program sejenis dalam 2 tahun terakhir. Konfirmasi akhir desa/kelurahan sasaran ditentukan oleh kriteria respon dan kesediaan masyarakat untuk berkontribusi sebesar minimal 20 % (minimal 16% in kind dan minimal 4% in cash). Melalui kriteria di atas, sasaran lokasi program Pamsimas, ditetapkan sejumlah 5.000 desa/ kelurahan di 15 propinsi dan 110 kabupaten/kota untuk waktu pelaksanaan lima tahun (2008 – 2013). Selain itu, terdapat sasaran program replikasi pemerintah daerah dan masyarakat sebanyak 506 desa/kelurahan.
Kelompok seperti inilah yang menjadi target grup program Pamsimas
Komponen Program Pamsimas Meliputi Apa Saja ?
1. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Lokal
Komponen ini bertujuan untuk : [i] Memampukan masyarakat untuk mengorganisasi, merencanakan, mengelola dan menjaga kesinambungan program perbaikan layanan air minum, sanitasi dan higiene; [ii] Memperkuat kapasitas kelembagaan masyarakat dalam rangka menjamin kualitas pengelolaan program; [iii] Membangun komitmen dan peningkatan kapasitas perangkat pemerintah kota/ kabupaten, provinsi dan pusat dalam hal pengarusutamaan dan replikasi atau perluasan program Pamsimas.
Laki-laki, perempuan, kaya-miskin warga desa Genting, Kec. Cepogo, Kab. Boyolali Jawa Tengah, bergotong royong menanam pipa saluran air pada program Pamsimas.
Guna memperkuat pencapaian komponen ini, maka masyarakat akan didampingi oleh Fasilitator dalam pelaksanaan di tingkat desa/kelurahan, dan mengem-bangkan mekanisme dan kapasitas kelembagaan propinsi, kabupaten/kota dan kecamatan untuk kualitas manajemen program dan pengembangan air bersih.
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
23
2. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Layanan Higienis dan Sanitasi Komponen ini bertujuan untuk : [i] Membantu masyarakat dan institusi lokal dalam pencegahan
tempat ibadah, dan melalui media massa baik cetak maupun elektronik.
sanitasi buruk dan air yang tidak bersih yang mengakibatkan penyakit diare, [ii] Mewujudkan
Untuk
paradigma sehat dalam kehidupan perorangan, keluarga, masyarakat dan di sekolah melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan [iii] Promosi PHBS dilaksanakan melalui keluarga, institusi lokal/desa, fasilitas umum seperti sekolah,
mewujudkan
tujuan
tersebut,
maka
dilakukan : [i] Dukungan phase pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), [ii] Program Pemasaran Higiene dan Sanitasi, [iii] Program Higiene dan Sanitasi Sekolah, dan [iv] Penguatan Unit Higiene dan Sanitasi Lokal.
Mengkampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sedari dini melalui anak-anak usia sekolah
24
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
3. Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum Menyediakan pilihan teknis kepada masyarakat dalam penyediaan prasarana air minum dan sani-
yang disetujui oleh forum institusi warga tingkat desa. Masyarakat sendiri yang akan mengambil
tasi umum. Sesuai dengan kebijakan umum AMPL Berbasis Masyarakat, maka pembangunan atau
keputusan, baik dalam hal pemilihan sistem yang akan dibangun, pola pendanaan, maupun tata cara
rehabilitasi sarana dan prasarana air minum dan penyehatan lingkungan, menggunakan pendeka-
pengelolaannya.
tan tanggap kebutuhan. Sarana dan prasarana yang akan dibangun didasarkan pada usulan yang diajukan dan disepakati oleh masyarakat yang dilakukan secara partisipatif melalui usulan desa
Menara air di desa Sumber Agung Kab. Boyolali JawaTengah hasil kegiatan program Pamsimas
Pemerintah akan mengucurkan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sebesar 70% (dari Rp 275 juta) dari kebutuhan dana untuk pembangunan atau rehabilitasi sarana dan prasarana air minum dan penyehatan lingkungan. Dana BLM tersebut termasuk untuk kegiatan perubahan perilaku higiene masyarakat, kegiatan higiene dan kesehatan berbasis sekolah, dan pendidikan hygiene teaching. Fasilitas sanitasi akan dibangun di sekolah-sekolah di masyarakat partisan yang membutuhkan. Tidak hanya dana, masyarakat juga akan diberikan bantuan perencanaan dan dukungan teknik. Bantuan ini meliputi : [i] Rapid Technical Assessment (RTA) dan Community WSS situation analysis (MPAPHAST) untuk menentukan kebutuhan air dan pilihan-pilihan sistem; [ii] Pilihan teknologi sistem air minum; [iii] Survei teknik dan penyusunan Rancangan Rinci Kegiatan (RRK); [iv] Konstruksi, supervisi dan quality control; [v] Pelatihan O&M mencakup manajemen, teknik dan ketrampilan pembiayaan yang dibutuhkan bagi keberlanjutan sistem; dan [vi] Monitoring kualitas air minum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak penyediaan air minum yang aman dan baik untuk penyimpanan dan minum.
25
Masyarakat Desa Salebu, Kec. Mangunreja, Tasikmalaya bahu membahu bergotong royong membangun hidran umum untuk mencukupi kebutuhan air minum yang layak dikonsumsi pada program Pamsimas (Gambar di sebelah bawah : hidran umum yang selesai dibangun)
26
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
4. Insentif Desa/Kelurahan dan Kabupaten/Kota
Pemerintah akan memberikan insentif kepada desa/kelurahan dan kabupaten/kota yang berhasil
serta memiliki program promosi sanitasi dan kesehatan sekolah yang melibatkan orang tua wali
melaksanakan program Pamsimas. Insentif bagi desa/kelurahan tersebut untuk untuk mendorong
murid, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.
peningkatan ekonomi lokal. Syaratnya : desa/kelurahan telah melaksanakan ODF (Open-Defeca-
Sedangkan untuk Kabupaten/Kota, insentif diberi-
tion-Free), 100% rumah tangga mengadopsi cuci tangan dengan sabun, “improved sanitation” dan praktek perilaku higienis lain, kepuasan layanan sarana air minum (SAM), kecukupan biaya SAM, kepastian keikutsertaan perempuan, laki-laki, lemah/miskin dan kaya dalam pengelolaan SAM,
kan bila desa/kelurahan memenuhi persyaratan di atas; dan telah menjalankan replikasi pendekatan Pamsimas di daerahnya, memiliki lembaga pembinaan dan pegembangan pengelolaan sistem penyediaan air minum dan sanitasi di tingkat kabupaten sampai dengan tingkat kecamatan.
Roda ekonomi desa ikut menggeliat
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
27
5. Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek
Menyediakan dukungan manajemen dan teknis kepada unit pelaksana (implementation agency) dari Pusat sampai Daerah, yang meliputi kegiatan pelatihan, pengelolaan administrasi keuangan, monitoring-evaluasi, pelaksanaan kegiatan, fasilitator pendamping, supervisi, audit, dan alih tanggung jawab program ke pemerintah lokal.
Wakil Ketua CPMU program Pamsimas Ir. Hosen Utama, M.Sc. melakukan kunjungan ke Desa Tandaigi, Kec. Siniu Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah dan sekaligus melakukan rapat koordinasi dengan para pelaku kegiatan Pamsimas di daerah setempat
28
Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono P. dalam suatu kunjungan ke Desa Program Pansimas di NTT menyempatkan mengetes air (mencium) untuk mengetahui kelayakan air untuk dikonsumsi masyarakat.
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
Dimanakah Dilaksanakan ?
Dimanakah Dilaksanakan?
P
amsimas merupakan salah satu program guna mempercepat perwujudan tujuan MDG’s. Karenanya cakupan ker-
janya cukup luas hampir di 50% provinsi di seluruh Indonesia dan pelaksanaannya dilakukan secara serentak. Sebanyak 15 provinsi ambil bagian dalam program Pamsimas; antara lain: Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, dan Irian Jaya Barat. Secara keseluruhan Pamsimas tersebar di 110 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Untuk provinsi Sumatera Barat tersebar
Kalimantan Selatan yang dipenuhi dengan banyak sungai besar merupakan salah satu wilayah program Pamsimas.
30
di 15 kabupaten/kota, yaitu kabupaten : Dhamasraya, Pasaman Barat, Agam, Tanah Datar, Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Solok, Solok Selatan, Pasaman, Sawahlunto/Sijunjung, Pesisir
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat