Sekretariat Negara Republik Indonesia
KETIKA HARGA BERAS TURUN, PUJIAN PUN TAK KUNJUNG DATANG Kamis, 27 September 2007
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sehari sebelum kunjungan ke New York menyempatkan meninjau Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur untuk mengecek penyediaan stok dan harga bahan-bahan kebutuhan pokok. Menurut Presiden, kenaikan harga bahan kebutuhan pokok pada ramadhan ini dan menjelang lebaran masih wajar. Pernyataan Presiden tersebut tidaklah berlebihan. Karena itulah yang terjadi, setiap tahun menjelang lebaran, harga kebutuhan pokok selalu meningkat. Setiap ibu rumah tangga, seolah berlomba menyajikan hidangan spesial untuk berbuka puasa, termasuk disaat lebaran tiba. Harga kebutuhan pokok, biasanya akan kembali normal setelah lewat lebaran. Sidak Presiden diatas, merupakan tindak lanjut dari sidang kabinet terbatas tentang persiapan hari raya Idul Fitri 1428 H, pada tanggal 20 September 2007 di kantor Presiden.
STOK CUKUP Kalau kita mengkaji secara cermat laporan Menteri Perdagangan sebagaimana disajikan pada tabel 1, maka sejalan dengan Sidaknya Presiden SBY, tampak bahwa kebutuhan pokok masyarakat pada dasarnya cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan tiga sampai dengan empat bulan kedepan. Jadi para ibu rumah tangga tidak perlu khawatir akan kebutuhan pokok kita yang paling utama yaitu beras.
Tabel 1: Pragnosa Ketersediaan Kebutuhan Pokok Masyarakat Menghadapi Bulan Puasa dan Lebaran (September dan Oktober 2007)
Satuan : Ton
No
JENIS BARANG
Pragnosa Ketersediaan Posisi 1 Sept 2007
Pragnosa Kebutuhan Rata2 PER BULAN (Sept-Okt)
1. Beras
9.282.914 http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 7 February, 2017, 02:42
Sekretariat Negara Republik Indonesia
2.973.076
2. Gula Pasir
1.345.256
280.681
3. Minyak Goreng
1.778.449
419.850
4. Tepung Terigu*)
77.199
280.000
5. Daging Sapi Murni **)
29.011
29.011
6. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 7 February, 2017, 02:42
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Daging Ayam Broiler ***)
39.813
40.940
7. Telur Ayam Ras
72.013
63.750
8. Bawang Merah
83.221
47.230
9. Cabe Merah
82.035
75.569
10. Kacang Tanah
432.109
66.300 http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 7 February, 2017, 02:42
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Sumber : Departemen Pertanian *) Belum termasuk produksi September 2007 sebesar 330.000 Ton (APTINDO) **) Untuk menghadapi Idul Fitri 2007 telah dipersiapkan 130.000 ekor sapi yang siap dipotong ***) Untuk menghadapi Idul Fitri 2007 telah dipersiapkan 100.000 ton ayam broiler Ket
: kebutuhan selama HBKN diperkirakan naik 10-20%
HARGA RATA-RATA BERAS DAN GULA CENDERUNG TURUN Berdasarkan data perkembangan harga beberapa bahan kebutuhan pokok dari BPS, terdapat beberapa komoditi yang mengalami kenaikan dan penurunan harga pada bulan September (minggu ke-III) dibanding harga rata-rata pada bulan Agustus 2007 sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2: Trend Perubahan Harga Rata-rata Beberapa Kebutuhan Pokok Pada Setiap Bulan Puasa dibanding Sebulan Sebelumnya
No
Komoditi
Perubahan (%)
2004
2005
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 7 February, 2017, 02:42
Sekretariat Negara Republik Indonesia
2006
2007
1 Beras
1.03
6.77
-0.53
-1.49
2 Gula Pasir Lokal
6.54
1.09
-0.81
-0.15
3 Minyak Goreng Tanpa Merk
-3.16 http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 7 February, 2017, 02:42
Sekretariat Negara Republik Indonesia
6.35
1.44
-1.03
4 Daging Sapi
4.10
11.62
0.41
-1.08
5 Daging Ayam Broiler
2.31
1.38
-0.91
6.14
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 7 February, 2017, 02:42
Sekretariat Negara Republik Indonesia
6 Telur Ayam Ras
6.06
13.20
-4.89
n.a
7 Bawang Merah
11.47
8.29
-17
n.a
8 Cabe Merah krtg
1.67
29.3
23.98 http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 7 February, 2017, 02:42
Sekretariat Negara Republik Indonesia
7.93
Keterangan: *) harga Minggu III Sept dibandingkan rata2 Agustus 2007 Membaca tabel 2 diatas, kita patut bersyukur bahwa harga beras yang pada tahun 2005 pernah meningkat sampai 6,67%, maka pada tahun 2006 harganya rata-rata mengalami penurunan 0,53% dan pada minggu III September (dibandingkan rata-rata tahun 2007) menurun kembali rata-rata sebesar 1,49%. Trend penurunan harga yang sama juga dialami Gula pasir lokal, sementara itu Minyak Goreng tanpa merk dan Daging Sapi, masing-masing menurun sebesar 1,03% dan 1,08% pada minggu III dapat dibandingkan rata-rata Agustus 2007. Namun harus diakui ada juga jumlah komoditi lain yang meningkat harganya pada minggu III September 2007 seperti daging ayam broiler (6,14 %) dan cabe merah keriting ( 7,93 %).
KEBIJAKAN STABILITAS HARGA Kebijakan Pemerintah dalam menstabilkan pangan pokok, menurut Menteri Perdagangan adalah kebijakan untuk mengusahakan stabilitas harga beli konsumen untuk beras, gula dan minyak goreng dengan tetap melindungi kepentingan produsen, khususnya petani dalam negeri. Bila diperlukan dapat dilakukan kebijakan khusus untuk meringankan beban masyarakat berpendapatan rendah. Untuk kebijakan perberasan, Perum Bulog sebagai lembaga pemerintah ditugaskan bertanggung jawab penuh terhadap pengamanan harga ditingkat petani melalui penerapan HPP sesuai Inpres No. 3 Tahun 2007. Bulog ditargetkan untuk mencadangkan stok beras sekitar 1,5 s.d 2 juta ton setara beras pada akhir 2007 yang dapat digunakan sewaktu-waktu pemerintah untuk raskin, bantuan sosial dan operasi pasar. Apabila terdapat penggunaan cadangan beras untuk menstabilkan harga, maka cadangan beras harus segera diganti kembali sehingga cadangan minimal 1,5 juta ton setara beras tetap tersedia. Misalnya, berdasarkan surat Menko bidang Perkonomian tanggal 31 Agustus 2007, Bulog sekarang diberi keleluasaan untuk mengimpor beras guna menstabilkan harga. Artinya Bulog tidak perlu lagi menunggu instruksi dari pemerintah untuk mengimpor beras. Untuk pertama kalinya, Bulog mengimpor beras kualitas premium dari Thailand sebanyak 40.000 ton yang realisasinya ditargetkan pada bulan September hingga 31 Oktober 2007 (Kompas 25 September 2007, hal 17). Kebijakan lainnya di bidang perberasan adalah memperkuat perlindungan petani dalam negeri traif bea masuk impor beras ditingkatkan dari Rp. 450/kg menjadi Rp. 550,-/kg. Sementara itu, untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri dengan target peningkatan 2 juta ton/ tahun, pemerintah melakukan perbaikan prasarana pengairan, pemberian benih, subsidi pupuk dan program penyuluhan. Sementara itu kebijakan gula dilaksanakan dengan mengatur kuota impor gula guna menjaga harga di tingkat petani minimum Rp. 4.900/Kg, sehingga harga ditingkat eceran dapat stabil pada harga pasar saat ini yaitu Rp. 6.100 di Jawa dan Rp. 6.300 di luar Jawa. Program revitalisasi produksi gula sedang dirancang oleh Pemerintah, berkaitan dengan upaya peningkatan produktivitas dari produksi yang sekarang, yaitu Pabrik Gula yang sekarang ada, maupun melalui investasi di pabrik baru. Program revitalisasi ini dimaksudkan untuk upaya pencapaian target swasembada gula yang diperkirakan belum dapat tercapai dalam waktu dekat ini. Sedangkan pada kebijakan Pungutan Ekspor (PE) atas minyak sawit dan produk turunannya dilakukan secara lebih sistematik dengan mengkaitkan tingkat PE dengan perkembangan harga Internasional. Menurut Menko Bidang Perekonomian, semua produk minyak goreng curah dan tidak bermerk tidak akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) oleh pemerintah. Dengan demikian, harga jual eceran turun hingga Rp. 8.000 per kg sejak kebijakan tersebut diturunkan pada tanggal 24 September 2007. Sebaliknya, minyak goreng kelapa sawit yang bermerk dan kemasan, PPN nya tidak ditanggung pemerintah (Kompas, 25 September 2007, hal 15). Sejalan dengan surat Menko Perekonomian diatas, Meneg BUMN menerbitkan surat No. S-064/MBU/2007 tanggal 3 September 2007, yang isinya antara lain meminta Direksi PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I s/d XI, XIII dan XIV serta PT Rajawali Nusantara Indonesia (PT.RNI) untuk mendukung kebijakan Pemerintah tentang Stabilisasi Bahan Pangan Pokok Gula dan Minyak Goreng. Selain kebijakan diatas, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan khusus yang pro-poor untuk meringankan beban masyarakat berpendapatan rendah, melalui pemberian subsidi, yaitu: a). Subsidi harga beras dalam bentuk program raskin yang selama ini dilaksanakan sepanjang tahun; dan b). Subsidi harga minyak goreng yang segera di distribusikan http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 7 February, 2017, 02:42
Sekretariat Negara Republik Indonesia
pada bulan puasa dan dua minggu setelah lebaran melalui kegiatan pasar murah Meskipun pemerintah, melalui berbagai kebjiakan diatas, telah berhasil menurunkan harga rata-rata beras, gula, dan minyak goreng tanpa merk, namun berita pujian tentang keberhasilan kebijakan pemerintah tak kunjung muncul dimuat di media massa. Bahkan seorang Menteri sempat berseloroh, kalau harga beras naik saja sedikit, kita sudah dimakimaki di media massa. Tapi ketika harga beras turun, sebaliknya pujian pun tak kunjung datang (Ibnu Purna;
[email protected])
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 7 February, 2017, 02:42