flank.
9
Rack (Punggung rusuk) Dimulai dari persendian Thoracic Vertebrae ke-4,5 dan ke-6 sampai persendian Thoracic Vertebrata ke-12 dan ke-13, termasuk didalamnya Thoracic Vertebrae, costae ke-6 sampai ke-12 yang dipotong menurut garis sejajar chinebone sampai pada batas pemotongan breast. Neck (Leher) Dimulai dari persendian Occipito Atlantis sampai persendian Cervikal Vertebrae ke-5 dan ke-6 termasuk kedalamnya lima ruas Cervikal Vertebrae pertama. Shoulder (Bahu) Dimulai dari persendian Cervikal Vertebrae ke-5 dan ke-6 sampai batas pemotongan rack termasuk kedalamnya scapula 2/3 bagian humerus sebelah atas, Cervikal Vertebrae kee-6 dan ke-7 dan Costal pertama yang dipotong menurut garis sejajar chinebone sampai batas pemotongan karkas dada dan lengan. Shank (Lengan) Dimulai dari pemotongan 1/3 panjang numerus dari atas termasuk kedalamnya 2/3 bagian bawah numerus ulna dan radius. Breast (Dada) Dimulai dari pemotongan batas Costal ke-12 dan ke-13 yang dipotong menurut garis sejajar chinebone dan pemotongan costal berdasarkan garis lurus yang ditarik dari ujung costal ke-13 termasuk kedalamnya sternum dan costal pertama sampai ke-12.Flank Daerah yang terletak antara batas pemotongan karkas dada dengan pemotongan yang dilakukan berdasarkan garis lurus yang ditarik dari ujung costal ke-13 ke titik sudut lipatan paha dan pemotongan karkas ini tidak mempunyai tulang.
10
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Tawakal Farm, Desa Cimande hilir RT 05 RW 05 Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Analisis komposisi fisik karkas dan potongan komersialnya dilakukan di Laboratorium Ruminansia Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Waktu penelitian yaitu dari bulan Juli sampai Oktober 2009. Materi
Ternak Ternak yang digunakan adalah domba lokal jantan yang berumur kurang dari satu tahun (I0) sebanyak enam ekor terdiri atas tiga ekor domba yang dikategorikan cepat tumbuh dan tiga ekor domba yang dikategorikan lambat tumbuh. Kandang Kandang yang digunakan untuk penelitian ini adalah kandang individu berukuran 40x80 cm dengan metode pemeliharaan secara intensif. Peralatan Peralatan yang digunakan adalah timbangan dengan kapasitas 120 kg, pita ukur, gergaji, pisau, pinset, freezer, kertas label, plastik, timbangan digital, gergaji karkas, gunting, penggantung karkas domba, kamera. Pakan Pakan yang diberikan merupakan pakan yang sama dengan pakan yang diberikan pada Tawakal Farm yaitu rumput lapang 2kg/hari/ekor dan ampas tahu 2kg/hari/ekor. Prosedur Penentuan Sampel Penelitian Identifikasi merupakan tahap awal dalam penentuan sampel penelitian. Identifikasi dilakukan untuk mencari domba lokal cepat tumbuh dan lambat tumbuh. Identifikasi dilakukan dengan penentuan umur, jenis dan pengukuran tubuh domba.Pengukuran tersebut meliputi lingkar dada, panjang badan, tinggi badan, bobot badan dan pertambahan bobot badan harian domba. Identifikasi dilakukan 1 bulan sekali kemudian domba diseleksi untuk menentukan kelompok domba lokal 11
cepat tumbuh dan lambat tumbuh. Tiga puluh lima ekor domba terbaik (dengan PBBH lebih dari 110 gram/ekor/hari) dipilih sebagai kelompok domba lokal cepat tumbuh dan 35 ekor domba terjelek dipilih sebagai kelompok domba lokal lambat tumbuh (dengan PBBH kurang dari 80 gram/ekor). Kriteria yang digunakan dalam menseleksi domba lambat tumbuh dan cepat tumbuh yaitu : 1. Bobot awal (gram)
: Diukur dengan menimbang ternak pada awal
penelitian 2. Bobot akhir (gram)
: Diukur dengan menimbang ternak pada akhir
penelitian. 3. Pertambahan Bobot Badan (PBB) : Dihitung dengan mengurangi bobot akhir dengan bobot awal 4. Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) : Dihitung dengan mengurangi bobot akhir dengan bobot awal dibagi dengan waktu pengamatan (hari) 5. Ukuran tubuh domba diantaranya : a. Lingkar dada (cm) : diukur melingkar sekeliling rongga sendi bahu (os scapula) b. Panjang badan (cm) : diukur dari tonjolan sendi bahu (os scapula) sampai tulang duduk c. Tinggi badan (cm) : diukur secara vertikal dari titik tertinggi scapula sampai lantai. Setelah diseleksi, ditentukan tiga ekor domba cepat tumbuh dan tiga ekor domba lambat tumbuh sebagai materi penelitian
(a)
(b)
Gambar 1. Contoh materi penelitian (a) Domba cepat tumbuh (b) Domba lambat tumbuh
12
Pemotongan dan Penguraian Karkas Masing-masing domba penelitian di potong untuk mendapatkan karkas dan potongan komersialnya. Sebelum pemotongan, ternak dipuasakan terlebih dahulu selama 16 jam
untuk mengurangi jumlah digesta dalam
saluran
pencernaan.
Selanjutnya domba ditimbang sebelum dipotong, untuk mendapatkan bobot potongnya. Pemotongan domba dilakukan pada persendian tulang atlas, memotong vena jugularis, oseophagus dan trakea. Darah yang keluar ditampung hingga tuntas kemudian dilakukan pemotongan kepala dan keempat kaki bagian bawah. Bagian kepala dipotong pada persendian occipito atlatis, bagian kaki depan dipotong pada persendian carpal-metacarpal dan bagian kaki belakang dipotong pada persendian tarsus-metatarsus kemudian domba digantung pada tendon achilesnya. Setelah itu dilakukan pengulitan dan eviserasi, maka diperoleh karkas segar dan kemudian ditimbang. Karkas dibelah menjadi dua bagian yang sama pada tulang belakang yaitu bagian kiri dan bagian kanan. Bagian kanan ditimbang untuk digunakan sebagai bobot setengah karkas segar. Karkas kemudian disimpan dalam alat pendingin (40C) untuk diuraikan keesokan harinya. Keesokan harinya, karkas bagian kanan diuraikan menjadi delapan potongan komersial yaitu paha (leg), pinggang (loin), rack, bahu (shoulder), perut dada (breast), leher (neck), lengan (shank),dan lipat paha (flank) (Romans dan Ziegler, 1977). Setelah didapatkan potongan komersial, masing-masing potongan tersebut ditimbang kemudian dipisahkan antara daging, tulang, dan lemak. Daging, tulang dan lemak pada potongan-potongan komersial tersebut kemudian ditimbang untuk didapatkan bobotnya.
(a)
(b)
Gambar 2. Penguraian karkas domba (a) setengah bagian karkas (b) potongan komersial karkas.
13
Peubah yang diamati yaitu : 1. Bobot dan persentase karkas Bobot karkas adalah bobot tubuh ternak setelah dipotong dikurangi bobot darah, kepala, keempat kaki, kulit, isi rongga perut, isi rongga dada dan ekor (gram). Persentase karkas adalah hasil dari perhitungan bobot karkas dibagi bobot potong kemudian dikali seratus persen (%) 2. Bobot dan persentase daging karkas Bobot daging karkas adalah hasil penimbangan bagian otot-otot karkas setelah dipisahkan dari lemak, tulang, dan fascia (gram). Persentase daging karkas adalah hasil dari perhitungan bobot daging dibagi bobot karkas kemudian dikali seratus persen (%). 3. Bobot dan persentase lemak karkas Bobot lemak karkas adalah hasil penimbangan lemak karkas setelah dipisahkan dari daging dan tulang (gram). Persentase daging karkas adalah hasil dari perhitungan bobot lemak dibagi bobot karkas kemudian dikali seratus persen (%). 4. Bobot dan persentase tulang karkas Bobot tulang karkas adalah hasil penimbangan tulang-tulang karkas setelah dibersihkan dari daging, lemak,dan fascia (gram). Persentase tulang karkas adalah hasil dari perhitungan bobot tulang dibagi bobot karkas kemudian dikali seratus persen (%). 5. Bobot dan persentase potongan komersial karkas Bobot potongan-potongan karkas adalah hasil penimbangan bagian-bagian: paha (leg), pinggang (loin), bahu (shoulder), perut dada (breast), leher (neck), lengan (shank), dan lipat paha (flank) dan rack (gram).
Persentase potongan
komersial karkas adalah hasil dari perhitungan bobot potongan komersial dibagi bobot karkas kemudian dikali seratus persen (%).
14
6. Bobot dan persentase komposisi fisik karkas pada masing-masing potongan komersial karkas Bobot komposisi fisik karkas yaitu bobot daging, lemak dan tulang yang sudah diseksi pada masing-masing potongan komersial karkas (gram). Persentase komposisi fisik karkas (daging/lemak/tulang) potongan komersial adalah hasil dari perhitungan bobot komposisi fisik karkas (daging/lemak/tulang) dibagi bobot karkas kemudian dikali seratus persen (%).
Keterangan :
1. Lehar (Neck)
6. Pinggang (Loin)
2. Bahu (Shoulder)
7. Paha (Leg)
3. Kaki Depan (Shank)
8. Lipat Paha (Flank)
4. Dada (Breast) 5. P. Rusuk (Rack)
Gambar 3. Potongan Komersial Karkas Domba (Romans dan Ziegler, 1977)
15
Rancangan Percobaan Perlakuan Perlakuan yang diberikan adalah pengelompokan domba pada dua kecepatan tumbuh yang berbeda yaitu kelompok domba dengan tingkat kecepatan tumbuh yang cepat dan kelompok domba dengan kecepatan tumbuh yang lambat. masing-masing perlakuan terdiri atas tiga ulangan Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji t menurut Walpole (1995). Adapun model matematis yang digunakan adalah sebagai berikut : t = Χi - Χj – Do s √1 + s √ 1 n n Keterangan: Xi = Rata-rata Perlakuan ke-i Xj
= Rata-rata Perlakuan ke- j
s
= Simpangan Baku
n
= Jumlah individu sampel
Do
= Selisih dua rataan yang berbeda = 0
16
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Kondisi Lokasi Penelitian Pemeliharaan domba untuk sampel penelitian berlokasi di Tawakal Farm, Desa Cimande hilir RT 05 RW 05 Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Kandang pemeliharaan ini merupakan kandang individu yang terdiri empat bangunan kandang. Selain berisi bangunan kandang, di areal peternakan ini terdapat bangunan rumah yang dibangun untuk para karyawan. Cuaca di daerah ini tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Suhunya berkisar antara 26-290C dan memiliki kelembaban 8590%. Kebersihan bangunan dan lingkungan kandang cukup bersih, hal ini karena setiap hari para pekerja kandang membersihkan kandang dan lingkunganya. Bangunan kandang yang digunakan untuk penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Kandang Domba Penelitian Kondisi Ternak Penelitian Domba-domba dipeternakan tersebut memiliki kondisi yang bugar dan sehat. Jarang sekali ditemukan domba yang sakit. Bulu-bulunya pun terlihat bersih, hal ini dikarenakan pegawai kandang yang teratur untuk memandikan domba setiap minggu sekali. Pakan yang berupa rumput lapang dan ampas tahu diberikan secara teratur. Manajemen kandang yang baik membuat sebagian besar domba yang ada di peternakan ini memiliki rata-rata bobot badan yang tinggi yaitu 33,58 kg, tapi terdapat pula domba-domba yang memiliki rata-rata bobot badan yang tidak terlalu tinggi yaitu 24,11 kg pada umur kurang dari satu tahun.
17
Seleksi Domba Pemuliaan merupakan suatu usaha untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu genetik ternak melalui pengembangbiakan ternak-temak yang memiliki potensi genetik yang baik sehingga diperoleh kinerja atau potensi produksi yang diharapkan. Seleksi merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk meningkatkan mutu genetik ternak. Seleksi yang dilakukan bisa dengan cara memilih ternak yang dipakai sebagai tetua atau memilih ternak yang akan dikawinkan. Untuk ternak pedaging, seleksi biasanya diarahkan pada sifat pertumbuhannya. Hasil seleksi terhadap sifat pertumbuhan domba pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Bobot Badan dan Pertambahan Bobot Badan Harian Pertumbuhan
Bobot Badan Domba
PBBH
Bobot Awal
Bobot 1
Bobot 2
(kg)
(kg)
(kg)
Cepat Tumbuh 1
19,00
19,00
29,00
166,67
Cepat Tumbuh 2
20,00
26,00
30,00
160,42
Cepat Tumbuh 3
17,00
27,00
32,00
166, 67
Rata-rata
18,67
24,00
30,33
164,59
Lambat Tumbuh 1
18,00
22,00
23,00
50,00
Lambat Tumbuh 2
20,00
21,00
22,00
32,30
Lambat Tumbuh 3
20,00
22,00
23,00
47,92
Rata-rata
19,00
21,50
22,50
43,41
Domba
(gram/hari)
Ket : bobot 1 = bobot penimbangan ke-1, bobot 2 = bobot penimbangan ke-2
Tabel diatas menunjukan pertambahan bobot badan harian pada dua kelompok domba yang berbeda kecepatan tumbuhnya memiliki nilai yang berbeda. Kelompok domba cepat tumbuh memiliki rata-rata PBBH sebesar 164,59 gram/hari. Kelompok domba lambat tumbuh memiliki rata-rata PBBH sebesar 43,41 gram/hari. Pertumbuhan domba tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor genetik atau faktor keturunan, faktor lingkungan seperti iklim, hormon, kastrasi dan jenis kelamin. Faktor yang paling berpengaruh terhadap perbedaan kecepatan pertumbuhan pada dua kelompok domba yang berbeda tersebut adalah
18
faktor genetik, hal ini karena pakan dan manajemen lingkungan yang diberikan adalah sama. Bobot dan Persentase Komposisi Fisik Karkas Karkas merupakan bagian terpenting dari ternak potong dan mendapat perhatian khusus, hal ini karena produksi daging dan nilai ekonomis ternak ditentukan oleh komposisi dan produksi karkasnya. Komposisi fisik karkas domba dipengaruhi oleh perbedaan pertumbuhan domba. Perbedaan pertumbuhan domba menghasilkan bobot potong yang berbeda sehingga menghasilkan komposisi fisik karkas yang berbeda hal ini sesuai dengan pernyataan Oberbauer et al. (1994), yang menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi produksi karkas seekor ternak salah satunya adalah kecepatan pertumbuhan. Rataan bobot dan persentase karkas serta bobot komposisi fisiknya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan Bobot dan Persentase Komposisi Fisik Karkas Peubah
Perlakuan Cepat Tumbuh
Rataan Lambat Tumbuh
Karkas (g)*
13327,00 ±1194,00
9630,00 ± 716,00
Karkas (%)
44,91 ± 2,72
Karkas Kanan (g)*
6590,00 ± 575,00
Karkas Kanan (%)
49,45 ± 0,16
Daging 1/2 Karkas (g)*
4028,00 ± 345,00
Daging 1/2 Karkas (%)
61,14 ± 0,78
Lemak 1/2 Karkas (g)
40,69 ± 0,50
42,80 ± 1,61
4809,00 ± 323,00 49,96 ± 0,38
49,72 ± 0,27
2997,00 ± 218,00 62,30 ± 0,37
61,72 ± 0,56
1102,00 ± 295,00
496,10 ± 40,60
799,05 ± 167,80
Lemak 1/2 Karkas (%)
16,55 ± 3,28
10,31 ± 0,39
13,34 ± 1,84
Tulang 1/2 Karkas (g)
1342,10 ± 34,10
1280,40 ± 85,80
Tulang 1/2 Karkas(%)*
20,46 ± 1,76
26,6 ± 0,53
1311,25 ± 59,95
Ket: Tanda (*) berarti P<0,05 atau ada pengaruh signifikan dari kecepatan pertumbuhan.
Hasil uji t menunjukkan bobot karkas kelompok domba cepat tumbuh, berbeda nyata (P<0,05) dengan bobot karkas kelompok domba lambat tumbuh Bobot karkas kelompok domba cepat tumbuh adalah sebesar 13327,00 ± 1194,00 (g) lebih besar daripada kelompok domba lambat tumbuh yaitu sebesar 9630,00 ± 716,00 (g). Hasil ini sesuai dengan pernyataan Oberbauer (1994), yang menyatakan bahwa 19
kecepatan pertumbuhan akan mempengaruhi bobot potong yang dihasilkan, bobot potong yang semakin meningkat menghasilkan bobot
karkas yang semakin
meningkat pula. Persentase karkas yang dihasilkan tidak dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan (P>0,05) yaitu 44.91 ± 2.72% untuk domba kelompok cepat tumbuh yang lebih besar daripada kelompok domba lambat tumbuh yaitu sebesar 40.690 ± 0.504%. Hasil ini diperkuat oleh penelitian Hendri (1984), yang menghasilkan sekitar 43,1% karkas domba dan juga sesuai dengan penelitian Murray dan Slezagacek (1976), yang menghasilkan bahwa perbedaan laju pertumbuhan pada domba tidak berpengaruh terhadap persentase karkas yang dihasilkan. Bobot karkas kanan yang dihasilkan pun akhirnya berbeda, hal ini karena bobot karkas yang dihasilkan berbeda yaitu sebesar untuk kelompok domba cepat tumbuh 6590,00 ± 575,00 (g) dan sebesar untuk kelompok domba lambat tumbuh 4809,00 ± 323,00 (g). Bobot daging yang dihasilkan dari penelitian ini memang dipengaruhi oleh laju pertumbuhan (p<0,05) seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Barton dan kirton (1962), yang menghasilkan adanya pengaruh dari pertambahan bobot badan harian terhadap jumlah daging yang dihasilkan. Bobot daging yang dihasilkan yaitu sebesar 4028 ± 345 (g) pada kelompok domba cepat tumbuh lebih besar daripada kelompok domba lambat tumbuh yaitu sebesar 2997 ± 218 (g). Bobot daging memiliki korelasi positif dengan bobot karkas. Semakin besar bobot karkas, maka bobot daging yang dihasilkan pun semakin besar. Persentase daging pada karkas yang dihasilkan yaitu sebesar 61.140 ±
0.797% pada kelompok domba cepat
tumbuh dan sebesar 62.298 ± 0.371% pada kelompok domba lambat tumbuh. Hasil ini sama dengan penelitian Herman (1983), yang menghasilkan 56,03 sampai 65,23% daging pada karkas. Bobot lemak kelompok domba cepat tumbuh sebesar 1102 ± 295 (g) lebih besar daripada bobot lemak kelompok domba lambat tumbuh
sebesar 496.1 ±
40.6(g). Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Barton dan Kirton (1962), yang menghasilkan hubungan positif antara bobot karkas dan bobot lemak. Berbeda dengan bobot lemak, persentase lemak kelompok domba cepat tumbuh tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan kelompok domba lambat tumbuh. Hal ini dikarenakan umur domba yang masih muda menyebabkan pertumbuhan lemak yang lambat sehingga hasilnya pun sama. Persentase lemak dari hasil penelitian ini 20
yaitu sebesar 16.55 ± 3.28 % pada kelompok domba cepat tumbuh lebih besar daripada kelompok domba lambat tumbuh 10.312 ± 0.386 %. Walaupun persentase lemak domba cepat tumbuh lebih besar daripada domba lambat tumbuh, tapi dengan uji statistik yang dilakukan menunujukkan bahwa kecepatan pertumbuhan pada domba tidak mempengaruhi persentase lemak yang dihasilkan berbeda dengan hasil penelitian Lambuth (1970), yang menyatakan adanya pengaruh dari kecepatan pertumbuhan terhadap persentase lemak karkas. Menurut Herman (1983), persentase lemak pada karkas domba yaitu 3,93 sampai 21,13%. Menurut Soeparno (1992), lemak menumpuk diberbagai depot dengan kecepatan yang berbeda dan mempunyai urutan : (1) lemak mesenterium, (2) lemak ginjal, (3) lemak intermuskuler, dan (4) lemak subkutan dan yang terakhir tumbuh adalah lemak diantara ikatan serabut otot yaitu lemak intramuskuler atau marbling. Kecepatan pertumbuhan ternyata tidak berpengaruh terhadap bobot tulang yang dihasilkan (P>0,05), hal ini dikarenakan pertumbuhan tulang yang konstan walaupun domba memiliki PBBH yang berbeda. Sesuai dengan teori pertumbuhan komponen karkas, tulang merupakan komponen yang tumbuh paling dini dan memiliki kadar laju pertumbuhan yang relatif lambat, kemudian disusul oleh daging dan terakhir adalah lemak. Karena kadar laju pertumbuhan yang relatif lambat akhirnya menghasilkan jumlah tulang yang sama atau tidak ada pengaruh dari kecepatan pertumbuhan domba. Kecepatan pertumbuhan ternyata berpengaruh terhadap persentase tulang yang dihasilkan. Persentase tulang yaitu sebesar 20.46 ± 1.76 % pada kelompok domba cepat tumbuh lebih kecil daripada kelompok domba lambat tumbuh sebesar 26.629 ± 0.532%. Hasil ini sama dengan hasil penelitian Lambuth (1970), yang menyatakan kecepatan pertumbuhan mempengaruhi persentase tulang. Persentase tulang yang lebih besar pada kelompok domba lambat tumbuh dikarenakan bobot tulang yang sama, sehingga jika dibandingkan dengan bobot karkas yang berbeda dimana bobot karkas kelompok domba lambat tumbuh lebih kecil daripada kelompok domba cepat tumbuh maka akan mengahasilkan persetase tulang yang lebih besar pada kelompok domba lambat tumbuh. Bobot dan Persentase Potongan Komersial Karkas Cara pemotongan karkas ditentukan oleh spesies ternak dan selera konsumen. Oleh karena itu ditemukan cara pemotongan yang berbeda-beda dari suatu tempat ke 21
tempat yang lainnya (Owen dan Norman, 1977). Sementara itu ditemukan sedikit modifikasi atas cara yang dilakukan Romans dan Ziegler (1977), yang membagi karkas menjadi potongan : leg, loin, rack, shoulder dan shank. Potongan yang lebih umum dijumpai saat ini adalah dimasukkannya neck dan middle neck sebagai bagian dari potongan komersial karkas. Rataan bobot potongan komersial karkas domba cepat tumbuh dan lambat tumbuh dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rataan Bobot dan Persentase Potongan Komersial Karkas Peubah Neck (g) Neck (%)
Perlakuan Cepat Tumbuh (g)
Lambat Tumbuh (g)
608,47 ± 9,72
503,00 ± 138,00
9,27 ± 0,68
10,61 ± 3,66 995,00 ± 165,00
Rataan 555,74 ± 73,86 9,94 ± 2,17
Shoulder (g)
1465,00 ± 219,00
Shoulder (%)
22,14 ± 1,43
Loin (g)*
665,00 ± 57,20
Loin (%)
10,11 ± 0,26
Leg (g)*
2086,00 ± 193,00
1587,00 ± 150,00
Leg(%)
31,65 ± 0,78
32,96 ± 1,.32
Flank (g)*
78,87 ± 9,49
38,60 ± 4,00
Flank (%)*
1,20 ± 0,18
0,81 ± 0,10
Breast (g)
480,00 ± 20,90
365,00 ± 51,40
422,50 ± 36,15
Breast (%)
7,34 ± 0,80
7,58 ± 0,64
7,46 ± 0,72
Shank (g)
407,00 ± 31,30
343,00 ± 32,30
375,00 ± 31,80
Shank (%)
6,21 ± 0,54
7,16 ± 0,73
6,67 ± 0,64
Rack (g)
610,30 ± 74,90
452,00 ± 51,10
531,15 ± 63,00
Rack (%)
9,24 ± 0,34
9,39 ± 0,45
20,61 ± 2,11
1230,0 ± 192,00 21,38 ± 1,77
440,00 ± 43.10 9,16 ± 0,52
9,64 ± 0,39
32,31 ± 1,05
0,32 ± 0,40
Ket: Tanda (*) berarti P<0,05 atau ada pengaruh signifikan dari kecepatan pertumbuhan.
Hasil uji t menunjukkan kecepatan pertumbuhan pada domba berpengaruh terhadap bobot potongan loin, leg dan flank (P<0,05). Bobot potongan loin, leg dan flank kelompok domba cepat tumbuh masing-masing adalah 665 ± 57,2; 2086 ± 193; 78,87 ± 9,49 (g) lebih besar daripada bobot potongan loin, leg dan flank kelompok domba lambat tumbuh yang masing-masing adalah 440 ± 43,1; 1587 ± 150; 38.6 ± 4 22
(g). Hasil ini sesuai dengan pernyataan Beerman et al. (1986) yang menyatakan bahwa meningkatnya bobot karkas akan meningkatkan bobot potongan komersial karkas. Walaupun memiliki bobot potong yang berbeda, tapi kecepatan pertumbuhan ternyata tidak berpengaruh terhadap persentase loin yang dihasilkan (P>0,05). Baik kelompok domba cepat tumbuh maupun kelompok domba lambat tumbuh keduanya mempunyai persentase loin yang hampir sama yaitu 10.109 ± 0.257% dan 9.163 ± 0.521%.. Menurut data AUS-MEAT persentase loin pada karkas domba yaitu sebesar 12,1%. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian dari Lambuth (1970) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh kecepatan pertumbuhan domba terhadap persentase loin yang dihasilkan. Loin merupakan salah satu bagian potongan komersial yang memiliki kecepatan tumbuh yang lambat, sehingga persentase loin yang dihasilkan pun tidak berbeda antara domba cepat tumbuh dan domba lambat tumbuh atau tidak ada pngaruh dari keceapatan pertumbuhan domba. Leg merupakan potongan komersial karkas yang memiliki presentase paling besar dalam karkas, sehingga perbedaan bobot
karkas yang dihasilkan
mengakibatkan bobot leg yang berbeda(P<0,05). Bobot leg kelompok domba cepat tumbuh sebesar 2086,00 ± 193,00 (g) lebih besar daripada bobot leg kelompok domba lambat tumbuh yaitu 1587,00 ± 150,00 (g). Persentase leg yang dihasilkan pada penelitan ini tidak dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan. Persentase leg yaitu sebesar 31.648 ± 0.782% pada kelompok domba cepat tumbuh dan sebesar 32.96 ± 1.32% pada kelompok domba lambat tumbuh. Hasil ini sama dengan data AUS-MEAT, persentase loin sekitar32%. Kecepatan pertumbuhan berpengaruh terhadap bobot dan persentase flank yang dihasilkan (P<0,05). Perbedaan flank yang dihasilkan baik itu bobot maupun persentasenya dikarenakan komponen flank yang hanya terdiri dari daging dan lemak. Daging dan lemak merupakan komposisi yang memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga kecepatan pertumbuhan akhirnya mempegaruhi bobot dan persentase flank. Bobot flank kelompok domba cepat tumbuh adalah 78,87 ± 9,49 gr jauh lebih besar daripada kelompok domba lambat tumbuh yang sebesar 38,60 ± 4,00gr, sedangkan persentase flank kelompok domba cepat tumbuh adalah 1,20 ± 0,18 gr lebih besar daripada kelompok domba lambat tumbuh sebesar 0,81 ± 0,10 gr. Besarnya 23
perbedaan bobot flank ini dikarenakan bobot daging dan lemak kelompok domba cepat tumbuh jauh lebih besar daripada bobot daging dan lemak kelompok domba lambat tubuh. Hasil uji t terhadap potongan komersial neck, shoulder, breast, shank dan rack adalah tidak adanya
pengaruh kecepatan pertumbuhan terhadap potongan-
potongan komersial tersebut (P>0,05) atau tidak ada perbedaan bobot dan persentase pada potongan komersial tersebut antara domba cepat tumbuh dan domba lambat tumbuh. Hal ini mungkin dikarenakan pada potongan-potongan tersebut memiliki jumlah tulang dan jaringan ikat yang sama-sama banyak sehingga dapat berpengaruh terhadap bobot potongan-otongan tersebut, selain itu potongan-potongan tersebut berada pada bagian yang memiliki pergerakan yang relatif hampir sama pada saat bergerak sehingga mempengaruhi bobot potongan-potongan komersial tersebut. Bobot dan Persentase Daging Potongan Komersial Daging merupakan semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang layak untuk dimakan serta tidak menimbulkan ganguan kesehatan bagi yang memakannya (Soeparno, 1994). Daging merupakan komponen utama karkas. Komponen utama daging terdiri dari otot, lemak dan jaringan ikat (kolagen, elastin dan retikulin), disamping itu juga terdapat pembuluh darah, epitel dan syaraf (Arnim, 1996). Kandungan daging diperkirakan terdiri atas 75% air, 19% protein, 3,5 % substansi non protein, dan 2,5 % lemak (Lawrie, 1995).
Data mengenai rataan bobot dan persentase daging potongan
komersial dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil uji t menunjukkan bahwa komponen daging pada kelompok domba cepat tumbuh memiliki bobot potong yang lebih besar dibandingkan kelompok domba lambat tumbuh. Komponen daging paling besar yang dihasilkan dari penelitian ini adalah bagian leg yaitu sebesar 1446,00 ± 173,00 (g) pada kelompok domba cepat tumbuh dan sebesar 1104,00 ± 102,00 (g) pada kelomppok domba lambat tumbuh. Tapi berdasarkan analisis statistik, bagian potongan leg memiliki bobot daging yang tidak dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan domba atau tidak berbeda bobotnya antara kelompok domba cepat tumbuh dan kelompok domba lambat tumbuh (P>0,05).
24
Tabel 4. Rataan Bobot dan Persentase Daging Potongan Komersial Peubah
Perlakuan
Rataan
Cepat Tumbuh (g)
Lambat Tumbuh(g)
Neck (g)
366,90 ± 43,40
295,90 ± 93,70
331,40 ± 68,55
Neck (%)
5.60 ± 0,85
6,25 ± 2,42
5,93 ± 1,64
Shoulder (g)
947,00 ± 132,00
641,00 ± 119,00
794,00 ± 125,50
Shoulder (%)
14,32 ± 0,88
13,27 ± 1,63
Loin (g)*
408,00 ± 31,50
263,00 ± 50,70
Loin (%)
6,20 ± 0,23
5,44 ± 0,71
13,78 ± 1,23
5,82 ± 0,47
Leg (g)
1446,00 ± 173,00
1104,00 ± 102,00
1275,00 ± 137,50
Leg(%)
21,92 ± 1,09
22,94 ± 0,81
22,42 ± 0,95
Flank (g)
42,60 ± 9,41
28,63 ± 3,74
35,62 ± 6,58
Flank (%)
0,65 ± 0,16
0,60 ± 0,10
0,63 ± 0,13
Breast (g)
227,00 ± 18,10
195,00 ± 18,60
Breast (%)
3,47 ± 0,46
4,07 ± 0,45
3,77 ± 0,46
Shank (g)
259,60 ± 18,20
214,40 ± 23,50
237,00 ± 20,85
Shank (%)
3,95 ± 0,29
4,48 ± 0,65
4,22 ± 0,47
Rack (g)
331,40 ± 20,90
254,30 ± 48,20
292,85 ± 30,85
Rack (%)
5,04 ± 0,19
5,26 ± 0,67
5,15 ± 0,43
211,00 ± 18,35
Ket: Tanda (*) berarti P<0,05 atau ada pengaruh signifikan dari kecepatan pertumbuhan.
Bobot daging potongan komersial yang dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan domba adalah bagian potongan loin (P<0,05). Bobot daging potongan loin kelompok domba cepat tumbuh sebesar 408.0 ± 31.5 (g) lebih besar daripada domba lambat tumbuh sebesar 263.0 ± 50.7 (g). Perbedaan bobot potongan loin ini dikarenakan loin merupakan potongan komersial yang tumbuh paling akhir. Hasil ini diperkuat dengan hasil penelitian Harapin (2006) pada sapi menyatakan bahwa bagian loin merupakan bagian potongan komersial yang tumbuh paling akhir. Lambatnya pertumbuhan pada potongan loin ini bisa dikarenakan bagian tersebut merupakan bagian yang memiliki pergerakan yang kurang, sehingga zat makanan bisa tumbuh menjadi daging karkas dengan stabil. Walaupun bobot daging loin
25
berbeda tapi ternyata kecepatan pertumbuhan pada domba tidak berpengaruh pada semua persentase daging potongan komersial (P>0,05). Bobot dan Persentase Lemak Potongan Komersial Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Lemak mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda, pertumbuhan lemak sangat lambat, tetapi pada saat fase penggemukan, pertumbuhannya meningkat dan cepat (Berg dan Butterfield, 1976). Energi dari sebagian besar lemak didalam tubuh ternak tersimpan didalam depot lemak, termasuk lemak otot yang disebut intramuskular. Deposisi lemak intramuskular berbeda diantara spesies, umur ternak dan diantara otot. Pada umumnya, penurunan aktivitas otot akan meningkatkan deposisi lemak didalam jaringan otot (Briskey dan Kauffman, 1971). Oleh karena itu, jumlah lemak pada setiap potongan komersial berbeda-beda. Rataan bobot dan persentase lemak potongan komersial diperlihatkan pada Tabel. 5. Hasil uji t menunjukkan bahwa bobot lemak pada potongan loin, leg, flank dan breast kelompok domba cepat tumbuh berbeda dengan kelompok domba lambat tumbuh (P<0,05) artinya kecepatan pertumbuhan domba mempengaruhi bobot lemak pada potongan loin, leg, flank dan breast. Bobot lemak pada kelompok domba cepat tumbuh lebih besar daripada domba lambat tumbuh sama seperti yang dihasilkan pada penelitian Lambuth (1970) yang menghasilkan bobot lemak pada potongan komersial meningkat dengan meningkatnya bobot karkas. Bobot lemak yang paling besar terdapat pada potongan leg yakni sebesar 252,50 ± 33,60gr pada kelompok domba cepat tumbuh dan sebesar 112,80 ± 28,10 pada kelompok domba lambat tumbuh. Persentase lemak pada potongan, loin, leg dan flank berbeda antara cepat tumbuh dan lambat tumbuh, artinya kecepatan pertumbuhan pada domba mempengaruhi (P< 0,05) persentase lemak pada potongan, loin, leg dan flank, hal ini dapat dikarenakan adanya perbedaan bobot lemak pada potongan tersebut yang berbeda.Selain itu pertumbuhan lemak yang lambat pada masing-masing bagian potongan komersial mungkin dapat menyebabkan perbedaan persentase lemak pada potongan-potongan tersebut.
26
Tabel 5. Rataan Bobot dan Persentase Lemak Potongan Komersial Peubah
Perlakuan Cepat Tumbuh (g)
Lambat Tumbuh (g)
Neck (g)
64,10 ± 35,00
34,20 ± 17,90
Neck (%)
0,97 ± 0,51
0,73 ± 0,43
49,15 ± 26,45 0,85 ± 0,47
Shoulder (g)
216,90 ± 61,30
Shoulder (%)
3,25 ± 0,66
1,88 ± 0,21
Loin (g)*
137,50 ± 30,20
50,83 ± 4,32
Loin (%)*
2,08 ± 0,35
1,06 ± 0,17
Leg (g)*
252,50 ± 33,60
112,80 ± 28,10
Leg(%)*
3,83 ± 0,42
2,33 ± 0,49
Flank (g)*
34,60 ± 0,56
8,60 ± 0,67
Flank (%)*
0,53 ± 0,05
0,18 ± 0,01
Breast (g)*
126,80 ± 17,40
Breast (%)
1,92 ± 0,11
1,29 ± 0,43
1,61 ± 0,27
Shank (g)
35,40 ± 14,80
18,00 ± 4,85
26,70 ± 9,83
Shank (%)
0,53 ± 0,20
0,37 ± 0,08
0,45 ± 0,14
43,80 ± 21,10
75,90 ± 33,85
0,93 ± 0,52
1,27 ± 0,55
Rack (g)
108,00 ± 46,60
Rack (%)
1,61 ± 0,58
90,90 ± 15,70
Rataan
153,90 ± 38,5 2,57 ± 0,44
63,00 ± 24,70
Ket: Tanda (*) berarti P<0,05 atau ada pengaruh signifikan dari kecepatan pertumbuhan.
Sementara bagian potongan komersial yang memiliki persentase lemak terbesar adalah leg yaitu 3.834 ± 0.417% pada domba cepat tumbuh dan 2.332 ± 0.492 % pada domba lambat tumbuh. Diaz (2002) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa proporsi lemak yang paling besar terdapat pada lemak leg. Bobot dan Persentase Tulang Potongan Komersial Tulang adalah jaringan pembentukan kerangka tubuh, yang mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan ternak. Menurut Pulungan dan Rangkuti (1981), bahwa pertumbuhan tulang relatif lebih kecil dibandingkan dengan bobot karkas dengan perkembangan yang lebih kecil atau dengan kata lain persentase tulang berkurang dengan meningkatnya karkas. Tulang merupakan komponen karkas yang tumbuh paling dini, tapi tulang merupakan komponen karkas yang memiliki 27
pertumbuhan yang lambat seperti teori pertumbuhan karkas yang dikemukakan oleh Berg dan Butterfield (1976) bahwa tulang merupakan komponen yang tumbuh paling dini kemudian disusul oleh daging dan terakhir adalah lemak. Rataan bobot dan persentase tulang potongan komersial dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Rataan Bobot dan Persentase Tulang Potongan Komersial Peubah Neck (g) Neck (%) Shoulder (g) Shoulder (%)*
Perlakuan Cepat Tumbuh (g)
Lambat Tumbuh (g)
166,93 ± 7,10
170,70 ± 27,30
2,55 ± 0,30
3,59 ± 0,84
289,40 ± 33,40
262,60 ± 32,90
4,39 ± 0,29
5,45 ± 0,334
Loin (g)*
100,11 ± 0,26
123,30 ± 31,00
Loin (%)
1,76 ± 0,18
Leg (g)*
310,65 ± 0,78
Leg(%)*
5,77 ± 0,51
7,61 ± 0,06
Flank (g)
-
-
Flank (%)
-
-
2,59 ± 0,74
Rataan 168,82 ± 17,2 3,07 ± 0,57 276,00 ± 33,15
2,18 ± 0,92
366.30 ± 27.00
Breast (g)
118,60 ± 22,20
101,70 ± 23,30
110,15 ± 22,75
Breast (%)
1,83 ± 0,51
2,10 ± 0,37
1,97 ± 0,44
109,40 ± 12,70
109,80 ± 11,30
1,69 ± 0,29
2,27 ± 0,17
1,98 ± 0,23
Rack (g)
163,00 ± 13,70
146,40 ± 31,30
154,70 ± 22,50
Rack (%)
2,48 ± 0,23
3,02 ± 0,46
2,75 ± 0,35
Shank (g) Shank (%)
110,20 ± 9,89
Ket: Tanda (*) berarti P<0,05 atau ada pengaruh signifikan dari kecepatan pertumbuhan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bobot tulang pada potongan loin dan leg domba cepat tumbuh berbeda dengan domba lambat tumbuh (P<0,05) artinya kecepatan pertumbuhan pada domba mempengaruhi bobot tulang pada potongan loin dan leg. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Diaz (2002) yang menyatakan bahwa kecepatan pertumbuhan tidak berpengaru pada bobot tulang pada potongan leg. Selain itu, semakin meningkatnya bobot karkas ternyata belum tentu meningkatkan bobot tulang pada potongan komersial, misalnya bobot tulang pada 28
potongan neck, loin dan leg. Bobot tulang pada potongan loin dan leg kelompok domba cepat tumbuh lebih kecil jika di bandingkan dengan kelompok domba lambat tumbuh. Hal ini memperlihatkan bahwa kelompok domba cepat tumbuh memiliki komponen daging cukup yang banyak. Domba lambat tumbuh memiliki persentase tulang yang lebih besar jika dibandingkan dengan domba cepat tumbuh. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lambuth (1970) yang menyatakan bahwa persentase
tulang pada
potongan komersial berbanding terbalik dengan kecepatan pertumbuhan. Kecepatan pertumbuhan domba mempengaruhi persentase tulang pada potongan shoulder dan leg. Shoulder dan leg merupakan bagian potongan komersial yang memiliki persentase tulang terbesar. Shoulder dan leg juga merupakan potongan komersial yang memiliki bobot tulang yang besar. Sementara flank merupakan bagian potongan komersial yang tidak memiliki tulang, jadi tidak ada analisis terhadap potongan tersebut.
29
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kecepatan pertumbuhan pada domba lokal jantan berpengaruh terhadap bobot karkas. Bobot karkas kelompok domba cepat tumbuh lebih besar daripada bobot karkas kelompok domba lambat tumbuh. Kecepatan pertumbuhan secara umum tidak mempengaruhi komposisi karkas kecuali pada bobot daging persentase tulang karkas. Selain itu, pada potongan komersial yang dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan adalah bobot leg, loin dan flank serta persentase flank. Kecepatan pertumbuhan yang berbeda secara umum juga tidak mempengaruhi komposisi fisik karkas potongan komersial kecuali bobot daging pada potongan loin, bobot lemak pada potongan loin; leg; flank dan breast, persentase lemak pada potongan loin; leg dan flank, bobot tulang pada potongan loin dan leg serta persentase tulang pada potongan shoulder dan leg. Saran Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kecepatan pertumbuhan domba terhadap karkas. Metode seleksi yang lebih akurat perlu dicari lagi untuk mendapatkan perbedaan pada kecepatan pertumbuhan domba.
30
UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillaahirobbil’aalamiin. Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah serta pertolongan-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu terlimpahkan kepada Rasulullah SAW, kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia. Ucapan terima kasih yang tulus dan tak terhingga khusus dipersembahkan kepada kedua orang tua, yaitu ibu dan bapak tercinta yang selalu membimbing di setiap langkah hidup. Kepada kakak dan nenek tercinta yang selalu berdoa dan memberikan semangat untuk penulis. Penulis haturkan terima kasih banyak kepada Ibu Ir. Sri Rahayu, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi utama dan Bapak Ir. Maman Duldjaman, M.S selaku dosen pembimbing anggota yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi dan curahan tenaga, pikiran serta waktunya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih pula Penulis haturkan kepada dosen penguji skripsi Ibu Ir. Henny Nuraini, M.Si dan Bapak Ir. K Budi Satoto, M.S atas saran yang telah diberikan guna memperbaiki skripsi ini. Terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Moh. Yamin, M.Agr.Sc selaku ketua tim dalam kelompok penelitian domba ini sekaligus karena telah bersedia menjadi penguji pada saat Penulis seminar penelitian serta kepada Edit, S. Pt sebagai asissten ketua. Kepada Mawas Iswahyudi, Rayogi Suryantoro, Ibnu Bayu Aji, Fajar Ramadhan dan Riki Rachman sebagai teman-teman tim penelitian. Terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, MAgr.Sc dan semua dosen-dosen Fakultas Peternakan yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi Penulis. Terima kasih kepada teman-teman IPTP’43 serta Evi Pujiastuti yang selalu membantu dan memberikan perhatian serta kasih sayang kepada Penulis. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, semoga Allah SWT membalasnya. Tak lupa penulis memohon maaf yang setulusnya atas semua kesalahan selama menyelesaikan studi sarjana. Semoga skripsi ini bermanfaat dalam dunia pendidikan dan peternakan. Bogor, Agustus 2010 Penulis
31
DAFTAR PUSTAKA Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta. Arnim. 1996. Daging : Sifat fisik, komposisi kimia dan kualitas. Jurnal Peternakan dan lingkungan. 2 : 48-53. Barton, R. A. dan A. It. Kirton. 1962. Carcass weight as an index of carcass composition with particular reference to fat. J. Agr. Sci. 50:331. Beerman, D. H., D. E. Hogue, V. K. Fishel, R. H. Dalrymple dan C. A. Ricks. 1986. Effect of climaterol and fishmeal on performance carcass characteristic and skeletal muscle growth in lambs. J. Anim. Sci. 62: 370-380. Berg, R. T. dan R. Butterfield.1976. new Concept of Cattle Growth. Sydney University Press. Sydney. Blakely, J. dan D. H. Blade. 1992. Ilmu Peternakan. Edisi Keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Colomer-Rocker, F., A.H. Kirton, G. J. K. Mercer dan D. M. Duganzich. 1992. Carcass composition of New Zealand Saanen goats slaughtered at different weights. Small Ruminant Res. 7: 161−173. Devandra, C. dan D. H. Bade. 1992. Sheep Breads. Dalam: C. Devandra dan G. B. Mcleroy (Editor). Goat and Sheep Production in the Tropic. ELBS Longman Group Ltd. London. Diaz, M.T., Velasco, S., Caneque, V., Lauzurica, S., Ruiz de Huidobro, F., Perez, C., Gonzales, J.,Manzanares, C. 2002. Use of concentrate or pasture for fattening lambs and its effect on carcassand meat quality. Small Ruminant Res. 43:257268. Direktorat Jenderal Bina produksi Peternakan. 1997. Petunjuk Budidaya Kambing dan Domba. Direktorat Jenderal Peternakan. Departemen Pertanian. Jakarta. Edey, T. N. 1983. Tropical Sheep and Goat Production. Australian Universities International Development Program (AUIDP). Carnberra. Ensminger, M. E. 2002. Sheep and Goat Science. Interstate Publisher, Inc., Illinois. Forrest, J. C., E. D. Aberle, H. B. Hedrick, M. D. Judge dan R. A. Merkel. 1975. Priciples of Meat Science. W. H. Freeman and Company, San Francisco. Hafid, H. H dan R. Priyanto. 2006. Pertumbuhan dan Distribusi Potongan Komersial Karkas Sapi Australian Commercial Cross dan Brahman Cross Hasil Penggemukan. Media Peternakan. Vol 29 No. 2. hlm. 63-69. Hendri. 1986. Studi perbandingan distribusi perdagingan kambing kacang dan domba priangan pada dua tingkat umur. Karya Ilmiah. Fakultas Petrnakan. Institut Pertanian Bogor. Herman, R. 1993. Perbandingan pertumbuhan komposisi tubuh dan karkas antara domba Priangan dan Ekor Gemuk. Disertasi. Fakultas Pasca sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
32
Inouno, I. dan K Dwiyanto. 1996. Pengembangan Ternak Domba di Indonesia. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian . XV (3) : 61-68. Iniguez, L., M. Sanchez dan S. P. Ginting. 1991. Productivity of Sumatran sheep in a system integrated with rubber plantation. Small Ruminant Research. (5) :303307. Kammlade, W. G. Sr. dan W. G. Yr. Kammlade. 1955. Sheep Sience. Lippicot Co. New York. Lambuth, T. R., J. D. Kemp and H. A. Glimp. 1970.Effect of rate of gain an slaughter weight on lamb carcass composition. J. Anim. Sci. 30:27-35. Lawrie, F. A. 1995. Ilmu Daging. Terjemahan oleh Aminuddin Parakkasi. Edisi kelima. Indonesia University Press, Jakarta. Murtidjo, B. A. 1993. Memelihara Domba. Kanisius, Yogyakarta. Muzarmis, E. 1982. Pengolahan Daging. CV Yasa Guna, Jakarta. Natasamita. 1978. Body composition of swamp buffalo (Bubalus bubalis). A Study of Development Growth and Sex Differences. Phd. Thesis. University of Melbourn. Australia. Oberbauer, A. M., A. M. Arnold dan M. L. Thoney. 1994. Genectically size-scaled growth and composition of Dorset and Suffolk rams. Anim. Prod. 59: 223234. Owen, J. E. dan G. A. Norman. 1977. Studies on the meat production characteristics of Botswana gooat and sheep. II. General Body Composition Carcass Measurement and Joint Composition. Meat Sci. 1:283-306. Permatasari, E. 1992. Studi banding keempukan daging domba dan kambing, sapi dan kerbau pada otot longisimus dorsi dan bisepsformia. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pulungan, H. dan M. Rangkuti. 1981. Pertumbuhan komponen karkas ditinjau dari bobot karkas pada domba jantan lokal. Prosiding Seminar Penelitian Peternakan. Puslitbang Peternakan, Bogor. Hal 229-234. Pulungan, H., J.E. Van Eys, dan M. Rangkuti. 1984. Penggunaan ampas tahu sebagai makanan tambahan pada domba lepas sapih yang Penggunaan Ampas Tahu dan Pengaruhnya pada Ternak Ruminansia 13 memperoleh rumput lapangan. Balai Perielitian Ternak, Bogor. 1(7): 331-335. Pulungan, H. 1988. Peranan rumput lapangan sebagai ransum pokok ternak domba. Hasil Temu Tugas Sub Sektor Peternakan 29 Februari 1988. No. 4 hal: 218228. Kendal. Rianto. E., M. Budiharto, dan M. Arifin. 2004. Proporsi daging, tulang dan lemak karkas domba ekor tipis jantan akibat pemberian ampa tahu dengan aras yang berbeda. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro. Semarang. Romans, R.J. dan P. T, Ziegler. 1977. The Meat We Eat. 7 ed. The Interstate Printers and Publisher. Inc. Danville. Illionis. 33
Salamena, J. F. 2003. Strategi Pemuliaan Ternak Domba Pedaging Di Indonesia. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Soeparno. 1991. Kolagen intramuskular dan kualitas daging domba lokal jantan, kaitannya dengan umur dan macam otot. Laporan Penelitian No. 02/UGM/126/12/1991. Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Speedy, A. W. 1980. Sheep Production. Longman, London. Statistik Peternakan. 2008. Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. Departemen Pertanian. Jakarta. Tim Laboratorium ilmu dan Teknologi Pakan. 2003. Pengetahuan Bahan Makanan Ternak. Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tiesnamurti, B. 1992. Alternatif pemilihan jenis ternak ruminansia kecil untuk wilayah Indonesia bagian timur. Potensi ruminansia kecil bagian timur. Prosiding Lokakarya Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. BPT Bogor. Tomaszweska, M. W., 1. M. Mastika, A. Djajanegara, S. Gardiner dan T. R. Wiradarya. 1993. Produksi Kambing dan Domba Indonesia. Sebelas Maret. University Press, Yogyakarta. Walpole, R. 1995. Pengantar Statistika. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daeha Tropis. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Wiradarya, T. R. 1989. Peningkatan produktifitas ternak domba melalui perbaikan efisiensi nutrisi rumput lapang. Laporan penelitian. Fakultas peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
34
LAMPIRAN
35
Lampiran 1. Hasil Analisis Bobot dan Persentase Komposisi Fisik Karkas Welcome to Minitab, press F1 for help. Data Display Karkas Row panas DOMBA 1 12046 CT 2 13528 CT 3 14408 CT 4 9862 LT 5 10201 LT 6 8826 LT Two-Sample T-Test and CI: Karkas panas, DOMBA Two-sample T for Karkas panas DOMBA N Mean StDev SE Mean CT 3 13327 1194 689 LT 3 9630 716 41 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 3697.67 99% CI for difference: (-997.04, 8392.37) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 4.60 P-Value = 0.019 DF = 3 Welcome to Minitab, press F1 for help. Data Display Row %karkas domba 1 1 43.04 CT 2 43.65 CT 3 48.03 CT 4 41.13 LT 5 40.80 LT 6 40.14 LT Two-Sample T-Test and CI: persentase karkas, domba 1 Two-sample T for persentase karkas domba 1 N Mean StDev SE Mean CT 3 44.91 2.72 1.6 LT 3 40.690 0.504 0.29 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 4.21667 99% CI for difference: (-11.64605, 20.07938) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2.64 P-Value = 0.119 DF = 2 Welcome to Minitab, press F1 for help. Data Display karkas Row kanan domba 1 5966 CT 2 6705 CT 3 7099 CT 4 4909 LT 5 5071 LT 6 4448 LT Two-Sample T-Test and CI: karkas kanan, domba Two-sample T for karkas kanan domba N Mean StDev SE Mean CT 3 6590 575 332 LT 3 4809 323 187 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 1781
36
99% CI for difference: (-444, 4006) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 4.67 P-Value = 0.018 DF = 3 Welcome to Minitab, press F1 for help. Data Display %karkas Row kanan domba 1 49.5268 CT 2 49.5639 CT 3 49.2712 CT 4 49.7769 LT 5 49.7108 LT 6 50.3966 LT Two-Sample T-Test and CI: %karkas kanan, domba Two-sample T for %karkas kanan domba N Mean StDev SE Mean CT 3 49.454 0.159 0.092 LT 3 49.961 0.378 0.22 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -0.507 99% CI for difference: (-2.859, 1.845) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -2.14 P-Value = 0.166 DF = Data Display Row DAGING DOMBA 1 3678.6 CT 2 4037.9 CT 3 4368.7 CT 4 3069.4 LT 5 3169.1 LT 6 2752.0 LT Two-Sample T-Test and CI: DAGING, DOMBA Two-sample T for DAGING DOMBA N Mean StDev SE Mean CT 3 4028 345 199 LT 3 2997 218 126 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 1031.57 99% CI for difference: (-344.75, 2407.88) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 4.38 P-Value = 0.022 DF = 3 Data Display Row %DAGING DOMBA 1 61.6594 CT 2 60.2222 CT 3 61.5397 CT 4 62.5297 LT 5 62.4946 LT 6 61.8705 LT Two-Sample T-Test and CI: %DAGING, DOMBA Two-sample T for %DAGING DOMBA N Mean StDev SE Mean CT 3 61.140 0.797 0.46 LT 3 62.298 0.371 0.21 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -1.15784 99% CI for difference: (-6.19724, 3.88157) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -2.28 P-Value = 0.150 DF = 2
37
Data Display Row LEMAK DOMBA 1 1 762.4 CT 2 1256.2 CT 3 1288.4 CT 4 528.0 LT 5 509.9 LT 6 450.4 LT Two-Sample T-Test and CI: LEMAK, DOMBA 1 Two-sample T for LEMAK DOMBA 1 N Mean StDev SE Mean CT 3 1102 295 170 LT 3 496.1 40.6 23 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 606.233 99% CI for difference: (-1099.122, 2311.589) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 3.53 P-Value = 0.072 DF = 2 Data Display Row %LEMAK DOMBA1 1 12.7791 CT 2 18.7353 CT 3 18.1490 CT 4 10.7558 LT 5 10.0552 LT 6 10.1259 LT Two-Sample T-Test and CI: %LEMAK, DOMBA1 Two-sample T for %LEMAK DOMBA1 N Mean StDev SE Mean CT 3 16.55 3.28 1.9 LT 3 10.312 0.386 0.22 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 6.24217 99% CI for difference: (-12.69738, 25.18173) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 3.27 P-Value = 0.082 DF = 2 Data Display Row TULANG DOMBA 2 1 1341.8 CT 2 1308.2 CT 3 1376.3 CT 4 1277.1 LT 5 1367.9 LT 6 1196.3 LT Two-Sample T-Test and CI: TULANG, DOMBA 2 Two-sample T for TULANG SE DOMBA 2 N Mean StDev Mean CT 3 1342.1 34.1 20 LT 3 1280.4 85.8 50 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 61.6667 99% CI for difference: (-467.5376, 590.8710) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1.16 P-Value = 0.367 DF = 2 Data Display Row %TULANG DOMBA2 1 22.4908 CT 2 19.5108 CT 3 19.3872 CT
38
4 26.0155 LT 5 26.9750 LT 6 26.8952 LT Two-Sample T-Test and CI: %TULANG, DOMBA2 Two-sample T for %TULANG DOMBA2 N Mean StDev SE Mean CT 3 20.46 1.76 1.0 LT 3 26.629 0.532 0.31 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -6.16561 99% CI for difference: (-16.68688, 4.35565) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -5.82 P-Value = 0.028 DF = 2
39
Lampiran 2. Hasil Analisis Bobot dan Persentase Potongan Komersial Karkas Data Display Row NECK DOMBA3 1 598.4 CT 2 609.2 CT 3 617.8 CT 4 399.2 LT 5 450.1 LT 6 658.9 LT Two-Sample T-Test and CI: NECK, DOMBA3 Two-sample T for NECK DOMBA3 N Mean StDev SE Mean CT 3 608.47 9.72 5.6 LT 3 503 138 79 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 105.733 99% CI for difference: (-684.798, 896.265) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1.33 P-Value = 0.316 DF = 2 Data Display Row %neck domba 1 10.0302 CT 2 9.0858 CT 3 8.7026 CT 4 8.1320 LT 5 8.8760 LT 6 14.8134 LT Two-Sample T-Test and CI: %neck, domba Two-sample T for %neck domba N Mean StDev SE Mean CT 3 9.273 0.683 0.39 LT 3 10.61 3.66 2.1 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -1.33 99% CI for difference: (-22.68, 20.01) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0.62 P-Value = 0.598 DF = 2 Data Display Row SHOULDER DOMBA4 1 1226.8 CT 2 1508.2 CT 3 1658.5 CT 4 1001.9 LT 5 1156.9 LT 6 827.5 LT Two-Sample T-Test and CI: SHOULDER, DOMBA4 Two-sample T for SHOULDER DOMBA4 N Mean StDev SE Mean CT 3 1465 219 127 LT 3 995 165 95 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 469.067 99% CI for difference: (-455.576, 1393.709) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2.96 P-Value = 0.059 DF = 3 Data Display Row %shoulder domba 1 20.5632 CT
40
2 22.4937 CT 3 23.3624 CT 4 20.4095 LT 5 22.8140 LT 6 18.6039 LT Two-Sample T-Test and CI: %shoulder, domba Two-sample T for %shoulder domba N Mean StDev SE Mean CT 3 22.14 1.43 0.83 LT 3 20.61 2.11 1.2 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 1.53 99% CI for difference: (-7.08, 10.14) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1.04 P-Value = 0.375 DF = 3 Data Display Row LOIN DOMBA 5 1 613.1 CT 2 658.0 CT 3 726.7 CT 4 423.3 LT 5 490.0 LT 6 409.3 LT Two-Sample T-Test and CI: LOIN, DOMBA 5 Two-sample T for LOIN SE DOMBA 5 N Mean StDev Mean CT 3 665.9 57.2 33 LT 3 440.9 43.1 25 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 225.067 99% CI for difference: (-16.538, 466.672) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 5.44 P-Value = 0.012 DF = 3 Data Display Row %loin domba 1 10.2766 CT 2 9.8136 CT 3 10.2367 CT 4 8.6229 LT 5 9.6628 LT 6 9.2019 LT Two-Sample T-Test and CI: %loin, domba Two-sample T for %loin domba N Mean StDev SE Mean CT 3 10.109 0.257 0.15 LT 3 9.163 0.521 0.30 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 0.946 99% CI for difference: (-2.382, 4.274) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2.82 P-Value = 0.106 DF = 2 Data Display Row LEG DOMBA6 1 1904.7 CT 2 2062.8 CT 3 2289.6 CT 4 1688.2 LT 5 1657.9 LT
41
6 1414.4 LT Two-Sample T-Test and CI: LEG, DOMBA6 Two-sample T for LEG DOMBA6 N Mean StDev SE Mean CT 3 2086 193 112 LT 3 1587 150 87 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 498.867 99% CI for difference: (-326.886, 1324.619) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 3.53 P-Value = 0.039 DF = 3 Data Display Row %leg domba 1 31.9259 CT 2 30.7651 CT 3 32.2524 CT 4 34.3899 LT 5 32.6937 LT 6 31.7986 LT Two-Sample T-Test and CI: %leg, domba Two-sample T for %leg domba N Mean StDev SE Mean CT 3 31.648 0.782 0.45 LT 3 32.96 1.32 0.76 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -1.313 99% CI for difference: (-6.475, 3.849) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1.49 P-Value = 0.234 DF = 3 Data Display Row FLANK DOMBA7 1 82.5 CT 2 68.1 CT 3 86.0 CT 4 42.9 LT 5 35.0 LT 6 37.9 LT Two-Sample T-Test and CI: FLANK, DOMBA7 Two-sample T for FLANK DOMBA7 N Mean StDev SE Mean CT 3 78.87 9.49 5.5 LT 3 38.60 4.00 2.3 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 40.2667 99% CI for difference: (-18.7210, 99.2543) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 6.77 P-Value = 0.021 DF = 2 Data Display Row %flank domba 1 1.38284 CT 2 1.01566 CT 3 1.21144 CT 4 0.87391 LT 5 0.69020 LT 6 0.85207 LT Two-Sample T-Test and CI: %flank, domba Two-sample T for %flank domba N Mean StDev SE Mean CT 3 1.203 0.184 0.11 LT 3 0.805 0.100 0.058 Difference = mu (CT) - mu (LT)
42
Estimate for difference: 0.398 99% CI for difference: (-0.308, 1.104) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 3.29 P-Value = 0.046 DF = 3 Data Display Row BREAST DOMBA8 1 481.0 CT 2 501.7 CT 3 460.0 CT 4 400.5 LT 5 389.7 LT 6 306.5 LT Two-Sample T-Test and CI: BREAST, DOMBA8 Two-sample T for BREAST SE DOMBA8 N Mean StDev Mean CT 3 480.9 20.9 12 LT 3 365.6 51.4 30 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 115.333 99% CI for difference: (-202.703, 433.370) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 3.60 P-Value = 0.069 DF = 2 Data Display Row %breast domba 1 8.06235 CT 2 7.48248 CT 3 6.47979 CT 4 8.15848 LT 5 7.68487 LT 6 6.89074 LT Two-Sample T-Test and CI: %breast, domba Two-sample T for %breast domba N Mean StDev SE Mean CT 3 7.342 0.801 0.46 LT 3 7.578 0.641 0.37 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -0.236 99% CI for difference: (-3.694, 3.221) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0.40 P-Value = 0.716 DF = 3 Data Display Row SHANK DOMBA9 1 382.8 CT 2 442.9 CT 3 397.5 CT 4 380.7 LT 5 322.1 LT 6 328.0 LT Two-Sample T-Test and CI: SHANK, DOMBA9 Two-sample T for SHANK SE DOMBA9 N Mean StDev Mean CT 3 407.7 31.3 18 LT 3 343.6 32.3 19 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 64.1333 99% CI for difference: (-87.5262, 215.7929)
43
T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2.47 P-Value = 0.090 DF = 3 Data Display Row %shank domba 1 6.41636 CT 2 6.60552 CT 3 5.59938 CT 4 7.75514 LT 5 6.35180 LT 6 7.37410 LT Two-Sample T-Test and CI: %shank, domba Two-sample T for %shank domba N Mean StDev SE Mean CT 3 6.207 0.535 0.31 LT 3 7.160 0.726 0.42 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -0.953 99% CI for difference: (-3.993, 2.087) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1.83 P-Value = 0.164 DF = 3 Data Display Row RACK DOMBA10 1 529.3 CT 2 624.8 CT 3 676.9 CT 4 460.9 LT 5 498.6 LT 6 397.5 LT Two-Sample T-Test and CI: RACK, DOMBA10 Two-sample T for RACK SE DOMBA10 N Mean StDev Mean CT 3 610.3 74.9 43 LT 3 452.3 51.1 29 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 158.000 99% CI for difference: (-147.626, 463.626) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 3.02 P-Value = 0.057 DF = 3 Data Display Row %rack domba 1 8.87194 CT 2 9.31842 CT 3 9.53515 CT 4 9.38888 LT 5 9.83238 LT 6 8.93660 LT Two-Sample T-Test and CI: %rack, domba Two-sample T for %rack domba N Mean StDev SE Mean CT 3 9.242 0.338 0.20 LT 3 9.386 0.448 0.26 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -0.144 99% CI for difference: (-2.037, 1.748) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0.44 P-Value = 0.687 DF = 3
44
Lampiran 3. Hasil Analisis Bobot dan Persentase Daging Potongan Komersial Welcome to Minitab, press F1 for help. Data Display Row neck domba 1 383.5 CT 2 317.6 CT 3 399.6 CT 4 222.7 LT 5 263.5 LT 6 401.5 LT Two-Sample T-Test and CI: neck, domba Two-sample T for neck SE domba N Mean StDev Mean CT 3 366.9 43.4 25 LT 3 295.9 93.7 54 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 71.0000 99% CI for difference: (-520.8223, 662.8223) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1.19 P-Value = 0.356 DF = 2 Data Display Row neck domba 1 6.42809 CT 2 4.73676 CT 3 5.62896 CT 4 4.53657 LT 5 5.19621 LT 6 9.02653 LT Two-Sample T-Test and CI: neck, domba Two-sample T for neck domba N Mean StDev SE Mean CT 3 5.598 0.846 0.49 LT 3 6.25 2.42 1.4 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -0.655163 99% CI for difference: (-15.368916, 14.058589) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0.44 P-Value = 0.702 DF = 2 Data Display Row shoulder domba1 1 795.5 CT 2 1005.6 CT 3 1039.3 CT 4 642.2 LT 5 759.4 LT 6 522.2 LT Two-Sample T-Test and CI: shoulder, domba1 Two-sample T for shoulder SE domba1 N Mean StDev Mean CT 3 947 132 76 LT 3 641 119 68 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 305.533 99% CI for difference: (-293.165, 904.232)
45
T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2.98 P-Value = 0.059 DF = 3 Data Display Row shoulder domba1 1 13.3339 CT 2 14.9978 CT 3 14.6401 CT 4 13.0821 LT 5 14.9754 LT 6 11.7401 LT Two-Sample T-Test and CI: shoulder, domba1 Two-sample T for shoulder domba1 N Mean StDev SE Mean CT 3 14.324 0.876 0.51 LT 3 13.27 1.63 0.94 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 1.05806 99% CI for difference: (-5.16839, 7.28452) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0.99 P-Value = 0.394 DF = 3 Data Display Row loin domba2 1 371.9 CT 2 429.8 CT 3 422.3 CT 4 280.7 LT 5 302.4 LT 6 205.8 LT Two-Sample T-Test and CI: loin, domba2 Two-sample T for loin SE domba2 N Mean StDev Mean CT 3 408.0 31.5 18 LT 3 263.0 50.7 29 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 145.033 99% CI for difference: (-56.181, 346.247) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 4.21 P-Value = 0.024 DF = 3 Data Display Row loin domba2 1 6.23366 CT 2 6.41014 CT 3 5.94873 CT 4 5.71807 LT 5 5.96332 LT 6 4.62680 LT Two-Sample T-Test and CI: loin, domba2 Two-sample T for loin domba2 N Mean StDev SE Mean CT 3 6.198 0.233 0.13 LT 3 5.436 0.711 0.41 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 0.761445 99% CI for difference: (-3.528204, 5.051094) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1.76 P-Value = 0.220 DF = 2
46
Data Display Row leg domba3 1 1299.1 CT 2 1401.8 CT 3 1637.4 CT 4 1167.7 LT 5 1159.1 LT 6 986.2 LT Two-Sample T-Test and CI: leg, domba3 Two-sample T for leg domba3 N Mean StDev SE Mean CT 3 1446 173 100 LT 3 1104 102 59 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 341.767 99% CI for difference: (-337.461, 1020.994) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2.94 P-Value = 0.061 DF = 3 Data Display Row leg domba3 1 21.7751 CT 2 20.9068 CT 3 23.0652 CT 4 23.7869 LT 5 22.8574 LT 6 22.1718 LT Two-Sample T-Test and CI: leg, domba3 Two-sample T for leg domba3 N Mean StDev SE Mean CT 3 21.92 1.09 0.63 LT 3 22.939 0.811 0.47 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -1.02301 99% CI for difference: (-5.59323, 3.54720) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1.31 P-Value = 0.282 DF = 3 Data Display Row flank domba4 1 46.3 CT 2 31.9 CT 3 49.6 CT 4 31.8 LT 5 24.5 LT 6 29.6 LT Two-Sample T-Test and CI: flank, domba4 Two-sample T for flank domba4 N Mean StDev SE Mean CT 3 42.60 9.41 5.4 LT 3 28.63 3.74 2.2 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 13.9667 99% CI for difference: (-44.0783, 72.0117) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2.39 P-Value = 0.140 DF = 2
47
Data Display Row flank domba4 1 0.776064 CT 2 0.475764 CT 3 0.698690 CT 4 0.647790 LT 5 0.483139 LT 6 0.665468 LT Two-Sample T-Test and CI: flank, domba4 Two-sample T for flank domba4 N Mean StDev SE Mean CT 3 0.650 0.156 0.090 LT 3 0.599 0.101 0.058 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 0.051374 99% CI for difference: (-0.574280, 0.677028) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0.48 P-Value = 0.664 DF = 3 Data Display Row breast domba5 1 226.7 CT 2 245.3 CT 3 209.1 CT 4 215.8 LT 5 180.1 LT 6 189.1 LT Two-Sample T-Test and CI: breast, domba5 Two-sample T for breast SE domba5 N Mean StDev Mean CT 3 227.0 18.1 10 LT 3 195.0 18.6 11 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 32.0333 99% CI for difference: (-55.4129, 119.4796) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2.14 P-Value = 0.122 DF = 3 Data Display Row breast domba5 1 3.79987 CT 2 3.65846 CT 3 2.94549 CT 4 4.39601 LT 5 3.55157 LT 6 4.25135 LT Two-Sample T-Test and CI: breast, domba5 Two-sample T for breast domba5 N Mean StDev SE Mean CT 3 3.468 0.458 0.26 LT 3 4.066 0.452 0.26 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -0.598370 99% CI for difference: (-2.767296, 1.570557) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1.61 P-Value = 0.205 DF = 3
48
Data Display Row shank domba6 1 242.7 CT 2 278.8 CT 3 257.3 CT 4 236.0 LT 5 189.4 LT 6 217.9 LT Two-Sample T-Test and CI: shank, domba6 Two-sample T for shank SE domba6 N Mean StDev Mean CT 3 259.6 18.2 10 LT 3 214.4 23.5 14 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 45.1667 99% CI for difference: (-54.9655, 145.2989) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2.63 P-Value = 0.078 DF = 3 Data Display Row shank domba6 1 4.06805 CT 2 4.15809 CT 3 3.62445 CT 4 4.80750 LT 5 3.73496 LT 6 4.89883 LT Two-Sample T-Test and CI: shank, domba6 Two-sample T for shank domba6 N Mean StDev SE Mean CT 3 3.950 0.286 0.16 LT 3 4.480 0.647 0.37 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -0.530231 99% CI for difference: (-4.583997, 3.523534) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1.30 P-Value = 0.324 DF = 2 Data Display Row rack domba7 1 312.9 CT 2 327.1 CT 3 354.1 CT 4 272.5 LT 5 290.7 LT 6 199.7 LT Two-Sample T-Test and CI: rack, domba7 Two-sample T for rack SE domba7 N Mean StDev Mean CT 3 331.4 20.9 12 LT 3 254.3 48.2 28 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 77.0667 99% CI for difference: (-223.7883, 377.9217) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2.54 P-Value = 0.126 DF = 2 Data Display Row rack domba7 1 5.24472 CT
49
2 4.87845 CT 3 4.98803 CT 4 5.55103 LT 5 5.73260 LT 6 4.48966 LT Two-Sample T-Test and CI: rack, domba7 Two-sample T for rack domba7 N Mean StDev SE Mean CT 3 5.037 0.188 0.11 LT 3 5.258 0.671 0.39 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -0.220696 99% CI for difference: (-4.215659, 3.774267) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0.55 P-Value = 0.639 DF = 2
50
Lampiran 4. Hasil Analisis Bobot dan Persentase Lemak Potongan Komersial Data Display Row neck domba 1 39.8 CT 2 104.2 CT 3 48.2 CT 4 17.8 LT 5 31.4 LT 6 53.3 LT Two-Sample T-Test and CI: neck, domba Two-sample T for neck SE domba N Mean StDev Mean CT 3 64.1 35.0 20 LT 3 34.2 17.9 10 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 29.9000 99% CI for difference: (-195.4367, 255.2367) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1.32 P-Value = 0.319 DF = 2 Data Display Row neck domba 1 0.66711 CT 2 1.55406 CT 3 0.67897 CT 4 0.36260 LT 5 0.61921 LT 6 1.19829 LT Two-Sample T-Test and CI: neck, domba Two-sample T for neck domba N Mean StDev SE Mean CT 3 0.967 0.509 0.29 LT 3 0.727 0.428 0.25 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 0.240016 99% CI for difference: (-2.002036, 2.482069) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0.63 P-Value = 0.576 DF = 3 Data Display Row shoulder domba1 1 155.9 CT 2 216.4 CT 3 278.4 CT 4 96.8 LT 5 102.9 LT 6 73.1 LT Two-Sample T-Test and CI: shoulder, domba1 Two-sample T for shoulder domba1 N Mean StDev SE Mean CT 3 216.9 61.3 35 LT 3 90.9 15.7 9.1 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 125.967 99% CI for difference: (-236.418, 488.351) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 3.45 P-Value = 0.075 DF = 2 Data Display Row shoulder domba1
51
1 2.61314 CT 2 3.22744 CT 3 3.92168 CT 4 1.97189 LT 5 2.02919 LT 6 1.64344 LT Two-Sample T-Test and CI: shoulder, domba1 Two-sample T for shoulder domba1 N Mean StDev SE Mean CT 3 3.254 0.655 0.38 LT 3 1.882 0.208 0.12 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 1.37258 99% CI for difference: (-2.56383, 5.30900) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 3.46 P-Value = 0.074 DF = 2 Data Display Row loin domba2 1 124.2 CT 2 116.3 CT 3 172.1 CT 4 50.3 LT 5 46.8 LT 6 55.4 LT Two-Sample T-Test and CI: loin, domba2 Two-sample T for loin domba2 N Mean StDev SE Mean CT 3 137.5 30.2 17 LT 3 50.83 4.32 2.5 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 86.7000 99% CI for difference: (-88.0869, 261.4869) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 4.92 P-Value = 0.039 DF = 2 Data Display Row loin domba2 1 2.08180 CT 2 1.73453 CT 3 2.42429 CT 4 1.02465 LT 5 0.92289 LT 6 1.24550 LT Two-Sample T-Test and CI: loin, domba2 Two-sample T for loin domba2 N Mean StDev SE Mean CT 3 2.080 0.345 0.20 LT 3 1.064 0.165 0.095 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 1.01585 99% CI for difference: (-1.17470, 3.20641) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 4.60 P-Value = 0.044 DF = 2 Data Display Row leg domba3 1 221.5 CT 2 288.2 CT 3 247.8 CT 4 140.9 LT 5 112.7 LT
52
6 84.7 LT Two-Sample T-Test and CI: leg, domba3 Two-sample T for leg SE domba3 N Mean StDev Mean CT 3 252.5 33.6 19 LT 3 112.8 28.1 16 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 139.733 99% CI for difference: (-7.970, 287.436) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 5.53 P-Value = 0.012 DF = 3 Data Display Row leg domba3 1 3.71271 CT 2 4.29828 CT 3 3.49063 CT 4 2.87024 LT 5 2.22244 LT 6 1.90423 LT Two-Sample T-Test and CI: leg, domba3 Two-sample T for leg domba3 N Mean StDev SE Mean CT 3 3.834 0.417 0.24 LT 3 2.332 0.492 0.28 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 1.50157 99% CI for difference: (-0.67460, 3.67774) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 4.03 P-Value = 0.027 DF = 3 Data Display Row flank domba4 1 34.7 CT 2 34.0 CT 3 35.1 CT 4 9.2 LT 5 8.7 LT 6 7.9 LT Two-Sample T-Test and CI: flank, domba4 Two-sample T for flank domba4 N Mean StDev SE Mean CT 3 34.600 0.557 0.32 LT 3 8.600 0.656 0.38 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 26.0000 99% CI for difference: (23.0991, 28.9009) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 52.35 P-Value = 0.000 DF = 3 Data Display Row flank domba4 1 0.581629 CT 2 0.507084 CT 3 0.494436 CT 4 0.187411 LT 5 0.171564 LT 6 0.177608 LT Two-Sample T-Test and CI: flank, domba4 Two-sample T for flank domba4 N Mean StDev SE Mean
53
CT 3 0.5277 0.0471 0.027 LT 3 0.17886 0.00800 0.0046 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 0.348856 99% CI for difference: (0.075013, 0.622698) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 12.64 P-Value = 0.006 DF = 2 Data Display Row breast domba5 1 107.1 CT 2 133.4 CT 3 140.0 CT 4 63.8 LT 5 87.2 LT 6 37.9 LT Two-Sample T-Test and CI: breast, domba5 Two-sample T for breast SE domba5 N Mean StDev Mean CT 3 126.8 17.4 10 LT 3 63.0 24.7 14 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 63.8667 99% CI for difference: (-37.9221, 165.6554) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 3.66 P-Value = 0.035 DF = 3 Data Display Row breast domba5 1 1.79517 CT 2 1.98956 CT 3 1.97211 CT 4 1.29965 LT 5 1.71958 LT 6 0.85207 LT Two-Sample T-Test and CI: breast, domba5 Two-sample T for breast domba5 N Mean StDev SE Mean CT 3 1.919 0.108 0.062 LT 3 1.290 0.434 0.25 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 0.628512 99% CI for difference: (-1.932629, 3.189654) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2.44 P-Value = 0.135 DF = 2 Data Display Row shank domba6 1 19.3 CT 2 48.3 CT 3 38.6 CT 4 22.0 LT 5 19.4 LT 6 12.6 LT Two-Sample T-Test and CI: shank, domba6 Two-sample T for shank domba6 N Mean StDev SE Mean CT 3 35.4 14.8 8.5 LT 3 18.00 4.85 2.8 Difference = mu (CT) - mu (LT)
54
Estimate for difference: 17.4000 99% CI for difference: (-71.6456, 106.4456) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1.94 P-Value = 0.192 DF = 2 Data Display Row shank domba6 1 0.323500 CT 2 0.720358 CT 3 0.543739 CT 4 0.448156 LT 5 0.382568 LT 6 0.283273 LT Two-Sample T-Test and CI: shank, domba6 Two-sample T for shank domba6 N Mean StDev SE Mean CT 3 0.529 0.199 0.11 LT 3 0.3713 0.0830 0.048 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 0.157866 99% CI for difference: (-1.076755, 1.392488) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1.27 P-Value = 0.332 DF = 2 Data Display Row rack domba7 1 59.9 CT 2 111.2 CT 3 153.0 CT 4 34.1 LT 5 29.2 LT 6 68.0 LT Two-Sample T-Test and CI: rack, domba7 Two-sample T for rack SE domba7 N Mean StDev Mean CT 3 108.0 46.6 27 LT 3 43.8 21.1 12 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 64.2667 99% CI for difference: (-229.0829, 357.6163) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2.17 P-Value = 0.162 DF = 2 Data Display Row rack domba7 1 1.00402 CT 2 1.65846 CT 3 2.15523 CT 4 0.69464 LT 5 0.57582 LT 6 1.52878 LT Two-Sample T-Test and CI: rack, domba7 Two-sample T for rack domba7 N Mean StDev SE Mean CT 3 1.606 0.577 0.33 LT 3 0.933 0.519 0.30 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 0.672826 99% CI for difference: (-1.945967, 3.291618) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1.50 P-Value = 0.230
55
Lampiran 5. Hasil Analisis Bobot dan Persentase Tulang Potongan Komersial Data Display Row neck domba 1 169.1 CT 2 172.7 CT 3 159.0 CT 4 157.7 LT 5 152.3 LT 6 202.1 LT Two-Sample T-Test and CI: neck, domba Two-sample T for neck domba N Mean StDev SE Mean CT 3 166.93 7.10 4.1 LT 3 170.7 27.3 16 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -3.76667 99% CI for difference: (-165.55514, 158.02181) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0.23 P-Value = 0.839 DF = 2 Data Display Row neck domba 1 2.83439 CT 2 2.57569 CT 3 2.23975 CT 4 3.21247 LT 5 3.00335 LT 6 4.54362 LT Two-Sample T-Test and CI: neck, domba Two-sample T for neck domba N Mean StDev SE Mean CT 3 2.550 0.298 0.17 LT 3 3.586 0.835 0.48 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -1.03653 99% CI for difference: (-6.11961, 4.04654) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -2.02 P-Value = 0.180 DF = 2 Data Display Row shoulder domba1 1 268.2 CT 2 272.2 CT 3 327.9 CT 4 264.8 LT 5 294.3 LT 6 228.7 LT Two-Sample T-Test and CI: shoulder, domba1 Two-sample T for shoulder SE domba1 N Mean StDev Mean CT 3 289.4 33.4 19 LT 3 262.6 32.9 19 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 26.8333 99% CI for difference: (-131.0958, 184.7625) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0.99 P-Value = 0.394 DF = 3 Data Display Row shoulder domba1 1 4.49547 CT
56
2 4.05966 CT 3 4.61896 CT 4 5.39417 LT 5 5.80359 LT 6 5.14164 LT Two-Sample T-Test and CI: shoulder, domba1 Two-sample T for shoulder domba1 N Mean StDev SE Mean CT 3 4.391 0.294 0.17 LT 3 5.446 0.334 0.19 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -1.05510 99% CI for difference: (-2.55540, 0.44519) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -4.11 P-Value = 0.026 DF = 3 Data Display Row loin domba2 1 10.277 CT 2 9.814 CT 3 10.237 CT 4 87.800 LT 5 137.300 LT 6 144.900 LT Two-Sample T-Test and CI: loin, domba2 Two-sample T for loin domba2 N Mean StDev SE Mean CT 3 10.109 0.257 0.15 LT 3 123.3 31.0 18 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -113.224 99% CI for difference: (-290.901, 64.452) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -6.32 P-Value = 0.024 DF = 2 Data Display Row loin domba2 1 1.89407 CT 2 1.55556 CT 3 1.81575 CT 4 1.78855 LT 5 2.70755 LT 6 3.25764 LT Two-Sample T-Test and CI: loin, domba2 Two-sample T for loin domba2 N Mean StDev SE Mean CT 3 1.755 0.177 0.10 LT 3 2.585 0.742 0.43 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -0.829459 99% CI for difference: (-5.202038, 3.543119) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1.88 P-Value = 0.200 DF = 2 Data Display Row leg domba3 1 31.926 CT 2 30.765 CT 3 32.252 CT 4 376.500 LT 5 386.700 LT
57
6 335.700 LT Two-Sample T-Test and CI: leg, domba3 Two-sample T for leg domba3 N Mean StDev SE Mean CT 3 31.648 0.782 0.45 LT 3 366.3 27.0 16 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -334.652 99% CI for difference: (-489.354, -179.951) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -21.47 P-Value = 0.002 DF = 2 Data Display Row leg domba3 1 6.31747 CT 2 5.30052 CT 3 5.68108 CT 4 7.66959 LT 5 7.62571 LT 6 7.54721 LT Two-Sample T-Test and CI: leg, domba3 Two-sample T for leg domba3 N Mean StDev SE Mean CT 3 5.766 0.514 0.30 LT 3 7.6142 0.0620 0.036 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -1.84781 99% CI for difference: (-4.81334, 1.11771) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -6.18 P-Value = 0.025 DF = 2
Data Display Row flank domba4 1 0 CT 2 0 CT 3 0 CT 4 0 LT 5 0 LT 6 0 LT Two-Sample T-Test and CI: flank, domba4 * ERROR * All values in column are identical. Data Display Row flank domba4 1 0 CT 2 0 CT 3 0 CT 4 0 LT 5 0 LT 6 0 LT Two-Sample T-Test and CI: flank, domba4 * ERROR * All values in column are identical. Data Display Row breast domba5 1 143.3 CT 2 112.3 CT 3 100.2 CT
58
4 119.2 LT 5 110.7 LT 6 75.3 LT Two-Sample T-Test and CI: breast, domba5 Two-sample T for breast SE domba5 N Mean StDev Mean CT 3 118.6 22.2 13 LT 3 101.7 23.3 13 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 16.8667 99% CI for difference: (-91.6901, 125.4235) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0.91 P-Value = 0.431 DF = 3 Data Display Row breast domba5 1 2.40194 CT 2 1.67487 CT 3 1.41147 CT 4 2.42819 LT 5 2.18300 LT 6 1.69290 LT Two-Sample T-Test and CI: breast, domba5 Two-sample T for breast domba5 N Mean StDev SE Mean CT 3 1.829 0.513 0.30 LT 3 2.101 0.374 0.22 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -0.271937 99% CI for difference: (-2.413626, 1.869752) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0.74 P-Value = 0.512 DF = 3 Data Display Row shank domba6 1 118.6 CT 2 112.7 CT 3 99.3 CT 4 121.3 LT 5 110.7 LT 6 96.1 LT Two-Sample T-Test and CI: shank, domba6 Two-sample T for shank domba6 N Mean StDev SE Mean CT 3 110.20 9.89 5.7 LT 3 109.4 12.7 7.3 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 0.833333 99% CI for difference: (-53.322883, 54.989550) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0.09 P-Value = 0.934 DF = 3 Data Display Row shank domba6 1 1.98793 CT 2 1.68084 CT 3 1.39879 CT 4 2.47097 LT 5 2.18300 LT 6 2.16052 LT
59
Two-Sample T-Test and CI: shank, domba6 Two-sample T for shank domba6 N Mean StDev SE Mean CT 3 1.689 0.295 0.17 LT 3 2.271 0.173 0.10 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -0.582313 99% CI for difference: (-1.734781, 0.570155) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -2.95 P-Value = 0.060 DF = 3 Data Display Row rack domba7 1 152.7 CT 2 178.6 CT 3 157.7 CT 4 149.8 LT 5 175.9 LT 6 113.5 LT Two-Sample T-Test and CI: rack, domba7 Two-sample T for rack domba7 N Mean StDev SE Mean CT 3 163.0 13.7 7.9 LT 3 146.4 31.3 18 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: 16.6000 99% CI for difference: (-179.4736, 212.6736) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0.84 P-Value = 0.489 DF = 2 Data Display Row rack domba7 1 2.55950 CT 2 2.66368 CT 3 2.22144 CT 4 3.05154 LT 5 3.46874 LT 6 2.55171 LT Two-Sample T-Test and CI: rack, domba7 Two-sample T for rack domba7 N Mean StDev SE Mean CT 3 2.482 0.231 0.13 LT 3 3.024 0.459 0.27 Difference = mu (CT) - mu (LT) Estimate for difference: -0.542454 99% CI for difference: (-3.488092, 2.403183) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1.83 P-Value = 0.209 DF = 2
60
Lampiran 6. Hasil Pengukuran Morfometrik Domba Morfometrik Domba (cm) Pertumbuhan Domba
Lngkar Dada
Panjang Badan
Tinggi Badan
(cm)
(cm)
(cm)
Cepat Tumbuh 1
73,00
61,00
57,50
Cepat Tumbuh 2
73,00
63,00
64,50
Cepat Tumbuh 3
75,00
63,00
62,50
Rata-rata
74,00
62,00
61,50
Lambat Tumbuh 1
70,00
52,50
54,00
Lambat Tumbuh 2
67,00
64,00
59,00
Lambat Tumbuh 3
68,00
65,00
56,00
Rata-rata
68,33
60,50
56,30
61