PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN
POS PEM8CRDAYAAH KELUARCA (POSDAYA)
bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu penduduk itu juga disebabkan karena upaya melaksanakan wajib belajar sembilan tahun belum dapat dituntaskan. Buta aksara yang selama ini kita tangani masih belum dapat diselesaikan. Begitu juga tingkat kemiskinan belum berhasil diturunkan. Upaya yang telah dijalankan dengan gigih seakan berjalan ditempat.
informasi dan bertambah kemampuannya untuk memanfaatkan pelayanan yang disediakan pemerintah atau swasta untuk melaksanakan fungsi-fungsi utama keluarga, terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan dan wirausaha.
Berbagai masalah yang dihadapi bangsa kita itu dihadapi juga oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Oleh karena itu PBB telah m e ng un da ng pa ra pemimpin dunia untuk mengambil langkah bersama. Hasilnya suatu Komitmen Pemimpin Dunia pada tahun 2000 berupa Millenium Development Goals (MDGs) yang akan dilaksanakan dengan s u n g g u h -s u n g g u h . Komitmen itu diperbaharui lagi pada tahun 2005. Pernyataan Presiden pada akhir tahun 2006 merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah Indonesia pada sidang PBB tahun 2000 dan 2005 tersebut. Proses pemberdayaan keluarga dan pengembangan sumber daya manusia diprioritaskan pada keluarga muda dengan anak balita atau mereka yang mempunyai anak-anak di bawah usia 25 tahun. Dengan cara itu kegiatan pada POSDAYA menjadi cara yang paling tepat bukan saja untuk penduduk pada umumnya, tetapi juga untuk anak muda dari keluarga kurang mampu yang ikut terjun secara langsung di dalamnya. Melalui advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi yang intensif dalam POSDAYA, setiap keluarga memperoleh
Proses pembentukan dan kegiatan dalam POSDAYA itu dijelaskan dalam Buku Pedoman ini. Buku ini disiapkan untuk membantu lembaga atau perorangan yang peduli dan berminat membentuk dan mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga atau POSDAYA. Melalui POSDAYA diharapkan masyarakat mampu mendorong kepedulian sesama anggota dalam wilayahnya, mendorong Pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam masyarakat, untuk bersama-sama secara konkrit mewujudkan komitmen, seperti komitmen pemerintah pusat dan daerah, juga komitmen para pemimpin dunia yang dituangkan dalam Milleneum Development Goals (MDGs), bekerja keras membangun sumber daya manusia dengan mengentaskan kemiskinan dan mewujudkan keluarga sejahtera.
II. MAKSUD DAN TUJUAN PEMBENTUKAN POSDAYA
1. MAKSUD
Maksud Pembentukan POSDAYA adalah membangun wadah bagi keluarga di suatu daerah, terutama keluarga yang kondisi sosial ekonominya lem ah, untuk diajak bergabung dalam suatu proses pemberdayaan bersama. Dalam POSDAYA,
PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN
POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)
dengan pendampingan perorangan yang peduli, atau petugas pemerintah dan organisasi masyarakat, keluarga yang lebih mampu bergotong royong membantu keluarga yang lemah dengan cara memberikan tambahan wawasan, pengetahuan serta kemampuan dalam melaksanakan fungsi keluarga sehingga keluarga yang terbelakang mampu memberdayakan anggota keluarganya.
menjadi koperasi. Karena kegiatan Posyandu tersebut bertambah sangat luas, maka Posyandu yang biasanya hanya diurus oleh Pokja IV bisa ditambah kepengurusannya dengan menggabungkan Pokja I, Pokja II, Pokja III dan Pokja IV sekaligus. Hubungan Posyandu yang semula erat dengan Bidan Desa, Klinik Desa atau Puskesmas, dalam posisi baru tersebutdiperluas dengan Bank atau Sekolah atau instansi terkait lainnya.
Untuk menjelaskan maksud pembentukan Posdaya dapat digambarkan melalui contoh-contoh berikut: Contoh Pertama
Apabila di masyarakat sudah ada Posyandu dan para pengurusnya sepakat bisa dikembangkan menjadi POSDAYA, yaitu dengan menambah kegiatan yang semula dalam bidang pelayanan KB dan Kesehatan dengan kegiatan lainnya sehingga Posyandu tersebut sekaligus berperan sebagai forum pertemuan yang diisi kegiatan advokasi bidang lain yang lebih luas. Kegiatan tambahan m is a ln ya da lam bi da ng Pendidikan Anak Batita dan Balita, Kegiatan Bina KeluargaBali t a (BK B ) , atau penyelenggaraan kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), deteksi dini tentang kemungkinan masalah sosial yang dialami anak balita, antara lain melalui pemberian petunjuk praktis tentang Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak. Atau melalui kegiatan ekonomi keluarga melalui sistem kerjasama antar anggota, bahkan bisa langsung dikembangkan
Contoh Kedua
Jika dalam masyarakat sudah ada perkumpulan anak remaja ya ng m em ilik i k eg iat a n pengajian, kesenian, olahraga atau kegiatan sosial lain, maka kelompok tersebut dapat dikembangkan menjadi forum yang dapat menyiapkan generasi muda lebih siap menghadapi masa depan, baik dengan memberikan pengetahuan tentang masalah kehidupan remaja atau pembekalan yang diperlukan untuk menghadapi persaingan, terutama meraih sumber-sumber kehidupan atau terjun dalam dunia usaha. Dengan demikian mereka yang menganggur, putus sekolah dan selama ini masih menjadi beban keluarga bisa diarahkan potensinya menjadi sumber daya manusia yang handal. Keanggotaan dalam forum juga diperluas dengan mengajak kelompok masyarakat lainnya. Kepengurusannya bisa dilengkapi dengan unsur-unsur lain dalam masyarakat sehingga menjadi lembaga pedesaan yang lestari dengan program-program pengembangan terpadu.
PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN
Contoh Ketiga
Demikian pula halnya jika dalam masyarakat telah ada kumpulan ibu-ibu yang menyelenggarakan arisan, maka kelompok tersebut bisa dikembangkan menjadi usaha bersam a dengan memberikan pelatihan dalam berorganisasi atau berusaha dengan pemberian ketrampilan atau teknis produksi serta memberikan akses permodalan sehingga kelompok dapat mengorganisir dirinya menjadi kelompok usaha yang memiliki kegiatan ekonomis produktif atau bahkan membangun suatu wadah dalam bentuk koperasi. Koperasi tersebut dapat menjadi titik sentral dari gerakan pemberdayaan dalam bidang lainnya, termasuk untuk anak balita, ibu hamil dan membantu anak-anak keluarga kurang mampu untuk sekolah, membuka pelatihan ketrampilan bagi anak putus sekolah, membuka usaha agar ibu-ibu keluarga kurang mampu bisa bekerja dan mendirikan Posyandu untuk pelayanan KB dan kesehatan.
POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)
anggota tetapi juga u ntuk k el ua rg a, utamanya keluarga kurang mampu. Para lansia dapat b erp eran s eb ag ai sesepuh untuk berbagai k e gi ata n te rs e bu t sehingga kegiatan yang dilakukan oleh kelompok lansia tersebut bervariasi dan menarik. Kegiatan yang menarik tersebut bisa menjadi pemicu untuk para anggota yang secara fisik dan finansial masih mampu dalam amal ibadahnya. Dalam berbagai contoh di atas kegiatan dalam POSDAYA bisa dikembangkan dengan menambah anggota yang ikut serta, dengan menambah kegiatan yang dibahas dan dilakukan bersama, serta menambah kepengurusan di dalamnya. 2.
TUJUAN
Contoh Keempat
Melalui pengembangan POSDAYA diharapkan dapat dicapai hal-hal sebagai berikut:
Hal yang serupa untuk para lansia yang sudah mengorganisir diri dengan mengadakan pertemuan di bidang kerohanian, kesenian, olahraga dan sebagian bisa ditingkatkan menjadi perkumpulan untuk menambah wawasan di bidang kesehatan, pendidikan tenaga kerja pada kesempatan kedua atau pengembangan usaha. Kegiatan para lansia ditambah dengan kegiatan bukan saja untuk
1. Disegarkannya kembali modal sosial berupa kehidupan gotong royong dalam masyarakat untuk peduli dan saling membantu dalam proses pemberdayaan atau bersama-sama memecahkan masalah kehidupan sehingga keluarga yang tertinggal dapat memenuhi kebutuhan dan membangun keluarga sejahtera secara mandiri.
PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN
2.
Tumbuh dan berkembangnya lembaga dalam masyarakat dengan terorganisirnya infrastruktur sosial yang sudah ada, yaitu keluarga, yang memiliki kegiatan atau usaha bersama yang akan menjadi perekat atau kohesi sosial, sehingga tercipta suatu kehidupan yang rukun dan dinamis untuk mencapai kesejahteraan bersama.
3.
Terbentuknya wadah organisasi atau wahana partisipasi sosial, di mana setiap keluarga dapat memberi dan menerima pembaharuan yang bisa membantu proses pemantapan fungsifungsi keluarga sehingga mampu membangun kehidupan keluarga dengan mulus dan sejuk.
4.
Terlaksananya program dan kegiatan yang dinamis untuk mencapai tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yang telah menjadi komitmen nasional.
POS PIMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)
positif untuk memperlancar pembentukan Posdaya di desanya. Jika dukungan diperlukan pada tingkat pemerintahan yang lebih tinggi, maka komitmen dari Camat, Bupati atau Walikota juga perlu dikembangkan. Karena Posdaya merupakan kegiatan kemasyarakatan, maka tokoh informal, seperti tokoh agama, tokoh adat atau tokoh masyarakat lain perlu diajak dengan komitmen yang tinggi. Pimpinan lembaga lain seperti Ketua PKK, LKMD, LPMD, LMD atau DEKEL diajak berpartisipasi membantu dan mendampingi pengembangan POSDAYA sebelum masyarakat sendiri mampu menjalankan kegiatannya secara mandiri. Kunjungan kepada tokoh formal maupun informal ini sekaligus sebagai upaya mendapatkan arahan untuk pengembangan POSDAYA. Oleh karena itu dalam kunjungan ini sekaligus dapat dilakukan inventarisasi tentang bentuk-bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat yang sudah ada dan perlu dipelihara atau dikembangkan lebih lanjut.
III. PROSES PEMBENTUKAN POSDAYA 2.
Keberhasilan suatu POSDAYA sangat tergantung pada beberapa faktor penting antara lain Komitmen pengurus dan anggota yang tinggi, program yang menarik, bervariasi dan menguntungkan anggotanya, berkelanjutan, serta citra yang tinggi bagi anggota untuk duduk dalam kelompoknya. Oleh karena itu perlu ditempuh proses pengembangan POSDAYA antara lain sebagai berikut: /.
Pembangunan Komitmen untuk membentuk POSDAYA
Untuk membentuk dan mengembangkan POSDAYA perlu dibangun komitmen Pimpinan atau Tokoh Masyarakat, baik tokoh formal maupun non formal, antara lain Lurah atau Kepala Desa serta aparatnya. Komitmen tersebut diperlukan agar dicegah kecurigaan sehingga dapat ditingkatkan perhatian dan fasilitasi
Pendataan, Pemetaan dan Pengumpulan Aspirasi Anggota POSDAYA
Organisasi Remaja atau Pengurus PKK Kelurahan / Desa di tingkat RT atau RW perlu mengadakan pendataan seluruh keluargakeluarga di wilayah sekitar POSDAYA yang akan dibangun. Pendataan keluargadilakukan dengan mempergunakan kriteria atau indikator yang