H
8
1
2
N
1
Terbatas
KOMAJNDO TEM TER A & TERRITORIUM I sm* 40
BÜK1T BARISAN
^enuntun
0peraói
Dl ATJEH.
PERHATIAN. L. Hanja untuk Angkatan Perang. 2. Dilarang diperbanjak, ditjetak kembali, dan dikutip. 3 Dilarang disiarkan untuk dan-'diperdjual-belikan kepada umum.
B U K U PENUNTUN OPERASI Dl ATJEH
Disusun dan dikeluarkaa oleh Komando Tenrera & Territorium BT KIT BABÏSAN T
I
BUKT! P E N U N T U N OPKRASI D l A T J E H ISI Halaman 6.
Kata Pengantar Panglima TT-Ï Bab Bab
I : Peiidahuluan II : Penuntun Operasi Anti-Gerilja .
1, 23. Bab
2. 3. 4.
Penuntun seeurity terhadap infiltrasi T i l . • Faktor-faktor moreel Moreel dan Kesedjahteraan Tentera Penuntun seeurity sendjata .
IV : Penuntun Interogasi
1. 2. 3. 4. 5. Bab
.
. <S.
Organisasi dan potensi T i l D a u d Beureueh Pokok-pokok menghadapi gerilja T i l D a u d Beureueh . . . Konklusi prinsip- anti-gerilja . . .
III : Penuntun Internal Seeurity . . . .
1.
Bab
7.
8 13 22
2S.
23 23
.
.
29 30
36.
U m um Pedoman pertanjaan'- (vraagpunten) dalam interogasi . . . . Perlakuan tawanan Secreening tawanan Masaalah pemakaian kekerasan dalam interogasi
36 36 40 42 43
V : Penuntun Perang urat sjaraf (Psywar) 45.
li 2. 3. 4.
Pendahuluan • . Objek-objek psywar Pokok bahan keterangan tentang tiap-tiap objek . . . . Tudj'uan dan rentjana penjelenggaraan psywar . . . . . .
45 45 46 47
Bal)
VI : Penuntun Territoriaal
1. 2. 3. 4. 5. Bab
Pendahuluan 54 Gambaran umum masjarakat Atjeh 54 Pedoman merebut hati rakjat . . 59 Pedoman penggunaan penundjuk djalan -62 Usaha-usaha pembangunan . . . 63
VII : Penuntun Logistiek
1. 23. 4. 56. 7. 8. 9. 10.
Pendahuluan Intendance Peralatan Angkutan Perhubungan Biaja . Kesehatan Bangunan • A.V.P.L Pendjelasan Penutup
Bab VIII : Penutup
1. 2.
S4.
66
. . .
66 66 72 75 78 79 80 81 82 83
84.
A r t i ideologis operasi keamanan di Atjeh Penutup . . . . . . . .
84 84
Panglima Tentera & Territorium I „Bukit Barisan" M. SIMBOLON Kolonel Infantri
J\~ata fOengantat. 1.
Dengan g e m b ü a saja mengeluarkan „ B u k u Penuntun Operasi d i A t j e h " i n i . Didalamnja dikemukakan dan d i uraikan berbagai persoalan, petundjuk dan pedomanjang perlu diketahui oleh tiap-tiap pasukan jang sedang atau akan bertugas didaerah Atjeh. D a n djusteru k i t a sedang dan masih akan menghadapi tugas jang berat dalam usaha pemulihan keamanan didaerah tersebut, saja meminta supaja terutama tiaptiap perwira dan komandan pasukan mempeladjari buku ini dengan sedalam-dalamnja.
2.
Isi dari buku umumnja dibahas dan sedapat mungk i n disesuaikan berdasar pengalaman'-* pasukan'^ k i t a sendiri selama i n i didaerah Atjeh. D a l a m pada i t u perlu saja kemukakan, bahwa tuntunan2 i t u djanganlah dipandang sifatnja setjara mutlak, tetapi harus senantiasa disesuaikan pelaksanaannja dengan kemungkinan perobahan* keadaan, w a k t u dan tempat.
3.
Sekali lagi saja meminta agar tiap'J perwira, bahkan tiap2 anggota Tentera, mempeladjari buku i n i . A m b ü l a h bahan-J j a n g baik daripadanja dan pergunakanlah i t u dengan sungguh^ didalam melakukan tugasmu.
i.
Mudah^an buku i n i memberi faedah jang diharapkan.
5.
Sekian. Panglima TENTERA & TERRITORIUM I (BI7KIT B A R I S A N ) M. SIMBOLON Kolonel N R P : 12211.
3tafk\vartier, 31 M a r e t 1956.
KOMANDO T E N T E R A & TERRITORIUM I BUKIT B AKI SAN B U K U P E N U N T U N OPERASI D l A T J E H BAB
I
PENDAHULUAN
Tugas pasukan jang beroperasi di Atjeh njata sangat berat. Dikatakan demikian karena tugasnja bukan hanja meliputi gerakan operasi an sich, dalam arti pengerahan pasukan untuk menggempur musuh, tetapi ia harus sedjalan atau sedjadjar dengan usaha-usaha dan tindakan-tindakan dilapangan-lapangan lain jang tidak kurang pentingnja, bahkan jang mendjadi unsur-unsur dan sjarat-sjarat mutlak untuk berhasilnja gerakan operasi. A n t a r a lain mengenai sektor-sektor tugas jang terachir disebut sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Pengamanan didalam pasukan sendiri (internal seeurity). Pengamanan dari gerakan-gerakan (seeurity operasi). Pengamanan daerah basis (counter-intelligence). Merebut hati rakjat (psywar dan usaha' territoriaal). Pemeliharaan gevechtswaarde, moreel dan disiplin pasukan. 6. Penjelenggaraan logistik dan komunikasi. 7. Penjelenggaraan tawanan-tawanan (interogasi dsb). 2
Didalam buku penuntun ini setjara teratur ditjoba mengemukakan persoalan-persoalan, petundjuk-petundjuk atau pedoman-pedoman jang perlu diketahui oleh tiap- pasukan jang sedang atau akan beroperasi didaerah Atjeh, mengenai tiap-tiap faktor diatas. Dengan lebih sempurnanja pengetahuan tersebut, jaitu mengenai: (a) Keadaan musuh, (b). Keadaan kita sendiri, (c). Keadaan Daerah dan Masjarakat Atjeh, mudalran kelak pasukan-pasukan kita lebih berhasil dalam menghadapi tugas jang berat itu. I
BAB
II
P E N U N T U N O P E R A S I - A N T I GERIEJA
1.
Organisasi dan Potensi T i l D a u d Beureueh.
Sebelum akan mengemukakan tuntunan dan pedoman tentang tjara-tjara menghadapi musuh. adalah sangat penting untuk terlebih dahulu menguraikan keadaan dan kesanggupan musuh itu sendiri, supaja pengetahuan itu dipedomani untuk dasar uraian selandjutnja. Adapun taraf-taraf gerakan T i l sedjak petjahnja pemberontakan tanggal 20 September 1953 dapat dibagi sbb:
2
a. Penjerangan-penjecangan massaal setjara fanatiek. Dalam fase permulaan ini dikerahkan penduduk kampung jang bersendjatakan sendjata-sendjata tadjam, setelah dapat dipengaruhi dan dihasut. Selain di Takengon (Atjeh Tengah) semua penjerangan-penjerangan ini dapat dipatahkan oleh T N I / M o b r i g setelah menimbulkan korban jang amat banjak dipihak penjerang (Lho' Seumawe, Bireuen, Sigli). b. Bcrtahan setjara frontaal. Setelah maksud T i l untuk serentak menduduki semua kota-kota di Atjeh gagal, dan setelah kemudian T N I melakukan tegenoffensief, T i l Daud Beureueh mengundurkan diri kepedalaman dan setjara ..frontaal" bertahan disepandjang garis Bireuen — Takengon dan Kota Bakti — Tangse — Geumpang. Dengan gerakan-gerakan T N I selandjutnja (Operasi Gadjah dan M a t j a n ) , pertahanan-pertahanan diatas dapat dipatahkan (achir Nopember 1953), dan berachirlah periode, dalam mana T i l D a u d Beureueh masih menguasai satu-satu tempat setjara permanent. c. Perlaivanan setjara gerilja. Setelah pasukan' T i l tersebut dipukul kutjar-katjir, mereka kemudian petjah-petjah dalam pasukan-pasukan ketjil sambil meneruskan perlawanan (gerilja). Taktik inilah jang 2
*
mereka pergunakan sedjak achir tahun 1953 dan seterusnja. Dengan tjara gerilja tersebut, mereka semakin giat mengadakan terror, sabotage, intimidasi dan propaganda. d.
Konsolidasi dan reovganisasi. Disamping tindakan-tindakan diatas, mereka sedjak dan selama tahun 1954 berusaha keras meng-konsolideer diri dan mengadakan reorganisasi (pembentukan pangkalan dan kemudian komandemen ), selain inenjempurnakan organisasi territoriaal mereka. Susunan organisasi semula dalam bentuk 5 Resimen T i l dari apa jang disebut ..Divisi V T i l T g k T j h i Ditiro", diganti dan kemudian sedjak achir tahun 1953 dibentuk Pangkalan" (merupakan Sektor-sektor) jang masing-masing mempunjai Pasukan Mobiel dan Pasukan Territoriaal. Serentak dengan itu mereka mendirikan „pemerintahan bajangan N U " , jang ,,diatas kertas" lengkap dengan bupatibupati, wedana-wedana sampai kepada tjamat NH-nja. 2
2
2
2
Didalam usaha konsolidasi dan reorganisasi selandjutnja, maka sedjak pertengahan tahun 1954, susunan „ p a n g k a l a n " dirobah dan diganti dengan susunan ..Komandemen " a-la N I I Kartosuwirjo, T g k . M . D a u d Beureueh, selain Gubernur Militer N I I mendjadi mendjabat ..Komandan Komandemen W i l a j a h Atjeh dan Sekitarnja", sedangkan Komandan Res'Pangkalan T H mendjadi Komandan Komandemen K a bupaten. Kemudian terdapat lagi perobahan penting pada achir bulan September 1955, ketika mana dalam suatu pertemuan di Batee Karueng, (Atjeh Besar) antara pemimpin T i l Daud Beureueh daerah Atjeh di proklamirkan mendjadi ..Negara Bahagian Dalam N I I " (Piagam Batee Karueng). Seterusnja dibentuk susunan Pemerintahan dari Negara Bahagian Atjeh tersebut, sebagai berikut: 2
2
2
2
2
W a l i Negara: P . M . merangkap Menteri Dalam Negeri: Menteri Keuangan:
T g k . M . D a u d Beureueh Hasan A l i ( K o l . T i l ) T . A . Hasan ( K o l . T i l ) 9
Menteri Ek.lKemakmuran Menteri Pendidikan: Menteri Penerangan: Menteri Kehakiman: Menteri Keamanan: Ketua D . P . R . : W k l - I Ketua D . P . R . : W k l - I I Ketua D . P . R . :
T. M . Amin A l i Kasim A . G . Mutiara ( M j r . T i l ) Z . Abidin Tiro (Mjr. T i l ) Husin Jusuf ( K o l . T i l ) T . A . Husin al Mudjahid A . R. Hasjim T g k . Sjech A b d . Hamid
Tentang potensi dan daja-melawan gerombolan T i l diatas, dapat dikemukakan faktor-faktor dan unsur-unsur jang hingga sekarang dimiliki oleh mereka. jaitu: fl. Perorangan (Man Power). Djumlah anggota gerombolan njata telah djauh berkurang dari djumlah pada saat permulaan pemberontakan. W a l a u p u n begitu djumlah masih tjukup lumajan, dan djusteru karena telah ,.disaring" maka sekarang terdiri dari orang- jang bertekad keras untuk meneruskan perlawanan. Lagi pula pemimpin'- jang terpenting barulah 2 orang jang dapat ditawan, jaitu T g k . Suleiman D a u d dan A j a h Gani. Menurut taksiran terachir, djumlah teras anggota di Atjeh adalah lebih kurang 1400 orang.
Til
b. Sendjata dan Munisi (Firc Power). Taksiran terachir djumlah sendjata T i l D a u d Beureueh kira-kira 600 putjuk dan dalam pada itu njata dari sikap mereka diwaktu v.c. — jaitu tidak menghemat peluru — menundjukkan, bahwa persediaan peluru mereka tjukup besar. Tentang penjeludupan bantuan sendjata untuk T i l D a u d Beureueh, hingga sekarang tidak dapat dibuktikan dengan djelas, a.1. setelah beberapa kali sesudahnja v.c. d i periksai huls-huls tua sadja. Dalam pada itu keras dugaan. bahwa toch mereka telah pernah mendapat bantuan tersebut (a.1. seringnja kapal-kapal terbang jang tidak dikenal terbang diatas daerah Atjeh, ligging daerah tersebut jang sangat baik untuk penjeludupan dari laut). 10
c.
Suppty. Dewasa ini dapat dinjatakan bahwa gerombolan tidak ada lagi menemui kesulitan dalam soal bahan makanan. walaupun dahulu tidak sedikit gerombolan jang menjerah karena kelaparan seperti di Atjeh Tengah dan Atjeh Utara. Alat-alat Territoriaal-nja mendjamin kebutuhan gerombolan selangkan paksaan jang dilakukan terhadap penduduk untuk memperolehnja, tidak dapat ditjegah oleh kita. Achir-achir ini daerah Atjeh Timur disinjaleer kegiatan T i l jang besar dalam usaha penjeludupan untuk memperoleh alat-alat perlengkapan dari M a l a y a . Menurut laporan sedjumlah penjeludup Tionghoa sudah merupakan „kolone ke enam" (sixth column) dari T l i dengan membantu usaha-usaha smokkel tersebut asal memperoleh keuntungan-keuntungan jang besar. 2
2
2
d.
2
Moreel.
Moreel dari sia-sia gerombolan tidak dapat dikatakan rendah atau merosot, walaupun „semangat djihad" seperti dahulu tidak ada lagi. Dalam pada itu kebanjakan diantara gerombolan nampaknja masih tetap fanatiek dan pertjaja kepada pemimpinpemimpinnja melihat pula jang terpenting diantaranja terus mengadakan perlawanan. Menurut pengakuan A j a h Gani dan Tgk.Suleiman D a u d . apapun jang akan kita lakukan, bagian terbesar dari pemberontak akan meneruskan perlawanan. Kegiatan dilapangan psywar memang senantiasa njata dilakukan dengan giat oleh gerombolan untuk memelihara/ mempertinggi moreel anggota-anggotanja. Selain itu achir-achir ini disinjaleer kegiatan pemimpinpemimpin T i l setempat untuk memberikan pedato /chutbah di Meunasah untuk mempengaruhi penduduk. Dalam pada itu. ada mulai tanda-tanda kemerosotan moreel T i l di Atjeh Tengah, jang terbukti dengan menjerahnja seorang K m d T i l dengan sedjumlah anak buahnja barubaru ini. Djuga didaerah-daerah lainnja sudah mulai ada penjerahan-penjerahan. 2
2
2
11
e.
Perhubungan. Pada umumnja ditiap-tiap kampung di Atjeh ada sadja pengikut-fanatiekeling D a u d Beureueh. jang sewaktu-waktu dapat diperalat sebagai kurier, penjelidik, propagandist clan sebagain ja. Kenjataan ini sangat menguntungkan gerombolan dan djuga mendjamin systeem intelligence dan seeurity mereka setjara ..natuurlijk". Menurut laporan, kurier'- T i l dapat leluasa bergerak setjara menjamar sebagai penduduk biasa dengan menompang bus-bus M e d a n ~ Kutaradja w . , seperti dengan busbus A T R A . /. Daerah. Daerah gerombolan dewasa ini adalah daerah jang ideaal untuk gerakan gerilja. Pada umumnja pegunungan" tidak djauh letaknja dari kampung-kampung dan dari djalan-djalan besar dan disana terdapat pula djalan-djalan tikus jang tjukup dikenal gerombolan. Mereka mempergunakan keadaan ini dengan sedapat mungkin menempatkan anggota' nja bergerak didaerah perkampungan sendiri, terutama K r Territoriaalnja, jang tjukup mengenai daerahnja. Dengan demikian maka keadaan daerah sangat menguntungkan bagi gerombolan, taktis maupun strategis. :
J
g.
Penduduk. Penduduk di kampung- daerah gerombolan positif telah mendjadi penduduk gerombolan, dalam arti bersedia menuruti perintah-perintah gerombolan walaupun karena paksaan dan antjaman (terror dan intimidasi). Dalam pada itu menurut laporan, djuga disekitar tempat-tempat jang kita duduki, telah banjak penduduk — j a 9 dulunja anti T i l D a u d Beureueh dan sedikitnja bersikap passief .— dapat dipengaruhi propaganda T i l (tindakanalat-alat negara selalu diperbesar-besar merupakan kekedjaman-kedjaman, antara lain djuga beberapa harian- di Kutaradja dan M e d a n setjara sedar atau tidak turut membantu propaganda T i l tersebut). n
12
Dengan demikian maka unsur penduduk sebagai sjarat mutlak untuk dapat melakukan gerilja, dimiliki oleh T i l Daud Beureueh. Dapatlah disimpulkan bahwa gerombolan T i l di Atjeh telah dapat memberikan perlawanan jang lebih teratur dengan mempergunakan segala faktor-faktor dan unsur-unsur gerilja, seperti: a. P S Y C H O L O G Y : penggunaan propaganda (psywar) dengan terutama memakai unsur agama untuk mempengaruhi penduduk/rakjat Atjeh. b. I N T E L L I G E N C E : penggunaan penghubung berangkai dari kota-kampung-gunung dan sebaliknja. c. S E C U R I T Y : terror dan intimidasi untuk mendjamin rahasia (geheimhouding) dikalangan penduduk. d. I N F I L T R A S I : sehubungan dengan ad. a, terutama terhadap pasukan-pasukan T N I jang bersuku Atjeh. e. S A B O T A G E : terutama pemutusan alat komunikasi kita seperti perusakan djembatan , rel kereta-api, telefon dll. f. T E R R I T O R I A A L : pengerahan alat-alat „pemerintahan N I I " dan pasukan-pasukan territoriaal untuk mendjamin kebutuhan-kebutuhan supply. g. T E R R E I N : taktik „timbul-tenggelam" dan pengadangan. h. L I G G I N G D A E R A H : usaha memasukkan sendjata dan munisi dari luar negeri setjara gelap. 2
2
2
2.
Pokok-pokok menghadapi gerilja T H D a u d Beureueh. Berdasar uraian tentang potensi T i l diatas njatalah, bahwa kekuatan dan kesanggupan musuh tidak boleh dipandang enteng (onderschatten). Kita harus mengakui kenjataan diatas, djusteru karena sebaliknja kita menghadapi masaalah-masaalah jang njata-njata melemahkan kedudukan kita, terutama karena man-power dan middelen jang dapat dikerahkan kedaerah operasi djauh daripada tjukup dan sesungguhnja tidak sebanding dengan situasi jang dihadapi. Dalam pada itu kita tidak pula boleh melebihkan (overschatten) potensi musuh. Mereka djuga mempunjai kelemahan-kelemahannja, telah djuga letih, psychis maupun physiek, sebagaimana njata dari pengakuan berbagai tawanan Til 2
13
achir-achir ini. Selain itu nilai bertempur (gevechtswaarde) pasukan kita rata-rata lebih tinggi dari gerombolan T i l . Karena itu dijakini, bahwa kita akan sanggup membasmi gerombolan T i l seluruhnja (walaupun mungkin untuk djangka jang agak lama), asal kita sungguh-sungguh mempergunakan de ngan baik segala faktor-faktor/unsur-unsur gerakan anti gerilja jang lebih landjut akan dikemukakan dibawah ini. Adapun faktor-faktor jang merupakan sjarat" mutlak guna berhasilnja suatu operasi-anti-gerilja, berpokok kepada: I.
P E M B E R I T A A N jang sempurna tentang gerak-gerik gerilja musuh. II. P E N G G U N A A N pengerahan pasukan jang efficiënt' taktis berdasar situasi ad I. III. S E C U R I T Y dari pengerahan pasukan dan gerakannja jang disebut pada ad II untuk mendjamin unsur-unsur verrassing dan misleiding. I V . S E C U R I T Y didalam pasukan sendiri untuk mendjamin terpeliharanja unsur-unsur moreel dan gevechtswaarde pasukan. V. B A N T U A N RAKJAT. Faktor-faktor diatas tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi sudah meliputi atau erat hubungannja dengan faktor- lain jang tidak kurang pentingnja. Umpamanja supaja ad I berhasil, pasukan harus mempunjai Informanten jang baik dan ini hanja bisa, djika mereka terdiri dari penduduk daerah operasi pasukan. M a k a adalah sjarat mutlak ~ dalam hubun gan diatas dengan ad V — supaja pasukan merebut hati rakjat dan tugas ini jang merupakan sektor tersendiri (Territorial dan Psywar), tidak boleh dipisahkan dari tugas- operatif pasukan. Selandjutnja sumber jang penting dari ad I tersebut ialah Interogasi, jakni djika interogasi ini dilakukan dengan baik dan effektif. sehingga djuga kepentingan pelaksanaannja tidak dapat dipisahkan dari kepentingan penjelenggaraan operasi. Semua faktor-faktor diatas (usaha-usaha Territorial, Psywar, Interogasi, Internal Seeurity) akan dibahas tersendiri- menurut pelaksanaan jang semestinja didaerah operasi untuk didjadikan petundjuk dan pedoman selandjutnja. 14
Sebelum menguraikan hal-hal itu, tcrlebih dahulu mengenai ad II dan III (operasi an sich), akan ditjoba mengemukakan beberapa petundjuk berdasar kenjataan-kenjataan jang dialami sendiri oleh pasukan-pasukan kita didaerah operasi. Dalam hubungan itu penting dikemukakan dulu prinsip apa jang umum dipakai dalam sesuatu perdjoangan gerilja dan sampai dimana sudah pelaksanaannja oleh gerombolan T i l di Atjeh. Uitgaan dari keadaan diatas, sebaliknja prinsip apa pula jang harus kita pakai untuk menghadapinja. 2
2
2
a.
Penjerangan Gerilja selalu dengan tiba-tiba dan ketika musuh lemah atau lalai. Umumnja pasukan gerilja terdiri dari pasukan-pasukan ketjil, karena gerakan dengan pasukan besar akan mengurangi mobiliteit gerakan serta mudah diketahui oleh musuh. Gerombolan T i l di Atjeh benar melaksanakan prinsip diatas dan dari laporan-laporan mengenai penjerangan atau pengadangan gerombolan jang berhasil terhadap pasukanpasukan kita, dapat diambil kesimpulan, bahwa sebagian besar korban-korban kita terdjadi karena k e 1 a 1 a i a n (achteloosheid) dari kesatuan/pasukan jang-bersangkutan. Satu-satunja obat terhadapnja ialah jang sudah umum diketahui, jaitu k e w a s p a d a a n dalam setiap gerakan pasukan .tetapi jang toch sering djuga diabaikan. Memang diakui, bahwa untuk terus-menerus waspada dan sangat berhati-hati adalah sangat berat dan bisa rnembosankan. M a l a h a n senantiasa terlalu berhati-hati dalam gerakan mungkin tidak memberi hasil jang diharapkan dari padanja. Unsur risiko memang kadang-kadang tidak dapat dihindarkan untuk mentjapai sesuatu hasil, asal sadja risiko itu djangan setjara membabi-buta sadja, tetapi jang benar telah lebih dahulu diperhitungkan (a calculated risk). Kembali mengenai prinsip k e w a s p a d a a n tadi, bagaimanapun djuga, ia harus dilaksanakan dengan tertib dan penuh tanggung djawab guna keselamatan pasukan. Jang pertama penting ialah supaja kmd pasukan harus mempeladjari benar-benar keadaan terrein dari daerah jang mendjadi daerah operasi jang ditentukan baginja. Pengeta2
2
2
2
2
15
huan tentang terrein tersebut hanja bisa sempurna djika ia sendiri sering mengadakan patroli' jang dipimpin olehnja sendiri. Dengan demikian (begitu djuga dari laporan-laporan pengalaman pasukan jang terdahulu disitu) ia dapat menentukan objek merupakan tempat-tempat jang termungkin akan dipakai gerombolan untuk hinderlaag terhadap patroli atau terhadap convooi kita dan kemudian senantiasa mengambil tindakan-tindakan pengamanan jang semestinja dalam mendekati objek' tersebut. Djuga harus dihindarkan geregelde patrouille's menurut route dan tijdschema tertentu. karena patroli demikian dapat sesewaktu ditjegat musuh. Mengenai pengamanan gerakan dengan kenderaan bermotor (convooi, inspeksi ke posten, pengangkutan supply dsb-nja), hal-hal jang diuraikan dibawah ini hendaknja d i pergunakan sebagai pedoman, jaitu: 2
2
a. Djumlah kenderaan. Dalam tiap-tiap gerakan dengan kenderaan bermotor jang disebut diatas. djanganlah dibiasakan bergerak hanja dengan s a t u a d u a kenderaan sadja. Ingat antara lain: Rombongan Lts. M u r a d i alm. jang hanja dengan mempergunakan sebuah jeep dihantjurkan gerombolan D I T i l pada tanggal 1-11-1953 didekat Lambaro (Seulimeum). Pengadangan tanggal 2-1-1955 di K M 22 antara K u t a radja — K r . Raja terhadap convooi K i e 5 BI-142 jang terdiri dari sebuah kenderaan, waktu mana 2 orang gugur dan 5 orang luka berat. Pengadangan tanggal 22-2-1955 di K M 3 4 ~ 3 5 antara Leupung — Lhong, terhadap convooi K i e 2 BI-142 jang terdiri dari sebuah kenderaan, dimana kenderaan dan regu jang menumpanginja dihantjurkan. b. Djarak kenderaan. Dalam tiap-tiap gerakan kenderaan bermotor, djarak antara satu kenderaan dengan kenderaan lainnja harus tetap didjaga. djangan terlalu djauh dan djangan terlalu rapat. Ingat antara lain: 16
Pengadangan tanggal 22-12-1955 terhadap convooi pasukan B I " B " diantara L h o ' Ketapang — Kotabakti, waktu mana djarak kenderaan satu sama lainnja lebih dari 1 K M . c. Kenderaan terbuka. Didaerah jang berbahaja haruslah dipergunakan „kenderaan terbuka". Jang dimaksudkan dengan kenderaan-terbuka adalah kenderaan' jang tidak pakai tutup/kap. H a l ini adalah untuk memudahkan pasukan melompat dari kenderaan/meninggalkan kenderaan pada waktu datang sesuatu serangan tiba-tiba. Ingat antara lain: Jeep tertutup jang dipakai K m d K i e B I - " B " Terr. II — jang pada tanggal 11-10-1955 djam 11.00 ditjegat di Kuala Panteun dekat Kotabakti. Idem convooi pasukan B I - " B " jang ditjegat pada tanggal 22-12-1955 diantaranja jang mendapat serangan adalah kenderaan jang dalam keadaan tertutup. 2
cl. Dekkingjpasukan pengamanan. Didaerah-daerah jang dianggap tidak aman dan ideaal untuk pentjegatan, sebagian pasukan harus turun dari kenderaan dan berdjalan kaki. Kenderaan madju perlahan-lahan, sedangkan pasukan sambil berdjalan kaki mengadakan pengamanan hingga meliwati daerah-dacrah jang dianggap tidak aman tersebut. Untuk illustrasi diberi dibav/ah ini tjontoh' kedjadian lain waktu mana fihak kita menderita kerugian-kerugian jang melulü disebabkan keialaian. kurang kewaspadaan, kena „tipu Atjeh" d l l , jaitu: 1. Rombongan alm. Lts. M u r a d i tgl. 1-1 1-1953 janq masuk perangkap gerombolan D I / T I I dikampung A l u e R i n dang (Seulimeum) waktu mana selain dari rombongan jang terdiri dari 6 orang habis dibunuh, djuga semua sendjata antaranja 1 put juk brengun lengkap dikuasai gerombolan. Rombongan alm. ditipu gerombolan DljTII dengan djalan mengatakan bahwa mereka bersedia menjerahkan diri asalkan sadja terlebih dahulu diadakan pertemuan dengan K m d K i e III/HO (alm. Lts. M u r a d i tsb) untuk membitjarakan tjaratjara penjerahan tsb. A l m . Lts. M u r a d i pada waktu itu per2
17
tjaja akan saran jang dimadjukan hingga berachir peristiwa jang menjedihkan tersebut.
dengan
2. D u a orang anggota M o b b r i g Ki-5159 tgl 13-6-1954 ditangkap kemudian dibunuh dan sendjata dikuasai gerombolan D I / T I I disalah satu kampung dekat Lhok Nibung. Kedua mereka ini terlampau menaruh pertjaja akan keadaan aman didaerah tsb, hingga memberanikan diri pergi kesalah satu kampung untuk tudjuan berbelandja kain. 3. Post Ki-I/139 di Lampahan pada suatu malam hari bulan 8-1954 dan diserang oleh 2 orang anggota gerombolan D I / T I I dimana 1 orang anggota kita gugur dan 1 orang lukaluka. Sebab-sebabnja jang diketahui adalah karena kelalaian semata-mata, jakni mengisap rokok pada lapangan jang terbuka digaris depan. 4. Prds. Hardjo Saiman anggota Ki-II/139, tgl. 24-11 1954 pergi keluar asrama dengan 1 putjuk karabijn menudju Pekan Tjalue ( A . Pidie). Ditengah djalan ia ditangkap dan dibunuh kemudian sendjata dirampas gerombolan D I T I I . Peristiwa ini adalah karena kelalaian semata-mata jang tidak mengindahkan sjarat-sjarat pengamanan sewaktu hendak keluar asrama. 5. Pada suatu pengepungan rumah tgl. 21-5-1954 oleh sepasukan anggota K i e Pengawal R I - 1 , karena kurang berhati-hati jang ditjurigai meiepaskan tembakan dari dalam rumah dan mengakibatkan penundjuk djalan pasukan meninggal pada waktu itu djuga. 6. Pada awal bulan M e i 1955 K p l . Sani angota Pleton-I Ki-II BI-135 diketahui menjerahkan sedjumlah 100 butir peluru-peluru organiek kepada seorang penghubung gerombolan D I / T I I nama A r i f i n bin M a i n dengan harga Rp. 5.per butir. K p l . Sani memperoleh peluru' tersebut dengan djalan mentjuri peluru-peluru teman-temannja sekamar, jang sama sekali tidak menduga kedjadian seperti itu. 2
18
7. T g l . 20-4-1956 djam 07.00 seorang gerombolan D I / T I I jang sudah menjerah diri beberapa waktu jang lalu jang achir-achir ini telah dipertjajai benar melarikan 3 putjuk Jungle Riffle dan 1 putjuk pistol kepunjaan M o b b r i g K i e 5264 Lho' Seumawe. D j a d i disini kesalahan karena terlalu pertjaja pada „keinsjafan" bekas gerombolan. b.
Taktik Gerilja untuk melemahkan atau menghantjurkan kekuatan musuh dengan terus-menerus mengadakan gangguan-gangguan, menghilang. muntjul lagi, menjerang dan seterusnja, Kita melihat bahwa gerombolan T i l di Atjeh djuga memakai taktik diatas. Tudjuannja ialah supaja pasukan kita terus-menerus tidak mendapat istirahat sehingga mendjadi letih (afgemat), dan lemah, physiek maupun psychis, dan karenanja mudah untuk dihantjurkan. Untuk menghadapinja, maka tjara terbaik ialah supaja sebaliknja musuh djangan diberi tempo, artinja kitalah jang memegang initiatief dengan melakukan gerakan-gerakan jang agressif, seperti dengan sering mengadakan meerdaagse patrouille's dan sebagainja. Harus diakui bahwa kesulitan besar dalam hal ini ialah sangat terbatasnja kekuatan kita didaerah operasi djika d i bandingkan dengan keadaan jang dihadapi, sehingga geraka n agressief jang terus-menerus seperti jang dikemukakan diatas, tidak mungkin dapat dilakukan. Dalam pada itu, djusteru karena keadaan diatas, dan supaja toch pasukan berhasil, maka haruslah dipergunakan dengan sungguh-sungguh segala faktor /unsur gerakan operasi jang memungkinkan tertjapainja hasil tersebut. Pertanjaan penting sekarang ialah: Systeem dan taktik apakah jang harus dipergunakan supaja benar-benar effektif menghadapi gerilja TII? A d a p u n tjara P P M (Pangkalan Perondaan Mobiel) njata tidak dapat dilakukan seperti jang diharapkan semula, sehingga achir-achir ini taktik pasukan kita dirobah dan d i dasarkan kepada apa jang disebut: „Strong-point-systeem". Dalam systeem ini penempatan pasukan diatur sbb.: 2
2
2
2
19
a. Ditiap-tiap lokasi jang penting ditempatkan minimaal satu Pleton compact jang tidak mengadakan gerakangerakan selain dari pada pengamanan lokasi seluas 5 km. b. Ditiap-tiap Sektor disediakan minimaal dua Kompi 5enapang compact sebagai pasukan penggempur-mobiel jang sewaktu-waktu dapat digerakkan ke objek musuh jang positief gesignaleerd. Systeem diatas — melihat terbatasnja keadaan kekuatan kita buat sementara ini — adalah baik. Dalam pada itu jang lebih penting ialah bagaimana harusnja tiap-tiap gerakan d i lantjarkan (gerakan an sich) supaja berhasil menghantjurkan musuh. Petundjuk militer-technis dan taktis jang disebut dalam P T P T penting diperhatikan, tetapi faktor-faktor essentieel supaja gerakan berhasil terutama berpokok kepada: a. Verrassing dan misleiding tentang gerakan kita. b. Mobiliteit, gevechtswaarde dan moreel jang tinggi dari pasukan kita. Sjarat mutlak untuk pelaksanaan jang pertama ialah bahwa Seeurity rentjana gerakan kita harus terdjamin sebaikbaiknja, tetapi menurut pengalaman pasukan didaerah operasi, djusteru itulah jang sering tidak ada. Buktinja ialah seringnja gerombolan sempat meloloskan diri ketika pasukan kita mengadakan gerakan, karena mereka telah lebih dahulu mengetahui gerakan kita. Salah satu tjara jang lazim dan memang penting untuk mentjegah kebotjoran rahasia gerakan ialah faktor Securitymindedness dari tiap-tiap anggota pasukan. Zwijgplicht harus ditanamkan pada djiwa pasukan tentang sesuatu gerakan jang akan datang. Dalam pada itu menurut praktijk didaerah operasi. kebotjoran sering karena aktiviteit kaki-tangan gerombolan jang banjak bersembunji dikalangan penduduk dan senantiasa melaporkan gerak-gerik pasukan kita kepada gerombolan dihutan. Untuk menghindarkan jang diatas tersebut, perlu dipertimbangkan dalam rentjana sesuatu gerakan tertentu hal-hal berikut: 2
2
2
20
— Pengerahan pasukan terhadap objek jang telah positif gesignaleerd supaja dilakukan waktu Subuh, •— Route ke objek jang ditudju djangan melalui djalan jang umum diketahui orang, tetapi sedapat mungkin melalui djalan- (ump. djalan tikus) jang tidak dikenal umum. Untuk itu tiap-tiap pasukan perlu sekali berusaha mendapatkan seorang pcnundjuk djalan jang benar-benar mengenai daerah dan jang dapat dipertjajai. •— Opstelling pasukan harus diatur demikian rupa, sehingga musuh tidak dapat mengelak dan menghilang kehutan . 2
Tentang faktor kedua, jaitu supaja mobiliteit, gevechtswaarde dan moreel dari pasukan terpelihara baik, memang adalah masuk tugas ,.routine" jang penting dari setiap K m d Pasukan, terutama didaerah operasi. Lebih landjut akan diuraikan soalnja dalam Bab: „Penuntun Internal Seeurity". c. Bantuan rakjat adalah sjarat mutlak untuk perdjoangan gerilja. Kita melihat bahwa prinsip diatas adalah suatu kenjataan jang sehari dihadapi pasukan kita jang beroperasi di Atjeh. Memang tanpa bantuan rakjat tidak mungkin berhasil suatu perdjoangan gerilja dan hal itu diinsjafi djuga oleh gerombolan T I L Sebaliknja pasukan djuga tidak akan berhasil baik djika tidak dibantu oleh rakjat Atjeh. Karena itu didalam pergolakan „operasi A t j e h " dewasa ini, sektor ,,Merebut Rakjat" sesungguhnja sangat penting dan karena itu dalam buku penuntun ini chusus diuraikan dalam bab tersendiri (Bab: „Penuntun Territoriaal '). Dalam pada itu tjukup dulu dikemukakan. bahwa bantuan rakjat itu tidak dapat dipaksakan dengan kekerasan atau kekuatan. Bantuan rakjat jang direbut dengan kekuatan moval (Nloral Force), jakni karena hasil penundjukan sikap, kelakuan, achlak dan kedjudjuran jang baik terhadap rakjat, adalah djauh lebih constant dan bernilai daripada bantuan jang dipaksakan tersebut. 2
2
21
3.
Konklusi prinsip-prinsip anti-gerilja. Setelah dikemukakan beberapa prinsip- jang terpenting dari perdjoangan gerilja dan kemudian dibandingkan dengan pelaksanaannja oleh gerilja T i l di Atjeh, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip jang harus dimiliki pasukanpasukan untuk berhasil dalam operasi-anti-gerilja di Atjeh berpokok kepada hal-hal berikut: a.
Waspada, dalam arti setiap sa'at djangan lalai, lengah, masa bodoh atau memandang enteng terhadap musuh. b. Initiatief gerakan direbut dari musuh dengan sering mengadakan gerakan-gerakan jang „agressief." c. Unsur verrassing dan misleiding, demikian djuga pemeliharaan mobiliteit, gevechtswaarde dan moreel jang tinggi dari pasukan untuk memungkinkan pelaksanaan ad. b. d. Bantuan rakjat direbut dengan ,,moral force," tidak dengan kekerasan atau kekuatan sendjata. Achirnja harus dikemukakan lagi, bahwa melaksanakan (uitvoeren) perinsip' diatas bukanlah pekerdjaan jang enteng. Untuk itu terutama dari pribadi tiap-tiap Kmd pasukan dikehendaki memiliki rasa tanggung-djawab serta leadership jang sedjati. 2
22
BAB
111
P E N U N T U N I N T E R N A L SECURITY
Kita semua mengetahui bahwa seeurity itu pada pokoknja terdiri dari 3 unsur/objek, jaitu: — INLICHTINGEN — M O R E E L , dan — MATERIEEL.
(pemberitaan),
Tentang jang pertama telah diuraikan pada Sub Operasj-Anti-Gerilja," dalam hubungan ,.seeurity operasi." Usaha jang terpenting disitu ialah supaja kepada semua anggota pasukan senantiasa ditanamkan kesedaran seeurity (seeurity mindedness), agar geheimhouding (kerahasiaan) dari tiap-tiap rentjana gerakan pasukan djangan sampai botjor pada gerombolan T I L Jang akan diuraikan pada Bab ini ialah mengenai objek" jang kedua dan ketiga. 1.
Penuntun Seeurity terhadap ïnfiltrasi T I L
Seperti diketahui, didalam suatu pasukan jang beroperasi faktor moreel mempunjai peranan jang sangat penting. Suatu pasukan jang telah merosot atau jang moreelnja rendah, apalagi menghadapi gerakan gerilja seperti jang dihadapi d i daerah Atjeh, tidak akan mungkin berhasil. Karena itu adalah logis, bahwa musuh akan senantiasa berusaha menggontjang moreel dan kekuatan pasukan kita dan salah satu djalan untuk itu ialah dengan melakukan ïnfiltrasi kedalam pasukan. Jang mendjadi pertanjaan sekarang ialah: A. B. C. D.
Siapa-siapakah akan dipergunakan T I I untuk infiltrasi tersebut? Siapa-siapa mendjadi objeknja? Bagaimana tjaranja? Apa-apa kemungkinan akibatnja? 2.3
Ad A. Dapatlah dipastikan, bahwa pada umumnja jang akan melakukan infiltrasi tersebut terdiri dari orang- didalam atau diluar pasukan, baik jang anggota atau bukan anggota T N I . jang telah mendjadi anggota/kakitangan/pengikut/atau sympatisan T I L Penuntun nama-nama orangnja hanja bisa dari hasil intelligence serta dari hasil pelaksanaan seeurity itu sendiri jang masih akan diterangkan.
Ad B Terutama jang akan mendjadi objek adalah chusus anggota-anggota pasukan jang bei suku Atjeh (disebut terutama, karena anggota-anggota suku lain bukan tidak mungkin mendjadi objek). Memang soal anggota ' suku Atjeh dalam pasukan jang beroperasi sesungguhnja sudah merupakan suatu masaalah chusus, berhubung karena pengalaman" pahit jang pernah terdjadi (seperti desersi Kompie Ibrahim Saleh dan desersi" perseorangan lainnja), logis menimbulkan pentjurigaan dan kechawatiran terhadap sikap dan kesetiaan anggota suku Atjeh tersebut, apalagi jang bertugas didaerah operasi. Dalam pada itu Komando T T - I berpendapat, bahwa bagaimanapun djuga. kepada anggota-anggota suku Atjeh itu' harus diberi kesempatan turut ber-operasi membasmi kaum pengatjau untuk mewudjudkan sumpah setianja sebagai abdi dari rakjat dan negara kita. Dalam pada itu djusteru untuk mentjegah hal-hal jang tidak diingini, haruslah diambil tindakan' jang effektief untuk mentjegah atau menghantjurkan usaha-usaha infiltrasi T i l kedalam pasukan. Kembali mengenai orang-orang jang mendjadi objek infiltrasi tersebut. mereka dapat dibagi atas orang-orang sebagai berikut: a. Ia termasuk famili dari infiltrant. b. Ia termasuk kawan lama/kawan seperdjuangan. c. Ia diketahui seorang ontevreden element. d. Ia diketahui mempunjai famili/keluarga didaerah gerom1
2
2
24
bolan, sehingga terhadapnja scsewaktu bisa dilakukan intiniidasi. Dalam pada itu jang selalu mendjadi objek utama ialah seorang jang berperanan/berpengaruh dalam satu-satu pasukan (perwira!). Ad C. Tjara-tjara melakukan infiltrasi pada pokoknja ialah dengan f u l i s a a atau setjara 1 i s a n. Tjara dengan t u l i s a n pada umumnja ialah dengan mengirim surat-surat kepada „objek" jang bersangkutan, umpamanja: a. Surat persaudaraan biasa „menanja kabar" dan menjatakan „kabar baik", hanja untuk memelihara masih adanja bubungan lahir-bathin dan tetap dekat satu sama lain. Sebagai tjontoh pernah pemimpin T H T g k Husin A l m u djahid dekat sebelum pemberontakan mengirim kartu" pos „utjapan Selamat 1 Muharram 1373" kepada sedjumlah anggota-anggota T N I , jang pada hakekatnja mempunjai isi biasa, tetapi maksud jang lebih dalam. b. Surat-surat dengan tulisan jang lebih dalam, seperti tentang ideologi Negara Islam, „bobroknja" Pantjasila, „ t i n d a k a n " terhadap suku Atjeh, dan lain-lain; tegasnja merupakan bahan-bahan jang lazim dipakai untuk sesuatu propaganda: membudjuk, menginsjafkan dan kalau perlu memprovoceer/intimideer. Tjara dengan 1 i s a n biasanja ialah dengan langsung atau dengan perantaraan mendatangi/mengundjungi orang jang bersangkutan dan mempengaruhinja, pada hakekatnja dengan bahan-bahan serupa seperti pada ajat 11 diatas. Sudah terang bahwa infiltran ini sangat hati' bekerdja serta memilih sasarannja, karena djika jang bersangkutan kebetulan orang jang anti~DI, ia bisa mendjadi seorang jang sangat membahajakan gerakan. 2
2
Ad D. Kita telah mengalami akibat-akibat infiltrasi jang dilakukan oleh D I , seperti halnja jang dilakukan oleh Kuasa Usaha 25
Kartosuwirjo terhadap T g k D a u d Beureueh cs dan kemudian oleh mereka ini terhadap K I Ibrahim Saleh dan sedjumlah pa/bawahan suku Atjeh. Kemungkinan' jang dapat timbul djika berhasil infiltrasi terhadap beberapa anggota pasukan. antara lain ialah bahwa mereka tersebut akan: a. Mengadakan pemberontakan terang-terangan. b. Mengadakan lijdelijk verzet. c. Melarikan sendjata atau membantu menggelapkannja. d. Mendjadi kakitangan tetap dari gerombolan dalam pasukan. e. Actief ber-propaganda meratjuni anggota' lainnja. f. Melakukan usaha-usaha sabot lainnja. D a r i segi passiefnja mereka akan ,,main-main" sadja dalam melakukan tugas se-hari , akan mentjari alasan-alasan untuk umpamanja djangan dikirim kedaerah operasi, tidak mau melaporkan hal-hal jang diketahuinja penting untuk seeurity, dan sebagainja. 2
2
2
P E D O M A N T I N D A K A N S E C l RITV
A d a p u n sifat tindakan-tindakan seeurity itu terbagi atas sifat preventif dan repressif, dengan terutama menitik beratkan tindakan kepada sifat pertama tersebut (preventif), baik setjara direct maupun indirect. Disamping tindakan-tindakan preventif jang telah diadakan selama ini, dikemukakan dibawah ini dua pokok jang terpenting mendjadi perhatian, jaitu: A.
ObservasiOpsporing. Usaha ini hanja bisa berhasil, djika dilakukan setjara systematis, teliti dan aktif. Jang mendjadi objek ialah objek T i l D a u d Beureueh itu sendiri, jaitu anggota' suku Atjeh dalam pasukan. a. T i n d a k a n fase pertama: menentukan siapa diantara mereka tersebut jang „in aanmerking" untuk objek T i l , umpamanja: — l a mempunjai hubungan familifkawan atau berasal satu kampung dengan seorang pemimpin T I L 2
2
26
— Ia mempunjai famili didaerah gerombolan T I L — Ia selama ini tertjatet seorang ontevreden element. b. Tindakan fase kedua: mengadakan saringan dan menentukan siapa diantara mereka diatas jang lebih ,,in aanmerking" lagi, dan diduga telah di infiltreer, umpamanja: .— Ia memperlihatkan sikap, tingkah laku, gerak-gerik dan pembawaan jang lain dari biasa, umpamanja menjendiri, bersikap masa bodoh, ondisiplinair, achlak rendah, dan sebagainja. c. Tindakan fase ketiga: opsporing jang aktif terhadap anasir' ad b diatas, umpamanja: — Setiap hubungannja dengan anggota pasukan ataupun orang-orang luar. — Hubungan surat-menjurat (noot: Cencuur belum d i adakan). — Rumah atau orang-orang jang selalu didatanginja diluar asrama— dan lain-lain. d. Tindakan fase keempat: tangkapan, penggeledahan dan pemeriksaan. Ini hanja dilakukan atas instruksi atasan setelah dirasa tjukup bahan untuk mengguling kaum infiltran dan organisasinja. 2
B.
Pemeliharaan keinsafan.
D j i k a sifat tindakan ad A adalah direct/agressif, maka tindakan-tindakan dibawah dapat disebut bersifat indirect dan melulu ber-tendens psychologis. M a k s u d usaha ialah: — Menginsjafkanjmenjedarkan anggota pasukan Suku Atjeh jang mungkin telah dimasuki infiltrasi T I L — Memelihara keinsjafanjkesedaran dikalangan mereka jang masih bersih dari hasil infiltrasi. Jang akan berperanan untuk melaksanakan usaha-usaha ini adalah K m d pasukan sendiri, jaitu: .— Memberi penerangan setjara terus terang tentang kemungkinan usaha infiltrasi musuh serta tjara-tjaranja seperti jang diuraikan diatas. 2
2
27
-
Menqgambarkan tugas sutji pasukan untuk memulihkan keamanan serta berbakti terhadap rakjat Indonesia, mei.
rakjat Atjeh. 4 , Benar menundjukkan perlakuan adil dan tidak membelakangkan kepentingan dan nasib anggota- suku A t , e n dari anggota-anggota lainnja. - Menqusahakan terpeliharanja pergaulan biasa jang baik antara anggota-anggota Suku Atjeh dan Suku lainnja, dan oleh qolonqan kedua sama sekali tidak boleh memperlihatkan sifcap tjvLviga\was^ terhadap golongan pertama tersebut. , , T i n d a k a n diatas merupakan satu „kombinasi janfir baik dalam hubungan pengamanan pasukan, jaitu: Disatu hhak K m d . pasukan setjara terbuka dan terang*an. dan dilam .hak bg. Seeurity setjara tersembunji dan rahasia „membewerken objek-objek infiltrasi T i l tersebut. -
2
2
2.
Faktor-faktor moreel. Disamping tindakan tadi jang chusus untuk mentjegah usaha-usaha infiltrasi musuh, maka penting - seperti ,ang telah dikemukakan - dipelihara moreel dari seluruh pasukan. Apa-apakah jang mendjadi faktor-faktor jang menentukan dan mendjamin ketinggian moreel suatu pasukan? A n t a r a lain dapat diterangkan sebagai berikut: , 1 Kejakinan dan keinsjafan jang dalam d a n anggota pasukan atas kesutjian tudjuan tugas jang sedang atau akan dilaksanakan. 2 Adanja perwira pemimpin pasukan jang tjakap, adü ' d a n berani, sehingga pasukan pertjaja sepenuhnja bahwa mereka akan dipimpin dengan selamat. 3 Adanja perasaan bangga jang kuat bagi kesatuan sen' diri (wapen en onderdeeltrots), sehingga untuk mendjaga dan memelihara nama baik kesatuan, pasukan akan bersunqquh-sungguh melakukan tugas. 4 Pasukan sebelum ditugaskan kelapangan, telah lebih dahulu menempuh latihan-latihan jang intensif sehingga pertjaja akan ketangkasan dan kesanggupan diri sendiri menghadapi musuh. 2
2
28
5.
Keadaan perlengkapan, perawatan dan kesedjahteraan pasukan terpelihara dengan baik. 6. Penghidupan keluarga pasukan didaerah belakang terdjamin baik, sehingga tidak selalu mempengaruhi fikiran pasukan.
Djika diperhatikan faktor-faktor terpenting diatas dan ditoetsen pada kenjataan-kenjataan jang terdapat pada pasukan-pasukan kita jang beroperasi, harus diakui bahwa dengan keadaan pasukan-pasukan kita itu, umpamanja sadja mengenai ad 5 dan 6, tidak mengherankan djika ada kadangkadang diterima laporan tentang keadaan moreel pasukan jang merosot atau tidak menurut jang dikehendaki didalam operasi. Dalam pada itu sesuatu kekurangan pada satu faktor moreel tadi kadang-kadang bisa dikompenseer atau diimbangi dengan faktor lainnja. Umpamanja penderitaan atau kekurangan jang dialami pasukan dapat dikompenseer oleh faktor pertama tadi, jaitu kejakinan jang dalam atas kesutjian tugas. Karena itu — sebagaimana telah pernah terdahulu dikemukakan — lagi-lagi pribadi komandan pasukan berperanan penting untuk „ b e w e r k e n " anak buahnja supaja seluruhnja memiliki kejakinan dan keinsjafan jang disebut diatas. 2
2
2
2
3.
M o r e e l dan Kesedjahteraan Tentera. Diatas telah diterangkan faktor moreel jang terpenting. Tjara-tjara untuk memelihara ketinggian moreel antara lain ialah pemupukan serta mempertebal corpsgeest dikalangan pasukan. Komandan pasukan dapat mengusahakannja dengan mengadakan sport, musik, perlombaan , pertundjukan dikalangan/oleh pasukan sendiri. 2
2
2
Hal-hal diatas dengan sendirinja menjinggung tugas kesedjahteraan Tentera ( D J A K A D ) , dan sesungguhnja tugas tersebut penting, apalagi bagi pasukan jang ber-operasi. A d a p u n pemeliharaan kesedjahteraan itu ditudjukan untuk membangkitkan kegembiraan bekerdja dan bertugas dari anggota-anggota Tentera dengan tjara hiburan, permainan , batjaan-batjaan dan lain-lain. 2
2
29
Dalam pada itu harus diakui, bahwa keadaannja d i daerah operasi djauh daripada memuaskan, jang terutama disebabkan oleh karena keadaan keuangan belum dapat memasuki rentjana-rentjana D J A K A D . Untuk perbaikan welfare bagi pasukan jang beroperasi sangat perlu diselenggarakan usaha-usaha seperti: a. - Pembentukan suatu militaire muziekband dmiveau Kesimen jang dapat berganti dikirim mengundjungi sector . b Ditiap-tiap Sektor dua atau tiga kali sebulan diadakan pertundjukan film (openlucht) dan diatur bergihran bag. pasukan-pasukan dalam Sektor. c. Diadakan mobiele cantine dan balai pradjunt ditiap-tiap sektor. ' " , d Tiap-tiap kompi mempunjai 1 radio-nmbu dan tiap-tmp Peleton mempunjai alat-alat sport/permainan", bukir, madjallah-madjallah dan batjaan ringan lain. e Operatie-pakjes" supaja teratur diberikan untuk pasukan-pasukan waktu Lebaran, H a r i Natal dan pada hanhari besar tertentu (17 Augustus, 5 Oktober), f. Rantsum rokok ditambah. Bagi pedjabat-pedjabat jang bersangkutan. penting saran-saran diatas didjadikan pokok-pokok pedoman • untuk perbaikan W e l f a r e didaerah operasi. dengan mana dijakim kelak akan turnt membantu memelihara dan mempertmggi moreel pasukan-pasukan kita didaerah Operasi. 2
4.
Penuntun Seeurity sendjata. Seperti jang telah diterangkan, diantara usaha-usaha gerombolan T i l D a u d Beureueh untuk memperbesar potensinja, terutama jang terpenting ialah untuk memperbanjak a/ar sendjatajmesiu. jaitu sebagai suatu sjarat jang terpenting untuk memungkinkan mereka meneruskan perlawanannja Tjara-tjara jang dapat mereka lakukan dalam usaha tersebut mempunjai bentuk-bentuk sebagai berikut: A . Sabotage terhadap sendjata/mesiu jang ada pada kita. B. Penjeludupan dari luar negeri'luar daerah. C . Penggempuran terhadap patroli atau pos kita dengan tjara pentjegatan, penjerkapan dan sebagainja. 2
30
Untuk mentjegah kemungkinan usaha diatas, sangat perlu dilakukan tindakan-tindakan jang konkreet dan luas dalam suatu bentuk „Seeurity Sendjata" jang dilakukan dalam sifat jang chusus dalam hubungan seeurity seumumnja, Jang akan diuraikan berkenaan dengan „seeurity sendjata" tersebut ialah jang mengenai sub A dan sub B. Tentang sub C adalah masuk tugas sehari-hari dari tiap-tiap K m d pasukan dan merupakan sebagian dari „seeurity gerakan" dan „seeurity operasi" umumnja, jang telah terlebih dahulu diuraikan. 2
Sub A. S A B O T A G E tersebut biasanja dilakukan (dan umumnja hanja mungkin dilakukan) dengan bantuan kakitangan mereka jang ada dalam pasukan. Bentuk-bentuk jang mungkin dihasilkan oleh sabotage tersebut, chusus mengenai sendjata, antara lain sebagai berikut: a. Pentjurianjpenggelapan dari sendjata/mesiu kepunjaan pasukan/kesatuan. b. Sendjata/mesiu tersebut dilarikan setjara terang-terangan (dus disini djuga ikut lari anggota pasukan). c. Sendjata/mesiu tersebut dibeli dari sesuatu anggota pasukan, jang umpamanja telah merosot moreel/disiplinnja atau telah rusak djiwanja. d. Sendjata/mesiu tersebut dirusakkan, umpamanja karena ada kesempatan untuk itu sedangkan untuk mentjuri/melarikannja tidak ada djalan atau kesempatan. Berdasarkan peranan kakitangan /pengikut musuh dalam pasukan jang disebut diatas, logislah, bahwa tindakan seeurity jang terpenting ialah untuk meng-elimineer kakitangan tersebut, serta infiltrasi musuh pada umumnja. Tentang tjara eliminasi infiltrasi musuh kedalam pasukan telah diterangkan dan supaja diperiksa kembali bab sebelum ini. Pedoman diatas penting dihubungkan dengan tindakan mentjegah kemungkinan sabotage jang disebut diatas dan pada garis besarnja meliputi kombinasi dua sifat tindakan: 2
2
2
2
2
31
a. ObservasijOpsporing oleh P a Seeurity kesatuan. b. Pemeliharaan keinsjafan oleh K m d . kesatuan. A d a l a h sjarat mutlak. bahwa supaja observasi/opsporing dapat dilakukan setjara effektif, harus dapat dibentuk cellen (,,cellen-vorming") dikalangan orang /golongan jang mendjadi objek dalam pasukan. Karena pada hakekatnja jang mendjadi objek tersebut adalah anggota Suku Atjeh. logischlah bahwa ,.cellen" tersebut sedapat-dapatnja terdiri dari anggota Suku Atjeh jang biasa bergaul sehari-hari dengan objek-objek tersebut. Perlu diperingatkan, bahwa pentjurigaan terhadap objek tersebut hendaknja lepas dari sikapsikap a-pn'on', jaitu sikapsikap pentjurigaan jang tidak beralasan sama sekali, tetapi haruslah berdasar kenjataan dan alasan jang objectief. Diakui bahwa bukan pekerdjaan jang mudah untuk membentuk ,.cellen" tersebut. apalagi mengingat sifat jang typis/spesifik dari suku Atjeh, tetapi hal tersebut bukan tidak mungkin bisa dilakukan dengan baik, umpamanja dengan perlakuan istimewa, pemupukan keinsjafan jang tebal, dengan uang, dengan penaikan pangkat dan lain-lain. Sebagai tjalontjalon pertama sebaiknja diperiksa. apakah diantara anggota tersebut terdapat orang-orang jang mungkin karena sesuatu alasan tertentu njata-njata membentji pemberontak T I L Dengan adanja „ o b s e r v a t o r " istimewa tersebut dijakini akan dapat direduceer kemungkinan berhasilnja sabotage/infiltrasi musuh, karena pada waktunja akan senantiasa dapat diambil tindakan-tindakan jang tepat. Disamping usaha-usaha diatas, perlu diadakan usaha• usaha lain berupa tindakan- preventif. baik didaerah operasi maupun didaerah reserve T e r . I. K O N T R O L E oleh Komandan jang bersangkutan, inilah salah satu tjara tindakan preventif jang penting. jaitu kontrole terhadap sendjata/mesiu jang dipertanggung djawabkan kepada seseorang. terhadap benar/tidaknja peluru jang d i habiskan dalam pertempuran, benar/tidaknja laporan kehilangan, terhadap pengawalan gudang mesiu, pos-pos dsb. Setjara bidjaksana dan tidak kentara kontrole tersebut terutama ditudjukan terhadap anggota-anggota jang menurut 9
2
2
2
2
2
2
2
2
2
32
laporan SI ditjurigai atau dichawatirkan keadaannja, terutama ketika orang-orang tersebut pada waktu-waktu tertentu mempunjai tugas-tugas penting seperti mengawal asrama, gudang mesiu, berdjaga di pos-pos terpentjil dan sebagainja. 'fentu dimana mungkin, sebaiknja orang tersebut djangan diberi kesempatan untuk mendjalankan tugas-tugas penting tersebut. Pekcrdjaan kontrole diatas, jang walaupun mungkin sesuatu waktu membosankan bagi satu-satu komandan, harus dilakukan dengan tidak djemu nja dengan penuh rasa tanggung djawab, djusteru penting dan sukarnja tugas tersebut. 2
2
2
Sub B . Bahwa ada usaha-usaha Penjeludupan Sendjata dilakukan gerombolan D a u d Beureueh, adalah njata dari isi dokumen-dokumen jang disita, pengakuan-pengakuan tawanantawanan T I I dan dari hasil-hasil penjelidikan lainnja. Dalam pada itu telah ada/tidaknja hasil-hasil usaha tersebut .— walau telah bermatjam laporan jang diterima — belum ada jang dapat menjatakannja setjara positief. Kemungkinan penjeludupan sendjata ke Atjeh dapat dengan tjara-tjara sebagai berikut: 2
a. Dari Laut (berasal dari luar negeri). b. Dari Udara (berasal dari luar negeri). c. D a n ' Darat (berasal dari daerah jang berdampingan). Dengan rinkas diterangkan tentang faktor-faktor memungkinkan tiap-tiap tjara tersebut sebagai berikut:
jang
Ad A. a. Pantai Atjeh jang luas terbuka dan dekat ke M a l a y a , telah terbukti dizaman blokkade Belanda, tidak mungkin dapat diawasi dengan sempurna. b. Nelajan Atjeh terkenal keberaniannja mengharungi lautan, dan bukan tidak mungkin dapat dipakai gerombolan untuk mengangkut sendjata, sedangkan mereka bebas keluar/masuk Atjeh. 2
33
Ad B. a. T i d a k sedikit terdapat daerah terpentjil di Atjeh dimana dapat dilakukan dropping sendjata. b. Sangat mentjurigakan keadaan kapal-kapal terbang jang tidak dikenal melintas diatas beberapa tempat di Atjeh.
Ad C. a. Lalu-lintas Atjeh — S. T i m u r dapat dikata telah mulai ramai dan bahwa gerombolan mempergunakan kesempatan tersebut, adalah logis. b. Dalam hubungan tersebut dapat dikemukakan, bahwa sebelum dimulai pemberontakan, antara lain telah pasti ada hubungan pemberontak dengan perusahaan motor , , A T R A " , perusahaan mana hingga sekarang ini tetap mengirim bus-busnja Kutaradja — M e d a n v.v. Timbullah sekarang pertanjaan tindakan-tindakan apa jang harus diambil .— baik preventif maupun repressif .— terhadap kemungkinan penjeludupan tersebut. D a r i sudut i n tellingence-security jang pertama urgent ialah meng-intensiefkan Observasi. Ditiap-tiap sektor harus dapat ditentukan objek-objek jang dianggap termungkin dapat didjadikan tempat penjeludupan sendjata-sendjata atau dropping. Ditiap-tiap objek tersebut harus paling sedikit ada satu Observator dan ia harus pendudukjtinggal ditempat tersebut. Soal aanwerving dari „ o b s e r v a t o r s " tersebut diserahkan kepada kebidjaksanaan P a SI jang bersangkutan melihat keadaan sesetempat. Adanja ,,observators" tersebut adalah sjarat mutlak untuk memungkinkan kita mengambil tindakan pada waktunja. Tindakan selandjutnja setjara tersendiri, bersama-sama dengan atau melulu oleh alat-alat negara lainnja (Polisi) adalah melakukan Razzia. Jang dimaksud disini dengan razzia ialah ,,setjara mendadak melakukan pemeriksaan jang djauh lebih teliti dari pemeriksaan routine biasa", seperti terhadap kenderaan bermotor dan penompang nja, terhadap perahu-perahu dagang dan perahu-perahu nelajan, terhadap 2
2
34
tempat-tempat tertentu ditepi pantai dan lain (spot checks). Satu dan lain tentu dengan menghindarkan perbuatan seseorang anggota jang menjimpang dari maksud (misbruik maken) razzia tersebut. Achirnja perlu diperingatkan, bahwa dalam segala hal harus ada kerdja-sama dan pengertian jang baik dengan semua alat-alat negara jang tugasnja setjara langsung atau tidak langsung ada mempunjai hubungan dengan soal pentjegahan penjeludupan sendjata tersebut, seperti Polisi, A L R I , Duane, Immigrasi, A U R I , Pamong setempat dan lain-lain. 2
2
35
BAB
IV
P E N U N T U N INTEROGASI
1.
Umum. Telah diterangkan terdahulu, bahwa salah satu sjarat penting untuk berhasilnja suatu operasi anti-gerilja, ialah pemberitaan jang sempurna tentang gerak-gerik gerilja musuh tersebut. Djuga selintas telah disebut, bahwa salah satu sumber pemberitaan itu ialah melakukan Interogasi jang effektief terhadap tawanan-tawanan musuh. Melihat kenjataannja didaerah operasi, jang terutama mendjadi objek interogasi terbagi dalam 3 kategori, jaitu: a. Tawanan perang TIL b. Tawanan subversif. c. Penduduk biasa. — A d . A meliputi semua tawanan — baik jang karena menjerah maupun jang karena tertawan olah alat negara RI — jang scbelumnja pernah setjara terang^an (positief) bersama-sama. turut melakukan, atau membantu kaum pemberontak T I L — A d . B adalah orang-orang jang ditjurigaüdichawatirkan mendjadi anggota atau pembantu pemberontak T i l , sehingga dirasa perlu ditangkap untuk pemeriksaan. — A d . C adalah penduduk didaerah operasi jang tidak termasuk kategori A dan B , tetapi jang dianggap/diha • rapkan dapat memberi keterangan tentang kaum pemberontak. 2
2
Melihat sifat-sifat jang berbeda dari ketiga kategori tersebut, sudah tentu harus berbeda pula tjara interogasi dan perlakuan terhadap masing-masing objek diatas. 2.
Pedoman pertanjaan (vraagpunten) dalam Interogasi. A d a p u n sitat interogasi umumnja ialah melulu bertudjuan untuk „ m e n g o r e k " bahan-bahan intelligence/information jang sebanjak-banjaknja dan segera mungkin untuk keperluan operasi dan seeurity. 36
2
Dibawah ini akan diuraikan beberapa pedoman pokokpokok vraagpunten jang dapat dipergunakan dalam menginterogeer orang-orang jang telah njata mengakui dirinja anggota T I L Pertanjaan-pertanjaan meliputi: a. Pengetahuan jang tertawan tentang hal jang diperlukan untuk operasi. b. Pengetahuan jang tertawan tentang h a l jang diperlukan untuk seeurity, counter intelligence, psywar. c. Lain-lain. 2
2
"ERTANJAAN
ad A.
1.
Slaagorde T i l (lokaal atau di-niveau pusat-nja). a. A p a k a h jang sdr ketahui tentang susunan organisasi T i l hingga pada sa'at sdr ditangkap? b. Siapa pemimpin-pemimpinnja dan apa-apa djabatannja? c. Tjoba terangkan kekuatan perorangan dan persendjata • annja! d. Dimana-mana tempat-tempat lokasinja jang terachir (markas atau sarang-sarangnia) dan tempat mana lagi iang sebelum itu pernah didjadikan tempat markas nja? (sedapat-dapatnja dikorek kemungkinan pengetahuan tawanan tentang tempat pimpinan T H ~ T g k . D a u d Beureueh cs). 2
2
2
2. Kegiatan gerombolan T I L a. A p a k a h jang sdr ketahui tentang taktik-taktik jang dipakai gerombolan dalam melakukan penjerangan, penjerkapan, dan gerakan umumnja? A p a k a h : •—Taktik jang umum? — T a k t i k jang specifiek? —Taktik jang typisch? b. Berapa djumlah jang normaal dari satuan klompok jancr bergerak dan apa jang mendjadi objek kegiatannja? c. Route dan djalan mana jang sering dilalui gerombolan? d. Tempat-tempat mana jang sering didatangi gerombolan? e. Rentjana-rentjana gerakan apakah jang sedang disiapkan gerombolan untuk hari-hari jang akan datang? 2
2
2
37
f. Bagaimana sikap penduduk satu-satu tempat, djika gerombolan mendatangi tempat tersebut? g. A d a k a h gerombolan mempergunakan code-code? h. Tjara-tjara apakah dipakai gerombolan untuk memelihara perhubungan antara satu sama lain?
3.
Supply dan lain-lain.
a. Tjoba terangkan bagaimana tjaranja gerombolan memperoleh bahan makanan dan alat-alat lainnja? b. Bagaimanakah organisasi penjelenggaraan supply diatas tersebut? c. Pernahkah gerombolan mengalami kesulitan dalam bahan makanan? d. A d a k a h gerombolan menerima gadji, wang saku atau tundjangan-tundjangan dan berapa? e. Tjoba terangkan tentang keadaan markas-markas (asrama) gerombolan!
4.
Moreel dan lain-lain.
a. Bagaimanakah menurut penglihatan sdr keadaan moreel anggota-anggota T i l pada umumnja? b. Faktor-faktor apakah menurut pendapat sdr jang mendjadikan moreel T I I itu tinggi (atau rendah)? c. A d a k a h pernah sdr mendengar suara-suara diantara mereka jang ingin menjerah? d. Apa-apakah usaha-usaha pemimpin-pemimpin T I I untuk memelihara moreel jang baik dikalangan anggota nja? e. Bagaimana tentang disiplin? A p a k a h ini terpelihara baik dan apa-apa sebabnja? f. Bagaimanakah keadaan kesehatan anggota T I I pada umumnja? 2
P E R T A N J A A N ael B.
1.
Usaha memasukkan sendjata.
a. A d a k a h sdr mengetahui atau pernahkah sdr mendengar tentang usaha-usaha gerombolan untuk memasukkan sendjata dan bagaimana hasilnja? — Bila? .—Dari mana? — Oleh siapa?
38
b. Usaha-usaha lain apakah lagi jang telah atau hendak didjalankan untuk memperoleh sendjata-sendjata? c. Diluar alat sendjata, pernahkah gerombolan menerima bantuan-bantuan lain, seperti wang, dan keperluan-keperluan sehari-hari, seperti pakaian dan lain-lain? — Bila? •— D a r i mana? — Oleh siapa? 2 Infiltrasi/Propaganda dan lain-lain a. A d a k a h sdr mengetahui tentang usaha gerombolan melakukan infiltrasi terhadap pasukan T N I ? Tjobalah terangkan tjara-tjaranja! b. Bagaimana pula tentang saranan-saranan T I I — bagaimana sifat-sifat dan tjara-tjaranja? c. Dalam usaha-usaha tersebut apakah ada diterima tuntunan dari pusat pimpinan N I I Kartosuwirjo? d. A d a k a h sdr mengetahui terpeliharanja perhubungan jang teratur atau incidentieel antara pimpinan N I I Atjeh dengan pimpinan pusat N I I Kartosuwirjo? 2
P E R T A N J A A N ad C.
1. Riwajat hidup dan lain-lain. a. Tjoba terangkan riwajat hidup sdr. b. Tjoba terangkan peranan sdr dalam pemberontakan T I I hingga pada sa'at sdr ditawan. c. Tjoba terangkan tentang keadaan/penghidupan seharihari dari pimpinan T I I jang sdr ketahui. 2. Pendapat pribadi, pendirian dan lain-lain. a. A p a k a h sebab-sebabnja maka sdr turut dalam pemberontakan? b. A p a k a h sdr sekarang ini merasa menjesal, ataukah sdr tetap merasa diri difihak jang benar? c. Bagaimanakah menurut pendapat sdr kesanggupan T I I dihari-hari jang akan datang untuk meneruskan perlawanan? d. Bagaimanakah menurut pendapat sdr tjara-tjara jang perlu dilakukan untuk menjelesaikan pemberontak? e. Bagaimana sikap penduduk terhadap usaha-usaha pengembalian keamanan oleh Pemerintah? 2
39
f.
Bagaimanakah pendapat sdr tentang penjelenggaraan pemilihan umum di Atjeh chususnja? g. Bagaimanakah pendapat sdr tentang tuntutan otonomi Atjeh? 3. Perlakuan tawanan. Pada hakekatnja harus dipegang teguh prinsip mcmperlakukan setiap tawanan dengan sebaik-baiknja. Perlu'tidaknja dilakukan kekerasan seperti pemukulan dsb., harus d i pertimbangkan dengan teliti dalam tiap kategori tersebut. Beberapa pedoman perlakuan/ketentuan terhadap tiap-tiap kategori objek diatas, dikemukakan sebagai berikut: 2
KATEGORI A.
D a r i pengalaman j.1. njata. bahwa memang banjak diantara mereka ini jang harus terlebih dahulu „ d i g e d o r " . barulah ia bersedia ,,buka mulut". Dalam pada itu ada didjumpai suatu „typisch karakter pada gerombolan, jaitu — ada diantaranja jang sekali tertawan oleh kita — lantas lekas-lekas balik gagang dengan menjatakan, bahwa ia ikut karena tertipu, paksaan dan sebagainja dan telah insjaf kembali. D j i k a diantara mereka tersebut dianggap ada seseorang jang benar-benar dapat dipakai oleh kita, mereka harus mendapat perlakuan jang istimewa, sehingga benar-benar dapat di-uitbuiten tenagania. Satu dan lain dalam hal tersebut harus dilaporkan 'kepada SI Resimen untuk mendapat petundjuk/ketentuan lebih landjut. T a w a n a n penting harus segera mungkin diteruskan ke SI Resimen dan tawanan lainnja kepada C P M / P o l i s i setempat. 2
2
2
K A T E G O R I B.
T i t i k berat pemeriksaan terhadap orang-orang tersebut pada taraf pertama ialah untuk menghasilkan pengakuan jang bersangkutan mengenai dirinja sebagai pembantu T I I , kaki tangan dan sebagainja, barulah diinterogeer untuk memperoleh bahan-bahan kebutuhan operasi dan seeurity. Dalam hal jang bersangkutan tetap menjangkalnja (umumnja kesulitan demikian jang senantiasa dihadapi) harus diambil tindakan setelah ditentukan qualifisatie tawanan sebagai berikut: 40
— tawanan jang tetap keras ditjurigai: dikirim segera ke SI Resimen. — tawanan-tawanan lainnja: segera dibebaskan setelah d i adakan hubungan dengan C P M / P o l i s i setempat dan pada mereka tidak ada bahan-bahan alasan untuk menahan jang bersangkutan lebih lama. Perlu sekali diperhatikan, supaja kita djangan menambah musuh, disebabkan perlakuan jang kasar/semberono terhadap seseorang jang ditangkap karena ditjurigai, padahal mungkin ianja selama ini sesungguhnja anti kepada kaum pemberontak. Terhadap orang sedemikian harus ditjari excuus jang tepat mengapa ia sampai turut tertangkap. K A T E G O R I C.
Perlu ditegaskan, bahwa kita tidak melakukan pemeriksaan terhadap golongan C tersebut, tetapi melulu „memintd keterangan", dan karena itu harus dilakukan dengan sangat bidjaksana/correct. Sikap seperti diatas adalah penting djusteru kita achirachir ini menghadapi penduduk, jang pada umumnja — baik jang positif anti T I I , apalagi jang pro T I I — tidak dapat lagi diharapkan bisa mendjadi sumber informasi. Karena itu disamping usaha lainnja untuk „menatik hati penduduk" umumnja, dalam sektor interogasi dapat dilakukan „tjara omweg" untuk memperoleh keterangan jang d i perlukan untuk operasi dan seeurity, jang dengan setjara langsung dichawatirkan tidak mungkin lagi memberi hasil. Kepada seseorang penduduk mula-mula tjukup ditanja hal-hal biasa mengenai keadaan-keadaan sekelilingnja jang mendjadi perhatiannja sehari-hari, seperti: keadaan keluarganja, berapa anaknja, sudahkah ada bersekolah, dimana, apa pentjahariannja, apa-apa kesulitannja? Kemudian beralih: apa kesulitannja bertambah, ump. karena T I I mengutip sumbangan-sumbangan, waktu kapan dilakukan pengutipan tersebut, oleh siapa, kemana dibawa, apakah penduduk memberinja setjara rela, etc. etc. Seperti jang diterangkan, oleh penanja harus senantiasa dipelihara sikap jang sopan dan correct, walaupun umpamanja dari fihak penduduk tidak berapa menundjukkan kesediaan untuk meladeninja. 41 2
Dalam pada itu seseorang jang njata-njata memperlihatkan sikap jang sombong/mengantjam/menghina dapat diperlakukan dengan keras dan terhadapnja diadakan perlakuan seperti terhadap tawanan perang/subversif. 4.
Screening tawanan. M a k s u d screening ialah supaja dari sedjumlah besar tawanan-tawanan dapat segera dipisahkan/dibebaskan orangorang jang dianggap tidak bersalah dari orang-orang jang telah njata/atau keras ditjurigai anggota musuh, sehingga tenaga interogasi jang ada dapat melulu dikerahkan untuk memeriksai golongan terachir tersebut setjara intensif. Djumlah tawanan jang besar tersebut a.1. dapat dihasilkan oleh sesuatu aksi razzia serentak atau suatu „mopping-up operation" disuatu daerah/tempat, sehingga mungkin turut ditangkap orang-orang jang ditjurigai begitu sadja atau jang sama sekali tidak bersalah. Terhadap tawanan-tawanan perang T I I (kategori A ) , karena telah djelas anggota terras T I I , tentu tidak usah d i adakan screening. Jang mendjadi objek utama ialah kategori B , dalam mana penduduk-penduduk biasa (kategori C ) jang turut tertangkap, buat sementara telah dianggap masuk kategori B tersebut. Kesulitan jang biasanja dihadapi dalam melakukan screening ialah sedikitnja bahan-bahan keterangan jang ada tentang seseorang jang ditangkap, sehingga menimbulkan kesulitan dalam pemeriksaan dan seterusnja dalam menentukan qualifikasi tahanan tersebut. Lebih-lebih lagi harus d i ingat, bahwa penahanan seseorang setjara lama — apalagi ia tidak bersalah — dari segala sudut sangat merugikan kita. Tjara jang sangat simple, tetapi psychologis diharapkan akan berhasil, ialah dengan melakukan „pertanjaarr op de man af" terhadap seseorang tawanan, seperti: — A p a k a h ia tetap setia kepada Negara dan Pemerintah 2
2
RI?
•— A p a buktinja? Umpamanja apakah ia mempunjai bendera Sang Saka dirumahnja? (Noot: perlu perhatian karena adanja laporan tentang tipu muslihat kakitangan T I I dengan menjimpan bendera M e r a h Putih dirumahnja). 42
— Kalau begitu apakah ia bersedia membantu alat-alat P J untuk membasmi pengatjau? —- A d a k a h seorang keluarga atau pamilinja jang dekat masuk gerombolan TII? — Pernahkah ia menderita kerugian akibat sesuatu gerakan T N I , ump. harta bendanja dirampas, dan lain-lain? — Sebaliknja akibat sesuatu gerakan TII? — Beranikah ia bersumpah atas agamanja bahwa ia benarbenar bentji kepada TII? .— dan lain-lain. D a r i hasil pertanjaan-pertanjaan sedemikian, diharapkan interrogator dapat mengambil suatu konklusi, kira-kira memberi qualifikasi jang tepat terhadap orang jang diperiksainja. M e r e k a jang „dirasa safe" bukan pembantu/kakitangan/ pengikut T I I , segera dibebaskan, sedangkan jang lainnja d i masukkan untuk perlakuan selandjutnja dalam kategori B menurut diatas. 5. M a s a a l a h pemakaian kekerasan dalam interogasi. Dalam sub „ P e r l a k u a n tawanan" telah ada disinggung mengenai penggunaan kekerasan untuk memeras pengakuan dan keterangan-keterangan lain dari orang jang diperiksa. A d a p u n tjara-tjara penggunaan kekerasan itu bermatjammatjam, a.1. ada djuga dengan memakai stroom listerik. Memang dapat dimengerti tjara sedemikina karena itulah tjara jang termudah dan tertjepat, apalagi mengingat keperluan operationeel jang mendesak pada suatu saat, dan djuga karena kurangnja dipasukan „schooled interrogators" jang sejogianja dapat „ h a n t e r e n " tawanan-tawanan tersebut tanpa alat-alat kekerasan. Dalam pada itu hukum jang berlaku dinegara kita tidak membenarkan tjara jang sedemikian, dan djuga dalam U n dang-undang Dasar Sementara kita, sebagai salah satu dari hak-hak azasi manusia (human rights), didjamin perlakuan jang sewadjarnja terhadap tiap-tiap orang, inclusif tawanan/ tahanan. Jang lebih penting ialah, bahwa dengan tjara tersebut kita akan selalu kemudian terbentur kepada kesulitan dalam penjelesaian juridis dari tawanan jang bersangkutan. 2
43
A d a p u n menurut undang setiap pengakuan atau keterangan jang diperoleh dengan tjara demikian tidak mempunjai harga sebagai alat bukti bagi hakim (fatsal 422 K U H P ) . H a l diatas perlu dikemukakan karena pengalaman pahit, a.1. mengenai tawanan/tersangka Ibrahim Paqi, jang setelah di RI-1 ..mengakui" segala-galanja tentang hubungannja dengan T I I , kemudian di M e d a n mungkir dan mengalaskan pengakuarrnja di Kutaradja karena diperlakukan dengan kekerasan (dilistrik). Ia kemudian terpaksa dibebaskan. Djadi masaalah diatas pada hakekatnja berkisar tentang dua kenjataan-kenjataan paradoxaal, jaitu: 2
— Disntu fihak kadang tidak dapat dihindarkan penggunaan kekerasan dalam interogasi untuk memeras keterangan jang sangat mendesak diperlukan untuk operasi. — Dilain fihak tjara tersebut bertentangan dengan hukum jang berlaku. 2
2
Bagaimanakah oplossingnja? Memirut hernat kita, kita sebagai alat dari suatu negara hukum harus senantiasa bertindak dalam batas-batas jang dipcrkenankan hukum. Pengetjualian (uitzondering) untuk menjimpang dari prinsip diatas hanja dalam uiterste noodzaak selama suatu gerakan operasi. Umpamanja ketika pasukan melakukan suatu gerakan penggerebekan: — Seorang anggota atau kakitangan T I I tertangkap, jang dijakini mengetahui tempat persembunjian gerombolan jang hendak digerebek. — Tawanan tersebut tidak mau mengaku, sedangkan d i chawatiri bahwa — djika ia untuk interogasi intensif masih harus dikirim ke Staf Bn/Res. .— musuh akan sempat meloloskan diri. — Dalam keadaan seperti itu dapat dilakukan kekerasan tersebut. Dalam pada itu perlu dikemukakan tafsiran tentang pengertian dari „ k e k e r a s a n " , jaitu harus dibedakan dari pengertian „kekedjaman". Ingatlah pedoman jang pernah d i utjapkan Panglima T T - I , a.1.: „kalau sangat perlu pakailah kekerasan, tetapi djangan kekedjaman". 44
BAB
V
P E N U N T U N P E B A N G U R A T S J A R A F (PSYWAR) 1.
PENDAHULUAN.
Penting dikemukakan terlebih dahulu, bahwa didalam pelaksanaan psywar, terdapat tjara-tjara jang terlebih dahulu memerlukan ketentuan-ketentuan jang prinsipil dengan konsekwensi-konsekwensinja. Umpamanja antara lain diperlukan ketentuan tentang kemungkinan penjebaran ,,Surrendcr Leaflets" atau „seruan untuk menjerah", karena didalamnja harus berisi djandji/djaminan perlakuan terhadap tiap-tiap anggota pemberontak jang menjerah, umpamanja: a. Mereka akan diberi ampunan/amnestie. b. Hukuman akan dipertimbangkan seringan-ringannja. c. Mereka akan diperlakukan dengan perikcmanusiaan dll. Kita mengetahui karakter dan sifat-sifat dari kaum pemberontak T I I D a u d Beureueh, jang penuh fanatisme, trots, pendendam dan sebagainja, sehingga harus dengan teliti d i pertimbangkan ketentuan/djaudji perlakuan jang akan dimua'c dalam seruan, sehingga rnentjapai psychologisch-effect jang maksimal. Sesuatu psywar harus dilantjarkan dengan dasar jang luas, tidak tjukup hanja ditudjukan terhadap pemberontak. Seorang peradjurit jang bersikap/berlaku bidjaksana dan taktis terhadap penduduk, sehingga dapat mercbut kepertjajaan rakjat, setjara tidak langsung telah turut melaksanakan psywar. Dengan demikian djelas, bahwa pelaksanaannja ada jang direct dan ada jang setjara indirect, dan karenanja meliputi berbagai objek/sektor. 2.
Objek2 P s y w a r . Seperti jang telah diterangkan, penjelenggaraan psywar tidak mungkin berhasil djika hanja dilakukan sambiPan, tetapi harus sistematis digerakkan berdasar suatu planning jang luas. Dalam menghadapi T I I D a u d Beureueh ia harus ditudjukan terhadap objek-objek berikut: 45
a. b. c. d. e.
Pimpinan /anggota TII Daud Beureueh. Penduduk Daerah Atjeh. Anggota-anggota T N I Suku Atjeh. Pasukan-pasukan T N I jang beroperasi. Pers/Radio. 2
2
3.
Pokok bahan keterangan tentang tiap2 objek. Ad A. a. Menurut pengakuan dan pendapat persoonlijk dari tawanan-tawanan Tgk Suleiman Daud dan Ajah Gani, keadaan moreel dan semangat perdjuangan pemberontak, adalah sebagai berikut: — Mereka tetap jakin akan tertjapainja tjita-tjita NII/TII. — Penangkapan terhadap pemimpin-pemimpin mereka, tidak akan banjak mempengaruhi perdjuangannja. Ini akan diteruskan sampai daja terachir. —• Bahwa gerakan TII suatu waktu bisa mundur, menurut kejakinannja, melulu karena hukum pasang-surut. Ia kelak akan naik lagi. — Pemberian djandji amnestie kepada pemberontak djika menjerah menurut kejakinannja. maksimaal hanja akan dipergunakan oleh sebahagian ketjil dari golongan bawah sadja. .— Setjara prinsipil soal keamanan daerah Atjeh, tidak dapat dipisahkan penjelesaiannja dengan „masaalah NII Kartosuwirjo." b. Menurut kenjataannja dilapangan, selain penjerahan massaal dekat sesudah pemberontakan dimulai, sangat djarang terdengar penjerahan-penjerahan anggota TII. 2
2
Ad B. a. Menurut pengalaman pasukan-pasukan, njata-njata sebahagian besar penduduk kampung-kampung di Atjeh Besar, Atjeh Pidie dan Atjeh Utara memberi bantuan kepada pemberontak, terutama bantuan makanan. Tegasnja — lepas dari soal dipaksa atau tidak — akibat bantuan-bantuan dimaksud, pihak pemberontak tidak: lagi mengalami kesulitan perbekalan didaerah tersebut. 2
46
b.
Sebaliknja sangat djarang penduduk tersebut jang bersedia membantu pasukan-pasukan kita, umpamanja untuk memberi keterangan-keterangan tentang musuh.
Ad C. D a r i beberapa kedjadian jang dialami, jaitu larinja beberapa anggota pasukan jang bersuku Atjeh dengan membawa sendjatanja, njata mereka ini tetap dianggap sebagai sasaran jang terkwetsbaar untuk usaha infiltrasi T I I . Ad D. Pada umumnja, moreel dan disiplin pasukan kita ada baik. Tetapi menurut laporan — walaupun telah sangat kurang — masih ada terdengar tindakan-tindakan jang kurang bidjaksana terhadap penduduk jang sejogianja tidak perlu dilakukan. Hal-hal sematjam ini, sudah tentu mendjadi bahan propaganda jang baik bagi gerombolan. Ad E. Sering-sering ada surat kabar, jang isinja dan tjara pemberitaannja tentang sesuatu jang berhubungan dengan operasi di Atjeh, adalah tendensius dan demikian rupa, sehingga dichawatirkan setjara moreel dan tidak langsung dapat menguntungkan fihak gerombolan dan sympatisan nja. Sebagai tjontoh dikemukakan tjara pemberitaan dalam headlines dengan huruf-huruf besar: „Pemberontakan menggempur kota Bireun dari segala djurusan"', pada hal gerombolan hanja menjerang sebuah pos Polisi untuk kemudian melarikan diri. 2
4.
Tudjuan dan rentjana penjelenggaraan psywar.
OBJEK A. TUDJUAN.
a.
Menggontjangkan kejakinan akan ,,kesutjian" perdjuangan T I I dikalangan anggota-anggotanja. b. Menimbulkan rasa tjuriga, menghilangkan rasa kepertjajaan dari anak buah terhadap pimpinannja. c. Tudjuan achir: supaja anggota-anggota T I I menjerah/ menghentikan perlawanan. 47
PELAKSANAAN.
a.
Untuk maksud diatas pertama-tama harus diusahakan, supaja dapat diadakan hubungan langsung dengan anggota-anggota T I I . Dalam hal ini satu-satunja djalan jang baik ialah dengan tjara menjebarkan suraf- selebaran (leaflets dan pamphlets). b. Djenis dan isi selebaran-selebaran tersebut, ialah berupa: aa. Penerangan biasa (Information Leaflet). bb. Propaganda moreel (Morale Leaflet). cc. Seruan menjerah (Surrender Leaflet).
ad aa: P E N E R A N G A N .
— Kita mengetahui, bahwa berhasilnja T g k D a u d Beureuh cs. mempengaruhi pengikut-pcngikutnja, pada permulaan adalah dengan melantjarkan suatu gerakan saranan dan agitasi diseluruh daerah Atjeh, dengan mempergunakan fanatisme dan kebodohan penduduk. — Untuk melenjapkan kekeliruan tersebut dari pengikutT g k D a u d Beureueh cs., maka pada taraf pertama djalan jang baik dan dapat dilksanakan ialah dengan memberi penerangan tentang keadaan jang sesungguhnja kepada mereka. — Tentang bahan-bahan jang akan dikemukakan, chusus disusun oleh suatu „leaflet-team" dimana al. harus d i terangkan setjara populair bahwa tjorak Negara jad. semata-mata ditentukan oleh Rakjat sendiri dengan djalan Pemilihan U m u m dan tidak harus dipaksakan atas kcmauan sesuatu golongan sadja. ad bb : P R O P A G A N D A M O R E E L .
— Tudjuannja ialah untuk merusak moreel anggota T I I , umpamanja dengan menundjukkan hopeloesnja mereka, keluarganja dan sebagainja. — A n t a r a lain dapat dipergunakan anggota T I I jang terdahulu menjerah, dan menjuruh mereka ini menandatangani seruan2 jang ditudjukan kepada bekas2 kawankawannja,, dengan berisi: keinsjafan mereka, perlakuan jang baik terhadap mereka, dsb. 48
ld cc. : S E R U A N M E N J E R A H .
— Hingga sekarang belum pernah dikeluarkan suatu pernjataan jang merupakan djandji atau pengharapan bagi anggota pemberontak jang menjerah, umpamanja „ampunan" dsb-nja. — Karena itu, tentang keterangan mau/tidaknja sesuatu golongan pemberontak untuk menjerah, sesungguhnja belum pernah ditest kenjataannja. — Untuk maksud ini bila telah mendjadi ketentuan, sangat praktis ditiru tjara leaflets Sekutu dalam Perang Dunia ke-II jang lalu dan umpamanja dapat disusun maksudnja sebagai berikut: „Saja menjerah". Perhatian alat-alat Negara R.I.: Surat sebaran ini mendjamin perlakuan jang sebaik-baiknja terhadap setiap anggota T I I jang hendak menjerah. Bawalah dia segera kepada Komandan setempat". — Diduga bahwa tjara ini lebih baik lagi daripada moraleleaflets diatas, a.1.: — setiap anggota T I I jang mengantongi/menjembunjikan satu surrender-leaflets tersebut, sesungguhnja didalam hatinja sudah ada niat untuk menjerah. — dapat menimbulkan tjuriga-mentjurigai dikalangan anggota T I L Tentang bentuk-bentuk dan isi selebaran-selebaran tersebut, eaflet-teamlah jang merentjanakan/menjusunnja. OBJEK B. TUDJUAN.
a. Menimbulkan kepertjajaan penduduk terhadap kesungguhan Pemerintah dan Alat-alat Negara untuk memulihkan keamanan dan membangun kembali daerah Atjeh. b. Tudjuan achir: supaja penduduk actief membantu usaha diatas, setidak-tidaknja bersikap passief terhadap setiap usaha gerombolan untuk memperalat/mempengaruhi penduduk. 49
PELAK SANAAN. a. Serupa dengan tjara terhadap objek A , dasar terpenting ialah mclenjapkan kebodohan/kekeliruan rakjat dengan memberi penerangan tentang onderwerp seperti jang telah dikemukakan. b. Bedanja ialah bahwa disini harus ditit'k-beratkan pada penerangan dengan mengumpulkan Rakjat ditiap-tiap kampung. c. Untuk itu dapat dibentuk „team penerangan" diniveau Sektor, terdiri dari P D M , Imam Tentara, Penerangan S'pil, Ulama-ulama pro R . I . setempat dan lain-lain Scdapat mungkin, ditjari djuru penerangan jang actief dapat berbahasa daerah Atjeh. d. Tjontoh-tjontoh dari kemungkinan isi penerangan a.1: — Bahwa sebahagian terbesar Ummat Islam sendiri di Indonesia, mentjela dan mengutuki perbuatan pemberontak dalam usaha mend'r>'kan N.I.I. karena bertentangan dengan hukum, bahwa dengan adjaran Islam scnd ri karena merupakan pengclv'anatan terhadap sumpah-set'a kepada Republik Indonesia. —- Bahwa seharusnja pcmbentukan Negara Islam diperdjuangkan dengan ..hukum-hukum jang sjah" jaitu dengan Pemilihan U m u m . dan bukan dengan mengadakan pemberontakan jang hanja menimbulkan kesengsaraan dan kemelaratan rakjat. — Bahwa karena itu, Pemerintah dan alat-alatnja terpuksa bert'ndak dan akm tcrus bertindak untuk m?mbanteras kaum pengatjau sampai keamanan pulih kembali seperti sediakala. — Bahwa untuk itu diperlukan bantuan Rakjat, supaja mereka sendiri segera mungkin terlepas dari antjaman-antjaman dan terror qerombolan. — Bahwa harus diakui/dijakini dan dipertjajai, bahwa Pemerintah dengan sunqguh-sungguh memperhatikan kepentmgan Rakjat Atjeh dan diseluruh Indonesia umumnja, hanja sadja segala sesuatu tidak mungkin dapat disclenggarakan dengan sekali gus dan memuaskan. tetapi setjara berangsur-angsur sesuai dengan taraf kemampuan Negara. 2
;
50
e.
Perlu diperhatikan, supaja rapat-rapat disesuaikan dengan keadaan daerah, untuk mana perlu tiap-tiap rapat tetap didahului ,,doa" oleh sesuatu ulama jang terkenal. Djuga agar tempat dari ulama-ulama dan pemimpinpemimpin Rakjat setempat, tetap diistimewakan dalam rapat-rapat menundjukkan penghargaan kita dan l a i n . 2
OBJEK C. TUDJÜAN.
a.
Menjedarkan anggota-anggota jang mungkin telah terpengaruh oleh propaganda/infiltrasi T I I dan memelihara keinsjafan anggota jang belum terpengaruh. b. Tudjuan achir: supaja anggota-anggota suku Atjeh tetap setia kepada sumpah T N I , sedikit nja supaja mereka sedar bahwa perdjuangan T I I / N I I adalah perdjuangan jang hopeloos. 2
PELAKSANAAN . -
a.
Seperti jang sudah diterangkan, mereka ini senantiasa kwetsbaar untuk sesuatu usaha infiltrasi T I I , karena itu perlu: dipclihara keinsjafan/kesedaran dikalangan anggota-anggota tentang sesuatunja jang diduga/dichawatirkan/ditjurigai sebagai usaha-usaha infiltrasi T I L Tentang hal tersebut sudah pernah terdahulu dikemukakan merupakan salah satu tjara pengamanan moreel pasukan dalam bab ,,Penuntun Internal Seeurity". b. Komandan pasukan sendirilah jang didalam tingkat pertama sebagai „ d j u r u - p e n e r a n g a n " , a.1: — Memberi penerangan setjara terus terang tentang segala kemungkinan usaha infiltrasi T I I dan tjara nja. — Menggambarkan tugas sutji pasukan untuk memulihkan keamanan serta berbakti terhadap rakjat Indonesia incl. rakjat Atjeh. — Benar-benar menundjukkan perlakuan adil dan tidak berat sebelah antara anggota suku jang berlainan. .—• Mengusahakan terpeliharanja pergaulan biasa jang baik didalam lingkungan pasukan, dan sama sekali tidak menundjukkan sikap tjurigalwas terhadap golongan manapun, chusus suku Atjeh. 2
2
2
51
OBJEK D. TUDJUAN.
a. Supaja anggota-anggota jang ber-opcrasi tetap correct didalam tindakan-tindakannja. b. Tudjuan achir: agar rakjat Atjeh menaruh sajang dan sympathie terhadap T N I . PELAKSANAAN.
a. b.
U n t u k ini perlu senantiasa diulangi instruksi tentang pedoman/ketentuan bertindak kepada siperadjurit, seperti: T i d a k berlaku kasar dan sombong diwaktu melakukan penangkapan, penggeledahan, penggerebekan dan l a i n . Menghormati agama, adat istiadat, kebiasaan, tempattempat jang sutji bagi penduduk dan lain-lain, semuanja dengan tidak melalaikan keamanan pasukan. D j i k a ada musuh jang melakukan perlawanan dari rumah-rumah sutji seperti mesdjid. surau dan l a i n , kita boleh menggempur terus asal sadja djangan merusakkan atau menghantjurkan rumah-rumah sutji tersebut. Dimana mungkin membantu penduduk/pengungsi dengan t-'dak meninggalkan sikap-sikap waspada, menghindarkan kalau-kalau ada sesuatu ,,fanatiekeling" jang menjeludup diantaranja. Sebaiknja djika ada penduduk jang membantu gerakangerakan Tentara seperti penundjuk djalan dan lain-lain haruslah kepadanja diberi ,,upah" jang sepantasnja. Barang atau makanan penduduk jang dibeli, haruslah dibajar dengan harga jang semestinja, dan lain-lain. 2
2
c.
2
d.
e. f.
2
OBJEK E . TUDJUAN.
a. Terutama pers supaja menghindarkan dimuatnja beritaberita dan tjara memuatnja, jang mungkin memberi sokongan moreel bagi gerombolan T I I . b. Sebaliknja supaja semua surat kabar aktif membantu untuk turut dalam usaha mematahkan moreel gerombolan. 2
52
PELAKSANAAN.
a. Seperti jang diterangkan terdahulu, tjara pemberitaan jang tendensius jang moreel menguntungkan fihak pemberontak dan mempengaruhi public-opinion, bukan tidak pernah terdapat dilakukan beberapa surat kabar, mungkin dengan tidak disedari. b.
Karena itu perlu selalu diadakan hubungan dengan fihak pers dengan meminta perhatian jang sangat 'atas kcmungkinan-kemungkinan jang merugikan seperti jang tersebut diatas.
c. Mengenai pedoman tindakan terhadap sesuatu surat kabar, madjallah dan lain-lain jang njata-njata sifat dan tjara-tjara penjiarannja selalu merugikan kita, belum dapat tegas dinjatakan dalam rentjana ini, karena status S.O.B. dengan mana sejogianja dapat diambil ketentuan jang tegas, tidak ada didaerah T 6 T - I , incl. daerah operasi di Atjeh. d.
Sementara itu haruslah ditjari djalan jang bidjaksana, seperti pada tjara ad. b diatas, untuk toch dapat menghindarkan kemungkinan jang tidak diingini tersebut. 2
53
BAB
VI
P E N U N T U N TERRITORIAAL 1.
PENDAHULUAN.
Dalam bab-bab terdahulu telah beberapa kali disinggung tentang peranan bantuan rakjat jang merupakan faktor jang sangat penting dalam perdjoangan gerilja. Ingat sadja kctika kita melakukan gerilja terhadap tentera koloniaal Belanda, ketika mana bantuan rakjat itu sungguh Tidak ternilai harganja, seperti: 1. bantuan rakjat dalam penjelenggaraan supply. 2. bertugas sebagai koerier/penghubung. 3. ,, ,, informant atau spion. 4. „ ,, penundjuk djalan. 5. ,, ,, propagandis. 6. menjembunjikan anggota-anggota gerilja. 7. dan lain-lain. Perdjuangan gerilja pada hakekatnja adalah perdjuangan territoriaal dan berhasil tidaknja pasukan gerilja ataupun pasukan jang menentang gerilja tersebut banjak tergantung kepada berhasil tidaknja satu fihak untuk menguasai faktor-faktor territoriaal, dalam hal i n i jang terpenting faktor Rakjat. Karena itu — seperti jang telah beberapa kali dikemukakan. — sesungguhnja tugas Merebut Hati Rakjat Atjeh tetap merupakan tugas jang essentieel dan harus dengan sungguhsungguh dilakukan oleh setiap pasukan jang beroperasi. Sebelum akan mengemukakan petundjuk-petundjuk jang perlu berkenaan dengan tugas diatas, maka adalah penting untuk terlebih dahulu menguraikan berbagai keadaan rakjat Atjeh tersebut jang perlu diketahui oleh pasukan. 2.
Gambaran U m u m Masjarakat Atjeh. P E N D U D U K A T J E H menurut perhitungan tahun 1930 berdjumlah 1.300.000 djiwa dan sekarang ditaksir l k . l !djuta djiwa. S U K U A T J E H dapat dibagi atas 4 kawóm atau sukêe ( = suku), jaitu: 2
ó
54
I.
A T J E H A S L I jang berdiam di Atjeh Besar, Pidie, Atjeh U t a r a dan Atjeh Timur, ketjuali Tamiang. Kawöm jang tinggal didaerah-daerah ini bahasa dan adat istiadatnja berbeda dengan daerah-daerah lain di Atjeh. II. G A J O (Atjeh T e n g a h ) . Penduduk didaerah ini mempunjai bahasa tersendiri jang disebut bahasa Gajo. Bentuk mukanja ada persamaan dengan o r a n g Karo. III. A T J E H B A R A T / S E L A T A N . Orang-orang jang tinggal dis'ni terdiri dari orang-orang Atjeh jang mendapat darah turunan M m a n g dan Natal. Penduduk Tapaktuan kabarnja memang berasal dari Pariaman. Bahasa jang dipergunakan di Atjeh Barat dan Atjeh Sclatan itu berdialtk Minangkabau, sehingga merupakan bahasa kombinasi Atjeh/Minangkabau. I V . T A M I A N G . Kawöm Tamiang ini oleh orang Atjeh send'ri disebut Teumicng. Penduduk disini umumnja mas h asli Atjeh tetapi adat istiadatnja mirip resam Melaju (Sum. T i m u r ) . Bahasa jang dipergunakan bahasa Atjeh. Tingkatan Pendldikan umumnja masih sangat ketinggalan, d'bandingkan dengan suku-suku Indonesia lain, seperti suku Tapanuli, Sumatera Barat dll. Terutama kaum wanita sangat sedikit jang tahu menulis/membatja huruf Latin. Dalam pada itu sebagai pengaruh dari A g a m a Islam, tulisan A r a b umumnja dikenal, djuga oleh kaum tua-tua. Sedjak Indonesia mendjadi Negara Merdeka, rakjat Atjeh san-at keras keinginannja untuk madju dilapangan pendidikan, djuga rakjat dikampung-kampung jang tcrpentjil lctaknja. Sajang sedjak dimulainja pcmbcrontakan T I I D . Beureueh, keadaan diatas mendjadi terhenti. Kedudukan Kampung, jang di Atjeh disebut Gampong, adalah penting dalam masjarakat hukum di Atjeh, seperti halnja didaerah-dacrah Indonesia lainnja (desa di Djawa, huta di Tapanuli dsb.). Pemerintahan gampöng berada ditangan o r a n g berikut: a. Geutjhik (Peutua), jaitu kcpala atau penguasa gampöng. Djabatan ini dulu biasanja diturunkan (diteruskan) kepada anak tjutjunja. Sekarang berdasarkan pilihan rak2
;
2
55
jat. Kewadjibannja mendjaga dan mendjamin ketertiban dan kesedjahteraan daerahnja. Iapun dapat bertindak sebagai pemisah (hakim), djika terdjadi perkara-perkara didalam kampungnja. Tiap-tiap gampöng, Geutjhik atau Peutua-nja didampingi oleh seorang teungku meunasah. b. Teungku. Ia bekerdja disamping Geutjhik jaitu mengurus dalam hal keagamaan (warisan, perkawinan, pertjeraian, kematian dll.). Tiap-tiap orang jang patuh akan agama Islam atau dengan kata lain: alim, disebut djuga teungku. G u n a membedakan kedua sebutan ini, maka teungku jang dalam pekerdjaannja mendampingi G e u tjhik disebut teungku meunasah, jaitu dengan adanja kekuasaan pada meunasah (dorpsbedehuis). c. Uveuèng Tuha. Djabatan ini dari dulu sampai sekarang tak diwariskan dan tiada dengan pilihan. M e r e k a adalah dari golongan tua, jang pandai dan tjakap serta pahatn akan pengetahuan adat kebiasaan. Golongan ini bekerdja sama dengan geutjhik dan teungku meunasah. M U K I M . Diatas g a m p ö n g terdapat pula suatu masjarakat hukum jang disebut mukim. M a k s u d kesatuan ini pada mulanja ialah mengumpulkan 40 orang l a k i dewasa jang melakukan sholat Djum'at. Djadi mukim itu merupakan gabungan g a m p ö n g dengan kesatuan mesdjid djamik. Kepalanja ialah Imeuem (— imam). Ia hanja sebagai pemimpin agama dalam mesdjid, tetapi sekarang mukim sudah mendjadi masjarakat hukum. Oleh karena itu Imeuem merupakan wakil dari kepala masjarakat hukum diatasnja (Asisten W e d a n a ) dan mendjalankan atau meneruskan perintahnja. S A G I . Susunan ini hanja terdapat di Atjeh Besar sadja dan inipun diluar kota Kutaradja. Sagi ini merupakan masjarakat hukum jang tertinggi dan bernama menurut banjaknja mukim. Semuanja hanja terdiri dari 3 sagi jaitu: Sagi 22 (karena 22 mukim), Sagi 25 dan Sagi 26. D u l u sagi itu adalah suatu federatie dari daerah-daerah Uleëbalang dan pimpinannja ditangan Panglima Sagi. Biasanja jang memegang djabatan ini adalah U l e ë b a l a n g jang terkuat dan djabatan ini dapat diwarisi. Sekarang susunan ini sudah d i petjah-petjah dalam bentuk Ketjamatan. 2
56
P E K A N A N D A N K E D ü D U K A N PEMIMPIN.
Rakjat di Atjeh (rakjat asli A t j e h ) , memeluk A g a m a Islam, mempunjai alam fikiran, adat istiadat, kepertjajaan , tabiat, sipat dan pembawaan sendiri, jang boleh ditjap spesipik Atjeh. Mereka mempunjai sedjarahnja sendiri, mengenai r i wajat dan membuat riwajat perdjuangaannja sendiri dalam melawan pendjadjahan asing, Belanda dan Djepang. Perasaan dan pendirian keagamaan mereka amat tebal dan keras, jang sering-sering berpangkal dan berdasar kepada kefanatikan jang spontaan dan irrasionil. Selandjutnja ditengah-tengah masjarakat di Atjeh. sebagaimana djuga dalam masjarakat Indonesia lainnja, chusus dikampung-kampung tampak belum begitu besar pengaruh ,,kota" atau bentuk organisasi dan susunan teknik jang modern — rasionil. M a s i h subur hidup djiwa gotong-rojong, perasaan sehina semalu antara awak sama awak, sama mupakat dan tolong-menolong dalam duka dan suka. Dalam pada itu rakjat kita, djuga di Atjeh, pada umumnja masih buta politiek jaitu buta akan permainan politik, jang diperaktekkan oleh orang-orang kita jang menamakan dirinja politisi-politisi. A l a m fikiran rakjat dikampung-kampung memang sederhana dan bersahadja: fikiran dan pemandangan mereka hanja memperhatikan dan berputar-putar disekitar kehidupan dan penghidupan sehari dikampung. A g a m a , adat-istiadat, tabiat, dan pembawaan masing-masing memainkan peranan jang amat pentingnja. Hanja sekali-kali fikiran mereka mengojak batas-batas perkampungannja dan menindjau keadaan-keadaan jang berkembang diluar dunia kampungnja. Djuga dalam susunan pergaulan masjarakat jang seperti itu, maka orang-orang jang ada pengetahuannja tentang A g a m a dan A d a t , mendjadi pimpinan, pemuka dan pembimbing rakjat dikampung, seperti Imeum, Teungku Meunasah, Geutjhik dan lain-lain. 2
2
57
Merekalah jang mendjadi sumber tunggal, tempat rakjat bertanja dan meminta petundjuk atau nasehat-nasehat jang dianggap berguna dan tcpat dalam berbagai masaalan jang dihadapi, dari perkara jang seremeh-remehnja sampai kepada soal-soal jang berat-berat. K a d a n g pengaruh mereka itu amat besar. Mereka sering-sering dapat menghitam-putihkan keadaan ditempattempat itu, biarpun pada dasarnja sistem mupakat d djundjung tinggi dan dperaktekkan setiap waktu. Pendck kata mereka itu dapat membawa penduduk kampung kemana sadja, jang disukainja. , M a k a tidaklah mengherankan djika kita mengmgat kembali permulaan pemberontakan T I I D a u d Beureueh, ketika mana beribu-ribu rakjat kampung dikerahkan oleh penumpinpemimpin T I I untuk menjerang alat-alat negara, setelah mereka terlebih dahulu dipengaruhi dan dihasut. 2
2
SIFAT-SIFAT D A N L A I N - L A I N .
Sifat typis dari orang Atjeh ialah pendiam, sabar dan patuh pada djandji. tetapi lekas merasa tersinggung dan pendendam, walaupun tidak terus diperlihatkan. Kebiasaan untuk mengisi waktu senggang ialah membatja hikajat-hikajat perang setjara berkumpul 4 a 6 orang dimeunasah atau dirumah-rumah orang tertentu. Hikajat perang itu ditulis dalam huruf A r a b dan merupakan sjair. Pcrmainan atau tontonan-tontonan jang diadakan, biasanja hanja seudati, dabus, rapa-i, bolakaki dan geudeu . Disamping ini terdapat djuga permainan-permaman h r i r l a tetapi chusus untuk daerah itu sadja jaitu didong di Atjch Tengah dan p h ö (scdjenis seudati wanita) di Meulabon. Seudati, didong dan p h ö adalah permainan jang berupa tarian masing-masing terdiri dari seperangkatan pemain. Dalam menari itu dikisahkan atau diriwajatkan sebuah tjenta dalam bentuk pantun atau sja'ir. Dabus adalah permaman menikam diri sendiri dengan rentjong. Keunggulan diperlihatkan dengan tidak lukanja tubuh-tubuh sipelaku. Pemam dabus senantiasa diikuti oleh rapa-i sebagai gendang atau musik pengantar. G e u d e u dapat disamakan dengan jiujitsu Djepang. 2
2
2
2
2
58
Pemainan adu ajam, adu burung dara, djudi dan minum minuman keras sangat dibentji oleh suku Atjeh, walaupun ada djuga diantara suku-suku itu jang melakukan pekerdjaan-pekerdjaan tersebut. 2
3.
Pedoman merebut hati rakjat.
Scbelum menguraikan petundjuk berkenaan dengan hal diatas, sangat perlu terlebih dahulu didjelaskan bagaimana jang sesungguhnja sikap rakjat Atjeh umumnja dewasa ini terhadap alat-alat negara jang bertugas didaerah tersebut. A d a p u n sebagai akibat dari penderitaan jang dialanu rakjat Atjeh sedjak timbul pemberontakan T I I , baik jang diakibatkan oleh tindakan kaum pemberontak, maupun oleh alat-alat negara, maka sikap rakjat dewasa ini djauh daripada menguntungkan untuk kita. Ternjata didaerah jang paling tidak aman (Atjeh Besar, Pidie dan Utara) sebagian besar rakjat bersikap ,,tidak bersedia membantu", ,,tidak perduli", ,,masa bodoh", atau ,,bentji" terhadap usaha kita. Sikap diatas timbul, baik karena rakjat jang bersangkutan memang bentji disebabkan pernah disakiti atau dirugikan oleh fihak kita, maupun karena takut akan tindakan-tindakan represaille dari fihak gerombolan T I I . M a k a supaja pasukan berhasil merebut hati rakjat jang sudah mempunjai sikap seperti diatas, dihendaki dari t i a p anggota pasukan jang beroperasi: kebidjaksanaan, ketinggian budi dan kesabaran, dalam menghadapi rakjat jang bersangkutan. Pedoman jang akan dikemukakan dalam menghadapi rakjat tersebut meliputi sikap dan perlakuan kita terhadap: a. Agama. b. Adatjkebiasaan. c. Wanita. d. Pcrgaulan sehari-hari. 2
2
2
2
2
2
2
2
Ad. A .
AGAMA.
A g a m a Islam telah berurat-berakar dikalbu tiap orang Atjeh. Karena itu djanganlah melakukan perbuatan-perbuatan jang menghina atau dilarang A g a m a Islam. 2
59
Dalam hubungan ini djangan sekali-kali memasuki rumah-rumah ibadat atau tempat sutji lainnja, jang dihormati rakjat, dengan sembarangan sadja dan hormatilah kitab sutji ( U u r a n ) dan buku-buku A g a m a lainnja. Djangan sakiti hati Rakjat, umpamanja dengan bersepatu masuk mesdjid, membawa nadjis, andjing, makanan jang dilarang A g a m a Islam. Pada anggota pasukan jang memeluk A g a m a Islam sedapat-dapatnja bersembahjang dengan rakjat dan terbitkan hkiran-fikiran jang baik berdasarkan A g a m a dihati-sanubari rakjat, supaja mereka dapat membantu usaha mengembalikan keamanan. J
Tundjukkanlah bahwa tahu djuga melakukan kewadjiban- beragama Islam dan suka berbuat amal jang baik 1 ara anggota pasukan jang bukan beragama Islam, tundjukkan kepada rakjat, bahwa orang-orang jang beragama lam d a n Islam bukanlah orang-orang djahat atau kafir seperti sering didengung-dengungkan oleh fihak pemberontak Hormati A g a m a Islam, selaras dengan Pantjasila jang memberikan kemerdekaan beragama. Djauhkanlah diri dari perbuatan mabuk-mabuk minuman keras, berdjudi dsb. jang sangat dibentji o r a n g Atjeh. 2
2
Ad. B.
ADAT/KEBIASAAN.
M e r e k a jang bukan anak asli didaerah Atjeh, wadjiblah memperhatikan alam fikiran, adat istiadat dan tabiat rakjat Djangan malu-malu bertanja, karena malu bertanja sehat didjalan. ;
Djikalau tampak oleh rakjat, kita menghormati dan mau menjelami segalanja itu, tentu rakjat akan berangsur-anqsur bersimpati dan mau membantu. Djangan meletjehkan dan mengolok-olokkan kebiasaan rakjat dan tjotjokkan diri kepadanja tetap
waspada.
sesuatu dengan a
W a k t u kita bertamu, hendaklah menjebutkan Salam Islam „Assalamualaikum dan djanganlah terus masuk kedalam atau kebelakang. 60
D j i k a tuan rumah telah mempersilahkan kita masuk, mintalah izin membuka sepatu, karena kebiasaan di Atjeh adalah demikian. D j i k a kita mendapat tamu orang Atjeh, adjaklah mereka makan ditempat kita, sekalipun itu hanja formaliteit belaka. Undangan umpamanja untuk menghadiri kenduri, sedapat mungkin dipenuhi, selain djika karena pertimbangan keamanan. D j i k a ditolak, haruslah dengan tjara sopan santun. M a n d i harus ditempat terlindung atau pakai basahan. M a n d i telandjang ditempat terbuka benar-benar dibentji rakjat Atjeh. Ad. C.
WANITA.
Soal ini chusus Atjeh mempunjai sifat-sifatnja tersendiri sekalipun persamaan nja dengan wanita didaerah suku lain di Indonesia ini. W a n i t a didalam kehidupan rakjat Atjeh memegang peranan jang penting, diatas pundak wanitalah terletak dasardasar pend'dikan keturunan selandjutnja. D j i k a k''ta bertamu atau hendak berkundjung kerumah seorang Atjeh, hendaknja diurungkan maksud itu, djika ternjata bahwa lclaki tersebut tidak ada dirumah dan hanja terdapat isterinja atau kaum ibu belaka. Hanja dinjatakan kepadanja bahwa kita sesungguhnja hendak berdjumpa dengan suaminja. A d a l a h terlarang menegur wanita-wanita jang didjumpai dikampung atau didjalanan apalagi dengan perkataan jang kurang senonoh, terutama terhadap wanita-wanita jang sudah bersuami. D j i k a ada anggota pasukan jang ingin kawin baiklah ia berhubungan dengan orang tua atau famili gadis/wanita bersangkutan dengan terlebih dahulu menanjakan tjara jang semestinja menurut adat setempat. 2
2
Ad. D.
P E R G A U L A N SEHARI-HARI.
Usahakanlah pergaulan dengan segenap golongan/lapisan masjarakat setempat, terutama dengan kepala kampung dan pemimpin agama. 61
Bers'kaplah sopan serta ramah dan djanganlah sombong atau tjongkak. D j i k a ada kemalangan usahakanlah menghadirinja dan kalau dapat bawalah/berilah sedekah ala kadarnja sebagai turut berdukatjita. Merendah diri bukanlah berarti k>'ta memang rendah martabat, tetapi timbul dari achlak jang tinggi. Senantiasalah menjesuaikan diri dengan adat-istiadat dan kebiasaan setempat dan tundjukkanlah dengan perlakuan dan sikap-sikap kita dalam pergaulan sehari-hari, bahwa kita melakukan tugas benar-benar untuk keamanan dan kesedjahteraan rakjat Atjeh. 4.
Pedoman penggunaan penundjuk djalan. K t a harus bersikap soepel dan bidjaksana terhadap penundjuk djalan. Innatlah, bahwa mereka dengan membantu kita. telah meriskeer djiwanja dan keluarganja. Sebaliknja kita harus waspada terhadap kemungkinan pengchianatan atau dubbele rol, umpamanja: a. mereka adalah kaki tangan gerombolan T I I . b. mereka akan mentjoba memasukkan patroli dalam perangkap T I I . c. mereka akan menjesatkan patroli, sehingga tidak berhasil menemui musuh. d. mereka semata-mata hendak membalas dendam terhadap sesegolongan atau seseorang penduduk. O l e h karena itu haruslah terlebih dahulu diselidiki apa beweegredenen mereka untuk membantu kita. Dalam hubungan keselamatan penundjuk djalan, haruslah dirahasiakan nama-nama mereka, dan eventueel diberi pada mereka pakaian seragam Tentera selama suatu gerakan. Hargailah djasa mereka dengan semestinja (upah, hadiah dan sebagainja). :
Ingat: pzmeliharaan jang bidjaksana dari seorang penundjuk djalan jang dapat dipertjajai dan benar-benar mengetahui keadaan daerahjterrein, akan banjak membantu pasukan dalam operasi! 62
5.
U s a h a - Pembangun. Selain hal-hal jang telah dikemukakan terdahulu, perlu djuga mendapat pcrhatian kita mengenai usaha-usaha dilapangan pembangunan, perbaikan-perbaikan perekonomian rakjat, usaha-usaha sociaal, dsb. Memang pada hakekatnja masaalah-masaalah ini tidaklah langsung mendjadi tugas Tentera atau alat-alat negara bersendjata lainnja, karena penjelenggaraan dan tanggung djawab atas usaha-usaha tersebut adalah ditangan djawatan-djawatan pemerintah jang bersangkutan. Tetapi sengadja dimasukkan djuga dalam penuntun ini untuk menambah pandangan dan pengetahuan bagi pasukan. Mengetahui ini penting sekali, karena gerakan-gerakan pasukan baru dapat berdjalan lantjar, djika ia dilakukan paralel dengan usaha-usaha pembangunan jang konkreet dan benar-benar dirasakan rakjat. Bagaimana rakjat akan dapat membantu alat-alat negaranja dengan baik, kalau rakjat perutnja lapar, perekonomian mereka murat marit, kesehatan mereka dan keluarganja tidak terpclihara. Perlu didjelaskan bahwa dengan timbulnja pemberontakan jang telah berlangsung lebih 2% tahun itu dan masih berlarut-larut sampai sekarang ini, sesungguhnja menimbulkan kesengsaraan jang sangat menjedihkan bagi rakjat Atjeh chususnja. Untuk mentjapai kemakmuran di Atjeh sekarang ini antara lain perlu sekali diperbaiki djalan-djalan, baik djalan raja. djalan kereta-api, maupun djalan-djalan kampung, i r i gatie-irigatie, perternakan dan perikanan. Dalam pada itu tidak adanja keberanian moril dan rasa tanggung djawab jang tebal, adalah sebab jang utama tidak berdjalannja roda pemerintahan didacrah-daerah jang sudah diamankan dan stagnatie pclaksanaan dalam berbagai matjam objek lapangan pembangunan seperti jang disebut diatas. Untuk mentjapai keadaan jang demikian, sangat perlu pula adanja stimulans atau dorongan jang constructief/membangun jang tidak djemu-djemunja dari fihak Tentera, sebab pada hakekatnja fihak Tentera mempunjai lebih keberanian dan kekuasaan moreel dibanding dengan fihak Pamong-Pra63
dja/Pegawai Negeri dan Pamong Desa untuk mendjalankan kewadjibannja tersebut. Dibawah ini selandjutnja akan dikemukakan petundjukjang langsung ataupun tidak langsung merupakan suatu aandeel dalam soal-soal pembangunan jang dimaksudkan diatas: a. Untuk mendjalankan usaha pembangunan dilapangan pendidikan, pertanian dan usaha-usaha sosial lainnja perlu dihidupkan kembali dan dipupuk djiwa gotong~ rojong dikalangan rakjat setjara berangsur-angsur. Umpamanja rakjat setjara berangsur-angsur dapat d i gerakkan untuk gotong-rojong membantu memperbaiki djalan-djalan djembatan-djembatan, pengairan sawah/irigasi, rumah-rumah sekolah didesa-desa dan lain-lain. Perlu diperhatikan bahwa untuk mentjapai tudjuan ini perlu terlebih dahulu diadakan penerangan-penerangan kepada rakjat untuk menginsjafkan mereka betapa pentingnja maksud pembangunan tersebut untuk kepentingan rakjat sendiri. b.
Pada .taraf berikutnja ialah pembangunan rumah-rumah balai pengobatan rakjat dan sekolah ( S P v S M P ) negeri. Selandjutnja pembangunan rumah-rumah pegawai negeri, guru-guru sekolah dan kantor-kantor pemerintahan. Kemudian menambah, memperbaiki dan memelihara bangunan-bangunan lainnja. c. Dilapangan pertanian selain memperbaiki dan mengadakan irrigatie, supaja dimasukkan djuga alat pertanian sederhana dengan harga murah, mendatangkan dan mendistribueer bibit-bibit, pupuk-pupuk dan ratjun anti binatang-binatang pengganggu tanaman rakjat. d. Dilapangan perdagangan perlu pengawasan jang lebih intensief terhadap barter systeem dan alokasi jang d i berikan untuk Atjeh. Djawatan-djawatan jang bersangkutan harus lebih teliti dan diudhu meng-controle urusan export dan import pada pelabuhan daerah Atjeh. Tudjuan pokok: bahan-bahan export benar-benar hasil bumi daerah Atjeh dan baranq-baranq import benar-benar hanja diperlukan rakjat dan pembangunan umumnja dan memang dilemparkan kepasaran didaerah Atjeh. 2
2
2
2
64
e.
Dilapangan perindustrian perlu segera dirampungkan rentjana pemerintah untuk membangunkan pabrik kertas dan terpentijn di Takengon. Begitu djuga pabrik papan di Atjeh Timur. Dengan adanja perusahaan-perusahaan ini, terbukalah lowongan bekerdja bagi rakjat pada umumnja, terutama bagi mereka jang karena akibat pemberontakan (pengungsi-penungsi dan lain-lain) telah kehilangan mata pentjaharian. Dalam semua usaha-usaha diatas, dimana mungkin dan dalam batas- kesanggupan kita, haruslah diberi bantuan pikiran dan tenaga dengan ichlas, sesuai dengan tugas kita memulihkan kembali keamanan didaerah Atjeh.
55
BAB
VII
P E N U N T U N LOGISTIEK 1.
PENDAHULUAN.
M a k s u d dari uraian-uraian dibawah ini ialah agar setiap anggota jang bertugas didaerah Atjeh memperoleh suatu gambaran tentang organisasi, tjara dan garis perawatan jang sampai pada waktu ini didjalankan didaerah Atjeh. Kemudian ditjoba pula mendjelaskan bagaimana kebidjaksanaan umum jang telah ditetapkan untuk memelihara (onderhoud) serta memperbaiki segala alat perlengkapan perorangan dan kesatuan untuk dipedomani scbaik-baiknja. Perlu didjelaskan, bahwa mengenai procedure tidak disinggung dalam penuntun ini karena hal tersebut adalah melulu urusan pedjabat-pedjabat jang bersangkutan: 2
2.
a.
INTENDANCE.
Tempat
penimbunanlpcnjimpanan.
Bahan-bahan pokok. alat-alat P P L / A T K / K S A dan B O S artikelen ditimbun/disimpan di: — gudang Intendance R a jon 44-1- di Kotaradja. — gudang A . V . P . L . Sigli di Sigli. — T . P . P . (ketjil) 44-1-02 di L.Seumawe. Bahan-bahan dan alat-alat tersebut diatas disalurkan ke-ketiga tempat tersebut diatas sebagai berikut:
66
Tempat penimbunan
Disalurkan dari
Kotaradja
Medan
Djenis bahan/alat jang disalurkan bahan-bahan pokok alat P P L (sebahagian) BOS-artikelen (terketjuali MT 70) alat-alat K S A dan A T K . alat-alat P P L (bahagian terbesar) A T K (bahagian terbesar) MT 70. a
Djakarta Palembang Palembang Si
S'
Medan
li
Kotaradja
L Seumawe
Medan
Palembang Kotaradja PENDJELASAN:
bahan-bahan pokok (bahagian jang terbesar) BOS-artikelen (ketjuali MT 70) bahans pokok (setjara insidentieel untuk mengisi kekurangan) MT 70. alat-alat P P L . alat-alat A T K dan K S A bahan-bahan pokok alat-alat A T K dan K S A BOS-artikelen (terketjuali MT 70) alat-alat P P L . MT 70. ~
"—
Intendance Rajon 44-1-1 dan T . P . P . 44-1-02 adalah lembaga jang bersifat statis dan A V P L adalah suatu lembaga jang sewaktu-waktu dapat diperbesar/diperketjil/dihapuskan; dipmdahkan, karena lembaga ini dibentuk dengan maksud supaja pasukan jang bertugas dapat dirawat oleh suatu perawatan jang dekat letaknja dengan kedudukan pasukan. (keterangan lebih landjut tentang A V P L akan menjusul). 2
67
b.
Gans dan tjara peravvatan.
Semua kesatuan/djawatan/Iembaga Territoriaal (ump.: P D M ) diseluruh Kabupaten Atjeh Besar. Atjeh Barat dan Atjeh Selatan dirawat oleh Intra 44-1- Kutaradja langsung. Semua kesatuan/djawatan/Iembaga- Territoriaal di K a b u paten Atjeh Pidie dirawat melalui A V P L Sigli. Semua pasukan/djawatan/org.Territoriaal jang bertugas di Kabupaten Atjeh U t a r a dan Atjeh Tengah dirawat oleh T . P . P . 44-1-02 di L . Seumawe. Pasukan dan lain-lain jang bertugas di Kabupaten Atjeh T i m u r dirawat oleh Intra 44-1-2 di M e d a n . 2
I*ENDJELASAN:
Sampai pada waktu ini, kesatuan/djawatan/org.Territoriaal jang berkepentinganlah jang menqambil bahan-bahan ke-Iembaga perawatan jang tersebut diatas tadi, tentunia dengan mempergunakan procedure biasa. Sedjak petjahnja pemberontakan telah diusahakan supaja djangan jang berkepentingan itu datang mengambil, atau dengan kata lain, lembaga itulah jang mengantarkannja kepada jancj berkepentingan/dirawat, tetapi usaha ini belum dapat berdjalan sampai pada waktu ini oleh karena kekurangan tenaga dan alat-alat jang diperlukan. 2
2
c.
Norm bahan makanan. 2
Bahan-bahan makanan jang diberikan kepada ialah sebagai berikut: .— Ransum " A " Ransum " F " •— Ransum " G " — N . A . R . (Nood-Actie-Ransum)
anggota
1
1
PENDJELASAN:
— .—•
Ransum " A " diberikan sekali sebulan berdasarkan kekuatan. Ransum " F " (extra) diberikan sekali sebulan berdasarkan kekuatan dengan ketentuan bahwa tiap-tiap anggota hanja 15 hari dalam sebulan memerlukannja. Djadinja hanja diberikan sebanjak \ / dari kekuatan. 2
68
~r
TT'j2"
? f I kekuatan tiap-tiap bulan. i N . A . K . diberikan sebanjak jang dibutuhkan.
M
i b e r i k
n
1
3
d a r i
WANG LAUK PAUK.
Sebagaimana terdjadi didaerah belakang, pun didaerah Atjeh. kopi katjang idjo dan teh tidak lagi diberikan sebagai bahan pokok dan sebagai penggantinja wang lauk-pauk d i tambah. A n g g o t a jang bertugas didaerah Atjeh menerima wanq lauk pauk sebanjak R p . 6 . ~ (enam rupiah) seorang sehari. <1. Norm-! BOS-artikelen. 2
MT 70.
M T 70 diberikan tiap-tiap bulan sebanjak 18 ton tiaptiap bulan untuk 1 B I . Untuk kesatuan-kesatuan jang lebih ketjil d a n B I diberikan menurut perbandingan. Kero II.
Kero II diberikan 3 ton setiap bulannja kepada tiap-tiap 31 dan kepada kesatuan-kesatuan jang lebih ketjil menurut perbandingan pula. Tetapi perlu djuga rasanja didjelaskan disim bahwa norm untuk Kero II ini tidak mengikat, k a r e m mi tergantung pula dari kebutuhan dan ada tiaknja aliran hstrik pada kesatuan itu. M i n jak lintjir diberikan sebanjak 4 % dari djumlah bahan bakar jang diberikan, tetapi pemberian ini tidak seluruhnja diberikan langsung kepada kesatuan-kesatuan jang bersangkutan. Sebahagian diberikan melalui lembaga D P L A D jang bertugas merawat kenderaan dari kesatuan itu. H S D untuk pemakaian L C V P diberikan menurut kebutuhan. Demikian djuga untuk stationaire-motoren jang ada pada kesatuan-kesatuan dan lain-lain. 2
2
PENDJELASAN:
Diatas hanja diterangkan norm-norm untuk kesatuan. Djatah untuk tiap-tiap kenderaan pada dasarnja diberikan sesuai dengan djatah jang telah ditetapkan oleh P l m T 6 T - I tetapi hal ini tentu tidak dapat mengikat dan K m d Kesatuan cq M T O - l a h jang menentukan pemberian kepada tiap-tap kenderaan sesuai dengan djarak jang harus ditempuh. 2
69
e.
Norm-norm P P L .
Norm-norm P P L untuk daerah operasi pada dasarnja tidak berbeda dengan norm didaerah belakang. Hanja di? tambah jachtmes dan jungle-boots. Tetapi oleh karena ketiadaan persediaan didaerah belakang, veldbeddan, kelambu dan tenda diberikan didaerah operasi, sedangkan jang lainnja harus dilengkapi didaerah belakang sebelum berangkat. O l e h karena itu pemberian alat P P L oleh Intra 44-1-1 hanja berupa penukaran. D j i k a ada persediaan didaerah operasi, dapat djuga diberikan penambahan (hanja mengenai pakaian dan sepatu). Veldbeden/tenda/kclambu/jungle-boots dan jachtsmessen diberikan berupa pindjaman, tetapi pemberian inipun tentunja bergantung dari ada tidaknja perediaan di Intra 44-1-1. 2
f.
Norm-norm alat-alat K S A .
Alat-alat masak.
N o r m alat-alat masak tetap sebagai biasa. Kesatuankesatuan diharuskan membawanja dari daerah belakang. Pemberian jang diberikan oleh Intra 44-1-1 hanja penukaran. Penambahan hanja diberikan sebagai pindjaman. Alat-alat kosatriaan.
Alat-alat kesatriaan tidak dapat diberikan menurut norm karena ketiadaan persediaan didaerah operasi. Kemungkinan untuk membawanja dari daerah belakangpun tidak ada oleh karena didaerah belakang sendiri pun tidak mentjukupi. Pengisian kekurangan ala kadarnja kadang-kadang dapat d i adakan dengan memindjamnja dari instansi Pemerintah/orang partikelir. Pindjaman ini dilakukan dengan perantaraan P . D . M . setempat. g.
Norm A T K .
N o r m A T K serupa dengan norm didaerah belakang. K e kurangan dari alat A T K harus ditambah sendiri dengan mempergunakan fondsen jang ada diberikan kepada kesatuan . M e s i n kantor tidak dapat diberikan didaerah operasi, baik berupa penggantian, pemindjaman maupun berupa penambahan. Kesatuan-kesatuan sepenuhnja bergantung pada mesin-mesin dan alat jang dibawanja dari daerah belakang. 2
2
2
70
Selandjutnja diberi dibawah beberapa tarnbahan pendjelasan, supaja benar-benar diperhatikan. Diatas telah didjelaskan norm-norm dari bahan-bahan dan alat-alat Intendance dan pemberiannja kepada kesatuan . Norm-norm ini tidak selamanja dapat dipenuhi bahkan pernah terdjadi sesuatu bahan/alat tidak dapat diberikan sama sekali oleh karena ketiadaan persediaan di Intra 44-1-1 dan Intendance Territorium sendiri. 2
Oleh karena itu kepada semua Kmd jang bertugas didaerah operasi supaja djangan berpegang teguh kepada norm-norm tersebut. Persediaan-persediaan harus senantiasa diusahakan mengadakannja dikesatuan-kesatuan dengan djalan menghematjmembatasi pemakaian dimana mungkin. 2
Mengingat mahalnja harga bahan bakar didaerah operasi, diharapkan djuga pengawasan jang keras atas pemakaian/pengeluaran bahan-bahan tersebut. Pengangkutan bahan bakar terutama untuk keperluan pasukan-pasukan jang bergerak di Kabupaten Atjeh Pidie, sampai kini merupakan satu soal jang paling sulit. Disamping itu perlu djuga rasanja diutarakan disini bahwa pengangkutan dari Pladju sendiri sering tidak teratur, sehingga pernah terdjadi A V P L Sigli tidak mempunjai persediaan M T 70 sama sekali, hal mana tentu membawa kesulitan-kesulitan jang tak terkira pada pasukan-pasukan jang bertugas. Memang pada dasarnja penukaran pakaian dan sepatu didaerah operasi tidak dibatasi, tetapi inipun tergantung djuga dari adanja persediaan digudang Intra 44-1-1. Pemberian veldbedden, kelambu, tenda , jungle-boots dan jachtsmessen dapat dikatakan tidak ada lagi oleh karena persediaan alat-alat tersebut tidak ada sama sekali dan k a rena itu jang ada sekarang harus diawasi djangan hilang, rusak dan sebagainja. 2
71
3.
PERALATAN. a. Kenderaan.
Pada dasarnja kesatuan jang ditugaskan kedaerah Operasi tidak membawa kenderaan dari daerah belakang. Sesampainja disana Ko.RI-1 memindjahkan kepada kesatuankesatuan kenderaan sebagai berikut: 8 buah jeep. — 15 buah power-wagon. — 8 buah truck. 2
Djumlahfdjenis kenderaan jang dipindjamkan itu tidaklah mutlak karena pemberian itu bergantung djuga dari persediaan jang ada, luas dan keadaan daerah dan lokasi pasukan-pasukan. Sesuai dengan keadaan kenderaan didaerah operasi, P l m T 6 T - I kadang-kadang memerintahkan kepada kesatuan untuk membawa seluruh atau sebahagian dari kenderaannja dari daerah belakang. R É P A R A SI D A N P E R A W A T A N K E N D E R A A N .
Reparasi dan perawatan kenderaan dilakukan di: Bengkel 711 Kotaradja. Sie Reparasi di Sigli. Sie Reparasi di L . Seumawe. Sie Reparasi di Langsa. Pada bengkel/sie reparasi tersebut diatas ada ditempatkan masing-masing sebuah mobil-unit jang digerakkan ketempat kesatuan untuk merawat kenderaan dari kesatuan tsb. W a l a u p u n Sie Reparasi sebenarnja tidak berhak mengerdjakan reparasi garis kedua, reparasi-reparasi tersebut terpaksa djuga dilakukan ditempat-tempat tersebut mengingat djauhnja djarak ke Kotaradja. Demikian djuga B k 711 sebenarnja hanja dapat melakukan reparasi garis kedua, tetapi reparasi garis ketiga pun terpaksa dilakukannja. Sebagaimana djuga terasa didaerah belakang, pun d i daerah operasi terasa benar kekurangan onderdeel dan banden serta accu. H a l ini tetap merupakan persoalan jang sulit dan belum dapat diatasi. — —— —
2
72
2
Mengingat bahwa kenderaan jang dipergunakan didaerah operasi sebenarnja telah tua dan keadaan djalan-djalan sangat buruk sekali sedangkan reparasi tidak dapat dikatakan berdjalan lantjar oleh karena ketiadaan alat-alat/bahan-bahan jang diperlukan, hendaknja pemakaian kenderaan diatur sehemat-hematnja dan perawatan jang sebaik nja. Memang hal ini agak pradoxal, tetapi dapat dilaksanakan djika ada pengertian jang mendalam tentang kesulitan materieel jang dihadapi sekarang dan diwaktu jang akan datang. Harus senantiasa diinsjafi bahwa pemborosan dan pemakaian kenderaan jang sembrono, dalam waktu jang singkat akan mengakibatkan kesulitan-kesulitan jang besar pada jang melakukannja sendiri, karena penambahan/penggantian tidak akan ada sedangkan reparasi akan memakan waktu jang l a ma oleh karena ketiadaan persediaan alat-alat dan bahanbahan jang diperlukan. 2
b.
2
Persendjataan.
Sendjata-sendjata jang diberikan kepada kesatuan ialah sesuai dengan djumlah jang telah ditetapkan dalam T . O . P . dengan ketentuan tambahan bahwa standaard kaliber untuk senapang dan L . M . G . adalah 7,7. Kekurangan akan pistol F N dipenuhi dengan P . M . (sten, owen atau madsen). Kekurangan-kekurangan, akan dipenuhi oleh Ko.RI-1 dengan memberikan sendjata-sendjata sebagai pindjaman jang harus dikembalikan djika telah selesai bertugas didaerah operasi. Perawatan sendjata.
Perawatan sendjata haruslah dilakukan sebaik-baiknja terlebih-lebih djika diingat bahwa persediaan sendjata d i gudang D P L A D sangat terbatas sekali dan reparasi-reparasi akan memakan waktu jang lama oleh karena tenaga achli untuk mereparasinja sangat sedikit sekali. Hendaknja para K m d tetap mengadakan pemeriksaan jang teliti terhadap tjara merawat sendjata-sendjata itu. 2
Reparasi sendjata.
D i Sie. Reparasi SigJi dan B k 71 1 dapat dilakukan reparasi-reparasi ringan. Reparasi-reparasi berat hanja dapat 73
dilakukan di Bk 81 di M e d a n dan inipun tidak dapat diadakan dalam tempo jang tjepat mengingat djarak jang djauh dan kurangnja tenaga-tenaga jang achli. Oleh karena itu d i tekankan sekali lagi supaja sendjata jang ada dirawat sebaikbaiknja untuk menghindarkan kesulitan-kesulitan jang tidak perlu sama sekali. Penukaran sendjata.
Penukaran sendjata hanja dilakukan oleh D P L A D R a jon I Kotaradja dan penukaran ini bergantung sepenuhnja atas ada tidaknja persediaan digudang. b.
M e s i 11.
Tiap-tiap kesatuan jang datang dari daerah belakang d i haruskan membawa mesiu garis pertama. sesuai dengan persendjataan jang dibawanja. Sendjata-sendjata jang diberikan didaerah operasi sebagai p'ndjaman, ditcrima oleh kesatuan itu beserta dengan mesiu garis pertamanja sekali. Pemberian dan penggantian.
Pengqantian peluru jang ditcmbakkan dilakukan menurut procedure jang biasa. D a n penggantian ini dapat d berikan oleh D P L A D ' 4 5 - 1 - 1 di Kotaradja atau oleh A V P L Sigli. Sampai pada waktu ini pemberian peluru dapat d'lakukan dengan memuaskan karena tjukup persediaan ketjuali untuk djenis sebagai berikut: :
— peluru pistol Colt kal. 38 dan 32. .— lichtgranaat Mortier 2" .— peluru seinpistool 1" — bombs M L 2" Mortier Illuminating —• „ ,, ,, S S S Green. — S S S Red. Persediaan peluru tersebut diatas dapat dikatakan tidak ada. 2
PEKING A T A N .
Fihak pemberontak senantiasa bcrichtiar sekuat tenaga untuk menambah sendjata dan mesiu mereka dengan 74
djalan merampas, mentjuri dan mesiu kita.
membeli sendjata
dan
Mereka t dak segan mengeluarkan biaja jang besar untuk mentjapai maksudnja itu dan ini sering merupakan godaan jang besar pengaruhnja kepada anggota kita, sehingga beberapa orang telah melakukan pendjualan sendjata dan menu, Hendaknja diinsjafi scpenuhnja bahwa sendjata jang d d,ual ,tu akan membunuh kita ataupun kawan kita sendiri. Para K m d hendaknja senantiasa berusaha untuk mentjegah kemungkinan pendjualan dan pelarian sendjata tersebut. (Mengenai tindakan-tindakan untuk ini supaja dipedomam ö a b internal Seeurity). 2
4. ANGKUTAN. a. D a r a t Angkutan melalui darat hanja dapat dilakukan dalam djarak-djarak jang terbatas sekali oleh karena banjak titi-titi jang telah dirusak kaum pemberontak dan keadaan djalan jang sudah sangat rusak betul sehingga tidak dapat lagi d i lalui dengan kenderaan. Djalan-djalan jang tak dapat lagi dilalui dengan kenderaan ialah: •— Samalanga — Bireun. — L.Scumawe ~Langsa. Djalan diantara Sigli — Seuleumeum memang masih dapat didjalani dengan kenderaan, tetapi sebenarnja hal ini pun t'dak dapat dipertanggung djawabkan lagi melihat rusaknja djalan tersebut. Perdjalanan dengan kereta api hanja dalam traject-traject sebagai berikut: —- Kotaradja — Oleuleuh. — Kotaradja — Seuleumeum. — Sigli — Padangtidji. ~~ Sigli — Samalanga. — Langsa — Bcsuang.
dapat dilakukan
75
Ketempat-tempat lain disepandjang pesisir T i m u r tidak dapat dilakukan lagi oleh karena rel-rel telah dibongkar/dirusakkan pemberontak. Angkutan darat dilakukan hanja dengan kenderaankenderaan organiek, kenderaan P A B dan D K A . Kenderaan P A D ditempatkan di: — Kotaradja sebanjak 1 peleton. — Sigli ,, Y2 peleton. dengan tugas utama melakukan angkutan garis-garis ke-2. Tetapi dalam hal-hal jang urgent dapat djuga dipergunakan untuk angkutan garis pertama. Djadi pada dasarnja kenderaan tersebut tidak dapat dipergunakan oleh kesatuan untuk tugas-tugas patroli sebagai pengganti kenderaan organieknja ketjuali djika tidak ada djalan lain. Pengetjualian ini terletak sepenuhnja ditangan K m d RI-1 cq K m d A V P L untuk kenderaan P A B jang ada di Sigli. b.
Laat
Alat-alat penqangkutan laut jang diperbantukan kepada T e r - I cq RI-1 adalah: — 1 (satu) coaster berukuran 200 ton bruto. .— 1 (satu) jacht berukuran 100 ton bruto. — 6 (enam) buah L C V P dari K P A A . Tugas dari kapal-kapal tersebut adalah sebagai berikut: .— Coaster tersebut ditugaskan untuk mengangkut barang dan penumpang anqkatan perang dalam traject: Belawan .— L.Seumawe •— Sigli .— Kotaradja pp. — Jacht tersebut bertugas sebagai komando-boot jang d i pergunakan Ko.RI-1 sesuai dengan kebutuhannja dan d'samping itu ditugaskan djuga mengangkut penumpang A . P dalam traject tersebut diatas. Tugas utama dari L C V P ialah: .—mengangkut barang.penumpang dari kapal kepantai pp. —mengangkut barang (terutama M T 70) dan penumpang dari Oleuleuh ke Sigli. Disamping tugas utama tersebut, L C V P itu dipergunakan djuga untuk keperluan patroli pantai. 2
76
Disamping k a p a l jang diperbantukan tersebut diatas, dipergunakan djuga k a p a l Pelni untuk mengangkut barang/ penumpang dari Belawan ke L.Seumawe/Sigli/Oleleh pp. Djuga k a p a l K P M dipergunakan untuk mengangkut bahan-bahan/penumpang dari: 2
2
2
— Belawan ke L.Seumawe pp. — Belawan ke Oleleh pp. — Padang/Sibolga ke Oleleh pp. Procedure untuk mengangkut barang-barang dan penumpang, baik dengan kapal-kapal jang diperbantukan kepada R I - 1 , maupun dengan kapal-kapal P e l n i / K P M tetap sebagaimana biasa dilakukan didaerah belakang. Oleh karena tanggal tiba dan berangkatnja kapal-kapal tidak dapat dipastikan dari semula. hendaknja tiap anggota jang menghendaki pengangkutan laut berhubungn tetap dengan pedjabat D A A D setempat. 2
2
c. I (1 a r a. Pengangkutan dengan udara hanja dapat ke Kotaradja denqan G I A dan D A U M . G I A melakukan penerbangan 3 / seminggu sedangkan D A U M hanja sekali dalam 2 minggu. Pengangkutan dengan udara hanja diberikan kepaaa anggota jang bertugas penting mengingat mahalnja biaja pengangkutan tersebut dan terbatasnja djumlah penumpang jang dapat diangkut. Selain pengangkutan barang/penumpang biasa dapat djuga diadakan pengangkutan barang-barang chusus untuk didrop kepada pasukan-pasukan jang tidak dapat dirawat melalui darat. Perawatan melalui udara ini mahal sekali dan menghendaki persiapan jang teliti, oleh karena itu hanja dilakukan kepada kesatuan jang betul menghendakm,a. Perlu djuga rasanja diperingatkan kepada jang berkepentingan, bahwa djika hendak dilakukan dropping, pasukan jang akan menerima bahan-bahan jang akan didrop itu mempersiapkan suatu lapangan pembuangan jang tjukup lebar serta membuat tanda-tanda perkenalan sebagaimana telah diperintahkan terlebih dahulu oleh K o T ö T - I cq K o K M . T
—
2
2
2
77
Selandjutnja, K m d pasukan jang menerima dropping itu bertanggung djawab sepenuhnja akan keselamatan alat-alat pembuang dan mengirimkan setjepat mungkin kepada K m d atasannja untuk diteruskan ke K o T ö T - I / K o R I - 1 . 5.
PERHUBUNGAN. a.
Hubungan radio.
Djaring perhubungan radio didaerah operasi adalah sbb: — Staf K o RI-1
ke ke
— „ — Sector-Bl2
ke ke
Stafkwartier T & T - I Zender- territoriaal jang berada di Sigli, L.Seumawe, Takengon, Langsa. Meulaboh dan Tapaktuan. Sector/B12. Ki 'posten. 2
Z e n d e r territoriaal tunduk administratief'technisch kepada K m d P H B Sub Det 41-1-1 dan tactisch kepada K m d Militer setempat, sedangkan zender-zender Sector'BI tunduk admnistratief tactisch kepada K m d Sector'BI dan technisch kepada K m d Sub Det P H B 41-1-1. Perlu rasanja didjelaskan bahwa disamping alat jang sudah tua, djuga telegrafisten sangat kurang sekali djumlahnja. O l e h karena itu untuk menghcmat materieel dan tenaga telegrafisten hendaknja pemakaian radio'pengiriman radiogram-' dibatasi benar-benar. Terlambatnja dikirim/diterima radiogram seringkali disebabkan oleh karena terlampau banjak berita-berita jang harus dikirim sedangkan waktu penerimaanlpengiriman adalah terbatas sekali. 2
I).
Hubungan telefon.
Hubungan telefoon P H B terdapat di: — Garnizoen Kotaradja. — Tempat kedudukan Sector'BI. — Tempat kedudukan Kompie/Posten. 78
— — — — — — — — .—• — .—
Hubungan telefoon P T T terdapat diantara/di: Kotaradja sendiri. Kotaradja — Seuleumeum. Kotaradja — Meulaboh. Meulaboh ~ Tapaktuan. Sigli — Tangse. Sigli — Meureudu/Samalanga. Sigli — Kotabakti. Sigli ~ Padangtidji. L.Seumawe sendiri. Langsa ~ Medan. Langsa sendiri dan sekitarnja.
PENDJELASAN:
Semua alat-alat perhubungan jang ada pada Sector-'/Bl? adalah dipindjamkan oleh Sub Det P H B 41-1-1. Reparasi alat perhubungan hanja dapat dilakukan di Kotaradja dan di M e d a n , oleh karena kekurangan tenaga ahli dalam soal reparasi. Oleh karena kesulitan onderdelen, reparasi ini sering memakan waktu jang lama. Untuk mengatasi kesulitan jang mungkin ditimbulkan oleh adanja kekosongan, pada tiap-tiap Sector/BI dan di RI-1 sendiri ada ditempatkan/diberikan zender reserve. Namun demikian perhubungan belumlah dapat dikatakan lantjar, karena sering kesulitan-kesulitan accu dan air accu tidak dapat diatasi. Untuk peletonzet mula-mulanja dipergunakan W S 31 tapi kemudian pemakaian ini terpaksa dihentikan oleh karena tidak ada batterij. Setelah itu dipergunakan S U F - 2 1 K , tetapi inipun membawa kesulitan djuga, karena sangat sulit sekali memperoleh air accunja. Inilah sebabnja didaerah operasi peleton-zet tidak dipergunakan lagi pada umumnja. G.
BIAJA.
Dengan instruksi Plm T & T - I no. 00056/PTT-I/55 tertanggal 23 November 1955 telah ditentukan norm biaja bantuan militer untuk K o RI-1 dan kesatuan/djawatan jang bertugas didaerah Atjeh. N o r m ini tidaklah dapat dianggap mutlak, karena pemberiannja tergantung dari penjalurannja 79
dari Pusat. Selandjutnja norm-norm untuk kesatuan-kesatuan jang telah ditetapkan oleh P L M T ö T - I tersebut dapat d i tambah dikurangi oleh K o RI-1 menurut penerimaan dan kebutuhan tiap-tiap bulan dengan tidak menjimpang dari garis-garis jang telah ditentukan. J3iaja bantuan Militer setiap bulan disalurkan oleh P K M M M B kepada K o RI-1 dan kemudian K o RI-1 menjalurkan pula kepada kesatuan-/djawatan-djawatan. Pemberian ini dilakukan berupa G . T . G . R . jang harus dipertanggung djawabkan pada bulan berikutnja. Oleh karena pertanggungan djawab ini sering diabaikan oleh jang berkepentingan, maka telah ditentukan suatu garis kebidjaksanaan umum. bahwa penambahan G . T . R . untuk bulan berikutnja hanja diberikan sebanjak pertanggunan djawaban jang dimadjukan. Hanja pada keadaan jang mendadak dapat dilakukan penjimpangan dari garis ini. H a l ini harus dilaksanakan dengan konsekwen. Mengingat sulitnja memperoleh biaja suppletoir hendaknja djangan diperbuat hutang-hutang, karena hutang-hutang jang lamapun sampai sekarang belum dapat dibajar. Pembuatan hutang-hutang hanja akan menambah ketidak pertjajaan kepada Tentara. Hendaknja hutang-hutang dilakukan hanja bilamana tidak ada djalan lain lagi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan jang dihadapi. 7.
KESEHATAN. a.
Perawatan.
Untuk merawat anggota jang sakit'luka didaerah Atjeh terdapat: — T P T di Kotaradja utk merawat anggota jg di Atjeh Besar. — Sub T P T di Sigli utk merawat anggota jg di Atjeh Pidie. — B P T di Langsa untuk merawat anggota jg di Atjeh Timur. T P T di Kotaradja berada dibawah pimpinan langsung dari Kep. D K A D R I - 1 . Sub T P T di Sigli berada dibawah pimpinan P a Kesehatan BI jang berkedudukan di Sigli dan kepada Sub T P T itu diperbantukan Dokter Pemerintah jang berkedudukan di Sigli djuga. Demikian djuga halnja dengan B P T di Langsa. 80
Disamping T P T / S u b T P T / B P T itu pada tiap Sector/BI sebagaimana djuga seharusnja didaerah belakang, terdapat K S A dimana dirawat anggota-anggota jang berpenjakit enteng dan tempat memberikan pertolongan pertama sebelum anggota tersebut dipindahkan ke T P T / S u b T P T / B P T . Kesatuan-kesatuan jang bertugas di Atjeh Utara dapat meminta bantuan Dokter Pemerintah jang berkedudukan di L.Seumawe. 2
1).
Obat-obatan.
Persediaan obat-obatan untuk T P T Kotaradja dan Sub T P T diberikan oleh Depot Obat Tentara RI-1 sedangkan B P T Langsa diberikan oleh Depot Obat Tentara T & T - I . Obat-obatan untuk kesatuan, sebelumnja berangkat dari daerah belakang dilengkapi/ditjukupi oleh RI jang bersangkutan. Penambahan selandjutnja diberikan oleh D K A D RI-1 cq D O T R I - 1 . Persediaan obat-obatan pada kesatuan-/BI ' T P T / S u b T P T dan B P T pada umumnja memadai karena sebahagian besar dari permintaan tambahan dapat dipenuhi oleh D O T R I - 1 . 2
8.
BANGUNAN/AIR/LISTEKIK. a.
Bangunan.
Bangunan jang dipergunakan kesatuan dan djawatan didaerah Atjeh dapat dibagi dalam 3 bahagian, jaitu: — Bangunan kepunjaan Tentara. — Bangunan Pemerintah/Partikelir jang telah lama dikuasai dengan djalan memindjam/menjewa. — Bangunan Pemerintah/Partikelir jang dipergunakan untuk sementara waktu. Untuk mendjamin hubungan'jang baik dengan Pemerintah/Partikelir, pemakaian sementara harus dilakukan dengan perantaraan P D M sesetempat. Kemudian hendaklah didjaga kebersihan dan keutuhan bangun an jang dipergunakan untuk sementara itu. Memang seharusnjalah Tentara dapat memberikan tjontoh dan teladan kepada masjarakat disekelilingnja bagaimana seharusnja memelihara kebersihan dan keutuhan sesuatu banqunan. 81 2
Untuk memperbaiki kerusakan- enteng didaerah A t didapat Seksi-seksi G . B . T . di Kotaradja, Sigli. L . Seuim^ Langsa dan Meulaboh. Tetapi banjak betul permintaanparasi tidak dapat dipenuhi oleh Seksi-seksi G . B . T . tersel oleh karena ketiadaan biaja. b.
Air dan Listerik.
Disamping tugasnja memperbaiki bangun-an, Seksi-se G . B . T . tersebut berkewadjiban djuga memperbaiki kerus; an-kerusakan pada aliran listerik dan air djika perusafu lsterik/air tersebut kepunjaan Pemerintah/Partikelir. D j mesin listerik/air tersebut kepunjaan Tentara, maka ke\ djiban Seksi tersebutlah untuk mengawasi dan merawatr Tetapi djuga dalam melaksanakan tugasnja itu, Sel seksi G . B . T . tetap mengalami kesulitan, sehingga sering satuan-kesatuan terpaksa mempergunakan fonds operasi untuk membeli alat-alat seperti bola lampu dan lain-lain. Oleh karena pada waktu ini didaerah operasi ada berapa licht-agregaat diberikan kepada Sector/BI dan kei dukan dari Sector itu agak djauh dari kedudukan Se G . B . T . , maka pengawasan atas installasi tersebut dapat katakan sepenuhnja berada ditangan K m d Sector/BI. D i rapkan sangat agar K m d - jang bersangkutan mengaw dengan seksama pemakaian dan perawatan atas insta, tersebut. karena sebagaimana telah dikatakan tadi, repar; reparasi akan memakan waktu jang lama oleh karena tiadaan biaja dan onderdelen. 2
9.
A.V.P.L.
Sebagaimana telah didjelaskan dalam ajat 2, A V P L a lah suatu lembaga jang tidak tetap. Ia dapat diperbesar/diperketjü dan dihapuskan SCE dengan kebutuhan operatief. A V P L . itu terdiri dari sen sebahagian djawatan logistief seperti: Intendance, DPLl D K A D , G B T . D A A D . A d a atau tidaknja semua djawa logistiek itu pada A V P L itu bergantung sepenuhnja dari butuhan. K m d A V P L berkewadjiban mengkoordineer ser djawatan tersebut dan dalam melaksanakan tugasnja ia 1 tanggung djawab kepada K m d RI-1 cq P a Seksi I V RI-1 2
82
10.
PENDJELASAN PENUTUP.
Sebagaimana telah dinjatakan pada Bab Pendahuluan, bahwa tidaklah dimaksud untuk mengutarakan segala sesuatunja mengenai procedure tentang permintaan/penerimaan/pelaporan dan lain-lain jang bersangkutan dengan semua djawatan logistiek. M a k s u d hanjalah untuk memberikan gambaran sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti oleh semua anggota pasukan didaerah operasi. Namun demikian perlu ditegaskan disini, bahwa djuga didaerah operasi semua procedure logistiek itu harus didjalankan dengan tertib dan sempurna guna menghindarkan kesulitan-kesulitan dalam lapangan administrasi dan pertanggung djawaban. Selandjutnja perlu pula diinsjafi sepenuhnja pemberian laporan-laporan baik mengenai pemakaian, penerimaan, dan sisa (keadaan stock) maupun tentang kehilangan, kerusakan dan lain-lain supaja djawatan-djawatan jang berkewadjiban merawat dan staf jang berkewadjiban mengontrole djalannja perawatan dan penjaluran bahan-bahan tetap mendapat gambaran jang tepat dan up to date. Banjak kesulitan /keketjewaan dapat diatasi djika pelaporan- diadakan denga nteratur dan djelas. Sebagai penutup diharapkan agar tuntunan ini dapat memperbesar pengertian bersama (mutual-understanding) dan kerdja sama jang erat diantara jang merawat dengan jang dirawat dan dengan demikian perawatan dapat dilakukan sebaik-baiknja. 2
83
BAB L.
VIII:
PENUTUP.
ARTI IDEOLOGIS OPERASI K E A M A N A N DI A T J E H .
Sudah sama- diketahui bahwa tudjuan operasi didaerah Atjeh ialah untuk memulihkan kembali K E A M A N A N didaerah tersebut. Bahkan Buku Penuntun ini djuga disusun dengan maksud untuk turut menjumbang (bijdragen) agar tudjuan diatas dapat tertjapai segera mungkin. Apakah arti pemulihan keamanan didaerah Atjeh dan didaerah-daerah katjau lainnja ditanah air kita ini? Pentingnja pertanjaan diatas ialah karena ia tidak dapat dipisahkan dari pertanjaan: A p a k a h arti perdjoangan bangsa kita selama ini untuk mendjadi bangsa jang merdeka? Adapun perdjoangan kemerdekaan itu hanja alat belaka. jang terpenting adalah tudjuannja. jaitu supaja rakjat Indonesia hidup djaja, makmur, aman dan merdeka. A k a n tetapi tudjuan dan tjita-tjita diatas mendjadi terantjam oleh bermatjam-matjam bahaja, diantaranja jang terpenting bahaja gangguan K E A M A N A N . jang dilakukan oleh gerombolan- pengatjau seperti gerombolan T I I Daud Beureueh di Atjeh. Memulihkan kembali keamanan tersebut, jaitu jang mendjadi sjarat mutlak untuk memungkinkan tertjapainja tudjuan dan tjita-tjita perdjoangan kemerdekaan kita jang disebut diatas, itulah tugas Tentera dan alat- negara lainnja dewasa ini didaerah Atjeh. Berhasil tidaknja tugas tersebut akan menentukan nasib Nusa dan Bangsa kita dikemudian hariKarena itu sesungguhnja tugas operasi men gaman kan kembali daerah Atjeh adalah mulia dan sutji dan karenanja harus dilakukan dengan keichlasan hati, kedjudjuran dan tanggung djawab jang penuh. Tudjuan operasi bukanlah untuk membalas dendam, bukan untuk melakukan penganiajaan-penganiajaan atau kekedjaman lainnja, bukan pula untuk melakukan ketjurangan-ketjurangan untuk memperkaja diri. Tudjuannja adalah sutji dan karena itu harus dilakukan dengan semangat, djiwa dan hati jang sutji! 84
Typ. Pertj. „MADJU" Medan.
—