D
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TERPADU
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS 10 YOGYAKARTA-SOLO-SEMARANG
EXECUTIVE SUMMARY
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
DAFTAR ISI 1
Profil
2
Ultimate
3
Strategi Pengembangan Wilayah
4
Strategi Pengembangan Infrastruktur
1. PROFIL WPS 10
WPS10
WPS10
JOGLOSEMAR
JOGLOSEMAR
1.1 POSISI GEOGRAFIS WPS 10
1.2 PROFIL UMUM WPS 10
Semarang Ungaran
KOTA SEMARANG
KAB. SLEMAN (SLEMAN)
KOTA SURAKARTA
- Luas: 373,7 km² - 16 Kecamatan/177 Kelurahan - Jumlah Penduduk: 1.700.110 jiwa - IPM: 80,23 (th. 2015) - PDRB: Rp. 109.141,55 Milyar (th. 2015)
- Luas: 574,82 km² - 17 Kecamatan/86 Desa/Kelurahan - Jumlah Penduduk: 1.167.481 jiwa - IPM: 81,20 (tahun 2015) - PDRB: Rp. 28.159,67 Milyar (th. 2015)
- Luas: 44,03 km² - 5 Kecamatan/51 Kelurahan - Jumlah Penduduk: 512.230 jiwa - IPM: 80,14 (tahun 2015) - PDRB: Rp. 28.453,49 Milyar (th. 2015)
KAB SEMARANG (UNGARAN) - Luas: 946,86 km² - 19 Kecamatan/208 Desa/27 Kelurahan - Jumlah Penduduk:1.000.890 jiwa - IPM: 71,89 (tahun 2015) - PDRB: Rp. 28.743,31 Milyar (th. 2015)
Salatiga
Boyolali
Magelang
KOTA SALATIGA Mungkid
Surakarta
Sleman Yogyakarta
Klaten
Sumber Data: analisis konsultan 2016
Wilayah Pertumbuhan Strategis (WPS) 10 berada di Pulau Jawa bagian tengah yang meliputi Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. WPS 10 mencakup beberapa wilayah Kabupaten/Kota antara lain: Kota Semarang, Kab. Semarang, Kota Salatiga, Kota Yogyakarta, Kab. Sleman, Kota Magelang, Kab. Magelang, Kota Surakarta, Kab.Boyolali dan Kab. Klaten; serta kabupaten/kota sekitar yang menjadi wilayah pengaruh WPS di Provinsi DIY dan Jawa Tengah.)
D-2 1
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
2
- Luas: 52,96 km² - 4 Kecamatan/22 Kelurahan - Jumlah Penduduk: 183.820 jiwa - IPM: 80,96 (tahun 2015) - PDRB: Rp.7.755,54 Milyar (th. 2015)
KAB. KLATEN (KLATEN)
KOTA MAGELANG - Luas: 18,12 km² - 3 Kecamatan/17 Kelurahan - Jumlah Penduduk: 120.790 jiwa - IPM: 76,39 (tahun 2015) - PDRB: Rp. 5.240,83 Milyar (th. 2015)
KAB. BOYOLALI (BOYOLALI)
KAB. MAGELANG (MUNGKID ) - Luas: 1.085,73 km² - 21 Kecamatan/367 Desa/5 Kelurahan - Jumlah Penduduk: 1.245.500 jiwa - IPM: 67,13 (tahun 2015) - PDRB: Rp.18.875,57 Milyar (th. 2015)
KOTA YOGYAKARTA - Luas: 32,50 km² - 14 Kecamatan/45 Kelurahan - Jumlah Penduduk: 412.704 jiwa - IPM: 84,56 (tahun 2015) - PDRB: Rp.22.412,18 Milyar (th. 2015)
- Luas: 655,56 km² - 26 Kecamatan/391 Desa/10 Kelurahan - Jumlah Penduduk: 1.158.800 jiwa - IPM: 73,81 (tahun 2015) - PDRB: Rp. 22.622,66 Milyar (th.2015)
- Luas: 1.015,07 km² - 19 Kecamatan/261 Desa/6 Kelurahan - Jumlah Penduduk: 963.690 jiwa - IPM: 71,74 (tahun 2015) - PDRB: Rp.18.189,70 Milyar (th.2015)
TOTAL Luas Wilayah WPS 10
4.799,35 km² WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
3
D-3
WPS10
WPS10
JOGLOSEMAR
JOGLOSEMAR
1.3 PROFIL KEPENDUDUKAN
1.4 PROFIL EKONOMI
Jumlah Penduduk Kabupaten Boyolali
963,690
Kabupaten Klaten
1,158,800
Kota Surakarta
512,230
Kabupaten Magelang Kota Magelang
1,245,500 120,790
Kabupaten Sleman
1,167,481
Kota Yogyakarta Kota Salatiga
TOTAL Penduduk WPS 10
412,704
Kabupaten Semarang
1,000,890
Kota Semarang
1,700,110
Kepadatan Penduduk
Semarang
500 - 3000
Ungaran
3.001 -6.000
Magelang Boyolali Mungkid Sleman Yogyakarta
Surakarta Klaten Kota Ibu Kota Kabupaten
Sumber Data: BPS dalam angka 2016, analisis konsultan 2016
9.001 -12.000 >12.000
6.001-9.000
Salatiga
D-4 1
Selama periode 2006-2013 kinerja perekonomian di Provinsi Jawa Tengah cukup baik, terlihat dari pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000 yang tumbuh dengan laju rata-rata 5,71% /tahun. PDRB Provinsi Jawa Tengah berkontribusi sebesar 8,27% pada tahun 2012. Dari perspektif wilayah, kontribusi Provinsi Jawa Tengah terhadap output wilayah Jawa Bali sebesar 14,35%. Dari sisi besarnya, perekonomian Jawa Tengah menduduki peringkat ketiga terendah di wilayah Jawa setelah DI Yogyakarta dan Banten.
8.466.015
183,820
Berdasarkan diagram di atas, daerah yang memilliki jumlah penduduk paling tinggi adalah Kota Semarang sebanyak 1.612.803 jiwa dan daerah yang memiliki jumlah penduduk paling rendah adalah Kota Magelang sebanyak 123.061 jiwa. Kemudian untuk daerah yang dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kota Yogyakarta sebesar 12.391 penduduk/km2 dan kepadatan penduduk terendah adalah Kabupaten Boyolali sebesar 943 penduduk/km2.
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
4 2
Perekonomian DI Yogyakarta selama periode 2006-2013 menunjukkan kinerja yang kurang baik. Hal ini terlihat dari PDRB yang tumbuh pada laju rata-rata 4,78% /tahun. Laju ini lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada angka 5,9% /tahun pada periode yang sama. Di tingkat wilayah, Provinsi DI Yogyakarta merupakan provinsi dengan output PDRB terendah dengan sumbangan 1,44% terhadap pembentukan PDRB Wilayah Jawa Bali. Kontribusi DI Yogyakarta terhadap pembentukan PDRB nasional sebesar 0,85% pada tahun 2013. WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
5 3
D-5
WPS10
WPS10
JOGLOSEMAR
JOGLOSEMAR
1.4 PROFIL EKONOMI
1.5 PROFIL SOSIAL EKONOMI
PDRB ADHK (dalam Milyar rupiah)
Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Boyolali
18,189.70
Kabupaten Klaten Kota Surakarta
Kabupaten Magelang
5,240.83
TOTAL PDRB ADHK WPS 10
28,159.67
Kota Yogyakarta
22,412.18
289.594,5 M
7,755.54
Kabupaten Semarang
71.74 73.81
Kota Surakarta
18,875.57
Kabupaten Sleman
Kota Salatiga
Kabupaten Klaten
28,453.49
Kabupaten Magelang Kota Magelang
Kabupaten Boyolali
22,622.66
28,743.31
Kota Semarang
109,141.55
Kota Magelang
80.14
67.13 76.39
Kabupaten Sleman
81.2
Kota Yogyakarta
84.56
Kota Salatiga Kabupaten Semarang
80.96 71.89
Kota Semarang
RATA-RATA IPM WPS 10
76.81
80.23
PDRB PerKapita
Semarang
10.000.000-20.000.000
Ungaran
20.000.000-30.000.000 30.000.000-45.000.000
Salatiga
45.000.000-60.000.000
Magelang
>60.000.000
Boyolali Mungkid Sleman Yogyakarta
Surakarta Klaten Kota Ibu Kota Kabupaten
Sumber Data: BPS dalam angka 2016, analisis konsultan 2016
D-6 1
Berdasarkan diagram di atas, daerah yang memilliki jumlah PDRB ADHK paling tinggi adalah Kota Semarang sebanyak 109.141,55 M dan daerah yang memiliki jumlah PDRB ADHK paling rendah adalah Kota Magelang sebanyak 5.240,83 M. Untuk total PDRB ADHK di WPS 10 adalah sebesar 289.594,5 M.
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
6 2
Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Berdasarkan tabel di atas, kemiskinan paling tinggi adalah Kabupaten Klaten dengan 15,61% dan tingkat kemiskinan yang paling rendah adalah Kota Semarang dengan 5,27%. WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
7 3
D-7
WPS10
WPS10
JOGLOSEMAR
JOGLOSEMAR
1.6 PROFIL KAWASAN LINDUNG
1.7 PROFIL INFRASTRUKTUR PUPR Sumber daya air Kawasan Lindung
Semarang
WPS 10 Ungaran 1 1
Gn. Ungaran 3.857 Ha Sumber: Google.com
Salatiga 2
3
2
4.215 Ha
Boyolali
Magelang
Gn. Sumbing (Dieng)
Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi yang amat besar dalam bidang pengairan karena memiliki sungai-sungai besar. Terdapat tiga wilayah sungai di Jawa Tengah, yaitu Jratunseluna, Pemali-Comal, dan Bengawan Solo yang sebagian wilayahnya sampai ke Jawa Timur. Ketiga wilayah sungai tersebut memiliki luas total 33.868,19 km2. Sungai Bengawan Solo yang memiliki panjang 600 km merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa.
Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki beberapa sungai yang tersebar di empat wilayah sungai (WS) yaitu WS. Code, WS. Opak, WS. Progo dan WS. Gajah Wong. Sungai-sungai tersebut pada umumnya memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai sumber energi, untuk kebutuhan industri dan rumahtangga serta irigasi.
Bina marga
Mungkid
4
Surakarta
3
6.565 Ha
Sleman Yogyakarta
Gn. Merbabu
Klaten 4
Gn. Merapi 4.224 Ha
Kota Ibu Kota Kabupaten
Sumber: Google.com
Sumber: Google.com
Arahan pengelolaan kawasan lindung adalah untuk mempertahankan keutuhan funsi kawasan lindung yang TOTAL KAWASAN LINDUNG ada, mencegah kerusakan fungsi lingkungan, serta WPS 10 memperbaiki kawasan lindung yang rusak. Kawasan lindung terdiri atas kawasan hutan lindung, kawasan resapan air, kawasan perlindungan setempat, kawasan rawan bencana, dan kawasan cagar budaya.
18.861 Ha D-8 1
8 2
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
Panjang jalan nasional di Provinsi Jawa Tengah hingga akhir semester tahun 2014 tercatat sepanjang 1.390,75 km, jalan provinsi sepanjang 2.565,62 km dan jalan kabupaten sepanjang 27.040,10 km. Total panjang jembatan pada ruas jalan nasional yang ada di Provinsi Jawa Tengah adalah 18.345,60 m dengan lebar rata-rata 6 sampai 7 meter. Panjang jalan di Provinsi D.I. Yogyakarta pada tahun 2013 meliputi jalan nasional sepanjang 223,161 km dan jalan provinsi sepanjang 619,340 km. Lebar jalan rata-rata di Provinsi D.I. Yogyakarta, baik jalan nasional maupun jalan provinsi berkisar antara 6 sampai 8 meter.
9 3
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
D-9
WPS10
WPS10
JOGLOSEMAR
JOGLOSEMAR
1.7 PROFIL INFRASTRUKTUR PUPR
1.8 PROFIL INFRASTRUKTUR NON-PUPR
Cipta karya
BANDAR UDARA SPAM jaringan perpipaan di Provinsi Jawa Tengah memiliki kapasitas terpasang sebesar 14.939,99 liter/detik dan kapasitas produksi sebesar 10.759,15 liter/detik. Cakupan pelayanan adalah 21,02% dari jumlah penduduk di Jawa Tengah pada tahun 2014 dengan jumlah penduduk terlayani 6.930.479 jiwa. Jumlah pelanggan terdiri dari 1.266.766 unit Sambungan Rumah dan 13.447 unit Hidran Umum.
Jumlah PDAM di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah 5 PDAM, dengan total kapasitas terpasang sebesar 2.521 l/dt, kapasitas produksi sebesar 1.350 l/dt dan jumlah penduduk terlayani 972.441jiwa. Selain PDAM, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) / Instalasi Pengolahan Air (IPA) / Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Prov. D.I. Yogyakarta meliputi TPST UGM dan TPST Minomartani yang berada di Kabupaten Sleman.
Perumahan dan permukiman DI. YOGYAKARTA Rusunawa: 458 unit tersebar di 5 kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Kota Yogyakarta, Kulon Progo dan Sleman Fasilitasi Pembangunan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) seperti ketersediaan air bersih, listrik, jamban serta jalan lingkungan yang ada pada perumahan atau kawasan permukiman: Kota Yogyakarta dan Sleman. Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya: Jumlah rumah yang mendapat BSPS berjumlah 11.580 unit: 11.197 unit peningkatan kualitas dan 383 unit adalah pembangunan baru.
D-10 1
JAWA TENGAH
Sumber: Google.com
Sumber: Google.com
Sumber: Google.com
Bandara Ahmad Yani Semarang - Kelas : Pusat Penyebaran Skala Sekunder - Kapasitas : 867.000 penumpang/tahun
Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta - Kelas : Pusat Penyebaran Skala Sekunder - Kapasitas : 1,2 juta penumpang/tahun
Bandara Adi Sumarmo Surakarta - Kelas : Pusat Penyebaran Skala Sekunder - Kapasitas : 1,2 juta penumpang/tahun
Stasiun kereta api
pelabuhan
Rusunawa: 1.719 unit tersebar di 31 kabupaten/kota diantaranya Kab. Banjarnegara, Magelang, Tegal, Sukoharjo, Kebumen, Jepara, Kota Magelang, Kota Surakarta, DLL. Rumah khusus: 160 unit pada tahun 2010. 34 unit di Kota Salatiga, 84 unit di Kota Semarang dan 42 unit di Kota Solo. Fasilitasi Pembangunan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU): Boyolali, Klaten, Kota Salatiga, Kota Semarang, Kota Surakarta dan Kab. Semarang. Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya: Jumlah rumah yang mendapat BSPS berjumlah 66.075 unit: 59.639 unit peningkatan kualitas dan 6.436 unit adalah pembangunan baru.
10 2
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
Sumber: Google.com
Sumber: Google.com
Stasiun Kereta Api Poncol Semarang - Jumlah peron: 2 - Jumlah jalur: 4 - Kegiatan: Transportasi orang (kelas ekonomi) & barang (peti kemas & semen)
Pelabuhan Tanjung Mas - Jumlah dermaga: 4 Unit - Luas area pelabuhan: 500 ha - Kegiatan: Transportasi orang & barang
11 3
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
D-11
WPS10
WPS10
JOGLOSEMAR
JOGLOSEMAR
1.8 PROFIL INFRASTRUKTUR NON-PUPR
1.9 PROFIL KEGIATAN EKONOMI POTENSIAL
Stasiun kereta api
industri
Sumber: Google.com
Stasiun Kereta Api Tawang Semarang - Jumlah peron: 3 - Jumlah jalur: 6 - Kegiatan: Transportasi orang (kelas ekonomi, bisnis & eksekutif)
Sumber: Google.com
Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta - Jumlah peron: 4 - Jumlah jalur: 8 - Kegiatan: Transportasi orang (kelas, bisnis & eksekutif)
Sumber: Google.com
Stasiun Kereta Api Lempuyangan Yogyakarta - Jumlah peron: 2 - Jumlah jalur: 3 - Kegiatan: Transportasi orang (kelas ekonomi)
Sedangkan kegiatan ekonomi potensial berupa kegiatan pertanian tersebar di daerah-daerah yang menjadi simpul pertanian. Terdapat beberapa daerah peruntukan pertanian yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Semarang, Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kota Semarang, dan Kabupaten Sleman. Sedangkan untuk kawasan potensial ekonomi dari sektor perkebunan, terdapat di Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, serta Kabupaten Sleman.
pariwisata Sumber: Google.com
Stasiun Kereta Api Solo Jebres - Jumlah peron: 3 - Jumlah jalur: 7 - Kegiatan: Transportasi orang (ekonomi)
D-12 1
Sumber: Google.com
Stasiun Kereta Api Solo Balapan - Jumlah peron: 9 - Jumlah jalur: 12 - Kegiatan: Transportasi orang (kelas ekonomi, bisnis & eksekutif) & barang (semen & angkutan BBM)
12 2
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
Sumber: Google.com
Stasiun Kereta Api Klaten - Jumlah peron: 3 - Jumlah jalur: 6 jalur - Kegiatan: Transportasi orang (kelas ekonomi, bisnis & eksekutif)
Sebagai daerah dengan keunggulan pada sektor industri pengolahan, terdapat beberapa kawasan industri yang tersebar di Perkotaan Semarang, yiatu Taman Industri BSB Bonded Zone dengan luas area sekitar 110 ha, Kawasan Industri Candi dengan luas area sekitar 500 ha, Tanjung Emas Export Processing Zone dengan luas area sekitar 110 ha, serta Kawasan Industri Terboyo dengan luas sekitar 300 ha. Selain di Perkotaan Semarang, terdapat pula kawasan peruntukan industri di Boyolali, pada kawasan ini ditemukan potensi potensi kawasan industri.
pertanian
Selain dari sektor industri dan pertanian, kawasan potensial ekonomi di WPS 10 juga melingkupi sektor pariwisata. Sektor pariwisata di WPS 10 cukup banyak tersebar dan cukup menjadi salah satu motor penggerak perekonomian daerah. Kawasan pariwisata yang ada di WPS 10 tersebar di Perkotaan Yogyakarta, Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi-Merbabu, Kawasan Borobudur dan sekitarnya, Perkotaan Surakarta, serta kawasan pariwisata di perkotaan Semarang.
13 3
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
D-13
2. ULTIMATE CONCEPT
WPS10
WPS10
JOGLOSEMAR
JOGLOSEMAR
2.1 ultimate concept
2.1 ultimate concept
Mewujudkan Wilayah Pengembangan Strategis YogyakartaSolo-Semarang (WPS 10) sebagai pusat industri & pariwisata, serta kawasan pertanian yang unggul, berkarakter, dan resilient
keywords
RESILIENT
UNGGUL Mampu berkontribusi pada perekonomian daerah & nasional, serta mampu bersaing pada tingkat nasional maupun internasional
D-16 1
14 2
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
BERKARAKTER Memiliki keunikan khas dengan melestarikan nilai nilai kearifan lokal
12 315
Melakukan pembangunan dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan terutama memperhatikan pada ancaman bencana alam
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
D-17
3. STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH
WPS10
WPS10
JOGLOSEMAR
JOGLOSEMAR
3.1 STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH
KPS 1 Kota Semarang – Kabupaten Semarang – Kota Salatiga Pengembangan kegiatan industri pengolahan, perkotaan, dan pariwisata D-20 1
KPS 2
KPS 3
Kota Yogyakarta – Kabupaten Sleman – Kota Magelang – Kabupaten Magelang Pengembangan kegiatan pariwisata, pertanian, dan perkotaan
Kota Surakarta – Kabupaten Klaten – Kabupaten Boyolali Pengembangan kegiatan pertanian, pariwisata, industri pengolahan, dan perkotaan
16 2
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
3.2 STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN PERTUMBUHAN STRATEGIS 1
1. SPW - INDUSTRI Mengembangkan kegiatan industri pengolahan di Perkotaan Semarang-Salatiga dengan memperhatikan daya dukung lahan dan infrastruktur yang mendukung.
3. SPW - PARIWISATA Mengembangkan potensi pariwisata di Semarang dan Kabupaten Semarang.
2. SPW - PERKOTAAN Mengembangkan sistem perkotaan dalam mendukung dan melayani aktivitas perkotaan di dalam perkotaan Semarang-Salatiga.
4. SPW - KEBENCANAAN Mengembangkan sarana prasarana khusus sebagai penanganan kawasan rawan bencana di perkotaan Semarang dsk.
317
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
D-21
WPS10
WPS10
JOGLOSEMAR
JOGLOSEMAR
3.3 STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN PERTUMBUHAN STRATEGIS 2
5. SPW - PARIWISATA
6. SPW - PERTANIAN
Mengembangkan Yogyakarta dan Borobudur dsk, sebagai pusat industri kreatif dan perdagangan pendukung kegiatan pariwisata.
Mengembangkan kegiatan industri-pertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional di Sleman dan Magelang.
7. SPW - PERKOTAAN Mengembangkan sistem perkotaan dalam mendukung dan melayani aktivitas perkotaan di dalam perkotaan Yogyakarta (KPY) dan perkotaan Magelang.
D-22 1
8. SPW - KEBENCANAAN Mengembangkan sarana prasarana khusus sebagai penanganan kawasan rawan bencana di perkotaan Yogyakrta dsk dan Magelang dsk.
18 2
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
3.4 STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN PERTUMBUHAN STRATEGIS 3
9. SPW - PERTANIAN
10. SPW - PARIWISATA
Mengembangkan kegiatan industripertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional di Klaten dan Boyolali.
Mengembangkan Kota Surakarta dan TNG Merapi Merbabu dsk, sebagai pusat industri kreatif & perdagangan pendukung kegiatan pariwisata.
11. SPW - INDUSTRI Mengembangkan kegiatan industri pengolahan di Perkotaan Boyolali dengan memperhatikan daya dukung lahan dan infrastruktur yang mendukung.
12. SPW - PERKOTAAN Mengembangkan sistem perkotaan dalam mendukung dan melayani aktivitas perkotaan di dalam perkotaan Surakarta (Subosukawonosraten).
319
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
D-23
4. STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
WPS10
WPS10
JOGLOSEMAR
JOGLOSEMAR
4.1 STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUr kawasan pertumbuhan strategis 1 Strategi Pengembangan Wilayah KPS 1 adalah
Strategi Pengembangan Wilayah KPS 2 adalah
“Mendukung sektor industri pengolahan , perkotaan dan pariwisata di perkotaan Semarang dsk.”
“Mendukung sektor industri kreatif pariwisata, industri-pertanian dan perkotaan di perkotaan Yogyakarta dsk dan Magelang.”
SPI (Strategi Pengembangan Infrastruktur)
Sumber Pendanaan
Tahun Pelaksanaan 2016-2021
Pengembangan sistem penyediaan air baku untuk mendukung kegiatan industri.
Provinsi
kawasan permukiman yang tepat sebagai penopang kegiatan industri. Pengembangan sistem penyediaan air minum sebagai penopang aktivitas perkotaan. Pengembangan pengelolaan sistem sanitasi sebagai penopang aktivitas perkotaan. Pengembangan aksesibilitas menuju kawasan pariwisata. Pengembangan Jalur Kereta Api SemarangAmbarawa.
Pembangunan Anjungan Cerdas.
Pemerintah Provinsi
Pengembangan aksesibilitas menuju kawasan pariwisata yang mendukung pergerakan
Kementerian PUPR,
Pengembangan aksesibilitas menuju kawasan
Provinsi
Pemerintah Provinsi
pariwisata yang mendukung pergerakan wisatawan lokal maupun asing. (tahap 2)
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Provinsi
Pemerintah Provinsi
Pengembangan Jalur Kereta Api Semarang-
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Magelang-Yogyakarta
Provinsi
Pemerintah Provinsi
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Provinsi
Pemerintah Provinsi
APBN, APBD
Kementerian Perhubungan, Pemerintah Provinsi
kegiatan pertanian. Pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman pada kawasan budidaya yang tepat sebagai pendukung aktivitas perkotaan.
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Pengembangan sistem penyediaan air minum
Provinsi
Pemerintah Provinsi
sebagai penopang sistem perkotaan.
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Provinsi Pemerintah Provinsi Sumber Data: Analisis Konsultan, 2016
20 2
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
sebagai penopang sistem perkotaan. Pengembangan pengendali lahar sebagai
2016-2021 Kementerian PUPR,
Provinsi
Pemerintah Provinsi
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Provinsi
Pemerintah Provinsi
Provinsi
pengolahan air baku untuk mendukung
Tahun Pelaksanaan Instansi Terkait
APBN, APBD
APBN, APBD
Peningkatan sistem penyediaan dan
Pengembangan sistem penyediaan sanitasi
Sumber Pendanaan
Indikasi Program
APBN, APBD
Provinsi
Pengembangan penanggulangan banjir rob
bencana.
Kementerian PUPR,
2022-2026
wisatawan lokal maupun asing. (tahap 1)
Peningkatan kualitas perumahan dan
sebagai penanganan kawasan rawan
APBN, APBD
SPI (Strategi Pengembangan Infrastruktur)
Instansi Terkait
Indikasi Program
D-26 1
4.2 STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR Kawasan Pertumbuhan Strategis 2
2022-2026
Kementerian Perhubungan, Pemerintah Provinsi
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Provinsi
Pemerintah Provinsi
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Provinsi
Pemerintah Provinsi
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Provinsi
Pemerintah Provinsi
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Provinsi
Pemerintah Provinsi
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
penanganan kawasan rawan bencana. Sumber Data: Analisis Provinsi Konsultan, Pemerintah Provinsi 2016
21 3
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
D-27
WPS10
WPS10
JOGLOSEMAR
JOGLOSEMAR
4.3 STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR Kawasan Pertumbuhan Strategis 3 Strategi Pengembangan Wilayah KPS 3 adalah
“Mendukung sektor industri-pertanian, industri kreatif pariwisata, industri pengolahan, perkotaan di perkotaan Surakarta dsk.” SPI (Strategi Pengembangan Infrastruktur)
Sumber Pendanaan
Indikasi Program Pengembangan sistem penyediaan dan
Tahun Pelaksanaan Instansi Terkait 2016-2021
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Provinsi
Pemerintah Provinsi
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Provinsi
Pemerintah Provinsi
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Provinsi
Pemerintah Provinsi
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Provinsi
Pemerintah Provinsi
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Provinsi
Pemerintah Provinsi
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Provinsi
Pemerintah Provinsi
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
sebagai pendukung penopang sistem perkotaan.
Provinsi
Pemerintah Provinsi
Peningkatan sistem penyediaan sanitasi sebagai
APBN, APBD
Kementerian PUPR,
Provinsi
Pemerintah Provinsi
pengolahan air baku untuk mendukung kegiatan pertanian. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi untuk mendukung kegiatan pertanian. Pengembangan aksesibilitas menuju kawasan pariwisata yang mendukung pergerakan wisatawan lokal maupun asing. Pengembangan pengelolaan sistem sanitasi sebagai pendukung kegiatan pariwisata. Pengembangan sistem penyediaan dan pengolahan air baku untuk mendukung kegiatan industri. Pengembangan perumahan dan kawasan permukiman pada kawasan budidaya yang tepat sebagai pendukung aktivitas perkotaan. Pengembangan sistem penyediaan air minum
penopang sistem perkotaan.
2022-2026
Sumber: Google.com
Sumber Data: Analisis Konsultan, 2016
D-28 1
22 2
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
23 3
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG
D-29