JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 10 No. 2, Oktober 2010 : 121 - 130
Pengaruh Biaya Standar Terhadap Pengendalian Biaya Produksi Studi Kasus Pada PT ITP, Tbk Oleh * Edison dan Untung Sapta * Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor
ABSTRACT All companies have activities which are different each other in operation, but they have the same target, that is how the company can operate and grow continuously to meet the company’s goal. Cost has an important role to the activities of the company. Production cost embraces: basic commodities expense, direct labours expense, and factory overhead expense. Thereby, it’s needed an adequate control towards productions cost in order to increase efficiency. An effective way to do control of production cost can be made based on standard cost. Standard cost constitutes cost determined previously to produce certain product unit before processing. In relation to cost control, standard cost concept forms data as analysis matter to find out the difference between actual cost and standard cost. In the implementation, it can be used variant analysis method to know margin degree during processing. Based on that comparison, it will be yielded variant or margin of production cost, either productive margin or negative margin. Then, non-profitable margin will be analyzed by the management to improve or revise the standard cost. Key words: the influence of standard cost; production cost control.
PENDAHULUAN Mempertahankan kontinuitas perusahaan merupakan permasalahan intern yang dihadapi perusahaan. Kontinuitas perusahaan akan terjamin bila perusahaan mampu menghasilkan laba memadai. Oleh karena itu perlu adanya manajemen yang baik untuk mencapai laba yang optimal dan meningkatkan produktivitas dengan memanfaatkan dan mengelola faktorfaktor produksi seoptimal mungkin sehingga didapat hasil yang efektif dan efisien. Oleh sebab itu guna mencapai biaya produksi yang efektif dan efisien maka diperlukan suatu pengendalian biaya yang akan
dikeluarkan. Pengendalian biaya memerlukan standar, Biaya sebagai dasar yang dipakai sebagai tolak ukur ini adalah biaya standar. Biaya standar merupakan alat yang penting didalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah biaya standar ditentukan maka selanjutnya dilakukan perbandinganperbandingan periodik antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dengan maksud untuk mengukur pelaksanaan dan mengkoreksi biaya-biaya, sehingga pada akhirnya akan menghasilkan selisih atau varian. Varian adalah perbedaan yang terjadi akibat perbandingan antara biaya sesungguhnya
EDISON dan SAPTA, Pengaruh Biaya Standar Terhadap Pengendalian Biaya Produksi
dengan biaya standar. Apabila perusahaan mengalami kerugian hal ini di sebabkan karena biaya aktual lebih besar dari biaya standar. Sedangkan apabila perusahaan mengalami keuntungan hal ini sebaliknya yaitu jika biaya aktual lebih kecil dari biaya standar. Pada umumnya pengendalian biaya produksi dilakukan dengan cara membandingkan antara biaya yang dikorbankan masih dalam batas-batas kewajaran atau tidak. Penyimpangan yang terjadi harus diketahui dengan cepat dan dianalisa agar dapat diambil tindakan seefektif mungkin, penentuan biaya standar serta analisis biaya dari fungsi akuntansi biaya adalah untuk pengendalian biaya. Pengendalian biaya produksi dengan menggunakan sistem biaya standar merupakan salah satu metode atau cara yang sangat penting dalam kegiatan suatu perusahaan manufaktur. Sebagaimana diketahui biaya produksi meliputi beberapa komponen biaya yaitu, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Biaya-biaya standar untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik memberikan cara paling efektif untuk menetapkan berapa penentuan dimuka suatu biaya, sehingga dengan ditetapkannya biaya standar maka manajemen dapat mengendalikan dan merencanakan biaya produksi secara efektif.
METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di PT. ITP Tbk yang berlokasi di Jalan Raya Citeureup-Bogor, Jawa Barat. Waktu penelitian dilakukan bulan Mei sampai dengan Juni 2009. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang telah berlangsung pada saat terjadi penelitian dan memeriksa sebab atau gejala yang terjadi di perusahaan. Dalam menentukan jenis dan sumber data penulis memilih data kualitatif dan data kuantitatif. Adapun jenis data yang penulis peroleh berupa : (1) Data Primer; dan (2) Data Sekunder. Adapun sumber dan informasi dalam pengumpulan data adalah : (1) Studi 122
Kepustakaan; dan (2) Studi Lapangan yang terdiri dari : (a) Observasi Lapangan dan (b) Wawancara. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, maksudnya penulis mengumpulkan data dan informasi yang berhubungan dengan penelitian ini dan menyederhanakannya, untuk mengetahui adanya penyimpanganpenyimpangan yang terjadi antara anggaran yang telah ditetapkan dengan hasil yang sebenarnya. Adapun metode yang digunakan adalah metode analisa varian (selisih), untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam kaitannya dengan pengendalian biaya produksi. Analisa varians yang penulis lakukan meliputi : (1) Analisa Selisih Bahan Baku yang terdiri dari : (a) Selisih Kuantitas dan (b) Selisih Harga; (2) Analisa Selisih Tenaga Kerja Langsung yang terdiri dari: (a) Selisih Efisiensi dan (b) Selisih Tarif Upah; (3) Analisa Selisih Biaya Overhead Pabrik
HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Produksi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah perusahaan manufaktur yang memiliki aktifitas utamanya mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang berorientasi pada laba dan kualitas dari produk yang dihasilkan. PT ITP Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan semen. Pada pembahasan kali ini penulis akan memberikan pembatasan masalah, yaitu yang akan penulis bahas adalah mengenai divisi Paper Bag Division (PBD) di PT. ITP Tbk, yaitu divisi pembuatan kantong semen pada PT ITP Tbk. Proses produksi pada oleh divisi PBD pada PT ITP Tbk ini adalah make to order karena divisi ini memproduksi kantong berdasarkan permintaan dari plant-plant penghasil semen baik dari PT. ITP Tbk sendiri maupun anak perusahaan mereka yang bergerak dibidang yang sama. Jenis proses produksi yang digunakan pada divisi PBD pada PT ITP Tbk ini adalah Line Process karena pada divisi ini secara umum
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober 2010
dikerjakan secara dua tahap yaitu tahap produk setengah jadi yang menggunakan mesin 12M (Tubber Macchine), untuk menghasilkan kantong semen yang belum ditutup dengan kertas bottom, kemudian dengan konveyor kantong setengah jadi ini dibawa mengunakan konveyor ke mesin selanjutnya untuk dibuat kantong yang siap dipakai. Untuk divisi PBD ini memproduksi dua jenis kantong semen,yaitu Pasted Bag dan Sewn Bag. Produk yang akan penulis bahas adalah produk Pasted Bag dengan kekuatan berat 50 kg atau yang lebih sering disebut dengan Pasted Bag 3 Ply 50 kg. Pasted Bag ini merupakan kantong semen yang bagian bawah kantong merupakan bagian yang di lem, berbeda dengan Sewn Bag yang bagian bawahnya merupakan bagian yang dijahit dan mempunyai cloth. Alur kegiatan produksi dalam mengolah bahan baku menjadi barang jadi pada PT. ITP Tbk disusun sebagai alat untuk memperlancar jalannya proses produksi. Alur tersebut terdiri dari delapan bagian proses produksi yang memiliki tugas yang jelas, antara lain : 1. Bagian Paper Roll Stand Pada bagian ini roll stand untuk meletakkan Roll Kertas yang akan dibuat kantong atau bahan baku utama untuk membuat kantong semen. 2. Bagian Printing Unit Pada tahap ini berfungsi untuk memberikan Chop pada kantong kertas setengah jadi (Tube). 3. Bagian E.P.C (Edge Position Control) Pada bagian ini berfungsi untuk menjaga dan meluruskan posisi kertas dari lapisan kantong bagian luar dan bagian dalam, agar tidak berubah sewaktu lembaran-lembaran kertas kantong dipotong. 4. Bagian Web Draw Unit Pada tahap ini dilakukan untuk memisahkan lembaran kertas dan menjaga tegangan masing-masing lembaran kertas agar tidak berubah sewaktu lembaran kertas kantong dipotong. 5. Bagian Longitudinal Pasting Unit Pada bagian ini untuk memberikan lem pada sisi lembaran kertas kantong yang
akan dipotong menjadi kantong kertas setengah jadi. 6. Bagian Forming Unit Pada tahapan ini dilakukan untuk merubah dari lembaran kantong kertas menjadi bentuk lembaran kantong kertas. 7. Bagian Cutting Unit Pada tahapan ini dilakukan untuk memotong lembaran kantong kertas menjadi kantong kertas setengah jadi (Tube). 8. Bagian Staking Unit Pada bagian ini untuk menumpuk kantong kertas, hasil dari cutting unit sesuai tube yang di inginkan, untuk dikirim ke mesin jahit dengan melalui Belt Conveyor. 9. Bagian Packaging Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses produksi yaitu dengan melakukan pengepakan kantong semen kedalam sebuah box. Jenis Biaya Produksi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengklasifikasikan biaya produksi kedalam tiga elemen biaya produksi, yaitu, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya overhead terdiri dari dua macam biaya yaitu biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya-biaya produksi diatas dikumpulkan untuk dibebankan kepada output yang diidentifikasikan untuk memenuhi dari suatu jenis pesanan konsumen. Biaya Bahan Baku PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengkalkulasikan biaya bahan baku langsung kedalam dua item yaitu, bahan baku utama dan bahan baku pelengkap, kedua item biaya tersebut merupakan bagian satu kesatuan dalam barang jadi yang siap untuk dijual. Ditambah dengan biaya bahan baku penolong, bahan baku ini bukan merupakan bagian integral dari barang jadi yang terjadi pada PT ITP Tbk.
123
EDISON dan SAPTA, Pengaruh Biaya Standar Terhadap Pengendalian Biaya Produksi
Dalam pembuatan kantong semen type Pasted Bag memerlukan beberapa jenis bahan baku langsung antara lain : 1. Bahan baku Utama (Main Material) Bahan baku utama untuk pembuatan kantong semen type “Pasted Bag” antara lain: a. Kraft Paper Brown 70 gram Bahan kertas yang berwarna coklat yang akan dijadikan kantong semen untuk bagian luar. b. Clupack Paper 80 gram Bahan baku kertas yang bahannya seperti karung plastik yang berwarna coklat untuk kantong bagian dalam. c. Sandwich Paper 170 gram Bahan kertas yang digunakan untuk bagian dalam kantong untuk lapisan ketiganya. 2. Bahan Baku Pelengkap (Sub Material) a. Ink Bahan baku yang digunakan untuk memberikan chop pada bagian kantong kertas, yang terdiri dari tiga warna yaitu, merah, biru, dan kuning. b. Glue Bahan baku yang digunakan untuk memberikan lem pada bagian sisi lembaran kertas kantong yang akan dipotong menjadi kantong kertas setengah jadi. c. Poliamid Rope Bahan baku pelengkap berupa benang jahit yang digunakan untuk jenis kantong semen Sewn Bag yang dijahit bagian sisi kantong semen biasanya digunakan untuk pengiriman semen antar pulau. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung yang terdapat pada PT ITP Tbk terdiri dari bagian paper Roll Stand, bagian Printing Unit, bagian E.P.C (Edge Position Control), bagian Web Draw Unit, bagian Longitudinal Pasting Unit, bagian Forming Unit, bagian Cutting Unit, bagian Staking Unit, dan bagian Packaging.
124
Biaya Overhead Pabrik PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengkalkulasikan biaya overhead pabrik kedalam dua jenis golongan biaya yaitu biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel. Adapun pada divisi PBD di PT. ITP Tbk biaya overhead pabrik terdiri dari: 1.
Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. Yang termasuk biaya overhead pabrik tetap pada PT. ITP Tbk yaitu : a. Biaya penyusutan gedung b. Biaya penyusutan mesin produksi c. Biaya pemeliharaan gedung d. Biaya pemeliharaan mesin produksi e. Biaya perbaikan mesin f. Biaya kesehatan karyawan g. Biaya bumi dan bangunan
2.
Biaya Overhead Pabrik Variabel Biaya overhead pabrik variable adalah biaya pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Pada divisi PBD di PT. ITP Tbk biaya overhead pabrik variabel terdiri dari : Biaya listrik, Biaya air, dan Biaya lembur
Penerapan Biaya Produksi Standar pada PT. ITP Tbk Dalam usaha mengendalikan biaya produksi PT. ITP Tbk menerapkan system biaya standar untuk setiap pengolahan produknya. Serta guna menjamin sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan digunakan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau sesuai dengan apa yang seharusnya digunakan. Oleh karena itu PT ITP Tbk menggunakan sistem biaya standar di dalam mengendalikan biaya produksinya. Pengendalian manajerial sangat penting pada semua elemen fungsi fungsi perusahaan. Dalam proses produksi pihak manajemen perlu mengetahui jumlah bahan baku, tenaga kerja langsung, serta biaya overhead pabrik yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk. Sebelum pihak manajemen menetapkan biaya standar pada setiap elemen-elemen biaya produksinya, guna mencari dasar untuk
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober 2010
dijadikan sebagai standar dari biaya-biaya produksi pihak manajemen PT. ITP Tbk menggunakan metode analisis data kinerja historis, pendekatan rekayasa serta ditambah pertimbangan manajemen menyangkut masa depan. Dengan metode tersebut diatas pihak manajemen memilki wawasan yang berharga dengan dapat memprediksikan perilaku biayabiaya yang terjadi dimasa yang akan datang. Akan tetapi pihak manajemen PT. ITP Tbk tidak hanya menganalisa perilaku biaya dengan menggunakan biaya historis saja, tetapi dengan menggunakan tambahan informasi dari harga pasar yang beredar dengan mengambil informasi dari para supplier serta informasi dari dalam perusahaan, misalnya seperti para manager yang akrab dengan kegiatan-kegiatan produksi. Penggunaan biaya standar dalam upaya pengendalian dan perencanaan biaya produksi penting artinya bagi suatu perusahaan manufaktur seperti yang diterapkan oleh PT ITP Tbk, karena dapat memberikan suatu tolak ukur yang lebih baik mengenai prestasi pelaksanaan, memungkinkan penghematan ekonomis, memungkinkan pelaporan yang segera atas informasi pengendalian biaya, serta dapat dijadikan sebagai motivator bagi para tenaga kerja. Penetapan Biaya Produksi Standar pada PT. ITP Tbk Untuk menjalankan kegiatan produksi, peusahaan membutuhkan perhitungan biaya yang tepat, guna menentukan harga pokok pesananya. Biaya standar merupakan faktor yang penting dalam proses pelaksanaan proses produksi pesanan. Dengan menggunakan system biaya standar, bagi perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan dapat menentukan harga pesanannya sebelum proses produksi dilaksanakan serta menggunakan system biaya standar membantu perusahaan dalam perencanaan pengendalian operasi produksi serta memberikan gambaran yang jelas mengenai dampak dari berbagai keputusan manajemen yang pengaruhnya terhadap biaya.
Dalam menetapkan suatu standar yang akan digunakan sebagai acuan bagi perusahaan untuk mengukur prestasi perusahaan, tingkat keluaran produksi memainkan peran penting dalam penentuannya. Dengan demikian standar yang dibuat oleh PT ITP Tbk berkaitan dengan biaya semestinya pada kondisi operasi normal. Penetapan biaya standar pada PT. ITP Tbk mentolelir kerusakan atau no good dengan memberikan kebijakan pengorbanan pada pemakaian bahan baku sebesar 1% pada bahan baku yang akan di produksi. Dalam penetapan biaya standarnya PT. ITP Tbk terlebih dahulu melakukan observasi dan analisa terhadap informasi-informasi yang berkaitan dengan pembuatan suatu standar. Serta dilakukannya pemisahan fungsi produksi, kegiatan produksi, dan biaya produksi sesuai dengan tanggung jawab masing-masing bagian. Penetapan Biaya Bahan Baku Standar Biaya bahan baku standar merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahanbahan yang ada menjadi suatu produk jadi yang siap untuk dijual. Penetapan biaya bahan baku standar oleh manajemen PT. ITP Tbk dengan menganalisa data histories serta ditentukan dari informasi yang didapat dari pihak supplier berupa daftar harga pemasok dan catalog yang tersedia berhubungan dengan kemungkinan adanya perubahan harga-harga bahan baku. Untuk menetapkan kuantitas standar bahan baku perusahaan menganalisis pemakaian standar bahan baku dengan menggunakan rencana-rencana rekayasa yang menyediakan daftar rinci bahan baku yang akan digunakan dalam produksi. Sistem biaya standar memiliki peran yang nyata bagi perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur. Pada PT. ITP Tbk sistem biaya standar membantu perencanaan dan pengendalian biaya produksi. Selain itu pula dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai dampak dan keputusan-keputusan manajerial terhadap biaya dan laba. Tidak hanya itu, biaya standar juga dapat menyederhanakan prosedur penetapan biaya dan mempercepat laporan penyajian biaya. Penetapan Biaya Tenaga Kerja Langsung 125
EDISON dan SAPTA, Pengaruh Biaya Standar Terhadap Pengendalian Biaya Produksi
Dalam penetapan biaya tenaga kerja langsung PT. ITP Tbk menggunkan data historis yang terjadi sebelumnya, dengan memperhitungkan waktu istirahat atau kelonggaran-kelonggaran waktu yang diberikan perusahaan serta tingkat kecepatan kerja untuk menghasilkan sebuah produk. Perusahaan menetapkan upah langsung bedasarkan peraturan pemerintah dengan berdasarkan atas upah minimum regional. Biaya tenaga kerja langsung adalah semua upah karyawan atau produksi harian yang secara langsung berhubungan dengan proses produksi mulai dari bagian roll stand sampai dengan bagian delivery. Penetapan standar tenaga kerja juga melihat kegiatan apa yang dilakukan serta berapa lama waktu yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Penetapan Biaya Overhead Pabrik Pada PT ITP Tbk mengartikan standar overhead pabrik adalah jumlah yang diharapkan untuk terjadi pada tingkat produksi yang diproyeksikan selama periode yang direncanakan. Dalam penetapan biaya overhead pabrik digunakan informasi yang diperoleh dengan menganalisa data historisnya, serta untuk menetapkan standar bahan baku untuk itu pihak manajemen pada divisi PBD di PT. ITP melakukan analisa seperti dalam menetapkan standar bahan baku. Biaya overhead pabrik standar adalah semua biaya produksi diluar biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, yang menjadi biaya overhead pabrik tetap dan variabel. Penetapan Metode Analisis Varian dalam Pengendalian Biaya Produksi Pada dasarnya setiap perusahaan yang menggunakan metode biaya standar dalam perencanaan dan pengendalian biaya produksinya akan melakukan analisa terhadap biaya-biaya yang terjadi sebagai akibat dari selisih standar dan aktual dari biaya produksi. Dengan adanya analisa ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perusahaan dalam pengendalian dan kebijakan di masa yang akan 126
datang, dan sebagai koreksi bagi pihak manajemen perusahaan untuk mencegah atau mempertahankan terjadinya selisih yang tidak menguntungkan. Selain itu pihak manajemen juga dapat menganalisis penyebab terjadinya selisih yang menyimpang baik yang disebabkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan. Perusahaan melakukan penghitungan tersebut untuk mengetahui apakah penerapan sistem biaya standar tersebut di perusahaan PT ITP Tbk sudah berjalan dengan baik atau belum efektif bagi pihak perusahaan. Untuk lebih jelasnya penulis akan menyajikan perbandingan biaya aktual dan biaya standar untuk setiap biaya produksi. Selisih Biaya Bahan Baku Selisih biaya bahan baku merupakan selisih yang timbul dari perbedaan antara biaya baku yang sudah dianggarkan dengan biaya bahan baku sesungguhnya terjadi. Hal ini akan menunjukkan bahwa divisi PBD pada PT. ITP Tbk mengalami kerugian atau keuntungan pada penggunaan biaya bahan baku yang dihitung melalui selisih harga bahan baku dan selisih kuantitas bahan baku. Untuk mengetahui selisih bahan baku, maka perusahaan membandingkan biaya standar dengan biaya sesungguhnya pada bahan baku yang terjadi. Sehingga dari perbandingan tersebut akan timbul selisih yang menunjukkan, bahwa perusahaan telah membeli bahan baku lebih tinggi atau lebih rendah. Untuk perhitungan selisih bahan baku, dapat dihitung melalui dua perhitungan yaitu selisih harga bahan baku dan selisih kuantitas bahan baku. Perhitungan selisih bahan baku dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Selisih Harga Bahan Baku Untuk perhitungan selisih bahan baku dapat dihitung dengan perhitungan selisih harga bahan baku per satuan. Dimana hasil tersebut dikalikan dengan kuantitas yang sesungguhnya, sehingga dari perhitungan tersebut dapat diketahui keuntungan atau kerugian yang di dapat oleh divisi PBD di PT. ITP Tbk. Dari analisa perhitungan selisih biaya bahan baku maka dapat di ketahui bahwa
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober 2010
selisih harga bahan baku pada divisi PBD di PT. ITP Tbk mengalami kondisi menguntungkan. Hal ini disebabkan karena harga bahan baku yang sesungguhnya terjadi berada di bawah harga standar, sehingga perusahaan dapat mencover harga pasar yang terjadi. Selisih harga bahan baku itu sendiri cenderung dipengaruhi oleh kekuatan eksternal, sehingga manajemen perusahaan mempunyai pengendalian cukup sederhana terhadap penentuan harga bahan baku yang terjadi dan dapat dikatakan bahan selisih harga yang terjadi cukup baik bagi perusahaan itu sendiri.
Selisih tarif tenaga kerja langsung adalah perbedaan antara tarif aktual dengan tarif sesungguhnya dikalikan jumlah jam kerja sesungguhnya atau aktual dalam satu periode proses produksi, dimana proses produksi pada divisi PBD di PT. ITP terdiri dari sembilan bagian produksi yang secara sistematis dapat di hitung dengan rumus. Setelah melihat analisa yang terjadi pada selisih tarif tenaga kerja pada bagian produksi, biaya tenaga kerja standar dengan biaya tenaga kerja aktual sama besarnya. Maka dengan demikian analisis selisih tarif upah langsung tidak terdapat selisih.
2. Selisih Kuantitas Bahan Baku Merupakan selisih yang timbul karena pemakaian bahan baku yang lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan kuantitas standar di dalam pengolahan produk kantong semen pada divisi PBD di PT. ITP Tbk. Dari perhitungan tersebut maka untuk selisih kuantitas bahan baku mengalami keuntungan karena kuantitas yang sesungguhnya terjadi lebih kecil dari yang dianggarkan. Untuk selisih kuantitas bahan baku untuk produk jenis 3 Ply 50 kg secara keseluruhan telah sesuai dengan apa yang telah pihak manajemen perusahaan perbolehkan dan meskipun terdapat selisih kuantitas yang dikatakan tidak menguntungkan dan tidak terjadi selisih karena kuantitas pemakaiannya sama dengan kuantitas standarnya.
2.
Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung Untuk mengendalikan biaya tenaga kerja langsung dan dalam rangka mengukur prestasi pelaksanaan yang sebenarnya terhadap tolak ukur atau standar yang telah ditetapkan manajemen PT ITP Tbk serta untuk melakukan tindak lanjut terhadap alasan terjadinya penyimpangan maka perlu dilakukan analisis atas biaya tenaga kerja langsung. Dengan demikian perusahaan akan dapat mengetahui selisih yang akan nampak dengan membandingkan antara biaya sesungguhnya (aktual) dan biaya standar tenaga kerja langsung selama periode tertentu. 1.
Selisih Tarif Tenaga Kerja Langsung
Selisih Efisiensi Upah Langsung Efisiensi upah langsung merupakan selisih yang timbul karena waktu yang di gunakan dalam proses produksi selama satu periode akuntansi. Dari perhitungan secara keseluruhan terdapat selisih yang menguntungkan meskipun ada bagian yang tidak menguntungkan yaitu bagian Roll Stand di karenakan jumlah jam kerja aktual lebih besar dari jumlah jam standar. Dari perhitungan selisih biaya tenaga kerja langsung yang terjadi di PT ITP Tbk di peroleh hasil untuk selisih upah tenaga kerja dengan tiga kondisi yang terjadi yaitu menguntungkan untuk bagian Printing, EPC, Web Draw, Longitudinal, Packaging, dan Delivery, merugikan untuk bagian mesin Roll Stand), dan kondisi yang seimbang untuk bagian Forming, dan bagian Cutting). Untuk kondisi yang menguntungkan disebabkan karena upah yang sesungguhnya terjadi berada di bawah biaya standar, selisih upah cenderung dipengaruhi oleh kekuatan eksternal perusahaan dimana manajemen hanya terbatas dalam penguasaannya, berarti dalam hal ini perusahaan sudah cukup baik untuk dapat mempertahankan kekuatan eksternal perusahaan meskipun belum seluruh bagian yang berhasil. Untuk kondisi yang merugikan terjadi karena upah jam kerja yang sesungguhnya lebih besar dari upah jam kerja standar, sehingga membuat perusahaan mengalami kerugian dalam upah tenaga kerja. Dan untuk kondisi yang seimbang dikarenakan upah tenaga kerja sesungguhnya sama dengan upah tenaga kerja standar, sehingga hal 127
EDISON dan SAPTA, Pengaruh Biaya Standar Terhadap Pengendalian Biaya Produksi
tersebut membawa kondisi yang seimbang bagi perusahaan. Selisih Biaya Overhead Pabrik Analisis biaya overhead pabrik dipengaruhi oleh kapasitas standar, karena biaya overhead pabrik merupakan biaya tidak langsung, maka PT. ITP menggolongkan biaya tersebut ke dalam dua kelompok yaitu biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel. Dari analisa biaya overhead pabrik pada PT. ITP Tbk dari penghitungan dengan menggunakan metode tiga selisih maka dapat di simpulkan bahwa dalam pengeluaran BOP perusahaan mengalami kondisi yang cukup baik, karena untuk selisih pengeluaran perusahaan mengalami keuntungan, hal ini di sebabkan karena BOP yang sesungguhnya terjadi lebih kecil dari BOP standar. Sehingga dapat di katakana bahwa manajer perusahaan dapat berhasil mengatur pengeluaran biaya overhead pabrik. Untuk selisih kapasitas perusahaan sama dengan selisih pengeluaran yaitu mengalami keuntungan karena kapasitas yang sesungguhnya terjadi lebih kecil dari kapasitas yang di standarkan. Dalam hal ini berarti manajemen berhasil mengolah kapasitas sesuai dengan keperluan perusahaan, dan untuk selisih efisiensi perusahaan ada dalam kondisi yang menguntungkan, karena nilai biaya overhead pabrik sesungguhnya sama lebih kecil dari yang di anggarkan oleh perusahaan. Pengaruh Biaya Standar Pengendalian Biaya Produksi
Terhadap
Sistem biaya standar merupakan alat yang penting di dalam menilai efisiensi biaya produksi selama proses produksi berlangsung. Jika biaya standar produksi ditetapkan secara realistis hal ini akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan secara efektif dan efisien, karena para pelaku pekerjaan telah mengetahui bagaimana pekerjaan dapat dilaksanakan dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tesebut dapat diselesaikan dengan hasil yang baik bagi perusahaan. Di dalam penggunaan biaya produksi standar, pihak manajemen PT ITP Tbk harus 128
dapat mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah biaya produksi, ketenaga kerjaan dan bagian-bagian lain yang secara langsung maupun tidak langsung yang memiliki hubungan dengan penetapan biaya produksi. Dengan adanya metode biaya standar maka diharapkan dapat mengendalikan biaya produksi. Tujuan pengendalian biaya produksi adalah untuk mengetahui perkembangan dan keadaan atas biaya produksi selama proses produksi berlangsung, sehingga dapat menilai apakah pemakaian biaya produksi telah dilakukan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Serta untuk mengetahui besarnya biaya produksi dari produk yang dihasilkan. Dalam pengendalian biaya produksi PT ITP Tbk mempunyai tujuan untuk membantu manajemen didalam melaksanakan produksinya dengan penggunaan biaya sekecil mungkin berdasarkan pada biaya produksi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan dilaksanakan secara rutin dan terpadu, dalam arti pengendalian dilaksanakan secara berkala dengan adanya kerja sama yang baik antar departemen yang berada didalam perusahaan, yang berhubungan langsung dengan masalah mengenai biaya produksi. Pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk itu sendiri selisih yang terjadi adalah sebagai berikut : 1. Untuk selisih biaya bahan baku mengalami keuntungan sebesar Rp 2.570.750 2. Untuk selisih biaya tenaga kerja langsung mengalami keuntungan sebesar Rp 177.500, dan 3. Untuk selisih biaya overhead pabrik mengalami keutungan sebesar Rp 2.584.195 Efisiensi biaya produksi dapat dicapai jika adanya kedua informasi antara biaya standard an biaya sesungguhnya yang terjadi (aktual) untuk setiap biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,dan biaya overhead pabrik, sehingga manajemen dapat melakukan perbandingan. Dengan diketahuinya selisih tersebut manajemen akan mengambil tindakan terhadap penyimpangan yang terjadi dan diambil langkah perbaikan serta koreksi oleh manajemen. Penyimpangan biaya produksi
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober 2010
sesungguhnya dari biaya standar akan menghasilkan analisis varian. PT ITP Tbk telah menetapkan metode biaya standar, maka dari penetapan tersebut dapat di evaluasi bahwa penetapan biaya standar dapat membantu perusahaan dalam melakukan pengendalian biaya produksi, dan juga dapat mempengaruhi manajemen dalam mengambil keputusan atas kebijakan perusahaan. Selain itu salah satu faktor yang terpenting bagi keberhasilan perusahaan selain bisa mengendalikan biaya yaitu terciptanya hubungan yang baik antar pihak manajemen dengan pihak terkait, dalam menentukan sistem biaya standar kerja yang baik bagi perusahaan.
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang diuraikan, maka penulis menyimpulkan permasalahan yang terjadi pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada produk pesanan kantong semen jenis 3Ply 50 kg adalah sebagai berikut : 1. Dalam rangka mengendalikan biaya produksi PT ITP Tbk menggunakan system biaya standar produksi. Penggunaan sistem biaya standar tersebut bertujuan agar pihak manajemen mengetahui apakah sumber-sumber daya yang di miliki oleh perusahaan digunakan dengan semestinya. 2. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam pembuatan biaya standarnya menggunakan metode analisis data kinerja historis dengan pendekatan rekayasa serta menyangkut pertimbangan manajemen untuk masa yang akan datang. 3. Untuk menetapkan biaya standar yang akan dipakai guna mengukur prestasi dari proses produksi, PT ITP Tbk membagi biaya standar produksi ke dalam tiga golongan biaya antara lain : a. Biaya Bahan Baku Untuk menetapkan biaya standar harga bahan baku perusahaan menganalisis data historis untuk produk yang di produksi pada masa yang lalu, serta dalam menetapkan standar kuantitas dari pemakaian bahan baku perusahaan menggunakan
b.
c.
4.
5.
daftar rinci bahan baku yang dibutuhkan dalam memproduksi sebuah produk. Biaya Tenaga Kerja Langsung Penetapan standar biaya tenaga kerja langsung dengan memperhitungkan waktu istirahat atau kelonggarankelonggaran waktu yang diberikan perusahaan serta tingkat kecepatan kerja untuk menghasilkan sebuah produk. Perusahaan menetapkan upah langsung berdasarkan atas upah minimum regional. Biaya Overhead Pabrik Penetapan biaya overhead pabrik dengan menggunakan data overhead yang terjadi pada bulan sebelumnya.
Sistem biaya standar yang ditetapkan oleh PT ITP Tbk berpengaruh terhadap harga pokok produksi, dimana biaya bahan baku langsung terdapat selisih yang menguntungkan yang berakibat mengurangi dari HPP yang distandarkan. Begitu pula pada biaya tenaga kerja langsung dimana terjadi selisih yang menguntungkan maka akan mengurangi HPP yang telah distandarkan. Sama halnya dengan biaya overhead pabrik yang memiliki keuntungan, dimana selisih ini akan mengurangi biaya overhead pabrik pada HPP yang sudah distandarkan. Pengendalian yang dilakukan oleh PT ITP Tbk sebagai akibat penggunaan sistem biaya standar untuk pengendalian biaya bahan baku dapat dikatakan efektif dan terjadi efisiensi dalam pemakaian bahan baku. Untuk pengendalian biaya tenaga kerja langsung sama halnya dengan pengendalian biaya bahan baku yaitu memiliki keuntungan dan dapat di katakana efektif dan efisien. Serta untuk pengendalian biaya overhead pabrik sistem biaya standar dapat dinilai efektif untuk pengendalian biaya overhead pabrik.
DAFTAR PUSTAKA Armanto Witjaksono. 2006. Akuntansi Biaya. Edisi 1. Graha Ilmu. Yogyakarta. 129
EDISON dan SAPTA, Pengaruh Biaya Standar Terhadap Pengendalian Biaya Produksi
Atkinson, banker and Kaplain. 2001. Management Accounting. Salemba Empat. Jakarta
Garrison, Ray H. and Eric W. Noreen. 2000. Managerial Accounting. Edisi 9. McGrawHill.USA.
Blocher, Edward J., Kung H. Chen, Gary Cokins dan Thomas W. Lin. 2007. Manajemen Biaya. Salemba Empat. Jakarta.
Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. 2000. Cost Management. Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta.
Carter, William K. and Milton F. Usry. 2002. Cost Accounting. Edisi 13. Thomson Learning Custom Publishing. Singapore. Carter, William K. dan Milton F. Usry. 2004. Akuntansi Biaya. Penerjemah : Krista. Buku 1. Edisi 1. Salemba Empat. Jakarta. Carter, William K. dan Milton F. Usry. 2005. Akuntansi Biaya. Penerjemah : Krista. Buku 2. Edisi 13. Salemba Empat. Jakarta. Carter, William K. dan Milton F. Usry. 2006. Akuntansi Biaya. Penerjemah : Krista. Edisi 1. Salemba Empat. Jakarta. Charles T. Horngren, Srikant M. Datar dan Gearge Foster. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi 11. Gramedia. Jakarta.
130
Ikatan Akuntansi Indonesia. 1996. Standar Akuntansi keuangan, Salemba. Jakarta. Mahfud Sholihin. 2004. Akuntansi Manajemen. Edisi 2004/2005. Yogyakarta. Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Salemba Empat. Jakarta. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta. Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi 5, Aditya Media. Yogyakarta.. Simamora, Henry. 2000. Akuntansi : Basis Pengambilan Keputusan bisnis. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Supriyono. 2000. Akuntansi Biaya : Perencanaan Pengendalian biaya Serta Pembuatan Keputusan. Buku 2. Edisi 2. BPFEYogyakarta. Supriyono. 2001. Akuntansi Manajemen 3 : Proses Pengendalian Manajemen. BPFE-Yogyakarta