PENGARUH PENGGUNAAN BIAYA STANDAR KOMPONEN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PENINGKATAN LABA (Studi Kasus : Usaha Mikro Pembuatan Sepatu Sandal Maju Bersama di Kampung Nambo, Desa Sukajaya, Ciapus, Kabupaten Bogor)
Oleh FUJI TYAS NASTITI H24080083
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
RINGKASAN
FUJI TYAS NASTITI. H24080083. Pengaruh Penggunaan Biaya Standar Komponen Biaya Produksi Terhadap Peningkatan Laba (Studi Kasus : Usaha Mikro Pembuatan Sepatu Sandal Maju Bersama di Kampung Nambo, Desa Sukajaya, Ciapus, Kabupaten Bogor. Dibawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI. UKM Pembuatan Sepatu Sandal Maju Bersama adalah salah satu UKM pengrajin Sepatu Sandal di sentra Sepatu Sandal kota Bogor tepatnya di desa Nambo, Ciapus. UKM Maju Bersama ini memiliki keterbatasan dalam upaya peningkatan laba karena UKM ini hanya dapat menjadi price taker. Oleh karena itu diperlukan cara lain untuk meningkatkan laba, yaitu dengan efisiensi biaya produksi menggunakan biaya standar. Sehingga perlu dianalisis bagaimanakah sistem penerapan standar biaya produksi pada UKM ini dan pengaruh efisiensi komponen biaya produksi, yaitu bahan baku langsung (BBL), tenaga kerja langsung (TKL) dan overhead pabrik (BOP), dengan menggunakan biaya standar terhadap peningkatan laba. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui bagaimana penerapan standar biaya produksi yang dilakukan oleh UKM Maju Bersama. (2) Mengetahui pengaruh efisiensi komponen biaya produksi dengan biaya standar terhadap peningkatan laba. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan metode wawancara dan data historis berupa nota belanja. Dan data sekunder yang diperoleh melalui studi literature, dan referensi lainnya yang relevan dengan penelitian ini. Analisis yang dilakukan adalah analisis regresi linier berganda. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 15. Hasil dari penelitian ini menunjukkan penerapan standar yang dilakukan UKM Maju Bersama belum dilakukan secara formal. Untuk pengaruh penggunaan biaya standar terhadap peningkatan laba menunjukkan hasil persamaan : Laba = 4000007 + 4.268 TKL – 36.015 BOP hasil diatas menunjukkan bahwa setiap peningkatan biaya TKL berarti diiringi dengan peningkatan kapasitas produksi, karena sistem pengupahan yang dilakukan adalah dengan sistem borongan. Peningkatan kapasitas produksi berarti juga peningkatan pada penjualan karena perusahaan menggunakan sistem pesanan dimana jumlah yang diproduksi adalah jumlah yang terjual yang pada akhirnya turut meningkatkan laba.
PENGARUH PENGGUNAAN BIAYA STANDAR KOMPONEN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PENINGKATAN LABA (Studi Kasus : Usaha Mikro Pembuatan Sepatu Sandal Maju Bersama di Kampung Nambo, Desa Sukajaya, Ciapus, Kabupaten Bogor)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh : FUJI TYAS NASTITI H24080083
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
Judul Skripsi
: Pengaruh Penggunaan Biaya Standar Komponen Biaya Produksi Terhadap Peningkatan Laba (Studi Kasus : Usaha Mikro Pembuatan Sepatu Sandal Maju Bersama di Kampung Nambo, Desa Sukajaya, Ciapus Kabupaten Bogor)
Nama
: Fuji TyasNastiti
NIM
: H24080083
Menyetujui, Pembimbing
(Farida Ratna Dewi, S.E., M.M.) NIP: 19710307 200501 2 001
Mengetahui, Ketua Departemen :
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc) NIP: 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 02 Februari 1990 di Bogor, dan dibesarkan di Bogor, Jawa Barat. Penulis merupakan anak sulung dari pasangan Agus Wahyudi Margono (Alm) dan Ratna Pujawati. Memiliki dua orang adik yaitu Muhammad Fathan dan Hestyana Wayangkau. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Negeri Semeru IV Bogor, dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bogor, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Bogor. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB pada tanggal 30 Juni 2008. Selama menjadi mahasiswa di IPB penulis aktif dalam kegiatan organisasi dan berbagai kegiatan kemahasiswaan di kampus IPB diantaranya menjadi anggota Unit Kegiatan Mahasiswa UNI Konservasi Fauna pada Divisi Primata pada 2009, dan juga anggota Biro BEM Corporation Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEM IPB 2011. Penulis juga aktif mengikuti kegiatan kepanitiaan di FEM IPB seperti acara PUJANGGA 2010, ESPRESSO 2010, GREENATION 2010, Business Plan Competition 2011 dan JUST! 2011. Penulis juga mendapatkan prestasi diantaranya juara 2 Cooking Competition Nutrition Fair Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB 2010 dan 15 Besar Business Plan Competition MBA ITB Jakarta 2011. Penulis juga pernah melaksanakan magang di Bank Indonesia Direktorat Logistik dan Pengamanan, Tim Pelaksanaan Logistik 2 Jakarta.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah,rahmat, dan pertolongan-Nya saya mampu menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Biaya Standar Komponen Biaya Produksi Terhadap Peningkatan Laba (Studi Kasus : Usaha Mikro Pembuatan Sepatu Sandal MajuBersama di Kampung Nambo, Desa Sukajaya, Ciapus Bogor)”sebagai salahsatu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada DepartemenManajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.Skripsi ini membahas tentangbagaimana biaya standar yang telah ditetapkan pada komponen biaya produksi dapat mempengaruhi peningkatan laba di UKM Maju Bersama di Kampung Nambo, Desa Sukajaya, Ciapus Bogor. Skripsi ini juga membandingkan antara biaya yang telah distandarkan dengan biaya aktual yang dikeluarkan. Analisis pengaruh dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Penulis
menyadari
bahwa
skripsi
ini
masih
terdapat
banyak
kekurangan.Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dariberbagai pihak. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapatpada skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, April 2012
Penulis
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah Nya yang
senantiasa
mengiringi
perjalanan
hidup
penulis,
terutama
dalam
penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, dan kerjasama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu: 1. Ibu Tercinta, Ibu Ratna Pujawati atas semua dukungan, bantuan, dan kasih sayang yang tidak terhingga selama ini. 2. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, memberikan dukungan, koreksi, saran, motivasi,dan
memberikan
pengarahan
hingga
penulis
mampu
menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Ali Mutasowifin, SE, M.Ak dan Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM. yang telah bersedia menjadi dosen penguji pada sidang skripsi ini dan memberikan banyak masukan yang mambangun bagi skripsi ini. 4. Om Syarif Hidayat dan Tante Irma Yanthy yang telah banyak memberikan dukungan dalam proses perkuliahan dan pembuatan skripsi ini. 5. Bapak Endang dari UKM Maju Bersama yang telah membantu dalam memperoleh data penelitian dan memberikan banyak informasi serta pengetahuan mengenai praktik usaha UKM Maju Bersama Ciapus Bogor. 6. Seluruh karyawan di UKM Maju Bersama atas segala bantuan dalam proses penelitian. 7. Seluruh staf pengajar dan staf penunjang Departemen Manajemen yang telah membantu penulis dalam memberikan fasilitas dan mempermudah proses dalam penelitian penulis. 8. Teman – teman terdekat Nisa Ulkaromah, Ria Septiani, Niear Rindy Afrillia dan teman – teman “GURAME” lainnya yang telah setia menemani dan memberikan dukungan selama ini.
vi
9. Teman-teman satu bimbingan yang telah memberkan banyak masukan, semangat, dan bertukar pikiran mengenai skripsi ini. 10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini. Selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, banyak hal yang telah didapatkan penulis. Tidak hanya terkait dalam bidang penelitian, tetapi juga berbagai masukan bagi pengembangan diri penulis, terutama pembentukan attitude dan softskills yang baik. Akhir kata pada skripsi ini masih terdapat kekurangan, maka kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Bogor, April 2012
Penulis
vii
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP........................................................................
iv
KATA PENGANTAR ...................................................................
v
UCAPAN TERIMA KASIH .........................................................
vi
DAFTAR ISI ..................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..........................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .....................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................
xii
I. PENDAHULUAN ...................................................................
1
1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................. 1.2 Perumusan Masalah............................................................ 1.3 Tujuan Penelitian................................................................ 1.4 Manfaat Penelitian.............................................................. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................
1 4 5 5 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................
7
2.1 Konsep Biaya ..................................................................... 2.1.1. Pengertian Biaya ..................................................... 2.1.2. Jenis – Jenis Biaya .................................................. 2.2. Konsep Biaya Produksi .................................................... 2.2.1. Pengertian Biaya Produksi...................................... 2.2.2. Klasifikasi Biaya Produksi ..................................... 2.3. Konsep Biaya Standar ...................................................... 2.3.1. Pengertian Biaya Standar........................................ 2.3.2. Tujuan Penetapan Biaya Standar ............................ 2.3.3. Penetapan Standar................................................... 2.4. KonsepLaba ...................................................................... 2.4.1. Pengertian dan Karakteristik Laba ......................... 2.5. Pengertian dan Ciri Usaha Mikro ..................................... 2.6. Analisis Regresi Linier Berganda .................................... 2.7. Analisis Korelasi .............................................................. 2.8. Analisis Varians ................................................................ 2.9. HasilPenelitianTerdahulu .................................................
7 8 7 9 9 10 11 11 11 11 12 12 13 14 15 15 16
III. METODE PENELITIAN ......................................................
17
3.1 Kerangka Pemikiran ........................................................... 3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................. 3.3 Pengumpulan Data ............................................................. 3.4 Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 3.4.1. Metode Analisis Data .............................................
17 19 19 19 19
viii
3.4.2. Analisis Regresi Linier Berganda .......................... 3.4.2.1 Tujuan Menggunakan Analisis Regresi Berganda ................................................... 3.4.2.2 Asumsi ....................................................... 3.4.2.3 Persyaratan Penggunaan Model Regresi .... 3.4.2.4 Linieritas .................................................... 3.4.2.5 Pengujian Hipotesis Distribusi F Pada Model Regresi Berganda .......................... 3.4.2.6 Karakteristik Model yang Baik .................. 3.4.3. Analisis Korelasi .................................................... 3.4.4. Analisis Varians ...................................................... 3.4.5. Analisis Deskriptif ..................................................
23 24 25 26 28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................
29
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ........................................... 4.1.1.Sejarah UKM PembuatanSepatu Sandal Maju Bersama ........................................................ 4.1.2. Tujuan dan Struktur Organisasi .............................. 4.2. Proses Produksi Sepatu Sandal ......................................... 4.3. Penentuan Biaya Standar ................................................... 4.4 Biaya Produksi ................................................................... 4.4.1. Biaya Bahan Baku Langsung ................................. 4.4.2. Tenaga Kerja Langsung .......................................... 4.4.3. Biaya Overhead Pabrik ........................................... 4.5 Penetapan Standar .............................................................. 4.6 Analisis Regresi Linier Berganda ...................................... 4.6.1 . UjiKorelasi ............................................................. 4.6.2. Uji Regresi Linier Berganda ................................... 4.6.2.1 Uji Normalitas Residu ................................ 4.6.2.2 Uji Autokorelasi ......................................... 4.6.2.3 Uji Multikolinieritas ................................... 4.6.2.4 Uji Homoskedastisitas................................ 4.6.3. PengambilanKeputusan .......................................... 4.6.3.1 Uji F ........................................................... 4.6.3.2 Uji T ........................................................... 4.7. AnalisisVarians ................................................................. 4.7.1. Analisis Varians Bahan Baku Langsung ................ 4.7.2. Analisis Varians Tenaga Kerja Langsung .............. 4.7.3. Analisis Varians Overhead Pabrik ......................... 4.6. Implikasi Manajerial .........................................................
29 29 30 31 34 35 35 37 38 38 41 41 42 43 44 44 44 45 45 46 46 47 56 57 58
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................
60
1. 2.
20 21 21 21 22
Kesimpulan ....................................................................... Saran .................................................................................
60 60
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................
62
LAMPIRAN ..................................................................................
64
ix
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. Perkembangan Data Usaha Mikro Kecil, Menengah (UMKM) Tahun 2007 – 2010 .................................................................... 2. Daftar Mesin dan Alat ................................................................ 3. Daftar Bahan Baku Sepatu Sandal per Model............................ 4. Daftar Pemakaian Bahan Baku Untuk Model Sampan .............. 5. Daftar Pemakaian Bahan Baku Untuk Model Wedges Kaca ..... 6. Daftar Pemakaian Bahan Baku Untuk Model Pasir ................... 7. Daftar Pemakaian Bahan Baku Untuk Model Double Bensole . 8. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung ........................................... 9. Biaya Pengeluaran Komponen Biaya Overhead Pabrik Tetap .. 10. Pemakaian Komponen Biaya Overhead Pabrik Variabel .......... 11. Standar Harga Beli Bahan Baku Sepatu Sandal Semua Model . 12. Kuantitas Standar Bahan Baku Sepatu Sandal Sandal/Kodi ..... 13. Hasil Uji Korelasi ......................................................................
x
1 32 32 35 36 36 37 37 38 38 39 40 41
DAFTAR GAMBAR No.
Halaman
1. Kerangka pemikiran penelitian ................................................... 2. Scatterplot chart uji homoskedastisitas ......................................
xi
18 44
DAFTAR LAMPIRAN
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Halaman Kuesioner Wawancara ............................................................. Struktur Organisasi .................................................................. Data Biaya Bahan Baku Mingguan Selama 20 Minggu .......... Data Biaya Tenaga Kerja Langsung Mingguan Selama 20 Minggu Data Biaya Overhead Pabrik Mingguan Selama 20 Minggu ... Data Pemasukan Mingguan Selama 20 Minggu ...................... Data Regresi ............................................................................. Hasil Uji Korelasi Variabel ...................................................... Hasil Uji Regresi Linier Berganda ........................................... Analisis Varians Harga Bahan Baku Langsung ....................... Analisis Varians Kuantitas Bahan Baku Langsung ................. Analisis Varians Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung ............. Analisis Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung................. Analisis Varians Pengeluaran Overhead Tetap ........................ Analisis Varians Pengeluaran Overhead Variabel ................... Analisis Varians Efisiensi Overhead Variabel ......................... Gambar Empat Model Sepatu Sandal Produksi UKM Maju Bersama.................................................
xii
65 67 68 69 70 72 73 75 76 80 86 91 92 93 95 97 101
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) merupakan salah satu pelaku ekonomi yang memiliki peran, kedudukan dan potensi yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan pembangunan ekonomi baik secara regional maupun nasional. Selain itu, daya tahan terhadap krisis telah membuktikan UMKM sebagai penyelamat bangsa Indonesia dari krisis moneter yang berkepanjangan.
Begitupun dengan pembangunan ekonomi, UMKM
memiliki peran terutama dalam penciptaan lapangan pekerjaan. Tabel 1.Perkembangan Data Usaha Mikro Kecil, Menengah (UMKM) Tahun 2007 - 2010 Tahun No
2007
Indikator
Jumlah
2008 %
Jumlah
2009 %
Jumlah
2010 %
Jumlah
%
Usaha 49.608.953 98.9 50.847.771 98,9 52.176.795 98,8 57.394.474 98.8 Mikro Usaha 2 498.565 0,99 522.124 1.02 546.675 1,04 615.235 1.06 Kecil Usaha 3. 38.282 0,08 39.717 0,08 41.133 0,08 45246.3 0.14 Menengah 1.
sumber : http://www.depkop.go.id, tanggal akses 19 November 2011 pukul 16:00
Perkembangan jumlah usaha mikro yang pesat seperti ditunjukkan pada tabel diatas berperan dalam membuka lapangan pekerjaan, jumlah usaha mikro yang mencapai 57.394.474 unit pada 2010 dapat menyerap tenaga kerja pada sektor usaha mikro mencapai 90.012.694 atau sekitar 91,03% dari keseluruhan
total
angkatan
kerja
yang
mampu
diserap
industri
(www.depkop.go.id). Dengan peran yang sedemikian usaha mikro dapat menjadi solusi untuk mengentaskan kemiskinan. Usaha mikro banyak berkembang di Pulau Jawa, hal ini dikarenakan Pulau Jawa adalah pulau yang paling padat penduduknya sehingga memiliki keunggulan dalam kemudahan mendapatkan faktor – faktor produksi. Di Jawa Barat sendiri khususnya di Bogor sampai akhir 2010 jumlah UMKM yang masuk dalam pembinaan Pemerintah Kabupaten Bogor mencapai
2
32.901 UMKM dengan jumlah tenaga yang diserap sektor UMKM secara keseluruhan mencapai 58.249 tenaga kerja (www.depkop.go.id). Sedangkan UMKM yang bergerak di bidang pembuatan sepatu di Kabupaten Bogor menurut data profil KUKM PemKab Bogor baik formal maupun non formal sebanyak 360 unit usaha. (www.kukm.bogorkab.go.id). Sektor UMKM juga memeberikan sumbangan yang cukup besar terhadap PDB, yaitu sekitar 53% dari total PDB pada tahun 2007 – 2010. Dari penjelasan diatas, dapat kita lihat bahwa UMKM memiliki potensi keunggulan yang sangat besar, memiliki fungsi dan peran yang juga sangat penting bagi perekonomian bangsa. Namun, melihat begitu banyaknya jumlah UMKM yang berkembang dan kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja menimbulkan pertanyaan apakah prestasi dinyatakan hanya berdasarkan kuantitasnya saja?
UMKM dapat
Tentu tidak, pada
umumnya ukuran prestasi suatu usaha dapat dilihat dari laba bersih yang didapat oleh usaha itu sendiri. Ukuran prestasi ini belum dapat terukur secara baik pada UMKM karena adanya 5 permasalahan UMKM yaitu : 1. Pemasaran, keterbatasan akses terhadap pasar; 2. Permodalan; 3. Produksi, quality control yang lemah; 4. Manajemen, ketidakmampuan usaha dalam membedakan pengelolaan keuangan usaha dan keuangan keluarga. Hal ini dapat menimbulkan kerugian; 5. Mentalitas pengusaha UMKM yang mudah menyerah (www. jurnalukm.wordpress.com) . Hal – hal inilah yang membuat banyaknya kuantitas UMKM terkadang tidak ada artinya karena banyaknya UMKM yang kurang berkembang. UMKM juga memiliki permasalahan klasik yang berpotensi membawa kerugian kepada unit usaha. Ketidakmampuan UMKM dalam mengelola manajemen khususnya keuangan usaha membuat UMKM hanya dapat menghasilkan laba minimum bahkan mungkin merugi. Karena sistem manajemen yang belum dapat dikelola inilah pembiayaan pada UMKM tidak terinci dan tidak akurat. Ketidakakuratan ini dapat menjadi beban biaya bagi UMKM sehingga mengurangi keuntungan. Oleh karena itu, perlu dicarikan jalan untuk meningkatkan laba usaha UMKM ini dengan merapikan sistem
3
pembiayaan pada UMKM agar biaya yang dikeluarkan bisa lebih efisien. Dan salah satu caranya adalah menggunakan biaya standar (standard costing). Peningkatan laba dapat dicapai dengan meminimalisir biaya – biaya yang dikeluarkan pada proses produksi. Biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dapat diminimalisir dengan menggunakan biaya standar yang fungsinya mirip seperti anggaran biaya. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan sebelumnya melalui data historis penggunaan biaya input proses produksi
untuk menghasilkan
efisiensi dalam penggunaan biaya input yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output tertentu. Apabila suatu usaha dapat mematuhi biaya standar yang telah ditetapkan maka hal ini dapat mengurangi biaya produksi yang mana akan berakibat pada peningkatan margin keuntungan dan peningkatan laba pada akhirnya. Pada Usaha Mikro Maju Bersama sendiri sejak didirikan tahun 2007 hingga saat ini, Permintaan terhadap produk Sepatu UKM Maju Bersama ini sebenarnya cukup tinggi, untuk model – model yang rutin diproduksi memiliki permintaan mencapai 100 kodi per produksi, namun karena keterbatasan modal dan kapasitas produksi tenaga kerjanya maka UKM ini tidak dapat memenuhi permintaan tersebut. Karena keterbatasan dalam hal inilah maka UKM Maju Bersama membutuhkan jalan keluar lain untuk meningkatkan laba usahanya, salah satu jalannya adalah dengan melakukan efisiensi biaya, karena sistem pembiayaan pada UKM Maju Bersama ini masih belum teratur. Laba yang meningkat pada akhirnya dapat menjadi solusi bagi masalah keterbatasan modal dan dapat meningkatkan kapasitas produksi. Salah satu alternatifnya adalah dnegan menggunakan sistem biaya standar pada komponen biaya produksi, usaha ini belum menerapkan sistem biaya standar pada komponen biaya produksinya untuk menekan total biaya produksi secara detail, namun pada pelaksanaannya usaha ini memiliki standar yang ditentukan secara internal oleh pemilik. Standar ini berpotensi untuk diterapkan dan digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan laba dari Usaha Mikro Maju Bersama.
4
Mengapa harus menggunakan biaya standar? Karena usaha ini terbentur dengan masalah kapasitas dimana kapasitas per minggunya hanya dapat memproduksi maksimum 50 kodi, sehingga peningkatan laba dengan meningkatkan penjualan dirasa sulit, begitupun dengan peningkatan harga, karena Usaha Mikro Maju bersama ini hanya dapat bertindak sebagai price taker. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Biaya Standar Komponen Biaya Produksi Terhadap Peningkatan Laba (Studi Kasus : Usaha Mikro Pembuatan Sepatu Maju Bersama di Kampung Nambo, Desa Sukajaya, Ciapus Kabupaten Bogor)” 1.2. Perumusan Masalah Usaha Mikro pembuatan Sepatu Maju Bersama merupakan salah satu unit usaha yang bergerak dalam industri pembuatan Sepatu dan sandal khusus wanita. Letak usaha ini berada di Kampung Nambo, Desa Sukajaya, Ciapus Kabupaten Bogor dan mulai berdiri sejak 2007. Produk yang dihasilkan adalah sepatu dan sandal khusus wanita dengan berbagai model yang sesuai dengan tren. Produknya dipasarkan ke pasar grosiran atau menjadi pemasok bagi beberapa merek sepatu terkenal dengan bayaran yang bisa dikatakan murah. Hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi usaha ini, dengan produk yang berkualitas namun hanya bisa menjadi price taker sehingga terkadang margin yang didapatkan cukup kecil. Namun, untuk berganti pasar atau memasarkan ke pasar lain pemilik merasa cukup kesulitan sehingga harus dicarikan jalan lain agar margin keuntungan dapat meningkat dan dapat meningkatkan laba secara keseluruhan. UKM Maju Bersama ini belum memiliki sistem mengenai penentuan biaya standar dalam proses poduksinya. Oleh karena itu, diperlukan analisis mengenai penggunaan biaya standar terhadap komponen biaya produksi pada UKM Maju Bersama agar terjadi efisiensi biaya produksi yang dikeluarkan
5
sehingga dapat meningkatkan margin keuntungan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana penerapan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang selama ini dilakukan oleh UKM Maju bersama? 2. Apakah efisiensi komponen biaya produksi dengan penggunaan biaya standar dapat mempengaruhi peningkatan laba pada UKM Maju Bersama? 3. Bagaimana varians yang terjadi antara biaya standar yang telah ditetapkan dengan biaya aktual yang terjadi pada Usaha Mikro Maju Bersama? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui secara mendalam penerapan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang selama ini dilakukan oleh UKM Maju Bersama. 2. Menganalisis pengaruh efisiensi komponen biaya produksi dengan penggunaan biaya standar terhadap peningkatan laba pada UKM Maju Bersama. 3. Menganalisis varians yang terjadi antara biaya standar yang telah ditetapkan dengan biaya aktual yang terjadi pada Usaha Mikro Maju Bersama. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi perusahaan, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan masukan ataupun pedoman bagi proses produksi selanjutnya dalam penentuan biaya standar untuk meningkatkan laba usaha dan sebagai pedoman untuk mengendalikan varians yang terjadi dari biaya standar tersebut. 2. Bagi penelitian, hasil dari penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya ataupun sebagai bahan untuk penelitian lanjutan.
6
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas mengenai analisis pengaruh penggunaan biaya standar komponen biaya produksi terhadap peningkatan laba pada Usaha Mikro pembuatan sepau sandal Maju Bersama. Analisis penelitian ini berfokus pada penerapan penggunaan biaya produksi yaitu, biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik yang telah dilakukan dan efisiensi biaya produksi penggunaan biaya standar terhadap peningkatan laba. Penelitian ini hanya membahas 4 model yang diproduksi secara continue oleh UKM Maju Bersama, dan memberikan kontribusi paling besar terhadap penjualan selama ini karena permintaannya yang cukup tinggi yaitu sekitar 70% dari total penjualan. Dengan permintaan per produksi masing – masing adalah 50 kodi untuk model sampan, 100 kodi untuk model wedges kaca, 35 kodi untuk model double bensole, dan 60 kodi untuk model pasir (sumber : Data UKM Maju Bersama).
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Biaya 2.1.1. Pengertian Biaya Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam akuntansi manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya digunakan untuk proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan. Menurut lkatan Akuntan lndonesia (1994), pengertian biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu, sehingga biaya dalam arti luas diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomiuntuk memperoleh aktiva. Menurut Supriyono (2000) biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau yang digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Menurut Mulyadi (2005) dalam arti luas biaya adalah : pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang disebut dengan istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan didalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan. Menurut Simamora (2002) biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi, dalam hal ini, perusahaan . Jadi menurut beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan seperti menurut Hansen dan Mowen (2001) bahwa biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba.
8
2.1.2. Jenis – Jenis Biaya Menurut Mulyadi (2005) biaya digolongkan sebagai berikut : 1.
Menurut fungsi pokok dalam perusahaan, biaya dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu : a. Biaya Produksi, semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Biaya produksi dapat digolongkan kedalam biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. b. Biaya Pemasaran, adalah biaya – biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel, dan lain – lain. c. Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya – biaya untuk mengkoordinasikan
kegiatan
–
kegiatan
produksi
dan
pemasaran produk. 2.
Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai ada dua golongan, yaitu : a. Biaya langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu – satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. b. Biaya tidak langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak hanya
disebabkan
oleh
sesuatu
yang
dibiayai,
dalam
hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik. 3.
Menurut perilaku dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dibagi menjadi empat, yaitu : a. Biaya Tetap (fixed cost), biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu.
9
b. Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas. c. Biaya Semi Variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. d. Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. Menurut
Kuswadi
(2005),
untuk
tujuan perencanaan
dan
pengendalian biaya digolongkan juga menjadi dua jenis, biaya ini digolongkan pada saat penetapannya, yaitu : 1. Biaya yang Ditetapkan (Predetermined Cost) Biaya yang ditetapkan (predetermined cost) adalah biaya yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan analisis masa lalu atau prediksi masa datang. Biaya yang ditetapkan dilakukan untuk penyusunan standar atau anggaran. 2. Biaya Historis (Historical Cost) Biaya historis adalah biaya yang besarnya dihitung setelah ada realisasi. 2.2. Konsep Biaya Produksi 2.2.1. Pengertian Biaya Produksi Biaya atau Cost adalah pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu barang ataupun jasa yang diukur dengan nilai uang, baik itu pengeluaran berupa uang, melalui tukar menukar ataupun melalui pemberian jasa. ( Prinsip Akuntansi Indonesia dalam Rony, 1990). Pada pengertian lain tentang biaya atau cost ini dinyatakan pengeluaran untuk memperoleh barang/jasa yang mempunyai manfaat bagi perusahaan lebih dari satu periode operasi dan sebaliknya. (Rony, 1990).
10
Menurut Mulyadi (2005), biaya produksi merupakan biaya – biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut Hansen dan Mowen (2001), biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya – biaya yang dikorbankan untuk mengolah bahan baku yang diukur dengan nilai uang untuk memperoleh produk jadi berupa barang dan jasa yang siap untuk dijual dan menghasilkan manfaat dimasa mendatang. 2.2.2. Klasifikasi Biaya Produksi Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga jenis biaya, yaitu (Rony, 1990) : a.
Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material Cost) Suatu biaya produksi disebut biaya bahan baku langsung apabila bagian tersebut merupakan bagian yang integral, dapat dilihat dan diukur secara jelas dan mudah serta ditelusuri baik fisik maupun nilainya dalam wujud produk yang dihasilkan.
b.
Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour Cost) Suatu biaya produksi disebut biaya tenaga kerja langsung bila biaya itu dikeluarkan atau dibebankan karena adanya pembayaran upah kepada tenaga kerja yang langsung ikut serta bekerja dalam membentuk produksi akhir. Biaya ini dapat ditelusuri karena secara jelas dapat diukur dengan waktu yang dipergunakannya dalam keikutsertaannya secara langsung membentuk produksi akhir.
c.
Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost) Biaya ini adalah semua biaya pabrik yang bukan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung yang timbul dan dibebankan terhadap pabrik karena sifatnya baik sebagai bagian yang memiliki eksistensi dalam produksi akhir maupun hanya memberikan pelayanan guna menunjang, memperlancar, mempermudah atau
11
sebagai penggerak kegiatan itu sendiri. Umumnya biaya ini sukar ditelusuri secara konkrit dalam produk akhir. 2.3. Konsep Biaya Standar 2.3.1. Pengertian Biaya Standar Secara umum standar diartikan sebagai suatu ukuran kuantitas yang harus dicapai sehubungan dengan adanya operasi atau kegiatan tertentu. Jumlah yang harus dicapai ini ditetapkan berdasarkan penelitian dan penilaian data yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Biaya standar dapat diartikan juga sebagai biaya yang diperhitungkan secara wajar harus terjadi dalam memperoduksi suatu barang, jadi biaya standar adalah standar kuantitas input yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produksi tertentu (Rony, 1990). Suatu biaya standar memiliki dua komponen : Standar Fisik, yang merupakan kuantitas standar dari input per unit output, dan Standar Harga yang merupakan biaya standar atau tarif standar per unit input. Biaya standar ditetapkan melalui penyelidikan khusus dan analisis catatan masa lalu. 2.3.2. Tujuan Penetapan Biaya Standar Penetapan biaya standar sangat bermanfaat bagi manajemen dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan, karena biaya standar bermanfaat bagi : 1.
Pembuatan Anggaran
2.
Pengendalian biaya dan mengukur efisiensi
3.
Mendorong upaya kemungkinan pengurangan biaya
4.
Memudahkan dalam pencatatan dan penyiapan laporan biaya
5.
Merencanakan biaya bahan baku, pekerjaan dalam proses maupun persediaan barang jadi
6.
Sebagai pedoman penetapan harga penawaran dalam tender suatu proyek atau kontrak tertentu.
2.3.3. Penetapan Standar Menghitung biaya standar memerlukan standar fisik. Dua jenis standar fisik adalah standar dasar dan standar sekarang. Standar dasar adalah tolok ukur yang digunakan untuk membandingkan kinerja yang
12
diperkirakan dengan kinerja aktual. Standar sekarang terdiri atas tiga jenis : 1.
Standar Aktual yang diperkirakan mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi yang diperkirakan. Standar ini merupakan estimasi yang paling dekat dengan hasil aktual.
2.
Standar Normal mencerminkan tingkat dan efisiensi normal. Standar ini mencerminkan hasil yang menantang namun dapat dicapai.
3.
Standar Teoritis mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi maksimum. Standar ini merupakan target yang ingin dituju dan bukannya kinerja yang dapat dicapai sekarang. Untuk menentukan standar yang diperbolehkan untuk setiap
komponen biaya, maka kuantitas standar yang diperbolehkan per unit produk dikalikan dengan jumlah unit ekuivalen dari unit produk yang diproduksi selama periode tersebut. 2.4. Konsep Laba 2.4.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap dan Kumala (2008) “kelebihan penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi”. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Menurut Wild, Subramanyam, dan Hasley (2005) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan
13
lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan. Chariri dan Ghozali (2003) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: a. laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, b. laba
didasarkan
pada
postulat
periodisasi,
artinya
merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu, c. laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan, d. laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya
historis
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
mendapatkan pendapatan tertentu, dan e. laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan laba rugi. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan
fokus
kinerja
perusahaan
yang
penting.
Kinerja
perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya (Warsidi dan Pramuka, 2000). 2.5. Pengertian dan Ciri Usaha Mikro Usaha mikro menurut KepMenKeu No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan yang memiliki pendapatan per tahun paling banyak Rp 100.000.000,- dan dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp 50.000.000,Ciri – ciri usaha mikro pada umumnya adalah :
14
Jenis barang/ komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu – waktu dapat berganti.
Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu – waktu dapat berpindah tempat.
Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan usaha.
Tingkat pendidikan rata – rata sangat rendah.
Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian sudah akses ke lembaga non bank.
Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.
Peran dan Fungsi Usaha Mikro Pada prinsipnya usaha mikro adalah sektor yang cukup berperan dalam perkembangan perekonomian bangsa. Sektor usaha mikro merupakan „katup pengaman‟ bagi perekonomian bangsa ketika dilanda krisis. Ketika krisis melanda, sektor usaha mikro adalah sektor yang mampu bertahan karena sektor ini tidak terpengaruh akibat krisis yaitu kurangnya permodalan dari perbankan dan menurunnya permintaan, dimana permodalan sektor ini sebagian besar tidak bergantung pada perbankan dan produk yang dihasilkan adalah produk yang memiliki elastisitas rendah terhadap pendapatan sehingga permintaan akan produk mereka cenderung tidak berubah. Peran usaha mikro tidak berhenti sampai di situ saja, usaha ini pun sangat berperan dalam mengurangi angka pengangguran. Berdasarkan data Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia 99% dari total unit usaha di seluruh Indonesia merupakan unit UMKM. ( http://jurnalukm.wordpress.com). 2.6. Analisis Regresi Linier Berganda Gujarati (2006) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variable) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory variable). Variabel pertama disebut juga sebagai variabel terikat dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas
15
lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linear berganda. Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel tergantung.. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas/ independen terhadap variabel terikat. 2.7. Analisis Korelasi Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi atau hubungan. Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistika bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel terikat atau variabel yang sedang diprediksi dan variabel bebas, variabel yang menjadi dasar dari perkiraan atau estimasi. Pengkuran asosiasi menggunakan nilai numerik untuk mengetahui tingkatan kekuatan hubungan antara variabel. Dua variabel dikatakan berasosiasi jika perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain. Jika tidak maka variabel – variabel tersebut dikatakan bebas. (Lind, Marchal dan Wathen, 2008). 2.8. Analisis Varians Analisis varians mengukur selisih yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual yang sebenarnya terjadi. Varians dianggap baik apabila biaya aktualnya lebih kecil daripada biaya standarnya
dan menganalisis
kemungkinan penyebab terjadinya perbedaan tersebut sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi (Kuswadi, 2005). 1.
Variansi Biaya Bahan Baku Langsung Varians biaya bahan baku langsung terdiri atas standar kuantitas penggunaan dan standar harga.
2.
Variansi Biaya Tenaga Kerja Langsung Varians biaya tenaga kerja langsung terdiri atas tarif tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang digunakan per unit.
3.
Variansi Biaya Overhead
16
2.9. Hasil Penelitian Terdahulu Harahap dan Kumala (2008) meneliti tentang Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih pada PT Perkebunan Nusantara III Medan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda, analisis korelasi, uji F dan uji T. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan variabel biaya produksi yang terdiri atas efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan efisiensi biaya overhead pabrik secara bersama – sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih. Secara parsial hasil penelitian menunjukkan bawa variabel efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan efisiensi biaya overhead pabrik memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap laba bersih, sedangkan variabel lain yaitu efisiensi biaya bahan baku berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap laba bersih. Adapun variabel yang berpengaruh paling dominan adalah variabel overhead pabrik. Ksheshariani (2011) meneliti tentang Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi pada UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang. Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis varians. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan standar yang seharusnya terjadi dengan realisasi berdasarkan analisis varians bahwa sebagian besar komponen bahan baku masih dalam batas pengendalian. Untuk varians tenaga kerja langsung, tarif masih dalam batas pengendalian manajemen sedangkan efisiensi diluar batas pengendalian manajemen.
17
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Laba merupakan tolok ukur paling sederhana untuk menentukan kesuksesan kinerja suatu usaha. Kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan mengendalikan biaya produksinya. Usaha mikro Maju Bersama, adalah sebuah unit usaha yang memproduksi sepatu dan sandal wanita yang bertempat di Kampung Nambo, Desa Sukajaya, Ciapus, Kabupaten Bogor. Biaya produksi yang timbul pada usaha ini adalah, biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Permasalahan yang dihadapi adalah kemungkinan pengaruh penggunaan biaya standar yang telah ditetapkan sebelumnya terhadap peningkatan laba yang diperoleh agar dapat menjadi modal untuk pengembangan usaha kedepannya. Analisis biaya standar merupakan metode yang akan digunakan untuk mempermudah menetapkan harga pokok yang sebenarnya terjadi. Hal ini dapat menekan biaya produksi yang dapat terjadi dan mengoptimalkan laba yang ingin dicapai. Penelitian ini mengkaji efektivitas penggunaan biaya standar dalam mengendalikan biaya produksi dan pengaruhnya terhadap perolehan laba dibandingkan dengan penggunaan biaya biasanya yang tidak ditetapkan terlebih dahulu. Penelitian ini ingin melihat seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan biaya standar tersebut. Alat analisis yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi linear berganda untuk memperolah gambaran yang sebenarnya dan melihat adanya hubungan atau pengaruh dari komponen biaya standar terhadap laba. Uji F juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh keseluruhan komponen biaya standar terhadap laba, dan menentukan hipotesis yang tepat dengan model. Analisis varians juga digunakan untuk melihat perbandingan standar biaya produksi dengan realisasinya.
18
Setelah melakukan dan mendapatkan hasil analisis, maka dari hasil analisis tersebut dapat memberikan saran dan rekomendasi bagi usaha mikro Maju Bersama agar dapat membantu mengembangkan usaha tersebut. Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1. Usaha Mikro Maju Bersama
Biaya Produksi
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Bahan Baku Langsung
Standar Biaya Produksi
Biaya Overhead Pabrik
Realisasi Biaya Produksi
Varians Biaya Produksi
Laba
Analisis Varians -
Analisis Korelasi Analisis Regresi Linier Berganda Uji F Uji T
Saran dan Rekomendasi
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
19
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di tempat pembuatan Sepatu Usaha Mikro Maju Bersama yang beralamat di Kampung Nambo Desa Sukajaya RT 04 RW 01 Kecamatan Taman Sari Ciapus Kabupaten Bogor. Waktu Penelitian dimulai sejak Desember 2011 - Maret 2012. Waktu tersebut digunakan untuk memperoleh data – data yang relevan dari perusahaan yang kemudian diolah dan hasilnya dievaluasi. 3.3. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang belum diolah lebih lanjut. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pemilik usaha dan juga data time series perusahaan berupa arsip nota pembelian bahan baku dan data historis penjualan produk. Data yang dipakai adalah data mingguan selama 20 minggu sejak bulan Oktober 2011 – Maret 2012. 3.4. Pengolahan dan Analisis Data 3.4.1. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Korelasi, Analisis Regresi Linier Berganda, Uji F dan Uji T serta Analisis Varians. Analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara tiap – tiap variabel bebas yaitu komponen biaya terhadap variabel terikat yaitu biaya produksi dan laba secara tidak langsung. Analisis korelasi merupakan suatu metode dimana data yang diperoleh, disusun, dikelompokkan dan dianalisis kemudian diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran kekuatan hubungan yang sebenarnya. Kemudian uji F juga dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan. Uji T juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel – variabel yang diteliti secara parsial terhadap laba. Analisis varians digunakan untuk melihat perbandingan biaya standar dengan realisasi biaya yang terjadi. Sehingga dapat dicari
20
apakah terjadi penyimpangan dan penyebab dari penyimpangan tersebut dan memberi rekomendasi perbaikan kepada pemilik usaha. Varians yang terjadi dapat menguntungkan (favorable) atau tidak menguntungkan (unfavorable). Varians dikatakan menguntungkan jika biaya aktualnya lebih kecil dari biaya standar. Sedangkan varians dikatakan tidak menguntungkan jika biaya aktualnya lebih besar dari biaya standar. Pengolahan data yang digunakan untuk menganalisis varians menggunakan alat bantu piranti lunak pada komputer, yaitu Microsoft Excel 2010. Sedangkan untuk analisis korelasi, regresi berganda, Uji F dan Uji T menggunakan piranti lunak Statistical Product and Service Solution (SPSS) 15.00 for Windows. 3.4.2. Analisis Regresi Linier Berganda Gujarati (2006) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variable) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory variable). Variabel pertama disebut juga sebagai variabel terikat dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linear berganda. Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel tergantung.. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas/ independen terhadap variabel terikat. Analisis regresi berganda dapat dinyatakan dengan persamaan berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + …… + bnXn………………………....(1) Dimana: Y adalah variabel tak bebas/ terikat X adalah variabel-variabel bebas a adalah konstanta (intersept) b adalah koefisien regresi/ nilai parameter
21
3.4.2.1 Tujuan Menggunakan Analisis Regresi Berganda Membuat estimasi rata-rata dan nilai variabel tergantung dengan didasarkan pada nilai variabel bebas. Menguji hipotesis karakteristik dependensi Untuk meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai variabel bebas diluar jangkauan sampel. 3.4.2.2 Asumsi Penggunaan regresi linear sederhana didasarkan pada asumsi di antaranya sebagai berikut :
Model regresi harus linier dalam parameter
Variabel
bebas
tidak
berkorelasi
dengan disturbance
term (Error) .
Nilai disturbance
term sebesar
0
atau
dengan
simbol sebagai berikut: (E (U / X) = 0
Varian
untuk
masing-masing error
term (kesalahan)
konstan
Tidak terjadi otokorelasi
Model regresi dispesifikasi secara benar. Tidak terdapat bias spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis empiris.
Jika variabel bebas lebih dari satu, maka antara variabel bebas (explanatory) tidak ada hubungan linier yang nyata.
3.4.2.3 Persyaratan Penggunaan Model Regresi Model kelayakan regresi linear didasarkan pada hal-hal sebagai berikut: a. Model regresi dikatakan layak jika angka signifikansi pada ANOVA sebesar < 0.05 b. Prediktor yang digunakan sebagai variabel bebas harus layak. Kelayakan ini diketahui jika angka Standard Error of Estimate < Standard Deviation
22
c. Koefesien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan Uji F. Koefesien regresi signifikan jika F hitung > F table (nilai kritis) d. Tidak boleh terjadi multikolinieritas, artinya tidak boleh terjadi korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas. Syarat ini hanya berlaku untuk regresi linier berganda dengan variabel bebas lebih dari satu. e. Tidak terjadi otokorelasi. Terjadi otokorelasi jika angka Durbin dan Watson (DB) sebesar < 1 dan > 3 f. Keselerasan model regresi dapat diterangkan dengan menggunakan nilai r2 semakin besar nilai tersebut maka model semakin baik. Jika nilai mendekati 1 maka model regresi semakin baik. Nilai r2mempunyai karakteristik diantaranya: 1) selalu positif, 2) Nilai r2 maksimal sebesar 1. Jika Nilai r2 sebesar 1 akan mempunyai arti kesesuaian yang sempurna. Maksudnya seluruh variasi dalam variabel Y dapat diterangkan oleh model regresi. Sebaliknya jika r2 sama dengan 0, maka tidak ada hubungan linier antara X dan Y. g. Terdapat hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel tergantung (Y) h. Data harus berdistribusi normal i. Data berskala interval atau rasio j. Kedua variabel bersifat dependen, artinya satu variabel merupakan variabel bebas (disebut juga sebagai variabel predictor) sedang variabel lainnya variabel tergantung (disebut juga sebagai variabel response) 3.4.2.4 Linieritas Ada dua macam linieritas dalam analisis regresi, yaitu linieritas dalam variabel dan linieritas dalam parameter. Yang pertama, linier dalam variabel merupakan nilai rata-rata kondisional variabel tergantung yang merupakan fungsi linier
23
dari variabel (variabel) bebas. Sedang yang kedua, linier dalam parameter merupakan fungsi linier parameter dan dapat tidak linier dalam variabel. 3.4.2.5
Pengujian Hipotesis Distribusi F Pada Model Regresi Berganda Tabel F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Langkah-langkah/ urutan menguji hipotesa dengan distribusi F : 1.
Merumuskan hipotesa Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, berarti secara bersama-sama tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0, berarti secara bersama-sama ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
2.
Menentukan taraf nyata/ level of significance = α Taraf nyata / derajat keyakinan yang digunakan sebesar α = 1%, 5%, 10%. Derajat bebas (df) dalam distribusi F ada dua, yaitu : df numerator = dfn = df1 = k – 1 df denumerator = dfd = df2 = n – k Dimana: df = degree of freedom/ derajat kebebasan n = Jumlah sampel k = banyaknya koefisien regresi
3.
Menentukan daerah keputusan, yaitu daerah dimana hipotesa nol diterima atau tidak Ho diterima apabila F hitung ≤ F tabel, artinya semua variabel bebas secara bersama-sama bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Ho ditolak apabila F hitung > F tabel, artinya semua variabel bebas secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.
4.
Menentukan uji statistik nilai F Bentuk distribusi F selalu bernilai positif
24
5.
Mengambil keputusan Keputusan bisa menolak Ho atau menerima Ha. Nilai F tabel yang diperoleh dibandingkan dengan nilai F hitung apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen
3.4.2.6 Karakteristik Model yang Baik Model dikatakan baik menurut Gujarati (2006), jika memenuhi beberapa kriteria seperti di bawah ini:
Parsimoni: Suatu model tidak akan pernah dapat secara sempurna
menangkap
realitas;
akibatnya
kita
akan
melakukan sedikit abstraksi ataupun penyederhanaan dalam pembuatan model.
Mempunyai Identifikasi Tinggi: Artinya dengan data yang ada,
parameter-parameter
yang
diestimasi
harus
mempunyai nilai-nilai yang unik atau dengan kata lain, hanya akan ada satu parameter saja.
Keselarasan (Goodness of Fit): Tujuan analisis regresi ialah menerangkan sebanyak mungkin variasi dalam variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas dalam model. Oleh karena itu, suatu model dikatakan baik jika eksplanasi diukur dengan menggunakan nilai adjusted r2 yang setinggi mungkin.
Konsistensi Dalam Teori: Model sebaiknya segaris dengan teori. Pengukuran tanpa teori akan dapat menyesatkan hasilnya.
Kekuatan Prediksi: Validitas suatu model berbanding lurus dengan kemampuan prediksi model tersebut. Oleh karena
25
itu, pilihlah suatu model yang prediksi teoritisnya berasal dari pengalaman empiris. 3.4.3. Analisis Korelasi Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi atau hubungan. Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistika bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel terikat atau variabel yang sedang diprediksi dan variabel bebas, variabel yang menjadi dasar dari perkiraan atau estimasi. Pengkuran asosiasi menggunakan nilai numerik untuk mengetahui tingkatan kekuatan hubungan antara variabel. Dua variabel dikatakan berasosiasi jika perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain. Jika tidak maka variabel – variabel tersebut dikatakan bebas. Koefisien Korelasi Koefisien korelasi diciptakan oleh Karl Pearson pada tahun 1900 untuk menunjukkan kekuatan hubungan antara dua himpunan variabel. Karakteristik dari koefisien korelasi adalah : 1.
Sampel dari koefisien korelasi diidentifikasikan oleh huruf kecil r.
2.
r menunjukkan arah dan kekuatan dari hubungan linier (garis lurus) variabel.
3.
Nilainya dari – 1 sampai dan sama dengan +1.
4.
Sebuah nilai yang mendekati 0 menunjukkan sedikit hubungan antarvariabel.
5.
Sebuah nilai yang mendekati 1 menunjukkan sebuah arah atau hubungan positif antarvariabel.
6.
Sebuah nilai yang mendekati – 1 menunjukkan hubungan kebalikan atau negatif antarvariabel.
Rumus koefisien korelasi : r=
∑
̅̅̅̅
̅
………………………………....(2)
26
3.4.4. Analisis Varians Analisis varians mengukur selisih yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual yang sebenarnya terjadi. Varians dianggap baik apabila biaya aktualnya lebih kecil daripada biaya standarnya dan menganalisis kemungkinan penyebab terjadinya perbedaan tersebut sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi. 1. Variansi Biaya Bahan Baku Langsung Varians biaya bahan baku langsung terdiri atas standar kuantitas penggunaan dan standar harga. a. Perhitungan varians harga bahan baku langsung (Material Price Variance) MPV = (AP – SP) AQ ……………………………………..(3) b. Perhitungan varians efisiensi kuantitas bahan baku langsung (Material Usage Variance) MUV = (AQ – SQ) SP …………………………………….(4) c. Total varians biaya bahan baku langsung Total Material Variance = (SQ x SP) – (AQ x AP) ………..(5) Keterangan : AP = Harga Aktual per Unit SP = Harga Standar per unit AQ = Kuantitas Aktual SQ = Kuantitas Standar 2. Variansi Biaya Tenaga Kerja Langsung Varians biaya tenaga kerja langsung terdiri atas tarif tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang digunakan per unit. a. Perhitungan varians tarif tenaga kerja langsung (Labour Rate Variance) LRV = (AR – SR) AH …………………………………(6) b. Perhitungan varians efisiensi tenaga kerja langsung (Labour Efficiency Variance) LEV = (AH – SH) SR ………………………………….(7) d. Total Varians biaya tenaga kerja langsung
27
Total Labour Variance = (SH x SR) – (AH x AR) ….......(8) Keterangan : AR = Tarif upah aktual per unit SR = Tarif upah standar per unit AH = Jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan SH = Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan. 3. Variansi Biaya Overhead a. Varians Overhead Variabel 1. Perhitungan Varians Pengeluaran Overhead Variabel VPOV = (AVOR – SVOR) AH ………………..(9) 2. Perhitungan Varians Efisiensi Overhead Variabel VEOV = (AH – SH) SVOR……………………(10) Keterangan : AVOR = Tarif aktual overhead variabel SVOR = Tarif standar overhead pabrik b. Varians Overhead Tetap Overhead tetap
yang dibebankan (OTYB) dihitung
menggunakan rumus : OTYB = tarif standar overhead tetap x Jam Standar ..(11) Varians
total
overhead
tetap
(VTOT)
dihitung
menggunakan rumus : VTOT = Biaya aktual overhead tetap – OTYB ………(12) c. Perhitungan varians pengeluaran overhead tetap pada intinya relatif kecil dan dapat ditoleransi karena lebih sedikit
overhead
tetap
dikeluarkan
daripada
yang
dianggarkan. Perhitungan volume overhead tetap dihitung menggunakan rumus : Varians volume = OTYA – OTYB ……………………(13) Keterangan : OTYA = Overhead tetap yang dianggarkan
28
3.4.5. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif memberikan uraian atau menjelaskan tentang apakah dengan menggunakan biaya standar dapat mempengaruhi peningkatan laba, analisis ini juga memberikan gambaran perbandingan biaya standar dengan realisasi biaya aktual dan menjelaskan penyebab apabila terjadi perbedaan dan tindakan koreksi atau rekomendasi yang perlu dilakukan oleh usaha tersebut agar dapat meningkatkan kinerja dan mengembangkan usahanya.
29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah UKM Pembuatan Sepatu Maju Bersama Bogor adalah salah satu kota dengan sentra pembuatan Sepatu yang cukup besar setelah Cibaduyut, Bandung. Sentra pembuatan Sepatu di Bogor terdapat di daerah Ciomas, Cikaret, Ciapus dan sekitarnya. Salah satu penghasilnya adalah UKM Maju Bersama di kampung Nambo Desa Sukajaya Taman Sari Ciapus Kabupaten Bogor yang didirikan sejak tahun 2007 oleh Bapak Endang di rumah tempat tinggalnya. Usaha ini berawal dari keinginan bapak Endang untuk memiliki usaha mandiri dalam pembuatan sepatu setelah memiliki pengalaman sebagai pengrajin sepatu di tempat orang lain. Bapak Endang melihat peluang yang terbuka ini sebagai kesempatan untuk mengembangkan dirinya sebagai pengusaha dan bukan lagi sebagai buruh. Bapak Endang memulai usaha ini kecil – kecilan dengan memasok sepatu ke pasar sebanyak 5 kodi per minggu dengan
harga Rp
350000,00 per kodi untuk percobaan apakah produknya sesuai standar toko
atau
tidak,
dengan
keterampilan
yang
dimiliki
dapat
menghasilkan produk yang memenuhi standar sehingga permintaan terus meningkat, namun produk bapak Endang ini belum memiliki merek sendiri. Pada awalnya bapak Endang hanya dibantu oleh satu orang pekerja dengan kapasitas produksi hanya 5 kodi per minggu. Seiring dengan perkembangan usahanya kini UKM Maju Bersama memiliki 25 pengrajin Sepatu sebagai karyawan dengan kapasitas produksi 50 kodi per minggu dengan harga jual rata – rata Rp 700000,00 – Rp 830000,00 per kodi tergantung model dan seorang pengawas yang membantu mengawasi jalannya proses produksi.
30
UKM Maju Bersama ini juga memiliki pengalaman menjadi supplier bagi beberapa merek terkenal seperti Fladeo, Sophie Martin, dan Yongki Komaladi. Kesempatan ini dijadikan sebagai ajang untuk menguji kualitas produk dari UKM milik bapak Endang ini. Permintaan terhadap produk Sepatu UKM Maju Bersama ini sebenarnya cukup tinggi, untuk model – model yang rutin diproduksi memiliki permintaan mencapai 100 kodi per produksi, namun karena keterbatasan modal dan kapasitas produksi tenaga kerjanya maka UKM ini tidak dapat memenuhi permintaan tersebut. Karena keterbatasan
dalam
hal
inilah
maka
UKM
Maju
Bersama
membutuhkan jalan keluar lain untuk meningkatkan laba usahanya, salah satu jalannya adalah dengan melakukan efisiensi biaya, karena sistem pembiayaan pada UKM Maju Bersama ini masih belum teratur. Laba yang meningkat pada akhirnya dapat menjadi solusi bagi masalah keterbatasan modal dan dapat meningkatkan kapasitas produksi. 4.1.2. Tujuan dan Struktur Organisasi Tujuan didirikannya UKM Pembuatan Sepatu Maju Bersama ini adalah untuk memulai usaha mandiri pemilik dan membuka lapangan pekerjaan bagi saudara – saudara dan tetangga sekitar tempat usaha. Untuk perkembangan kedepannya UKM Maju Bersama ini memiliki tujuan untuk memiliki merek dagangnya sendiri dan memiliki outlet penjualan langsung di beberapa mall sehingga dapat menjadi perusahaan Sepatu yang lebih besar dan mampu bersaing di pasar. UKM Maju Bersama adalah jenis perusahaan perseorangan yang memiliki struktur organisasi sederhana yang terdiri dari pemilik yang dibantu seorang pengawas dan 25 tenaga kerja pengrajin Sepatu (Lampiran 2).
Pemilik yaitu Bapak Endang sendiri bertanggung
jawab penuh atas segala proses yang terjadi di UKM ini mulai dari awal perencanaan produksi sampai pemasaran. Pengawas di sini berfungsi seperti asisten dari pemilik itu sendiri.
31
Jenis organisasi seperti ini efektif digunakan pada UKM seperti ini karena memberikan kemudahan bagi pemilik sebagai penanggung jawab penuh dalam mengambil keputusan dengan cepat dan proses pengawasan terhadap segala kegiatan yang terjadi di dalam organisasi. Bagian – bagian dalam organisasi : 1. Pemilik Bertanggung jawab sepenuhnya dalam setiap aktivitas usaha mulai dari aktivitas dasar perencanaan produksi, melakukan pembelian, pengawasan proses produksi, pemasaran, keuangan dan hal- hal terkait dengan karyawan. 2. Pengawas Pengawas di UKM ini memiliki tanggung jawab membantu pemilik mengawasi proses produksi harian dan membantu melakukan proses pengambilan dan pengiriman barang. 3. Karyawan Melakukan proses produksi mulai dari awal sampai produk siap dijual. 4.2. Proses Produksi Sepatu Sandal Proses produksi adalah suatu cara ataupun metode yang digunakan untuk mengolah faktor produksi yang ada sehingga menjadi produk yang memiliki nilai tambah sehingga produk siap untuk dijual. Sepatu sandal produk UKM Maju Bersama ini diproduksi setiap minggu dengan 5 hari kerja sebanyak 50 kodi per minggu atau 1000 pasang. Jenis Sepatu sandal yang diproduksi setiap minggunya berbeda – beda untuk menjaga ketersediaan model di toko. Model Sepatu sandal yang diproduksi secara rutin dengan permintaan yang tidak pernah surut adalah model Sampan, High Heel Pasir, Wedges kaca, dan Double Bensole. 1. Bahan baku dan alat – alat yang diperlukan untuk membuat 4 model Sepatu tersebut :
32
Tabel. 2. Daftar Mesin dan Alat Mesin Mesin jahit Mesin Embos Mesin Label Mesin Pon Gerinda
Alat Lis kayu Palu Pisau Tang Kursi Meja Kayu Kuas Gunting Uplik Pensil Pulpen Amplas Kompor Table 3. Daftar Bahan Baku Sepatu Sandal per Model Sampan Bahan Refil Hak Sol (fiber slip) Tekson 1,6
High Heel Pasir Bahan Pasir Bahan Novotel non Hak
Tekson 0.8 Spon 2mm Variasi (gesper) Lem Latex Benang Label Paku Kardus Minyak Tanah
Wedges Kaca Bahan Silkinafa Wedges Sol (fiber non slip) non Tekson 1,6
Sol (fiber slip) Tekson 1,6 Tekson 0.8 Tamsin Spon 2mm Variasi (gesper) Lem Latex Benang Label Paku Kardus Minyak Tanah
Tekson 0.8 Spon 2mm Variasi (m12) Lem Latex Benang Label Paku Kardus Minyak Tanah
Double Bensole Bahan Refil Pur Hak Sol (fiber non slip) Tekson 1,6 Tekson 0.8 Tamsin Spon 2mm Variasi (m12) Lem Latex Benang Label Paku Kardus Minyak Tanah
2. Proses Pembuatan Sepatu a. Pembentukan Pola Pembentukan pola dilakukan oleh pemilik usaha. Pola disesuaikan dengan model dan variasi yang sedang diminati saat ini. Setelah terbentuk pola awal, selanjutnya karyawan pembentuk muka atas menggambar pada bahan sesuai dengan jumlah yang akan diproduksi.
33
Kemudian bahan tersebut dilapisi dengan latex dan kemudian didiamkan hingga mengering. Setelah mengering bahan akan menjadi lebih keras, lalu siap digunting mengikuti pola yang telah dibuat. b. Pembentukan Muka Atas Bahan yang telah digunting, kemudian dijahit sesuai dengan model dan variasi. Selain itu bentuk disesuaikan dengan cetakan dan ukuran yang tersedia. Ukuran yang tersedia yaitu dari ukuran 36 – 40 . Setelah dijahit, bahan siap untuk dipasangkan pada kerangka sandal. c. Pembentukan kerangka Bentuk pondasi sandal sesuai dengan ukuran yang akan dibuat. Untuk beberapa sandal dilakukan pemasangan tamsin, hal ini dilakukan untuk membuat sandal lebih kuat dan tahan lama. Kemudian dilakukan perapihan pada kerangka menggunakan amplas. d. Pembuatan sandal Kerangka yang telah selesai dibentuk kemudian dipasangkan dengan bagian muka atas dengan menggunakan lem. Untuk membuat lem lebih merekat, setiap penempelan dilakukan pembakaran secara singkat menggunakan kompor. Sandal yang telah merekat kuat kemudian diberikan label sesuai dengan pemesanan. Setelah pemberian label, dilakukan pemasangan hak dan sol pada bagian bawah Sepatu, Pemasangan hak menggunakan paku agar hak terpasang secara kuat dan tidak mudah lepas. e. Finishing Sandal yang telah selesai dibuat kemudian dilanjutkan pada tahap finishing yaitu, proses pembersihan dan pengepakan ke dalam dus. Dan dikemas per kodi hingga produk siap untuk dikirim. Proses pemasaran dilakukan langsung oleh pemilik pada awalnya dengan menawarkan produknya kepada pemilik toko sepatu di pasar. Pemilik pun melakukan proses pengiriman produknya sendiri. UKM Maju Bersama tidak melakukan kegiatan promosi secara langsung melalui media tertentu, namun proses promosi ini berjalan secara alami melalui sistem word of mouth di antara para pelanggannya sehingga produk UKM Maju
34
Bersama ini cukup dikenal oleh para pemilik toko sepatu sandal di daerah Bogor. 4.3. Penentuan Biaya Standar Penentuan biaya standar pada Usaha Mikro Pembuatan Sepatu Maju Bersama terdiri atas Biaya Bahan Baku Langsung Standar, Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar dan Biaya Overhead Pabrik Standar. 1. Biaya Bahan Baku Langsung Standar Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung standar dan kuantitas bahan baku langsung standar. a. Harga Bahan Baku Langsung Standar Harga bahan baku langsung standar didasarkan pada harga rata – rata dari daftar harga toko grosir yang menjadi pemasok untuk UKM Maju Bersama dan informasi lain yang terkait dengan perubahan harga bahan baku. b. Kuantitas Bahan Baku Langsung Standar Standar kuantitas bahan baku langsung yang digunakan ditetapkan sendiri oleh pemilik usaha berdasarkan pengalaman pemakaian standar per produksi selama ini. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas tarif upah tenaga kerja langsung standar dan jam tenaga kerja langsung standar. a. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar Tarif upah tenaga kerja langsung standar dari UKM Maju Bersama didasarkan pada tarif upah yang ditetapkan oleh pemilik sendiri disesuaikan dengan model Sepatu sandal yang dikerjakan. Sistem pengupahan di UKM Maju Bersama diberikan secara borongan. b. Jam Tenaga Kerja Langsung Standar Para karyawan pengrajin Sepatu sandal UKM Maju Bersama bekerja mulai pukul 07.00 – 23.00 dengan waktu Ishoma pada pukul 12.00 – 13.00 dan pukul 18.00 – 19,00. dengan 14 jam kerja masing – masing karyawan mampu menyelesaikan sekitar 1 kodi sepatu sandal per harinya.
35
3. Biaya Overhead Pabrik Standar Biaya overhead pabrik standar terdiri atas biaya overhead pabrik tetap standar dan biaya overhead pabrik variabel standar. a. Biaya Overhead Pabrik Tetap Standar Biaya overhead pabrik tetap standar terdiri atas biaya penyusutan investasi bangunan bengkel kerja dan gudang, mesin dan peralatan, biaya makan dan minum serta upah pengawas. b. Biaya Overhead Pabrik Variabel Standar Biaya overhead pabrik variabel standar terdiri atas biaya transportasi dan listrik yang digunakan untuk membuat Sepatu. 4.4 Biaya Produksi Data mengenai biaya produksi UKM Pembuatan sepatu Maju Bersama meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. UKM Maju Bersama memproduksi berbagai model sepatu sandal wanita, namun pada penelitian ini hanya dipilih empat model yang diproduksi secara continue dan memberikan kontribusi paling besar terhadap penjualan yaitu model sampan, wedges kaca, pasir dan double bensole. 4.4.1. Biaya Bahan Baku Langsung Bahan baku langsung yang digunakan untuk membuat keempat model Sepatu ini hampir sama, hanya berbeda pada pemilihan jenis bahan dan accessories yang digunakan pada setiap jenis Sepatu. Khusus untuk model wedges kaca juga memiliki perbedaan dalam pemilihan jenis hak. Berikut daftar bahan baku yang digunakan pada tiap model beserta kuantitas yang yang dibutuhkan per pasang. Tabel 4. Daftar Bahan Baku Untuk Model Sampan per Kodi Bahan Baku Bahan Refil Hak Sol (fiber non slip) Tekson 1,6 Tekson 0.8 Spon 2mm Variasi (gesper) Lem
Pemakaian /Pasang 2.75 40 20 1.5 1.5 1 40 3.25
unit m unit lbr lbr lbr lbr unit kg
36 Lanjutan Tabel 4 Latex 1 ltr Benang 1 gulung Label 40 unit paku 80 unit Kardus 20 unit Sumber : Data UKM Maju Bersama (diolah) Tabel 5. Daftar Bahan Baku Untuk Model Wedges Kaca per Kodi Bahan Baku Pemakaian /Pasang unit Bahan Silkinapa 2.75 m Wedges 40 unit Sol (fiber non slip) 1 lbr Tekson 1,6 1.5 lbr Tekson 0.8 1.5 lbr Spon 2mm 1 lbr Variasi (m12) 320 unit Lem 3.25 kg Latex 1 ltr Benang 1 gulung Label 40 unit paku 80 unit kardus 20 Unit Sumber : Data UKM Maju Bersama (diolah) Tabel 6. Daftar Bahan Baku Untuk Model Pasir per Kodi Bahan Baku Pemakaian /Pasang unit Bahan Pasir 2.75 m Bahan Novotel 1 m Hak 40 unit Sol (fiber non slip) 1 lbr Tekson 1,6 1.5 lbr Tekson 0.8 1.5 lbr Tamsin 40 unit Spon 2mm 1 lbr Variasi (gesper) 40 unit Lem 3.25 kg Latex 1 ltr Benang 1 gulung Label 40 unit paku 80 unit kardus 20 unit Sumber : Data UKM Maju Bersama (diolah)
37
Tabel 7. Daftar Bahan Baku Untuk Model Double Bensole per Kodi Bahan Baku Pemakaian /Pasang Bahan Refil 2.75 Pur 1 Hak 40 Sol (fiber non slip) 1 Tekson 1,6 1.5 Tekson 0.8 1.5 Tamsin 40 Spon 2mm 1 Variasi (m12) 80 Lem 3.25 Latex 1 Benang 1 Label 40 paku 80 kardus 20 Sumber : Data UKM Maju Bersama (diolah)
unit m m unit lbr lbr lbr unit Lbr Unit Kg Ltr Gulung Unit Unit Unit
4.4.2. Tenaga Kerja Langsung UKM Pembuatan Sepatu Maju Bersama memiliki 25 orang tenaga kerja, yaitu para pengrajin Sepatu yang berasal dari tetangga sekitar dan kerabat. Sistem pengupahan pada UKM ini adalah dengan sistem borongan dengan tarif yang berbeda – beda sesuai dengan model Sepatu sandal yang dikerjakan. Berikut tarif upah tenaga kerja langsung per kodi berdasarkan model. Tabel 8. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Tarif Upah Per Kodi Model Sampan Rp 110,000 Model Wedges Kaca Rp 125,000 Model Pasir Rp 113,000 ModelDouble Bensole Rp 120,000 Sumber : Data UKM Maju Bersama Model Sepatu Sandal
Total Rp 5.500.000 Rp 6.250.000 Rp 5.650.000 Rp 6.000.000
Setiap minggunya UKM Maju Bersama memproduksi Sepatu sandal sebanyak 50 kodi, untuk menjaga ketersediaan setiap model di toko maka UKM Maju Bersama memproduksi Sepatu sandal dengan model yang berbeda – beda setiap minggunya. Sehingga total biaya
38
tenaga kerja yang harus dikeluarkan per produksi setiap minggunya pun berbeda – beda. 4.4.3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik pada UKM Maju Bersama terdiri atas biaya overhead tetap dan biaya overhead variabel. Biaya overhead tetap terdiri dari biaya penyusutan (bangunan, mesin, dan peralatan), biaya upah pengawas, biaya pengeluaran air dan makan. Perhitungan biaya penyusutan dilakukan menggunakan metode garis lurus (Horngren, 2008) yaitu : Tarif penyusutan = Nilai Perolehan – Nilai Sisa ………………(14) Umur Ekonomis Total biaya overhead tetap yang dikeluarkan oleh UKM Maju Bersama setiap minggunya adalah sebesar : Tabel 9. Biaya Pengeluaran Komponen Biaya Overhead Pabrik Tetap Overhead Tetap Pengeluaran per Minggu Penyusutan
Rp 352.146,-
Air dan Makan
Rp 467.500,-
Pengawas
Rp 250.000,-
Total
Rp 1.069.646,-
Biaya overhead variabel yang dikeluarkan oleh UKM Maju bersama terdiri atas biaya listrik, transportasi, dan minyak tanah. Berikut adalah tabel pemakaian komponen biaya overhead variabel UKM Maju Bersama per kodi. Tabel 10. Pemakaian Komponen Biaya Overhead Pabrik Variabel Overhead Variabel Pemakaian/kodi Listrik Transportasi Minyak Tanah Total
Rp 274,Rp 3500,Rp 5750,Rp 9524,-
4.5 Penetapan Standar Penetapan standar harus dilakukan agar dapat dijadikan dasar ukuran harga dan kuantitas yang seharusnya terjadi agar poses produksi dapat efisien.
39
Standar harga yang diteliti adalah komponen biaya produksi yang terkait dengan perhitungan laba dalam laporan keuangan yaitu, bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Penetapan standar berasal dari sumber pengembangan internal UKM Maju Bersama berdasarkan pengalaman masa lalu dan berdasarkan data pembelian dimasa lalu. Berikut disajikan data mengenai standar harga dan kuantitas penggunaan dalam proses produksi. Tabel 11. Standar Harga Beli Bahan Baku Sepatu Semua Model Bahan Baku Bahan Refil Bahan Silkinafa Bahan Pasir Bahan Novotel Pur Wedges Kaca Hak Hak Bungkus Sol (Fiber non slip) Tekson 1,6 Tekson 0.8 Tamsin Spon 2mm Fariasi (gesper) Fariasi (M12) Lem Latex Benang Label Paku Kardus
Standar Harga (Rp) Satuan Okt
2011 Nov
Jan
2012 Feb
Des
Mar
m
56000
56000
56000
56000
56000
56000
m
56000
56000
56000
56000
56000
56000
m
56000
56000
56000
56000
56000
56000
m
56000
56000
56000
56000
56000
56000
m
25000
25000
25000
25000
25000
25000
Kodi
120000 120000 120000 120000 120000 120000
Kodi
36000
36000
36000
36000
36000
36000
Unit
22000
22000
22000
22000
22000
22000
Lbr
35000
35000
35000
35000
35000
35000
Lbr
12500
12500
12500
12500
12500
12500
Lbr
8500
8500
8500
8500
8500
8500
Kodi
50000
50000
50000
50000
50000
50000
Lbr
12000
12000
12000
12000
12000
12000
Kodi
11000
11000
11000
11000
11000
11000
m
20000
20000
20000
20000
20000
20000
Galon Liter Lusin Kodi Dus unit
125000 25000 15000 4000 12000 45000
125000 25000 15000 4000 12000 45000
125000 25000 15000 4000 12000 45000
125000 25000 15000 4000 12000 45000
125000 25000 15000 4000 12000 45000
125000 25000 15000 4000 12000 45000
40
Tabel 12. Kuantitas Standar Bahan Baku Sepatu Sandal Per Kodi Bahan Baku
Satuan
Standar Kuantitas Model Sepatu Sandal Sampan
Bahan Refil Bahan Silkinafa Bahan Pasir Bahan Novotel Pur Wedges Kaca Hak Hak Bungkus Sol (Fiber non slip) Tekson 1,6 Tekson 0.8 Tamsin Spon 2mm Fariasi (gesper) Fariasi (M12) Lem Latex Benang Label Paku Kardus
Wedges Kaca
M M M M M Unit Unit Unit Lbr
2.75 40 1
2.75 40 1
Double Bensole 2.75 1 40 1
Lbr Lbr Unit Lbr Unit Unit Galon Liter Gulung Unit Unit Unit
1.5 1 1 40 1 1 1 40 80 20
1.5 1 1 320 1 1 1 40 80 20
1.5 1 40 1 80 1 1 1 40 80 20
Pasir
1.5 1 40 1 40 80 1 1 1 40 80 20
2.75 1 40 1
Standar Kuantitas yang disajikan diatas adalah standar kuantitas yang digunakan oleh UKM Maju Bersama, untuk jumlah kuantitas per kodinya cenderung sama hanya berbeda pada komponen bahan baku itu sendiri yang disesuaikan dengan model Sepatu sandal yang sedang dibuat pada minggu produksi. Untuk standar tarif upah bahan tenaga kerja ditentukan sendiri oleh UKM Maju Bersama berdasarkan tingkat kesulitan model Sepatu yang sedang dibuat. Tarif upah tenaga kerja standar adalah seperti yang disajikan pada Tabel 7. Penetapan standar untuk overhead variabel disesuaikan dengan iumlah produksi per minggu produksinya. Standar pengeluaran untuk overhead variabel ditetapkan sendiri oleh UKM Maju Bersama berdasarkan perhitungan dari data pengeluaran overhead tersebut dimasa lalu.
41
4.6 Analisis Regresi Linier Berganda Hubungan penggunaan biaya standar atas komponen biaya produksi seperti bahan baku langsung (BBL), tenaga kerja langsung (TKL) dan overhead pabrik (BOP) yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perolehan keuntungan atau laba bersih dari UKM Maju Bersama per produksinya dapat dilihat menggunakan analisis regresi linier berganda karena menggunakan lebih dari satu variabel independen. Analisis ini menggunakan komponen biaya produksi yaitu, BBL, TKL, dan BOP sebagai variabel independen dan Laba sebagai variabel dependen. Uji Regresi Linier Berganda dilakukan menggunakan software SPSS 15 for Windows berikut adalah hasil dari uji tersebut : 4.6.1 Uji Korelasi Sebelum melakukan uji regresi linier berganda dilakukan terlebih dahulu uji korelasi untuk melihat apakah ada hubungan atau pengaruh antar variabel independen. Hal ini diperlukan untuk menghindari bias hasil regresi karena antar variabel saling mempengaruhi. Tabel 13. Hasil Uji Korelasi Correlations BBL Pearson BBL
Correlation
Pearson Correlation
BOP
BOP
.840(**)
.825(**)
.000
.000
20
20
20
.840(**)
1
.587(**)
1
Sig. (2-tailed) N
TKL
TKL
Sig. (2-tailed)
.000
N
20
20
20
.825(**)
.587(**)
1
Sig. (2-tailed)
.000
.006
N
20
20
Pearson Correlation
.006
20
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
42
Dari hasil uji korelasi diatas dapat dilihat bahwa untuk variabel Bahan Baku Langsung (BBL) dan Tenaga Kerja Langsung (TKL) memiliki hubungan sebesar 0.840 hal ini menunjukkan hubungan yang sangat erat karena nilai tersebut mendekati 1.000 dan kedua variabel ini saling mempengaruhi. Sedangkan untuk variabel Biaya Overhead Pabrik (BOP) dan variabel TKL memiliki hubungan sebesar 0.587 hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel ini saling mempengaruhi namun tidak signifikan. Oleh karena itu salah satu variabel yang terlalu erat hubungannya dikeluarkan, sehingga hanya variabel BOP dan TKL yang akan diuji pengaruhnya terhadap laba. 4.6.2. Uji Regresi Linier Berganda Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan hasil persamaan regresi
yang
menggambarkan
bagaimana
pengaruh
variabel
independen yaitu, BBL dan TKL terhadap variabel dependen yaitu, Laba. Berikut adalah persamaan regresinya: Laba = 4000007 + 4.268 TKL – 36.015 BOP Yang artinya adalah setiap peningkatan standar biaya tenaga kerja langsung sebesar 1 rupiah akan meningkatkan laba sebesar 4,268 rupiah dan peningkatan standar biaya overhead pabrik setiap 1 rupiah akan menurunkan laba sebesar 36,015 rupiah. Jadi tenaga kerja langsung berpengaruh positif terhadap peningkatan laba dan biaya overhead pabrik berpengaruh negatif terhadap laba. Dengan nilai korelasi variabel TKL terhadap Laba sebesar 0.857 yang artinya tenaga kerja langsung memiliki hubungan yang erat sebesar 85,7%, sedangkan nilai korelasi variabel BOP terhadap Laba sebesar 0.103 yang artinya keeratan hubungan negatif yang timbul antara biaya overhead pabrik terhadap laba hanya sebesar 10.3%. Biaya Tenaga Kerja Langsung (TKL) memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan laba karena pada setiap peningkatan upah TKL berarti meningkat juga kapasitas produksinya, karena
sistem
pengupahan pada UKM Maju Bersama ini adalah sistem borongan. Dengan meningkatnya kapasitas produksi berarti meningkat juga
43
jumlah penjualan dengan asumsi jumlah yang diproduksi sama dengan jumlah yang terjual karena produk yang diproduksi sudah merupakan produk pesanan, sehingga peningkatan total biaya TKL dapat meningkatkan pendapatan dan meningkatkan laba. Sedangkan Untuk BOP berpengaruh negatif karena komponen BOP tetap, memiliki nilai persentase yang lebih tinggi sekitar 69% – 71% sedangkan persentase dari BOP variabel lebih kecil yaitu sekitar 29% - 31% sehingga pengeluaran overhead untuk overhead tetap besarnya akan selalu sama baik ada produksi maupun tidak ada produksi, sedangkan untuk overhead
variabel
bergantung
pada
jumlah
produksi,
maka
pengeluaran overhead variabel ini dapat ditoleransi oleh nilai jual dari produk, sedangkan overhead tetap tidak bergantung pada jumlah produksi, maka ketika jumlah yang diproduksi menurun biaya overhead tetap akan meningkat dan meningkatkan biaya produksi yang memberikan efek negatif pada laba. 4.6.2.1 Uji Normalitas Residu Model dikatakan layak apabila residual dari data menyebar normal yang artinya tidak ada data yang condong ke arah nilai tertentu. Dapat dilihat dari nilai probabilitas Asymp.Sig.2Tailed sebesar 0.164 dimana nilainya lebih dari 0.05 sehingga data dinyatakan normal. 4.6.2.2 Uji Autokorelasi Model dikatakan layak apabila tidak terjadi autokorelasi, yaitu adanya hubungan antara kesalahan pada periode t dan t – 1 atau kesalahan berlanjut, hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji durbin-watson pada regresi yang nilainya berada diantara rentang nilai dU < dW < 4 – dU. Dimana nilai rentang durbin – Watson untuk k (variabel) = 2 dan N (sampel) = 20 adalah dU = 1.15367 dan 4 – dU = 2.84633. Nilai durbin – watson untuk model diatas adalah 2.805, nilai tersebut terletak pada rentang tersebut sehingga dinyatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi terhadap data.
44
4.6.2.3 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas adalah uji untuk melihat apakah antar variabel memiliki hubungan linier yang dapat memberikan bias terhadap hasil. Syarat suatu data tidak multikolinier adalah nilai Variance Inflated Factors (VIF) yang < 10.00 dan nilai tolerance yang berada dikisaran 0.10 – 1.00. pada hasil regresi model diatas didapat hasil VIF untuk variabel TKL dan BOP adalah sama yaitu, 1.526 < 10 dan tolerance 0.655 < 1.00 sehingga
dapat
dinyatakan
bahwa
tidak
terjadi
multikolinieritas antar variabel. 4.6.2.4 Uji Homoskedastisitas Uji homoskedastisitas adalah uji untuk melihat bahwa varians dari data adalah sama pada seluruh pengamatan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil persilangan nilai residu SRESID dengan residu ZPRED pada scatterplot dimana nilai residunya menyebar di atas dan di bawah nilai 0.0 pada sumbu Y. berikut gambar scatterplot dari model diatas : Scatterplot
Dependent Variable: Laba
Regression Studentized Residual
1.5
1.0
0.5
0.0
-0.5
-1.0
-1.5 -1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 2. Scatterplot chart uji homoskedastisitas Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat titik – titik yang menyebar di atas dan di bawah nilai 0.0 pada sumbu Y dan tidak memiliki pola tertentu sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian persamaan model regresi linier berganda diatas telah memenuhi keempat asumsi dasar kelayakan
45
sebuah model regresi berganda. Sehingga persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai model yang layak untuk menjelaskan hubungan antara penggunaan biaya standar tenaga kerja langsung dan standar biaya overhead pabrik terhadap laba yang diperoleh oleh UKM Maju Bersama. Untuk variabel standar biaya bahan baku langsung yang telah dikeluarkan sebelumnya, tidak diperhitungkan kembali karena memiliki pengaruh yang sama seperti variabel biaya tenaga kerja langsung karena antar variabel ini memiliki korelasi yang tinggi. 4.6.3. Pengambilan Keputusan 4.6.3.1 Uji F Hipotesis yang dibuat pada uji regresi linier berganda ini adalah : H0 : Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Standar Biaya Overhead Pabrik secara bersama – sama tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba. H1 : Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Standar Biaya Overhead Pabrik secara bersama – sama memiliki pengaruh signifikan terhadap laba. Dasar pengambilan keputusan adalah : Jika F hitung
F tabel atau probabilitas
0,05 maka H0
diterima Jika F hitung > F tabel atau probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak Dari hasil Uji F regresi model diatas menghasilkan nilai F hitung
sebesar
395,779
sedangkan
Ftabel
sebesar
3.591531, sehingga F hitung > dari F tabel dan nilai probabilitas atau sig sebesar 0.000 jauh dibawah 0.05. jadi hipotesis yang diambil adalah tolak H0. Sehingga dari hasil uji F dapat dinyatakan bahwa standar biaya bahan tenaga kerja langsung dan standar biaya overhead pabrik
46
secara bersama – sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba baik secara positif maupun negatif. 4.6.3.2 Uji T Hipotesis yang dibuat pada uji regresi linier berganda ini adalah : H0 : Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Standar Biaya Overhead Pabrik secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba. H1 : Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Standar Biaya Overhead Pabrik secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap laba. Dasar pengambilan keputusan adalah : Jika T hitung
T tabel atau probabilitas
0,05 maka H0
diterima Jika T hitung > T tabel atau probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak Dari hasil Uji T regresi model diatas menghasilkan nilai T hitung sebesar 10,665 sedangkan T tabel sebesar 2.109816, sehingga T hitung > dari T tabel dan nilai probabilitas atau sig sebesar 0.000 jauh dibawah 0.05. jadi hipotesis yang diambil adalah tolak H0. Sehingga dari hasil uji F dapat dinyatakan bahwa standar biaya bahan tenaga kerja langsung dan standar biaya overhead pabrik secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba baik secara positif maupun negatif. 4.7. Analisis Varians Penetapan harga dan kuantitas standar yang telah dilakukan sebelumnya menyisakan pertanyaan apakah pada kenyataannya terjadi perbedaan atau varians dengan harga dan kuantitas aktual per produksi? Hal tersebut dapat diukur dengan menggunakan analisis varians, untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan atau tidak dan apakah perbedaan tersebut menguntungkan (favorable) atau merugikan (unfavorable) bagi
47
UKM Maju Bersama dalam proses produksinya. Berikut hasil analisis varians atas biaya bahan baku langsung, tarif upah tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. 4.7.1. Analisis Varians Bahan Baku Langsung Analisis varians bahan baku langsung terdiri atas varians harga bahan baku dan varians efisiensi penggunaan. Berikut hasil kedua analisis tersebut. i.
Bahan Refil Standar harga bahan refil per meternya selama 20 minggu adalah Rp 56000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 35600,-
berdasarkan hasil analisis varians
harga, rataan varians harga yang terjadi adalah sebesar Rp (26667900) untuk satu bulan produksi sebanyak 195 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 35,36% dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk bahan refil adalah sebesar Rp 8900,- dengan standar kuantitas sebesar 233,75 m dan kuantitas aktual sebesar 234 m untuk satu bulan produksi. Dengan
presentase
penyimpangan
sebesar
-0.11%
dikategorikan unfavorable. ii.
Bahan Silkinafa Standar harga bahan silkinafa per meternya selama 19 minggu adalah Rp 56000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 48600,-
berdasarkan hasil analisis varians,
rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (11.137.496) untuk satu bulan produksi sebanyak 195 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 21.43% dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk bahan silkinafa adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual
48
yaitu sebesar 137,5 m untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). iii.
Bahan Pasir Standar harga bahan pasir per meternya selama 19 minggu adalah Rp 56000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 44000,-
berdasarkan hasil analisis varians,
rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (399.474) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 21.43% dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk bahan pasir adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 165 m untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). iv.
Bahan Novotel Standar harga bahan novotel per meternya selama 19 minggu adalah Rp 56000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 56000,-
berdasarkan hasil analisis varians,
tidak terdapat nilai varians karena harga standar dan harga aktual memiliki nilai yang sama, namun hal ini masih dikategorikan kepada favorable(F). Nilai varians efisiensi untuk bahan novotel adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 60m untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). v.
Pur Standar harga pur per meternya selama 17 minggu adalah Rp 25000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 23.500,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (18.529) untuk satu kali
49
produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 12% dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk pur adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 35m untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). vi.
Wedges Kaca Standar harga wedges kacaper kodinya selama 19minggu adalah Rp 12000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 12000,-
berdasarkan hasil analisis varians,
tidak terdapat nilai varians karena harga standar dan harga aktual memiliki nilai yang sama, namun hal ini masih dikategorikan kepada favorable(F). Nilai varians efisiensi untuk wedges kaca adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 50 kodi untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). vii.
Hak Standar harga hakper kodinya selama 17 minggu
adalah Rp 36000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 25000,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (252.353) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase
varians
sebesar
30,56
%
dan
dapat
dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk hak adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 95
50
kodi
untuk
satu
bulan
produksi.
Sehingga
dapat
dikategorikan favorable (F). viii.
Hak Bungkus Standar harga hakbungkus per kodinya selama 18
minggu adalah Rp 22000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 23800,-
berdasarkan hasil analisis varians,
rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp 25000,untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar -13,64 % dan dapat dikategorikan unfavorable (U). Nilai varians efisiensi untuk hak bungkus adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 50 kodi untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). ix.
Sol (Fiber Non Slip) Standar harga sol (fiber non slip)
per lembarnya
selama 20 minggu adalah Rp 35000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 25250,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (460500)
untuk satu kali produksi per minggunya
sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 27.85 % dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk sol (fiber non slip) adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 195 lembar untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). x.
Texon 1.6 Standar harga texon 1.6 per lembarnya selama 20 minggu adalah Rp 12500,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 10500,-
berdasarkan hasil analisis varians,
51
rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (144.050) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 16,00 % dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk texon 1.6 adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 292.5 lembar untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). xi.
Texon 0.8 Standar harga texon 0.8 per lembarnya selama 20 minggu adalah Rp 8500,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 5900,-
berdasarkan hasil analisis varians,
rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (118950) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 30.59 % dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk texon 0.8 adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 195 lembar untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). xii.
Tamsin Standar harga tamsin per dusnya selama 20 minggu
adalah Rp 50000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 25000,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (136250) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase
varians
sebesar
50.00
%
dan
dapat
dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk tamsin adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan
52
antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 19 dus untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). xiii.
Spon 2mm Standar harga spon 2mm per lembarnya selama 20
minggu adalah Rp 12000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 9500,-
berdasarkan hasil analisis varians,
rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (118750) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 20.83 % dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk spon 2mm adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 195 lembar untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). xiv.
Fariasi Gesper Standar harga fariasi gesper per kodiselama 18 minggu
adalah Rp 11000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 9200,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (60000) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase
varians
sebesar
40.91
%
dan
dapat
dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk fariasi gesper adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 110 kodi untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). xv.
Fariasi M12 Standar harga fariasi m12 per meter selama 19minggu
adalah Rp 20000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp
53
20000,- berdasarkan hasil analisis varians, tidak terdapat nilai varians karena harga standar
dan harga aktual
memiliki nilai yang sama, namun hal ini masih dikategorikan kepada favorable(F). Nilai varians efisiensi untuk fariasi m12 adalah sebesar Rp 5000,- dengan standar kuantitas sebesar 34,75 m dan kuantitas aktual sebesar 35 m untuk satu bulan produksi. Dengan
presentase
penyimpangan
sebesar
-0.72%
dikategorikan unfavorable. xvi.
Lem Standar harga lem per galon selama 20minggu adalah
Rp 120000,-
dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp
120000,- berdasarkan hasil analisis varians, tidak terdapat nilai varians karena harga standar
dan harga aktual
memiliki nilai yang sama, namun hal ini masih dikategorikan kepada favorable(F). Nilai varians efisiensi untuk lem adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 195 galon untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). xvii. Latex Standar harga latex per galonselama 20 minggu adalah Rp 125000,-
dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp
110000,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (171562) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 20,00% dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk latex adalah sebesar Rp 27500,- dengan standar kuantitas sebesar 48,75 galon dan kuantitas aktual sebesar 49 galon untuk satu bulan
54
produksi. Dengan presentase penyimpangan sebesar 0.51% dikategorikan unfavorable. xviii. Benang Standar harga benang per lusinselama 20 minggu adalah Rp 15000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 12500,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (20625) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 16,67% dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai rata – rata varians efisiensi untuk benang adalah sebesar Rp 6117,- dengan standar kuantitas sebesar 13.19 lusin dan kuantitas aktual sebesar 13.25 untuk satu bulan produksi. Dengan presentase penyimpangan sebesar – 1.43% dikategorikan unfavorable. xix.
Label Standar harga label per kodiselama 20 minggu adalah
Rp 4000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 2000,berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (91250) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 50.00% dan dapat dikategorikan favorable (F) Nilai varians efisiensi untuk label adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 195 kodi untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). xx.
Paku Standar harga paku per dus selama 20minggu adalah
Rp 12000,-
dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp
12000,- berdasarkan hasil analisis varians, tidak terdapat
55
nilai varians karena harga standar
dan harga aktual
memiliki nilai yang sama, namun hal ini masih dikategorikan kepada favorable(F). Nilai varians efisiensi untuk paku adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 19.5 dus untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). xxi.
Kardus Standar harga kardus per kodiselama 20 minggu adalah
Rp 45000,-
dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp
31000,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (1277500) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 31,11% dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk kardus adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 195 kodi untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). Pada hasil analisis varians harga dan kuantitas bahan baku langsung diatas, dapat dilihat bahwa ada bahan baku yang memiliki
varians
favorable
dan
unfavorable.
Hal
ini
disebabkan oleh beberapa faktor seperti, faktor fluktuasi harga di toko tempat UKM Maju bersama berbelanja, juga dipengaruhi
oleh
kecenderungan
pemilik
dalam
menganggarkan harga standar tertinggi dari pengalaman pembelian periode sebelumnya untuk mengantisipasi fluktuasi harga antar bahan baku sehingga dapat saling menutupi kekurangan dan kelebihan dari varians bahan baku langsung yang mungkin terjadi.
56
Perbedaan hasil pada varians harga dan kuantitas juga terjadi pada beberapa bahan baku seperti bahan refil, fariasi m12, latex, dan benang yang pada varians harga menunjukkan favorable sedangkan pada varians efisiensi terjadi unfavorable, hal ini dapat terjadi karena pada proses produksi bahan ini dipakai oleh semua model yang berbeda sehingga konsumsi untuk tiap modelnya dapat berbeda walaupun sebelumnya telah distandarkan bahwa penggunaannya sama. 4.7.2. Analisis Varians Tenaga Kerja Langsung Analisis varians tenaga kerja langsung terdiri atas varians tarif upah tenaga kerja langsung dan varians varians efisiensi jam tenaga kerja langsung. Pada varians tarif upah tenaga kerja langsung yang diperhitungkan selama 20 minggu,
tidak terjadi varians tarif
upah tenaga kerja langsung atau standar tarif upah tenaga kerja langsung sama dengan tarif aktualnya, dimana tarif upah yang ditetapkan adalah Rp 5650,-/pasang
untuk model pasir, Rp
6250,-/pasang untuk model wedges kaca, Rp 6000/pasang untuk model double bensole, dan Rp 5500,-/pasang untuk model sampan. Ketiadaan varians ini dikategorikan favorable karena sesuai dengan standar tarif upah yang telah ditetapkan oleh UKM Maju Bersama. Efisiensi jam tenaga kerja UKM Maju Bersama pun menghasilkan varians yang negatif
yang dikategorikan
favorable, karena jam kerja aktual berada dibawah jam kerja yang distandarkan yaitu, 1,75 jam kerja standar/ pasang, sedangkan jam kerja aktual adalah 1,4 jam/pasang dengan 14 jam kerja sehari 5 hari seminggu. Penyimpangan positif yang terjadi adalah 21,5%.
57
4.7.3. Analisis Varians Overhead Pabrik Varians overhead pabrik terdiri atas varians overhead tetap, varians tarif overhead variabel, dan varians efisiensi overhead variabel. Pada analisis varians overhead tetap yang dihitung selama 20 minggu, tidak terjadi varians, dikarenakan nilai overhead tetap yang dianggarkan
berasal dari perhitungan penyusutan dan
beberapa komponen overhead tetap lain yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 1,069,646 per minggu, tidak terdapat perbedaan dengan pengeluaran aktualnya. Hal ini karena nilai overhead yang ditetapkan tidak dipengaruhi oleh faktor lain seperti jumlah produksi, sehingga nilainya sama. Varians tarif overhead variabel terdiri atas tiga komponen yaitu, tarif listrik, transportasi, dan minyak tanah yang Overhead masing – masing dianggarkan sebesar Rp 13700,- ; Rp 175000,dan Rp 287500,- untuk satu bulan produksi sebanyak 50 kodi. Dari analisis varians ketiga komponen tersebut yang diperhitungkan selama 20 minggu, tidak terjadi varians, atau pengeluaran overhead variabel yang dianggarkan sama dengan pengeluaran overhead aktual yang dikategorikan favorable. Hal ini disebabkan, pada setiap kali produksinya UKM Maju bersama dapat menentukan dengan pasti berapa jumlah yang akan diproduksi sehingga biaya overhead variabel standar dapat diperhitungkan relatif sesuai dengan biaya overhead aktualnya. Untuk biaya overhead aktual pada komponen listrik, relatif sesuai karena pengenaan biaya listrik UKM Maju Bersama masih menginduk kepada rumah inti, sehingga
tidak
ada
penunjuk
pemakaian
yang terperinci.
Sedangkan untuk varians efisiensi overhead variabel pada UKM Maju Bersama bernilai negatif, hal ini dikarenakan jam kerja aktual yang terjadi jauh di bawah jam kerja yang distandarkan. hal ini merupakan varians yang menguntungkan sehingga dikategorikan favorable.
58
4.8. Implikasi Manajerial Hasil penelitian mengenai pengaruh penggunaan biaya standar terhadap peningkatan laba pada UKM Maju Bersama, menunjukkan bahwa dari ketiga komponen biaya produksi yang distandarkan yaitu, biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dua diantaranya secara bersama – sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan laba. Biaya yang memiliki pengaruh adalah biaya tenaga kerja langsung yang pada setiap peningkatannya memiliki pengaruh positif terhadap laba, sedangkan untuk biaya overhead pabrik pada setiap peningkatannya memberikan pengaruh negatif. Biaya bahan baku tidak diperhitungkan karena antara biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung saling mempengaruhi sehingga jika keduanya diperhitungkan akan memberikan nilai yang bias terhadap laba atau menghasilkan nilai double counting. Pengaruh positif dari biaya tenaga kerja menunjukkan adanya kesempatan bagi UKM maju bersama untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan meningkatkan produktivitas tenaga kerja yang ada dengan mengusahakan jam produksi yang lebih efisien dari yang sekarang misalnya dengan melakukan spesialisasi kerja yaitu dengan membagi karyawan kedalam beberapa Jobdesknya masing – masing dan membatasi jam kerja. jika dibandingkan dengan usaha sejenis yang telah melakukan spesialisasi kerja, mereka dapat menghasilkan produk sebanyak 4 kodi per orang setiap harinya. Jika hal ini diterapkan pada UKM Maju bersama maka tidak menutup kemungkinan bahwa produktivitas tenaga kerja pada UKM ini dapat meningkat. Spesialisasi kerja ini juga dapat menjadi solusi bagi penghematan biaya overhead yang memberikan pengaruh negatif terhadap peningkatan laba dengan nilai koefisien yang cukup besar sekitar -36.015 rupiah dengan nilai korelasi sekitar 10,3%.
Namun demikian setiap peningkatan biaya
overhead pabrik, tetap akan memberikan pengaruh negatif terhadap laba, jika UKM Maju Bersama menerapkan spesialisasi kerja maka salah satu komponen biaya overhead tetap yang yaitu air dan makan dapat dipangkas karena jam kerja yang berkurang dari 14 jam sehari menjadi 9 jam per hari.
59
Hasil analisis varians yang dilakukan menunjukkan bahwa pada UKM Maju bersama relatif tidak banyak terjadi varians yang merugikan UKM Maju Bersama, hal ini dikarenakan jenis produk yang diproduksi yaitu, Sepatu sandal memiliki kemudahan untuk diperhitungkan kebutuhan bahan baku produksinya dengan relatif tepat, serta pemilihan dan pembelian bahan baku yang dilakukan langsung oleh pemilik membuat varians yang mungkin terjadi semakin tipis karena dipilih dan dibeli jumlahnya secara tepat sesuai dengan perhitungan pemilik. Untuk varians tenaga kerja juga tidak terjadi karena upah tenaga kerja yang dibayarkan sesuai yang distandarkan yang mana standar tarif ini disesuaikan dengan model yang dikerjakan setiap kali produksinya. Untuk overhead pabrik sendiri juga tidak memiliki varians yang merugikan karena biaya overhead yang ditetapkan relatif melebihi dari yang aktual dikeluarkan. Jadi, dapat dikatakan bahwa harga standar yang ditetapkan oleh UKM Maju Bersama berfungsi dengan baik dalam usaha peningkatan dan pengendalian laba dengan menetapkan standar yang relatif tinggi untuk membackup kemungkinan fluktuasi harga yang terjadi sehingga UKM Maju bersama selalu siap dengan segala kemungkinan yang mungkin terjadi. Namun, akan lebih baik apabila UKM Maju bersama dapat menurunkan harga standar yang telah ditentukan disesuaikan dengan data yang terbaru, sehingga UKM Maju Bersama dapat menekan lagi pengeluaran aktualnya dan dapat memberikan peningkatan laba yang lebih signifikan.
60
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di UKM Maju Bersama maka kesimpulan yang dapat diambil adalah : a. UKM pembuatan sepatu sandal Maju Bersama belum melakukan penerapan biaya standar
pada proses produksinya. Penetapan
standar biaya yang dilakukan tidak secara detail, karena pemilik mengambil standar aman yang tertinggi. Sehingga penggunaan biaya standar itu sendiri belum efektif untuk menekan biaya produksi. b. Pengaruh biaya standar atas biaya produksi yaitu, biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, hanya dua diantaranya yang berpengaruh terhadap laba, yaitu, biaya tenaga kerja langsung yang berpengaruh positif dan biaya overhead pabrik yang berpengaruh negatif dengan nilai keeratan masing – masing 85,7% dan 10,3% dengan persamaan sebagai berikut : Laba = 4000007 + 4.268 TKL – 36.015 BOP Biaya bahan baku langsung tidak diperhitungkan karena biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung saling mempengaruhi dengan nilai keeratan yang sama. c. Analisis varians atas biaya standar dari komponen biaya produksi dibandingkan dengan biaya aktualnya menunjukkan bahwa pada UKM Maju Bersama tidak banyak terjadi varians yang merugikan, hal ini dikarenakan UKM Maju Bersama dapat menentukan standar penggunaan yang relatif tepat dengan aktualnya, dan harga standar yang ditentukan cenderung lebih tinggi dari harga aktual, sehingga varians yang terjadi selalu positif dan ini menguntungkan organisasi. 2. Saran a. Dengan mengetahui pengaruh komponen biaya produksi terhadap laba, maka UKM Maju bersama perlu memperhatikan komponen
61
yang memberikan
pengaruh negatif terhadap laba dan juga
meningkatkan komponen yang memberikan pengaruh positif terhadap laba. Keduanya dapat diperhatikan jika UKM Maju Bersama mulai menerapkan sistem spesialisasi kerja yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja yang ada dan dapat memangkas komponen air dan makan sehingga dapat menekan biaya overhead. b. Varians biaya standar yang terjadi, dimana tidak banyak terjadi varians. Hal ini sudah cukup baik dengan standar harga yang cenderung tinggi, maka akan lebih baik apabila UKM Maju Bersama dapat menurunkan standar harga yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga dapat mendorong organisasi untuk lebih menekan biaya yang dikeluarkan sehingga dapat menekan biaya produksi dan akhirnya dapat meningkatkan laba secara lebih signifikan.
62
DAFTAR PUSTAKA
Chariri, A dan Ghazali, I. 2001. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. D.A. Lind, W.G. Marchal, S.A. Wathen. 2008. Teknik – Teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi Menggunakan Kelompok Data Global, edisi tiga belas. Salemba Empat, Jakarta. Gujarati, D. 2006. Dasar – dasar ekonometrika. Erlangga, Jakarta. Hansen, D.R & Mowen. 2001. Manajemen Biaya. Edisi Bahasa Indonesia, Buku Dua, Edisi Pertama. Salemba Empat, Jakarta. Harahap, N dan Kumala, D. 2008. Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih (Studi Kasus PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan). Jurnal Akuntansi FE Usu, Vol. 20, No. 1. Dari http://repository.usu.ac.id. [19 November 2011] Horngren, C. T., Srikant M. D., George.F. 2008. Akuntansi Biaya; Penekanan Manajerial Edisi Keduabelas. P.A.Lestari, penerjemah. Indeks, Jakarta. Terjemahan dari : Cost Accounting; A Managerial Emphasis Twelfth Edition. Kuswadi. 2005. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta. Ksheshariani, W. A.W. 2011. Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus : UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya, edisi ke -6. STIE YKPN, Yogyakarta. Rony, H. 1990. Akuntansi Biaya Pengantar untuk Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Simamora, H. 2002. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat, Jakarta. Supranto J. 2001. Statistik : Teori dan Aplikasi Jilid 2 edisi keenam. Penerbit Erlangga, Jakarta. Supriyono. 2000. Akuntansi Biaya, Buku 1, edisi dua. BPFE, Yogyakarta. Warsidi & Pramuka. 2000. Pemahaman Ekonomi Umum. PT. Gramedia, Jakarta.
63
Wild J.J, Subramanyam K. R., and Hasley, R. F. 2005. Financial Statement Analysis. Salemba Empat, Jakarta. http://www.depkop.go.id [19 November 2011] http://jurnalukm.wordpress.com [19 November 2011] http://kukm.bogorkab.go.id [26 April 2012]
64
65
Lampiran 1. Kuesioner Wawancara
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PENGARUH PENGGUNAAN BIAYA STANDAR TERHADAP PENINGKATAN LABA (Studi Kasus: UKM Pembuatan Sepatu Maju Bersama Di Desa Nambo)
Dalam rangka memenuhi tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana,saya Fuji Tyas Nastiti (H24080083) mahasiswa DepartemenManajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, memohon kesediaan Bapak untuk melakukan wawancara guna penelitian saya. Sayamelakukan wawancara ini sebagai data primer dalam penelitian saya yangberjudul Pengaruh Penggunaan Biaya Standar Terhadap Peningkatan Laba (Studi Kasus : UKM Pembuatan Sepatu Maju Bersama Di Desa Nambo).
A. Sumber Informasi 1. Pemilik UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang. 2. Bagian Produksi UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang.
B. Daftar Pertanyaan 1. Gambaran Umum Perusahaan a. Bagaimana sejarah dan perkembangan UKM pembuatan Sepatu Maju Bersama? b. Apa tujuan didirikannya UKM pembuatan Sepatu Maju Bersama ? c. Bagaimana struktur organisasi UKM pembuatan Sepatu Maju Bersama? 2. Konsep Biaya Standar a. Apa saja bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat keempat model Sepatu? b. Berapakah harga masing – masing bahan baku tersebut? Lanjutan Lampiran 1. c. Berapa standar jumlah pemakaian bahan baku pada tiap model Sepatu per kodinya?
66
d. Apakah dasar dalam menentukan tarif upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja? e. Bagaimana sistem pembayaran upah tenaga kerja? f. Berapa lama waktu standar yang diperlukan untuk memproduksi sepasang/sekodi Sepatu? g. Berapakah standar tarif biaya overhead pabrik tetap? Dan dasar apakah yang digunakan untuk menentukan tarif tersebut?
67
Lampiran 2. Struktur Organisasi
Pemilik UKM Maju Bersama Bapak Endang
PENGAWAS
25 Orang Karyawan Pengrajin Sepatu
68
Lampiran 3. Data Biaya Bahan Baku Mingguan Selama 20 Minggu Periode
Model
22 Okt 2011 29 Okt 2011
Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan
05 Nov2011 12 Nov 2011 19 Nov 2011 26 Nov 2011 03 Des 2011 10 Des 2011 17 Des 2011 24 Des 2011 31 Des 2011 07 Jan 2012 14 Jan 2012 21 Jan 2012 28 Jan 2012 04 Feb 2012 11 Feb 2012 18 Feb 2012 25 Feb 2012 03 Mar2012
50 50
Biaya Bahan Baku Total (Rp) Langsung (Rp) 25,138 24,850,000 25,363 25,362,500
45
22,680
20,846,000
50 50 50
22,650 25,650 25,138
22,650,000 24,850,000 25,362,500
45
22,794
20,846,000
50 50 50
22,968 25,650 25,138
22,650,000 24,850,000 25,362,500
45
22,794
20,846,000
50 50 50
25,650 22,794 25,138
22,650,000 24,850,000 25,362,500
45
25,650
20,846,000
50 50 50
22,968 22,968 25,138
22,650,000 24,850,000 25,362,500
45
22,794
20,846,000
50
25,650
22,650,000
Jumlah Produksi
69
Lampiran 4. Data Biaya Tenaga Kerja Langsung Mingguan Selama 20 Minggu Periode
Model
22 Okt 2011. 29 Okt 2011 05 Nov 2011. 12 Nov 2011. 19 Nov 2011. 26 Nov 2011. 03 Des 2011. 10 Des 2011. 17 Des 2011. 24 Des 2011. 31 Des 2011. 07 Jan 2012. 14 Jan 2012. 21 Jan 2012. 28 Jan 2012. 04 Feb 2012. 11 Feb 2012. 18 Feb 2012. 25 Feb 2012. 03 Mar 2012.
Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan
Jumlah Produksi 50 50 45 50 50 50 45 50 50 50 45 50 50 50 45 50 50 50 45 50
Tarif (Rp) 5,650 6,250 6,000 5,500 6,250 5,650 5,500 6,000 6,250 5,650 5,500 6,250 5,500 5,650 6,250 6,000 6,000 5,650 5,500 6,250
Total (Rp) 5,650,000 6,250,000 5,330,000 5,500,000 5,650,000 6,250,000 5,330,000 5,500,000 5,650,000 6,250,000 5,330,000 5,500,000 5,650,000 6,250,000 5,330,000 5,500,000 5,650,000 6,250,000 5,330,000 5,500,000
Lampiran 5. Data Biaya Overhead Pabrik Mingguan Selama 20 Minggu
Periode 22 Okt 2011. 29 Okt 2011 05 Nov 2011. 12 Nov 2011. 19 Nov 2011. 26 Nov 2011. 03 Des 2011. 10 Des 2011. 17 Des 2011. 24 Des 2011. 31 Des 2011. 07 Jan 2012. 14 Jan 2012. 21 Jan 2012. 28 Jan 2012. 04 Feb 2012. 11 Feb 2012.
Model Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir
352,146 352,146
Minyak Tanah (Rp) 287,500 287,500
1,545,846 1,545,846
250,000
352,146
258,750
1,498,226
13,700 13,700 13,700
250,000 250,000 250,000
352,146 352,146 352,146
287,500 287,500 287,500
1,545,846 1,545,846 1,545,846
157,500
12,330
250,000
352,146
258,750
1,498,226
450,000 450,000 450,000
175,000 175,000 175,000
13,700 13,700 13,700
250,000 250,000 250,000
352,146 352,146 352,146
287,500 287,500 287,500
1,545,846 1,545,846 1,545,846
17,500
450,000
157,500
12,330
250,000
352,146
258,750
1,498,226
50 50 50
17,500 17,500 17,500
450,000 450,000 450,000
175,000 175,000 175,000
13,700 13,700 13,700
250,000 250,000 250,000
352,146 352,146 352,146
287,500 287,500 287,500
1,545,846 1,545,846 1,545,846
45
17,500
450,000
157,500
12,330
250,000
352,146
258,750
1,498,226
50 50
17,500 17,500
450,000 450,000
175,000 175,000
13,700 13,700
250,000 250,000
352,146 352,146
287,500 287,500
1,545,846 1,545,846
Jumlah Produksi
Air (Rp)
Makan (Rp)
Transportasi (Rp)
Listrik (Rp)
Pengawas (Rp)
Penyusutan (Rp)
50 50
17,500 17,500
450,000 450,000
175,000 175,000
13,700 13,700
250,000 250,000
45
17,500
450,000
157,500
12,330
50 50 50
17,500 17,500 17,500
450,000 450,000 450,000
175,000 175,000 175,000
45
17,500
450,000
50 50 50
17,500 17,500 17,500
45
Total (Rp)
Lanjutan 5, LampiranLampiran 5. Data Biaya Overhead Pabrik Mingguan Selama 20 Minggu
18 Feb 2012. 25 Feb 2012. 04 Mar 2012.
Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan
50
17,500
450,000
175,000
13,700
250,000
352,146
287,500
1,545,846
45
17,500
450,000
157,500
12,330
250,000
352,146
258,750
1,498,226
50
17,500
450,000
175,000
13,700
250,000
352,146
287,500
1,545,846
72
Lampiran 6. Data Pemasukan Mingguan Selama 20 Minggu Periode
Model
22 Okt 2011. 29 Okt 2011 05 Nov 2011. 12 Nov 2011. 19 Nov 2011. 26 Nov 2011. 03 Des 2011. 10 Des 2011. 17 Des 2011. 24 Des 2011. 31 Des 2011. 07 Jan 2012. 14 Jan 2012. 21 Jan 2012. 28 Jan 2012. 04 Feb 2012. 11 Feb 2012. 18 Feb 2012. 25 Feb 2012. 03 Mar 2012.
Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan
Jumlah Produk si 50 50 45 50 50 50 45 50 50 50 45 50 50 50 45 50 50 50 45 50
Harga (Rp) /Kodi
Pemasuka n (Rp)
750000 830000 750000 700000 830000 750000 700000 750000 830000 750000 700000 830000 700000 750000 830000 750000 750000 700000 830000 750000
37,500,000 41,500,000 33,750,000 35,000,000 41,500,000 37,500,000 31,500,000 37,500,000 41,500,000 37,500,000 31,500,000 41,500,000 35,000,000 37,500,000 37,350,000 37,500,000 37,500,000 35,000,000 37,350,000 37,500,000
Lampiran 5. Data Biaya Overhead Pabrik Mingguan Selama 20 Minggu Lampiran 7. Data Regresi Periode 22 Okt 2011. 29 Okt 2011 05 Nov 2011. 12 Nov 2011. 19 Nov 2011. 26 Nov 2011. 03 Des 2011. 10 Des 2011. 17 Des 2011. 24 Des 2011. 31 Des 2011. 07 Jan 2012. 14 Jan 2012. 21 Jan 2012. 28 Jan 2012. 04 Feb 2012. 11 Feb 2012.
Jumlah Produksi 50 50
24850000 25362500
5650000 6250000
Biaya Produksi 1545846 32045846 1545846 33158346
45
20846000
5330000
50 50 50
22650000 24850000 25362500
45
Model Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan Pasir
BBL
TKL
BOP
Pemasukan
Laba
37500000 41500000
5454154 8341654
1498226 27674226
33750000
6075774
5500000 5650000 6250000
1545846 29695846 1545846 32045846 1545846 33158346
35000000 37500000 41500000
5304154 5454154 8341654
20846000
5330000
1498226 27674226
33750000
6075774
50 50 50
22650000 24850000 25362500
5500000 5650000 6250000
1545846 29695846 1545846 32045846 1545846 33158346
35000000 37500000 41500000
5304154 5454154 8341654
45
20846000
5330000
1498226 27674226
33750000
6075774
50 50 50
22650000 24850000 25362500
5500000 5650000 6250000
1545846 29695846 1545846 32045846 1545846 33158346
35000000 37500000 41500000
5304154 5454154 8341654
45
20846000
5330000
1498226 27674226
33750000
6075774
50 50
22650000 24850000
5500000 5650000
1545846 29695846 1545846 32045846
35000000 37500000
5304154 5454154
Lampiran 5. Data Biaya Lanjutan Lampiran 7. Overhead Pabrik Mingguan Selama 20 Minggu 18 Feb2012. 25 Feb 2012. 03 Mar 2012.
Wedges Kaca Double Bensole + Pasir Sampan
50
25362500
6250000
1545846 33158346
41500000
8341654
45
20846000
5330000
1498226 27674226
33750000
6075774
50
22650000
5500000
1545846 29695846
35000000
5304154
75
Lampiran 8. Hasil Uji Korelasi Variabel
Correlations Correlations BBL BBL
TKL
BOP
Pearson 1 .840(**) .825(**) Correlation Sig. (2-tailed) .000 .000 N 20 20 20 TKL Pearson .840(**) 1 .587(**) Correlation Sig. (2-tailed) .000 .006 N 20 20 20 BOP Pearson .825(**) .587(**) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .000 .006 N 20 20 20 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
76
Lampiran 9. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Regression Descriptive Statistics
Mean 6293934 .00 5682500 .00 1533941 .00
Laba TKL BOP
Std. Deviation 1248751.57 5
N 20
355659.136
20
21155.740
20
Correlations
Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
N
Laba 1.000 .857 .103 . .000 .332 20 20 20
Laba TKL BOP Laba TKL BOP Laba TKL BOP
TKL .857 1.000 .587 .000 . .003 20 20 20
BOP .103 .587 1.000 .332 .003 . 20 20 20
Variables Entered/Removed(b) Mode Variables Variables l Entered Removed Method 1 BOP, . Enter TKL(a) a All requested variables entered. b Dependent Variable: Laba Model Summary(b)
Mode l 1
R .989(a)
Adjusted R Square R Square .979
a Predictors: (Constant), BOP, TKL b Dependent Variable: Laba
.977
Std. Error of the Estimate 191424.27 0
DurbinWatson 2.805
77 Lanjutan Lampiran 9 ANOVA(b) Mode l 1 Regressio n
Sum of Squares df 2900529 4136142. 2 870 Residual 6229352 67857.13 17 8 Total 2962822 9404000. 19 000 a Predictors: (Constant), BOP, TKL b Dependent Variable: Laba LanjutanLampiran 9.
Model
1
(Constant )
Unstandardized Coefficients
145026470 68071.430
F
Sig.
395.779
.000(a)
366432510 50.420
Standardi zed Coefficien ts
B
Std. Error
37286 030.18 1
3495970 .922
4.268
.153
1.216
36.015
2.564
-.610
TKL BOP
Mean Square
t
Collinearity Statistics
sig
Beta
Tolera nce
VIF
.655
1.52 6
.655
1.52 6
10.66 .000 5 27.98 .000 0 14.04 .000 5
Coefficients(a) a Dependent Variable: Laba Collinearity Diagnostics(a) Mod el
Dimensio n
Eigenval Condition ue Index (Constan TKL t) 1 1 2.998 1.000 2 .002 36.850 3 6.63E-005 212.581 a Dependent Variable: Laba
Variance Proportions (Constan t) .00 .00 .02 .73 .98 .27
BOP
TKL .00 .01 .99
78 Lanjutan Lampiran 9 Residuals Statistics(a) Minimu Maximu m m 5086297 8287189 .00 .50 217857. 272321. 141 438
Predicted Value Residual
Std. Predicted -.977 Value Std. Residual -1.423 a Dependent Variable: Laba
Mean 6293934 .00
Std. Deviation 1235554.30 0
.000
181069.232
20
1.613
.000
1.000
20
1.138
.000
.946
20
Charts Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Laba
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
0.8
1.0
N 20
79
Lanjutan Lampiran 9. NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual 20 .0000000 .94590530 .250 .184 -.250 1.118 .164
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negatif Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Charts
Scatterplot
Dependent Variable: Laba
Regression Studentized Residual
1.5
1.0
0.5
0.0
-0.5
-1.0
-1.5 -1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
Regression Standardized Predicted Value
1.5
2.0
80
Lampiran 10. Analisis Varians Harga Bahan Baku Langsung Analisis Varians Harga Bahan Baku bulan Oktober 2011 Material Price Varians = (Actual Price - Standard Price) Actual Quantity Harga Harga PenyimBahan Kuantitas Varians U/ Satuan Aktual Standar pangan Baku Aktual (Rp) F (Rp) (Rp) (%) Bahan m 36,200 56,000 234 -4,633,200 F 35.36% Refil Bahan m 37,000 56,000 137.5 -2,612,500 F 33.93% Silkinafa Bahan m 44,000 56,000 137.5 -1,650,000 F 21.43% Pasir Bahan m 56,000 56,000 50 F 0.00% Novotel Wedges Kodi 120,000 120,000 50 F 0.00% Kaca Sol (Fiber Lbr 26,000 35,000 85 -765,000 F 25.71% non slip) Tekson Lbr 10,500 12,500 128 -256,000 F 16.00% 1,6 Tekson Lbr 5,900 8,500 85 -221,000 F 30.59% 0.8 Tamsin Kodi 25,000 50,000 14 -350,000 F 50.00% Spon Lbr 9,500 12,000 85 -212,500 F 20.83% 2mm Fariasi m 20,000 20,000 17 F 0.00% (M12) Lem Galon 120,000 120,000 85 F 0.00% Latex Liter 120,000 125,000 21.25 -106,250 F 4.00% Benang Lusin 12,500 15,000 7 -17,500 F 16.67% Label Kodi 2,000 4,000 85 -170,000 F 50.00% Paku Dus 12,000 12,000 17 F 0.00% Kardus unit 31,000 45,000 85 -1,190,000 F 31.11% Analisis Varians Harga Bahan Baku bulan November 2011 Material Price Varians = (Actual Price - Standard Price) Actual Quantity Harga Harga Penyim Bahan Kuantitas Varians U/ Satuan Aktual Standar pangan Baku Aktual (Rp) F (Rp) (Rp) (%) Bahan m 36,200 56,000 234 -4,633,200 F 35.36 Refil Bahan m 37,000 56,000 137.5 -2,612,500 F 33.93 Silkinafa Bahan m 44,000 56,000 165 -1,980,000 F 21.43 Pasir
81 Lanjutan Lampiran 10. Bahan Baku Bahan Novotel Pur Wedges Kaca Hak Hak Bungkus Sol (Fiber non slip) Tekson 1,6 Tekson 0.8 Tamsin Spon 2mm Fariasi (gesper) Fariasi (M12) Lem Latex Benang Label Paku Kardus
Satuan
Harga Aktual (Rp)
Harga Standar (Rp)
Kuantitas Aktual
Varians (Rp)
U/ F
Penyim pangan (%)
m
56,000
56,000
60
-
F
0.00
m
22,000
25,000
35
-105,000
F
12.00
Kodi
120,000
120,000
50
-
F
0.00
Kodi
25,000
36,000
95
-1,045,000
F
30.56
Kodi
22,000
22,000
50
-
F
0.00
Lbr
26,000
35,000
195
-1,755,000
F
25.71
Lbr
10,500
12,500
292.5
-585,000
F
16.00
Lbr
5,900
8,500
195
-507,000
F
30.59
Dus
25,000
50,000
19
-475,000
F
50.00
Lbr
9,500
12,000
195
-487,500
F
20.83
Kodi
6,500
11,000
110
-495,000
F
40.91
m
20,000
20,000
35
-
F
0.00
Galon Liter Lusin Kodi Dus unit
120,000 120,000 12,500 2,000 12,000 31,000
120,000 125,000 15,000 4,000 12,000 45,000
195 48.75 16.5 195 19.5 195
-243,750 -41,250 -390,000 -2,730,000
F F F F F F
0.00 4.00 16.67 50.00 0.00 31.11
Analisis Varians Harga Bahan Baku bulan Desember 2011 Material Price Varians = (Actual Price - Standard Price) Actual Quantity Bahan Baku Bahan Refil Bahan Silkinafa Bahan Pasir Bahan Novotel
Satuan
Harga Aktual (Rp)
Harga Standar (Rp)
Kuantitas Aktual
Varians (Rp)
U/ F
Penyimpangan (%)
m
36,200
56,000
330
-6,534,000
F
35.36
m
37,000
56,000
137.5
-2,612,500
F
33.93
m
44,000
56,000
192.5
-2,310,000
F
21.43
m
56,000
56,000
70
-
F
0.00
82 Lanjutan Lampiran 10. Bahan Baku Pur Wedges Kaca Hak Hak Bungkus Sol (Fiber non slip) Tekson 1,6 Tekson 0.8 Tamsin Spon 2mm Fariasi (gesper) Fariasi (M12) Lem Latex Benang Label Paku Kardus
m
Harga Aktual (Rp) 22,000
Harga Kuantitas Standar Aktual (Rp) 25,000 70
-210,000
F
Penyimpangan (%) 12.00
Kodi
120,000
120,000
50
-
F
0.00
Kodi
25,000
36,000
105
-1,155,000
F
30.56
Kodi
22,000
22,000
50
-
F
0.00
Lbr
26,000
35,000
230
-2,070,000
F
25.71
Lbr
10,500
12,500
360
-720,000
F
16.00
Lbr
5,900
8,500
195
-507,000
F
30.59
Dus
25,000
50,000
28
-700,000
F
50.00
Lbr
9,500
12,000
230
-575,000
F
20.83
Satuan
Varians (Rp)
U/ F
Kodi
6,500
11,000
120
-540,000
F
40.91
m
20,000
20,000
45.6
-
F
0.00
Galon galon Lusin Kodi Dus unit
120,000 120,000 12,500 2,000 12,000 31,000
120,000 125,000 15,000 4,000 12,000 45,000
230 57.5 19 195 46 230
-287,500 -47,500 -390,000 -3,220,000
F F F F F F
0.00 4.00 16.67 50.00 0.00 31.11
Analisis Varians Harga Bahan Baku bulan Januari 2012 Material Price Varians = (Actual Price - Standard Price) Actual Quantity Bahan Baku Bahan Refil Bahan Silkinafa Bahan Pasir Bahan Novotel Pur
Satuan
Harga Aktual (Rp)
Harga Standar (Rp)
Kuantitas Aktual
Varians (Rp)
U/ F
Penyim pangan (%)
m
35000
56000
233.75 -4908750
F
38
m
44000
56000
137.50 -1650000
F
21
m
44000
56000
165.00 -1980000
F
21
m m
56000 25000
56000 25000
F F
0 0
60.00 0 35.00 0
83 Lanjutan Lampiran 10. Bahan Baku Wedges Kaca Hak Hak Bungkus Sol (Fiber non slip) Tekson 1,6 Tekson 0.8 Tamsin Spon 2mm Fariasi (gesper) Fariasi (M12) Lem Latex Benang Label Paku Kardus
Satuan
Harga Aktual (Rp)
Harga Standar (Rp)
Kuantitas Aktual
Varians (Rp)
U/ F
Penyim pangan (%)
Kodi Kodi
120000 25000
120000 36000
50.00 0 95.00 -1045000
F F
0 31
Kodi
25000
22000
50.00 150000
U
-14
Lbr
24500
35000
195.00 -2047500
F
30
Lbr
10500
12500
292.50 -585000
F
16
Lbr Dus
5900 25000
8500 50000
195.00 -507000 19.00 -475000
F F
31 50
Lbr
9500
12000
195.00 -487500
F
21
Kodi
11000
11000
110.00 0
F
0
m Galon Galon Lusin Kodi Dus unit
20000 120000 100000 12800 2000 12000 31000
20000 120000 125000 15000 4000 12000 45000
34.75 195.00 48.75 17.00 195.00 19.50 195.00
F F F F F F F
0 0 20 15 50 0 31
0 0 -1218750 -37400 -390000 0 -2730000
Analisis Varians Harga Bahan Baku bulan Februari 2012 Material Price Varians = (Actual Price - Standard Price) Actual Quantity Bahan Baku Bahan Refil Bahan Silkinafa Bahan Pasir Bahan Novotel Pur Wedges Kaca
Satuan
Harga Aktual (Rp)
Harga Standar (Rp)
Kuantitas Aktual
Varians (Rp)
U /F
Penyimpangan (%)
m
35000
56000
233.75
-4908750
F
38
m
44000
56000
137.50
-1650000
F
21
m
44000
56000
165.00
-1980000
F
21
m
56000
56000
60.00
0
F
0
m
25000
25000
35.00
0
F
0
Kodi
120000
120000
50.00
0
F
0
84 Lanjutan Lampiran 10. Bahan Baku Hak Hak Bungkus Sol (Fiber non slip) Tekson 1,6 Tekson 0.8 Tamsin Spon 2mm Fariasi (gesper) Fariasi (M12) Lem Latex Benang Label Paku Kardus
Kodi
Harga Aktual (Rp) 25000
Harga Kuantitas Standar Aktual (Rp) 36000 95.00
-1045000
F
Penyim pangan (%) 31
Kodi
25000
22000
50.00
150000
U
-14
Lbr
24500
35000
195.00
-2047500
F
30
Lbr
10500
12500
292.50
-585000
F
16
Lbr
5900
8500
195.00
-507000
F
31
Dus
25000
50000
19.00
-475000
F
50
Lbr
9500
12000
195.00
-487500
F
21
Kodi
11000
11000
110.00
0
F
0
m
20000
20000
34.75
0
F
0
Galon Galon Lusin Kodi Dus unit
120000 100000 12500 2000 12000 31000
120000 125000 15000 4000 12000 45000
195.00 48.75 17.00 195.00 19.50 195.00
0 -1218750 -42500 -390000 0 -2730000
F F F F F F
0 20 17 50 0 31
Satuan
Varians (Rp)
U /F
Analisis Varians Harga Bahan Baku bulan Maret 2012 Material Price Varians = (Actual Price - Standard Price) Actual Quantity Bahan Baku Bahan Refil Hak Bungku s Sol (Fiber non slip) Tekson 1,6 Tekson 0.8
Satuan
Harga Aktual (Rp)
Harga Standar (Rp)
Kuantitas Aktual
Varians (Rp)
U Penyimpangan /F (%)
m
35000
56000
50.00
1050000
F
38
Kodi
25000
22000
50.00
150000
U
-14
Lbr
24500
35000
50.00
-525000
F
30
Lbr
10500
12500
75.00
-150000
F
16
Lbr
5900
8500
50.00
-130000
F
31
85 Lanjutan Lampiran 10. Bahan Baku Tamsin Spon 2mm Fariasi (gesper) Lem Latex Benang Label Paku Kardus
Dus
Harga Aktual (Rp) 25000
Harga Kuantitas Varians Standar Aktual (Rp) (Rp) 50000 10.00 -250000
F
50
Lbr
9500
12000
50.00
-125000
F
21
Kodi
11000
11000
50.00
0
F
0
Galon galon Lusin Kodi Dus unit
120000 100000 12500 2000 12000 31000
120000 125000 15000 4000 12000 45000
50.00 12.50 4.00 50.00 10.00 50.00
0 -312500 -10000 -100000 0 -700000
F F F F F F
0 20 17 50 0 31
Satuan
U Penyimpangan /F (%)
86
Lampiran 11. Analisis Varians Kuantitas Bahan Baku Langsung Analisis Varians Kuantitas Bahan Baku bulan Oktober 2011 Material Usage Varians = (Actual Quantity - Standard Quantity) Actual Price Bahan Baku Bahan Refil Bahan Silkinafa Bahan Pasir Bahan Novotel Wedges Kaca Sol (Fiber non slip) Tekson 1,6 Tekson 0.8 Tamsin Spon 2mm Fariasi (M12) Lem Latex Benang Label Paku Kardus
Satua n
Harga Aktual
Kuantitas Standar
Kuantita s Aktual
Varians
U/ F
Penyimpangan
m
36200
233.75
234
9050
U
-0.11%
m
37000
137.5
137.5
0
F
0.00%
m
44000
137.5
137.5
0
F
0.00%
m
56000
50
50
0
F
0.00%
Kodi
120000
50
50
0
F
0.00%
Lbr
26000
85
85
0
F
0.00%
Lbr
10500
127.5
127.5
0
F
0.00%
Lbr
5900
85
85
0
F
0.00%
Kodi
25000
14
14
0
F
0.00%
Lbr
9500
85
85
0
F
0.00%
m
20000
17
17
0
F
0.00%
Galon Liter Lusin Kodi Dus Kodi
120000 120000 12500 2000 12000 31000
85 21.25 7.08 85 17 85
85 21.5 7 85 17 85
0 30000 -1042 0 0 0
F U F F F F
0.00% -1.18% 1.18% 0.00% 0.00% 0.00%
Analisis Varians Kuantitas Bahan Baku bulan November 2011 Material Usage Varians = (Actual Quantity - Standard Quantity) Actual Price Bahan Baku Bahan Refil Bahan Silkinafa Bahan Pasir
Satuan
Harga Aktual
m
36200
m m
Kuantitas Standar
Kuantitas Aktual
Varians
U/ F
Penyim pangan
233.75
234
9050
U
-0.11%
37000
137.5
137.5
0
F
0.00%
44000
165
165
0
F
0.00%
87 Lanjutan Lampiran 11. Bahan Baku Bahan Novotel Pur Wedges Kaca Hak Hak Bungkus Sol (Fiber non slip) Tekson 1,6 Tekson 0.8 Tamsin Spon 2mm Fariasi (gesper) Fariasi (M12) Lem Latex Benang Label Paku Kardus
Satuan
Harga Aktual
m
56000
m
Kuantitas Standar
Kuantitas Aktual
Varians
U/ F
Penyimpangan
60
60
0
F
0.00%
22000
35
35
0
F
0.00%
Kodi
120000
50
50
0
F
0.00%
Kodi
25000
95
95
0
F
0.00%
Kodi
22000
50
50
0
F
0.00%
Lbr
26000
195
195
0
F
0.00%
Lbr
10500
292.5
292.5
0
F
0.00%
Lbr
5900
195
195
0
F
0.00%
Dus
25000
19
19
0
F
0.00%
Lbr
9500
195
195
0
F
0.00%
Kodi
6500
110
110
0
F
0.00%
m
20000
34.75
35
5000
U
-0.72%
Galon Liter Lusin Kodi Dus Kodi
120000 120000 12500 2000 12000 31000
195 48.75 16.25 195 19.5 195
195 49 16.5 195 19.5 195
0 30000 3125 0 0 0
F U U F F F
0.00% -0.51% -1.54% 0.00% 0.00% 0.00%
Analisis Varians Kuantitas Bahan Baku bulan Desember 2011 Material Usage Varians = (Actual Quantity - Standard Quantity) Actual Price Bahan Harga Kuantitas Kuantitas U/ Penyim Satuan Varians Baku Aktual Standar Aktual F pangan Bahan m 36200 330 330 0 F 0.00% Refil Bahan m 37000 137.5 137.5 0 F 0.00% Silkinafa Bahan m 44000 192.5 192.5 0 F 0.00% Pasir Bahan m 56000 70 70 0 F 0.00% Novotel Pur m 22000 70 70 0 F 0.00% Wedges Kodi 120000 50 50 0 F 0.00% Kaca
88 Lanjutan Lampiran 11. Bahan Baku Hak Hak Bungkus Sol (Fiber non slip) Tekson 1,6 Tekson 0.8 Tamsin Spon 2mm Fariasi (gesper) Fariasi (M12) Lem Latex Benang Label Paku Kardus
Kodi
Harga Aktual 25000
Kuantitas Standar 105
Kuantitas Varians Aktual 105 0
U/ F F
Penyim pangan 0.00%
Kodi
22000
50
50
0
F
0.00%
Lbr
26000
230
230
0
F
0.00%
Lbr
10500
360
360
0
F
0.00%
Lbr
5900
195
195
0
F
0.00%
Dus
25000
28
28
0
F
0.00%
Lbr
9500
230
230
0
F
0.00%
Kodi
6500
120
120
0
F
0.00%
m
20000
45.6
45.6
0
F
0.00%
Galon Galon Lusin Kodi Dus Kodi
120000 120000 12500 2000 12000 31000
230 57.5 19.17 195 46 230
230 57.5 19 195 46 230
0 0 -2083 0 0 0
F F F F F F
0.00% 0.00% 0.87% 0.00% 0.00% 0.00%
Satuan
Analisis Varians Kuantitas Bahan Baku Bulan Januari 2012 Material Usage Varians = (Actual Quantity - Standard Quantity) Actual Price Bahan Baku Bahan Refil Bahan Silkinafa Bahan Pasir Bahan Novotel Pur Wedges Kaca Hak Hak Bungkus
Satuan
Harga Aktual
Kuantitas Standar
Kuantitas Aktual
Varians
U/ F
Penyim pangan
m
35000
233.75
234
8750
U
-0.11%
m
44000
137.5
137.5
0
F
0.00%
m
44000
165
165
0
F
0.00%
m
56000
60
60
0
F
0.00%
m
25000
35
35
0
F
0.00%
Kodi
120000
50
50
0
F
0.00%
Kodi
25000
95
95
0
F
0.00%
Kodi
25000
50
50
0
F
0.00%
89 Lanjutan Lampiran 11. Bahan Baku Sol (Fiber non slip) Tekson 1,6 Tekson 0.8 Tamsin Spon 2mm Fariasi (gesper) Fariasi (M12) Lem Latex Benang Label Paku Kardus
Satuan
Harga Aktual
Kuantitas Standar
Kuantitas Aktual
Varians
U/ F
Penyim pangan
Lbr
24500
195
195
0
F
0.00%
Lbr
10500
292.5
292.5
0
F
0.00%
Lbr
5900
195
195
0
F
0.00%
Dus
25000
19
19
0
F
0.00%
Lbr
9500
195
195
0
F
0.00%
Kodi
11000
110
110
0
F
0.00%
m
20000
34.75
35
5000
U
-0.72%
Galon Galon Lusin Kodi Dus Kodi
120000 100000 12500 2000 12000 31000
195 48.75 16.25 195 19.5 195
195 49 16.5 195 19.5 195
0 25000 3125 0 0 0
F U U F F F
0.00% -0.51% -1.54% 0.00% 0.00% 0.00%
Analisis Varians Kuantitas Bahan Baku Bulan Februari 2012 Material Usage Varians = (Actual Quantity - Standard Quantity) Actual Price Bahan Baku Bahan Refil Bahan Silkinafa Bahan Pasir Bahan Novotel Pur Wedges Kaca Hak Hak Bungkus Sol (Fiber non slip)
Satuan
Harga Aktual
Kuantitas Standar
Kuantitas Aktual
Varians
U/ F
Penyim pangan
m
35000
233.75
234
8750
U
-0.11%
m
44000
137.5
137.5
0
F
0.00%
m
44000
165
165
0
F
0.00%
m
56000
60
60
0
F
0.00%
m
25000
35
35
0
F
0.00%
Kodi
120000
50
50
0
F
0.00%
Kodi
25000
95
95
0
F
0.00%
Kodi
25000
50
50
0
F
0.00%
Lbr
24500
195
195
0
F
0.00%
90 Lanjutan Lampiran 11. Bahan Baku Tekson 1,6 Tekson 0.8 Tamsin Spon 2mm Fariasi (gesper) Fariasi (M12) Lem Latex Benang Label Paku Kardus
Satuan
Harga Aktual
Kuantitas Standar
Kuantitas Aktual
Varians
U/ F
Penyim pangan
Lbr
10500
292.5
292.5
0
F
0.00%
Lbr
5900
195
195
0
F
0.00%
Dus
25000
19
19
0
F
0.00%
Lbr
9500
195
195
0
F
0.00%
Kodi
11000
110
110
0
F
0.00%
m
20000
34.75
35
5000
U
-0.72%
Galon 120000 195 195 0 F 0.00% Galon 100000 48.75 49 25000 U -0.51% Lusin 12500 16.25 16.5 3125 U -1.54% Kodi 2000 195 195 0 F 0.00% Dus 12000 19.5 19.5 0 F 0.00% Kodi 31000 195 195 0 F 0.00% Analisis Varians Kuantitas Bahan Baku Bulan Maret 2012 Material Usage Varians = (Actual Quantity - Standard Quantity) Actual Price Bahan Harga Kuantitas Kuantitas U Penyim Satuan Varians Baku Aktual Standar Aktual /F pangan Bahan m 35000 50 50 0 F 0.00% Refil Hak Kodi 25000 50 50 0 F 0.00% Bungkus Sol (Fiber Lbr 24500 50 50 0 F 0.00% non slip) Tekson Lbr 10500 75 75 0 F 0.00% 1,6 Tekson Lbr 5900 50 50 0 F 0.00% 0.8 Tamsin Dus 25000 10 10 0 F 0.00% Spon Lbr 9500 50 50 0 F 0.00% 2mm Fariasi Kodi 11000 50 50 0 F 0.00% (gesper) Lem Galon 120000 50 50 0 F 0.00% Latex Galon 100000 12.5 12.5 0 F 0.00% Benang Lusin 800 4.17 4 -133.33 F 4.00% Label Kodi 2000 50 50 0 F 0.00% Paku Dus 12000 10 10 0 F 0.00% Kardus Kodi 31000 50 50 0 F 0.00%
91
Lampiran 12. Analisis Varians Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Analisis Varians Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Labour Rate Variance = (Actual Rate - Standard Rate) Standard Hour
Periode 22 Okt 2011 29 Okt 2011 05 Nov2011 12 Nov 2011 19 Nov 2011 26 Nov 2011 03 Des 2011 10 Des 2011 17 Des 2011 24 Des 2011 31 Des 2011 07 Jan 2012 14 Jan 2012 21 Jan 2012 28 Jan 2012 04 Feb 2012 11 Feb 2012 18 Feb 2012 25 Feb 2012 03 Mar2012
Model Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan
Tarif Aktual (Rp) 5650
Tarif Standar (Rp) 5650
Jam Standar
Varians
U/ F
Penyimpangan
1.75
0
F
0%
6250
6250
1.75
0
F
0%
6000
6000
1.94
0
F
0%
5500 5650
5500 5650
1.75 1.75
0 0
F F
0% 0%
6250
6250
1.75
0
F
0%
6000
6000
1.94
0
F
0%
5500 5650
5500 5650
1.75 1.75
0 0
F F
0% 0%
6250
6250
1.75
0
F
0%
6000
6000
1.94
0
F
0%
5500 5650
5500 5650
1.75 1.75
0 0
F F
0% 0%
6250
6250
1.75
0
F
0%
6000
6000
1.94
0
F
0%
5500 5650
5500 5650
1.75 1.75
0 0
F F
0% 0%
6250
6250
1.75
0
F
0%
6000
6000
1.94
0
F
0%
5500
5500
1.75
0
F
0%
92
Lampiran 13. Analisis Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung Analisis Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung Labour Efficiency Variance = (Actual Hour - Standard Hour) Standard Rate
Periode 22 Okt 2011 29 Okt 2011 05 Nov2011 12 Nov 2011 19 Nov 2011 26 Nov 2011 03 Des 2011 10 Des 2011 17 Des 2011 24 Des 2011 31 Des 2011 07 Jan 2012 14 Jan 2012 21 Jan 2012 28 Jan 2012 04 Feb 2012 11 Feb 2012 18 Feb 2012 25 Feb 2012 03 Mar2012
Model Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan
Tarif Jam Jam Standar Standar Aktual (Rp) 5650 1.75 1.4 6250
1.75
6000
U/F
Penyim pangan
-1977.5
F
20%
1.4
-2187.5
F
20%
1.94
1.5
-2666.7
F
23%
5500 5650
1.75 1.75
1.4 1.4
-1925 -1977.5
F F
20% 20%
6250
1.75
1.4
-2187.5
F
20%
6000
1.94
1.5
-2666.7
F
23%
5500 5650
1.75 1.75
1.4 1.4
-1925 -1977.5
F F
20% 20%
6250
1.75
1.4
-2187.5
F
20%
6000
1.94
1.5
-2666.7
F
23%
5500 5650
1.75 1.75
1.4 1.4
-1925 -1977.5
F F
20% 20%
6250
1.75
1.4
-2187.5
F
20%
6000
1.94
1.5
-2666.7
F
23%
5500 5650
1.75 1.75
1.4 1.4
-1925 -1977.5
F F
20% 20%
6250
1.75
1.4
-2187.5
F
20%
6000
1.94
1.5
-2666.7
F
23%
5500
1.75
1.4
-1925
F
20%
Varians
93
Lampiran 14. Analisis Varians Pengeluaran Overhead Tetap Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Tetap untuk Air Periode 22 Okt 2011 29 Okt 2011 05 Nov2011 12 Nov 2011 19 Nov 2011 26 Nov 2011 03 Des 2011 10 Des 2011 17 Des 2011 24 Des 2011 31 Des 2011 07 Jan 2012 14 Jan 2012 21 Jan 2012 28 Jan 2012 04 Feb 2012 11 Feb 2012 18 Feb 2012 25 Feb 2012 03 Mar2012
BOP Tetap Standar (Rp) 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500
BOP Tetap Aktual (Rp) 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500 17500
VTOT (Rp) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
U/F
Penyimpangan
F F F F F F F F F F F F F F F F F F F F
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Tetap untuk Makan
Periode 22 Okt 2011 29 Okt 2011 05 Nov2011 12 Nov 2011 19 Nov 2011 26 Nov 2011 03 Des 2011 10 Des 2011 17 Des 2011 24 Des 2011 31 Des 2011
BOP Tetap Standar (Rp) 450000 450000 450000 450000 450000 450000 450000 450000 450000 450000 450000
BOP Tetap Aktual (Rp) 450000 450000 450000 450000 450000 450000 450000 450000 450000 450000 450000
VTOT (Rp) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
U/F
Penyimpangan
F F F F F F F F F F F
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
94 Lanjutan Lampiran 14. Periode 07 Jan 2012 14 Jan 2012 21 Jan 2012 28 Jan 2012 04 Feb 2012 11 Feb 2012 18 Feb 2012 25 Feb 2012 03 Mar2012
BOP Tetap Standar (Rp) 450000 450000 450000 450000 450000 450000 450000 450000 450000
BOP Tetap Aktual (Rp) 450000 450000 450000 450000 450000 450000 450000 450000 450000
VTOT (Rp) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
U/F
Penyimpangan
F F F F F F F F F
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Tetap untuk Penyusutan
Periode 22 Okt 2011 29 Okt 2011 05 Nov 2011 12 Nov 2011 19 Nov 2011 26 Nov 2011 03 Des 2011 10 Des 2011 17 Des 2011 24 Des 2011 31 Des 2011 07 Jan 2012 14 Jan 2012 21 Jan 2012 28 Jan 2012 04 Feb 2012 11 Feb 2012 18 Feb 2012 25 Feb 2012 03 Mar 2012
BOP Tetap Standar (Rp) 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146
BOP Tetap Aktual (Rp) 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146 352146
VTOT (Rp) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
U/F
Penyimpangan
F F F F F F F F F F F F F F F F F F F F
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
95 Lanjutan Lampiran 14. Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Tetap untuk Pengawas
Periode 22 Okt 2011 29 Okt 2011 05 Nov2011 12 Nov 2011 19 Nov 2011 26 Nov 2011 03 Des 2011 10 Des 2011 17 Des 2011 24 Des 2011 31 Des 2011 07 Jan 2012 14 Jan 2012 21 Jan 2012 28 Jan 2012 04 Feb 2012 11 Feb 2012 18 Feb 2012 25 Feb 2012 03 Mar2012
BOP Tetap Standar (Rp) 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000
BOP Tetap Aktual (Rp) 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000
VTOT (Rp) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
U/F
Penyimpangan
F F F F F F F F F F F F F F F F F F F F
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Lampiran 15. Analisis Varians Pengeluaran Overhead Variabel Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel untuk Listrik
Periode 22 Okt 2011 29 Okt 2011 05 Nov2011 12 Nov 2011 19 Nov 2011 26 Nov 2011 03 Des 2011 10 Des 2011 17 Des 2011
BOP Variabel Standar (Rp) 13700 13700 12330 13700 13700 13700 12330 13700 13700
BOP Variabel Aktual (Rp) 13700 13700 12330 13700 13700 13700 12330 13700 13700
Jam TKL Aktual
Varians (Rp)
U/ F
Penyimpangan
1.4 1.4 1.5 1.4 1.4 1.4 1.5 1.4 1.4
0 0 0 0 0 0 0 0 0
F F F F F F F F F
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
96 Lanjutan Lampiran 15.
Periode 24 Des 2011 31 Des 2011 07 Jan 2012 14 Jan 2012 21 Jan 2012 28 Jan 2012 04 Feb 2012 11 Feb 2012 18 Feb 2012 25 Feb 2012 03 Mar2012
BOP Variabel Standar (Rp) 13700 12330 13700 13700 13700 12330 13700 13700 13700 12330 13700
BOP Variabel Aktual (Rp) 13700 12330 13700 13700 13700 12330 13700 13700 13700 12330 13700
Jam TKL Aktual
Varians (Rp)
U/ F
Penyimpangan
1.4 1.5 1.4 1.4 1.4 1.5 1.4 1.4 1.4 1.5 1.4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F F F F F F F F F F F
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel untuk Transportasi
Periode 22 Okt 2011 29 Okt 2011 05 Nov2011 12 Nov 2011 19 Nov 2011 26 Nov 2011 03 Des 2011 10 Des 2011 17 Des 2011 24 Des 2011 31 Des 2011 07 Jan 2012 14 Jan 2012 21 Jan 2012 28 Jan 2012 04 Feb 2012 11 Feb 2012 18 Feb 2012 25 Feb 2012 03 Mar2012
BOP Variabel Standar (Rp) 175000 175000 157500 175000 175000 175000 157500 175000 175000 175000 157500 175000 175000 175000 157500 175000 175000 175000 157500 175000
BOP Variabel Aktual (Rp) 175000 175000 157500 175000 175000 175000 157500 175000 175000 175000 157500 175000 175000 175000 157500 175000 175000 175000 157500 175000
Jam TKL Aktual
Varians (Rp)
U/ F
Penyimpangan
1.4 1.4 1.5 1.4 1.4 1.4 1.5 1.4 1.4 1.4 1.5 1.4 1.4 1.4 1.5 1.4 1.4 1.4 1.5 1.4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F F F F F F F F F F F F F F F F F F F F
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
97 Lanjutan Lampiran 15. Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel untuk Minyak Tanah
Periode 22 Okt 2011 29 Okt 2011 05 Nov2011 12 Nov 2011 19 Nov 2011 26 Nov 2011 03 Des 2011 10 Des 2011 17 Des 2011 24 Des 2011 31 Des 2011 07 Jan 2012 14 Jan 2012 21 Jan 2012 28 Jan 2012 04 Feb 2012 11 Feb 2012 18 Feb 2012 25 Feb 2012 03 Mar2012
BOP Variabel Standar (Rp) 287500 287500 258750 287500 287500 287500 258750 287500 287500 287500 258750 287500 287500 287500 258750 287500 287500 287500 258750 287500
BOP Variabel Aktual (Rp) 287500 287500 258750 287500 287500 287500 258750 287500 287500 287500 258750 287500 287500 287500 258750 287500 287500 287500 258750 287500
Jam TKL Aktual
Varians (Rp)
U /F
Penyimpangan
1.4 1.4 1.5 1.4 1.4 1.4 1.5 1.4 1.4 1.4 1.5 1.4 1.4 1.4 1.5 1.4 1.4 1.4 1.5 1.4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F F F F F F F F F F F F F F F F F F F F
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Lampiran 16.Analisis Varians Efisiensi Overhead Variabel Analisis Varians Efisiensi Biaya Overhead Variabel untuk Listrik Overhead Efficiency Variance = (Actual Hour - Standard Hour) Standard Rate
Periode 22 Okt 2011 29 Okt 2011 05 Nov2011 12 Nov 2011 19 Nov 2011
Model Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir
Tarif Aktual (Rp) 13700
Jam Standar
Jam Aktual
Varians (Rp)
U/ F
Penyim pangan
1.75
1.4
-4795
F
20%
13700
1.75
1.4
-4795
F
20%
12330
1.94
1.5
-5480
F
23%
13700 13700
1.75 1.75
1.4 1.4
-4795 -4795
F F
20% 20%
98 Lanjutan Lampiran 16.
Periode 26 Nov 2011 03 Des 2011 10 Des 2011 17 Des 2011 24 Des 2011 31 Des 2011 07 Jan 2012 14 Jan 2012 21 Jan 2012 28 Jan 2012 04 Feb 2012 11 Feb 2012 18 Feb 2012 25 Feb 2012 03 Mar2012
Model Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan
Tarif Aktual (Rp)
Jam Standar
Jam Aktual
Varians (Rp)
U/ F
Penyim pangan
13700
1.75
1.4
-4795
F
20%
12330
1.94
1.5
-5480
F
23%
13700 13700
1.75 1.75
1.4 1.4
-4795 -4795
F F
20% 20%
13700
1.75
1.4
-4795
F
20%
12330
1.94
1.5
-5480
F
23%
13700 13700
1.75 1.75
1.4 1.4
-4795 -4795
F F
20% 20%
13700
1.75
1.4
-4795
F
20%
12330
1.94
1.5
-5480
F
23%
13700 13700
1.75 1.75
1.4 1.4
-4795 -4795
F F
20% 20%
13700
1.75
1.4
-4795
F
20%
12330
1.94
1.5
-5480
F
23%
13700
1.75
1.4
-4795
F
20%
Analisis Varians Efisiensi Biaya Overhead Variabel untuk Tranportasi Overhead Efficiency Variance = (Actual Hour - Standard Hour) Standard Rate
Periode 22 Okt 2011 29 Okt 2011 05 Nov2011 12 Nov 2011 19 Nov 2011 26 Nov 2011 03 Des 2011 10 Des 2011 17 Des 2011
Model Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir
Tarif Aktual (Rp) 175000
Jam Standar
Jam Aktual
Varians (Rp)
U/ F
Penyim pangan
1.75
1.4
-61250
F
20%
175000
1.75
1.4
-61250
F
20%
157500
1.94
1.5
-70000
F
23%
175000 175000
1.75 1.75
1.4 1.4
-61250 -61250
F F
20% 20%
175000
1.75
1.4
-61250
F
20%
157500
1.94
1.5
-70000
F
23%
175000 175000
1.75 1.75
1.4 1.4
-61250 -61250
F F
20% 20%
99 Lanjutan Lampiran 16.
Periode 24 Des 2011 31 Des 2011 07 Jan 2012 14 Jan 2012 21 Jan 2012 28 Jan 2012 04 Feb 2012 11 Feb 2012 18 Feb 2012 25 Feb 2012 03 Mar2012
Model Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan
Tarif Aktual (Rp)
Jam Standar
Jam Aktual
Varians (Rp)
U/ F
Penyim pangan
175000
1.75
1.4
-61250
F
20%
157500
1.94
1.5
-70000
F
23%
175000 175000
1.75 1.75
1.4 1.4
-61250 -61250
F F
20% 20%
175000
1.75
1.4
-61250
F
20%
157500
1.94
1.5
-70000
F
23%
175000 175000
1.75 1.75
1.4 1.4
-61250 -61250
F F
20% 20%
175000
1.75
1.4
-61250
F
20%
157500
1.94
1.5
-70000
F
23%
175000
1.75
1.4
-61250
F
20%
Analisis Varians Efisiensi Biaya Overhead Variabel untuk Minyak Tanah Overhead Efficiency Variance = (Actual Hour - Standard Hour) Standard Rate
Periode 22 Okt 2011 29 Okt 2011 05 Nov2011 12 Nov 2011 19 Nov 2011 26 Nov 2011 03 Des 2011 10 Des 2011 17 Des 2011 24 Des 2011 31 Des 2011 07 Jan 2012
Model Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan
Tarif Aktual (Rp) 287500
1.75
287500
Jam Standar
Jam Aktual
Varians (Rp)
U/F
Penyim pangan
1.4
-100625
F
20%
1.75
1.4
-100625
F
20%
258750
1.94
1.5
-115000
F
23%
287500 287500
1.75 1.75
1.4 1.4
-100625 -100625
F F
20% 20%
287500
1.75
1.4
-100625
F
20%
258750
1.94
1.5
-115000
F
23%
287500 287500
1.75 1.75
1.4 1.4
-100625 -100625
F F
20% 20%
287500
1.75
1.4
-100625
F
20%
258750
1.94
1.5
-115000
F
23%
287500
1.75
1.4
-100625
F
20%
100 Lanjutan Lampiran 16.
Periode 14 Jan 2012 21 Jan 2012 28 Jan 2012 04 Feb 2012 11 Feb 2012 18 Feb 2012 25 Feb 2012 03 Mar2012
Model Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan Pasir Wedges Kaca Double Bensole Sampan
Tarif Aktual (Rp) 287500
1.75
287500
Jam Standar
Jam Aktual
Varians (Rp)
U/F
Penyim pangan
1.4
-100625
F
20%
1.75
1.4
-100625
F
20%
258750
1.94
1.5
-115000
F
23%
287500 287500
1.75 1.75
1.4 1.4
-100625 -100625
F F
20% 20%
287500
1.75
1.4
-100625
F
20%
258750
1.94
1.5
-115000
F
23%
287500
1.75
1.4
-100625
F
20%
101
Lampiran 17. Gambar Empat Model Sepatu Produksi UKM Maju Bersama 4.
Model Sampan
5. Model Double Bensole
102 Lanjutan Lampiran 17. 6. Model High Heel Pasir
7. Model Wedges Kaca