KEPUTUSAN GO PUBLIC PT BANK PANIN SYARIAH TBK : PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: SISKA PUSPITASARI NIM: 1112046100162
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
KEPUTUSAN
σθ
PttLIC PT BANK PANIN SYARIAH TBK:
PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
C)lch i
SISKA PUSPITASARI NIIV1 1112046100162
Pembimbing
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAPISTUDI
ⅣIUAMALAT(EKONOPIIIISLAⅣ
l)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUPII UNIVERSITASISLAⅣ I NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH ‐
JAKARTA 1437H/2016
ⅣI
LEMBAR PENGESAIIAN
Skripsi berjudul "Keputusan Go Public PT Bank Panin Syariah Tbk Pendekatan Analytic Network Process" yang
:
ditulis oleh Siska Puspitasari, NIM
11t2046100162, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
(Jtr\)
Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jwnat, 23
September 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Syariah).
Jakarta,
C)ktober 2016
Mengesahkan,
NIP.196912161996031001
Panitia Sidang 1.
:A.M Hasan Ali.M.A. NIP.197512012005011005
Ketua
2. Sekretaris
:Dr.Abdlttrad Lc.,]Ⅵ .A. NIP。
3. Pembimbing
197312152005011002
:Dr.Euis Amalia M.Ag.
NIP.197107011998032002 4. Penguji
I
:Dr.Hendra Kholid.M.A. NIP.197411272001121002
5. Penguji
tr
:L.Ela Patriana.MoM..AAAIJ.
NIP.196905282008012010
LEⅣIBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa
:
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2.
Sernua sumber yang saya gunakan dalam penulisan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
di
ini telah
saya cantumkan
Universitas Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta. 3.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku
Of$
di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah
Jakarta.
J
akarta, 23 Septemb er 2016
Siska Puspitasari
lV
ABSTRACT Siska Puspitasari. 1112046100162. The Go Public Desicion of PT Bank Panin Syariah Tbk: Analytic Network Process Approach. Concentration of Islamic Banking, Muamalat Department (Islamic Economics), Faculty of Sharia and Law, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. The problem that Islamic Bank’s has now is not be separated from the problem of capital. Without sufficient capital Islamic banks will not be able to expand or enhance the wider range of services especially for upgrading infrastructure, improving the quality of technology, product innovation, or an increase in resources. In order to strengthen the capital and business scale and efficiency of Islamic banking, OJK has designed a program priority as a strategic move to support the development of Islamic banks. One of them is encourage Islamic banking to be go public or Initial Public Offering (IPO). But unfortunately until now there is only one of Islamic banking that have official listing on the Exchange, that is PT Bank PaninSyariah Tbk. This research aims to 1) analyze the benefits, costs, opportunity, and risk from the decision of go public that taken by Bank Panin Syariah, and 2) to determine an alternative strategy to decide of go public in Islamic banks depends on consideration BOCR (benefits, opportunity, cost, risk ). The data that used are primary data obtained through literature studies, in-depth interview and questionnaires by respondents to assess benefits, costs, opportunity, and risk as well as the formulation of strategies in the decision of go public to Islamic banking. This study uses Analytic Network Process (ANP) research methods with Benefit, Opportunity, Cost, and Risk (BOCR) network.The result showed depends on priority, the decision of go public is more benefits and opportunities for Islamic banks compared with the costs and risks of the decision of go public, with a priority value following benefits (35.43%), opportunities (28.35%), cost (16 , 65%), and risk (19.57%). While the order of priority of the strategy to go public on the basis of the calculation BOCR, then the result is: 1) branding, 2) the quality of the profession and institutions, 3) improvement of GCG, 4) the timing of the IPO, 5) an increase in assets and liabilities, 6) increase in profit, 7 ) strengthening the structure of the company, 8) an increase in the size of the company, 9) determination of the number of shares outstanding.
Keyword
: Islamic Bank, Go Public, ANP-BOCR
Supervisor : Dr. Euis Amalia, M.Ag. Bibliography : 2005 - 2015
v
ABSTRAK Siska Puspitasari. 1112046100162. Keputusan Go Public PT Bank Panin Syariah : Pendekatan Analytic Network Process. Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Permasalahan yang dihadapi Bank Syariah saat ini tidak lepas dari masalah permodalan. Tanpa permodalan yang cukup bank syariah tidak akan mampu melakukan ekspansi atau meningkatkan jangkauan layanan yang lebih luas apalagi untuk peningkatan infrastruktur, peningkatan kualitas tekhnologi, inovasi produk, ataupun peningkatan sumber daya. Dalam rangka memperkuat permodalan dan skala usaha serta efisiensi perbankan syariah, OJK telah merancang program prioritas sebagai langkah strategis untuk mendukung perkembangan bank syariah. Salah satunya adalah dengan mendorong perbankan syariah untuk melakukan go public atau Initial Public Offering (IPO). Namun yang disayangkan adalah sampai sekarang ini hanya ada satu perbankan syariah yang resmi listing di Bursa, yaitu PT Bank Panin Syariah Tbk. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis benefit, cost, opportunity, dan risk dari keputusan go public yang diambil oleh Bank Panin Syariah, dan 2) menentukan alternatif strategi dalam memutuskan go public pada bank syariah berdasarkan pertimbangan BOCR (benefit, opportunity, cost, risk). Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui studi literatur, indepth interview dan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui benefit, cost, opportunity, dan risk serta perumusan strategi dalam pengambilan keputusan go public perbankan syariah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Analytic Network Process (ANP) dengan jaringan Benefit, Opportunity, Cost, dan Risk (BOCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, berdasarkan nilai prioritas keputusan go public lebih memberikan manfaat dan peluang bagi bank syariah dibandingkan dengan biaya dan risiko dari keputusan go public, dengan nilai prioritas sebagai berikut manfaat (35,43%), peluang (28,35%), biaya (16,65%), dan risiko (19,57%). Kedua, berdasarkan urutan prioritas strategi go public dengan berdasarkan perhitungan BOCR, maka dihasilkan sebagai berikut: 1) branding, 2) kualitas profesi dan lembaga, 3) perbaikan GCG, 4) timing IPO, 5) peningkatan aset dan liability, 6) peningkatan laba, 7) penguatan struktur perusahaan, 8) peningkatan ukuran perusahaan, 9) penentuan jumlah saham beredar.
Kata Kunci
: Bank Syariah, Go Public, ANP-BOCR
Pembimbing : Dr. Euis Amalia, M. Ag. Daftar Pustaka : Tahun 2005 s.d 2015
vi
KATA PENGANTAR س ِم هللاِ ال َر ْح َم ِن ال َر ِح ْي ِم ْ ِب Assalammualaikum Wr.Wb. Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat, dan kasih sayang-Nya, penulis mendapatkan kelancaran dan kemudahan dalam menuntaskan skripsi ini yang berjudul “Keputusan Go Public PT Bank Panin Syariah Tbk : Pendekatan Analytic Network Process” sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa shalawat serta salam yang selalu mengiringi rasa syukur, penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan paling sempurna dalam sikap dan tutur katanya. Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidaklah mudah dan tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Berkat dorongan dan motivasi dari merekalah yang akhirnya mengantarkan penulis kepada penyelesaian skripsi yang sangat baik. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini dan dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak A.M Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, Lc, MA sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa memberikan arahan dan semangat serta yang dengan sabar telah
vii
membantu proses pengajuan judul penelitian hingga tahap akhir penyelesaian skripsi. 3. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan masukan, arahan dan dorongan kepada penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Bapak Prof. Ahmad Rodhoni, MM dan Dr. Ir. H. Roikhan Muhammad Azis, MM selaku Dosen FEB UIN Jakarta yang telah meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian serta memberikan arahan dan masukan dalam menyelesaikan tugas ini. 5. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan FEB UIN Jakarta yang telah meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian. 6. Bapak Dr. Aries Muftie selaku Komisaris Utama PT Bank Panin Syariah yang telah meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan membantu penulis dalam menyelesaikan proses penelitian terkait go public bank syariah. 7. Bapak Aam Slamet Rusydiana dan Ibu Abrista Devi selaku fasilitator di Smart Consulting yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pengolahan data penelitian. 8. Segenap Dosen dan Staf Akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan tambahan ilmu kepada penulis.
viii
9. Kedua orang tua tercinta, Bapak Nana Herdiyana dan Nur Syaripah serta adik tersayang Alya Hafidzah yang telah banyak memberikan semangat, inspirasi, saran, doa dan dukungan baik secara moril maupun materil bagi penulis. 10. Someone special in my heart, Hasbi Siraj yang selalu ada dan senantiasa menemani serta memberikan perhatian yang begitu besar untuk penulis agar terus semangat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 11. Keluarga Ideologis, C.O.I.N.S merupakan lembaga kajian keilmuan yang selama ini menjadi tempat penulis berdiskusi dan belajar serta mengembangkan diri. Khususnya Maya, Peni, Tofik, Tendi, Nuke, Dwiki, Novian, Reza. 12. Kawan-kawan Perbankan Syariah D 2012 yang selama empat tahun ini berjuang bersama dalam mewujudkan cita-cita. Khususnya Heny, Atun, Hanim, dan Achi. 13. Keluarga besar Generasi Baru Indonesia (GenBI) UIN Jakarta, HMI Komfaksy, HMPS Muamalat, Q-Pro Academy, KKN PERKASA yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk terus belajar dan mengembangkan diri. 14. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, namun tidak mengurangi rasa terima kasih. Jakarta, 29 Juni 2016
Siska Puspitasari
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv ABSTRACT ........................................................................................................... v ABSTRAK ............................................................................................................ vi KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang................................................................................................ 1 B. Permasalahan .................................................................................................. 7 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .................................................................... 10 D. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 11 E. Kerangka Penelitian ...................................................................................... 14 F. Sistematika Penulisan.................................................................................... 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 17 A. Landasan Teori ............................................................................................. 17 B. BOCR (Benefit, Opportunity, Cost, Risk) Go Public.................................... 37 C. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 52
x
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 57 A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 57 B. Teknik Pengumpulan Sampel ....................................................................... 57 D. Metode Analisis Data ................................................................................... 58 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 69 A. Kondisi Umum PT Bank Panin Syariah Tbk ............................................... 69 B. Identifikasi Benefit, Opportunity, Cost, Dan Risk Keputusan Go Public ..... 72 C. Analisis Hasil ANP Atas Go Public ............................................................. 74 BAB V PENUTUP ............................................................................................... 94 A. Kesimpulan ................................................................................................... 94 B. Rekomendasi ................................................................................................. 95 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ..................................19 Tabel 2.2 Perbedaan Perusahaan Go Public dan Perusahaan Tidak Go Public .......30 Tabel 2.3 Data Benefit, Cost, Opportunity, Risk dan Alternatif Solusi Hasil Studi Literatur .................................................................................................................50 Tabel 2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu .............................................................55 Tabel 3.1 Daftar Responden Penelitian ..................................................................58 Tabel 3.2 Definisi Skala Penilaian dan Skala Numerik ..........................................63 Tabel 3.3 Contoh Struktur Masalah Sederhana Intransitivitas ...............................66 Tabel. 4.1 Komposisi Kepemilikan Saham Bank Panin Syariah ............................71 Tabel 4.2 Hasil ANP atas Keputusan Go Public .....................................................74 Tabel 4.3 Bobot Alternatif Strategi Go Public ........................................................91 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Prioritas Strategi Go Public .......................................91
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Periode 2008-2015 ...................1 Gambar 1.2 Pangsa Pasar Perbankan Syariah ......................................................... 3 Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran ...........................................................................13 Gambar 1.4 Kerangka Penelitian ...........................................................................15 Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan ..........................................................32 Gambar 2.3 Proses Penawaran Umum Saham .......................................................36 Gambar 3.1 Perbedaan Hierarki dan Jaringan ........................................................60 Gambar 4.1 Pertumbuhan Aset Bank Panin Syariah Tahun 2013 – 2015 ...............70 Gambar 4.2 Pertumbuhan DPK dan Pembiayaan Bank Panin Syariah Tahun 2013 – 2015 ....................................................................................................................70 Gambar 4.3 Model ANP Keputusan Go Public ......................................................73 Gambar 4.4 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Benefit Go Public ....................78 Gambar 4.5 Aspek Manfaat Go Public ...................................................................79 Gambar 4.6 Aspek Manfaat Pasar ..........................................................................79 Gambar 4.7 Aspek Manfaat Finansial ....................................................................79 Gambar 4.8 Aspek Manfaat Tak Berwujud ...........................................................79 Gambar 4.9 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Peluang Go Public .................81 Gambar 4.10 Aspek Peluang Go Public .................................................................82 Gambar 4.11 Aspek Peluang Finansial ..................................................................82 Gambar 4.12 Aspek Peluang Pasar ........................................................................82 Gambar 4.13 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Biaya Go Public .................. 84 Gambar 4.14 Aspek Biaya Go Public .....................................................................84
xiii
Gambar 4.15 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Risiko Go Public ..................86 Gambar 4.16 Aspek Risiko Go Public ....................................................................87 Gambar 4.17 Aspek Risiko Pasar ...........................................................................87 Gambar 4.18 Aspek Risiko Finansial .....................................................................87 Gambar 4.19 Aspek Risiko Manajemen .................................................................87 Gambar 4.20 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Strategi Go Public .................90 Gambar 4.21 Hasil Prioritas Strategi Go Public Pendekatan BOCR ......................92
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I
: Kuesioner Penelitian
Lampiran II
: Tampilan Model ANP dalam software Super Desicion
Lampiran III : Tabel Hasil Pengolahan Data
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan Syariah di Indonesia selama lebih dari dua dekade ini telah menunjukkan laju pertumbuhan yang cukup bervariasi namun tetap dalam kondisi baik. Dalam dekade terakhir perbankan syariah terus mengalami pertumbuhan yang positif dan cukup menggembirakan. Gambar 1.1 Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Periode 2008-2015
Sumber : ojk.go.id
Berdasarkan grafik diatas, terlihat pertumbuhan asset perbankan syariah terus meningkat dari tahun 2008 sampai 2015. Dimana jumlah asset perbankan syariah secara gabungan tercatat sebesar Rp 272,38 triliun pada Mei 20151 atau meningkat sebesar 10,17 persen dari tahun sebelumnya. Dan jika dirata-ratakan peningkatan perbankan syariah selama 10 tahun terakhir sebesar 33,2 persen2.
1 Tim Otoritas Jasa Keuangan , “Statististik Perbankan Syariah (SPS) Mei 2015, Tabel Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah”, h. 18. 2 Tim Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), “Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019”, 2015, h. 01.
1
2
Namun di tengah pertumbuhan positif perbankan syariah, ternyata terjadi perlambatan pertumbuhan aset dalam perkembangan di tiga tahun terakhir sehingga pada akhir tahun 2014 hanya tercatat pertumbuhan sebesar 12 persen. Perlambatan pertumbuhan ini
disebabkan oleh kondisi
perekonomian nasional yang sedang menurun, dimana Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2015 hanya mencapai 4,71 persen secara tahunan (yoy), sedangkan pada kuartal I 2014 telah mencapai 5,21 persen. Menurunnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia merupakan dampak dari melemahnya perekonomian di China, dimana ekonomi China menurun dari 7,4 persen menjadi 7 persen3. Lesunya perekonomian global menjadi salah satu indikator perlambatan ekonomi Indonesia yang kemudian akhirnya secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada pertumbuhan perbankan syariah. Salah satunya adalah menurunnya tingkat rasio kecukupan modal (car adequacy ratio) perbankan syariah. Data statistik perbankan syariah mencatat jumlah CAR perbankan syariah hanya sebesar 14,29 persen, menurun jika dibandingkan dengan Mei 2014 yang mencapai 16,85 persen. Tetapi catatan CAR pada Mei 2015 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan awal tahun yang sempat anjlok hingga 13,75 persen. Namun, kondisi CAR sebesar 14,29 persen masih cukup baik untuk menilai kesehatan perbankan syariah.
3 Septian Deny, “Perbankan Syariah Ikut Terdampak Perlambatan Ekonomi”, Artikel diakses pada pada 5 Oktober 2015, dari : http://bisnis.liputan6.com/read/2243325/perbankansyariah-ikut-terdampak-perlambatan-ekonomi
3
Selain itu, dampak perlambatan pertumbuhan perbankan syariah yang terjadi pada tahun 2014 dirasakan oleh bank syariah yang berada di daerah Banten. Dimana pertumbuhan aset perbankan syariah disana mengalami penurunan pada kuartal II tahun 2014 menjadi 4,15 persen dibanding pertumbuhan pada kuartal II tahun 2013 sebesar 8,21 persen4. Ternyata jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas adalah muslim tidak menjamin perkembangan keuangan syariah dapat bergerak cepat. Hal ini dibuktikan dari pangsa pasar perbankan syariah yang hanya bergerak di bawah angka 5 persen. Bahkan di tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup drastis hingga mencapai 3,70 persen, bahkan lebih rendah jika dibandingkan pada tahun 2013 yang mencapai angka 4,80 persen. Gambar 1.2 Pangsa Pasar Perbankan Syariah
Sumber : Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
Ada tiga kemungkinan yang menjadi alasan mengapa pangsa pasar bank syariah sangat kecil di Indonesia, yaitu : 1) Kurangnya kesadaran muslim tentang pentingnya bank syariah; 2) Infrastruktur dan kualitas bank syariah
4
Stagnan, Industri Perbankan Syariah di Banten, Artikel diakses pada 7 Oktober 2015 dari : http://www.beritamoneter.com/stagnan-industri-perbankan-syariah-di-banten/
4
secara signifikan kurang dari perbankan konvensional; 3) Bank konvensional memiliki keunggulan non teknis dibandingkan bank syariah5. Kemudian masih banyak lagi masalah-masalah yang dihadapi oleh perbankan syariah di Indonesia yang saat ini menjadi perhatian khusus para stakeholder. Masalah-masalah ini terangkum dalam Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015 – 2019, diantaranya adalah 1) belum selarasnya visi dan masih kurangnya koordinasi antar pemerintah dan otoritas dalam pengembangan perbankan syariah, 2) modal yang belum memadai, skala industri dan individual bank yang masih kecil serta efisiensi yang masih rendah, 3) biaya dana yang mahal yang berdampak pada keterbatasan segmen pembiayaan, 4) produk yang masih kurang variatif dan pelayanan yang belum sesuai ekspektasi masyarakat, 5) kuantitas dan kualitas SDM yang belum memadai serta TI yang belum dapat mendukung pengembangan produk dan layanan, 6) pemahaman dan kesadaran masyarakat yang masih rendah, dan 7) pengaturan dan pengawasan yang masih belum optimal. Melihat permasalahan yang dihadapi oleh perbankan syariah, maka dibutuhkan sebuah strategi yang dapat memenuhi visi pengembangan perbankan syariah nasional yang dipaparkan dalam Roadmap Perbakan Syariah Indonesia 2015-2019 dan dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni :
Sebastian Herman, “Negara Mayoritas Muslim, Pangsa Pasar Bank Syariah Kenapa Rendah?”, Paper FREKS III 2015 Kategori Muda, h. 5 5
5
“Mewujudkan perbankan syariah yang berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan dan stabilitas sistem keuangan serta berdaya saing tinggi.” Sebagaimana yang ditawarkan oleh otoritas terkait keputusan dalam mewujudkan visi pengembangan perbankan syariah, salah satunya adalah dengan memperkuat permodalan dan skala usaha serta efisiensi. permodalan
merupakan
bagian
yang
terpenting
dalam
Tentu
mendukung
perkembangan bank syariah di Indonesia. Tanpa permodalan yang cukup bank syariah tidak akan mampu melakukan ekspansi atau meningkatkan jangkauan layanan yang lebih luas. Apalagi untuk peningkatan infrastruktur, peningkatan kualitas tekhnologi, inovasi produk, ataupun peningkatan sumber daya manusianya pasti membutuhkan modal yang tidak sedikit. Dalam rangka memperkuat permodalan perbankan syariah, OJK telah merancang program-program prioritas untuk mendukung terlaksananya keputusan tersebut, salah satunya adalah mendorong perbankan syariah untuk melakukan go public atau Initial Public Offering (IPO). Dengan adanya program tersebut perbankan syariah diharapkan untuk lebih aktif menawarkan sahamnya kepada publik, karena dengan begitu perbankan syariah berpeluang mendapatkan dana segar yang dapat digunakan untuk melakukan ekspansi dan memperluas jangkauan layanan perbankan. Tidak hanya itu masih banyak benefit yang akan didapatkan dari keputusan go public ini. Namun yang disayangkan adalah sampai sekarang ini hanya ada satu perbankan syariah yang berani mengambil keputusan go public, yaitu Bank
6
Panin Syariah. Tepatnya pada tanggal 15 Januari 2014 Bank Panin Syariah resmi mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia dengan menerbitkan saham baru sejumlah 4.750.000.000 atau 48,72 persen dari modal disetor6. Dimana pencapaian Bank Panin Syariah setelah go public yakni adanya peningkatan total ekuitas di tahun 2014 sebesar 104 persen dengan CAR di akhir tahun 2014 mencapai 25,69 persen7. Selain itu, peningkatan juga terjadi pada laba bersih yang diperoleh yakni senilai Rp 70,9 miliar atau sekitar 232 persen dibanding tahun sebelumnya. Tentu keputusan yang diambil Bank Panin Syariah ini harus diapresiasi, karena apabila dilihat dari segi usia Bank Panin Syariah merupakan bank yang lebih muda dibandingkan Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri. Sehingga diperlukan kajian khusus untuk membahas mengapa Bank Panin Syariah mengambil keputusan go public disaat perbankan syariah yang lain belum mengambil keputusan tersebut. Dan apakah keputusan go public ini dapat menjadi solusi konkrit dalam pengembangan perbankan syariah di Indonesia. Oleh karena itu, dalam rangka menganalisis urgensi keputusan go public untuk perbankan syariah maka penulis hendak mengangkat judul penelitian “Keputusan Go Public PT Bank Panin Syariah Tbk : Pendekatan Analytic Network Process”
6 Ria Pratiwi, “Pembiayaan dan DPK Meningkat, Aset Bank Panin Syariah Capai Rp 4 Triliun”, 19 Juni 2014, dari : http://swa.co.id/corporate/financial-report/pembiayaan-dan-dpkmeningkat-aset-bank-panin-syariah-capai-rp4-triliun, diakses pada Rabu, 14 Oktober 2015. 7 Laporan Tahunan Bank Panin Syariah Tahun 2014
7
B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, yaitu : a. Kendala-kendala yang dihadapi perusahaan untuk go public, yakni : 1) Saham mengalami underpricing
ketika diperdagangkan di pasar
sekunder8; 2) Ingin
mempertahankan
perusahaannya
untuk
tetap
menjadi
perusahaan private karena tidak ingin adanya pengurangan kepemilikan saham; 3) Kekhawatiran tentang kondisi pasar yang tidak menguntungkan9; 4) Kemudian kendala lain yang dihadapi, khususnya perbankan syariah yang ingin go public adalah terletak pada kebijakan pemegang saham10. Karena ketika pemegang saham masih belum memiliki niatan untuk memasukkan perusahaannya ke bursa, maka bank syariah atau perusahaan tersebut tidak akan bisa melakukan go public. b. Saat ini baru satu Bank Syariah yang mencatatkan nama di bursa atau listing di Bursa Efek, yaitu PT. Bank Panin Syariah, Tbk (PNBS). Dimana
Fitri Ismiyati dan Rohmad Fuad Armansyah, “Motif Go Public, Herding, Ukuran Perusahaan, dan Underpricing Pada Pasar Modal Indonesia”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, No. 1 (April 2010). 9 James C. Brau Dan Stanley E. Fawcett. “Initial Public Offerings : An Anlysis of Theory and Practice”. The Journal Of Finance. No. 1 (Februari 2006). 10 Dian Ihsan Siregar, “BEI Minta Perbankan Syariah Ikut Melenggang Di Bursa”, 13 Desember 2013, dari : http://bisnis.liputan6.com/read/773944/bei-minta-perbankan-syariah-ikutmelenggang-di-bursa, diakses pada Senin, 25 November 2015. 8
8
sudah ada 519 perusahaan11 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan hanya 41 perusahaan12 yang bergerak di bidang perbankan yang mencatatkan namanya di bursa. c. Risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan, diantaranya adalah : 1) Perusahaan atau calon emiten dituntut untuk lebih terbuka, 2) Harus mengikuti
peraturan-peraturan pasar modal mengenai
kewajiban
pelaporan, 3) Segala bentuk kegiatan keuangan harus tercatat secara terperinci dan dapat di pertanggung jawabkan, 4) Harus selalu membuatkan pelaporan yang diwajibkan sesuai dengan kurun waktu yang ditetapkan, dan 5) Harus mengumumkan besarnya pendapatan dan pembagian dividen calon emiten. 2. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti akan membatasi permasalahan dengan tujuan untuk mencegah pembahasan yang terlalu meluas, yakni : a. Penelitian ini dibatasi hanya meninjau bagaimana
manfaat, biaya,
peluang, dan risiko yang dihadapi oleh bank syariah yang akan go public. Sebagai bentuk pertimbangan bank syariah dalam mengambil keputusan go public. Dimana perbankan syariah yang menjadi objek penelitian adalah Bank Panin Syariah Tbk.
11 Bursa Efek Indonesia, “Perusahaan Tercatat”, diakses dari : http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaantercatat.aspx, pada Rabu, 25 Nopember 2015. 12 Saham OK, “Sub Sektor Bank di BEI”, 22 Oktober 2015, diakses dari : http://www.sahamok.com/emiten/sektor-keuangan/sub-sektor-bank/, pada Rabu, 25 Nopember 2015.
9
b. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Analytic Network Process melalui jaringan BCR (Benefit-Costs Ratio). Sebelum ke tahapan analisis, peneliti melakukan studi literatur dan indepth interview dengan pakar dan praktisi yang dianggap ahli dan mengetahui banyak tentang persoalan yang diangkat, kemudian diteruskan dengan pengisian kuesioner oleh pakar, praktisi, atau akademisi yang kompeten dalam persoalan yang dibahas. c. Penelitian ini difokuskan untuk meninjau keputusan go public yang diambil PT Bank Panin Syariah Tbk dan menemukan skala prioritas dari setiap kriteria serta solusi alternatif dalam memutuskan keputusan go public pada bank syariah. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil paparan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah diatas, dapat dirumuskan bahwa dengan mendorong perbankan syariah menjadi perusahaan publik (go public) dapat menjadi langkah strategis dalam meningkatkan pertumbuhan perbankan syariah. Oleh karena itu, peneliti telah membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana hasil peninjauan benefit, opportunity, cost dan risk PT Bank Panin Syariah Tbk dalam mengambil keputusan go public? 2. Bagaimana rumusan dan skala prioritas strategi dalam memutuskan go public untuk bank syariah ?
10
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Meninjau hasil keputusan go public yang diambil PT Bank Panin Syariah Tbk ketika go public dilihat dari komponen benefit, cost, opportunity, dan risk. 2) Menentukan alternatif strategi dalam memutuskan go public pada bank syariah. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1) Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dan referensi bagi pihak akademisi dalam mengkaji strategi pengembangan perbankan syariah di industri perbankan nasional. 2) Bagi Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak praktisi khususnya bagian manajemen perseroan untuk mengambil keputusan go public dalam rangka mempercepat kemajuan perbankan syariah terutama dalam hal permodalan. 3) Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi masyarakat dalam mengenal dan memahami lebih jauh tentang keputusan go public yang dilakukan oleh bank syariah.
11
D. Kerangka Pemikiran Permasalahan yang dihadapi bank syariah hingga saat ini telah menjadi perhatian regulator dan praktisi bank syariah. Berdasarkan data yang dikumpulkan peneliti telah terangkum sepuluh permasalahan, yaitu : 1) Perlambatan pertumbuhan aset perbankan syariah, 2) Terjadinya stagnansi bank syariah, 3) Pangsa pasar bank syariah menurun, 4) Belum selarasnya visi dan masih kurang koordinasi antar pemerintah dan otoritas dalam pengembangan perbankan syariah, 5) Modal yang belum memadai, skala industri dan individual bank yang masih kecil serta efisiensi yang masih rendah, 6) Biaya dana yang mahal berdampak pada keterbatasan segmen pembiayaan, 7) Produk yang masih kurang variatif dan pelayanan yang belum sesuai ekspektasi masyarakat, 8) Kuantitas dan kualitas SDM yang belum memadai serta TI yang belum mendukung pengembangan produk dan layanan, 9) Pemahaman dan kesadaran masyarakat masih rendah, dan 10) Pengaturan dan pengawasan yang masih belum optimal. Berdasarkan penjabaran masalah diatas maka sebenarnya masalah bank syariah tidaklah terlepas dari masalah permodalan. Pihak otoritas telah merencanakan program prioritas untuk menangani permasalahan bank syariah, salah satunya adalah dengan mendorong bank syariah untuk melakukan IPO (initial public offering) atau go public. IPO merupakan kegiatan penawaran umum saham ke publik guna mendapatkan dana, yang nantinya dapat digunakan untuk mendanai ekspansi perusahaan. Hal ini didukung pula dengan pendapat Adler Haymans Manurung yang mengatakan bahwa pendanaan
12
pada saham merupakan pendanaan yang memiliki risiko kecil dibandingkan dengan pendanaan melalui penerbitan surat utang atau mendapat pinjaman. Sehingga keputusan go public dapat dipertimbangkan sebagai sebuah alternatif strategi untuk mengatasi permasalahan permodalan yang dihadapi bank syariah. Oleh karena itu perlu pengkajian lebih jauh untuk dapat mengetahui urgensi dari keputusan go public. Namun, sampai saat ini hanya ada satu bank syariah yang sudah go public yaitu Bank Panin Syariah. Oleh karena itulah diperlukan pandangan dari praktisi Bank Panin Syariah sebagai satu-satunya bank syariah yang sudah go public. Dalam penelitian ini tidak hanya melibatkan pendangan praktisi melainkan pandangan pakar juga menjadi pertimbangan untuk mengkaji keputusan go public bank syariah. Hal ini dapat dideteksi dengan menggunakan metode ANP (analytic network process), dengan menekankan kepada manfaat, peluang, biaya, dan risiko dari keputusan go public. Kemudian merumuskan strategi go public dengan mempertimbangkan benefit, opportunity, cost, dan risk, sehingga akan menghasilkan strategi yang tepat untuk bank syariah. Dan dapat menjadi rujukan untuk bank syariah lain yang belum go public. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran.
13
Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran Masalah
1. Perlambatan perbankan syariah
pertumbuhan
Solusi
aset PERMODALAN
2. Terjadinya stagnansi bank syariah 3. Pangsa pasar bank syariah menurun 4. Belum selarasnya visi dan masih kurang koordinasi antar pemerintah dan otoritas dalam pengembangan perbankan syariah
Mendorong perbankan syariah untuk melakukan go public atau IPO (OJK)
Pendanaan pada saham merupakan pendanaan yang memiliki risiko kecil dibandingkan dengan pendanaan melalui penerbitan surat utang atau mendapat pinjaman. (Adler Haymans Manurung)
5. Modal yang belum memadai, skala industri dan individual bank yang masih kecil serta efisiensi yang masih rendah 6. Biaya dana yang mahal berdampak pada keterbatasan segmen pembiayaan 7. Produk yang masih kurang variatif dan pelayanan yang belum sesuai ekspektasi masyarakat 8. Kuantitas dan kualitas SDM yang belum memadai serta TI yang belum mendukung pengembangan produk dan layanan 9. Pemahaman dan kesadaran masyarakat masih rendah
KEPUTUSAN GO PUBLIC PT BANK PANIN SYARIAH TBK : PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS
Metode Analytic Network Process (ANP)
10. Pengaturan dan pengawasan yang masih belum optimal Jaringan BCOR (Benefit, Cost, Opportunity, Risk)
HASIL DAN KESIMPULAN
14
E. Kerangka Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian analytic network process (ANP). ANP sangat cocok digunakan untuk penentuan sebuah keputusan atau strategi karena ANP dapat menghasilkan bobot penilaian terhadap kriteria keputusan yang ditawarkan. Dalam ANP menggunakan sumber data primer, yang diperoleh melalui kajian pustaka atau wawancara mendalam. Tinjauan pustaka berfungsi untuk mengumpulkan data yang bersifat teori dan akan diverifikasi melalui wawancara mendalam oleh pakar atau praktisi. Kemudian dilanjutkan dengan pengisian kuesioner oleh pakar dan praktisi yang sudah ditentukan oleh peneliti. Setelah pengumpulan data selesai, maka selanjutnya adalah tahap analisis data dengan tahapan metode ANP yaitu pertama dengan melakukan pairwise comparison (perbandingan pasangan) antar kriteria. Untuk dapat menghasilkan nilai eigen vektor, yang nantinya akan dihitung dengan pola perhitungan matriks untuk dapat menemukan nilai consistency index dan consistency ratio. Setelah itu akan menghasilkan nilai yang disebut bobot prioritas atau nilai priorita antar kriteria. Begitu pula dengan perhitungan strategi yang ditawarkan tetap melalui proses yang sebelumnya terlebih dahulu, hanya saja ditambahkan perhitungan formula additive negative untuk dapat menghasilkan prioritas strategi yang tepat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.4 Kerangka Penelitian.
15
Gambar 1.4 Kerangka Penelitian Keputusan Go Public Perbankan Syariah Studi pustaka
Diskusi pakar dan praktisi
Penentuan elemen penelitian
Pra penelitian
Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil peninjauan benefit, opportunity, cost dan risk PT Bank Panin Syariah Tbk dalam mengambil keputusan go public? 2. Bagaimana
rumusan
dan
skala
prioritas
strategi
dalam
memutuskan go public bank syariah ?
Rancangan Pengumpulan Data
Studi pendahuluan, Studi pustaka, Opini pakar Pengumpulan data lapangan
Pengumpulan Data
Analisis Prioritas Keputusan
Analisis Data
Pairwise Comparison Nilai Eigen Vektor ANP Hitung CI dan CR Tidak
Konsisten
Ya
Bobot prioritas setiap elemen Prioritas Strategi Kesimpulan dan Saran
Hasil
16
F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari 5 (lima) bab yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi teori-teori mengenai konsep bank syariah, sumber pendanaan bank syariah, konsep manajemen pengambilan keputusan, dan teori keputusan go public/IPO serta penelitian studi terdahulu. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, metode pengumpulan data, metode penentuan sampel, dan metode analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang bagaimana manfaat, peluang, biaya dan risiko keputusan go public dan rumusan strategi keputusan go public bank syariah. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan berisi saran-saran yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Demikianlah penjelasan mengenai sistematika penulisan skripsi yang dibuat oleh penulis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Bank Syariah Bank Syariah atau disebut juga Bank Islam merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha (investasi, jual beli, atau lainnya) berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai syariah yang bersifat makro maupun mikro.13 Menurut UU No. 21 Tahun 2008, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Syariah. Dalam UU tersebut juga disebutkan definisi dari prinsip syariah, yaitu prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Berdasarkan pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa bank syariah adalah lembaga keuangan yang dalam kegiatan usahanya
13
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),
h.30
17
18
berlandaskan pada prinsip syariah. Bank syariah bukan hanya sekedar bank yang bebas bunga, tetapi juga bank yang memiliki orientasi pencapaian kesejahteraan. Secara fundamental terdapat beberapa karakteristik bank syariah14, yakni: 1) Penghapusan riba, dimana dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan dalam surah Al-Imran ayat 130 yang berbunyi : Artinya : “Hai orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” (Q.S Al-Imran :130). 2) Pelayanan kepada kepentingan publik dan merealisasikan sasaran sosioekonomi Islam 3) Bank syariah bersifat universal yang merupakan gabungan dari bank komersil dan bank investasi 4) Bank syariah akan melakukan evaluasi yang lebih berhati-hati terhadap permohonan pembiayaan yang berorientasi kepada penyertaan modal, karena bank komersial syariah menerapkan profit and lost sharing dalam konsinyasi, ventura, bisnis, dan industri 5) Bagi hasil cenderung mempererat hubungan bank syariah dan pengusaha,
14
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuanggan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009), h.67.
19
6) Kerangka yang dibangun dalam membantu bank mengatasi kesulitan likuiditasnya dengan memanfaatkan instrumen pasar uang antar bank syariah dan instrumen bank sentral berbasis syariah. Berdasarkan penjelasan diatas terlihat jelas bahwa esensi dan karakteristik bank syariah berbeda dengan bank konvensional. Dimana perbedaan bank syariah dan bank konvensional akan disajikan dalam tabel berikut : Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional No. 1.
Perbedaan Fungsi
dan Intermediasi,
Kegiatan Bank
Bank
Bank Syariah
Investasi,
Konvensional
Manager Intermediasi,
Jasa
Investor, Keuangan
Sosial, Jasa Keuangan 2.
Mekanisme
dan
Objek Usaha 3.
Prinsip Operasi
Anti
riba
dan
anti Tidak antiriba dan
maysir
Dasar - Tidak
antimaysir bebas
nilai - Bebas
(prinsip syariah islam) - Uang sebagai alat tukar dan bukan komoditi - Bagi hasil, jual beli, sewa
4.
Prioritas
Orientasi
(prinsip materialis) - Uang
Kepentingan publik
komoditi
Kepentingan pribadi
Tujuan
sebagai
- Bunga
Pelayanan 5.
nilai
sosial-ekonomi Keuntungan
islam, keuntungan
20
6.
Bentuk
Bank
komersial,
pembangunan, universal
bank Bank komersial bank
atau
multi-
purpose 7.
Evaluasi Nasabah
Lebih hati-hati karena Kepastian partisipasi dalam risiko
pengembalian pokok dan bunga (creditworthiness dan collateral)
8.
Hubungan
Erat sebagai mitra usaha
Nasabah 9.
debitor-
kreditor
Sumber Likuiditas Pasar Uang Syariah, Bank Pasar Uang, Bank Jangka Pendek
10.
Terbatas
Pinjaman diberikan
Sentral
Sentral
yang Komersial
dan Komersial
nonkomersial, berorientasi
dan
nonkomersial, laba
dan berorientasi laba
nirlaba 11.
12.
Lembaga
Pengadilan,
Penyelesaian
Arbitrase
Sengketa
Nasional
Risiko Usaha
- Dihadapi antara
Badan Pengadilan, Syariah Arbitrase
bersama - Risiko bank tidak bank
terkait
langsung
nasabah dengan prinsip
dengan
debitur,
keadilan dan kejujuran
risiko
debitur
- Tidak mungkin terjadi
tidak
terkait
negative spread
dan
langsung dengan bank - Kemungkinan terjadi spread
negative
21
13.
Struktur
Dewan
Komisaris, - Dewan Komisaris
Organisasi
Dewan
Pengawas
Syariah, Dewan Syariah
Pengawas
Nasional 14.
Investasi
Halal
Halal atau Haram
Sumber : Ascarya (2008)
2. Sumber Pendanaan Bank Syariah Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Perolehan dana ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan atau lembaga lainnya. Kemudian untuk membiayai kegiatan operasional bank, dana dapat diperoleh dari modal sendiri, yaitu dengan mengeluarkan atau menjual saham15. Perolehan dana disesuaikan pula dengan tujuan dari pengunaan dana tersebut. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang ditanggung. Oleh karena itu, penulis beranggapan bahwa pemilihan sumber dana harus dilakukan secara tepat untuk mendapatkan feedback yang memuaskan. Berikut beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan sumber dana dan penggunaan dana bank, yaitu16 : 1) Jenis penggunaan dana 2) Apakah ada kesempatan untuk memperoleh dana dari pasar dan 3) Filosofi manajemen bank yang bersangkutan 4) Jenis sumber dana
15 16
h.16.
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), h.50. Dwi Nuraini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, (Jakarta : UIN Press, 2015),
22
5) Hubungan biaya dana dan penghasilan 6) Lamanya dana tersebut dipakai Kemudian secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari tiga sumber, yakni17: 1) Dana yang bersumber dari modal sendiri (Dana Pihak Pertama) Adalah dana yang berasal dari para pemegang saham bank. Dana pihak pertama tercantum dalam neraca bank pada sisi passiva (liability) yaitu pada rekening modal dan cadangan. Dana yang termasuk modal sendiri, terdiri atas : a) Modal yang disetor Adalah dana yang disetor pertama kali oleh pemilik (pemegang saham) pada saat bank berdiri atau pemegang saham baru. Dana modal yang disetor biasanya digunakan untuk pembelian aset, promosi, dan lainnya. b) Cadangan-cadangan Adalah modal yang berasal dari penyisihan sebagian laba dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang dipergunakan untuk mengantisipasi risiko. c) Laba yang di tahan atau retained earning Adalah laba tahun berjalan yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham dan dimasukkan kembali dalam modal kerja, tentunya keputusan ini harus disetujui pada rapat pemegang saham.
17
Dwi Nuraini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, h.17.
23
d) Agio saham, modal sumbangan, selisih penjabaran laporan keuangan dan selisih penilaian kembali aktiva tetap, merupakan sumber dana ekuitas. 2) Dana yang bersumber dari pihak luar (Dana Pihak Kedua) Adalah dana yang berasal dari pihak luar yang memberikan pinjaman dana pada bank. Dana yang termasuk dana pihak ketiga, antara lain : a) Pinjaman dari Bank Sentral Adalah pinjaman yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas mendadak, Bank Indonesia selaku Bank Sentral menyediakan fasilitas diskonto (Discount Window)
untuk
menampung
upaya
terakhir
suatu
bank
mendapatkan uang tunai, setelah tidak dapat lagi memperoleh pinjaman dari pihak lain. b) Pinjaman antar bank (Call Money) Adalah pinjaman harian antar bank dengan menggunakan instrument pasar uang, misalnya promes. Pinjaman ini biasanya diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu membayarnya. c) Pinjaman dari bank-bank luar negeri Adalah pinjaman yang diperoleh bank dari luar negeri.
24
d) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) Adalah surat berharga dimana pihak bank menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan. 3) Dana yang bersumber dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga) Adalah dana yang berasal dari masyarakat. Sumber dana dari masyarakat ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasiya dari sumber dana tersebut. Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas, bank dapat menggunakan tiga jenis simpanan dimana setiap jenis simpanan ini memiliki keunggulannya masing-masing, yaitu: a) Simpanan giro (Giro Wadiah) Adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening giro (current account) untuk keamanan dan kemudahan pemakaianya. Karakteristik giro wadiah mirip dengan giro pada bank konvensional, yaitu nasabah penyimpan diberi garansi untuk dapat menarik dananya sewaktuwaktu dengan menggunakan berbagai fasilitas yang disediakan bank, seperti cek, bilyet giro, kartu ATM atau dengan sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan tanpa biaya.
25
b) Simpanan tabungan Adalah simpanan atau titipan murni dari suatu pihak. c) Simpanan deposito Adalah simpanan berjangka waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan biasanya deposito Mudharabah berjangka waktu 1,3,6 dan 12 bulan. Dan pada umumnya, semakin panjang jangka waktu maka semakin besar nisbah bagi hasil bagi nasabah. Berdasarkan jangka waktunya, deposito mudharabah dapat dijadikan sebagai sarana intrumen jangka pendek. Berdasarkan penjabaran diatas, maka penulis beranggapan bahwa dana yang diperoleh dari hasil go public masuk dalam kelompok dana pihak pertama karena masyarakat yang membeli saham akan menjadi investor perusahaan tersebut. Menurut Adler Manurung sumber pendanaan perusahaan dikelompokkan kedalam dua kelompok besar yaitu, pendanaan dari internal perusahaan yaitu laba ditahan dan sumber eksternal perusahaan yaitu hutang kepada publik dan Bank serta penerbitan saham baru yang ditawarkan kepada pemegang saham lama atau kepada publik. Pendanaan pada saham merupakan pendanaan yang memiliki risiko yang kecil dibandingkan dengan pendanaan melalui penerbitan surat hutang atau mendapatkan kredit dari bank.18
18
Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering (IPO) : Konsep, Teori, Proses, (Jakarta : Adler Manurung Press, 2013), h. 3.
26
3. Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan merupakan suatu bagian penting dalam kegiatan manajemen, sehingga sangatlah perlu untuk mengetahui apa dan bagaimana proses dalam pengambilan keputusan. Keputusan (desicion) adalah sebuah pilihan (choice), yakni pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Menurut McGrew dan Wilson mengatakan bahwa keputusan berkaitan dengan suatu proses, dimana suatu keputusan adalah keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis19. Sehingga pengambilan keputusan adalah proses dimana adanya pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti sebagai suatu cara pemecahan masalah20. Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi21 sebagai berikut : a. Sebagai pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secara kelompok ataupun secara institusional maupun secara organisasional. b. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkutan dengan masa depan, masa yang akan datang dimana efeknya atau pengaruhnya akan berlangsung lama.
19 Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2015), h. 35. 20 Nugroho J. Setiadi, Business Economic And Managerial Decision Making, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 17. 21 Nugroho J. Setiadi, Business Economic And Managerial Decision Making, h. 18.
27
Selain itu dalam pengambilan keputusan juga memiliki tujuan yang dibedakan menjadi dua jenis22, yakni : a. Tujuan yang bersifat tunggal Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. b. Tujuan yang bersifat ganda Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yang diambil tersebut sekaligus dapat memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat kontrakdiktif ataupun tidak. Dalam pengambilan keputusan sebenarnya didasarkan atas fakta (fact) dan nilai (value). Namun, diantara keduanya yang lebih mendominasi adalah fakta dibanding dengan nilai-nilai dalam menyehatkan keputusan suatu perusahaan. Sehingga diperlukan untuk mengetahui unsur-unsur apa saja dalam pengambilan keputusan tersebut agar keputusan dapat lebih terarah. Unsur-unsur pengambilan keputusan23, adalah sebagai berikut : a. Tujuan dari pengambilan keputusan b. Identifikasi alternatif-altenatif keputusan untuk memecahkan masalah
22 23
Nugroho J. Setiadi, Business Economic And Managerial Decision Making, h. 18. Nugroho J. Setiadi, Business Economic And Managerial Decision Making, h. 19.
28
c. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya d. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan. Ada beberapa hal yang menjadi faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan. Menurut George R. Terry, faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan24 adalah : a. Tujuan perusahaan Setiap keputusan nantinya harus dijadikan bahan dalam pencapaian tujuan dari perusahaan b. Orientasi Keputusan yang diambil tidak boleh memiliki orientasi kepada diri pribadi, tetapi harus lebih berorientasi kepada kepentingan perusahaan c. Alternatif-alternatif tandingan Jarang sekali ada satu pilihan yang betul-betul memuaskan, karenanya harus dibuatkan altetrnatif-alternatif tandingan d. Tindakan Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental, karenanya harus diubah menjadi tindakan fisik e. Waktu Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan waktu dan proses yang lama
24
Nugroho J. Setiadi, Business Economic And Managerial Decision Making, h. 25.
29
f. Kepraktisan Dalam pengambilan keputusan diperlukan pengambil keputusan yang praktis untuk memperoleh hasil yang optimal g. Kegiatan berikutnya Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian mata rantai kegiatan berikutnya. Proses dasar dalam pembuatan keputusan secara rasional hampir sama dengan proses perencanaan startegis formal25, yakni sebagai berikut : 1) Pemahaman dan perumusah masalah melalui identifikasi dan diagnosis masalah 2) Pengumpulan dan analisis data yang relevan 3) Pengembangan alternatif-alternatif. Hebert Simon mengemukakan konsep pemuasan (satisfying), yang berarti bahwa pembuat keputusan memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan yang ideal 4) Evaluasi alternatif-alternatif melalui penilaian berbagai alternatif penyelesaian 5) Pemilihan alternatif terbaik 6) Implementasi keputusan. Setelah alternatif terbaik terpilih maka harus segera membuat rencana-rencana tindakan untuk mengatasi berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan 7) Evaluasi hasil-hasil keputusan
25
Nugroho J. Setiadi, Business Economic And Managerial Decision Making, h. 28.
30
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini : Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan Tahap 1 •Pemahaman dan perumusan masalah
Tahap 2 •Pengumpulan dan analisis data yang relevan
Tahap 3 •Pengembangan alternatifalternatif
Tahap 6 •Implementasi keputusan
Tahap 5 •Pemilihan alternatif terbaik
Tahap 4 •Evaluasi alternatifalternatif
Tahap 7 •Evaluasi hasil-hasil keputusan
Sumber : Nugroho (2008)
Dengan
demikian
penulis
menyimpulkan
bahwa
dalam
pengambilan keputusan diperlukan sebuah pertimbangan yang matang dan tahapan-tahapan yang harus dipenuhi sebelum menghasilkan sebuah keputusan. 4. Go Public Seperti yang telah diketahui bahwa setiap perusahaan pasti memiliki berbagai alternatif dalam sumber pendanaan, baik dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan untuk menghimpun dana dalam rangka ekspansi usahanya adalah dengan melakukan penawaran umum saham (go public). Penawaran umum saham (go public) ini lebih sering dikenal dengan istilah IPO (Initial
31
Public Offering). IPO adalah sebuah proses yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan dana dari publik dimana dana dapat digunakan untuk mendanai ekspansi perusahaan dan biasanya harus memenuhi undangundang tentang penawaran saham ke publik dimana di Indonesia yaitu UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal26. IPO atau penawaran umum merupakan kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang di lakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya27. Selain itu, menurut Gunawan penawaran umum tidak lain adalah istilah hukum yang ditujukan bagi kegiatan suatu emiten untuk memasarkan dan menawarkan dan akhirnya menjual efek-efek yang diterbitkannya, baik dalam bentuk saham, obligasi, atau efek lainnya kepada masyarakat secara luas. Sehinggga dapat dikatakan bahwa dengan melakukan penawaran umum, perusahaan dapat mengubah status perusahaan yang awalnya merupakan perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka. Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keputusan go public adalah sebuah keputusan untuk melakukan penawaran umum saham guna mendapatkan dana yang dapat digunakan untuk ekspansi perusahaan. Berikut hal-hal yang membedakan perusahaan go public dan tidak go public.
26 Manurung, Adler Haymans, Initial Public Offering (IPO) : Konsep, Teori, dan Proses, (Jakarta : PT Adler Manurung Press, 2013), h. 1. 27 Tjiptono D. Dan Hendy M.F, Pasar Modal Di Indoesia : Pendekatan Tanya Jawab, (Jakarta : Salemba Empat, 2006), h.73.
32
Tabel 2.2 Perbedaan Perusahaan Go Public dan Perusahaan Tidak Go Public Perusahaan Tidak Perusahaan Go No. Aspek Go Public Public 1. Persyaratan Tidak mutlak Mutlak ditaati pengungkapan minimum (minimum disclosure requirement) 2. Jumlah pemegang Biasanya terbatas Lebih dari 300 saham pemegang saham 3. Kewajiban Tidak mutlak Mutlak menyampaikan laporan (reguler maupun insidetif) 4. Pemisahan antara Bukan merupakan Merupakan pemilik dan manajemen kebutuhan kebutuhan mendesak 5. Pergantian kepemilikan Rendah Tinggi saham 6. Tindakan manajemen Tidak selalu Menjadi perhatian menarik perhatian masyarakat masyarakat Sumber : Gunawan dan Wulandari (2009)
Manfaat-manfaat yang akan diterima perusahaan go public28, adalah : 1) Emiten yang melakukan penawaran umum saham (go public) akan memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus. Hal ini lebih baik dibandingkan emiten harus menggunakan fasilitas kredit dari bank karena emiten akan dibebankan dengan tingkat bunga yang cukup besar. 2) Meningkatkan likuiditas perusahaan terhadap kepentingan pemegang saham utama dan pemegang saham minoritas.
28
Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Seri Pengetahuan Pasar Modal : Go Public Dan Go Private Di Indonesia, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 9.
33
3) Meningkatkan nilai pasar dari perusahaan karena pada umumnya perusahaan yang sudah menjadi perusahaan publik likuiditasnya akan lebih meningkat dibandingkan dengan perusahaan yang masih tertutup. 4) Meningkatkan prestise dan publisitas perusahaan. Hal ini sangat jelas menguntungkan emiten karena tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk jasa advertising yang cukup mahal. 5) Biaya penawaran umum saham relatif murah dengan proses yang cepat. Selain manfaat-manfaat yang akan diterima perusahaan go public, tetap ada konsekuensi atau risiko yang harus ditanggung oleh perusaahaan29, diantaranya : 1) Perusahaan atau calon emiten dituntut untuk lebih terbuka dan harus mengikuti peraturan-peraturan pasar modal mengenai kewajiban pelaporan. 2) Segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran harus tercatat secara terperinci dan dapat di pertanggung jawabkan. 3) Perusahaan atau calon emiten harus selalu membuat pelaporan yang diwajibkan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Laporan keuangan juga harus terus dipantau baik oleh pemilik modal maupun oleh masyarakat umum, sehingga apabila terjadi penyimpangan dapat segera diketahui.
29
Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Seri Pengetahuan Pasar Modal : Go Public Dan Go Private Di Indonesia, h. 11.
34
4) Perusahaan atau calon emiten wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum. 5) Keharusan untuk mengumumkan besarnya pendapatan perusahaan atau calon emiten dan pembagian dividen. Hal ini merupakan prinsip full disclosure yang dianut oleh setiap perusahaan terbuka dan bersifat mutlak. Proses Penawaran Umum atau proses yang harus dilalui perusahaan untuk go public dapat dikelompokkan menjadi empat tahapan30, yakni: 1) Tahap Persiapan Merupakan tahapan awal dalam mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penawaran umum. Pada tahap paling awal, perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham. Setelah mendapat persetujuan, emiten melakukan penunjukkan penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar, seperti akuntan publik, penilai, konsultan hukum, dan notaris. 2) Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung, calon emiten menyampaikan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal hingga Bapepam (OJK) untuk menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif.
30
Tjiptono D. Dan Hendy M.F, Pasar Modal Di Indoesia : Pendekatan Tanya Jawab, h.82.
35
3) Tahap Penawaran Saham Merupakan tahapan utama, dimana pada waktu inilah emiten menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. 4) Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek Setelah selesai melakukan penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek. Tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat secara rinci pada tabel berikut ini :
36
Gambar 2.3 Proses Penawaran Umum Saham Sebelum
Emisi
Internal Perusahaan
BAPEPAM (OJK)
Pasar Perdana
1. Rencana Go Public 2. RUPS 3. Penunjukkan : a. Underwriter b. Profesi penunjang c. Lembaga Penunjang 4. Mempersiapkan dokumendokumen 5. Konfirmasi sebagai Agen Penjual oleh Penjamin Emisi 6. Kontrak Pendahuluan dengan Bursa Efek 7. Public Expose 8. Penandatanganan perjanjian
1. Pernyataan pendaftaran 2. Expose terbatas di BAPEPAM (OJK) 3. Tanggapan atas : a. Kelengkapan dokumen b. Kecukupan dan kejelasan informasi c. Keterbukaan (aspek hukum, akuntansi, keuangan, dan manajemen) 4. Komentar tertulis dalam waktu 30 hari 5. Pernyataan pendaftaran efektif
1. Penawaran oleh Sindikasi Penjamin Emisi dan Agen Penjual 2. Penjatahan kepada investor oleh sindikasi penjamin emisi dan emiten 3. Pengembali an dan (refund) 4. Distribusi efek kepada investor secara elektronik
Sesudah
Pasar Sekunder
Pelaporan
1. Emiten 1.Laporan mencatatkan berkala, sahamnya di misalnya ; bursa efek laporan 2. Perdagangan tahunan efek di bursa dan efek laporan triwulan 2.Laporan kejadian penting dan relevan, misalnya akuisisi, pergantian direksi, dan lainlain
Sumber : Tjiptono dan Hendy (2006)
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa ada empat tahapan dalam melakukan proses go public, yakni : tahap persiapan, tahap pengajuan pernyataan pendaftaran, tahap penawaran saham dan tahapan pencatatan saham di Bursa Efek.
37
B. BOCR (Benefit, Opportunity, Cost, Risk) Go Public Berikut kriteria dan sub kriteria yang digunakan dalam penelitian dan berasal dari hasil peninjauan studi literatur terkait benefit (manfaat), opportunity (peluang), cost (biaya), dan risk (resiko) atas keputusan go public beserta alternatif solusi yang ditawarkan. 1. Benefit (Manfaat) Dalam kriteria benefit ini berisi tentang manfaat-manfaat apa saja yang di terima ketika menentukan goal yang sudah ditetapkan, dimana goal dalam penelitian ini adalah keputusan go public PT Bank Panin Syariah Tbk. Kriteria benefit diturunkan dalam beberapa sub kriteria, yaitu : a. Market (Pasar) 1) Revenue (pendapatan) Perusahaan yang melakukan penawaran umum atau go public tentu akan memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus. Dimana perolehan dana tersebut dapat digunakan untuk ekspansi, memperbaiki dan memperkuat struktur permodalan, meningkatkan infrastruktur, dan membayar utang perusahaan.31 Tentu hal tersebut akan meningkatkan perolehan pendapatan perusahaan. 2) Market share (pangsa pasar) Pangsa pasar (market share) adalah proporsi kemampuan penjualan perusahaan dalam menguasai suatu segmen. Pangsa pasar digunakan
31
Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Public dan Go Private Di Indonesia, Jakarta : Prenada Media Group, h.10.
38
untuk mengukur posisi perusahaan dalam persaingan industri. 32 Maka semakin tinggi pangsa pasar dapat mencerminkan semakin tinggi kekuatan perusahaan dalam persaingan pasar. 3) Market size (ukuran pasar) Market size adalah jumlah pembeli dan penjual di pasar tertentu33. Pasar yang lebih besar akan menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari perusahaan yang lain dan meningkatkan produktivitas perusahaan.34 Oleh karena itulah, market size dapat mendorong perubahan penting dalam distribusi keseimbangan dan ukuran kinerja perusahaan. b. Financial (Keuangan) 1) Profitabilitas Profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit) atau nilai hasil akhir operasional perusahaan selama periode tertentu.35 Tentu dengan melakukan penawaran umum (go public) akan meningkatkan profitablitas perusahaan. 2) Likuiditas Likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau yang harus segera dibayar. Perusahaan yang likuid merupakan
Sri Budiwati W.S dan Siti Dwi Nuraini, “Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage dan Rasio Intensitas Modal pada Return Saham”, Jurnal Karisma, Vol. 3 (2), 2009, h.142. 33 Investor Words : Biggest, Best Investing Glossary diakses dari : http://www.investorwords.com/6576/market_size.html pada 9 Mei 2016. 34 Marc J.M dan Giancarlo I.P, “Market Size, Trade, and Productivity”, Jurnal, Review of Economics Studies, Vol.75, 2008, h.296. 35 Nur Azlina, “Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal, dan Skala Perusahaan terhadap Profitabilitas”, Pekbis Jurnal, Vol.1, No.2, (Juli 2009), h. 108. 32
39
perusahaan yang sehat, sehat dari segi keuangan karena kemampuannya untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka pendek.36 Sehingga dibutuhkan langkah-langkah strategis untuk dapat mendukung likuiditas sebuah perseroan. 3) Stability Istilah stability atau kestabilan dalam penelitian ini adalah adanya pertumbuhan keuntungan yang stabil dan tidak fluktuatif. Dengan adanya saham yang diperdagangkan di Bursa tentu selain meningkatkan profitabilitas dan likuiditas perusahaan, maka akan menstabilkan keuntungan yang diperoleh. 4) Return Return merupakan hasil yang diperoleh atas investasi saham.37 Tentu perusahaan yang melakukan penawaran perdana mempunyai peluang dalam meningkatkan return saham. c. Intangible Benefit 1) Company image (reputasi perusahaan) Penawaran umum saham dapat meningkatkan prestise dan publisitas perusahaan.38 Hal ini sangat jelas menguntungkan emiten karena sudah tidak perlu mengeluarkan biaya advertising, karena Bursa, koran, dan televisi serta media lainnya akan memberitakan perusahaan tanpa bayar Rizal Ahmad, “Pengaruh Profitabilitas dan Investmen Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Tunai’, Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, Vol.2, No.2 (November 2009), h.191. 37 Sri Budiwati W.S dan Siti Dwi Nuraini, “Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage dan Rasio Intensitas Modal pada Return Saham”, Jurnal Karisma, Vol. 3 (2), 2009, h.141. 38 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Public dan Go Private Di Indonesia, Jakarta : Prenada Media Group, h.10. 36
40
dan membuat investor semakin mengingat perusahaan.39 Jika di analogikan maka perusahaan go public ini dapat seperti menyelam sambil meminum air. Artinya, akan banyak manfaat yang diperoleh dari keputusan go public tersebut. 2) Profesionalitas Dengan menjadi perusahaan publik, tentu akan semakin banyak pihak yang memonitoring perusahaan tersebut dan hal tersebut mendorong perusahaan untuk meningkatkan profesionalitas perusahaannya. Tentu hal ini sangat berdampak baik bagi kinerja perusahaan. 2. Opportunity (Peluang) Dalam kriteria opportunity ini berisi tentang peluang-peluang apa saja yang akan didapatkan ketika suatu perusahaan memutuskan go public. Dimana kriteria tersebut dibagi menjadi beberapa sub kriteria, yaitu : a. Market (Pasar) 1) Market growth (pertumbuhan pasar) Adanya peningkatan pertumbuhan pasar di industri perbankan, karena pada umumnya perusahaan yang sudah menjadi perusahaan publik likuiditasnya akan lebih meningkat bila dibandingkan dengan perusahaan yang masih tertutup.40 Tentu peluang seperti ini dapat
39 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Praktek, Jakarta : Manurung Press, h.7. 40 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Public dan Go Private Di Indonesia, Jakarta : Prenada Media Group, h.10.
41
dimaksimalkan dengan baik, jika perseroan tersebut dapat menyusun stategi go public yang tepat. 2) Market competitiveness (persaingan pasar) Adanya peningkatan daya saing di pasar, karena perusahaan yang telah melakukan go public akan mempunyai kekuatan yang lebih besar.41 Sehingga, perusahaan tersebut mampu bersaing dengan perusahaan yang lainnya. b. Financial (Keuangan) 1) Pendapatan (income) Peluang meningkatan pendapatan perusahaan. Perusahaan yang melakukan penawaran umum atau go public tentu akan berpeluang memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus. 2) Modal (capital) Peluang perbaikan permodalan baik kemudahan mendapatkan modal. Perusahaan yang melakukan penawaran umum atau go public tentu akan memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus. 3) Laba Peluang pertumbuhan laba yang stabil dan tidak fluktuatif. Dengan melakukan penawaran umum (go public) perusahaan akan berpeluang untuk meningkatkan profitablitas perusahaan.
41
Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Praktek, Jakarta : Manurung Press, h.6.
42
4) Return Peluang dalam meningkatkan tingkat pengembelian atas investasi. Tentu perusahaan yang melakukan penawaran perdana mempunyai peluang dalam meningkatkan return saham. 3. Cost (Biaya) Dalam proses IPO atau go public tentu saja akan mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan proses IPO tersebut. Komposisi terbesar biaya IPO berasal dari biaya penjaminan emisi dan penasihat keuangan, selanjutnya biaya untuk lembaga dan profesi penunjang, kemudian biaya lain-lain atau operasional penyelenggaraan IPO.42 a. Biaya jasa penjaminan emisi saham dan penasihat keuangan Biaya jasa untuk penjaminan emisi saham dan penasihat keuangan sebesar 4%. b. Biaya profesi dan lembaga penunjang pasar modal Biaya profesi penunjang pasar modal seluruhnya sebesar 0,16% yang terdiri atas, akuntan sebesar 0,03%, konsultan hukum sebesar 0,11%, biro administrasi efek sebesar 0,00% dan notaris sebesar 0,01%. c. Biaya operasional penyelengaraan IPO Biaya lain-lain atau biaya operasional penyelenggaraan IPO yang dimaksud adalah seperti biaya percetakan, iklan, persiapan RUPSLB, dan lain-lain sebesar 0,53%.
42
Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, h. 107.
43
4. Risk (Resiko) a. Market 1) Tidak Likuidnya Saham Yang Ditawarkan Pada Penawaran Umum Tidak ada jaminan bahwa saham Perseroan yang akan diperdagangkan akan aktif atau likuid, karena terdapat kemungkinan bahwa saham Perseroan akan dimiliki oleh satu atau beberapa pihak tertentu yang tidak dapat memperdagangkan sahamnya di pasar sekunder.43 Meskipun jumlah saham yang akan ditawarkan dan di catatkan di BEI oleh Perseroan dalam Penawaran Umum relatif banyak. 2) Fluktuasi Harga Saham Yang Ditawarkan Harga saham baru yang ditawarkan setelah Penawaran Umum dapat berfluktuasi, tergantung pada beberapa faktor, termasuk; penjualan saham yang ditawarkan oleh pemegang saham mayoritas Perseroan; penjualan saham Perseroan dalam jumlah substansi di masa mendatang di pasar publik atau persepsi bahwa penjualan tersebut dapat terjadi, dapat berdampak negatif terhadap harga pasar yang berlaku atas sahamnya atau terhadap kemampuannya untuk mengumpulkan modal melalui penawaran umum ekuitas tambahan atau efek yang terkait ekuitas; dan harga penawaran dapat secara substansi lebih tinggi daripada nilai aset bersih per saham dari saham yang beredar yang diterbitkan ke para pemegang saham Perseroan yang telah ada, sehingga investor dapat
43
Prospektus Awal Penawaran Umum Perdana Saham PT Panin Bank Syariah Tbk Tahun 2013, h.68.
44
mengalami penurunan nilai yang subtansial.44 Sehingga, perseroan perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan tersebut. b. Financial 1) Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang Adanya fluktuasi nilai tukar yang kemudian berada di posisi depresiasi akan menciptakan ekspektasi inflasi di masa mendatang. Inflasi ditanggapi sebagai berita negatif oleh pasar modal karena cenderung membatasi pengeluaran konsumen dan akan mengurangi pendapatan perusahaan.45 Meskipun risiko ini dipengaruhi oleh faktor eksternal, perseroan tetap harus mempersiapkan diri dalam menghadapi risiko tersebut. 2) Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat di agunkan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Perseroan.
44 Prospektus Awal Penawaran Umum Perdana Saham PT Panin Bank Syariah Tbk Tahun 2013, h.68. 45 Sulistyandari,”Hubungan Kausalitas Antara Nilai Tukar Mata Uang Dan Indeks Harga Saham Di Pasar Modal Indonesia”, Jurnal Perrformance, Vol. 13 (1), Maret 2011, h.106.
45
c. Management 1) Tidak Mampu Bersaing Dalam Pengendalian Operasional Perusahaan cenderung bergantung pada modal dari pihak eksternal untuk membiayai kegiatan operasionalnya.46 Apabila biaya tidak mencukupi maka perusahaan memiliki kemungkinan tidak mampu bersaing dalam hal pengendalian operasional perusahaan. 2) Tidak Mampu Bersaing Dalam Inovasi Produk Perusahaan apapun yang ingin ikut ambil bagian dalam persaingan secara penuh pada abad millenium harus memiliki mental prima yang bersifat antisipatif, inovatif, dan prima. Bank syariah pun tidak dapat lepas dari kewajiban melakukan inovasi produk dalam rangka meningkatkan daya saing dan kinerjanya.47 Ketika perusahaan tidak mampu bersaing dalam inovasi produk tentu akan mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut. 3) Adanya Kontrol Dan Presure Oleh Pihak-Pihak Eksternal Perusahaan Hal ini dapat terjadi ketika perusahaan menjadi perusahaan publik, dimana perusahaan akan dikontrol dan mendapat presure oleh pihakpihak eksternal perusahaan.48 Karena yang akan memiliki saham dari perusahaan tersebut menyebar ke banyak stakeholder.
Cahyani Nuswandari, “Pengaruh Corporate Governance Perception Index Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol.16 No.2, September 2009, h.71. 47 Henni Indriati, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inovasi Produk Perbankan Syariah di Indonesia”, Tesis Universitas Indonesia, Juni 2011, h.6. 48 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, h.79. 46
46
5. Alternatif Strategi Dalam kriteria alternatif strategi ini terdiri dari beberapa sub alternatif strategi yang merupakan strategi dalam memutuskan go public, yaitu : a. Company Branding (Brand Perusahaan) 1) Penguatan Branding Dengan memiliki branding perusahaan yang kuat tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi investor, khususnya apabila dikenal sebagai perusahaan yang sehat, dikelola secara profesional, dan sebagainya.49 Karena akan mencipatkan kepercayaan dari investor untuk memiliki saham dari perusahaan tersebut. 2) Penguatan Struktur Perusahaan Pada umumnya keberadaan perusahaan tidak lepas dari grup atau kelompok perusahaan. Investor akan mempertimbangkan keberadaan perusahaan dalam sebuah grup, apakah anak perusahaan, induk perusahaan (holding company) dan faktor lain yang terkait dengan struktur perusahaan dalam satu grup.50 Ketika perusahaan tersebut tidak berasal dari struktur perusahaan yang kuat, tentu akan mengurangi minat investor untuk memiliki saham tersebut. 3) Peningkatan Ukuran Perusahaan Semakin besar aset perusahaan, pada umumnya akan semakin menarik minat investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Perusahaan
49 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, h. 79 50 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, h. 80.
47
dengan aset yang besar umumnya merupakan perusahaan yang leading di industrinya, teruji oleh berbagai kondisi ekonomi, memiliki produk yang handal dan dikenal masyarakat luas.51 Ukuran perusahaan bisa saja menjadi pertimbangan investor dalam memutuskan untuk membeli saham perusahaan tersebut. b. Financial Performance (Kondisi Keuangan) 1) Kemampuan Meningkatkan Asset dan Liability Sesuai dengan UU Pasar Modal yaitu dalam meningkatkan transparansi dan menjamin perlindungan terhadap pemodal setiap perusahaan yang menawarkan efeknya melalui pasar modal wajib mengungkapkan seluruh informasi mengenai keadaan usahanya termasuk keadaan keuangan, aspek hukum, manajemen dan harta kekayaan perusahaan terhadap masyarakat. Perusahaan yang mengungkapkan informasi lebih banyak kepada pihak luar diduga memiliki kinerja perusahaan ynag lebih baik.52 Karena perusahaan tidak akan menutup-nutupi informasi positif yang dapat membangun minat investor dalam berinvestasi. 2) Kemampuan Menghasilkan Laba Laba merupakan daya tarik yang begitu kuat bagi investor dalam membeli saham terlebih apabila diyakini bahwa perusahaan tersebut. akan mampu tumbuh dengan baik dan mampu menghasilkan laba
51 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, h. 80. 52 Theresia Dwi Hastuti, “Hubungan Antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan”, Jurnal SNA VIII, Vol. VIII, September 2005, h.242.
48
secara berlanjutan.53 Karena investor pasti menginginkan keuntungan dalam setiap investasinya. 3) Kualitas Good Corporate Governance Kemajuan sebuah perusahaan pada dasarnya ditentukan oleh sejauh mana perusahaan tersebut dikelola secara profesional. Terlebih untuk kurun waktu yang sangat panjang, faktor-faktor GCG seperti transparansi, akuntabilitas, perlakuan yang fair terhadap pemegang saham, reliability, akan mejadi faktor yang menunjang daya saing perusahaan.54 Dan apakah strategi dalam memperbaiki kualitas GCG perseroan ini dapat menjadi strategi utama dalam memutuskan go public bank syariah. c. Internal Policy (Strategi Internal) 1) Penentuan Timing IPO Kesalahan penentuan waktu penawaran saham ke publik dapat menimbulkan image negatif kepada saham perusahaan. Apabila pasar sedang mengalami penurunan maka ada kemungkinan saham tersebut ditransaksikan pada hari pertama akan turun dan harga IPO jauh lebih rendah dari harga wajarnya.55 Sehingga, penentuan timing yang tepat saat penawaran saham ke publik merupakan salah satu strategi yang harus dipikirkan oleh Emiten dan penjamin emisi saham. 53
Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, h. 80. 54 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, h. 80. 55 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Proses, Jakarta : PT Adler Manurung Press, 2013, h.56.
49
2) Penentuan Jumlah Saham Beredar Penentuan atas saham yang akan ditawarkan kepada publik merupakan tanggung jawab dari perusahaan sekuritas yang dituangkan pada Peraturan Bapepam dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. Kep-691/BL/2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum yang dikenal dengan Peraturan Bapepam IX.A.7.
56
Dan perusahaan yang
menawarkan saham juga mempunyai hak untuk memberikan masukan kepada perusahaan sekuritas. 3) Penentuan Kualitas Profesi dan Lembaga Penunjang Perusahaan yang ingin melakukan penawaran saham ke publik harus bekerjasama dengan pihak yang ditentukan oleh UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Adapun pihak yang berpartisipasi dalam rangka proses IPO dapat dikelompokkan menjadi lembaga penunjang pasar modal dan profesi penunjang pasar modal. Lembaga penunjang proses IPO terdiri dari Perusahaan Sekuritas dan Biro Administrasi Efek. Dan Profesi penunjang proses IPO terdiri dari, Akuntan Publik, Penasihat Hukum, Penilai, dan Notaris.57 Dengan demikian kualitas lembaga profesi dan penunjang baik secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh kepada kesuksesan go public suatu perseroan.
56 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Proses, Jakarta: PT Adler Manurung Press, 2013, h.97. 57 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Proses, Jakarta: PT Adler Manurung Press, 2013, h.45.
50
Berikut hasil rangkuman diatas yang telah disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini : Tabel 2.3 Data Benefit, Cost, Opportunity, Risk dan Alternatif Solusi Hasil Studi Literatur No. A.
INDIKATOR BENEFIT 1. Market a. Peningkatan perolehan pendapatan (revenue) b. Peningkatan market share c. Peningkatan market size 2. Financial a. Peningkatan kemampuan menghasilkan laba (profitabilitas) b. Peningkatan kemampuan pembayaran kewajiban kepada pihak ketiga (likuiditas) c. Pertumbuhan keuntungan yang stabil tidak fluktuatif (stability) d. Tingkat pengembalian atas investasi (return) 3. Intangible Benefit a. Peningkatan reputasi perusahaan (company image) b. Peningkatan profesionalitas perusahaan
B.
OPPORTUNITY 1. Market a. Pertumbuhan pasar di industri perbankan (market growth) b. Peningkatan daya saing di pasar (market competitiveness) 2. Financial a. Peningkatan pendapatan perusahaan (income) b. Perbaikan permodalan baik kemudahan mendapatkan modal c. Pertumbuhan laba yang stabil tidak fluktuatif d. Tingkat pengembalian atas investasi (return)
C.
COST
51
1. Biaya jasa penjaminan emisi saham dan penasihat keuangan 2. Biaya profesi dan lembaga penunjang pasar modal 3. Biaya operasional penyelengaraan IPO D.
RISK 1. Market a. Tidak likuidnya saham yang ditawarkan pada penawaran umum b. Fluktuasi harga saham yang ditawarkan 2. Financial a. Naik turunnya nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah (fluktuasi mata uang) b. Risiko ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek (likuiditas) c. Risiko waktu pengembalian atas investasi 3. Management a. Tidak mampu bersaing dalam pengendalian operasional b. Tidak mampu bersaing dalam inovasi produk c. Adanya kontrol dan presure oleh pihak-pihak eksternal perusahaan
E.
Alternatif Strategi 1. Company Branding a. Penguatan Branding b. Penguatan Struktur Perusahaan c. Peningkatan Ukuran Perusahaan 2. Financial Performance a. Kemampuan meningkatkan asset dan liability b. Kemampuan menghasilkan laba c. Kualitas pelaporan Good Corporate Governance 3. Internal Policy a. Penentuan waktu yang tepat (timing) b. Penentuan jumlah saham yang beredar c. Penentuan profesi dan lembaga penunjang yang berkualitas
52
C. Penelitian Terdahulu James C. Brau dan Stanley E. Fawcett melakukan penelitian dengan judul “Initial Public Offerings : An Analysis of Theory and Practice58”. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan praktek atas teori dari Initial Public Offering (IPO) dimana variabel yang diteliti adalah motif, waktu, pemilihan underwriter, underpricing, signaling, dan keputusan untuk tetap menjadi perusahaan private. Metode analisis yang digunakan adalah Metode Dillman, yakni Total Design Method. Dengan objek penelitiannya adalah perusahaan yang tidak IPO, gagal IPO, dan berhasil dalam IPO. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan bahwa yang menjadi motif utama perusahaan yang melakukan IPO adalah untuk memfasilitasi akuisisi. Untuk segi waktu, perusahaan menentukan IPO berdasarkan pada kondisi pasar secara global. Dari segi underpricing, perusahaan mengharapkan tingkat underpricing yang mampu mengimbangi investor dalam mengambil resiko. Kemudian untuk signaling, catatan perusahaan di masa lampau merupakan sinyal positif yang kuat dalam menentukan keputusan IPO. Selain itu, untuk pemilihan underwriter diperlukan sertifikasi underwriter untuk meningkatkan kepecayaan emiten dalam bersaing. Lalu menemukan bahwa motif utama perusahaan yang tetap berstatus private adalah untuk mempertahankan pengambilan keputusan atas kontrol dan kepemilikan perusahaan. Fitri Ismiyati dan Rohmad Fuad Armansyah melakukan penelitian yang berjudul “Motif Go Public, Herding, Ukuran Perusahaan, Dan James C. Brau Dan Stanley E. Fawcett. “Initial Public Offerings : An Anlysis of Theory and Practice”. The Journal Of Finance. No. 1 (Februari 2006). 58
53
Underpricing Pada Pasar Modal Indonesia59”. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor yang berpengaruh terhadap tingkat underpricing saham dari perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia dari tahun 1990 sampa dengan Juni 2009. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan analisis jalur dengan menggunakan metode regresi partial least square untuk menguji hubungan antara tujuan perusahaan go public, herding, dan ukuran perusahaan terhadap tingkat underpricing. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
tingkat
underpricing
dipengaruhi secara langsung oleh ukuran perusahaan dengan koefisien parameter bernilai negatif dan secara statistik signifikan, sedangkan ukuran perusahaan secara tidak langsung melalui herding tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing. Dengan demikian, secara langsung pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia yang memiliki asset besar akan cenderung memiliki tingkat underpricing yang rendah, sehingga persentase initial return yang diperoleh akan kecil, sedangkan informasi mengenai ukuran perusahaan tidak mempengaruhi terjadinya herding ketika saham tersebut diperdagangkan pertama kali di pasar sekunder. Hasbi Siraj melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Go Public Terhadap Tingkat Kesehatan Keuangan PT. Bank Panin Syariah60”. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis tingkat kesehatan keuangan
59 Fitri Ismiyati dan Rohmad Fuad Armansyah, “Motif Go Public, Herding, Ukuran Perusahaan, Dan Underpricing Pada Pasar Modal Indonesia”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. No. 01 (April 2010). 60 Hasbi Siraj, Pengaruh Kebijakan Go Public Terhadap Tingkat Kesehatan Keuangan PT. Bank Panin Syariah, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
54
Bank Panin Syariah sebelum go public, (2) menganalisis tingkat kesehatan keuangan Bank Panin Syariah setelah go public, dan (3) menganalisis pengaruh kebijakan go public terhadap tingkat kesehatan keuangan Bank Panin Syariah. Metode analisis yang digunakan adalah metode uji beda paired sample t test. Dengan variabel yang dianalisis adalah komponen rasio keuangan yang terdapat pada RBBR (Risk-Based Bank Rating) yakni, rasio ROA, NOM, dan CAR. Selanjutnya penelitian dilanjutkan pada tahap perbandingan antara kesehatan keuangan pra go public dengan pasca go public dengan menggunakan uji beda paired-sample t test. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum go public, secara keseluruhan mengalami perubahan ke tingkat yang lebih baik. Begitu juga setelah go public, Bank Panin Syariah menunjukan pertumbuhan yang sangat signifikan. Namun berdasarkan hasil uji lanjutan dengan uji beda pairedsample t test menunjukan bahwa hanya pada rasio CAR yang mewakili faktor capital, ada perbedaan rata-rata antara pra go public dan pasca go public. Sedangkan pada rasio ROA dan NOM yang mewakili faktor earning, tidak ada perbedaan rata-rata antara pra go public dan pasca go public. Untuk lebih jelas, maka lihatlah ringkasan peneliatian terdahulu pada tabel dibawah ini :
55
Tabel 2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu No 1.
2.
3.
Model Analisis dan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Penelitian James C. Brau dan Stanley Metode Dillman’s – Berdasarkan hasil penelitian yang Tema penelitian yang - Objek penelitian antara E. Fawcett. Journal of Total Design Method dilakukan, maka ditemukan bahwa motif dibahas terkait teori dan perusahaan yang tidak IPO, Finance. 2006 utama perusahaan melakukan IPO adalah praktek IPO perusahaan yang gagal IPO, Motif IPO, waktu, untuk menfasilitasi akuisisi. dan perusahaan yang berhasil Initial Public Offerings : underwriter, IPO An Analysis of Theory and underpricing, signaling, - Penggunaan variabel Practice keputusan private penelitian - Penggunaan metode penelitian Fitri Ismiyati dan Rohmad Metode regresi berganda Berdasarkan hasil penelitian yang Tema penelitian yang - Metode analisis yang Fuad Armansyah. Jurnal dan analisis jalur dengan ditemukan bahwa nilai R-square 0,100 yang dibahas terkait motif digunakan Manajemen Teori dan metode regresi partial berarti model regresi memiliki tingkat perusahaan go public - Tujuan penelitian hanya Terapan. Universitas least square goodness-fit yang kurang baik atau dapat yang merupakan bagian menganalisis tentang motif Airlangga. 2010 dikatakan variabilitas initial return yang dari pembahasan perusahaan go public, tidak Tujuan perusahaan go dapat dijelaskan oleh ketiga variabel dalam penelitian yang ada bahasan tentang solusi Motif Go Public, Herding, public, herding, dan sebesar 10%. dilakukan peneliti dan skala prioritas dari setiap Ukuran Perusahaan, Dan ukuran perusahaan Kemudian hasil dari analisis jalur adalah motif untuk go public Underpricing Pada Pasar terhadap tingkat bahwa motif perusahaan melakukan go Modal Indonesia underpricing. public dan ukuran perusahaan (total aset) dapat berpengaruh langsung terhadap initial return. Hasbi Siraj. Skripsi. UIN Metode uji beda paired- Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya - Objek penelitian yang - Metode analisis yang Jakarta (2015) sample t test pada rasio CAR yang mewakili faktor digunakan yaitu PT digunakan modal, ada perbedaan rata-rata antara pra Bank Panin Syariah - Tujuan penelitian Pengaruh Kebijakan Go ROA, NOM, CAR dan pasca go public - Tema yang diangkat Public Terhadap Tingkat tentang kebijakan go Kesehatan Keuangan PT. public Bank Panin Syariah. Peneliti dan Judul
56
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, banyak hal yang membedakan dengan penelitian yang diangkat oleh penulis, yaitu : 1) Dari segi tujuan penelitian, penulis memfokuskan penelitian untuk mengevaluasi keputusan go public yang diambil PT Bank Panin Syariah Tbk dan mengetahui seberapa pentingkah keputusan go public ini dalam meningkatkan pertumbuhan perbankan syariah. 2) Dari metode penelitian yang digunakan, penulis menggunakan metode Analytic Network Process (ANP) dengan pendekatan Benefit Cost Ratio (BCR) yang diperkenalkan pertama kali oleh Thomas L. Saaty. 3) Dari penggunaan variabel, jika berdasarkan metode yang digunakan variabel ini disebut dengan kriteria, dimana kriteria yang digunakan adalah benefit of go public, cost of go public, opportunity of go public, dan risk of go public. Dengan demikian keputusan go public bank syariah sangat menarik untuk dikaji lebih jauh, karena manfaat dan peluangnya dapat mempercepat perkembangan bank syariah tentu dengan perhitungan biaya dan resiko tetap harus dipertimbangkan. Selain itu, penentuan metode penelitian yang tepat juga sangat penting untuk dapat mendeteksi urgensi atas keputusan go public bank syariah. Dalam bab berikutnya akan dijelaskan terkait metode penelitian yang digunakan.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif, dimana dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer. Perolehan data primer tersebut melalui indept interview dan pengisian kuesioner oleh pakar, praktisi, atau akademisi yang expert dalam topik yang bersangkutan. Tidak hanya itu, penulis juga menerapkan penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian kaji tindak (action research) dimana pelaksanaannya dapat dilakukan dengan survei dan wawancara. Penelitian kaji tindak adalah penelitian yang dilakukan sebelum suatu kebijakan diambil, dimana penelitian kaji tindak merupakan suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui rekfleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan dalam situasi tertentu untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari a) kegiatan yang dilakukan, b) pemahaman akan kegiatan yang dilakukan, c) situasi kelembagaan tempat kegiatan dilakukan61. B. Teknik Pengumpulan Sampel Teknik pengumpulan sampel yang digunakan penulis dalam penelitian adalah purposive sampling. Purposive sampling merupakan salah satu tipe pengumpulan data tidak berpeluang (non probability sampling). Teknik purposive sampling atau judgement sampling adalah teknik penarikan sampel
61
Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta : Gramata Publishing, 2013), h.12.
57
58
yang berdasarkan pada karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian.62 Responden yang dipilih penulis adalah responden yang dianggap memiliki pemahaman mendalam mengenai financial management, islamic economic, finance dan pasar modal. Dalam metode ANP jumlah responden tidak ditetapkan atau tidak terlalu penting, yang paling penting adalah responden merupakan orang yang menguasai dan kompeten di bidangnya. Tabel 3.1 Daftar Responden Penelitian Nama Profesi
No . 1. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
2.
Dr. Aries Muftie, MH
3.
Dr. Ir. H. Roikhan Muhammad Aziz, MM
4.
Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si
Dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Komisaris Utama PT Bank Panin Syariah Periode 2012-2016 Dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dekan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Keahlian Bidang Financial Management, Islamic Banking, and Finance Islamic Economics and Finance Islamic Economics and Finance Islamic Economics and Finance
D. Metode Analisis Data 1. Konsep Analytic Network Process (ANP) Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan metode penelitian Analytic Network Process (ANP). ANP merupakan pendekatan kualitatif yang
62
Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h. 117.
59
bersifat non parametrik non bayesian, untuk proses pengambilan keputusan dengan kerangka kerja umum tanpa membuat asumsi-asumsi.63 ANP memiliki asumsi yang paling sedikit karena model yang dibuat dalam ANP sesuai dengan kenyataan yang ada, diambil dari teori kajian pustaka pendapat dan ide dari pakar dan praktisi yang betul-betul menguasai masalah yang diangkat64. Sehingga metodologi penelitian ANP sangat cocok untuk penelitian dengan pendekatan kualitatif-kuantitatif. Metode ini adalah pengembangan metode dari Analytic Hierarchy Process (AHP). ANP merupakan pendekatan baru dalam proses pengambilan keputusan yang memberikan kerangka kerja umum dalam memperlakukan keputusan-keputusan tanpa membuat asumsiasumsi tentang independensi elemen-elemen pada level yang lebih tinggi dari elemen-elemen dalam suatu level65. Penelitian dengan metodologi ANP terdiri dari tiga langkah, yakni 66 : Pertama, melalui kuesioner dan interview mendalam dengan akademisi, pakar, dan praktisi untuk memahami sepenuhnya masalah yang terjadi dan mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah tersebut. Kedua, hasil dari tahapan pertama digunakan untuk mengembangkan jaringan ANP dan kuesioner yang relevan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dari para ahli
Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”, Dalam Seminar Intern Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Trisakti 27 Januari 2005, (Jakarta : Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 3. 64 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Ekonomi Islam, h.212. 65 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”, (Jakarta:Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h.4. 66 Ascarya, “The Lack Of Profit And Loss Sharing In Indonesia’s Islamic Banks: Revisited”, Jurnal, Review of Indonesia Economic and Business Studies, Vol.1, No. 1, 2010, h.1. 63
60
dan praktisi. Ketiga, analisis ANP diterapkan untuk menetapkan solusi alternatif prioritas dan strategi kebijakan yang optimal. Konsep utama dalam ANP adalah pengaruh (influence), sementara konsep utama dalam AHP adalah preferensi (preference).
AHP
dengan
asumsi
dependensinya tentang klaster dan elemen merupakan kasus khusus dari ANP. 67
Perbedaan antara hierarki dan jaringan (network) dapat dilihat pada Gambar
5.1. Hierarki memiliki tujuan (goal) atau titik sumber (source node) serta kriteria dan sub kriteria atau titik tumpahan (sink node). Bentuknya berupa struktur linear dari atas ke bawah tanpa adanya timbal balik (feedback) dari level terendah ke level diatasnya. Gambar 3.1 Perbedaan Hierarki dan Jaringan
Sumber : Ascarya (2005)
Terdapat dua jenis keterkaitan pada metode ANP, yaitu: (1) keterkaitan dalam satu set elemen (inner dependence), artinya elemen dalam
Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”, (Jakarta:Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 4. 67
61
suatu
komponen/cluster
dapat
mempengaruhi
elemen
lain
dalam
komponen/cluster yang sama, dan (2) keterkaitan antar elemen yang berbeda (outer dependence), artinya elemen dalam suatu komponen/cluster dapat mempengaruhi elemen lain dalam komponen/cluster yang berbeda dengan memperhatikan setiap kriteria68. Seperti halnya Analytical Hierarchy Process (AHP), ANP juga menggunakan skala rasio. Prioritas-prioritas dalam skala rasio merupakan angka fundamental yang memungkinkan untuk dilakukannya perhitungan operasi aritmetika dasar, seperti penambahan dan pengurangan dalam skala yang sama, perkalian dan pembagian dari skala yang berbeda, dan mengkombinasikan keduanya dengan pembobotan
yang sesuai
dan
menambahkan skala yang berbeda untuk memperoleh skala satu dimensi. Perlu diingat bahwa skala rasio juga merupakan skala absolut. Kedua skala tersebut diperoleh dari pairwise comparison “pembandingan sepasang-sepasang” dengan menggunakan judgements atau rasio dominasi pasangan dengan menggunakan pengukuran aktual. Dalam hal penggunaan judgements, dalam AHP seseorang bertanya: ”Mana yang lebih disukai atau lebih penting?”, sementara dalam ANP seseorang bertanya: “Mana yang mempunyai pengaruh lebih besar?”. Pertanyaan terakhir jelas memerlukan observasi faktual dan pengetahuan untuk
Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”, (Jakarta : Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 3. 68
62
menghasilkan jawaban-jawaban yang valid, yang membuat pertanyaan kedua lebih obyektif daripada pertanyaan pertama. 2. Landasan ANP ANP merupakan metodologi dengan pendekatan kualitatif dimana data yang digunakan untuk dijadikan bahan analisis tidak tersedia, sehingga harus mencari data secara primer69. ANP memiliki empat aksioma yang menjadi landasan teori, antara lain70: a. Resiprokal, aksioma ini menyatakan bahwa jika PC (EA,EB) adalah nilai pembandingan pasangan dari elemen A dan B, dilihat dari elemen induknya C, yang menunjukkan berapa kali lebih banyak elemen A memiliki apa yang dimiliki elemen B, maka PC (EB,EA) = 1/ Pc (EA,EB). Misalkan, jika A lima kali lebih besar dari B, maka B besarnya 1/5 dari besar A. b. Homogenitas, menyatakan bahwa elemen-elemen yang dibandingkan dalam struktur kerangka ANP sebaiknya tidak memiliki perbedaan terlalu besar, yang dapat menyebabkan lebih besarnya kesalahan dalam menentukan penilaian elemen pendukung yang mempengaruhi keputusan.
69
Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h. 219. Aam Slamet Rusydiana dan Abrista Devi, “Analytic Network Process : Pengantar Teori dan Aplikasi”, Bogor : Smart Publishing, 2013, h.16. 70
63
Tabel 3.2 Definisi Skala Penilaian dan Skala Numerik
Equal Importance
INTENSITY OF IMPORTANCE 1
Weak
2
Moderate importance
3
Moderate plus
4
Strong importance
5
Strong plus
6
Very strong or demonstrated importance Very,very strong
7
Extreme importance
9
DEFINITION
8
DESCRIPTION Dua elemen yang dibandingkan memiliki kontribusi kepentingan yang sama Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu elemen dibandingkan elemen yang lain Pengalaman dan penilaian kuat mendukung satu elemen dibandingkan elemen yang lain Satu elemen sangat lebih kuat dibandingkan elemen lainnya, dan dominan ditunjukkan dalam praktik Bukti-bukti yang memihak satu elemen dibandingkan elemen lainnya memiliki bukti yang tingkat kemungkinan afirmasinya tertinggi
Sumber : Saaty (2006) dan Hendri (2013)
c. Prioritas Yaitu pembobotan secara absolut dengan menggunakan skala interval (0.1) dan sebagai ukuran dominasi relatif. d. Dependence Condition Diasumsikan bahwa susunan dapat dikomposisikan ke dalam komponenkomponen yang membentuk bagian berupa cluster. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa terdapat empat landasan yang menjadi dasar dalam penerapan metode analytic network process, yakni : resiprokal, homogenitas, prioritas, dan dependence condition.
64
3. Prinsip Dasar ANP Prinsip-prinsip dasar ANP terbagi menjadi 3, yaitu dekomposisi, penilaian komparasi (comparative judgement), dan komposisi hierarkis (sistesis) dari prioritas71. Penjelasan lebih lengkap ketiga prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut72: a. Prinsip Dekomposisi diterapkan untuk menstrukturkan masalah yang kompleks menjadi kerangka hierarki atau jaringan cluster, sub cluster, subsub cluster, dan seterusnya. Dekomposisi adalah memodelkan masalah ke dalam kerangka ANP. b. Prinsip penilaian komparasi diterapkan untuk membangun pembandingan pasangan (pairwise comparison) dari semua kombinasi elemen-elemen dalam cluster dilihat dari cluster induknya. Pembandingan pasangan ini digunakan untuk mendapatkan prioritas lokal dari elemen-elemen dalam suatu cluster dilihat dari cluster induknya. c. Prinsip komposisi hierarkies atau sintesis diterapkan untuk mengalikan prioritas lokal dari elemen-elemen dalam cluster dengan prioritas global dari elemen induk, yang akan menghasilkan prioritas global seluruh hierarki dan menjumlahkannya untuk menghasilkan prioritas global untuk elemen level terendah (biasanya merupakan alternatif). Berdasarkan penjabaran diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa terdapat tiga prinsip yang harus diketahui oleh peneliti dalam menggunakan
71 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif (Jakarta:Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 8. 72 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”, (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 8.
65
metode analytic network process, yakni : prinsip dekomposisi, prinsip penilaian komparasi, dan prinsip komposisi hierarkies. 4. Konsistensi Dalam ANP Dalam menentukan prioritas dalam analisis jaringan pada ANP adalah dengan melalui pembandingan pasangan antara satu kriteria dengan kriteria lain. Semakin banyak kriteria yang dibandingkan maka akan semakin besar kemungkinan terjadinya inkonsistensi (tidak konsisten) dalam melakukan perbandingan, sedangkan syarat yang harus dipenuhi adalah memenuhi transitivitas. Contoh transitivitas adalah sebagai berikut : Jika memiliki 3 kriteria (X1, X2, X3) yang akan dibandingkan satu sama lain, maka73 : Jika X1 > X2 dan X2 > X3, maka X1 > X3 sehingga jika X1 = 2X2 dan X1 > 4X3, maka 2X2 > 4X3 Ketika membandingkan satu kriteria, pasti tidak akan mengharapkan adanya hubungan intransitif. Namun dalam membandingkan masalah yang memiliki banyak kriteria, hampir tidak mungkin untuk tidak mendapatkan adanya hubungan intransitif74. Sebagai contoh sederhana dari persamaan diatas misalnya, jika seorang guru private diberi pilihan beberapa penawaran insentif di Lembaga Private dimana ada penawaran insentif yang berbeda di masingmasing lembaga, maka insentif menjadi faktor penentu. Dan faktor lain seperti
73
Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h. 224. Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”, (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 10. 74
66
prestise dari lembaga tersebut menjadi pertimbangan. Pada akhirnya guru private tersebut menerima tiga penawaran sebagai berikut : Tabel 3.3 Contoh Struktur Masalah Sederhana Intransitivitas LEMBAGA PRIVATE
GAJI
PRESTISE
A
Rp 2.000.000/bulan
Tinggi
B
Rp 1.750.000/bulan
Sedang
C
Rp 1.500.000/bulan
Rendah
Berdasarkan ketiga pilihan tersebut, maka guru private berkesimpulan bahwa lembaga A > B, B > C, dan A > C. Dimana jika lembaga A dibandingkan dengan lembaga B, mana yang lebih rendah prestisenya dan lebih besar dari sisi gajinya?, begitupun seterusnya. Lalu, penawaran dari lembaga yang manakah yang akan diambil oleh guru private tersebut ? Konsistensi sempurna akan terjadi apabila semua pertimbangan berkaitan dengan yang lainnya secara sempurna. Jika guru private sebelumnya mengatakan bahwa lembaga A tiga kali lebih baik dibandingkan lembaga B, dan lembaga B dua kali lebih baik dibandingkan lembaga A, maka pertimbangan guru private tersebut terhadap lembaga A dan C haruslah enam kali lebih baik, dan bukan yang lain. Semakin besar guru private menyimpang dari enam, maka semakin besar terjadinya inkonsistensi. Oleh karena itu untuk mencapai konsistensi cukup sulit maka dalam teori ANP diperkenalkan konsep deviasi. Dimana tingkat inkonsistensi preference atau pengaruh perbandingan pasangan tidak lebih dari 10 persen atau
67
0,175. Artinya, jika perbandingan pasangan memiliki tingkat inkonsistensi lebih dari 0,1 atau 10 persen, berarti pembandingan pasangan yang dilakukan tidak konsisten dan akan berpengaruh terhadap hasil prioritas yang kurang dapat dipercaya76. 5. Fungsi Utama ANP ANP memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai berikut77 : a. Menstruktur kompleksitas ANP mampu menstruktur kompleksitas permasalahan secara hierarkis kedalam cluster-cluster yang homogen dari faktor-faktor. b. Pengumpulan dalam skala rasio Dalam metodologi ANP menggunakan pengukuran skala rasio yang diyakini paling akurat dalam mengukur faktor-faktor yang membentuk hierarki. Level pengukuran dari terendah ke tertinggi adalah nominal, ordinal, interval dan rasio. Pengukuran rasio diperlukan untuk mencerminkan proporsi.. c. Sintesis Sintesis merupakan kebalikan dari analisis. Jika analisis berarti mengurai entitas material atau abstrak ke dalam elemen-elemennya, maka sintesis berarti menyatukan semua bagian menjadi satu kesatuan. Berdasarkan penjabaran diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa metode analytic network process memiliki lima fungsi utama, yaitu : mestruktur
75 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”, (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h. 10 76 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h. 225. 77 Ascarya, “Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif”, (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia), h.8.
68
kompelksitas, pengumpulan dalam skala rasio, dan sistesis. Dengan demikian ANP sangat tepat digunakan dalam penelitian ini, sifatnya yang objektif dan melibatkan pandangan pakar dan praktisi akan menghasilkan keputusan yang tepat. Dan tidak hanya berdasarkan pada satu sudut pandang saja, sehingga akan lebih kuat dasar untuk mengambil keputusan tersebut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum PT Bank Panin Syariah Tbk Bank Panin Syariah mulai mendapatkan ijin usaha sebagai bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dari Bank Indonesia
berdasarkan
Surat
Keputusan
Gubernur
Bank
Indonesia
No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 pada tanggal 6 oktober 2009 dan mulai beroperasi sebagai Bank Umum Syariah pada tanggal 2 Desember 2009. PT Bank Panin Syariah Tbk (Panin Bank Syariah) berkantor pusat di Gedung Panin Life Center, Jl. Letdjen S. Parman Kav. 91, Jakarta Barat. PT Bank Panin Syariah merupakan bank syariah pertama yang menjadi perusahaan publik dengan melakukan penawaran umum perdana saham di Bursa atau dikenal dengan istilah go public. Bank Panin Syariah melakukan go public pada tanggal 15 Januari 2014 dengan mengeluarkan sejumlah 4.750.000.000 saham dengan harga Rp100,-/lembar dan disertai dengan 950.000.000 Waran Seri I. Dimana rencana penggunaan dana yang di peroleh dari hasil penawaran umum tersebut akan digunakan sebagai modal kerja untuk memperkuat struktur pendanaan jangka panjang dan mendukung ekspansi pembiayaan serta pengembangan jaringan Bank Panin Syariah termasuk infrastruktur didalamnya. Perkembangan Bank Panin Syariah selalu meningkat seiring setelah melakukan go public, hal ini ditandai dengan pertumbuhan aset dari tahun 2013
69
70
hingga 2015 meningkat secara signifikan. Pertumbuhan dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini. Gambar 4.1 Pertumbuhan Aset Bank Panin Syariah Tahun 2013 - 2015 Pertumbuhan Aset Bank Panin Syariah 8.000.000 6.000.000
6.206.504
7.134.235
4.052.510
4.000.000 2.000.000 2013
2014 Aktiva
2015
Linear (Aktiva)
Sumber : Laporan Tahunan Bank Panin Syariah 2015 (data diolah)
Tidak hanya pertumbuhan aset yang positif, melainkan total DPK dan pembiayaan bersih Bank Panin Syariah juga mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Dimana hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.2 dibawah ini. Gambar 4.2 Pertumbuhan DPK dan Pembiayaan Bank Panin Syariah Tahun 2013 - 2015 Pertumbuhan DPK dan Pembiayaan Bank Panin Syariah 10.000.000 5.000.000
2.870.310 2.581.882
5.076.082 4.736.314
5.928.345 5.620.680
2014
2015
2013 DPK
Pembiayaan
Sumber : Laporan Tahunan Bank Panin Syariah 2015 (data diolah)
Hal ini merupakan prestasi yang sangat baik untuk perkembangan Bank Panin Syariah di masa mendatang. Pada tahun 2014 Bank Panin Syariah berhasil
71
membukukan laba bersih sebesar Rp 70,9 juta meningkat dibanding laba bersih tahun 2013 sebesar Rp 21,3 juta. Dan Bank Panin Syariah memperoleh laba sebesar Rp 53,6 juta pada tahun 2015 lalu. Perlu dketahui bahwa saat ini komposisi kepemilikan saham terbesar Bank Panin Syariah dimiliki oleh PT Bank Pan Indonesia Tbk sebesar 51,86%, diikuti oleh Dubai Islamic Bank PJSC sebesar 39,50%, dan Masyarakat sebesar 8,64%. Dengan rincian sebagai berikut : Tabel. 4.1 Komposisi Kepemilikan Saham Bank Panin Syariah Nama Pemegang Saham
2016 Jumlah Saham
PT. Bank Panin 5.119.951.790 Tbk Dubai Islamic Bank 3.900.000.000 Publik 853.620.810 Jumlah 9.873.572.600
2015 Persentase (%)
Jumlah Saham
Persentase (%)
51,86 5.119.951.790
52,03
39,50 2.427.750.000 8,64 2.292.612.010 100% 9.840.313.800
24,67 23,30 100%
Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Panin Syariah Maret 2016 dan Maret 2015
Seiring dengan penambahan porsi kepemilikan saham Dubai Islamic Bank (DIB) di tahun 2016 yaitu sebesar 39,50% lebih besar dibanding tahun 2015 sebesar 24,67% menjadikan DIB sebagai salah satu pemegang saham pengendali di Bank Panin Syariah. Sejalan dengan hal tersebut maka telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 April 2016 bahwa akan ada perubahan nama PT Bank Panin Syariah Tbk menjadi PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk dan akan berlaku setelah Bank Panin Syariah mendapat izin regulator.
72
B. Identifikasi Benefit, Opportunity, Cost, Dan Risk Keputusan Go Public Setelah melakukan studi literatur dan indepth interview, maka kerangka umum untuk analisis benefit, opportunity, cost, dan risk memiliki lima buah cluster utama, yaitu ; 1) Benefit; 2) Opportunity; 3) Cost; 4; Risk; dan 5) Alternatif Strategi. Cluster benefit ini untuk melihat manfaat yang pasti didapat dari hasil keputusan go public, baik dalam perbaikan performa market, financial, dan intangible benefit yang lain. Cluster benefit memiliki 3 elemen, yaitu elemen market, financial, dan intangible benefit. Cluster opportunity ini untuk mempertimbangkan peluang yang lebih besar yang muncul di masa mendatang yang sangat berpeluang dalam perbaikan kinerja market dan financial. Cluster opportunity memiliki 2 elemen, yaitu elemen market dan financial. Selanjutnya cluster cost ini untuk melakukan perhtungan atas biaya yang pasti terjadi dalam mengimplementasikan strategi keputusan go public, baik biaya penjaminan emisi, biaya profesi dan lembaga penunjang, dan biaya operasional penyelenggaraan. Cluster cost memiliki 3 elemen, yaitu elemen biaya jasa penjaminan emisi, biaya profesi dan lembaga penunjang, dan biaya operasional penyelenggaraan. Cluster risk memiliki 3 elemen, yaitu elemen market, financial dan management. Kemudian cluster alternatif strategi memiliki 3 elemen, yaitu elemen company profile, finance performance dan internal policy. Dimana masingmasing elemen tersebut memiliki beberapa sub elemen sebagai turunannya. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 dibawah ini.
73
Gambar 4.3 Model ANP Keputusan Go Public KEPUTUSAN GO PUBLIC PT BANK PANIN SYARIAH TBK : PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS
ALTERNATIF STRATEGI
COMPANY BRANDING
BRANDING
STRUKTUR PERUSAHAAN
FINANCE PERFORMANCE
UKURAN PERUSAHAAN
ASSET & LIABILITY
LABA
INTERNAL POLICY
GCG
TIMING IPO
JUMLAH SAHAM
KUALITAS LEMBAGA
KONTROL DAN PRESURE
INOVASI PRODUK
PENGENDALIAN OPERASIONAL
MANAGEMENT
WAKTU PENGEMBALIAN
FINANCIAL
LIKUIDITAS
FLUKTUASI HARGA SAHAM
SAHAM TIDAK LIKUID
BIAYA OPERASIONANAL PENYELEGGARAAN
BIAYA PROFESI DAN LEMBAGA PENUNJANG
BIAYA JASA PENJAMINAN EMISI
MARKET
RETURN
LABA
MODAL
FINANCIAL
INCOME
MARKET COMPETITIVENESS
MARKET
MARKET GROWTH
PROFESIONALITAS
RETURN
STABILITY
LIKUIDITAS
PROFITABILITAS
COMPANY IMAGE
INTANGIBLE BENEFIT
FINANCIAL
MARKET SIZE
MARKET SHARE
REVENUE
MARKET
RISKS
COST
FLUKTUASI MATA UANG
OPPORTUNITIES
BENEFITS
74
C. Analisis Hasil ANP Atas Go Public Berdasarkan data yang diolah dari pengisian kuesioner dan menggunakan software Super Decision dan Microsoft Excel 2013, maka didapatkan hasil penelitian dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil ANP atas Keputusan Go Public KETERANGAN ASPEK A.1 Benefit B.2 Opportunity C.3 Cost D.4 Risk MANFAAT GO PUBLIC A1.1 Market A1.2 Financial A1.3 Intangible Benefit MANFAAT PASAR A1.11 Revenue A1.12 Market Share A1.13 Market Size MANFAAT FINANSIAL A1.21 Profitabilitas A1.22 Likuiditas A1.23 Stability A1.24 Return MANFAAT TAK BERWUJUD A1.31 Company Image A1.32 Profesionalitas PELUANG GO PUBLIC B2.1 Market B2.2 Financial PELUANG PASAR B2.11 Market Growth B2.12 Market Competitiveness PELUANG FINANSIAL B2.21 Income B2.22 Modal
PAKAR NR R 0,31941 1 0,20882 4 0,21309 3 0,25868 2
PRAKTISI NR R 0,41667 1 0,41667 1 0,08333 2 0,08333 2
TOTAL NR R 0,35434 1 0,28348 2 0,16648 4 0,19570 3
0,39632 0,32819 0,27549
1 2 3
0,33333 0,33333 0,33333
1 1 1
0,37934 0,32958 0,29108
1 2 3
0,26241 0,30413 0,43346
3 2 1
0,14286 0,42857 0,42857
2 1 1
0,23018 0,33768 0,43214
3 2 1
0,14411 0,31617 0,28894 0,25077
4 1 2 3
0,25000 0,25000 0,25000 0,25000
1 1 1 1
0,16568 0,30269 0,28101 0,25061
4 1 2 3
0,50000 0,50000
1 1
0,50000 0,50000
1 1
0,50000 0,50000
1 1
0,31061 0,68939
2 1
0,50000 0,50000
1 1
0,37745 0,62255
2 1
0,85172 0,14828
1 2
0,50000 0,50000
1 1
0,79143 0,20857
1 2
0,34200 0,29421
1 2
0,25000 0,25000
1 1
0,32419 0,28566
1 2
75
B2.23 Laba 0,23695 3 0,25000 1 0,23948 B2.24 Return 0,12683 4 0,25000 1 0,15067 BIAYA GO PUBLIC 2 0,33333 0,32159 C3.1 Biaya jasa penjaminan emisi 0,31768 1 0,23680 3 0,33333 0,26093 C3.2 Biaya profesi dan lembaga 1 C3.3 Biaya operasional 0,44553 1 0,33333 0,41748 penyelenggaraan 1 RISIKO GO PUBLIC D4.1 Market 0,39782 1 0,33333 1 0,38157 D4.2 Financial 0,36908 2 0,33333 1 0,36007 D4.3 Management 0,23311 3 0,33333 1 0,25836 RISIKO PASAR D4.11 Saham Tidak Likuid 0,54836 1 0,50000 1 0,54320 D4.12 Fluktuasi Harga Saham 0,45164 2 0,50000 1 0,45680 RISIKO FINANSIAL D4.21 Fluktuasi Mata Uang 0,41854 1 0,33333 1 0,39998 D4.22 Likuiditas 0,26284 3 0,33333 1 0,27819 D4.23 Return 0,31862 2 0,33333 1 0,32183 RISIKO MANAJEMEN D4.31 Pengendalian Operasional 0,23525 2 0,33333 1 0,26376 D4.32 Inovasi Produk 0,53970 1 0,33333 1 0,47971 D4.33 Kontrol dan Presure 0,22506 3 0,33333 1 0,25653 HASIL PERHITUNGAN BOCR STRATEGI GO PUBLIC
3 4 2 3 1 1 2 3 1 2 1 3 2 2 1 3
STRATEGI GO PUBLIC
E.1 Company Profile E.2 Financial Performance E.3 Internal Policy
0,34204 0,38902 0,26894
2 1 3
0,20000 0,60000 0,20000
2 1 2
0,30653 0,44177 0,25170
2 1 3
0,65000 0,18883 0,16117
1 2 3
0,33333 0,33333 0,33333
1 1 1
0,57084 0,22495 0,20421
1 2 3
0,23333 0,31667 0,45000
3 2 1
0,60000 0,20000 0,20000
1 2 2
0,32500 0,28750 0,38750
2 3 1
0,43424 0,13861
1 3
0,20000 0,20000
2 2
0,37568 0,15396
2 3
0,42714
2
0,60000
1
0,47036
1
STRATEGI - COMPANY PROFILE
E1.1 Branding E1.2 Struktur Perusahaan E1.3 Ukuran Perusahaan STRATEGI - FINANCIAL PERFORMANCE
E2.1 Asset dan Liability E2.2 Laba E2.3 GCG STRATEGI - INTERNAL
E3.1 Timing IPO E3.2 Jumlah Saham Beredar E3.3 Kualitas Profesi dan Lembaga
*NR : Nilai Rata-Rata; R : Rangking
76
Dari hasil penelitian diatas, maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. Menurut Pakar Menurut pakar keputusan go public akan memberikan benefit dan potensi risiko yang lebih besar dibandingkan potensi peluang dan biaya yang akan dikeluarkan. Nilai prioritas tertinggi tetap pada manfaat dari go public itu sendiri, yaitu sebesar 31,94%. Untuk risiko sebesar 25,87%, biaya sebesar 21,31%, dan peluang sebesar 20,88%. Hasil tersebut diperoleh dari perhitungan perbandingan pasangan (pairwise comparison) antar kriteria. b. Menurut Praktisi Bank Panin Syariah Sedangkan menurut praktisi bank panin syariah keputusan go public yang telah diambil memberikan manfaat dan potensi peluang yang lebih besar dibandingkan dengan biaya dan potensi risiko yang akan muncul. Dimana nilai prioritas antara benefit dan peluang memiliki nilai yang sama besar, yaitu 41,67%. Dan kriteria biaya dan risiko juga memiliki nilai prioritas yang sama besar yaitu 8,33% namun jauh lebih kecil dibandikan manfaat dan potensi peluang yang diperoleh. c. Hasil Keseluruhan Responden Berdasarkan hasil perbandingan pasangan (pairwase comparison) maka diperoleh bahwa keputusan go public memberikan benefit dan peluang lebih besar dibanding biaya yang dikeluarkan dan potensi risiko yang muncul ketika bank syariah menjadi perusahaan publik. Dimana nilai prioritas tertinggi berada pada benefit go public sebesar 35,43%, peluang sebesar 28,35%, risiko sebesar 19,57%, dan biaya sebesar (16,65%).
77
Dengan hasil pengukuran rater agreement menunjukkan tingkat kesepakatan responden terhadap efek menjadi perusahaan publik sebesar 0,7188 atau 71,88%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan go public ini akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan bank syariah dengan manfaat dan peluang lebih besar dibanding biaya dan potensi risiko yang timbul. 1. Analisis Benefit Manfaat yang didapat dari suatu keputusan go public dibagi menjadi tiga manfaat, yaitu market, financial, dan intangible benefit. Dimana respon pakar dan praktisi berbeda dalam menanggapi prioritas manfaat yang diperoleh dari keputusan go public. a. Menurut Pakar Berdasarkan hasil perhitungan prioritas pakar antar kriteria manfaat go public, maka diperoleh manfaat pasar sebesar 39,63%, manfaat finasial sebesar 32,82%, dan manfaat tidak berwujud sebesar 27,55%. Dimana manfaat pasar lebih besar dirasakan dibandingkan manfaat finasial dan manfaat tidak berwujud. b. Menurut Praktisi Bank Panin Syariah Berbeda dengan pandangan praktisi bahwa manfaat pasar, finansial, dan manfaat tidak berwujud memiliki nilai prioritas yang sama besarnya, yaitu sebesar 33,33%. Hal ini menggambarkan bahwa ketiga
78
kriteria tersebut memberikan pengaruh positif berupa manfaat yang sama besar kepada bank syariah yang telah go public. c. Hasil Keseluruhan Responden Berdasarkan hasil pandangan keseluruhan pakar dan praktisi, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Dimana berdasarkan pengukuran rater agreement menunjukkan tingkat kesesuaian (persetujuan) pakar dan praktisi terhadap manfaat go public sebesar 0,0216 atau 2,16%. Gambar 4.4 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Benefit Go Public W = 0,0216
MEAN
A1.3 Intangible Benefit PRAKTISI
A1.2 Financial
PAKAR
A1.1 Market 0,0
0,2
0,4
0,6
Kemudian diperoleh hasil prioritas manfaat yang diterima atas keputusan go public yaitu adalah 1) manfaat pasar (37,93%), 2) manfaat finansial (32,96%), dan 3) manfaat tak berwujud (29,11%). Untuk manfaat pasar, hasil prioritas yang diperoleh atas manfaat tersebut adalah 1) market size (43,21%), 2) market share (33,77%), dan 3) revenue (23,02%). Lalu dari segi manfaat finansial diperoleh hasil prioritas sebagai berikut; 1) likuiditas (30,27%), 2) stability (28,10%), 3) return (25,06%), dan 4) profitabilitas (16,57%). Untuk manfaat tak berwujud (intangible benefit) memberikan porsi persentasi yang seimbang yaitu 50% untuk peningkatan
79
reputasi perusahaan (company image) dan 50% untuk peningkatan profesionalitas perusahaan.
Gambar 4.5 Aspek Manfaat Go Public
Gambar 4.6 Aspek Manfaat Pasar
37,93% 0,40
32,96%
0,4
0,30
33,77% 23,02%
0,3
0,20
0,2
0,10
0,1
0,00
0 FINANCIAL
INTANGIBLE BENEFIT
MARKET
MARKET SHARE
Gambar 4.7 Aspek Manfaat Finansial 0,35
43,21%
0,5
29,11%
30,27%
50%
25,06%
0,25
REVENUE
Gambar 4.8 Aspek Manfaat Tak Berwujud
28,10%
0,3
MARKET SIZE
50%
0,5 16,57%
0,2 0,15 0,1
0 COMPANY IMAGE
0,05 0
LIKUIDITAS
PROFITABILITAS
RETURN
PROFESIONALITAS
STABILITY
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai prioritas tertinggi dari masing-masing manfaat go public yaitu : 1. Peningkatan market size (43,21%) dari sisi pasar. Hal ini membuktikan bahwa market size memiliki peran penting dalam mendorong perubahan dalam distribusi keseimbangan dan ukuran kinerja perusahaan. Karena pasar yang lebih besar akan menunjukkan tingkat yang
80
lebih tinggi dari perusahaan yang lain dan meningkatkan produktivitas perusahaan tersebut. 2. Peningkatan likuiditas (30,27%) dari sisi finansial. Perusahaan yang memutuskan menjadi perusahaan publik akan mendapatkan suntikan dana dari masyarakat yang cukup besar dan dapat meningkatkan likuiditas perusahaan. Dimana perusahaan yang likuid merupakan perusahaan yang sehat dari segi keuangan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. 3. Peningkatan reputasi dan profesionalitas perusahaan (50%) dari sisi manfaat tak berwujud. Tidak dapat di pungkiri bahwa penawaran umum saham dapat meningkatkan prestise dan publisitas perusahaan serta mendorong perusahan untuk meningkatkan profesionalitas perusahaannya. 2. Analisis Peluang Peluang yang diperoleh dari keputusan go public, dibagi menjadi 2 kategori yaitu peluang pasar dan finansial. Dimana pandangan pakar dan praktisi berbeda dalam menanggapi prioritas potensi peluang yang diperoleh dari keputusan go public. a. Menurut Pakar Berdasarkan hasil perhitungan nilai prioritas pakar, maka diperoleh hasil bahwa potensi peluang perbaikan kinerja keuangan lebih besar dibandingkan dengan potensi peningkatan pasar. Dimana nilai prioritas
81
peluang finansial berupa peningkatan kinerja keuangan sebesar 68,94% lebih tinggi dibandingkan potensi peluang pasar sebesar 31,06%. b. Menurut Praktisi Bank Panin Syariah Berbeda halnya dengan pandangan praktisi yang beranggapan bahwa potensi peluang finasial dan pasar adalah sama besarnya. Hal ini menggambarkan bahwa keputusan go public yang diambil oleh bank syariah akan memberikan peluang peningkatan kinerja keuangan dan peningkatan pasar bank syariah itu sendiri. c. Hasil Keseluruhan Responden Berdasarkan hasil pandangan keseluruhan pakar dan praktisi, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Maka diperoleh hasil pengukuran rater agreement yang menunjukkan tingkat kesesuaian (persetujuan) pakar dan praktisi terhadap peluang go public sebesar 0,02 atau 2%. Gambar 4.9 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Peluang Go Public
MEAN
W = 0,02 B2.2 Financial
PRAKTISI
B2.1 Market PAKAR 0,0
0,2
0,4
0,6
0,8
Kemudian diperoleh hasil prioritas peluang yang diperoleh atas keputusan go public yaitu adalah 1) peluang finansial (62,25%) dan 2) peluang pasar (37,75%). Untuk peluang finansial diperoleh hasil prioritas
82
peluang go public sebagai berikut; 1) peningkatan pendapatan (32,42%); 2) perbaikan modal (28,57%); 3) peningkatan laba (23,95%); dan 4) peningkatan return (15,07%). Dan untuk peluang pasar, nilai prioritas tertinggi berada pada peluang pertumbuhan pasar (market growth) sebesar 79,14% dan peningkatan daya saing perusahaan hanya sebesar 20,86%.
Gambar 4.10 Aspek Peluang Go Public 1
62,25% 37,75%
0,5 0 FINANCIAL
MARKET
Gambar 4.11 Aspek Peluang Finansial 0,4
79,14%
32,42% 23,95%
0,3
28,57% 15,07%
0,2 0,1 0 INCOME
Gambar 4.12 Aspek Peluang Pasar
LABA
MODAL RETURN
0,8 0,6 0,4 0,2 0
20,86%
MARKET MARKET GROWTH COMPETITIVENESS
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai prioritas tertinggi peluang go public untuk masing-masing peluang, yaitu : 1. Peluang peningkatan pendapatan perusahaan (32,42%) dari sisi finansial. Hal ini membuktikan bahwa bank syariah yang memutuskan go public memiliki potensi memperoleh dana yang relatif besar dan akan diperoleh sekaligus. Tentu akan sangat membantu bank syariah dalam melakukan ekspansi lebih luas lagi.
83
2. Peluang peningkatan pertumbuhan pasar perusahaan (79,14%) dari sisi peluang pasar. Hal ini membuktikan bahwa bank syariah yang memutuskan untuk go public memiliki peluang yang lebih besar dalam peningkatan pertumbuhan pasar bank syariah itu sendiri, karena dengan mejadi perusahaan publik likuiditas akan lebih meningkat dibanding dengan perusahaan tertutup. 3. Analisis Biaya Pertimbangan biaya juga diperlukan dalam pengambilan keputusan go public, dimana bank syariah sudah mampukah secara finansial dalam memenuhi biaya-biaya yang akan dikeluarkan selama proses go public. Dalam penelitian ini membagi biaya menjadi tiga, yaitu biaya penjaminan emisi, biaya profesi dan lembaga penunjang dan biaya operasional penyelenggaraan. Dimana pandangan pakar dan praktisi berbeda dalam menanggapi prioritas biaya yang lebih penting dalam keputusan go public. a. Menurut Pakar Berdasarkan hasil perhitungan nilai prioritas pakar, maka diperoleh hasil bahwa biaya operasional penyelenggaraan lebih penting atau lebih menentukan dalam menyukseskan keputusan go public bank syariah. Dimana nilai prioritas biaya operasional penyelenggaraan sebesar 45%, biaya jasa penjaminan emisi sebesar 32%, dan biaya profesi dan lembaga penunjang sebesar 24%.
84
b. Menurut Praktisi Bank Panin Syariah Bagi praktisi pertimbangan biaya go public dari tiga kriteria yang dibandingkan memiliki nilai prioritas yang sebanding, yaitu 33,33%. Hal ini menggambarkan bahwa masing-masing biaya yang dikeluarkan dalam proses go public turut menentukan kesuksesan atas keputusan go public bank syariah tersebut. c. Hasil Keseluruhan Responden Berdasarkan hasil pandangan keseluruhan pakar dan praktisi, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Dimana diperoleh hasil pengukuran rater agreement yang menunjukkan tingkat kesesuaian (persetujuan) pakar dan praktisi terhadap biaya go public sebesar 0,0204 atau 2,04%.
Gambar 4.13 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Biaya Go Public
W = 0,0204 MEAN
C3.3 Biaya operasional penyelenggaraan
PRAKTISI
C3.2 Biaya profesi dan lembaga C3.1 Biaya jasa penjaminan emisi
PAKAR
0,0
0,2
0,4
0,6
Gambar 4.14 Aspek Biaya Go Public
0,5 0,4
41,75% 32,16% 26,09%
0,3 0,2 0,1 0,0
BIAYA JASA PENJAMINAN EMISI
BIAYA OPERASIONAL PENYELENGGARAAN
BIAYA PROFESI DAN LEMBAGA PENUNJANG
Kemudian dapat diperoleh hasil prioritas atas biaya-biaya go public yang lebih penting pengaruhnya dalam kelancaran proses go public, yaitu :
85
1. Biaya operasional penyelenggaraan (41,75%) Biaya operasional penyelenggaraan IPO ini meliputi biaya percetakan, iklan, persiapan RUPSLB, dan biaya lain-lainnya. Dimana biaya tersebut dikeluarkan sekitar 0,53%. 2. Biaya penjaminan emisi (32,16%) Biaya penjaminan emisi dan penasihat keuangan yang dikeluarkan sekitar 4%. 3. Biaya profesi dan lembaga penunjang (26,09%). Biaya profesi penunjang pasar modal seluruhnya dikeluarkan sebesar 0,16% yang terdiri atas akuntan, konsultan hukum, biro adminitrasi efek, dan notaris. 4. Analisis Risiko Pertimbangan potensi risiko yang mungkin terjadi dalam pengambilan keputusan go public juga sangat diperlukan untuk diperhatikan. Dalam penelitian ini risiko dibagi menjadi tiga fokus utama yaitu risiko pasar, finansial, dan manajemen operasional perusahaan. a. Menurut Pakar Berdasarkan hasil pandangan pakar terhadap potensi risiko go public, maka diperoleh nilai prioritas risiko pasar sebesar 40% lebih besar dibanding risiko finasial sebesar 37% dan risiko manajemen sebesar 23%. Hal ini menggambarkan bahwa risiko pasar memiliki potensi lebih besar yang akan dihadapi oleh bank syaria ketika go public, sehingga diperlukan persiapan dan antisipasi dalam menimimalkan potensi risiko tersebut.
86
b. Menurut Praktisi Bank Panin Syariah Lain halnya dalam pandangan praktisi ketika melihat potensi risiko go public yang akan dihadapi. Praktisi memandang bahwa tidak hanya risiko pasar yang memiliki potensi yang lebih besar, melainkan risiko-risiko lain sepeti risiko finasial dan manajemen juga memiliki potensi yang sama besarnya. Sehingga bank syariah juga harus mempersiapkan diri untuk dapat meminimalkan potensi dari risiko-risiko tersebut. c. Hasil Keseluruhan Responden Berdasarkan hasil pandangan keseluruhan pakar dan praktisi, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Dimana berdasarkan hasil pengukuran rater agreement yang menunjukkan tingkat kesesuaian (persetujuan) responden terhadap risiko go public sebesar 0,0204 atau 2,04%. Gambar 4.15 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Risiko Go Public W = 0,0204
MEAN
D4.3 Management PRAKTISI
D4.2 Financial D4.1 Market
PAKAR 0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
Kemudian dapat diperoleh hasil penilaian prioritas terhadap potensi risiko yang akan muncul ketika bank syariah menjadi perusahaan publik, yaitu : 1) risiko pasar (38,16%), 2) risiko finansial (36,01%), dan 3) risiko manajemen operasional (25,84%). Untuk risiko pasar maka diperoleh prioritas risiko sebagai berikut : 1) risiko saham tidak likuid (54,32%), dan 2) risiko fluktuasi harga
87
saham. Dalam risiko finansial juga diperoleh prioritas risiko sebagai berikut : 1) risiko fluktuasi mata uang (40%), 2) risiko return (32,18%), dan 3) risiko likuiditas (27,82%). Selanjutnya dalam risiko manajemen operasional ditemukan prioritas risiko sebagai berikut : 1) risiko tidak mampu bersaing dalam inovasi produk (47,97%), 2) risiko tidak mampu bersaing dalam pengendalian operasional (26,38%), dan 3) risiko adanya kontrol dan presure dari pihak eksternal (25,65%). Gambar 4.16 Aspek Risiko Go Public 38,16%
36,01%
0,4
Gambar 4.17 Aspek Risiko Pasar 54,32% 0,55
25,84%
0,3
0,5
0,2
45,68%
0,45
0,1
0,4 FLUKTUASI HARGA SAHAM
0 FINANCIAL
MANAGEMENT
MARKET
Gambar 4.18 Aspek Risiko Finansial
Gambar 4.19 Aspek Risiko Manajemen
40,00% 0,4
27,82%
32,18%
47,97% 0,5
0,3
0,4
0,2
0,3
0,1
0,2
0
SAHAM TIDAK LIKUID
25,65%
26,38%
0,1 FLUKTUASI LIKUIDITAS MATA UANG
RETURN
0 INOVASI PRODUK
KONTROL DAN PENGENDALIAN PRESURE OPERASIONAL
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai prioritas tertinggi untuk masing-masing risiko go public, yaitu : 1. Risiko saham tidak likuid (54,32%) dari sisi risiko pasar.
88
Hal ini membuktikan bahwa risiko tidak likuidnya saham yang ditawarkan pada penawaran umum perlu mendapat perhatian agar dapat meminimalkan potensi risiko tersebut, karena tidak ada jaminan bahwa saham peerseroan yang akan diperdagangkan akan aktif atau likuid. 2. Risiko fluktuasi mata uang (40%) dari sisi risiko finansial. Adanya fluktuasi nilai tukar yang berada diposisi depresiasi akan menciptakan ekspektasi inflasi di masa mendatang. Inflasi merupakan berita negatif dalam dunia pasar modal karena akan cederung membatasi pengeluaran investor dan mengurangi pendapatan perusahaan. 3. Risiko tidak mampu bersaing dalam inovasi produk (47,97%) dari sisi risiko manajemen operasional. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar suatu perseroan maka semakin besar pula persaingannya. Sehingga diperlukan inovasi produk yang harus terus berkembang. Ketika perseroan tidak mampu bersaing dalam inovasi produk tentu akan mempengaruhi kinerja perseroan tersebut. 5. Analisis Strategi Dalam rangka menentukan keputusan go public tentu perlu adanya rancangan strategi untuk memaksimalkan benefit dan peluang yang akan diterima oleh bank syariah. Dimana dalam penelitian ini memfokuskan pada tiga strategi utama, yaitu : 1) strategi profil perusahaan yang dibagi menjadi tiga yaitu penguatan branding, penguatan struktur perusahaan, dan peningkatan ukuran perusahaan, 2) strategi performa keuangan perusahaan yang dibagi menjadi tiga, yaitu peningkatan pertumbuhan aset dan liability, kemampuan menghasilkan
89
laba, dan perbaikan laporan GCG perusahaan, 3) strategi internal perusahaan yang dibagi menjadi tiga bagian pula, yaitu : penentuan timing IPO, penentuan jumlah saham beredar, dan penentuan profesi dan lembaga penunjang yang berkualitas. a. Menurut Pakar Berdasarkan penilaian pakar terhadap strategi go public yang ditawarkan, maka diperoleh hasil prioritas bahwa strategi dengan perbaikan kinerja keuangan (financial performance) yang di publikasikan dalam bentuk laporan memiliki pengaruh yang lebih besar dalam memutuskan go public bank syariah. Dimana nilai prioritas strategi financial performance sebesar 38,9%, strategi perbaikan profil perusahaan (company profile) sebesar 34,2%, dan strategi internal perseroan seperti timing IPO, penguatan branding, dan penentuang jumlah saham beredar sebesar 26,89%. Perhitungan tersebut berdasarkan analisis BOCR dengan pendekatan formula additive negative, sehingga diketahui prioritas untuk jangka panjang. b. Menurut Praktisi Bank Panin Syariah Sama halnya dengan hasil penilaian praktisi terhadap strategi go public yang ditawarkan, praktisi pun beranggapan bahwa strategi dengan perbaikan kinerja keuangan (financial performance) yang di publikasikan dalam bentuk laporan memiliki pengaruh yang lebih besar dalam memutuskan go public bank syariah. Dengan nilai prioritas strategi financial performance sebesar 60%, dan strategi perbaikan profil perusahaan serta strategi internal memiliki nilai prioritas yang sama yaitu 20%.
90
c. Hasil Keseluruhan Responden Berdasarkan hasil pandangan keseluruhan pakar dan praktisi, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Dimana berdasarkan hasil pengukuran rater agreement yang menunjukkan tingkat kesesuaian (persetujuan) pakar dan praktisi terhadap strategi go public sebesar 0,0813 atau 8,13%. Gambar 4.20 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Strategi Go Public W = 0,0813
MEAN
E.3 Internal Policy
PRAKTISI E.2 Financial Performance
PAKAR
E.1 Company Profile
0,0
0,2
0,4
0,6
0,8
Dalam gambar diatas dijelaskan bahwa pakar dan praktisi sepakat strategi perbaikan kinerja keuangan (financial performance) yang di publikasikan dalam bentuk laporan merupakan strategi prioritas yang ditawarkan untuk bank syariah go public. Namun, pengukuran dengan rater agreement tidakhlah cukup untuk mengetahui bobot penentuan prioritas suatu strategi. Oleh karena itu dilakukan perhitungan kembali dengan menggunakan formula additive negative untuk melihat prioritas jangka panjang. Formula ini khusus digunakan untuk merumuskan sebuah strategi jangka panjang. Dimana dalam formula tersebut memperhitungkan benefit, opportunity, cost, dan risk dari masing-masing strategi yang ditawarkan.
91
Tabel 4.3 Bobot Alternatif Strategi Go Public Strategi
0,1962 0,0773 0,0702 0,1117 0,0988 0,1332 0,1291 0,0529
B.2 Opportunity 0,1483 0,0584 0,0531 0,0844 0,0747 0,1007 0,0976 0,0400
0,1617
0,1222
A.1 Benefit
E1.1 Branding E1.2 Struktur Perusahaan E1.3 Ukuran Perusahaan E2.1 Asset dan Liability E2.2 Laba E2.3 GCG E3.1 Timing IPO E3.2 Jumlah Saham Beredar E3.3 Kualitas Profesi dan Lembaga
C.3 Cost
D.4 Risk
0,1037 0,0409 0,0371 0,0590 0,0522 0,0704 0,0682 0,0280
0,1226 0,0483 0,0439 0,0698 0,0618 0,0833 0,0807 0,0331
0,0854
0,1011
Tabel diatas menunjukkan hasil penilaian BOCR untuk masing-masing alternatif strategi keputusan go public bank syariah. Perhitungan BOCR dalam strategi ini menggunakan pendekatan additive negative formula yaitu biasa digunakan untuk menentukan prioritas jangka panjang. Dimana formulanya adalah : Additive Negative Formula = bB+oO-cC-rR Sehingga dihasilkan nilai prioritas strategi sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Penghitungan Prioritas Strategi Go Public bB+oO-cCrR STRATEGI Rank Priority E1.1 Branding 1 0,190278 E1.2 Struktur Perusahaan 7 0,074984 E1.3 Ukuran Perusahaan 8 0,068071 E2.1 Asset dan Liability 5 0,108333 E2.2 Laba 6 0,095833 E2.3 GCG 3 0,129167 E3.1 Timing IPO 4 0,125227 E3.2 Jumlah Saham Beredar 9 0,051320 E3.3 Kualitas Profesi dan Lembaga 2 0,156786 Sumber : data diolah di super desicion dan Ms. Excel
92
Berdasarkan hasil perbandingan pasangan (pairwise comparison) dan perhitungan analisis BOCR terhadap setiap strategi yang ditawarkan maka dihasilkan nilai prioritas dari masing-masing strategi dalam hal memutuskan go public bank syariah yaitu : 1) penguatan branding (19,03%), 2) penentuan kualitas profesi dan lembaga penunjang (15,68%), 3) perbaikan GCG perusahaan (12,92%), 4) penentuan timing IPO (12,52%), 5) peningkatan pertumbuhan aset dan liability (10,83%), 6) peningkatan kemampuan menghasilkan laba (9,58%), 7) penguatan struktur perusahaan (7,50%), 8) peningkatan ukuran perusahaan ( 6,81%), dan 9) penentuan jumlah saham beredar (5,13%). Untuk lebih lengkanya dapat dilihat pada Gambar 4.23 dibawah ini. Gambar 4.21 Hasil Prioritas Strategi Go Public Penedekatan BOCR Hasil Prioritas Strategi Go Public 0,20
19,03% 15,68% 12,92%
0,15
10,83% 7,50%
0,10
12,52%
9,58%
6,81%
5,13%
0,05 0,00 E1.1 Branding
E1.2 Struktur E1.3 Ukuran E2.1 Asset Perusahaan Perusahaan dan Liability
E2.2 Laba
E2.3 GCG
E3.1 Timing IPO
E3.2 Jumlah E3.3 Kualitas Saham Profesi dan Beredar Lembaga
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tiga prioritas utama yang dapat dijadikan strategi dalam memutuskan go public bank syariah yaitu :
93
1. Penguatan Branding Penguatan branding perusahaan tentu akan menjadikan daya tarik tersendiri bagi investor, khususnya apabila dikenal sebagai perusahaan yang sehat dan dikelola secara profesional. 2. Penentuan Kualitas Profesi Dan Lembaga Penunjang Penentuan kualitas dan lembaga penunjang juga menjadi prioritas strategi kedua yang dapat dijadikan pertimbangan bank syariah dalam memutuskan go public. Karena dalam proses IPO memerlukan peran penting dari lembaga profesi dan lembaga penunjang, sehingga diperlukan pula pertimbangan kualitas dari lembaga-lembaga tersebut. 3. Perbaikan GCG Perusahaan Dengan strategi perbaikan GCG perusahaan, maka dapat menunjang daya saing perusahaan tersebut. Karena kemajuan sebuah perusahaan pada dasarnya ditentukan oleh sejauh mana perusahaan tersebut dikelola secara profesional. Demikianlah hasil pengolahan dan analisis dari data yang telah diperoleh, hal ini membuktikan bahwa keputusan go public sangat perlu dipertimbangkan bank syariah sebagai keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah permodalan. Dibuktikan dengan kesepakatan pakar dan praktisi yang sepakat bahwa go public akan memberikan manfaat dan peluang yang lebih besar dibandingkan biaya dan potensi risiko. Dengan nilai prioritas manfaat sebesar 35,43%, peluang sebesar 28,35%, risiko sebesar 19,57%, dan biaya sebesar 16,65%.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang keputusan go public PT Bank Panin Syariah Tbk melalui pendekatan analytic network process, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai prioritas benefit sebesar 35,43%, peluang sebesar 28,35%, cost sebesar 16,65%, dan risiko sebesar 19,57%. Manfaat yang diperoleh atas keputusan go public berdasarkan hasil penelitian adalah 1)peningkatan market size (43,21%) dari sisi pasar, 2) peningkatan likuiditas (30,27%) dari sisi finansial, dan 3) peningkatan reputasi dan profesionalitas perusahaan (50%) dari sisi manfaat tak berwujud. Peluang yang diperoleh atas keputusan go public berdasarkan hasil penelitian, yaitu 1) peluang peningkatan pendapatan perusahaan (32,42%) dari sisi finansial, dan 2) peluang peningkatan pertumbuhan pasar perusahaan (79,14%) dari sisi peluang pasar. Hasil prioritas atas biaya-biaya go public yang lebih penting pengaruhnya dalam kelancaran proses go public, yaitu : 1) biaya operasional penyelenggaraan (41,75%) yang didalamnya meliputi biaya percetakan, iklan, persiapan RUPSLB, dan biaya lain-lainnya; 2) biaya penjaminan emisi (32,16%), dan 3) biaya profesi dan lembaga penunjang (26,09%). Potensi risiko yang akan timbul ketika menjadi perusahaan publik, yaitu : 1) risiko saham tidak likuid (54,32%) dari sisi risiko pasar, 2) risiko fluktuasi mata uang (40%) dari sisi risiko
94
95
finansial, dan 3) risiko tidak mampu bersaing dalam inovasi produk (47,97%) dari sisi risiko manajemen operasional. 2. Berdasarkan hasil perbandingan pasangan (pairwise comparison) dan perhitungan analisis BOCR terhadap setiap strategi yang ditawarkan maka dihasilkan nilai prioritas dari masing-masing strategi dalam hal memutuskan go public bank syariah yaitu : 1) penguatan branding (19,03%), 2) penentuan kualitas profesi dan lembaga penunjang (15,68%), dan 3) perbaikan GCG perusahaan (12,92%). B. Rekomendasi Berdasarkan hasil temuan dari penelitian ini, maka penulis merekomendasikan bagi pihak perseroan khususnya bank syariah yang ingin go public untuk dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi segala potensi peluang dan risiko go public yang akan muncul. Karena dengan persiapan yang baik dapat memaksimalkan manfaat dan peluang serta meminimalkan potensi risiko yang akan dihadapi. Dan saat ini bank syariah harus mulai meningkatkan kepercayaan diri untuk dapat melenggang di dunia pasar modal, karena dengan menjadi perusahaan publik bank syariah dapat melakukan ekspansi dan memperluas pasar bank syariah itu sendiri. Kemudian bagi penelitian selanjutnya untuk menggunakan referensi yang lebih banyak dalam penelusuran studi literatur terhadap masalah yang diangkat dan menambah jumlah responden yang expert dibidang masalah tersebut
sehingga
diimplementasikan.
output
yang
dihasilkan
lebih
kuat
dan
dapat
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an. Ahmad, Rizal. 2009. Pengaruh Profitabilitas dan Investmen Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Tunai. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu. Vol.2. No.2. Ascarya. 2008. Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhrudin. 2006. Pasar Modal Di Indoesia : Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta : Salemba Empat. Fakhruddin, Hendy M. 2008. Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Ihsan, Dwi Nuraini. 2015. Manajemen Treasury Bank Syariah. Jakarta : UIN Press. Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Laporan Tahunan Bank Panin Syariah Tahun 2014 Manurung, Adler Haymans. 2013. Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Praktek. Jakarta : Manurung Press. Prospektus Awal Penawaran Umum Perdana Saham PT Panin Bank Syariah Tbk Tahun 2013. Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019. 2015. Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Rusydiana, Aam Slamet dan Abrista Devi. 2013. Analytic Network Process: Pengantar Teori dan Aplikasi. Bogor : Smart Publishing. Salusu. 2015. Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Setiadi, Nugroho J. 2008. Business Economic And Managerial Decision Making. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Soemitra, Andri. 2009. Bank Dan Lembaga Keuanggan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media. Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. 2013. Metode Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: Gramata Publishing. Widjaja, Gunawan dan Wulandari Risnamanitis. 2009. Seri Pengetahuan Pasar Modal: Go Public Dan Go Private Di Indonesia. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Jurnal Ascarya. 2005. Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif. Dalam Seminar Intern Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Trisakti. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia. Ascarya. 2005. Analytic Network Process (ANP) : Pendekatan Baru Studi Kualiltatif. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia. Ascarya. 2010. The Lack Of Profit And Loss Sharing In Indonesia’s Islamic Banks: Revisited, Jurnal, Review of Indonesia Economic and Business Studies. Vol.1. No. 1. Azlina, Nur. 2009. Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal, dan Skala Perusahaan terhadap Profitabilitas. Pekbis Jurnal. Vol.1. No.2.
Brau, James C. Dan Stanley E. Fawcett. 2006. Initial Public Offerings : An Anlysis of Theory and Practice. The Journal Of Finance. No. 1. Hastuti, Theresia Dwi. 2005. Hubungan Antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan. Jurnal SNA VIII. Vol. VIII. Herman, Sebastian. 2015. Negara Mayoritas Muslim, Pangsa Pasar Bank Syariah Kenapa Rendah?. Paper FREKS III Kategori Muda. Indriati, Henni. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inovasi Produk Perbankan Syariah di Indonesia. Tesis Universitas Indonesia. Ismiyati, Fitri dan Rohmad Fuad Armansyah. 2010. Motif Go Public, Herding, Ukuran Perusahaan, dan Underpricing Pada Pasar Modal Indonesia. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. No. 1. Melitz, Marc J. dan Giancarlo I.P. Ottaviano. 2008. Market Size, Trade, and Productivity. Jurnal. Review of Economics Studies. Vol.75. Nuswandari, Cahyani. 2009. Pengaruh Corporate Governance Perception Index Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol.16 No.2. Siraj, Hasbi. 2015. Pengaruh Kebijakan Go Public Terhadap Tingkat Kesehatan Keuangan PT. Bank Panin Syariah. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Statististik Perbankan Syariah (SPS) Mei 2015. 2015. Tabel Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Otoritas Jasa Keuangan.
Sulistyandari. 2011. Hubungan Kausalitas Antara Nilai Tukar Mata Uang Dan Indeks Harga Saham Di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Perrformance. Vol. 13 (1). Suprapti, Sri Budiwati Wahyu dan Siti Dwi Nuraini. 2009. Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage dan Rasio Intensitas Modal pada Return Saham, Jurnal Karisma. Vol. 3 (2). Internet Bursa
Efek
Indonesia.
2015.
Perusahaan
Tercatat.
Diakses
dari:
http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaantercatat.aspx, pada Rabu, 25
Nopember 2015. Deny, Septian. 2015. Perbankan Syariah Ikut Terdampak Perlambatan Ekonomi. Artikel
diakses
pada
pada
5
Oktober
2015
dari:
http://bisnis.liputan6.com/read/2243325/perbankan-syariah-ikut-terdampakperlambatan-ekonomi
Pratiwi, Ria. 2014. Pembiayaan dan DPK Meningkat, Aset Bank Panin Syariah Capai
Rp
4
Triliun.
19
Juni
2014.
Diakses
dari
:
http://swa.co.id/corporate/financial-report/pembiayaan-dan-dpk-meningkataset-bank-panin-syariah-capai-rp4-triliun. Diakses pada Rabu, 14 Oktober
2015. Siregar, Dian Ihsan. 2013. BEI Minta Perbankan Syariah Ikut Melenggang Di Bursa.
13
Desember
2013.
Diakses
dari
http://bisnis.liputan6.com/read/773944/bei-minta-perbankan-syariah-ikutmelenggang-di-bursa. Diakses pada Senin, 25 November 2015.
:
LAMPIRAN Lampiran I : Kuesioner Penelitian
FORM KUESIONER (Keputusan Go Public pada PT Bank Panin Syarih Tbk : Pendekatan Analytic Network Process) Mohon dicentang (V) di kolom sesuai dengan jawaban. Angka 9 dalam skala verbal berarti amat sangat besar pengaruhnya. A.1 Dalam mengambil keputusan go public, mana dari hal berikut yang lebih penting : 1
2
3
4
5
6
7
8
9
BENEFIT Melihat manfaat yang pasti didapat dari suatu keputusan go public, baik dalam perbaikan performa market, finansial dan intangible benefit yang lain. OPPORTUNITY Mempertimbangkan peluang yang lebih besar yang muncul di masa datang yang sangat berpeluang dalam perbaikan kinerja market dan financial. COST Melakukan perhitungan atas biaya yang pasti terjadi dalam mengimplementasikan strategi keputusan go public, baik biaya penjaminan emisi, biaya profesi dan lembaga, dan biaya operasional penyelenggaraan. RISK Mempertimbangkan potensi risiko yang mungkin terjadi di bidang market, financial, dan management.
B.1 Berdasarkan benefit/manfaat yang pasti didapat dari pengambilan suatu strategi keputusan go public, mana dari hal berikut yang lebih penting: 1 MARKET Pertumbuhan pendapatan, market share dan market size. FINANCIAL Perbaikan kinerja keuangan. INTANGIBLE BENEFIT Meningkatkan company image dan profesionalitas.
2
3
4
5
6
7
8
9
B.2 Berdasarkan opportunity/peluang yang bisa dimanfaatkan dari pengambilan suatu strategi keputusan go public, mana dari hal berikut yang lebih penting : 1 MARKET Peluang pertumbuhan market growth competitiveness. FINANCIAL Peluang peningkatan kinerja keuangan.
dan
2
3
4
5
6
7
8
9
market
B.3 Berdasarkan cost/biaya yang pasti terjadi dari pengambilan strategi keputusan go public, mana dari hal berikut yang lebih penting : 1
2
3
4
5
6
7
8
9
BIAYA JASA PENJAMINAN EMISI Peningkatan biaya jasa penjaminan emisi saham dan penasihat keuangan. BIAYA PROFESI DAN LEMBAGA Peningkatan biaya profesi dan lembaga penunjang pasar modal. BIAYA OPERASIONAL PENYELENGGARAAN Peningkatan biaya operasional penyelenggaraan IPO.
B.4 Berdasarkan risk/risiko yang mungkin terjadi dari pengambilan strategi keputusan go public, mana yang lebih penting : 1
2
3
4
5
6
7
8
9
MARKET Risiko saham tidak likuid dan fuluktuasi harga saham yang ditawarkan. FINANCIAL Risiko fluktuasi mata uang, likuiditas dan waktu return atas investasi. MANAGEMENT Risiko gagal bersaing dalam pengendalian operasional, inovasi produk, dan adanya kontrol dan presure oleh pihak eksternal perusahaan.
C.1.1 Terjadinya pertumbuhan pasar/market akibat pengambilan keputusan go public, dari hal berikut manfaat mana yang lebih penting : 1 REVENUE Peningkatan perolehan pendapatan. MARKET SHARE Peningkatan market share. MARKET SIZE Peningkatan market size.
2
3
4
5
6
7
8
9
C. 1.2 Terjadinya perbaikan kinerja financial akibat pengambilan keputusan go public, dari hal berikut manfaat mana yang lebih penting : 1
2
3
4
5
6
7
8
9
PROFITABILITAS Peningkatan kemampuan menghasilkan laba. LIKUIDITAS Peningkatan kemampuan pembayaran kewajiban kepada pihak ketiga. STABILITY Pertumbuhan keuntungan yang stabil tidak fluktuatif. RETURN Peningkatan tingkat pengembalian atas investasi.
C.1.3 Manfaat tak terlihat (intangible benefit), dari hal berikut mana yang lebih penting : 1
2
3
4
5
6
7
8
9
COMPANY IMAGE Peningkatan reputasi perusahaan. PROFESIONALITAS Peningkatan profesionalitas perusahaan.
C.2.1 Peluang pertumbuhan pasar/market, jika terjadi pertumbuhan pasar akibat pengambilan keputusan go public, mana dari hal berikut yang lebih penting : 1
2
3
4
5
6
7
8
9
MARKET GROWTH Pertumbuhan pasar di industri perbankan. MARKET COMPETITIVENESS Peningkatan daya saing di pasar.
C.2.2 Peluang peningkatan kinerja keuangan/financial, jika terjadi peningkatan kinerja keuangan akibat pengambilan keputusan go public, mana dari hal berikut yang lebih penting: 1 INCOME Peningkatan pendapatan perusahaan. MODAL Perbaikan permodalan baik kemudahan dalam mendapatkan modal. LABA Pertumbuhan laba yang stabil tidak fluktuatif. RETURN Peningkatan tingkat pengembalian atas investasi.
2
3
4
5
6
7
8
9
C.3.1 Risiko terganggunya pasar/market yang mungkin terjadi akibat pengambilan keputusan go public, dari hal berikut mana yang lebih penting: 1
2
3
4
5
6
7
8
9
SAHAM TIDAK LIKUID Tidak likuidnya saham yang ditawarkan pada penawaran umum. FLUKTUASI HARGA SAHAM Fluktuasi harga saham yang ditawarkan.
C. 3.2 Risiko financial akibat pengambilan keputusan go public, dari hal berikut mana yang lebih penting : 1
2
3
4
5
6
7
8
9
FLUKTUASI MATA UANG Naik turunnya nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah. LIKUIDITAS Risiko ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. RETURN Risiko waktu pengembalian atas investasi.
C.3.3 Risiko management akibat pengambilan keputusan go public, dari hal berikut mana yang lebih penting: 1
2
3
4
5
6
7
8
9
PENGENDALIAN OPERASIONAL Tidak mampu bersaing dalam pengendalian operasional. INOVASI PRODUK Tidak mampu bersaing dalam inovasi produk. KONTROL DAN PRESURE Adanya kontrol dan presure oleh pihak-pihak eksternal perusahaan.
-Akhir dari Kuesioner Tahap 1D.1 Dalam memutuskan keputusan go public bank syariah, alternatif manakah yang lebih penting : 1 COMPANY PROFILE Dengan penguatan branding, penguatan struktur perusahaan, dan peningkatan ukuran perusahaan. FINANCIAL PERFORMANCE Dengan meningkatkan pertumbuhan aset dan liability, kemampuan menghasilkan laba, dan laporan GCG. INTERNAL POLICY Dengan menentukan timing IPO, jumlah saham yang beredar, dan penentuan profesi dan lembaga penunjang yang berkualitas.
2
3
4
5
6
7
8
9
D.1.1 Berdasarkan alternatif Company Profile, manakah yang lebih berpengaruh dalam memutuskan go public : 1
2
3
4
5
6
7
8
9
BRANDING Penguatan branding. STRUKTUR PERUSAHAAN Penguatan struktur perusahaan. UKURAN PERUSAHAAN Peningkatan ukuran perusahaan.
D.1.2 Berdasarkan alternatif Finanncial Performance, manakah yang lebih berpengaruh dalam memutuskan go public : 1
2
3
4
5
6
7
8
9
ASSET DAN LIABILITY Kemampuan meningkatkan asset dan liability. LABA Kemampuan menghasilkan laba. GOOD CORPORATE GOVERNANCE Kualitas pelaporan Good Corporate Governance.
D.1.3 Berdasarkan alternatif Internal Policy, manakah yang lebih berpengaruh dalam memutuskan go public : 1
2
3
4
5
6
7
8
9
TIMING IPO Penentuan waktu yang tepat untuk IPO. JUMLAH SAHAM BEREDAR Kemampuan menghasilkan laba. KUALITAS PROFESI DAN LEMBAGA Penentuan profesi dan lembaga penunjang yang berkualitas.
-Akhir dari Kuesioner Tahap 2..................................., ............................Mei 2016 NAMA
: TTD
JABATAN :
Lampiran II : Tampilan Model ANP pada Software Super Desicion
Lampiran III : Tabel Hasil Pengolahan Data R1 Keterangan
BENEFIT
OPPORTUNITY
COST
RISK
R3
R4
Normalized By Cluster
Limiting
Normalized By Cluster
Limiting
Normalized By Cluster
Limiting
1,00000
0.138158
1,00000
0.066388
1,00000
0.107085
BENEFIT
0.41667
0.098684
0.31941
0.031157
0.31941
0.050256
1,00000 0.31941
OPPORTUNITY
0.41667
0.098684
0.20063
0.019570
0.20063
0.031568
0.22128
0.037093
COST
0.08333
0.019737
0.22128
0.021585
0.22128
0.034817
0.20063
0.033631
RISK
0.08333
0.019737
0.25868
0.025233
0.25868
0.040701
0.25868
0.043362
FINANCIAL INTANGIBLE BENEFIT
0.33333
0.055556
0.53961
0.044093
0.16342
0.044093
0.60000
0.060000
0.33333
0.055556
0.29696
0.024265
0.29696
0.080122
0.20000
0.020000
MARKET
0.33333
0.055556
0.16343
0.013354
0.53962
0.145592
0.20000
0.020000
LIKUIDITAS
0.25000
0.083333
0.45541
0.245745
0.50000
0.081712
0.14088
0.084528
PROFITABILITAS
0.25000
0.083333
0.14088
0.076021
0.16667
0.027237
0.14088
0.084528
RETURN
0.25000
0.083333
0.26283
0.141828
0.16667
0.027237
0.26283
0.157700
STABILITY
0.25000
0.083333
0.14088
0.076021
0.16667
0.027237
0.45541
0.273245
COMPANY IMAGE
0.50000
0.166667
0.50000
0.148481
0.50000
0.148481
0.50000
0.100000
PROFESIONALITAS
0.50000
0.166667
0.50000
0.148481
0.50000
0.148481
0.50000
0.100000
MARKET SHARE
0.42857
0.071429
0.50000
0.040856
0.29696
0.080122
0.16342
0.016342
MARKET SIZE
0.42857
0.071429
0.25000
0.020428
0.53962
0.145592
0.29696
0.029696
REVENUE
0.14286
0.023810
0.25000
0.020428
0.16342
0.044093
0.53962
0.053961
INCOME
0.25000
0.125000
0.42359
0.282391
0.33333
0.222222
0.27718
0.207885
LABA
0.25000
0.125000
0.22704
0.151363
0.33333
0.222222
0.16009
0.120066
MODAL
0.25000
0.125000
0.22704
0.151363
0.16667
0.111111
0.46730
0.350472
RETURN MARKET COMPETITIVENESS
0.25000
0.125000
0.12232
0.081549
0.16667
0.111111
0.09543
0.071576
0.50000
0.125000
0.20000
0.033333
0.50000
0.083333
0.50000
0.062500
MARKET GROWTH
0.50000
0.125000
0.80000
0.133333
0.50000
0.083333
0.50000
0.062500
FINANCIAL
0.50000
0.125000
0.66666
0.111111
0.66666
0.111111
0.75000
0.093750
MARKET BIAYA JASA PENJAMINAN EMISI BIAYA OPERASIONAL PENYELENGGARAAN BIAYA PROFESI DAN LEMBAGA PENUNJANG FLUKTUASI MATA UANG
0.50000
0.125000
0.33334
0.055556
0.33334
0.055556
0.25000
0.031250
0.33333
0.333333
0.25000
0.250000
0.16342
0.163424
0.53961
0.539615
0.33333
0.333333
0.50000
0.500000
0.53961
0.539615
0.29696
0.296961
0.33333
0.333333
0.25000
0.250000
0.29696
0.296961
0.16342
0.163424
0.33333
0.111111
0.50000
0.250000
0.16342
0.065370
0.62501
0.185605
LIKUIDITAS
0.33333
0.111111
0.25000
0.125000
0.29696
0.118785
0.23849
0.070821
RETURN
0.33333
0.111111
0.25000
0.125000
0.53961
0.215846
0.13650
0.040535
KEPUTUSAN GO PUBLIC PT BANK PANIN SYARIAH TBK
BOCR
R2
Normalized By Cluster
Limiting 0.114086 0.053541
ALTERNATIF STRATEGI
COMPANY PROFILE
FINANCE PERFORMANCE
INTERNAL POLICY
INOVASI PRODUK KONTROL DAN PRESURE PENGENDALIAN OPERASIONAL FLUKTUASI HARGA SAHAM SAHAM TIDAK LIKUID
0.33333
0.111111
0.53962
0.134904
0.50000
0.200000
0.63699
0.104099
0.33333
0.111111
0.16342
0.040856
0.25000
0.100000
0.25829
0.042210
0.33333
0.111111
0.29696
0.074240
0.25000
0.100000
0.10473
0.017115
0.50000
0.083333
0.50000
0.062500
0.50000
0.050000
0.25000
0.067452
0.50000
0.083333
0.50000
0.062500
0.50000
0.050000
0.75000
0.202355
FINANCIAL
0.33333
0.055556
0.50000
0.062500
0.40000
0.040000
0.29696
0.080122
MANAGEMENT
0.33333
0.055556
0.25000
0.031250
0.40000
0.040000
0.16342
0.044093
MARKET
0.33333
0.055556
0.25000
0.031250
0.20000
0.020000
0.53962
0.145592
0.40196
0.336067
0.32026
0.235573
0.30390
0.218287
0.30715
0.256800
0.40749
0.299737
0.45243
0.324972
COMPANY PROFILE FINANCE PERFORMANCE
0.20000
0.125000
0.60000
0.375000
INTERNAL POLICY
0.20000
0.125000
0.29089
0.243200
0.27225
0.200263
0.24367
0.175028
BRANDING STRUKTUR PERUSAHAAN UKURAN PERUSAHAAN ASSET DAN LIABILITY
0.33333
0.333333
0.68334
0.683340
0.66667
0.666667
0.60000
0.600000
0.33333
0.333333
0.19981
0.199810
0.16667
0.166667
0.20000
0.200000
0.33333
0.333333
0.11685
0.116850
0.16667
0.166667
0.20000
0.200000
0.60000
0.600000
0.25000
0.250000
0.25000
0.250000
0.20000
0.200000
GCG
0.20000
0.200000
0.25000
0.250000
0.50000
0.500000
0.60000
0.600000
LABA JUMLAH SAHAM BEREDAR KUALITAS PROFESI DAN LEMBAGA
0.20000
0.200000
0.50000
0.500000
0.25000
0.250000
0.20000
0.200000
0.20000
0.200000
0.11111
0.111111
0.20000
0.200000
0.10473
0.104729
0.60000
0.600000
0.44444
0.444444
0.20000
0.200000
0.63699
0.636986
TIMING IPO
0.20000
0.200000
0.44444
0.444444
0.60000
0.600000
0.25828
0.258285
Keterangan :
No . 1.
Nama Dr. Aries Muftie, MH
2.
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
3.
Dr. Ir. H. Roikhan Muhammad Aziz, MM
4.
Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si
Profesi
Keahlian Bidang
Komisaris Utama PT Bank Panin Syariah Periode 2012-2016 Dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Islamic Economics and Finance Financial Management, Islamic Banking, and Finance Islamic Economics and Finance Islamic Economics and Finance
Dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dekan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta