PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP NIAT PENGGUNAAN REKENING BERSAMA Andi Nurul Istiyana Trias Purna Irawan Politeknik Ngeri Ujung Pandang Intisari E-commerce memerlukan sistem pembayaran yang lebih aman dan nyaman dalam penggunaannya. Karena tidak adanya pertemuan langsung antara penjual dan pembeli yang melakukan transaksi. Adanya risiko dan ancaman yang dapat merugikan secara financial bagi konsumen dan supplier. Maka penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki lebih lanjut bagaimana pengaruh kepercayaan terhadap niat penggunaan rekening bersama.
Nilai persepsian dan risiko
persepsian dimasukkan sebagai variabel tambahan. Dalam penelitian ini juga ditambahkan kenyamanan persepsian dan keamanan persepsian sebagai anteseden dari kepercayaan. Penelitian ini menggunakan kuisioner online dan kuioner manual untuk mengumpulkan data. Dari 400 kuisoner yang dibagikan terkumpul 304 kuioner. Berdasarkan hasil analisis statistik dapat disimpulan bahwa kepercayaan risiko persepsian dan nilai persepsian terbukti memiliki pengaruh positif terhadap niat untuk menggunakan rekening bersama. Berdasarkan hal tersebut, maka rekening bersama harus dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dengan tetap mempertahankan fee yang terjangkau dan menjaga kepercayaan pelanggan agar para pelaku belanja online semakin berminat untuk menggunakan rekening bersama. Para pelaku belanja online mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan saat akan bertransaksi di dalam jual beli online. Apabila suatu jasa pelayanan tidak dapat memberikan kenyamanan, para pengguna tidak akan mempercayai layanan tersebut. Konsekuensinya, para penyedia jasa rekening bersama harus menjaga reputasi mereka untuk mendapatkan kepercayaan para konsumen.
Kata kunci: Rekening bersama, niat untuk menggunakan, kepercayaan, nilai persepsian, risiko persepsian, keamanan persepsian, kenyamanan persepsian.
1. PENDAHULUAN Electronic Commerce (e-commerce) adalah kegiatan jual-beli dan terjadinya transaksi dengan bantuan teknologi. Agar dapat berfungsi dengan baik, para pengguna harus dapat menerima e-commerce sebagai suatu hasil perkembangan teknologi agar dapat berguna. Fenomena yang terjadi di tahun 2010-2016 ialah penjual yang menggunakan fasilitas online shopping berusaha untuk membuat reputasi yang baik untuk meningkatkan penjualan. Reputasi menjadi faktor penting yang memberi kontribusi bagi kepercayaan konsumen terhadap organisasi penjualan (Andersone & Weits 1989; Ganesan, 1994; Jarvenpaa et al., 1999). Reputasi persepsian memberikan keyakinan kepada pihak lain mengenai kemampuan, integritas dan goodwill. Keyakinan membantu untuk meningkatkan kepercayaan terutama ketika pihak-pihak tersebut belum pernah berinteraksi sebelumnya, sehingga belum memiliki pengetahuan tentang masingmasing pihak (McKnight et al., 1998 Dharma, 2006). Reputasi yang baik dapat mengurangi kekhawatiran konsumen mengenai pembelian,
meningkatkan
kepercayaan konsumen dan komitmen terhadap perusahaan dan mendorong niat pembelian online. Karakteristik e-commerce memungkinkan transaksi tanpa bertemu langsung. Hal tersebut menimbulkan suatu resiko bagi para penggunanya. Disinilah satu syarat yang harus diterapkan kepada para pengguna “market
created by technology” yakni trust atau kepercayaan. Salah satu faktor yang berkaitan dengan kepercayaan adalah keamanan. E-commerce membutuhkan fasilitas pengalihan aset keuangan dengan cepat dan aman. Untuk itulah sistem pembayaran juga harus elektronik agar mampu
mengakomodir
kebutuhan
e-commerce.
Disamping
rendahnya
kepercayaan terhadap penjual didalam e-commerce, sistem pembayaran elektronik menjadi ajang untuk melakukan penipuan yang dilakukan orang yang tidak bertanggung jawab. Sehingga kepercayaan menggunakan e-commerce pada masyarakat menurun. Dalam memfasilitasi kebutuhan tersebut maka muncullah layanan rekening bersama yang akan memberikan peluang bagi setiap pelaku bisnis untuk lebih berkembang dan mendapatkan kepercayaan dari para konsumen. Penggunaan rekening bersama semakin menarik karena memberikan kenyamanan dan keamanan kepada para penggunanya, baik dari sisi penjual maupun pembeli yang melakukan transaksi. Berbeda dengan sistem pembayaran electronic payment system dan sejenisnya, rekening bersama diwakili oleh pihak ketiga didalam melakukan transaksi. Sehingga pembeli dapat terlindungi dari penipuan yang marak terjadi di dalam bisnis online. Rekening bersama menyediakan kelebihan yang tidak ditawarkan penyedia jasa yang lain. Sebuah toko online yang baru memulai bisnisnya bisa menggunakan jasa rekening bersama didalam bertransaksi. Yang dimana tidak diperlukan faktor kepercayaan dari penjual tersebut, sehingga dapat melakukan
transaksi tanpa harus khawatir dengan tidak adanya kepercayaan dari para pembeli. Hal ini menjadi menarik untuk diteliti karena penggunaan rekening bersama merupakan hal yang baru didalam dunia bisnis online dan baru dimulai diperkenalkan pada tahun 2006. Penggunaan rekening bersama pun menjadi sangat menarik, terbukti dengan nilai transaksi yang terjadi hingga mencapai nilai 1,5 Milyar Rupiah perbulan yang terjadi di tahun 2010 (www.rekber.com) dan terus meningkat hingga saat ini. Bukan hanya itu, faktor fee yang murah dan terjangkau pun menjadi daya tarik bagi para pelaku usaha dalam melakukan transaksi. Banyak pengguna internet di Indonesia yang mengetahui dengan jelas kegunaan dan fungsi dari rekening bersama ini, tetapi masih banyak yang tidak memanfaatkan fasilitas ini dikarenakan lamanya dana yang diterima oleh penjual dan prosesnya yang melibatkan pihak ketiga. Melihat dari maraknya transaksi online didalam masyarakat terutama para pelaku bisnis, penulis berniat untuk menguji niat pelaku bisnis baik dari penjual maupun pembeli untuk menggunakan rekening bersama sebagai pemberi jasa pihak ketiga didalam keamanan dan kenyamanan bertransaksi, serta apakah niat tersebut akan dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan mereka mengenai masalah kepercayaan. Kepercayaan juga akan membangun persepsi pengguna internet terhadap rekening bersama yang pada akhirnya juga akan meningkatkan niat untuk menggunakan rekening bersama sebagai jasa pihak ketiga didalam bertransaksi. Di samping itu, kepercayaan berkaitan erat dengan resiko. Adanya kepercayaan
dari para pelaku bisnis online terhadap rekening bersama juga akan mengurangi persepsi para konsumen terhadap resiko yang akan diterima apabila bertransaksi menggunakan rekening bersama. Menurunnya persepsi pelaku bisnis terhadap resiko berpeluang untuk meningkatkan persepsi para konsumen bahwa rekening bersama memiliki nilai yang baik dan selanjutnya juga akan meningkatkan niat untuk menggunakan rekening bersama. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong para pelaku bisnis online di Indonesia untuk menggunakan rekening bersama sebagai salah satu fasilitas jasa transaksi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat mendorong penyedia jasa rekening bersama untuk meningkatkan fasilitasnya didalam mengelola jasa transaksi bagi pelanggan di Indonesia. Karena maraknya penipuan yang terjadi didalam bisnis online, sehingga banyak pembeli yang apabila ingin melakukan transaksi menginginkan jasa rekening bersama untuk mengurang resiko terjadinya penipuan. perumusan masalah pada penelitian yang akan dilakukan berkaitan dengan kepercayaan dan niat dari para pelaku bisnis online terutama para pembeli untuk menggunakan rekening bersama antara lain apakah ada pengaruh antara kepercayaan terhadap niat menggunakan rekening bersama (intention to use rekber). Lebih lanjut, pada aktivitas online, resiko, keamanan dan kenyamanan juga sangat berpengaruh terhadap kepercayaan dan niat untuk menggunakan jasa tersebut. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. E-commerce
Zwass (1996) mendefinisikan e-commerce adalah sharing informasi bisnis, menjaga dan mengelola hubungan bisnis serta melakukan transaksi bisnis dengan menggunakan media jaringan telekomunikasi. Elemen yang penting dalam definisi tersebut adalah hubungan bisnis, yaitu bagaimana menciptakan dan mengelola/ menjaga hubungan bisnis tersebut. Oleh karena itu faktor kepercayaan dari para pelaku bisnis online berpengaruh sangat penting dalam menjaga hubungan. Turban (2008) mendefinisikan e-commerce sebagai bentuk-bentuk pembelian, penjualan, pentransferan dan pertukaran produk, jasa atau informasi melalui jaringan komputer. Resiko, kenyamanan dan keamanan menjadi isu pokok dalam kaitannya dengan bisnis online. Hal ini adalah wajar, karena bentuk alamiah cari e-commerce yang sangat berbeda dengan transaksi konvensional, yaitu terjadinya tatap muka langsung antara pembeli dan penjual atau pihak-pihak yang terlibat didalam suatu transaksi. Secara umum ada tiga elemen pokok yang ditemui di e-commerce (Cowles et al. 2002), yaitu vendor, konsumen dan teknologi 2.2. Rekening Bersama Rekening bersama adalah penyedia jasa yang diberikan oleh pihak ketiga kepada para pelaku bisnis online. Yang dimana para pelaku bisnis baik penjual maupun pembeli melakukan kesepakatan harga terlebih dahulu, kemudian pembeli melakukan transfer dana kepada pihak ketiga yaitu rekening bersama, setelah dana diterima oleh pihak ketiga, pihak
ketiga akan melakukan konfirmasi kepada penjual agar dengan segera melakukan pengiriman barang sesuai dengan apa yang telah disepakati oleh pembeli, ketika pembeli telah menerima barang, pembeli akan melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga bahwa barang telah diterima dan untuk meneruskan transfer dana dari pihak ketiga ke penjual. Apabila barang yang diterima oleh pembeli tidak sesuai dengan yang disepakati diawal dengan penjual, pembeli dapat melaporkan hal tersebut kepada pihak ketiga agar dana yang telah dikirim kepada pihak ketiga tidak diteruskan dan terjadi pembatalan transaksi karena pihak penjual melanggar kesepakatan. Rekening bersama memiliki keunggulan dari segi pembayaran yang aman. Karena antara penjual dan pembeli dimediasi oleh pihak ketiga yang memiliki peran sebagai penengah atas transaksi yang terjadi. Sehingga para penjual yang tidak memiliki reputasi dalam dunia bisnis online sebelumnnya dapat menggunakan jasa rekening bersama ini untuk menghindari ketidakpercayaan para pembeli yang akan melakukan transaksi. Adapun fee yang dikenakan tiap terjadinya transaksi, sangatlah terjangkau sesuai dengan besaran transaksi yang berbeda. Pada penelitian ini, rekening bersama lebih difokuskan pada pengguna dari pembeli. Karena target penipuan dari bisnis online adalah para pembeli yang
tertarik akan harga murah yang ditawarkan dari situs jual beli online ataupun toko online. 2.3. Kepercayaan (Trust) Kepercayaan adalah aspek utama dalam kegiatan transaksi jual beli atau perdagangan (Jarvenpaa et al. 2000, McKnight et al. 2002, Gefe et al. 2003). Hal ini dikarenakan kegiatan transaksi jual beli mengandung unsur resiko dan potensi terjadinya perilaku opportunistik dari salah satu pihak terutama penjual dalam kondisi social dan lingkungan yang komprehensif. Tingkat kepercayaan yang tinggi diperlukan untuk melakukan sebuah transaksi. Pada transaksi online, kepercayaan menjadi lebih penting lagi karena tidak terjadinya pertemuan langsung antara para pelaku bisnis yaitu penjual dan pembeli. Terlebih lagi apabila jarak yang jauh menjadi kendala utama karena bentuk barang yang akan dibeli sulit dibuktikan. ketidakhadiran fisik ini mengakibatkan ketidakpastian, anonimitas, kurangnya
pengendalian,
dan
adanya
potensi
untuk
mengambil
kesempatan (Bhattacherjee, 2002). Lee dan Turban (2001) meneliti model kepercayaan pada pelanggan yang belanja di internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integritas penjual merupakan penentu kepercayaan pelanggan. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kunci utama dari kepercayaan adalah faktor keamanan dan kenyamanan.
2.4. Nilai persepsian Nilai persepsian memiliki peranan penting dalam industri yang berhubungan langsung dengan pelanggan khususnya industri jasa (Korda dan Snoj, 2010). Demikian juga dengan rekening bersama yang merupakan penyedia jasa layanan transaksi pihak ketiga. Untuk menggunakan layanan jasa rekening bersama, pengguna dikenakan biaya. 2.5. Resiko persepsian Resiko persepsian didefinisikan sebagai penilaian subyektif terhadap suatu kerugian (Sweeney, 1999). Setiap pengguna sistem pembayaran elektronik memiliki penilaian subyektif terhadap penilaian layanan. Hal ini terkait dnegan resiko yang mungkin muncul seperti pencurian dana, transaksi yang tidak berhasil karena disengaja dan juga niat seseorang untuk melakukan penipuan dalam bisnis online. 2.6. Keamanan dan kenyamanan Furnel dan Kaweni (1999) menunjukkan bahwa keamanan memiliki implikasi penting di dalam e-commerce. Hasil penelitiannya bahwa para pelaku c-commerce masih kurang memahami teknologi kemanan yang memadai sehingga diperlukan pengembangan berkelanjutan untuk mencapai tingkat keamanan yang memberikan kepercayaan kepada semua pihak.
Kemudahan penggunaan di dalam penggunaan teknologi juga menjadi masalah yang cukup kompleks didalam bisnis online. Karena semakin mudahnya dalam menggunakan teknologi akan meningkatkan kepercayaan tersebut dalam penggunaannya. Sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa teknologi tidak mudah untuk digunakan maka dia akan meninggalkannya. 2.7. Tinjauan Penelitian Terdahulu Banyak penelitian yang membahas tentang e-commerce maupun adopsi suatu sistem informasi. Namun penelitian yang secara khusus membahas mengenai layanan jasa pihak ketiga dalam transaksi bisnis online masih sedikit ditemukan. Tam dan Ho (2007) melakukan penelitian terhadap Mondex sebagai suatu alat pembayaran mikro. Pada penelitian ini, Tam dan Ho (2007) membahas mengenai pengembangan teknis dan adopsi pengguna terhadap Mondex. Penelitian ini menemukan bahwa keamanan merupakan faktor yang palng berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan sistem pembayaran elektronik. 2.8. Pengembangan Hipotesis 2.8.1. Kepercayaan dan niat untuk menggunakan rekening bersama Niat untuk bertransaksi adalah konsekuensi pada pengguna ecommerce (Ganguly, et al., 2009). Pada transaksi online, kepercayaan menjadi poin penting dalam bertransaksi karena tidak adanya pertemuan secara langsung antara pihak yang melakukan bisnis online.
Niat untuk menggunakan rekening bersama dimungkinkan karena individu menginginkan keamanan dalam melakukan transaksi dengan pihak yang tidak dapat bertemu langsung secara fisik dan bentuk barang dalam transaksi tersebut belum dapat dibuktikan. Tanpa adanya kepercayaan, orang tidak akan tertarik untuk sekedar menggunakan bahkan memanfaatkan layanan tersebut. Selanjutnya, selanjunya hipotesis dirumuskan sebagai berikut: H1: Kepercayaan berpengaruh secara positif terhadap niat untuk menggunakan rekening bersama. 2.8.2. Kepercayaan dan nilai persepsian Suatu produk dan jasa akan dianggap bermanfaat apabila ada kepercayaan dari pengguna produk dan jasa tersebut. Pada e-commerce produk dan jasa yang ditawarkankan tidak dapat diperoleh dengan mudah. Ada harga atas barang yang harus dibayarkan dan juga resiko yang dihadapi
sehingga
muncul
nilai
persepsian..
Kepercayaan
akan
menciptakan nilai karena kepercayaan tersebut menyediakan menfaat yang saling berkaitan yang diturunkan dari interaksi antara perusahaan dan pelanggan (Sirdesmukh, et al., 2002). Pada konteks penggunaan rekening bersama, pengguna akan mempercayai bahwa rekening bersama memiliki nilai. Pengguna yang percaya bahwa rekening bersama akan memberikan manfaat bagi mereka sebanding dengan pengorbanan yang mereka keluarkan. Ketika para
pelaku bisnis online merasa bahwa manfaat yang diberikan rekening bersama sebanding bahkan lebih besar dari pengorbanan yang diberikan oleh pengguna rekening bersama, maka rekening bersama akan dianggap memiliki nilai. Dengan demikian semakin besar kepercayaan pengguna rekening
bersama
akan semakin
meningkatkan
nilai
persepsian.
Selanjutnya hipotesis dirumuskan sebagai berikut: H2: Kepercayaan berpengaruh secara positif terhadap nilai persepsian 2.8.3. Nilai persepsian dan niat menggunakan rekening bersama Pada konteks e-commerce, nilai persepsian lebih dapat diandalkan untuk memahami perilaku konsumen daripada manfaat persepsian. Doyle (1998) mengatakan adanya persepsi terhadap nilai akan meningkatkan daya saing suatu produk atau jasa karena pelanggan hanya akan membayar untuk produk dan jasa yang mereka anggap memiliki nilai. Hal ini karena dalam nilai persepsian ada dimensi pengorbanan maupun manfaat yang didalamnya mencakup kualitas, harga, dan kesetiaan terhadap merk (Ashton, 2010). Pelanggan yang merasa bahwa suatu produk dan jasa memiliki nilai akan cenderung mengulangi transaksinya dengan penyedia layanan tersebut (Shamdasani, et al., 2008). Dalam konteks rekening bersama, pelanggan menganggap bahwa rekening bersama berharga. Karena rekening bersama menyediakan pelayanan dan manfaat yang dibutuhkan oleh pengguna internet khususnya
para pelaku bisnis online dengan pengorbanan yang mereka keluarkan. Pengguna jasa bersedia memberikan pengorbanan dengan membayar biaya untuk mendapatkan manfaat dari rekening bersama. Bagi pengguna, biaya yang dibayarkan sebanding dengan manfaat dan fasilitas yang mereka terima. Hal ini mengakibatkan niat pengguna internet khususnya para pelaku bisnis online untuk menggunakan rekening bersama semakin meningkat. Selanjutnya penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H3: Nilai persepsian berpengaruh secara positif terhadap niat menggunakan rekening bersama 2.8.4. Kepercayaan dan resiko persepsian Internet merupakan sarana tempat bertemunya dua pihak yang saling bertransaksi tanpa adanya interaksi fisik sehingga menciptakan persepsi adanya ketidakpastian yang selanjutnya mengakibatkan tingginya persepsi terhadap resiko (Ganguly, et al., 2009). Kondisi seperti itu akan meningkatkan persepsi seseorang akan terjadinya resiko yang selanjutnya berdampak pada keengganan untuk bertransaksi melalui internet. Ketika pengguna rekening bersama mulai percaya pada penyedia jasa rekening bersama, mereka akan mengangggap bahwa rekening bersama tidak beresiko. Persepsi mereka terhadap resiko yang akan terjadi pada rekening bersama akan cenderung menurun sehingga mengakibatkan mereka tidak sungkan untuk melakukan transaksi dengan menggunakan
layanan jasa rekening bersama. Selanjutnya hipotesis dirumuskan sebagai berikut: H4: Kepercayaan berpengaruh secara negatif terhadap resiko persepsian. 2.8.5. Resiko persepsian dan niat menggunakan rekening bersama Dengan tidak terjadinya pertemuan langsung antara pelaku bisnis, aka meningkatkan resiko yang terdapat dalam transaksi tersebut. Perilaku seseorang akan tercermin pada keyakinan akan resiko yang akan terjadi. Salah satu dalam penggunaan rekening bersama adalah sang penjual harus menunggu konfirmasi dari pihak pembeli kepada penyedia layanan hingga diteruskan kepadanya. Sehingga menimbulkan ketidaknyamanan secara psikologis. Juga timbul pada pembeli ketika telah mengirimkan dananya kepada pihak penyedia layanan. Apabila para pelaku bisnis online menganggap resiko yang ada tinggi, pengguna akan merasa tidak nyaman, mereka menjadi tidak yakin dengan layanan rekening bersama, maka niat untuk menggunakan rekening bersama menjadi berkurang. Selanjutnya penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H5: Resiko persepsian berpengaruh secara negatif terhadap niat menggunakan rekening bersama
2.8.6. Resiko persepsian dan nilai persepsian Rekening bersama hanya menyediakan layanan jasa pihak ketiga dalam bertransaksi, rekening bersama memiliki resiko-resiko yang juga terdapat pada pihak penyedia yang lainnnya. Resiko tersebut akan mengakibatkan pengguna layanan ini merasa bahwa ada pengorbanan lain yang harus ditanggung menjadi tak sebanding dengan apa yang yang akan diterima. Hal ini akan mengurangi nilai dari rekening bersama dimata para penggunya. Dengan demikian resiko tersebut akan menurunkan persepsi pengguna terhadap nilai rekening bersama. Selanjutnya hipotesis dirumuskan sebagai berikut: H6: Resiko persepsian berpengaruh secara negatif terhadap nilai persepsian. 2.8.7. Keamanan persepsian dan kepercayaan Keamanan merupakan hal yang sangat penting dalam transaksi melalui internet. Keamanan dan kepercayaan adalah dua hal yang berbeda namun saling berkaitan (Ruppel, et al., 2003). Persepsi seseorang bahwa keamanan suatu jaringan atau penyedia layanan dapat diandalkan akan mengakibatkan kepercayaan mereka terhadap penyedia layanan tersebut meningkat (Ganguly, et al., 2009). Rekening bersama berkepentingan dalam masalah keamanan. Namun rekening bersama juga berusaha memberikan fasilitas yang pada
akhirnya akan meningkatkan kepercayaan terhadap penggunaan rekening bersama. Maka kepercayaan para pelaku bisnis terhadap rekening bersama akan meningkat. Selanjutnya hipotesis dirumuskan sebagai berikut: H7: Keamanan persepsian berpengaruh secara positif terhadap kepercayaan. 2.8.8. Kemudahan persepsian dan kepercayaan Kemudahan dalam penggunaan persepsian merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan. (Davis, 1986). Jika seseorang percaya bahwa layanan yang ada mudah digunakan maka dia akan menggunakannya. Sehingga sebuah layanan jasa yang ingin para penggunanya tetap menggunakan layanannya harus dapat memberikan kemudahan bagi para penggunanya. Selanjutnya, hipotesis dirumuskan sebagai berikut: H8: Kemudahan persepsian berpengaruh secara posiitf terhadap kepercayaan 3.
METODA PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Pada penelitian ini, metoda yang digunakan adalah random sampling. Responden akan ditelusur dari rekam jejak transaksi online yang mereka lakukan di situs jual beli online yang menggunakan rekening bersama. Pemilihan ini berdasarkan asumsi bahwa mereka yang
menggunakan rekening bersama dikarenakan menginginkan keamanan dana yang mereka miliki dan sudah mengenal tata cara penggunaan dari rekening bersama. Sampel yang akan diambil adalah mereka yang melakukan transaksi jual beli online di suatu komunitas forum jual beli dan bersedia untuk mengisi kuisioner yang diberikan. 3.2.Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Variabel yang digunakan dalam peneltian ini adalah niat untuk menggunakan,
kepercayaan,
nilai
persepsian,
resiko
persepsian,
kemudahan penggunaan persepsian dan keamanan persepsian. Dalam penelitian ini niat adalah kesediaan pengguna untuk menggunakan rekening bersama sebagai penyedia jasa layanan transaksi pembelian dan penjualan. Definisi kepercayaan yang diadopsi dari Yousafzai et al. (2009) untuk penelitian ini adalah kesediaan pengguna untuk melakukan transaksi dengan rekening bersama dengan harapan rekening bersama akan memenuhi kewajibannya tanpa adanya kemampuan pengguna untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan dari penyedia jasa rekening bersama. Untuk nilai persepsian didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap manfaat bersih sebagai ganti biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh manfaat yang diinginkan (Chen dan Dubinsky, 2003). Persepsi resiko pada penelitan ini secara singkat didefinisikan sebagai ketidakpastian terhadap suatu hasil tindakan (Shamsadani, et al., 2008) yang mengakibatkan adanya peluang munculnya kerugian (Sweeney, et al., 1999). Konstruk kemudahan penggunaan persepsian merupakan suatu
kepercayaan dlam pengambilan keputusan (Davis 1986). Pada penelitian ini, keamanan persepsian didefinisikan sebagai persepsi pengguna tentang perlindungan yang tersedia untuk mengatasi kerusakan, pengungkapan, dan modifikasi data serta kecurangan dan penyalahgunaan (Yousafzai, et al., 2009). 3.3. Pengujian Instrumen Penelitian Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan instrumen penelitian dalam mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper dan Schindler, 2006). Pengujian ini menggunakan bantuan SPSS versi 20. Valid atau tidaknya setiap butir pertanyaan akan diuji menggunakan analisis korelasi Pearson. Apabila korelasi (r hitung) menunjukkan nilai ≥ 0,25, maka instrumen penelitian tersebut valid. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s alpha. Cronbach’s alpha mengukur batas bawah dari nilai reliabilitas konstruk. Cronbach’s alpha merupakan koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam kelompok secara positif berkorelasi satu sama lain. Apabila nilai Cronbach’s alpha ≥ 0,7 maka reliabilitas dari item konstruk sangat baik (Hair, 2006). 3.4.Metoda Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM). SEM dipilih karena lebih tepat untuk meneliti hubungan antarvariabel yang kompleks, meneliti adanya variabel yang unobservable atau variabel laten, dan untuk menguji kesesuaian
model secara keseluruhan (Gudono, 2012). Goodness of fit digunakan untuk mengukur kesesuaian input observasi atau sesungguhnya (matrik kovarian atau korelasi) dengan prediksi dari model yang diajukan.baik atau tidaknya model penelitian dapat dilihat dari nilai chi-square, RMSEA, GFI, TLI, AGFI, CMIN/DF, dan CFI (Ferdinand, 2002). 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Responden Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner. Jumlah kuisioner yang dibagikan melalui email sebanyak 400 buah. Jumlah kuisioner yang kembali sebanyak 320 buah. Kuisioner yang dibagikan secara langsung berjumlah 100 buah dan kembali seluruhnya. Jumlah kusioner yang memenuhi kriteria hanya sejumlah 304 kuisioner. Sehingga, jumlah kuisioner yang dapat diolah sebanyak 304 buah dari total kuisioner yang disebar. Proses penyebaran dan pengumpulan kuisioner ini dilaksanakan pada tanggal 12 september. Di bawah ini terdapat tabel demgrafi responden Table 4.1. Demografi Responden No
Keterangan
1
Jenis Kelamin
Karakteristik Laki-laki Perempuan
Total 2
Usia
16-20 21-25 26-30 30-50
Total 3
Tingkat Pendidikan
SMA Diploma S1 S2
Total 4
Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa Wiraswasta Pegawai Swasta PNS Lainnya
Jumlah 249 56 305 59 146 89 11 305 75 42 178 10 305 130 58 54 32 31
Persentase 81,6% 18,4% 100% 19,4% 47,8% 29,2% 3,6% 100% 24,6% 13,8% 58,4% 3,2% 100% 42,6% 19% 17,7 10,5% 10,2%
Total 5
Frekuensi Penggunaan
Kurang dari 1 jam Antara 1-5 jam Lebih dari 5 jam
Total
305 22 174 109 305
100% 7,3% 57% 35,7% 100%
Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan sebagian besar responden adalah Laki-laki. Pada usia responden, terlihat responden yang paling mendominasi berada pada rentang usia 21-25 tahun. Untuk tingkat pendidikan responden, sebagian besar adalah S1. Jika dilihat dari pekerjaan responden, didominasi oleh para pelajar/mahasiswa. Pada frekuensi penggunaan internet, jumlah responden terbanyak berada pada penggunaan internet antara 1 hingga 5 jam. Tabel 4.2. Statistik Deskriptif Jawaban Responden Konstruk Trust Risiko Nilai Aman Mudah Niat N: 305
Minimum 1.00 1.00 1.00 2.00 1.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Mean 3.7588 2.7677 3.7017 3.8193 3.8197 3.7378
Median
Modus
4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00
4 3 4 4 4 4
Std. Deviation .78092 .78722 .61721 .56646 .60722 .74195
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa jawaban responden pada tiap-tiap item pertanyaan menunjukkan informasi bahwa seluruh konstruk penelitian memberikan hasil yang baik. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata (mean). Selain itu, sebaran data akan persepsi responden atas jawaban kuisioner juga baik.
4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Penelitian ini melakukan pengujian reliabilitas terhadap masing-masing konstruk. Hasil pengujian menunjukkan bahwa seluruh konstruk penelitian dikatakan variabel. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai conbranch alpha yang lebih besar dari standar nilai yang telah ditetapkan, 0,60 (Ghozali, 2001). Di bawah ini dapat dilihat hasil uji reliabilitas instrument penelitian setiap konstruk. Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas Konstruk Trust Perceived risk Perceived value Perceived security Perceived ease of use Interest of use
4.3.
Cronbach's Alpha 0,826 0,862 0,720 0,757 0,915 0,758
N of Items
Keterangan
6 5 4 5 6 3
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit Test) Di bawah ini terdapat hasil analisis SEM dalam bentuk diagram jalur terhadap dua model pengujian yang menggunakan bantuan program AMOS 21.
PS 1
PS 2
1.00
PS 4
PS 5
R1
1.35 1.36 1.30
R 2
PS
0.89
R4
1.00 1.27 0.95 .78
R5
1.02
PR
T1 T2
R3
0.36
-0.27
-0.27
0.75 T3
1.00 T
0.86
T4
0,77
T5
0.73
IU
-0.43
1.23 0.98
0.18 1.00
T6
IU 1
0.15
0.13
0.47
0.15 PV
PEOU
0.47
0.93 1.29 1.08 0.99 PEU 1
PEU 2
PEU 3
1.07 PEU 4
1.00 PEU 5
1.12 0.90 PEU 6
PV1
1.39 PV2
1.00 PV3
PV4
Chi Square = 583.983
AGFI
= .837
GFI
= .888
Probability = .000
TLI
= .906
RMSEA
= .060
Cmin/DF
CFI
= .931
Uji
= 2.101
kesesuaian
pada
model
ini
mengalami
perbaikan
dengan
menghubungkan error tiap konstruk. Ghozali (2001) menyatakan bahwa sangat dianjurkan untuk melakukan perbaikan dengan cara menghubungkan error pada masing-masing konstruk. Hasil kesesuaian terhadap dua model dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
IU 2 IU 3
Tabel 4.6. Hasil Goodness of Fit Test Model Penelitian
Goodness of Cut-off Fit
Keterangan Hasil Perhitungan
Chi-Square
Kecil
583,983
OK
P
≥ 0,05
0,000
Fit
RMSEA
≤ 0,08
0,060
Fit
GFI
≥ 0,90
0,888
Fit
AGFI
≥ 0,90
0,837
Fit
TLI
≥ 0,95
0,906
Fit
CFI
≥ 0,95
0,931
Fit
Sumber: Hasil Analisis SEM Berdasarkan pada tabel 4.6., hasil goodness of fit test menunjukkan bahwa nilai chi square dan probabilitasnya untuk masing-masing model lebih kecil dari batasan nilai yang ditentukan. Hal tersebut dapat dikarenakan faktor jumlah sampel yang digunakan besar. Namun, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa model penelitian cukup baik karena hasil perhitungan tidak terlalu jauh dari nilai cut-off. 4.4.
Pembahasan Hipotesis pertama pada model penelitian menguji tentang hubungan positif
kepercayaan terhadap niat untuk menggunakan. Secara statistik hipotesis pertama terdukung. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan menjadi poin penting dalam bertransaksi. Dengan adanya kepercayaan dari pembeli, maka dapat terjadi transaksi di jual beli online. Sehingga hasil tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Jarvenpaa dan
Tracticsky, 1999) yang menyatakan bahwa niat pembeli akan banyak ditentukan kemampuan penjual untuk menyakinkan pembeli agar dia mempercayai mereka. Dengan adanya kepercayaan dari pembeli, dimungkinkan seorang penjual tidak akan melakukan penipuan yang marak terjadi di dalam jual beli online. Sehingga para pembeli dapat bebas dan leluasa dalam melakukan aktivitas jual beli online. Hipotesis ketiga (H3) model penelitian ini menguji tentang adanya hubungan yang positif antara perceived value terhadap Intention to use. Berdasarkan dari hasil uji kausalitas, hipotesis (H3) terdukung secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pembayaran online melalui melalui pihak ketiga
memiliki suatu
nilai
yang
membuat
seseorang
mau
untuk
menggunakannya. Hasil pengujian tersebut juga mendukung penelitian sebelumnya, seperti Shamdasani, et al., (2008) yang mengatakan bahwa pelanggan yang merasa bahwa suatu produk atau jasa memiliki nilai akan cenderung mengulangi transaksinya dengan penyedia layanan tersebut. Di dalam penggunaan rekening bersama, pelanggan menganggap bahwa rekening bersama berharga. Karena rekening bersama menyediakan pelayanan dan manfaat yang dibutuhkan oleh pengguna internet khususnya para pelaku di dalam jual beli online dengan pengorbanan yang mereka keluarkan. Hipotesis kelima dari model penelitian ini menguji tentang hubungan negatif yang terjadi antara perceived risk dengan intention to use. Secara statistik, hipotesis (H5) dalam model penelitian ini terdukung. Hal tersebut
mencerminkan bahwa pada saat risiko diketahui akan muncul pertimbangan dalam menggunakan rekening bersama. Hasil pengujian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Pavlou dan Gefen (2004) yang mengatakan risiko persepsian meningkatkan ekspektasi negatif sehingga pada saat risiko diketahui akan muncul pertimbangan dalam melakukan suatu aktivitas tanpa mempertimbangkan sikap mereka terhadap aktivitas tersebut. Ketika para pelaku bisnis online menganggap risiko yang ada tinggi, pengguna akan merasa tidak nyaman, mereka menjadi tidak yakin dengan layanan rekening bersama, maka nat untuk menggunakan rekening bersama menjadi berkurang. Hipotesis H2 pada model penelitian ini menguji tentang hubungan positif antara trust terhadap perceived value. Berdasarkan hasil uji kausalitas, hipotesis kedua terdukung secara statistik. Hal tersebut menunjukkan bahwa suatu jasa akan dianggap bermanfaat apabila ada kepercayaan dari pengguna jasa tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pavlu (2003) yang mengatakan adanya kepercayaan tersebut akan meningkatkan manfaat persepsian yang dimiliki pengguna. Dalam jual beli online, jasa yang ditawarkan tidak dapat diperoleh dengan mudah. Terdapat harga atas jasa yang harus dibayar sehingga muncullah nilai persepsian.
Nilai
persepsian
sendiri
berkaitan
dnegan
kepercayaan
(Sidersmukh, et al,. 2002; Pavlou dan Fygenson, 2006; Chen dan Lee, 2008; Fiol et al., 2010).
Hipotesis H4 pada model penelitian ini menguji tentang hubungan negatif antara trust terhadap perceived risk. Berdasarkan hasil uji kausalitas, hipotesis keempat terdukung secara statistik. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanpa adanya kepercayaan, para pengguna rekening bersama akan berpikir bahwa rekening bersama akan memberikan risiko yang signifikan kepada mereka yang menggunakannya. Karena bagi para pemula yang baru menggunakan rekening bersama, terdapat risiko yang melekat di dalam penggunaan rekening bersama. Rekening bersama merupakan sistem pembayaran pihak ketiga yang direkomendasikan oleh situs Kaskus Online. Hanya rekening bersama yang terdaftar pada forum tersebut yang dapat memberikan jaminan bagi para pelaku jual beli online, sehingga para pemula dapat menelusuri pihak rekening bersama yang terdaftar agar tidak terjadi yang diluar keinginan. Di dalam transaksi online, banyak terjadi masalah teknis yang mengakibatkan seseorang akan bertindak skeptism. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ganguly (2009) yang mengatakan ketika melakukan transaksi online, seringkali munculnya masalah-masalah teknis akan mengakibatkan pembeli mengalami kerugian karena penjual bisa menolak untuk menanggung biaya-biaya yang muncul. Hipotesis H6 pada model penelitian ini menguji tentang hubungan negatif antara perceived risk terhadap perceived value. Berdasarkan hasil uji kausalitas, hipotesis keenam terdukung secara statistik. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebuah risiko akan mengakibatkan pengguna layanan ini merasa bahwa ada pengorbanan lain yang harus
ditanggung menjadi tak sebanding dengan apa yang akan diterima. Hal ini akan mengurangi nilai dari rekening bersama. Belum adanya undang-undang yang membahas tentang penipuan di dalam dunia online, mengurangi nilai dari penggunaan rekening bersama itu sendiri. Perceived risk berkaitan dengan ketidaknyamanan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chen dan Dubinsky (2003) yang mengatakan risiko persepsian akan berperan penting untuk menentukan nilai persepsian ketika produk atau jasa yang disediakan berharga. Hipotesis H7 pada model penelitian ini menguji tentang hubungan antara perceived security terhadap trust di dalam penggunaan rekening bersama. Secara statistik, hipotesis ketujuh terdukung. Hal tersebut menunjukkan bahwa keamanan merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan transaksi online. Rekening bersama berkepentingan dalam masalah keamanan yang hal tersebut digunakan untuk menarik para pelaku bisnis agar tertarik menggunakan rekening bersama. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ganguly, et al., (2009) menyatakan bahwa, persepsi seseorang tentang keamanan suatu jaringan atau penyedia layanan, akan mengakibatkan kepercayaan mereka terhadap penyedia layanan tersebut meningkat. Hipotesis H8 menyatakan bahwa perceived ease of use memiliki hubungan positif terhadap trust pada penggunaan rekening bersama. Berdasarkan dari hasil uji kausalitas, hipotesis H8 terdukung secara statistik. Hal tersebut
mencerminkan bahwa jika seseorang percaya bahwa layanan yang ada mudah untuk digunakan, maka ia akan menggunakannya. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Davis (1986) yang menyatakan bahwa kemudahan dalam penggunaan persepsian merupakan suatu kepercayaan tentang proses dalam pengambilan keputusan. 4.5.
Implikasi Penelitian Bagi para pengguna internet yang melakukan aktivitas belanja online,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dalam memanfaatkan layanan sistem pembayaran pihak ketiga, khususnya rekening bersama. Agar para pelaku dalam jual beli online dapat bertransaksi dengan leluasa. Temuan penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam kajian sistem informasi. Bagi pemilik situs yang menyediakan fasilitas ini agar lebih dapat mengorganisir rekening bersama. Sehingga para pengguna yang akan melakukan transaksi dapat
lebih terlayani dengan baik dan dapat
meningkatkan kunjungan ke dalam situs itu sendiri. Sementara itu para pemiliki akun rekening bersama agar lebih meningkatkan pelayanannya dan memberikan jaminan yang lebih kepada para pengguna, agar para pelaku jual beli online meningkatkan jumlah transaksinya. Terkait dengan pemerintah yang memiliki wewenang khusus di dalam peraturan, agar membuat undang-undang yang berhubungan dengan transaksi yang terjadi di dunia maya. Sehingga para konsumen yang melakukan jual beli online dapat lebih nyaman dalam melakukan aktivitas jual beli online.
Adanya temuan-temuan dalam penelitian ini dapat mendorong para peneliti lain untuk menguji lebih lanjut dan lebih spesifik. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif model untuk melakukan pengujian kesuksesan dalam sistem informasi yang bersifat sukarela. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengembangan penelitian sistem informasi khususnya penelitian transaksi pembayaran yang dilakukan oleh pihak pelaku bisnis melalui pihak ketiga di dalam jual beli online. 4.6.
Temuan penelitian Di dalam penelitian ini, terdapat para pengguna yang menginginkan
layanan yang serba instant, murah dan memberikan pelayanan maksimal. Sehingga para konsumen mudah untuk dihasut di dalam transaksi jual beli online. Tanpa mau menggunakan jasa pihak ketiga yang memberikan keamanan dan kenyamanan dalam bertransaksi. Tidak hanya itu, para penjual tidak ingin direpotkan dengan jangka waktu transaksi apabila menggunakan rekening bersama. Di dalam penggunaan rekening bersama terdapat beberapa pihak terkait. Yaitu pembeli, penjual dan rekening bersama serta terdapat jasa pengiriman barang. Yang apabila barang disepakati telah diserahkan kepada pihak pengirim, akan membutuhkan jangka waktu tertentu hingga pihak pembeli mengkonfirmasi kepada rekening bersama bahwa barang telah diterima. Dan pihak rekening bersama meneruskan uang transaksi kepada pihak penjual. Rekening bersama awalnya disebarkan melalui mouth to mouth, sehingga masih banyak yang belum mengetahui manfaat dari rekening bersama. Salah
satu
kepercayaan
menggunakan
rekening
bersama
didapatkan
atas
rekomendasi orang yang pernah menggunakan rekening bersama dan mendapatkan value dari penggunaannya. Tanpa adanya rekomendasi dari konsumen yang telah menggunakan, rekening bersama akan sulit berkembang. Resiko yang terdapat dalam penggunaan rekening bersama dapat ditekan seminimal mungkin. Dengan adanya pengawasan dari pemilik situs terhadap penyedia fasilitas rekening bersama. Tidak hanya itu, para pemiliki akun rekening bersama diwajibkan untuk memberikan informasi pribadinya kepada pihak pengelola situs. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak. Kenyamanan penggunaan rekening bersama sangat diutamakan penyedia jasa. Pemilik akun rekening bersama memiliki sejumlah rekening di berbagai lembaga keuangan, sehingga konsumen yang hanya memiliki satu rekening di satu lembaga keuangan dapat lebih leluasa untuk melakukan aktivitas transaksi kepada pemilik rekening bersama. Tidak hanya itu, penjual juga dimudahkan dalam melakukan transaksi karena keberadaan rekening bersama yang memiliki rekening di sejumlah lembaga keuangan. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1.
Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti secara empiris tentang
niat penggunaan rekening bersama di kalangan pengguna internet, terutama para pelaku bisnis online yang dipengaruhi oleh kepercayaan. Pada penelitian ini,
hubungan kepercayaan berkaitan erat dengan niat penggunaan yang dipengaruhi beberapa variabel. Para pelaku belanja online mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan saat akan bertransaksi di dalam jual beli online. Apabila suatu jasa pelayanan tidak dapat memberikan kenyamanan, para pengguna tidak akan mempercayai layanan tersebut. Dikarenakan cenderung hanya ingin memberatkan para konsumennya. Para pelaku belanja online di Indonesia lebih menginkan sesuatu yang cepat, mudah, instan dan murah. Keamanan juga berlaku demikian, yang apabila sebuah layanan tidak dapat memberikan jaminan keamanan, para konsumen akan beralih kepada penyedia jasa lain yang dapat memberikan jaminan lebih. Model penelitian yang diajukan telah melalui proses uji kesesuaian model (goodness of fit test). Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa model penelitian ini sudah baik. Hal tersebut terlihat dari sebagian besar nilai pada kriteria yang diujikan, seperti RMSEA, GFI, TLI dan CFI sudah baik. Hanya saja nilai chi-square dan probabilitas belum memenuhi kriteria. Hal tersebut terjadi karena besarnya jumlah sampel dan tidak seimbang dengan jumlah pertanyaan yang diajukan. Sehingga, nilai probabilitas cenderung signifikan 0,000. Dari hasil pengujian hipotesis menggunakan AMOS 21, semua hipotesis terdukung. Kepercayaan, risiko persepsian dan nilai persepsian terbukti memiliki pengaruh positif terhadap niat untuk menggunakan rekening bersama. Hasil lainnya juga membuktikan bahwa kepercayaan memiliki hubungan positif
terhadap nilai persepsian. Hubungan negatif antara trust terhadap risiko persepsian dan nilai persepsian juga terbukti. Dua hipotesis terakhir terkait dengan keamanan persepsian dan kemudahan persepsian juga terdukung. Dari hasil pengujian hipotesis tersebut, membuktikan bahwa kepercayaan mempengaruhi niat untuk menggunakan rekening bersama. Hal ini sesuai dengan hasil dari beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suh dan Han (2003); Mahmood, et al,. (2004); Pavlou dan Gefen (2004); Everard dan Galleta (2005); Ganguly, et al., (2009) yang menyatakan bahwa meningkatnya kepercayaan dari pelanggan akan meningkatkan niat untuk bertransaksi. Dan dalam penelitian ini peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa kepercayaan mempengaruhi niat seseorang dalam menggunakan sebuah layanan jasa sistem pembayaran dalam jual beli online, yakni rekening bersama. 5.2.
keterbatasan Penelitian Peneliti sulit untuk mendapatkan responden yang pernah melakukan
belanja online dan mengetahui tentang rekening bersama tetapi belum pernah menggunakan rekening bersama. Hal tersebut terjadi karena, para responden yang
mengetahui
tentang
rekening
bersama,
kebanyakan
telah
menggunakannya. Rekening bersama merupakan hal yang masih baru di dalam jual beli online di Indonesia, sehingga masih sedikit orang yang mengetahui tentang jasa transaksi ini. 5.3.
Saran Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan perbandingan kepecayaan
antara pengguna yang pernah memakai rekening bersama dengan pengguna
yang menggunakan jasa pihak ketiga yang lain. Penelitian selanjutnya dapat langsung melakukan penelitian apabila mendapatkan informasi yang berkenaan dengan sistem pembayaran yang baru. Dengan mereplikasi model penelitian ini ataupun dengan menambah variabel yang ada yang berkaitan dengan sistem pembayaran.
DaftarPustaka Andersone, I., Sarkane, E.G. (2009), Behavioral Differences in Consumer Purchasing Behavior Between On Line and Traditional Shopping : Case of Latvia. Economics and Management, 2009. Ashton, A.S., Scott, N., Solnet, D., Breakey, N. (2010) Hotel Restaurant Dining: The Relationship between Perceived Value and Intention to Purchase.Tourism and Hospitally Research. Bhattacherjee, A. (2002). Individual Trust in Online Firms : Scale Development and Initial Test. Journal of Management Information System Comegys,C., Vaisanen, J., Hanula, M. (2009). Effect of Consumer Trust and Risk on Online Purchase Decision-Making: A Comparison of Finish and United States Student. International Journal of Management. Cowles, D.L., Kicker, P., and Little, M. (2002). Using Key Informant Insight as A Foundation for E-Retailing Theory Development. Journal of Business Research. Chellappra, R.K (2005). Consumer’s Trust in Electronic Commerce Transaction: The Role of Perceived Privacy and Perceived Security. Marshall School of Business, USC. Chen, S.H., Lee, K.P. (2008) The Role of Personality Traits and Perceived Values in PersuasionL: An Elaboration Like hood Model Perspective on Online Shopping. Social Behavior and Personality. Chen, Z., Dubinsky, A. J. (2003). A Conceptual Model of Perceived Customer Value in E-Commerce: A Preliminary Investigation. Psychology & Marketing. Davis, F.D. (1986) Technology Acceptance Model for Empirically Testing New End-User Information System Teori and Results. Eid, M. I. (2011). Determinants of E-Commerce Customer Satisfaction, Trust and Loyalty in Saudi Arabia.Journal of Electronic commerce Research. Fuller, M. A., Serva, M. A., &Benamati, John. (2007) Seeing is Believing: The Transitory Influence of Reputation Information on E-Commerce Trust and Decision Making. Journal Compilation.
Furnel, S.M., Kaweni, T. (1999) Security Implications of Electronic Commerce: A Survey of Consumer and Business.Electronic Networking Applications and Policy. Ghozali, Imam. (2008). AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program SPSS, BadanPenerbitUniversitasDiponegoro, Semarang. Ginanjar, Dimas. (2010). Jawapos: Victor-Yulistias, pemegangRekeningBersamauntukBisnis Online, setahunterakhirtanganitransaksiRp 2 Miliar. Maret 2010, Surabaya Gupta, S., Kim, H.W. (2010). Value-Driven Internet Shopping: The Mental Accounting Theory Perspective. Psychology and Marketing. Hair, J., Blake, W., Babin, B., and Tatham, R. (2006).Multivariate Data Analysis. New Jersey: Prentice Hall Hartono, J. (2008). MetodologiPenelitianSistemInformasi. Yogyakarta :Andi Hartono, J. (2008). SistemInformasikeperilakuan (Revisied.). Yogyakarta: Andi http://dailysocial.net/post/survei-markplus-insight-pengguna-internet-di-indonesia 55-juta Jarvenpaa, S. L., Tractinsky, N. (1999). Consumer Trust in a Internet Store: A Cross Cultural Validation. Journal of Computer Mediated Communication. Jarvenpaa, S. L., Shaw, T. R., Staples, D. S. (1999). Toward Contextualized Theories of Trust: The Role of Trust in Global Virtual Teams. Jewels, T.J. danTimbrell, G.t. (2001) Toward a Definition of B2C and B2B ECommerce.Proceedings of the 20th Australian on Information System. Korda, A.P., Snoj, B (2010). Development, Validity and Reliability of Perceived Service Quality in Retail Banking and its Relationship with Perceived Value and Customer Satisfaction.Managing Global Transition Kuan, H.H., Bock, W.G., Vathonophas, V. (2008). Comparing the Effect of Website Quality on Customer Initial Purchase and Continued Purchase ar E-Commerce Websites.Behavior Information Technology. Lallmahamood, M. (2007). An Examination of Individual’s Perceived Security and Privacy of the Internet in Malaysia and the Influence of This n Their
Intention to Use E-Commerce: Using an Extension of The Technology Acceptance Model, Journal of Internet Banking and Commerce. Lee, M.K.O., Turban, E. (2001). A Trust Model for Consumer Internet Shopping, International Journal of Electronic Commerce. Lin, H. F (2007) The Impact Website Quality Dimensions on Customer Satisfaction in The B2C E-Commerce Context. Total Quality Management. Luo, X., Gurung, A., Shim, J.P. (2010) Understanding The Determinants of User Acceptance of Enterprise Instans Messaging: An Empirical Study.Journal of Organizational Computing and Electronic Commerce. Malhotra, N.K., Kim, S.S., Agarwal, J. (2004). Internet user’ Information Privacy Concern (IUIPC): The Construct, The Scale and a Causal Model. Information System Research. McKnight, D. H., Cummings, L. L. and Chervany, N. L. (1998).Initial Trust Formation in New Organizational Relationship.Academy Management Review. Owens, J. D. (2006) Electronic Business: A Business Model Can Make Difference. Institute of Management Services. Pavlou, P.A. (2003) Consumer Acceptance of Electronic Commerce: Integrating Trust and Risk with The Technology Acceptance Model. International Journal of Electronic Commerce. Pennington, R., Wilcox, H.D., Grover, V. (2003). The Role of System Trust in Business-to-Consumer Transaction.Journal of Management System. Ruppel, C., Queen, L.U., Harrington, S.J. (2003). The Roles of Trust, Security,, and Type of E-Commerce Involvent. E-Service Journal. Sekaran, U. (2006) MetodologiPenelitianUntukBisnis. PenerbitSalembaEmpat, edisi ke-4.
Jakarta:
Shamdasani, P., Mukherjee, A., Malhotra N. (2008). Antecedents and Consequences of service Quality in Consumer Evaluation of Self-Service Internet Technologies.The Service Industries Journal. Sirdesmukh, D., Singh, J., Sabol, B. (2002) Consumer Trust, Value and Loyalty in Relational Exchanges. Journal of Marketing.
Suh, B., Han, I (2003). The Impact of Customer Trust and Perception of Security Control n the Acceptance of Electronics Commerce.International Journal of Electronics Commerce. Sweeney, J., Soutar, G. N., Johnson, L. W. (1999). The Role of Perceived Risk in the Quality-Value Relationship: A Study in a Retail Environment. Journal of Retailing. Tam, K. Y., Ho, S.Y. (2007). A Smart Card Based Internet Micropayment Infrastructure : Technical Development and User Adoption. Journal of Organizational Computing and Electronic Commerce, 17,145-173 Turban, E., King, D., Mckay, J., Marshall, P., Lee, J., Viehland, D. (2008).Electronic Commerce 2008 :A Managerial perspective. New Jersey :Pearson Education International. Wang, Y.S. (2008). Assessing e-commerce systems success: a respecification and validation of the DeLone and McLean model of IS Success. Info system Journal. Wikrama, Aditya., (2011), Indonesia Forbes: 100 Most Powerful U.S. Venture Capitalists. Volume 2 issue, May 2011, hal. 82-83 www.rekber.com www.kaskus.co.id Yousafzai, S., Pallister. J., Foxall, G. (2009). Multi-Dimensional Role of Trust in Internet Banking Adoption.The Service Industries Journal Zwass, V. (1996).Electronic Commerce: structures and Issues. International Journal of Electronic Commerce