KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG MENULIS KEMBALI DONGENG YANG DIPERDENGARKAN
E- JURNAL ILMIAH
NUZUL FITRIA NIM. 09080222
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG MENULIS KEMBALI DONGENG YANG DIPERDENGARKAN ๐๐ฎ๐ณ๐ฎ๐ฅ ๐
๐ข๐ญ๐ซ๐ข๐๐ , ๐๐ง๐๐ซ๐ข๐๐ง๐ข ๐๐ข๐ฌ๐ฃ๐ ๐ , ๐๐ข๐ฅ๐ฏ๐ข๐ ๐๐๐ซ๐ง๐ข๐ 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK This research was conducted due to the studentsโ difficulties in expressing their ideas when they were asked to write tales .this researcsh was designed for describing the studentsโ ability in rewriting spoken tales in class VII of SMP Negeri 35 Padang. This was a aquantitative research which used descriptive method. The data of the research was gotten from a test. The result of the research showed that the studentsโ ability in rewriting the spoken tales in class VII of SMP negeri 35 Padang was good in which the studentsโ average score was 81,94%. The studentsโ ability in rewriting the rewriting the spoken tales viewed from (1) plot was good in which the studentsโ average score was 77,08%,(2) background was very good in which the studentsโ average score was 86,45%, (3) characters was good in which the studentsโ average score was 82,29%. Based on these results , it was concluded that the ability of the stundentsโ in class VII of SMP Negeri 35 Padang in rewriting the spoken tales was good in which the students average score was 81,94%.
Key word : Listening and writing the legend
KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG MENULIS KEMBALI DONGENG YANG DIPERDENGARKAN ๐๐ฎ๐ณ๐ฎ๐ฅ ๐
๐ข๐ญ๐ซ๐ข๐๐ , ๐๐ง๐๐ซ๐ข๐๐ง๐ข ๐๐ข๐ฌ๐ฃ๐ ๐ , ๐๐ข๐ฅ๐ฏ๐ข๐ ๐๐๐ซ๐ง๐ข๐ 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan siswa dalam menggemukakan ide atau gagasan ketika menulis dongeng. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Kemampuan Siswa Kelas VII SMP Negeri 35 Padang Menulis Kembali Dongeng yang Diperdengarkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Dalam penelitian ini yang di jadikan sampel adalah siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang. Sampel penelitian ini berjumlah 32 orang, yakni 25% dari seluruh populasi siswa per kelas. Data penelitian diperoleh melalui tes unjuk kerja kepada siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang menulis kembali dongeng yang diperdengarkan berada pada kualifikasi baik (B) dengan rata-rata penguasaan 81,94%. Kemampuan menulis dongeng yang telah diperdengarkan siswa kelas VIIISMP Negeri 35 Padang ditinjau dari (1) Alur tergolong baik (B) dengan rata penguasaan siswa 77,08%, (2) Latar tergolong baik sekali (BS) dengan rata-rata penguasaan siswa 86,45% dan (3) Penokohan tergolong baik (B) dengan rata-rata penguasaan siswa 82,29%. Berdasarkan temuan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa Kemampuan Siswa Kelas VII SMP Negeri 35 Padang Menulis Kembali Dongeng yang Diperdengarkan berada pada kualifikasi baik (B) dengan rata-rata penguasaan 81,94%.
Kata Kunci : Menyimak, dan menulis dongeng.
A. Pendahuluan Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menuntut siswa terampil dalam menggunakan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa dapat dibedakan menjadi dua komponen, yaitu keterampilan yang bersifat reseptif (menerima) dan produktif (menghasilkan), (Tarigan,1983:2). Membaca dan menyimak termasuk keterampilan yang bersifat reseptif (menerima), sedangkan berbicara dan menulis termasuk keterampilan berbahasa yang bersifat produktif (menghasilkan).Keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif berguna untuk memperluas pengalaman dengan cara menerima informasi, amanat, dan pesan yang disampaikan orang melalui media bahasa yang bersifat lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa yang bersifat produktif berguna untuk menuangkan ide, gagasan, perasaan, serta emosi dalam rangka mengikuti perkembangan zaman. Seseorang dikategorikan berhasil apabila seseorang tersebut tidak hanya menguasai pengetahuan berbahasa, tetapi juga harus terampil menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Implikasi dari keterampilan berbahasa tersebut dapat dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dalam bentuk lisan misalnya ceramah, pidato, diskusi, dan lain-lain, sedangkan dalam bentuk tulisan bisa berupa karya ilmiah seperti skripsi, melalui karangan atau paragraf, laporan, dan bisa juga berupa melalui fiksi seperti puisi, cerpen, novel, dongeng dan sebagainya. Siswa dapat menuangkan pikiran dan gagasan dengan menguraikan alur, latar, dan penokohan dari dongeng yang telah didengarkan melalui keterampilan menuliskan kembali dongeng. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk mampu memahami dan menghayati isi dongeng yang telah didengarkan. Untuk menghasilkan sebuah tulisan yang baik, dibutuhkan latihan menulis sehingga siswa akan terbiasa mengungkapkan ide, pengalaman, dan pengetahuan dalam bentuk tertulis. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah berpedoman pada Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang juga memuat tentang pembelajaran menulis kembali dongeng. Dalam Standar Isi Kurikulum, pembelajaran keterampilan menulis kembali dongeng untuk tingkat SMP diajarkan pada kelas VII semester 1, Standar Kompetensi (SK) 8, yaitu mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun dan dongeng, serta Kompetensi Dasar (KD) 8.2, yaitu menulis kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar. Berdasarkan isi kurikulum tersebut jelaslah bahwa keterampilan menuliskan kembali dongeng merupakan salah satu materi yang harus diajarkan kepada siswa. Pembelajaran menulis sudah diajarkan kepada siswa, tetapi kebanyakan dari siswa tidak dapat menulis dengan baik untuk keterampilan menulis karya nonfiksi ataupun fiksi. Pembelajaran menulis fiksi terutama menulis dongeng mengalami beberapa kendala yang berarti. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bahasa Indonesia SMP Negeri 35 Padang pada tanggal 26 April 2013, kemampuan menulis dongeng di sekolah tersebut masih tergolong rendah. Siswa mengalami kesulitan dalam mengungkapkan ide dan pikiran melalui kegiatan menulis dongeng. Selain itu, siswa juga sulit menulis alur, latar, dan tokoh pada cerita yang telah diperdengarkan. Berdasarkan masalah tersebut, perlu dilakukan penelitian dengan judul โKemampuan Siswa Kelas VII SMP Negeri 35 Padang Menulis Kembali Dongeng yang diperdengarkanโ. B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini disebut kuantitatif disebabkan data-data yang diolah menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, dan penampilan hasilnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 35 kembali dongeng yang diperdengarkan. Penelitian ini dilakukan pada hari Kamis, 19 September 2013 Pada siswa kelas VII SMP Negeri 35 padang. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 35 padang yang terdaftar pada tahun pelajaran 2012/2013. Penelitan ini memiliki satu variabel yaitu kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 35 padang menulis kembali dongeng yang diperdengarkan.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data diperoleh melalui sebuah instrument berupa tes unjuk kerja yang diberikan kepada sampel penelitian yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang yang berjumlah 32 orang siswa. Apabila siswa menggunakan ketiga indikator nama alur, latar, dan penokohan sesuai dengan indikator penilaian diberi skor 3, apabila tidak sesuai diberi skor 1. Hasil penelitian tentang kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 35 padang menulis kembali dongeng yang diperdengarkan dapat dijelaskan berdasarkan indikator yang telah ditentukan. Pertama, ditinjau dari alur tergolong baik (B). Sempurna (S) sebanyak 10 orang (31,25%), (2) lebih dari cukup (LDC) sebanyak 15 orang (46,87%), dan (3) kurang sekali (KS) sebanyak 1 orang (21,87%).Rata-rata penguasaan siswa 77,08% dan berada pada rentang 76-85% pada skala 10. Hal itu menunjukkan bahwa siswa telah mampu kembali menulis dongeng yang diperdengarkan. Kedua, tingkat penguasaan siswa kelas VII SMP Negeri 35 padang menulis kembali dongeng yang diperdengarkan dilihat dari latar tergolong baik sekali (BS). Sempurna (S) sebanyak 19 orang (59,37), (59,37%), (2) lebih dari cukup (LDC) sebanyak 13 orang (40,62%) dan (2) kurang sekali (KS) sebanyak 0 orang (0%). Rata-rata penguasaan siswa 86,45 dan berada pada rentang 86-45% pada skala 10. Hal itu menunjukkan bahwa siswa telah mampu kembali menulis dongeng yang diperdengarkan. Ketiga, tingkat penguasaan penguasaan siswa kelas VII SMP Negeri 35 padang menulis kembali dongeng yang diperdengarkan dilihat dari penokohan tergolong baik (B). sebanyak 15 orang (46,87%), (2) lebih dari cukup (LDC) sebanyak 17 orang (53,12%) dan (2) kurang sekali (Ks) sebanyak 0 orang (0%). Rata-rata penguasaan siswa 82,29 % dan berada pada rentang 7685% pada skala 10. Hal itu menunjukkan bahwa siswa telah mampu kembali menulis dongeng yang diperdengarkan. Secara keseluruhan kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 35 padang menulis kembali dongeng yang diperdengarkan adalah tergolong baik (B) yaitu 81,94% pada rentang 76-85%. D. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis dongeng yang telah diperdengarkan siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang adalah baik (B) dengan rata-rata penguasaan 81,94%. Kemampuan menulis dongeng yang telah diperdengarkan siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang ditinjau dari (1) Alur tergolong baik (B) dengan rata penguasaan siswa 77,08%, (2) Latar tergolong baik (BS) dengan rata-rata penguasaan siswa 86,45% dan (3) Penokohan tergolong baik (B) dengan rata-rata penguasaan siswa 82,29%. Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, dapat diberikan saran saran sebagai berikut. Pertama, bagi siswa SMP Negeri 35 Padang agar lebih sering latihan menulis agar terlatih mengungkapkan ide atau gagasan dalam tulisan. kedua, guru bahasa dan sastra Indonesia di SMP negeri 35 Padang di harapkan lebih meningkatkan kemampuan menulis dongeng dengan memperbanyak latihan diberikan kepada siswa. ketiga, peneliti berikutnya, untuk dapat meneliti kemampuan menulis dongeng dengan teknik dan metode untuk lebih menarik siswa dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Keempat, bagi peneliti sendiri untuk lebih menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembelajaran menulis dongeng yang diperdengarkan. E. KEPUSTAKAAN Abdurrahman dan Ellya Ratna. 2003. โEvaluasi Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesiaโ. (Buku Ajar). Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBSS UNP. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra Teori Dan Terapan. Padang: Yayasan Citra Budaya Indonesia Luxemburg, Jan Van dkk. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT. Gramedia. Pustaka Utama. Muhardi dan Hasanuddin WS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP Padang Press Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Nurgiyantoro. Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada, Universitas Press Wellek, Rane, dan Austin Warren. 1985. Teori Kesastraan. Jakarta: PT. Gramedia.