Linguistika Akademia Vol.3, No.2, 2014, pp. 186~197 ISSN: 2089-3884
KESALAHAN GRAMATIKA DALAM PETIKAN SURAT NAPOLEON BONAPARTE Yeli Setyawati e-mail:
[email protected] ABSTRACT Grammatical structure commonly called as grammar is the important thing that could not be ignored in the process of communication. Grammatical structure used right would facilitate the participants in the process of communication. In contrary, incorrect grammar would adversely affect the communication process. Due to the messy grammar would lead to misinterpretation in the receipt of information by the receivers. Remind that grammatical structure is important in the process of communication; the researcher will analyze the grammatical errors contained in the letter of French Emperor, Napoleon Bonaparte. This paper aims to determine the form of grammatical deviation contained in the letter. The method used in this analysis is substitution distributional method because it relates to grammatical errors. Then, the theory used is the traditional linguistics theory. The analysis showed that the grammatical deviations can be the error in the use of part of speech, the error in relative clause (the use of “who” and “that,” the error of spelling, and the selection of words that did not fit. Key words: information; grammatical deviation; part of speech. ABSTRAK Struktur gramatika atau sering disebut dengan tata bahasa merupakan hal penting yang tidak dapat diabaikan dalam proses komunikasi. Penggunaan struktur gramatika secara baik dan benar akan mempermudah partisipan dalam melangsungkan proses komunikasi. Sebaliknya, penulisan gramatika yang tidak benar akan berimbas buruk pada proses komunikasi. Karena tata bahasa yang berantakan akan menyebabkan kesalahtafsiran dalam penerimaan informasi oleh penerima pesan. Mengingat pentingnya struktur gramatika dalam komunikasi penulis akan menganalisis kesalahan gramatika yang terdapat pada surat Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte. Paper ini bertujuan untuk mengetahui bentuk penyimpangan gramatika yang terdapat pada surat tersebut. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode analisis bahasa distribusional substitusi karena analisis ini berkaitan dengan kesalahan gramatika. Kemudian, teori yang digunakan adalah teori linguistik tradisional. Hasil analisis menunjukkan bahwa bentuk penyimpangan gramatika dapat berupa kesalahan dalam penggunaan part of speech atau kelas kata, kesalahan pada relative clause (penggunaan who-that), kesalahan ejaan, serta pemilihan kata yang tidak pas. Kata kunci: informasi; penyimpangan gramatika; kelas kata.
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
187
A. PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari manusia perlu melakukan komunikasi. Kata atau istilah komunkasi (communication), secara etimologis berasal dari bahasa Latin communicatus yang bersumber pada kata communis. Kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Jadi, komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, ataun mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. Menurut Wikipedia (id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi) komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau sekelompok orang menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Laswell mengatakan bahwa komunikasi dapat berlangsung dengan baik jika ada komponen-komponen berikut ini: 1. Pengirim (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan. 2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain. 3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. 4. Penerima (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain. 5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya. 6. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijelaskan. Agar terjadi kesinambungan dalam penyampaian informasi, komunikasi harus dilakukan secara efektif. Adapun, pengertian dari komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap pada orang lain yang terlihat dalam proses komunikasi. Tujuan dari komunikasi efektif adalah memberikan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara Kesalahan Gramatika dalam Petikan Surat Napoleon Bonaparte (Yeli Setyawati)
188
pemberi informasi dan penerima informasi, sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informasi harus lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi atau receiver. Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp, komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara sender dan receiver dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila pengirim dan penerima pesan memiliki persamaan dalam hal pengertian, sikap dan bahasa. Komunikasi dikatakan efektif apabila memenuhi hal-hal berikut: 1. Pesan dapat diterima dan dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya. 2. Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diinginkan oleh pengirim. 3. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan maupun secara tertulis. 1. Komunikasi lisan Komunikasi dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung yang dibatasi oleh jarak dan waktu. Jarak dan waktu sangat mempengaruhi efisiensi dan efektifitas komunikasi. Komunikasi lisan bertujuan agar informasi yang disampaikan oleh si penyampai informasi (berita) dapat diterima dan dipahami oleh si penerima berita. Teknologi Komunikasi Lisan adalah berkomunikasi dengan menggunakan alat yang menghasilkan suara berbahasa lisan di antaranya telepon. 2. Komunikasi tertulis Komunikasi tertulis disampaikan secara tidak langsung. Contoh yang paling kita kenal adalah surat kabar atau koran, majalah, artikel, dan lain-lain. Teknologi komunikasi tulis adalah berkomunikasi dengan menggunakan tulisan, huruf, atau gambar. Melalui tulisan kita dapat menyampaikan ide, gagasan, pesan, dan informasi lainnya. Linguistika Akademia Vol. 3, No. 2, 2014: 186 – 197
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
189
Salah satu media komunikasi tertulis adalah surat. Menurut Wikipedia, surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Fungsinya mencakup lima hal: sarana pemberitahuan, permintaan, buah pikiran, dan gagasan; alat bukti tertulis; alat pengingat; bukti historis; dan pedoman kerja. Sebagai media komunikasi, surat harus mengandung informasi yang jelas mengenai pesan yang akan disampaikan kepada penerima. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam menulis surat adalah sturktur gramatika atau tata bahasa. Tata bahasa akan berpengaruh pada proses komunikasi. Tata bahasa yang baik dan benar akan mempermudah tercapainya tujuan komunikasi sebagai sarana untuk menyampaikan informasi. Sebaliknya, tata gramatika yang salah akan mempersulit proses komunikasi karena informasi yang susah dipahami. Namun, pada kenyataannya sering kita temui surat-surat yang penulisannya kurang memperhatikan tata bahasa itu sendiri. Hal ini mungkin terjadi karena minimnya pengetahuan seseorang tentang struktur gramatika itu sendiri. Salah satu surat yang memiliki banyak kesalahan pada tata bahasanya adalah surat yang ditulis oleh Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte. Surat ini ditulis oleh Napoleon pada tahun 1816 di Pulau Saint Helena dalam pengasingannya setelah kalah dalam pertempuran Waterloo. Surat yang dipamerkan di Paris dan akan dilelang ini akan digunakan oleh penulis sebagai data penelitiannya. Penelitian ini difokuskan pada bagaimana bentuk penyimpangan struktur gramatika pada surat tersebut (http://ms.wikipedia.org/wiki/Saint_Helena.) Penelitian ini berkaitan dengan surat yang di dalamnya terdapat kesalahan gramatika, sehingga penulis menggunakan metode analisis bahasa distribusional substitusi dalam penelitiannya. Kesalahan gramatika selalu berkaitan dengan teori linguistik tradisional yang menyatakan bahwa bahasa yang mengandung kesalahan gramatika dianggap salah. Oleh karena itu landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori linguistik tradisional. Kesalahan Gramatika dalam Petikan Surat Napoleon Bonaparte (Yeli Setyawati)
190
B. LANDASAN TEORI Paper ini mengkaji tentang kesalahan gramatika yang terdapat pada petikan surat Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte sehingga teori yang digunakan adalah teori linguistik tradisional. Teori tradisional boleh dikatakan sebagai aliran linguistik tertua. Dari latar belakang sejarahnya, kita mengetahui bahwa munculnya teori ini bermula dari Plato dan Aristoteles yang kita kenal sebagai filosof besar bangsa Yunani. Pada abad IV SM, Plato yang merupakan seorang ahli filsafat mencetuskan pembagian jenis kata bahas Yunani Kuno dalam kerangka telaah filsafatnya. Dari perenungan tentang bahasa, ia mampu membedakan onoma dan rhema (nomina & verba) dalam bahasa Yunani, dan menurutnya, ini berlaku juga pada bahasabahasa di dunia (Ubaidillah, 2012: 11). Selanjutnya pada tahun 384 SM-322 SM, Aristoteles membagi jenis kata bahasa Yunani Kuno menjadi tiga golongan yaitu onoma, rhema, dan syndesmos. Perkembangan ilmu bahasa pada masa itu terbatas pada telaah kata saja, khususnya tentang jenis kata. Pada akhir abad 130 SM, tata bahasa atau gramatikal mulai diperhatikan oleh Dyonisius Thrax. Buku tata bahasa pertamanya yang berjudul “Techne Gramatike” dijadikan anutan oleh para ahli tata bahasa lainnya yang kemudian dikenal sebagai penganut aliran tradisionalisme. Pada zaman ini pembagian jenis kata sudah mencapai nomina, pronominal, artikel, verba, adverbial, preposisi, partisipium, dan konjugasi. Adapun ciri-ciri aliran linguistik tradisional menurut Soeparno (2002: 44) adalah sebagai berikut: 1. Bertolak dari pola pikir secara fiosofis. Ciri ini dibuktikan dengan banyaknya pembagian jenis kata yang bersumber dari onoma-rhema produk Plato dan onoma-rhema-syndesmos produk Aristoteles. 2. Tidak membedakan bahasa ujaran dan bahasa tulisan. Teori ini mencampuradukkan pengertian bahasa dalam arti yang sebenarnya dan tulisan yang merupakan perwujudan bahasa dengan media huruf. 3. Senang bermain dengan definisi. Linguistika Akademia Vol. 3, No. 2, 2014: 186 – 197
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
191
Ciri ini merupakan pengaruh dari cara berpikir secara deduktif. Semua istilah diberi definisi terlebih dahulu yang kemudian dihafalkan untuk memahami istilah-istilah tersebut. 4. Pemakaian bahasa berkiblat pada pola atau kaidah. Ketaatan pada pola ini diwarisi sejak para ahli tata bahasa tradisional mengambil alih pola-pola bahasa latin untuk diterapkan pada bahasa mereka sendiri. Kaidah bahasa yang telah disusun dalam bentuk buku tata bahasa harus benar-benar ditaati oleh pemakai bahasa. Setiap pelanggaran kaidah maka bahasa dinyatakan salah atau tercela. 5. Level-level gramatik belum ditata secara rapi. Tataran terendah menurut teori ini adalah huruf yang didefinisikan sebagai unsur bahasa terkecil. Level di atas huruf adalah kata yang merupakan kumpulan huruf yang mengandung arti. Level tertinggi adalah kalimat, yakni kumpulan kata yang mengandung arti lengkap. 6. Tata bahasa didominasi oleh jenis kata (part of speech). Ciri ini merupakan ciri yang paling menonjol di antara ciriciri yang lain. Hal ini dipahami karena masalah pengelompokan kata merupakan aspek linguistik yang paling tua dalam sejarah kajian linguistik. Teori linguistik tradisional memiliki kelemahan sebagai berikut: 1. Pemerian bahasa Inggris, yang bertipe fleksi-aglutinatif, disamakan dengan pemerian bahasa bertipe infleksi (Yunani, Latin). 2. Menyalahkan bahasa yang tidak sesuai dengan gramatika, meskipun umum digunakan. 3. Tidak memperhatikan kenyataan bahasa di lapangan. (Ubaidillah, 2012: 17) C. ANALISIS Sebelum menganalisa lebih lanjut mengenai kesalahan-kesalahan gramatika yang terdapat dalam petikan surat yang ditulis oleh Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte, di bawah ini penulis menyertakan data yang akan dianalisis: Kesalahan Gramatika dalam Petikan Surat Napoleon Bonaparte (Yeli Setyawati)
192
No 1. 2. 3.
4.
5.
6. 7.
Kalimat yang salah I have enough sleep. I go then finish the night into to cause with you. He shall land above seven day, a ship from Europe that we shall give account. Anything who this shall have been even to day 1 January thousand eight hundred sixteen. You shall have for this occurrence a letter from Lady Las Case. But I tire myself. Your shall have of the ado at conceive my.
Kalimat yang benar I have been sleepy enough. I will finish our conversation. It shall land in seven days, a ship from Europe that shall give report. Everything that had happened until 1 January eighteen sixteen. You shall know everything by Lady Las Case’s letter. But I am tired. I think you are also tired.
Dari data di atas, berikut akan diuraikan secara berurutan kesalahan gramatika apa yang terjadi serta bagaimana gramatika yang seharusnya. 1. I have enough sleep. Kalimat tersebut sesungguhnya memiliki makna “Saya sudah mengantuk.” Pada kalimat tersebut terjadi penyimpangan gramatika dimana kata “enough” mendahului kata kerja “sleep.” Dalam struktur bahasa Inggris kata “enough” biasanya mengikuti adjective (kata sifat) atau adverb (kata keterangan). Jadi, seharusnya kalimat di atas ditulis “I have been sleepy enough” dimana kata “enough” mengikuti kata sifat “sleepy.”
Linguistika Akademia Vol. 3, No. 2, 2014: 186 – 197
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
193
2. I go then finish the night into to cause with you. Kalimat tersebut ditulis oleh Napoleon untuk menyatakan bahwa “Saya akan menyudahi pembicaraan ini.” Kalimat di atas sangat sulit dipahami karena struktur yang tidak tepat. a. Go then → will “Go then” di sini bermakna akan. Kalimat tersebut akan lebih mudah dipahami jika “go then” diganti dengan “will” karena dalam bahasa Inggris, hal ini merujuk pada kejadian di masa datang atau sering disebut future tense. b. Into to cause with you → conversation Sejatinya frasa di atas akan lebih simple dan mudah dicerna oleh pembaca jika ditulis dalam kata “conversation.” Kalimat yang padat, jelas, dan tidak bertele-tele akan lebih mudah diterima oleh receivers. Jadi, kalimat “I go then finish the night into to cause with you” akan benar secara gramatika jika ditulis “I will finish our conversation.” 3. He shall land above seven day, a ship from Europe that we shall give account. Kalimat di atas mengalami kesalahan gramatika yang cukup fatal. a. He → it Pronoun atau kata ganti “he” pada kalimat tersebut tidak tepat karena hal ini merujuk pada benda yaitu kapal. Dalam bahasa Inggris kata ganti yang digunakan untuk menggantikan benda adalah “it”. b. Above → in Pemilihan preposition pada kalimat tersebut juga tidak tepat. Kata “above” seharusnya diganti dengan “in” karena merupakan pernyataan untuk waktu yang akan datang. Pada kalimat tersebut tertulis “… above seven day” seharusnya menjadi “… in seven day” yang maknanya “… tujuh hari kemudian.” c. Day → days Kata “day” di sini merupakan plural noun atau benda jamak. Jadi, penulisan kata “day” yang benar adalah dengan menambahkan konsonan “s” di belakangnya Kesalahan Gramatika dalam Petikan Surat Napoleon Bonaparte (Yeli Setyawati)
194
seperti dalam aturan struktur bahasa Inggris sehingga menjadi “days.” d. …. that we shall give account → …. that shall give report Penulisan relative clause di atas tidak tepat karena terdapat kata “we” setelah kata “that.” Hal ini tidak diperkenankan dalam struktur bahasa Inggris. Penulisan relative clause yang benar adalah menggunakan who/ that/ which bukan he/ she/ they/ it diikuti dengan penjelasan mengenai benda atau orang yang dimaksud. Jadi, pada kasus ini, penulisan yang benar adalah “… that shall give report.” 4. Anything who this shall have been even to day of 1 January thousand eight hundred sixteen. a. Anything → everything Kata “anything” akan lebih tepat jika diganti dengan “everything” karena “anything” merupakan kata ganti yang digunakan untuk menggantikan sesuatu dalam kalimat negative dan kalimat tanya. b. Who → that Kata “who” digunakan untuk menjelaskan orang atau manusia sehingga penggunaannya dalam kalimat di atas tidak tepat karena kata “anything” merujuk ke benda. Maka pilihan kata yang tepat untuk menggantikan “who” adalah “that.” c. …. (who) this shall have been even to day 1 January → …. (that) had happened up to 1 January Kalimat di atas merupakan relative clause. Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, kata who/ that/ which selalu diikuti langsung oleh penjelasan mengenai objek yang dimaksud tanpa perlu diikuti pronoun terlebih dahulu sehingga kata “this” pada kalimat di atas harus dihilangkan. Kalimat tersebut dapat diterjemahkan menjadi “…. yang terjadi hingga tanggal 1 Januari.” Kalimat di atas akan tepat secara gramatika jika ditulis “…. that had
Linguistika Akademia Vol. 3, No. 2, 2014: 186 – 197
Linguistika Akademia
d.
ISSN: 2089-3884
195
happened until 1 January” karena ini menyatakan peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Thousand eight hundred sixteen → eighteen sixteen Dalam bahasa Inggris, untuk tahun 2000 ke belakang, pelafalan tahun dieja: dua angka pertama adalah satu bilangan dan dua angka terakhir adalah satu bilangan. Jadi, pelafalan tahun “thousand eight hundred sixteen” pada kalimat tersebut seharusnya “eighteen sixteen.”
5. You shall have for this occurrence a letter from Lady Las Case. Maksud dari kalimat di atas adalah “kamu akan mengetahui semua (peristiwa) melalui surat dari Lady Las Case.” Kalimat tersebut salah secara gramatika karena tidak menggunakan preposition atau kata depan untuk menerangkan cara bagaimana sesuatu itu dilakukan. Selain itu kalimat tersebut juga tidak tersusun secara benar. Kalimat yang tepat untuk menggantkan kalimat di atas adalah “You shall know everything by Lady Las Case’s letter.” Jika kita amati terjadi perubahan pada kalimat tersebut, yakni: a. Have for → know b. This occurrence → everything c. Terjadi penambahan preposition “by.” Perubahan-perubahan tersebut merupakan perbaikan atas kesalahan gramatika yang terjadi, dimaksudkan agar kalimat tersebut dapat dipahami dan diterima oleh masyarakat. 6. But I tire myself. Kalimat tersebut ditulis dengan maksud untuk menyatakan “tetapi saya lelah.” Dalam suratnya, Napoleon menuliskan “I tire myself” yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi “saya membuat lelah diriku.” Jika ia ingin menyatakan bahwa dirinya lelah seharusnya ia menggunakan kalimat “But I am tired.” Di sini terjadi perubahan part of speech atau kelas kata, yaitu: Kesalahan Gramatika dalam Petikan Surat Napoleon Bonaparte (Yeli Setyawati)
196
a.
b.
Pronoun “myself” dihilangkan dan diganti dengan to be “am” yang berfungsi sebagai kata kerja bantu dari subjek “I.” Verb (kata kerja) “tire” diubah menjadi adjective (kata sifat) “tired” yang berfungsi untuk menerangkan keadaan yang tengah dirasakan.
7. Your shall have of the ado at conceive my. Struktur kalimat pada kalimat tersebut sangat tidak dibenarkan dalam bahasa Inggris. Berikut ini kesalahankesalahan yang terdapat dalam kalimat di atas: a. Your → you Kata “your” dalam kalimat tersebut berfungsi sebagai subjek. Jika “your” digunakan sebagai subjek, ini harus diikuti dengan noun atau kata benda karena “your” tidak dapat berdiri sendiri sebagai subjek. Dalam kalimat tersebut kata yang benar untuk menggantikannya adalah pronoun “you.” b. At my conceive → I think Frase “at my conceive” dalam petikan surat ini bermakna “menurut pemahaman saya” sehingga akan lebih mudah dipahami jika diganti dengan “I think.” c. Shall have of the ado → are also tired Petikan di atas merupakan lanjutan dari kalimat di pembahasan nomor 6. Maksud dari petikan ”shall have of the ado” di sini adalah “merasakan hal yang sama” sehingga dapat ditulis menjadi “are also tired.” Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa penulisan yang benar dari kalimat di atas adalah “I think you are also tired.” D. KESIMPULAN Dari pembahasan di atas, peneliti dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa kesalahan gramatika yang terdapat pada surat yang ditulis Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte ada empat macam, yaitu (1) kesalahan dalam penggunaan part of speech, meliputi kesalahan dalam penggunaan verba dan adjektiva, kesalahan dalam penggunaan pronoun dan preposition, serta kesalahan dalam Linguistika Akademia Vol. 3, No. 2, 2014: 186 – 197
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
197
penulisan plural noun atau benda jamak. (2) kesalahan pada relative clause (penggunaan who-that) (3) kesalahan ejaan, dan (4) pemilihan kata yang tidak tepat. Kesalahan ini dapat kita temukan pada kalimat “I go then finish the night into to cause with you.” Dalam kalimat ini, “go then” seharusnya digantikan dengan kata “will” sementara frasa “into to cause with you” diganti dengan kata “conversation.”
E. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Oxford Learner’s Pocket Dictionary Fourth Edition. New York: Oxford University Press. Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Eastwood, John. 2008. Oxford Learner’s Pocket Grammar. New York: Oxford University Press. Frank, Marcella. 1972. Modern English. United States of America: New York University. Hapsari, Endah. Wah, Bahasa Inggris Napoleon Ternyata Parah, Simak Suratnya. Apakabardunia.com, 11 Juni. 2012. Diakses 23 Des. 2013. http://www.republika.co.id/berita/ senggang/unik/12/06/11/m5ecij-wah-bahasa-inggris-napo leon-ternyata-parah-simak-suratnya Lyons, John. 1995. Pengantar Teori Linguistik. Jakarta: Gramedia. Murphy, Raymond. 1994. English Grammar in Use Second Edition. United Kingdom: Cambridge University Press. Samsuri. 1981. Analisis Bahasa: Memahami Bahasa Secara Ilmiah. Jakarta: Erlangga. Soeparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana. Ubaidillah. 2012. Diktat Mata Kuliah Teori Linguistik. Yogyakarta: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga.
Kesalahan Gramatika dalam Petikan Surat Napoleon Bonaparte (Yeli Setyawati)