Penggunaan Media Audiovisual dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Kembali Dongeng pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal
Lilih Purnamasari1,Tri Mahajani2, dan Sandi Budiana,3.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN Abstrak Lilih Purnamasari: Penggunaan Media Audiovisual dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Kembali Dongeng pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal. Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan Bogor, 2012. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penggunaan media audiovisual berupa televisi dalam meningkatkan kemampuan menulis kembali dongeng Roro Mendut pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal dan untuk mengetahui kendala yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran menulis kembali dongeng Roro Mendut melalui penggunaan media audiovisual berupa televisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan menggunakan tes dan angket. Hasil penelitian menunjukkan hipotesis pertama terbukti kebenarannya. Penggunaan media audiovisual berupa televisi dapat meningkatkan kemampuan menulis kembali dongeng Roro Mendut pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal. Skor rata-rata prates pada kelas eksperimen dalam menulis kembali dongeng Situ Bagendit yaitu 62,14 atau 62,14% dengan kriteria cukup berhasil. Setelah diberikan pembelajaran menulis kembali dongeng dan dilakukan postes menulis kembali dongeng Roro Mendut melalui penggunaan media audiovisual berupa televisi terjadi peningkatan skor rata-rata pada kelas eksperimen yaitu 89,36 atau 89,36% dengan kriteria berhasil sekali. Bukti ini diperkuat dengan adanya perhitungan mean, diperoleh harga t o yaitu 4,35 lebih besar daripada harga t t baik di taraf signifikasi 5% maupun di taraf signifikasi 1%. Diketahui bahwa harga t t
2,39 yang menunjukkan tingkat hubungan yang signifikan. Hipotesis kedua teruji kebenarannya dengan melihat hasil penyebaran angket. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal masih mengalami kendala dalam menyesuaikan isi cerita, ketepatan logika urutan cerita, ketepatan detail peristiwa, ketepatan makna keseluruhan cerita, ketepatan kata, ketepatan kalimat dan ketepatan ejaan. Kata kunci: Menulis kembali dongeng, media audiovisual, televisi 1 Mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pakuan 2 Staf pengajar program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pakuan 3 Staf pengajar program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pakuan
1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
ABSTRACT Lilih Purnamasari: Audiovisual's Media purpose in Increases ability To Rewrite Myth on Student brazes VII SMP Country 1 Kalapanunggal. Paper, Studi's program Language Education and Indonesia Art, Teachership faculty and Education Knowledge, Pakuan Bogor's university, 2012. The effect this research is subject to be know to get don't it audiovisual's media purpose as television in increases ability to rewrite myth Roro Mendut on student brazes VII SMP Country 1 Kalapanunggal and to know constraint that experienced by student in learning rewrites myth Roro Mendut via audiovisual's media purpose as television. The method that is utilized in this research is experiment by use of test and questionnaire. In this research test that is utilized which is test to rewrite myth. Population in observational it is student braze VII SMP Country 1 comprise of Kalapanunggal six classes which is VII A, VII B, VII C, VII D., VII E, and VII F. Sample in observational it did by technic purposive sample (sample aims). Acquired sample is braze VII b as class of experiments that total 36 students and classes VII c as class of controls that total 36 students. Result of this research is to point out first hypothesis evident that its truth audiovisual's media purpose as television gets to increase ability rewrites myth Roro Mendut on student brazes VII SMP Country 1 Kalapanunggal. Score average prates on brazes experiment in rewrites myth There Bagendit which is 62,14 or 62,14% by criterions adequately . After been given learning rewrites myth and done by postes rewrites myth Roro Mendut via audiovisual's media purpose as television of scores increasing happening average on experiment class which is 89,36 or 89,36% by criterions very well . This prove is bastioned with marks sense mean's count by use of formula t test, gotten by price t o which is 4,35 greater than prices t t well at signifikasi's level 5% and also at signifikasi's level 1%. Known that price t t< to which is 1,67<4,35>2,39 one point out to increase relationships that signifikan. Second hypothesis that declare for class student VII SMP Country 1 Kalapanunggal stills to experience constraint in increases ability to rewrite myth Roro Mendut via audiovisual's media purpose as television evident its truth. That thing gets to be seen from questionnaire broadcast result, whereabouts student experience constraint by adjusts plot, thread logic accuracy story, detail's accuracy scene, meaning accuracy entire ceita, accuracy says, sentence accuracy and spelling accuracy. Wholl analysis data upon points out that audiovisual's media purpose as television constitutes one of applicable learning media in processes learning because get to increase student ability in rewrites myth.
2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
A. Pendahuluan Belajar adalah berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Pada dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang dikembangkan dalam proses belajar yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan suatu proses yang kreatif, sebab kegiatan menulis bukan hanya memperkuat ingatan, tetapi memberikan proses berpikir, ketenangan, ketelitian, kehalusan, dan kekayaan yang tidak mungkin dicapai jika tidak ada keterampilan menulis. Kebiasaan menulis mengantarkan manusia pada kearifan mengungkapkan gagasan secara sistematik apa yang dilihat, didengar, dan dibacanya. Seorang guru perlu menyadari bahwa dalam proses pembelajaran menulis masih ditemukan kesulitan, siswa merasa sulit untuk menuangkan ide, gagasan atau pikiran yang disertai imajinasi serta pemahaman siswa yang masih kurang terhadap materi, sehingga mengakibatkan proses belajar yang tidak berjalan lancar bahkan dapat menimbulkan kebingungan. Salah satu upaya untuk menghindari kesulitan dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah media audiovisual. Media audiovisual adalah media yang mengandung unsur suara dan juga memiliki unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, film, dan sebagainya (Hamdani, 2011: 245). Media audiovisual banyak memberikan manfaat dalam proses pembelajaran karena penggunaan media audiovisual membantu siswa secara langsung melihat dan mendengar suatu kejadian atau
3
peristiwa yang ditayangkan di dalamnya sehingga siswa mempunyai gambaran yang lebih luas dalam menuangkan ide-ide, gagasan dan pemikirannya dalam bentuk tulisan. Penyebab terjadi kesulitan dalam pembelajaran salah satunya penyampaian materi yang membosankan dan media pembelajaran yang kurang bervariatif. Cara belajar yang diubah menjadi kreatif dan penggunaan media yang bervariatif akan menumbuhkan keinginan dan daya kreativitas siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam meningkatkan kemampuan menulis kembali dongeng melalui media audiovisual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal. Berdasarkan hal itu, peneliti mengambil judul Penggunaan Media Audiovisual dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Kembali Dongeng pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal. Tujuan penelitian, yaitu 1) untuk mengetahui dapat tidaknya penggunaan media audiovisual berupa televisi dalam meningkatkan kemampuan menulis kembali dongeng Roro Mendut pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal. 2) untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal dalam pembelajaran menulis kembali dongeng Roro Mendut melalui penggunaan media audiovisual berupa televisi. Menulis merupakan kemampuan yang dimiliki setiap individu untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tarigan (2008: 22) mengungkapkan menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Hugo Hartig dalam Tarigan (1994: 25) mengungkapkan tujuan menulis yaitu 1) Assignment Purpose (tujuan penugasan) tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemampuan sendiri. 2) Altruistic Purpose (tujuan altruistik) penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. 3) Persuasive Purpose (tujuan persuasif) tulisan ini bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. 4) Informational Purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan) tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca. 5) Self-Expressive Purpose (tujuan pernyataan diri) tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca. 6) Creative Purpose (tujuan kreatif) tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, atau nilai-nilai keindahan. 7) Problem-Solving Purpose (tujuan pemecahan masalah) penulis bertujuan ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
4
Salah satu kegiatan menulis yang dikembangkan di sekolah yaitu menulis kembali dongeng. Berkenaan dengan menulis kembali dongeng, Hayon (2010: 41) mengungkapkan bahwa parafrase termasuk dalam membuat reproduksi yang artinya membuat kembali hasil yang telah ada. Parafrase (menulis kembali) merupakan kegiatan menulis kembali gagasan, ide dengan kata atau kalimat yang baru tanpa mengubah makna. Kemudian Danandjaya (1991: 83) mengungkapkan bahwa dongeng adalah cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral), atau bahkan sindiran. Dalam kegiatan menulis banyak media yang dapat digunakan salah satunya media audiovisual berupa televisi. Sudrajat dalam Hamdani (2011: 245) mengungkapkan bahwa media audiovisual adalah media yang mengandung unsur suara dan juga memiliki unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, film dan sebagainya. Hamalik dalam Basyiruddin Usman (2002: 102) mengungkapkan bahwa televisi adalah perlengkapan elektronik, yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. B. Metode Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dapat tidaknya penggunaan media audiovisual berupa televisi dalam meningkatkan kemampuan menulis kembali dongeng Roro Mendut pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal, dan untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi siswa kelas VII SMP Negeri 1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
Kalapanunggal dalam pembelajaran menulis kembali dongeng Roro Mendut melalui penggunaan media audiovisual berupa televisi. Peneliti menggunakan metode eksperimen, karena peneliti melakukan eksperimen untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Peneliti menggunakan dua kelas untuk menunjang metode eksperimen yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen yaitu kelas yang diberi suatu perlakuan dengan menerapkan penggunaan media audiovisual berupa televisi, sedangkan kelas kontrol dalam penelitian ini berfungsi sebagai pembanding dalam menentukan hasil kemampuan menulis kembali dongeng Roro Mendut melalui penggunaan media teks. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kalapanunggal, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 September – 8 September 2012 tahun Pelajaran 2012-2013. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal yang berjumlah 208 siswa yang terdiri atas enam kelas yaitu kelas VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, dan VII F. Sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan teknik purposive sampel yaitu sampel bertujuan yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2010: 183). Peneliti mengambil teknik ini karena di SMP Negeri 1 Kalapanunggal tidak terdapat kelas unggulan, sehingga setiap kelas tidak dibeda-bedakan. Sampel yang digunakan yaitu kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen yang dimaksud adalah
5
kelas yang menggunakan media audiovisual berupa televisi dalam menulis kembali dongeng Roro Mendut, sedangkan kelas kontrol merupakan kelas pembanding yang menggunakan media teks. C. Temuan Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan dua kali tes yaitu prates dan postes. Peneliti melakukan prates pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tanpa menggunakan media, dan hasil yang diperoleh dari kelas eksperimen yaitu 62,14 dan kelas kontrol 50,38. Setelah pembelajaran dengan memberikan materi menulis kembali dongeng, dan dilakukan tes postes ditemukan perbedaan yang signifikan yaitu penggunaan media audiovisual berupa televisi pada kelas eksperimen dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kembali dongeng yaitu 89,36. Siswa lebih memahami dan mudah dalam menuangkan ide atau gagasan yang disertai imajinasi karena siswa secara langsung menyaksikan dan mengamati dongeng Roro Mendut melalui televisi. Selain itu, dengan menggunakan media audiovisual berupa televisi siswa lebih senang belajar, fokus dalam menyaksikan dongeng Roro Mendut dan keadaan kelas lebih kondusif. Sedangkan, pada kelas kontrol skor rata-rata siswa 70, 08 karena siswa hanya membaca dongeng Roro Mendut yang telah disediakan dalam bentuk teks, sehingga siswa lebih terpaku terhadap teks yang dibaca dan menyebabkan siswa kurang dalam menuangkan ide atau gagasan yang disertai imajinasi. D. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, hipotesis pertama yang diajukan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
penulis dalam penelitian ini, yaitu penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan menulis kembali dongeng pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal. Hasil menunjukkan bahwa skor rata-rata prates kemampuan menulis kembali dongeng Situ Bagendit pada kelas eksperimen yaitu 62,14 atau 62,14% dengan kriteria cukup berhasil, dan kelas kontrol 50,38 atau 50,38% dengan kriteria kurang berhasil. Setelah diberikan pembelajaran mengenai menulis kembali dongeng dan dilakukan postes menulis kembali dongeng Roro Mendut dengan menggunakan media audiovisual berupa televisi pada kelas eksperimen terjadi peningkatan skor rata-rata menjadi 89,36 atau 89,36% dengan kriteria berhasil sekali, sedangkan pada kelas kontrol skor rata-rata postes yaitu 70,08 atau 70,08% dengan kriteria cukup berhasil. Setelah diperoleh data hasil prates dan postes pada kelas eksperimen dan kontrol, maka dicari perbandingan mean dengan menggunakan rumus:
t
x 2 y 2 1 1 2
Berdasarkan hasil perhitungan mean diperoleh harga t o 4,35 dan db 70. Selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel, db 70 tidak terdapat dalam tabel maka dicari skor db yang mendekati yaitu 60, dan diperoleh harga tt 5% = 1,67 dan t t 1% = 2,39 dengan demikian t o jauh lebih besar dari pada tt yaitu 1,67<4,35>2,39. Berdasarkan data tersebut, dapat dibuktikan bahwa hipotesis
6
pertama yang diajukan dalam penelitian ini terbukti kebenarannya bahwa penggunaan media audiovisual berupa televisi dapat meningkatkan kemampuan menulis kembali dongeng pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal. Berdasarkan hasil angket, hipotesis kedua dapat diuji kebenarannya, bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal masih mengalami kendala dalam pembelajaran menulis kembali dongeng Roro Mendut melalui penggunaan media audiovisual. Berdasarkan hasil data angket peneliti menyimpulkan bahwa siswa masih mengalami kendala dalam menulis kembali dongeng dengan menggunakan media audiovisual berupa televisi dengan menyesuaikan isi cerita, ketepatan logika urutan cerita, ketepatan detail peristiwa, ketepatan makna keseluruhan cerita, ketepatan kata, ketepatan kalimat dan ketepatan ejaan. Berdasarkan data tersebut, dapat dibuktikan bahwa hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini terbukti kebenarannya yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal masih mengalami kendala dalam menulis kembali dongeng Roro Mendut melalui penggunaan media audiovisual berupa televisi. Hal ini menandakan bahwa hipotesis kedua dapat diterima. E. Simpulan Setelah peneliti menganalisis data hasil prates dan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol mengenai penggunaan media audiovisual dalam meningkatkan kemampuan menulis kembali dongeng, maka peneliti menyimpulkan: 1. Penggunaan media audiovisual berupa televisi dapat meningkatkan kemampuan menulis kembali
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
dongeng Roro Mendut pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal. 2. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalapanunggal masih mengalami kendala dalam menulis kembali dongeng Roro Mendut melalui penggunaan media audiovisual berupa televisi. Siswa masih mengalami kendala dalam menulis kembali dongeng dengan menggunakan media audiovisual berupa televisi dengan menyesuaikan isi cerita, ketepatan logika urutan cerita, ketepatan detail peristiwa, ketepatan makna keseluruhan cerita, ketepatan kata, ketepatan kalimat dan ketepatan ejaan. DAFTAR PUSTAKA Danandjaya James. 1991. Foklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Djamarah, Sayiful Bahri; Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Hayon, Josep. 2007. Membaca dan menulis wacana. Jakarta: PT Grasindo Gramedia.
7
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
Riwayat Hidup Lilih Purnamasari dilahirkan di Sukabumi, 20 Maret 1990. Putri kedua dari tiga bersaudara keluarga ayahanda Sukandi dan ibunda Munajah. Penulis dibesarkan di Sukabumi, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi. Penulis memulai sekolah formal di Sekolah Dasar Negeri Panyindangan. Kemudian melanjutkan di SMP Negeri 1 Kalapanunggal. Setelah itu melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Parungkuda jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Penulis melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan mengambil Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan Bogor. Semoga ilmu yang telah diperoleh dapat dipergunakan sebaik mungkin dan menjadi seorang guru yang profesional.
8
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012