NAMA
: HALUMMA FADHILAH
NIM/SMT
: P17434113014/ IVA
ANALIS
KOMPLIKASI PHLEBOTOMY A. Pendarahan Komplikasi pendarahan lebih sering terjadi pada pengambilan darah alteri. Pengambilan darah kapiler lebih kurang resikonya. Pendarahan yang berlebihan ( atau sukar berhenti ) terjadi karma terganggunya system kouglasi darah pasien. Hal ini bisa terjadi karena : 1. Pasien mengalami pengobatan dengan obat antikougulan sehingga menghambat pembekuan darah. 2. Pasien menderita gangguan pembekuan darah ( trombositopenia, defisiensi factor pembeku darah (misalnya hemofilia ) 3. Pasien mengidap penyakit hati yang berat ( pembentukan protrombin, fibrinogen terganggu ) Cara mengatasi: 1. Tekan tempat pendarahan 2. Panggil perawat/dokter untuk penanganan selanjutnya Cara pencegahan 1. Perlu anamnesis ( wawancara) yang cermat denga pasien 2. Setelah pengambilan darah, penekanan tempat penusukan jarum perlu ditekan lebih lama Pendarahan yang berlebihan terjadi karena terganggunya sistem koagulasi darah pada pasien. Hal ini bisa terjadi karena : Pasien melakukan pengobatan dengan obat antikoagulan sehingga menghambat pembekuan darah, pasien menderita gangguan pembekuan darah dan
pasien mengidap penyakit hati kronis sehingga pembentukan protrombin dan fibrinogennya terganggu. 3. Cara mengatasi : Menekan kuat pada tempat pendarahan dan memanggil dokter untuk penanganan selanjutnya B. Pingsan (Syncope) Pingsan adalah keadaan dimana pasien kehilangan kesadaran beberapa saat karena penurunan tekanan darah. Gejala dapat berupa rasa pusing, keringat dingin, pengelihatan kabur, nadi cepat, bahkan bisa sampai muntah. Pingsan dapat disebabkan karena pasien mengalami rasa takut yang berlebihan atau karena pasien puasa terlalu lama. Sebelum dilakukan phlebotomi hendaknya seorang phlebotomis menanyakan apakah pasien memiliki kecenderungan untuk pingsan saat dilakukan pengambilan darah. Jika benar maka pasien diminta untuk berbaring. Phlebotomis hendaknya memberikan pengertian kepada pasien agar pasien merasa nyaman dan tidak takut. Agar pasien tidak takut, phlebotomist sebaiknya mengajak pasien berbicara agar perhatiannya teralihkan. Pengambilan darah vena pada orang pingsan harus diberi oksigen agar pembuluh darah membuka sebab pada orang pingsan pembuluh darahnya menutup. Cara Mengatasi :
Hentikan pengambilan darah Pasien dibaringkan di tempat tidur, kepala dimiringkan ke salah satu sisi Tungkai bawah ditinggikan (lebih tinggi dari posisi kepala) Longgarkan baju dan ikat pinggang pasien Minta pasien untuk menarik nafas panjang Minta bantuan kepada dokter Jika pasien belum sempat dibaringkan, minta pasien menundukkan kepala diantara kedua kakinya dan menarik nafas panjang
C. Hematoma Hematoma
dalah
terkumpulnya
massa
darah
dalam
jaringan
(
dalam
Hal
Flebotomijaringan dibawah kulit ) sebagai akibat robeknya pembuluh darah. Faktor penyebab terletak pada teknik pengambilan darah : 1. Jarum terlalu menungkik sehingga menembus dinding vena
2. Penusukan jarum dangkal sehingga sebagian lubang jarum berada diluar vena 3. Setelah pengambilan darah, tempat penusukan kurang ditekan atau kurang lama ditekan 4. Pada waktu jarum ditarik keluar dari vena, tourniquet ( tourniket) belum dikendurkan 5. Temapat penusukan jarum terlalu dekat dengan tempat turniket. Cara mengatasi Jika dalam proses pengambilan darah terjadi pembengkakan kulit disekitar tempat penusukan jarum segera 1. Lepaskan turniket dan jarum 2. Tekan tempat penusukan jarum dengan kain kasa 3. Angkat lengan pasien lebih tinggi dari kepala (+- 15 menit) 4. Kalau perlu kompres untuk mengurangi rasa nyeri D. Alergi Alergi bisa terjadi terhadap bahan- bahan yang dipakai dalam flebotom, misalnya terhadap zat antiseptic/ desinfektan, latex yang ada pada sarung tangan, turniket atau plester. Gejala alergi bisa ringan atau berat, berupa kemerahan, rhinitis, radang selaput mata; kadangkadang bahkan bisa (shock) Cara mengatasi : 1. Tenangkan pasien, beri penjelasan 2. Panggil dokter atau perawat untuk penanganan selanjutnya Cara pencegahan 1. Wawan cara apa ada riwayat allergi 2. Memakai plester atau sarung-tangan yang tidak mengandung latex E. Trombosis
Terjadi karena pengambilan darah yang berulang kali ditempat yang sama sehingga menimbulkan kerusaka dan peradangan setempat dan berakibat dengan penutupan ( occlusion ) pembuluh darah. Hal ini juga terlihat pada kelompok pengguna obat ( narcotics ) yang memakai pembuluh darah vena. Cara pencegahan 1. Hindari pengambilan berulang ditempat yang sama 2. Pembinaan pengidap narkotika F. Komplikasi neuologis Komplikasi neurologist dapat bersifat local karena tertusuknya syaraf dilokasi penusukan, dan menimbulkan keluhan nyeri atau kesemutan yang menjalar ke lengan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Walaupun jarang, serangan kejang ( seizures) dapat pula terjadi. Penanganan :
Pasien yang mengalami serangan saat pengambilan darah harus dilindungi dari perlukaan.
Hentikan pengambilan darah, baringkan pasien dengan kepala miringkan ke satu sisi, bebaskan jalan nafas, hindari agar lidah tidak tergigit.
Segera mungkin aktifkan perlengkapan keselamatan, hubungi dokter
Lakukan penekanan secukupnya di daerah penusukan sambil membatasi pergerakan pasien.