Eddy Muzdajar Batubara, Rujiman, dan Rahmanta: Analisis Faktor-Faktor…
PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH (PISEW) TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN NAMAN TERAN KABUPATEN KARO *Elisa Br Ginting, **Syaad Afifuddin, **Rahmanta *Alumnus Magister PWD SPs USU ** Dosen SPs USU Abstract: The purpose of this study was to determine the effect of socio-economic infrastructure development program on regional development in the kecamatan Naman Teran, and perceptions about the work of social and economic infrastructure development in the kecamatan Naman Teran. The population in this study was all the people residing in the district Naman Teran , amounting to 12 916 inhabitants. The number of samples obtained at 99.24 people. The author uses the method of random sampling. Based on the research results of the partial test can be seen that the public perception variables are variables that have the most significant effect is positive and the resulting t value of 3.892 with 0.000 sig. And based on the results obtained by the coefficient of determination of 0.418. This indicates that 41.8 % variable socio-economic infrastructure development program (X1) and perceptions (X2) explains their effects on the development of variable region (Y) in kecamatan Naman Teran, while another 58.2 % is a variable that is not examined. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh program pembangunan infrastruktur sosial ekonomi pada pembangunan daerah di kecamatan Naman Teran, dan persepsi tentang pekerjaan pembangunan infrastruktur sosial dan ekonomi di kecamatan Naman Teran. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang tinggal di distrik Naman Teran, sebesar 12 916 jiwa. Jumlah sampel yang diperoleh pada 99,24 orang. Penulis menggunakan metode random sampling. Berdasarkan hasil penelitian dari uji parsial dapat dilihat bahwa variabel persepsi publik adalah variabel yang memiliki pengaruh yang paling signifikan adalah positif dan nilai t yang dihasilkan dari 3,892 dengan sig 0.000. Dan berdasarkan hasil yang diperoleh koefisien determinasi dari 0,418. Hal ini menunjukkan bahwa variabel 41,8% Program sosio-ekonomi pembangunan infrastruktur (X1) dan persepsi (X2) menjelaskan pengaruhnya terhadap pengembangan wilayah variabel (Y) di kecamatan Naman Teran, sementara yang lain 58.2% merupakan variabel yang tidak diteliti. Kata kunci: PISEW dan persepsi masyarakat PENDAHULUAN Pembangunan desa merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dengan demikian pembangunan desa mempunyai peranan yang penting dan bagian yang tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan nasional. Hal tersebut terkait dengan begitu banyaknya program dan kegiatan yang dirancang oleh pemerintah untuk pembangunan desa. Pembangunan di negara yang sedang berkembang mengandung dua dimensi,
yaitu tujuan dan proses. Tujuan pembangunan sudah pasti kondisi kehidupan yang lebih baik sebagaimana yang diinginkan oleh masyarakat. Sedangkan proses untuk mencapai tujuan itu dinyatakan dalam berbagai strategi pembangunan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS, 2012) dapat diketahui bahwa jumlah penduduk pada kecamatan Naman Teran pada tahun 2012 sebanyak 12.916 jiwa. Namun jangkauan pelayanan infrastruktur di kecamatan Naman Teran masih jauh dari
174
Elisa Br. Ginting, Syaad Afifuddin, Rahmanta: Pengaruh Program …
memadai. Pada kecamatan Naman Teran belum terdapat Rumah Sakit, dan hanya terdapat 1 unit Puskesmas dan 1 orang dokter yang terletak di kelurahan Naman. Hal ini masih dirasa kurang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarat pada kecamatan Naman Teran. Pembangunan di wilayah perdesaan masih jauh tertinggal dibandingkan dengan pembangunan di wilayah perkotaan, namun penduduk di wilayah perdesaan tidak berbeda jauh jumlahnya dengan penduduk di wilayah perkotaan. Kabupaten Karo untuk tahun 2013 memproleh dana PNPM Pisew sebesar Rp 5,2 miliar. Dana ini dipergunakan untuk Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) sebesar Rp 2 miliar, dan reguler Rp.400 juta untuk delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Karo. Salah satu tujuan dari program PISEW adalah mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat yang berbasis sumberdaya lokal. Adapun lingkup kegiatan meliputi pembangunan infrastruktur skala kecil perdesaan dengan kategori infrastruktur yang dibangun: a) Transportasi (jalan, jembatan, titian); b) Peningkatan produksi Pertanian (irigasi tersier); c) Pemasaran hasil pertanian (pasar desa); d) Air Bersih dan sanitasi (Prasarana Air Bersih, MCK); e) Kesehatan (pembangunan posyandu, puskesdes dan rehabilitasi puskesmas); dan f) Pendidikan (rehabilitasi sekolah dasar dan sekolah menegah pertama, Penyediaan Meubeler). Kurang lancarnya aksesibilitas ke pusat bisnis, fasilitas umum dan pusat kegiatan masyarakat merupakan masalah utama bagi sebagian masyarakat miskin di pedesaan. Perbaikan aksesibilitas daerah pedesaan tidak hanya memperbaiki hubungan ke pusat bisnis, tetapi juga akan memperbaiki komunikasi melalui suatu jaringan. Secara umum ini berarti biaya yang lebih rendah untuk mendapatkan barang, untuk menuju daerah pedesaan, juga untuk menuju keluar dari daerah pedesaan, sehingga memudahkan hubungan antar daerah. Transportasi yang baik ke daerah pedesaan juga akan memudahkan bagi mereka yang tinggal di desa dan bekerja di kota untuk pulang balik kerja, tanpa harus berpindah ke kota. Dengan dibangunnya sarana transportasi (dalam hal
175
ini infrastruktur desa), kegiatan ekonomi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam pembangunan pada kawasan yang mempunyai potensi ekonomi tinggi akan lebih mudah dikembangkan. Kegiatan ekonomi masyarakat ini akan berkembang apabila mempunyai prasarana dan sarana transportasi yang baik untuk aksesibilitas. Aksesibilitas ini dapat memacu proses interaksi antar wilayah sampai ke daerah yang paling terpencil sehingga tercipta pemerataan pembangunan (Kirmanto, 2005). Salah satu wilayah yang memperoleh dana PNPM PISEW adalah Kecamatan Naman Teran di Kabupaten Karo, yang terdiri dari 14 desa. Salah satu desa yang memperoleh dana tersebut adalah Desa Kuta Rayat yang telah memperoleh dana PNPM PISEW sejak tahun 2009 untuk peningkatan infrastruktur dalam bentuk perkerasan jalan ke sentra produksi pertanian. Perbaikan akses jalan bagi masyarakat di Desa Kuta Rayat menjadi penting karena desa tersebut sebagai sentra pertanian membutuhkan infrastruktur jalan yang baik untuk memperlancar aksesibilitas masyarakat khususnya dalam hal pemasaran hasil-hasil pertanian. Dengan demikian perbaikan akses jalan diharapkan memberikan dampak positif terhadap perekonomian dan aksesibilitas masyarakat yang dapat dilihat dari kelancaran arus barang dari dan ke Desa Kuta Rayat dibandingkan dengan keadaan sebelumnya perbaikan akses jalan dilakukan. Dengan semakin lancarnya arus transportasi tersebut akan mengurangi biaya dan waktu pengangkutan sehingga akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi terhadap pengembangan wilayah di kecamatan Naman Teran? 2. Bagaimana persepsi masyarakat mengenai hasil kerja pengembangan infrastruktur sosial ekonomi di kecamatan Naman Teran? METODE Penelitian ini dilakukan di wilayah kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo. Pengamatan dan pengambilan sampel
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 4, Oktober 2014
ditetapkan pada desa/kelurahan yang memperoleh program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi yang tersebar pada 14 desa/kelurahan (Kuta Gugung, Sigarang-garang, Bekerah, Simacem, Sukanalu, Kuta Tonggal, Sukandebi, Naman, Sukatepu, Ndeskati, Kuta Mbelin, Gung Pinto, Kebayaken, dan Kuta Rayat). Waktu penelitian dilakukan dari bulan Februari 2013 sampai dengan Februari 2014. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survey. Menurut Arikunto (2006), “Pendekatan survey adalah kegiatan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai fakta-fakta yang merupakan pendukung terhadap penelitian, dengan maksud untuk mengetahui status dan gejala”. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2005) “Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, atau meringkaskan berbagai kondisi, situasi, fenomena menurut kejadian sebagaimana adanya”. Sifat penelitian adalah menjelaskan (deskriptif eksplanatory) yang berkaitan dengan kedudukan satu variabel serta hubungannya dengan variabel yang lain (Arikunto, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berada di kecamatan Naman Teran yang berjumlah 12.916 jiwa. Jumlah sampel yang didapat sebesar 99,24 dibulatkan menjadi 100 orang. Penulis menggunakan metode simple random sampling pada penarikan sampel. HASIL Deskripsi Objek Penelitian Kecamatan Naman Teran merupakan salah satu dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Karo dengan Ibukota kecamatan di desa Naman yang berjarak 20 km dari Kabanjahe sebagai ibukota kabupaten dan 97 km dari Medan ibukota propinsi. Kecamatan Naman Teran dibentuk atas dasar PERDA 04 tahun 2005, dimana Kecamatan Simpang Empat dimekarkan menjadi 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Simpang Empat (Sebagai Kecamatan Induk), Kecamatan Naman Teran (hasil pemekaran) dan Kecamatan
Merdeka (hasil pemekaran). Kecamatan Naman Teran dengan luas ± 87,82 km² berada pada ketinggian rata-rata 700-1420 m diatas permukaan laut dengan temperatur 16ºC-17ºC. Hasil Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal grafik. Metode yang dipakai adalah metode plot. Cara pengambilan keputusannya pada metode plot adalah: a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah) Gambar 1. Hasil Uji Normalitas Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi normalitas dan tidak terjadi masalah normalitas. 2. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
176
Elisa Br. Ginting, Syaad Afifuddin, Rahmanta: Pengaruh Program …
variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Berdasarkan Tabel dapat diketahui hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan, variabel bebas tidak memiliki nilai tolerance kurang dari 10% yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi. 3. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi karena adanya perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dalam pengujian ini menggunakan diagram pancar residual. Cara pengambilan keputusan yaitu: a. Jika diagram pancar membentuk polapola tertentu yang teratur, maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. b. Jika diagram pancar tidak membentuk pola atau acak, maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah) Gambar 2. Hasil Uji Heterokedastisitas Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi hipotesis pertama terbebas dari asumsi heteroskedastisitas.
177
Hasil Regressi Linear 1. Koefisien Determinasi (R-Square) Nilai koefisien determinasi (R²) dipergunakan untuk mengetahui variasi variabel bebas program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi, dan persepsi masyarakat dengan adaya program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi di kecamatan Naman Teran memberikan manfaat terhadap pembangunan infrastruktur transportasi, produksi pertanian, pemasaran pertanian, air bersih dan sanitasi, pendidikan dan kesehatan berpengaruh positif terhadap pengembangan wilayah di kecamatan Naman Teran. Berdasarkan Tabel diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,418. Hal ini menunjukkan bahwa 41.8% variabel program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi (X1) dan persepsi masyarakat (X2) menjelaskan variasi terhadap variabel pengembangan wilayah (Y) di kecamatan Naman Teran, sedangkan 58,2% merupakan variabel lain yang tidak diteliti. 2. Uji Secara Serempak (Uji F) Berdasarkan Tabel diperoleh bahwa nilai Fhitung (10.284) lebih besar dibandingkan dengan nilai Ftabel (4.00), dan sig. α (.000a) lebih kecil dari alpha 5% (0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa hasil penelitian menolak H0 dan menerima Ha. Dengan demikian secara serempak program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi (X1) dan persepsi masyarakat (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel pengembangan wilayah (Y) di kecamatan Naman Teran. 3. Uji Secara Parsial (Uji t) Tabel menunjukkan persamaan regresinya adalah Y = 8.901 + 0,172X1 + 0,314 X2 + e Model persamaan tersebut menunjukkan untuk nilai t hitung variabel X1 dan X2, lebih besar dari pada nilai t tabel . Berdasarkan hasil uji parsial dapat diketahui bahwa variabel persepsi masyarakat merupakan variabel yang memiliki pengaruh positif serta paling signifikan yaitu nilai t hitung yang dihasilkan sebesar 3,892 dengan nilai sig 0,000.
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 4, Oktober 2014
PEMBAHASAN Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) mendorong terciptanya kondisi kemandirian masyarakat dalam menciptakan prakarsa dan kebutuhan nyata bagi peningkatan kinerja keluarga miskin disetiap desa melalui berbagai instrument kelompok diskusi sektor, kelompok diskusi antar sektor, lembaga kemasyarakatn desa, kelompok pemanfaat dan pemelihara sampai peningkatan institusi lokal yang muncu maupun masyarakat luas di tingkat kawasan. Prakarsa itu diwujudkan dalam proses membangun melalui pelibatan masyarakat sejak penemuan akar masalah di tingkat basis masyarakat sampai menghsilkan berbagai dokumen perencanaan maupun kegiatan secara terus menerus bagi peningkatan kualitas hidup keluarga. Sebagai sebuah kumpulan individu dengan keanekaragaman latarbelakang budaya dan sosial yang berbeda, masyarakat menjadikan dirinya sebagai sebuah potensi yang senantiasa ber-evolusi searah dengan perkembangan zaman. Tetapi tidak jarang potensi dalam kelompok masyarakat tersebut masih belum sepenuhnya dilihat sebagai modal yang dapat dikembangkan dan diberdayakan untuk tujuan-tujuan pengembangan masyarakat itu sendiri baik secara internal maupun eksternal. Pengembangan masyarakat melalui pengelolaan potensi masyarakat belumlah cukup, untuk melengkapinya, aspek-aspek strategis kemasyarakatan yang harus diperhatikan adalah aspek kepemimpinan, pengorganisasian dan kontribusi. Di dalam aspek kepemimpinan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, kerjasama, peran serta, komitmen dan kebijakan sangat berpengaruh dalam mengakselerasi proses kemajuan. Sementara itu, dalam aspek organisasi, struktur organisasi, anggota tim, peran tugas dan tanggung jawab berfungsi dalam memastikan bergerak tidaknya suatu proses yang tengah diupayakan. Aspek kontribusi merupakan aspek yang sangat kompleks dimana sangat tergantung pada kondisi dan situasi sosio-ekonomi dan kultur masyarakat setempat. Peranserta masyarakat didefinisikan sebagai suatu proses yang melibatkan masyarakat, yakni proses komunikasi dua arah secara terus menerus untuk
meningkatkan pengertian masyarakat secara penuh atas suatu proses kegiatan. Tujuan dasar dari peranserta masyarakat adalah menghasilkan masukan dan persepsi yang berguna dari warga Negara dan masyarakat yang berkepentingan (Public Interest) dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Oleh karena itu, salah satu kunci keberhasilannya adalah pelibatan masyarakat sejak perencanaan hingga pelaksanaan sebuah kegiatan dan semangat yang harus ditanamkan pada jiwa masyarakat adalah semangat kepentingan diri mereka sendiri, kelompok dan lingkungan mereka. Hal ini akan melahirkan rasa kepemilikan atas inisiatif, upaya dan kegiatan yang mereka laksanakan dimana kondisi tersebut akan berfungsi sebagai pilar yang mengukuhkan kebersamaan mereka untuk maju dan membangun bersama. Sesungguhnya masyarakat lebih mengetahui situasi geografis dan kapasitas mereka sendiri, maka melalui pendekatan Program PISEW yang bersifat stimulan, masyarakat diajak untuk berpartisipasi aktif dan belajar untuk mengidentifikasi serta mengupayakan solusi atas persoalan-persoalan yang mereka hadapi yang terkait dengan upaya pembangunan aspek sosial, ekonomi dan lingkungannya, termasuk penyertaan peran perempuan dalam setiap inisiatif pembangunan. Segala potensi masyarakat yang tersedia (sumber daya alam dan sumber daya manusia) di lingkungan masing-masing merupakan peluang yang berharga untuk memulai suatu perubahan yang dapat diawali dengan perencanaan kegiatan berskala kecil dan terukur. Dukungan kebijakan dan regulasi serta iklim politik dan ekonomi yang kondusif merupakan prasyarat mutlak dalam memastikan proses pemberdayaan dan pengembangan masyarakat menjadi sebuah proses yang berkelanjutan. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan PISEW sudah terlihat sejak dilakukannya kegiatan sosialisasi tingkat kecamatan, dimana dapat dilihat besarnya jumlah kehadiran peserta yang menunjukkan minat serta kebutuhan informasi yang cukup besar. Selain itu kegiatan lainnya yang mengikutsertakan keterlibatan masyarakat adalah Diskusi Antar Kelompok Diskusi Sektor yang menjaring segenap usulan desa dimana
178
Elisa Br. Ginting, Syaad Afifuddin, Rahmanta: Pengaruh Program …
dihasilkan sejumlah usulan yang menjadi cikal bakal kegiatan masyarakat. Dalam bidang kelembagaan, peran Lembaga Kemasyarakat Desa (LKD) yang ada di tengah masyarakat umumnya menunjukkan minat yang sangat besar terhadap upaya pembangunan di desa mereka. LKD selalu terlibat dalam berbagai pertemuan baik di tingkat desa maupun di tingkat kecamatan. Program PISEW sesungguhnya merupakan kristalisasi upaya pemerintah dalam memicu inisiatif daerah sebagai penyelenggara dan masyarakat sebagai pelaksana sekaligus penerima manfaat program (beneficiary). Tingkat keberhasilan upaya tersebut sangat tergantung pada komitmen yang diberikan oleh pihak-pihak terkait dalam menyikapi inisiatif yang diambil oleh pemerintah pusat tersebut. Keseragaman persepsi oleh berbagai pihak terkait pun memberikan andil dalam percepatan dan keberhasilan proses perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan. Sungguhpun demikian, masyarakat sebagai kelompok penerima manfaat perlu mendapatkan arahan dan bimbingan yang memadai agar dapat menumbuhkembangkan pemahaman yang benar tentang maksud dan tujuan program serta praktek, sikap dan perilaku (Knowledge, Attitude and Practice) yang sesuai sebagaimana yang diharapkan. Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah institusionalisasi proses pembangunan yang berkelanjutan adalah sebuah tantangan yang harus disikapi secara arif dan terbuka oleh seluruh pihak. Bersandar pada pemahaman tentang Kepentingan Umum (Public Interest) diharapkan iklim transparansi/akuntabilitas, demokratis, partisipatif dan berkelanjutan akan dapat digapai di masa mendatang. Wahyuni (2009) dalam penelitian “Analisis Pengaruh Infrastruktur Ekonomi dan Sosial terhadap Produktivitas Ekonomi di Indonesia”, menyimpulkan bahwa pendekatan yang dilakukan dengan model fixed effects menunjukkan hasil bahwa masing-masing infrastruktur memberikan pengaruh yang positif terhadap produktivitas ekonomi dengan tingkat elastisitas yang berbeda-beda, yaitu infrastruktur sarana kesehatan sebesar 0,65, energi listrik 0,08, panjang jalan 0,07 dan air bersih 0,05. Sarana kesehatan yang
179
merupakan bagian dalam modal manusia yang vital bagi pembangunan, mempunyai tingkat elastisitas yang paling besar memengaruhi produktivitas ekonomi dimana setiap kenaikan 1 persen infrastruktur kesehatan akan meningkatkan produktivitas ekonomi sebesar 0,65 persen. SARAN Sehubungan dengan hasil penelitian, maka disarankan sebagai berikut: 1. Bagi pemerintah Kecamatan Naman Teran agar menindaklanjuti Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) dengan cara memelihara dan meningkatkansarana dan prasarana yang telah dibangun, khususnya dilokasi Program PISEW tersebut guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2. Pemerintah kabupaten Karo diharapkan agar mengalokasikan anggarannya guna menciptakan pusatpusat pertumbuhan ekonomi daerah sekitarnya melalui penetapan daerah Kawasan Stategis Kabupaten (KSK) dilokasi Program PISEW. 3. Bagi warga Kecamatan Naman Teran dapat lebih meningkatkan gotong royong dan peran dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan infrastruktur sosial ekonomi wilayah. DAFTAR RUJUKAN Adisasmita, H.R. 2005. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah. Graha Ilmu. Yogyakarta. Adisasmita, H.R. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Graha Ilmu, Yogyakarta. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Bulohlabna, C. 2008. Tipologi dan Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Timur Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Edwin. 1998. Analisis Sikap Pemukim terhadap Prasarana Umum di Daerahnya. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 4, Oktober 2014
Hadisaroso. 1993. Konsep Dasar Pengembangan Wilayah di Indonesia, dalam Prisma No. 8 Agustus, Jakarta. Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi. Yogyakarta. Ikhsan. 2004. Hubungan Antara Infrastruktur dengan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan. LPEM, Jakarta. Kodoatie, R. J. 2003. Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Miraza, B.H. 2005. Peran Kebijakan Publik dalam Perencanaan Wilayah. Wahana Hijau. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Vol.1 Nomor 2 Desember 2005. -----------------. 2005. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Cabang Bandung-Koordinator Jawa Barat. Bandung. Mulyanto. H.R. 2008. Prinsip-Prinsip Pengembangan Wilayah. Graha Ilmu. Yogyakarta. Nasoetion, L. I. 1999. Pendekatan Agropolitan dalam Rangka Pembangunan Wilayah dan Pedesaan. Makalah Seminar Nasional Pembangunan Wilayah dan Pedesaan. IPB. Bogor. Oktavianus, E. 2003. Analisis Keinginan Membayar Penduduk Perkotaan terhadap Pelayanan Air Bersih. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. (tidak dipublikasikan). Purba, B.P.J. 2006. Pengaruh Program Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D) terhadap Pengembangan Wilayah Berbasis Pemberdayaan Masyarakat di
Kecamatan Raya - Kabupaten Simalungun. Wahana Hijau. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Vol.2 Nomor 1 Agustus 2006. Sandy. I.M. 1992. Pembangunan Wilayah. Monografi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Setyaningrum, E. 1997. Analisis Pembiayaan Infrastruktur Perkotaan Studi Kasus Dati II Kabupaten Sleman DIY. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Sibarani, M. H. M. 2002. Kontribusi Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Tesis. Program Pascasarjana Magister Sains Universitas Indonesia..Jakarta. Sinaga, E. 2004. Pengaruh Proyek Pemberdayaan Kecamatan Terpadu (P2KT) Terhadap Pembangunan Desa di Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun. Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan (Tidak dipublikasikan) Sirojuzilam. 2005. Regional Planning and Development. Wahana Hijau. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Vol.1 Nomor 1 Agustus 2005. ------------- dan Mahalli, K. 2010. Regional. Pembangunan, Perencanaan dan Ekonomi. USU Press. Medan. Wahyuni, K.T. 2009. Analisis Pengaruh Infrastruktur Ekonomi dan Sosial terhadap Produktivitas Ekonomi di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Bogor.
180