KEMAMPUAN MENULIS ISI BERITA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA. RAHMAT FITRIANTO HIDAYAT

KEMAMPUAN MENULIS ISI BERITA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA RAHMAT FITRIANTO HIDAYAT [email protected] Abstrak Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan menulis isi berita siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis isi berita siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif Artinya, bahwa proses penelitian ini menghasilkan data berupa kata-kata yang baik secara lisan maupun tertulis dari orang-orang yang dapat diamati secara objektif sesuai kenyataan yang ditemukan dilapangan. Selanjutnya hasil-hasil penelitian ini akan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik persentase dan berupa angka-angka. Jenis penelitian ini tergolong penelitian lapangan. Dikatakan demikian karena peneliti terlibat langsung dilapangan atau sekolah tempat penelitian khususnya disekolah untuk memperoleh data. Adapun teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan metode sampel (simple Total Sampling Method) yaitu mengambil secara keseluruhan berdasarkan urutan daftar hadir siswa sebanyak 98 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes. Untuk mengetahui kategori kemampuan menulis isi berita mengacu pada standar ketuntasan individual dan klasikal yang digunakan di SMP Negeri 4 Kulisusu. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 98 siswa yang menjadi sampel adalah 66 orang siswa (67,34%) mampu dalam menulis isi berita dan 32 orang sisiwa (32,65%) tidak mampu. Hal ini dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis isi berita siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu belum mampu secara klasikal. Dikatakan demikian karena siswa yang mampu secara individual hanya 67,34% (kurang dari 85%). Kata Kunci : Berita, Isi, Unsur Pendahuluan Sistem Pendidikan Nasional dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditujukan pada usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, Kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya pada masyarakat , bangsa dan Negara. Bahkan dalam kurikulum dinyatakan bahwa Bahasa memiliki peran sentral dalam pengembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik yang merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam hal menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Depdiknas, 2006). Kemampuan berbahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah yang benar merupakan kunci kelancaran dan kesempurnaan proses komunikasi. Seseorang tidak dapat menyampaikan pikiran, perasaan, dan gagasan secara efektif apabila orang tersebut tidak menguasai bahasa sebagai sasarannya secara tepat (Tarigan, 1990: 7).

Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296

Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Tiga di antaranya yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Keterampilan menulis mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mengandung pengertian betapa pentingnya keterampilan menulis dalam kehidupan sehari-hari. Olehnya itu, dengan materi ajar yang berkaitan tentang menulis, diharapkan siswa dapat betul-betul memahami semua hal yang berkaitan tentang kebahasaan. Keterampilan menulis sangat penting. Oleh karena itu, pengembangan pembelajaran menulis perlu ditingkatkan. Peningkatan pembelajaran menulis dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan. Dalman (2012: 7-19) menyatakan kegiatan pengembangan pembelajaran menulis sebuah proses. Proses yang melibatkan tahap prapenulisan, penulisan, serta penyuntingan, perbaikan, dan penyempurnaan. Hal ini dilakukan untuk melatih daya kreatif siswa dalam hal menulis, dan mengasah kecerdasan mereka. Pembelajaran keterampilan menulis di SMP kelas VII yang termuat dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menulis isi berita merupakan suatu upaya menyampaikan kabar atau sebuah informasi mengenai suatu hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Pembelajaran menulis isi berita disekolah, dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dapat menjadi bekal bagi peserta didik yang ingin mendalami profesi wartawan. Apalagi saat ini informasi merupakan komoditas primer yang dibutuhkan orang. Oleh sebab itu, pembelajaran menulis isi berita perlu diajarkan kepada siswa, agar siswa memiliki pengetahuan yang memadai dan selanjutnya dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari. Pembelajaran keterampilan menulis isi berita dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat di kelas VII SMP semester satu dengan kompetensi dasar, menuliskan kembali berita yang dibacakan kedalam beberapa kalimat, yang berindikator (1) Mampu menemukan pokok-pokok berita yang didengarkan melalui radio/televisi; (2) Mampu menuliskan isi berita yang didengar ke dalam beberapa kalimat; (3) Mampu menyimpulkan isi berita dalam satu alinea. Penelitian ini mengukur kemampuan menulis siswa melalui “Kemampuan Menulis Isi Berita Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu “. Adapun tujuan utamanya adalah mendeskripsikan kemampuan menulis siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu melalui menulis isi berita. Adapun pemilihan kelas tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa kelas VII di SMP Negeri 4 Kulisusu dalam hal kemampuan menulis isi berita. Hal ini dilakukan karena selama ini siswa SMP masih dianggap belum mampu untuk menulis dengan alasan menulis itu cukup sulit untuk dikuasai oleh mereka, hal tersebut terbukti bahwa siswa SMP Negeri 4 Kulisusu belum memanfaatkan fasilitas madding sekolah untuk memajang hasil kreatif menulis mereka. Padahal siswa SMP dituntut mempunyai kemampuan yang memadai dalam menulis. Pemilihan siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu sebagai populasi penelitian didasari atas pertimbangan (1) sebagaimana siswa di SMP lainnya, siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu telah mendapat pembelajaran menulis sebagaimana tertera dalam kurikulum yang berlaku, (2) setelah menjalani pembelajaran, siswa dituntut memiliki kemampuan yang memadai dalam menulis, dan (3) siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu perlu mendapatkan pembinaan yang intensif dalam menulis. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan menulis isi berita siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu?.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis isi berita siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu.

Kajian Pustaka Konsep Menulis Pengertian Menulis Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Dalman, 2012: 3). Menurut Suparno dan Yunus (dalam Dalman, 2012: 4) Menulis merupakan sebuah proses kreatif


menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Menurut Boughey (dalam Cahyani, 2011: 60) menyatakan bahwa menulis berarti mentransfer ideide dari pengirim kepada penerima melalui teks dengan berhasil, dan pertukaran informasi ini menjadi motivasi dan dorongan yang kuat dan berarti bagi pengembangan keterampilan berbahasa. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata (Tarigan, 1994: 4). Menurut Rusyana (dalam Cahyani, 2011: 145) Menulis adalah kemampuan menggunakan polapola bahasa dalam penampilannya secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. menulis adalah mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa. Dalam hal ini, menulis itu membutuhkan skemata yang luas sehingga si penulis mampu menuangkan ide, gagasan pendapatnya dengan mudah dan lancar Menurut Marwoto (dalam Dalman, 2012: 4). Dengan demikian, penulis dapat menghasilkan berbagai bentuk dan warna tulisan secara kreatif sesuai dengan tujuan dan sasaran tulisannya. Tujuan Menulis Setiap usaha yang dilakukan oleh seseorang yang diawali dengan niat tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Begitu juga dengan menulis, secara umum pembelajaran menulis di sekolah dasar mempunyai tujuan agar siswa memahami cara menulis berbagai hal yang telah diajarkan serta mampu mengkomunikasikan ide atau pesan melalui tulisan. Menurut Hugo Hartig ( dalam Tarigan, 1994: 24-25) menyebutkan tujuan menulis ada 7 yaitu: 1). Assigment Purpose (tujuan penugasan) Penulis tidak mempunyai tujuan yang timbul dari dalam hatinya. Dia menulis karena mendapatkan tugas atau perintah orang lain. Contohnya seorang siswa yang dihukum gurunya untuk menyalin sebuah kalimat sebanyak 100 kali. 2). Altruistic purpose (tujuan altruistik) Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghibur, memahami perasaan pembaca. Penulis ingin karyanya dapat menyenangkan hidup pembaca. Contohnya adalah para penulis novel. 3). Persuasive purpose (tujuan persuasif) Tujuan yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca tentang kebenaran gagasan atau ide yang diutarakan oleh penulis. 4). Informational purpose (tujuan informasional atau penerangan) Tulisan yang bertujuan untuk memberi informasi atau keterangan yang diketahui penulis kepada pembacanya. Contohnya adalah pemaparan suatu kasus yang dilakukan oleh para wartawan. 5). Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri) Tulisan yang bertujuan untuk memperkenalkan, dan menyatakan diri penulis kepada para pembacanya. 6). Creative purpose (tujuan kreatif) Tujuan ini erat hubungannya dengan pernyataan diri. Tetapi penulis untuk mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai seni yang tinggi. Contohnya penyair yang menulis puisi 7). Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah) Penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi oleh penulis itu sendiri. Penulis menjelaskan dengan cermat pemikiran, gagasan dan masalah-masalahnya sendiri, agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca. Contohnya adalah klarifikasi suatu masalah yang dilakukan oleh seseorang. Manfaat Menulis Kegiatan menulis mempunyai banyak manfaat bagi penulis maupun bagi orang lain yang membacanya. Seperti yang diungkapkan oleh Sabarti Akhaidah dkk (dalam Slamet 2008: 169) tentang manfaat menulis yaitu:


1). Dapat mengenali kemampuan dan potensi diri tentang permasalahan yang sedang ditulisnya. 2). Dapat mengembangkan dan menghubung-hubungkan beberapa gagasan atau pemikiran. 3). Dapat memperluas pemikiran dan serta wawasan baik dalam ilmu teoritis maupun terapan. 4). Dapat menjelaskan dan mempertegas masalah yang rumit atau kabur. 5). Dapat menilai pendapat sendiri secara objektif 6). Dapat memotivasi diri sendiri untuk belajar, membaca, dan memperluas wawasannya. 7). Dapat membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib. Menurut Akhadiah dkk (1998 : 1-2) menulis mempunyai banyak fungsi dan manfaatnya, antara lain: 1) Dengan menulis kita dapat mengenal kemampuan dan potensi diri kita. 2) Melalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan. 3) Kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis. 4) Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. 5) Melalui tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara objektif. 6) Dengan menuliskan diatas kertas kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat, dalam konteks yang lebih konkret. 7) Menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif. 8) Kegiatan menulis secara terencana akan membiasakan kita berpikir serta berbahasa secara tertib. Konsep Berita Pengertian Berita Secara etimologis, berita berasal dari bahasa Sangsekerta “vrit” yang dalam bahasa inggris menjadi “Write” yang arti sebenarnya adalah “Ada” atau “Terjadi”, Ada juga yang menyebut dengan “Vritta” artinya “kejadian” atau “yang Telah Terjadi. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, berita berarti laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat (Sudarman Paryati, 2008: 74-75). Berita adalah Fakta yang disampaikan kepada orang lain (Semi Atar, 1995: 9) Berita adalah sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi yang disampaikan oleh wartawan di media massa (Djuraid, 2012: 9). Jadi berita adalah peristiwa atau kejadian yang dituturkan ulang kepada orang lain dengan tujuan penyebaran informasi. Unsur Berita Menurut Djuraid (2012: 12) sebelum menulis berita yang penting diketahui adalah unsur-unsur apa saja yang ada dalam berita. Banyaknya unsur justru akan mempermudah seorang wartawan untuk menentukan bahwa sebuah informasi atau peristiwa layak diberitakan atau tidak. Unsur berita itu sebagai berikut. 1. Aktual Manajemen redaksi harus menyajikan berita dengan cepat tanpa mengurangi kualitasnya. Artinya, perkembangan berita ditunggu sampai saat-saat terakhir menjelang deadline dengan penulisan yang baik. Tentu saja menunggu sampai perkembangan terakhir akan mendapatkan semakin banyak data dan informasi. 2. Kedekatan Unsur kedekatan menjadi pertimbangan seseorang untuk membaca berita. Secara psikologis, seseorang akan terpengaruh oleh berita yang berhubungan dengan dirinya, baik secara pribadi maupun kelompok masyarakat. Bukan hanya kepentingan yang bersifat kejiwaan, tetapi juga lokasi kejiwaan. 3. Penting Salah satu pedoman wartawan dalam menulis berita adalah, beritanya akan dibaca banyak orang, maka dia harus berpikir bahwa beritanya itu biasa merangsang orang untuk membacanya. Ketertarikan itu


biasa terjadi karena adanya kepentingan masyarakat yang ada dalam berita itu. Penting tidaknya sebuah berita tidak ditentukan oleh besar kecilnya atau panjang pendeknya berita, tapi ditentukan sejauh mana masyarakat membutuhkan. Kebutuhan ini tidak sekedar kebutuhan informasi tapi juga menyangkut hasrat orang lain. 4. Luar Biasa Ada ungkapan popular di kalangan wartawan yang menyebut: Kalau anjing makan tulang itu bukan berita tapi kalau tulang (paman dalam bahasa batak) makan anjing, itu baru berita. Ungkapan ini menunjukan bahwa hal-hal yang biasa, yang sudah biasa terjadi, tidak menarik untuk diberitakan, kecuali di antara rutinitas itu muncul sesuatu yang baru dan menarik. 5. Tokoh Penentuan sumber berita, harus dilihat kadar ketenaran, kepintaran, dan pengaruh seseorang dimasyarakat. Apapun yang dilakukan seorang tokoh masyarakat (public figure) menarik untuk diberitakan, baik tingkah laku maupun ucapannya. Ada dua kategori tokoh dalam berita yaitu sebagai berikut: a. Tokoh masyarakat Setiap komunitas atau kelompok masyarakat punya tokoh sendiri-sendiri. Selain itu, ada tokoh yang muncul dari profesi seperti artis, olahragawan, politikus dan kalangan lain. Tokoh ini menjadi berita karena perilaku dan ucapannya. b. Tokoh dalam berita Tokoh dalam berita tidak harus public figure, tapi siapa saja yang terlibat dalam sebuah peristiwa yang jadi publikasi media massa. 6. Eksklusif Berita eksklusif adalah berita yang dimiliki sendiri dan tidak dimiliki orang lain. 7. Ketegangan Berita yang baik adalah berita yang mampu mempengaruhi pembacanya, baik secara positif maupun negatif. Masing-masing orang punya persepsi berbeda terhadap sebuah berita. Pengaruh berita kepada pembaca terjadi karena (1) Materi berita (2) cara penyajian. 8. Konflik Di satu sisi masyarakat menuduh pers menimbulkan ketegangan dan kerusuhan, tapi di sisi lain mereka sangat menggemari berita-berita pertentangan. Tapi bukan hanya pertentangan itu saja yang ditampilkan. Pertentangan antara dua pihak yang sedang berseteru juga sering ditampilkan pers, karena memang disukai oleh pembaca. 9. Human Interest Segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia selalu menarik untuk diikuti. Dalam penulisan berita, tidak ada satu pun yang lepas dari unsur human interest karena melibatkan perasaan manusia sebagai sumber berita. 10. Seks Beragam berita yang terkait dengan seks selalu menarik minat pembaca, baik seks dalam artian harfiah maupun dalam arti yang luas. 11. Progresif Perkembangan masyarakat modern selalu disertai dengan prestasi dan kemajuan-kemajuan. Selain progresif dalam arti kemajuan dan penemuan terbaru, progresif dalam pemberitaan. Sebuah berita besar tidak akan diberitakan hanya sekali, tapi terus menerus sampai beberapa edisi. 12. Trend Trend ini bukan hanya soal munculnya produk baru yang digemari masyarakat, tapi juga menyangkut tingkah laku dan ucapannya.


13. Berita Humor Humor adalah segala sesuatu yang menimbulkan rasa geli atau lucu karena ketidakpantasan atau keganjilan. Humor dalam berita biasa dalam wujud tulisan dan gambar. Menulis Isi Berita Menulis isi berita merupakan suatu upaya menyampaikan kabar atau sebuah informasi mengenai suatu hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Menurut Prof. John Hohenberg, sebagaimana dikutip oleh Rosihan Anwar dalam bukunya Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, gaya bahasa dan patokan yang digunakan dalam penulisan berita sebaiknya : 1. Teliti, ringkas, jelas, dan mudah dimengerti. 2. Gunakanlah kalimat yang relatif singkat, sederhana, dan satu paragraf cukup terdiri atas satu hingga tiga kalimat. 3. Satu gagasan sama dengan satu kalimat. 4. Prioritaskan kata-kata yang pendek. 5. Gunakan kata kerja yang kuat dan berhemat dalam menggunakan kata sifat. 6. Spesifik dalam penulisan (seperti dalam menyebutkan tinggi, berat, jarak dan lain-lain). 7. Gunakan kutipan-kutipan yang mengandung arti secara parsial. 8. Cermatilah penulisan berita dengan pola piramida terbalik http://turungomah.blogspot.co.id/2013/10/makalah-teknik-penulisan-berita.html tanggal 02 oktober 2015 Aspek-Aspek yang Dinilai dalam Menulis Isi Berita Aspek-aspek yang dinilai dalam menulis isi berita diantaranya yaitu: (1) Menyusun data pokok berita, (2) mengembangkan data pokok berita dengan memperhatikan kelengakapan isi berita, dan kelengkapan bagian-bagian berita, (3) menyimpulkan isi berita 1.Menyusun Data Pokok Berita Menurut Djuraid (2012: 73) pembelajaran dasar menulis berita dimulai dengan pengenalan bagian berita yang sangat popular yaitu 5W + 1H (What, Where, When, Who, Why, dan How). Dari bahan-bahan yang sudah diperoleh kemudian dipilah-pilah disesuaikan 5W+1H. Siapa tokohnya, dimana kejadiannya, apa yang terjadi, kapan terjadinya, mengapa biasa terjadi, dan bagaimana biasa terjadi. Pedoman ini setidaknya akan memudahkan untuk mulai menulis. Setelah bahan-bahan berita terkumpul, selanjutnya dilakukan identifikasi sesuai dengan 5W+1H. Dengan demikian, akan muncul gambaran tentang data pokok berita yang akan ditulis. Adapun pokok-pokok berita itu diistilahkan ADIKSIMBA dengan rumus 5W+1H yang dijabarkan sebagai berikut. a. What :Apa yang terjadi? b.Where: Di mana peristiwa itu terjadi? c.When : Kapan peristiwa itu terjadi? d.Who : Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu? e.Why : Mengapa peristiwa itu terjadi? f.How : Bagaimana peristiwa itu berlangsung? 2. Mengembangkan Data Pokok Berita Mengembangkan data pokok berita dengan memperhatikan tiga aspek yaitu sebagai berikut. a.Kelengkapan isi berita Dari berbagai peristiwa yang diidentifikasi, dipilih satu untuk dijadikan naskah berita dengan merangkai pokok-pokok berita yang ditulis. Untuk dapat menulis sebuah berita kita harus memiliki


informasi awal mengenai suatu peristiwa atau kejadian. Informasi awal yang dibutuhkan merujuk unsurunsur kelengkapan dalam sebuah berita yaitu dengan istilah adiksimba (5W+1H), yaitu apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. ( http://penaonline.wordpress.com/2007/12/23/menulis-teks-berita/). b. Kesesuaian isi berita dengan data pokok berita Kesesuaian isi yang menjadi aspek penilaian yaitu kesesuaian isi dengan data pokok berita yang meliputi unsur-unsur 5W+1H. c. Kelengkapan bagian-bagian berita Menurut Djuraid (2012:73) untuk merekonstruksi 5 W + 1 H ada tiga bagian penting dari sebuah berita yaitu sebagai berikut. 1) Judul Judul berita sebisa mungkin dibuat dengan kalimat pendek, tapi bisa menggambarkan isi berita secara keseluruhan. Pemberian judul ini menjadi penentu apakah pembaca akan tertarik membaca berita yang ditulis atau tidak. 2) Identitas Berita Dalam membuat berita harus ada kesinambungan antara judul, lead, isi, dan penutup berita. Hal ini penting, agar pembaca biasa mendapatkan informasi yang lengkap dalam sebuah berita. Untuk itu, lead sebagai bagian yang sangat penting dalam berita, harus mencerminkan isi berita secara keseluruhan. 3) Tubuh Berita Banyak yang menyebutkan membuat lead adalah bagian paling sulit dalam menulis berita. Bila bagian ini sudah dilewati, maka bagian lain akan mudah dijalani. setelah membuat lead, langkah selanjutnya adalah membuat tubuh berita. Bila lead merupakan rangkuman 5W+1H, maka tubuh berita juga sama, hanya saja ada bagian yang dikembangkan dan ada yang hanya dijadikan pelengkap saja. Tubuh berita memang tidak lepas dari kerangka 5W+1H, tapi tidak semuanya biasa dipakai seterusnya. Tentang apa yang terjadi (what) dan keterangan waktu (when) cukup hanya sekali disebut lead, begitu juga keterangan tempat (where). Sementara keterangan tokoh (who) memang tetap disebutkan tapi tidak dengan menyebut nama secara lengkap. Untuk menuliskan nama tokoh hanya jeli dan akurat. Penulisan nama sumber berita secara lengkap cukup hanya dengan kata ganti atau panggilan akrab. Sedangkan yang perlu dikembangkan dalam penulisan selanjutnya adalah why dan how. Disinilah dibutuhkan kejelian untuk mengembangkan dua pertanyaan tersebut. Bahan Ajar Menulis Isi Berita Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu Materi bahan ajar merupakan salah satu pegangan yang dimiliki oleh guru untuk diajarkan kepada siswa sebagai salah satu penunjang keefektifan pembelajaran. Berdasarkan silabus yang ada di SMP Negeri 4 Kulisusu, terdapat standar kompetensi memahami wacana lisan melalui kegiatan menulis isi berita. Pada standar kompetensi tersebut meliputi tiga kompetensi dasar yang salah satunya tentang menuliskan kembali berita yang dibacakan kedalam beberapa kalimat. Adapun kompetensi dasar ini memiliki beberapa indikator yang terdiri atas: 1) Mampu menemukan pokok-pokok berita yang didengarkan melalui radio/televisi 2) Mampu menuliskan kembali isi berita yang didengar ke dalam beberapa kalimat. 3) Mampu menyimpulkan isi berita dalam satu alinea Berdasarkan indikator tersebut, aspek penilaian pun tidak lepas dari indikator yang ada dalam silabus. Adapun materi pembelajaran yang diberikan di SMP Negeri 4 Kulisusu yakni bahan ajar yang berupa buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang ditulis Teguh Wibowo, dkk. Didalam buku paket tersebut terdapat penjelasan tentang menyusun data pokok berita, mengenali karakteristik berita, menulis isi berita dan disertai contoh teks berita. selain buku paket tersebut, bahan ajar di SMP Negeri 4 Kulisusu juga bersumber dari buku paket pegangan guru yag berjudul Cermat Berbahasa untuk SMP kelas VII yang ditulis oleh Anipudin, dkk


Metode dan Jenis Penelitian Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam Penelitian ini merupakan metode deskriptif kuantitatif, Artinya, bahwa proses penelitian ini menghasilkan data berupa kata-kata yang baik secara lisan maupun tertulis dari orang-orang yang dapat diamati secara objektif sesuai kenyataan yang ditemukan dilapangan. Selanjutnya hasil-hasil penelitian ini akan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik persentase dan berupa angka-angka. Selanjutnya, hasil analisis digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan dengan jelas tentang menulis isi berita pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Dikatakan demikian karena peneliti terlibat langsung dilapangan atau sekolah tempat penelitian khususnya disekolah untuk memperoleh data. Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu tahun ajaran 2015/2016. Keseluruhan Populasi berjumlah 98 orang yang tersebar dalam empat kelas. Kelas VII-A terdiri atas 25 siswa, kelas VII-B terdiri atas 24 siswa, kelas VII-C terdiri atas 25 siswa, kelas VII-D terdiri atas 24 siswa. Untuk lebih jelasnya keadaan populasi siswa kelas VII Negeri 4 Kulisusu Sampel Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan metode sampel (simple Total Sampling Method) yaitu mengambil secara keseluruhan berdasarkan urutan daftar hadir siswa sebanyak 98 orang. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Arikunto (2000: 110), menyatakan bahwa, jika populasi lebih dari 100 orang maka yang menjadi sampel diambil 10% atau 15% dari total populasi. Akan Tetapi, jika populasi kurang dari 100 orang, maka seluruh populasi diambil menjadi sampel. Oleh karena itu, sampel penelitian diambil keseluruhan siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan dalam bentuk tes yang bersifat produktif sehingga tepat digunakan dalam menulis isi berita. Agar siswa lebih jelas, maka diberi petunjuk soal mengenai: 1. Isi dan konteks tulisan meliputi: a. Pokok-pokok berita  5W+1H b. Ide Pokok Berita  Inti dalam berita c. Menyimpulkan isi Berita  Yang terpenting dalam berita tersebut 2. Sesuai dengan teks berita yang dibacakan 3. Waktu yang disediakan 2x40 menit. 4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teks menulis isi berita. siswa diberikan tes berita oleh peneliti atau guru bidang studi. Siswa atau responden menentukan unsur 5W+1H lalu dibuatkan beberapa kalimat. Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: 1. Peneliti menggambarkan atau menjelaskan apa-apa saja yang terdapat dalam 5W+1H 2. Peneliti menjelaskan bagaimana menentukan ide pokok berita


3. 4. 5. 6. 7. 8.

Peneliti menjelaskan bagaimana menyimpulkan isi berita Peneliti memberikan tes beritanya kepada siswa Responden diminta untuk menentukan pokok-pokok berita Responden diminta menuliskan isi berita yang terdapat dalam tes berita Responden diminta menyimpulkan isi berita yang terdapat dalam tes berita Peneliti menyuruh siswa untuk dikerjakan langsung sesuai waktu yang disediakan dan selanjutnya data dikumpul sebagai data penelitian.

Teknik Penilaian Teknik yang digunakan dalam penilaian kemampuan menulis berita dengan skor. Skor yang digunakan adalah skor 1 sangat buruk, dan skor 6 sangat baik Teknik Analisis Data Data dianalisis dengan menggunakan deskripsif kuantitatif. Dengan menyajikan nilai yang menggambarkan keseluruhan tingkat kemampuan siswa dalam menulis isi berita yang telah dibacakan analisis serta mempersentasekan tingkat kemampuan siswa pada setiap aspek yang diujikan baik secara individual maupun secara klasikal. Rumus yang digunakan untuk memprentase kemampuan individual adalah: Jumlah skor perolehan X 100 % Jumlah skor maksimal Rumus yang digunakan untuk menentukan presentase kemampuan secara klasikal adalah: Jumlah responden yang dicapai kemampuan minimal 65% X 100% Jumlah seluruh responden (Supriyadi,1991: 286) Hasil Penelitian Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian mengenai kemampuan menulis isi berita siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Kemampuan tersebut diukur dengan pokokpokok berita, ide pokok berita, dan kesimpulan isi berita. Aspek-aspek ini akan dianalisis dengan menggunakan deskriptif kuantitatif. Penyajian hasil penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama menyajikan hasil skor secara keseluruhan data dalam menentukan isi berita, tahap kedua menyajikan data hasil penelitian per aspek dan secara keseluruhan yakni (1) pokok-pokok berita, (2) ide pokok berita, dan (3) menyimpulkan isi berita. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui persentase kemampuan individual dan klasikal siswa dalam menulis isi berita dengan memperhatikan ketiga aspek tersebut.

Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Kemampuan menulis isi berita siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu Kabupaten Buton Utara berada pada kategori mampu. Hal ini dibuktikan dengan presentase perolehan siswa sebesar 66 orang siswa (67,34%) yang mencapai standar KKM yang telah ditetapkan yakni berada pada presentase 65% dan tidak mampu berada dibawah 65%. Dari 98 orang siswa, sampel yang memperoleh kategori mampu adalah 66 orang siswa (67,34) dan sampel yang memperoleh kategori tidak mampu adalah 32 orang siswa (32,65%). Tingkat kemampuan menulis isi berita siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kulisusu pada setiap komponen dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kemampuan menulis pokok-pokok berita 48,97% berada pada kategori tidak mampu 2. Kemampuan menulis ide pokok berita 50% berada pada kategori tidak mampu


3. Kemampuan menulis menyimpulkan isi berita 46,93% berada pada kategori tidak mampu. Saran Dengan mengacu pada kemampuan siswa yang diperhatikan dalam menulis isi berita dalam penelitian ini disarankan hal sebagai berikut. 1.Guru bahasa dan sastra perlu memberikan perhatian khusus kepada siswa yang belum memiliki kemampuan dalam menulis isi berita. 2.Untuk pembelajaran menulis isi berita, guru dapat menyesuaikan ketuntasan materi pelajaran dengan pemahaman siswa sehingga keseluruhan aspek-aspek dapat dimengerti oleh siswa. 3. Dalam proses pembelajaran sebaiknya perlu dilakukan pemberian latihan kepada siswa agar siswa benar-benar bisa memahaminya.

Daftar Pustaka Akhadiah, dkk. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis. Jakarta Erlangga Arikunto, Suharsmi. 2000. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara Cahyani, Isah, dkk. 2011. Menulis Proposal Penelitian. Bandung: CV. Bintang Warli Artika. Dalman. 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Depdiknas. 2006. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Djuraid, Husnun N. 2012. Panduan Menulis Berita. Malang: UPT Universitas Muhamadiyah Widya. http://turungomah.blogspot.co.id/2013/10/makalah-teknik-penulisan-berita.html (diakses pada taggal 02 Oktober 2015) http://penaonline.wordpress.com/2007/12/23/menulis-teks-berita. (Diakses pada tanggal 04 Oktober 2015) Semi, Atar. 1995. Teknik Penulisan Berita, Features, Dan Artikel. Bandung: Mugantara Supriyadi. 1991. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud. Slamet, St. Y. 2008. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: Uiversitas Sebelas Maret Press. Sudarman Paryati. 2008. Menulis Dimedia massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tarigan, Hendry Guntur. 1990. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Tarigan, Hendry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Aksara


KEMAMPUAN MENULIS ISI BERITA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA. RAHMAT FITRIANTO HIDAYAT

Recommend Documents