HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG
E- JURNAL ILMIAH
YELCHI AMNUR NPM 09080240
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG
Oleh Yelchi Amnur1, Iswadi Bahardur2, Putri Dian Afrinda3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3)Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tiga hal sebagai berikut. Pertama, siswa kurang mampu dalam memahami puisi. Kedua, kurangnya kemampuan siswa dalam menggunakan tema, diksi dan citraan yang cocok dengan puisi. Ketiga, siswa lebih senang menghafal pengertian dan teori puisi daripada memahami puisi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kemampuan memahami puisi siswa kelas X SMP Negeri 35 Padang (2) mendeskripsikan keterampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang dan (3) mendeskripsikan hubungan kemampuan memahami puisi dengan keterampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang.Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang, dengan sampel berjumlah 32 orang. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian diperoleh melalui dua jenis tes yaitu tes objektif dan tes menulis. Tes objektif digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan memahami puisi sedangkan tes menulis digunakan untuk mengumpulkan data keterampilan menulis puisi.Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan hal-hal berikut. Pertama, rata-rata tingkat kemampuan memahami puisi siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang berada pada kualifikasi baik (83,25%). Kedua, rata-rata keterampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang berada pada kualifikasi baik (78,95%). Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan memahami puisi dengan keterampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang.
Kata Kunci : Hubungan Kemampuan Memahami Puisi, Keterampilan Menulis Puisi.
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG
Oleh Yelchi Amnur1, Iswadi Bahardur2, Putri Dian Afrinda3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3)Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT This research was aimed at (1) describing the students’ ability in understanding poetry in class X of SMP Negeri 35 Padang, (2) describing the students’ ability in writing poetry in class X of SMP Negeri 35 Padang and (3) describing the correlation between the students’ ability in understanding and writing poetry in class VII of SMP Negeri 35 Padang. In conducting this research, quantitative approach and descriptive method were an objective test and a writing test. Based on the result of data analysis. Some conclusions were drawn. First, the average score of the students in understanding poetry in class VII of SMP Negeri 35 was good (83,25%). Second, the average score of the students in writing poetry in class VII SMP Negeri 35 was good(78,95%). Third, there was a significant correlation between the studenta’ ability in understanding and writing poertry in class VII of SMP Negeri 35 Padang.
Key Words : Correlation Ability Understanding Poetry, Ability Writing Poetry
PENDAHULUAN Pada pembelajaran keterampilan berbahasa dan bersastra, menulis merupakan kegiatan yang lengkap karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya dalam ragam bahasa tertentu dan berpedoman kepada kaidah yang ditentukan. Sebagai suatu proses yang kreatif, menulis harus dapat pula dilihat hubungannya antara satu dengan yang lain sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas. Salah satu proses yang kreatif adalah menulis puisi karena puisi merupakan ungkapan pikiran dan perasaan yang diwujudkan dalam bentuk susunan kata yang indah. Pembelajaran keterampilan sastra, khususnya pembelajaran puisi, tidak hanya bisa dijadikan sebagai sarana untuk mengungkapakan ide-ide kreatif siswa, tetapi juga akan memperlihatkan apakah siswa memiliki pemahaman yang kuat tentang teori puisi. Pembelajaran puisi yang disertai pemahaman isi puisi dapat membantu siswa menghasilkan puisi yang kreatif, sehingga puisi yang dihasilkan dapat bernilai tinggi. Kemampuan menulis puisi siswa tidaklah sama. Sebagian siswa mampu menulis puisi dengan baik dan sebagian siswa yang lain masih belum mampu menulis puisi dengan baik. Keadaan ini juga berkaitan dengan minat siswa yang masih tergolong rendah. Di samping itu, pembelajaran di sekolah selama ini kurang memfokuskan pada keterampilan menulis siswa, tetapi lebih kepada pemberian teori saja. Pemberian teori yang tanpa didampingi pemahaman yang kuat tentang puisi serta latihan-latihan dalam menulis puisi membuat siswa merasa kesulitan dalam menulis puisi. Menurut Atmazaki (2008 :5-6) puisi karangan yang terikat oleh baris dan bait, oleh rima dan irama, dan oleh jumlah kata dan suku kata dalam tiap baris. Pengertian ini sebenarnya, tidak relevan lagi diterapkan kepada semua bentuk puisi, terlebih lagi kepada puisi modern yang dinamis, inovatif dan kreatif. Pradopo (2002:7) mengatakan puisi itu mengekspresikan penulisan yang membangkitkan perasaan yang merangsang imajinasi pancaindra dalam susunan yang berirama. Semuanya dinyatakan dalam wujud yang paling berkesan. Waluyo (1991:27), menjelaskan puisi terdiri atas dua unsur pokok yakni struktur fisik dan struktur batin. Apa yang terlihat oleh pembaca melalui bahasanya disebut dengan strutur fisik. Sedangkan makna yang terkandung dalam puisi yang tidak secara langsung dapat di pahami pembaca adalah struktur batin. Struktur Fisik Puisi Waluyo (1991 : 72-101) menyatakan struktur fisik puisi terdiri dari beberapa unsur yaitu diksi, pengimajian, kata kongkret, bahasa figuratif (majas), versifikasi, dan tipografi ( tata wajah puisi). Stuktur Batin Puisi Stuktur batin puisi mengungkapkan apa yang hendak dikemukakan oleh penyair dengan perasaan dan suasana jiwanya. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat (intention) (dalam Waluyo, 1991 :106-134). METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Dikatakan penelitian kuantitatif karena pengolahan data penelitian menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, dan penampilan hasilnya (Arikunto, 2002:10). Dikatakan metode deskriptif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian untuk menggambarkan sesuatu objek secara sistematis, faktual, dan akurat. Nazir (2005:63) menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan dalam meneliti status kelompok manusia suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran atau suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian yang menggunakan metode deskriptif ini adalah untuk mendeskripsikan atau melukiskan sesuatu secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Dengan demikian, penelitian ini akan
mendeskripsikan, hubungan kemampuan memahami puisi dengan keterampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang. Data dianalisis dengan mengumpulkan langkah-langkah sebagai berikut ini: (1) Melakukan penskoran terhadap tes objektif memahami puisi. Untuk jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0; (2) Menentukan skor kemampuan menulis puisi dengan menggunakan, (3) Mengubah skor memahami puisi dan skor kemampuan menulis puisi, (4)Mengelompokkan nilai kemampuan memahami puisi dan keterampilan menulis puisi berdasarkan konvensi skala 10, (5) Membuat histogram kemampuan memahami puisi dan keterampilan menulis puisi, (6) menentukan nilai rata-rata, (7) Mengkorelasikan kedua variabel tersebut (kemampuan pemahaman isi puisi dan keterampilan menulis puisi), (8) Pengujian hipotesis, (9) Membahas dan menyimpulkan hasil analisis data, (10) Menulis hasil laporan penelitian. HASIL PENELITIAN Kemampuan Memahami Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 35 Padang Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kemampuan memahami puisi siswa berada pada kualifikasi baik (83,25%) berada pada rentangan 76-85%. Siswa yang mendapat skor 92 terdiri dari 3 orang, skor 88 sebanyak 9 orang, skor 84 sebanyak 5 orang, skor 80 sebanyak 10 orang, skor 76 sebanyak 4 orang, dan skor 72 sebanyak 1 orang. Mengacu pada rata-rata hitung yang diperoleh, disimpulkan bahwa kemampuan memahami puisi siswa kelas X SMP Negeri 35 Padang tergolong baik karena M-nya berada pada tingkat penguasaan 76-85% pada skala 10. Berdasarkan data diperoleh gambaran pengetahuan kemampuan memahami puisi. Siswa yang mendapat nilai nilai tertinggi ada 12 orang pada kualifikasi baik sekali (37,50%), 18 orang siswa pada kualifikasi baik (56,25), 2 orang siswa pada kualifikasi lebih dari cukup (6,25%). Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 35 Padang Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat Keterampilan Menulis Puisi baik (78,95%) berada pada rentangan kualifikasi 76-85%. Siswa yang mendapat skor 93,33 terdiri dari 1 orang, 86,66 sebanyak 7 orang, 80 sebanyak 13 orang, 73,33 sebanyak 8 orang, 66,67 sebanyak 3 orang. Mengacu pada rata-rata hitung yang diperoleh, disimpulkan bahwa keterampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang tergolong baik karena M-nya berada pada tingkat penguasaan 76-85% pada skala 10. Berdasarkan data diperoleh gambaran keterampilan siswa dalam menulis puisi. Siswa yang dapat nilai tertinggi ada 8 orang pada kualifikasi baik sekali (25,00%), 13 orang siswa pada kualifikaasi baik (40,63%), 11 orang pada kualifikasi lebih dari cukup (34,38%). PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penganalisisan dan penelitian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan memahami puisi siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu baik sekali (BS), baik (B), dan lebih dari cukup (LC). Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ratarata kemampuan memahami puisi siswa berada pada kualifikasi baik (83,25%), berada pada tingkat penguasaan dengan rentang nilai 76-85%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga indikator memahami puisi siswa tergolong baik. Pada indikator 1 unsur tema, siswa mampu menguasai dengan rata-rata nilai 80,20 % dengan kualifikasi baik. Indikator 2 unsur diksi, siswa mampu menguasai dengan rata-rata nilai 80,94 % dengan kualifikasi baik. Indikator 3 unsur citraan, siswa mampu menguasai dengan nilai rata-rata 88,54% dengan kualifikasi baik. Dari hasil penelitian dan analisis data diketahui bahwa keterampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang terbagi atas 3 kelompok. Pertama, siswa yang tergolong baik sekali sejumlah 8 orang (25,00%). Kedua, siswa yang tergolong baik berjumlah 13 orang (40,63%). Ketiga, siswa yang tergolong lebih dari cukup berjumlah 11 orang (34,38%). Rata- rata keterampilan menulis puisi siswa yang paling dikuasai siswa dari ketiga indikator kemampuan siswa adalah 78,95% dengan kualifikasi baik dan berada pada rentangan nilai 76-85%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketiga indikator menulis puisi siswa tergolong baik. Pada indikator 1 unsur tema, siswa mampu menguasai dengan rata-rata nilai
90,63% dengan kualifikasi baik sekali. Pada indikator 2 unsur diksi, siswa mampu menguasai dengan rata-rata nilai 78,12% dengan kualifikasi baik.. Pada indikator 3 unsur citraan, siswa mampu mengusai dengan rata-rata nilai 68,12% dengan kuaalifikasi lebih dari cukup.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil tiga kesimpulan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut. (1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kemampuan memahami puisi siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang berada pada kualifikasi baik (83,25%) pada rentangan 76-85%. (2) Rata-rata keterampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang 1 berada pada kualifikasi baik (78,95%) pada rentangan 76-85%. (3) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kemampuan memahami puisi dengan keterampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang. Hal ini dibuktikan dengan thitung > ttabel (2,012 >1,697). Besarnya hubungan kedua variabel tersebut adalah sebesar 0,32. KEPUSTAKAAN Abdurrahman dan Ratna, Ellya. 2003. “Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”. (Buku Ajar). Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBSS UNP. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Atmazaki. 2008. Analisis Sajak. Bandung: Angkasa. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Pradopo, Rachmad Djoko. 2002. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Waluyo, Herman J. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.