Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006
UKURAN ORGAN REPRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN PADA UMUR YANG BERBEDA (Size of Local Rams Reproduction Organ at Difference Age) DAUD SAMSUDEWA dan ENDANG PURBOWATI Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang
ABSTRACT The aim of the research was to get base data about local rams reproduction organ of age at different age which can be used for the next research. Twelve (12) local rams at 3, 5, 7, and 9 month (3 rams per replication) were slaughtered at 10, 15, 20 and 25 kg body weight and the reproduction organ were measured. Parameters measured were slaughtered body weight, weight of penis, weight of testis, length of penis, length of testis and width of testis. Data were analyzed by simple regression. The result shows, the age of local ram gave highly significant effect (P<0,01) to weight of penis with equation Y = 3,917 + 9,583X (r2 = 0,791), weight of testis with equation of Y = -101,150 + 43,650X (r2 = 0,809), length of penis with equation Y = 6,483 + 0,150X (r2 = 0,825), length of testis with equation of Y = 3,123 + 0,193X (r2 = 0,764), and give significant effect (P<0,05) to width testis with equation of Y = 2,420 + 0,113X (r2 = 0,414). It is concluded that age of local rams affected the size of reproduction organ. Key Words: Age, Reproductive Organ Sizes, Local Ram ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dasar tentang ukuran organ reproduksi domba lokal jantan pada umur yang berbeda agar dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya. Domba lokal jantan sebanyak 12 ekor dengan umur 3, 5, 7 dan 9 bulan (masing-masing ada 3 ekor domba sebagai ulangan) dipotong pada bobot potong 10, 15, 20 dan 25 kg kemudian diambil organ reproduksinya. Parameter yang diamati meliputi bobot potong, serta bobot penis, bobot testis, panjang penis, panjang testis dan lebar testis. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa umur domba mempunyai pengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap berat penis dengan persamaan Y = 3,917 + 9,583X (r2 = 0,791), berat testis dengan persamaan Y = -101,150 + 43,650X (r2 = 0,809), panjang penis dengan persamaan Y = 6,483 + 0,150X (r2 = 0,825) dan panjang testis dengan persamaan Y = 3,123 + 0,193X (r2 = 0,764). Umur mempunyai pengaruh nyata (P<0,05) terhadap lebar testis dengan persamaan Y = 2,420 + 0,113X (r2 = 0,414). Kesimpulan penelitian ini adalah umur berpengaruh terhadap ukuran organ reproduksi domba lokal jantan. Kata Kunci: Umur, Ukuran Organ Reproduksi, Domba Lokal Jantan
PENDAHULUAN Domba lokal merupakan salah satu ternak yang potensial untuk dikembangkan dalam rangka mendukung swasembada daging 2010. Beberapa keunggulan ternak domba antara lain karena sifatnya yang mampu beranak lebih dari satu (prolifik). Hasil penelitian SUTIYONO et al. (1996) menunjukkan bahwa prolifikasi domba ekor tipis mencapai 1,4. Selain itu domba merupakan ternak yang mempunyai kemampuan adaptasi tinggi terhadap lingkungan dan pakan (JOHARI, 1998).
Selain faktor pakan dan manajemen, reproduksi merupakan salah satu faktor pendukung yang penting dalam produktivitas ternak. Reproduksi menjadi penting karena reproduksi yang baik akan menjamin keberlangsungan ternak tersebut. Kualitas reproduksi seekor ternak sangat dipengaruhi oleh umur dan kualitas pakan yang terkonsumsi. Umur sangat mempengaruhi kualitas reproduksi karena adanya pengaruh hormon testosteron yang akan memacu perkembangan organ reproduksi. Semakin bertambahanya
413
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006
umur, maka akan meningkatkan ukuran organ reproduksi. Beberapa ukuran organ reproduksi yang mempengaruhi kualitas reproduksi dari seekor ternak jantan adalah ukuran penis dan testis. Ukuran penis sangat mempengaruhi kemampuan ternak dalam kopulasi, sedangkan ukuran testis sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas spermatozoa. Ukuran testis yang semakin besar akan meningkatkan panjang tubuli seminiferi yang merupakan tempat produksi spermatozoa (SALISBURY dan VANDEMARK, 1985). Peramalan fertilitas pejantan juga biasa dilakukan dengan pengamatan dan palpasi terhadap penis dan testis agar dapat diketahui dengan pasti bahwa organ tersebut berada dan berkembang secara normal sesuai dengan bobot hidup dan umurnya (SOENARJO, 1988). Masalah yang masih dihadapi saat ini adalah standar ukuran organ reproduksi domba lokal jantan belum ada, sehingga perlu dilakukan penentuan standar ukuran organ reproduksi domba tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dasar tentang ukuran organ reproduksi domba lokal jantan pada umur yang berbeda agar dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya. MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2005 di Laboratorium Ilmu Pemuliaan dan Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. Materi Penelitian ini menggunakan 12 ekor domba lokal jantan dengan umur 3, 5, 7 dan 9 bulan (masing-masing ada 3 ekor domba sebagai ulangan), yang dipotong pada bobot potong 10, 15, 20 dan 25 kg kemudian diambil organ reproduksinya. Bobot potong adalah bobot ternak setelah dipuasakan terhadap pakan selama 22 jam. Domba diperoleh dari Kelompok Tani Ternak ”Ngudi Raharjo” di Desa Pager Gunung, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung untuk mendapatkan bangsa ternak dan latar belakang nutrisi yang sama. Timbangan yang digunakan adalah timbangan gantung (hanging scales) merk five
414
goats buatan china dengan kapasitas 50 kg dan ketelitian 200 g. Timbangan untuk menimbang organ reproduksi adalah timbangan elektronik merk ohaus buatan USA, kapasitas 1200 g, dengan ketelitian 0,1 g. Alat untuk mengukur panjang dan lebar organ reproduksi adalah jangka sorong merk Tricle Brand, kapasitas 15 cm dengan ketelitian 0,01 cm, pisau digunakan untuk mengeluarkan organ dan pengulitan. Metode Parameter yang diamati meliputi bobot potong, serta bobot penis, bobot testis, panjang penis, panjang testis dan lebar testis. Bobot potong ternak diukur dengan menimbang ternak menggunakan timbangan ternak. Pengukuran ukuran organ reproduksi yang terdiri dari bobot penis, bobot testis, panjang penis, panjang testis dan lebar testis diukur dengan menggunakan preparat mati. Testis yang diambil sebagai sampel adalah testis yang dikeluarkan dari scrotum (kantung zakar) dan dipotong pada batas vas deferens, sedangkan penis diukur dari ujung penis sampai pangkal penis yang berbatasan dengan ampula. Bobot penis dan bobot testis ditimbang dengan menggunakan timbangan elektronik, sedangkan panjang penis, panjang testis dan lebar testis diukur dengan menggunakan jangka sorong. Variabel dan analisis data penelitian Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah meliputi bobot potong, serta bobot penis, bobot testis, panjang penis, panjang testis dan lebar testis. Model Matematis dari penelitian ini adalah: Y = a + bX dimana: Y= A= B= X=
Ukuran organ reproduksi Konstanta Koefisien regresi Umur domba lokal jantan
Pengujian hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: • Ho ditolak, H1 diterima jika t hitung > t tabel atau signifikansi < 5% Æ yang berarti umur mempunyai pengaruh terhadap
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006
ukuran organ reproduksi domba lokal jantan. • Ho diterima, H1 ditolak jika t hitung < t tabel atau signifikansi > 5% Æ yang berarti umur tidak mempunyai pengaruh terhadap ukuran organ reproduksi domba lokal jantan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis regresi linier sederhana (GHOZALI, 2005). Analisis regresi linier sederhana dilakukan pada umur domba lokal jantan terhadap bobot penis, bobot testis, panjang penis, panjang testis dan lebar testis. HASIL DAN PEMBAHASAN Rerata bobot hidup dan ukuran organ reproduksi domba lokal jantan pada umur yang berbeda tertera Tabel 1. Perkembangan organ reproduksi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain oleh pakan, hormonal dan lingkungan (HAFEZ, 1993). Pakan sangat mempengaruhi perkembangan organ reproduksi sebelum mencapai dewasa kelamin. Apabila pakan yang dikonsumsi sebelum dewasa kelamin tidak mencapai standar maka perkembangan reproduksi tidak akan mencapai optimal (BROWN, 1994). Bobot dan panjang penis domba lokal jantan Hasil pengukuran penis domba lokal jantan umur 3, 5, 7 dan 9 bulan menunjukkan bobot dan panjang penis berturut-turut 27,33 g dan 6,93 cm; 59,33 g dan 7,20 cm; 72,00 g dan 7,60 cm; 87,00 g dan 7,80 cm. Hasil dari analisis regresi menunjukkan bahwa umur domba mempunyai pengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap bobot penis dengan persamaan
Y = 3,917 + 9,583X dan panjang penis dengan persamaan Y = 6,483 + 0,150X. Koefisien korelasi (r) hasil analisis regresi tersebut cukup tinggi yakni 0,89 dan 0,91, artinya keeratan hubungan X dan Y tinggi. Koefisien determinasinya (r2) adalah 79,10% dan 82,50%, artinya 79,10% dan 82,50% variasi Y dapat diterangkan oleh X menurut persamaan regresi yang diperoleh dari hasil analisis. Hasil penelitian SOEPARNA (1984) pada kambing kacang umur 1,5 – 2 tahun mempunyai panjang penis 29,50 ± 3,41 cm. Data hasil pengukuran bobot dan panjang testis pada umur yang berbeda ditampilkan dalam Gambar 1 dan 2. Grafik tersebut menunjukkan adanya peningkatan bobot dan panjang penis seiring dengan pertambahan umur. Grafik tersebut juga menunjukkan adanya penurunan pertambahan bobot dan panjang penis pada saat domba lokal jantan mencapai umur 9 bulan. Hal ini sesuai dengan pendapat SORENSEN (1979) yang menyebutkan, bahwa dewasa kelamin pada domba jantan berkisar antara 8 – 10 bulan, sehingga bobot dan panjang penis hampir mencapai maksimal. Bobot, panjang dan lebar testis domba lokal jantan Hasil pengukuran testis domba lokal jantan umur 3, 5, 7 dan 9 bulan menunjukkan bobot, panjang dan lebar tetis berturut-turut 18,67 g, 3,60 cm dan 2,67 cm; 124,67 g, 4,23 cm dan 3,07 cm; 222,67 g, 4,50 dan 3,33 cm; 277,00 g, 4,80 cm dan 3,33 cm. Hasil dari analisis regresi menunjukkan bahwa umur domba mempunyai pengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap bobot testis dengan persamaan Y = -101,150 + 43,650X, dan panjang testis dengan persamaan Y = 3,123 + 0,193X. Umur mempunyai pengaruh nyata (P < 0,05) terhadap lebar testis dengan persamaan Y = 2,420 + 0,113X.
Tabel 1. Umur, bobot badan dan ukuran organ reproduksi domba lokal jantan penelitian Bobot hidup (g)
Bobot penis (g)
Bobot testis (g)
Panjang penis (cm)
Panjang testis (cm)
Lebar testis (cm)
3
10133,33
27,33
18,67
6,93
3,60
2,67
5
15133,33
59,33
124,67
7,20
4,23
3,07
7
20266,67
72,00
222,67
7,60
4,50
3,33
9
25200,00
87,00
277,00
7,80
4,80
3,33
Umur (bulan)
415
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006
100.00 90.00
87.00
Bobot Penis (gram)
80.00 72.00
70.00 60.00
59.33
50.00 40.00 30.00
27.33
20.00 10.00 0.00 3
5
7
9
Umur (Bulan)
Gambar 1. Bobot penis domba lokal jantan pada umur yang berbeda
8.00 7.80
7.80
Panjang Penis (cm)
7.60
7.60
7.40 7.20
7.20
7.00 6.93 6.80 6.60 6.40 3
5
7
9
Umur (Bulan)
Gambar 2. Panjang penis domba lokal jantan pada umur yang berbeda
Koefisien korelasi (r) hasil analisis regresi untuk bobot testis dan panjang testis tersebut cukup tinggi yakni 0,90 dan 0,87, artinya keeratan hubungan X dan Y tinggi. Koefisien determinasinya (r2) adalah 80,90% dan 76,40%, artinya 80,90% dan 76,40% variasi Y dapat diterangkan oleh X menurut persamaan regresi yang diperoleh dari hasil analisis, namun untuk lebar testis, koefisien korelasi (r) hasil analisis regresi untuk bobot testis dan panjang testis tersebut hanya 0,64, artinya keeratan hubungan X dan Y sedang. Koefisien determinasinya (r2) adalah 41,40%, artinya hanya 41,40% variasi Y dapat diterangkan oleh
416
X menurut persamaan regresi yang diperoleh dari hasil analisis. Rendahnya keeratan hubungan lebar testis dengan umur ini terjadi karena menurut HAFEZ (1993) akan berkembang melebar terlebih dahulu untuk memperbanyak ruang perkembangan tubuli seminiferi, sehingga maksimal lebar testis akan tercapai pada umur yang lebih awal dibandingkan dengan panjang dan bobot tetis. Hasil Penelitian SOEPARNA (1984) pada kambing Kacang umur 1,5 – 2 tahun mempunyai bobot testis 59,17 ± 5,13 gr, panjang testis 7,03 ± 0,74 cm dan lebar tetis 4,59 ± 0,47 cm, sedangkan hasil penelitian
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006
HASTONO (2006) pada kambing Peranakan Etawah umur 1,5 – 2 tahun mempunyai panjang testis 7,72 ± 1,12 cm dan lebar tetis 4,5 ± 0,55 cm, untuk kambing Peranakan Etawah umur 2 – 4 tahun menunjukkan panjang testis 8,62 ± 1,25 cm dan lebar tetis 5,2 ± 0,53 cm. Data hasil pengukuran bobot dan panjang testis dapat ditampilkan dalam Gambar 3, 4 dan 5.
Secara umum perkembangan testis terjadi pada umur yang lebih awal dibandingkan perkembangan penis. Hal ini sesuai dengan pendapat PARTODIHARDJO (1980) yang menyebutkan bahwa testis akan berkembang lebih awal dibandingkan organ reproduksi yang lain, karena testis harus menjadi pendukung perkembangan organ reproduksi yang lain dengan menghasilkan hormon testosteron.
300.00 277.00
Bobot Testis (gram)
250.00 222.67 200.00
150.00 124.67 100.00
50.00 18.67 0.00
3
5
7
9
Umur (Bulan)
Gambar 3. Bobot testis domba lokal jantan pada umur yang berbeda
6.00
5.00
4.80
Panjang Testis (cm)
4.50 4.23 4.00 3.60 3.00
2.00
1.00
0.00
3
5
7
9
Umur (Bulan)
Gambar 4. Panjang testis domba lokal jantan pada umur yang berbeda
417
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006
3.50 3.33
3.33
3.07
3.00
Lebar Tetis (cm)
2.67 2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
3
5
7
9
Umur (Bulan)
Gambar 5. Lebar testis domba lokal jkantan pada umur yang berbeda
KESIMPULAN
PARTODIHARDJO, S. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara. Jakarta.
Kesimpulan penelitian ini adalah umur berpengaruh terhadap ukuran organ reproduksi domba lokal jantan. Perkembangan penis akan mengikuti pencapaian dewasa kelamin sedangkan tetis akan lebih dulu mengalami perkembangan dibandingkan organ reproduksi yang lain.
PURBOWATI, E., C. I. SUTRISNO., E. BALIARTI., S. P. S. BUDHI dan W. LETARIANA. 2005. Ransum Komplit dari Bahan Pakan Lokal untuk Menghasilkan Daging Domba Rendah Lemak. Laporan Kegiatan Hibah Bersaing. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.
DAFTAR PUSTAKA BROWN, B. 1994. Review: A review pf nutritional influences on reproduction in boar, bulls and ram. Rep. Nut. Develop. 34(2) : 89 – 114. HAFEZ, E.Z.E. 1993. Hormones, Growth Factors and Reproduction. In: Reproduction In Farm Animals. HAFEZ, E.S.E. Lea & Febiger. Philadelphia. HASTONO. 2006. Kualitas semen dan ukuran testis kambing Peranakan Etawah di pedesaan. Seminar Nasional: Pengembangan Teknologi Inovatif untuk Mendukung Pembangunan Peternakan Berkelanjutan. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. 11 Februari 2006. JOHARI, S., I. ARINTO, S. WUWUH dan I. SUMEIDIANA. 1998. Produktivitas induk domba generasi pertama hasil persilangan anatara Domba Ekor Gemuk (DEG) dengan Domba Ekor Tipis (DET). JPPT 23(4) : 127 – 138.
418
RNJHAN, S.K. 1981. Animal Nutrition. 2nd Ed. Vikas Publishing House PVT. Ltd. New Delhi. SALISBURY, G.W. dan N.L. VAN DEMARK. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan Pada Sapi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. SOEPARNA. 1984. Studi Biologi Reproduksi Kambing Kacang Jantan Muda. Ringkasan Disertasi. Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. SOENARJO, C.H. 1988. Buku Pegangan Kuliah Ilmu Tilik Ternak. CV. Baru. Jakarta. SORENSEN, A.M. 1979. Animal Reproduction Prinsiples and Practices. McGraw-Hill. New York. SUTIYONO., S. WUWUH., E. KURNIANTO dan B. SASTRADINATA. 1996. Prolifikasi Domba Ekor Tipis (DET) milik rakyat Kecamatan Mijen Kodya Semarang. Media 1. Tahun XXI: 2 – 7.