e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
PEMANFAATAN TEKS BERITA YANG MENGANDUNG FOTO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS TEKS BERITA BERDASARKAN 5W + 1H PADA SISWA KELAS VIII C DI SMP NEGERI 4 KUBUTAMBAHAN Komang Trisna Dewi 1 , I Wayan Wendra 2, IA. Made Darmayanti Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha
3
email:{
[email protected],
[email protected],
[email protected]}
ABSTRAK Penelitian ini merupakan classroom action research (Penelitian Tindakan Kelas) yang dilakukan dengan dua siklus. Tujuan penelitian ini, yaitu (1) mendeskripsikan peningkatan keterampilan menganalisis teks berita yang mengandung foto pada siswa kelas VIII C di SMP Negeri 4 Kubutambahan; (2) mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran menganalisis teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H efektif dalam peningkatan kemampuan siswa dalam menganalisis teks berita; dan (3) mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menganalisis teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII C di SMP Negeri 4 Kubutambahan. Penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu (1) metode observasi, (2) tes, dan (3) angket. Data dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penggunaan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H dapat meningkatkan kemampuan menganalisis teks berita. Hal tersebut dapat dilihat dari skor rata-rata klasikal siswa 75,93 (tergolong baik) pada siklus I dan meningkat menjadi 85,93 (tergolong sangat baik) pada siklus II. (2) Ada tujuh langkah proses pelaksanaan kegiatan menganalisis teks berita yang efektif menggunakanteks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H. (3) Mengacu pada hasil kuesioner, siswa memberikan respons positif terhadap penggunaan teks berita yang mengandung foto dalam menganalisis teks berita dengan teknik 5W +1 H. Kata kunci : teks berita yang mengandung foto, teks berita, unsur 5W + 1H ABSTRACT This study was a classroom action research, which was conducted in two cycles. The objectives of the research were: (1) to know VIII C students improvement skill in analyzing the news text containing photos at SMP N 4 Kubutambahan; (2) to investigate learning stages to analyze the news text containing photos by using 5W + 1H technique in order to improve students’ skill on it; and (3) to figure out students’ perception toward learning activities in analyzing the news text containing photos by using 5W + 1H technique. This research was conducted at SMP N 4 Kubutambahan. The subjects of the study were the Indonesian teacher and the VIII C students at SMP N 4 Kubutambahan. This research used three data collection methods, namely, (1) observation, (2) test, and (3) questionnaire. The data was analyzed by using quantitative design. This study reveals that: (1) the use of news text containing photos and 5W + 1H technique are able to improve students’ ability in analyzing the news text. This can be seen from the students’ average score, 75,93 (good category) on the first cycle and goes to 85,93 (very good category) on the second cycle; (2) there are seven stages in analyzing the news text containing photos and 5W + 1H technique effectively; (3) considering on the questionnaire result, the students give positive perception toward learning activities in analyzing the news text containing photos by using 5W + 1H technique. Keywords : news text containing photos , 5W + 1H technique.
1
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
PENDAHULUAN Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan suatu yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sosial. Bahasa memiliki karakteristik yang khas dibandingkan alat komunikasi lainnya. Dalam komunikasi, bahasa tidak bisa lepas dengan kepribadian pemakainya. Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Secara garis besar, dikenal dengan dua cara, yaitu verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal menggunakan bahasa sebagai sasarannya. Komunikasi nonverbal menggunakan sarana gerak/gerik, seperti bunyi bel, bendera, gambar/foto, warna, dan sebagainya. Di antara kedua jenis komunikasi itu, komunikasi verbal dianggap paling sempurna dan efektif. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Keraf (1997: 1) menyatakan bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilka oleh alat ucap manusia. Bahasa juga merupakan alat ekspresi diri sekaligus alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, dapat menunjukkan sudut pandang, pemahaman atas suatu hal, asal usul bangsa dan Negara, pendidikan, bahkan sifat. Bahasa menjadi cermin diri, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar, penerima dan pengirim bahasa harus menguasai bahasanya. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia menjadi pembelajaran yang wajib di seluruh jenjang, khususnya di SMP. Sejalan dengan pandangan di atas, pembelajaran bahasa Indonesia pada intinya mengharapkan siswa agar terampil berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. Pembelajaran bahasa Indonesia tersebut terbagi ke dalam empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu
aspek keterampilan berbahasa adalah menulis. Menulis adalah suatu kegiatan menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan. Tulisan tersebut nantinya akan dapat dibaca, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Tarigan (1994: 3) berpendapat menulis adalah suatu yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis haruslah terampil memanfaatkan struktur, bahasa dan kosakata. Masalah menulis dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tidak bisa terlepas dari standar kompetensi yang tertuang dalam kurikulum. Salah satu kompetensi berbahasa yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 terdapat standar kompetensi, yaitu siswa terampil menulis dalam berbagai kegiatan untuk mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan, atau poster. Dalam standar kompetensi tersebut, siswa mampu menulis, baik itu menulis sastra maupun nonsastra sehingga siswa SMP kelas VIII dituntut untuk memiliki keterampilan menulis teks berita secara singkat, padat dan jelas. Namun, dalam keterampilan menulis berita diperlukan adanya kemampuan menganalisis dalam menentukan suatu peristiwa yang pantas dijadikan topik berita. Dengan demikian, siswa diharapkan mampu menganalisis teks berita. Berita adalah laporan tercatat mengenai informasi berbentuk fakta atau opini yang dianggap penting dan menarik serta telah diteliti secara cermat sehingga berguna bagi banyak orang. Semi (1995: 11) mengungkapkan bahwa berita adalah cerita atau laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang faktual baru dan luar biasa sifatnya. Di dalam rumusan ini, dipersyaratkan bahwa berita itu adalah peristiwa yang benar-benar terjadi dalam waktu yang baru sehingga mempunyai nilai kejutan dan dapat memenuhi hasrat keingintahuan orang banyak, dan peristiwa itu terjadi luar dugaan. 2
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
Suatu peristiwa patut diangkat menjadi sebuah berita jika berita tersebut sudah mengandung unsur 5W+1H sehingga dapat dikatakan berita tersebut layak untuk diterbitkan. Untuk mengetahui isi berita tersebut, dapat dicari dengan cara menganalisis berdasarkan unsur 5W+1H yang meliputi apa (what), siapa (who), kapan (when), di mana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how). Apa yang dimaksud adalah penyebab atau akibat suatu kejadian. Siapa yang dimaksud adalah fakta lengkap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa/kejadian. Kapan yang dimaksud adalah waktu kejadian, sebelum kejadian, atau sesudah kejadian. Di mana yang dimaksud adalah tempat kejadian. Mengapa yang dimaksud adalah alasan tentang apa. Bagaimana yang dimaksud adalah fakta proses kejadian yang ada pada berita tersebut. Hasil observasi dan wawancara dengan guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VIII C SMP Negeri 4 Kubutambahan, keterampilan menganalisis teks berita pada siswa kelas VIII C masih belum memadai, yaitu nilainya 66,54 tergolong cukup. Hal ini, bisa dilihat dari nilai siswa yang masih di bawah nilai standar ketuntasan yang sudah ditetapkan oleh sekolah, yaitu KKM 78. Dalam penelitian ini, yang dikaji seberapa besar tingkat kemampuan siswa dalam menganalisis teks berita dengan menggunakan unsur 5W+1H pada pembelajaran. Dalam hal ini, guru hanya memberikan tugas kepada siswa untuk mencari unsur 5W+1H yang ada dalam berita. Dengan dilaksanakan pembelajaran ini, diharapkan siswa memahami isi berita yang dibacanya. Alasan peneliti memilih SMP Negeri 4 Kubutambahan sebagai tempat penelitian didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, SMP Negeri 4 Kubutambahan salah satu sekolah yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kedua, guru Bahasa Indonesia yang mengajar kelas VIII C
belum menerapkan materi menganalisis teks berita yang mengandung foto. Ketiga, SMP Negeri 4 Kubutambahan sudah memiliki sarana dan prasarana yang lengkap sehingga guru tidak kesulitan dalam menunjang proses pembelajaran di kelas. Dipilihnya kelas VIII C karena siswa mengalami kesulitan saat proses menganalisis teks berita, siswa tidak sepenuhnya menguasai unsur-unsur 5W + 1H pada teks berita dan hanya beberapa siswa yang memiliki kemampuan menganalisis teks berita sehingga, KKM siswa kelas VIII C masih tergolong cukup, yaitu nilainya 66.54. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia, rendahnya keterampilan menganalisis teks berita disebabkan oleh dua faktor, yaitu guru dan siswa. Guru kurang memberi pelatihan kepada siswa menganalisis yang benar dan siswa hanya mengerjakan tugas di LKS. Kegagalan lain juga disebabkan oleh pemakaian teknik atau metode yang kurang tepat. Guru masih menggunakan metode ceramah. Guru memberikan penjelasan teori menganalisis teks berita yang baik, bahasa berita, dan syaratsyarat sebuah berita. Siswa kemudian diharuskan menganalisis teks berita dengan tema yang telah ditentukan oleh guru. Hasil pekerjaan siswa dikumpul dan dikoreksi sendiri oleh guru tanpa adanya pembahasan materi yang sudah dipelajari. Metode pembelajaran ini mengakibatkan siswa kurang mampu menerapkan unsur-unsur teks berita. Dari faktor siswa, siswa tidak memperhatikan proses pembelajaran di kelas, sebab guru tidak menggunakan media. Oleh karena itu, agar siswa lebih mudah dalam menganalisis teks berita, guru harus menggunakan media, seperti pemanfaatanteks berita yang mengandung foto. Penggunaan media foto harus disesuaikan dengan topik yang akan dibahas dalam pembelajaran. Menurut Kustandi (2011: 45), media foto adalah media pembelajaran yang sering 3
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
digunakan. Media ini menggunakan bahasa yang umum, dapat dimengerti, dan dinikmati, oleh semua orang. Foto berfungsi menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual. Melihat kenyataan tersebut, guru perlu mengadakan berbagai upaya dan mencoba berbagai alternatif, baik strategi maupun metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak bosan dan tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Guru perlu menerapkan metode, teknik, dan strategi yang dapat menarik minat dan motivasi siswa. Hasil observasi dalam pembelajaran menganalisis teks berita akan dicari solusi supaya permasalahanpermasalahan yang dihadapi oleh siswa dalam menganalisis teks berita dapat teratasi. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan menganalisis siswa, peneliti tertarik untuk menerapkan pembelajaran menganalisis, khususnya, menganalisis teks berita serta memotivasi dan menumbuhkan minat siswa supaya tertarik dalam mengikuti pembelajaran di kelas melalui teks berita yang mengandung foto. Teks berita yang mengandung foto baik diterapkan dalam pembelajaran. Dengan adanya media teks berita yang mengandung foto ini, siswa menjadi mudah dalam menganalisis sebuah berita. Penelitian mengenai keterampilan menganalisis teks berita telah banyak dilakukan oleh peneliti lain. Salah satunya, penelitian yang dilakukan oleh Adhidharma pada tahun 2012 yang berjudul ”Peningkatan Kemampuan Menulis Berita Berdasarkan Foto Jurnalistik dengan Teknik 5W+ 1H pada ekstrakulikuler Jurnalistik SMA Negeri 1 Dawan”. Selanjutnya, Amalia (2013) meneliti "Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita melalui Media Foto Peristiwa Pada Peserta Didik Kelas VIIIA SMP N 5 Pekalongan Tahun Ajaran 2012/2013"
dan, Indrayani (2011), meneliti "Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita melalui Teknik Pengamatan Gambar Foto Peristiwa pada Siswa Kelas VIII SMP Al Islam Kartasura Tahun Ajaran 2010/2011. Masalah yang peneliti kaji belum ada yang meneliti, untuk itu, ini perlu diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji tentang pemanfaatan teks berita yang mengandung foto untuk meningkatkan kemampuan menganalisis teks berita berdasarkan 5W+1H pada siswa kelas VIII C di SMP Negeri 4 Kubutambahan. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui peningkatan keterampilan menganalisis teks berita yang mengandung foto pada siswa kelas VIII C di SMP Negeri 4 Kubutambahan; (2) langkah-langkah pembelajaran menganalisis teks berita yang mengandung foto siswa kelas VIII C di SMP Negeri 4 Kubutambahan; dan (3) respons siswa dalam pembelajaran pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dianalisis oleh siswa kelas VIII C di SMP Negeri 4 Kubutambahan. Penelitian ini dapat memberikan dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan praktis. Secara teoretis manfaat penelitian ini adalah mengembangkan teori pembelajaran menganalisis teks berita yang mengandung foto sebagai bahan referensi. Secara praktis, penelitian ini memberikan manfaat bagi siswa dapat mengetahui kemampuan dan keterampilan dalam mennganalisis teks berita yang mengandung foto dan siswa dapat mengembangkan keterampilan menganalisis teks berita dari berbagai peristiwa yang ada. Bagi guru penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi bagi guru dalam memantau kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam menganalisis teks berita yang mengandung foto sebagai bahan referensi untuk menentukan metode dan model pembelajaran lain yang lebih inovatif dan efektif dan bagi peneliti, sebagai referensi untuk melakukan penelitian tindakan kelas 4
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
selanjutnya. Bagi pihak sekolah penelitian ini, bermanfaat dapat menyediakan media pembelajaran yang menarik, mampu mewujudkan siswa yang kreatif, sebagai bahan dalam mengambil keputusan demi perbaikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa di sekolah. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam multisiklus. Dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi/evaluasi, dan (4) refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 4 Kubutambahan. Objek penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menganalisis teks berita yang mengandung foto, langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran menganalisis teks berita yang mengandung foto, dan respons siswa terhadap penerapan pembelajaran menganalisis teks berita yang mengandung foto. Metode penggumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, tes, dan angket/kuesioner. Metode observasi digunakan mengetahui kegiatan guru dan siswa dalam langkah-langkah pembelajaran menganalisis teks berita berdasarkan teks berita yang mengandung foto. Metode tes digunakan mengetahui kemampuan siswa dalam menganalisis teks berita yang mengandung foto. Metode angket/kuesioner digunakan mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran menganalisis teks berita yang mengandung foto. Penelitian ini, menggunakan instrumen sebagai alat untuk mendukung penggunaan metode tersebut. Instrumen yang digunakan adalah format observasi, penilaian atau tes keterampilan menganalisis teks berita yang mengandung foto, dan angket respons siswa (kuesioner).
Setelah data terkumpul, dianalisis dengan menggunakan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Teknik deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menginterpretasikan data yang diperoleh dengan menggunakan kata-kata. Teknik deskriptif kuantitatif digunakan menganalisis data dengan cara menginterpretasikan data yang diperoleh dengan menggunakan angka-angka. Dalam penelitian ini, data hasil tes menganalisisis teks berita yang mengandung foto menggunakan analisis data kuantitatif, langkah-langkah pembelajaran menganalisis teks berita yang mengandung foto dianalisis menggunakan data deskriptif kualitatif, dan respons siswa dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif. Kriteria keberhasilan yang digunakan sebagai patokan dalam mengakhiri penelitian ini, adalah (1) standar keterampilan menganalisis teks berita adalah 75% siswa mampu memperoleh nilai 78-100, yaitu sesuai dengan standar ketuntasan minimal pelajaran bahasa indonesia yang ditetapkan di SMP Negeri 4 Kubutambahan. (2) kriteria respons siswa terhadap penerapan pembelajaran menganalisis teks berita yang mengandung foto sebagai upaya meningkatkan kemampuan menganalisis dianggap berhasil apabila 80% dari jumlah siswa memberikan respons positif . HASIL DAN PEMBAHASAN Ada tiga temuan penting pada penelitian ini, yaitu (1) keterampilan menganalisis tteks berita yang mengandung foto mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis teks berita; (2) Langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran menganalisis teks berita yang mengandung foto menitikberatkan pada siswa dalam menentukan unsur-unsur 5W+1H pada teks berita dan bagaimana cara menganalis teks berita tersebut; dan (3) Respons siswa terhadap keterampilan menganalisis teks berita 5
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
yang mengandung foto tergolong sangat positif. Berdasarkan refleksi siklus I diketahui kelemahan pemanfaatan teks berita yang mengandung foto Kelemahan-kelemahan tersebut adalah (1) siswa masih belum dapat memanfaatkan media yang ada. Hal tersebut terlihat ketika siswa lebih sering berdiskusi dengan teman sebelahnya daripada memperhatikan teks berita yang mengandung foto yang sudah diperlihatkan;(2) siswa masih sering menggunakan kalimat yang tidak sesuai dengan teks berita yang mengandung foto; dan (3) belum ada kreativitas dalam menganalisis teks berita yang mengandung foto yang mereka analisis. Halitu menandakan bahwa pemanfaatan fteks berita yang mengandung foto ini belum sepenuhnya mampu mengatasi kesulitan siswa dalam menganalisis teks berita. Dari tiga permasalahan tersebut, peneliti dan guru menyusun langkahlangkah perbaikan agar tidak timbul permasalahan yang sama pada silkus II. Langkah perbaikan yang pertama, mengatasi kurangnya perhatian siswa terhadap teks berita yang mengandung foto masing-masing dilakukan dengan pengawasan yang lebih terhadap siswa oleh guru selaku pengamat kegiatan pembelajaran dan dibantu seorang observer, yakni seorang guru. Selain itu, peneliti akan memberikan contoh teks berita yang mengandung foto yang berbeda dan lebih menarik (ada contoh yang telah diberikan pada siklus sebelumnya). Permasalahan kedua, mengenai siswa yang masih menggunakan kalimat yang tidak sesuai dengan teks berita yang mengandung foto. Peneliti lebih mengarahkan siswa agar mereka lebih berfokus pada teks berita yang mengandung foto yang dibagikan oleh guru. Permasalahan ketiga, yakni kurangnya kreativitas dalam menganalisis teks berita, kebanyakan siswa menganalisis berita mereka kurang menarik. Terlihat mereka hanya sekadar menganlisis tanpa
melihat prosedur menganalisis. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa analisiss siswa belum tuntas. Hal ini menjadi perhatian penting bagi peneliti. Peneliti mencoba bertanya kepada siswa mengenai kesulitan mereka dalam menganalisis teks berita. Dari sanalah peneliti tahu cara untuk mengatasi kesulitan yang dirasakan oleh siswa ketika menganalisis teks berita. Jika kesulitan mereka dikarenakan oleh ketidakmampuan dalam menganalisis, peneliti memberikan contoh teks berita yang mengandung foto secara lengkap. Peneliti lebih menekankan cara menganalisis. Dengan cara demikian, peneliti mengharapkan siswa lebih terampil dalam menganalisis teks berita. Jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh sebelum menggunakan teks berita yang mengandung foto terjadi peningkatan hingga memenuhi KKM yang telah ditentukan. Pernyataan ini diperkuat dari perbandingan hasil tes kemampuan siswa dalam menganalisis teks berita yang mengandung foto yang diperoleh siswa sebelum dilakukan tindakan, pelaksanaan siklus I, sampai dengan pelaksanaan tindakan siklus II. Tabel 1 Perbandingan antara skor rata-rata kelas sebelum dilakukan tindakan pada siklus I, dan pada siklus II. Pelaksanaan Skor Kategori rata-rata kelas Pratindakan 66,54 cukup Siklus I 75,93 baik Siklus II 85,93 sangat baik Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dapat diidentifikasi beberapa temuan yang penting sehubungan dengan pelaksanaan tindakan dan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan menganalisis teks berita siswa. Temuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (1) pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H dapat meningkatkan hasil belajar menganalisis teks berita siswa. (2) 6
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran menganalisis teks berita dengan pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H. Masing-masing temuan ini akan dibahas selanjutnya dengan memberikan interprestasi dan menghubungkan dengan teori-teori yang ada ataupun dengan penelitianpenelitian sejenis yang lain. (3) Pembelajaran dengan pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H dapat memberikan respons positif pada siswa dalam menganalisis teks berita. Temuan pertama, pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H dapat meningkatkan hasil belajar menganalisis teks berita siswa kelas VIII C SMP Negeri 4 Kubutambahan. Media pembelajaran memiliki peran dan fungsi yang tinggi dalam mepengaruhi hasil atau proses pembelajaran karena dengan memanfaatkan media pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Menurut Sudjana dan Rivai (1992: 10) mengemukakkan beberapa fungsi media dalam proses belajar siswa, yaitu dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka, makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan dan pencapaian tujuan serta metode mengajar akan bervariasi, tidak sematamata didasarkan atas kmunikasi verbal melalui kata-kata, dan siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar. Media pembelajaran juga menjadikan siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, mendengarkan, dan mendemonstrasikan. Teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H adalah salah satu media yang
mendukung dan berkaitan erat dalam meningkatkan kemampuan menganalisis teks berita siswa. Teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H merupakan media yang masih tergolong baru dan belum banyak dimanfaatkan dalam pembelajaran. Pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H memberikan peluang bagi siswa untuk lebih mempersiapkan materi yang akan dibahas atau dibicarakan. Dengan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H siswa dengan mudah memahami dulu mengenai berita yang akan dibuat. Dengan kata lain, adanya teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H siswa memiliki gambaran mengenai cara menganalisis teks berita. Adapun kelebihan media ini yang dikemukakan oleh Kustandi (2011: 4546) kelebihan media foto adalah sebagai berikut: (1) sifatnya konkret, lebih realistis dibandingkan dengan media verbal, (2) dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik untuk usia muda maupun usia tua, (3) murah harganya dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya. Kelemahan media foto yaitu foto hanya menekankan persepsi indera mata dan ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. Demikian pula dalam proses pembelajaran menganalisis, proses pembelajaran menganalisis teks berita dengan pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H ternyata lebih melibatkan siswa dalam belajar, siswa lebih banyak beraktivitas mencermati media dan aktif bertanya kepada guru. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Hamalik (1994: 15) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis kepada siswa. Dengan memanfaatkan media pembelajaran 7
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
dalam suatu kelas potensi siswa akan menjadi lebih termotivasi. Proses pembelajaran dalam menganalisis teks berita dengan memanfaatkan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H mampu meningkatkan kemampuan menganalisis teks berita pada siswa kelas VIII C SMP Negeri Kubutambahan. Hal ini terlihat adanya peningkatan skor kemampuan menganalisis teks berita siswa dari siklus I ke siklus II. Dengan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H ini, ternyata siswa termotivasi untuk mengungkapka ide-ide, lebih kreatif dalam menganalisis, lebih banyak beraktivitas, dan lebih aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Adhidarma pada tahun 2012 dengan judul penelitian “Peningkatan Kemampuan Menulis Berita berdasarkan Foto Jurnalistik dengan Teknik 5W+1H pada Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA Negeri 1 Dawan”. Penelitian ini adalah kemampuan menganalisis teks berita siswa dapat ditingkatkan melalui fteks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H . Pemanfaatan teks berita yang mengandung foto menggunakan teks berita yang dianalisis dan pemberian contoh teks berita, siswa akan lebih mudah mendapatkan gambaran ketika menganalisis teks berita. Selain itu juga, dengan pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H sebagai media dalam pembelajaran menganalisis lebih bergairah. Temuan Kedua, berkenaan dengan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran menganalisis teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H. Menurut Daryanto (2011: 30), langkahlangkah pembelajaran menggunakan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H, yaitu guru memberikan aperesepsi, guru menjelaskan materi, guru membagikan teks berita yang mengandung foto
dengan unsur 5W+1H siswa mengamati dan menganalis serta guru bersamasama menyimpulkan dan mengevaluasi mengenai materi yang disampaikan. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran dengan pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H sudah berjalan dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari kerja sama peneliti, guru, dan juga siswa. Sebelumnya dalam proses pembelajaran menganalisis guru jarang sekali menggunakan media sebagai sarana pendukung pembelajaran di kelas. Guru dan pelaksana PBM masih cenderung mengandalkan buku paket sebagai acuan mengajar. Guru masih terpaku menggunakan sistem tersebut dan guru kurang berani memvariasikan pembelajaran dengan pola lain atau dengan memanfaatkan media lain. Subtansi yang dimaksud dalam kurikulum untuk mengatasi hal tersebut guru harus mengembangkan variasi dalam mengajar sehingga siswa lebih bergairan untuk belajar. Dalam penelitian ini, guru telah mengubah pola belajar siswa dengan memanfaatkan media sebagai perangsang dan motivasi siswa untuk lebih giat belajar. Adapun langkah- langkah baru yang diterapkan oleh peneliti dalam pembelajaran menganalisis berita adalah sebagai berikut: (1) peneliti meminta siswa meperhatikan teks berita yang berisi foto; 2) peneliti meminta siswa menganalisis teks berita tersebut; dan (3) peneliti dan siswa membahas bersama-sama hasil analisis siswa. Langkah-langkah baru yang diterapkan oleh peneliti dalam pembelajaran menganalisis teks berita tersebut mampu meningkatkan motivasi siswa dan menjadikan suasana kelas menjadi lebih bergairah dalam pembelajaran menganalisis teks berita. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan skor rata-rata kelas sebelum dilakukan tindakan hingga dilakukan tindakan. Siswa juga memberikan respons positif terhadap pembelajaran menganalisis teks berita dengan pemanfaatan teks 8
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H. Temuan ketiga pembelajaran dengan femanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H dapat menimbulkan respons positif pada siswa dalam menganalisis teks berita. Siswa sangat senang melakukan kegiatan menganalisis teks berita dengan pemanfaatan foteks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H. Penggunaan media pendidikan harus memperhitungkan tingkat pemahaman dan tingkat kemampuan berfikir siswa. Penggunaan media haruslah sesuai dengan karateristik siswa, guru harus mengaitkan media dengan proses belajar-mengajar yang dilakukan di dalam kelas. Menurut Sudirman (1991: 17) mengungkapkan karateristik media pembelajaran harus mempunyai karateristik tertentu, baik dilihat dari segi penggunaanya. Seorang guru harus bisa memahami karakteristik dari berbagai jenis media yang bervariasi. Apabila belum memahami media tersebut, guru akan mengalami kesulitan yang akan menghambat proses pembelajaran. Seperti yang dilakukan oleh peneliti, yaitu memanfaatkan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H yang masih hangat. Mengacu pada angket/kuesioner yang diberikan siswa ternyata memberikan respons teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H dalam pembelajaran menganalisis teks bertia siswa di kelas. Mereka memberikan respons sangat positif terhadap pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H karena mereka merasa terbantu dalam menganalisis teks berita. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tabel sikap siswa tersebut 16 orang siswa,15 orang atau sekitar 93,75% memberikan respons sangat positif, sisanya 1 orang atau 6,25% memberikan respons positif terhadap pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H . Hal ini dikarenakan oleh media yang
mampu merangsang otak siswa dan memotivasi untuk belajar. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas, ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini.Pertama, pemanfaatanteks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H dapat meningkatkan kemampuan menganalisis teks berita siswa kelas VIII C dalam menganalisis teks berita. Dari analisis data, tampak terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari pelaksanaan siklus I sampai dengan Siklus II. Sebelum siklus, skor rata-rata siswa pada pembelajaran menganalisis teks berita adalah 66,54 (tergolong cukup). Setelah pelaksanaan tindakan siklus I, skor yang dicapai oleh siswa meningkat menjadi 75,93 (tergolong baik). Dilihat dari perolehan skor rata-rata, terjadi peningkatan skor sebanyak 10. Setelah pelaksanaan siklus II, terjadi peningkatan skor. Skor rata-rata menjadi 85,93 (tergolong sangat baik). Peningkatan skor rata-rata ini menunjukkan bahwa pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H berhasil meningkatkan kemampuan menganalisis teks berita siswa. Kedua, adapun langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh dalam pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H untuk meningkatkan kemampuan menganalisis teks berita siswa adalah sebagai berikut. Pertama, siswa diberi materi mengeani berita, yaitu pengertian berita, teknik 5W + 1H, dan teks berita yang mengandung foto. Setelah itu, peneliti memberikan contoh teks berita yang berisi foto tersebut. Setelah menguasai materi tersebut, siswa diminta untuk menganalisis teks berita yang berisi foto yang dibagikan oleh guru. Ketika waktu sudah cukup, peneliti mengintruksikan siswa untuk menukar hasil pekerjaan mereka yang dilakukan. Kemudian, secara bersamasama guru dan siswa merefleksi hasil pekerjaan tersebut dan pembelajaran 9
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
berakhir dengan meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran. Ketiga, siswa memberikan respons positif terhadap pembelajaran pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H dalam menganalisis teks berita. Sikap positif dan sangat positif yang dilakukan oleh siswa tersebut dapat dilihat dari hasil tabel, yaitu 85,93 (tergolong sangat baik), sikap siswa terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus II. 11 orang atau sekitar 68,75% memberikan respons sangat positif, sisanya 5 orang atau 31.25 % memberikan respons positif terhadap pemanfaatan foto peristiwa nyata. Guru selalu memotivasi siswa agar bersemangat sehingga tercipta lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif untuk melakukan pembelajaran di kelas. Dengan lingkungan belajar yang menyenangkan tersebut, siswa dapat mengikuti pembelajaran secara optimal sehingga hasil yang dicapai pun memuaskan. Berdasarkan temuan-temuan ini peneliti dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. Pertama, Guru bahasa Indonesian di SMP Negeri 4 Kubutambahan hendanya menerapkan pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H dalam pembelajaran menganalisis teks berita karena pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan unsur 5W+1H dapat meningkatkan keterampilan dan hasil belajar siswa dalam menganalisis teks berita. Kedua, agar pembelajaran berlangsung secara kondusif dan lancar, guru hendaknya mempertimbangkan pemilihan media dan contoh yang sesuai denagn teknik atau metode pembelajaran yang digunakan dalam menyusun langkahlangkah pembelajaran dengan baik sehingga hasil belajar siswa yang diperoleh sesuai dengan harapan guru. Ketiga, peneliti juga menyarankan agar guru mempertimbangkan pemanfaatan teks berita yang mengandung foto dengan
unsur 5W+1H untuk diterapkan seterusnya pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Tidak hanya pada pembelajaran menganalisis teks berita, tetapi juga pada pembelajaran lain yang masih berhubungan dengan kebahasaan. DAFTAR PUSTAKA Adhidharma, Anandha. 2012. “Peningkatan Kemampuan Menulis Berita berdasarkan Foto Jurnalistik dengan Teknik 5W+1H pada Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA Negeri 1 Dawan”. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UNDIKSHA. Amalia, Zuhruf. 2013. "Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita melalui Media Foto Peristiwa Pada Peserta Didik Kelas VIIIA SMP N 5 Pekalongan Tahun Ajaran 2012/2013". Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, UNNES. Hamalik, Oemar. 2005. Kiat Menulis Artikel di Media: dari permula sampai mahir. Bandung: Nuansa Cendikian. Keraf, Gorys 1997. Diksi dan Gaya Bahasa: Nusa Indah. Indrayani, Ratna. 2011. "Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita melalui Teknik Pengamatan Gambar Foto Peristiwa pada Siswa Kelas VIII SMP Al Islam Kartasura Tahun Ajaran 2010/2011". Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kustadi. 2011. Media Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Semi. 1995. Teknik Penulisan Berita, Feature dan Artikel. Bandung: Angkasa. Sudarman, Paryati. 2008. Menulis di Media Masa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudjana, Nana. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 10
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
11