KESEJAHTERAAN SISWA DARI KELUARGA PRA SEJAHTERA
NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh: RIZKY ANISA F 100 104 019
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 i
KESEJAHTERAAN SISWA DARI KELUARGA PRA SEJAHTERA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh : RIZKY ANISA F 100 104 019
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ii
iii
iv
KESEJAHTERAAN SISWA DARI KELUARGA PRA SEJAHTERA
ABSTRAKSI
Rizky Anisa Fakultas Psikologi Universitas Muhammdiyah Surakarta
Keluarga pra sejahtera merupakan keluarga yang belum mampu memenuhi kebutuhan dasar minimal seperti pengajaran, agama, sandang, papan, kesehatan. Namun demikian siswa dari keluarga pra sejahtera mendambakan kesejahteraan walaupun dengan kondisi keluarga yang kekurangan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan kesejahteraan siswa yang tinggal pada keluarga pra sejahtera. Informan utama dalam penelitian ini adalah siswa SMP, tinggal bersama orang tua, orang tua siswa yang tidak tamat SD, lulus SD dan SMP serta bekerja sebagai buruh, kuli bangunan, petani, tukang becak, atau pemulung. Metode pengambilan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan screening kuesioner terbuka, wawancara, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pengertian sejahtera menurut siswa dari kleuarga pra sejahtera adalah hidup tentram, damai, dan bahagia ketika tidak ada gangguan dari orang lain. Penilaian diri siswa terhadap kesejahteraan meliputi bahagia memiliki keluarga, mendapat perhatian teman, dan patuh terhadap peraturan sekolah. Faktor pendorong kesejahteraan siswa dari keluarga pra sejahtera meliputi faktor internal; memiliki hubungan baik dengan orang lain seperti bermain dengan teman dan membantu orang tua, melakukan hal yang positif, sedangkan faktor eksternal: melakukan kegiatan positif, dan bermain bersama teman, serta mendapat dukungan dari teman, saudara, dan orang tua. Faktor penghambat kesejahteraan siswa dari keluarga pra sejahtera meliputi faktor internal; Selain itu kurang dapat membangun hubungan yang baik dengan orang lain. seperti tidak mengerjakan PR dari guru, menarik diri dari pergaulan, dan mengganggu orang lain, sedangkan faktor eksternal; kurang mendapat dukungan dari teman seperti diganggu, diusili, dan diejek. Kata kunci : Kesejahteraan siswa, Keluarga pra sejahtera
v
PENDAHULUAN
menggunakan sistem kegiatan belajar
Kesejahteraan
merupakan
mengajar berharap peserta didik dapat
tujuan hidup yang didambakan oleh
mengembangkan kemampuan yang
setiap
manusia dan dapat diraih
dimiliki serta dapat memperoleh hasil
dengan usaha yang keras. Bahkan
yang memuaskan di dalam pendidikan
anak-anak
sekalipun
berhak
Menurut
Eckersley
(2005)
mendapatkan kesejahteraan. Seorang
kesejahteraan merupakan makna yang
anak
dimiliki
merupakan
tanggung
jawab
seseorang
tentang
cara
orang tua. Oleh karena itu untuk
menjalani hidup dengan menggali
mencapai
potensi yang dimiliki, serta merasa
kesejahteraan
mendapat
dukungan
orang
perlu tua
bahwa
hidupnya
begitu
berharga.
misalnya memenuhi kebutuhan anak
Mengenai definisi kesejahteraan siswa
seperti
dan
menurut De Fraine, dkk (2005) yakni
kebutuhan rohani. Selain itu ada hal
ketika siswa di lingkungan sekolahnya
yang
merasa baik dalam hal emosi dan
kebutuhan
tidak
diberikan
jasmani
kalah
penting
untuk
kepada
anak
yaitu
perasaan
maka siswa
siswa
tersebut
yang
sejahtera.
pendidikan, dengan pendidikan, anak
merupakan
akan memiliki masa depan yang lebih
Pendapat lain yang dikemukakan oleh
baik.
Huebner, dkk (2003) salah satu faktor Sistem Pendidikan Nasional
yang dapat mempengaruhi kepuasan
yang diatur dalam Undang Undang
hidup anak sehingga kesejahteraan
Nomor 20 tahun 2003 menyebutkan
siswa dapat tercapai adalah keluarga.
bahwa tujuan pendidikan nasional
Pendapat yang sama dikemukakan
adalah berkembangnya potens i peserta
oleh Fraillon (2004) bahwa siswa
didik.
untuk
memperhitungkan pentingnya peran
mencapai tujuan pendidikan nasional
keluarga dan lingkungan sekitar untuk
adalah adanya institusi yang disebut
mencapai kesejahteraan.
dengan sekolah. Sekolah memiliki
Kondisi
Salah
satu
sarana
lingkungan
dan
perencanaan untuk mengembangkan
keluarga berbeda-beda,
potensi
yang
lingkungan ada yang memberikan hal
mengedepankan kesejahteraan, dengan
baik dan buruk, namun di dalam
peserta
didik,
1
di dalam
keluarga dari segi materi ada yang
rumah maupun sekolah, serta pernah
mampu dan kurang mampu dala m
menggunakan
memenuhi kebutuhan hidup. Hal yang
menjual obat-obatan terlarang, bahkan
sering dikeluhkan di Indonesia yakni
melakukan pengrusakan di tempat
kurangnya pemerataan ekonomi dalam
umum.
pentingnya
pendidikan,
presentase remaja yang berasal dari
pelayanan
keluarga miskin yang memilih untuk
keluarga pra sejahtera
melanjutkan sekolah hanya sebesar
dapat mampu menikmati pemerataan
44%, 56% diantaranya memilih untuk
akses pendidikan (Tigayanti, 2009).
tidak melanjutkan pendidikan mereka
Menurut Badan Koordinasi Keluarga
(Human Services Policy, 2009)
dengan
masalah
memprioritaskan
pendidikan
alkohol
Berencana Nasional (BKKBN) (2011)
Lebih
mengemukakan
yang
domain
kebutuhan seperti
dapat
dasar
kebutuhan
sandang,
papan,
memenuhi minimal
kesejahteraan
akan
pangan,
psikologis,
dan
bahwa
yang
secara
kesehatan,
lanjutnya
ganja,
bahwa
Selain itu Pollard & Lee (2003)
keluarga pra sejahtera yaitu keluarga belum
dan
ada
lima
berbeda
dari
yaitu
fisik,
anak kognitif,
sosial,
ekonomi. Indikator
dan
positif
lebih
pendidikan dalam program BKKBN
sering digunakan yaitu fisik, kognitif,
pembangunan
sosial,
keluarga
sejahtera
dibedakan menjadi dua yaitu keluarga
dan
ekonomi,
sementara
indikator negatif yaitu psikologis.
sejahtera dan keluarga pra sejahtera.
Ada
Menurut penelitian di Amerika
faktor
yang
membuat
siswa merasa sejahtera yakni seperti
bahwa remaja dari keluarga miskin
yang
lebih
perilaku
Goswani, dan Bradshaw (2010) bahwa
negatif daripada remaja yang berasal
faktor penting yang berkontribusi pada
dari keluarga kaya diantaranya yaitu
kesejahteraan anak adalah keluarga,
pernah melakukan hubungan seks
teman,
sebelum
penggunaan
mungkin
usia
memiliki
16
tahun,
menjadi
dikemukakan
kesehatan, waktu,
oleh
Rees,
penampilan, masa
depan,
anggota geng, terlibat perkelahian,
rumah, uang dan kepemilikan, sekolah
terlibat pencurian senilai lebih dari 50
dan juga pilihan hidup.
dolar, dan pernah melarikan diri dari 2
Berdasarkan penulis
merasa
mengadakan
uraian
diatas,
yang sudah ditandai dengan kode-
tertarik
untuk
kode, teks lapangan (yang masih
untuk
terus akan ditambah jika perlu,
penelitian
mengetahui bagaimana kesejahteraan
dan
siswa dari keluarga pra sejahtera.
perkembangan
METODE PENELITIAN
lapangan).
Informan penelitian Siswa
diperbaiki
sesuai
dan
temuan
2. Koding
SMP
yang
tinggal
Koding
merupakan
usaha
bersama orang tua., dimana orang tua
untuk
siswa pendidikan terakhir yang tidak
jawaban
tamat SD, lulus SD dan SMP serta
macamnya dalam penelitian ini
bekerja sebagai buruh, kuli bangunan,
klasifikasi dilakukan dengan jalan
petani, tukang becak, atau pemulung.
menandai masing- masing jawaban
Alat pengumpul data
itu dengan tanda kode tertentu
Dalam pengumpul
penelitian data
ini
alat
3.
mengklasifikasikan responden
menurut
Menentukan tema
mengunakan
Berdasarkan pada isi cerita
kuesioner terbuka, wawancara. Hasil
informan,
dari kuesioner terbuka dan wawancara
nama dan kode pada berkas, maka
akan dianalisis dengan cara sebagai
penulis membaca isi cerita dan
berikut :
memahami transkrip yang sudah
1. Organisasai Data
dikoding, untuk mencari tema-
Organisasi data merupakan proses
yang
dilakukan,
atau dikelompokan berdasarkan
dan
tema yang sama.
menyimpan data yang berkaitan dalam
penyelesaian
memberikan
tema yang dapat dikategorisasikan
mendokumentasikan
analisis
setelah
4.
Kategorisasi
penelitian
Kategorisasi
dilakukan
dalam penelitian ini hal- hal yang
dengan
disimpan
jawaban atau respon yang muncul
adalah
dan data
diorganisasikan mentah
(catatan
yang
mengelompokkan
sekiranya
sama.
Dalam
lapangan dan kaset), data yang
penelitian ini jawaban yang tidak
sudah ditulis dalam verbatim, data
termasuk dalam kategorisasi yang 3
sudah tersedia, akan dimasukkan
pembahasannya
ke
berikut :
dalam
kategorisasi
Kategorisasi
dilakukan
baru. dengan
a. Pengertian
pengambilan kesimpulan secara
keputusan
khusus
sebagai
sejahtera
menurut
siswa dari keluarga pra sejahtera
induksi, yaitu kesimpulan ditarik dari
adalah
Setiap
untuk
orang
memiliki
pandangan tentang sejahtera yang
mendapat kesimpulan yang umum
berbeda-beda,
dalam
membahas
berdasarkan data yang diperoleh.
kesejahteraan tentu harus diketahui
Hasil dari pengkategorian tersebut
dahulu
kemudian disajikan dalam bentuk
kesejahteraan.
uraian deskriptif.
penelitian
tentang
pengertian
Berdasarkan
hasil
diketahui
bahwa
pengertian sejahtera menurut siswa 5. Pembahasan hasil penelitian Setelah
dari keluaraga pra sejahtera adalah
menggunakan
hidup damai, tentram, dan bahagia,
uraian deskriptif yang informatif,
serta memiliki hubungan baik dengan
kemudian dapat mengembangkan
teman. Hal ini sesuai dengan teori
analisis yang lebih akurat saat
yang
menginterpretasi keseluruhan data
Department of Education and Early
dengan
Childhood Development (DEECD)
mendeskripsikan
yang
dikemukakan
Frost,
oleh
sudah diperoleh dan dapat dibahas
(dalam
dengan mengaitkan teori teori
kesejahteraan siswa sebaga i suasana
mengenai kesejahteraan siswa dari
hati yang positif baik dalam sikap,
keluarga pra sejahtera.
kesehatan, ketahanan, dan kepuasan terhadap
HASIL
PENELITIAN
DAN
adalah
untuk
serta
bahwa
memiliki
pengalaman dan hubungan baik di
PEMBAHASAN Tujuan
diri
2010)
The
sekolah.
dari
penelitian
mengetahui
ini
Selain
dan
itu
pengertian
kesejahteraan dapat diartikan juga
mendeskripsikan kesejahteraan siswa
dengan
cara
mendekatkan
diri
dari keluarga pra sejahtera. Adapun
kepada Tuhan seperti berdoa kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan 4
teori Masters (2004) mengemukakan
melakukan
bahwa salah satu aspek kesejahteraan
misalnya melanggar tata tertib sekolah
siswa adalah spiritual dimana nilai
seperti tidak mengerjakan PR dan saat
agama
dalam
pelajaran tidak memperhatikan guru.
kesejahteraan karena nilai agama
Sebagaimana yang diungkapkan oleh
mengajarkan tentang moral yang
Fraillon (2004) bahwa kesejahteraan
berprinsip pada kebenaran.
siswa
berperan
b. Penilaian
penting
diri
kesejahteraan
dapat
yang
tidak
dipengaruhi
baik
oleh
terhadap
hubungan baik siswa dengan guru
dari
mereka, jika hubungan baik dengan
siswa
keluarga pra sejahtera Kesejahteraa
hal
guru
sebagai
ukuran
dapat
kesejahteraan siswa maka siswa yang
perasaan,
memiliki hubungan buruk dengan guru
pikiran, dan tindakan positif pada
mereka, akan diukur sebagai siswa
siswa.
yang memiliki kesejahteraan rendah.
didefinisikan
siswa
dianggap
sebagai
Alasan
untuk
mencapai
kesejahteraan didapatkan dari sumber
c. Faktor pendorong kesejahteraa
yang berbeda. Seperti yang terlihat
siswa dari keluarga pra sejahtera
pada hasil penelitian bahwa alasan
Keberhasilan
seorang
anak
siswa yang menilai sudah sejahtera
untuk mencapai prestasi merupakan
karena bahagia memiliki keluarga,
salah satu tindakann positif yang
mendapat perhatian teman, dan patuh
dimiliki siswa untuk meningkatkan
terhadap peraturan sekolah. Hal ini
kesejahteraan di sekolah. Berdasarkan
sesuai dengan teori Masters (2004)
hasil penelitian yang telah dilakukan
yang mengemukakan bahwa salah satu
bahwa hal yang membuat sejahtera
aspek
sosial
adalah belajar dan mendapat hadiah
dimana ketergantungan antara individu
karena berprestasi. Hal ini sesuai
dan
membangun
dengan teori Harackiewicz (dalam
hubungan yang sehat dengan orang
Masters, 2004) yang mengemukakan
lain baik individu, kelompok, dan
bahwa salah satu aspek penting untuk
lembaga.
menunjang kesejahteraan siswa adalah
kesejahteraan
sekolah
adalah
untuk
Sedangkan alasan siswa yang belum
sejahtera
karena
emosional
masih
dimana
pentingnya
motivasi untuk siswa yang ingin 5
meraih
tujuan,
dengan
ini
dilakukan
dalam bergaul di lingkungan sekitar.
melibatkannya
dalam
Sekalipun demikian terdapat hambatan
contohnya
seperti
untuk memiliki peran dalam pergaulan
dalam
itu.
pendidikan, memotivasi
hal
agar
berhasil
Hasil
penelitian
yang
mendapatkan nilai yang baik saat di
dilakukan
sekolah
pengertian siswa yang tidak sejahtera
dan
memberikan
reward
ketika mendapat nilai yang baik. Mengenai
faktor
mengungkapkan
telah bahwa
menurut siswa dari keluarga pra
pendorong
sejahtera adalah menarik diri dari
kesejahteraan siswa hubungan yang
pergaulan.
baik dengan orang lain menjadi salah
yang
satu
untuk
Gunn (1997) (dalam Zialanawala &
mencapai suatu kesejahteraan. Denagn
Pilkauskas, 2010) bahwa anak-anak
demikian siswa yang sudah memiliki
yang berada dalam keluarga miskin
hubungan baik tehadap orang lain
skor signifikan lebih tinggi pada
dapat dikatakan siswa ya ng sudah
menarik diri.
hal
yang
mendorong
sejahtera. Berdasarkan hasil penelitian yang
membuat
siswa
Sebagaimana
dikemukakanoleh
Masalah
pendapat Brooks
keuangan
–
juga
menjadii
dirasakan menjadi salah satu hambatan
sejahtera adalah kebersamaan dengan
dalam mencapai kesejahteraan, untuk
orang terdekat seperti teman dan
siswa sekalipun. Hal ini terkait adanya
keluarga.
Hasil
dikaitkan
dengan
tersebut
dapat
hasil penelitian yang telah dilakukan
teori
yang
bahwa
hal
yang
membuat
tidak
dikemukakan oleh Rees, Goswani, dan
sejahtera adalah masalah ekonomi. Hal
Bradshaw
faktor
tersebut sesuai dengan teori yang
pada
dikemukakan oleh Pollard & Lee
kesejahteraan anak adalah keluarga
(2003) bahwa salah satu aspek yang
dan teman.
menunjang
penting
(2010) yang
d. Faktor
bahwa
berkontribusi
penghambat
kesejahteraan
siswa
berinteraksi
adalah
ekonomi. Apabila ekonomi kurang
dari
tercukupi
keluarga pra sejahtera Cara
kesejahteraan
maka
kebutuhan
anak
kurang terpenuhi. seseorang
Untuk
menjadi salah satu hal yang penting
meraih
kesejahteraan
tentu tidak didapatkan dengan cara 6
yang
mudah,
masalah
termasuk
kehidupan
terjadinya
ketika tidak ada gangguan dari
sehari- hari.
orang lain.
Masalah siswa yang terjadi sehari- hari
2. Penilaian
diri
siswa
terhadap
meliputi
bahagia
dapat timbul dari keluarga, teman dan
kesejahteraan
lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil
memiliki
keluarga,
penelitian yang telah dilakukan bahwa
perhatian
teman,
pengalaman
terhadap peraturan sekolah.
adalah
yang
konflik
Sebagaimana dikaitkan
tidak
sejahtera
dengan
hal dengan
dikemukakan oleh
mendapat dan
patuh
teman.
3. Faktor pendorong kesejahteraan
tersebut
dapat
siswa dari keluarga pra sejahtera
teori
yang
meliputi faktor internal dan faktor
Human Service
eksternal.
Faktor
internal;
Policy (2009) bahwa perilaku negatif
memiliki hubungan baik dengan
remaja yang bersal dari keluarga
orang lain seperti bermain dengan
miskin
teman dan membantu orang tua,
yakni
pernah
terlibat
perkelahian. Hal
melakukan tersebut
juga
sesuai
Sedangkan
hal
yang
faktor
positif. eksternal:
dengan teori yang dikemukakan oleh
melakukan kegiatan positif, dan
Hurlock
remaja
bermain bersama teman. serta
merupakan masa peralihan dari kanak-
mendapat dukungan dari teman,
kanak menjadi dewasa, dimana masa
saudara, dan orang tua.
(2004)
bahwa
remaja dianggap sebagai masa labil
4. Faktor penghambat kesejahteraan
yaitu individu berusaha mencari jati
siswa dari keluarga pra sejahtera
dirinya dan mudah sekali menerima
meliputi faktor internal dan faktor
informasi dari luar dirinya tanpa ada
eksternal. Faktor internal; Selain
pemikiran lebih lanjut.
itu
KESIMPULAN
hubungan yang baik dengan orang
Berdasarkan hasil analisis dan
kurang
dapat
membangun
lain. seperti tidak mengerjakan PR
pembahasan maka dapat disimpulkan :
dari
1. Pengertian sejahtera menurut siswa
pergaulan, dan mengganggu orang
dari keluaraga pra sejahtera adalah
lain. Sedangkan faktor eksternal;
hidup tentram, damai, dan bahagia
kurang mendapat dukungan dari 7
guru,
menarik
diri
dari
teman seperti diganggu, diusili,
Huebner, E.S., Suldo, S.M., & Valois, R.F. (2003).Psychometric Properties of Two Brief Measures of Children’s Life Satifaction: The Students’ Life Satifaction Scale and The Brief Multidimensional Students’ Life Satifaction Scale. Paper Prepare for the Indicators of Positive Development Conference. Columbia: University of South Carolina.
dan diejek. DAFTAR PUSTAKA Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. (2011). Pemutakhiran Data Keluarga.http://aplikasi.bkk bn.go.id/mdk/BatasanMDK. aspx.Diakses pada tanggal 6 Maret 2014 pukul 12.20 WIB.
Human Services Policy.(2009). Youth from Low-Income Families.http://aspe.hhs.gov /hsp/09/vulnerableyouth/3/i ndex.shtml.Diakses pada tanggal 12 Maret 2014 pikul 9.19 WIB.
De Fraine, D.B., Landeghem, G.V., Damme, J.V., & Onghena, P. (2005). An Analysis of Well-Being in Secondary School with Multilevel GrowthCurve Models And Multilevel Multivariate Models.Quality & Quantity, 39 , 297-316.
Hurlock, E. B. (2004). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta : Erlangga
Eckersley. (2005). The wellbeing Manifesto.http://www.wellb eingmanifesto.net. Diakses tanggal 9 Maret 2013 pukul 07.00 WIB.
Masters, G.N. (2004). Conceptualising and Researching Student Wellbeing. Australia: Research Conferences.
Fraillon, J. (2004). Measuring Student Well-Being in The context of Australian Schooling:Discussion Paper. The Australian Council for Educational Research.Australian: Carlton South.
Pollard, E & Lee, P. (2003). Child Well-Being: A Systematic Review of The Literature. Social Indicators Research, vol. 61 no.1 Rees, G., Goswani, H. & Bradshaw, J. (2010).Developing an Index Of Children’s Subjective Well Being in England. London: The Children’s Society.
Frost, P. (2010). The effectiveness of Student Wellbeing Program And Service. Melbourne: Victorian Auditor-General's Report. 8
Tigayanti.(2009). Upaya Peningkatan Pelayanan Pendidikan Dasar pada Siswa Pra Sejahtera.Skripsi.Malang : Universitas Malang Zilanawala, A & Pilkauskas, N.V. (2010).Low-Income Mothers’ Material Hardship and Children’s Socioemotional WellBeing.Fragile Families Working Paper. WP11-02FF
9