KINERJA INFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS PADA PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH KECAMATAN MAIWA KABUPATEN ENREKANG PERFORMANCE INFRASTRUCTURE STRATEGIC AREA AT REGIONAL INFRASTRUCTURE FOR SOCIAL AND ECONOMIC DEVELOPMENT PROGRAM IN MAIWA SUBDISTRICT ENREKANG DISTRICT
Nusbih Ismail, Mary Selintung, Herman Parung Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi Nusbih Ismail Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 Hp : 081242490679 Email :
[email protected]
Abstrak PNPM-PISEW berperan mendukung percepatan pembangunan ekonomi masyarakat pedesaan berbasis pada sumberdaya lokal, pengurangan kesenjangan antar wilayah, dan pengentasan kemiskinan, arah pengembangannya difokuskan pada pembangunan infrasrtuktur dasar pedesaan dan pembangunan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketersediaan Infrastruktur pada Kawasan Strategis Kabupaten dan menganalisis hubungan ketersediaan infrastruktur yang terealisasi dengan Program Infrstruktur Sosial Ekonomi Wilayah Kawasan Strategis Kabupaten di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah (a) observasi, (b) kuesioner, (c) wawancara (e) data dianalisis secara deskriptif dan metode korelasi menggunakan software SPSS 16.0 . Hasil penelitian menunujukkan bahwa ketersediaan prasarana pada kawasan strategis di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang, pada umumnya berada pada kategori cukup. Korelasi antara variabel ketersediaan infrastruktur jalan dan tingkat pelayanan jalan pada ketiga kawasan strategis tersebut adalah positif, yang artinya semakin baik tingkat ketersediaan prasarana jalan, maka tingkat pelayanan jalan cenderung semakin baik, kemudian korelasi antara variabel ketersediaan infrastruktur jalan dan kondisi sosial ekonomi pada ketiga kawasan strategis tersebut adalah positif, yang artinya semakin baik tingkat ketersediaan prasarana jalan, maka kondisi sosial ekonomi cenderung semakin baik. Kata Kunci : ketersediaan infrastruktur, kawasan strategis kabupaten, korelasi
Abstract PNPM - PISEW role in supporting the economic development of rural communities Acceleration based on local resources , reduction of disparities between regions , and poverty alleviation, development direction is focused on the development and construction of rural primary infrasrtuktur Strategic Areas District ( KSK ) This research aimed to evaluate the availability of infrastructure in the area and analyze the relationship between the District Strategic infrastructure is realized with the Regional IInfrastructure for Social and economic development program in Maiwa subdistrict Enrekang district. This research was carried out in Maiwa subdistrict Enrekang district. The research method, data collection methods were used : (a) observation, (b) the questionnaire , (c) interview (e) the data were analyzed by descriptive and correlation methods using SPSS 16.0 software. The results that the generally in the category pretty . Correlation between the variable availability of road infrastructure and level of service in the three strategic areas are positive , which means that the better the availability of road infrastructure , the level of service tends to be better , then the correlation between the variable availability of road infrastructure and socio- economic conditions in the three strategic areas is positive , which means that the better the availability of road infrastructure , the socio-economic conditions tends to be better. Keywords : availability of infrastructure , a strategic area counties , the correlation
PENDAHULUAN Dalam
rangka
mendorong
Program
Percepatan
Penanggulangan
Kemiskinan, pemerintah menetapkan berbagai kebijakan diantaranya Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dan Penanggulangan Kemiskinan, sebagai prioritas
nasional
dengan
klasifikasi
Kelompok
Program
Penanggulangan
Kemiskinan berbasis bantuan dan perlindungan sosial, pemberdayaan masyarakat, serta pemberdayaan usaha mikro dan kecil, instrument yang mengaktualisasikan kegiatan tersebut
dilaksanakan melalui Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat, Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PNPM-PISEW) PNPM mandiri, Panduan Pelaksanaan PNPM-PISEW, (2009) PNPM-PISEW berperan mendukung Percepatan pembangunan ekonomi masyarakat pedesaan berbasis pada sumberdaya lokal, pengurangan kesenjangan antar wilayah, pengentasan kemiskinan, perbaikan pengelolaan pemerintah daerah ditingkat kabupaten, kecamatan dan desa (local governance) serta penguatan institusi lokal ditingkat desa, Anonimous, (2009).. Pada prakteknya, guna mencapai tujuan yang ditetapkan PNPM-PISEW, arah pengembangannya
difokuskan pada
pembangunan infrasrtuktur dasar pedesaan, pembangunan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dan Forum Kelompok Diskusi Sektor (KDS), Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah melalui pengembangan strategi pelatihan pengelolaan pembangunan secara admnistrstif, sehingga mampu menjalankan peran memfasilitasi pelaksanaan pembangunan daerah dan meningkatkan kapasitas,
partisipasi
pemberdayaan
rangkaian
masyarakat
pada
proses
pembangunan,
melalui
pelaksanaan musyawarah pembangunan dari tingkat desa sampai tingkat Kabupaten yang ditandai dengan meningkatnya KDS. Khusus percepatan penanganan kemiskinan, rencana strategis, PNPM-PISEW mengembangkan pola Activity Sharing maksudnya untuk mengurangi beban pemerintah daerah dan memberikan diskresi pemerintah daerah guna megembangkan program kegiatan sesuai kebutuhan dan kemampuan APBD dengan memperhatikan prinsip implementasi PNPMPISEW, Panduan Teknis PNPM-PISEW, (2008). Berdasarkan
dengan
pertimbangan
bahwa
memberikan inspirasi peneliti untuk melakukan
program
PNPM-PISEW
penelitian tentang kajian
ketersediaan dan efektifitas bangunan Infrastruktur yang teraliasasi pada program PISEW Kawasan Strategis Kabupaten di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang, Nalarsih. R.T, (2007). Sinulingga, (1999) memberikan definisi, bahwa prasarana lingkungan adalah jalan, air bersih, pembuangan air limbah, persampahan, drainase, listrik dan telepon. SNI 03-6967-2003, (2003) jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagiannya termasuk pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kendaraan, orang dan hewan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengevaluasi kondisi ketersediaan Infrastruktur dengan Program Pisew pada Kawasan Strategis Kabupaten di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang, Aji, (2003) dan menganalisis hubungan ketersediaan Infrastruktur yang terealisasi dengan Program PISEW Kawasan Strategis Kabupaten di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang, Kodoatie, R.J. (2005) METODE PENELITIAN Lokasi dan Rancangan Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang. Rencana penelitian akan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan.(Agustus – November 2011). Lokasi penelitian disajikan pada Gambar 1. Jenis dan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri data primer, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan memberikan daftar kuisioner yang meliputi seluruh pertanyaan kepada para responden dan metode pengamatan langsung (observasi) di lokasi penelitian dengan melihat langsung kondisi komponen infrastruktur. Data sekunder juga digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh eksternal data dari sumber-sumber luar bukan hasil penelitian sendiri. Populasi Dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat desa yang ada di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang, dan obyek atau subyek penelitian adalah Bangunan Infrastruktur yang terbangun serta masyarakat yang ada dalam lokasi penelitian, Sugiyono, (2008).
Sampel yang diambil yang diambil dalam penelitian ini adalah 5.404 rumah tangga pemanfaat prasarana jalan yang terbagi pada 19 titik yang terbagi dalam 3 kawasan strategis lokasi penelitian, dimana kawasan strategis 1,2, dan 3 masingmasing sebanyak 92,93, dan 98 sampel, Sugiyono, (2008). . Teknik analisis data dilakukan dengan analisis secara kualitatif dan metode korelasi. Pengukuran variabel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert, Sugiyono, (2008). Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel infrastruktur jalan dengan tingkat pelayanan prasarana (kelancaran dan jangkauan) dan infrastruktur jalan dengan kondisi sosial ekonomi (pendapatan dan peningkatan komoditas), Riduan, (2011) HASIL Hasil penelitian menunujukkan bahwa ketersediaan infrastruktur jalan di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang yang ditinjau dari kondisi fisik permukaan dan dimensi jalan, untuk kawasan strategis 1 mempunyai total skor 321 (kategori baik) dan 290 (kategori cukup), untuk kawasan stragis 2 mempunyai total skor 351 (kategori baik) dan 305 (kategori cukup), sedangkan untuk kawasan strategis 3 masing-masing mempunyai total skor
322 (kategori cukup) dan 304 (kategori
cukup) Pada Tabel.1, memperlihatkan (Analisis korelasi antara ketesediaan infrastruktur jalan dengan tingkat
pelayanan jalan dan kondisi sosial ekonomi
kawasan strategis 1) korelasi sederhana (r) pada kawasan strategis 1, antara ketersediaan infrastruktur jalan (kondisi permukaan dan dimensi jalan) dengan tingkat pelayanan jalan (jangkauan dan kelancaran) (r) pada kawasan 1 (satu) adalah 0.029, hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang tidak kuat (sangat lemah) antara ketersediaan infrastruktur jalan dengan tingkat pelayanan jalan. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin baik ketersediaan infrastruktur maka semakin baik tingkat pelayanan jalan. Untuk korelasi antara ketersediaan infrastruktur jalan (kondisi permukaan dan dimensi jalan) dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat (tingkat pendapatan dan peningkatan komoditas pertanian) (r) pada kawasan 1 (satu) adalah 0,008, hal ini menunjukkan bahwa
hubungan antara dua variabel tersebut sangat lemah. Sedangkan arah hubungan adalah positif, yang berarti semakin tersedia infrastruktur jalan maka kondisi sosial ekonomi masyarakat semakin baik, Pada Tabel.2, memperlihatkan (Analisis korelasi antara ketesediaan infrastruktur jalan dengan tingkat
pelayanan jalan dan kondisi sosial ekonomi
kawasan strategis 2) korelasi sederhana (r) pada kawasan strategis 2, antara ketersediaan infrastruktur jalan (kondisi permukaan dan dimensi jalan) dengan tingkat pelayanan jalan (jangkauan dan kelancaran) (r) adalah 0.109, hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang tidak kuat (sangat lemah) antara ketersediaan infrastruktur jalan dengan tingkat pelayanan jalan. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin baik ketersediaan infrastruktur maka semakin baik tingkat pelayanan jalan. Untuk korelasi antara ketersediaan infrastruktur jalan (kondisi permukaan dan dimensi jalan) dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat (tingkat pendapatan dan peningkatan komoditas pertanian) (r) pada kawasan 2 (dua) adalah 0,053, hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara dua variabel tersebut sangat lemah. Sedangkan arah hubungan adalah positif, yang berarti semakin tersedia infrastruktur jalan maka kondisi sosial ekonomi masyarakat semakin baik. Pada Tabel.3, memperlihatkan (Analisis korelasi antara ketesediaan infrastruktur jalan dengan tingkat
pelayanan jalan dan kondisi sosial ekonomi
kawasan strategis 3) korelasi sederhana (r) pada kawasan strategis 3, antara ketersediaan infrastruktur jalan (kondisi permukaan dan dimensi jalan) dengan tingkat pelayanan jalan (jangkauan dan kelancaran) (r) adalah 0.224, hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang lemah antara ketersediaan infrastruktur jalan dengan tingkat pelayanan jalan. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin baik ketersediaan infrastruktur maka semakin baik tingkat pelayanan jalan. Untuk korelasi antara ketersediaan infrastruktur jalan (kondisi permukaan dan dimensi jalan) dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat (tingkat pendapatan dan peningkatan komoditas pertanian) (r) pada kawasan 3 (tiga) adalah 0,081, hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara dua variabel tersebut
sangat lemah. Sedangkan arah hubungan adalah positif, yang berarti semakin tersedia infrastruktur jalan maka kondisi sosial ekonomi masyarakat semakin baik. PEMBAHASAN Pada kawasan strategis 1 (satu), korelasi antara ketersediaan infrastruktur jalan (kondisi permukaan dan dimensi jalan) dengan tingkat pelayanan jalan (jangkauan dan kelancaran)
terjadi hubungan yang tidak kuat (sangat lemah).
Sedangkan arah hubungan adalah positif, bahwa semakin baik ketersediaan infrastruktur maka semakin baik tingkat pelayanan jalan, Sedangkan korelasi antara ketersediaan infrastruktur jalan (kondisi permukaan dan dimensi jalan) dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat (tingkat pendapatan dan peningkatan komoditas pertanian), menunjukkan bahwa hubungan antara dua variabel tersebut sangat lemah. Sedangkan arah hubungan adalah positif, yang berarti semakin tersedia infrastruktur jalan maka kondisi sosial ekonomi masyarakat semakin baik. Pada kawasan strategis 2 (dua), korelasi antara ketersediaan infrastruktur jalan (kondisi permukaan dan dimensi jalan) dengan tingkat pelayanan jalan (jangkauan dan kelancaran) terjadi hubungan yang tidak kuat (sangat lemah). Sedangkan arah hubungan adalah positif, bahwa semakin baik ketersediaan infrastruktur maka semakin baik tingkat pelayanan jalan. Sedangkan korelasi antara ketersediaan infrastruktur jalan (kondisi permukaan dan dimensi jalan) dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat (tingkat pendapatan dan peningkatan komoditas pertanian) menunjukkan bahwa hubungan antara dua variabel tersebut sangat lemah. Sedangkan arah hubungan adalah positif, yang berarti semakin tersedia infrastruktur jalan maka kondisi sosial ekonomi masyarakat semakin baik. Pada kawasan strategis 3 (tiga), korelasi antara ketersediaan infrastruktur jalan (kondisi permukaan dan dimensi jalan) dengan tingkat pelayanan jalan (jangkauan dan kelancaran) terjadi hubungan yang tidak kuat (sangat lemah). Sedangkan arah hubungan adalah positif, bahwa semakin baik ketersediaan infrastruktur maka semakin baik tingkat pelayanan jalan. Sedangkan korelasi antara ketersediaan infrastruktur jalan (kondisi permukaan dan dimensi jalan) dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat (tingkat pendapatan dan peningkatan komoditas
pertanian) menunjukkan bahwa hubungan antara dua variabel tersebut sangat lemah. Sedangkan arah hubungan adalah positif, yang berarti semakin tersedia infrastruktur jalan maka kondisi sosial ekonomi masyarakat semakin baik. KESIMPULAN DAN SARAN Ketersediaan infrastruktur jalan pada kawasan strategis 1 di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang yang ditinjau dari kondisi fisik permukaan dan dimensi jalan masing-masing mempunyai total skor 321 (kategori baik) dan 290 (kategori cukup), kondisi fisik permukaan dan dimensi jalan kawasan strategis 2 masingmasing mempunyai total skor 351 (kategori baik) dan 305 (kategori cukup), sedangkan kondisi fisik permukaan dan dimensi jalan pada kawasan strategis 3 masing-masing mempunyai total skor
322 (kategori cukup) dan 304 (kategori
cukup). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai korelasi (hubungan) antara ketersediaan prasarana jalan (kondisi permukaan dan dimensi jalan) dengan tingkat pelayanan jalan (jangkauan dan kelancaran) pada ketiga kawasan strategis yang ada di lokasi penelitian adalah masing-masing
0.029 (sangat lemah), 0.109 (sangat
lemah), 0.224 (lemah). Namun demikian arah hubungan antara variabel ketersediaan infrastruktur jalan dan tingkat pelayanan jalan pada ketiga kawasan strategis tersebut adalah positif, yang artinya semakin baik tingkat ketersediaan prasarana jalan, maka tingkat pelayanan jalan cenderung semakin baik.
Kemudian hasil analisis juga
menunjukkan bahwa nilai korelasi (hubungan) antara ketersediaan prasarana jalan (kondisi permukaan dan dimensi jalan) dengan kondisi sosial ekonomi (tingkat pendapatan masyarakat dan peningkatan komoditas pekebunan) pada ketiga kawasan strategis yang ada di lokasi penelitian adalah masing-masing 0.008 (sangat lemah), 0.053 (sangat lemah), 0.081 (sangat lemah). Namun demikian arah hubungan antara variabel ketersediaan infrastruktur jalan dan kondisi sosial ekonomi pada ketiga kawasan strategis tersebut adalah positif, yang artinya semakin baik tingkat ketersediaan prasarana jalan, maka kondisi sosial ekonomi cenderung semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA Aji, Firman B. Dan Sirait, Martin S. (2003). Perencanaan dan Evaluasi Suatu Sistem Untuk Proyek Pembangunan, PT Bina Aksara, Jakarta. Anonimous, (2009). Panduan Praktis SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik, Wahana Komputer, Semarang Kodoatie, R.J. (2005). Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Pustaka Pelajar, Semarang Nalarsih. R.T.(2007). Analisis Ketersediaan dan Kapasitas Pemenuhan Infrastruktur di Kawasan Bisnis Beteng Surakarta. Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Panduan Pelaksanaan PNPM-PISEW Tahun 2009, Kementerian Pekerjaan Umum Cipta Karya Panduan Teknis, Mekanisme Perencanaan PNPM-PISEW Tahun Anggaran 2008, Kementerian Pekerjaan Umum Cipta Karya. Riduan, (2011). Cara Mudah Belajar SPSS Versi 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian. Alfabeta, Bandung. Sinulingga, (1999), Pembangunan Kota, Tinjauan Regional dan Lokal, Sinar Harapan, Jakarta. SNI 03-6967-2003, (2003). Persyaratan Umum Sistem Jaringan dan Geometrik Jalan Perumahan Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.
LAMPIRAN Tabel 1. Analisis korelasi antara ketesediaan infrastruktur jalan dengan tingkat pelayanan jalan dan kondisi sosial ekonomi kawasan strategis 1 Kondisi dimensi jalan kawasan 1 Kondisi dimensi jalan kawasan 1
Pearson Correlation
1
.029
.008
.787
.939
92
92
92
Pearson Correlation
.029
1
-.067
Sig. (2-tailed)
.787
Sig. (2-tailed) N Jangkauan kelancaran kawassan 1
Pendapatan komoditas pertanian kawasan 1
Jangkauan kelancaran kawasan 1
N
.527
92
92
92
.008
-.067
1
.939
.527
N 92 Sumber : Hasil olah data penelitian SPSS, Tahun 2013
92
Pendapatan Pearson komoditas pertanian Correlation kawasan 1 Sig. (2-tailed)
92
Tabel 2. Analisis korelasi antara ketesediaan infrastruktur jalan dengan tingkat pelayanan jalan dan kondisi sosial ekonomi kawasan strategis 2 Kondisi dimensi jalan kawasan 2 Kondisi dimensi jalan kawasan 2
Pearson Correlation
1
.109
.053
.297
.613
93
93
93
.109
1
-.016
Sig. (2-tailed) N Jangkauan Pearson kelancaran kawasan Correlation 2 Sig. (2-tailed) N
Pendapatan komoditas pertanian kawasan 2
Jangkauan kelancaran kawasan 2
.297
.879
93
93
93
.053
-.016
1
.613
.879
N 93 Sumber : Hasil olah data penelitian SPSS, Tahun 2013
93
Pendapatan Pearson komoditas pertanian Correlation kawasan 2 Sig. (2-tailed)
93
Tabel 3. Analisis korelasi antara ketesediaan infrastruktur jalan dengan tingkat pelayanan jalan dan kondisi sosial ekonomi kawasan strategis 3 Kondisi dimensi jalan kawasan 3 Kondisi dimensi jalan kawasan 3
Jangkauan kelancaran kawasan 3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Sig. (2-tailed) N Pendapatan Pearson komoditas Correlation pertanian kawasan Sig. (2-tailed) 3 N Hasil olah data penelitian SPSS, Tahun 2013
Pendapatan komoditas pertanian kawasan 3
Jangkauan kelancaran kawasan 3
1
.224*
.081
98
.026 98
.430 98
.224*
1
.067
.026 98
98
.511 98
.081
.067
1
.430 98
.511 98
98
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang