Kantor Pusat : Grha Bank Mas Jl. Setiabudi Selatan Kav. 10 Jakarta Selatan 12920 Tlp : (021) 57906006 Fax : (021) 57906005
JAKARTA Krekot Jl. Krekot Bunder Raya No. 61 Jakarta Pusat 10710 Tlp : (021) 3519822, 3519612, 3519231 Fax : (021) 3457461 Suryoparonoto Jl. Suryopranoto No. 24 A Jakarta Pusat 10130 Tlp : (021) 6335140, 6335150 Fax : (021) 6314559 Kelapa Gading Jl. Boulevard Barat Raya Blok XC/7 Kelapa Gading Jakarta Utara 14240 Tlp : (021) 29383078 Fax : (021) 29382811
Sawah Besar Jl. Sukarjo Wiryopranoto No. 47 C Jakarta Barat 11160 Tlp : (021) 62310658 Fax : (021) 62310659 Tanjung Duren Jl. Raya Tanjung Duren No. 111 Jakarta Barat 11470 Tlp : (021) 56942296 Fax : (021) 56942295
TANGERANG Merdeka Jl. Merdeka 110-B Tangerang, Banten Tlp : (021) 55773366 Fax : (021) 55776263
SURABAYA Embong Malang Jl. Embong Malang No. 61-65 Surabaya 60261, Jawa Timur Tlp : (031) 5325965 Fax : (031) 5325956
Muara Karang Jl. Muara Karang Raya Blok CC- 5 Selatan No. 38 Jakarta Utara 14450 Tlp : (021) 66694786 Fax : (021) 66694785
Slompretan Jl. Slompretan 28 Surabaya 60161, Jawa Timur Tlp : (031) 3554812 Fax : (031) 3554821
Laporan Tahunan 2013
Mangga Dua Gedung Pusat Perdagangan Grosir Mangga Dua Lt. 2 Blok KA No. 3 Jakarta Utara 14430 Tlp : (021) 62203808 Fax : (021) 62203809
Laporan Tahunan
2013
PRODUK DAN JASA Penghimpunan Dana ? Tabungan Tabungan MAS Saving Tabungan Simaster (Simpanan Masyarakat Terpercaya) ? Rekening Giro ? Deposito
Kepercayaan dan Komitmen Bersama
Penyaluran Dana ? Kredit Rekening Koran ? Kredit Modal Kerja ? Kredit Investasi ? Kredit Konsumsi ? Dan lain-lain Jasa ? Transfer Dana (RTGS) ? Pembayaran Gaji (Payroll Service) ? Pick Up Service ? Penukaran Valuta Asing (Money Changer) ? Kliring ? Bank Garansi ? Dan Lain-Lain
Daftar Isi Sambutan Komisaris Utama
01
Laporan Direksi
03
Profil Perusahaan
06
Visi, Misi dan Motto
07
Komposisi Pemegang Saham
08
Manajemen
09
Ikhtisar Keuangan
10
Analisa dan Pembahasan Manajemen
11
Struktur Kelompok Usaha
17
Kepemilikan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham dalam Kelompok Usaha Bank
17
Kebijakan dan Strategi Manajemen
18
Manajemen Risiko
24
Permodalan
41
Pelaksanaan Good Corporate Governance
45
Komite-Komite dibawah Direksi
62
Fungsi Kepatuhan
63
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank
63
Perubahan Penting yang Terjadi dalam Bank dan Kelompok Usaha
64
Kejadian setelah tanggal Neraca
64
Dewan Komisaris
64
Direksi
65
Pejabat Eksekutif
67
Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan
68
Struktur Organisasi PT Bank Multiarta Sentosa
69
Bank MAS Annual Report 2013
i
Sambutan Komisaris Utama
Perekonomian Indonesia tahun 2013 tumbuh 5,78% lebih rendah dibanding tahun sebelumnya 6,50% dan laju inflasi 8,38%, namun demikian secara umum pertumbuhan ekonomi masih dinilai cukup baik. Tahun 2014 perekonomian dunia membaik dan membawa dampak positif bagi Indonesia, dimana hasil evaluasi 2013 menunjukkan perekonomian Indonesia menghadapi tantangan yang tidak ringan akibat dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013, tidak mengurangi masuknya dana asing ke pasar uang dan investasi ke sektor ekonomi riil, mengingat stabilitas politik yang kondusif, sehingga mempengaruhi menguatnya nilai rupiah menjadi di kisaran Rp.12.000,- per dolar AS pada akhir tahun 2013. Meningkatnya teknologi sistem perbankan Indonesia sejalan dengan pertumbuhan perekonomian, mempengaruhi kinerja keuangan perbankan semakin membaik. Hal tersebut tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan yang telah ditempuh sebelumnya (bertahannya suku bunga acuan (BI Rate) sejak November 2013 di posisi 7,5%) akan mempercepat penyesuaian defisit transaksi berjalan ketingkat yang lebih sehat dan mengendalikan inflasi menuju kesasaran 4,5% plus minus 1% pada tahun 2014.
01
Bank MAS Annual Report 2013
Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2014 berkisar antara 5,8% - 6,2% dinilai cukup realistis, mengingat pada tahun 2014 merupakan tahun politik yang berpotensi mempengaruhi perekonomian Indonesia. Sehingga berdasarkan keyakinan, potensi terhadap permintaan kredit akan tetap tumbuh terutama didorong oleh proyek-proyek infrastruktur skala besar yang diinisiasi oleh pemerintah. Kinerja PT Bank Multiarta Sentosa (Bank MAS) pada tahun 2013 dinilai baik, seiring pertumbuhan Aset yang mencapai ± 92,04% menjadi Rp.1.695.125 juta dibanding tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp.882.710 juta dan diikuti pertumbuhan laba bersih mencapai 31,41% menjadi Rp.18.988 juta dari tahun 2012 sebesar Rp.14.449 juta. Pertumbuhan kinerja dari perolehan laba organik dan juga adanya penambahan modal disetor dari para Pemegang Saham.sebesar Rp. 872.500 juta, khususnya dengan masuknya kelompok usaha Wings sebagai pemegang saham pengendali Bank MAS dengan 77% kepemilikan saham Bank MAS. Kredit yang diberikan Rp.681.647 juta tumbuh ± 7,83% dari tahun sebelumnya dan kredit yang disalurkan untuk Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp.400.228 juta atau ± 58,71% dari jumlah kredit. Ekspansi kredit tetap memperhatikan dan mempertahankan prinsip kehatihatian serta penyaluran kredit tetap fokus pada sektor usaha yang selama ini ditekuni terutama perdagangan. Dana Pihak Ketiga Rp.594.316 juta lebih kecil ± 11,88% dibanding tahun sebelumnya dengan komposisi Giro dan Tabungan mencapai ± 19,48% dan Deposito ± 80,52%. Rasio Kredit yang diberikan terhadap Dana Pihak Ketiga (LDR) mencapai 114,69% dan pencapaian Rasio Kecukupan Modal (CAR) mencapai 146,14%, jauh diatas ketentuan Bank Indonesia. Pencapaian kinerja keuangan tidak terlepas dari tata kelola perusahaan yang baik dan dipatuhinya seluruh ketentuan dalam pelaksanaan kegiatan operasional Bank serta didukung dengan komitmen dan loyalitas nasabah hingga peran aktif seluruh jajaran pada setiap tingkatan manajemen. Sebagai penutup, atas nama Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan sebesar-besarnya kepada para Pemegang Saham, pembuat kebijakan, Direksi, nasabah, mitra usaha, karyawan dan pemangku kepentingan atas kepercayaan dan dukungannya. Dengan tambahan modal dari para pemegang saham dan masuknya kelompok usaha Wings dalam jajaran pemegang saham Bank MAS, maka Bank MAS telah siap untuk menjalankan usaha bank sebagai Bank Buku 2 (dua). Dengan komitmen dari Pemegang Saham, atas rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, Bank MAS dapat terus berkembang dan memberdayakan nasabahnya untuk tumbuh semakin sehat, solid, meraih kesejahteraan dan kemajuan bersama.
Juwita Ekawati Winoto Komisaris Utama
Bank MAS Annual Report 2013
02
Laporan Direksi
Dari kiri ke kanan : Budi Afandi Winoto, Nurjani Djunaedi, Iwan Yuda Pramudhi
Tahun 2013 telah berlalu seiring dengan berbagai catatan ekonomi sepanjang tahun yang telah dilalui ditengah ketidakpastian perekonomian dunia. Meskipun hasil evaluasi tahun 2013 menunjukkan perekonomian Indonesia menghadapi tantangan yang tidak ringan akibat dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global, perekonomian Indonesia masih dapat tumbuh 5,78% dan laju inflasi tercatat 8,38%. Diproyeksikan tahun 2014 pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih baik pada kisaran 5,8% - 6,2% dan Bank Indonesia mematok pertumbuhan kredit 15% - 17% agar investasi menurun dengan maksud mengerem impor.
03
Bank MAS Annual Report 2013
Tahun 2013 Bank MAS mencapai kinerja yang cukup memuaskan dengan peningkatan perolehan laba sebelum pajak 31,20% menjadi sebesar Rp.25.492 juta diikuti dengan peningkatan laba bersih sebesar 31,41% menjadi Rp.18.988 juta dari tahun sebelumnya Rp.14.449 juta. Total Aset pun tumbuh 92,04% menjadi Rp.1.695.125 juta dibanding tahun sebelumnya Rp.882.710 juta dengan rasio Net Interest Margin (NIM) 5,77%, Return On Asset (ROA) 2,65% dan Return On Equity (ROE) 6,98%. Hal ini tidak terlepas dari dukungan para Pemegang Saham, khususnya dengan masuknya kelompok usaha Wings sebagai pemegang saham pengendali Bank MAS dengan 77% kepemilikan, yang telah melakukan setoran penambahan modal sebesar Rp. 872.500 juta pada bulan Desember 2013, agar kinerja Bank MAS lebih cepat tumbuh dan lebih cepat berkembang sebagai Bank Buku 2 (dua). Dengan rasio kecukupan modal (CAR) akhir tahun 2013 sebesar 146,14%, masih jauh diatas ketentuan Bank Indonesia yang berlaku minimal 8,00%. Kredit yang diberikan akhir tahun 2013 mencapai Rp.681.647 juta, tumbuh 7,83% dari Rp.632.135 juta, dimana penyaluran kredit untuk sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp.400.228 juta (58,71%) dari jumlah kredit dan rasio kredit yang diberikan terhadap Dana Pihak Ketiga (LDR) mencapai 114,69%. Manajemen selalu menjaga kualitas kredit bermasalahnya agar tetap rendah dan dibawah ketentuan yang berlaku, dengan rasio Net Performing Loan (NPL) Gross sebesar 1,18% dan NPL Netto 0,85% . Dana Pihak Ketiga Rp.594.316 juta lebih kecil 11,88% dibanding tahun sebelumnya, dengan komposisi Giro Rp.82.016 juta, Tabungan Rp.33.755 juta dan Deposito Rp.478.545 juta, dengan komposisi 13,80%, 5,68% dan 80,52% dari jumlah penghimpunan dana. Penghimpunan dana tetap lebih diutamakan pada dana giro dan tabungan. Rasio tingkat efisiensi (BOPO) sebesar 72,63% dan terus diupayakan agar terus menurun agar dapat menghasilkan suku bunga kredit yang mampu bersaing dipasar. Untuk meningkatkan kompetensi, Bank MAS tetap mengalokasikan dana pendidikan yang akan dipergunakan untuk pelatihan dan pengembangan keterampilan pada semua jenjang termasuk Dewan Komisaris dan Direksi, yang bertujuan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manuasia (SDM) melalui pelatihan internal maupun eksternal yang bekerjasama dengan berbagai institusi pelatihan yang memiliki reputasi dan kompetensi yang baik secara berkesinambungan. Dalam hal penerapan kebijakan tata kelola perbankan yang baik dan sehat, kami selaku Direksi selalu berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memberikan hasil kerja dan keseimbangan dalam organisasi Bank menjadi lebih baik. Sejalan dengan visi dan misi Bank MAS, yang menekankan pada keunggulan pelayanan maupun kinerja maka kebijakan strategis yang merupakan kesinambungan (sustainable) dari kebijakan strategis sebelumnya yaitu: a. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik yang berpedoman pada prinsip TARIF yaitu Keterbukaan (Transparancy), Akuntanbilitas (Accountability), Tanggung jawab (Responsibility), Independen (Independency), Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness). b. Perubahan dan penyempurnaan Struktur Organisasi. c. Meningkatkan daya saing segmen perbankan SME (kecil dan menengah) dan Komersial. d. Menanamkan semangat untuk memberikan layanan nasabah dan kinerja terbaik. e. Menyesuaikan perubahan terhadap pemberian layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. f. Memperluas jaringan distribusi dan menyempurnakan infrastruktur jaringan unit kerja sesuai dengan kebutuhan dan skala usaha.
Bank MAS Annual Report 2013
04
g. Menata kembali program pengembangan SDM Bank MAS ke arah peningkatan layanan dan kinerja. h. Pembentukan Direktorat Pengelolaan Risiko yang membidangi Credit Risk Management, Market and Liquidity Risk Management dan Operational and Other Risk Management (untuk risiko-risiko diluar kredit, market dan likuiditas). i. Peningkatan/optimalisasi tugas, fungsi dan tanggung jawab dari organ-organ yang ada antara lain dengan melakukan rapat-rapat dan pengarahan-pengarahan atas kondisi yang terjadi, antara lain dengan mengadakan Rapat rutin seperti Rapat Direksi seminggu sekali, Rapat Direksi dan Dewan Komisaris sebulan sekali, Rapat Komite-komite, antara lain Rapat ALCO dan Rapat Cabang dan Marketing. j. Menerapkan prosedur pengelolaan risiko yang ketat dan berhati-hati dengan penekanan pada pencapaian pelayanan dan kinerja. k. Menjalin aliansi strategis dalam penyaluran kredit dengan berbagai perusahaan atau lembaga (linkage program). l. Efektivitas dan efisiensi biaya operasional di seluruh jajaran unit kerja. m. Meningkatkan aktivitas remedial untuk meminimalkan NPL. n. Meningkatkan fungsi Audit internal dengan penerapan Risk Based Audit, dan menambah auditor agar memadai untuk memastikan agar semua kantor dan unit kerja dapat diaudit minimal setahun sekali. o. Mempersiapkan fungsi quality control pada kantor-kantor cabang utama dan clearing & payment center unutk memastikan semua berjalan dengan baik sesuai kebjakan dan prosedur yang ada. Bank MAS optimis ekonomi Indonesia mampu tumbuh di tahun 2014 walaupun terjadi Pemilu tapi kami yakin rakyat Indonesia sudah dewasa menghadapi pesta demokrasi ini dan sedikit dampaknya terhadap perekonomian Indonesia yang masih diprediksi untuk tumbuh sekitar 5,5%. Dengan suntikan modal dari kelompok usaha Wings, maka Bank MAS siap untuk berkembang sebagai Bank Buku 2 (dua) dengan memberikan layanan ATM, Internet Banking, persiapan menjadi Bank Devisa, pembukaan cabang-cabang di sentra-sentra ekonomi dan SME di Indonesia serta Go Public dalam 5 (lima) tahun kedepan. Akhir kata, Direksi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berkepentingan, khususnya kepada seluruh relasi bisnis dan nasabah yang telah menjalin kerjasama selama ini, serta kepada Pemegang Saham, dan Dewan Komisaris atas arahan dan kepercayaan yang telah diberikan serta kesetiaan, komitmen, loyalitas, kerja keras dan dukungan dari seluruh jajaran karyawan Bank MAS sehingga tahun 2013 dapat dilalui dengan baik.
Direksi,
Nurjani Djunaedi
05
Bank MAS Annual Report 2013
Budi Afandi Winoto
Iwan Yuda Pramudhi
Profil PT Bank Multiarta Sentosa (Bank MAS) Nama
PT Bank Multiarta Sentosa
Aktivitas Kantor Pusat
Bank Umum Komersial Grha Bank MAS Jalan Setiabudi Selatan Kav. 10, Kuningan Jakarta Selatan (021) 5790 6006 (Hunting) (021) 5790 6005
[email protected] www.bankmas.co.id Rp. 3.800.000.000.000,Rp. 182.500.000.000,Rp. 182.500.000.000,Rp. 872.500.000.000,182.500.000 Lembar Rp.1.000,PT Danabina Sentana 70% PT Multi Anekadana Sakti 25% PT Halim Sakti 5% 9 Kantor 189 Karyawan Rp.1.695.125 Juta
Telepon Facsimile E-mail Homepage /Website Modal Dasar Modal Ditempatkan Modal Disetor Dana Setoran Modal Jumlah Saham Nilai Nominal Saham Kepemilikan
Jumlah Kantor Jumlah Karyawan Total Aset
BANK MAS didirikan berdasarkan Akta Notaris H. Saidus Sjahar, SH Nomor 201 tanggal 28 Juli 1992 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Nomor C26998.HT.01.01.Th92 tanggal 25 Agustus 1992. Kantor Pusat Bank MAS berkedudukan di Grha Bank MAS, Jalan Setiabudi Selatan Kav. 10, Kuningan, Jakarta Selatan, memperoleh ijin usaha sebagai Bank Umum Non Devisa melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1093/KMK/017/1992 tanggal 15 Oktober 1992 dan ijin usaha Perdagangan Valuta Asing melalui Surat Keputusan Direktur Perizinan dan Informasi Perbankan Bank Indonesia Nomor5/4/KEP.Dir.PIP/2003 tanggal 24 Desember 2003.
Bank MAS Annual Report 2013
06
Pada tanggal 30 September 2013 Bank Indonesia menyetujui perubahan pemegang saham pengendali dengan masuknya kelompok usaha Wings (PT Lumbung Artakencana) melalui PT Danabina Sentana dan PT Multi Anekadana Sakti dengan total kepemilikan saham di Bank MAS sebesar 77%. Tanggal 16 Desember 2013 pemegang saham Bank MAS telah melakukan setoran modal sebesar Rp. 872.500.000.000,- (delapan ratus tujuh puluh dua milyar lima ratus juta rupiah) dimana setoran modal tersebut telah mendapat persetujuan dan pengesahan dari instansi berwenang (Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia) dan sedang dalam proses verifikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hingga akhir tahun 2013 Bank MAS telah memiliki 2 (dua) kantor cabang berlokasi di Jakarta dan Surabaya, 6 (enam) kantor cabang pembantu berlokasi di Jakarta dan Tangerang.
Visi, Misi & Motto Visi
Menjadi Bank Bisnis Andalan Pengusaha
Misi
Menyediakan produk dan layanan prima guna mendukung pertumbuhan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan sektor Komersial, serta memenuhi kebutuhan perbankan pribadi bagi pemilik usaha, keluarga dan karyawannya.
Motto
Kepercayaan dan Komitmen Bersama
07
Bank MAS Annual Report 2013
Komposisi Pemegang Saham Berdasarkan akta Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham terakhir dengan Akte Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi Nomor 112 tanggal 16 Desember 2013. Pemegang Saham dan persentase kepemilikan saham posisi 31 Desember 2013 sebagai berikut:
Pemilik
Lembar Saham
Rupiah
%
PT Danabina Sentana
738.500.000
738.500.000.000
70%
PT Multi Anekadana Sakti
263.750.000
263.750.000.000
25%
52.750.000
52.750.000.000
5%
1.055.000.000
1.055.000.000.000
100%
PT Halim Sakti Jumlah
Pemegang saham pengendali Bank MAS adalah PT Danabina Sentana yang memiliki 70% saham Bank MAS, dengan pemegang sahamnya sebagai berikut: Pemegang Saham PT Lumbung Arta Kencana
Kepemilikan Saham (%) 80,00%
Hendra G. Winoto
5,36%
Budi A. Winoto
4,29%
Dwiyanti Winoto
2,86%
Indriawati Winoto
2,86%
Suryani Winoto
2,42%
Juwita E Winoto
2,21%
Jumlah
100,00%
Bank MAS Annual Report 2013
08
Pemegang saham dari PT Multi Anekadana Sakti terdiri dari: - PT Lumbung Artakencana 84% - Sugiarto Kurniawan 8% - Juwita E Winoto 8% PT Lumbung Artakencana merupakan kelompok usaha Wings yang dimiliki oleh: - Hanny Sutanto 21,57% - Alex Ivan Tanoyo 12,86% - Teddy Jeffrey Katuari 10,00% - Eddy William Katuari 10,00% - Finney Henry Katuari 10,00% - Djuwita Abadi 10,00% - Juliana Christina Katuari 10,00% - Handoyo Sutanto 8,58% - Harjo Sutanto 6,99%
Manajemen Bank MAS dalam menjalankan operasionalnya mensinergikan semua sumber daya yang ada, didukung manajemen yang solid dan berpengalaman pada bidangnya. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 112 tanggal 16 Desember 2013 oleh Irawan Soerodjo, SH, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank MAS sebagai berikut:
Komisaris Komisaris Utama
Juwita Ekawati Winoto
Komisaris
Tommy Mukdani
Komisaris
Nancy Herawati
Direksi Direktur Utama
Ho Danny Hartono*)
Direktur
Nurjani Djunaedi
Direktur
Budi Afandi Winoto
Direktur
Fely Retnowati*)
Direktur
Iwan Yuda Pramudhi
*) Efektif 28 Maret 2014
09
Bank MAS Annual Report 2013
Ikhtisar Keuangan (dalam jutaan Rp)
KETERANGAN
2013
2012
2011
2010
2009
2008
Neraca Total Aset
1,695,125
882,710
812,534
750,925
654,554
545,692
Kredit - Gross
681,647
632,135
502,064
479,853
412,847
408,647
Kredit - Bersih
671,942
623,463
492,963
470,616
404,422
402,433
9,705
8,672
9,101
9,237
8,425
6,214
82,016
154,241
121,967
108,999
24,982
24,401
PPA Dana Pihak Ketiga -Giro - Tabungan
33,755
40,987
27,479
26,025
23,675
19,806
478,545
479,249
468,368
434,523
435,395
385,335
1,088,665
197,177
182,728
170,322
159,941
105,124
Pendapatan Bunga
91.304
77,852
73,630
71,101
72,297
60,540
Beban Bunga
37.779
34,999
37,612
33,760
43,700
33,579
Laba Sebelum Pajak
25,492
19,430
16,846
14,001
5,558
7,854
Laba Bersih
18,988
14,449
12,406
10,381
3,817
5,262
- Deposito Berjangka Ekuitas Laporan Laba Rugi
Laba per Saham (dalam rupiah)
18
93
80
67
25
75
27,500
-
-
-
35,000
-
177
-
-
-
500
-
Laba Bersih terhadap Aktiva Rata-Rata (ROA)
2.65%
2.34%
2.21%
2.06%
0.88%
1.48%
Laba Bersih terhadap Modal Rata-Rata (ROE)
6.98%
7.89%
7.23%
6.00%
2.53%
5.16%
Dividen Tunai Dividen per saham (dalam rupiah)
Rasio Keuangan Utama
Net Interest Margin (NIM)
5.77%
5.38%
5.02%
5.78%
4.88%
5.49%
Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (LDR)
114.69%
93.72%
81.26%
84.25%
85.29%
95.14%
Kecukupan Modal (CAR)
146.14%
28.16%
29.95%
32.20%
37.62%
31.51%
0.55%
0.69%
2.71%
3.04%
2.96%
3.79%
PPAP yang telah Dibentuk terhadap PPAP yang Wajib Dibentuk
98.52%
99.48%
88.75%
100.00%
100.00%
100.00%
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
72.63%
76.54%
79.28%
80.44%
92.23%
87.74%
Kredit Bermasalah terhadap Total Kredit (NPL) - Gross
1.18%
0.66%
3.30%
4.40%
4.73%
4.05%
Kredit Bermasalah terhadap Total Kredit (NPL) - Net
0.85%
0.35%
2.40%
3.34%
3.50%
3.22%
Aktiva Produktif Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif
Bank MAS Annual Report 2013
10
Analisa dan Pembahasan Manajemen Total Aset Total Aset akhir tahun 2013 naik Rp.812.415 juta atau 92,04% menjadi sebesar Rp.1.695.125 juta bila dibandingkan posisi yang sama tahun 2012 Rp.882.710 juta karena perolehan laba organik dan adanya penambahan modal disetor. Dana Pihak Ketiga Penghimpunan dana akhir tahun 2013 sebesar Rp.594.316 juta turun Rp. 80.161 juta atau 11,88% dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya Rp.674.477 juta. Penurunan terjadi pada ketiga jenis produk tersebut secara persentase sebesar 46,83%, 17,64% dan 0,15%. Dana Pihak Ketiga terdiri dari Giro, Tabungan dan Deposito Berjangka dengan komposisi 13,80%, 5,68% dan 80,52% dari jumlah dana. Giro akhir tahun 2013 sebesar Rp. 82.016 juta lebih kecil Rp. 72.225 juta atau 46,83% dibanding tahun sebelumnya Rp. 154.241 juta. Dengan dana dari pihak berelasi dengan Bank sebesar Rp.45.864 juta atau 55,92% dari total giro, lebih kecil dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya Rp.124.854 juta atau 80,95%. Tabungan yang terhimpun sebesar Rp.33.755 juta turun sebesar Rp.7.232 juta atau 17,64% dari posisi yang sama tahun sebelumnya Rp.40.987 juta. Dana dari pihak berelasi dengan Bank sebesar Rp.7.244 juta atau 21,46%, lebih besar dibanding akhir tahun sebelumnya Rp.6.295 juta atau 15,36%. Deposito berjangka sebesar Rp.478.545 juta, lebih kecil Rp. 704 juta atau 0,15% dibanding tahun sebelumnya Rp.479.249 juta. Dana dari pihak berelasi dengan Bank sebesar Rp.231.235 juta atau 48,32% lebih besar dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya Rp.146.945 juta atau 30,66% dari total deposito. Berdasarkan jangka waktu, deposito sampai dengan 1 (satu) bulan akhir tahun 2013 sebesar Rp.391.366 juta atau 81,78% dari total deposito turun dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.423.807 juta atau 88,43%. Berarti terjadi pergeseran komposisi penempatan dari yang berjangka diatas 1 (satu) bulan menjadi lebih dari 1 (satu) bulan, namun deposito tersebut selalu diperpanjang bila jatuh tempo.
11
Bank MAS Annual Report 2013
Kredit yang diberikan Kredit yang diberikan akhir tahun 2013 sebesar Rp.681.647 juta meningkat Rp.49.512 juta atau 7,83% dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya Rp.632.135 juta. Kredit disalurkan pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah, pemberian kredit dilakukan secara selektif, diberikan pada sektor usaha yang layak dibiayai dan berpedoman pada prinsip kehati-hatian. Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Penyaluran Kredit pada sektor UMKM menjadi perhatian Bank. Akhir tahun 2013 kredit yang telah disalurkan untuk kredit UMKM sebesar Rp.400.228 juta atau 58,71% dari total kredit yang diberikan, lebih kecil Rp.1.538 juta atau 0,38% dibanding tahun sebelumnya Rp.401.766 juta atau 63,56%, karena pelunasan kredit. Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR akhir tahun 2013 mencapai 114,69% mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya 93,72%, karena pertumbuhan kredit diberikan, namun dana pihak ketiga menurun.
Total Aset
Kredit Yang Diberikan
1,800,000
700,000
1.695.125
1,600,000
600,000
1,400,000
500,000
1,200,000 1,000,000 800,000
681647 632135
750.925
654.554
812.534
400,000
882.710
479853
502064
412847
300,000
600,000
200,000
400,000 100,000
200,000 0
2009
2010
2011
2012
2013
0
2009
2010
2011
2012
2013
Dana Pihak Ketiga 700,000
674477 617814
600,000 500,000
594316
569547 484052
400,000
Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
300,000 200,000
(36.44%)
100,000 0
2010
2009
2011
2012
2012
2013
(63.56%)
Komposisi Dana Pihak Ketiga 500,000
479249 478545
450,000
UMKM
400,000
Non UMKM
350,000 300,000
(41.29%)
250,000 200,000 150,000 100,000
154241
40987
50,000 0
(58.71%)
82016
2013
33755
2012 2013
2012 2013
2012 2013
Giro
Tabungan
Deposito
Bank MAS Annual Report 2013
12
Penyaluran Kredit berdasarkan Jenis Kredit Jenis Kredit
(dalam jutaan Rp.)
2013
2012
Modal Kerja Pihak Berelasi Pihak Tidak Berelasi Total Kredit Modal Kerja
13.169 418.567 431.736
9.891 419.485 429.376
3.278 (918) 2.360
Investasi Pihak Berelasi Pihak Tidak Berelasi Total Kredit Investasi
198.298 198.298
156.933 156.933
41.365 41.365
864 50.555 51.419
879 44.811 45.690
(15) 5.744 5.729
Lain-lain Total Kredit
194 681.647
136 632.135
58 49.512
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Total Kredit - CKPN
(9.705) 671.942
(8.672) 623.463
1.033 48.479
Konsumsi Pihak Berelasi Pihak Tidak Berelasi Total Kredit Konsumsi
Pertumbuhan
Jumlah kredit yang disalurkan bagi pihak berelasi dengan Bank akhir tahun 2013 sebesar Rp.14.033 juta atau 2,06% dari total kredit yang diberikan Rp.681.647 juta, lebih besar dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.10.770 juta atau 1,70% dari total kredit yang diberikan Rp.632.135 juta.
Penyaluran Kredit berdasarkan Sektor Usaha Jenis Kredit
(dalam jutaan Rp.)
2013
2012
Pertumbuhan
Perindustrian
106.777
106.356
421
Perdagangan, restoran, hotel dan jasa lainnya
333.375
312.980
20.395
2.630
2.366
264
31.933
39.168
(7.235)
800
6.795
(5.995)
85.722
45.088
40.634
120.410
119.382
1.028
681.647
632.135
49.512
Pertanian & Perikanan Konstruksi Pertambangan Pengangkutan, pergudangan, komunikasi dan penyediaan makan dan minum Lain-lain Total Kredit
13
Bank MAS Annual Report 2013
Kredit disalurkan sesuai dengan sektor usaha yang selama ini ditekuni terutama perdagangan sebesar Rp.333.375 juta atau 48,91% dari jumlah kredit meningkat dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya Rp.312.980 juta atau 49,51% dari total kredit yang diberikan. Kolektibilitas Kredit Total kredit bermasalah akhir tahun 2013 sebesar Rp.8.017 juta naik dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya Rp.4.152 juta karena memburuknya kualitas kredit. Hal ini berdampak negatif terhadap rasio kredit bermasalah terhadap total kredit yang disalurkan dengan rasio NPL (gross) menjadi 1,18% dari 0,85% namun masih dibawah ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Tidak terdapat pelanggaran dan pelampauan BMPK pada tahun 2013 dan tahun 2012 dalam operasional Bank. Jumlah kredit yang disalurkan bagi pihak yang berelasi dengan Bank MAS akhir tahun 2013 sebesar Rp.14.033 juta atau 1,29% dari Modal Bank atau 2,06 % dari total kredit diberikan, naik dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.10.770 juta atau 5,55% dari Modal Bank atau 1,70% dari total kredit diberikan, karena realisasi kredit baru. Seluruh kredit yang diberikan kepada pihak berelasi tergolong dalam kategori Lancar. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) CKPN Kredit yang telah dibentuk akhir tahun 2013 sebesar Rp.9.705 juta, lebih besar Rp.1.033 juta atau 11,91% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp.8.672 juta. Kenaikan CKPN karena bertambahnya kredit bermasalah baru. Penempatan pada Bank Indonesia Kebijakan manajemen dalam mengelola likuiditas adalah terkait dengan cadangan sekunder. Dana masyarakat yang terhimpun dan belum disalurkan pada kredit untuk sementara ditempatkan dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dan atau penempatan lain pada Bank Indonesia. Akhir tahun 2013 penempatan pada Bank Indonesia sebesar Rp.923.773 juta naik 510,40% atau Rp.742.784 juta dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya Rp.180.989 juta. Aktiva Produktif Bank selalu memelihara, menjaga dan meningkatkan kualitas aktiva produktif yang dimiliki, untuk meningkatkan profitabilitas. Aktiva Produktif akhir tahun 2013 sebesar Rp.1.612.917 juta, naik 97,15% atau Rp.794.814 juta, bila dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya Rp.818.103 juta, dengan perkembangan sebagai berikut:
2013
ABA 0.36%
Penempatan BI 18.28% Kredit 42.26%
SBI & SDBI 38.99%
Lainnya 0.11%
Bank MAS Annual Report 2013
14
(dalam jutaan Rp.) Aset Produktif Sertifikat Bank Indonesia & SDBI Penempatan pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Lain Kredit yang Diberikan Rekening Administratif Total Aset Produktif
2013
2012
Pertumbuhan
628.920 294.853 5.787 681.647 1.710
45.947 135.042 2.712 632.135 2.267
582.973 159.811 3.075 49.512 (557)
1.612.917
818.103
794.814
Peningkatan penyaluran dana dan perolehan laba pada tahun 2013 diikuti pertumbuhan aset produktif sebesar Rp. 794.814 juta menjadi Rp.1.612.917 juta dari posisi yang sama tahun sebelumnya Rp.818.103 juta.
Kolektibilitas Aset Produktif
(dalam jutaan Rp.)
Kolektibilitas Lancar Dalam Perhatian khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Total Aset Produktif
2013
2012
Pertumbuhan
1.599.071 5.829 413 1.670 5.934 1.612.917
807.832 6.119 4.152 818.103
791.239 (290) 413 1.670 1.782 794.814
Jumlah aset bermasalah akhir tahun 2013 sebesar Rp.8.017 juta lebih besar dibanding tahun sebelumnya Rp.4.152 juta adalah merupakan kredit bermasalah sedangkan aset produktif lain merupakan aset lancar.
Transaksi dengan Pihak yang berelasi Dalam melaksanakan operasionalnya, Bank tidak terlepas dari transaksi dengan pihak yang berelasi / mempunyai hubungan istimewa atau pihak terafiliasi, yaitu pihak yang mempunyai keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pemilik dan pengurus Bank MAS. Jenis transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa meliputi pemberian kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga sebagai berikut: (dalam jutaan Rp.) Keterangan
2013
%*
2012
%*
Pertumbuhan
Aset Kredit
14.033
2,06
10.770
1,70
3.263
Total
14.033
Liabilitas Giro Tabungan Deposito
45.864 7.244 231.235
Total
284.343
10.770 55,92 21,46 48,32
124.854 6.295 146.945 278.094
* Persentase terhadap jumlah masing-masing pos yang bersangkutan
15
Bank MAS Annual Report 2013
3.263 80,95 15,36 30,66
(78.990) 949 84.290 6.249
Jumlah kredit yang disalurkan bagi pihak yang berelasi dengan Bank MAS pada akhir tahun 2013 mencatat sebesar Rp.14.033 juta naik dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.10.770 juta karena realisasi kredit baru. Seluruh kredit yang diberikan kepada pihak berelasi tergolong dalam kategori Lancar. Jumlah dana pihak ketiga terhimpun dari pihak yang berelasi dengan Bank MAS pada akhir tahun 2013 sebesar Rp.284.343 juta naik sebesar Rp.6.249 juta dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya Rp.278.094 juta, kenaikan terbesar terjadi pada deposito. Ekuitas Total Ekuitas akhir tahun 2013 naik sebesar 452,13% menjadi Rp.1.088.665 juta dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya Rp.197.177 juta karena peningkatan perolehan laba bersih dan penambahan setoran modal baru sebesar Rp.872.500 juta. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) akhir tahun 2013 setelah memperhitungkan risiko kredit dan risiko operasional yang mencapai 146,14% lebih besar dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya 28,16%, karena penambahan setoran modal baru. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Pemberian kredit kepada pihak yang berelasi dengan Bank sebesar Rp.14.033 juta atau 1,29% dari Modal Bank sebesar Rp.1.088.665 juta, dan mencapai 2,06% dari total kredit yang diberikan akhir tahun 2013 Rp.681.647 juta, yang mana masih dibawah ketentuan Bank Indonesia sebesar 10%. Pendapatan Bunga Bersih Jumlah pendapatan bunga bersih akhir tahun 2013 sebesar Rp.53.525 juta lebih besar 24,90% dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.42.853 juta karena peningkatan pendapatan bunga. Pendapatan (Beban) Operasional Pendapatan operasional pada akhir tahun 2013 mencapai Rp.93.353 juta naik Rp.13.794 juta atau 17,34% dibanding posisi yang sama sebelumnya Rp.79.559 juta karena kenaikan pendapatan bunga. Diikuti kenaikan Beban operasional sebesar Rp. 6.929 juta atau 11,38% menjadi Rp.67.804 juta dari posisi yang sama tahun 2012 Rp.60.875 juta, karena kenaikan suku bunga dana pihak ketiga. Sehingga pendapatan operasional bersih tahun 2013 naik Rp. 6.864 juta atau 36,74% menjadi Rp.25.549 juta dari tahun sebelumnya Rp.18.685 juta. Laba Bersih Operasional Tahun 2013 Bank MAS berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp.25.492 juta meningkat Rp.6.062 juta atau 31,20% dari tahun sebelumnya Rp.19.430 juta diikuti peningkatan perolehan laba bersih sebesar Rp.18.988 juta atau 31,41% dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya Rp.14.449 juta. 100,000
93.353
90,000 79.559
80,000 70,000
67.804 60.875
60,000 50,000 40,000
53.525 42.853
30,000
25.492 19.430
20,000
14.449
18.988
10,000 0
Pendapatan Pendapatan Biaya Bunga Operasional Operasional Bersih
Laba Kotor
Laba Bersih
Bank MAS Annual Report 2013
16
Struktur Kelompok Usaha PT Bank Multiarta Sentosa
Struktur Kelompok Usaha 31 Desember 2013
PT Lumbung Artakencana
PT Multi Anekadana Sakti
PT Danabina Santana
PT Halim Sakti
70%
25%
5%
PT. Bank Multiarta Sentosa
Kepemilikan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham dalam Kelompok Usaha Bank Bank tidak memiliki anak perusahaan sebagai kelompok usaha, sedangkan Komisaris dan Direksi memiliki perusahaan yang merupakan Pemegang Saham Bank MAS. Pemegang saham yang merangkap sebagai pengurus bank sebagai berikut: Nama
Kepemilikan dan Jabatan
Jabatan pada PT Bank Multiarta Sentosa
Juwita Ekawati Winoto
Pemegang Saham dan Komisaris PT Multi Anekadana Sakti Pemegang Saham PT Danabina Sentana
Komisaris Utama
Budi A. Winoto
Pemegang Saham PT Danabina Sentana
Direktur
17
Bank MAS Annual Report 2013
Kebijakan dan Strategi Manajemen Hasil usaha yang telah dicapai pada tahun sebelumnya, memacu seluruh karyawan untuk terus meningkatkan dan mengoptimalkan kinerja perusahaan dengan terus melanjutkan strategi dan kebijakan secara konsisten dan berkesinambungan. Tetap memperhatikan serta mengevaluasi kondisi terkini, baik secara makro maupun mikro ekonomi hingga kondisi internal dengan segala peluang dan kemungkinan ancaman, maka Manajemen telah menetapkan kebijakan dan strategi untuk tahun 2014 diantaranya: 1. Kebijakan Manajemen (Policy Statement) Sejalan dengan visi dan misi Bank MAS yang menekankan pada keunggulan layanan maupun kinerja maka kebijakan strategis berikut ini merupakan kesinambungan (sustainable) dari kebijakan strategis sebelumnya yaitu: a. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik yang berpedoman pada prinsip TARIF yaitu Keterbukaan (Transparancy), Akuntanbilitas (Accountability), Tanggung jawab (Responsibility), Independen (Independency), Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness). b. Perubahan dan penyempurnaan Struktur Organisasi. c. Meningkatkan daya saing segmen perbankan SME (kecil dan menengah) dan Komersial. d. Menanamkan semangat untuk memberikan layanan nasabah dan kinerja terbaik. e. Menyesuaikan perubahan terhadap pemberian layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. f. Memperluas jaringan distribusi dan menyempurnakan infrastruktur jaringan unit kerja sesuai dengan kebutuhan dan skala usaha. g. Menata kembali program pengembangan SDM Bank MAS ke arah peningkatan layanan dan kinerja. h. Pembentukan Direktorat Pengelolaan Risiko yang membidangi Credit Risk Management, Market and Liquidity Risk Management dan Operational and Other Risk Management (untuk risiko-risiko diluar kredit, market dan likuiditas). i. Peningkatan/optimalisasi tugas, fungsi dan tanggung jawab dari organ-organ yang ada antara lain dengan melakukan rapat-rapat dan pengarahan-pengarahan atas kondisi yang terjadi, antara lain dengan mengadakan Rapat rutin seperti: 1. Direksi seminggu sekali. 2. Direksi dan Dewan Komisaris sebulan sekali. 3. Rapat Komite-komite, antara lain Rapat ALCO. 4. Rapat Cabang dan Marketing. j. Menerapkan prosedur pengelolaan risiko yang ketat dan berhati-hati dengan penekanan pada pencapaian pelayanan dan kinerja. k. Menjalin aliansi strategis dalam penyaluran kredit dengan berbagai perusahaan atau lembaga (linkage program). l. Efektivitas dan efisiensi biaya operasional di seluruh jajaran unit kerja.
Bank MAS Annual Report 2013
18
m. Meningkatkan aktivitas remedial untuk meminimalkan Kredit Bermasalah. n. Meningkatkan fungsi Audit internal dengan penerapan Risk Based Audit, dan menambah auditor agar memadai untuk memastikan agar semua kantor dan unit kerja dapat diaudit minimal setahun sekali. o. Mempersiapkan fungsi quality control pada kantor-kantor cabang utama dan clearing & payment center unutk memastikan semua berjalan dengan baik sesuai kebijakan dan prosedur yang ada. 2. Kebijakan Manajemen Risiko dan Kepatuhan Bank MAS menyadari bahwa risiko usaha dibidang perbankan penuh dengan berbagai risiko yang perlu untuk diantisipasi dan dimanage agar tidak menimbulkan kerugian bagi stakeholder Bank dikemudian hari. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan Atas PBI No. 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum maka manajemen menetapkan kebijakan manajemen risiko yang mengacu pada PBI tersebut yang mengatur pengawasan dan pengelolaan atas 8 (delapan) jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi dan risiko strategis. Dalam pelaksanaan fungsi kepatuhan, Bank menetapkan rencana kerja jangka pendek bidang kepatuhan, dimana dalam rencana tersebut tersaji pokok-pokok tugas yang menjadi fokus bidang kepatuhan Bank. 3. Strategi Pengembangan Bisnis Walaupun dari tahun ke tahun, persaingan bisnis akan semakin ketat namun di tahun 2014 mendatang, bank memiliki keyakinan positif terhadap kondisi fundamental Indonesia sebagai salah satu pasar perbankan yang paling menarik di Asia dan bank akan terus memperbaiki daya saing di masa depan. Beberapa hal yang menjadi prioritas adalah: a. Peningkatan efisiensi proses internal. b. Pengembangan infrastruktur pengelolaan risiko. c. Pengembangan infrastruktur untuk menunjang layanan ke nasabah. d. Peningkatan pendapatan operasional dan treasuri. e. Memperkuat organisasi. f. Bisnis Model dalam pemberian kredit Bank MAS adalah: 1. Penyalurkan kredit tetap pada kredit UKM. Memberikan kredit terutama pada 3 sektor yaitu Perdagangan, Industri Pengolahan dan Jasa usaha lain, dengan penyebaran usaha pada beberapa sub sektor. 2. Memberikan perhatian pada kredit komersial yaitu kredit kepada pengusaha UKM yang sudah menjadi besar tetapi belum korporasi dengan plafon > Rp. 10 Milyar. 3. Selain melayani usaha nasabah pada angka (1) dan (2) juga memberikan layanan perbankan untuk keperluan pribadi pengusaha, keluarga maupun karyawannya. g. Pengembangan usaha dilakukan dengan: 1. Menghubungi debitur lama maupun yang ada untuk memindahkan kreditnya ke Bank MAS, yang sebelumnya keluar dari Bank MAS karena keterbatasan Modal (BMPK). 2. Referral nasabah khususnya untuk supplier, agen, distributor nasabah serta teman kerja atau keluarga nasabah. 3. Rekruitmen tenaga marketing baru. Diharapkan bertambahnya marketing baru akan membawa nasabah baru.
19
Bank MAS Annual Report 2013
4. Strategi Pengembangan Teknologi Informasi (Information Technologi Strategic Plan) Untuk mencapai visi dan misi Bank dalam mendukung pertumbuhan dan pengembangan usahanya ditahun mendatang serta untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dan atau peraturan-peraturan yang berlaku, maka pengembangan teknologi informasi secara efektif, efisien dan berkesinambungan seiring dengan aktifitas bisnis yang terus berkembang perlu diselaraskan dalam Information Technologi Strategic Plan (ITSP). Diantaranya pengembangan produk (ATM melalui ATM Bersama dan Jaringan Prima) penyempurnaan laporan intern dan eksternal termasuk kepada Bank Indonesia. 5. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kebijakan Remunerasi Strategi yang diterapkan Bank MAS untuk pengembangan sumber daya manusia antara lain: a. Menyempurnakan struktur organisasi perusahaan sehingga lebih efektif dan efesien. b. Merekruit calon karyawan baru yang sudah berpengalaman dan non pengalaman (fresh graduate). c. Peninjauan kembali Kebijakan Remunerasi dan Kebijakan terkait bidang SDM. d. Memberikan pendidikan dan pelatihan baik secara inhouse maupun outhouse yang memadai kepada karyawan, baik karyawan baru maupun karyawan lama guna menambah wawasan dan pengetahuan. e. Mengadakan program pendidikan dan pelatihan karyawan secara lebih intensif. Pendidikan dan pelatihan lebih difokuskan pada kebutuhan riil dan spesifik, mengacu pada pengembangan bisnis, antara lain: analisa kredit, kredit sindikasi, selling skill, peningkatan kemampuan negosiasi dan komunikasi, Risk Management, PSAK. f. Menyusun program pelatihan, seperti: 1. Marketing Development Program (MDP). 2. Officer Development Program (ODP). 3. Management Training (MT) untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan. 4. Meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan internal maupun eksternal. g. Melakukan rotasi dan mutasi, dengan maksud untuk penyegaran, mencegah kebosanan rutinitas dan meningkatkan pengetahuan/keahlian. h. Penyediaan sarana kerja yang memadai, termasuk penyempurnaan program-program bantu untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan karyawan. i. Melibatkan seluruh karyawan dalam penggalangan dana maupun aktivitas terkait bisnis usaha perbankan. j. Memberikan apresiasi kepada karyawan sesuai dengan kinerja masing-masing dan memberikan sanksi bagi karyawan yang melanggar ketentuan. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemenuhan tenaga kerja yang dibutuhkan akan merupakan bauran antara tenaga baru lulus dan tenaga yang berpengalaman. Untuk jabatan-jabatan penting akan diisi oleh pejabat-pejabat yang sudah berpengalaman, dan untuk tenaga Account Officer, Customer Service, Teller, Analyst akan dicampur juga dengan tenaga lulusan baru. Dalam rangka itu training perlu digalakkan untuk tenaga lulusan baru atau yang berpengalaman serta staff yang ada di Bank MAS dalam rangka sinkronisasi pola kerja, prosedur dan juga peningkatan keterampilan teknis dan kepemimpinan.
Bank MAS Annual Report 2013
20
Dalam upaya meningkatkan kompetensi bagi seluruh karyawan termasuk Dewan Komisaris dan Direksi, Bank MAS memiliki komitmen untuk menerapkan budaya pembelajaran yang berkesinambungan dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan teknis yang relevan dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya. Bank MAS dalam melakukan pengembangan sumber daya manusianya, dilakukan dengan memberikan pelatihan baik dalam peningkatan pengetahuan dan ketrampilan bidang perbankan atau bidang lainnya yang terkait melalui pelatihan internal maupun eksternal yang bekerjasama dengan berbagai institusi pelatihan yang memiliki reputasi dan kompetensi yang baik secara berkesinambungan. Rencana pemberian pelatihan pada tahun 2014, dimana bidang-bidang operasional perbankan masih menjadi pilihan utama untuk meningkatkan keahlian karyawan. Bank juga merencanakan memberikan pelatihan yang bersifat non-skill seperti Leadership, Negotiation, Budaya Perusahaan/Kode Etik dan lain-lain baik yang diselenggarakan secara in-house training maupun di lembaga pelatihan lainnya termasuk dalam rangka sertifikasi manajemen risiko untuk pejabat terkait serta program penyegaran/pemeliharaan sertifikasi manajemen risiko. Dalam rencana pelatihan yang akan dlakukan dalam tahun 2014, juga terdapat program-program pelatihan khusus seperti program Officer Development Program (ODP), Management Trainee (MT) dan juga Marketing Development Program (MDP), dimana perserta pelatihan ini dilakukan secara campuran yakni dari internal Bank maupun dari pihak ekstern (diutamakan yang fresh graduate khusus untuk ODP dan MDP). Program pelatihan ini diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi dan sebagai jalur karir bagi karyawan (succession plan), serta untuk mendukung pertumbuhan Bank MAS dimasa depan. Program pelatihan dilakukan dengan bekerjasama dengan lembaga pelatihan dan diharapkan setelah mengikuti pelatihan, peserta dapat mengimplentasikannya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan lebih baik sehingga tujuan dari pertumbuhan dan perkembangan Bank MAS dapat dicapai sesuai visi dan misi Bank. Rencana pelatihan tidak hanya untuk karyawan, tapi juga untuk peningkatan pengetahuan dan kompetensi bagi anggota Dewan Komisaris, Direksi dan juga komite-komite, terutama pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan baik terhadap peraturan terkini maupun keahlian yang relevan terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai manajemen Bank. Selain dari rencana pelatihan, Bank MAS juga akan melakukan penyempurnaan Kebijakan pelatihan/training termasuk kebijakan lainnya yang terkait di bidang sumber daya manusia, sehingga dimasa mendatang perencanaan dan pelaksanaan training bagi sumber daya manusia Bank MAS dapat lebih terprogram dan tertata rapi. Kebijakan Nominasi dan Remunerasi Bank telah menunjuk pejabat-pejabat terkait untuk duduk dalam kepengurusan Komite Nominasi dan Remunerasi, dimana Komite bertugas menetapkan berbagai kebijakan strategis terkait ketenagakerjaan meliputi: a. Penetapan Range gaji dan jasa produksi bagi pengurus dan karyawan bank sesuai dengan kemampuan bank dan peraturan yang berlaku.
21
Bank MAS Annual Report 2013
b. Penetapan pemberian fasilitas untuk Pengurus dan Karyawan sebagai berikut: 1. Pengurus Bank berupa: a. Kendaraan sebagai sarana transportasi. b. Tunjangan komunikasi untuk keperluan operasional Bank 2. Karyawan dengan jabatan Kepala Divisi, Pemimpin Cabang / Cabang Pembantu dan Kepala Bagian berupa: a. Tunjangan Jabatan. b. Tunjangan komunikasi untuk keperluan operasional Bank. 3. Karyawan dengan jabatan Kepala Divisi, Pemimpin Cabang dan Pemimpin Cabang Pembantu berupa Kendaraan sebagai sarana transportasi. c. Pengajuan rekomendasi atas calon pengurus dan Pejabat Eksekutif. 6. Strategi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Dalam rangka mewujudkan sistem perbankan yang sehat dan mendukung prinsip kehati-hatian dalam pelaksanaan operasional bank, pelaksanaan kerja Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) akan dilakukan pada setiap kantor. Pelaksanaan tugas Satuan SKAI mengacu pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999, tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan fungsi Audit Intern Bank Umum (SPFAIB), berdasarkan pada perencanaan kerja yang matang dan terarah dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan bank. Fungsi Satuan Kerja Audit Intern adalah membantu manajemen dalam pelaksanaan fungsi-fungsi audit dengan tujuan untuk memastikan terselenggaranya pelaksanaan operasional bank dengan baik serta pemantauan atas hasil audit. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) mewakili pandangan dan kepentingan profesinya melalui pemeriksaan secara on-site maupun secara off-site, serta memberikan saran perbaikan dan rekomendasi yang obyektif setiap temuan dalam segala aspek pemeriksaan kepada semua tingkatan manajemen, serta dapat mengidentifikasikan segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana bank. Strategi yang akan dilakukan agar kebijakan dan peraturan yang ada dilaksanakan dan diterapkan dengan baik, melalui: a. Pelaksanaan audit dilakukan berdasarkan audit berbasis risiko (risk based audit). b. Menambah jumlah dan kompetensi karyawan sesuai dengan pertumbuhan Bank khususnya di bidang SKAI. c. Peningkatan pemeriksaan auditor melalui pelatihan yang dilakukan secara berkesinambungan. d. Melakukan pemeriksaan pada kantor Bank dengan menetapkan prioritas cakupan audit. e. Mempersiapkan fungsi quality control pada setiap Kantor Cabang dan clearing & payment center. 7. Peningkatan Modal Bank Dengan semakin ketatnya persaingan perbankan pada tahun-tahun mendatang, serta makin terbatasnya jasa-jasa perbankan yang dapat diberikan oleh Bank kepada masyarakat, dimana dalam pengelolaan bank harus terus menerus menciptakan tata kelola yang baik, yang juga berdampak pula pada permodalan yang dimiliki yang pada akhirnya akan berdampak pada kepemilikan saham perbankan.
Bank MAS Annual Report 2013
22
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, untuk mempertahankan dan mengembangkan Bank MAS diperlukan tambahan modal, maka Bank MAS memilih PT Lumbung Artakencana yang merupakan salah satu Holding Company di kelompok usaha Wings dan pernah menjadi salah satu pemegang saham di perbankan (PT Bank Ekonomi Rahardja) dan memiliki reputasi yang baik serta permodalan yang baik untuk mengembangkan Bank MAS sesuai dengan visi dan misi Bank MAS yang berfokus pada Small Medium Enterprise (SME). PT Lumbung Artakencana membeli sebagian besar saham milik keluarga almarhum Sucahyo Winoto, dan menambahkan modal disetor sehingga menjadi pemegang saham pengendali terakhir di Bank MAS, kemudian Bank MAS dapat masuk kualifikasi sebagai bank Buku 2 (dua) Dengan Surat Gubernur Bank Indonesia No. 15/59/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 30 September 2013 hal : Keputusan Uji Kemampuan dan Kepatutan terhadap Calon Pengendali dan Pemegang Saham Pengendali Terakhir (PSPT) PT Bank Multiarta Sentosa maka PT Lumbung Artakencana telah disetujui sebagai Pemegang Saham Pengendali PT Bank Multiarta Sentosa melalui PT Danabina Sentana dan PT Multi Anekadana Sakti. Dengan masuknya kelompok usaha Wings melalui PT Lumbung Artakencana sebagai pemegang saham pengendali terakhir Bank MAS, diharapkan dapat mengembangkan Bank MAS dengan meningkatkan produk dan layanan yang ada seperti Anjungan Tunai Mandiri (ATM), internet banking, layanan devisa dan pembukaan cabang di sentra sentra ekonomi Indonesia, serta menjadi perusahaan publik dalam 5 (lima) tahun mendatang. Sejalan dengan pengalaman yang telah dimiliki kelompok usaha Wings di sektor SME, dimana hal ini juga seiringan dengan visi dan misi Bank MAS yang juga fokus di sektor SME, dimana potensi untuk sektor ini masih luas dan dengan pengalaman yang dimiliki sehingga Bank MAS ditahun mendatang dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap perkembangan dan pertumbuhan sektor SME tersebut, yang pada akhirnya akan memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia pada umumnya dan perekonomian daerah khususnya. PT Lumbung Artakencana telah melakukan setoran modal ke Bank MAS pada tanggal 16 Desember 2013 dengan prosentase kepemilikan di Bank MAS sebesar 77% melalui PT Danabina Sentana dan PT Multi Anekadana Sakti, sehingga modal Bank MAS bertambah sebesar Rp. 872.500 juta dan jumlah modal disetor akhir tahun 2013 menjadi sebesar Rp. 1.055.000 juta. Dengan reputasi dan nama baik dari kelompok usaha Wings yang sudah dikenal baik oleh masyrakat akan sangat mendukung pertumbuhan pendanaan maupun penyaluran kredit Bank MAS. Untuk mencapai dan mewujudkan pengembangan dan pertumbuhan sektor SME, Bank MAS juga mempersiapkan organisasi, infrastruktur, jaringan kantor, sumber daya manusia yang memadai dan kompeten pada bidang tersebut. Dengan adanya peningkatan modal dari PT Lumbung Artakencana maka alokasi modal inti terhadap jaringan kantor yang ada saat ini dan alokasi modal inti terhadap rencana jaringan kantor yang akan dibuka dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 sudah terpenuhi. Dimana direncanakan Bank MAS akan menambah 10 (sepuluh) kantor setiap tahun yang terdiri dari kantor cabang dan kantor cabang pembantu/kantor kas.
23
Bank MAS Annual Report 2013
Manajemen Risiko Pengelolaan usaha dibidang perbankan sangat rentan terhadap beberapa risiko, hal ini dikarenakan hampir disetiap proses kegiatan usaha bank termasuk pengembangannya baik produk maupun jasa terdapat unsur risiko yang melekat (inheren). Sehubungan dengan hal tersebut, Bank MAS secara berkesinambungan terus melakukan evaluasi terhadap mekanisme prosedur kerja, serta menyempurnakan kebijakan, sistem dan prosedur pengelolaan risiko, dengan tujuan penerapan manajemen risiko dapat berlangsung secara berkala dan terus menerus melalui tahapan proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian. Selain memenuhi ketentuan regulator, penerapan manajemen risiko di Bank MAS juga telah memberikan nilai kepada bisnis antara lain melalui peningkatan kualitas aset. a. Risk Governance Bank MAS Agar penerapan manajemen risiko dapat berjalan secara efektif, diperlukan suatu risk governance sebagai bagian dari sistem tata kelola perusahaan (corporate governance) yang fokus pada struktur, proses dan pendekatan pengelolaan risiko dalam upaya pencapaian tujuan bisnis. Risk Governance mengatur dengan jelas peran dan tanggung jawab, proses pengambilan keputusan, keterkaitan antar fungsi pengelolaan risiko, serta penetapan kebijakan yang memastikan bahwa risiko dikelola dengan baik. Risk Governance dijabarkan lebih detail melalui fungsi sebagai berikut: a. Fungsi Pengawasan. Menyetujui strategi dan kebijakan manajemen risiko serta memastikan bahwa penerapan manajemen risiko telah memadai dan sesuai dengan karakteristik, kompleksitas dan profil risiko. Bank dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Komite Pemantau Risiko. b. Fungsi Pengawasan dan Eksekusi. Bertanggung jawab menyusun strategi dan kebijakan manajemen risiko serta menerapkan manajemen risiko secara memadai dan sesuai dengan karakteristik, kompleksitas dan profil risiko Bank. c. Fungsi Eskalasi. Membantu Direksi dalam penetapan kebijakan, pengembangan dan implementasi pengelolaan risiko serta eskalasi permasalahan/keputusan kepada Direksi. d. Fungsi Implementasi dan Mekanisme Kontrol. Dalam mengimplementasikan pengelolaan risiko, sesuai dengan masing-masing perannya, Bank MAS menerapkan model Three Lines of Defense sebagai berikut: 1. Risk Owner (risk taking) mengelola risiko yang melekat di bisnis dan fungsinya masing-masing (day to day risk management and control). 2. Risk Control, menyusun framework, kebijakan prinsip dan metodologi pengelolaan risiko Bank. 3. Risk Assurance, menilai secara independen terhadap efektivitas proses penerapan manajemen risiko dan pengendalian intern.
Bank MAS Annual Report 2013
24
b. Proses Manajemen Risiko Bank MAS Proses manajemen risiko di Bank MAS terdiri dari 5 (lima) proses manajemen risiko yang menyeluruh, meliputi tata kelola manajemen risiko (governance), identifikasi dan pengukuran risiko, pemantauan risiko, pengendalian risiko serta keterbukaan kepada manajemen dan pihak eksternal (disclosure). Bank MAS risk management process, meliputi: a. Menerapkan pengendalian risiko secara efektif. b. Memantau kejadian risiko untuk mendeteksi dan mencegah kerugian. c. Mencegah bank dari kerugian yang tidak terduga melalui pengukuran risiko, yang mencakup: 1. Mengidentifikasi risiko pada proses dan aktivitas perbankan yang ada dan proses dan aktivitas perbankan baru. 2. Mengukur potensi risiko. 3. Mengukur kerugian aktual. d. Menyampaikan laporan risiko, yang mencakup: 1. Laporan manajemen risiko kepada Direksi. 2. Laporan informasi manajemen risiko kepada publik (disclosure). e. Menetapkan governance dan kebijakan manajemen risiko, yang mencakup: 1. Penetapan kerangka kerja manajemen risiko. 2. Penetapan risk appetite dan risk tolerance. 3. Penetapan pedoman penerapan manajemen risiko secara umum. Kedepan, secara bertahap Bank MAS akan meningkatkan penerapan Enterprise Risk Management baik dari Credit Risk, Market & liquidity Risk dan Operational Risk untuk mencakup risiko-risiko lainnya guna mengantisipasi perkembangan Bank MAS kedepannya. c. Permodalan Permodalan yang kuat sangat diperlukan untuk menunjang ekspansi bisnis dan mempertahankan market share, selain untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). Struktur permodalan Bank MAS secara individu didominasi oleh modal inti (99,31% dari total modal), yang terdiri dari modal disetor dan cadangan tambahan modal. Realisasi modal Bank MAS akhir tahun 2013 sebesar Rp.1.084.237 juta, dengan rasio KPMM sebesar 146,14% memenuhi ketentuan KPMM Bank Indonesia yang berdasarkan profil risiko minimal 10,00%. Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk menghitung rasio kecukupan modal tersebut dilakukan dengan metode sebagai berikut: 1. Risiko kredit dengan metode standar. 2. Risiko pasar dengan metode standar. 3. Risiko operasional dengan pendekatan indikator dasar. Berdasarkan jumlah modal dan ATMR serta hasil perhitungan rasio KPMM tersebut, posisi permodalan Bank MAS dapat dikategorikan sangat kuat dan mampu mendukung pertumbuhan bisnis Bank MAS saat ini maupun yang akan datang melalui ekspansi kredit dan bisnis yang berkualitas.
25
Bank MAS Annual Report 2013
d. Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko Penerapan manajemen risiko Bank MAS diatur dalam pedoman penerapan manajemen risiko secara umum yang mencakup 4 (empat) pilar sebagai berikut: 1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi. Pengawasan aktif Dewan Komisaris Bank MAS antara lain tercermin dari persetujuan dan evaluasi Dewan Komisaris atas kebijakan manajemen risiko yang disusun oleh Direksi, serta evaluasi pelaksanaan kebijakan manajemen risiko melalui forum rapat Direksi dan Komisaris secara berkala. Dalam pelaksanaannya, pengawasan aktif Dewan Komisaris tersebut juga didukung oleh Komite Pemantau Risiko. Pengawasan aktif Direksi Bank MAS antara lain dilaksanakan melalui penyusunan, penerapan serta evaluasi atas kebijakan dan prosedur manajemen risiko. Pelaksanaan pengawasan aktif juga dilakukan melalui forum rapat Direksi serta Komite Pemantau Risiko dan Komite Pemantau Audit. Sebagai bagian dari pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memadai merupakan salah satu aspek penting dalam penerapan manajemen risiko. Pemenuhan kualitas SDM tersebut antara lain dilakukan melalui pengembangan program pendidikan dan pelatihan karyawan seperti program Sertifikasi Manajemen Risiko serta program pelatihan/sosialisasi internal dengan materi manajemen risiko. Selain itu proses manajemen risiko, terus dilakukan pengembangan budaya risiko dengan tujuan agar segenap insan Bank MAS menyadari dan termotivasi untuk melakukan risk-return assessment secara optimal. 2. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Penerapan manajemen risiko yang efektif di Bank MAS didukung dengan kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang komprehensif. Kebijakan manajemen risiko di Bank MAS terdiri dari: a. Pedoman penerapan manajemen risiko secara Umum. b. Pedoman penerapan manajemen risiko untuk 8 (delapan) risiko yaitu risiko kredit, pasar, operasional, likuiditas, hukum, stratejik, kepatuhan dan reputasi. c. Pedoman penilaian profil risiko. d. Pedoman sistem pengendalian intern. Kebijakan manajemen risiko tersebut lebih rinci dijabarkan dalam Standard Operating Procedure (SOP) untuk delapan risiko. 3. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko. Proses manajemen risiko Bank MAS meliputi identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian terhadap 8 (delapan) risiko serta sistem informasi manajemen risiko. Bank mengidentifikasi risiko dengan menganalisis seluruh sumber risiko yang melekat pada bisnis (produk/portofolio/aktivitas) bank dan kemudian mengukur secara kuantitatif dan/atau kualitatif sesuai metode pengukuran yang ditetapkan oleh regulator atau metode alternatif seperti metode internal (khusus untuk pengukuran risiko kredit dan risiko pasar). Selanjutnya proses pemantauan risiko dilakukan oleh Risk Owner Unit dan Risk Control Unit, dan disajikan dalam laporan berkala seperti laporan profil risiko dan laporan pemantauan bulanan.
Bank MAS Annual Report 2013
26
Demikian pula untuk pengendalian risiko dilakukan oleh Risk Owner Unit bekerja sama dengan Risk Control Unit. Sistem informasi manajemen risiko Bank MAS digunakan untuk mendukung pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko. Bank MAS telah membangun beberapa aplikasi manajemen risiko, seperti Scoring System. 4. Sistem Pengendalian Intern. Sistem pengendalian intern dikembangkan dan diimplementasikan dengan menggunakan model Three Lines of Defense yang tediri atas: a. First Line of Defense: Risk Owner/Taking Unit. Pengendalian intern dilakukan dengan koordinasi antar-three lines of defense yang saling melengkapi, terkoordinasi dan terjalin komunikasi yang baik antar-line of defense. Risk Owner/Taking Unit merupakan unit yang melaksanakan aktivitas bisnis dan proses operasional bisnis sehari-hari sebagai first line of defense. Dalam implementasi di Bank MAS, unit ini sebagai risk owner atas aktivitas yang dilaksanakannya. Unit ini merupakan unit yang paling bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan pengendalian risiko atas aktivitas harian yang dilakukannya. b. Second Line of Defense: Risk Control Unit. Pada second line of defense atau risk control terdapat Direktur Kepatuhan yang membawahi Bagian Sistem Prosedur dan Kepatuhan, Bagian Manajemen Risiko dan Bagian Sumber Daya Manusia. c. Third Line of Defense: Risk Assurance Unit. Sebagai third line of defense atau risk assurance unit, Bank MAS memiliki Satuan Kerja Audit Internal yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Risk Assurance memastikan bahwa kebijakan dan prosedur manajemen risiko telah memadai dan penerapan manajemen risiko telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku (termasuk melakukan kaji ulang secara berkala terhadap penerapan manajemen risiko) serta verifikasi kecukupan dan akurasi informasi. e. Penerapan Manajemen Risiko Bank MAS untuk masing-masing Risiko Sesuai dengan kriteria penerapan manajemen risiko, sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Dalam mengelola risiko secara komprehensif dan efektif diperlukan infrastruktur risiko yang mencakup tata kelola dan organisasi (termasuk SDM), kebijakan dan prosedur, proses manajemen risiko, perangkat dan metode pengukuran (termasuk kuantifikasi model risiko), yang didukung oleh Teknologi Informasi dan Budaya Risiko yang kuat. Maka pengelolaan dan pengendalian risiko Bank MAS mencakup 8 (delapan) risiko, yang terdiri dari: 1. Risiko Kredit Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Selama tahun 2013 Bank MAS berhasil mengelola dan membatasi risiko kreditnya dengan baik dimana portofolio kredit tumbuh dan namun rasio kredit bermasalah secara gross (Gross Non Performing Loan) terkendali. Tata Kelola dan Organisasi Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kredit, proses analisa kredit memisahkan fungsi antara unit bisnis (Bagian Marketing) dengan unit risiko/fungsi analisa kredit (Bagian Analisa Kredit). Selanjutnya, proses persetujuan kredit dilakukan dalam Komite Kredit yaitu forum bersama Pejabat pemutus kredit yang berwenang memutus kredit sesuai dengan limit yang ditetapkan. Unit bisnis dan unit risiko bisnis berperan sebagai first line of defence atau risk owner yang mengelola dan mengendalikan risiko kredit pada kegiatan operasional harian unit tersebut.
27
Bank MAS Annual Report 2013
Sedangkan untuk second line of defense atau risk control telah diatur kebijakan terhadap proses kredit oleh Bagian Sistem Prosedur dan Kepatuhan serta internal scoring system oleh Bagian Manajemen Risiko sesuai dengan limit yang telah ditentukan. Kebijakan dan Prosedur Dalam rangka mendukung target bisnis dengan tetap menjaga kualitas portofolio, Bank MAS telah memiliki Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) sebagai panduan kebijakan terkait aktivitas perkreditan. Kebijakan Perkreditan Bank ini diterjemahkan menjadi Kebijakan Perkreditan yang diputus oleh Forum Komite Risiko dan atau Keputusan Direksi serta dituangkan dalam Standard Operating Procedure (SOP) yang lebih detil. Proses Proses manajemen risiko kredit berlangsung secara berkesinambungan dalam suatu proses identifikasi, pengukuran, pemantauan hingga pengendalian. Pada tataran eksposur individu, proses manajemen risiko kredit dilaksanakan oleh unit bisnis dan unit risiko bisnis melalui identifikasi (antara lain verifikasi kebenaran data), pengukuran (menggunakan perangkat analisa kredit), pemantauan (melalui kunjungan berkala kepada nasabah dan review rating nasabah) dan pengendalian (antara lain melalui penetapan limit-limit). Sedangkan pada tataran eksposur portofolio, eksposur kredit senantiasa dipantau dan dilaporkan secara berkala kepada manajemen antara lain melalui Laporan Portofolio Pinjaman, melakukan evaluasi atas pencapaian target, penetapan langkah-langkah dan koordinasi tindak lanjut perbaikan, serta evaluasi atas efektivitas langkah-langkah perbaikan yang telah dilakukan. Perangkat dan Metode Untuk mendukung proses bisnis dan pengelolaan risiko kredit, Bank MAS masih menggunakan beberapa perangkat manajemen risiko kredit yang ada baik pada tataran eksposur portofolio maupun individu, seperti Scoring System. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Penurunan nilai adalah suatu kondisi dimana nilai tercatat dari suatu aset melebihi dari nilai yang dapat dipulihkan dari aset yang bersangkutan. Bank MAS melakukan evaluasi penurunan nilai terbatas pada eksposur kredit yang mengalami penurunan nilai, berdasarkan ketentuan yang berlaku, seperti bukti objektif. Bukti objektif tersebut adalah bukti terjadinya peristiwa yang merugikan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Adapun bukti objektif aset keuangan terjadi penurunan nilai sebagai berikut: a. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau debitur. b. Pelanggaran kontrak yaitu terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran kewajiban debitur baik pokok, bunga dan denda. c. Bank MAS dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan keuangan tersebut. d. Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya.
Bank MAS Annual Report 2013
28
e. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan. f. Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset keuangan tersebut, meskipun penurunan belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset keuangan tersebut. Apabila nilai tercatat aset keuangan tersebut lebih besar daripada nilai yang dapat dipulihkan (recoverable amount) maka atas aset tersebut dibentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Adapun assessment penurunan nilai (perhitungan CKPN) di Bank MAS menggunakan 2 (dua) metode yaitu assessment secara individual dan assessment secara kolektif. Perhitungan CKPN dilakukan secara individual apabila suatu aset keuangan yang signifikan mempunyai bukti obyektif mengalami penurunan nilai. Aset yang dikategorikan sebagai signifikan adalah aset keuangan dari segmen Korporasi dan Usaha Menengah, serta kepemilikan surat berharga. CKPN secara individual dihitung dengan menggunakan metode nilai kini dari estimasi arus kas suatu aset keuangan. Proses estimasi arus kas untuk pinjaman dilakukan langsung oleh pejabat yang mengelola masing-masing debitur. CKPN secara kolektif dihitung dengan menggunakan data kerugian historis (perhitungan incurred loss berdasarkan estimasi probability of default dan loss given default) dari masing-masing kelompok kredit yang diberikan. Perhitungan CKPN secara kolektif dilakukan terbatas pada eksposur kredit, yang: a. Tidak dievaluasi secara individual, seluruh eksposur kredit. b. Tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai dari aset keuangan yang dievaluasi, yaitu pinjaman dalam segmen korporasi dan usaha menengah yang tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai. c. Terdapat bukti obyektif penurunan nilai dari eksposur kredit yang dievaluasi secara individual namun tidak terdapat kerugian penurunan nilai. Dalam perhitungan CKPN secara kolektif ini, metode perhitungan PD dan LGD untuk CKPN Kolektif tersebut menggunakan migration analysis dengan periode observasi data selama 3 (tiga) tahun. Penerapan pengukuran risiko kredit dengan pendekatan standar penggunaan peringkat dari Lembaga Pemeringkat Eksternal. Kebijakan penggunaan peringkat dalam perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/6/DPnP tanggal 18 Februari 2011 yaitu: a. Peringkat suatu perusahaan hanya berlaku untuk perusahaan tersebut sehingga walaupun berada dalam satu kelompok usaha peringkat suatu perusahaan tidak dapat digunakan untuk menetapkan bobot risiko dari perusahaan lain. b. Peringkat domestik (Pefindo, Fitch Indonesia dan ICRA Indonesia) hanya digunakan untuk penetapan bobot risiko tagihan dalam mata uang Rupiah sedangkan peringkat internasional (Moodys, S&P dan Fitch) digunakan untuk penetapan bobot risiko tagihan dalam valuta asing.
29
Bank MAS Annual Report 2013
c. Penetapan bobot risiko atas tagihan dalam bentuk surat berharga didasarkan pada peringkat dari surat berharga dimaksud (issue rating). Dalam hal surat berharga tidak memiliki peringkat maka penetapan bobot risiko didasarkan pada bobot risiko dari tagihan tanpa peringkat. Penetapan bobot risiko atas tagihan dalam bentuk selain surat berharga, didasarkan pada peringkat debitur (issuer rating). Apabila tagihan dalam bentuk selain surat berharga tidak memiliki peringkat maka penetapan bobot risiko didasarkan pada bobot risiko dari tagihan tanpa peringkat. d. Peringkat jangka pendek digunakan untuk penetapan bobot risiko dari surat berharga yang memiliki peringkat jangka pendek dan diterbitkan oleh pihak yang termasuk dalam cakupan tagihan kepada bank atau tagihan kepada korporasi. Dalam hal tagihan jangka pendek tidak mempunyai peringkat jangka pendek maka penetapan bobot risiko menggunakan peringkat jangka panjang. e. Apabila suatu eksposur mempunyai lebih dari satu peringkat yang eligible maka yang digunakan adalah peringkat yang memberikan bobot risiko terendah kedua. Dalam hal ini apabila hanya terdapat dua peringkat maka yang digunakan adalah peringkat yang terendah. Penentuan bobot risiko berdasarkan peringkat ekposur sebagaimana tersebut di atas hanya diberlakukan untuk kategori portofolio sebagai berikut: a. Tagihan kepada Pemerintah Negara lain. b. Tagihan kepada Entitas Sektor Publik. c. Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional. d. Tagihan kepada Bank (Jangka Panjang dan Jangka Pendek). e. Tagihan kepada Korporasi (Jangka Panjang dan Jangka Pendek). Peringkat yang digunakan adalah peringkat terkini yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia sesuai Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui Bank Indonesia. Daftar lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui sebagaimana diakses pada website Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2012 sebagai berikut: a. Fitch Ratings. b. Moodys Investor Service. c. Standard and Poors. d. PT Fitch Ratings Indonesia. e. PT ICRA Indonesia. f. PT Pemeringkat Efek Indonesia. Penerapan Teknik Mitigasi Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar Jenis agunan utama yang diterima dalam rangka mitigasi risiko kredit adalah objek yang dibiayai oleh Bank. Sedangkan sebagai pelengkap, Bank dapat menerima agunan tambahan. Jenis agunan utama dan tambahan pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi: a. Agunan, yang dapat berupa aset fisik (tanah, bangunan, mesin, peralatan, dan lain sebagainya) maupun aset keuangan (cash collateral, marginal deposit, emas, piutang, surat hutang maupun surat berharga lainnya). Dalam teknik mitigasi risiko kredit, aset fisik tidak diperhitungkan sebagai teknik mitigasi risiko kredit.
Bank MAS Annual Report 2013
30
b. Garansi, yang diterima dari Pemerintah Republik Indonesia, bank koresponden maupun perusahaan Asuransi. Dalam teknik mitigasi risiko kredit, garansi yang diperhitungkan hanya garansi yang diterbitkan oleh pihak yang termasuk dalam cakupan kategori tagihan kepada Pemerintah Indonesia, tagihan kepada Pemerintah Negara Lain, tagihan kepada bank serta lembaga penjaminan/asuransi dengan memperhatikan pemenuhan persyaratan garansi dan penerbit garansi. c. Asuransi Kredit yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi dengan memperhatikan pemenuhan persyaratan polis asuransi, penerbit asuransi dan kategori portofolio penerima asuransi. Bank MAS mengatur kebijakan, prosedur dan proses untuk menilai dan mengelola agunan berdasarkan jenis eksposur dan skim pembiayaan yang diberikan. Penilaian kecukupan agunan yang diterima telah memperhitungkan adanya cash equivalent value. Untuk eksposur kredit (loan), penilaian agunan harus dilakukan minimum setiap 24 bulan. Penerbit jaminan/garansi yang diakui dalam perhitungan teknik mitigasi risiko kredit pada umumnya adalah bank koresponden yang memenuhi persyaratan sebagai prime bank ataupun berstatus Badan Usaha Milik Negara. Penggunaan garansi sebagai salah satu bentuk teknik mitigasi risiko masih terbatas pada transaksi jasa perdagangan. Pengungkapan tagihan bersih bank secara individu dan konsolidasi berdasarkan bobot risiko setelah memperhitungkan dampak mitigasi risiko kredit. Eksposur Sekuritisasi Bank tidak memiliki eksposur yang menimbulkan risiko kredit akibat kegagalan setelmen, sekuritisasi dan unit usaha syariah. 2. Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar. Sebagian besar risiko pasar trading book bersumber dari aktivitas bisnis treasuri dalam negeri dan luar negeri, sementara risiko pasar banking book, khususnya interest rate risk in banking book dan Posisi Devisa Neto (PDN) bersumber dari seluruh aktivitas perusahaan. Namun untuk saat ini Bank MAS belum melakukan pengukuran terhadap risiko pasar sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, hal tersebut dikarenakan Bank MAS bukan Bank Devisa dan tidak memiliki instrumen keuangan berupa surat berharga dan atau transaksi derivatif suku bunga dalam trading book sebesar Rp.25.000.000.000 (dua puluh lima milyar rupiah) atau lebih. Tata Kelola dan Organisasi Dalam rangka pengembangan organisasi yang independen dan obyektif, organisasi Treasuri dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu dealer dan settlement. Dealer melakukan aktivitas bisnis dan berhubungan dengan bank lain. Dalam melakukan aktivitasnya, Bagian Treasuri dibatasi dengan risk tolerance dan risk limit yang ditetapkan oleh unit independen yaitu Bagian Manajemen Risiko, Bagian Sistem dan Prosedur serta Kepatuhan.
31
Bank MAS Annual Report 2013
Settlement melakukan aktivitas penyelesaian atas aktivitas bisnis yang dilakukan oleh dealer, sedangkan aktivitas pembukuan dan settlement dilakukan oleh Bagian Operasional sebagai back office. Kebijakan dan Prosedur Dalam rangka mendukung target bisnis dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, Bank MAS telah memiliki pedoman kebijakan dan prosedur Bagian Treasuri. Proses Identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko pasar dilakukan oleh Bagian yang independen dari unit bisnis. Identifikasi risiko pasar terutama dilakukan untuk setiap produk atau aktivitas baru. Bank MAS melakukan pengukuran risiko pasar dengan menggunakan metode standar dan metode internal. Metode Standar digunakan untuk menghitung Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) risiko pasar, sementara pengelolaan risiko pasar terutama menggunakan model internal (value at risk). Cakupan portofolio yang dihitung dalam KPMM dengan menggunakan metode standar adalah portofolio trading book dan banking book untuk risiko nilai tukar. Eksposur risiko pasar (value at risk) senantiasa dipantau secara harian dan disampaikan kepada manajemen secara mingguan dan bulanan. Perangkat dan Metode Untuk mendukung proses bisnis dan sejalan dengan pengelolaan risiko pasar, Bank MAS hanya melihat kepada data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Untuk mengelola potensi kerugian Risiko Pasar telah ditetapkan limit-limit sebagai berikut: a. Value at risk limit (VaR Limit) yang merupakan maksimum potensi kerugian yang mungkin terjadi pada waktu tertentu di masa datang dengan tingkat kepercayaan tertentu. b. Loss limit yang dipergunakan untuk membatasi realisasi kerugian aktivitas bisnis. c. Limit pembelian surat berharga yang digunakan untuk membatasi konsentrasi pembelian surat berharga korporat berdasarkan rating dan jenis mata uang surat berharga. d. Asset and Liability repricing gap limit untuk membatasi risiko suku bunga dalam banking book. 3. Risiko Operasional Risiko Operasional adalah risiko akibat ketidak cukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Dengan meningkatnya keragaman dan kompleksitas produk serta aktivitas perbankan yang ditawarkan kepada nasabah, perkembangan sistem dan teknologi pendukung yang sangat cepat serta meningkatnya ekspektasi nasabah akan pelayanan yang diberikan oleh bank maka pengelolaan risiko operasional menjadi hal yang sangat penting.
Bank MAS Annual Report 2013
32
Tata Kelola dan Organisasi Tata kelola manajemen risiko operasional telah diimplementasikan di segenap unit bisnis dan unit pendukung sebagai risk owner atau risk taking unit yang merupakan first line of defense. Implementasi tersebut didukung dengan pertahanan second line of defense yang dijalankan oleh Bagian Manajemen Risiko serta Bagian Sisdur dan Kepatuhan sebagai risk control unit dan third line of defence yaitu Bagian Satuan Kerja Audit Internal sebagai risk assurance unit. Kebijakan dan Prosedur Bagian Manajemen Risiko telah memiliki kebijakan manajemen risiko operasional untuk mendukung implementasi manajemen risiko operasional pada segenap unit, yang dijabarkan lebih rinci dalam Standard Operating Procedure transaksi dan operasional yang prudent untuk menjalankan aktivitas bisnis sehari-hari. Proses Proses manajemen risiko operasional Bank MAS terdiri dari 5 (lima) proses utama yang berkesinambungan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yaitu identifikasi, penilaian, pengukuran, pemantauan dan pengendalian. a. Identifikasi Risiko Mekanisme identifikasi risiko operasional dilakukan dengan menerapkan pengelompokkan atas proses kerja/aktivitas masing-masing unit untuk menangkap potensi risiko operasional. b. Penilaian Risiko Dilakukan oleh masing-masing unit pemilik risiko melalui metode report operational risk mencakup peristiwa/kejadian penilaian atas dampak, frekuensi dan penyebab risiko serta solusinya. c. Pengukuran Risiko Sesuai dengan aturan Bank Indonesia, pengukuran risiko operasional menggunakan pendekatan indikator dasar (basic indicator approach). d. Pemantauan Risiko Dilakukan oleh Bagian Manajemen Risiko dengan melakukan evaluasi dan feedback atas penilaian risiko berdasarkan hasil self assessment. e. Pengendalian Risiko Mekanisme mitigasi risiko operasional tergambar pada proses pengendalian internal, dengan terus melakukan pengukuran hingga melakukan penyempurnaan kebijakan risiko operasional yang meliputi prosedur pengendalian, penyelesaian transaksi, akuntansi, penyimpanan aset, penyediaan produk dan pencegahan (fraud). Perangkat dan Metode Untuk membantu proses pengelolaan risiko operasional yang dilakukan oleh setiap unit kerja bank, bank telah terus mengembangkan kertas kerja perangkat manajemen risiko operasional (operational risk management tool). Business Continuity Management Gangguan atau bencana yang diakibatkan oleh faktor alam, perbuatan manusia, maupun sistem dapat terjadi pada fungsi-fungsi usaha yang kritikal sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas bisnis dan layanan Bank MAS.
33
Bank MAS Annual Report 2013
Untuk mengantisipasi kejadian tersebut maka Bank MAS telah menerapkan Manajemen Keberlangsungan Usaha/Business Continuity Management (BCM) yang diharapkan dapat meminimalisir risiko operasional pada saat terjadinya kondisi darurat atau bencana. Pengembangan perangkat tersebut sejalan dengan peraturan Bank Indonesia yang mewajibkan bank untuk melaksanakan proses pengendalian risiko untuk mengelola risiko yang dapat membahayakan kelangsungan usaha bank serta selaras dengan persyaratan pada dokumen Basel II yang mewajibkan bank untuk memiliki rencana keberlangsungan usaha dan rencana darurat (business continuity management dan contingency management), guna memastikan kemampuan bank untuk dapat tetap beroperasi dan membatasi kerugian jika terjadi gangguan terhadap aktivitas bisnisnya. Tata Kelola dan Organisasi Dalam kondisi bencana (disaster), Bank MAS telah menyiapkan organisasi spesifik yang terdiri dari Kepala Divisi sebagai koordinator penanggulangan bencana yang memiliki level kewenangan dan efektif sejak Crisis Management Team (CMT) yang beranggotakan Direksi menyatakan kondisi status bencana. Kebijakan dan Prosedur Terkait dengan implementasi business continuity plan (BCP), Bank MAS telah menetapkan Kebijakan Rencana Penanggulangan Bencana, panduan penyusunan, pengujian dan pemeliharaan BCP serta penyusunan standarisasi petunjuk (signage) keselamatan gedung. Selain itu Bank MAS juga telah memiliki Gedung BCP di tempat tertentu, sebagai lokasi alternatif untuk kelangsungan bisnis bank apabila terjadi bencana pada Kantor Pusat sehingga aktivitas operasional pada Kantor Pusat tidak dapat dilakukan. Proses Setiap langkah recovery strategy dan proses recovery yang dilaksanakan dipantau dan dilaporkan ke Crisis Management Team (CMT) sampai kondisi dinyatakan normal kembali. Untuk memastikan tingkat kesiapan dan evaluasi Business Continuity Plan (BCP), Bank MAS telah melakukan pengujian atas implementasi BCP di seluruh unit operasional. Hal ini dilakukan secara rutin tiap tahun untuk mengetahui tingkat kesiapan masing-masing unit, ditinjau dari segi organisasi maupun infrastruktur BCP yang dimilikinya. Hasil dari evaluasi dan pengujian rutin tersebut terlihat dari penanganan yang sistematis dan terarah dalam menghadapi bencana baik yang disebabkan oleh manusia, alam, maupun oleh sistem sehingga aktivitas operasional Bank MAS di lokasi bencana dapat tetap berjalan pada tingkatan tertentu walaupun beberapa sarana dan prasarana penunjang aktivitas bisnis mengalami gangguan. Perangkat dan Metode Perangkat BCM dilengkapi berbagai tools analysis untuk mengevaluasi dampak, Business Impact Analysis (BIA), Recovery Time Analysis (RTA), recovery tools dan berbagai recovery Standard Operating Procedure (SOP) bagi setiap unit. Selain itu, Bank MAS telah memiliki gedung BCP yang berlokasi di tempat tertentu, sebagai alternatif kelangsungan bisnis bank jika terjadi bencana (disaster) di Kantor Pusat Bank MAS. Gedung BCP tersebut dilengkapi dengan disaster recovery center, back-up infrastucture dan backup Peralatan Komputer yang dibutuhkan dalam penanggulangan bencana.
Bank MAS Annual Report 2013
34
4. Risiko Likuiditas Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Pengelolaan risiko likuiditas ini bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan ketidakmampuan bank dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas dan membangun kekuatan likuiditas struktural neraca bank untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan. Tata Kelola dan Organisasi Manajemen risiko likuiditas dilakukan oleh Divisi Keuangan dan Treasuri. Kebijakan manajemen risiko likuiditas beserta standard operating procedure disusun oleh Bagian Sisdur dan Kepatuhan, selanjutnya dilaksanakan oleh Divisi Treasuri yang dijabarkan kedalam manajemen strategi likuiditas. Bagian Manajemen Risiko juga melakukan monitoring terhadap pelaksanaan manajemen likuiditas yang dilakukan oleh Divisi Treasuri tersebut. Kebijakan dan Prosedur Bagian Sisdur dan Kepatuhan menyusun kebijakan manajemen risiko likuiditas berupa pedoman pelaksanaan manajemen risiko likuiditas, yang lebih lanjut dijabarkan ke dalam standard operating procedure panduan pelaksanaan manajemen risiko likuiditas, antara lain berupa: 1. Ketersediaan alat likuid, giro wajib minimum, secondary reserve, indikator peringatan dini dan lain-lain. 2. Pengukuran risiko likuiditas: rasio likuiditas, proyeksi arus kas, profil maturitas, stress testing dan lain-lain. 3. Pemantauan. 4. Pengendalian. 5. Penetapan limit likuiditas. Proses Selain menjaga dan mempertahankan primary reserves, Bank MAS juga menjaga dan mempertahankan secondary reserves untuk memastikan likuiditas berada pada level yang aman. Penetapan dan pemantauan limit yaitu limit secondary reserve ideal (SR Ideal) yang secara berkala oleh Bagian Manajemen Risiko. Sedangkan ketersediaan atas keseluruhan reserves dipantau secara harian, mingguan dan bulanan oleh Divisi Treasuri. Perangkat dan Metode Dalam mengelola risiko likuiditas, Bank MAS menggunakan proyeksi arus kas harian dan profil maturitas bulanan, baik secara kontraktual maupun behavioral, agar dapat menetapkan strategi yang sesuai dan akurat untuk mengantisipasi kondisi likuiditas bank di masa mendatang. Perhitungan profil maturitas tersebut sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Indikator Peringatan Dini Indikator peringatan dini dijabarkan dalam indikator secondary reserve pada kondisi normal atau kondisi tight baik untuk Rupiah maupun valuta asing, antara lain dengan melihat tren tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) Rate, JIBOR, SIBOR, LIBOR, suku bunga rata-rata Deposito bank pesaing yang naik signifikan sesuai batasan yang telah ditetapkan, tren dana nasabah besar yang masuk dalam 10 besar yang cenderung menurun secara signifikan sesuai batasan yang telah ditetapkan, dan lain-lain.
35
Bank MAS Annual Report 2013
Penetapan SR Ideal dalam kondisi tight dapat dipertimbangkan apabila salah satu kondisi/indikator atau parameter terjadi. Penetapan dilakukan oleh Divisi Treasuri selaku unit bisnis dengan berpedoman pada indikator-indikator di atas atau hal-hal lain sesuai dengan adjustment Divisi Treasuri dan selanjutnya diinformasikan kepada Direksi. Selanjutnya penetapan tersebut akan memberlakukan liquidity contigency plan (LCP) SR Ideal yang tight. Indikator-indikator di atas dapat di-review sesuai perkembangan kondisi eksternal maupun internal yang dipicu oleh perkembangan ekonomi baik nasional, regional maupun global oleh Bagian Manajemen Risiko. 5. Risiko Hukum Risiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Tata Kelola dan Organisasi Manajemen risiko hukum dilakukan oleh Bagian Legal dan Administrasi Kredit, dibawah pengawasan Direktur Utama. Bagian Legal dan Administrasi Kredit berfungsi sebagai legal watch yang menyediakan analisis/advis hukum kepada seluruh unit kerja pada setiap jenjang organisasi. Dalam hal bank akan mengeluarkan produk/aktivitas baru, Bagian Legal bekerja sama dengan Bagian Manajemen Risiko dan Bagian terkait untuk menilai dampak produk/aktivitas baru tersebut terhadap eksposur risiko hukum dan merekomendasikan mitigasi risikonya. Selain itu, secara berkala Bagian Legal bekerjasama dengan Bagian Manajemen Risiko dalam menilai dan memantau secara berkala implementasi manajemen risiko hukum. Kebijakan dan Prosedur Implementasi manajemen risiko hukum mengacu pada pedoman penerapan manajemen risiko hukum serta kebijakan dan prosedur terkait lainnya. Proses Proses manajemen risiko hukum dilakukan melalui penilaian/assessment berupa kajian yuridis atas produk dan aktivitas baru atau penambahan/perubahan fitur produk dan aktivitas bank yang sudah ada saat ini, serta advis hukum dan/atau pendampingan hukum terkait aktivitas operasional Divisi/Satuan/Unit/Proyek/Cabang/Sentra Kredit. Dalam melakukan pengelolaan risiko hukum, Bagian Legal dan Administrasi Kredit bekerja sama dengan Bagian Manajemen Risiko juga melakukan review secara berkala terhadap kontrak dan perjanjian/agreement antara bank dengan pihak lain, khususnya untuk perjanjian non standar atau perjanjian yang belum dibakukan dalam pedoman perusahaan. 6. Risiko Strategis Risiko Strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Tata Kelola dan Organisasi Pengelolaan manajemen risiko strategis dilakukan oleh Divisi Keuangan dan Treasury, di bawah pengawasan aktif Direktur Utama. Manajemen risiko strategis dilakukan melalui serangkaian proses perencanaan strategis (planning and budgeting) yang mencakup penyelarasan strategi perusahaan dengan strategi unit serta cascading target bankwide menjadi target unit.
Bank MAS Annual Report 2013
36
Dokumen perencanaan strategis meliputi: a. Corporate Plan, disusun 3 (tiga) tahun sekali. b. Kebijakan Umum Direksi (KUD), disusun 1 (satu) tahun sekali. c. Business Plan (BP), disusun 1 (satu) tahun sekali. Mekanisme penyusunan dokumen perencanaan strategis yaitu corporate plan disusun sebagai acuan penetapan target dan strategi Kebijakan Umum Direksi dan selanjutnya Kebijakan Umum Direksi tersebut akan menjadi panduan dalam penyusunan business plan perusahaan. Tahap berikutnya, Kebijakan Umum Direksi dan business plan perusahaan akan menjadi acuan penyusunan business plan seluruh kantor, melalui mekanisme tersebut, dapat dipastikan bahwa proses alignment strategi akan tetap terjaga mulai dari level corporate sampai dengan level cabang (unit terendah). Kebijakan dan Prosedur Implementasi manajemen risiko stratejik mengacu pada pedoman penerapan manajemen risiko stratejik serta kebijakan dan prosedur terkait lainnya. Proses Proses manajemen risiko stratejik yang efektif dibutuhkan dalam mengidentifikasi dan merespon perubahan lingkungan bisnis eksternal maupun internal. Dokumen business plan yang disusun 3 (tiga) tahun sekali, wajib di-review setiap tahun untuk disesuaikan dengan perubahan lingkungan yang ada. Demikian pula dengan dokumen Kebijakan Umum Direksi serta business plan perusahaan dan unit dapat di-review pada Semester I dan bahkan jika terjadi perubahan lingkungan yang signifikan dapat di-review dalam waktu yang lebih pendek. Mekanisme untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana bisnis yang ditetapkan dilakukan dengan membandingkan target dengan realisasi bisnis perusahaan secara bulanan, triwulanan, dan semesteran, yaitu: a. Pemantauan untuk mengevaluasi kinerja dan strategi perusahaan (bankwide) dilakukan secara bulanan. b. Pemantauan kinerja seluruh kantor dilakukan secara bulanan. c. Pemantauan pencapaian kinerja perusahaan dan seluruh unit dilakukan secara semesteran dalam forum business review di Kantor Pusat dan Kantor Wilayah. 7. Risiko Kepatuhan Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Tata Kelola dan Organisasi Manajemen risiko kepatuhan dilakukan oleh Divisi Kepatuhan, di bawah pengawasan aktif Direktur Kepatuhan. Kebijakan dan Prosedur Implementasi manajemen risiko kepatuhan mengacu pada pedoman penerapan manajemen risiko kepatuhan serta kebijakan dan prosedur terkait lainnya.
37
Bank MAS Annual Report 2013
Proses Dalam rangka efektivitas pelaksanaan fungsi kepatuhan untuk mendukung pertumbuhan bisnis Bank MAS yang sehat dan berkelanjutan, Divisi Kepatuhan melakukan proses manajemen risiko kepatuhan berupa aktivitas-aktivitas sebagai berikut: a. Pemberian Pendapat/Analisis Kepatuhan. Untuk memastikan penyusunan kebijakan dan prosedur telah sesuai dengan standar yang berlaku secara umum, ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, dilakukan hal-hal berikut ini: 1. Melakukan pendapat terhadap rancangan kebijakan dan prosedur yang diajukan oleh unit organisasi pembuat kebijakan. 2. Memberikan pendapat kepatuhan dan atau manajemen risiko. 3. Melakukan analisis dampak peraturan eksternal. 4. Melakukan review terhadap kecukupan kebijakan. 5. Melakukan analisa kepatuhan terhadap rancangan produk/aktivitas baru. b. Review Preventif. Divisi Kepatuhan melakukan serangkaian upaya yang bersifat preventif melalui penilaian kepatuhan (compliance review): 1. Credit Compliance Review (CCR) atas usulan perangkat aplikasi kredit (PAK). 2. Compliance review atas usulan dokumen pengadaan barang dan jasa. c. Review Kegiatan Usaha Bank. Dalam rangka memastikan kegiatan usaha yang dilakukan bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Divisi Kepatuhan melalui compliance officer (CO) di seluruh Divisi/ Kantor Wilayah/ Cabang/ Sentra Kredit melakukan review atas pelaksanaan kegiatan operasional dan memberikan rekomendasi perbaikan kualitas sistem internal kontrol dan manajemen risiko. Adapun jenis review terbagi atas: 1. Review secara berkala atas kegiatan usaha berdasarkan tingkat risiko (risk mapping) pada setiap unit (Divisi/Kantor Cabang/Bagian). 2. Review issue, dilakukan apabila terdapat issues tertentu yang memerlukan tindak lanjut dengan segera. Mekanisme pemantauan dan pengendalian Risiko Kepatuhan merupakan bagian dari proses tata kelola - aktivitas kepatuhan 2013. 8. Risiko Reputasi Risiko Reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank. Tata Kelola dan Organisasi Manajemen risiko reputasi dilakukan oleh Divisi Kepatuhan, Sekretaris dan Bagian Legal dengan tanggung jawab kepada Direktur Utama. Beberapa hal yang dilakukan dalam mengelola risiko reputasi yaitu Divisi Kepatuhan dan Kesekretariatan melakukan manajemen pemberitaan (news management), bekerjasama dengan Bagian Marketing dan Bagian Operasional untuk melakukan pengelolaan dalam monitoring opini/komentar di new media atau sosial media terhadap komplain/keluhan nasabah.
Bank MAS Annual Report 2013
38
Kebijakan dan Prosedur Implementasi manajemen risiko reputasi mengacu pada pedoman penerapan manajemen risiko Reputasi serta kebijakan dan prosedur terkait lainnya. Proses Proses yang dilakukan dalam mengelola risiko reputasi yaitu: a. Evaluasi secara harian, mingguan, bulanan, triwulan dan tahunan atas risiko reputasi yang dihadapi Bank MAS yang dituangkan dalam laporan media monitoring. b. Pengklasifikasian media massa yang ada kedalam beberapa kelompok sesuai dengan sirkulasi dan cakupan geografis. Masing-masing kelompok media ini ditangani secara berbeda sesuai dengan dampak risiko reputasi yang ditimbulkannya. c. Standardisasi kompetensi staf kehumasan/hubungan media di Kantor Cabang/Bagian agar memiliki kemampuan dan kepekaan merespon isu dan opini yang berkembang di daerah. d. Monitoring dan evaluasi atas komentar, keluhan, dan masukan yang berkembang di new media atau sosial media, dan pemilihan strategi merespon opini yang berkembang di sosial media. e. Menetapkan Service Level Agreement (SLA) sebagai standar kecepatan melakukan respon atas komplain nasabah. f. Pengukuran dan pemantauan jumlah komplain dan tingkat penyelesaian komplain. Pengelolaan risiko reputasi pada saat krisis dilakukan melalui penetapan standar crisis contingency plan yang akan diimplemetasikan ketika terjadi krisis dari skala ringan hingga skala berat. Crisis contegency plan tersebut, terdiri dari: a. Review masalah atau kronologis. b. Alur informasi. c. Penentuan personal in charge. d. Penetapan juru bicara. e. Jadwal aktivitas penanganan krisis. f. Alternatif strategi komunikasi. f. Penerapan Manajemen Risiko Konsolidasi Dalam framework manajemen risiko di Bank MAS telah mengimplementasikan 4 (empat) pilar penerapan manajemen risiko yaitu: 1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi antara lain tercermin dari pembentukan Komite Manajemen Risiko pada level Komisaris maupun Direksi. Terdapat 2 (dua) Komite Manajemen Risiko pada level Direksi yang beranggotakan Direksi dan pemimpin Divisi terkait yaitu Komite Kebijakan Kredit dan Komite Manajemen Risiko serta Komite Asset & Liability Management (ALMA). Pengawasan aktif Dewan Komisaris juga tercermin dari persetujuan serta evaluasi yang dilakukan atas kebijakan dan pertanggungjawaban Direksi sehubungan dengan pelaksanaan manajemen risiko. Direksi bertanggung jawab terhadap penetapan kebijakan dan strategi manajemen risiko serta mengimplementasikannya dalam aktivitas sehari-hari. Struktur organisasi satuan kerja manajemen risiko membidangi pengelolaan risiko pembiayaan, risiko pasar, operasional dan lainnya serta pengelolaan integrasi risiko.
39
Bank MAS Annual Report 2013
2. Kecukupan kebijakan prosedur dan penetapan limit. Kebijakan Manajemen Risiko Bank MAS telah disesuaikan dengan masing-masing risiko dan dijabarkan secara detail dalam prosedur dan petunjuk pelaksanaan serta limit-limit yang menjadi dasar dalam menjalankan aktivitas bisnis. 3. Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian serta Sistem Informasi Manajemen Risiko. Proses manajemen risiko antara lain tercermin dalam parameter profil risiko, laporan pemantauan secara rutin serta penetapan parameter limit yang dilakukan secara berkala. Proses manajemen risiko juga tercermin dalam hasil penilaian profil risiko yang dilaporkan setiap triwulan. 4. Pengendalian intern yang menyeluruh. Dalam rangka pelaksanaan pengendalian internal terhadap pelaksanaan manajemen risiko, telah dibentuk Satuan Kerja Audit Internal yang berada di bawah koordinasi Direktur Utama yang antara lain bertugas memastikan implementasi manajamen risiko di setiap unit. Risiko Utama Risiko utama yang dihadapi Bank MAS adalah risiko kredit dan risiko pasar. Terkait dengan risiko kredit, kualitas penerapan manajemen risiko kredit secara umum cukup memadai. Sedangkan terkait dengan risiko pasar, kualitas penerapan manajemen risiko pasar yang memadai dapat meminimalisir kemungkinan kerugian bank, sehingga kinerja bank membaik.
Bank MAS Annual Report 2013
40
Permodalan Sebagai bank yang beroperasi di Indonesia, Bank MAS tentu harus memenuhi seluruh peraturan BI yang berlaku, termasuk ketentuan harus memenuhi ketentuan Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP) yang mengatur CAR hingga 14 persen,". Untuk terus meningkatkan kinerjanya, Bank Multiarta Sentosa (Bank MAS) terus membutuhkan pertambahan modal sesuai tingkat pertumbuhannya dan sehubungan dengan hal tersebut maka Bank MAS mengundang PT Lumbung Artakencana yang merupakan salah satu Holding Company kelompok usaha Wings yang pernah menjadi salah satu pemegang saham di perbankan (PT Bank Ekonomi Rahardja) yang memiliki reputasi yang baik serta permodalan yang kuat untuk mengembangkan Bank MAS sesuai dengan visi dan misi Bank MAS yang berfokus pada Small Medium Enterprise (MSE). PT Lumbung Artakencana telah disetujui oleh Bank Indonesia sebagai Pemegang Saham Pengendali Terakhir (PSPT) sebesar 77% (tujuh puluh tujuh persen) di Bank MAS melalui PT Danabina Sentana dan PT Multi Anekadana Sakti. Penambahan Modal disetor sebesar Rp. 900.000 juta, Rp. 27.500 juta berasal dari deviden dan Rp. 872.500 juta secara tunai. Dimana tambahan modal sebesar Rp. 872.500 juta tersebut masih dalam proses verifikasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan adanya penambahan modal disetor tersebut maka jumlah modal disetor akhir tahun 2013 menjadi sebesar Rp. 1.055.000 juta, rasio kecukupan modal (CAR) Bank MAS meningkat menjadi 146,14% dibanding tahun 2012 sebesar 28,16%, dan komposisi Modal sebagai berikut: (dalam jutaan Rp.) Keterangan A. Modal Inti 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Modal a. Rugi tahun-tahun lalu b. Laba tahun-tahun lalu c. Laba tahun berjalan setelah Pajak (50%) d. PPAP yang diperhitungkan e. Dana Setoran Modal Total Modal Inti B. Modal Pelengkap (maksimum 100% modal inti) Cadangan umum penyisihan penghapusan aktiva produktif / PPAP (maksimum 1,25% dari ATMR) Total Modal Pelengkap Total Modal Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) - ktiva Tertimbang menurut risiko Kredit - Aktiva Tertimbang menurut risiko Operasional Rasio Kewajiban Modal Minimum yang tersedia (%) Rasio Kewajiban Modal Minimum yang diwajibkan (%)
41
Bank MAS Annual Report 2013
2013
2012
182.500
155.000
13.930 9.494 (1.624) 872.500
26.822 7.224 (1.523) -
1.076.800
187.523
7.437
6.639
7.437
6.639
1.084.237
194.162
741.912 663.884 78.028 146,14% 8,00%
689.380 621.200 68.180 28,16% 8,00%
Untuk meningkatkan pendanaannya Bank MAS masih mengandalkan produk dan jasa layanan yang ada sedangkan produk dan jasa yang disediakan Bank MAS adalah: Produk Pendanaan a. Giro b. Tabungan MAS Saving c. Tabungan Simaster (Simpanan Masyarakat Terpercaya) d. Deposito Produk Pembiayaan a. Kredit Modal Kerja (KMK) b. Kredit Investasi c. Kredit Konsumsi J a s a: a. Kliring. b. Transfer Dana (RTGS). c. Pembayaran Gaji (Payroll Service). d. Penukaran Valuta Asing (Money Changer). e. Bank Garansi. f. Dan Lain-Lain. Tingkat Suku Bunga Penetapan kebijakan suku bunga pendanaan tetap mempertimbangkan kondisi yang berlaku di pasar dan kebijakan manajemen dalam menetapkan suku bunga pinjaman dilakukan dengan mempertimbangkan biaya bunga, biaya tenaga kerja, umum dan administrasi serta persentase risiko yang diperkirakan terjadi serta margin yang diharapkan. Perkembangan Perekonomian dan Target Pasar Ditengah persaingan perbankan, bank tetap optimis namun antisipatif memasuki tahun anggaran 2014, diharapkan perkembangan perekonomian nasional tahun 2014 akan tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya. Dengan memperhatikan kondisi mikro dan makro ekonomi, moneter dan perbankan serta perkembangan ekonomi secara keseluruhan, bank berupaya terus mengembangkan usaha pada tahun mendatang. Berkaitan dengan target pasar, bank akan fokus pada pembiayaan sektor usaha kecil, menengah dan korporasi. Jaringan Kerja dan Mitra Usaha Bank tetap menjaga dan menjalin hubungan yang harmonis dengan seluruh mitra usaha, relasi bisnis dan semua lembaga yang turut mendukung jalannya perusahaan. Salah satu langkah yang tetap dipegang teguh oleh bank adalah terus meningkatkan pelayanan, menjalin hubungan kemitraan yang harmonis dan mensinergikan hubungan yang telah terjalin selama ini. Dengan misi saling mendukung untuk perkembangan bersama maka bank membuka jaringan kerja dan kemitraan yang seluas-luasnya guna Menjadi Bank Bisnis Andalan Pengusaha. Jaringan Kantor Jaringan kantor yang dimiliki sampai dengan tahun 2013 adalah 1 (satu) Kantor Pusat, 2 (dua) Kantor Cabang di Jakarta dan Surabaya serta 6 (enam) Kantor Cabang Pembantu yang terletak di Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Tangerang.
Bank MAS Annual Report 2013
42
Sumber Daya Manusia Dengan adanya peningkatan permodalan Bank MAS, dimana hal ini akan meningkatkan daya saing dan meningkatkan kemampuan Bank dalam menjalankan fungsi intermediasi dengan lebih luas, dan untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan pengembangan organisasi Bank MAS sesuai dengan skala dan kompleksitas usaha yang akan dilakukan kedepannya. Adapun pengembangan organisasi tersebut adalah dengan melakukan penguatan di jajaran manajemen dan organ-organ yang ada dengan menambah 2 (dua) anggota Direksi dan membentuk atau menambah beberapa Divisi/Bagian/Unit Kerja baik dalam bidang bisnis maupun operasional serta memperkuat penerapan manajemen risiko. Struktur Organisasi yang disempurnakan diharapkan akan memberikan dampak terhadap perkembangan usaha Bank MAS kedepannya, untuk lebih dapat bersaing dalam dunia perbankan pada umumnya dan dapat meningkatkan fungsi intermediasi yang lebih luas dalam memberikan pelayanan kebutuhan perbankan kepada masyarakat dalam melakukan kegiatan usahanya sehingga memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam upaya meningkatkan kompetensi bagi seluruh karyawan termasuk Dewan Komisaris, dan Direksi, Bank MAS memiliki komitmen untuk menerapkan budaya pembelajaran yang berkesinambungan dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan teknis yang relevan dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya. Program pelatihan diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi dan sebagai jalur karir bagi karyawan (succession plan), serta untuk mendukung pertumbuhan Bank MAS dimasa depan, yang dilakukan bekerjasama dengan lembaga pelatihan dan diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat mengimplentasikannya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan lebih baik sehingga tujuan dari pertumbuhan dan perkembangan Bank MAS dapat dicapai sesuai visi dan misi bank. Selain itu Bank MAS juga akan melakukan penyempurnaan Kebijakan pelatihan/training dan kebijakan lain yang terkait di bidang sumber daya manusia, sehingga dimasa mendatang perencanaan dan pelaksanaan training bagi sumber daya manusia Bank MAS dapat lebih terprogram dan tertata rapi. Profil Sumber Daya Manusia Menurut Level
31 Des 2013
31 Des 2012
Manajemen Madya Manajemen Pelaksana Karyawan Staf Karyawan Dasar
3 22 110 54
3 22 112 54
Total
189
191
1 71 14 89 14
2 72 13 90 14
189
191
Menurut Pendidikan Strata Dua Strata Satu Diploma Tiga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas < Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Total
43
Bank MAS Annual Report 2013
Teknologi Informasi Untuk mencapai visi dan misi Bank dalam mendukung pertumbuhan dan pengembangan usahanya ditahun mendatang serta untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dan atau peraturan-peraturan yang berlaku, maka pengembangan teknologi informasi secara efektif, efisien dan berkesinambungan seiring dengan aktifitas bisnis yang terus berkembang perlu diselaraskan dalam Information Technologi Strategic Plan (ITSP). Diantaranya pengembangan produk (ATM melalui ATM Bersama dan Jaringan Prima), penyempurnaan laporan intern dan eksternal termasuk kepada Bank Indonesia. Pengawasan Untuk menjaga dan memastikan kegiatan usaha Bank berjalan dengan baik Bank MAS telah membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) yang melaksanakan fungsi pengawasan dengan mengacu pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB). Organisasi Satuan Kerja Audit Intern Bank MAS dibentuk untuk membantu semua tingkatan manajemen dalam menjalankan fungsi pengendalian yang diharapkan mampu menjaga perkembangan Bank kearah yang lebih baik. Pembentukan Satuan Kerja Audit Intern membawa misi audit, yakni terpenuhinya pengendalian intern dalam rangka menjaga kepentingan Bank, masyarakat penyimpan dana dan seluruh stakeholder guna mewujudkan Bank yang sehat, berkembang secara wajar yang pada akhirnya diharapkan dapat menunjang perekonomian nasional.
Bank MAS Annual Report 2013
44
Pelaksanaan Good Corporate Governance Seiring dengan perkembangan industri perbankan, pelaksanaan dan penerapan tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) menjadi arti penting bagi sebuah Perusahaan/Bank untuk menjaga pertumbuhan usaha secara berkelanjutan guna meningkatkan nilai bagi Perusahaan/Bank agar mampu bertahan dalam persaingan. Komitmen tinggi pada penerapan best practices tata kelola perusahaan haruslah seimbang dengan peningkatan moral dan kinerja usaha, guna meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan, merupakan nilai dan fungsi Perusahaan/Bank menuju Good Corporate Citizen. Perusahaan senantiasa menjunjung tinggi kepercayaan publik sebagai suatu amanah yang dilaksanakan melalui prinsip-prinsip keterbukaan, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran serta nilai integritas dalam setiap perilaku organisasi maupun kepada individu. Hal tersebut merupakan elemen untuk meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan nilai integritas dilakukan dengan melanjutkan pembenahan pada tata organisasi, tata nilai dan tata kelola sebagai kelanjutan dari program konsolidasi internal perusahaan yang telah berjalan selama beberapa tahun terakhir. Program peningkatan kualitas implementasi atau best practices dari Good Corporate Governance (GCG) ini akan terus diterapkan seiring dengan perkembangan usaha Perusahaan dan tuntutan industri dimasa mendatang. Untuk itu Bank MAS dengan didukung visi, misi dan motto serta berpedoman pada prinsip dasar penerapan tata kelola perusahaan yang baik, berupaya untuk terus menerus meningkatkan kinerja dan pertumbuhan usaha secara optimal, sehingga memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan dan juga dapat meningkatkan daya saing Bank MAS dalam industri perbankan Indonesia yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi kepada petumbuhan perekonomian Indonesia. Setiap tahun, Bank MAS senantiasa meningkatkan dan menyempurnakan kinerjanya melalui kualitas pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik dan konsisten, dalam setiap kegiatan dengan menekankan pada etika dan standar profesionalisme pada seluruh jenjang organisasi yang ada, serta menjadikan budaya yang memiliki peranan penting bagi pertumbuhan usaha dimasa depan, seiring meningkatnya risiko dan tantangan yang dihadapi industri perbankan.
45
Bank MAS Annual Report 2013
Dengan melaksanakan tata kelola yang baik (good governance) pada kegiatan usaha, baik secara struktur (governance structure) maupun proses pengelolaannya (governance process) secara lebih transparan, akuntabel, berkeadilan dan taat hukum serta dapat dipertanggungjawabkan dan melindungi stakeholder, maka Bank MAS telah menanamkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sebagai bagian dari budaya perusahaan yang senantiasa dipelihara, dijaga dan terus ditingkatkan kualitasnya dalam rangka pencapaian visi, misi serta nilai-nilai perusahaan yang memiliki komitmen untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik (good governance) serta menerapkan prosedur dan kebijakan berdasarkan best practice. Kebijakan dan prosedur yang disusun Bank MAS, pada dasarnya diarahkan untuk memastikan bahwa, perusahaan telah bekerja untuk kepentingan para pemangku kepentingan (stakeholders). Pedoman tata kelola perusahaan yang mengatur aspek-aspek utama bertujuan antara lain mendorong dan meningkatkan pengelolaan Bank MAS secara profesional, transparan dan efisien, serta memberdayakan fungsi kemandirian organ/fungsi-fungsi dalam organisasi yang dilandasi nilai moral tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga proses pengelolaannya (governance process) dapat meningkatkan daya saing Bank MAS yang kuat secara nasional. Dalam melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, Bank MAS berpedoman pada prinsip-prinsip keterbukaan (transparancy), akuntabilitas (accountability), tanggung jawab (responsibility), independensi (independency) dan kewajaran (fairness), guna meningkatkan nilai (value) bagi para stakeholder yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga Bank MAS dapat mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun kerangka dan struktur tata kelola (Governance Structure) berpedoman pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dijabarkan sebagai berikut: 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) RUPS sebagai organ organisasi tertinggi, mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi, telah diselenggarakan dengan baik sehingga dapat mengambil keputusan sesuai dengan kepentingan Bank dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. RUPS memiliki wewenang antara lain mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui perubahan Anggaran Dasar, menyetujui Laporan Tahunan serta menetapkan bentuk dan jumlah imbalan, tunjangan dan fasilitas bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menetapkan penggunaan laba hingga penunjukan akuntan publik. Dalam RUPS juga dibahas strategi, kebijakan, serta hal-hal penting lainnya yang diusulkan oleh Direksi, Dewan Komisaris ataupun Pemegang Saham. RUPS Tahunan diadakan 1 (satu) tahun sekali sebagai forum dimana Direksi dan Dewan Komisaris melaporkan dan mempertanggungjawabkan kinerja dan pengawasan Bank MAS kepada Pemegang Saham. Selain RUPS Tahunan, Bank MAS juga dapat menyelenggarakan RUPS Luar Biasa sewaktu¬waktu sesuai kebutuhan. Bank MAS memberikan perlakuan yang setara terhadap semua Pemegang Saham. Oleh karenanya, berkaitan dengan penyelenggaraan RUPS, panggilan RUPS mencakup informasi mengenai setiap mata acara dalam agenda RUPS, termasuk usul yang direncanakan oleh Direksi untuk diajukan dalam RUPS, sehingga memungkinkan Pemegang Saham berpartisipasi dalam RUPS dan memberikan suara secara bertanggung jawab.
Bank MAS Annual Report 2013
46
Tahun 2013, Bank MAS melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai berikut: a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Rapat umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) diadakan 1 (satu) kali yang dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2013, dimana diputuskan hal-hal sebagai berikut: 1. Menyetujui dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Direksi dan Dewan Komisaris atas kinerja Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. 2. Menyetujui dan mengesahkan atas Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Heroe, Pramono & Rekan sebagaimana tercantum dalam laporannya No.LT/012/HPR1/III/2013 tanggal 28 Maret 2013. 3. Memberikan kewenangan dan pembebasan tanggungjawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Direksi atas tindakan pengurusan perseroan dan pelaksanaan pengawasan yang telah dijalankan Dewan Komisaris selama Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan. 4. Menyetujui tidak adanya pembagian deviden kepada pemegang saham untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan menyetujui laba tahun 2011 dibukukan sebagai laba ditahan Perseroan. 5. Menyetujui dan memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik dalam rangka audit laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2013 dan kaji ulang pihak ekstern yang memuat pendapat tentang hasil kerja SKAI berdasarkan rekomendasi Komite Audit, serta menetapkan honorarium bagi Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik tersebut termasuk untuk melakukan segala sesuatunya yang berkenaan dengan penunjukkan Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6. Menyetujui dan memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan gaji, honorarium, tantiem dan/atau tunjangan lainnya bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk Tahun Buku 2013. b. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2013, Bank MAS telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sebanyak 4 (empat) kali sebagai berikut: 1. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank MAS yang pertama diselenggarakan pada tanggal 16 April 2013, dimana diputuskan hal-hal sebagai berikut: a. Menyetujui pemberhentian tuan Haji Haryono Waskito, SH sebagai Komisaris Independen PT Bank MAS, karena tidak mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia; b. Menyetujui pengangkatan nyonya Nancy Herawati sebagai Komisaris Independen PT Bank MAS terhitung setelah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia; c. Menyetujui bahwa dengan pemberhentian tuan Haji Haryono Waskito, SH, dan pengangkatan nyonya Nancy Herawati tersebut, sehingga terhitung sejak penutupan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) Luar Biasa ini, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan menjadi sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen
47
Bank MAS Annual Report 2013
: : :
Nyonya Juwita Ekawati Winoto Tuan Tommy Mukdani Nyonya Nancy Herawati*)
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur *)
: : :
Nyonya Nurjani Djunaedi Tuan Budi Afandi Winoto Iwan Yuda Pramudhi
Masa jabatan anggota Dewan Komisaris Independen yaitu Nyonya Nancy Herawati berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris yang baru akan berakhir tahun kedua setelah tanggal persetujuan dari Bank Indonesia.
2. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank MAS yang kedua diselenggarakan tanggal 15 Nopember 2013, dimana diputuskan hal-hal sebagai berikut: a. Menyetujui untuk memberikan deviden tunai kepada para Pemegang Saham yang berasal dari Laba Ditahan Perseroan sampai dengan tahun buku 2011 yaitu sebesar Rp. 27.500.000.000,- (dua puluh tujuh milyar lima ratus juta rupiah); b. Mengeluarkan saham dalam simpanan sebanyak 27.500.000 lembar saham, dengan nilai nominal masing-masing Rp. 1.000,- (seribu rupiah) sehingga seluruhnya nilai nominal sebesar Rp. 27.500.000.000,- (dua puluh tujuh milyar lima ratus juta rupiah) yang diambil bagian oleh para pemegang saham Perseroan. 3. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank MAS yang ketiga diselenggarakan tanggal 15 Nopember 2013, dimana diputuskan hal-hal sebagai berikut: a. Mengeluarkan saham dalam simpanan, sebanyak 27.500.000 (dua puluh tujuh milyar lima ratus juta rupiah) lembar, dengan nominal saham sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah), sehingga seluruhnya dengan nilai jumlah nominal sebesar Rp.27.500.000.000,00 (dua puluh tujuh milyar lima ratus juta rupiah) yang diambil bagian oleh para Pemegang Saham; b. Mengubah pasal 4 ayat 2 dan 3 Anggaran Dasar Perseroan; c. Menegaskan bahwa setelah pengeluaran saham dalam simpanan dan penyetoran atas saham baru sebagaimana diuraikan diatas berlaku efektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana termaktub dalam keputusan pertama diatas dan bertalian dengan modal ditempatkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan, telah diambil bagian dan disetor penuh dengan uang tunai melalui kas Perseroan oleh para Pemegang Saham. d. Memberi kuasa kepada Direksi Perseroan, dengan hak untuk memindahkan kuasa ini kepada orang lain yang dikuasakan untuk menyatakan KEPUTUSAN dalam akta ini, menyampaikan pemberitahuan atas KEPUTUSAN dan/atau perubahan anggaran dasar dalam keputusan ini pada instansi yang berwenang dan untuk membuat perubahan dan/atau tambahan dalam bentuk yang bagaimanapun juga yang diperlukan untuk diterimanya pemberitahuan tersebut, dan untuk mengajukan dan menandatangani semua permohonan dan dokumen lainnya, untuk memilih tempat kedudukan dan untuk melaksanakan tindakan yang diperlukan. 4. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank MAS yang keempat diselenggarakan tanggal 16 Desember 2013, dimana diputuskan hal-hal sebagai berikut: a. Mengangkat Tuan Ho Danny Hartono dan Nyonya Fely Retnowati masing-masing selaku Direktur Utama dan Direktur Perseroan yang baru, yang keduanya akan berlaku efektif terhitung sejak dikeluarkannya persetujuan dari Bank Indonesia kepada Tuan Ho Danny Hartono dan Nyonya Fely Retnowati sebagai anggota Direksi Perseroan; sehingga susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan terhitung sejak tanggal dikeluarkannya persetujuan dari Bank Indonesia kepada Tuan Ho Danny Hartono dan Nyonya Fely Retnowati sebagai anggota Direksi Perseroan, sebagai berikut:
Bank MAS Annual Report 2013
48
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur
: : : : :
Tuan Ho Danny Hartono Nyonya Nurjani Djunaedi, SH Tuan Budi Afandi Winoto Nyonya Fely Retnowati Tuan Iwan Yuda Pramudhi
Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen
: : :
Nyonya Juwita Ekawati Winoto Tuan Tommy Mukdani Nyonya Nancy Herawati
b. Meningkatkan modal dasar perseroan dari sebesar Rp. 600.000.000.000,- (enam ratus milyar rupiah) menjadi sebesar Rp. 3.800.000.000.000,- (tiga trilun delapan ratus milyar rupiah) dengan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp. 182.500.000.000,- (seratus delapan puluh dua milyar lima ratus juta rupiah) menjadi sebesar Rp. 1.055.000.000.000,(satu triliun lima puluh lima milyar rupiah). c. Mengubah seluruh anggaran dasar Perseroan. 2. Dewan Komisaris Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dilengkapi dengan Komite Audit yang bertugas antara lain melakukan evaluasi atas hasil temuan pemeriksaan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank MAS dalam rangka pengendalian umum sebagaimana ditetapkan dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dewan Komisaris juga dibantu oleh 2 (dua) komite yaitu Komite Remunerasi dan Nominasi serta Komite Pemantau Risiko. Akhir tahun 2013 jumlah dan komposisi Dewan Komisaris Bank MAS telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu minimal 3 (tiga) orang, dan Bank telah memiliki 3 (tiga) orang anggota Komisaris, sehingga pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya menjadi efektif. Susunan Dewan Komisaris Bank MAS per 31 Desember 2013 sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen
: : :
Juwita Ekawati Winoto Tommy Mukdani Nancy Herawati
Pengaturan implementasi Good Corporate Governance (GCG) untuk tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pengawasan untuk memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh jenjang organisasi. 2. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi. 3. Memberi arahan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank. 4. Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali dalam penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana yang melebihi kewenangan Direksi. 5. Memastikan Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor eksternal dan hasil pengawasan Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan dan atau otoritas lainnya.
49
Bank MAS Annual Report 2013
6. Melaporkan dan memberitahukan kepada Bank Indonesia paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukan, setiap pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank. 7. Membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi, dan memastikan Komite-komite tersebut telah berfungsi efektif. 8. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen, memiliki pedoman dan tata tertib kerja dan telah menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara optimal. Untuk menjalankan fungsinya Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat secara berkala minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan, dan selama tahun 2013 Dewan Komisaris telah melakukan 13 (tiga belas) kali pertemuan dan 5 (lima) kali pertemuan dengan Direksi. Beberapa Komite yang dibentuk Dewan Komisaris adalah: 1. Komite Audit Komite Audit bertugas memberikan pendapat profesional yang independen kepada Komisaris mengenai laporan dan informasi lain yang disampaikan oleh Direksi, dan mengidentifikasikan hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris. Seluruh anggota Komite Audit bersifat independen terhadap Direksi maupun auditor eksternal, dan beranggotakan sekurang-kurangnya seorang Komisaris Independen yang menjabat sebagai Ketua Komite Audit. Susunan anggota Komite Audit per 31 Desember 2013 sebagai berikut: Ketua : Nancy Herawati Anggota : Haryadi Anggota : Ir. L. Arwoko, MM Masing-masing anggota Komite Audit mempunyai kompetensi dan pengalaman dalam bidang akuntansi, keuangan, hukum dan perbankan. Semua anggota komite bertindak secara independen terhadap Direksi dan auditor ekstern, serta melaporkan kegiatannya kepada Dewan Komisaris berupa rekomendasi atas hasil evaluasi dan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian khusus dalam bidang laporan keuangan dari Direksi, laporan dari auditor internal dan auditor eksternal, serta ketaatan pada peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan manajemen risiko. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, fungsi Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasannya dan sesuai dengan fungsi tersebut, tugas utama dari Komite Audit adalah menyakini bahwa: a. Sistem pengendalian internal Bank MAS telah dapat dilaksanakan dengan baik. b. Pelaksanaan audit internal maupun eksternal telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang berlaku, dan c. Tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen. Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit melakukan interaksi yang intens dengan Direksi, SKAI dan Auditor Ekstern. Selama tahun 2013, Komite Audit melakukan 4 (empat) kali rapat dan telah melaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut: a. Evaluasi atas efektivitas pelaksanaan pemeriksaan laporan keuangan dari Kantor Akuntan Publik.
Bank MAS Annual Report 2013
50
Melakukan evaluasi atas efektivitas audit, termasuk menelaah independensi dan objektivitas auditor ekstern serta menelaah kecukupan pemeriksaan yang dilakukannya untuk memastikan bahwa semua risiko sudah dipertimbangkan. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, Komite Audit berkesimpulan bahwa independensi dan objektivitas Akuntan Publik dalam mengaudit laporan keuangan telah sesuai dengan Standar Pemeriksaan yang berlaku. Dari hasil penelaahan atas kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh Akuntan Publik, dapat disimpulkan pula bahwa pemeriksaan yang dilakukannya telah memberikan dasar yang cukup untuk memberikan pendapat. b. Pemantauan dan pengevaluasian atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit. Berkaitan dengan pelaksanaan tugas SKAI, dari hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa SKAI telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan perencanaan audit yang telah ditetapkan. Pelaksanaan audit dan pelaporannya telah dilakukan sesuai dengan Standard Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB). Terhadap tindak lanjut hasil pemeriksaan, Komite Audit berpendapat bahwa proses tindak lanjut telah dilakukan oleh manajemen. Berdasarkan penelaahan dan pembahasan dalam pertemuan-pertemuan yang telah dilakukan, komite Audit berpendapat bahwa penyajian laporan keuangan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Bank MAS telah memiliki kebijakan dan sistem pengendalian intern yang memadai dalam melakukan pemantauan atas kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku. c. Mengevaluasi dan memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik untuk tahun buku 2013. d. Menyempurnakan pedoman dan tata tertib kerja Komite Audit. Frekuensi Pertemuan Komite Audit
Tommy Mukdani Nancy Herawati Haryadi Ir. L Arwoko, MM
Jumlah Rapat
4 4 4 4
Jumlah Kehadiran
1 3 4 4
% Kehadiran
25 75 100 100
2. Komite Pemantau Risiko Komite Pemantau Risiko dibentuk oleh Dewan Komisaris dengan tanggung jawab untuk memberikan masukan kepada Dewan Komisaris mengenai isu-isu manajemen risiko, untuk mengevaluasi manajemen risiko dan sistem pengawasan intern serta menyediakan berbagai informasi bagi Dewan Komisaris dalam rangka mengantisipasi risiko. Susunan Komite Pemantau Risiko per 31 Desember 2013 sebagai berikut: Ketua : Tommy Mukdani Anggota : Ir. L. Arwoko MM Anggota : Haryadi Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tugas dan tanggung jawab komite antara lain: a. Memberi masukan kepada Dewan Komisaris dalam penyusunan dan perbaikan kebijakan manajemen risiko. b. Mendiskusikan pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan membahasnya dalam rapat Dewan Komisaris.
51
Bank MAS Annual Report 2013
c. Mempelajari dan mengkaji ulang kebijakan dan peraturan-peraturan internal tentang kebijakan manajemen risiko. d. Mengevaluasi laporan triwulanan profil risiko Bank MAS dan menyampaikan masukan kepada Dewan Komisaris atas hal-hal yang perlu ditindak lanjuti. e. Mengevaluasi Kebijakan dan pedoman manajemen risiko. Selama tahun 2013, Komite Pemantau Risiko telah menjalankan tugas dan fungsinya sesuai ketentuan yang berlaku dan telah melakukan rapat 4 (empat) kali dan membahas pengelolaan risiko di Bank MAS, berikut profil risikonya dengan pihak-pihak terkait lainnya. Frekuensi Pertemuan: Komite Pemantau Risiko
Tommy Mukdani Haryadi Ir. L Arwoko, MM
Jumlah Rapat
4 4 4
Jumlah Kehadiran
% Kehadiran
4 4 4
100 100 100
3. Komite Remunerasi dan Nominasi Komite Remunerasi dan Nominasi bertugas untuk membantu Dewan Komisaris mengevaluasi dan menetapkan jumlah dan komposisi Dewan Komisaris dan Direksi, kriteria untuk seleksi anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang baru, calon yang akan ditunjuk sebagai anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan sistem remunerasi yang tepat bagi Dewan Komisaris dan Direksi. Pembentukan Komite telah disesuaikan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan SE BI Nomor 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, sehingga Komite Remunerasi dan Nominasi terdiri dari 1 (satu) orang anggota Komisaris Independen sebagai ketua dan merangkap anggota, 1 (satu) orang anggota Komisaris sebagai anggota dan 1 (satu) orang anggota perwakilan karyawan. Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi per 31 Desember 2013 sebagai berikut: Ketua : Nancy Herawati Anggota : Juwita Ekawati Winoto Anggota : Rudijono Atmadja Berdasarkan ketentuan yang berlaku, salah satu tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi adalah melakukan evaluasi kinerja Direksi secara periodik serta mengusulkan kebijakan remunerasi bagi Direksi dan anggota Dewan Komisaris serta karyawan yang sepadan dengan kinerjanya. Dalam pengusulan tersebut, komite harus memastikan bahwa kepentingan manajemen tersebut sejalan dengan kinerja Bank MAS dan kepentingan stakeholders. Tugas dan tanggung jawab dari Komite Remunerasi dan Nominasi tidak hanya terbatas pada kebijakan nominasi dan remunerasi yang meliputi: a. Melakukan evaluasi atas kebijakan remunerasi serta memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas: 1. Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan dalam RUPS. 2. Kebijakan remunerasi bagi seluruh Pejabat Ekekutif dan karyawan bank untuk disampaikan kepada Direksi. 3. Rekomendasi diberikan berdasarkan kinerja keuangan, prestasi kerja serta pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang.
Bank MAS Annual Report 2013
52
b. Menyusun dan merekomendasikan atas kebijakan dan sistem prosedur penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada RUPS. c. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris, Direksi dan pihak independen sebagai anggota komite kepada Dewan Komisaris. Selama tahun 2013, Komite nominasi dan remunerasi telah melakukan proses nominasi yang sistematis dan obyektif serta mempertimbangkan tanggung jawab pengelolaan bank sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada tahun yang sama, juga direkomendasikan anggota Komite Remunerasi dan Nominasi dan usulan kenaikan gaji/honorarium bagi Direksi/Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan dalam RUPS Tahunan serta kenaikan gaji/honorarium seluruh karyawan bank untuk disampaikan kepada Direksi. Dalam tahun 2013, Komite Remunerasi dan Nominasi telah mengadakan rapat sebanyak 7 (tujuh) kali pertemuan dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan kebijakan remunerasi terkait sebagai berikut: a. Rekomendasi usulan skema pemberian bonus kepada karyawan dan pengurus Bank MAS. b. Rekomendasi usulan penggajian untuk karyawan dan pengurus Bank MAS. c. Rekomendasi Remunerasi dan Nominasi bagi anggota Dewan Komisaris, Direksi dan anggota Komite Independen. d. Rekomendasi untuk calon anggota Dewan Komisaris. e. Perpanjangan masa kontrak anggota Komite Independen. f. Rekomendasi usulan penyesuaian tunjangan pakaian kerja. g. Rekomendasi untuk calon anggota Direksi. Frekuensi Pertemuan Komite Remunerasi dan Nominasi
Tommy Mukdani Nancy Herawati Juwita E. Winoto Rudijono Atmadja
Jumlah Rapat
8 8 8 8
Jumlah Kehadiran
3 5 8 8
% Kehadiran
37.50 62.50 100.00 100.00
3. Pola Hubungan Dewan Komisaris dan Direksi Kepengurusan Perseroan selama ini menganut sistem Dua Dewan (two board system) yaitu Dewan Komisaris dan Direksi yang masing-masing mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan tanggung jawab dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan. Komisaris Utama memimpin anggota Dewan Komisaris sebagai lembaga pengawasan dan Direktur Utama memimpin anggota Direksi yang bertanggung jawab atas kepengurusan Bank MAS. Namun demikian, keduanya mempunyai tanggung jawab untuk memelihara kesinambungan usaha Bank MAS dalam jangka panjang.
53
Bank MAS Annual Report 2013
Dewan Komisaris /Direksi
Rapat Direksi
Rapat Dewan Komisaris
Rapat Gabungan
Jadual Hadir
Jadual Hadir
Jadual Hadir
Dewan Komisaris
Juwita Ekawati Winoto Tommy Mukdani Nancy Herawati
-
-
13 13 8
13 13 8
5 5 5
5 5 5
26 26 26
26 25 26
-
-
5 5 5
5 5 5
Direksi
Nurjani Djunaedi Budi Afandi Winoto Iwan Yuda Pramudi
4. Direksi Direksi bertanggung jawab mengelola Bank MAS, merumuskan dan melaksanakan strategi dan kebijakan bisnis, memelihara dan mengelola aset, memastikan pencapaian sasaran dan tujuan usaha serta terus berupaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya. Untuk itu, sesuai Anggaran Dasar Bank MAS, Direksi berhak mewakili Bank MAS di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Bank MAS dengan pihak lain dan pihak lain dengan Bank MAS serta menjalankan segala tindakan dengan pembatasan tertentu. Susunan Direksi per 31 Desember 2013 sebagai berikut: Direktur Utama : Nurjani Djunaedi Direktur : Budi Afandi Winoto Direktur Kepatuhan : Iwan Yuda Pramudhi Tahun 2013, Direksi terdiri dari seorang Direktur Utama dan 2 (dua) Direktur dengan bidang tugas dan tanggung jawab masing-masing. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, salah seorang anggota Direksi ditunjuk sebagai Direktur yang membidangi fungsi Kepatuhan dan Manajemen Risiko yang tidak membawahi kegiatan operasional dan bertugas memastikan bahwa Bank MAS mematuhi seluruh ketentuan, peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menjalankan tugasnya, Direksi dibantu oleh komite eksekutif yang dibentuk Direksi untuk membantu pelaksanaan tugas Direksi pada bidang-bidang tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pendapat berdasarkan asas profesionalisme dan four eyes principle sebagai wujud penerapan aspek independensi dan transparansi. Bank MAS memiliki beberapa komite eksekutif dibawah Direksi yaitu: 1. Komite Kebijakan Perkreditan Bank Tugas dan tanggung jawab Komite Kebijakan Perkreditan Bank: a. Menetapkan Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) secara umum yang mencakup prinsip kehatihatian dalam perkreditan, kebijakan persetujuan kredit, dokumentasi dan administrasi kredit, pengawasan kredit serta pemyelesaian kredit bermasalah. b. Memberikan masukan dalam penyusunan KPB terutama yang berkaitan dengan prinsip kehatihatian dalam perkreditan, antara lain: 1. Kebijakan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). 2. Kebijakan Penyediaan Modal Minimum (CAR). 3. Kebijakan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit (CKPN). 4. Kebijakan Kualitas Aktiva Produktif (KAP). 5. Kebijakan lain terkait bidang perkreditan.
Bank MAS Annual Report 2013
54
c. d. e. f.
Membuat petunjuk pelaksanaan atas KPB. Mengawasi agar KPB diterapkan dan dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten. Merumuskan pemecahan apabila terdapat hambatan/kendala dalam penerapan KPB. Melakukan kajian terhadap penerapan kebijakan perkreditan dan secara berkala memberikan saran/perubahan/perbaikan KPB sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
2. Komite Kredit Tugas dan tanggung jawab Komite Kredit dalam proses pemberian kredit adalah mengevaluasi, menganalisa dan me-review seluruh aspek pemberian kredit dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, sesuai kebijakan, sistem dan prosedur, serta ketentuan yang berlaku dan memberi rekomendasi kepada pejabat pemutus kredit dalam Credit Memorandum. 3. Komite Pengarah Teknologi Informasi (Steering Committee TSI) Tugas dan tanggung jawab Komite Pengarah Teknologi Informasi: a. Menyusun Rencana Strategis Teknologi Informasi yang sesuai dengan Rencana Strategis kegiatan usaha Bank MAS. b. Merumuskan Kebijakan dan Prosedur utama Teknologi Informasi. c. Mengevaluasi kesesuaian proyek-proyek Teknologi Informasi yang telah disetujui dengan Rencana Strategis Teknologi Informasi. d. Mengevaluasi kesesuaian Teknologi Informasi dengan kebutuhan Sistem Informasi Manajemen Bank MAS. e. Mengevaluasi kinerja Teknologi Informasi. f. Memberikan rekomendasi kepada manajemen terhadap pelaksanaan pengadaan perangkat atau proyek Teknologi Informasi dalam jumlah tertentu. g. Memberi rekomendasi kepada manajemen untuk penyelesaian berbagai masalah terkait Teknologi Informasi. h. Komite bertanggung jawab dan melaporkan hasil kegiatannya kepada Direksi. 4. Komite Manajemen Risiko Tugas dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko: a. Menyusun kebijakan, strategi dan penerapan Manajemen Risiko dan contingency plan. b. Melakukan perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan Manajemen Risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan. c. Menetapkan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal. 5. ALCO (Assets and Liability Committee) Bank MAS dalam mengelola asset dan liability yang dimilikinya telah memiliki Kebijakan Asset Liability Management (ALMA) sebagai pedoman dalam penerapan manajemen risiko khususnya dalam melaksanakan fungsi pengendalian risiko suku bunga dan risiko likuiditas. Guna melaksanakan kebijakan ALMA, Bank MAS membentuk ALCO yang memiliki fungsi, tugas dan tanggung jawab: a. Menetapkan arah, kebijakan, strategi, manajemen struktur neraca, likuiditas, suku bunga, profitabilitas dan pertumbuhan dengan memegang teguh prinsip kehati-hatian. b. Pengelolaan neraca dan likuiditas serta risiko yang terkandung di dalamnya melalui proses identifikasi, pengukuran eksposur risiko, monitoring serta penetapan strategi pengelolaan liquidity.
55
Bank MAS Annual Report 2013
Selama tahun 2013, ALCO mengadakan 12 (dua belas) kali rapat dengan keputusan penting antara lain, penyesuaian tingkat bunga pada produk-produk aset dan liabilitas, menjaga likuiditas pada tingkat yang baik dan aman dan menjaga keseimbangan komposisi neraca. 6. Komite Sumber Daya Manusia (SDM) Tugas dan tanggung jawab Komite Sumber Daya Manusia: a. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi dan memberikan rekomendasi kepada Direksi mengenai kebijakan remunerasi Pejabat Eksekutif dan Karyawan secara keseluruhan. b. Memberikan rekomendasi mengenai sistem dan prosedur pengangkatan Pejabat Eksekutif. c. Melakukan evaluasi terhadap penilaian Kinerja Karyawan. d. Memberikan pertimbangan sasaran dan strategi untuk peningkatan sumber daya manusia untuk jangka panjang. 5. Fungsi Kepatuhan Sepanjang tahun 2013 Bank MAS berhasil menjaga kepatuhan terhadap peraturan dan perundangundangan yang berlaku dan standar-standar kepatuhan lainnya yang telah ditetapkan. Fungsi kepatuhan yang telah berjalan dengan baik, secara berkesinambungan akan terus dikembangkan dengan meningkatkan kualitas pemahaman terhadap ketentuan yang berlaku, peningkatan pemantauan dan pengujian terhadap rencana keputusan dan atau kebijakan manajemen. Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko senantiasa melakukan pemantauan atas implementasi prinsip kepatuhan termasuk didalamnya adalah pelaksanaan tindakan koreksi yang harus dilakukan, hasil dari pemantauan dituangkan dalam laporan secara berkala. Untuk menggalang komitmen dalam pelaksanaan prinsip kepatuhan, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko mengadakan rapat dengan Direksi serta Pimpinan unit terkait yang dikoordinasikan oleh Bagian Sistem Prosedur dan Kepatuhan termasuk melakukan komunikasi dan sosialisasi mengenai hal-hal yang terkait dengan hukum, peraturan dan standar baru yang berlaku. Untuk mendukung tugas dan fungsi kepatuhan ini, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko dibantu oleh Bagian Sistem dan Prosedur, dan Kepatuhan dengan fungsi pokok memastikan kepatuhan kegiatan operasional pada setiap unit usaha terhadap kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dan penerapan program Prinsip Mengenal Nasabah (PMN ) yang disesuaikan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) bagi Bank Umum sebagai bagian dari upaya bank dalam gerakan anti pencucian uang. Selain itu, Bagian Sisdur dan Kepatuhan juga melakukan uji kepatuhan atas setiap rancangan kebijakan dan prosedur. Berkaitan dengan kepatuhan terhadap prinsip kehati-hatian pada akhir tahun 2013, pencapaian CAR Bank MAS adalah 146,14% diatas persyaratan minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 8,00%. Giro Wajib Minimum (GWM) mencapai 8,20%. Tidak ada kredit kepada pihak terkait maupun pihak tidak terkait yang melanggar dan/atau melampaui ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), Rasio Kredit Bermasalah kotor (NPL Gross) sebesar 1,18% dan Rasio Kredit Bermasalah Bersih (NPL Netto) sebesar 0,85%. 6. Fungsi Manajemen Risiko Pengembangan manajemen risiko di Bank MAS senantiasa berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Dalam menjalankan fungsi manajemen risiko sepanjang tahun 2013 Bank MAS terus memperbaiki kemampuan manajemen risiko dengan memperbaiki kemampuan manajemen risiko dengan memperbaiki kebijakan, prosedur dan proses manajemen risiko, serta terus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.
Bank MAS Annual Report 2013
56
Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk meminimalisir potensi risiko yang mungkin terjadi dikemudian hari, sehingga untuk memastikan kebijakan dan prosedur manajemen risiko berjalan sesuai dengan fungsinya, maka secara berkala dilakukan evaluasi kebijakan, prosedur dan proses manajemen risiko serta perubahan parameter sesuai dengan perubahan bisnis serta kompleksitas Bank. Sebagai bagian dari proses yang terus berjalan dan untuk mencapai standar internasional dibidang pengelolaan risiko, Bank MAS senantiasa mengembangkan dan menyempurnakan kerangka sistem pengelolaan risiko dan pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi secara dini guna mengambil langkah-langkah perbaikan untuk meminimalkan risiko. 7. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Pembentukkan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) berfungsi sebagai tim pemeriksa dalam rangka menciptakan sistem pengendalian intern yang memadai dalam pelaksanaan operasional bank. Secara keseluruhan kualitas sistem pengendalian intern telah menunjukkan hasil yang cukup baik. Pada tahun 2013 ini Bank MAS berupaya agar sistem pengendalian intern dapat berjalan lebih efektif dan efisien, antara lain dengan melaksanakan sistem dan prosedur pengawasan secara konsisten dan mempertahankan kondisi lingkungan kerja yang kondusif. Fungsi pengawasan intern dilaksanakan dengan pendekatan risk based sehingga prioritas pengawasan akan dilakukan terhadap proses atau unit kerja yang memiliki risiko lebih besar. SKAI bertanggung jawab melakukan pemeriksaan secara independen terhadap segenap unit operasional. SKAI bekerja berdasarkan suatu rencana audit tahunan yang sebelumnya telah disetujui oleh Dewan Komisaris dan Direktur Utama. Hasil temuan SKAI dilaporkan langsung kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Komite Audit, yang kemudian melaporkan hasil-hasil tersebut kepada Dewan Komisaris beserta rekomendasi untuk tindak lanjutnya. Selanjutnya, Dewan Komisaris akan memantau dan mengkonfirmasi apakah manajemen telah mengambil langkah-langkah yang memadai atas hasil temuan audit tersebut. Pelaksanaan audit dilakukan pada seluruh kantor, dengan memberikan prioritas aktivitas pengawasan yang disesuaikan dengan tingkat risiko, yang meliputi pemeriksaan pada Kantor Pusat, Kantor Cabang, dan Kantor Cabang Pembantu. 8. Auditor Independen Dewan Komisaris berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh RUPS Tahunan telah menunjuk Kantor Akuntan Publik Drs. Heroe, Pramono & Rekan untuk mengaudit laporan keuangan Bank MAS untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2013. Akuntan Publik tersebut memberikan pernyataan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan Bank MAS. Laporan keuangan Bank MAS telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 9. Transparansi dan Hubungan Keuangan, Kepengurusan dan Keluarga Mayoritas anggota Direksi dan Komisaris Independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali, atau hubungan dengan bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. 50,00% anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi.
57
Bank MAS Annual Report 2013
Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris tidak ada yang memiliki saham yang mencapai lebih dari 5,00% pada Bank MAS. 10. Kebijakan/Paket Remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi Remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi selama tahun 2013 sebagai berikut:
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain
Jumlah Diterima dalam 1 Tahun Dewan Komisaris Direksi orang
jutaan Rp
3
1.176
3
2.861
2 3
8 103
3 3
13 131
3
1.287
3
3.005
I. Remunerasi (Gaji, Bonus, Tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non-natura) II. Fasilitas Lain dalam bentuk natura (transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya) yang: a. dapat dimiliki: b. tidak dapat dimiliki: TOTAL
Jumlah Remunerasi per orang dalam 1 tahun yang diterima secara tunai
diatas Rp.2 miliar diatas Rp.1 miliar s/d Rp.2 miliar diatas Rp.500 juta s/d Rp.1 miliar Rp.500 juta kebawah
orang jutaan Rp
Jumlah Direksi
Komisaris
(satuan orang)
(satuan orang)
2 1
1 2
11. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah KETERANGAN Rasio gaji karyawan staff yang tertinggi dan terendah Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah Rasio gaji Direksi tertinggi dan karyawan staff tertinggi
RASIO 13,38 Kali 1,85 Kali 1,70 Kali 2,11 Kali
12.Internal Fraud Selama tahun 2013 tidak terdapat internal fraud yang terjadi di Bank yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan dengan dampak penyimpangan lebih dari Rp.100 juta.
Bank MAS Annual Report 2013
58
13. Permasalahan Hukum Permasalahan hukum yang dihadapi bank selama tahun 2013 sebagai berikut: Jumlah
Permasalahan Hukum
Perdata
Pidana
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) Dalam proses penyelesaian
3
-
Total
3
-
Sebagian besar dari perkara perdata tersebut terkait dengan upaya penyelesaian kredit bermasalah. 14. Transaksi Benturan Kepentingan Selama tahun 2013 tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan baik yang dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi maupun Pejabat Eksekutif. 15. Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial Selama tahun 2013 Bank MAS ikut berpartisipasi pemberian dana untuk masyarakat disekitar kantor dan lembaga keagamaan, antara lain tempat ibadah. 16. Penyediaan Dana Kepada Pihak Berelasi dan Penyediaan Dana Besar Penyediaan dana kepada pihak berelasi dan debitur inti telah dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan selama tahun 2013 tidak terdapat pelanggaran/pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Per 31 Desember 2013, penyediaan dana kepada pihak berelasi dan debitur inti sebagai berikut: Jumlah No.
1. 2.
Penyediaan Dana
Kepada Pihak Berelasi Kepada Debitur Inti: a. Individu b. Group
Debitur
Nominal
(Jutaan Rupiah)
12
14,033
7 8
114,444 132,203
17. Rencana Strategis Bank Sesuai dengan kebijakan jangka pendek dan menengah, maka langkah-langkah strategis yang akan dilaksanakan sejalan dengan kebijakan tersebut antara lain: 1. Rencana Jangka Pendek a. Melakukan perubahan struktur organisasi perseroan. Sehubungan dengan adanya penambahan modal dan guna memperkuat jajaran manajemen, direncanakan adanya perubahan struktur organisasi, antara lain penambahan anggota Direksi dan penambahan beberapa Kepala Divisi, sejalan dengan peningkatan permodalan Bank dan perkembangan usaha Bank. Diharapkan dengan adanya perubahan struktur organisasi ini, operasional perseroan dapat lebih efisien, efektif dan terkelola dengan baik. b. Review dan mengkaji ulang Kebijakan Remunerasi dan Nominasi untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan.
59
Bank MAS Annual Report 2013
c. Optimalisasi jaringan kerja dan kantor Direncanakan untuk membuka kantor cabang dan kantor cabang pembantu dibeberapa kota di Indonesia serta merelokasi cabang pembantu yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. d. Peningkatan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia. Pemberian pelatihan baik in-house maupun out-house pada berbagai lembaga pelatihan terkemuka, diharapkan dalam jangka pendek dapat meningkatkan kompetensi dan keahlian karyawan. e. Peningkatan risk awareness dan Budaya Kepatuhan Peningkatan risk awareness dan budaya kepatuhan terus menerus akan disosialisasikan kepada seluruh karyawan sehingga tujuan sesuai visi dan misi Bank, akan tercapai dengan selalu mengedepankan tata kelola yang baik. f. Menjaga tingkat Kesehatan Bank. Penilaian tingkat kesehatan secara periodik baik secara self assessment maupun berdasarkan hasil pemeriksaan Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan, berada pada Peringkat Komposit 2 (dua) atau lebih baik. Untuk mencapai hal tersebut, dari sisi financial, indikator-indikator keuangan utama akan diupayakan terus membaik, antara lain dengan pencapaian target-target financial. Sementara dari sisi manajerial akan terus dikembangkan pengawasan internal yang semakin baik sehingga dapat meminimalkan terjadinya kesalahan/pelanggaran. g. Efisiensi biaya dan operasional di segala bidang. Penerapan pola efisiensi pada seluruh unit kerja diharapkan dapat menurunkan biaya overhead dan pada akhirnya akan meningkatkan perolehan laba. Untuk strategi disisi pendanaan yaitu meningkatkan low cost deposits ratio dengan memberikan skema jasa giro yang menarik bagi nasabah dan mencari giro korporasi. h. Peningkatan kualitas dan jasa layanan. Menetapkan standar pelayanan nasabah termasuk peningkatan kualitas dan pengetahuan frontliners, peningkatan kecepatan penyelesaian pengaduan nasabah, penataan ruangan yang lebih baik, sarana dan prasarana yang lebih memadai, serta menambah jasa layanan perbankan seperti pemberian jasa layanan e-channel/e-banking/e-payment antara lain ATM, Internet Banking dan Mobile Banking serta bill payment yang dapat melayani kebutuhan masyarakat pada umumnya dan nasabah pada khususnya yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate image serta dapat memberikan kontribusi kepada perekonomian Indonesia i. Memperluas jaringan kerjasama antar Bank, baik Bank Lokal maupun Bank Asing 2. Rencana Jangka Menengah Terkait Kebijakan Sumber Daya Manusia, direncanakan antara lain: a. Peningkatan kompetensi dan keahlian karyawan melalui pemberian pelatihan baik in-house maupun out-house. b. Peningkatan kesejahteraan karyawan. 18. Kepatuhan Terhadap Ketentuan Selama tahun 2013 tidak terdapat pelanggaran terhadap ketentuan dibidang keuangan dan perbankan serta keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank yang wajib dilaporkan oleh Dewan Komisaris ke Bank Indonesia.
Bank MAS Annual Report 2013
60
19. Transparansi Kondisi Keuangan dan non Keuangan Bank Penyusunan dan penyajian laporan keuangan maupun non keuangan telah dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku. 20. Shares Option Bank tidak memiliki kebijakan dan/atau program shares option dalam bentuk Employee Share Option Program (ESOP) atau Management Share Option Program (MSOP) kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif. Hasil Self Assessment: Berdasarkan self assesment yang dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku, menghasilkan peringkat per masing-masing faktor sebagai berikut
No.
Aspek yang dinilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite Penanganan Benturan Kepentingan Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank Penerapan Fungsi Audit Intern Penerapan Fungsi Audit Ekstern Fungsi Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Debitur Besar (Large Exposures) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Pelaporan Internal Rencana Strategis Bank
9. 10. 11.
Peringkat
PK 2 PK 1 PK 2 PK 2 PK 2 PK 2 PK 1 PK 2 PK 2 PK 2 PK 2
Nilai Komposit PREDIKAT KOMPOSIT
PK 2 (BAIK)
Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance PT Bank Multiarta Sentosa Tahun 2013: 1. Predikat Komposit hasil self assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) : PK 2 (BAIK). 2. Kelemahan dalam Pelaksanaan Good Corporate Governance yaitu: Secara keseluruhan proses pelaksanaan Good Corporate Governance telah dilaksanakan dengan baik, baik dari segi goverrnace structure, governance process dan governance outcome telah memadai, namun masih terdapat kelemahan minor yang masih harus ditingkatkan dan dipenuhi terutama pada pemenuhan SDM pada unit kerja marketing serta peningkatan kompetensi dan pengetahuan sejalan dengan perkembangan usaha kegiatan bank dan tertib administrasi yang masih perlu ditingkatkan.
61
Bank MAS Annual Report 2013
3. Kekuatan dalam Pelaksanaan Good Corporate Governance yaitu: a. Prinsip transparansi telah mulai diterapkan dalam proses pengambilan keputusan pada setiap bidang kegiatan operasional Bank, antara lain melalui forum-forum pertemuan antar unit kerja maupun dengan pimpinan untuk penyelesaian setiap masalah kerja. b. Prinsip akuntabilitas, independensi dan kewajaran secara bertahap telah mulai diterapkan dalam setiap aspek kegiatan operasional Bank dengan tingkat pemenuhan yang bervariasi berdasarkan kondisi dan kesiapan masing-masing unit kerja.
Komite Komite dibawah Direksi Komite Kredit Diketuai Direktur Marketing dan Kredit dan anggota Pemimpin Cabang, Pemimpin Cabang Pembantu, Kepala Bagian Marketing dan Kredit dan Kepala Bagian Analisa Kredit. Bertugas untuk mengevaluasi, menganalisa dan me-review seluruh aspek dalam proses pemberian kredit sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku serta memberi rekomendasi kepada pejabat pemutus kredit dalam Credit Memorandum. Komite Kebijakan Perkreditan Bank Diketuai Direktur Utama, Wakil Ketua Direktur Marketing dan Kredit dan anggota Direktur Operasional, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko, Kepala Bagian Marketing dan Kredit, Kepala Bagian Analisa Kredit, Kepala Bagian Legal dan Admin Kredit, Kepala Bagian Credit Control and Review, Kepala Satuan Kerja Audit Intern, Kepala Bagian Manajemen Risiko dan Kepala Bagian Sisdur dan Compliance. Bertugas untuk menetapkan Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) dan memberi masukan dalam penyusunan KPB terutama yang berkaitan dengan prinsip kehati-hatian dalam perkreditan, membuat petunjuk pelaksanaan KPB, mengawasi agar KPB diterapkan dan dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten, merumuskan pemecahan bila terdapat hambatan/kendala dalam penerapan KPB, mengkaji penerapan kebijakan perkreditan dan secara berkala memberi saran/perubahan/ perbaikan KPB sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Komite Pengarah Teknologi Informasi (Steering Committee TSI) Diketuai Direktur Operasional dengan anggota Kepala Divisi Operasional, Kepala Divisi Keuangan & Treasuri, Kepala Bagian Teknologi Sistim Informasi, Kepala Bagian Analisa Kredit, Kepala Bagian Legal & Administrasi Kredit, Kepala Bagian Manajemen Risiko, Kepala Bagian Sisdur & Compliance dan Kepala Satuan Kerja Audit Intern. Tugas dan tanggung jawab antara lain menyusun, merumuskan dan mengevaluasi kebijakan dan strategi pemeliharaan dan pengembangan teknologi informasi, mengevaluasi kinerja sistem secara periodik, mengevaluasi tahapan implementasi rencana kerja dan memberikan rekomendasi kepada manajemen terhadap pelaksanaan pengadaan perangkat atau proyek teknologi informasi dalam jumlah tertentu. Komite Manajemen Risiko Diketuai Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko dengan anggota Direktur Operasional, Direktur Marketing & Kredit, Kepala Divisi Keuangan, Kepala Divisi Operasional, Kepala Bagian Marketing dan Kredit, Kepala Bagian Analisa Kredit, Kepala Bagian Manajemen Risiko dan Kepala Satuan Kerja Audit Intern.
Bank MAS Annual Report 2013
62
Wewenang dan tanggung jawab Komite anata lain menyusun kebijakan dan strategi penerapan manajemen risiko dan contingency plan, memperbaiki/menyempurnakan pelaksanaan manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi dan menetapkan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal. ALMA (Assets Liability Management) Diketuai Direktur Utama dengan anggota Direksi, Kepala Divisi, Pemimpin Cabang /Cabang Pembantu, Kepala Bagian Kredit dan Marketing dan Kepala Bagian Akuntansi dan Pelaporan. Dengan tugas antara lain me-review strategi assets dan liability management, mengevaluasi posisi risiko suku bunga bank, me-review penetapan harga aktiva dan kewajiban bank dan me-review deviasi realisasi anggaran dan Rencana Bisnis Bank. Komite Sumber Daya Manusia Diketuai Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko dengan anggota Kepala Divisi Keuangan dan Treasury, Kepala Bagian Sumber Daya Manusia, Kepala Satuan Kerja Audit Intern dan Atasan Langsung. Dengan tugas dan tanggung jawab antara lain mengevaluasi kebijakan remunerasi, memberikan rekomendasi kepada Direksi mengenai kebijakan remunerasi dan nominasi karyawan, merekomendasi sistem dan prosedur pengangkatan Pejabat Eksekutif, melakukan evaluasi terhadap Penilaian Kinerja Karyawan dan memberi pertimbangan sasaran dan strategi peningkatan sumber daya manusia jangka panjang.
Fungsi Kepatuhan Kepatuhan terhadap seluruh ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku telah dilaksanakan dengan baik dengan beberapa kekurangan minor yang dapat segera diperbaiki dalam periode yang sama, sementara pemenuhan komitmen Bank dengan pihak otoritas yang berwenang telah dilaksanakan dengan baik, seperti penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan Bank Indonesia per 31 Desember 2012 yang seluruhnya telah diselesaikan sampai dengan akhir tahun 2013.
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank Penyusunan dan penyajian laporan keuangan dan non keuangan telah dilakukan dan disampaikan kepada Bank Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku. Laporan keuangan dan laporan lainnya disampaikan kepada Bank Indonesia serta stakeholder (pemangku kepentingan) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Laporan yang disampaikan antara lain Laporan kondisi keuangan, Laporan Publikasi Triwulanan yang dipublikasikan pada media cetak, Laporan Tahunan disampaikan kepada Bank Indonesia dan lembaga lain sesuai dengan peraturan yang ditetapkan Bank Indonesia.
63
Bank MAS Annual Report 2013
Perubahan Penting yang terjadi dalam Bank dan Kelompok Usaha Berdasarkan Akta Notaris No. 112 dari Notaris Irawan Soerodjo, SH, MSI tanggal 16 Desember 2013 pengangkatan Pengurus, sehingga susunan Komisaris dan Pengurus menjadi: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen
: : :
Tahun 2013 Juwita Ekawati Winoto Tommy Mukdani Nancy Herawati
Tahun 2012 Juwita Ekawati Winoto Tommy Mukdani -
: : : : :
Tahun 2013 Ho Danny Hartono*) Nurjani Djunaedi Budi Afandi Winoto Fely Retnowati*) Iwan Yuda Pramudhi
Tahun 2012 Nurjani Djunaedi Budi Afandi Winoto Iwan Yuda Pramudhi -
Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur
*) Efektif tanggal 28 Maret 2014
Kejadian Setelah Tanggal Neraca Tidak terdapat kejadian penting setelah tanggal neraca yang mempengaruhi laporan keuangan.
Dewan Komisaris Juwita Ekawati Winoto - Komisaris Utama Memulai kariernya di perbankan sejak tahun 1975 di PT Bank Perkembangan Pelayaran Indonesia, Jakarta dengan posisi sebagai Wakil Direktur. Tahun 1978 sebagai Wakil Presiden Komisaris di PT Overseas Express Bank, Jakarta.Tahun 1988 sebagai Tim Pencari Fakta di PT Overseas Express Bank, Jakarta. Selanjutnya bergabung dengan PT Bank Multiarta Sentosa Jakarta dari tahun 1993 sebagai Kepala Divisi Operasional dan sejak tanggal 15 Maret 2012 sampai saat ini sebagai Komisaris Utama PT Bank Multiarta Sentosa.
Tommy Mukdani - Komisaris Independen Dilahirkan di Banjarmasin tahun 1961. Lulusan Universitas Padjajaran Bandung tahun 1988. Perjalanan karier dibidang perbankan dimulai tahun 1989 - 2000 dengan bergabung bersama PT Bank Tamara, Tbk sebagai Pemimpin Cabang. Kemudian bulan Maret 2001 sampai dengan Juli 2009 bergabung dengan PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk sebagai Pemimpin Cabang dan Bisnis Support Wilayah. Selanjutnya pertengahan Juli 2009 sampai dengan Desember 2009 bergabung dengan PT Bank Mayapada International Tbk sebagai Pemimpin Cabang. Pelatihan dan training yang pernah diikuti diantaranya Credit Marketing, Cash Flow Management, Monetary Policy & Banking Indonesia, Supervisory Management, Marketing Orientation, Leadership In Action. Sejak Mei 2010 hingga saat ini bergabung dengan PT Bank Multiarta Sentosa, Jakarta sebagai Komisaris.
Bank MAS Annual Report 2013
64
Nancy Herawati - Komisaris Independen Dilahirkan di Bandung tahun 1958. Lulusan Universitas Katolik Parahyangan, Bandung tahun 1984. Perjalanan karier dibidang perbankan dimulai tahun 1985 - 1989 sebagai Pemimpin Cabang dan Marketing Manajer PT Bank Permata (d/h. Bank Bali). Tahun 1990 - 1991 bergabung dengan PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk sebagai Kepala Manajer Kredit Kantor Pusat dan tahun 1991 - 1992 sebagai Pemimpin Cabang, tahun 1992 - Mei 2009 sebagai Corporate Banking, Institutional Banking and Fixed Income Division Head dan menjabat posisi yang sama sampai April 2012 setelah PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk menjadi Member HSBC Group pada bulan Mei 2009. Sejak Juni 2013 hingga saat ini bergabung dengan PT Bank Multiarta Sentosa, Jakarta sebagai Komisaris.
Direksi Nurjani Djunaedi - Direktur Utama Dilahirkan di Semarang tahun 1964. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro tahun 1988. Perjalanan karier dibidang perbankan dimulai tahun 1988 - 1999 dengan bergabung bersama PT Bank Utama (d/h PT Overseas Express Bank) dengan jabatan terakhir sebagai Group Head Marketing & Anggota Komite Kredit. Pelatihan dan training yang pernah diikuti diantaranya Excecutive Development Program, Management Supervisor, Total Quality Management.Tahun 1999 2003 bergabung dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai Deputy Senior Manager Risk Management. Tahun 2004 - 2005 bergabung dengan perusahaan Multifinance PT Asia Multidana sebagai Pemimpin Cabang. Sejak April 2005 bergabung dengan PT Bank Multiarta Sentosa, Jakarta sebagai Direktur Utama.
Budi Afandi Winoto - Direktur Dilahirkan di Jakarta tahun 1960. Lulusan Master of Business Administration dari Golden Gate University, San Fransisco, USA tahun 1984. Perjalanan karier dimulai tahun 1985 di Wothern Bank & Trust, Arkansas, USA.Tahun 1986 bergabung dengan PT Bank Central Asia, New York, USA.Tahun 1987 menjabat sebagai Direktur PT Sari Busanaprana Internasional. Tahun 1993 sebagai Direktur Utama PT Bank Multiarta Sentosa dan tahun 2003 menjabat sebagai Direktur Bank Multiarta Sentosa hingga saat ini.
Iwan Yuda Pramudhi - Direktur Dilahirkan di Jakarta tahun 1965 Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Persada Indonesia YAI tahun 1995. Perjalanan Karier dibidang perbankan di Panin Bank tahun 1989 - 1995, tahun 1996 - 2000 bergabung di Bank Dharmala sebagai Corporate Planning Officer, tahun 2000 - 2005 di BPPN sebagai Corporate Secretary Officer, tahun 2005 - 2011 di Bank Swadesi dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Kepatuhan dan tahun 2012 hingga saat ini bergabung dengan PT Bank Multiarta Sentosa, Jakarta sebagai Direktur Kepatuhan.
65
Bank MAS Annual Report 2013
Susunan Komisaris dan Direksi, berdasarkan Akta Notaris No. 112 dari Notaris Irawan Soerodjo, SH, MSI tanggal 16 Desember 2013
Komisaris Dari kiri ke kanan : Tommy Mukdani, Juwita Ekawati Winoto, Nancy Herawati
Direksi Dari kiri ke kanan : Budi Afandi Winoto, Nurjani Djunaedi, Ho Danny Hartono, Fely Retnowati, Iwan Yuda Pramudhi
Bank MAS Annual Report 2013
66
Pejabat Eksekutif Kepala Divisi Keuangan & Treasuri, Arijanti Lukito. Pemimpin Cabang Krekot Bunder. Indriawati Winoto. Pemimpin Cabang Surabaya, Heru Njotoprawiro. Kepala Bagian Satuan Kerja Audit Intern (SKAI), Toki Aslyanto. Kepala Bagian Marketing dan Kredit, Hendra Wijaya (Andra). Kepala Bagian Manajemen Risiko, Iin Sutedja. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia, Rudijono Atmadja. Kepala Bagian Sisdur & Kepatuhan, Andi Yuliadi. Kepala Bagian Logistik/Umum, Tan Yelan. Kepala Bagian Akuntansi & Pelaporan, Jusak Elia. Kepala Bagian Analisa Kredit, Thomas Gunawan. Kepala Bagian Legal dan Administrasi Kredit, Jatiro Malau. Kepala Bagian Teknologi System Informasi (TSI), Agust Setijo. Kepala Bagian Operasional Kantor Pusat, Heng Lie. Kepala Bagian Operasional Cabang Krekot, Hadi Kusuma. Kepala Bagian Operasional Cabang Surabaya, Endang Suhartiningsih.
67
Bank MAS Annual Report 2013
Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan Laporan Tahunan ini beserta laporan keuangan dan informasi terkait lainnya, merupakan tanggung jawab dari Manajemen PT Bank Multiarta Sentosa dan telah disetujui oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan membubuhkan tanda tangannya dibawah ini:
Komisaris
Juwita Ekawati Winoto
Tommy Mukdani
Nancy Herawati
Direksi
Nurjani Djunaedi
Budi Afandi Winoto
Iwan Yuda Pramudhi
Bank MAS Annual Report 2013
68
69
Bank MAS Annual Report 2013
Unit Front Office
Unit Back Office
Koord. Keamanan & Pool
Account Officer
Bagian Kredit & Marketing
Komite Pemantau Risiko
Komite Audit
Komite Nominasi dan Remunerasi
Kantor Cabang/Capem
Bagian Operasional
Unit Umum
Bagian Logistik & Umum
Divisi Operasional
Direktur Operasional
Komite-Komite Direksi - Komite Kredit - Komite Kebijakan Kredit - Steering Committee TSI - Komite Manajemen Risiko - ALCO - Komite SDM
Bagian TSI
KomiteKomite Direksi
PT Bank Multiarta Sentosa
Struktur Organisasi
Analisa Kredit & Appraisal
Bagian Analisa Kredit & Appraisal
Divisi Kredit & Marketing
Unit Pelaporan & Agunan
Unit Legal & Administrasi Kredit, Asuransi
Bagian Legal & Administrasi Kredit
Direktur Utama
Dewan Komisaris
Unit Pelaporan
Unit Akuntansi
Bagian Akuntansi & Pelaporan
Unit Treasuri
Divisi Keuangan & Treasuri
Bagian Manajemen Risiko
: Garis Komando : Garis Koordinasi
APU PPT & Fraud
Bagian Sisdur & Kepatuhan
Keterangan :
Bagian SDM
Direktur Kepatuhan
Satuan Kerja Audit Intern
PT BANK MULTIARTA SENTOSA LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
PT BANK MULTIARTA SENTOSA DAFTAR ISI
HALAMAN
SURAT PERNYATAAN DIREKSI ATAS TANGGUNG KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
JAWAB
LAPORAN
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
1
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK TAHUN - TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
2
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN - TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
3
LAPORAN ARUS KAS UNTUK 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
4
TAHUN
YANG
BERAKHIR
TANGGAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
5 - 61
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
ASET
Catatan
31 Desember 2013
31 Desember 2012
Kas
2c,3
2.623.097.150
2.890.874.550
Giro Pada Bank Indonesia
2f,4
68.452.789.209
51.443.852.532
5
5.787.361.491
2.712.301.137
2g,2j,6
294.852.912.959
135.042.465.608
2h,7
628.919.837.114
45.946.477.700
2i,2j,2s,8,27
13.879.201.558 658.062.201.959
10.657.768.196 612.805.378.158
2k,9
14.339.392.977
14.732.052.925
Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp 0 pada 31 Desember 2013 dan 2012 Efek-Efek Kredit Yang Diberikan Setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp 9.705.504.857 pada 31 Desember 2013 ( 31 Desember 2012 : Rp 8.672.166.300) - Pihak Berelasi - Pihak Ketiga Aset Tetap Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp15.172.610.483 pada tahun 2013 ( 31 Desember 2012 : Rp 14.408.280.132) Aset Pajak Tangguhan
666.400.200
746.751.929
7.542.284.924
5.731.989.115
1.695.125.479.541
882.709.911.850
487.228.409
162.057.934
284.343.751.964
278.093.974.346
309.972.561.597
396.382.803.180
13
2.742.716.687
2.470.002.580
2o,14,25
8.913.526.999
8.423.695.739
606.459.785.656
685.532.533.779
1.055.000.000.000
155.000.000.000
33.665.693.885
42.177.378.071
JUMLAH EKUITAS
1.088.665.693.885
197.177.378.071
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
1.695.125.479.541
882.709.911.850
Aset Lain-Lain
2r, 13 2l,2m,10
JUMLAH ASET
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas Segera
11
Simpanan Nasabah - Pihak Berelasi
2n,2s,12,27
- Pihak Ketiga Utang Pajak Liabilitas Lain-lain JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal Saham - nilai nominal Rp 1.000 per saham pada 31 Desember 2013 dan 2012 Modal Dasar - 3.800.000.000 saham pada 31 Desember 2013 dan 600.000.000 saham pada tahun 2012 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.055.000.000 saham pada 31 Desember 2013 dan 155.000.000 saham pada tahun 2012 Saldo laba
15
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
Halaman 1
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) Catatan PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga Pendapatan Bunga Beban Bunga Pendapatan Bunga - Bersih Pendapatan Operasional Lainnya Beban Operasional Lainnya Umum dan Administrasi Tenaga Kerja Pendapatan (Beban) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Beban Operasional Lainnya
2013
2012
2p,2q,16 2p,17
91.304.349.823 (37.779.185.699) 53.525.164.124
77.851.771.536 (34.998.736.495) 42.853.035.041
2q,18
1.968.684.660
1.707.435.114
20 21 19
(8.777.916.143) (20.133.537.686) (1.033.338.557) (29.944.792.386)
(9.249.948.046) (16.542.438.460) (83.288.442) (25.875.674.948)
25.549.056.398
18.684.795.207
LABA OPERASIONAL PENDAPATAN DAN BEBAN BUKAN OPERASIONAL Pendapatan Bukan Operasional Beban Bukan Operasional Jumlah Pendapatan dan Beban Bukan Operasional Bersih
22 23
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN Beban Pajak Kini Manfaat (Beban) Pajak Tangguhan Jumlah Beban Pajak Penghasilan LABA TAHUN BERJALAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
2r,13 2r,13
264.357.586 (320.888.441) (56.530.855)
1.124.642.355 (379.204.755) 745.437.600
25.492.525.543
19.430.232.807
(6.423.858.000) (80.351.729) (6.504.209.729)
(4.822.071.250) (159.309.037) (4.981.380.287)
18.988.315.814
14.448.852.520
-
-
18.988.315.814
14.448.852.520
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
Halaman 2
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
Catatan Saldo per 1 Januari 2012 Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan Saldo per 31 Desember 2012 Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan
Saldo Laba
Modal Saham
Jumlah Ekuitas
155.000.000.000
27.728.525.551
182.728.525.551
-
14.448.852.520
14.448.852.520
155.000.000.000
42.177.378.071
197.177.378.071
18.988.315.814
18.988.315.814
-
Setoran Modal Dari Dividen
15
27.500.000.000
Penambahan Modal Disetor
15
872.500.000.000
-
872.500.000.000
1.055.000.000.000
33.665.693.885
1.088.665.693.885
Saldo per 31 Desember 2013
(27.500.000.000)
-
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
Halaman 3
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh ) 2013
2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: Penerimaan Bunga, provisi, dan komisi Pembayaran Bunga Pembayaran Beban Tenaga Kerja Pembayaran Beban Administrasi dan Umum/ Beban Bukan Operasional Penerimaan dari Pendapatan Operasional Lainnya/ Pendapatan Bukan Operasional Pembayaran Pajak Penghasilan
10,16,18
90.997.302.048
76.783.144.416
11,17
(37.481.985.111)
(35.211.376.506)
21
(20.133.537.686)
(16.542.438.460)
10,14,20,21,23
(9.346.849.274)
(8.502.919.270)
18,22
2.209.312.624
1.817.166.460
13
(6.231.495.622)
(4.299.382.048)
20.012.746.979
14.044.194.592
68.726.173.369
Laba Operasi sebelum Perubahan dalam Aset dan Liabilitas Operasi Perubahan Dalam Aset dan Liabilitas Operasi Penurunan (Kenaikan) Aset Operasi Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia
6
(159.810.447.351)
Efek-Efek
7
(582.973.359.414)
(9.082.826.668)
Kredit yang Diberikan
8
(49.511.595.720)
(130.071.393.945)
Aset Lain-Lain
10
142.017.164
3.272.805.960
(792.153.385.321)
(67.155.241.284)
Kenaikan (Penurunan) Liabilitas Operasi Simpanan - Giro
12
(72.224.843.261)
32.273.807.989
- Tabungan
12
(7.231.620.286)
13.508.208.413
- Deposito Berjangka
12
(704.000.420)
10.880.862.115
Liabilitas Segera
11
-
Liabilitas Lain-Lain
14
695.282.856
Arus Kas Bersih Diperoleh (Digunakan untuk) dari Aktivitas Operasi
727.868 (808.418.803)
(79.465.181.111)
55.855.187.582
(851.605.819.453)
2.744.140.890
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI: Hasil Penjualan Aset
22
Perolehan Aset Tetap Arus Kas Bersih Diperoleh (Digunakan untuk) dari Aktivitas Investasi
9
278.346.129 (1.356.307.045) (1.077.960.916)
1.709.700.000 (1.752.661.596) (42.961.596)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN: Penyetoran modal Pembayaran dividen Arus Kas Bersih Diperoleh (Digunakan untuk) dari Aktivitas Pendanaan
900.000.000.000 (27.500.000.000) 872.500.000.000
-
Penurunan Bersih Kas dan Setara Kas
19.816.219.631
2.701.179.294
Kas dan Setara Kas Awal Tahun
57.047.028.219
54.345.848.924
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
76.863.247.850
57.047.028.219
Kas dan Setara Kas terdiri atas : Kas
3
2.623.097.150
2.890.874.550
Giro pada Bank Indonesia
4
68.452.789.209
51.443.852.532
Giro pada Bank Lain
5
5.787.361.491
2.712.301.137
76.863.247.850
57.047.028.219
Jumlah Kas dan Setara Kas
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
Halaman 4
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum Bank PT Bank Multiarta Sentosa (“Bank”) didirikan berdasarkan Akte Notaris H. Saidus Sjahar, S.H. No.201 tanggal 28 Juli 1992 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. C2-6998. HT.01.01.TH92 tanggal 25 Agustus 1992. Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir sesuai dengan Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dengan Akta Notaris No.88 tanggal 21 Juli 2009 oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si. Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-40564.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 20 Agustus 2009. Bank telah memperoleh ijin usaha sebagai Bank Umum Non Devisa melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.1093/KMK/017/1992 tanggal 15 Oktober 1992, dan Surat Keputusan Direktur Perijinan Dan Informasi Perbankan Bank Indonesia No.5/4/KEP.Dir.PIP/2003 tanggal 24 Desember 2003 tentang pemberian ijin usaha sebagai perdagangan valuta asing. Sesuai dengan pasal 3 Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Multiarta Sentosa, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan adalah berusaha dalam bidang Bank umum dengan cara: menghimpun dana dalam bentuk simpanan, memberikan kredit, menerbitkan surat pengakuan hutang, penempatan dana dari atau pada Bank lain, menerima pembayaran atas tagihan surat berharga, melakukan kegiatan lain yang lazim digunakan Bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank berkedudukan di Jalan Suryopranoto No.24 A Jakarta Pusat – 10130 dan melakukan usaha sebagai Bank umum dan perdagangan valuta asing dengan jumlah karyawan sebanyak 183 orang pada tahun 2013 dan 191 orang pada tahun 2012. Bank memiliki dua kantor cabang di wilayah Krekot Bunder dan Surabaya, serta enam kantor cabang pembantu di wilayah Sawah Besar, Kelapa Gading, Tangerang, Mangga Dua, Muara Karang dan Tanjung Duren. b. Komposisi Manajemen Bank Susunan Anggota Dewan Direksi dan Dewan Komisaris tahun 2013 sesuai Akta Notaris No.112 dari Notaris Irawan Soerodjo, S.H. Msi tanggal 16 Desember 2013 dan tahun 2012 susunan Anggota Dewan Komisaris sesuai Akta Notaris No.39 dari Notaris Setiawan, S.H. tanggal 06 Juli 2012 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris
Tahun 2013
Tahun 2012
Komisaris Utama
:
Nyonya Juwita E. Winoto
Nyonya Juwita E. Winoto
Komisaris Independen Komisaris Independen
: :
Tuan Tommy Mukdani Nyonya Nancy Herawati
Tuan Tommy Mukdani -
Halaman 5
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 1. UMUM (lanjutan) Dewan Direksi
Tahun 2013
Tahun 2012
Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur
: : : : :
Tuan Ho Danny Hartono*) Nyonya Nurjani Djunaedi Tuan Budi Afandi Winoto Nyonya Fely Retnowati*) Tuan Iwan Yuda Pramudhi
Nyonya Nurjani Djunaedi Tuan Budi Afandi Winoto Tuan Iwan Yuda Pramudhi -
Komite Audit Ketua Anggota Anggota
: : :
Nyonya Nancy Herawati Tuan Haryadi Tuan L. Arwoko
Tuan Tommy Mukdani Tuan Haryadi Tuan L. Arwoko
Komite Pemantau Risiko Ketua : Tuan Tommy Mukdani Anggota : Tuan L.Arwoko Anggota : Tuan Haryadi
Tuan L. Arwoko Tuan Haryadi
Komite Remunerasi dan Nominasi Ketua : Nyonya Nancy Herawati Anggota : Nyonya Juwita Ekawati Winoto Anggota : Tuan Rudyono Atmadja
Tuan Tommy Mukdani Nyonya Juwita Ekawati Winoto Tuan Rudyono Atmadja
*) Efektif tanggal 28 Maret 2014
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Kebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan Bank untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: Indeks Kebijakan Akuntansi: a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan b. Penggunaan Pertimbangan, Estimasi, dan Asumsi c. Penjabaran Mata Uang Asing d. Kelangsungan Usaha e. Aset dan Kewajiban Keuangan f. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain g. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain h. Efek-efek i. Kredit yang Diberikan j. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dari Aset Keuangan k. Aset Tetap l. Agunan yang Diambil Alih (AYDA)
Halaman 6
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) m. n. o. p. q. r. s.
Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset yang bukan aset keuangan Simpanan dari Nasabah Imbalan Kerja Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga Pengakuan Pendapatan Provisi dan Komisi Pajak Penghasilan Badan Transaksi dengan Pihak Berelasi.
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali untuk sebagai berikut: •
instrumen keuangan derivatif dinilai berdasarkan nilai wajar.
•
instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajar.
•
tersedia untuk dijual aset keuangan dinyatakan sebesar nilai wajar.
•
aset keuangan diakui dan kewajiban keuangan yang dikategorikan sebagai unsur yang dilindungi nilainya dalam kualifikasi nilai wajar hubungan lindung nilai disesuaikan dengan perubahan nilai wajar yang berhubungan dengan risiko yang dilindung nilai.
•
kewajiban untuk imbalan pasti diakui sebesar nilai tunai dari seluruh didefinisikan manfaat kewajiban kurang bersih dari aktiva program, ditambah keuntungan aktuarial, kurang biaya jasa lalu yang belum diakui dan kerugian aktuarial yang belum diakui.
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain pada setiap catatan atas laporan keuangan. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, aset keuangan yang dimiliki untuk perdagangan dan investasi efek yang jatuh tempo sampai dengan tiga bulan sejak tanggal perolehan, selama tidak sedang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman atau dibatasi penggunaannya. b. Penggunaan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, kewajiban, pendapatan, dan beban. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan terkini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi tersebut. Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Perubahan estimasi akuntansi diakui dalam periode dimana estimasi tersebut diubah dan dalam periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh perubahan estimasi tersebut.
Halaman 7
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) c. Penjabaran Mata Uang Asing Laporan keuangan dinyatakan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan Bank. Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan dalam Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan. d. Kelangsungan Usaha Laporan keuangan Bank telah disusun dengan anggapan Bank akan melanjutkan usahanya secara berkelanjutan. Manajemen Bank telah melakukan pengukuran atas kondisi Bank saat ini, dan hasil pengukuran tersebut menyimpulkan bahwa tidak terdapat kondisi, peristiwa, dan ketidakpatuhan yang menyebabkan Bank tidak dapat melanjutkan atau diberhentikan usahanya. Manajemen Bank berkeyakinan bahwa Bank memiliki kemampuan dan sumber daya yang cukup untuk melanjutkan usahanya secara berkelanjutan. e. Aset dan Kewajiban Keuangan Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, pinjaman yang diberikan, dan aset lain-lain (piutang bunga dan piutang lain-lain). Liabilitas keuangan Bank terdiri dari simpanan nasabah dan liabilitas lain-lain. Bank menerapkan PSAK No.50 (Revisi 2010), ”Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No.55 (Revisi 2011), “Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No.60, ”Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. PSAK No.50 (Revisi 2010), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit dalam aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa depan suatu entitas terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK No.55 (Revisi 2011) menetapkan prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item-item nonkeuangan. PSAK ini memberikan definisi dan karakteristik derivatif, kategori-kategori dari masing-masing instrument keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK No.60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi atas masing-masing instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerjanya, serta sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrument keuangan yang dihadapi Bank selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana Bank mengelola risiko tersebut.
Halaman 8
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e. Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan) 1) Klasifikasi Berdasarkan PSAK No.55 (Revisi 2006), aset keuangan diklasifikasikan dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, b) Aset keuangan tersedia untuk dijual, c) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan d) Pinjaman yang diberikan dan piutang. Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: a) Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi b) Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. Pada posisi tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank memiliki aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang. a) Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali: (1) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (2) Investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan (3) Investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi dan diakui sebagai “Pendapatan Bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui didalam laporan keuangan sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” (CKPN). b) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi dipasar aktif, kecuali: (1) Yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
Halaman 9
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e. Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan) (2) Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau (3) Dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat didalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai “Pendapatan bunga”. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui dalam laporan laba rugi sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” (CKPN). 2) Pengakuan Entitas menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk mencatat transaksi aset keuangan yang lazim (reguler). Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan didalam neraca sebagai “Aset yang dijaminkan”, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali. 3) Penghentian Pengakuan Aset Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual untuk atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kontrol yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa. Bank mengklasifikasikan kewajiban keuangan dalam kategori: a) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kategori ini terdiri dari dua subkategori, yaitu: Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai “keuntungan/kerugian dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”. Jika Bank pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen hutang tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK 55 instrumen hutang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.
Halaman 10
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e. Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan) Perubahan nilai wajar terkait dengan kewajiban keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam ”Keuntungan/kerugian dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. b) Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. 4) Saling hapus Aset dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara netto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. 5) Pengukuran nilai wajar Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran. Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan estimasi yang bersifat spesifik dari Bank memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan. Bank mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan hargaharga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi.
Halaman 11
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e. Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan) Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut ditentukan dengan perbandingan terhadap transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi. Jika harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data dari pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup. Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Bank dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Estimasi nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Bank yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penerapan harga suatu transaksi. Aset keuangan dan posisi long diukur menggunakan harga penawaran, liabilitas keuangan dan posisi short diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka netto (net open position), mana yang lebih sesuai.
f.
Giro pada Bank Indonesia dan Giro Bank Lain Giro pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti objektif penurunan nilai (Catatan 2j). Giro pada bank lain dan Bank Indonesia diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Sesuai denga Peraturan Bank Indonesia GWM dalam Rupiah terdiri dari: GWM Primer, sebesar 8% dari DPK dalam Rupiah. GWM Sekunder, sebesar 4% dari DPK dalam Rupiah. (Tahun 2012 sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah) GWM LDR, sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara KPMM Bank dan KPMM Insentif.
Halaman 12
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Giro pada Bank Indonesia dan Giro Bank Lain (lanjutan) a. Besaran dan parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM LDR dalam rupiah ditetapkan sebagai berikut: 1) Batas bawah LDR Target sebesar 78%. 2) Batas atas LDR Target sebesar 92%. (Tahun 2012 sebesar 100%) 3) KPMM Insentif sebesar 14% (empat belas persen). 4) Parameter Disinsentif Bawah sebesar 0,1 (nol koma satu). 5) Parameter Disinsentif Atas sebesar 0,2 (nol koma dua). b. GWM dalam valuta asing sebesar 8% dari DPK dalam valuta asing. Tata cara pemenuhan Giro Wajib Minimum berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 dan perubahannya No.15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013, adalah sebagai berikut: Pemenuhan GWM Primer dalam Rupiah dihitung dengan membandingkan saldo Rekening Giro Bank pada Bank Indonesia setiap akhir hari dalam 1 (satu) masa laporan terhadap rata-rata harian jumlah DPK dalam 1 (satu) masa laporan pada 2 (dua) masa laporan sebelumnya. Pemenuhan GWM Sekunder dalam Rupiah dihitung dengan membandingkan jumlah SBI, SDBI, SBN dan/atau Exess Reserve setiap akhir hari dalam 1 (satu) masa laporan terhadap rata-rata harian jumlah DPK dalam 1 (satu) masa laporan pada 2 (dua) masa laporan sebelumnya.
g. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi bunga diterima dimuka, serta penempatan pada Bank Lain dinilai berdasarkan nilai wajar ditambah biaya transaksi tambahan langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan amortiasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (EIR). Penyisihan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai sebagaimana diungkapkan dalam catatan e5. h. Efek-Efek Efek-efek yang dimiliki oleh Bank berupa Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”). Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo. Efek-efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi dan setelah pengakuan awal dicatat sesuai dengan klasifikasi sebagai dimiliki hingga jatuh tempo. Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Setelah pengakuan awal, efek-efek yang diklasifikasikan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Bila terjadi penjualan atau reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan dari efek-efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo yang belum mendekati tanggal jatuh tempo, maka hal ini akan menyebabkan reklasifikasi atas semua efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo ke dalam kelompok tersedia untuk dijual, dan Bank tidak diperkenankan untuk mengklasifikasikan efek-efek sebagai dimiliki hingga jatuh tempo untuk tahun berjalan dan untuk kurun waktu dua tahun mendatang. Efek-efek yang diklasifikasikan ke dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo disajikan pada laporan posisi keuangan berdasarkan harga perolehan setelah amortisasi premi atau diskonto. Amortisasi premi/diskonto untuk efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo dilakukan sejak tanggal perolehan sampai dengan tanggal jatuh tempo berdasarkan metode suku bunga efektif. Halaman 13
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i.
Kredit yang Diberikan Pinjaman yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut. Berdasarkan PSAK 55/50 kredit dinyatakan sebesar nilai perolehan yang diamortisasi (amortized cost) yaitu nilai wajar kredit yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif. Pinjaman dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank. Pinjaman yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian pinjaman. Pinjaman yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kemudian atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada tahun berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan. Penerimaan kembali atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya.
j.
Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari Aset Keuangan Pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan) dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Kriteria yang digunakan oleh entitas untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut: 1) Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak debitur; 2) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; 3) Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak debitur, memberikan keringanan (konsensi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut; 4) Terdapat kemungkinan bahwa pihak debitur akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; 5) Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan; atau 6) Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual terhadap kelompok aset tersebut, termasuk: a) Memburuknya status pembayaran pihak debitur dalam kelompok tersebut; dan b) Kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atau aset dalam kelompok tersebut.
Halaman 14
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) j.
Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (lanjutan) Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portfolio diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 3 dan 12 bulan, untuk kasus tertentu diperlukan periode yang lebih lama. Bank pertamakali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jumlah penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat nilai kini aset keuangan dengan estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai diakui pada laporan laba rugi. Jika kredit yang diberikan atau investasi dimiliki hinggga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku ditetapkan dalam kontrak. Sebagai panduan praktis, Bank dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrumen dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi. Jika persyaratan kredit, piutang atau efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah. Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial aset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian dan dicatat pada akun penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi. Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapusbuku dengan menjurnal balik Cadangan Kerugian Penurunan Nilai. Kredit tersebut baru dapat dihapusbuku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek serta Obligasi Pemerintah (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan kedalam “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” (CKPN). Jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi. Halaman 15
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k. Aset Tetap Sejak 1 Januari 2012, telah diberlakukan PSAK 16 (revisi 2011) “Aset Tetap” dan ISAK 25 “Hak Atas Tanah”. Biaya perolehan hak atas tanah dalam bentuk hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai diakui sebagai aset tetap. Biaya perolehan tersebut merupakan biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk memperoleh hak atas tanah tersebut termasuk biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali. Hak atas tanah dalam bentuk hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai tidak disusutkan, kecuali terdapat bukti yang mengindikasikan bahwa perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah tersebut kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh. Aset tetap pada awalnya dinyatakan sebesar harga perolehan. Setelah pengukuran awal, aset tetap diukur dengan model biaya, dicatat pada harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. Tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak disusutkan. Harga perolehan mencakup harga pembelian dan semua beban yang terkait secara langsung untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk memungkinkan aset tersebut beroperasi sebagaimana ditentukan oleh manajemen. Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) untuk mengalokasikan harga perolehan hingga mencapai nilai sisa sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut: Tarif penyusutan Bangunan 5% Perangkat lunak mini komputer 25% Inventaris kantor dan peralatan kantor 12,5% & 25% Kendaraan 12,5% & 25 % Komputer 25% Perangkat keras mini komputer 25% Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan posisi keuangan, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Beban pemugaran dan penambahan yang jumlahnya signifikan dicatat sebagai bagian dari nilai tercatat aset yang bersangkutan apabila kemungkinan besar Bank akan mendapatkan manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut yang melebihi standar kinerja yang diperkirakan sebelumnya. Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai yang dipakai. Pada setiap tanggal neraca, Bank melakukan penelaahan untuk menetapkan sisa masa manfaat, mengindentifikasi apakah terjadi perubahan di dalam nilai residu dan metode akuntansi, serta untuk memutuskan apakah terdapat indikasi penurunan nilai.
Halaman 16
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) l.
Agunan yang Diambil Alih (AYDA) Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan dan disajikan pada “Aset Lain-lain”. Aset yang tidak digunakan adalah aset tetap dalam bentuk properti yang dimiliki Indonesia tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha operasional Bank. AYDA dan properti disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value). Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual AYDA tersebut. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh peminjam di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan. Selisih antara nilai bersih yang dapat direalisasi dengan hasil penjualan AYDA diakui sebagai keuntungan atau kerugian tahun berjalan pada saat dijual. Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan AYDA dan properti dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
m. Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset yang bukan aset keuangan Nilai tercatat dari aset yang bukan aset keuangan milik Bank, kecuali aset pajak tangguhan, ditelaah setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika indikasi tersebut ada, maka nilai yang dapat dipulihkan dari aset tersebut akan diestimasi. Untuk goodwill dan aset tak berwujud yang memiliki masa manfaat yang tidak dapat ditentukan atau tidak tersedia untuk digunakan, maka nilai yang dapat dipulihkan harus diestimasi setiap tahunnya pada saat yang sama. Nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aset atau unit penghasil kas adalah sebesar jumlah yang lebih tinggi antara nilai pakainya dan nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya untuk menjual. Dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai sekarang dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar saat ini terhadap nilai kas kini dan risiko spesifik terhadap aset tersebut. Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, aset yang tidak dapat diuji secara individual akan digabungkan dalam kelompok yang lebih kecil yang memberikan arus kas masuk dari penggunaan berkelanjutan yang sebagian besar independen terhadap arus kas masuk atas aset lainnya atau kelompok aset (“unit penghasil kas” atau “UPK”). Penyisihan penurunan nilai diakui jika nilai tercatat dari suatu aset atau UPK melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Penyisihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan. Penyisihan penurunan nilai yang diakui pada tahun sebelumnya dinilai pada setiap tanggal pelaporan untuk melihat adanya indikasi bahwa kerugian telah menurun atau tidak ada lagi. Kerugian penurunan nilai dijurnal balik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan dalam menentukan nilai yang dapat dipulihkan. Penyisihan kerugian penurunan nilai dijurnal balik hanya hingga nilai tercatat aset tidak melebihi nilai tercatat yang telah ditentukan, dikurangi dengan depresiasi atau amortisasi, jika penyisihan penurunan nilai tidak pernah diakui.
Halaman 17
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) n. Simpanan dari Nasabah Simpanan nasabah pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, pemindahbukuan dengan bilyet giro, atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemegang giro. Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya, hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemilik tabungan. Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian dengan penyimpan/deposan. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian dengan deposan. o. Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek: Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual. Imbalan pasca kerja: Bank membukukan kewajiban estimasi manfaat karyawan sesuai dengan kebijakan Bank dan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 serta PSAK No.24 (Revisi 2010) tentang Imbalan Kerja. Kewajiban program imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan dihitung sebesar nilai kini dari estimasi kewajiban imbalan pasca-kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset bersih dana pensiun. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit. Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan ke dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama rata-rata sisa masa kerja karyawan hingga imbalan pasca kerja menjadi hak karyawan (vested). Imbalan pasca kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasca-kerja pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama sisa masa kerja rata-rata karyawan. Jika tidak, keuntungan atau kerugian aktuaria tidak diakui.
Halaman 18
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) p. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mengdiskontokan estimasi pembayaran atas penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, entitas mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pelunasan dipercepat, opsi beli (call option) dan opsi serupa lainnya), namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan seluruh premi atau diskon lainnya. Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung penurunan nilai. q. Pengakuan Pendapatan Provisi dan Komisi Pendapatan provisi dan komisi diakui menggunakan basis akrual pada saat jasa telah diberikan. Pendapatan provisi atas komitmen memberikan pinjaman yang akan dicairkan (bersama-sama dengan biaya transaksi lain yang terkait langsung) diakui sebagai penyesuaian atas suku bunga efektif atas pinjaman yang diberikan. Pendapatan provisi atas pinjaman sindikasi diakui sebagai pendapatan ketika proses sindikasi telah selesai dan Bank tidak ambil bagian dalam pinjaman sindikasi atau telah mengambil bagian atas pinjaman sindikasi dengan suku bunga efektif yang sama dengan peserta lainnya. Pendapatan provisi dan komisi yang timbul dari negosiasi, partisipasi dalam negosiasi atas transaksi dengan pihak ketiga diakui pada saat penyelesaian transaksi yang mendasarinya. Portfolio dan jasa manjemen lainnya serta pendapatan jasa diakui berdasarkan kontrak yang berlaku, dan pada umumnya berdasarkan time apportionate. Pendapatan jasa wealth management, perencanaan keuangan dan jasa kustodian yang terus diberikan selama jangka waktu tertentu diakui secara berimbang sepanjang periode penyediaan layanan tersebut. Pendapatan yang dikaitkan dengan kinerja atau pendapatan komponen diakui ketika kriteria kinerja tersebut dipenuhi. r. Pajak Penghasilan Badan Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban (manfaat) pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada laporan laba rugi kecuali untuk item yang langsung diakui di komponen ekuitas lainnya, dimana beban pajak yang terkait dengan item tersebut diakui di pendapatan komprehensif lain. Beban pajak kini adalah utang pajak yang ditentukan berdasarkan laba kena pajak untuk tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan.
Halaman 19
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r. Pajak Penghasilan Badan (lanjutan) Bank menerapkan metode aset dan liabilitas dalam menghitung beban pajaknya. Dengan metode ini, aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan temporer aset dan liabilitas untuk tujuan akuntansi dan tujuan pajak. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa akan datang, jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di masa mendatang cukup besar (probable). Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan. Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Perubahan terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding diterima. s. Transaksi dengan Pihak Berelasi Dalam menjalankan usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK No.7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihakpihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian. Suatu pihak dianggap berelasi dengan Bank jika: i. suatu pihak yang secara langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Bank; (ii) memiliki pengaruh signifikan atas Bank; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Bank; ii. suatu pihak yang berada dalam kelompok usaha yang sama dengan Bank; iii. suatu pihak yang merupakan ventura bersama di mana Bank sebagai venturer; iv. suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Bank; v. suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (i) atau (iv); vi. suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (i) atau (v); vii. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Bank atau entitas terkait Bank. Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan telah disajikan dalam Catatan 26 atas laporan keuangan.
Halaman 20
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 3. KAS Kas terdiri dari: 2013 Kas Rupiah Kas Valuta Asing Jumlah
4.
2.623.097.150 2.623.097.150
2012 2.890.874.550 2.890.874.550
GIRO PADA BANK INDONESIA 2013 Giro pada Bank Indonesia Jumlah
2012
68.452.789.209
51.443.852.532
68.452.789.209
51.443.852.532
Penempatan Giro pada Bank Indonesia sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. GWM Primer dalam Rupiah pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp66.763 juta dan Rp51.250 juta. GWM Sekunder dalam Rupiah pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp33.382 juta dan Rp16.016 juta. Pada posisi 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi giro wajib minimum yang harus disediakan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. 5. GIRO PADA BANK LAIN 2013 PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank CIMB NIAGA, Tbk PT Bank Ekonomi, Tbk Subjumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah
4.556.799.472 172.198.018 1.058.364.001 5.787.361.491 5.787.361.491
2012 1.261.397.030 1.158.018 1.449.746.089 2.712.301.137 2.712.301.137
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 tidak terdapat penempatan giro dalam mata uang asing dan pada pihak berelasi. Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen Bank, kolektibilitas atas seluruh giro pada Bank lain pada tahun 2013 dan 2012 tergolong Lancar. 6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN Berdasarkan jenis: 2013 Call Money pada Bank Indonesia Jumlah Penempatan
2012
294.852.912.959
135.042.465.608
294.852.912.959
135.042.465.608
Pada tanggal 31 Desember 2013 seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain merupakan FASBI dan pada tanggal 31 Desember 2012 merupakan Term Deposit pada Bank Indonesia. Penempatan tersebut dalam bentuk mata uang rupiah. Suku bunga efektif rata-rata tertimbang setahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah 4,86% dan 4,41%. Halaman 21
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 7. EFEK-EFEK Seluruh efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo. Efekefek berdasarkan jenisnya terdiri atas: 2013 2012 Pihak terkait Pihak tidak terkait: Sertifikat Bank Indonesia 202.950.000.000 46.472.000.000 Diskonto yang belum diamortisasi (8.428.310.227) (525.522.300) Sertifikat Bank Indonesia – Bersih 194.521.689.773 45.946.477.700 Sertifikat Deposito Bank Indonesia 441.053.000.000 Diskonto yang belum diamortisasi (6.654.852.659) Sertifikat Deposito Bank Indonesia – 434.398.147.341 Bersih Surat Berharga Dimiliki Hingga Jatuh 628.919.837.114 45.946.477.700 Tempo – Bersih Tahun 2013 Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing, bagi Bank Umum Konvensional, GWM dalam rupiah terdiri dari GWM Primer sebesar 8% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku 1 November 2010, GWM Sekunder sebesar 4% dari DPK Rupiah dan GWM LDR 78% - 92% berlaku sejak tanggal 2 Desember 2013. Tahun 2012 Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, GWM dalam rupiah terdiri dari GWM Primer sebesar 8% dari DPK dalam Rupiah, GWM Sekunder sebesar 2,5% dari DPK Rupiah berlaku sejak 24 Oktober 2009 dan GWM LDR 78% - 100% yang mulai berlaku tanggal 1 Nopember 2010. Sedangkan untuk GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1,00% dari DPK dalam mata uang asing, serta Surat Edaran No.11/29/ DPNP tanggal 16 Oktober 2009 tentang perhitungan Giro Wajib Minimun (GWM) Sekunder dalam Rupiah. GWM sekunder yang wajib ditempatkan dalam bentuk SBI atau SUN pada posisi 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp33.382 juta dan pada posisi 31 Desember 2012 sebesar Rp16.016 juta. Seluruh efek-efek diterbitkan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, efek-efek digolongkan Lancar. Tidak dibentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas efek-efek yang dimiliki. Tingkat bunga rata–rata per tahun untuk Sertifikat Bank Indonesia tahun 2013 sebesar 5,34% dan tahun 2012 sebesar 4,64%. 8. KREDIT YANG DIBERIKAN Kredit yang diberikan berdasarkan jenis, sektor usaha, jangka waktu dan kualitas terdiri dari: 1). Jenis (dalam rupiah): 31 Desember 2013 Lancar
Modal Kerja
422.840.035.081
Investasi Konsumsi Karyawan Sub jumlah CKPN Jumlah
Dalam Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan
2.236.289.595
-
197.554.882.042
330.679.979
412.721.511
47.211.792.122
3.261.720.200
-
194.143.066
-
-
667.800.852.311
5.828.689.774
412.721.511
(7.436.838.045)
(63.657.851)
-
660.364.014.266
5.765.031.923
412.721.511
Macet
1.670.112.094
4.989.498.175
431.735.934.945
-
-
198.298.283.532
-
945.034.509
51.418.546.831
-
-
194.143.066
5.934.532.684
681.646.908.374
-
(2.205.008.961)
(9.705.504.857)
3.729.523.723
671.941.403.517
1.670.112.094
1.670.112.094
Jumlah
Halaman 22
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) 31 Desember 2012 Dalam Perhatian Khusus
Lancar
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
Modal Kerja
421.433.751.514
4.735.605.322
-
-
3.206.634.616
429.375.991.452
Investasi
156.396.677.787
536.680.370
-
-
-
156.933.358.157
Konsumsi
43.909.953.921
834.191.925
-
-
945.034.509
45.689.180.355
Karyawan
136.782.690
-
-
-
-
136.782.690
621.877.165.912
6.106.477.617
-
-
4.151.669.125
632.135.312.654
(6.638.800.547)
(68.392.549)
-
-
(1.964.973.204)
(8.672.166.300)
615.238.365.365
6.038.085.068
-
-
2.186.695.921
623.463.146.354
Sub jumlah CKPN Jumlah
2). Sektor Ekonomi (dalam rupiah): 31 Desember 2013 Lancar
Dalam Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
Industri
103.306.290.079
1.800.359.703
-
1.670.112.094
-
106.776.761.876
Perdagangan, restoran, hotel dan jasa lainnya
327.805.753.646
766.609.871
412.721.511
-
4.389.561.626
333.374.646.654
Perikanan
1.249.422.428
-
-
-
-
1.249.422.428
Pertanian
1.381.178.444
-
-
-
-
1.381.178.444
Konstruksi
31.933.103.648
-
-
-
-
31.933.103.648
799.701.073
-
-
-
-
799.701.073
85.122.237.304
-
-
-
599.936.549
85.722.173.853
945.034.509
120.409.920.398
Pertambangan Pengangkutan, perdagangan, komunikasi, dan penyediaan makan minum Lain-lain
116.203.165.689
Sub jumlah
667.800.852.311
5.828.689.774
421.721.511
1.670.112.094
5.934.532.684
(7.436.838.045)
(63.657.851)
-
-
(2.205.008.961)
(9.705.504.857)
660.364.014.266
5.765.031.923
412.721.511
1670.112.094
3.729.523.723
671.941.403.517
CKPN Jumlah
3.261.720.200
-
-
681.646.908.374
31 Desember 2012 Lancar
Dalam Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
Industri
106.355.826.460
-
-
-
-
106.355.826.460
Perdagangan, restoran, hotel dan jasa lainnya
305.146.166.916
4.626.826.335
-
-
3.206.634.616
312.979.627.867
Perikanan
1.716.074.515
-
-
-
-
1.716.074.515
Pertanian
649.816.027
-
-
-
-
649.816.027
39.168.581.104
-
-
-
-
39.168.581.104
6.795.137.924
-
-
-
-
44.442.188.552
645.459.357
-
-
-
45.087.647.909
Lain-lain
117.603.374.414
834.191.925
-
-
945.034.509
119.382.600.848
Sub jumlah
621.877.165.912
6.106.477.617
-
-
4.151.669.125
632.135.312.654
(6.638.800.547)
(68.392.549)
-
-
(1.964.973.204)
(8.672.166.300)
615.238.365.365
6.038.085.068
-
-
2.186.695.921
623.463.146.354
Konstruksi Pertambangan Pengangkutan, perdagangan, komunikasi, dan penyediaan makan minum
CKPN Jumlah
6.795.137.924
Halaman 23
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) Dari jumlah tersebut, terdapat penyaluran kredit kepada pihak berelasi dengan PT Bank Multiarta Sentosa yakni: 2013 Jumlah kredit pihak berelasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah
2012
14.032.780.491 (153.578.933)
10.769.695.568 (111.927.372)
13.879.201.558
10.657.768.196
3) Pinjaman yang direstrukturisasi Pinjaman yang direstrukturisasi meliputi antara lain penjadwalan ulang pembayaran pokok pinjaman dan bunga, penyesuaian tingkat suku bunga, pengurangan tunggakan bunga dan penambahan fasilitas pinjaman. 2013 Jumlah kredit direstrukturisasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah
2012
16.342.861.622 (192.845.767)
3.044.229.381 (34.095.369)
16.150.015.855
3.010.134.012
4) Perubahan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai adalah sebagai berikut: 2013
2012
Saldo awal tahun
8.672.166.300
Penambahan Cadangan
1.113.306.853
179.858.143
(79.968.296) -
(96.569.702) (512.600.677)
9.705.504.857
8.672.166.300
Kelebihan koreksi Cadangan Penghapusan selama tahun berjalan Saldo akhir
9.101.478.537
Manajemen berpendapat bahwa jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai yang telah dibukukan adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan. 5) Informasi penting lainnya Informasi penting yang berkaitan dengan kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: a. Fixed Loan, Pinjaman Rekening Koran, dan Pinjaman Dengan Angsuran terdiri dari: Kredit Modal Kerja adalah kredit jangka pendek dengan jangka waktu maksimal 1 (satu) tahun yang diberikan untuk membiayai keperluan modal kerja Debitur yang bersangkutan seperti pengadaan/persediaan barang, piutang termasuk untuk bidang usaha properti, agrobisnis, dan lain-lain. Kredit Investasi adalah kredit jangka menengah/panjang yang diberikan untuk membiayai pembelian barang-barang modal dan jasa yang diperlukan guna rehabilitasi, modernisasi, ekspansi dan relokasi proyek, dan atau pendirian usaha baru termasuk untuk bidang usaha properti dan agrobisnis. Kredit Konsumsi adalah pemberian Kredit untuk keperluan konsumsi seperti membeli, memugar (renovasi), dan lain-lain yang pengembaliannya dilakukan secara angsuran berkala dalam jangka waktu tertentu.
Halaman 24
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) b. Kredit kepada karyawan Bank merupakan kredit untuk membeli kendaraan, rumah dan keperluan lainnya yang dibebani bunga sebesar 6% - 10,51% per tahun dengan jangka waktu 6 bulan sampai dengan 10 tahun yang dibayar kembali melalui pemotongan gaji tiap bulan. c. Suku bunga efektif rata-rata tertimbang setahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah 11,54% dan 11,83%. d. Kredit yang diberikan dijamin dengan agunan tunai (deposito), tanah, bangunan, kendaraan, serta agunan lain yang diterima oleh perbankan pada umumnya. Agunan yang berbentuk tunai telah dilakukan pemblokiran, demikian juga untuk agunan dalam bentuk tanah dan bangunan telah diikat dengan hak tanggungan dan surat kuasa untuk menjual. Agunan dalam bentuk kendaraan telah dikuasai Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotornya dengan surat kuasa untuk menjual kendaraan tersebut. Jumlah kredit yang diberikan yang dijamin dengan agunan tunai pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp37.994.296.651 dan Rp29.127.135.051. e. Rasio kredit usaha mikro kecil terhadap kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar 2,29% dan 3,15%. f. Kredit yang dihapus buku pada tahun 2013 sebesar Nihil dan tahun 2012 sebesar Rp512.600.677. g. Kebijakan pemberian kredit ditetapkan dan dilaksanakan melalui proses analisis kredit yang mengacu pada prinsip kehati-hatian, kecukupan agunan kredit, asas-asas perkreditan yang sehat, ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit serta pemantauan dan evaluasi. h. Persetujuan pemberian kredit dilakukan oleh Pejabat Pemutus Kredit yang terdiri dari Direksi dan Komisaris (sesuai limit) melalui suatu komite (komite kredit) yang melibatkan, Kepala Bagian Marketing dan Kredit, Pemimpin Cabang, Pemimpin Cabang Pembantu dan Kepala Bagian Analisa Kredit. Pengajuan persetujuan kepada Komite Kredit dilakukan setelah data dari nasabah sudah diperoleh secara lengkap. i. Tidak terdapat pelampauan dan pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) per 31 Desember 2013 dan 2012.
Halaman 25
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 9. ASET TETAP Aset Tetap adalah sebagai berikut: 31 Desember 2013 Saldo 31 Des 2012 Harga Perolehan: Tanah Bangunan Perangkat lunak mini komputer Kendaraan Komputer Perangkat keras mini komputer Inventaris dan peralatan kantor Partisi bangunan AkumulasiPenyusutan: Bangunan Perangkat lunak mini komputer Kendaraan Komputer Perangkat keras mini komputer Inventaris dan peralatan kantor Partisi bangunan Nilai Buku
4.063.027.000 6.706.889.373 2.670.866.570 5.603.535.000 1.543.895.064 2.498.633.037 4.438.535.039 1.614.951.974 29.140.333.057 1.761.069.298 2.478.748.014 2.413.764.003 1.182.321.572 2.300.647.999 3.200.474.915 1.071.254.331 14.408.280.132 14.732.052.925
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
19.885.900 180.650.000 146.995.000 48.413.100 346.341.945 614.021.100 1.356.307.045
82.021.481 181.030.000 267.890.880 173.213.297 280.480.984 984.636.642
2.373.832.840 (2.373.832.840) -
178.649.423 76.761.440 434.845.030 175.466.432 69.276.606 409.625.664 123.418.979 1.468.043.574
82.021.478 39.965.723 238.207.962 172.842.047 170.676.013 703.713.223
2.197.082.558 (2.197.082.558) -
4.063.027.000 6.706.889.373 2.608.730.989 5.603.155.000 3.796.832.024 4.504.396.000 2.228.973.074 29.512.003.460 1.939.718.721 2.473.487.976 2.808.643.310 3.316.662.600 3.439.424.566 1.194.673.310 15.172.610.483 14.339.392.977
-
31 Desember 2012
Harga Perolehan: Tanah Bangunan Perangkat lunak mini komputer Kendaraan Komputer Perangkat keras mini komputer Inventaris dan peralatan kantor Partisi bangunan AkumulasiPenyusutan: Bangunan Perangkat lunak mini komputer Kendaraan Komputer Perangkat keras mini komputer Inventaris dan peralatan kantor Partisi bangunan Nilai Buku
Saldo 31 Des 2011
Penambahan
4.063.027.000 6.591.692.345 2.757.303.040 7.687.835.000 1.534.842.784 2.684.695.701 4.103.847.895 1.396.601.974 30.819.845.739
144.253.725 167.783.430 346.350.000 271.864.290 170.303.500 433.756.651 218.350.000 1.752.661.596
29.056.697 254.219.900 2.430.650.000 262.812.010 356.366.164 99.069.507 3.432.174.278
-
4.063.027.000 6.706.889.373 2.670.866.570 5.603.535.000 1.543.895.064 2.498.633.037 4.438.535.039 1.614.951.974 29.140.333.057
1.607.222.234 2.636.987.750 3.678.509.044 1.243.477.875 2.522.777.453 2.754.640.760 969.483.080 15.413.098.196 15.406.747.543
174.447.322 95.980.164 457.231.465 189.966.556 134.236.710 541.668.967 101.771.251 1.695.302.435
20.600.258 254.219.900 1.721.976.506 251.122.859 356.366.164 95.834.812 2.700.120.499
-
1.761.069.298 2.478.748.014 2.413.764.003 1.182.321.572 2.300.647.999 3.200.474.915 1.071.254.331 14.408.280.132 14.732.052.925
Pengurangan
Saldo 31 Des 2012
Reklasifikasi
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi terjadinya penurunan nilai permanen aset tetap. Pengurangan aset tetap tahun 2013 dan 2012 merupakan penghapusan aset-aset yang sudah (rusak) tidak dapat digunakan lagi. Atas penghapusan tersebut perusahan melakukan lelang, nilai buku dan keuntungan hasil penjualan aset tersebut adalah sebagai berikut: 2012 2013 Hasil penjualan 278.346.129 1.709.700.000 254.896.129 708.673.494 Nilai Buku Keuntungan penjualan aset tetap 23.450.000 1.001.026.506 Aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran, kebanjiran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sejumlah Rp19.232.050.000 dan Rp20.332.000.000 masing-masing untuk tahun 2013 dan 2012. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut sudah memadai. Halaman 26
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 10. ASET LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari: 2013 Uang muka Tagihan lainnya Agunan yang diambil alih Pendapatan yang masih harus diterima Biaya dibayar dimuka Persediaan perlengkapan kantor
178.206.300 19.096.000 1.975.779.016 2.021.561.438 3.033.092.921 314.549.249
206.624.010 17.644.000 1.975.779.016 1.891.715.749 1.290.977.366 349.248.974
-
-
7.542.284.924
5.731.989.115
Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
2012
Manajemen tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai karena manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat terjadinya indikasi penurunan nilai aset lain-lain. 11. LIABILITAS SEGERA Liabilitas yang harus segera dibayar oleh Bank per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: 2013 2012 Bunga Yang Masih Harus Dibayar 487.228.409 161.330.066 Rekening Perantara Transfer 727.868 Jumlah 487.228.409 162.057.934 12. SIMPANAN NASABAH Simpanan dari nasabah seluruhnya dalam mata uang Rupiah. Berdasarkan jenis, simpanan dari nasabah terdiri dari: 2013 2012 Pihak Berelasi: Giro termasuk kredit bersaldo kredit 45.864.193.959 124.854.355.040 Tabungan Simaster 6.839.221.507 3.805.429.717 MAS Saving 405.230.516 2.489.274.478 Deposito Berjangka 231.235.105.982 146.944.915.111 284.343.751.964 278.093.974.346 Jumlah simpanan pihak berelasi Pihak Ketiga: Giro termasuk kredit bersaldo kredit Tabungan Simaster MAS Saving Deposit on Call Deposito Berjangka Jumlah simpanan pihak ketiga Jumlah
36.151.678.286
29.386.360.465
22.920.750.856 3.590.191.546 247.309.940.909 309.972.561.597
30.002.001.743 4.690.308.772 100.000.000 332.204.132.200 396.382.803.180
594.316.313.561
674.476.777.526
Berdasarkan Undang-Undang No.3 Tahun 2008 sebagai pengganti Undang-undang No.24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan bahwa LPS menjamin simpanan nasabah Bank yang berbentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Halaman 27
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 12. SIMPANAN NASABAH (lanjutan) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan Yang Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan, Pasal 1 menyatakan bahwa nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu Bank yang semula ditetapkan paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah) menjadi paling banyak Rp2.000.000.000 (dua miliar rupiah). Jangka waktu penjaminan tersebut telah dilanjutkan oleh Pemerintah Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.179/KMK.017/2000 pada tanggal 26 Mei 2000 yang menyatakan bahwa jangka waktu program penjaminan diperpanjang dengan sendirinya untuk jangka waktu enam bulan berikutnya secara terus menerus, kecuali apabila Menteri Keuangan mengumumkan pengakhiran dan atau perubahan Program Penjaminan dalam waktu enam bulan sebelum berakhirnya jangka waktu Program Penjaminan tersebut untuk diketahui oleh umum. Atas penjaminan ini pihak Bank melakukan pembayaran premi kepada Pemerintah (LPS). Beban premi penjaminan Pemerintah yang dibayar selama tahun 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp1.328.877.243 dan Rp1.252.753.831. Suku bunga efektif rata-rata tertimbang setahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: Giro Tabungan Simaster Tabungan MAS Saving Deposito
2013 1,96% 4,00% 3,08% 6,70%
2012 2,03% 4,05% 3,06% 6,42%
Simpanan yang diblokir dan dijadikan jaminan atas pinjaman yang diberikan per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp46.186.204.619 dan Rp39.635.460.668. Rincian deposito berjangka menurut jangka waktu adalah sebagai berikut: 2013 Sampai dengan 1 bulan Di atas 1 bulan s.d. 3 bulan Di atas 3 bulan s.d. 6 bulan Di atas 6 bulan s.d. 12 bulan Jumlah
391.365.520.878 23.439.936.650 22.963.500.000 40.776.089.363 478.545.046.891
2012 423.807.080.142 18.173.141.774 536.023.950 36.732.801.445 479.249.047.311
13. UTANG PAJAK a. Hutang Pajak: 2013 Pajak Penghasilan pasal 21 Pajak Penghasilan pasal 23 dan 26 Pajak Penghasilan pasal 25 Pajak Penghasilan pasal 29 Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2 Jumlah
844.075.125 30.522.146 502.079.000 624.346.500 741.693.916 2.742.716.687
2012 486.631.945 157.732 354.427.000 1.091.031.689 537.754.214 2.470.002.580
b. Beban Pajak: 2013 Beban pajak penghasilan kini Manfaat pajak tangguhan Jumlah
6.423.858.000 80.351.729 6.504.209.729
2012 4.822.071.250 159.309.037 4.981.380.287
Halaman 28
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 13. UTANG PAJAK (Lanjutan) c.
Pajak Penghasilan Badan Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan taksiran laba fiskal yang dihitung oleh Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: 2013 2012 Laba sebelum pajak penghasilan menurut 25.492.525.543 19.430.232.807 laporan laba rugi Koreksi fiskal terdiri dari: Beda tetap: Sumbangan 310.100.300 282.128.422 Beban Makan dan Minum 111.404.760 99.274.171 Beban BBM, Pemeliharaan dan Perbaikan Kendaraan 35.190.472 26.756.555 Beban Pajak dan Surat-surat Kendaraan 6.945.500 6.835.500 Beban Premi Asuransi Kendaraan 4.831.225 5.212.625 Beban Rekreasi dan Olahraga 9.348.500 9.333.800 Beban Denda dan Sanksi 1.800.000 22.000.000 Beban Lain Perusahaan 16.504.000 16.240.900 Beban Rupa-rupa Operasional Lain 28.189.500 27.506.479 524.314.257 495.288.452 Beda waktu: Penyusutan Aset Tetap Cadangan Manfaat Karyawan Realisasi Penggantian Hak Karyawan Taksiran Laba Fiskal Tahun Berjalan
(256.582.493) 1.229.647.577 (1.294.472.000) (321.406.916) 25.695.432.884
(267.484.353) 1.249.610.556 (1.619.362.350) (637.236.147) 19.288.285.112
Dibulatkan
25.695.432.000
19.288.285.000
Tarif yang berlaku (25%)
6.423.858.000
4.822.071.250
Pajak dibayar dimuka: - PPh Pasal 25
5.799.511.500
3.731.039.561
624.346.500
1.091.031.689
Pajak penghasilan terhutang
d. Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan beban pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: 2013 2012 Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi 25.492.525.543 19.430.232.807 Beban pajak dengan tarif pajak maksimum yang berlaku 6.373.131.165 4.857.558.174 Pengaruh pajak atas beda tetap pada tarif pajak maksimum yang berlaku 131.078.564 123.822.113 Pengaruh pajak atas beda waktu pada tarif pajak maksimum yang berlaku (80.351.729) ( 159.309.037) Pengaruh pajak atas pajak tangguhan 80.351.729 159.309.037 Beban Pajak Penghasilan 6.504.209.729 4.981.380.287
Halaman 29
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 13. UTANG PAJAK (Lanjutan) e. Pajak Penghasilan Tangguhan
31 Des 2012 Aset pajak tangguhan: - Penyusutan Aset tetap - Kewajiban Manfaat karyawan Jumlah
(149.965.997) 896.717.926 746.751.929
2013 Dikreditkan ke Laporan Laba Rugi (64.145.623) (16.206.106) (80.351.729)
31 Des 2013
(214.111.621) 880.511.821 666.400.200
2012 31 Des 2011 Aset pajak tangguhan: - Penyusutan Aset tetap - Kewajiban Manfaat karyawan Jumlah
(83.094.909) 989.155.875 906.060.966
Dikreditkan ke Laporan Laba Rugi (66.871.088) (92.437.949) (159.309.037)
31 Des 2012
(149.965.997) 896.717.926 746.751.929
14. LIABILITAS LAIN-LAIN 2013 Kewajiban Estimasi Manfaat Karyawan (Catatan 25) Jasa Produksi Penampungan Bunga Deposito Pendapatan Bunga yang Ditangguhkan Penampungan Hadiah MAS Saving Provisi Pinjaman Jasa Profesional Provisi Bank Garansi Notaris Sertifikat Hak Tanggungan Akta Pembebanan Hak Tanggungan Cek Sertifikat Surat Kuasa Memasang Hak Tanggungan Lain-lain Jumlah
2012
3.522.047.283 2.294.883.700 1.701.784.081 83.232.380 166.597.192 60.720.000 12.174.660 11.725.700 8.375.000 8.200.000 2.000.000 1.960.000 1.039.827.003
3.586.871.706 1.673.919.300 1.362.309.562 195.632.615 450.676.786 148.166.663 59.730.000 12.454.282 11.725.700 8.375.000 8.200.000 2.000.000 1.960.000 901.674.125
8.913.526.999
8.423.695.739
Penampungan bunga deposito merupakan beban bunga Deposit on Call dan Deposito Berjangka bukan Bank yang masih harus dibayar sebesar Rp1.701.784.081 pada tahun 2013 dan sebesar Rp1.362.309.562 pada tahun 2012.
Halaman 30
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 15. MODAL SAHAM Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 29 Juni 2009 yang telah diaktakan oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si. dengan akta No.88 tanggal 21 Juli 2009 yang salinan aktanya telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.AHU-40564.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 20 Agustus 2009, Modal Dasar dari Rp280.000.000.000 menjadi Rp600.000.000.000 dan Modal Disetor dari Rp70.000.000.000 menjadi sebesar Rp155.000.000.000. Penambahan Modal Disetor sebesar Rp85.000.000.000 tersebut berasal dari dividen Rp35.000.000.000 dan sisanya Rp50.000.000.000 secara tunai. Berdasarkan akta keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 16 Desember 2013 oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si. No.112 tanggal 16 Desember 2013 yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.AHU-67002.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 19 Desember 2013, terdapat perubahan Modal Dasar dari Rp600.000.000.000 menjadi Rp3.800.000.000.000 dan Modal Disetor dari Rp155.000.000.000 menjadi sebesar Rp1.055.000.000.000. Penambahan Modal Disetor sebesar Rp900.000.000.000 tersebut berasal dari dividen Rp27.500.000.000 dan Rp872.500.000.000 secara tunai. Tambahan modal disetor sebesar Rp872.500.000.000 masih dalam proses verifikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (lihat catatan No.31) Susunan pemegang dan kepemilikan saham per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: Saham Nominal Pemegang Saham (lembar) Rp % Tahun 2013 PT Danabina Sentana 738.500.000 738.500.000.000 70% PT Multi Anekadana Sakti 263.750.000 263.750.000.000 25% PT Halim Sakti 52.750.000 52.750.000.000 5% Jumlah 1.055.000.000 1.055.000.000.000 100% Tahun 2012 PT Danabina Sentana PT Multi Anekadana Sakti PT Halim Sakti Jumlah
108.500.000 38.750.000 7.750.000 155.000.000
108.500.000.000 38.750.000.000 7.750.000.000 155.000.000.000
70% 25% 5% 100%
16. PENDAPATAN BUNGA Pendapatan bunga terdiri dari hasil bunga, provisi dan komisi yang berhubungan dengan aktivitas perkreditan, sebagai berikut: 2013 Pendapatan Bunga Berasal Dari Bank Indonesia: - Sertifikat Bank Indonesia - Call Money – FASBI - Sertifikat Deposito Bank Indonesia - Jasa Giro GWM Penempatan Pada Bank Lain: - Call Money - Deposito Kredit yang Diberikan Jumlah
2012
3.467.620.010 4.838.183.379 1.267.580.390 342.181.015
2.406.219.675 6.754.956.057 316.863.080
662.105.915
164.335.279 68.209.397.445 77.851.771.536
80.726.679.114 91.304.349.823
Selama tahun 2013 dan 2012, amortisasi dari pendapatan yang terkait langsung dari perolehan nasabah (“pendapatan transaksi”) sebesar Rp3.966.275.282 dan Rp3.384.373.363 disajikan sebagai penambah pendapatan bunga. Halaman 31
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 17. BEBAN BUNGA Beban Bunga Berasal Dari: 2013 Beban Bunga-Pihak Ketiga bukan Bank: - Jasa Giro - Deposito Berjangka - Deposit on Call - Tabungan Hadiah tabungan Premi Penjaminan Simpanan Jumlah
2012
3.124.138.621 31.780.875.442 5.256.357 1.535.336.574
2.579.153.337 29.866.649.297 7.433.285 1.238.581.910
4.701.462
54.164.836
1.328.877.243 37.779.185.699
1.252.753.830 34.998.736.495
18. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA 2013 Ongkos yang Diperhitungkan Administrasi Produk Provisi Bank Garansi Denda Jasa Lainnya Jumlah
2012
80.954.605 940.327.503 17.583.772 25.644.856 904.173.924 1.968.684.660
91.264.375 1.007.239.998 35.032.754 22.485.435 551.412.552 1.707.435.114
19. PENDAPATAN (BEBAN) KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN DAN NON KEUANGAN - BERSIH 2013 Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan: Pendapatan (Beban) CKPN Kredit Yang Diberikan Koreksi kelebihan CKPN Kredit Yang Diberikan Pendapatan (Beban) CKPN Penempatan Pada Bank Lain Koreksi kelebihan CKPN Penempatan Pada Bank Lain Subjumlah Kerugian Penurunan Nilai Aset Non Keuangan: Pendapatan (Beban) CKPN Aset Non Produktif Penyisihan Penghapusan AYDA Subjumlah Jumlah
2012
(1.113.306.853) 79.968.296
(179.858.144) 96.569.702
-
-
(1.033.338.557)
(83.288.442)
-
-
Halaman 32
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 20. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Penyusutan Aset tetap Jasa Pengolahan TSI Sewa gedung kantor Listrik Pendidikan Bahan bakar Telepon, teleks dan modem Iklan/reklame/pengembangan usaha Keamanan bangunan kantor Pemakaian materai tempel/alat tulis kantor Pemeliharaan dan perbaikan kendaraan Jasa profesional Makanan dan minuman Kendaraan kantor lain (Surat kendaraan, pajak dan parkir) Beban asuransi Administrasi Bank Pemeliharaan inventaris kantor Pakaian seragam pegawai Iuran Perjalanan dinas Perlengkapan dan peralatan kantor Pemeliharaan dan perbaikan bangunan kantor Fotocopy/penjilidan/laminating Pajak Bumi dan Bangunan Representasi Air dan gas Koran dan majalah Pengiriman dokumen Pendingin ruangan Survey dan penelitian Rekreasi dan olahraga Beban lain perusahaan Lain-lain Jumlah
2013 1.468.043.574 2.047.369.804 950.013.403 599.662.648 671.936.400 307.163.440 286.931.311 164.255.565 283.920.964 213.227.801 180.093.509 101.200.000 111.404.760
2012 1.695.302.435 2.366.227.522 727.538.885 503.569.927 1.167.180.970 253.608.135 279.914.807 200.802.385 249.465.592 230.266.309 141.330.646 127.710.000 99.274.171
94.876.200 90.405.523 58.933.851 57.832.474 88.568.500 96.700.000 38.793.500 59.329.555 99.771.500 44.516.554 45.500.992 27.043.000 27.385.259 14.317.300 10.874.200 6.413.000 2.697.950 9.348.500 16.504.000 502.881.106 8.777.916.143
88.166.400 89.729.871 56.458.299 57.984.154 72.402.500 74.600.000 74.339.400 59.998.840 6.586.000 46.813.619 35.908.040 26.203.000 16.340.060 13.951.800 12.573.124 7.905.000 3.858.950 9.333.800 61.829.100 392.774.305 9.249.948.046
21. BEBAN TENAGA KERJA 2013 Gaji Karyawan Jasa Produksi Tunjangan Hari Raya Estimasi Manfaat Karyawan Jamsostek Upah Kerja Lembur Tunjangan Lainnya Jumlah
13.236.347.842 2.294.883.700 966.894.525 1.229.647.577 413.308.655 263.967.075 1.728.488.312 20.133.537.686
2012 10.651.365.456 1.673.919.300 803.891.521 1.249.610.556 345.617.223 209.384.850 1.608.649.554 16.542.438.460
Halaman 33
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 22. PENDAPATAN BUKAN OPERASIONAL 2013 Laba Penjualan Aset Tetap Lain-lain Jumlah
23.450.000 240.907.586 264.357.586
2012 1.001.026.506 123.615.849 1.124.642.355
23. BEBAN BUKAN OPERASIONAL 2013 Rugi Penghapusan/Kehilangan Aset Tetap Denda-denda Beban Lainnya Jumlah
26.027.291 1.800.000 293.061.150 320.888.441
2012 23.380.285 22.000.000 333.824.470 379.204.755
24. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI 2013 Komitmen Kewajiban komitmen: Komitmen kredit yang belum ditarik Jumlah komitmen-bersih Kontinjensi Tagihan kontinjensi: - Pendapatan bunga kredit dalam Penyelesaian - Tagihan kontinjensi lain Kewajiban kontinjensi: Garansi yang diterbitkan Jumlah kontinjensi-bersih Jumlah
2012
(157.199.655.062) (157.199.655.062)
(157.639.766.751) (157.639.766.751)
2.795.775.115 29.614.755.592
2.216.117.278 15.803.336.935
(1.709.560.000)
(2.266.518.000)
30.700.970.707 (126.498.684.355)
15.752.936.213 (141.886.830.538)
Halaman 34
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 25. KEWAJIBAN ESTIMASI MANFAAT KARYAWAN Bank telah menyelenggarakan program kewajiban estimasi uang jasa karyawan (post - retirement benefit) sesuai dengan peraturan perusahaan. Tidak ada pendanaan yang dilakukan sehubungan dengan program manfaat karyawan tersebut. Tingkat kematian (mortalita) Commissioners Standard Ordinary (CSO)1980 Tingkat pengunduran dini usia 18 - 54 tahun Kenaikan gaji Bunga teknis Metode
5% per tahun 10% per tahun 8% per tahun Projected Unit Credit
Perhitungan rekonsiliasi aset program dan kewajiban estimasi imbalan pasca kerja yang diakui di Neraca per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: 2013 2012 Nilai kini liabilitas imbalan karyawan Nilai pasar aktiva program (Surplus)/Defisit Biaya jasa lalu yang belum diakui Keuntungan/(kerugian) aktuaria belum diakui Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan
5.848.764.879 5.848.764.879 (372.733.064) 1.953.984.532 3.522.047.283
6.597.839.610 6.597.839.610 (401.742.388) (2.609.225.516) 3.586.871.706
Komponen beban imbalan pasca kerja karyawan tahun 2013 dan 2012 terdiri dari: 2013
2012
Beban jasa kini
594.568.411
717.977.799
Beban bunga
265.258.381
306.415.866
Amortisasi dari perubahan asumsi
29.009.324
29.009.324
Recognized Actuarial G/L
340.811.461
196.207.567
Beban Imbalan Karyawan
1.229.647.577
1.249.610.556
Rekonsiliasi perubahan saldo kewajiban imbalan pasca kerja untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: 2013 2012 Saldo Awal
3.586.871.706
3.956.623.500
Beban selama tahun berjalan
1.229.647.577
1.249.610.556
(1.294.472.000)
(1.619.362.350)
3.522.047.283
3.586.871.706
Pembayaran selama tahun berjalan Saldo akhir
Beban imbalan pasca kerja disajikan sebagai beban tenaga kerja (Catatan 21).
Halaman 35
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 26. TRANSAKSI-TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Dalam kegiatan usaha normal, Bank melakukan transaksi usaha dan keuangan dengan pihakpihak yang berelasi. Pihak Berelasi PT Danabina Sentana PT Halim sakti
Sifat hubungan berelasi Pemegang Saham Pemegang Saham
Transaksi giro, deposito giro, deposito, kredit yang diberikan Giro giro, deposito, tabungan, kredit yang diberikan
PT Multi Anekadana Sakti Karyawan Kunci
Pemegang Saham Direksi, Komisaris, Kepala Divisi Pemimpin Cabang, Lainnya Kelompok usaha, anggota keluarga pemegang saham dan karyawan kunci Dalam kegiatan usahanya, Bank juga mengadakan transaksi-transaksi tertentu dengan pihakpihak berelasi. Transaksi-transaksi pada saldo tersebut meliputi: 2013
2012
Kredit yang Diberikan: PT Halim Sakti Lainnya Jumlah Persentase terhadap total kredit
2.982.924.748 11.049.855.743 14.032.780.491 2,06%
10.769.695.568 10.769.695.568 1,70%
Giro: PT Danabina Sentana PT Halim Sakti PT Multi Anekadana Sakti Karyawan Kunci Lainnya Jumlah Persentase terhadap total giro
2.648.296.383 233.256.638 74.882.727 200.000 42.907.558.211 45.864.193.959 55,92%
175.570.033 153.693.863 202.996 200.000 124.524.688.148 124.854.355.040 80,95%
1.057.120.415 6.187.331.608 7.244.452.023 21,46%
633.776.105 5.660.928.090 6.294.704.195 15,36%
1.538.853.720 9.390.758.524 220.305.493.738 231.235.105.982 48,32%
7.035.395.205 22.929.615.905 116.979.904.001 146.944.915.111 30,66%
Tabungan: Karyawan Kunci Lainnya Jumlah Persentase terhadap total tabungan Deposito: PT Halim Sakti Karyawan Kunci Lainnya Jumlah Persentase terhadap total deposito Lihat Catatan nomor 8 dan 12.
Halaman 36
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 27. ASET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN Tabel berikut ini merupakan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012: Tahun 2013 Aset dan Liabilitas Keuangan
Dimiliki hingga jatuh tempo
Pinjaman dan Piutang
Biaya Perolehan diamortisasi lainnya
Tersedia untuk Dijual
Nilai tercatat
Nilai wajar
ASET KEUANGAN Kas
-
-
2.623.097.150
-
2.623.097.150
2.623.097.150
Giro pada BI
-
68.452.789.209
-
-
68.452.789.209
68.452.789.209
Giro pada Bank Lain
-
5.787.361.491
-
-
5.787.361.491
5.787.361.491
Penempatan pada BI dan Bank Lain
294.852.912.965
-
-
-
294.852.912.965
294.852.912.965
Efek-Efek
628.919.837.114
-
-
-
628.919.837.114
628.919.837.114
-
671.941.403.517
-
-
671.941.403.517
671.941.403.517
-
-
-
594.316.313.561
594.316.313.561
594.316.313.561
Biaya Perolehan diamortisasi lainnya
Nilai tercatat
Nilai wajar
Kredit yang Diberikan LIABILITAS KEUANGAN Simpanan dari Nasabah
Tahun 2012 Aset dan Liabilitas Keuangan
Dimiliki hingga jatuh tempo
Pinjaman dan Piutang
Tersedia untuk Dijual
ASET KEUANGAN Kas
-
-
2.890.874.550
-
2.890.874.550
2.890.874.550
Giro pada BI
-
51.443.852.532
-
-
51.443.852.532
51.443.852.532
Giro pada Bank Lain
-
2.712.301.137
-
-
2.712.301.137
2.712.301.137
135.042.465.608
-
-
-
135.042.465.608
135.042.465.608
45.946.477.700
-
-
-
45.946.477.700
45.946.477.700
-
623.463.146.354
-
-
623.463.146.354
623.463.146.354
-
-
-
674.476.777.526
674.476.777.526
674.476.777.526
Penempatan pada BI dan Bank Lain Efek-Efek Kredit yang Diberikan LIABILITAS KEUANGAN Simpanan dari Nasabah
Metode dan asumsi yang digunakan adalah bahwa nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan mendekati nilai tercatatnya karena mempunyai jangka waktu tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut dan/atau suku bunganya ditinjau ulang. 28. BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat pelanggaran dan pelampauan BMPK kepada pihak terkait maupun pihak tidak terkait. Sesuai dengan peraturan BI No.7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, batas maksimum penyediaan dana kepada pihak terkait, satu peminjam yang bukan pihak terkait dan satu kelompok peminjam yang bukan pihak terkait masing-masing tidak melebihi 10%, 20% dan 25% dari modal Bank.
Halaman 37
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO Bank telah menerapkan manajemen risiko yang independen dan sesuai dengan standar yang merujuk pada ketentuan Bank Indonesia serta best practices yang diterapkan seperti Bank Lain pada umumnya, serta telah mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tangal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, agar sejalan dengan rencana penerapan Basel II accord secara bertahap di Indonesia. Dalam hal bagian dari proses yang berjalan, sehingga untuk mencapai standar terbaik dibidang pengelolaan risiko, Bank senantiasa mengembangkan dan menyempurnakan kerangka sistem pengelolaan risiko dan pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, agar memberikan informasi secara dini dalam mengambil langkah-langkah perbaikan guna meminimalisir risiko. Kerangka sistem pengelolaan risiko ini dituangkan dalam bentuk kebijakan, prosedur, limit transaksi dan kewenangan serta perangkat lainnya yang berlaku bagi segenap aktivitas bisnis dengan tetap melakukan evaluasi dan perubahan parameter secara berkala sesuai dengan perubahan bisnis. Hasil dari pengelolaan risiko tersebut, telah diatur berbagai kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler, sehingga berperan meningkatkan pertumbuhan bisnis dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian melalui penerapan proses manajemen risiko yang ideal dengan cara identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko pada semua level organisasi. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi terhadap aktivitas manajemen risiko Bank diimplementasikan melalui pembentukan Komite Manajemen Risiko untuk meningkatkan fungsi komite dalam rangka mengambil langkah-langkah persiapan pelaksanaan proses dengan membentuk Komite Pemantau Risiko, Komite Pemantau Audit dan Komite Remunerasi dan Nominasi. Komite yang dibentuk bertanggung jawab kepada Komisaris, dengan tugas utama memberikan masukan kepada Komisaris mengenai masalah-masalah manajemen risiko, mengevaluasi sistem pengawasan manajemen risiko dan pengawasan intern serta menyediakan informasi kepada Komisaris hal-hal yang berkaitan dalam mengantisipasi potensi risiko. Berpedoman terhadap kebijakan Peraturan Bank Indonesia, Bank telah menetapkan suatu kebijakan Manajemen Risiko, melalui Surat Keputusan Direksi Nomor SK/DIR/658/062012 tanggal 18 juni 2012 tentang Kebijakan Manajemen Risiko Bank MAS. Sedangkan untuk penerapan risiko, Bank telah menetapkannya dalam Surat Edaran Direksi Nomor SE/DIR/551/032013 tanggal 7 Maret 2013 tentang Penetapan dan Penerapan Limit Risiko terhadap Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum, Risiko Reputasi dan Risiko Strategis dengan kategori peringkat Komposit mencakup risiko inheren dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko. Sedangkan dalam penerapan risiko yang berbasis permodalan, Bank telah menetapkan suatu kebijakan manajemen risiko melalui Surat Edaran Direksi Nomor SE/DIR/550/022013 tanggal 19 Februari 2013 tentang Pedoman Internal Capital Adequacy assessment Process (ICAAP). Bank telah menetapkan Kebijakan Manajemen Risiko serta telah menyusun Profil Risiko untuk posisi 31 Desember 2013, dengan Peringkat Komposit Cukup Rendah (Low to Moderate) dan Tingkat Kualitas Penerapan manajemen Risiko Cukup Memadai (Moderate) 1. Jenis-Jenis Risiko: a. Risiko Kredit Adalah risiko akibat kegagalan Debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. Sesuai dengan karakteristiknya, kredit yang ada di Bank saat ini terbagi dalam kredit produktif dan kredit konsumtif. Untuk mengelola risikonya, Bank mengukur risiko kredit yang ada baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Halaman 38
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Berikut risiko kredit terhadap aset pada laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, sebagai berikut: ( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2013 No.
Kategori Fortofolio
1
2
Saldo
Jatuh Tempo
3
≤ 1 bulan
> 1 bln s.d 3 bln
> 3 bln s.d 6 bln
> 6 bln s.d 12 bln
> 12 bulan
4
5
6
7
8
I NERACA A Aset 1 Kas 2 Penempatan pada Bank Indonesia 3 Penempatan pada bank lain 4 Surat Berharga 5 Kredit yang diberikan 6 Tagihan lainnya 7 Lain-lain Total Aset
2.623
2.623
-
-
-
992.226
373.281
410.176
48.748
160.021
5.787
5.787
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
681.647
15.531
77.327
94.836
244.091
249.862
-
-
-
-
-
-
-
5.566
3.138
852
825
751
-
1.687.849
400.360
488.355
144.409
404.863
249.862
B Kewajiban 1 Dana Pihak Ketiga
594.316
517.350
46.726
17.496
12.744
-
2 Kewajiban pada Bank Indonesia
-
-
-
-
-
-
3 Kewajiban pada bank lain
-
-
-
-
-
-
4 Surat Berharga yang Diterbitkan
-
-
-
-
-
-
5 Pinjaman yang diterima
-
-
-
-
-
-
6 Kewajiban lainnya
-
-
-
-
-
-
12.143
4.938
1.325
1.251
1.102
3.527
606.459
522.288
48.051
18.747
13.846
3.527
1.081.390
(121.928)
440.304
125.662
391.017
246.335
2.796
50
100
150
200
2.296
2.796
50
100
150
200
2.296
1 Komitmen
157.200
6.779
21.550
46.952
81.919
-
2 Kontijensi
1.710
115
13
-
1.582
-
Total Kewajiban Rekening Administratif
158.910
6.894
21.563
46.952
83.501
-
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
(156.114)
(6.844)
(21.463)
(46.802)
(83.301)
2.296
Selisih (IA-IB)+(IIA-IIB)
925.276
(128.772)
418.841
78.860
307.716
248.631
Selisih Kumulatif
925.276
(128.772)
290.069
368.929
676.645
925.276
7 Lain-lain Total Kewajiban Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca II REKENING ADMINISTRATIF A Tagihan Rekening Administratif 1 Komitmen 2 Kontijensi Total Tagihan Rekening Administratif B Kewajiban Rekening Administratif
Halaman 39
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) ( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2012 No.
Kategori Fortofolio
1
2
Saldo
Jatuh Tempo ≤ 1 bulan 4
3
> 1 bln s.d 3 bln 5
> 3 bln s.d 6 bln 6
> 6 bln s.d 12 bln 7
> 12 bulan 8
I NERACA A Aset 1 Kas 2 Penempatan pada Bank Indonesia 3 Penempatan pada bank lain 4 Surat Berharga 5 Kredit yang diberikan 6 Tagihan lainnya 7 Lain-lain
2.891 232.433 2.712 632.135 3.756
2.891 187.984 2.712 18.321 1.765
24.849 75.246 741
14.763 87.394 750
4.837 244.753 500
206.421 -
Total Aset
873.927
213.673
100.836
102.907
250.090
206.421
B Kewajiban 1 Dana Pihak Ketiga 2 Kewajiban pada Bank Indonesia 3 Kewajiban pada bank lain 4 Surat Berharga yang Diterbitkan 5 Pinjaman yang diterima 6 Kewajiban lainnya 7 Lain-lain
674.477 11.056
623.504 3.869
37.011 1.525
2.618 1.025
11.344 1.050
3.587
Total Kewajiban
685.533
627.373
38.536
3.643
12.394
3.587
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
188.394
(413.700)
62.300
99.264
237.696
202.834
II REKENING ADMINISTRATIF A Tagihan Rekening Administratif 1 Komitmen 2 Kontijensi
-
2.216
50
100
150
200
1.716
Total Tagihan Rekening Administratif
2.216
50
100
150
200
1.716
B Kewajiban Rekening Administratif 1 Komitmen 2 Kontijensi
157.640 2.267
5.560 438
21.249 -
34.909 -
95.922 1.829
-
Total Kewajiban Rekening Administratif
159.907
5.998
21.249
34.909
97.751
-
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
(157.691)
(5.948)
(21.149)
(34.759)
(97.551)
1.716
Selisih (IA-IB)+(IIA-IIB)
30.703
(419.648)
41.151
64.505
140.145
204.550
Selisih Kumulatif
30.703
(419.648)
(378.497)
(313.992)
(173.847)
30.703
Tabel di atas menggambarkan eksposur untuk aset laporan posisi keuangan, berdasarkan nilai tercatat bersih seperti yang diungkap pada laporan keuangan. Manajemen yakin akan kemampuan Bank dalam mengendalikan dan memelihara eksposur risiko kredit yang berasal dari kredit yang diberikan, berdasarkan hal-hal sebagai berikut: -
Bank telah memiliki pedoman tertulis mengenai kebijakan dan proses kredit yang mencakup seluruh aspek pemberian kredit yang dilakukan, dimana setiap pemberian kredit mengacu kepada kebijakan tersebut.
-
Bank telah memiliki sistem deteksi dini setiap permasalahan melalui “early warning system” dan pemantauan yang berkelanjutan.
Halaman 40
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan wilayah - Bank secara Individual:
No.
Kategori Fortofolio
1
2
1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 12 Eksposur di Unit Syariah ( apabila ada )
Total
No.
Kategori Fortofolio
1
2
1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 12 Eksposur di Unit Syariah ( apabila ada )
Total
( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2013 Tagihan Bersih berdasarkan wilayah wilayah 1 3
wilayah 2 wilayah 3 wilayah 4 4 5 6
992.226 5.787 22.128 15.910 366 34.376 403.990 2.705 14.326 -
5.307 202 4.895 62.276 1.024 -
6.344 441 227 8.991 54.730 357 -
723 8.662 3.227 44.940 7.799 -
Total 7 992.226 5.787 34.502 25.013 795 51.489 565.936 3.729 22.482 -
1.491.814
73.704
71.090
65.351
1.701.959
( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2012 Tagihan Bersih berdasarkan wilayah wilayah 1 3
232.433 2.712 20.220 13.949 282 45.591 346.326 1.163 12.954 675.630
wilayah 2 wilayah 3 wilayah 4 Total 4 5 6 7 - 232.433 2.712 3.250 4.006 795 28.271 493 9.331 23.773 153 5 440 5.278 10.543 6.635 68.047 77.483 35.904 49.630 509.343 1.024 2.187 343 8.167 21.464 87.188
51.294
74.558 888.670
Halaman 41
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual:
( dalam jutaan rupiah) No.
Posisi 31 Desember 2013 Tagihan Bersih berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak
Kategori Fortofolio 1
2
1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 12 Eksposur di Unit Syariah ( apabila ada )
≤ 1 tahun >1 thn s.d 3 thn >3 thn s.d 5 thn > 5 thn Non-Kontraktual 3 4 5 6 7
992.226 5.787 234 228 203 40.758 391.163 2.623 1.433.222
Total
Total 8 992.226 5.787 34.502 25.013 795 51.488 565.937 3.729 22.482 -
2.085 426 3.781 28.314 -
9.133 23.050 8.761 16.024 166 2.242 4.707 38.326 108.134 -
3.729 19.859 -
34.606
58.628
23.588 1.701.959
151.915
( dalam jutaan rupiah) No.
Posisi 31 Desember 2012 Tagihan Bersih berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak
Kategori Fortofolio 1
2
1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 12 Eksposur di Unit Syariah ( apabila ada )
Total
≤ 1 tahun >1 thn s.d 3 thn >3 thn s.d 5 thn > 5 thn Non-Kontraktual 3 4 5 6 7
-
2.191 529 211 3.098 33.003 -
6.845 77 4.386 60.834 -
18.922 13.913 5.408 54.183 -
2.187 18.573 -
Total 8 232.433 2.712 28.271 23.773 440 68.047 509.343 2.187 21.464 -
664.310
39.032
72.142
92.426
20.760
888.670
232.433 2.712 313 9.331 152 55.155 361.323 2.891
Halaman 42
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual:
No.
Sektor Ekonomi
1
2 Posisi 31 Desember 2013
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan 2 Perikanan 3 Pertambangan dan Penggalian 4 Industri Pengolahan 5 Listrik, Gas dan Air 6 Konstruksi 7 Perdagangan Besar dan Eceran 8 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 10 Perantara Keuangan 11 Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan
12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
13 Jasa Pendidikan 14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan perseorangan lainnya
16 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga
17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 19 Bukan Lapangan Usaha 20 Lainnya TOTAL
No.
Sektor Ekonomi
1
2 Posisi 31 Desember 2012
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan 2 Perikanan 3 Pertambangan dan Penggalian 4 Industri Pengolahan 5 Listrik, Gas dan Air 6 Konstruksi 7 Perdagangan Besar dan Eceran 8 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 10 Perantara Keuangan 11 Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan
12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
13 Jasa Pendidikan 14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan perseorangan lainnya
16 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga
17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 19 Bukan Lapangan Usaha 20 Lainnya TOTAL
Tagihan Tagihan Tagihan Kepada Bank Tagihan Kredit Kredit Kredit Kepada Kepada Kepada Beragun Beragun Pegawai/ Pembangunan Pemerintah Entitas Bank Rumah Properti Pensiuna Multilateral dan Sektor Lembaga Internasional Tinggal Komersia n 3 4 5 6 7 8 9
-
-
-
-
688 -
-
-
-
-
-
-
-
17.511
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
87
( dalam jutaan rupiah) Tagihan Kepada Tagihan Tagihan Yang Aset Eksposur di Usaha Mikro, Kepada Telah Jatuh Lainnya Unit Syariah Usaha Kecil dan Korporasi Tempo ( apabila Portofolio Ritel ada ) 10 11 12 13 14
1.387 1.253 801 8.783 98.280 195 3.679 28.348 27.975 300.956 1.069 67.761 1.806 14.709 -
2.442 342 -
-
-
17.782
-
-
-
-
-
-
-
-
183 -
708 16.966
-
-
-
4.610
10.385
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
817
-
-
-
-
-
992.226
-
-
5.787 33.727
7.502
195 600
2.372
6.600
945 22.482
-
992.226
-
-
5.787 34.502 25.013
795
51.489 565.936
3.729 22.482
-
( dalam jutaan rupiah) Tagihan Tagihan Tagihan Kepada Bank Tagihan Kredit Kredit Kredit Tagihan Kepada Tagihan Tagihan Yang Aset Eksposur di Kepada Kepada Kepada Beragun Beragun Pegawai/ Usaha Mikro, Kepada Telah Jatuh Lainnya Unit Syariah Pembangunan ( apabila Pemerintah Entitas Bank Rumah Properti Pensiuna Usaha Kecil dan Korporasi Tempo Multilateral dan Sektor Lembaga Internasional Tinggal Komersia n Portofolio Ritel ada ) 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
-
-
-
-
795 -
-
-
-
-
-
-
-
19.163
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
153
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
232.433
-
-
2.712 27.323
4.610
155 285
232.433
-
-
2.712 28.271 23.773
440
655 1.721 6.807 9.873 96.750 195 11.327 5.250 34.026 39.153 220.575 2.097 29.685 1.849 11.599 910
1.242 -
-
-
41.652
-
-
-
-
-
-
-
-
1.071 -
32.879
-
-
-
4.674
11.338
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3.319
9.419
945 21.464
-
68.047 509.343
2.187 21.464
-
566
Halaman 43
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual:
No. Kategori Fortofolio 1
2 1 Tagihan 2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai ( impaired )
a. Belum jatuh tempo b. Telah jatuh tempo 3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)-Individual 4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)-Kolektif 5 Tagihan yang dihapus buku
No. Kategori Fortofolio 1
2 1 Tagihan 2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai ( impaired )
a. Belum jatuh tempo b. Telah jatuh tempo 3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)-Individual 4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)-Kolektif 5 Tagihan yang dihapus buku
( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2013 Tagihan Bersih berdasarkan wilayah wilayah 1 wilayah 2 wilayah 3 wilayah 4 Total 3 4 5 6 7
1.491.814 4.878 4.878 2.173 5.398 -
73.704 1.056 1.056 32 672 -
71.090 65.351 1.701.959 5.934 5.934 2.205 761 669 7.500 -
( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2012 Tagihan Bersih berdasarkan wilayah wilayah 1 wilayah 2 wilayah 3 wilayah 4 Total 3 4 5 6 7
675.630 3.096 3.096 1.933 4.649 513
87.188 1.056 1.056 32 792 -
51.294 529 -
74.558 888.670 4.152 4.152 1.965 737 6.707 513
Halaman 44
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual: ( dalam jutaan rupiah) Cadangan Cadangan Tagihan kerugian kerugian yang Telah Jatuh Tempo penurunan nilai penurunan nilai dihapus (CKPN) Individual (CKPN) Kolektif buku 5 6 7 8
Tagihan Yang Mengalami Penurunan Nilai No.
Sektor Ekonomi
Tagihan Belum Jatuh Tempo
1
2 Posisi 31 Desember 2013 1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan 2 Perikanan 3 Pertambangan dan Penggalian 4 Industri Pengolahan 5 Listrik, Gas dan Air 6 Konstruksi 7 Perdagangan Besar dan Eceran 8 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 10 Perantara Keuangan 11 Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan
3
1.387 1.253 801 107.063 195 32.027 334.008 68.830 17.115 -
-
4.389 600 -
36.110
-
-
396
-
-
-
-
891 16.966
11 200
15.082
-
-
178
-
-
-
-
-
-
-
12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
13 Jasa Pendidikan 14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan perseorangan lainnya
16 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 18 Kegiatan yang belum jelas batasannya
19 Bukan Lapangan Usaha 20 Lainnya TOTAL
4
195 1.072.241
-
945
1.704.164
-
5.934
1.947 258
2.205
16 15 9 1.011 2 377 3.792 727 195 -
-
2 569
-
7.500
-
( dalam jutaan rupiah) Cadangan Cadangan Tagihan kerugian kerugian yang Telah Jatuh Tempo penurunan nilai penurunan nilai dihapus (CKPN) Individual (CKPN) Kolektif buku 5 6 7 8
Tagihan Yang Mengalami Penurunan Nilai No.
Sektor Ekonomi
Tagihan Belum Jatuh Tempo
1
2 Posisi 31 Desember 2012 1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan 2 Perikanan 3 Pertambangan dan Penggalian 4 Industri Pengolahan 5 Listrik, Gas dan Air 6 Konstruksi 7 Perdagangan Besar dan Eceran 8 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 10 Perantara Keuangan 11 Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan
12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
13 Jasa Pendidikan 14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan perseorangan lainnya
16 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga
17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 19 Bukan Lapangan Usaha 20 Lainnya TOTAL
3
4
655 1.721 6.807 106.623 11.522 39.276 263.730 31.782 13.448 910
-
3.207 -
1.965 -
61.381
-
-
-
658
-
-
-
-
-
-
1.071 32.879
11 366
-
16.165
-
-
-
181
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
155 302.510
-
945
890.635
-
4.152
1.965
7 19 76 985 128 439 2.832 355 150 10
2 488 6.707
513 -
513
Halaman 45
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual:
No .
Keterangan
(1)
(2)
1 2
Saldo awal CKPN Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) 2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan 2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan
3 4
CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada periode berjalan Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan
Saldo Akhir CKPN
No .
Keterangan
(1)
(2)
1 2
Saldo awal CKPN Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) 2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan 2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan
3 4
CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada periode berjalan Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan
Saldo Akhir CKPN
( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2013 CKPN Individual CKPN Kolektif (3) (4) 1.965
6.707
240
793
240
873
-
80
-
-
-
-
2.205
7.500
( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2012 CKPN Individual CKPN Kolektif (3) (4) 4.692
4.409
(2.214)
2.298
-
2.298
2.214
-
513
-
-
-
1.965
6.707
Halaman 46
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portfolio dan Skala Peringkat - Bank secara Individual: (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal 31 Desember 2013 Tagihan Bersih Lembaga Pemeringkat
Kategori Portofolio
Peringkat Jangka Panjang AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
BB+ s.d BB-
B+ s.d B-
Kurang dari B-
A-1
A-2
A-3
Fitch Rating
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
BB+ s.d BB-
B+ s.d B-
Kurang dari B-
F1+ s.d F1
F2
F3
Kurang dari F-3
Moody's
Aaa
Aa1 s.d Aa3
A1 s.d A3
Baa1+ s.d Baa3
Ba1+ s.d Ba3
B1+ s.d B3
Kurang dari B3
P-1
P2
P3
Kurang dari P-3
F2(idn)
F3(idn)
Kurang dari F3-(idn)
Kurang dari A-3
PT.Fitch Ratings Indonesia
AAA (idn) AA+(idn) s.d AA-(idn) A+(idn) s.d A-(idn)
BBB+(idn) s.d BBB-(idn)
BB+(idn) s.d BB-(idn) B+(idn) s.d B-(idn) Kurang dari B-(idn) F1+(idn) s.d F1(idn)
PT.ICRA Indonesia
(idr) AAA (idr)AA+ s.d (idr)AA- (idr)A+ s.d (idr)A-
(idr)BBB+ s.d (idr)BBB-
(idr)BB+ s.d (idr)BB- (idr)B+ s.d (idr)B- Kurang dari (idr)B- (idr)A1 s.d (idr)A1 (idr)A2+ s.d (idr)A2 (idr)A3+ s.d (idr)A3 Kurang dari (idr)A3
PT Pemeringkat Efek Indonesia id AAA 1
Peringkat Jangka Pendek
Standard and Poor's
2
3
4
idAA+ s.d idAA-
idA+ s.d idA-
id BBB+ s.d id BBB-
id BB+ s.d id BB-
id B+ s.d id B-
Kurang dari id B-
id A1
idA2
idA3 s.d id A-1
Kurang dari id AA
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Tanpa Peringkat
Total
15
16
992.226
992.226
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.058
5.787
Kredit Beragun Rumah Tinggal
34.502
34.502
Kredit Beragun Properti Komersial
25.013
25.013
1
Tagihan Kepada Pemerintah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Multilateral dan Lembaga Internasional
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank
-
-
-
-
4.729
-
-
-
5 6 7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9
Tagihan kepada Korporasi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11
Aset Lainnya
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4.729
-
-
-
-
-
-
795
795
51.488
51.488
-
-
565.937
565.937
3.729
3.729
22.482
22.482
-
-
ada)
TOTAL
1.697.230
1.701.959
(dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal 31 Desember 2012 Tagihan Bersih Lembaga Pemeringkat Kategori Portofolio
1
2
Peringkat Jangka Panjang
Peringkat Jangka Pendek
Standard and Poor's
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
BB+ s.d BB-
B+ s.d B-
Kurang dari B-
A-1
A-2
A-3
Fitch Rating
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
BB+ s.d BB-
B+ s.d B-
Kurang dari B-
F1+ s.d F1
F2
F3
Kurang dari F-3
Moody's
Aaa
Aa1 s.d Aa3
A1 s.d A3
Baa1+ s.d Baa3
Ba1+ s.d Ba3
B1+ s.d B3
Kurang dari B3
P-1
P2
P3
Kurang dari P-3
F2(idn)
F3(idn)
Kurang dari F3-(idn)
Kurang dari A-3
PT.Fitch Ratings Indonesia
AAA (idn) AA+(idn) s.d AA-(idn) A+(idn) s.d A-(idn)
BBB+(idn) s.d BBB-(idn)
BB+(idn) s.d BB-(idn) B+(idn) s.d B-(idn) Kurang dari B-(idn) F1+(idn) s.d F1(idn)
PT.ICRA Indonesia
(idr) AAA (idr)AA+ s.d (idr)AA- (idr)A+ s.d (idr)A-
(idr)BBB+ s.d (idr)BBB-
(idr)BB+ s.d (idr)BB- (idr)B+ s.d (idr)B- Kurang dari (idr)B- (idr)A1 s.d (idr)A1 (idr)A2+ s.d (idr)A2 (idr)A3+ s.d (idr)A3 Kurang dari (idr)A3
PT Pemeringkat Efek Indonesia
id AAA
idAA+ s.d idAA-
idA+ s.d idA-
id BBB+ s.d id BBB-
id BB+ s.d id BB-
4
5
6
7
8
3
id B+ s.d id B- Kurang dari id B-
9
10
id A1
idA2
idA3 s.d id A-1
Kurang dari id AA
11
12
13
14
Tanpa Peringkat
Total
15
16
1
Tagihan Kepada Pemerintah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
232.433
232.433
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Multilateral dan Lembaga Internasional
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank
-
-
-
-
1.262
-
-
-
-
-
-
1.450
2.712
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
28.271
28.271
6
Kredit Beragun Properti Komersial
23.773
23.773
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha
440
440
68.047
68.047
Kecil dan Portofolio Ritel
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9
Tagihan kepada Korporasi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
509.343
509.343
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
2.187
2.187
11
Aset Lainnya
21.464
21.464
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.262
-
-
-
-
-
-
887.408
888.670
ada) TOTAL
Halaman 47
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual:
No.
Kategori Fortofolio
1
2
A Eksposur Neraca 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 12 Eksposur di Unit Syariah ( apabila ada ) Total Eksposur Neraca B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Administratif 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Eksposur di Unit Syariah ( apabila ada ) Total Eksposur TRA
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya
3
4
5
6
7
8
9
10
11
992.226 437 405 2.091 35.061 2.623 -
1.058 -
-
-
14.411
19.385
-
-
1.032.843
1.058
14.411
19.385
192 2.488 -
-
-
-
2.680
-
-
-
-
-
C Eksposur akibat kegagalan Pihak Lawan ( Counterparty Credit Risk) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 6 Tagihan Kepada Korporasi 7 Eksposur di Unit Syariah ( apabila ada ) Total Eksposur Counterparty Credit Risk
No.
Kategori Fortofolio
1
2
-
-
-
4.729
269
-
-
-
12
13
-
-
-
-
-
-
-
2.576 12.919 25.013 195 37.049 530.875 5.121 20.847
206 1.034 2.001 16 2.964 42.470 410 1.668
25.013
49.398
-
530.875 945 17.883
-
-
-
-
-
5.119
49.398
574.716
4.760
-
634.594
50.768
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
269
-
2.784 1.976
-
25.743
-
-
-
-
-
4.727
25.743
-
-
29.288
2.343
-
-
-
-
-
-
-
4.727
0 3.545 25.743
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1.450 -
264.451
B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Administratif 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Eksposur di Unit Syariah ( apabila ada ) Total Eksposur TRA
261 1.164 -
-
-
9.432
17.901
-
-
1.450
9.432
17.901
-
-
-
938
938
-
1.262
-
284 2.059
( dalam jutaan rupiah) Beban ATMR Modal
0%
232.433 3.295 25.832 2.891 -
14
-
390
Posisi 31 Desember 2012 Tagihan Bersih berdasarkan wilayah
A Eksposur Neraca 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 12 Eksposur di Unit Syariah ( apabila ada ) Total Eksposur Neraca
C Eksposur akibat kegagalan Pihak Lawan ( Counterparty Credit Risk) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 6 Tagihan Kepada Korporasi 7 Eksposur di Unit Syariah ( apabila ada ) Total Eksposur Counterparty Credit Risk
( dalam jutaan rupiah) Beban ATMR Modal
Posisi 31 Desember 2013 Tagihan Bersih berdasarkan wilayah
-
-
12
13
-
-
-
-
-
-
-
921 10.884 23.773 220 48.564 483.511 2.808 19.561
74 871 1.902 18 3.885 38.681 225 1.565
23.773
-
64.752
-
483.511 945 16.597
-
-
-
-
-
1.702
64.752
524.826
3.218
-
590.242
47.221
-
-
-
-
-
-
-
440
5.648
-
14
332
-
-
26.390
-
1.242 1.976
332 4.236 26.390
27 339 2.111
-
-
1.425
-
-
-
-
-
5.648
26.722
-
-
30.958
2.477
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Halaman 48
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit – Bank secara Individual: ( dalam jutaan rupiah) No.
Kategori Fortofolio
1
2
Posisi 31 Desember 2013 Bagian yang dijamin dengan
Tagihan Bersih
Agunan
3
4
Bagian yang
Garansi Asuransi kredit Lainnya Tidak dijamin 5
6
7
8
A Eksposur Neraca 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 12 Eksposur di Unit Syariah ( apabila ada ) Total Eksposur Neraca
992.226 5.787 34.502 25.013 795 51.488 565.937 3.729 22.482 -
437,00 405,00 2.091 35.061 -
-
-
-
1.701.959
37.994
-
-
-
992.226 5.787 34.065 25.013 390 49.397 530.876 3.729 22.482 1.663.965
B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Administratif 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Eksposur di Unit Syariah ( apabila ada ) Total Eksposur TRA
4.919 28.231 33.150
192 2.488 2.680
-
-
-
4.727 25.743 30.470
-
-
-
-
-
-
40.674
-
-
-
C Eksposur akibat kegagalan Pihak Lawan ( Counterparty Credit Risk) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 6 Tagihan Kepada Korporasi 7 Eksposur di Unit Syariah ( apabila ada ) Total Eksposur Counterparty Credit Risk Total ( A+B+C)
1.735.109
1.694.435
Halaman 49
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
( dalam jutaan rupiah) No. 1
Kategori Fortofolio 2
A Eksposur Neraca 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 12 Eksposur di Unit Syariah ( apabila ada ) Total Eksposur Neraca B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Administratif 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Eksposur di Unit Syariah ( apabila ada ) Total Eksposur TRA C Eksposur akibat kegagalan Pihak Lawan ( Counterparty Credit Risk) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 6 Tagihan Kepada Korporasi 7 Eksposur di Unit Syariah ( apabila ada ) Total Eksposur Counterparty Credit Risk Total ( A+B+C)
Posisi 31 Desember 2012 Bagian yang dijamin dengan
Tagihan Bersih
Agunan
3
4
Bagian yang
Garansi Asuransi kredit Lainnya Tidak dijamin 5
6
7
8
232.433 2.712 28.271 23.773 440 68.047 509.343 2.187 21.464 -
3.295 25.832 -
-
-
-
888.670
29.127
-
-
-
232.433 2.712 28.271 23.773 440 64.752 483.511 2.187 21.464 859.543
332 5.909 27.554 33.795
261 1.164 1.425
-
-
-
332 5.648 26.390 32.370
-
-
-
-
-
-
922.465
30.552
-
-
-
891.913
Halaman 50
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Pengungkapan Eksposur Aset di Laporan Posisi Keuangan:
No.
Kategori Fortofolio
1
2
( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2013 Tagihan ATMR SebelumATMR Setelah Bersih
MRK
MRK
3
4
5
A Eksposur Neraca 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya
TOTAL
No.
Kategori Fortofolio
1
2
992.226 5.787 34.502 25.013 795 51.489 565.936 3.729 22.482
2.577 13.072 25.013 398 38.617 565.936 5.121 -
2.577 12.919 25.013 195 37.049 530.875 5.121 20.847
1.701.959
650.734
634.595
-
-
( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2012 Tagihan ATMR Sebelum ATMR Setelah Bersih
MRK
MRK
3
4
5
A Eksposur Neraca 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya
TOTAL
232.433 2.712 28.271 23.773 440 68.047 509.343 2.187 21.464
921 10.884 23.773 220 51.035 509.343 2.808 -
921 10.884 23.773 220 48.564 483.511 2.808 19.561
888.670
598.984
590.242
-
-
Halaman 51
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Pengungkapan Administratif:
Eksposur
Kewajiban
No.
Kategori Fortofolio
1
2
Komitmen/Kontinjensi
A Eksposur Neraca 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
pada
Kategori Fortofolio
1
2
A Eksposur Neraca 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
TOTAL
rekening
( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2013 Tagihan ATMR SebelumATMR Setelah Bersih MRK MRK 3
4
5
4.919 28.231 -
3.689 28.231 -
3.546 25.743 -
33.150
31.920
29.289
TOTAL
No.
transaksi
( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2012 Tagihan ATMR Sebelum ATMR Setelah Bersih MRK MRK 3
4
5
332 5.909 27.554 -
332 4.432 27.554 -
332 4.236 26.390 -
33.795
32.318
30.958
Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit:
Total ATMR Risiko Kredit Total Faktor Pengurang Modal
( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Posisi 31 Desember Desember 2013 2012 663.884 621.200
-
-
Halaman 52
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
b. Risiko Pasar Adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. c. Risiko Likuiditas Adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. Risiko likuiditas Bank per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: Tahun 2013 Kurang ASET
Kas Giro Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia Surat Berharga Kredit yang diberikan Bunga yang masih harus diterima Aset Lain-lain Jumlah Aset
lebih
dari 1 bulan
> 1-3 bulan
> 3-12 bulan
> 12-60 bulan
dari 60 bulan
Jumlah
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
2,623,097,150
-
-
-
68,452,789,209
-
-
-
5,787,361,491
-
-
-
2,623,097,150 68,452,789,209
-
5,787,361,491
294,852,912,959
294,852,912,959
9,974,935,535
410,176,283,878
208,768,617,701
-
-
628,919,837,114
15,531,313,852
77,326,862,982
338,927,556,350
98,619,947,155
151,241,228,036
681,646,908,374
2,021,561,438
-
-
-
-
2,021,561,438
526,220,024
2,704,175,197
314,549,249
1,975,779,016
-
5,520,723,486
399,770,191,658
490,207,322,056
548,010,723,300
100,595,726,171
151,241,228,036
1,689,825,191,221
dari 1 bulan
> 1-3 bulan
> 3-12 bulan
> 12-60 bulan
dari 60 bulan
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Kurang LIABILITAS
-
lebih Jumlah (Rp) -
Liabilitas Simpanan Simpanan dari bank lain Utang Pajak Liabilitas Lain-lain Jumlah Liabilitas Jumlah Aset (liabilitas) – bersih
487,228,409
-
-
-
-
487,228,409
517,349,810,449
46,725,883,565
30,240,619,547
-
-
594,316,313,561
-
-
-
-
-
-
2,742,716,687
-
-
-
-
2,742,716,687
4,012,085,505
827,636,527
551,757,684
1,408,818,913
2,113,228,370
8,913,526,999
524,591,841,050
47,553,520,092
30,792,377,231
1,408,818,913
2,113,228,370
606,459,785,656
(124,821,649,392)
442,653,801,964
517,218,346,069
99,186,907,258
149,127,999,666
1,083,365,405,565
Halaman 53
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Tahun 2012 Kurang
ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Ef ek-ef ek
Lebih
dari 1 bulan
> 1- 3 bulan
(Rp)
(Rp)
Bunga y ang masih harus diterima Aset lain-lain Jumlah Aset
> 12- 60 bulan
(Rp)
dari 60 bulan
(Rp)
(Rp)
Liabilitas segera Simpanan Simpanan dari bank lain Utang pajak Liabilitas Lain-lain Jumlah Liabilitas Jumlah Aset (liabilitas) – bersih
(Rp)
-
-
-
-
2.890.874.550
51.443.852.532
-
-
-
-
51.443.852.532 2.712.301.137
2.712.301.137
-
-
-
-
130.074.535.989
4.967.929.619
-
-
- 135.042.465.608
6.465.730.313
19.881.529.167
19.599.218.220
-
-
45.946.477.700
75.246.129.930 332.146.654.851 110.504.998.220 91.964.395.464 632.135.312.654
1.891.715.749
-
-
-
-
1.891.715.749
206.624.010
17.644.000
349.248.974
2.286.756.382
980.000.000
3.840.273.366
217.958.768.469 100.113.232.716 352.095.122.045 112.791.754.602 92.944.395.464 875.903.273.296
Kurang
LIABILITAS
Jumlah
2.890.874.550
22.273.134.189
Kredit
> 3- 12 bulan
Lebih
dari 1 bulan
> 1- 3 bulan
> 3- 12 bulan
> 12- 60 bulan
dari 60 bulan
Jumlah
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
162.057.934
-
-
-
-
623.503.222.083
37.010.748.884
13.962.806.559
-
- 674.476.777.526
162.057.934
-
-
-
-
-
-
2.470.002.580
-
-
-
-
2.470.002.580
482.937.483
207.413.475
941.678.039
3.204.795.036
3.586.871.706
8.423.695.739
626.618.220.080
37.218.162.359
14.904.484.598
3.204.795.036
3.586.871.706 685.532.533.779
(408.659.451.611)
62.895.070.357 337.190.637.447 109.586.959.566 89.357.523.758 190.370.739.517
Halaman 54
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual: ( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2013 No.
Kategori Fortofolio
1 I
2
Saldo
Jatuh Tempo
3
≤ 1 bulan
> 1 bln s.d 3 bln
> 3 bln s.d 6 bln
> 6 bln s.d 12 bln
> 12 bulan
4
5
6
7
8
NERACA A Aset 1 Kas 2 Penempatan pada Bank Indonesia
2.623
2.623
-
-
-
992.226
373.281
410.176
48.748
160.021
5.787
5.787
-
-
-
-
-
-
-
681.647
15.531
77.327
-
-
-
94.836 -
244.091 -
249.862 -
825 144.409
751 404.863
249.862
3 Penempatan pada bank lain 4 Surat Berharga 5 Kredit yang diberikan 6 Tagihan lainnya 7 Lain-lain Total Aset
5.566
3.138
852
1.687.849
400.360
488.355
B Kewajiban 1 Dana Pihak Ketiga
594.316
517.350
46.726
2 Kewajiban pada Bank Indonesia 3 Kewajiban pada bank lain
-
-
-
17.496 -
12.744 -
-
-
-
-
-
-
-
4 Surat Berharga yang Diterbitkan 5 Pinjaman yang diterima
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6 Kewajiban lainnya 7 Lain-lain
-
-
-
-
-
-
12.143
4.938
1.325
1.102 13.846
3.527 3.527
606.459
522.288
48.051
1.251 18.747
1.081.390
(121.928)
440.304
125.662
391.017
246.335
2.796 2.796
50 50
100 100
150 150
200 200
2.296 2.296
157.200
6.779
21.550
46.952
81.919
-
1.710
115 6.894
13 21.563
46.952
1.582 83.501
-
Total Kewajiban Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca II
-
REKENING ADMINISTRATIF A Tagihan Rekening Administratif 1 Komitmen 2 Kontijensi Total Tagihan Rekening Administratif B Kewajiban Rekening Administratif 1 Komitmen 2 Kontijensi Total Kewajiban Rekening Administratif
158.910
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
(156.114)
(6.844)
(21.463)
(46.802)
(83.301)
2.296
Selisih (IA-IB)+(IIA-IIB)
925.276
(128.772)
418.841
78.860
307.716
248.631
Selisih Kumulatif
925.276
(128.772)
290.069
368.929
676.645
925.276
( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2012 No.
Kategori Fortofolio
1 I
2
Jatuh Tempo ≤ 1 bulan 4
3
> 1 bln s.d 3 bln 5
> 3 bln s.d 6 bln 6
> 6 bln s.d 12 bln 7
> 12 bulan 8
NERACA A Aset 1 2 3 4 5 6 7
II
Saldo
Kas Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada bank lain Surat Berharga Kredit yang diberikan Tagihan lainnya Lain-lain
2.891 232.433 2.712 632.135 3.756
2.891 187.984 2.712 18.321 1.765
24.849 75.246 741
14.763 87.394 750
4.837 244.753 500
206.421 -
Total Aset
873.927
213.673
100.836
102.907
250.090
206.421
B Kewajiban 1 Dana Pihak Ketiga 2 Kewajiban pada Bank Indonesia 3 Kewajiban pada bank lain 4 Surat Berharga yang Diterbitkan 5 Pinjaman yang diterima 6 Kewajiban lainnya 7 Lain-lain
674.477 11.056
623.504 3.869
37.011 1.525
2.618 1.025
11.344 1.050
3.587
Total Kewajiban
685.533
627.373
38.536
3.643
12.394
3.587
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
188.394
(413.700)
62.300
99.264
237.696
202.834
REKENING ADMINISTRATIF A Tagihan Rekening Administratif 1 Komitmen 2 Kontijensi
2.216
50
100
150
200
1.716
Total Tagihan Rekening Administratif
2.216
50
100
150
200
1.716
157.640 2.267
5.560 438
21.249 -
34.909 -
95.922 1.829
-
B Kewajiban Rekening Administratif 1 Komitmen 2 Kontijensi
-
Total Kewajiban Rekening Administratif
159.907
5.998
21.249
34.909
97.751
-
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
(157.691)
(5.948)
(21.149)
(34.759)
(97.551)
1.716
Selisih (IA-IB)+(IIA-IIB)
30.703
(419.648)
41.151
64.505
140.145
204.550
Selisih Kumulatif
30.703
(419.648)
(378.497)
(313.992)
(173.847)
30.703
Halaman 55
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) d. Risiko Operasional Adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual:
No.
Pendekatan yang Digunakan
( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2013 Pendapatan Bruto ( Rata-rata Beban Modal ATMR 3 tahun terakhir )
1
1
No.
2
3
4
5
Pendekatan Indikator Dasar
41.615
6.242
78.028
Total
41.615
6.242
78.028
Pendekatan yang Digunakan
( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2012 Pendapatan Bruto ( Rata-rata Beban Modal ATMR 3 tahun terakhir )
1
1
2
3
4
5
Pendekatan Indikator Dasar
36.363
5.454
68.180
Total
36.363
5.454
68.180
e. Risiko Hukum Adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. f. Risiko Kepatuhan Adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang belaku. g. Risiko Strategis Adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. h. Risiko Reputasi Adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. 2. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko a. Bank wajib menerapkan manajemen risiko secara efektif. b. Penerapan manajemen risiko paling kurang mencakup: 1) Tata Kelola Risiko (Risk Governance). 2) Kerangka Manajemen Risiko. 3) Proses Manajemen Risiko, Sistem Informasi dan Sumber Daya Manusia. 4) Sistem Pengendalian Risiko.
Halaman 56
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) c. Pengelolaan 8 (delapan) risiko: 1) Bank wajib melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko terhadap seluruh faktor-faktor risiko (Risk Factors) yang bersifat material. 2) Profil Risiko dikelola oleh Unit Kerja Manajemen Risiko. 3) Pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko wajib didukung oleh: Sistem informasi manajemen yang akurat dan tepat waktu. Pengalaman yang dimiliki Bank dalam mengelola risiko terhadap tingkat risiko yang akan diambil (Risk Appetite). Laporan yang akurat dan informatif mengenai kondisi keuangan Bank, kinerja aktivitas fungsional dan eksposur risiko Bank. d. Kategori peringkat risiko bagi Bank umum, mencakup: 1) Risiko Inheren, adalah risiko yang melekat pada suatu bisnis atau aktivitas Bank yang timbul dari eksposure (dampak) dan ketidakpastian serta kemungkinan terjadinya kejadian yang merugikan Bank di masa yang akan datang. Peringkat risiko inheren: Rendah Dengan mempertimbangkan aktivitas bisinis yang dilakukan (Low) Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari Risiko tergolong Sangat Rendah, selama periode waktu tertentu di masa mendatang. Cukup Rendah Dengan mempertimbangkan aktivitas bisinis yang dilakukan (Low to Moderate) Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari Risiko tergolong Rendah, selama periode waktu tertentu di masa mendatang. Cukup Tinggi Dengan mempertimbangkan aktivitas bisinis yang dilakukan (Moderate) Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari Risiko tergolong Cukup tinggi, selama periode waktu tertentu di masa mendatang. Tinggi Dengan mempertimbangkan aktivitas bisinis yang dilakukan (Moderate to Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari Risiko High) tergolong Tinggi, selama periode waktu tertentu di masa mendatang. Sangat Tinggi Dengan mempertimbangkan aktivitas bisinis yang dilakukan (High) Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari Risiko tergolong Sangat Tinggi, selama periode waktu tertentu di masa mendatang. 2) Tingkat Kualitas Penerapan Manajemen Risiko, adalah serangkaian sistem yang dilakukan Bank dalam rangka mengendalikan risiko atau meminimalkan dampak negatif risiko terhadap kondisi dan kinerja keuangan Bank. Peringkat Pengendalian Risiko: Tidak Memadai Kualitas Penerapan Manajemen Risiko tidak memadai. (Unstatisfactory) Terdapat kelemahan signifikan pada beberapa aspek Manajemen Risiko dimana penyelesaiannya diluar kemampuan manajemen. Kurang Memadai Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Kurang Memadai. (Marginal) Terdapat kelemahan signifikan pada beberapa aaspek Manajemen Risiko yang membutuhkan tindakan korektif segera.
Halaman 57
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 29. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Cukup Memadai (Fair) Memadai (Satisfactory) Sangat Memadai (Strong)
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Cukup Memadai. Meskipun persyaratan minimum terpenuhi, terdapat beberapa kelemahan yang membutuhkan perhatian manjemen. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Memadai. Meskipun terdapat kelemahan minor, tetapi kerlemahan tersebut dapat diselesaikan pada aktivitas bisnis normal. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Sangat Memadai. Meskipun terdapat kelemahan minor, tetapi kerlemahan tersebut tidak signifikan sehingga dapat diabaikan.
3. Penilaian Risiko (Risk Assesment) a. Penilaian risiko adalah keseluruhan proses dari Identifikasi Risiko, Analisa Risiko dan Evaluasi Risiko yang dihadapi oleh Bank. Penilaian Risiko mencakup keseluruhan risiko yang dihadapi Bank, yaitu Risiko Kredit, Pasar, Operasional, Likuiditas, Hukum, Strategis, Reputasi dan Kepatuhan. b. Tahapan dalam Penilaian Risiko (Risk Assesment) adalah: 1) Identifikasi Risiko Adalah proses dimana Bank mendeteksi risiko yang berpotensi merugikan finansial Bank akibat dari suatu kasus-kasus tertentu terhadap pelaksanaan aktivitas bisnisnya. 2) Penilaian Risiko Inheren Adalah proses dimana Bank mengukur aktivitas atau bisnis yang melekat didalamnya dengan level risiko dari aktivitas lainnya, sehingga dapat memberikan hasil yang dapat membantu dalam penilaian efektifitas sistem pengendalian risiko. 3) Penilaian Sistem Pengendalian Risiko Adalah proses mengukur kemampuan dan peran aktif Manajemen dalam memenuhi kecukupan seluruh kebijakan, Sistem Informasi Manajemen Risiko dan pengendalian intern yang menyeluruh. 4) Penilaian Risiko Komposit Adalah proses penilaian akhir dari hasil penggabungan penilaian risiko inheren dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko. c. Dalam penilaian risiko terdapat dua hal yang menjadi pedoman, yaitu: 1) Kuantitas Risiko, mencakup frekuensi dan dampaknya serta probability. 2) Kualitas Sistem Pengendalian Risiko (Risk Control System), berupa judgement yang mencakup 4 (empat) pilar, adalah:
Tata Kelola Risiko (Risk Governance). Kerangka Manajemen Risiko. Proses Manajemen Risiko, Sistem Informasi dan Sumber Daya Manusia Sistem Pengendalian Risiko.
Halaman 58
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 30. MANAJEMEN MODAL Sejak tahun 2007, Bank diwajibkan untuk memenuhi kerangka kerja Basel II dalam hal permodalan Bank dengan mengikuti road map implementasi Basel II di Indonesia yang dipimpin oleh Bank Indonesia. Penerapan Bank atas risiko pasar, risiko kredit dan risiko operasional dalam permodalan adalah sebagai berikut: a. Risiko Pasar Sejak November 2007, Bank sudah menerapkan pendekatan standar untuk mengelola risiko pasar sesuai dengan PBI Nomor 9/13/PBI/2007 tanggal 1 November 2007. b. Risiko Kredit Sesuai dengan Surat Edaran BI Nomor 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005, saat ini Bank masih menggunakan pendekatan Basel I untuk mengelola risiko kredit. Bank menerapkan pendekatan standar untuk mengelola risiko kredit mulai 1 Januari 2012 sesuai dengan Surat Edaran BI Nomor 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011. c.
Risiko Operasional Untuk pengelolaan risiko operasional Bank menerapkan pendekatan indikator dasar sesuai dengan Surat Edaran BI Nomor 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009. Berdasarkan SE ini, beban modal untuk risiko operasional sebesar 5%, 10% dan 15% dari rata-rata pendapatan kotor selama tiga tahun terakhir masing-masing efektif tanggal 1 Januari 2010, 1 Juli 2010 dan 1 Januari 2011.
Bank Indonesia menganalisa modal dalam dua tingkatan: 1. Modal Tier 1 terdiri dari modal saham biasa, agio saham, obligasi perpetual (yang diklasifikasikan sebagai surat berharga inovatif Tier 1), saldo laba, selisih penjabaran laporan keuangan, dan kepentingan non-pengendali setelah dikurangi goodwill dan aset takberwujud dan penyesuaian lainnya sehubungan dengan item yang termasuk dalam modal tetapi diperlakukan secara berbeda untuk kepentingan kecukupan modal. 2. Modal Tier 2 terdiri dari pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat dan cadangan umum (maksimum 1,25%). Posisi rasio kecukupan modal (CAR) Bank tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masingmasing sebesar 146,14% dan 28,16 %dengan rincian sebagai berikut: 2013 dalam jutaan (Rp) I. Komponen Modal A. Modal Inti 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Modal a. Rugi tahun - tahun lalu b. Laba tahun - tahun lalu c. Laba tahun berjalan setelah pajak (50%) d. PPA yang diperhitungkan e. Dana setoran modal B. Modal Pelengkap (maksimum 100% modal inti) Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aktiva produktif/CKPN (maksimum 1,25% ATMR) II. Total Modal III. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) IV. Rasio Kewajiban Modal Minimum yang Tersedia (%) V. Rasio Kewajiban Modal Minimum yang Diwajibkan (%)
2012 dalam jutaan (Rp)
182.500
155.000
13.930 9.494 (1.624) 872.500
26.822 7.224 (1.523) -
7.437 1.084.237 741.912 146,14% 8%
6.639 194.162 689.380 28,16% 8% Halaman 59
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 30. MANAJEMEN MODAL (lanjutan) Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum: (dalam jutaan) KOMPONEN MODAL 1 I
2
B
C
Modal Inti
Bank
3
4
1,076,800
187,523
1
Modal disetor
182.500
155,000
2
Cadangan Tambahan Modal
894.300
32,523
3
Modal Inovatif
-
-
4
Faktor Pengurang Modal Inti
-
-
5
Kepentingan Non Pengendali
-
-
Modal Pelengkap
7,437
6,639
1
Level Atas ( Upper Tier 2)
7,437
6,639
2
Level Bawah ( Lower Tier 2) maksimum 50 % Modal Inti
-
-
3
Faktor Pengurang Modal Pelengkap
-
-
-
-
-
-
-
-
Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap Eksposur Sekuritisasi
D E
III
31 Des 2012
Bank
KOMPONEN MODAL A
II
31 Des 2013
Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR
TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B-C) TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG
-
-
1,084,237
194,162
1,084,237
194,162
663,884
621,200
78,028
68,180
DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A+B+C+E) IV
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT
V
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL
VI
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR
-
-
A
Metode Standar
-
-
B
Metode Internal
-
-
146.14%
28.16%
146.14%
28.16%
VII
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO OPERASIONAL (II:(IV+V)
VII
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT,RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR (III:(IV+V+VI)
Halaman 60
Laporan No : LT/034/HPR-2/III/2014
PT BANK MULTIARTA SENTOSA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 31. INFORMASI PENTING LAINNYA Dengan semakin ketatnya persaingan perbankan pada tahun-tahun mendatang, serta makin terbatasnya jasa-jasa perbankan yang dapat diberikan oleh Bank kepada masyarakat, dimana dalam pengelolaan bank harus terus menerus menciptakan tata kelola yang baik, yang juga berdampak pula pada permodalan yang dimiliki yang pada akhirnya akan berdampak pada kepemilikan saham perbankan. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, untuk mempertahankan dan mengembangkan Bank Multiarta Sentosa (Bank MAS) diperlukan tambahan modal, maka Bank MAS mengundang PT Lumbung Artakencana yang merupakan salah satu Holding Company di Grup Wings yang pernah menjadi salah satu pemegang saham di perbankan (PT Bank Ekonomi Rahardja) dan memiliki reputasi yang baik serta permodalan yang kuat untuk mengembangkan Bank MAS sesuai dengan visi dan misi Bank MAS yang berfokus pada Small Medium Enterprise (MSE). PT Lumbung Artakencana telah disetujui oleh Bank Indonesia sebagai Pemegang Saham Pengendali Terakhir (PSPT) sebesar 77% (tujuh puluh tujuh persen) di Bank MAS melalui PT Danabina Sentana dan PT Multi Anekadana Sakti, sehingga jumlah modal disetor akhir tahun 2013 menjadi sebesar Rp.1.055.000.000.000. Modal disetor sebesar Rp.872.500.000.000 masih dalam proses verifikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan adanya peningkatan modal dari PT Lumbung Artakencana maka alokasi modal inti terhadap jaringan kantor yang ada saat ini dan alokasi modal inti terhadap rencana jaringan kantor yang akan dibuka sudah terpenuhi.
32. TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN ATAS LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan telah disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi pada tanggal 27 Maret 2014. 33. PERISTIWA SETELAH TANGGAL PELAPORAN Tidak terdapat kejadian penting setelah tanggal neraca yang mempengaruhi laporan keuangan bank.
Halaman 61
PT DANABINA SENTANA DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Laporan No : LT/048/HPR-2/IV/2014
PT DANABINA SENTANA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah Penuh)
31 Desember 2013
31 Desember 2012
ASET Kas Giro Pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp 0 pada 31 Desember 2013 dan 2012 Efek-Efek Kredit Yang Diberikan Setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Rp 9.705.504.857 pada 31 Desember 2013 ( 31 Desember 2012 : Rp 8.672.166.300) - Pihak Berelasi - Pihak Ketiga Aset Tetap Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 15.720.644.003 pada tahun 2013 ( 31 Desember 2012 : Rp14.832.539.940) Aset Pajak Tangguhan Aset Lain-Lain JUMLAH ASET
2,623,097,150 68,452,789,209 5,787,361,491
3,041,174,531 51,443,852,532 2,712,276,137
294,852,912,959 628,919,837,114
143,562,395,775 45,946,477,700
13,879,201,558 658,062,201,959
10,657,768,196 612,805,378,158
14,676,599,557 666,400,200 8,453,698,924
15,188,146,219 746,751,929 21,294,783,316
1,696,374,100,121
907,399,004,493
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas Segera Simpanan Nasabah - Pihak Berelasi - Pihak Ketiga Utang Pajak Liabilitas Lain-lain
1,471,432,808
325,847,114
281,695,430,585 309,972,561,597 2,770,471,287 8,913,526,999
277,918,404,310 396,382,803,180 2,479,534,580 8,423,695,739
JUMLAH LIABILITAS
604,823,423,276
685,530,284,923
739,150,000,000 25,800,968,680 764,950,968,680
75,000,000,000 87,715,506,149 162,715,506,149
EKUITAS Modal Saham - nilai nominal Rp 1.000 per saham Modal Dasar - 2.800.000.000 saham pada tahun 2013 dan 115.000.000 saham pada tahun 2012 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 739.150.000 saham pada tahun 2013 dan 75.000.000 saham pada tahun 2012 Saldo laba
Kepentingan Non Pengendali
326,599,708,165
59,153,213,421
JUMLAH EKUITAS
1,091,550,676,845
221,868,719,570
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
1,696,374,100,121
907,399,004,493
(Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan)
Halaman 1
Laporan No : LT/048/HPR-2/IV/2014
PT DANABINA SENTANA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013 dan 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah Penuh)
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga Pendapatan Bunga Beban Bunga Pendapatan Bunga - Bersih Pendapatan Operasional Lainnya Beban Operasional Lainnya Umum dan Administrasi Tenaga Kerja Pendapatan (Beban) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Beban Operasional Lainnya LABA OPERASIONAL
2013
2012
91,304,349,823 (37,772,531,500) 53,531,818,323
77,851,771,536 (34,995,820,857) 42,855,950,679
1,968,684,660
1,707,435,114
(9,823,263,357) (20,349,678,286) (1,033,338,557)
(9,488,962,604) (16,724,894,260) (83,288,442)
(31,206,280,200)
(26,297,145,305)
24,294,222,783
18,266,240,488
PENDAPATAN DAN BEBAN BUKAN OPERASIONAL Pendapatan Bukan Operasional Beban Bukan Operasional
2,336,006,663 (326,528,441)
2,709,089,073 (394,109,424)
2,009,478,222
2,314,979,648
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
26,303,701,004
20,581,220,136
BEBAN PAJAK PENGHASILAN Beban Pajak Kini Manfaat (Beban) Pajak Tangguhan
(6,441,392,000) (80,351,729)
(4,822,071,250) (159,309,037)
(6,521,743,729)
(4,981,380,287)
LABA TAHUN BERJALAN
19,781,957,275
15,599,839,849
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
19,781,957,275
15,599,839,849
14,085,462,532 5,696,494,743
11,265,184,093 4,334,655,757
19,781,957,275
15,599,839,849
Jumlah Pendapatan dan Beban Non-Operasional Bersih
Jumlah Beban Pajak Penghasilan
Laba yang dapat diatribusikan kepada: - Pemilik entitas induk - Kepentingan non pengendali
(Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian)
halaman 2
Halaman 2
Laporan No : LT/048/HPR-2/IV/2014
PT DANABINA SENTANA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS - KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
Catatan
Saldo 31 Desember 2011 Jumlah Laba Komprehensif Tahun berjalan
Saldo 31 Desember 2012
Modal Saham
Saldo Laba
Jumlah
Rp
Rp
Rp
76.450.322.056
151.450.322.056
54.818.557.664
206.268.879.720
-
11.265.184.093
11.265.184.093
4.334.655.757
15.599.839.849
75.000.000.000
87.715.506.149
162.715.506.149
59.153.213.421
221.868.719.570
(76.000.000.000)
(76.000.000.000)
15
-
Modal Disetor
16
664.150.000.000
Saldo 31 Desember 2013
Total Ekuitas Rp
75.000.000.000
Dividen
Jumlah Laba Komprehensif Tahun berjalan
Kepentingan Non pengendali Rp
-
(76.000.000.000)
664.150.000.000
261.750.000.000
925.900.000.000
-
14.085.462.532
14.085.462.532
5.696.494.743
19.781.957.275
739.150.000.000
25.800.968.680 25.800.968.680
764.950.968.680 764.950.968.680
326.599.708.164 326.599.708.165
1.091.550.676.845 1.091.550.676.845
(Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian)
halaman 4
Halaman 3
Laporan No : LT/048/HPR-2/IV/2014
PT DANABINA SENTANA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh ) 2013 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: Penerimaan Bunga, provisi, dan komisi Pembayaran Bunga Pembayaran Beban Tenaga Kerja Pembayaran Beban Administrasi dan Umum/ Beban Operasional Lainnya Penerimaan dari Pendapatan Operasional Lainnya/ Pendapatan Bukan Operasional Pembayaran Pajak Penghasilan Laba Opersasi sebelum Perubahan dalam Aset dan Liabilitas Operasi Perubahan Dalam Aset dan Liabilitas Operasi Penurunan (Kenaikan) Aset Operasi Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia Efek-Efek Kredit yang Diberikan Aset Lain-Lain Kenaikan (Penurunan) Liabilitas Operasi Simpanan - Giro - Tabungan - Deposito Berjangka Liabilitas Segera Liabilitas Lain-Lain Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI: Hasil Penjualan Aset Perolehan Aset Tetap Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN: Pembayaran dividen Penyetoran modal Pendanaan
2012
90.997.302.048 (37.481.985.111) (20.349.678.286) (10.274.062.774) 4.287.615.900 (6.249.029.622)
76.769.259.914 (34.995.820.857) (16.724.894.260) (9.568.038.283) 4.416.524.187 (4.295.899.448)
20.930.162.155
15.601.131.252
(151.290.517.186) (582.973.359.414) (49.511.595.720) 14.793.397.365 (768.982.074.955)
82.556.503.177 (9.082.826.668) (130.071.393.945) (11.346.154.404) (67.943.871.841)
(74.697.594.603) (7.231.620.286) (704.000.420) 1.533.920.675 (81.099.294.635) (829.151.207.434)
32.132.157.998 13.508.208.413 10.880.862.115 (134.339.231) (913.541.715) 55.473.347.579 3.130.606.991
278.346.129 (1.361.194.045) (1.082.847.916)
1.709.700.000 (2.002.058.096) (292.358.096)
(103.500.000.000) 953.400.000.000 849.900.000.000
-
Penurunan Bersih Kas dan Setara Kas Kas dan Setara Kas Awal Tahun Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
19.665.944.650 57.197.303.200 76.863.247.850
2.838.248.895 54.359.054.305 57.197.303.200
Kas dan Setara Kas terdiri atas : Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain
2.623.097.150 68.452.789.209 5.787.361.491
3.041.174.531 51.443.852.532 2.712.276.138
Jumlah Kas dan Setara Kas
76.863.247.850
57.197.303.200
(Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian)
halaman 5
Halaman 4
%436%23" $
$' ""&"'" ''"'& $#%"("" &!% " 9>I1D1;1>41<1=*E@918@5>E8
(!(! ), 1>129>1 +5>D1>1 4949B9;1> 25B41C1B;1> ;D1 '?D1B9C &E4?69B !149 >? D1>771< ?;D?25B I1>7 D5<18 49E218 41> 49D1=218 D5B1;89B 45>71> 1;D1 >? D1>771< =59
?<58 '?D1B9C )1E<EC /94?4? +E75>7 !1BI?>? +! ;D1 @5>49B91> @5BEC1811> D5<18 =5=@5B?<58 @5>75C181> 41B9 &5>D5B9 $581;9=1> *5@E2<9; ">4?>5C91 =5<1<E9 +EB1D $5@EDEC1> '?
!, ,8D1>771<5C5=25B >771B1>41C1B@5BC5B?1>D5<18=5>71<1=9@5BE2181>2525B1@1;1<9@5BE2181> D5B1;89BC5CE19 45>71> ->41>7 ->41>7 '? D18E>
D5>D1>7 )5BC5B?1> ,5B21D1C 45>71> ;D1 '?D1B9C '? D1>771< 5C5=25B ?<58 B "B1G1> +?5B?4:? +8 &C9 '?D1B9C 49 #1;1BD1 41> D5<18 =5>41@1D;1> @5BC5DE:E1> &5>D5B9 !E;E= 41> !1; C1C9 &1>EC91 *5@E2<9; ">4?>5C91 45>71>+EB1D$5@EDEC1>'?!-
! ,18E> D1>771<5C5=25B +11D 9>9 @5BEC1811> 25B;54E4E;1> 49 #1;1BD1 41> 25B75B1; 41<1= 2941>7 EC181 =5>49B9;1> @5BEC1811> 9;ED C5BD1 =5>71=29< 21791> 41<1= =?41< C181= @5BC5B?1> D5B21D1C 1D1E 2141> 8E;E=<19>219; 49 41<1==1E@E>49<E1B >575B9D1>@1=5>7EB1>79 @5BC5DE:E1>41B9 @981; I1>7 25BG5>1>71D1E=5>71=29<21791>41<1=@5B9;1D1> 5B41C1B;1>;D1)5B>I1D11>$5@EDEC1> )1B1 )5=571>7 +181='?D1>771< 5C5=25B ?<58 '?D1B9C B "B1G1> +?5B?4:? +! &C9 +ECE>1> @5>7EBEC @5BEC1811> @5B 5C5=25B 141<18C52171925B9;ED $?=9C1B9C-D1=1
,E1>,544I#566B5I$1DE1B9
$?=9C1B9C
,E1><5H"F1>,1>?I?
$?=9C1B9C
,E1>!5>4B1 E>1G1>/9>?D?
)B5C945>9B5;DEB
,E1>!1>>I+EC1>D?
9B5;DEB
,E1>!1>4?I?+ED1>D?
9B5;DEB
,E1>"B44I/9<<91=$1DE1B9
5B41C1B;1> ;D1'?D1B9C'?D1>771<#E<9
?<58B"B1G1>+?5B?4:? +8 &C9 '?D1B9C49 #1;1BD1 CECE>1>@5>7EBEC@5BEC1811>@5B5C5=25B 141<18C52171925B9;ED
$?=9C1B9C-D1=1
,E1>+E318I?/9>?D?
$?=9C1B9C
'I?>I1*18=1>9/9>?D?
)B5C945>9B5;DEB
,E1>!5>4B1 E>1G1>/9>?D?
9B5;DEB
'I?>I1,EDI!1B<91G1D9/94:1:1
)141 D1>771< 5C5=25B 41> )5BEC1811> =5=9<9;9 :E=<18 @571G19 C521>I1; ?B1>7
Halaman 5 %0%1%2 5
%436%23" $
$' ""&"'" ''"'& $#%"("" &!% " 9>I1D1;1>41<1=*E@918@5>E8 (!(!7,95@?,9 9,6$0=@>,3,,9 )5BEC1811> =5=9<9;9 @5>I5BD11> <1>7CE>7 41> 1D1E =5=@E>I19 ;5>41<9 1D1C =1>1:5=5> 1>1; @5BEC1811>@5B5C5=25B 41> C52171925B9;ED >1;)5BEC1811>
),1>;&E
D?C1
#5>9C-C181
)5B21>;1>
?=9C9<9
)5BC5>D1C5 $5@5=9<9;1>
#E=<18C5D *@
#E=<18C5D *@
#1;1BD1
), 1>; &ED?C1 L1>;M 4949B9;1> 25B41C1B;1> ;D5 '?D1B9C ! +194EC +:181B +! '? D1>771< #E<9 I1>7 D5<18 49C18;1> ?<58 &5>D5B9 $581;9=1> *5@E2<9; ">4?>5C91 45>71>CEB1D;5@EDEC1>>I1'? !, ,!D1>771<7ECDEC >771B1> 1C1B)5BC5B?1>D5BC52ED D5<18=5>71<1=92525B1@1;1<9 @5BE2181> D5B1;89B C5CE19 45>71> ->41>7 E>41>7 '? ,18E>
D5>D1>7 )5BC5B?1> ,5B21D1C 45>71> ;D1 '?D1B9C '? D1>771< #E<9
?<58 B "B1G1> +?5B?4:? +! &+9 '?D1B9C 49 #1;1BD1 41> D5<18 =5>41@1D;1> @5BC5DE:E1> &5>D5B9 !E;E= 41> !1; C1C9 &1>EC91 *5@E2<9; ">4?>5C91 45>71> +EB1D$5@EDEC1>'?!- ! ,18E>
D1>771< 7ECDEC
1>; D5<18 =5=@5B?<58 9:9> EC181 C521719 1>; -=E= '?> 5F9C1 =5<1<E9 +EB1D $5@EDEC1> &5>D5B9 $5E1>71> *5@E2<9; ">4?>5C91 '? $&$ D1>771< (;D?25B 41> +EB1D $5@EDEC1> 9B5;DEB )5B9:9>1> 1> ">6?B=1C9 )5B21>;1> 1>; ">4?>5C91 '? $)9B)")
D1>771< 5C5=25B
D5>D1>7 @5=25B91> 9:9> EC181 C521719 @5B4171>71>F1<ED11C9>7
Halaman 6 %0%1%2 6
Kantor Pusat : Grha Bank Mas Jl. Setiabudi Selatan Kav. 10 Jakarta Selatan 12920 Tlp : (021) 57906006 Fax : (021) 57906005
JAKARTA Krekot Jl. Krekot Bunder Raya No. 61 Jakarta Pusat 10710 Tlp : (021) 3519822, 3519612, 3519231 Fax : (021) 3457461 Suryoparonoto Jl. Suryopranoto No. 24 A Jakarta Pusat 10130 Tlp : (021) 6335140, 6335150 Fax : (021) 6314559 Kelapa Gading Jl. Boulevard Barat Raya Blok XC/7 Kelapa Gading Jakarta Utara 14240 Tlp : (021) 29383078 Fax : (021) 29382811
Sawah Besar Jl. Sukarjo Wiryopranoto No. 47 C Jakarta Barat 11160 Tlp : (021) 62310658 Fax : (021) 62310659 Tanjung Duren Jl. Raya Tanjung Duren No. 111 Jakarta Barat 11470 Tlp : (021) 56942296 Fax : (021) 56942295
TANGERANG Merdeka Jl. Merdeka 110-B Tangerang, Banten Tlp : (021) 55773366 Fax : (021) 55776263
SURABAYA Embong Malang Jl. Embong Malang No. 61-65 Surabaya 60261, Jawa Timur Tlp : (031) 5325965 Fax : (031) 5325956
Muara Karang Jl. Muara Karang Raya Blok CC- 5 Selatan No. 38 Jakarta Utara 14450 Tlp : (021) 66694786 Fax : (021) 66694785
Slompretan Jl. Slompretan 28 Surabaya 60161, Jawa Timur Tlp : (031) 3554812 Fax : (031) 3554821
Laporan Tahunan 2013
Mangga Dua Gedung Pusat Perdagangan Grosir Mangga Dua Lt. 2 Blok KA No. 3 Jakarta Utara 14430 Tlp : (021) 62203808 Fax : (021) 62203809
Laporan Tahunan
2013