Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari
Oleh: Erwansyah RRA1B109023
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf deskriptif Kelas VII SMP Negeri 17 Batanghari Tahun Ajaran 2013/2014, dengan memperhatikan aspek kesesuaian keadaan komponen, kelengkapan keadaan komponen, dan urutan keadaan komponen. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk menggambarkan secara objektif kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari yang berjumlah 20 orang siswa. Dari hasil pengolahan data tersebut, dapat diketahui kemampuan menulis Paragraf Deskriptif oleh siswa kelas VII A SMP Negeri 17 Batanghari berkualitas cukup mampu. Hal ini terbukti dengan diperolehnya rata-rata nilai akhir yaitu 53,26. nilai tersebut dilihat dari tabel interval nilai yang berada pada interval 40 -54%. Interval nilai tersebut menurut tabel konversi nilai itu berkualitas kurang mampu. Secara rinci nilai itu tersebut diperoleh dari aspek paragraf deskriptif yaitu kesesuaian keadaan komponen dengan rata-rata 50,47 berpredikat kurang mampu, kelengkapan keadaan komponen dengan rata-rata nilai 58,1 berpredikat cukup mampu, dan urutan keadaan komponen dengan rata-rata nilai 46,25 berpredikat cukup mampu. I.
PENDAHULUAN Karya Kegiatan menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses
pembelajaran menulis. Menulis berarti mengatur gagasan secara berurut dan mengungkapkannya secara tertulis. “Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir secara kritis” (Tarigan dalam Dalman, 2012). Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Adapun keempat keterampilan tersebut yaitu, (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan seseorang dalam mengungkapkan ide
atau gagasan, pengetahuan, fakta-fakta, perasaan, dan pengalaman hidup yang ditulis dalam bahasa yang baik, jelas, dan mudah dipahami oleh pembaca. Dalam kegiatan menulis ada beberapa jenis paragraf yang dapat dikembangkan oleh siswa untuk mengungkapkan ide-ide sesuai dengan apa yang diinginkannya, diantaranya naratif, deskriptif, ekspositif, dan argumentatif. Dalam penelitian ini, penulis mengambil paragraf deskriptif. Paragraf deskriptif
merupakan paragraf
berisi
gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, merasakan, hal tersebut. Dengan kata lain, dalam menulis deskripsi, siswa berusaha untuk menulis
dan membuat pembacanya seakan juga merasakan dan
melihat hal yang sama sebagaimana penulisnya. Dalam mengembangkan kemampuan menulis, tentunya menulis deskriptif menjadi lebih mudah karena semua berasal dari pengalaman penulisnya sendiri. Karena prinsip dasar dari penulisan deskriptif
adalah menulis apa yang dilihat,
didengar dan dirasakan seakan menjadi nyata, maka seiring itu pula, siswa berlatih secara terus menerus untuk meningkatkan kepekaan mereka atas apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan. Pembelajaran menulis sangat penting diterapkan, khsususnya paragraf deskriptif. Pembelajaran
Bahasa Indonesia di Sekolah SMP, khususnya menulis
paragraf deskriptif sebagai salah satu komunikasi tulisan memiliki peranan yang sangat penting. Melalui tulisan, siswa dapat menyampaikan gagasan, buah pikir, idea atau gagasan yang dimiliki serta fakta-fakta yang pernah dilihat, dengar dan rasakan kepada orang lain. Menurut Hasnun (2006: 11) “deskriptif ialah deskriptif yang bertujuan yang membangkitkan daya khyal, kesan atau sugesti tertentu, seolah-olah
pembaca
melihat
sendiri
objek
(yang
dideskripsikan)
secara
keseluruhan seperti yang dialami secara fisik oleh penulisnya”. Menutut Semi (1990: 68)
“deskriptif
merupakan
karangan
deskripsi
untuk
menimbulkan
suatu
penghayatan terhadap suatu objek melalui imajinasi para pembaca. Rangkaian kata-kata yang dipilih oleh pengarang untuk menggambarkan sifat, ciri, atau watak objek itu dibuat sugesti tertentu untuk pembaca”. Pengalaman atas suatu objek yang akan dideskripsikan harus menimbulkan interprestasi atau kesan.
Kemampuan menulis paragraf deskriptif merupakan hal yang sanyat penting bagi siswa. Menurut Siburian (2010: 21) “menulis merupakan sarana untuk mengungkapkan
pikiran
dan
perasaan
serta
merupakan
sarana
untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan serta berusaha untuk mendapatkan kebanggaan”. Tarigan (2008: 17) berpendapat bahwa “menulis kita dapat lebih mengenal kemampuan diri. Berkaitan dengan pendapat para ahli tersebut, dalam hidupnya, serta pengenalan kemampuan diri sendiri. Sisi positif yang dikemukakan ahli tersebut bukan hanya merupakan peran penting menulis secara umum”, melainkan juga merupakan peran penting menulis paragraf deskriptif. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Batanghari yang terdapat 4 kelas, salah satunya kelas VII C. Kelas VII C merupakan kelas yang memiliki kemampuan rata-rata sama. Menurut salah satu guru bahasa Indonesia di sekolah tersebut, penelitian tentang paragraf deskriptif ini bagus dilaksanakan, agar nantinya dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif. Hal ini bila dikaitkan dengan penulis sebagai calon guru bermanfaat untuk mengetahui kemampuan menulis sekaligus hal ini akan memberi pengetahuan dan pengalaman bagi penulis. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang kemampuan menulis paragraf deskriptif. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan jawaban tentang kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif. II.
KAJIAN TEORI Pembelajaran menulis pada hakekatnya adalah suatu pembelajaran tentang
bagaimana seseorang mengekspresikan ide dan perasaannya lewat media tulisan. Melalui kegiatan menulis, seseorang juga bisa mengemukakan keperluannya, bisa merekam pikiran-pikirannya mengenai hal-hal yang penting atau kegiatan-kegiatan yang sifatnya pribadi dalam hidup mereka. Bahkan, menulis juga bisa dijadikan hiburan, dimana seseorang bisa mengkomunikasikan perasaan dan idenya kepada orang lain melalui media dan bentuk yang beragam, seperti surat, otobiografi, cerita, dan esai. Terdapat banyak jenis karangan atau tulisan, seperti tulisan naratif, deskriptif, argumentatif, persuasif, dengan berbagai kelasnya, seperti klasifikasi, perbandingan, sebab akibat, dan lain-lain. Seluruh jenis tulisan tersebut harus dikuasai oleh
mahasiswa dimana mereka diharapkan mampu menunjukkan penguasaan akan jenisjenis tulisan termasuk komponen kebahasaan lainnya. Dengan demikian, kemampuan mahasiswa untuk mengungkapkan ide dan perasaan mereka akan bisa tersampaikan secara efektif kepada pembacanya. Menulis adalah kegiatan menuangkan ide, gagasan, konsep, pikiran, ataupun imaginasi ke dalam bentuk tulis (cetak). Sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa, menulis merupakan aspek yang paling sulit di antara keterampilan lainnya, seperti mendengarkan, berbicara, dan membaca. Pada kegiatan menulis, siswa dituntut mencurahkan segala pengetahuan dan kemampuan lainnya untuk dapat menghasilkan sebuah “tulisan”. Tulisan yang baik umumnya dihasilkan oleh orang gemar membaca, berwawasan luas, banyak mendengarkan segala sesuatu, dan mempunyai kemampuan berpikir yang baik. Leonhardt (2005:103) “kebiasaan membaca sangat penting bagi keberhasilan menulis”. Tulisan yang baik memiliki alur, isi, dan kebahasaannya yang baik. Dari segi alur, tulisan yang baik mempunyai alur berpikir yang urut, dan berkesinambungan. Dari segi isi, tulisan yang baik memuat informasi yang benar-benar akurat dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dan dari segi kebahasaan, karangan yang baik menggunakan ejaan yang benar, diksi yang variatif, kalimat yang efektif, dan paragraf yang padu. “Deskripsi adalah bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu obyek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga obyek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri obyek itu” (Keraf 1995:16). Deskripsi memberi satu citra mental mengenai sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang atau sensasi. Fungsi utama dari deskriptif adalah membuat para pembacanya melihat barangbarang atau obyeknya, atau menyerap kualitas khas dari barang-barang itu. Deskriptif membuat kita melihat yaitu membuat visualisasi mengenai obyeknya, atau dengan kata lain deskriptif memusatkan uraiannya pada penampakan barang. Dalam deskriptif kita melihat obyek garapan secara hidup dan konkrit, kita melihat obyek secara bulat.
Misalnya kita akan membuat deskripsi tentang sebuah rumah, diharapkan menyajukan banyak penampilan individual dan karakteristik dari rumah itu, dan beberapa aspek yang dapat dianalisis seperti : besarnya, materi konstruksinya, dan rancangan arsitekturnya. Demikian pula deskripsi suatu daerah pedesaan kurang bertalian dengan ciri-ciri studi topografis, tetapi lebih terfokus pada macam-macam keistimewaan umum, dan suasana lokal yang menarik. Karena sasaran yang dituju adalah memberi perhatian pada penampilan yang khas dari obyeknya. Deskriptif lebih memberikan citra yang menarik mengenai objek itu. Deskripsi banyak kaitannya dengan hubungan pancaindera dan pencitraan, maka banyak tulisan deskriptif di klasifikasikan sebagai tulisan kreatif. Tujuan menulis deskriptif adalah membuat para pembaca menyadari dengan hidup apa yang diserap penulis melalui pancaindera, merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkannya, menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung. Objek yang dideskipsikan mungkin sesuatu yang bisa ditangkap dengan pancaindera kita, sebuah pemandangan alam, jalan-jalan kota, tikus-tikus selokan atau kuda balapan, wajah seseorang yang cantik molek, atau seseorang yang putus asa, alunan musik atau gelegar guntur, dan sebagainya. Paragraf deskriptif adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman semua pancaindra dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Tujuan dari paragraf ini adalah untuk memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga pembaca seakan-akan ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami apa yang dideskripsikan. Paragraf deskriptif merupakan penggambaran suatu keadaan dengan kalimatkalimat, sehingga menimbulkan kesan yang hidup. Penggambaran atau lukisan itu harus disajikan sehidup-hidupnya, sehingga apa yang dilukiskan itu hidup di dalam angan-angan pembaca. Paragraf adalah kesatuan yang lebih tinggi dari kalimat. Paragraf hanya terdiri dari satu tema. Paragraf bukan satu kalimat, tetapi beberapa kalimat yang memiliki satu pokok pikiran. Pokok pikiran dalam paragraf didukung oleh adanya kesatuan arti yang bersumber dari beberapa kalimat. Jadi, paragraf bukan kumpulan dari beberapa kalimat yang tidak memiliki kesatuan arti (Anwar Hasnun, 2006:25).
Deskriptif merupakan deskriptif yang berusaha membangkitkan kesan atau impresi tentang suatu tempat, suatu pemandangan, atau orang yang membentuk suatu wacana khusus. Deskriptif bersifat emosional, pelukisan sesuatu itu tidak hanya berupa fakta-fakta tetapi sekaligus diwarnai dengan kesan si penulis sehingga tulisan tersebut mampu menggugah imajinasi pembaca. III. METODE PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang disampiakan, metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode deskriptif dan jenis penelitian kuantitatif. Dikatakan penelitian deskriptif karena penelitian ini bertujuan mendeskrosialisaikan secara objektif apa adanya sesuai dengan fakta yang ada, yang akan dideskripsikan pada penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari dalam menulis paragraf deskriptif. Kemampuan tersebut akan dideskripsikan dengan menyajikan kriteria penilaian berdasarkan indikator penilaian yang ingin dicapai dalam pembelajaran menulis paragraf deskriptif. Untuk itu, terlebih dahulu setiap tulisan paragraf deskriptif akan dikoreksi pada setiap aspeknya. Selanjutnya, dilakukan penskoran dan penafsiran. kriteria penskorannya meliputi kesesuaian keadaan komponen, kelengkapan keadaan komponen dan urutan keadaan komponen. Sedangkan penafsirannya merupakan deskrisialisasi kondisi kemampuan siswa yang dimaksudkan. Jumlah siswa yang dijadikan penelitian yaitu sebanyak 20 siswa. IV. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari berkriteria kurang mampu dengan nilai rata-rata 53,26 dengan interval 40-54. Hasil tersebut didapat dengan pengolahan data yang berdasarkan berdasarkan aspek kesesuaian keadaan komponen, kelengkapan keadaan komponen, urutan keadaan komponen. Hasil siswa kelas VII C SMP Negeri 17 Kota Jambi dalam menulis paragraf berdasarkan aspek tersebut akan dibahas sebagai berikut.
Dari hasil pengolahan data diketahui kemampuan menulis paragraf siswa kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari dari kemampuan menggunakan aspek kesesuaian keadaan, aspek ini berkategori kurang mampu, yaitu memperoleh nilai 50,47 %. Nilai tersebut berada pada interval 40%-54% dan berkriteria kurang mampu. Dari perolehan nilai rata-rata yang diperoleh banyak nilai-nilai tidak begitu baik. Hal ini terlihat pada hasil tulisan siswa yang memenuh aspek kesesuaian keadaan komponen. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis paragraf deskriptif adalah tidak memahami unsur atau kriteria dalam paragraf deskriptif. Tidak jauh berbeda dengan kemampuan menggunakan aspek kelengkapan keadaan komponen dalam menulis paragraf deskripsi siswa kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari berada pada kriteria cukup mampu. Hal ini karena nilai yang diperoleh 58,1 nilai ini juga berada pada interval 55%-74%. Pada aspek ini merupakan aspek yang tertinggi dan paling banyak siswa yang mampu. Selanjutnya kemampuan dengan aspek urutan keadaan komponen dalam menulis paragraf deskripsi siswa kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari memperoleh nilai yang cukup maksimal yaitu memperoleh nilai 46,25% dan berkriteria kurang mampu karena nilai tersebut berada pada interval 40-54%. Kesulitan yang dihadapi dalam menerapkan aspek urutan keadaan komponen kurangnya pemahaman dalam materi tersebut. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada bab IV, bahwa kemampuan siswa tersebut mencapai
53,26 berdasarkan tabel distributor penilaian interval
presentase kemampuan menulis paragraf deskriptif oleh siswa kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari terdapat pada interval 40 – 54 dan berkriteria kurang mampu. Ditinjau dari ketuntasan minimal (KKM) di SMP Negeri 17 Batanghari yaitu 75 nilai 53,26 termasuk nilai yang berkriteria tidak tuntas. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada uraian pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif. Keraf, G. 2008. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende Flores: Nusa Indah. Nurgiantoro, B. 1998. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jogjakarta: BPFE. Purwoto. 2010. Pembelajaran dan Penilaian Bahasa Indonesia. Jakarta: Leuser Cita Pustaka. Rofi’udin, A. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Riayanti, Y. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC. Semi, M. A. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya. Siburian. 2010. Pembelajaran Menulis. Jurnal Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Sukmadinata,N. S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Kosdakarya. Tarigan, H. G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, H. G. 2012. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.