III.
KERANGKA PEMIKIRAN
3.1
Komponen Biaya Produksi dan Biaya Pengelolaan Air PDAM
3.1.1
Biaya Produksi Air PDAM Biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk memperoleh
faktor-faktor produksi. Menurut Suparmoko (1995), biaya produksi air bervariasi pada tiga dimensi yaitu jumlah pelanggan, kapasitas untuk menyediakan dalam arti kapasitas yang berbeda-beda untuk melayani daerah yang berbeda-beda dan jarak pengiriman atau penyerahan air ke tempat pemakai. Atas dasar klasifikasi tersebut, biaya produksi air dibagi ke dalam biaya kapasitas, biaya langganan dan biaya penyerahan. Biaya kapasitas berkaitan dengan ukuran perusahaan seperti instalasi air minum. Biaya langganan berkaitan dengan jumlah dan penyebaran para langganan yang meliputi biaya penagihan, biaya meteran, dan biaya pelayanan atau perbaikan, perbaikan nama pada rekening serta biaya untuk membaca meteran dan rekening. Biaya penyerahan berkaitan dengan volume pengiriman air sepeti biaya transport dan biaya penyaluran. Komponen biaya produksi pengelolaan air PDAM adalah biaya pengadaan bahan baku, biaya pengolahan, biaya transmisi, biaya distribusi, biaya umum, biaya administrasi, biaya penyusutan dan biaya amortisasi instalasi non pabrik4. Salah satu maksimisasi keuntungan produsen/perusahaan adalah dengan minimisasi biaya produksi. Biaya eksplisit, pengeluaran aktual (secara akuntansi) perusahaan untuk penggunaan sumber daya dalam proses produksi. Biaya implisit, biaya ekonomi perusahaan atas penggunaan sumber daya yang ditimbulkan karena proses produksi 4
Surat Keputusan menteri Dalam Negeri No 690-069 tanggal 28 Januari 1999
30
3.1.2
Biaya Pengelolaan Produksi Air PDAM Menurut McNeill dan Tate (1991) dalam Ariestis (2004), biaya
pengelolaan air PDAM terdiri atas biaya ekspansi (expansion cost), biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (average cost). Biaya ekspansi adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka pengembangan kapasitas pelayanan PDAM kepada masyarakat pelanggan. Contoh dari biaya ekspansi tersebut adalah pengeluaran untuk sambungan baru. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan air PDAM yang tidak berubah-ubah dalam waktu yang pendek terlepas dari volume air yang disalurkan. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tetap antara lain adalah biaya gaji pegawai yang tidak berhubungan dengan proses produksi air, biaya penyusutan peralatan, biaya beban kantor, biaya perjalanan dinas dan lain-lain. Komponen biaya terakhir yaitu biaya variabel adalah biayabiaya yang berubah-ubah atau bervariasi sesuai dengan jumlah (volume) air yang disalurkan kepada pelanggan dan yang terbuang dalam waktu yang pendek. Contoh biaya variabel adalah biaya produksi air, biaya penelitian dan pengembangan. Pengaruh biaya produksi terhadap jenis Instalasi Pengolahan Air (IPA) sangat erat kaitannya, besarnya volume air pada kapasitas produksi di masingmasing instalasi akan mempengaruhi besarnya biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Level kapasitas produksi sesuai jenis/unit instalasi pengolahan air dapat mempengaruhi besarnya biaya produksi, sehingga perusahaan dapat meminimalisasi biaya produksi agar produksi menjadi efisien dan dapat memberikan laba bersih yang dihasilkan sebagai pengelolaan air dan sumber pendapatan daerah. 31
3.2
Keterkaitan antara Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Air terhadap Instalasi Pengolahan Air Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi air terhadap instalasi
pengolahan air dapat dipengaruhi oleh sumber air baku yang digunakan, besarnya jumlah produksi air, besarnya jumlah pemakaian bahan kimia, pemakaian listrik yang merupakan variabel lingkungan. Hal ini dapat ditandai apakah semakin besar variabel lingkungan yang digunakan berpengaruh signifikan terhadap produksi air. 3.3
Penetapan Harga Pokok Air PDAM Menurut Manullang (1996) dalam Kusuma (2006), yang dimaksud dengan
harga pokok adalah jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksikan suatu barang ditambah biaya yang lain hingga barang tersebut berada di pasar. Unsur harga pokok sendiri dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan, yaitu: 1) Biaya langsung, adalah biaya yang langsung diterapkan pada sejumlah hasil produksi tertentu, biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah dan upah yang dibayar kepada tenaga kerja dalam suatu proses produksi dan merupakan biaya langsung kepada hasil produksi yang bersangkutan. 2) Biaya tidak langsung, merupakan biaya yang tidak langsung diterapkan kepada sejumlah hasil produksi tertentu akan tetapi kepada suatu prestasi tertentu. Berikut yang termasuk biaya langsung dalam proses produksi air PDAM adalah biaya sumber, biaya pengolahan dan biaya transmisi serta distribusi. Biaya tidak langsung adalah biaya administrasi dan umum yang terdiri dari biaya pegawai, biaya kantor, biaya hubungan langganan, biaya penelitian dan
32
pengembangan, biaya keuangan, biaya pemeliharaan, rupa-rupa biaya umum, penyusutan instalasi biaya umum dan biaya bank. Produk yang dihasilkan dalam memproduksi air PDAM hanya satu jenis, maka untuk menetapkan harga pokok air PDAM dapat dilakukan dengan metode pembagian yaitu membagi seluruh biaya produksi dengan jumlah satuan air yang diproduksi pada periode tertentu, rumus matematika terdapat pada persamaan 1. 3.4
Kerangka Pemikiran Operasional Perusahaan Daerah Air Minum dalam penyelenggaraannya, berusaha
mengelola sumberdaya air menjadi air bersih yang layak untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terutama sebagai sumber air minum. Penyediaan air bersih di Indonesia sendiri menghadapi berbagai kendala yang kompleks mulai dari kelembagaan, teknologi, anggaran, pencemaran maupun sikap masyarakat. Salah satu permasalahan dalam pengelolaan air bersih adalah ketidaksediaan dana dan meningkatnya biaya produksi dan operasional unit-unit pengolahan air. Peningkatan ini dipicu oleh krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia sehingga berpengaruh terhadap kegiatan PDAM sebagai penyedia air bersih. PDAM sebagai pihak yang mengelola dan memanfaatkan air membutuhkan upaya-upaya dalam supply air bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Keterkaitan ekonomi antara sumberdaya alam dan lingkungan merupakan sistem pendukung yang erat kaitannya satu sama lain, oleh karena itu dibutuhkan alternatif pemecahan masalah secara internal dan eksternal terhadap produksi dan pendistribusian air terhadap masyarakat, hal tersebut yakni dengan mengidentifikasi pengelolaan sumberdaya air berdasarkan kapasitas produksi PDAM Bekasi, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat 33
produksi air bersih di PDAM Bekasi dan mengestimasi biaya produksi terhadap jenis instalasi pengolahan air sesuai level kapasitas produksinya dan mengevaluasi harga pokok air bersihnya. Tahap awal dari penelitian ini adalah melakukan identifikasi pengelolaan sumber daya air berdasarkan kapasitas produksi instalasi pengolahan air oleh PDAM Bekasi dengan menggunakan alat analisis deskriptif untuk melihat keragaan ekstraksi air sesuai dengan efisiensi, equity dan sustainability. Tahap kedua adalah dengan menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi fungsi produksi air PDAM Bekasi dengan menggunakan analisis fungsi regresi linier berganda yakni metode regresi komponen utama. Hal ini dilakukan agar diketahui variabel-variabel yang berpengaruh terhadap produksi air PDAM Bekasi. Tahap ketiga adalah mengestimasi fungsi biaya produksi terhadap jenis instalasi pengolahan air sesuai level kapasitas produksinya dengan menggunakan fungsi biaya pengelolaan air dengan menggunakan regresi linier berganda yakni dengan fungsi Cobb Douglas terhadap pengamatan dan perlakuan dari unit instalasi pengolahan air dengan level kapasitas produksi rendah, sedang dan tinggi selama tiga tahun terakhir melalui biaya langsung dan tidak langsung yang digunakan. Hal ini untuk melihat dan membandingkan apakah semakin besar kapasitas unit pengolahan air mempengaruhi biaya produksi yang dikeluarkan. Tahap keempat adalah menilai harga pokok air bersih dengan menggunakan mekanisme marginal cost pricing yaitu dengan membagi jumlah biaya produksi yang digunakan dengan jumlah air yang didistribusikan ke pelanggan. Pemanfaatan dan pengelolaan air permukaan dipengaruhi oleh debit air dan kualitas air sehingga stok yang dimaksudkan dalam hal ini adalah jumlah 34
debit air yang mengalir pada wilayah sungai. Hasil analisis tersebut diharapkan dapat membantu PDAM dalam menghasilkan orientasi kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya air yang optimum dan efisien sehingga dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat Bekasi secara berkelanjutan. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 4 yang menjelaskan kerangka berpikir dari latar belakang, tujuan penelitian dan metode yang digunakan.
35