KINERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DALAM PROGRAM BANTUAN PENINGKATAN HASIL PERTANIAN DI DESA BETELEN KECAMATAN TOMBATU Vijay L. Tumiwa, 110813173 ABSTRAK Berdasarkan Undang-Undang RI No. 41 Tahun 2009 psl 6 Pemerintah dan Pemerintah daerah wajib melindungi dan memberdayakan petani, kelompok petani, koperasi petani, serta asosiasi petani. Sulawesi utara merupakan salah satu daerah di Indonesia yang mempunyai luas pertanian yang patut dibangakan. Karena, Sulawesi utara turut serta dalam menjaga kestabilitan pangan bahkan sebagai swasembada. Dengan adanya berbagai hasil pertanian di Sulawesi utara salah satunya daerah kabupaten Minahasa Tenggara yang menghasilkan berbagai komoditi hasil pertanian sehingga mengundang berbagai daerah lain untuk mepelajari bagaimana kelompok-kelompok petani di kabupaten Minahasa Tenggara lebih khususnya di desa betelen kecamatan Tombatu. Dalam upaya pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara dalam mengupayakan peningkatan hasil pertanian melalui bantuan yang ada sehingga, pemerintah daerah tersebut mengeluarkan program SAMISADE Satu milyar satu desa yang di dalamnya sudah termasuk pendidikan, infrastruktur dan pertanian. Dalam konteks penyelenggaraan program bantuan peningkatan hasil pertanian bagaimana pemerintah kabupaten Minahasa Tenggara khususnya kinerja Dinas pertanian mengupayakan agar program bantuan peningkatan hasil pertanian di daerah tersebut khususnya Desa Betelen Kecamatan Tombatu. Agar dapat menjaga dan menstabilkan pangan di kabupaten Minahasa Tenggara. Pelaksanaan Kinerja Dinas Pertanian yang ada didesa Betelen terbagi atas dua program fisik dan program non fisik, sedangkan program fisik itu pada pembuatan jalan pertanian sedangkan non-fisik itu yakni program pembinaan generasi muda para kelompok tani yang dilakukan kepala desa melalui aspek keagamaan dan aspek ekonomi. Melalui aspek keagamaan kepala desa melakukan pembinaan dengan cara melakukan pembinaan lewat Gereja, sedangkan melalui aspek ekonomi melalui organisasi kelompok tani melalui pembinaan pinjaman modal usaha dari PNPM dengan bunga yang sangat kecil. Peran kepala desa sebagai Pembina Masyarakat dalam Kelompok Tani. Pembinaan kehidupan masyarakat desa dialkukan oleh kepala desa melalui nilai-nilai kearifan local dan modal social yang dianut oleh masyarakat desa sejak dulu, yakni menumbuhkan kembali semangat gotong royong. Sedangkan kepala desa menggunakan konsep kesadaran dan keamanan dari masyarakat sendiri. Kegiatan sehari-hati dilakukan dengan cara bergotong royong, baik itu dalam membersihkan desa atau melakukan pembangunan desa melalui program pemerintah dengan adanya kelompok tani. Kata kunci : Kinerja, Dinas Pertanian, Hasil Pertanian I.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Lahan pertanian merupakan bagian dari bumi sebagai karunia Tuhan Yang maha Esa yang dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana diamanatkan dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;. Bahwa negara Indonesia sebagai negara agraris perlu menjamin penyediaan lahan
pertanian secara berkelanjutan sebagai sumber pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dengan mengedepankan yang prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan kemandirian, serta dengan menjaga kesimbangan, kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional. Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah beserta segenap factor yang mempengaruhi pengunaanya seperti iklim, relief aspek geologi, dan hidrologi yang terbentuk secara alami maupun akibat pengaruh manusia. Lahan pertanian memiliki peran dan fungsi strategis bagi masyarakat Indonesia yang bercorak agraris kerena terdapat sejumlah besar pnduduk Indonesia yang mengantungkan hidup pada sektor pertanian. Dengan demikian, lahan tidak saja memiliki nilai relegius. Dalam rangka pembangunan pertanian yang berkelanjutan Lahan merupakan sumber daya pokok dalam usaha pertanian, terutama pada kondisi yang sebagian besar bidang usahanya masih bergantung pada pola pertanian berbasis lahan. Lahan merupakan sumber daya alam yang bersifat langka karena jumlahnya tidak bertambah,tetapi kebutuhan terhadap lahan selalu meningkat. Paradigma pembangunan masa lalu. Beranggapan bahwa indikator keberhasilan suatu pembangunan adalah mengecilnya sumbangan sektor pembangunan pertanian pada total pendapatan nasional, akibatnya pembangunan sektor pertanian relative ditiadakan. Tetapi dengan krisis pada sekitar 8 tahun yang lalu menyadarkan kita bahwa pembangunan demikian tidak tepat karena ternyata sektor pertanian dalam menghadapi krisis inilah yang menyebapkan terjadinya perubahan pola pikir dari perencana pembangunan yang kemudian menajdi sektor pertanian menjadi harapan baru. Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka setiap upaya pembangunan pertanian harus sensitive terhadap budaya masyarakat, dengan menjadikan pengetahuan dan budaya lokal sebagai variable utama dalam proses pembangunan pertanian dan pemberdayaan masyarakat di pedesaan pun memiliki potensi dan keragaman produk pertanianya. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 41 Tahun 2009 psl 6 Pemerintah dan Pemerintah daerah wajib melindungi dan memberdayakan petani, kelompok petani, koperasi petani, serta asosiasi petani. Perlindungan petani sebagaimana dimaksud dalam pasal 61 berupa pemberian jaminan: a. Harga komoditas pangan pokok yang menguntungkan; b. Memperoleh sarana produksi dan prasarana pertanian; c. Pemasaran hasil pertanian pangan pokok; d. Pengutamaan hasil pertanian pangan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional;dan/atau e. Ganti rugi akibat gagal panen Pelaksana pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah,menurut pasal 7 ayat (4) PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan daerah/kota pemerintah di bidang pertanian merupakan urusan pemerintah daerah dalam mengembangkan kelompok-kelompok petani dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastruktur (tidak hanya bentuk fisik), memperluas berbagai bantuan, pemanfaatan, pembinaan, pengawasan, pembiayaan dan sitem informasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir diseluruh daerah Indonesia terdapat daerah-daerah yang merupakan penyumbang kestabilan pangan di tanah air. Maka yang diperhatikan adalah infrastruktur yang merupakan salah satu paling penting karena mempermudah petani dalam menjual hasil pertanian. Sulawesi utara merupakan salah satu daerah di Indonesia yang mempunyai luas pertanian yang patut dibangakan. Karena, Sulawesi utara turut serta dalam menjaga kestabilitan pangan
bahkan sebagai swasembada. Dengan adanya berbagai hasil pertanian di Sulawesi utara salah satunya daerah kabupaten Minahasa Tenggara yang menghasilkan berbagai komoditi hasil pertanian sehingga mengundang berbagai daerah lain untuk mepelajari bagaimana kelompokkelompok petani di kabupaten Minahasa Tenggara lebih khususnya di desa betelen kecamatan Tombatu. Dalam upaya pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara dalam mengupayakan peningkatan hasil pertanian melalui bantuan yang ada sehingga, pemerintah daerah tersebut mengeluarkan program SAMISADE Satu milyar satu desa yang di dalamnya sudah termasuk pendidikan, infrastruktur dan pertanian. Dalam konteks penyelenggaraan program bantuan peningkatan hasil pertanian bagaimana pemerintah kabupaten Minahasa Tenggara khususnya kinerja Dinas pertanian mengupayakan agar program bantuan peningkatan hasil pertanian di daerah tersebut khususnya Desa Betelen Kecamatan Tombatu. Agar dapat menjaga dan menstabilkan pangan di kabupaten Minahasa Tenggara. Masyarkat yang berada di desa Betelen kecamatan Tombatu, merupakan kunci masuk program pemberdayaan masyarakat di pedesaan adalah tokoh-tokoh petani,dan menjadikan petani sebagai mitra dalam program peningkatan hasil pertanian, sehingga akan menumbuhkan motivasi dan mempercepat pencapaian tujuan dari program bantuan peningkatan hasil pertanian. Program ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa merupakan salah satu upaya prakrasa dan swadaya masyarakat, perbaikan lingkungan dan pengembangan usaha kelompok petani, pengembangan lembaga-lembaga di desa, serta kegiatan-kegiatan kelompok petani yang dapat meningkatkan kemampuan masyarkat dalam meningkatkan kemampuan masyarakat dan petani dalam meningkatkan kualitas hasil pertanian. Upaya pemerintah seharusnya mampu berperan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama dalam bentuk dan merubah perilaku masyarakat yntuk mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas.pembentukan dan perubahan prilaku tersebut, baik dalam dimensi sektoral yakni dalam seluruh aspek atau sektor-sektor kehidupan manusia;dimensi yang meliputi jangkauan kesejahteraan dan materill hingga non materill.Maka penelitian ini akan dilakukan di desa Betelen Kecamatan Tombatu Kabupaten Minahasa Tenggara. Dalam konteks peningkatan hasil pertanian yang terpenting adalah bagaimana Kinerja Dinas Pertanian melakukan pemberdayaan kelompok-kelompok petani khususnya di desa Betelen kecamatan Tombatu. Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Kinerja Dinas Pertanian khususnya masyarakat petani yang ada di Desa Betelen karena berdasarkan kenyataan yang ada hampir 50% masyarakat Desa Betelen berprofesi petani, berada dalam lemahnya pemanfaatan, pembinaan, pengawasan dan pemberdayaan petani yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan lebih khususnya Kinerja Dinas Pertanian. RUMUSAN MASALAH Bagaimanakah Kinerja Dinas Pertanian dalam program bantuan peningkatan hasil pertanian di Desa Betelen Kecamatan Tombatu. II. TINJAUAN PUSTAKA KONSEP KINERJA Kinerja pada dasarnya merupakan secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksankan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini, pegawai bisa belajar seberapa besar kinerja mereka melalui sarana informasi seperti komentar baik dari mitra kerja. Namun demikian penilaian kinerja yang mengacu kepada suatu
system formal dan terstruktur yang mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan perilaku dan hasil termasuk tingkat ketidakhadiran tidak kalah pentingnya. Prawirosentono mengartikan kinerja (performance) sebagai hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang masing-masing. Dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. (Prawirosentono,1999:2) Menurut Moeheriono (2009:60), pengertian kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran,tujuan,visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis atau organisasi. Secara etimologis, menurut Mangkunegara (2000:97) dalam Mustafa (2013:212) istilah kinerja berasal dari kata “job” atau “actual”, yaitu untuk kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut wibowo (2007:7), kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakanya. Dalam pengertian ini, kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasilk kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Menurut Bastian (2001;329), kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan seatu kegiatan/program. Malayu S.P.Hasibuan mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai sesorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan,2001;34). Pengertian kinerja menurut hasibuan diatas bahwa untuk mencapai sebuah kinerja, seseorang aparatur harus memiliki kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu agar dapat berjalan seperti yang diharapkan di dalam suatu organisasi atau instansi pemerintah untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan dan standar kinerja dan memotivasi kinerja para pegawai. DINAS PERTANIAN Dinas Pertanian merupakan salah satu mitra kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang mempunyai tugas dan fungsi sesuai dengan tujuan dari organisasi yang. Terbentuknya Dinas Pertanian sesuai dengan PP No 57 Tahun 2007, Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah. Pasal 1 menyebutkan bahwa, Pembentukan daerah berdasarkan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan,dengan meperhatikan kebutuhan kemampuan keuangan, cakupan tugas, kepadatan penduduk, karakteristik serta sarana dan prasarana. Dinas Daerah, sebagai unsur pelaksana otonomi daerah pada hakekatnya menyelenggarakan urusan otonomi daerah baik bersifat wajib maupun pilihan sesuai dengan pembagian urusan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007. Fungsi pemerintah daerah menurut UU No.32 Tahun 2004 adalah; a) Pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. b) Menjalankan otonomi sehias-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintahan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan, masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. c) Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubugan pemerintah pusat dengan pemerintahan daerah. Dimana hubugan tersebut meliputi wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam,dan sumber daya lainya. KONSEP PROGRAM BANTUAN
Program merupakan suatu usaha yang telah dibuat oleh semua pihak, bahkan salah satu visi misi seseorang dalam pembanguan suatu organisasi masyarakat, dalam peningkatan hasil yang ingin dicapai. Program juga untuk meningkatkan prestasi manajemen di masa depan dengan menanamknan pengetahuan, perilaku, atau peningkatan ketrampilan. Menurut Sunarto S,Kom Program adalah sekumpulan intruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain. yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca sehingga, fungsi-fungsi untuk mencapai tujuan yang dengan hasil yang khusus. Bantuan merupankan upaya pemberian bantuan berupa uang/barang dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindung. Menerut James (1997) Bantuan adalah pertolongan yang di berikan oleh seseorang kepada individu untuk menolong individu lain dalam dalam membuat keputusan kearah yang ditujuh, dan mencapai tujuanya dengan cara yang paling baik. Program Bantuan berdasarkan uraian di atas,maka dapat disimpulkan bahwa program bantuan adalah suatu upaya dari pemerintah kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sifatnya selektif yang telah menjadi program pemerintah siapa yang dapat menerima program yang telah di kesepakati oleh semua pihak terkait. Agar program bantuan tersebut tepat sasaran kepada pihak yang seharusnya untuk menerima program bantuan yang telah di program oleh pemerintah, sesuai dengan UU No 11 Tahun 2009, Tentang Kesejahtraan Sosial. PENINGKATAN HASIL PERTANIAN Kata peningkatan juga dapat menggambarkan perubahan dari keadaan atau sifat yang negatif berubah menjadi positif. Sedangkan hasil dari sebuah peningkatan dapat berupa kuantitas dan kualitas. Kuantitas adalah jumlah hasil dari sebuah proses atau dengan tujuan peningkatan. Sedangkan kualitas menggambarkan nilai dari suatu objek karena terjadinya proses yang memiliki tujuan berupa peningkatan. Hasil dari suatu peningkatan juga ditandai dengan tercapainya tujuan pada suatu titik tertentu. Dimana saat suatu usaha atau proses telah sampai pada titik tersebut maka akan timbul perasaan puas dan bangga atas pencapaian yang telah diharapkan. Menurut seorang ahli bernama Adi S, peningkatan berasal dari kata tingkat. Yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Tingkat juga dapat berarti pangkat, taraf, dan kelas. Sedangkan peningkatan berarti kemajuan. Secara umum, peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya. Hasil adalah, suatu proses usaha yang dilakuakan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruham, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interakasi dengan lingkunganya. Menurut Djamarah (2008;13) mengatakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi lingkunganya. Pertanian dalam Wikipedia Pertanian dalam arti yang luas mecakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan mahluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikroba) untik kepentingan manusia. Dalam arti sempit pertanian diartikan sebagai kegiatan budidaya tanaman, Usaha pertanian lain diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Menurut Slamet (2000), disebut petani `asli' apabila memiliki tanah sendiri, bukan sekedar penggarap maupun penyewa. Berdasarkan hal tersebut, secara konsep, tanah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang petani. Penting dari konsep di atas bukan hanya terletak pada soal, bahwa tanah adalah alat produksi
utama petani, melainkan bahwa alat produksi tersebut mutlak dimiliki seorang petani. Implikasinya, petani yang tidak memiliki tanah sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli. Implikasi politisnya, petani mutlak dan mempertahankan dan menjaga hak kepemilikannya atas tanah. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa konsep petani asli memiliki kaitan sosialbudaya-politik. Peningkatan hasil Pertanian sesuai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang. Disini titik tolakya bahwa seseorang dan masyarakat memiliki potensi (daya) yang dapat dikembangkan, sehingga peningkatan hasil pertanian merupakan upaya untuk membangun daya itu dengan mendorong,memberikan motivasi, bantuan,dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Agar peningkatan hasilnya terus meningkat sesuai dengan program. III. METODE PENELITIAN JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dengan mengugunakan pendekatan kualitatif, dimana penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Narbuko & Acmadi (2004;44) memeberikan pengertian penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterprestasi, serta juga bisa bersifat komperatif dan deskriptif, Hadari Nawawwi (2007:33). Mengungkapkan bahwa penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang di teliti atau penelitian yang dilakukan terhadap variable mandiri atau tunggal, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable lain.Selain itu, penelitian deskriptif juga terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya, sehinnga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta clan memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti. LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pertanian Kabupaten Minahasa Tenggara, penentuan lokasi ini antara lain didasarkan atas pertimbangan bahwa di kabupaten Minahasa Tenggara tingkat bantuan hasil pertanian tidak sesuai kebutuhan kelompok petani maupun masyarakat sekitar yang memanfatkan program bantuan peningkatan hasil pertanian, terkait dengan pertimbangan tersebut program bantuan peningkatan hasil pertanian oleh pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara sangat baik jika di kembangkan menjadi dearah yang menjaga ketahanan pangan di Sulawesi Utarah, bahkan ketahanan pangan di tanah air. INFORMAN PENELITIAN Adapun informan dalam penelitian ini meliputi 2 (Dua) orang pegawai Sub Umum dan Kepegawaian, 2(Dua) pegawai seksi Perencanaan dan Evaluasi dan pelaporan, dan 1(Satu) seksi sarana dan prasarana pertanian, 2 (Dua) Masyarakat di desa Betelen, ketua kelompok petani dan kepala Dinas Pertanian sebagai informan kunci (key informan). TEKNIK PENGUMPULAN DATA Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini,baik data primer maupun data sekunder, dipergunakan beberapa teknik; 1. Wawancara,yaitu melakukan Tanya jawab langsung dengan para informan, dengan menggunakan pedoman wawancara. Sumber-sumber data yang akan diwawancari dalam penelitian ini adalah
Kepala Dinas sebagai informan kunci (key informan) Sekretariat Seksi Perencanaan dan Evaluasi dan pelaporan Ketua dan anggota kelompok tani 2. Observasi, yaitu secara langsung mengamati obyek yang menjadi kajian, terutaman mengamati secara langsung masing-masing aparat dalam pelaksanaan tudas sehari-hari disamping mengamati cara kerja dan khasil kerja mereka. 3. Kaji Dokumen, yaitu menelaah dokumen-dokumen laporan hasil pelaksaan tanggung jawab masing-masing sub bagian di Dinas Pertanian di Kabupaten Minahasa Tenggara. ANALISIS DATA Analisis data penelitian merupakan Iangkah yang sangat kritis dalam melakukan penelitian yang bersifat ilmiah,karena dari analisis data itilah akan didapatkan arti makna dalam memecahkan masalah-masalah yang akan diteliti. Data yang terkumpul selama peneliti melakukan penelitian, akan diklasifikasi, dianalisi dan diinterprestasikan secara mendetail, teliti, dan cermat mendalam sebagai upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan informasi lainya untuk meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN KINERJA DINAS PERTANIAN DALAM PROGRAM BANTUAN PENINGKATAN HASIL PERTANIAN Dalam kinerja Dinas Pertanian yang dimaksud dalam penelitian adalah bagaimana upaya yang dilakukan Dinas Pertanian untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat Desa Betelen yang meliputi aspek ekonomi, social budaya, dan lingkungan hidup melalui penguatan kapasitas masyarakat, kinerja juga mengandung makna bagaimana hasil yang dilakukan dalam program dari yang belum ada sampai menjadi ada. Dengan ini kinerja Dinas Pertanian dibidang pertanian sudah menjadi fungsi yuridis dari pemerintah daerah yang termasuk didalamnya semua tingkatan pemerintahan, yang dimaksud disini adalah pemberian motivasi, dorongan dan pengetahuan dari perintah desa, yang didalamnya segala aspek kehidupan masyarakat desa Betelen. Kepala desa merupakan pimpinan tertinggi didesa. Oleh karena itu kepala desa bertanggung jawab penuh atas roda pemerintahan yang ada didesa. Selain pemimpin dalam roda pemerintahan, kepala desa juga memiliki peran penting dalam kinerja Dinas Pertanian yang ada didesa. Di desa Betelen terdapat banyak program pertanian masyarakat. Program pertanian masyarakat yang ada didesa ini sebagian besar berasah dari Dinas Pertanian dan dari pihak Swasta. Progaram pertanian ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program pertanian yang ada didesa Betelen ini mencangkup Program fisik dan nonfisik yang menitik beratkan pada pembinaan generasi muda. Untuk program non-fisik, khususnya pembinaan generasi muda merupakan program utama Ketua Kelompok tani desa Betelen. Hal ini dikarenakan 188 penduduk Desa Betelen berada pada usia 7-34 tahun. Dengan mata pencaharian pokok adalah sebagai petani dan buruh bangunan. Dan sebagian besar penduduk desa melakukan pernikahan dini dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 39 kepala keluarga. Hampir 80 % penduduk desa Betelen bermata pencaharian sebagai petani. Ini dikarenakan selain didukung oleh wilayahnya sebagian besar dari luas wilayah desa adalah lahan pertanian. Demgan luas wilayah pertanian yang berjumlah + 1.995.000 m2. PEMBAHASAN
Sasaran Optimalisasi Lahan dan Air yang ditujuh pada misi mewujudkan system pertanian yang efektif, efesien dengan memanfaatkan potensi sumber daya pertanian, didukung oleh 2 (dua) kegiatan yaitu Kegiatan Penyuluhan dan Bimbingan Pemanfaatan Lahan Tidur dengan indicator pemanfaatan lahan tidur dan Kegiatan Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan dengan indicator petani yang memanfaatkan lahan tidur. Adapun capaian kinerja kedua kegiatan ini pada Tahun 2014 adalah 70%. Untuk dapat memenuhi sasaran ini, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian melaksanakan kegiatan Penyuluhan dan Bimbingan Pemanfaatan dan Produktifitas Lahan Tidur, memberikan bantuan bibit tanaman kepada : 1. Kelompok tani didesa Betelen berupa bibit tanaman jagung dan bibit tanaman pisang 200 pohon ( untuk luasan lahan tidur kurang lebih 4 Ha ); 2. Masyarakat berupa bibit tanaman kelapa besar 200 pohon ( untuk luasan lahan tidur kurang lebih 2 Ha ); 3. Petani desa betelen berupa bibit tanaman benih padi 12 paket ( untuk luasan lahan tidur kurang lebih 2 Ha ). Sasaran kegiatan ini adalah lahan-lahan tidur yang ada di kecamatan tombatu lebih khususnya yang ada didesa betelen. Pelaksanaan kegiatan ini menargetkan 8 Ha lahan tidur yang dimanfaatkan. Kegiatan lain yang mendukung sasaran indicator optimalisasi lahan dan air adalah Kegiatan Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan, sasaran yang dituju adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan. Dengan semakin terbatasnya lahan pertanian di kecamatan tombatu, diharapkan masyarakat khususnya petani lebih optimal memanfaatkan pekarangan yang dimiliki dalam rangka diversifikasi pangan. Dalam kegiatan ini, realisasi kegiatan berupa pilot project ( proyek percontohan ) penanaman sayuran dan cabai sistem hidroponik di 4 (empat) lokasi, yaitu di seluruh BPP. Dalam hal ini adalah pemanfaatan lahan yang dimiliki BPP, kecuali BPP karena ketiadaan lahan, dipergunakan verticulture. Yang ditekankan disini adalah bahwa dalam lahan / pekarangan yang sempit sekalipun dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan masyarakat / petani. Di sisi lain, penggunaan hidroponik sistim tetes lebih praktis dan mudah serta efesien dalam penggunaan tenaga kerja. Namun dalam kegiatan ini capaian target tidak mencapai 100%. Dari target 10 buah pekarangan, yang tercapai hanya 4 buah. Hal ini disebabkan karena keterbatasan anggaran yang tersedia. Kekurangan capaian target sasaran ini akan diusahakan terealisasi pada Tahun Anggaran 2013 ataupun Tahun Anggaran 2014. Pada misi kedua yaitu Meningkatkan Produktifitas dan Produksi Berbasis Agribisnis secara Berkelanjutan, terdapat 5 (lima) sasaran yang dituju, yang I adalah Sasaran Peningkatan Produksi dan Produktifitas Tanaman Pangan dan Hortikultura yang Berkelanjutan didukung oleh 3( tiga ) kegiatan yaitu Kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian / Perkebunan dengan indicator sasaran pemanfaatan pupuk organic untuk meningkatkan produksi dan produktifitas tercapai 50% dari target sasaran kegiatan pemanfaatan pupuk organic 40 ton yaitu hanya tercapai 20 ton; Kegiatan Pengembangan Perbenihan / Pembibitan dengan indicator sasaran ketersediaan benih bermutu tercapai 57% dari target sararan kegiatan berupa penangkaran benih padi dan kelapa masing-masing 25 Ha dan 10 Ha dan Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktifitas dan Mutu Produk Pertanian / Perkebunan dengan indicator sasaran
peningkatan produksi padi dan kelapa tercapai 66% dari target sasaran capaian peningkatan produksi padi 28.340 ton dan kedelai 1.015 ton. Kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian / Perkebunan dengan indicator sasaran pemanfaatan pupuk organic untuk meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman. Aplikasi kegatan ini adalah berupa pengadaan pupuk organik 20 ton, yang didistribusikan ke seluruh BPP yang ada di Kota Denpasar, yang nantinya akan didistribusikan kembali ke petani atau kelompok tani yang ada di wilayah BPP masing-masing. Dalam Kegiatan Pengembangan Perbenihan / Pembibitan, realisasi kegiatan berupa penangkaran benih padi varietas Cigelis sehias 10 Ha di desa betelen kecamatan tombatu. Dari hasil penangkaran ini dihasilkan 60 ton benih padi varietas Cigelis bermutu dan bersertifikat klas BP ( Benih Pokok ). Selanjutnya benih ini dikembalikan kepada masyarakat petani berupa bantuan. Selain itu juga dilaksanakan penangkaran benih kedelai varietas Anjasmara seluas 5 Ha di desa betelen. Dari hasil penangkaran ini diharapkan diperoleh kurang lebih 5 ton benih kedelai klas BR 1(Benih Sebar). Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Produk serta Pengembangan Produk Pertanian, dengan sasaran yang difokus adalah desa betelen yang ada di kabupaten minahasa tenggara. Realisasinya adalah berupa bantuan : benih padi untuk 400 Ha area sawah yang setara dengan 10.000 kg benih pada desa tomabatu 1, tombatu, (Kecamatan Tombatu), Bantuan lain berupa benih kedelai untuk luasan area 150 Ha atau setara dengan 7.500 kg kepada desa tombatu, dan tombatu 1 Decomposer 1.200 liter, PPC semi organik dan pengendali hama organik. Sasaran Meningkatnya Usaha Tani yang Berorientasi Pasar didukung oleh 1 (satu) kegiatan yaitu Kegiatan Promosi atas Hasil Produksi Pertanian atau Perkebunan Unggulan Daerah dengan indikator sasaran menumbuh kembangkan pelaku usaha di bidang pertanian berupa promosi (pameran/pembukaan pasar murah) dengan capaian kinerja 167 % atau 5 kali promosi dari target sasaran sebanyak 3 kali promosi. Kegiatan Promosi atas Hasil Produksi Pertanian / Perkebunan Unggulan Daerah. Melalui kegiatan ini ( promosi ) diharapkan dapat menumbuhkembangkan para pelaku usaha di bidang pertanian agar lebih bergairah dan kreatif sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Kegiatan promosi 'produk pertanian baik produk segar maupun olahan dilakukan melalui : 1. Hari Ulang Tahun Kabupaen Minahasa Tenggara Tahunan. Materi yang dipromosikan adalah produk biofarmaka antara lain : tanaman hias (anggrek dendobrium dan bulan), tanaman buah, produk olahan matang, obat-obatan herbal dan aroma terapi. Berbagai informasi juga disebarkan berupa : leaflet, booklet, sticker dan lainnya yang bersifat memberikan informasi tentang potensi agribisnis tanaman pangan dan hortikultura kabupaten Minahasa Tenggara. 2. Pameran HUT Kemerdekaan 17 Agustus 2012 Kegiatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia Tahunan dikebupaten Minahasa Tenggara dilaksanakan bekerjasama dengan tokoh-tokoh adat Minahasa Tenggara. Sangatlah tepat dalam ajang yang meriah dan ramai ini turut serta dipajang dan disebarluaskan informasi produk-produk unggulan petani atau kelompok tani. Tujuan kegiatan ini adalah untuk lebih memasyarakatkan produk hortikultura khususnya tanaman hias dan produk olahan hasil pertanian untuk lebih meningkatkan citra hortikultura sebagai produk unggulan lokal. 3. Pameran Agro Expo di Kabupaten Minahasa Tenggara
Pameran ini berskala nasional. Produk-produk yang dipromosikan antaralain : tanaman hias ( anggrek dendobrium dan anggrek bulan ), tanaman jempiring (maskot Kecamatan Tombatu), produk-produk olahan hortikultura matang dan berbagai aroma terapi yang merupakan produk unggulan Kecamatan Tombatu. Pada kegiatan ini diharapkan dunia luar baik yang di dalam maupun luar negeri lebih mengenal produk-produk yang berasal dari daerah sulawesi utara, khususnya kabupaten minahasa tenggara. 4. Pameran Hut Provinsi Sulawesi Utara Merupakan ajang perhelatan Promosi Produk dan Program Hortikultura (Sayuran, Buahbuahan, Tanaman Hias, Biofarmaka) sesulut yang diselenggarakan setiap tahun oleh Pemerintah provinsi Sulawesi utara bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota Event ini meliputi Pameran, Bursa, Kontak Bisnis, Seminar, Lomba dan lain-lain. Ini adalah iven nasional yang berskala internasional. Dalam ajang pameran hortikultura ini menampilkan berbagai produk unggulan seperti sayur-sayuran, tanaman hias (bunga anggrek, jempiring), tanaman buah-buahan dan tanaman obat, produk olahan hortikultura baik makanan maupun obat-obatan. 5. Pameran hasil pertanian tingkat nasional di Lombok bali 2015 Ajang promosi yang terakhir dan mengambil waktu di penghujung tahunan adalah pameran Festiva. Dalam iven ini materi yang dipromosikan atau diperkenalkan sebagai produk unggulan hasil pertanian hortikultura adalah : tanaman hias (bunga anggrek), tanaman buahbuahan, sayursayuran (kol), jamur tiram dan produk-produk olahan hortikultura baik makanan maupun obat-obatan. Sasaran Meningkatnya Penanganan Pasca Panen Produk Pertaniandidukung oleh 1(satu) kegiatan yaitu Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian dengan indikator sasaran % petani yng mengetahui diversifikasi olahan, dengan capaian kinerja 117% dari target sasaran 6 kelompok tani, tercapai 7 kelompok tani. Pengolahan Hasil Pertanian. Sasarannya adalah kelompok pasca panen dan pengolahan hasil. Dalam hal ini dilaksanakan pembinaan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian untuk dapat memperpanjang masa simpan produk ataupun dapat memberikan nilai tambah terhadap produk-produk hortikultura di kabupaten Minahasa Tenggara. Praktek pengolahan umbi dan buah diberikan kepada 60 orang atau 2 kelompok. Sedangkan untuk praktek pengolahan Buah salak diberikan kepada 25 orang, dengan tujuan untuk pengembangan home industri. Disamping itu dapat meningkatkan penganekaragaman produk olahan salak dengan basis produk hortikultura unggulan daerah. Dengan terlaksananya kegiatan praktek pengolahan ini, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari produk yang diolah tersebut. Sasaran Meningkatnya Pengolahan Hasil Pertanian dan Diversifikasi Pangan didukung oleh 1(satu) kegiatan yaitu Kegiatan Pengembangan Diversifikasi Tanaman dengan indicator sasaran peningkatan produksi hortikultura dengan capaian kinerja 150% dari target sasaran 222 bibit kelapa, tercapai 3 unit dengan 6.000 log bibit kelapa. Dalam Kegiatan Pengembangan Diversifikasi Tanaman, kelompok yang disasar adalah kelompok tani. Pelaksanaan kegiatannya antaralain berupa pengadaan rumah kelapa ( pembakarana kelapa) sebanyak 3 (tiga) unit, yang berlokasi di Desa Tounsawang (dua) unit, Sedangkan 1(satu) unit berlokasi di desa tombatu 1. Disamping itu, direalisasikan bantuan bibit kelapa sebanyak 222 bibit kepada tiga lokasi rumah kelapa tersebut. Pengembangan diversifikasi tanaman seperti pengembangan budidaya kelapa sangat cocok dilakukan di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara, karena tidak membutuhkan areal yang luas. Dimana kita tahu lahan untuk bertani di Kota sangat terbatas dan mahal.
Pelaksanaan lain dalam kegiatan ini adalah bantuan bibit mentimun dan kepada kecamatan tombatu dan sayuran dataran rendah. Selain itu adaa pula pembua.tan percontohan pengembangan pertanian perkotaan 1 unit yang berlokasi di daerah kabupaten. Sasaran Penerapan Teknologi Tepat Guna adalah sasaran terakhir yang dituju pada misi kedua, didukung oleh 5 (lima) kegiatan yaitu Kegiatan. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Tepat Guna dengan indikator sasaran terlaksananya bimbingan pengoperasian teknologi tepat guna 3 paket, capaian kinerja 100%; Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian / Perkebunan Tepat Guna dengan indikator sasaran jumlah adopsi teknologi tepat guna ke petani, capaian kinerja 60% dari target sasaran 5 unit sarana prasarana pertanian; Kegiatan Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian / Perkebunan Tepat Guna dengan indikator sasaran penerapan teknologi tepat guna ke petani dengan capaian kinerja 100%; Kegiatan Pelatihan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan Modem Bercocok Tanam dengan indikator sasaran peningkatan jumlah petani yang menggunakan agensia hayati dan pestisida nabati, capaian kinerja 100% dari target sasaran 4 kelompok tani dan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian / Perkebunan dengan indikator sasaran terlaksananya demplot tabela, capaian kinerja 100% dari target sasaran demplot tabela 40 Ha. Dalam kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Tepat Guna dilaksanakan dengan mengembangkan varietas unggul baru kedelai yaitu Varietas Baluran . Bantuan yang diberikan kepada petani berupa 150 kg benih kedelai dan pupuk phonska 600 kg. Hasil kelapa ini adalah 2,6 ton/Ha, yang berarti 1,5 ton lebih tinggi dari pembanding vaerietas Anjasmoro yang hanya 1,13 ton/Ha. Namun karena harga bibitnya yang jauh lebih tinggi, masih perlu dilakukan kajian-kajian lanjutan untuk mendapatkan hasil akhir yang terbaik, demi keuntungan dan kesejahteraan petani. Kegiatan lainnya adalah pengadaan seeder sebanyak 40 unit, yang telah disebarkan untuk 4 BPP masing-masing sebanyak 10 unit. Dalam kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian l Perkebunan Tepat Guna, yang disasar adalah kelompok tani. Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian / Perkebunan Tepat Guna, yang disasar adalah kelompok tani. Kegiatan ini dilaksanakan berupa pengadaan alat mesin pertanian Power Threeser 2 buah dan Hand Sprayer 1 buah. Bantuan Power Threeser dialokasikan kepada kecamatan tombatu (Minahasa Tenggara). Sedangkan Hand Sprayer dialokasikan untuk BPP dkecamatan tombatu untuk kepentingan operasional lapangan di daerah kabupaten kota. Kegiatan lainnya adalah pengadaan pestisida untuk bantuan kepada para petani yang membutuhkan berupa Aplaud, Baycarb, Dharmabas, Furadan, Klerat, Petrokun dan Canon. Kegiatan berikut adalah Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian / Perkebunan Tepat Guna. Sasaran yang ingin dicapai adalah penggunaan / penerapan teknologi pertanian di Kabupaten Minahasa Tenggara. Aplikasi kegiatan ini berupa Percontohan Kebun Atap ( Roofgarden ) yang dilaksanakan bekerjasama dengan Universitas yang berkaitan dengan sosialisasi pertanian di lahan sempit dan pertanian untuk generasi muda. Peserta sosialisasi sebanyak 30 orang yang terdiri dari guru-guru, pekaseh dan generasi muda. Selain itu, dalam rangka perayaan Hut Kabupaten Minahasa Tenggara dilaksanakan lomba, dalam rangka Hut tahunan Kabupaten Minahasa Tenggara Semua lomba-lomba ini bertujuan untuk melestarikan budaya yang berkaitan dengan aktifitas di bidang pertanian, agar tidak punah ditelan arus globalisasi yang semakin tinggi. Selanjutnya adalah Kegiatan Pelatihan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan Modem Bercocok Tanam dengan sasaran petani / kelompok tani. Dalam kegiatan ini diadakan pelatihan penggunaan tricoderma yaitu pengendalian layu fusarium pada tanaman pisang. Peserta
sebanyak 100 orang petani atau 4 kelompok tani, dengan lokasi pelatihan di BPP Kecamatan Tombatu dan BPP Kabupaten. Dengan diberikannya pelatihan ini kepada para petani, diharapkan gejala penyakit layu fusarium bisa dicegah dan diantisipasi lebih dini. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Lapangan terurai hanya dalam 1( satu ) kegiatan, yaitu Kegiatan Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian / Perkebunan dengan sasaran kelompok yang sedang bermaslah. Realisasi kegiatan ini adalah berupa pelaksanaan demplot tabela 40 Ha dengan lokasi yang tersebar di 4 ( empat ) subak / kecamatan yaitu : (1) Desa Betelen di Kecamatan Tombatu, (2) Desa Tombatu satu di Kecamatan tombatu utara, (3) Desa Kuyanga (4) Desa Tounsawang, masing-masing seluas 10 (sepuluh) Ha. Penanaman padi dengan sistim Tabela bertujuan untuk efesiensi biaya penanaman. Disamping itu terlaksana pula sarasehan penyuluhan yang melibatkan seluruh penyuluh lapangan dan pengamat hama penyakit tanaman serta seluruh pekaseh yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara. Sarasehan ini bertujuan selain untuk meningkatkan kapasitas tenaga penyuluh pertanian, juga untuk mengevaluasi program-program penyuluhan di lapangan. Pada misi yang ketiga yaitu menjadikan pelaku pertanian perkotaan yang kreatif, inovatif serta mampu melestarikan budaya local terdapat 2 (dua) sasaran yaitu Sasaran meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani didukung oleh 1(satu) kegiatan yaitu Kegiatan Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani dengan indicator sasaran tumbuhnya kemandirian dan memperdayakan kelompok petani kecil, capaian kinerja 100% dari target sasaran 17 kelompok. Kegiatan lain dalam program ini adalah Kegiatan Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani, dengan sasaran kelompok PUAP ( Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan ). PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani ( Gapoktan ). Gapoktan merupakan gabungan kelompok tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Pada Tahun 2012 realisasi kegiatan hanya berupa dukungan dana yang dialokasikan di DPA APBD II Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Minahasa Tenggara untuk pembinaan, monitoring dan evahiasi terhadap pemanfaatan dana BLM yang telah disalurkan melalui dana APBN-TP tahun-tahun sebelumnya, untuk meningkatkan kemampuan manajemen kelompok petani kecil. Sasaran Meningkatkan Wawasan SDM Pelaku Pertanian didukung oleh 1(satu) kegiatan yaitu Kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis dengan sasaran indicator sasaran terlatihnya petani dan pelaku agribisnis tentang manajemen kelompok tani, standarisasi 3 K ( Kualitas, Kuantitas dan Kontinyuitas ), budidaya tanaman verticulture dan standarisasi keamanan produk pertanian, capaian kinerja 100% dari target sasaran 30 orang petani. V. PENUTUP KESIMPULAN 1. Pelaksanaan Kinerja Dinas Pertanian yang ada didesa Betelen terbagi atas dua, yakni : program fisik dan program non fisik, sedangkan program fisik itu pada pembuatan jalan pertanian sedangkan non-fisik itu yakni program pembinaan generasi muda para kelompok tani yang dilakukan kepala desa melalui aspek keagamaan dan aspek ekonomi. Melalui aspek keagamaan kepala desa melakukan pembinaan dengan cara melakukan pembinaan lewat Gereja, sedangkan melalui aspek ekonomi melalui organisasi kelompok tani melalui pembinaan pinjaman modal usaha dari PNPM dengan bunga yang sangat kecil. 2. Peran Kepala Desa dalam pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari beberapa indicator, yaitu:
a. Peran kepala desa sebagai Pembina Masyarakat dalam Kelompok Tani. Pembinaan kehidupan masyarakat desa dialkukan oleh kepala desa melalui nilai-nilai kearifan local dan modal social yang dianut oleh masyarakat desa sejak dulu, yakni menumbuhkan kembali semangat gotong royong. Sedangkan kepala desa menggunakan konsep kesadaran dan keamanan dari masyarakat sendiri. Kegiatan sehari-hati dilakukan dengan cara bergotong royong, baik itu dalam membersihkan desa atau melakukan pembangunan desa melalui program pemerintah dengan adanya kelompok tani. b. Peranan Kelompok Tani Dalam Koordinasi Kepala Kelompok Tani sendiri selalu mengajak anggotanya berdiskusi baik itu secara formal maupun non formal. Hampir setiap kegiatan pertanian dan dalam mengambil suatu keputusan oleh Kepala Kelompok Tani dilaksanakan melalui musyawara. SARAN Peningkatan Kinerja Dinas Pertanian dalam pelaksanaan peningkatan hasil pertanian harus lebih dioptimalkan lagi, agar program-program kerja dari masyarakat dan kelompok tani yang ada didesa Betelen semakin berkembang dan agarwarga masyarakat desa Betelen berdaya dalam tatanan sosisal, politik, dan ekonomi. Meningkatkan Keterlibatan masyarakat tidak hanya sebagai obyek dan pelaku dalam kinerja pertanian, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam menetukan dan membuat program-program pertanian. Selain itu penyuluhan dan pelatihan bagi warga,masyarakat, sangatlah penting, karena pelatihan juga perlu diadakan bagi aparat desa guna meningkatkan SDM dan memberikan pelayanan yang optimal dari Dinas Pertanian untuk warga masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Bungi, Burhan,2003, Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta ; Raja Grafindo persada Moeheriono 2009,Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor; Ghalia Indonesia. Moenir H.A.S.1997. Manajemen Pelayanan Umum.Jakarta:Bumi Aksara Prawirosentono, Suyadi. 1999. Kebyakan Kinerja Karyawan.Yokgyakarta: BPFE Wasistiono, Sadu. 2003. Kapita Sekkta Manajemen Pemerintah Daerah. Bandung Alfabeta Pamuji, 1983,Kepemimpinan Pemerintah Di Indonesia Jakarta:Penerbit Bina Aksara Peraturan Perundang-Undangan: o Undang-Undang RI No.41 Tahun 2009,Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. o Undang-Undang RI No.32 Tahun 2004,Tentang Pemerintah Daerah o Undang-Undang RI No.6 Tahun 1974, Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejhteraan Sosial. o Unadang-Undang RI No. 11 Tahun Kesejahtraan Sosial o PP No.57 2007 Tentang Teknis Penaataan Organisasi Perangkat Daerah o PP No.38 Tahun 2007 Tntang Pembagian Urusan Pemerintah daerah/kota Sumber Lainnya http://organichcs.com/2414/O1/10/sekilas-definisi-konsep-petani-danpertanian/[26,02,2015] http:/1www.arti-definisi.comBantuan%20sosial[26 februari 2015]
http://www.duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-menurut-para-ahli/[26 februari 2015] http:Ucoretan-berkelas.blogspot.com/2014/12[26 februari 2015] http;//dianchacho.blogspot.com/2013/04l[26 februari 2015]