VI.
A.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Wilayah pesisir Kecamatan Mentok masih memiliki lahan yang sesuai untuk industri, pemukiman, pariwisata, dan pelabuhan dengan perincian sebagai berikut: 0 Untuk kesesuaian lahan industri, lokasi yang sangat sesuai seluas 13.782 ha (27,34 %), berada di sebagian Desa Air Putih, Air Belo, Air Limau, Mayang dan Belo Laut, serta sebagian kecil di Desa Batu Balai. Lokasi yang sesuai seluas 20.285 ha (40,24 %), berada di sebagian Desa Mayang, Batu Balai, Air Putih, Belo Laut, Air Belo, dan Air Limau
0 Untuk kesesuaian lahan pemukiman, lokasi yang sanaat sesuai seluas 17.068 ha (33,86 %), berada di sebagian Desa Air Putih, Air Belo, Mayang, Air Limau dan Belo Laut serta sebagian kecil di Desa Batu Ralai. Lokasi yang sesuai seluas 18.092 ha (35,89 %), berada di Desa Mayang, Belo Laut, Air Belo, Air Putih, Batu balai dan Air Limau Untuk kesesuaian lahan pariwisata, lokasi yang sannat sesuai seluas 34.526 ha (68,49 %), berada di sebagian Desa Mayang, Belo Laut, Air Putih, Air Belo, Air Limau serta sebagian kecil di
Batu Balai. Lokasi yang sesuai seluas 14.91 1 ha (29,58 %), berada di Desa Batu Balai, Mayang, Belo Laut, Air Belo, Air Putih, dan Air Limau. Untuk kesesuaian lahan pelabuhan, lokasi yang sangat sesuai seluas 6.750 ha (13,39 %), berada di sebagian Desa Aii Putih, Air Limau, dan Air Belo.
Lokasi yang sesuai seluas 17.417 ha
(34,55%), berada di Desa Mayang, Belo Laut, Air Putih dan sebagian kecil di Desa Air Limau, Batu Balai dan Air Belo. 2. Aksesibilitas kawasan, khususnya keterkaitan dengan perturnbuhan
ekonorni wilayah merupakan kriteria yang menjadi prioritas utarna dalam penetapan lokasi kawasan industri maritim. Oleh karenanya pemilihan lokasi hendaknya mempertirnbangkan akses kawasan dengan lokasi yang menjadi pusat-pusat kegiatan dengan mempertirnbangkan nilai ekonomi yang tinggi. Pendekatan dengan teori perdagangan dan teori lokasi dapat diwujudkan dalam metode analisis perencanaan tata ruang regional kepulauan, misalnya dalam usaha meminimalkan biaysl transportasi. 3. Kawasan pesisir Desa Air Putih (bobot prioritas 0.504) merupakan
kawasan alternatif yang paling tepat menurut responden untuk lokasi Kawasan Industri Maritim Mentok. Hal ini dimungkinkan karena kawasan tersebut memiliki keunggulan aksesibilitas (0.458), kondisi fisik daratan (0.594), perairan (0.651) dan sosial budaya (0.375).
4. Berdasarkan analisis manfaat terhadap Pengelolaan Kawasan Industri Maritim Mentok diperoleh kecenderungan sebagai berikut:
0 Gabungan responden (pemerintah, swasta dan masyarakat) memprioritaskan
pembangunan
bidang
ekonomi
dengan
memperhatikan aspek lingkungan dan sosial
0 Responden dari unsur pemerintah memprioritaskan pembangunan aspek ekonomi dengan memperhatikan aspek lingkungan
0 Responden dari unsur swasta memprioritaskan pembangunan aspek ekonomi dengan memperhatikan aspek teknologi, dan [1
Responden dari unsur masyarakat memprioritaskan pembangunan aspek ekonomi dengan memperhatikan aspek sosial
Berdasarkan analisis manfaat, baik gabungan responden, maupun masingmasing responden dari unsur pemerintah, swasta dan masyarakat memprioritaskan kegiatan industri, lalu diikuti kegiatan pariwisata, pelabuhan dan pemukiman dalam pengelolaan Kawasan Industri Maritim Mentok. Pembangunan industri mengarah kepada pengembangan keunggulan kompetitif, yaitu "resource-based industries" yang dibangun melalui penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan manajemen profesional.
6. Berdasarkan analisis manfaat dan biaya terhadap Pengelolaan Kawasan Industri Maritim Mentok diperoleh fakta sebagai berikut: 0 Gabungan responden
memprioritaskan pembangunan aspek
ekonomi dengan diikuti pembangunan aspek sosial dan lingkungan [I
Responden dari unsur pemerintah memprioritaskan pembangunan aspek ekonomi dengan diikuti aspek sosial dan lingkungan
0 Responden dari unsur swasta memprioritaskan pembangunan aspek ekonomi dan teknologi dengan diikuti aspek lingkungan dan sosial
0 Responden dari unsur masyarakat memprioritaskan pembangunan aspek sosial dengan diikuti aspek ekonomi 7. Berdasarkan analisis manfaat dm biaya, baik gabungan responden,
maupun masing-masing responden dari , unsur pemerintah, swasta dan masyarakat memprioritaskan kegiatan pariwisata dengan diikuti oleh kegiatan industri, pelabuhan dan pemukiman 8. Penggunaan lahan pada Kawasan Industri Maritim Mentok dimanfaatkan untuk kegiatan utama, yang ditempatkan pada kawasan industri, pariwisata, pelabuhan dan pemukiman. Selain itu, penggunakan lahan ur.tuk kegiatan penunjang yang ditempatkan pada kawasan komersial, rekreasi dan olah raga serta penyangga (jalur hijau). Pada kawasan komersial terdapat kegiatan perkantoran dan pelayanan mum.
B.
Saran
1. Alternatif lokasi kawasan yang direkomendasikan untuk menjadi kawasan
industri maritim di wilayah pesisir Mentok adalah kawasan yang terletak di pesisir barat laut Kecamatan Mentok, tepatnya di pesisir Desa Air Putih, termasuk di dalarnnya kawasan andalan wisata Tanjung Ular. 2. Pemanfaatan Kawasan Industri Maritim Mentok diprioritaskan pada
pembangunan ekonomi dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial dan teknologi. Pembangunan ekonomi dimaksudkan untuk pengembangan kegiatan dengan nilai ekonomi tinggi yang berorientasi kepada pasar internasional. Selain itu kegiatan ekonomi dapat memberikan nilai tambah melalui proses pengolahan bahan mentah yang memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan sisi manfaatnya, sebaiknya kegiatan pembangunan industri perlu dipacu dengan pemanfaatan sumberdaya pesisir seefisien mungkin serta mengantisipasi dampak lingkungan dan sosial budaya. Hal ini dapat dilaksanakan melalui program-program seperti: AMDAL, gerakan sadar lingkungan. Selain itu juga peningkatan pengetahuan dan ketrampilan teknologi guna mempersiapkan tenaga kerja yang dapat bersaing secara global. Kemudian diperlukan penjalinan kerjasama dan kemitraan diantara pelaku ekonomi (pengusaha dan masyarakat) baik dari segi modal, proses produksi maupun pemasaran. Demikian pula perlu upaya memperkuat
home indmiry dengan tetap mempertabankan kekuatan unsur kekhasan tradisional yang sudah dirninati dan dikenali masyarakat di dalam maupun di luar daerah. Selanjutnya dengan adanya otonomi daerah maka perlu didorong kegiatan yang bersifat kerjasama yang saling menguntungkan antar daerah dalam mengelola sumberdaya pesisir dan lautan. 4. Pembangunan pafiwisata berbasis masyarakat perlu dikembangkan dalam
kerangka pembangunan Kawasan Industri Maritim Mentok, dengan memperhatikan pelestarian budaya, dan memelihara citra yang baik. 5. Untuk mengoptimalkan penggunaan lahan dan menjaga keharmonisan
spasial (keruangan) Kawasan Industri Maritim Mentok, maka peletakan peruntukan kegiatan hams mengacu kepada tata letak yang direncanakan sesuai dengan spesifikasi atau pola kegiatan dan daya dukung lahan. Laju pemanfaatan swnberdaya alam dan jasa lingkungan tidak melarnpaui kemampuan pulih, dan resultante dampak negatif yang ditimbulkan tidak melebihi kemampuan kawasan pesisirllaut untuk menetralisimya. Untuk itu, pada kawasan perencanaan tersebut perlu ditindak lanjuti dengan arahan perencanaan detail tata ruang. Sementara itu penyusunan tata ruang hams menggunakan pendekatan partisipatif berbasis masyarakat: (i) melibatkan
segenap stakeholders, yaitu instansi pemerintah, swasta,
masyarakat, LSM, kalangan perguruan tinggi, dan lainnya, (ii) menggunakan musyawarah, "Public Hearing7' dan media partisipatif lainnya, dan (iii) hak adatltradisional hams diadopsi dalam tata ruang.