1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Mortalitas dan Morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah yang besar dinegara miskin dan berkembang seperti Indonesia. Menurut Women Of Our World 2005 yang diterbitkan oleh Population Reference Bureau (2005) Angka kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 230 kematian per 100.000 kelahiran hidup, angka ini masih sangat tinggi bila dibandingkan dengan beberapa Negara ASEAN. Sebagian besar kematian perempuan disebabkan komplikasi karena hamil, bersalin dan nifas. Sebagian besar dari komplikasi – komplikasi tersebut sebenarnya dapat ditangani melalui penerapan teknologi kesehatan yang ada. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi kesehatan kurang dapat diterapkan mulus ditingkat masyarakat diantaranya ketidaktahuan, kemiskinan, rendahnya status sosial ekonomi perempuan, terbatasnya kesempatan memperoleh informasi dan pengetahuan baru, ham batan membuat keputusan, terbatasnya akses memperoleh pendidikan memadai dan kelangkaan pelayanan kesehatan yang peka terhadap kebutuhan perempuan juga berperan terhadap situasi ini. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan masih banyak masyarakat Indonesia berorientasi
pada
pertolongan
persalinan
keterbatasannya (Sarwono 2006).
1
oleh
dukun
dengan
segala
2
Salah satu upaya pemerintah dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu adalah dengan mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap Ibu yang membutuhkan. Untuk itu sejak tahun 1990 telah ditempatkan bidan di desa dengan polindesnya. Dengan penempatan bidan di desa ini diharapkan peranan dukun makin berkurang sejalan dengan makin tingginya pendidikan dan pengetahuan masyarakat dan tersedianya fasilitas kesehatan, namun pada kenyataanya masih banyak persalinan yang tidak ditolong oleh bidan melainkan oleh dukun. Departemen kesehatan RI memperkirakan bahwa pertolongan persalinan oleh dukun masih mendominasi terutama didaerah pedesaan yaitu mencapai 75% sampai 80% (Manuaba 2009). Hasil survei Demografi dan kesehatan (SDKI ) tahun 2013, angka kematian ibu mencapai 359 per 100.000 ibu melahirkan. Di Provinsi Aceh sendiri angka kematian ibu (AKI), 1012, AKI di Aceh berjumlah 191 per 100.000 kelahiran hidup, angka tersebut jauh dari target Nasional Tahun 2014. Masih banyaknya pengguna jasa dukun disebabkan beberapa faktor yaitu lebih mudahnya pelayanan dukun bayi, terjangkau oleh masyarakat baik dalam jangkauan jarak, ekonomi atau lebih dekat secara psikologi, bersedia membantu keluarga dalam berbagai pekerjaan rumah tangga serta berperan sebagai penasehat dalam melaksanakan berbagai upacara selamatan (Manuaba, 2009). Keadaan tersebut menuntut peningkatan pelayanan kebidanan yang bermutu sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan masyarakat yang semakin meningkat.
3
Untuk kabupaten Nagan Raya, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sekitar 4.283 (71,5%) dari 5.986 persalinan. Yang paling rendah cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah di Puskesmas Suka Mulia . Pada tahun 2012 jumlah persalinan diwilayah kerja puskesmas Suka Mulia adalah 158 orang, dari jumlah tersebut 92 (58,61%) ditolong oleh dukun dan 66 (41,39%) ditolong oleh bidan. Dan pada tahun 2013 jumlah persalinan mencapai 177 orang dimana 84 (47,81%) ditolong oleh bidan dan 93 (52,19%) ditolong oleh dukun. Dengan demikian rata-rata pemilihan pertolongan persalinan oleh dukun di wilayah kerja puskesmas Suka Mulia pada dua tahun terakhir (2012-2013) sekitar 53,21%. Dari pertolongan persalinan oleh dukun ini menimbulkan berbagai masalah diantaranya partus lama mencapai 5%, infeksi 3,6% dan kematian bayi baru lahir 2% (profil kabupaten Nagan Raya, 2013). Salah satu upaya pemerintah dalam rangka mempercepat penurunan Angka kematian ibu dan bayi adalah dengan mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang membutuhkan. Untuk itu sejak tahun 1990 telah di tempatkan bidan di Desa-desa dengan polindesnya. Dengan penempatan Bidan di desa-desa di harapkan peranan dukun makin berkurang sejalan makin tingginya pendidikan dan pengetahuan masyarakat dan tersedianya fasilitas kesehatan, namun pada kenyataannya masih ada persalinan yang tidak di tolong oleh bidan melainkan oleh dukun bayi. Departemen RI memperkirakan bahwa penolong persalinan oleh dukun masih mendominasi terutama di daerah pendesaan yaitu mencapai 75% sampai 80% (Depkes RI, 2012)
4
Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas penulis tertarik ingin mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Ibu dalam memilih
penolong persalinan.
B. Perumusan Masalah Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi Ibu dalam memilih penolong persalinan diwilayah kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014 ?
C. Tujuan Penelitian a.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Ibu dalam memilih penolong persalinan diwilayah kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014. b. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruhpengetahuan ibu tentang penolong persalinan diwilayah kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014. b. Untuk mengetahui pengaruh penghasilan Ibu terhadap penolong persalinan diwilayah kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014. c. Untuk mengetahui pengaruh jarak kefasilitas kesehatan Ibu yang mendukung
dalam
pengambilan
keputusan
untuk
memilih
5
penolong persalinan diwilayah kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
D. Manfaat Penelitian a. Bagi Dinas kesehatan Sebagai masukan tentang kualitas pelayanan KIA dan dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan. b. Bagi Puskesmas Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang bagaimana Ibu memilih bidan dan dukun bayi sebagai penolong persalinan
yang
dapat
dijadikan
sebagai
masukan
dalam
peningkatan kualitas pelayanan kebidanan. c. Bagi Institusi Pendidikan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian pustaka bagi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan penelitian lebih lanjut. d. Bagi Peneliti. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian dan meningkatkan
pengetahuan
tentang
faktor-faktor
mempengaruhi Ibu dalam memilih penolong persalinan
yang
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Persalinan 1. Pengertian Persalinan Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar (Sarwono, 2006). Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (ekspuisi) hasil pembuahan yaitu janin yang viabel, plasenta dan ketuban dari dalam uterus lewat vagina kedunia luar (farrer, 2008). Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2009).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan
a. Power : Dengan adanya kontraksi dan kekuatan mengedan dari ibu mendorong janin kearah bawah, kontraksi ini juga menimbulkan putaran paksi dalam, penurunan kepala atau bagian terendah sehingga menekan serviks dimana terdapat fleksus frankenhauser yang menyebabkan terjadinya kontraksi dan refleks mengedan. Dengan
6
7
adanya kontraksi dan refleks mengedan ini makin mendorong bagian terendah sehingga terjadilah pembukaan dan dilatasi serviks. b. Passage : Persalinan dapat berlangsung dengan baik tergantung pada luasnya jalan lahir yang terutama ditentukan oleh bentuk panggul dan ukuran-ukuran panggul. Bentuk panggul yang normal adalah panggul ginekoid dengan ukuran pintu atas panggul 11cm dan ukuran pintu bawah panggul, ukuran muka belakang 11,5 cm, melintang 10,5 cm dan diameter sagitalis posterior 7,5 cm serta bidang luas panggul ukuran muka belakang 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm. c. Passenger : Untuk persalinan kepala janin adalah bagian yang terpenting karena dalam persalinan perbandingan antara besarnya kepala dan luasnya panggul merupakan hal yang menentukan. Ukuran muka belakang kepala janin pada pintu atas panggul menempatkan diri pada ukuran melintang atau ukuran serong dari pintu atas panggul. d. Posisi : Dalam persalinan ada beberapa alternatif posisi yang bisa digunakan ibu dalam proses persalinan. Dengan membiarkan ibu untuk memilih posisi pada kala II persalinan memiliki banyak keuntungan misalnya kurangnya rasa tidak nyaman, kurang trauma perineum, ibu mudah mengedan dan memberikan dorongan pada janin untuk posisi yang pas antara janin dan panggul ibu.
8
e. Psikologi : Dukungan psikologis pada ibu bersalin sangat penting untuk memperlancar proses persalinan, ibu bersalin yang tidak didukung
secara
emosional
memicu
reaksi
psikologis
yang
mengganggu efisiensi kemajuan persalinan (Farrer, 2008). 4. Tanda-tanda Persalinan a. Terjadinya His persalinan yaitu pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan, sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatannya makin besar. b. Keluar lendir campur darah dari jalan lahir atau Blood Show. c. Pengeluaran cairan ketuban menjelang pembukaan lengkap (Sarwono, 2006). 3. Proses terjadinya persalinan Penyebab sebenarnya yang membuat persalinan dimulai masih belum diketahui tetapi ada beberapa faktor yang turut berperan :
a.
Teori penurunan kadar hormon Penuaan plasenta menyebabkan villi koriales mengalami perubahan sehingga kadar estrogen dan progesterone menurun dan hal ini menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul kontraksi.
b.
Teori distensi uterus Kaedaan
uterus
yang
terus
membesar
dan
menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus, hal ini merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi utero plasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi.
9
c. Teori iritasi mekanik Dibelakang
serviks
terletak
ganglion
servikale
dari
pleksus
Frankenhauser bila ganglion ini di tekan misalnya oleh kepala janin maka akan timbul kontraksi otot polos uterus (Manuaba, 2009). 5. Tahapan dalam persalinan Persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu : a.
Kala I : dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). proses ini dibagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm.
b.
Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c.
Kala III : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
d.
Kala IV : dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum (Sarwono, 2006).
6. Tanda-tanda Bahaya pada Persalinan a. Terjadinya pengeluaran abnormal yaitu : darah pervaginam dan cairan yang cukup banyak. b. Tekanan darah meningkat dengan gejala : sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, nyeri epigastrium. c. Mutah-muntah yang berlangsung lama dan berat.
10
d. Suhu badan meningkat (Manuaba, 2009).
B. Tinjauan Tentang Penolong Persalinan 1. Bidan a. Pengertian Bidan Menurut WHO bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam program pendidikan bidan diakui secara yuridis, di tempatkan dan mendapat kualifikasi serta terdaftar disektor dan memperoleh izin melaksanakan praktek bidan. Menurut International Confederation Of Midwives (ICM) bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh Negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin melaksanakan praktik kebidanan di Negara itu (Salmah, 2006). Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI) bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan diberi izin secara sah untuk melaksanakan praktik (50 tahun IBI, 2007). b. Peran dan Fungsi Bidan Bidan mempunyai peran dan fungsi sebagai pelaksana asuhan kebidanan berdasarkan ruang lingkup praktek kebidanan, sebagai pengelola untuk mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, sebagai pendidik, bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan peran serta masyarakat
11
khususnya kesehatan Ibu dan anak dan sebagai peneliti, bidan melakukan penelitian terapan dalam bidang kesehatan secara mandiri maupun kelompok (50 tahun IBI, 2007). c. Wewenang Bidan Wewenang bidan diatur oleh PERMENKES RI no 900 / Menkes / Sk / VII / 2002 tentang praktek bidan. Salah satu wewenang tersebut yaitu memberikan pelayanan kebidanan (pasal 16) yang terdiri dari : 1). Penyuluhan dan konseling, 2). Pemeriksaan fisik, 3). pelayanan antenatal pada kehamilan normal, 4). Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus Imines, hiperemesis gravidarum tingkat I, pre eklamsi ringan dan anemia ringan, 5). Pertolongan persalinan normal, 6). Pertolongan persalinan abnormal yang mencakup letak sungsang, partus macet kepala didasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, distosia karena inersia uteri primer, 7) Pelayanan Ibu nifas normal, 8) Pelayanan Ibu nifas abnormal yang mencakup retensio plasenta dan infeksi ringan, 9). pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid (Wahyuningsih, 2005). d. Ruang Lingkup Praktek Kebidanan Ruang lingkup praktek kebidanan meliputi : 1). Asuhan mandiri atau otonomi pada anak perempuan, remaja putri dan wanita desa selama masa hamil, bersalin dan nifas, 2). Menolong
12
persalinan atas tanggung jawabnya sendiri dan merawat bayi baru lahir, 3). Pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di posyandu (tindakan dan pencegahan), 4). Penyuluhan dan pendidikan kesehatan pada Ibu, keluarga dan masyarakat termasuk persiapan menjadi orang tua, menentukan keluarga berencana deteksi kondisi abnormal pada ibu dan bayi, 5). Pelaksanaan pertolongan kegawat daruratan primer dan sekunder pada saat tidak ada pertolongan medis (50 tahun IBI, 2007). Penempatan bidan didesa ditujukan untuk meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan posyandu. Hal ini dilakukan dalam rangka menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak balita dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat (Manuaba, 2009). 2. Dukun Bayi a. Pengertian Dukun Bayi Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat (biasanya wanita) yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secara tradisional, dalam memperoleh keterampilan tersebut, dukun mendapatkannya secara turun temurun (Depkes, 2006). b. Peran Dukun Bayi dalam Pertolongan Persalinan di Masyarakat Pada kehidupan masyarakat pedesaan yang memegang nilai-nilai tradisi, dukun bayi mempunyai peranan penting dalam
13
memberikan pertolongan persalinan karenan dianggap dapat memberikan rasa aman secara psikologis bagi ibu yang menghadapi persalinan. Persalinan tradisional yang diberikan dukun bukan hanya pada saat persalinan tetapi sampai 40 hari pasca melahirkan. Walaupun dukun bayi tidak dapat mencegah kematian ibu jika
terjadi
komplikasi,
mereka
dapat
berperan
dalam
menyelamatkan ibu Meskipun demikian dalam pelaksanaan pertolongan persalinan masih ditemukan berbagai hambatan antara lain : a. Dukun bayi kurang menyadari manfaat penggunaan dukun kit. b. Dukun bayi kurang menghiraukan cara pertolongan persalinan yang bersih dan aman. c. Kurangnya kemampuan dukun bayi dalam mengenali resiko tinggi persalinan. d. Dukun bayi kurang menyadari bahaya akibat keterlambatan merujuk pada kasus resiko tinggi persalinan (Dep-Kes, 2006).
C.
Perilaku Masyarakat Sehubungan dengan Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang tidak mendapat penyakit dan tidak merasa sakit sudah tentu tidak akan bertindak apa-apa, tetapi bila mereka diserang penyakit maka akan timbul berbagai macam perilaku sebagai berikut : 1. Tidak bertindak atau melakukan kegiatan apa-apa.
14
2. Tindakan mengobati sendiri (Self Treatment) 3. Mencari pengobatan kefasilitas-fasilitas pengobatan tradisional. 4. Mencari pertolongan dengan membeli obat-obat kewarung-warung obat termasuk ketukang jamu. 5. Mencari pengobatan kefasilitas-fasilitas pengobatan modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta. 6. Mencari
pengobatan
kefasilitas
pengobatan
modern
yang
diselenggarakan oleh dokter praktik Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah totalitas penghayatan dan aktifitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Lawrence Green dalam notoatmodjo (2007) menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yakni faktor perilaku (Behaviuor Causes) dan faktor diluar perilaku (Non Behaviuor Causes), selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu, 1). faktor predisposisi (predisposing factor) meliputi pengetahuan, umur, paritas, pendidikan dan sikap, 2). faktor pendukung (enabling factor) meliputi sosial ekonomi dan jarak, 3). fakor pendorong (reinforcing factor) meliputi adanya anjuran kelompok referensi (keluarga) dan kepuasan pelayanan.
15
D. Faktor-Faktor yang mempengaruhi ibu 1. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan itu terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Overt behavior). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) termasuk suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
dan
dapat
16
c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real. d. Analisa (Analysis). Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obejek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah menunjuk suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu di dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007).
17
2. Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Ada tiga komponen pokok yang membentuk sikap yang utuh yaitu : a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behove) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Sikap ini terdiri dari beberapa tingkatan yaitu : 1) Menerima (Receiving) Menerima
diartikan
bahwa
orang
(subjek)
mau
dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). 2) Merespon (Responding) Merespon
adalah
memberikan
jawaban
apabila
ditanya,
mengerjakan tugas yang diberikan. 3) Menghargai (Valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mediskusikan suatu masalah. 4) Bertanggung Jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko (Notoatmodjo 2007).
18
3. Penghasilan
Penghasilan adalah suatu keadaan yang menunjukkan segala hal berkaitan dengan urusan keuangan suatu rumah tangga. Salah satu indikator ekonomi suatu keluarga dapat diketahui berdasarkan tingkat pendapatan keluarga setiap bulannya. Penghasilan yang rendah sangat berpengaruh terhadap kesehatan ibu hamil dan bersalin terutama dalam hal pencarian pelayanan kesehatan (BPS, 2006).
4. Jarak
Jarak membatasi kemampuan dan kemauan Ibu untuk mencari pelayanan kesehatan terutama jika sarana transportasi yang tersedia terbatas, komunikasi sulit, dan didaerah tersebut tidak terdapat rumah sakit. Salah satu yang melatarbelakangi Ibu memilih dukun bayi sebagai penolong persalinannya karena tempat tinggalnya berdekatan dengan dukun bayi (Dep-kes RI, 2006).
19
E. Kerangka Teori Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memilih penolong persalinan menurut green, L dalam Notoatmodjo, 2007, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema di bawah ini:
Faktor Prediposisi :
Faktor pendukung :
faktor pendorong :
- pengetahuan
- Sosial ekonomi
- umur
- Jarak
- anjuran kelompok referensi (keluarga) - kepuasan pelayanan
- paritas - pendidikan dan - sikap
Ibu dalam memilih penolong persalinan
Gambar 2.1 Kerangka teori penelitian
20
F. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsepkonsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan kerangka teori di atas, maka hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memilih penolong persalinan dapat dilihat pada kerangka di bawah ini :
pengetahuan
Penghasilan
Perilaku Ibu dalam memilih penolong persalinan
Jarak dengan fasilitas kesehatan Gamabar 2.2 kerangka konsep
G. Hipotesis 1. Ha : Ada pengaruh pengetahuan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memilih penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014. 2. Ha : Ada pengaruh pengehasilan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memilih penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
21
3. Ha : Ada pengaruh jarak ke fasilitas kesehatan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memilih penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian dengan metode survey analitik dengan pendekatan waktu secara Crosssectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat atau point time approach (Notoatmodjo, 2010). Rancangan penelitian ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memilih penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah semua Ibu-ibu pasca melahirkan yang ditolong oleh bidan maupun dukun bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014 yang berjumlah 43 orang. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu pasca melahirkan yang di tolong oleh bidan maupun dukun bayi di Wilayah Kerja
22
23
Puskesmas Suka Mulia yang ada pada bulan januari 2014 yang berjumlah 43 orang, pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel.
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan diwilayah kerja puskesmas di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan.
2.
Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 12-19 februari 2014. D. Instrumen Penelitian Adapun instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi tentang
pengetahuan, penghasilan, jarak.
Untuk penghasilan 1 pertanyaan, untuk jarak 1 pertanyaan, untuk ibu dalam memilih penolong persalinan 1 pertanyaan dengan pilihan jawaban jika ya nilainya 1 dan jika tidak nilainya 0. Hasilnya dikategorikan sebagai berikut: Baik
: ≥75–100%
Kurang
:< 74%
Sedangkan tentang pengetahuan pertanyaannya berbentuk multiple choice yang berjumlah 20 pertanyaan dengan alternatif pilihan a, b, dan c. Jawaban atas kuesioner tersebut diberikan skor nilai, skor tertingi adalah 2 sedangkan terendah adalah 0, kemudian skor yang diperoleh oleh responden
24
dijumlahkan kemudian nilai semuanya dibandingkan dengan jumlah sampel, hasilnya dikatagorikan sebagai berikut: Baik
: bila jawaban > 75%
Cukup
: bila jawaban 60-75%
Kurang
: bila jawaban < 60%
A. Tekhnik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil data primer, yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan pada ibu-ibu pasca persalinan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014. yaitu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memilih penolong persalian. Pengambilan data pada ibu pasca melahirkan yaitu dengan membagikan angket-angket yang telah dibuat oleh peneliti. Dalam pengumpulan data dilakukan proses sesuai dengan prosedur yang berlaku yaitu: a.
Persiapan pengumpulan data dilakukan sesuai dengan prosedur administrasi yang berlaku yaitu mendapat izin dari Prodi Akademi Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh dan Kepala Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul MakmurKabupaten Nagan Raya.
b.
Setelah memperoleh izin dari Kepala Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. kemudian peneliti meminta kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam
25
penelitian
dengan
cara
menandatangani
lembar
persetujuan
responden yang telah disediakan. c.
Kemudian
membagikan
kuesioner
kepada
responden
dan
menjelaskan cara pengisian untuk masing-masing pertanyaan. d.
Memperoleh surat keterangan telah selesai melakukan penelitian dari Kepala Puskesmas Suka Mulia
Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya. . B. Pengolahan data 1.
Pengolahan data Pengolahan data meliputi 5 tahap yaitu penyuntingan (editing), pengkodean
(coding),
tabulasi
(tabulating), entry data
dan Cleaning (Pembersihan). a. Editing Editing adalah tahap memeriksa seluruh daftar pertanyaan antara lain kesesuaian jawaban, kelengkapan, pengisian serta ketetapan jawaban yang diisi dan dikembalikan oleh responden. b. Coding Coding adalah kegiatan memproses data memberikan skor pada kolom sebelah kanan daftar pertanyaan sesuai jawaban yang diberikan
responden.
Skor
yang
digunakan
oleh
untuk pengetahuan tentang memilih penolong persalinan. c. Tabulating
penulis
26
Angka-angka dalam skor setiap butir pertanyaan dijumlahkan sehingga diperoleh skor keseluruhan kemudian jumlah skor keseluruhan dibandingkan dengan skor tertinggi (yang diharapkan) dan dikalikan 100% sehingga diperoleh persentase dan dijadikan dalam pertimbangan dalam pemberian predikat sesuai dengan tolak ukur yang ditentukan (Arikunto, 2006). d. Entry data Tahap ini dilakukan dengan memasukkan data kedalam komputer untuk di olah dan dianalisa melalui program komputer. e. Cleaning (Pembersihan) Merupakan kegiatan mengecek ulang data yang sudah di entri, apakah ada kesalahan atau tidak.
C. Defenisi Operasional N o
Variabel
Dependen Ibu dalam memilih penolong persalinan
Idependen 1. Pengetahuan
Defenisi Opersional
Alat ukur
Cara ukur
Skala Ukur
Penentuan Kuesioner penolong persalinan di saat ibu melahirkan
Wawancara Ordinal Baik jika di tolong bidan Kurang jika di tolong dukun bayi
Pemahaman ibu Kuesioner dalam hal-hal yang berkaitan dengan persalinan dan
Wawancara ordinal baik bila > 75% Cukup bila 60-75%
Hasil Ukur
- Baik
-kurang
- baik - cukup - kurang
27
2.
3.
penolong persalinan Besarnya Kuesioner jumlah pendapatan keluarga perbulan yang dinyatakan dengan rupiah.
Penghasilan
Jarak
Waktu tempuh Kuesioner perjalanan yang diperlukan untuk memanggil tenaga penolong persalinan Tabel 3.1 definisi operasional
Kurang bila < 60% Wawancara Nominal - Tinggi Tinggi - Rendah bila>700.00 0 perbulan Rendah bila< 450.000 perbulan Wawancara Interval Terjangkau bila jarak 3 km Tidak terjangkau bila > 3 km
- terjangkau tidak terjangkau
D. Analisa Data Teknik Analisa Data yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat yang digunakan untuk mengetahui distribusi dan persentasi dari tiap variabel (Notoatmojo, 2010). 1. Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan terhadap setiap variabel yang diteliti. Selanjutnya data yang telah diolah dari kuesioner dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi, kemudian di persentase ke tiap-tiap kategori dengan menggunakan rumus Arikunto (2005) sebagai berikut: P=
f x100% N
Keterangan :
28
P = persentase F = Frekuensi n = jumlah sampel
2. Analisa Bivariat
Analisis
ini
digunakan
untuk
menguji
hipotesis
dengan
menentukan hubungan antar variabel independen dan dependen melalui uji Chi-Squaer Tes (
), untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik
antara 2 variabel digunakan batas kemaknaan 0,05% (95%) (p < 0,05), karena
pada
umumnya
penelitian-penelitian
dibidang
pendidikan
menggunakan taraf signifikan 0,05 (Arikunto, 2005).
Rumus : x2 =
∑[(
)]
Keterangan : x2 = Chi-Squaer test O = Frekuensi observasi E = Frekuensi harapan Aturan yang berlaku untuk uji (Chi-square), untuk program komputerisasi seperti SPSS adalah sebagai berikut : 1) Bila pada tabel contingency 2x2 di jumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil yang digunakan adalah Fisher Exact Test.
29
2) Bila pada tabel contingency 2x2 tidak dijupmpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil yang digunakan adalah continuty Correction. 3) Bila tabel contingency yang lebih dari 2x2 misalnya 3x2 3x3 dan lain-lain, maka hasil yang digunakan adalah pearson Chi-Square. 4) Bila pada tabel Contingency 3x2 ada sel dengan nilai frekuensi harapan (e) kurang dari 5, maka akan dilakukan meger sehingga menjadi tabel Contingency 2x2.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Wilayah kerja Puskesmas Suka Mulia berada di Kecamatan Darul Makmur dengan luas wilayah 505.13 km2 yang memiliki 22 desa dan penduduk berjumlah 17.098 jiwa, dengan batasan wilayah: 1. Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kerja PKM Alue Bilie 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaaten Abdya 3. Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah Kerja PKM Alue Rambot 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia
B. Hasil Penelitiaan Penelitian dilakukan pada tanggal 12-19 Februari 2014. Dari data yang dikumpulkan terdapat 43 responden yang dijadikan sampel dari seluruh populasi yaitu seluruh ibu psca melahirkan di wilayah kerja puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya yang berjumlah 43 orang, data dikumpulkan melalui kuesioner, data dari hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut :
30
31
1. Analisa Univariat a. Memilih penolomg persalinan . Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi memilih penolong persalinan di wilayah kerja puskesmas Suka Mulia kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014. No Memilih penolong Frekuensi (%) persalinan 1. Baik 12 32,7 2. Kurang 27 62,8 Jumlah 43 100 Sumber : Data Primer diolah tahun 2014 Berdasarkan tabel 4.1 diatas maka dapat dilihat bahwa dari 43 responden yang diteliti ditemukan sebagian besar ibu memilih di tolong oleh dukun bayi yaitu sebanyak 27 responden (62,8%). b. Pengetahuan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu dalam memilih penolong persalinan di wilayah kerja puskesmas Suka Mulia kecamatan Darul Makmur KabupatenNagan Raya Tahun 2014. No Pengetahuan Frekuensi (%) 1. Baik 5 11,6 2. Cukup 9 20,9 3 Kurang 29 67,4 Jumlah 43 100 Sumber : Data Primer diolah tahun 2014 Berdasarkan tabel 4.2 diatas maka dapat dilihat bahwa dari 43 responden yang diteliti ditemukan sebagian besar ibu memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 29 responden (67,4%).
32
c. penghasilan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi penghasilan ibu dalam memilih penolong persalinan di wilayah kerja puskesmas Suka Mulia kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014. No Penghasilan Frekuensi (%) 1. Tinggi 20 46,5 2 Rendah 23 53,4 Jumlah 43 100 Sumber : Data Primer diolah tahun 2014 Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 43 responden yang diteliti di temukan sebagian besar ibu dengan penghasilan cukup yaitu, sebanyak 23 responden (53,4%). d. Jarak Tabel 4.44 Distribusi Frekuensi jarak yang ditempuh ibu dalam memilih penolong persalinan di wilayah kerja puskesmas Suka Mulia kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014. No Jarak Frekuensi (%) 1. Terjangkau 26 60,5 2. Tidak terjangkau 17 39,5 Jumlah 43 100 Sumber : Data Primer diolah tahun 2014 Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 43 responden yang diteliti di temukan sebagian besar ibu dengan jarak terjangkau yaitu sebanyak 26 respoden (60,5%).
33
2. Analisa Bivariat a. Pengaruh pengetahuan terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan Tabel 4.5 Pengaruh pengetahuan terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur kabupaten nagan raya Tahun 2014. No 1. 2. 3.
Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Jumlah Signifikasi : p<0,05
Memilih penolong persalinan Bidan Dukun Bayi F % f % 5 100 0 0 5 55,5 4 44,4 6 20,7 23 79,3 16 37,2 27 62,8
Jumlah F 5 9 29 43
% 100 100 100 100
Uji Statistik p-value 0,001
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, di ketahui dari 5 responden yang memiliki pengetahuan baik terdapat 5 responden (100%) yang memilih penolong persalinan bidan, dari 9 responden yang memiliki pengetahuan cukup terdapat 5 responden (55,5%) yang memilih penolong persalinan bidanI. dan dari 29 responden yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 6 responden (20,7%) yang memilih penolong persalinan bidan. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,001 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh pengetahuan terhadap memilih penolong persalinan
34
di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014. b. Pengaruh penghasilan terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan Tabel 4.6 Pengaruh penghasilan terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur kabupaten nagan raya Tahun 2014. No 1. 3.
Penghasilan
Tinggi rendah Jumlah Signifikasi : p>0,05
Memilih penolong persalinan Bidan Dukun Bayi F % f % 6 30,0 14 70,0 10 43,5 13 56,5 16 37,2 27 62,8
Jumlah f 20 23 43
% 100 100 100
Uji Statistik p-value 0,528
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dari 20 yang pendapatannya tinggi terdapat 14 responden (70,0%) yang memilih penolong persalinan bidan. Dari 23 responden yang pendapatannya rendah terdapat 10 responden (43,5%) yang memilih penolong persalinan bidan.. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai P-value
0,528 yang
berarti lebih besar dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak ada pengaruh
terhadap ibu dalam memilih penolong
persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia.
35
c. Pengaruh jarak terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan Tabel 4.5 Pengaruh jarak terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur kabupaten nagan raya Tahun 2014. No 1. 2.
Jarak
Terjangkau Tidak terjangkau Jumlah Signifikasi : p<0,05
Memilih penolong persalinan Bidan Dukun Bayi f % f % 15 57,7 11 42,3 1 5,9 16 94,1
f 26 17
% 100 100
16
43
100
13,2
27
62,8
Jumlah
Uji Statistik p-value 0,001
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dari 26 responden yang jarak tempuh terjangkau terdapat 15 responden (57,7) yang memilih penolong persalinan bidan. Dari 16 responden yang jarak tempuh tidak terjangkau terdapat 1 responden (5,9%) yang memilih penolong persalinan bidan. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,001 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa jarak berpengaruh terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia .
36
B. Pembahasan a. Pengaruh pengetahuan terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan Berdasarkan tabel 4.5 diatas, di ketahui dari 5 responden yang memiliki pengetahuan baik terdapat 5 responden (100%) yang memilih penolong persalinan bidan, dari 9
responden yang memiliki
pengetahuan cukup terdapat 5 responden (55,5%) yang memilih penolong persalinan bidanI. dan dari 29 responden yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 6 responden
(20,7%)
yang memilih
penolong persalinan bidan. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chisquare dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,001 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh pengetahuan terhadap memilih penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014. Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk di batasi karena perilaku merupakan resultan dari berbagai faktor, baik interna maupun eksternal (lingkungan). Dari berbagai determinan perilaku manusia, banyak ahli telah merumuskan teori-teori atau modelmodel terbentuknya perilaku. Masing-masing teori, konsep atau model tersebut dapat di uraikan di abawah ini. Berdasarkan pengalaman empiris dilapangan perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek, nyakni
37
aspek fisik, aspek psikis, aspek sosial. Akan tetapi dari ke tiga apek sulit untuk ditarik garis yang tegas dalam mempengaruhi perilaku manusia. Dari berbagai teori dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan,
minat, motivasi, persepsi,
sikap, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan mengenai persalinan dan penolong persalinan merupakan salah satu motivasi yang mendorong seorang ibu dalam upaya mencari solusi yang paling tepat dalam memilih penolong persalinan yang dapat membantunya pada saat melahirkan. Kesadaran akan pentingnya suatu persalinan ditangani oleh seorang yang profesional didasari oleh sejauh mana pengetahuan seorang ibu mengenai persalinan dan penolong persalinan, karena semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi perilaku ibu tersebut untuk memutuskan memilih tenaga profesional untuk menolong persalinannya. Tingginya angka kematian ibu tidak lepas dari aspek yang berkaitan dengan penolong persalinan yang tidak profesional dan hal tersebut umunya menimpa ibu-ibu dengan pengetahuan yang kurang tentang persalinan dan penolong persalinan. Namun demikian sulit dibedakan gejala kejiwaan yang mana menentukan perilaku seseorang. Apabila ditelusuri lanjut, gejala kejiwaan tersebut ditentukan atau dipengaruhi oleh berbagai faktor lain,
38
di antaranya adalah faktor pengalaman, keyakinan, lingkungan fisik, utamanya sarana dan prasarana, sosial budaya, masyarakat yang terdiri dari kebiasaan, tradisi, adat istiadat, dan sebagainya. Selanjutnya faktorfaktor tersebut akan menimbulkan pengetahuan, sikap, persepsi, keingina, kehendak, dan motivasi yang pada gilirannya akan terbentuk perilaku manusia (Noetoatmodjo, 2010). Sedangkan pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan
penginderaan
terhadap
suatu objek
tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia nyakni panca indra penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengatahuan manusia diperoleh dari indera mata dan telinga pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang atau dengan arti lain bahwa pangetahuan mempunyai pengaruhsebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku. (Noto atmojo, 2004). Hasil penelitian Eko di Kabupaten Tangerang (2010) Hubungan pengetahuan tentang
pemberian tentang menentukan penolong
persalinan, setelah dilakukan uji statistik regresi logistik untuk melihat pengaruh pengetahuan
maka didapat hasilnya yaitu (p=0,048) ada
hubungan dengan penentuan penolong persalinan. Berdasarkan hasil penelitian dan teori di atas peneliti berasumsi bahwa pengetahuan sangat berpengaruh terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
39
dalam memilih penolong persalinan kurang yaitu 79,3% mengatakan persalinannya di tolong oleh dukun bayi. b. Pengaruh penghasilan
terhadap ibu dalam memilih penolong
persalinan Berdasarkan penelitian diatas dapat diketahui bahwa penghasilan merupakan salah satu faktor yang tidak mempengaruhi ibu dalam memilih penolong persalinan. hal ini dapat dilihat dari tabel 4.6 diatas, dari 20 responden yang memiliki penghasilan tinggi baik terdapat 6 responden (30,0%) yang memilih penolong persalinan bidan. Dari 23 responden yang memiliki penghasilan rendah terdapat 10 responden (43,5%) yang memilih penolong persalinan bidan. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai -value 0,528 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada tidak ada pengaruh penghasilan terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan.
Penghasilan
suatu
keluarga
menjadi
tolak
menghasilkan perbedaan antara kelompok populasi.
ukur
yang
Rendahnya
penghasilan suatu keluarga merupakan salah satu faktor yang berkontribusi secara positif terhadap rendahnya status kesehatan keluarga termasuk di dalamnya memilih penolong persalinan yang menurut sebagian masyarakat adalah suatu yang bernilai mahal.
40
Semakin tinggi penghasilan suatu keluarga semakin besar kemungkinan untuk memilih sarana pelayanan yang lebih baik termasuk dalam memilih tenaga terlatih dan profesional dalam menolong persalinannya. Penelitian yang dilakukan oleh Husna (2011) tentang hubungan pengetahuan, informasi, penghasilan, dan linkungan terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan. Penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara penghasilan ibu dalam memilih penolong persalinan. Nilai ρvalue (0,000),. Maka hipotesis ada hubungan antara penghasilan terhadap
ibu
dalam
memilih
penolong
persalinan
(Puskesmas
Palembang 2011).
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan peneliti berasumsi bahwa penghasilan tidak berpengaruh terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014, karena pemerintah telah menyediakan berbagai kartu jaminan kesehatan contoh nya, Kartu Jaminan Kesehatan Aceh, Jaminan Kesehatan Masyarakat, beda dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh husna bahwa penghasilan sangat berpengaruh terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan.
41
garuhi ibu dalam memilih penolong persalinan, karna pemerintah telah menyediakan berbagai kartu jaminan kesehatan contohnya, JKA, JAMKESMAS, dan lain-lain
c. Pengaruh jarak terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dari 26 responden yang jarak tempuh terjangkau terdapat 15 responden (57,7) yang memilih penolong persalinan bidan. Dari 16 responden yang jarak tempuh tidak terjangkau terdapat 1 responden (5,9%) yang memilih penolong persalinan bidan. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,001 yang berarti lebih kecil
dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa jarak berpengaruh terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia . Potensi seorang ibu untuk mendapatkan pertolongan yang layak dari tenaga profesional pada saat melahirkan sangat diperankan oleh jarak rumah ibu dengan penolong persalinan. Jarak yang jauh membatasi kemampuan dan kemauan ibu untuk mencari pelayanan kesehatan termasuk di dalamnya mencaripenolong persalinan yang dapat membantunya pada saat melahirkan.
42
Penempatan bidan di desa merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan
pelayanan
kesehatan
ditengah-tengah
masyarakat
sehingga diharapkan jarak yang jauh ke tempat pelayanan kesehatan bukan lagi merupakan satu alasan ibu memilih tenaga yang tidak profesional untuk menolong persalinannya. Penelitian yang dilakukan oleh Ririn (2008) tentang hubungan pengetahuan, penghasilan, dan jarak tempuh terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan. Penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara jarak tempuh ibu dalam memilih penolong persalinan. Nilai ρvalue (0,000),. Maka hipotesis ada hubungan antara jarak tempuh ibu terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan (Puskesmas Bandung 2011). Berdasarkan hasil penelitian teori dan hasil peneliti sebelumnya di atas peneliti ber asumsi bahwa Jarak sangat berpengaruh terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan, maka dapat disimpulkan bahwa jika jarak tempuh yang bisa dijangkau, ibu lebih memilih penolong persalinan yang di disetujui/ di lakukan oleh bidan, dan jika jarak tempuh tidak terjangkau, ibu lebih memilih pelayanan persalinan di tolong oleh dukun bayi. Maka dari hasil penelitian ini perlu penambahan Unit kesehatan yang bisa di jangkau oleh masyarakat.
43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil penelitian pada BAB sebelumnya, peneliti membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada pengaruh pengetahuan terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014. 2. Tidak ada pengaruh penghasilan terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014. 3. Ada pengaruh jarak terhadap ibu dalam memilih penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
B. Saran 1. Dinas Kesehatan Sebagai penimbangan dalam peningkatan mutu pelayanan bidan dalam penempatan bidan-bidan di Desa. 2. Bagi tempat penelitian a.
Meningkatkan peranan bidan desa dalam upaya pemantapan KIE dengan metode partisipatif dengan melibatkan tokoh masyarakat
44
setempat dan dilanjutkan dengan proses belajar dalam kelompok kecil yang difasilitasi oleh bidan. b.
Perlunya penyuluhan intensif dari petugas kesehatan khusunya bidan.
c.
Perlu pembangunan Unit terjangkau, dan
kesehatan tambahan yang
lebih
oleh pihak tenaga kesehatan dan media-media
massa 3. Bagi Responden Agar dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi ibu-ibu yang lain 4. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan agar lebih banyak mempersiapkan sumberpustaka. 5. Bagi peneliti Sebagai sarana pembelajaran melakukan penelitian sekaligus mangaplikasikan ilmu yang sudah didapat selama perkuliahan dan semoga peneliti ini dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.
45
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (2012) Pedoman Survei sosial ekonomi, Jakarta Departemen Kesehatan RI. (2006) Pedoman Supervisi Dukun Bayi. Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, Jakarta _________(2010) Pengawasan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Pusat Pendidikan Tenaga kesehatan Jakarta Dinas Kesehatan Propinsi Aceh (2013). Profil Dinas Kesehatan. Dinas Kwsehatan Nagan Raya 2013. Helen Farrer. (2008) Perawatan Maternitas Edisi II, EGC, Jakarta Heni P. Wahyuningsih (2005) Etika Profesi Kebidanan Penerbit Fitramaya, Jakarta. Ida Bagus Gde Manuaba. (2009) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta. Ikatan Bidan Indonesia. (2007) Bidan Menyongsong Masa Depan. PP IBI, Jakarta. Intiative For Maternal Mortality Programme (2005). Seminar Hari Kesehatan Sedunia, http://www.ui.edu/indonesia, diakses 4 mei 2007 Manuaba, IBG. 2009. Buku Ajar: Patologi Obstetri – Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC. Puskesmas Botupingge (2006). Profil Puskesmas Botupingge, Gorontalo Salmah. (2006) Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC, Jakarta Sarwono Prawirohardjo. (2006) Ilmu Kebidanan. Edisi III. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. --------. (2002) Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. Soekidjo Notoatmodjo. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Rineka Cipta, Jakarta.
46
Suharsimi Arikunto. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Rineka Cipta. Jakarta.
47
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM MEMILIH PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKA MULIA KABUPATEN NAGAN RAYA.
No Responden
:
Tanggal Wawancara
:
Umur
:
Alamat
:
I VARIABEL DEPENDEN A.
Memilih penolong persalinan 1. Dalam proses persalinan ini ibu di tolong oleh… a. Bidan b. Dukun Bayi
II VARIABEL INDEPENDENT A. Pengetahuan
Berilah tanda silang ( x ) pada jawaban yang ibu anggap paling benar 1. Berapa usia kehamilan seorang ibu yang normal melahirkan ? a.
Umur kehamilan antara 37 – 42 minggu
48
b.
Umur kehamilan < 37 minggu
c.
3 minggu
2. Bagaimana yang di katakan dengan persalinan sehat ? a.
Persalinan yang tidak mengalami komplikasi kehamilan
b.
Persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan
c.
Persalinan yang di tolong dukun
3. Siapa yang sebaiknya menolong persalinan ? a.
Bidan dan dokter kandungan
b.
Perawat
c.
Dukun bayi
4. Dimana sebaiknya pertolongan persalinan dilakukan ? a.
Di rumah sakit, Puskesmas. Klinik Bersalin dan Di rumah
b.
Dapat dilakukan di rumah saja
c.
Di rumah dukun
5.
Bagaimana yang di katakan dengan terjadi komplikasi persalinan ? a.
Jika terjadi perdarahan setelah melahirkan dan setelah 22 hari melahirkan
b.
Jika anak yang di lahirkan meninggal dunia
c.
Jika setelah melahirkan ibu sehat.
6. Bagaimana cara mencegah persalinan tidak normal ? a. Menjaga status gizi ibu dengan mengkonsumsi makanan seimbang dan memeriksakan kehamilan secara rutin sesuai anjuran b. Tidak banyak bergerak dan cukup mengkonsumsi makanan bergizi
49
c. Tidak tahu 7.
Berapa kali sebaiknya seorang ibu hamil memeriksakan kehamilan guna mencegah persalinan tidak normal ? a. 1 kali pada trimester pertama, 2 kali pada trimester ke 2 dan 2 kali pada trimester ke 3 b. 2 kali selama kehamilan c. 4 kali
8. Apa saja yang harus di hindari oleh seorang ibu selama kehamilan guna mencegah persalinan tidak normal ? a. Mengkonsumsi makanan secara berlebihan dan tidak seimbang, paparan asap rokok, olahraga yang berlebihan dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol b. Makanan yang menjadi pantangan untuk seorang ibu hamil c. Makanan yang mengandung banyak protein. 9.
Sebagaimana diketahui, salah satu jenis persalinan yang tidak normal adalah lahir prematur. Menurut ibu Apa yang menyebabkan seorang ibu melahirkan prematur ? a. Tidak melakukan pemeriksaan antenatal secara lengkap, dan mengkonsumsi makanan yang tidak seimbang serta status gizi ibu yang rendah b. Terlalu banyak bergerak dan mengkonsumsi makanan secara berlebihan c. Tidak tahu
50
10.
Sebagaimana diketahui, salah satu jenis persalinan yang tidak
normal adalah lahir dengan berat badan rendah atau disebut BBLR.menurut yang ibu ketahui faktor apa yang menyebabkan seorang ibu melahirkan BBLR ? a.
Tidak lengkap pemeriksaan antenatal, kadar Hb tidak baik, dan konsumsi tablet Fe tidak cukup serta gizi ibu tidak baik
b.
Mengkonsumsi makanan yang di pantang ibu hamil dan usia kehamilan yang tidak cukup
c.
Tidak tahu
11. Berapa kadar Hb yang baik bagi seorang ibu hamil ? a.
11 Gr %
b.
15 Gr %
c.
7 gr %
12.
Berapa jumlah Tablet Fe (tambah darah) yang baik di konsumsi
oleh seorang ibu hamil ? a.
90 Tablet selama hamil sampai melahirkan
b.
100 Tablet selama hamil sampai melahirkan
c.
50 tablet selama hamil
13. Berapakah Usia kehamilan seorang ibu yang normal dan sehat untuk melahirkan… a. 37 – 42 minggu. b. 32 - 30 minggu c. 41- 43 minggu
51
14. Penolong Persalinan sebaiknya dilakukan oleh… a. tenaga yang profesional dan terlatih b. tenaga yang kuat c. tenaga siapa saja 15. Persalinan yang sehat dan normal adalah persalinan… a. yang tidak terjadi komplikasi saat dan sesudah melahirkan b persalinan yang bersih c tidak tahu 16. Seorang ibu hamil perlu menjaga kesehatan guna mempermudah… a. persalinan b. mempersulit persalinan c. tidak tahu 17. Seorang ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan sampai 4 kali, untuk menghindari… a. bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah b. untuk menjaga berat badan c. untuk menjaga kesehatan 18. Adanyan penyakit yang menyertai ibu hamil saat mengandung merupakan faktor resiko terhadap… a. persalinan yang tidak normal b. persalinan yang normal c tidak tahu
52
19. Ibu hamil yang melahirkan yang di tolong oleh dukun bayi beresiko terhadap… a. persalinan tidak sehat b. persalinan yang aman c. persalinan yang baik 20. Pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun terlatih beresiko terhadap terjadinya… a. perdarahan dan kematian bayi b. persalinan tidak sehat c. persalinan yang normal B. Penghasilan 1. berapa pendapatan keluarga perbulan a. > 700.000 / bulan c. < 450.000/ bula
E. Jarak 1. berapa jarak antara rumah anda dengan unit kesehatan a. > 3 km b. < 3 km
53
KUNCI JAWABAN Variabel Pengetahuan 1. A 2. A 3. A 4. A 5. A 6. A 7. A 8. A 9. A 10. A 11. A 12. A 13. A 14. A 15. A 16. A 17. A 18. A 19. A 20. A
54
Frequency Table penolongpersalinan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
baik
16
37.2
37.2
37.2
kurang
27
62.8
62.8
100.0
Total
43
100.0
100.0
pengetahuan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
baik
5
11.6
11.6
11.6
cukup
9
20.9
20.9
32.6
kurang
29
67.4
67.4
100.0
Total
43
100.0
100.0
penghasilan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tinggi
20
46.5
46.5
46.5
rendah
23
53.5
53.5
100.0
Total
43
100.0
100.0
Jarak Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Terjangkau
26
60.5
60.5
60.5
tidak terjangkau
17
39.5
39.5
100.0
Total
43
100.0
100.0
55
pengetahuan * penolongpersalinan
Crosstab penolongpersalinan baik pengetahuan
baik
Count Expected Count % within pengetahuan
cukup
% within pengetahuan
% within pengetahuan Total
0
5
1.9
3.1
5.0
100.0%
.0%
100.0%
5
4
9
3.3
5.7
9.0
55.6%
44.4%
100.0%
6
23
29
10.8
18.2
29.0
20.7%
79.3%
100.0%
16
27
43
16.0
27.0
43.0
37.2%
62.8%
100.0%
Count Expected Count
Count Expected Count % within pengetahuan
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
2
.001
Likelihood Ratio
14.831
2
.001
Linear-by-Linear Association
12.760
1
.000
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
13.121
43
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.86.
Total
5
Count Expected Count
kurang
kurang
56
penghasilan * penolong Crosstabulation penolong baik penghasilan
tinggi
Count
14
20
7.4
12.6
20.0
30.0%
70.0%
100.0%
Count
10
13
23
Expected Count
8.6
14.4
23.0
43.5%
56.5%
100.0%
16
27
43
16.0
27.0
43.0
37.2%
62.8%
100.0%
% within penghasilan
% within penghasilan Total
Total
6
Expected Count
rendah
kurang
Count Expected Count % within penghasilan
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig.
sided)
sided)
(1-sided)
a
1
.362
Continuity Correction
.355
1
.551
Likelihood Ratio
.838
1
.360
Pearson Chi-Square
.832 b
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.528 .812
1
.367
43
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.44. b. Computed only for a 2x2 table
.277
57
jarak * penolongpersalina Crosstab penolongpersalinan baik jarak
terjangkau
15
11
26
Expected Count
9.7
16.3
26.0
57.7%
42.3%
100.0%
1
16
17
6.3
10.7
17.0
5.9%
94.1%
100.0%
16
27
43
16.0
27.0
43.0
37.2%
62.8%
100.0%
Count Expected Count % within jarak
Total
Total
Count
% within jarak tidak terjangkau
kurang
Count Expected Count % within jarak
Chi-Square Tests Exact
Value Pearson Chi-Square
df
Continuity Correction Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.001
9.696
1
.002
13.733
1
.000
11.810 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.001 11.535
1
.001
43
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.33. b. Computed only for a 2x2 table
.001